Anda di halaman 1dari 167

LAPORAN IKHTIOLOGI PEREDARAN DARAH & SYARAF IKAN BUJUK (Channa lucius)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara miritim yang memiliki
perairan yang sangat luas. Perairan tersebut terdiri dari laut, sungai, payau, danau dan lainnya.
Jika kita berbicara tentang perairan sudah tentu tidak lepas dari organisme yang hidup
didalamnya, salah satunya ikan. Ikan secara taxonomi adalah makhluk hidup bertulang belakang
yang bernafas dengan insang, berdarah dingin, suhu tubuh sesuai dengan lingkungan dan hidup
di air. Perairan di muka bumi dapat dibedakan atas perairan umum dan perairan asin (perairan
laut), dimana perairan umum sebagian besar materinya adalah perairan tawar, yang meliputi
sungai, rawa, danau dan waduk. Perairan umum (open waters) adalah bagian permukaan bumi
yang secara permanen atau berkala digenangi air, baik air tawar, air payau maupun air laut, mulai
dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dimana badan air tersebut terbentuk secara alami
atau buatan. Laut memiliki sumberdaya alam yang penting untuk kehidupan di masa kini dan
akan datang. Sumberdaya disamping dieksploitasi bagi kebutuhan manusia juga perlu
dilestarikan. Ekosistem laut meliputi 3 aspek meliputi; fisika, kimia dan biologi. Komponen dari
ekosistem salah satunya adalah ikan, baik secara herbivora, carnivora dan omnivora mempunyai
peranan penting bagi manusia secara ekonomi dan konsumsi. Menurut Pulungan (1985), jumlah
spesiesikan yang tercatat didaerah Riau diperkirakan mencapai 300 spesies. Dari jumlah tersebut
antara spesies yang satu dengan spesies yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan
dan perbedaan identitas yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian.
Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang. Sebagai ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan, pemeliharaan, dan
pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian sasaran pembangunan
nasional, yakni masyarakat maritim yang mandiri (Fujaya, 2004). Wilayah Indonesia sebagian
besar terdiri dari laut yang hampir 70% dari total luas wilayah Indonesia keseluruhan adalah 5,8
juta km2, terdiri dari 2,8 juta km2 perairan nusantara, 0,3 km2 perairan laut territorial dan 2,7
km2 perairan ZEE Indonesia dimana Indonesia mempunyai hak pengelolaannya, dimana
Indonesia memiliki garis pantai yang panjangnya sekitar 81.000 km2 dan merupakan garis pantai
yang terpanjang di dunia setelah Canada serta memiliki 17.508 buah pulau (Dinas Perikanan TK
I Provinsi Riau, 1977). Laut memiliki sumberdaya alam yang penting untuk kehidupan di masa
kini dan akan datang. Sumberdaya disamping dieksploitasi bagi kebutuhan manusia juga perlu
dilestarikan. Ekosistem laut meliputi 3 aspek meliputi; fisika, kimia dan biologi. Komponen dari
ekosistem salah satunya adalah ikan, baik secara herbivora, carnivora dan omnivora mempunyai
peranan penting bagi manusia secara ekonomi dan konsumsi. 1.2. Tujuan dan Manfaat
Praktikum Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk melatih mahasiswa agar dapat mengetahui
bagaimana Sistem Peredaran Darah dan Syaraf pada ikan, serta apa-apa saja organ yang
berhubungan dengan sistem tersebut. Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini selain
mengetahui klasifikasi serta morphometrik ikan, juga dengan ini mahasiswa dapat mengetahui
bentuk Sistem Peredaran Darah, dan organ lain yang membantu sistem syaraf. II. TINJAUAN
PUSTAKA Secara anatomi ikan mempunyai sepuluh sistem yang bekerjasama dalam
membentuk keseluruhan individu, adapun kesepuluh sistem tersebut yaitu sistem saraf, sistem
peredaran darah, sistem integumen, sistem otot, sistem pencernaan, sistem rangka, sistem
ekskresi, sistem pernapasan dan sistem reproduksi, diantara ke sepuluh sistem ini saling
berkaitan satu dengan yang lainnya (Raharjo, 1980). Rangka pada ikan berfungsi sebagai
penegak tubuh, menunjang atau menyokong organ-organ tubuh, melindungi organ-organ tubuh
dan berperang dalam pembentukan butir darah. (Manda et al, 2005). Sistem peredaran darah
pada ikan terdiri dari Jantung (cor) merupakan pusat pemompa darah, Vena (pembuluh darah)
pembawa darah kejantung, Arteri (pembawa darah dari jantung) dan Kapiler yang
menghubungkan arteri dengan vena. Pada sebahagian besar ikan jantung berada agak dibagian
posterior insang. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pericardium. Ukuran
jantung bervariasi pada setiap jenis ikan. Jantung ikan terdiri dari bagian : • Sinus Venusus, suatu
kantong berdinding tipis tempat perkumpulan darah yang dibawa oleh vena. • Atrium (Auricle),
berdinding tipis penampung darah dari sinus venusus. • Ventricle, berdinding tebal, penampung
darah dari atrium. • Conus Ateriosus dari sinilah darah dialirkan ke aorta ventralis. Pembuluh
darah (Vasa) berfungsi mengedarkan darah keseluruh tubuh. Aliran darah keluar dari bulbus
anteriosus melalui arteria besar yang disebut sebagai aorta ventralis, aliran darah kemudian
menuju insang dan bercabang-cabang halus disebut sebagai arteria branchialis. Didalam indang
arteria branchialis bercabang-cabang menjadi kapiler halus yang berguna untuk pertukaran gas.
Dari insang pembuluh kapiler itu bersatu lagi menjadi pembuluh darah yang besar dan mengalir
menuju aorta dorsalis yang membujur searah dengan tulang punggung dan bercabang-cabang
keseluruh tubuh dan selanjutnya kembali kejantung melalui dua pembuluh darah balik (vena),
kedua pembuluh darah balik Vena tersebut yaitu, Vena cardialis anterior dan Vena cardialis
posterior. Organ pembentuk darah yaitu limpa, terbagi atas bagian cortex (bagian luar) berwarna
merah dan medulla (bagian dalam) berwarna putih, cortex membentuk erythrocyt dan trombocyt,
medulla membentuk lymphocyt dan granulocyt. Pada ikan actinopterygii limpa juga berfungsi
untuk melebur erythrocyt. Ginjal dapat berperan membentuk thrombocyt. Secara anatomi ikan
mempunyai sepuluh sistem yang bekerjasama dalam membentuk keseluruhan individu, adapun
kesepuluh sistem tersebut yaitu sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem integumen, sistem
otot, sistem pencernaan, sistem rangka, sistem ekskresi, sistem pernapasan dan sistem
reproduksi, diantara ke sepuluh sistem ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya (Raharjo,
1980). Rangka pada ikan berfungsi sebagai penegak tubuh, menunjang atau menyokong organ-
organ tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan berperang dalam pembentukan butir darah.
(Manda et al, 2005). Berdasarkan macam makanan yang diambil oleh ikan, maka ikan dapat
dibedakan menjadi ikan-ikan karnivora, herbivora, omnivora serta ikan pemakan kotoran
(Djuhanda, 1981). Menurut Pulungan et al (2005), sistem syaraf pada ikan dapat dibagi menjadi
dua, yaitu sistem cerebro spinal dan sistem autonomik. Sistem cerebro spinal terdiri dari otak dab
spinal cord, sedangkan bagian perifer terdiri dari syaraf spinal, syaraf cranial, dan organ sensori.
Selain itu otak ikan terbungkus oleh kotak otak terletak di daerah kepala. Kotak otak berperan
sebagai pelindung otak, karena otak merupakan organ yang lunak dan lembut. Klasifikasi ikan
Bujuk adalah Ordo : Malacopterygii, Famili : Chanidae, Genus : Channa, Spesies : Channa
lucius. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada
hari Senin, tanggal 03 Mei 2011 pukul 10.30 WIB sampai Selesai WIB, di laboratorium Biologi
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru. 3.2. Bahan dan
Alat Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Bujuk (Channa lucius). Sedangkan
alat yang dipakai pada saat melakukan praktikum adalah nampan sebagai tempat meletakkan
sampel ikan, penggaris untuk mengetahui ukuran ikan guna mengetahui perbandingan gambar,
buku gambar, pena, pensil untuk alat menggambar objek yang dipraktikumkan juga gunting atau
pisau untuk membedah ikan. 3.3. Metode Praktikum Dalam praktikum, pengamatan dilakukan
dengan metode langsung terhadap ikan yang dipraktekkan tersebut, yaitu dengan mengukur
morphometrik ikan agar dalam menggambarnya diperoleh pergandingan yang sesuai. Setelah itu
diamati bagian dalam tubuh ikan dibedah terutama bagian yang menyangkut sistem Peredaran
Darah dan Syaraf. 3.4. Prosedur Praktikum Dalam melakukan praktikum objek ikan yang akan
diamati ditaruh diatas nampan dengan posisi kepala ikan disebelah kiri. Sebelum digambar,
terlebih dahulu diukur panjangnya agar diperoleh perbandingan yang lebih tepat di atas kertas
buku gambar. Kemudian setelah itu ikan dibedah dibagian anus kearah atas dan seterusnya
pemotongan dilanjutkan hingga kebagian depan. Setelah bagian dalam dari ikan tampak, lalu
digamar. Kemudian digambar pula organ jantungnya. Kemudian setelah itu kepala ikan dipotong
dan dibedah pada bagian atasnya agar otak bagian dalam dapat dikeluarkan. IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN 4.1. Hasil Dari hasil praktikum Sistem Peredaran Darah dan Syaraf Pada ikan
Bujuk maka di dapat hasil sebagai berikut. Klasifikasi ikan Bujuk adalah Ordo : Malacopterygii,
Famili : Chanidae, Genus : Channa, Spesies : Channa lucius. Adapun gambar Morfologi ikan
Bujuk ; 4.1.1. Ikan Bujuk (Channa lucius) Gambar 1. Ikan Bujuk (Channa lucius) 4.1.2. Jantung
Ikan Bujuk (Channa lucius) Sisi ventral dari jantung Irisan membujur jantung Sisi dorsal dari
ventricle dan bulbus arteriosus setelah atrium dibuang Gambar 2. Jantung Ikan Bujuk (Channa
lucius) 4.1.3. Otak Ikan Bujuk (Channa lucius) Lateral Dorsal Gambar 3. Otak Ikan Bujuk
(Channa lucius) 4.2. Pembahasan Pada sebagian besar ikan, jantung berada agak dibagian
posterior insang. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang di sebut pericardium. Ukuran
jantung bervariasi pada setiap jenis ikan. Jantung ikan terdiri dari bagian : 1. Sinus venusus,
suatu kantong berdinding tipis tempat pengumpulan darah yang dibawa oleh vena. 2.
Atrium(auricle), berdinding tipis penampung darah dari sinus venusus. 3. Ventricle, berdinding
tebal, penampung darah dari atrium. 4. Conus arteriosus/ Bulbus arteriosus, dari sini darah
dialirkan ke aorta ventralis. Pembuluh-pembuluh darah pada ikan berfungsi mengedarkan darah
ke seluruh tubuh. Aliran darah keluar dari bulbus arteriosus melalui arteria besar yang di sebut
sebagai aorta ventralis, aliran darah kemudian menuju insang dan bercabang-cabang halus,
disebut sebagai arteria branchialis. Di dalam insang arteria branchialis bercabang-cabang
menjadi kapiler halus yang berguna untuk pertukaran gas(pengambilan O2 dan pelepasan CO2.
Dari insang pembuluh kapiler itu bersatu lagi menjadi pembuluh darah yang besar dan mengalir
menuju aorta dorsalis yang membujur searah dengan tulang punggung dan bercabang-cabang
keseluruh tubuh dan selanjutnya kembali kejantung melalui dua pembuluh darah balik (vena),
kedua pembuluh darah balik Vena tersebut yaitu, Vena cardialis anterior dan Vena cardialis
posterior. Organ pembentuk darah yaitu limpa, terbagi atas bagian cortex (bagian luar) berwarna
merah dan medulla (bagian dalam) berwarna putih, cortex membentuk erythrocyt dan trombocyt,
medulla membentuk lymphocyt dan granulocyt. Pada ikan actinopterygii limpa juga berfungsi
untuk melebur erythrocyt. Ginjal dapat berperan membentuk thrombocyt. Sistem syaraf pada
ikan berupa adanya otak, yang bagi manjadi lima bagian, yaitu : talencephalon, diencccephalon,
mesencephalon, metencephalon dan myelencephalon. Sistem syaraf pada ikan dapat dibagi
menjadi dua, yaitu sistem cerebro spinal dan sistem autonomik. Sistem cerebro spinal terdiri dari
otak dab spinal cord, sedangkan bagian perifer terdiri dari syaraf spinal, syaraf cranial, dan organ
sensori. Selain itu otak ikan terbungkus oleh kotak otak terletak di daerah kepala. Kotak otak
berperan sebagai pelindung otak, karena otak merupakan organ yang lunak dan lembut. V.
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pada sebagian besar ikan, jantung berada agak
dibagian posterior insang. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang di sebut pericardium.
Jantung ikan terdiri dari bagian : • Sinus Venusus, suatu kantong berdinding tipis tempat
perkumpulan darah yang dibawa oleh vena. • Atrium (Auricle), berdinding tipis penampung
darah dari sinus venusus. • Ventricle, berdinding tebal, penampung darah dari atrium. • Conus
Ateriosus dari sinilah darah dialirkan ke aorta ventralis. Sistem syaraf pada ikan berupa adanya
otak, yang bagi manjadi lima bagian, yaitu : talencephalon, diencccephalon, mesencephalon,
metencephalon dan myelencephalon. Selain itu otak ikan terbungkus oleh kotak otak terletak di
daerah kepala. Kotak otak berperan sebagai pelindung otak, karena otak merupakan organ yang
lunak dan lembut. 5.2. Saran Selaku manusia biasa tentu tidak luput dari kekurangan dan
kelemahan. Saya sebagai praktikan menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Kendala yang
dihadapi karena kurangnya buku-buku yang mendukung untuk kelancaran dan kemudahan dalam
praktikum dan dalam penyelesaian laporan. Jadi, mudah-mudahan untuk selanjutnya hal tersebut
diatas dapat terpenuhi demi kesempurnaan penulisan berikutnya. DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah., 1974. Ichthyology sistematika, IPB. Fakultas Perikanan Departemen Perikanan.
Bogor. 168 halaman. Davi, b. F dan a. Chounard, 1980. Induced Fish Breeding In Southeat Asia.
IDRC-178. Ottawa. 48 p. Direktorat Jendral Perikanan Departemen Pertanian.1979. Jakarta
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan, Armico. Bandung. 130 hal Feliatra, Arthur Brown, Syafril
Nurdin, Kusai, Putu Sedana, Sukendi, Suparmi,Elberizon. 2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu
Kelautan II.Faperikan Press Universitas Riau. Pekanbaru.180 hal Fardiaz. S., 1992. Mikrobiologi
Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 320 hal. Nelson, J.S., 1984. Fisher Of the Word.
John Wiley and Sons, New York 524 p. Saanin.H., 1995. Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta,
Jakarta, 520 hal. Saanin, H. 1986. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. bagian I dan II. Bina
Cipta, Jakarta. 245 hal Syamsudin, A. R. 1980. Pengantar Perikanan. Karya Nusantara.Jakarta.
49 hal. Diposkan oleh firdauspro di 1/14/2012 06:12:00 AM Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!
Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Make Money Online :
http://ow.ly/KNICZ

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ


Laporan Ikhtiologi sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem peredaran
darah

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

SISTEM PERNAFASAN, SISTEM PENCERNAAN, DAN SIRKULASI DARAH

OLEH

Nancy Sabella Nabasa Sirait


1304114943
PSP

 
LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Sistem

Pernafasan, Sistem Pencernaan dan Sirkulasi Darah” tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Tidak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada asisten dosen Bang Tri Putra
Panggabean karena telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga laporan ini dapat disusun.
            Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini terdapat kekurangan baik dari segi

penyusunan, bahasa serta materi yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu penulis menerima

kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan praktikum di masa yang akan

datang. Semoga laporan praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 01 Juni 2014

 
 

NANCY SABELLA

DAFTAR ISI

Isi                                                                                                                      Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................ i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................            iii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... iv

I.    PENDAHULUAN
      1.1.   Latar Belakang............................................................................................... 1
      1.2.   Tujuan dan Manfaat....................................................................................... 3

II.  TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE


3.1.      Waktu dan Tempat  .......................................................................... ........... 6
3.2.      Alat dan Bahan        ...................................................................................... 6
3.3.      Metode Praktikum   ...................................................................................... 6
3.4.      Prosedur Praktikum .......................................................................... ........... 6      
           
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN                                            
4.1.      Hasil................................................................................................... ........... 8
4.2.      Pembahasan....................................................................................... ......... 11

V.  KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.   Kesimpulan  ................................................................................................ 12
5.2.            Saran................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 

DAFTAR GAMBAR

Isi                                                                                                                      Halaman
Gambar 1. ikan Bandeng  (Chanos chanos)...................................................           8
Gambar 2. . insang ikan Bandeng(Chanoschanos)................................................ 9
Gambar 3. Organ dalam ikan Bandeng(Chanoschanos)....................................... 9
Gambar 4. Organ pencernaan ikan Bandeng (Chanos chanos).........................     10
Gambar 5. Jantung ikan Bandeng(Chanos chanos)..........................................     10
DAFTAR LAMPIRAN

Isi                                                                                                                      Halaman

1.    Alat-alat yang Digunakan Selama Praktikum

            Buku penuntun................................................................................................ 15


            Gunting bedah ............................................................................................... 15
            Kater...................................................................................................................        15
            Pensil............................................................................................................... 15
            Pena................................................................................................................. 15
            Penggaris......................................................................................................... 15
            Pengahapus .................................................................................................... 15
            Nampan/Baki.................................................................................................. 15
            Serbet.............................................................................................................. 15
            Tisu gulung...................................................................................................... 16
2.    Ikan-ikan yang Dipraktikumkan
            Ikan bandeng (Chanos chanos)................................................................       17
           

I. PENDAHULUAN

1.1.  Latar belakang

Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi kehidupan seekor ikan ialah harus

adanya suplay oksigen yang cukup di dalam jaringan.

Menurut Ridwan, Chaidir, Budjiono, Windarti dan Lesje, (2011)  Oksigen diperlukan

untuk melepas energi melalui oksidasi lemak dan gula. Energi yang terlepaskan di gunakan

untuk kegiatan tubuh didalam menjalani masa kehidupannya.

Ikan pada waktu bernafas mengambil oksigen terlarut dalam air dan mengeluarkan CO 2.

Akan tetapi pada jenis-jenis ikan-ikan tertentu dapat juga memanfaatkan oksigen bebas.

Terutama sekali bagi jenis-jenis ikan yang memiliki alat pernapasan tambahan (Herdia, 2001).

Koharuddin (2003), mengemukakan bahwa arus membawa pengaruh terhadap tingkah


laku ikan, migrasi dan distribusi ikan. Darah adalah suatu plasma tempat beberapa bahan terlarut
dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah
ikan disebut peredaran darah tunggal. Sistem peredaran darah pada Ikan Bandeng (Chanos
chanos) terdiri dari Jantung, vena, arteri dan kapiler yang masing-masing berfungsi untuk
memompa darah, membawa darah ke jantung, membawa darah dari jantung dan menghubungkan
arteri dan vena.
  Menurut Chaidir, Ridwan, Windarti, Budijono dan Neli Safrina, (2014)  Sistem saluran

pencernaan pada ikan terdiri dari beberapa organ yang menyatu menjadi satu saluran. Saluran ini

mengelola makanan yang masuk melalui mulut dan akhirnya sisa dari pemprosesan itu

dikeluarkan melalui anus. Organ-organ yang menyusun saluran saluran pencernaan pada ikan
tidak sama untuk semua jenis ikan. Hal itu tergantung kepada makanan kebiasaan yang dimakan

ikan. Organ-organ penyusun saluran pencernaan itu terdiri dari : mulut, pharinx, esophagus,

ventriculus, intestinum.

Fungsi dari saluran pencernaan adalah : mencerna makanan yang masuk (secara fisis

maupun mekanis), sebagai transportasi yaitu mengangkut bahan-bahan kimia, pencernaan

chemis (kimiawi), dan menyerap sari-sari makanan.Rahang atas pada ikan terdiri dari tulang

premaxilla, maxilla, jugal dan quadrotojugal. Tulang dermal yang terdapat pada langit-langit

mulut adalah : provemer, endoptreygoid, ectopterygoid, palatine, dan parasphenoid. Sepasang

prevomer yang bersatu disebut vomer. Tulang dermal yang terdapat pada rahang  (Herdia, 2001).

Menurut Ridwan, Chaidir, Budjiono, Windarti dan Lesje, (2011) sistem peredaran darah

pada ikan terdiri dari: jantung (cor) merupakan pusat pemompa darah, Vena (Pembuluh darah)

pembawa darah kejantung, Arteri pembawa darah dari jantung, dan Kapier menghubungkan

arteri dan vena.

Pada sebagian besar ikan, jantung berada agak dibagian posterior insang. Jantung

dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pericardium. Ukuran jantung bervariasi pada setiap

jenis ikan. Jantung ikan terdiri dari bagian : Sinus venusus suatu kantong berdinding tipis tempat

pengumpulan darah yang dibawa oleh vena, Atrium (Auricle) berdinding tipis penampung darah

dari sinus venusus, ventricle berdinding tebal penampung darah dari atrium, conus

ateriosus/Bulbus arteriosus dari sini darah dialirkan ke aorta ventralis (Herdia, 2001).

Koharuddin (2003), pembuluh-pembuluh darah berfungsi mengedarkan darah ke seluruh


tubuh. Aliran darah keluar dari bulbus arteriosus melalui arteria yang disebut sebagai aorta
ventralis, aliran darah kemudian menuju insang dan bercabang-cabang halus, disebut arteria
branchialis. Didalam insang arteria branchialis bercabang-cabang menjadi kapiler halus yang
berguna untuk pertukaran gas (pengambilan O2 dan pelepasan CO2).
Dari insang pembuluh kapiler itu bersatu lagi menjadi pembuluh darah yang besar dan
mengalir menuju aorta dorsalis yang membujur seearah dengan tulang punggung dan bercabang-
cabang keseluruh tubuh dan selanjutnya kembali ke jantung melalui dua pembuluh darah balik
(vena). Kedua pembuluh darah balik vena tersebut yaitu: Vena cardialis anterior dan Vena
cardialis posterior. Organ pembuluh darah terbagi atas dua yaitu: Limfa dan Ginjal.

1.2.  Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang didapat dari praktikum sistem pernapasan, sistem pencernaan, dan sirkulasi

darah ini yaitu dapat mengetahui proses pernafasan insang, bagaimana sistem pencernaan dan

sirkulasi darah yang terdapat pada ikan Bandeng(Chanos chanos) tersebut.

     Adapun manfaat dari praktikum ini adalah untuk mengetahui informasi tentang sistem
pernafasan, sistem pencernaan dan sirkulasi darah yang terjadi pada ikan yang dipratikumkan.
Dan menambah pengalaman dalam hal pembedahan ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Sudrajat (2008) taksonomi dan klasifikasi ikan bandeng adalah

sebagai berikut:

Kingdom         : Animalia

Filum               : Chordata

Subfilum         :  Vertebrata

Kelas               :  Osteichthyes

Subkelas          : Teleostei

Ordo                : Malacopterygii

Famili              : Chanidae

Genus              : Chanos

Spesies            : Chanos chanos  Forskall

Nama dagang  : Milkfish

Nama lokal      : Bolu, muloh, ikan agam


Ikan bandeng mempunyai badan memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang

sebagai tanda bahwa ikan bandeng berenang dengan cepat. Kepala bandeng tidak bersisik, mulut

kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata

diselaputi oleh selaput bening (subcutanaus). Warna badan putih keperak-perakan dengan

punggung biru kehitaman (Purnomowati, dkk., 2007).

Ikan bandeng juga mempunyai sirip punggung yang jauh di belakang tutup insang,

dengan 14 – 16 jari–jari pada sirip punggung, 16 – 17 jari–jari pada sirip dada, 11 – 12 jari–jari

pada sirip perut, 10 – 11 jari–jari pada sirip anus/dubur (sirip dubur /anal finn  terletak jauh di

belakang sirip punggung), dan sirip ekor berlekuk simetris dengan 19 jari – jari. Sisik pada garis

susuk berjumlah 75 – 80 sisik (Ghufron dan Kordi, 2005).

Untuk ikan bandeng jantan mempunyai 2 tonjolan kecil (papila) yang terbuka di bagian

luarnya yaitu selaput dubur luar dan lubang pelepasan yang membuka pada bagian ujungnya. Di

dalam alat genital jantan (vasa deferentia), mulai dari testes menyatu sedalam 2 – 10 mm dari

lubang pelepasan. Lubang kencing (urinari pore) melebar ke arah saluran besar dari sisi atas.

Selain itu 2 tonjolan urogenital yang membuka ke arah ventral anus (Rusmiyati, 2012).

Darah adalah suatu plasma tempat beberapa bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan

beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah

tunggal. Sistem peredaran darah pada ikan Ikan Bandeng (Chanoschanos) terdiri dari Jantung,

vena, arteri dan kapiler yang masing-masing berfungsi untuk memompa darah, membawa darah

ke jantung, membawa darah dari jantung dan menghubungkan arteri dan vena (Herdia, 2001).

Pada anatomi yang terdapat pada ikan Bandeng (Chanos chanos) kita dapat melihat bahwa

ikan bandeng (Chanos chanos) juga merupakan ikan yang memiliki anatomi yang hampir seperti

ikan lainnya. Pada umumnya anatomi ikan Bandeng hanya dikenal beberapa saja, anatomi ikan
tersebut semakin dikembangkan. Secara garis besar organ yang yang berukuran relatif besar dan

mudah diamati adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonap, ginjal pilorik kaeka, gelembung

renang, jantung, hati, kantong empedu (Sutoyo, 2007).

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan tempat


Pratikum Ikhtiologi dengan judul “Sistem Pernapasan, Sistem Pencernaan dan Sirkulasi

Darah” ini dilaksanakan pada tanggal 29Mei 2014 setiap hari kamis pada pukul 13.00 – 15.00

WIB. Yang bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas perikanan dan ilmu kelautan

Universitas Riau Jalan Bina Widya Km 12,5 Panam, Pekanbaru.

3.2. Bahan dan Alat


            Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan bandeng (Chanos
chanos).
Sedangkan alat yang digunakan dalam pratikum adalah gunting bedah, cutter, baki atau
nampan,  kain lap, tisu, buku Penuntun Praktikum Ikhtiologi dan alat tulis.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah  pengamatan secara langsung

terhadap objek yang akan dipraktikumkan. Semua hal yang menyangkut dan berhubungan

dengan pengenalan ikan pada ikan yang tersedia harus diperhatikan dan diamati.

3.4. Prosedur Pratikum


            Pada prosedur pratikum ini, ikan yang telah disediakan
diletakkan diatas nampan dengan posisi kepala sebelah kiri dan ikan yang kita
amati harus dalam keadaan posisi tegak sehingga memudahkan kita dalam
menggambar dan mengamati  bagian-bagian dari pada  ikan tersebut. Buatlah
klasifikasi serta habitat ikan yang diamati, kemudian ukur panjang baku (SL),
panjang total (TL), tinggi badan (Bd H). Perhatikan insang sewaktu masih
berada didalam dan gambarkan, dan keluarkan sebuah insang, dan gambarkan. Lalu belah ikan
tersebut mulai dari bagian belakang anus menuju gurat sisi lalu lurus ke bagian depan sampai
bagian atas sirip perut dan kebawah menuju sirip perut,  lalu gambarkanlah isi perut ikan ketika
masih di dalam ikan sebelum dikeluarkan, lalu ambillah juga lambung, usus dan gonadnya lalu
gambarkan.Kemudian selanjutnya gambarkan posisi jantung ikan sewaktu masih berada didalam
tubuh, keluarkan jantung ikan tadi beserta aorta ventralis lalu gambarkan dan ukur panjang
diameternya. Kemudian gambarkan objek yang diamati pada buku Penuntun Praktikum
Ikhtiologi.

IV. HASIL  DAN  PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan hasil pratikum mengenai “Sistem Pernafasan, Sistem Pencernaan dan
Sirkulasi Darah”, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :
4.1.1. Klasifikasi ikan Bandeng (Chanos chanos)
                   Ordo      : Gonorhynciformes

                   Famili    : Chanidae

                   Genus    : Chanos

                   Spesies  : Chanos chanos


 

Gambar 1. ikan Bandeng (Chanos chanos)


           
Ukuran-ukuran tubuh ikan Bawal air tawar, TL: 30 cm, SL: 23cm, dan BdH: 6cm. (Skala 1:2)

4.1.2. Insang
ikan Bandeng (Chanos chanos)
Gambar 2. . insang ikan Bandeng (Chanos chanos)
Keterangan: 1. Lengkung insang (gill arch)
2.    Sisir insang (gill rakers)
3.    Fillamen insang (gill filaments)

4.1.3
. Organ dalam ikan  Bandeng (Chanos chanos)

Gambar 3. Organ dalam ikan Bandeng (Chanos chanos)


4.1.
4. Organ pencernaan ikan Bandeng (Chanos chanos)

Gambar 4. Organ pencernaan ikan Bandeng (Chanos chanos)


4.1.5.
Jantung ikan Bandeng (Chanos chanos)

Gambar 5. Jantung ikan Bandeng (Chanos chanos)


4.2. Pembahasan
Ikan bandeng mempunyai badan memanjang seperti torpedo dengan sirip ekor bercabang

sebagai tanda bahwa ikan bandeng berenang dengan cepat. Kepala bandeng tidak bersisik, mulut

kecil terletak di ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata. Mata

diselaputi oleh selaput bening (subcutanaus). Warna badan putih keperak-perakan dengan

punggung biru kehitaman (Purnomowati, dkk., 2007).

            Ikan bandeng (Chanos chanos)  tergolong ikan bertulang sejati mempunyai insang yang

tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum). Insang ikan

terdiri dari lengkung insang yang tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi-rigi insang
yang berfungsi untuk menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran

insang. Filamen insang tersusun atas jaringan lunak,berbentuk sisir dan berwarna merah muda

karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang dari arteri insang. Di

tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.

            Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh,  kebiasan

makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian,

yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).

            Ikan memiliki sistem peredaran darah tunggal dan tertutup. Artinya, dalam satu kali

beredar, darah ikan hanya melalui jantung satu kali dan selalu berada dalam pembuluh darah.

Seperti halnya pada hewan lain, darah pada ikan berfungsi mengangkut sari-sari makanan,

oksigen, dan karbondioksida. Jantung ikan

terdiri atas dua ruang yaitu serambi dan bilik (ventrikel dan atrium).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan        
     Dari pengamatan selama praktikum dapat disimpulkan bahwa pada ikan bandeng terdapat
empat jumlah insang. Sistem pernafasan pada ikan pada umumnya menggunakan insang untuk
bernafas dan ada alat pernafasan tambahan pada ikan-ikan tertentu baik itu berupa labirinth,
arboscent ataupun diverticula.
Sistem peredaran darah yang bekerja menggunakan jantung, arteri, vena dan kapiler. Dan pada
umumnya jantung ikan terdiri dari Sinus venusus, atrium, ventrikel dan bulbus arteriosus.
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan bahwa ikan bandeng
termasuk ikan teleostei. Setiap makanan yang dimakan akan diproses secara mekanik dan kimia
melalui mulut, pharink, esophagus, lambung, intestinum dan anus.

5.2. Saran
            Agar pratikum ikhtiologi ini dapat berjalan dengan lancar dan baik maka diharapkan para

asisten untuk dapat mendampingi pratikan dalam melakukan pratikumnya supaya apabila terjadi

kekeliruan langsung dapat dibantu oleh asisten tesebut. Dan dengan berkembangnnya ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK)  di era sekarang ini diharapkan sarana dan prasarana  yang

mendukung kegiatan pratikum ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang

akan kita teliti.

DAFTAR  PUSTAKA

Anonim. Google. 31/05/204 http://deradesrita.blogspot.com/2011/11/ikan-          

bandeng-chanos-chanos.html

Anonim. Google. 31/05/2014.  http://www.scribd.com/doc/174810900/fisiologi-    ikan-bandeng-

ppt

Anonim. Google.31/05/2014. http://wasiwa.blogspot.com/2014/01/sistem-  pencernaan-ikan-

bandeng.html

Anonim. Google. 31/05/2014. http://www.anakunhas.com/2011/10/sistem- pencernaan-ikan-

carnivora-dan-ikan-omnivora.html

Anonim.Google.31/05/2014. http:// Fish For Life.htm. Pekanbaru

Herdia, T., 2001. Dunia ikan. Armico, Bandung.

Koharuddin, M,A. Kartini, S. Wira, 2003. Freshwater Fisher of Western Indonesia and Sulawesi,
Periplus Edition Limited. Jakarta. 293 p.
Kordi dan Ghufron. 2005. Budidaya Ikan Laut. Rineka Cipta.  Jakarta.      

            Purnomowati, I., Hidayati, D., dan Saparinto, C. 2007. Ragam Olahan       Bandeng. Kanisius.

Yogyakarta.

            Sutoyo.2007. Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni. Bandung.


 

LAMPIRAN

1.Alat-alat Yang Digunakan Selama Praktikum

                               
               Buku Penuntun
Gunting Bedah                                                                                                     

                  Pensil        


Pena                                                                                                                                       

              Penggaris            

Penghapus

Nampan / Baki                                                      Serbet


                                          

             Cutter                                                                         Tisu gulung

2.    Ikan – ikan yang dipratikumkan

Bandeng (Chanoschanos)
LAPORAN LENGKAP IKHTIOLOGI

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM IKHTIOLOGI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Ikhtiologi

OLEH

IWAYAN EKANATA
E 271 09 020
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2009

MORFOLOGI

I.  PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Iktiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek kehidupan. Ilmu ini ternasuk salah

satu cabang biologi.sebagai suatu mata ajaran maka ia meliputi kegiatan kuliah dan praktikum. Iktiologi

berkembang meliputi beberapa cabang utama antara lain : Klasifikasi, Anatomi, Evolusi dan Genetika,

Natural history dan Ekologi, Fisiologi, Biokimia dan Konserfasi.

Morfologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang bentuk-bentuk luar organisme. Morfologi ikan

mempelajari tentang bentuk tubuh dan organ luar ikan,yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan

diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Bentuk tubuh ikan sering mengalami perubahan sejalan
dengan perkembangan dalam daur hidupnya,sejak lahir sampai dewasa. Pada ikan tertentu perubahan

bentuk ini sangat menyolok.

            Tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu: kepala, batang tubuh, dan ekor.  Tubuh ikan tuna

adalah simetri dua, bentuk demikian berarti terdiri  atas dua belahan yang sama, apabila tubuh ikan

dibelah dua dari kepala ke ekor dengan arah punggung perut.  Pada ujung depan dari kepala terdapat

mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat mata, antara

bagian kepala  dan batang tubuh terdapat tutup insang.

(Mahardono, 1979).

            Badan ikan tuna berbentuk fusiform, menandakan kecepatannya dalam pergerakannya.  Bagian

belakang badannya langsing, sedangkan bagian terlebar di tengah-tengah.  Penampang lintang badan

ikan tuna pada umumnya berbentuk bulat panjang atau agak membulat (Hardanto, 1979).

1.2       Tujuan dan Kegunaan

            Praktikum morfologi ikan bertujuan untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk organ luar pada

ikan.

            Kegunaan dari praktikum morfologi ikan ini adalah agar praktikan dapat mendeskripsikan ikan

berdasarkan ciri morfologi tubuh dan organ luar dari ikan.

II.  TINJAUAN PUSTAKA


Tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu: kepala, batang tubuh, dan ekor.  Tubuh ikan tuna

adalah simetri dua, bentuk demikian berarti terdiri  atas dua belahan yang sama, apabila tubuh ikan

dibelah dua dari kepala ke ekor dengan arah punggung perut.  Pada ujung depan dari kepala terdapat

mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat mata, antara

bagian kepala  dan batang tubuh terdapat tutup insang.

(Mahardono, 1979).

Morfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk dan bagian-bagian luar ikan, dan termasuk

bagian-bagian seperti bentuk tubuh, mulut, posisi sirip perut terhadap sirip dada, bentuk sirip ekor,

bentuk linea llateralis serta ciri-ciri khusus seperti finlet, skute, keel dan sebagainya ( Affandi, 1992).

Badan ikan tuna berbentuk fusiform, menandakan kecepatannya dalam pergerakannya. 

Penampang lintang badan ikan tuna pada umumnya berbentuk bulat panjang atau agak membulat

(Hardanto, 1979).

           

III.  METODE PRAKTIKUM

3.1       Waktu dan Tempat

            Praktikum Ikhtiologi mengenai morfologi ikan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Mei

2010, praktikum ini dimulai pada pukul 10.30 WITA sampai selesai. praktikum ini bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,  Universitas Tadulako, Palu.


3.2       Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai morfologi ikan adalah dissecting kit,

baki preparat,lup, tisu, dan alat tulis.  Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan

yellowfin tuna dan air mineral.

3.3       Cara Kerja

            Sebelum kita melaksanakan praktikum yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat dan

bahan praktikum. Siapkan ikan yang akan dipraktekkan dan letakkan pada baki preparat dengan posisi

kepala ikan sebelah kanan. Selanjutnya kita mengambil alat yang kita butuhkan, kemudian kita

melakukan penelitian selanjutnya kita menggambar ikan pada lembar kerja modul yang telah disediakan

dan mengisi tabel dengan bagian-bagian morfologi ikan  yang diteliti.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil

            Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka kami memperoleh hasil sebagai berikut :
           

Keterangan :

A.Bagian kepala;B.Bagian badan;C.Bagian ekor.1.sirip dorsal (1a.sirip dorsal pertama, dan 1b. sirip

dorsal kedua); 2.sirip caudal; 3.sirip anal;4. sirip ventral;5. Sirip dada;6. mulut; 7. Lubang

hidung; 8. operkulum; 9.preoperkulum; 10. rahang atas; 11. rahang bawah; 12. anus.

Gambar 1.  Morfologi ikan yellowfin tuna

Tabel 1.  Morfologi ikan yellowfin tuna

JENIS IKAN
PARAMETER
Thunnus albacores

Bentuk tubuh Fusiform


Bentuk mulut Tidak dapat disembulkan

Posisi mulut Superior

Mulut disembulkan (dapat / tidak) Tidak Dapat

Sungut ( ada / tidak ) Tidak Ada

Jika ada ( letak / jumlah ) _

Bentuk sirip ekor Episerkal

Posisi sirip V terhadap P Torasik

Tipe sirip D (tunggal /ganda) Ganda

Kelengkapan LL Ada

Sirip V (ada/tidak) Ada

Ciri khusus Finlet

Operkulum Ada

Preoperkulum Ada

Sirip P (ada/tidak) Ada

4.2              Pembahasan

            Tuna (Thunnusalb albacore) merupakan sumber daya ikan yang potensial dikembangkan, baik

sebagai salah satu sumber makanan sehat bagi masyarakat juga sebagai sumber devisa negara selain itu

ikan tuna juga beragam jenisnya. Pada praktikum morfologi ikan kami menggunakan sampel ikan tuna

jenis yellowfin tuna (Thunnus albacore).  Pada umumnya badan ikan ekor kuning tampak padat, silindris

panjang, mulut tidak dapat disembulkan, selain itu ikan tuna jenis yellowfin tuna mempunyai sirip ekor

yang berbentuk Episerkal, dan ciri khusus dari yellowfin tuna memiliki Finlet.

            Tubuh ikan tuna tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor.  Tubuh ikan tuna adalah

simetri, bentuk demikian berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibelah dua belahan
yang sama, dan tubuh dibelah dua dari kepala sampai ekor dengan arah punggung perut. Tubuh ikan

tuna juga disebut bernentuk fusiform sehingga dia terolong ikan perenang cepat.  Pada ujung depan dari

kepala terdapat mulut dengan posisi terminal, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah

menyebelah kepala terdapat mata, diantara bagian kepala dan badan terdapat tutup insang, diatas

punggung terdapat dua buah sirip dorsal/sirip dorsal ganda, dan memiliki sirip ventral yang posisinya

abdominan.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1          Kesimpulan

            Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan  sebagai

berikut:

1.   Ikan tuna jenis yellowfin tuna merupakan jenis ikan yang dapat berenang cepat karena bentuk tubuhnya

seperti rudal sehingga dapat memudahkan dirinya bergerak di dalam  air.

2.   Ikan tuna memiliki mulut yang tidak dapat disembulkan dan memiliki tapis insang yang jarang-jarang.

5.2       Saran

            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya jenis ikannya harus lebih beragam dan peralatan yang digunakan lebih lengkap dari peralatan

yang di gunakan pada saat praktikum sekarang.


MORFOMETRIK DAN MERISTIK

I.  PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Ciri morfometrik adalah Ukuran yang berhubungan dengan ukuran panjang, lebar, tinggi dari

tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan. Pada bagian tubuh ikan yang biasanya diukur antara lain : Panjang

total, panjang cagak, panjang standar, panjang kepala dan sebagainya. Sedangkan pada ciri meristik

adalah ciri  yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu dari tubuh ikan misalnya : pada sirip, sisik dan

insang.  Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan jenisnya, namun

demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri-ciri morfometrik atau pun ciri meristik.

Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda sesuai dengan jenisnya, namun

demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri-ciri morfometrik atau pun ciri meristik.

            Ikan tuna pada dasarnya memiliki jenis yang beragam misalnya ikan tuna mata  besar, tuna sirip

biru selatan, tuna sirip kuning, tuna ekor panjang, dan lain-lain.  Selain jenisnya yang beragam ikan tuna

juga mempunyai ukuran yang beragam pula baik karena jenisnya maupun karena perubahan sejalan

dengan perkembangan dalam daur hidupnya sejak lahir sampai dewasa (Pratigyo, 1984).

1.2       Tujuan dan Kegunaan


            Praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan bertujuan untuk mengetahui bagian

tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan.

            Kegunaan dari praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan adalah agar

praktikan dapat mengetahui ukuran dari setiap jenis ikan dan mengetahui ukuran dari setiap

perkembangan  dalam daur hidupnya.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

Setiap spesies ikan memiliki ukuran yang masing-masing berbeda disebabkan oleh umur, jenis

kelamin, tempat hidup serta faktor-faktor lingkungan sekitar seperti makanan, suhu, pH, salinitas dan

iklim.  Ukuran yang diberikan untuk di identifikasi hanyalah ukuran mutlak (cm) dan ukuran

perbandingan yang berupa kisaran angka  saja (Saanin, 1968).

            Selain jenisnya yang beragam ikan juga mempunyai ukuran yang beragam pula, hal ini disebabkan

oleh perubahan sejalan dengan perkembangan dalam daur hidupnya.  Walaupun ikan mempunyai ciri

morfometrik dan meristik yang berbeda tapi pada umumnya sama (Pratigyo, 1984).

Ukuran ikan menunjukan besar kecilnya ikan, apabila panjangnya lebih dari 10 cm, yang

dimaksud panjang yang diukur dari ujung mulut ikan sampai dengan ujung ekor yang disebut panjang

total (Machar, 1991).

            Ikan tuna mempunyai beragam jenis misalnya tuna mata besar, tuna sirip biru selatan, tuna sirip

kuning, albacore, tuna ekor panjang, dan lain-lain. Selain jenisnya yang beragam ikan tuna juga
mempunyai ukuran yang beragam pula baik karena jenisnya maupun perubahan karena sejalan dengan

perkembangan dalam daur hidupnya sejak lahir sampai dewasa (Pratigyo,1984).

III.   METODE PRAKTIKUM

3.1       Waktu dan Tempat

            Praktikum Ikhtiologi mengenai ciri Morfometrik dan Meristik ikan ini dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 18 Mei 2010, praktikum ini dimulai pada pukul 10.30 WITA sampai selesai.  Praktikum ini

bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2       Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai ciri morfometrik dan meristik ikan

adalah dissecting kit, baki preparatlup, tisu, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam

praktikum ini adalah ikan yellowfin tuna dan air mineral.

3.3       Cara Kerja

            Sebelum kita melaksanakan praktikum yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat dan

bahan praktikum setelah itu mengambil seekor ikan dan meletakkannya pada baki dengan posisi kepala

sebelah kanan.  Setelah itu mengukur semua bagian tubuh ikan yang menyatakan karakter morfometrik

dan manghitung jumlah bagian yang menyatakan karakter meristik.  Kemudian mengisi tabel pada

lembar kerja sesuai pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan.


Tabel 2. Persentase ciri morfometrik yellowfin tuna

BAGIAN TUBUH YANG JENIS IKAN


No PERSENTASE
DIUKUR TUNA

1. Panjang total 34 cm

2. Panjang garpu /cagak 9 cm 26,4 %

3. Panjang baku 30 cm 88,2 %

4. Panjang kepala 9 cm 26,4 %

5. Panjang predorsal 10 cm 29,4 %

6. Panjang batang ekor 10 cm 29,4 %

7. Tinggi badan 9 cm 26,4 %

8. Tinggi batang ekor 1,5 cm 4,4 %

9. Tinggi kepala 6 cm 17,6 %

10. Lebar kepala 5 cm 14,70 %

11. Lebar badan 5,5 cm 16,1 %

12. Panjang hidung 2,5 cm 7,35 %

13. Panjang bagian kepala di belakang


4,5 cm 13,23 %
mata

14. Lebar ruang antar mata 3 cm 8,82 %

15. Diameter mata 2 cm 5,88 %

16. Panjang rahang atas 8 cm 8,82 %

17. Panjang rahang bawah 3,5 cm 10,29 %

18. Lebar bukaan mulut 3,5 cm 10,29 %

19. Tinggi di bawah mata 0,9 cm 2,64 %

20. Panjang dasar sirip punggung 7 cm 20,5 %

21. Panjang dasar sirip anal 2 cm 5,88 %


22. Tinggi sirip punggung 3,5 cm 10,29 %

23. Panjang sirip dada 9 cm 26,4 %

24. Panjang sirip perut 3 cm 8,82 %

Rumus proporsi  B / A X 100 %

Keterangan : A.  Panjang total tubuh

B.     Panjang bagian tubuh yang diukur

Tabel 3. Lembar kerja ciri meristik

No PARAMETER JENIS IKAN

IKAN TUNA

1. Jari-jari sirip keras :

Sirip D XIV

Sirip C IX

Sirip A I

Sirip P I

Sirip V I

2. Jari-jari sirip lemah :

Sirip D 15

Sirip C 15

Sirip A 9

Sirip P 33
Sirip V 4

3. Perumesan sirip :

Sirip D XIV.15

Sirip C IX.15

Sirip A I.10

Sirip P I.33

Sirip V I.4

4. Jumlah sisik :

                        Pada LL 27

          Di bawah LL 24

                        Di atas LL 29

5. Jumlah sisik predorsal -

6. Jumlah sisik pipi -

7. Jumlah sisik keliling badan -

8. Jumlah sisik batang ekor -

9. Jumlah tapis insang :

          Bagian bawah 18

                       Bagian atas 5

10. Jumlah finlet 16

4.2       Pembahasan

            4.2.1    Ciri morfometrik


Susunan tubuh ikan yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan jenisnya, namun

demikian pada umumnya ikan mempunyai ciri yang sama.   Morfometrik adalah ukuran yang

berhubungan dengan ukuran panjang, lebar, tinggi, dari tubuh atau bagian-bagian tubuh ikan. Bagian 

tubuh yang biasanya diukur.

            Dari hasil pengamatan kami ikan ini adalah omnivora karena dilihat dari posisi mulutnya yang

tidak dapat di sembulkandan tapis insangnya berjimblah sedikit dan panjang. Ikan ini, ter maksut ikan

yang memiliki kebiasaan makan di permukaan atau biasa dasebut

4.2.2    Ciri meristik   

Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu dari tubuh ikan. Ciri-ciri

meristik pada ikan misalnya sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang.  Pada ikan

tuna jenis yellowfin tuna yang kita teliti dalam praktium ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik

kami memperoleh perumusan sirip yaitu D.XIV.15,  C.IX.15,  A.I.10,  P.I.33, V.I.4. Jumlah tapis insang

bagian bawah 18, jumlah tapis insang bagian atas 5 dan jumlah finlet 16 buah.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1              Kesimpulan

            Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka kami dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut: Ciri morfometrik dan meristik pada ikan tuna umumnya sama namun kadang berbeda

ketika dalam masa pertumbuhan dan kelainan pada saat menetas dari telur. Dan pada umumnya Ikan

tuna tidak memiliki sisik besar seperti jenis ikan lain.


B.                 Saran

            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya jenis ikannya lebih beragam dan peralatan yang digunakan lebih lengkap.

                                       SISTEM INTEGUMEN

I.  PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

            Integumen merupakan bagian tubuh yang berada pada bagian terluar.  Sistem integument terdiri

dari kulit dan derifat-derifatnya.  Yang termasuk derifat kulit adalah sisik, jari-jari sirip, skut, keel,

kelenjar lendir, dan kelenjar racun.

            Sisik mempunyai empat tipe yaitu :

1.   Placoid yaitu sisik yang berbentuk piring dimana tiap sisik memiliki bagian yang berbentuk mangkuk

kecil. 

2.   Rhomboic yaitu sisik yang menyerupai bentuk diamond atau jajar genjang.

3.   Cycloid yaitu sisik yang memiliki garis-garis yang melingkar.

4.   Ctenoid hampir sama dengan tipe cycloid tetapi memiliki duri-duri kecil pada bagian posterior dari sisik.

Menurut Buchar (1991), bahwa bentuk dan bahan yang terkandung pada sisik ikan dapat

dibedakan menjadi lima jenis yaitu placoid, cosnoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid.   Bagian sisik yang
menempel ketubuh hanya sebagian, kira-kira separuh penempelannya secara tertanam kedalam sebuah

kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting.

1.2       Tujuan dan Kegunaan

            Praktikum Ikhtiologi mengenai system integumen bertujuan untuk mengenal system yang

berhubungan dengan derivate kulit. Praktikum Ikhtiologi mengenai system integument berguna agar

setelah selesai praktikum ini para praktikan dapat mendeskripsikan ikan berdasarkan dari kulit dan

derivat-derivatnya, yang meliputi kulit, lendir, dan sisik.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

            Badan ikan tuna berbentuk fusiform, menandakan kecepatan dalam pergerakannya.  Bagian

belakang badannya lagsing sedangkan bagian terlebar ditengah-tengah.  Penampang lintang ikan pada

umumnya berbentuk bulat panjang atau agak membulat.  Semua bagian badannya ditutupi oleh sisik

kecuali pada bagian dada yang mengeras seperti perisai.  (Buchar, R,1991).

            Menurut Buchar (1991), bahwa bentuk dan bahan yang terkandung pada sisik ikan dapat

dibedakan menjadi lima jenis yaitu placoid, cosnoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid.   Bagian sisik yang

menempel ketubuh hanya sebagian, kira-kira separuh penempelannya secara tertanam kedalam sebuah

kantung kecil di dalam dermis dengan susunan seperti genting.

Kulit pada tubuh ikan merupakan pembungkus luar yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama

terhadap penyakit dan faktor-faktor luar yang mempengaruhi hidupnya, sebagai alat respirasi, ekskresi
dan omoregulasi.  Kulit pada epidermis terdapat lendir (lapisan luar), sedangkan pada corium terdapat

pembulu darah, saraf dan jaringan pengikat yang berperang dalam membentuk sisik (Soewasono, 1960).

Sistem integumen yaitu sisten penutup tubuh, bagian dari tubuh yang berada dibagian terluar. 

Sistem ini terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya, yang termasuk derivat pada kulit ikan adalah sisik,

jari-jari sirip, kelenjar lendir, skut dan kelenjar racun (Simorangkir S, 2000).

            Sisik dibagi menjadi empat bagian yaitu sisik placoid, rhomboid, cycloid, dan chenoid.   Pada

keempat tipe sisik ini memiliki bentuk yang berbeda-beda seperti pada plakoid berbentuk piring atau

mangkok kecil, cycloid berbentuk diamond atau jajaran genjang, cyloid berbentuk seperti orbit dan

ctenoid berbentuk seperti sisik plakoid, tetapi memiliki duri-duri kecil  (Djuhanda, 1981).

III.  METODE PRAKTIKUM

3.1       Waktu dan Tempat

            Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem integumen dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Mei

2010, praktikum ini dimulai pada pukul 10.30 WITA sampai selesai.  Praktikum ini bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2       Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem integumen, yaitu: dissecting kit,

baki preparat, lup, tisu, mikroskop, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini

adalah ikan yellowfin tuna dan air mineral.

3.3       Cara Kerja


            Sebelum kita melaksanakan praktikum yang pertama kita lakukan adalah menyiapkan alat dan

menyedikan satu ekor ikan sebagai sampel dan meletakkannya pada baki preparat dengan posisi kepala

sebelah kanan.  Setelah itu kita mengambil satu sisik bagian badan.  Kemudian kita mengamati sisiknya

dibawah mikroskop dan membuat gambar sisik seperti yang telah di amati  pada lembar kerja.

           

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil

            Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Ikhtiologi tentang sistem integumen dengan

sampel ikan yellowfin tuna (Thunnus albacores) diperoleh hasil sebagai berikut :

Keterangan :
1. Fokus ; 2. Anterior ; 3. Pasterior ; 4. Annulus ; 5. Sirkulus

Gambar 2.  Sisik badan (tipe Ctenoid)

4.2       Pembahasan

            Integumen merupakan system pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivatnya-derivatnya,

yang meliputi kulit, lendir, dan sisik. Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut

epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau corium.  Kulit pada ikan selain sebagai pembalut

tubuh juga berfungsi sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyakit, perlindungan dan

penyesuaian diri terhadap faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan ikan serta alat eksresi dan

osmoregulasi.

            Tipe sisik ikan yellowfin tuna adalah ctenoid yaitu sisik yang memiliki garis-garis melingkar/garis

orbit seperti tipe sisikcycloid. Tetapi pada tipe sisik ctenoid terdapat duri-duri kecil pada bagian

posterior dari sisik. 

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan

            Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, maka kami dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut :

1.   Ikan yellowfin tuna memiliki tipe sisik ctenoid


2.   Ikan yellowfin tuna tidak mempunyai kelenjar racun untuk melindungi dirinya dari predator.

5.2       Saran

            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya jenis ikannya lebih beragam dan peralatan yang digunakan lebih lengkap.

                                                    ANATOMI DALAM

I.  PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

            Anatomi adalah ilmu yang mempelajari letak-letak, fungsi dan bagian-bagian dari organ dalam

dari suatu makhluk hidup.  Secara garis besar organ dalam yang mudah diamati adalah alat pencernaan,

alat pernapasan, otak, kelenjar pencernaan.

            Pada organ dalam ikan terdapat organ yang tampak memanjang yang berfungsi untuk mengatur

daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat hidrostatik karena dapat menyerap atau

mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf.  Penelitian terhadap anatomi dalam pada ikan

ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya pada ikan yang nantinya berguna dalam rangka

memanfaatkan sumberdaya hayati.

1.2       Tujuan dan Kegunaan


            Praktikum Ikhtiologi mengenai anatomi dalam bertujuan untuk mengetahui bentuk serta letak

organ-organ dalam pada tubuh ikan.

            Kegunaan dari praktikum ini adalah agar para praktikan dapat mengetahui bentuk, letak organ-

organ dalam pada ikan serta mengetahui fungsi dari organ-organ tersebut.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

            Pratigyo (1984), menyatakan bahwa perut ikan terdapat organ yang tampak memanjang.  Organ

dalam tersebut adalah gelembung renang.  Gelembung renang disebut juga pnematosis, yang berfungsi

sebagai pengatur daya apung ikan di dalam air.  Alat tersebut dinamakan alat hidrostatik.  Pembuluh

darah pada dinding gelembung renang tersebut menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi

oleh urat syaraf.

            Lambung berfungsi sebagai penampung makanan, pada ikan yang tidak berlambung, fungsi

penampung makanan digantikan oleh usus depan yang dimodifikasi menjadi kantong yang membesar

(lambung palsu).  Pada ikan tidak bergigi biasanya terdapat gizzard (lambung khusus) yang berfungsi

untuk mengerus makanan (Murniyati, 2002).

            Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat anus. 

Pada ikan yang bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran genital (Mahardono, 1979).

            Menurut Murniyati (2002), selain insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat

pernapasan tambahan yang dapat mengambil oksigen secara langsung dari udara, insang tambahan

berfungsi mengambil oksigen dari permukaan air.


            Pada kloaka adalah ruang yang bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.  Namun

pada ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ

tersebut (Mahardono, 1979).

III.  METODE PRAKTIKUM

3.1              Waktu dan Tempat

            Prakikum Ikhtiologi mengenai anatomi dalam dilaksanakan pada hari Rabu pada tanggal 25 mei

2010 pada pukul 10.30 WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas

pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2       Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai anatomi dalam adalah dissecting kit,

baki preparat, tisu, dan lup.  Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan yellowfin

tuna air mineral.

3.2              Cara Kerja

            Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan praktikum.  Setelah itu

membedah ikan tuna dari arah ekor sampai kepala tanpa harus merusak organ-organ yang ada pada

ikan.  Kemudian mengamati struktur organ-organ yang terdapat di dalamnya lalu menggambar struktur

anatomi ikan tersebut mengikuti bentuk tubuh ikan pada lembar kerja yang telah disiapkan.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1       Hasil

            Adapun hasil pengamatan anatomi pada ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacores) sebagai

berikut :

Keterangan :

1. otak ; 2. insang ; 3. mulut ; 4. esofagus ; 5. lambung ; 6. usus ; 7. anus ;           8.


jantung ; 9. hati ; 10. lambung renang.

Gambar 3.  Anatomi Dalam Ikan Yellowfin Tuna (Thunnus Albacore)

4.2       Pembahasan
            Organ bagian dalam ikan terutama berhubungan dengan beberapa system yang berbentuk untuk

melakukan berbagai proses biologis.  Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar dan mudah

diamati adalah otak, alat pencernaan, peredaran darah dan system pernapasan.

            Ikan yellowfin tuna memiliki beberapa bagian anatomi dalam yang lengkap.  Hal ini dibuktikan

adanya otak, mulut, insang, esophagus, lambung, anus, usus, jantung, hati, dan limpa.  Ikan yellowfin

tuna termasuk ikan omnivora, tapis insang dari ikan ini pendek dan tidak rapat.  Didalam mulutnya

terdapat gigi yang runcing dan juga langit-langit mulutnya seikit bergerigi.  Ikan ini tidak mempunyai

kelenjar ludah tetapi mempunyai kelenjar lendir dari mulutnya.  Makanan yang telah dicerna di mulut

diteruskan menuju lambung melalui esophagus.  Lambung ikan tuna memanjang dan besar, tempat

makanan dicerna dengan menggunakan enzim.  Ususnya sama panjang atau lebih pendek dari panjang

tubuhnya, tempat sari-sari makanan diserap.  Otak adalah suunan saraf dan dilindungi oleh tengkorak.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan

            Dari  hasil pembahasan dan praktikum yang telah kami lakukan, maka kami dapat menyimpulkan :

1.   Organ dalam ikan yellowfin tuna adalah otak, insang, mulut, lambung, usus, anus, jantung, gati dan lain-

lain.

2.   Ikan yellowfin tuna (Thunnus albacores) tidak mempunyai gelembung renang.

5.2       Saran
            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya peralatan yang digunakan lebih lengkap demi kelancaran praktikum.

                SISTEM PENCERNAAN, PERNAPASAN, DAN PEREDARAN DARAH

I.                   PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang                                            

            Ikan adalah makhluk yang sangat sederhana misalnya pada organ yang berhubungan dengan alat

pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah. Pada alat pencernaan ikan terdiri dari 2 bagian yaitu

saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.  Pada saluran pencernaan yaitu lambung dan usus,

terdapat perbedaan antara lambung dan usus karnivora dengan herbivora.

            Alat pernapasan utama ikan adalah insang, tetapi ada jenis ikan tertentu seperti lung fish yang

menggunakan paru-paru dan ada pula ikan yang menggunakan alat pernapasan tambahan seperti

labirin.

            Sisem peredaran darah ikan hanya satu jalur aliran, dimana darah mengalir dari jantung ke insang

lalu keseluruh tubuh dan kembali lagi pada jantung.  Dan peredaran darah ikan disebut peredaran darah

tunggal.

1.2       Tujuan dan Kegunaan

            Praktikun ini bertujuan untuk mengamati organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan,

pernapasan, dan peredaran darah.


            Kegunaan praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui apa-apa saja alat pencernaan,

pernapasan, dan peredaran darah ikan.

II.    TINJAUAN PUSTAKA

            Peredaran darah ikan adalah peredaran darah tunggal, yang artinya darah hanya satu kali

mengalir melalui jantung.  Darah masuk ke jamtung melalui pembuluh balik yang di tampung  dalam

satu smpul yang disebut sinus venosus, kemudian darah masuk kedalam serambi dan bilik selanjutnya

dipompa oleh bonggol arteri dan menuju ke lengkung insang, maka selanjutnya akan terjadi pertukaran

gas O2.  Setelah itu darah mengalir kembali ke jantung malalui vena (Mahardono , 1979).

            Makanan dicerna oleh ikan dan diserap sebagai sari makanan, dan yang tidak dapat dicernakan

dikeluarkan sebagai fase.  Sari makanan itu diedarkan keseluruh bagian tubuh (Mahardono, 1979).

            Ada segolongan ikan selain menghisap hawa dengan insangnya ada juga yang dapat mengambil

hawa dari udara karena mempunyai alat yang disebut ’’ Labyrint ’’ dan bekerja seperti paru-paru ikan-

ikan ini bila berada diluar air tidak segera mati

( Achjar, 1986 ).

            Pada kloaka adalah ruang yang bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital.  Namun

pada ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ

tersebut

(Fujaya, 2004).
            Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat anus,

pada ikan bertulang sejati anus terletak disebelah depan saluran genital (Mahardono , 1979).

III.  METODE PRAKTIKUM

3.1              Waktu dan Tempat

            Prakikum Ikhtiologi mengenai sistem pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah dilaksanakan

pada hari Rabu pada tanggal 11 April 2007 pada pukul 13.00 WITA sampai selesai, bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2       Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem pencernaan, pernapasan, dan

peredaran darah ikan adalah dissecting kit.  Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini

adalah ikan yellowfin tuna.

3.2              Cara Kerja

            Setelah ikan tuna tersebut dibedah kemudian mengamati bagian lambung dan usus lalu

mengukur panjang usus dan membandingkan dengan panjang tubuh (panjang total).  Setelah itu

mengambil insang dan filamen-filamennya, jantung dan mengamati strukturnya dan menggambarnya

pada lembar kerja.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1              Hasil

            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai berikut :

                                Keterangan :

                 1. Lambung           5. Pilorus caeca

                 2. Pilorus               6. Saluran air empedu

                 3. usus                   7. Anus


                 4. esopagus

Gambar 4. Lambung Dan Usus Ikan Dan Organ – Organ Lainnya Jenis  Ikan

(Thunnusalbacore).

Tabel 4. Lembar Kerja Sistem Pencernaan Ikan Yellowfin Tuna

Tipe organ pencernaan Panjang Rasio

Gigi      Lambung usus Tubuh(A) Usus (B) A/B X 100 %

  Vilivorm Pendek Panjang 36,2 cm 15/36,2x100% 41,44 %

Keterangan :

1. Tapis insang ; 2. Lengkung insang ; 3. Filmen insang


Gambar 5.  Insang Dari Jenis Ikan Yellowfin Tuna.

Tabel 5.  Lembar Kerja Sistem Pernapasan

Jumlah lembar insang Jumlah filamen insang

Kanan Kiri Kanan Kiri

5 5 315 315

Keterangan :

1. Sinus venosus ; 2. Atrium ; 3 . Ventrikel ; 4. Conus anterior ;5. Balbus anterior


6. Aorta ventralis

Gambar 6.  Jantung Dari Ikan Yellowfin Tuna.

4.2       Pembahasan

4.2.1    Sistem pencernaan

            Pada alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan.  Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut (terdapat gigi), faring, esophagus,

lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus.  Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, empedu,

dan pankreas.

            Sistem pencernaan ikan tergantung pada jenis makanannya.  Makanan ikan akan masuk melalui

mulut menuju rongga mulut, didalam rongga mulut terdapat gigi.  Gigi pada ikan beragam tergantung

dari jenis makanannya.  Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform,

Conical, Cannine, Maliform, Incisor, Fuse beak.

            Lambung dan usus ikan biasanya memiliki variasi bentuk dan ukuran yang merupakan akibat dari

adaptasi morfologi dan struktural terhadap kebiasaan makanan.  Pada ikan herbivora memiliki lambung

yang pendek dan hampir tidak dapat dibedakan dengan usus, sedangkan ususnya lebih panjang dari

ukuran tubuhnya.  Pada ikan karnivora memiliki lambung yang agak besar dan memanjang, sedangkan

ususnya lebih pendek dan pada ikan omnivora memiliki lambung yang menyerupai kantong yang besar

mirip dengan lambung manusia.  Pada ikan yellowfin tuna memiliki gigi villiform dan mempunyai

lambung yang besar.  Jadi ikan yellowfin tuna termasuk ikan omnivora.
4.2.2    Sistem pernapasan

Alat pernapasan utama ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu seperti lungfish

yang menggunakan paru-paru.  Selain insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat

pernapasan tambahan antara lain labirin pada ikan betok (Anabas sp), organ arborescent (Clarias sp),

divertikula pada ikan gabus.

Pada ikan tuna alat pernapasannya terdiri atas beberapa lembar, masing-masing lembar insang

terdiri dari tiga bagian yaitu tulang lengkung insang, filamen insang dan tapis insang.  Bagian yang

berperan dalam pengikatan oksigen dari air adalah filamen insang sehingga filamen insang dilengkapi

dengan kapiler-kapiler darah.  Selain itu ikan tuna memiliki lembar insang yang jarang-jarang atau

kurang rapat.

4.2.3    Sistem peredaran darah

            Sistem peredaran darah ikan disebut peredaran darah tunggal.  Dimana darah mengalir dari

jantung ke insang kemudian keseluruh tubuh dan akhirnya kembali kejantung.  Peredaran darah

berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa metabolisme.  Jantung ikan

terdapat suatu ruang tambahan yang disebut sinus venosus, yang berfungsi sebagai penampung darah

dari vena hapaticusserta mengirimkannya keatrium terdapat katub sinatrial.  Darah kemudian dikirim

kembali ke ventrikel untuk mencegah darah tersebut kembali ke atrium.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan
            Dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah kita lakukan, maka kami dapat menyimpulkan :

1.  Alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

2.   Alat pernapasan ikan pada umumnya insang.

3.   Sistem peredaran darah ikan adalah peredaran darah tunggal.

5.2       Saran

            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya yang digunakan lebih lengkap.

                                                                SISTEM OTOT 

I.  PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

            Otot nampak merupakan satu kesatuan tetapi sebenarnya tersusun dari kumpulan blok urat

daging.  Ikan memiliki susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata lainnya. 

Walaupun susunannya lebih sederhana pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu

urat daging bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung.  Selain itu otot ikan juga ada yang

dibawah rangsangan otak (voluntary) .  Sehingga dalam pergerakannya memerlukan energi, lain halnya

dengan tulang.  Nafsu, makan seekor binatang khususnya vertebrata bisa diketahui dengan

pergerakannya, begitu juga pada penyakit yang menyerangnya.

1.2       Tujuan dan Kegunaan


            Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot bertjuan untuk mengenal dan melihat bentuk otot

pada beberapa bagian tubuh.  Selain itu praktikum ini mempunyai kegunaan agar praktikan dapat

mengenal otot-otot yang terdapat pada setiap jenis ikan.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

            Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging

licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional urat daging dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang di

bawah rangsangan otak (voluntary) ialah urat daging jantung.  Dari penempelnya juga dapat dibedakan

menjadi dua yaitu urat daging yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin dan urat daging

jantung

( Hardanto, 1979).

            Otot polos tidak memperlihatkan adanya garis-garis melintang dan terdapat pada sistem-sistem

yang menjalankan fungsinya secara otomatis (Soewasono, 1960).

            Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh.  Kemampuan otot untuk

berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil (Mahardono, 1979).

            Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos, otot serat lintang involunter

(tidak dipengaruhi kehendak) dan otot serat lintang volunter           (dipengaruhi oleh kehendak)

( Frandson, 1983).

            Otot pada ikan dibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi otot epaksialis yaitu otot yang terletak

di atas sekat horizontal, dan otot hipaksialis yang terletak di bawah sekat horizontal (Fujaya, 2004).
III.  METODE PRAKTIKUM

3.1       Waktu dan Tempat

            Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2007

pada pukul 13.00 WITA sampai selesai.  Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan,

Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2       Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot adalah dissecting kit. 

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan yellowfin tuna.

3.3       Cara Kerja

            Hal pertama yang dilakukan adalah mengelupas kulit terluar pada ikan tuna, setelah terkelupas

kemudian mengamati dan menggambar blok urat daging yang tampak lateral pada seluruh bagian tubuh

ikan dan otot yang menunjang pergerakan sirip (dada, ventral, dorsal, anal, dan ekor).  Setelah itu

membelah ikan dengan melintang  ( bagian badan dan ekor ) kemudian menggambarkan serta

menentukan bagian badan, bagian ekor, hipaksial, epaksial, miotom, mioseptum, septum horizontal dan

septum vertikal pada kedua tubuh ikan tersebut.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1       Hasil

            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai berikut :

Keterangan :

1. epaksial ; 2. hipoksial ; 3. miotom ; 4. mioseptum ; 5. otot sirip punggung ; 6. otot sirip

caudal ; 7. otot sirip anal ; 8. otot sirip ventral ; 9. otot sirip dada ; 10. flexor caudalis ; 11.

aduktor caudalis ; 12. proktator dorsalis ; 13. retractor dorsalis ; 14. melinator dorsalis.

Gambar  7.  Otot Bagian Luar Ikan Yellowfin Tuna.


Keterangan :
A. bagian badan ; B. bagian ekor ; 1. hipaksial ; 2. epaksial ;3. miotom ; 4. mioseptum   5.

septum horizontal ; 6. septum vertikal.

Gambar 8.  Potongan Melintang Otot Bagian Badan Dan Ekor Ikan Yellowfin Tuna.

4.2       Pembahasan

            Ikan memiliki susunan otot yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata yang lain. 

Walaupun susunannya lebih sederhana pada ikan juga didapatkan tiga jenis otot yaitu otot polos, otot

bergaris, dan otot jantung.

            Bila dilihat secara keseluruhan, urat daging bergaris diseluruh tubuh ikan terdiri dari kumpulan

blok urat daging.  Tiap-tiap blok urat daging ini dinamakan miotom yang dilapisi oleh mioseptum.  Urat

daging bergaris terdapat disepanjang tubuh ikan mulai belakang kepala sampai ekor pada jaringan yang

dapat dikendalikan.  Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat

dibedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipoksial.  Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh

suatu selaput yang dinamakan “horizontal akletogeneous septum“.  Dibagian permukaan selaput ini

terdapat urat daging yang menutupinya “musculus lateralis superficialis“ yang banyak mengandung

lemak karena warna yang merah kehitaman.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan

            Dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah kami lakukan maka kami dapat menyimpulkan  :

1.   Susunan otot ikan lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata lain.
2.   Tiap blok urat daging terdiri dari hipaksial, epaksial, miotom, mioseptum, septum horizontal, septum

vertical.

5.2       Saran

            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar peralatan yang

digunakan lebih lengkap.

                                                      SISTEM RANGKA 

I.  PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

            Rangka pada makhluk hidup mempunyai fungsi yang sangat penting selain membentuk tubuh

makhluk hidup, juga melindungi bagian-bagian yang paling penting pada tubuh makhluk hidup.

            Pada tubuh ikan termasuk sistem rangka adalah tulang, jaringan pengikat, sisik, gigi, jari-jari sirip,

dan penyokong sel.  Tulang sebagai penyusun rangka banyak mengandung garam kalsium, pospor, dan

magnesium.  Ikan termasuk hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang.  Tulang belakang, selain

sebagai penyokong utama tubuh juga berfungsi sebagai penyokong utama tubuh juga berfungsi dalam

sistem saraf sehingga mempunyai peran yang sangat penting dalam susunan rangka.

1.2       Tujuan dan Kegunaan.


Praktikum mengenai sistem rangka mempunyai tujuan untuk memudahkan memahami bagian-

bagian tulang ikan, selain itu mempunyai kegunaan agar para praktikum dapat mengetahui bagian-

bagian tulang atau rangka pada ikan.

II.  TINJAUAN PUSTAKA

            Kerangka tubuh ikan disebut skeleton.  Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut pula

rangka luar, rangka dari tulang-tulang disebut rajum dalam, jadi pada ikan susunan rangkanya dapat

dibagi rangka luar dan rangka dalam

(Mahardono, 1979).

            Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup.  Tulang mempunyai

vasa darah, vasa limfatik, dan nerius dan dapat menjadi sasaran penyakit, mampu memperbaiki diri dan

menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stress (Pratigyo, 1984).

            Skeleton terdiri atas cartilago, os atau kombinasi keduanya.  Os mempunyai dua tipe yaitu os

membranus dan os cartilaginous (Katsowo, 1984).

            Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut pula rangka luar.  Sisik ikan tersusun atas zat kapur

yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuhnya (Soewasono, 1960).

III.  METODE PRAKTIKUM

3.1       Waktu dan Tempat


            Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem rangka dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2007

pada pukul 13.00 WITA sampai selesai.  Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan,

Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2       Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam praktikum Ikhtiologi mengenai sistem rangka adalah dissecting kit. 

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan yellowfin tuna.

3.3       Cara Kerja

            Pertama-tama yang kita lakukan adalah mengelupas daging ikan sampai tertinggal hanyalah

tulang saja.  Setelah itu meletakkan tulang diatas baki, lalu menggambarnya pada lembar kerja.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1       Hasil

            Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai berikut :
Keterangan :

1. Neural spine ; 2. Neural arch ; 3. Neural canal ; 4. Centrum ; 5. Hermal arch ;

6. Hermal canal ;7. Hermal spine ;8. Transverse ;9. Pieuralrib.

Gambar 9.  Tulang Belakang Pada Bagian Badan Dan Tulang Belakang Pada Bagian Ekor Ikan Yellowfin Tuna.

4.2       Pembahasan

            Menurut Buchar (1991), tulang rangka ikan terdiri dari dua macam, yaitu rangka chondrichthyes

(tulang rawan) dan osteicthyes (tulang sejati). Rangka berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang

atau menyokong organ-organ tubuh dan berfungsi pula  dalam pembentukan buti-butir darah merah. 

Berdasarkan letaknya tulang sebagai penyusun rangka dikelompokan dalam tiga bagian, yaitu tulang

aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk), veskeral (lengkung insang, tulang-tulang pada bagian

kepala yang tidak termasuk dalam tulang tengkorak), apendikular (rangka anggota badan seperti jari-jari

sirip dan tulang sirip).

            Pada praktikum Iktiologi mengenai sistem rangka, diketahui bahwa ikan yellowfin tuna memiliki

tulang osteicthyes, selain itu juga memiliki tulang aksial, veskeral, dan apendikular.
V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan

            Dari hasil praktikum dan pembahasan yang telah kami lakukan, maka kami dapat menyimpulkan

bahwa :

1.   Ikan yellowfin tuna mempunyai tulang osteicthyes (tulang sejati).

2.   Ikan tuna memiliki tulang aksial, veskeral, dan apendikular.

5.2       Saran

            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya jenis ikannya lebih beragam.

                                                         IDENTIFIKASI

I.                   PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

            Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu  yang beraneka

ragam dan memasukannya dalam suatu takson. Identifikasi penting artinya ditinjau dari segi ilmiah,

sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu

spesies yang sedang diteliti.


            Dalam melakukan identifikasi ikan, buku kunci identifikasi ikan mutlak diperlukan. Agar mudah

dalam menggunakan buku kunci identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-istilah yang biasa

digunakan dalam identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan

sesuai dengan petunjuk identifikasi.

1.2              Tujuan dan Kegunaan

            Praktikum Ikhtiologi mengenai identifikasi bertujuan menuntun praktikan agar dapat

mengidentifikasi ikan. Selain itu berguna untuk mempermudah praktikan dalam mempelajari dan

mengamati spesies ikan.

II.                TINJAUAN PUSTAKA

            Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai petunjuk

identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi yaitu pada setiap nomor terdapat lebih dari

dua alternatif atau dari dua pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu

alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan. Jika alternatif pertama tidak sesuai maka diharuskan

memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor terpilih berikutnya terdapat 2 alternatif. Seperti apa

yang telah dikerjakan pada nomor sebelumnya, pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang

sesuai dengan ciri spesimen ikan yang sedang diidentifikasi.  Jika identifikasi dimulai dari kunci untuk

menetapkan subordo dan seterusnya sampai pada genus dan spesies. (Saanin, 1984).

            Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu  yang beraneka

ragam dan memasukannya dalam suatu takson. Identifikasi penting artinya ditinjau dari segi ilmiah,
sebab seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu

spesies yang sedang diteliti

( Soewasono, 1960).

III.  METODE PRAKTIKUM

3.1              Waktu dan Tempat

            Praktikum Ikhtiologi mengenai identifikasi dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2007

pada pukul 13.00 WITA sampai dengan selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya

Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

3.2              Alat dan Bahan

            Alat yang digunakan dalam kegiatan praktikum Ikhtiologi mengenai identifikasi adalah alat tulis

menulis, buku kunci identifikasi. Sedangkan bahan yang kita gunakan adalah ikan yellowfin tuna

(Thunnus spp).

3.3              Cara Kerja

            Memilih salah satu buku kunci identifikasi dan satu jenis ikan yellowfin tuna, kemudian

mempelajari ciri-ciri ikan dengan menggunakan kunci identifikasi serta menyiapkan data karakter

morfologis dan meristik ikan yang di identifikasi. Kemudian membuat daftar pada lembar kerja I dan II

sesuai urutan nomor dalam kunci identifikasi.

IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1       Hasil

            Berdasarkan hasil pengamatan yang telah kami lakukan, kami memperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Identifikasi Ikan Tuna (Thunnus Sibi)

No.1 Rangka terdiri dari tulang benar

                                                  Subclassis Teleostei

No.3

No.3 Kepala simetris

                                                   Ordo Percomorphi

No.4

No.4 Badan tidak seperti ular

No.6

No.6 Badan bersisik atau kadang-kadang seluruhnya atau sebagian


tertutup oleh kelopak-kelopak tebal

No.7

No.7 Garis rusuk jika ada, di atas sirip dada

No.9

No.9 Tidak demikian

No.10

No.10 Lebih dari jari-jari sirip punggung keras

No.12

No.12 Hanya satu sirip punggung atau dua sirip punggung yang
berhubungan atau berdekatan

No.16

No.16 Hanya satu sirip punggung, sirip punggung tidak bersatu


No.17

No.17 Sirip punggung terdiri dari bagian yang berjari-jari keras, langsung
berhubungan dengan bagian yang berjari-jari lemah

No.18

No.18 Sirip punggung dan sirip dubur tidak panjang

No.92

No.92 Garis rusuk lengkap

No.93

No.93 Tidak bersisik ctenoid

No.94

No.94 Bersisik lingkaran (Cycloid)

No.95

No.95 Sirip punggung dua, yang pertama berjari-jari mengeras dan yang
kedua mempunyai bagian-bagian yang berjari-jari keras dan berjari-
jari lemah

                                                  Subordo SCOMBRIOIDAEA


No.147

No.147 Tulang rahang atas depan dan tulang hidung tidak membentuk cula
(alat yang runcing panjang kemuka) sirip dubur satu atau tidak
dengan sirip kecil dibelakangnya

No.148

No.148 Badan berbentuk cerutu V. I. 5 jari-jari lemah sirip ekor bercabang


pada pangkalnya, sirip kecil di belakang sirip punggung dan sirip
dubur ada

                                                  Famili SCOMBRIDAE

No.2487
No.2487 Sisik pada daerah sirip dada seolah-olah memebentuk lapisan
sendiri 6-9 rigi pada tiap-tiap sisi ekor

No.2490

No.2490 Langit-langit bergigi atau tidak

No.2491

No.2491 Badan bersisik rata

                                                   Genus Thunus

No.2497

No.2497 Sirip dada sepanjang jarak antara sirip dada dan ujung hidung

                                                    Spesies Thunnus sibi

Tabel 7.  Klasifikasi Ikan Tuna (Thunnus Sibi).

Kelas :  Pisces

         Subklas :  Teleostei

                   Ordo :  Percomorphy

                             Sub ordo :  Scomroidae

                                      Famili :  Scombridae

                                               Genus :  Thunnus

                                                        Spesies :  Thunus sibi


4.2       Pembahasan

            Identifikasi adalah pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beragam

dan memasukkannya kedalam suatu takson.  Identifikasi penting artinya ditijnjau dari segi ilmiah, sebab

seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies yang

telah diteliti.

            Dalam melakukan identifikasiikan, kunci identifikasi ikan harus diperlukan.  Adapun cara

penggunaannya, pada setiap nomor terdapat dua alternatif.  Identifikasi harus memilih salah satu

alternatif yang sesuai dengan ciri spesimen ikan.  Jika sesuai maka dapat diteruskan ke nomor disebelah

kanan, namun jika alternatif pertama tak sesuai maka pindah pada alternatif dua, dan begitu seterusnya.

            Hasil praktikum mengenai identifikasi ikan yellowfin tuna adalah spesies Thunnus sibi dan

genusnya adalah Thunnus.

V.  KESIMPULAN DAN SARAN

5.1       Kesimpulan

            Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan :

1.   Ikan yellowfin tuna adalah spesies Thunnus sibi

2.   Ikan yellowfin tuna adalah genus Thunnus

5.2       Saran
            Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan pada asisten memberi

pengarahan kepada praktikan agar hasil yang diharapkan sesuai dengan yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Achjar,M. 1968.  Perikanan Darat.  Sinar Baru.  Bandung.

Buchar,r., 1991.  Kegiatan Magang Mata Ajaran Iktiologi.  IPB, Fakultas Perikanan.

Fujaya, 2004. Fisiologi Ikan.  Rineka Cipta, Jakarta.

Frandson, R.D., 1983.  Anatomi dan Fisiologi Ternak.  PT Inter Masa, Jakarta.

Hardanto, 1979.  Perikanan Indonesia,  PT Cipta Sari Grafika, Bandung.

Katsowo, 1984.  Anatomi Komparativa.  Penerbit Alumni, Bandung.

Mahardono, 1979.  Anatomi Ikan.  PT Inter Masa, Jakarta.

Murniyati, 2002.  Biologi Perikanan.  Penebar Swadaya, Tegal.

Pratigyo, 1979.  Makhluk Hidup.  Proyek Buku Terpadu.  Jakarta.

Saanin, 1984.  Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan.  Binacipta Bogor, Bogor.

Sjafei, 1989.  Fisiologi Ikan.  IPB , Fakultas Perikanan.


Soewasono, 1960.  Diktat Skeleton dan Circulation.  Diktaten Kring Fakultas Kedokteran, Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata
yang bersifat poikilotermis (berdarah dingin), memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang
dan siripnya serta tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air yang disebabkan
oleh arah angin. Salah satu contoh ikan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Saluran
pencernaan ikannila yang terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Kelenjar
pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Perhatikan gambar berikut. Sistem Pencernaan Ikan Di
dalam rongga mulut ikan terdapat gigi-gigi dan lidah. Ikan mas tidak memiliki kelenjar ludah,
tetapi memiliki kelenjar lendir yang berguna untuk membantu menelan makanan. Pada proses
pencernaan, makanan dari rongga mulut masuk ke kerongkongan dan selanjutnya ke lambung.
Dari lambung, makanan masuk ke usus. Di usus bermuara cairan empedu yang membantu proses
pencernaan. Di usus halus, sari-sari makanan diserap dan selanjutnya diedarkan oleh darah ke
seluruh bagian tubuh. Sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikeluarkan melalui anus. 1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini sebagai berikut: Ø Sebagai tugas mata kuliah
ikhtiologi perikanan. Ø Sebagai bahan bacaan agar dapat mengetahui dan memahami jebih jelas
tentang ikhtiologi ikan khususnya pada system pencernaan dan pernapasan pada ikan. Ø untuk
mengetahui sistem pencernaan dan kelenjar pencernaan yang terdapat pada ikan. Sedangkan
mafaat dari penyusunan makalah ini adalah dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan sumber
referensi atau acuan bagi para pembaca, baik mahasiswa, masyarakat umum maupun para
peneliti. 1.3 Manfaat - Manfaaat yang dapat diambil setelah praktikum ini adalah mahasiswa
dapat mengetahui bentuk Sistem Pernapasan dan pencernaan yang terdapat pada ikan, - Dalam
manfaat pengetikan makalah ini penulis berharap dapat bermanfaat bagi Teman teman
semuanya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pencernaan Secara anatomis, struktur alat
pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur
ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan
(Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria). 2.2. Saluran pencernaan
Mulai dari muka ke belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut,
farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. a. Mulut Bagian terdepan dari mulut
adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara total
karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada
ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat
disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar
bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba. Mulut terletak di
ujung hidung dan juga terletak di atas hidung. b. Rongga mulut Di bagian belakan mulut terdapat
ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen
faring. Secara anatomis organ yang terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ
palatin. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang
berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk
mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ
pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan. c. Farings Lapisan
permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap, Sebagai
tempat proses penyaringan makanan. d. Esofagus Permulaan dari saluran pencernaan yang
berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut,
esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam
air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan
penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi) e. Lambung Lambung
merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan
organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung berkaitan dengan fungsinya sebagai
penampung makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung
mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam
klorida. Sebagai penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan
herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan (pencernaan
secara fisik). f. Pilorus Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan.
Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit. g. Usus ( intestinum)
Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum berakhir dan bermuara
keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis sulit dibedakan
batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut
dapat dibedakan dengan adanya katup rektum. i. Kloaka Kloaka adalah ruang tempat
bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki
kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut. j. Anus Anus merupakan ujung
dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital.
Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan
dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di
depan pangkal ekor mendekati sirip dada. 2.3. Kelenjar Pencernaan Kelenjar pencernaan berguna
untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses
penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan
ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan
terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Hati meupakan organ penting yang mensekresikan bahan
untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna
merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan
disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau
memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya
untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati
berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi
cairan empedu. Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan
dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar)
di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik
bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu
sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus
depan. 2.4. Proses Pencernaan Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah
menimbulkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat
pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnat mencernakannya.
Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai
pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat
menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak
mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka
ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung
enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang
berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dindng saluran pencernaannya
akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran
asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang
merupakan enzim pencernaan akif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida).
Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon
entergastron. Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon
kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati. Getah
empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati.
Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemidaian ditampung di
dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran
lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus. Dinding usus juga
mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah
empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase.
Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah
pankreas. Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam
amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam
makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak
keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri. 2.5. Penyerapan
Sari Makanan Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh
dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih
sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan
tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui
pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glikosa, galaktosa, fruktosa dan lain-lain.
Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh
kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir
dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh
melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam
bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang
telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan. Zat-zat makanan yang telah
diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari
zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan
katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga.
Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida. Pada hewan-hewan
darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul
oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah
kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat. 2.6. Pencernaan Secara Fisik
Mekanik dan Kimiawi Pencernaan secara fisik dan mekanik dimulai di bagian rongga mulut
yaitu dengan berperannya gigi pada proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan
secara mekanik ini juga berlangsung di segmen lambung dan usus yaitu melalui gerakan-gerakan
(kontraksi) otot pada segmen tersebut. Pencernaan secara mekanik di segmen lambung dan usus
terjadi lebih efektif oleh karena adanya peran cairan digestif. Pada ikan, pencernaan secara
kimiawi dimulai di bagian lambung, hal ini dikarenakan cairan digestif yang berperan dalam
proses pencernaan secara kimiawi mulai dihasilkan di segmen tersebut yaitu disekresikan oleh
kelenjar lambung. Pencernaan ini selanjutnya disempurnakan di segmen usus. Cairan digestif
yang berperan pada proses pencernaan di segmen usus berasal dari hati, pankreas dan dinding
usus itu sendiri. Kombinasi antara aksi fisik dan kimiawi inilah yang menyebabkan perubahan
makanan dari yang asalnya bersifat komplek menjadi senyawa sederhana atau yang asalanya
berpartikel makro menjadi partikel mikro. Bentuk partikel mikro inilah makanan menjadi zat
terlarut yang memungkinkan dapat diserap oleh dinding usus yang selanjutnya diedarkan ke
seluruh tubuh. 2.7 Sistem Pernafasan Definisi : Pernafasan : pertukaran CO2 (sisa-sisa proses
metabolisme tubuh yg harus dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk
proses metabolisme dsb). Organ-organ pernafasan : mengambil O2 dari perairan letak? -
terutama insang - organ tambahan mengambil O2 dari udara;paru-paru, labirin, dsb kulit dan
kantung pada embrio dan larva kuning telur Insang, bagian-bagiannya : - tulang lengkung insang
- tulang tapis insang - daun insang Fungsi bagian-bagian insang : 1. Tulang lengkung insang
sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dan daun insang, mempunyai banyak saluran-
saluran darah dan saluran syaraf 2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan
untuk mencegah keluarnya organisme makanan melalui celah insang 3. Daun insang, berfungsi
sebagai dalam sistem pernafasan dan peredaran darah, tempat terjadinya pertukaran gas O2
dengan CO2. Mekanisme pernafasan : Pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi ketika air
dari habitat yang masuk melalui mulut, terdorong ke arah daerah insang. O2 yang banyak
dikandung di dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan CO2 yang dikandung di
dalam darah akan dikeluarkan ke perairan. Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian
diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh dan seterusnya. Hal-hal yang berkaitan dg sistem
pernafasan : 1. Perairan harus mengandung O2 cukup banyak 2. Bila perairan kurang O2, ikan
akan a.l : pedagang ikana. menuju permukaan b. menuju tempat pemasukkan air c. menuju
tempat air yg berarus 3. Daun insang harus dalam keadaan lembab Faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2: 1. ukuran dan umur (standia hidup) : ikan-ikan kecil
membutuhkan O2 >> 2. aktivitas ikan : yang aktif berenang perlu O2 >> 3. Jenis kelamin : ikan
betina membutuhkan O2 >> 4. Stadia reproduksi 2.8 Sistem Saraf dan Hormon Kedua sistem ini
dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi perubahan kondisi lingkungan
dan perubahan status kehidupan (reproduksi dsb). Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke
sistem saraf (saraf pusat dsb), saraf akan merangsang kelenjar endokrin hormon dikirim
keuntuk mengeluarkan hormon-hormon yang dibutuhkan akan merangsangorgan target dan
aktivitas metabolisme jaringan-jaringan a.l untuk bergerak. Sistem saraf terdiri dari : - sistem
cerebro spinal : • sistem saraf pusat : otak dan tulang punggung • sistem saraf tepi - sistem
otonomi : simpati dan parasimpati - organ-organ khusus : hidung, telinga, mata, LL
Keistimewaan mendeteksi kondisisistem saraf pada ikan : sistem saraf pada LL lingkungan
(pH, suhu, dsb) karena mengandung ujung-ujung sel saraf dan sel darah. Sistem Hormon :
Hormon dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar hormon a.l hormon pertumbuhan, hormon reproduksi,
hormon ekskresi & osmoregulasi. Menurut hasil kelenjar hormon : - endo hormon : yang bekerja
di dalam tubuh, seperti hormon-hormon di atas - ekto hormon : yang bekerja di luar tubuh,
seperti fenomen : merangsang jenis kelamin lain mendekat untuk berpijah. 2.9 Sistem ekskresi
dan osmoregulasi Definisi : Sistem Ekskresi : sistem pembuangan proses metabolisme tubuh
(berupa gas, cairan, dan padatan) melalui kulit, ginjal, dan saluran pencernaan). Sistem
Osmoregulasi : sistem pengaturan keseimbangan tekanan osmotik cairan tubuh (air dan darah)
dengan tekanan osmotik habitat (perairan). Organ-organ dalam sistem ekskresi : kulit, saluran
pencernaan, dan ginjal. Organ-organ sistem osmoregulasi : kulit, ginjal, insang, lapisan tipis
mulut. Ginjal : teletak di atas rongga perut, di luar peritonium, di bawah tulang punggung dan
aorta dorsalis, sebanyak satu pasang, berwarna merah, memanjang. Fungsi Ginjal : 1. menyaring
sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan lagi
melalui darah 2. mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan
osmotik cairan tubuh Tekanan osmotik cairan tubuh berbeda antara ikan-ikan bertulang benar
(Teleostei) yang hidup di laut dengan yang hidup di perairan tawar, demikian juga dengan ikan-
ikan bertulang rawan (Elasmobranchii), sehingga struktur dan jumlah ginjalnya juga berbeda,
demikian juga dengan sistem osmoregulasinya. 2.10. Sistem reproduksi dan embriologi Definisi :
Sistem reproduksi adalah sistem untuk mempertahankan/melestarikan spesies dengan
menghasilkan keturunan yang fertil. Embriologi adalah urutan proses perkembangan dari zygot
(hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma) sampai menjadi anak ikan dan seterusnya. Organ-
organ reproduksi : Organ kelamin (gonad) : menghasilkan sel-sel kelamin (gamet) menghasilkan
spermatozoa - Gonad jantan : testes, biasanya sepasang, kiri dan Kanan menghasilkan telur -
Gonad betina : ovari/ovarium Ø Tipe reproduksi : Berdasarkan organ kelamin : 1. Biseksual
(individu betina terpisah dari individu jantan) 2. Hermafrodit (sel kelamin jantan dan betina
terdapat pada satu individu) 3. Partenogenesis dan ginogenesis Ø Berdasarkan proses pembuahan
sel telur oleh spermatozoa : 1. Eksternal (ovivar) : pembuahan di luar tubuh betina,
perkembangan embrio di luar tubuh betina, jumlah telur ratusan s.d ribuan 2. Internal a. vivipar :
pembuahan di dalam tubuh betina, embrio mendapatkan sari makanan dari induk sampai menetas
b. ovovivipar : embrio mendapat sari makanan dari kuning telur perlu organ penyalur
spermatozoa : - gonopodium (ikan seribu) - clasper (cucut) Berdasarkan perlindungan induk
terhadap telur/anaknya : 1. tanpa perlindungan : tongkol, patin, bandeng- telur banyak (ratusan
ribu), ukuran kecil - pemijahan di tempat terbuka 2. membuat sarang : - tanpa ditunggu induk -
sarang dari daun-daunan, kayu, pasir 3. di lokasi khusus, tanpa perlindungan induk - di bebatuan,
tenggelam di dasar - di tanaman air - diletakkan pada cangkang bivalva hidup - diletakkan di
pasir 4. perlindungan induk di luar tubuh - buih/gelembung - kayu/daun - lubang/sarang 5.
perlindungan induk di dalam tubuh - di dalam mulut - di cekungan di kepala - di dalam ”uterus”
Ø Ciri kelamin 1. Primer (gonad dan saluran yang terlibat langsung dalam proses reproduksi) -
jantan : organnya testes dengan salurannya vas deferens - betina : organnya ovarium dengan
salurannya oviduct baru diketahui setelah dilakukan pembedahan 2. Sekunder (terlihat dari luar,
tidak terlibat langsung dalam reproduksi) - bentuk/ukuran (dimorfisme) badan, kepala, ukuran
sirip, adanya genital papila, ovopositor - warna (dikromatisme) jantan : cerah, warna-warni
betina : sederhana, hanya satu warna - tingkah laku jantan : agresif, lincah, membuat sarang
betina : tenang, menunggu sarang selesai BAB III METODELOGI 3.1 Metodelogi Metode yang
dilakukan dalam praktikum ini, yaitu pengamatan secara langsung, dimana data dan informasi
yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di laboratorium
Biologi Perikanan, sehingga dapat memberikan gambaran tentang Sistem Pencernaan dan
Pernapasan pada ikan. 3.2 Waktu dan tempat Praktikum ini di laksanakan pada hari Sabtu
tanggal 08 Desember 2012, pukul 08.00 -10.00 WIB di Laboratorium Biologi perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Teuku Umar 3.3. Alat dan Bahan Bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah: 1. ikan Nila (Oreochromis niloticus ) 2.Ikan Gabus
(ophiocephalus striatus ) 3.Ikan Lele (Clarias sp ) 3.4 Alat alat dan bahan Alat-alat yang
digunakan adalah: 1. Baki atau Nampan 2. Kain lap / Serbet 3.Buku praktikum ikhtiologi 4.buku
penuntun praktikum ikhtiologi 5. Alat-alat tulis (Pena, Pensil, Penghapus, dan penggaris) 6.
Buku gambar 7. pisau 3.5 Prosudur Praktikum Adapun prosedur praktikum ini adalah
menggambar ikan-ikan yang telah disediakan. Ikan diletakkan di atas nampan yang telah
disediakan lalu digambar pada buku gambar, membuat klasifikasi ikan, menyebutkan ciri-ciri
ikan, dan mengamati tentang Sistem Pencernaan dan Pernapasan, dan perhitungan kembali
ukuran panjang total,panjang standar,dan berat tubuh ikan tersebut pada ikan yang
dipraktikumkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Mengukur morfometri ikan.
Sample : Jenis ikan Nila (Oreochromis niloticus ) No Pengukuran Kode Cm Bentuk Tubunya 1
Panjang Usus Halus Ikan nila - 45 cm Pipih Mendatar 2 Panjang Usus besar Ikan nila - 48 cm 3
Gelembung Renang - 5 cm - Sampel : Jenis Ikan Lele (Clarias sp ) No Pengukuran Kode Cm
Bentuk Tubunya 1 Panjang Usus Halus Ikan Lele - 5 cm Kepala picak dan Badan pipih 2
Gelembung Renang - 5 cm - Sampel : Jenis Ikan Gabus (ophiocephalus striatus ) No Pengukuran
Kode Cm Bentuk Tubunya 1 Panjang Usus Ikan gabus - 8 cm - 2 Gelembung Renang Ikan - 10
cm - 4.2 Pembahasan Dalam kegiatan ini bentuk Sistem Pencernaan dan Pernapasan sangat
penting untuk diperhatikan, di laboratorium ini kita harus mengetahui Cara mengkonsumsi
makanan maka ikan memerlukan sistem pencernaan agar bahan tersebut dapat diproses.
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga
menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh
organ tubuh melalui sistem peredaran darah. bentuk Tulang-Tulang Pada Tubuh ikan yang telah
dipratikumkan,dan kita juga harus mengetahui ukuran, posisi, bentuk dan jumlah Tulang yang
ada pada Bagian – bagian Rangka atau Tubuh Pada ikan.. BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melaului cara fisik dan kimia, sehingga
menjadi sari-sari makanan yang mudah diserap di dalam usus, kemudian diedarkan ke seluruh
organ tubuh melalui sistem peredaran darah. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari
dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula
digestoria). saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung,
pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas
yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu
proses penghancuran makanan. 3.2 Saran Pada kegiatan praktikum kali ini sebaiknya alat dan
bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih dahulu agar praktikan lebih siap dan terlaksana
dengan baik dalam melaksanakan penelitian praktikum tersebut. Daftar Pustaka Adaaja.com .
2010. Sistem Pencernaan Pada Ikan. http://adaaja.com/sistem-pencernaan-pada-ikan/ Adhi,
I.K.D 2008. sistem-pencernaan-pada-hewan. http://gurungeblog.
wordpress.com/2008/11/23/sistem-pencernaan-pada-hewan/ Arfinanda, G.F. 2010. Sistem
Pencernaan Hewan. http://blogs.myspace.com/ index.cfm?fuseaction=blog. Eafrianto. 2009.
Probiotik Pada Ikan. http://eafrianto.wordpress.com/ 2009/11/29/probiotik-pada-ikan/.
Ensilokpedia. 2008. Saluran pencernaan pada ikan. http://ensiklofauna.net46.net /?q=node/17.
Meitanisyah. 2009. Anatomi dan Fisiologi ikanhttp://www.bloggaul.com/
meitanisyah/readblog/99696/anatomi-n-fisiologi-ikan. Made Astawan, . 2001. Ikan Air Tawar
Kaya Protein dan Vitamin. http://www. gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?
newsid1057636419,44479, Mirzan, C. 2009. Anatomi dan Fisologi Ikan Nila .
http://www.blog.co.id/ Blogkage/blog/266/ Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ


Laporan Lengkap Ikhtiologi

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

IKHTIOLOGI

oleh

SUTOYO
E 271 12 044
                PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2013

 
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikhtiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ichtyes” yang artinya ikan dan “Logos” artinya ilmu.

Ikhtiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari ikan dengan segala aspek kehidupannya.
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari Morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang

merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan

sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan. Morfologi ikan merupakan bentuk luar

ikan, yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan entah

itu pada perairan laut, payau maupun tawar.

Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada

suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris bilateral dan

non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada

bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris

bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum yaitu untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk organ luar ikan,

mengenal sistem yang berhubungan dengan drivate kulit dan warna pada ikan., mempelajari bagian-

bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan. Sedangkan kegunaan

dari peraktikum ini adalah peraktikan dapat mengenal bentuk tubuh ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

Menurut Efendy (2009), Taksonomi ikan banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Pisces

Sub class : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Species : Chanos chanos Forsk

Gambar 1, Ikan Bandeng (chanos-chanos)


2.2 Morfologi

Secara garis besar tubuh ikan bandeng tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan

ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh

dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan arah punggung perut.

Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyeblah, pada

bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang. Suyanto (2009).

Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung

kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.

Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada

sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip

belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus. Suyanto (2009).

III. MATERI DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ikhtiologi mengenai morfologi ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 25April

2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

1.    Tabel Alat dan Fungsinya

No Nama Alat dan Bahan Kegunaan Jumlah

1 Pisau Untuk memfillet ikan 1

2 Gunting Untuk Memotong bagian tubuh ikan 1

3 Pingset Untuk menjepit bagian tubuh ikan 1

4 baki preparat Untuk meletakan bahan 1

Ikan Bandeng Bahan percobaan


5 1
(Chanos-chanos)
3.3 Prosedur

Kerja

Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi dengan judul Morfologi Ikan Bandeng

(Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:

1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.

2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.

3.      mengambil ikan bandeng (Chanos chanos) dan meletakkannya pada baki dengan posisi mlintang kepala

ikan sebelah kiri kemudian menggambar morfologi ikan pada modul yang telah disediakan

4.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.

5.      Melaporkan hasil praktikum.


6.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Keterangan :

A.Bagian kepala;B.Bagian badan;C.Bagian ekor.1.sirip dorsal (1a.sirip dorsal


pertama;1b sirip dorsalkedua); 2.sirip ekor; 3.sirip anal;4. sirip perut;6. mulut; 7.
lubang hidung; 8. operkulum; 9.preoperkulum; 10. rahang atas; 11. rahang bawah; 12.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 2. Morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)

Tabel 2. Morfologi ikan bandeng (Chanos chanos)

JENIS IKAN
PARAMETER
Chanos chanos

Bentuk tubuh Torasik

Bentuk mulut Dapat disembulkan

Posisi mulut Terminal

Mulut disembulkan (dapat /tidak) Dapat

Sungut ( ada / tidak ) Tidak

Jika ada ( letak / jumlah ) Tidak

Bentuk sirip ekor Bercagak

Posisi sirip V terhadap P Abdominal

Tipe sirip D (tunggal /ganda) Tunggal

Kelengkapan LL Tunggal

Sirip V (ada/tidak) Ada

Ciri khusus Tidak ada

Operkulum Ada

Preoperkulum Ada

Sirip P (ada/tidak) Tidak ada


4.2 Pembahasan

Bentuk tubuh ikan bandeng (Chanos chanos) berbentuk fusnform, bentuk mulutnya dapat

disembulkan dengan posisi superior dan tidak mempunyai sungut. Bentuk kepalanya relative lancip, dan

ikan ikan banding digolongkan kedalam jenis ikan herbivore dimana jenis makanan utamanya berasal

dari nabati. Bentuk tubuh ikan bandeng (Chanos chanos) adalah simetris, berarti terdiri atas dua belahan

yang sama, apabila tubuh dibelah dua belahan yang sama, dan tubuh dibelah dua dari kepala sampai

ekor dengan arah punggung perut.

Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada

sebelah menyebelah kepala terdapat mata, dan diantara bagian kepala dan badan terdapat tutup

insang. Pada ikan bandeng (Chanos chanos) tidak memiliki ciri khusus, dan tidak memiliki sungut, bentuk

ekor yaitu brbentuk cagak, posisi mulutnya berbentuk terminal, dan tidak memiliki preoperkulum.

Sutoyo (2009)

V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan sebagai

berikut:

1. Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan jenis ikan yang hidup di perairan payau, pemakan herbivora

dimana nakanan utamanya berasal dari nabati, hal ini dilihat dari mulutnya yang dapat disembulkn dan

tapis insangnya yang halus, dan tidak mempunyai gigi yang besar dan tajam.

2. Pada ikan bandeng (Chanos chanos), gurat sisi (linea lateralis) merupakan garis yang terbentuk oleh

adanya pori-pori yang trsusun secara teratur pada tubuh ikan. Didalam gurat sisis (LL) terdapat ujung-

ujung saraf neromas yang

berfungsi mendeteksi lingkungan sekitar.

5.2 Saran

Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat

bekerja semua dengan maksimal.


I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

Menurut Saanin, (1968). Indonesia memiliki kekayaan ikan sangat tinggi, diperkirakan mencapai

8.500 jenis. Maka perlu dilakukan adanya penelitian atau peraktikum untuk membedakan secara lebih

detail dan mendalam khususnya mengenai tentang morfometrik dan meristik, yang berhubungan

dengan bagian-bagian tubuh ikan seperti panjang, lebar, dan tinggi tubuh ikan dan bagian-bagian

tertentu dari tubuh ikan.

Pengukuran morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan

antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi batang

ekor. Keterangan mengenai pengukuran–pengukuran ini dibuat oleh Hubbs & Lagler (1964). Pada

pengukuran ikan yang sedang mengalami pertumbuhan digunakan rasio dari panjang standar. Ikan

yangdigunakan adalah ikan yang diperkirakan mempunyai ukuran dan kelamin yang sama. Hal ini

disebabkan pertumbuhan ikan tidak selalu proporsional dan dimorfime seksual sering Pengukuran

morfometrik merupakan pengukuran yang penting dalam mendekripsikan jenis ikan.

Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah

digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri

pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang

menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber

makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan, muncul pada ikan (tetapi seingkali tidak jelas).

1.2 Tujuan dan kegunaan


Praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan bertujuan untuk mengetahui

bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh ikan.

Kegunaan dari praktikum Ikhtiologi mengenai morfometrik dan meristik ikan adalah kita dapat

membedakan ukuran tubuh dan jumlah tubuh masing-masing setiap jenis ikan, antara lain jari-jari dan

duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis, panjang standar, panjang moncong atau bibir,

panjang sirip punggung atau tinggi batang ekor.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi

Menurut Fujaya, (2009) Klasifikasi Ikan bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:

Kingdom                :           Animalia         

Phylum                  :           Chordata

Sub phylum           :           Vertebrata

Class                      :           Pisces

Sub class                :           Teleostei

Ordo                      :           Malacopterygii

Family                   :           Chanidae

Genus                    :           Chanos

Species                  :           Chanos chanos Forsk

Gambar 3 : Ikan Bandeng (Chanos chanos)

2.2 Morfologi
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk tubuh dan organ dari ikan terutama bentuk tubuh

dan organ luar dari ikan. bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai

dewasa misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi asimetris pada saat

dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan

pola tingkah laku yang khusus.

Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini mempunyai bentuk

tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya

halus.Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada

punggungnya, Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan

lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna

hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip

perut.Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki

dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa (Arifudin, 1983).

2.3 Morfometrik dan Meristik

Dalam mempelajari ikan bandeng salah satunya yaitu mengenal ciri-cirinya morfometrik dan

meristik, morfometrik adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang, lebar, yang digunakan untuk

membandingkan proposi antara ukuran bagian-bagian tubuh ikan Ikan Bandeng (Chanos

chanos).Sedangkan meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah agian tubuh ikan, diantaranya jari-

jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis, (Sjafei,1989).

Menurut Effendie, (1997) cara pengukuran tubuh ikan yang diambil dari satu titik ke titik lain

tanpa melalui lengkungan badan yang benar, yaitu:


  Panjang total (TL)diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor.

  Panjang standar (SL)diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan

pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya

memanjang sampai ke sirip ekor)

  Panjang batang ekor (LCP)diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan pangkal batang

ekor.

  Panjang moncong (SNL)diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga pertengan garis vertikal

yang menghubungkan bagian anterior mata.

  Tinggi sirip punggung (DD)diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari pertama sirip punggung.

  Diameter mata (ED)diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata, diukur mengikuti garis

horisontal.

  Tinggi batang ekor(DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor.

  Tinggi badan diukur(BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung hingga pangkal

jari-jari pertama sirip perut.

  Panjang sirip dadadiukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada.

  Panjang sirip perutdiukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut.

Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp punggung

tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras, sedangkan jari-jari

dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang. Pada ikan yang memiliki dua sirip

punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di bagian depan diikuti oleh
jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang.Pada beberapa famili (suku) dua sirip punggungnya

mungkin bersatu atau bergabung, (Sjafei, 1989).

Pada pengukuran ikan yang menunjukan besar ataupun kecilnya ikan. Ikan dapat dikatakan besar

apabila panjangnya lebih dari 10 cm, pengukuran yang dimaksud yaitu panjang yang diukur dari ujung

mulut ikan sampai dengan ujung ekornya yang disebut panjang total. Berarti dibawah dari 10 cm maka

ikan tersebut termasuk golongan ikan kecil, (Hardanto, 1979).


III. MATERI DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ikhtiologi mengenai sistem integumen ikan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 Mei

2013, dimulai dari pukul 13.00 WITA sampai selesai.Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium

Perikanan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel1.Alat dan Bahan Serta fungsinya

Alat Fungsi Bahan

Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)


dilaksanankan

Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)

Camera Mengambil gambar Bandeng (Chanos-chanos)


morfolog ikan

Pisaw Memisahkan daging dengan Bandeng (Chanos-chanos)


tulang

Gunting Membantu pemisahan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dengan tulang

Pinset Digunakan membesihkan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dari tulang
3.3 Prosedur Kerja

Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi dengan judul sistem Morfometrik dan

Meristik yaitu:

1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.

2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.

3.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.

4.      Melaporkan hasil praktikum.

5.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai

barikut :

Tabel 2.Lembar kerja morfometrik

NO. BAGIAN TUBUH YANG JENIS IKAN

DIUKUR

BANDENG PERSENTASE

1 Panjang total 35 cm

2. Panjang garpu/cagak 75 cm

3. Panjang baku 23,9 cm

4. Panjang kepala 5,5 cm

5. Panjang predorsal 7,5 cm

6. Panjang batang ekor 4 cm

7. Tinggi badan 7,2 cm

8. Tinggi batang ekor 2 cm

9. Tinggi kepala 3,5 cm

10. Lebar kepala 3 cm

11. Lebar badan 3,2 cm

12. Panjang hidung 1,5 cm

13. Panjang bagian kepala di belakang 2 cm


mata

14. Lebar ruang antar mata 2,3 cm


15. Diameter mata 1,4 cm

16. Panjang rahang atas 1 cm

17. Panjang rahang bawah 1,1 cm

18. Lebar bukaan mulut 1,3 cm

19. Tinggi dibawah mata 1,6 cm

20. Panjang dasar sirip punggung 2,5 cm

21. Panjang dasar sirip anal 1,4 cm

22. Tinggi sirip punggung 4,6 cm

23. Panjang sirip dada 3,9 cm

24. Panjang sirip perut 3 cm

Tabel 3.Lembar kerja ciri meristik

No. PARAMETER JENIS IKAN

BANDENG

1. Jari-jari sirip keras :

Sirip D iii

Sirip C viii

Sirip A i

Sirip P ii

Sirip V ii

2. Jari-jari lemah sirip :


Sirip D 5

Sirip C 7

Sirip A 6

Sirip P 8

Sirip V 9

3. Perumusan sirip :

Sirip D iii.5

Sirip C viii.7

Sirip A i.6

Sirip P ii.8

Sirip V ii.9

4. Jumlah sisik :

Pada LL

Di bawah LL

Di atas LL

5. Jumlah sisik predorsal 11

6. Jumlah sisik pipi 26

7. Jumlah sisik keliling badan

8. Jumlah sisik batang ekor 30

9. Jumlah tapis insang

Bagian bawah

Bagian atas

10. Jumlah finlet

4.2 Pembahasan
4.2.1 Morfometrik

Berdasarkan hasil praktek bahwa panjang total ikan bandeng(Chanos-chanos ) yang didapat 35

cm yg di ukur yang diukur dari ujung mulut bagian atas sampai dengan ujung ekor paling belakang.

Kemudian panjang garfu/cagak yang didapat 75 cm dengan ukuran pada panjang cagak dari ujung mulut

sampai pangkal ekor. panjang total dari tubuh ikan berubah sesuai dengan ukuran ikan. Hal ini sesuai

pernyataan Hardanto (1979) bahwaPada pengukuran ikan yang menunjukan besar ataupun kecilnya

ikan. Ikan dapat dikatakan besar apabila panjangnya lebih dari 10 cm, pengukuran yang dimaksud yaitu

panjang yang diukur dari ujung mulut ikan sampai dengan ujung ekornya yang disebut panjang total.

Berarti dibawah dari 10 cm maka ikan tersebut termasuk golongan ikan kecil.

Pengamatan pada morfometrik ikan dilakukan dengan pengukuran panjang, lebar, dan tinggi,

yang selanjutnya pada pengukuran proporsi antara ukuran bagian-bagian tubuh dengan panjang total,

memiliki rumus ukuran panjang baku, panjng kepala, panjang batang ekor dan tinggi badan, panjang

sirip anal berbanding terbalik dengan panjang total dikalikan dengan 100%.

4.2.2 Meristik

Berdasarkan hasil praktek bahwa Pada bagian meristik pengamatan dilakukan pada perhitunagn

jumlah masing-masing bagian tubuh pada ikan, yang dihitung adalah jumlah sirip, sisik dan insang. Sirip

(jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang. Pada ikan bandeng (Chanos chanos) maka

didapatkan jumlah sisik pada predorsal 11, jumlah sisik keliling badan berkisar 700, jumlah sisik batang

ekor 30 dan tidak mempunyai finlen insan, hal in sesuai pernyataan Sjafei (1989) bahwa Beberapa ikan

ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp punggung tunggal, umumnya jari-

jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras, sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau
bersekat dan umumnya bercabang.Pada ikan yang memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri

dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat

umumnya bercabang.Pada beberapa famili (suku) dua sirip punggungnya mungkin bersatu atau

bergabung.

Sirip (jari-jari sirip keras dan jari-jari sirip lemah), sisik dan insang. Pada ikan bandeng (Chanos

chanos) maka didapatkan jumlah sisik pada predorsal 39, jumlah sisik keliling badan 266, jumlah tapis

insang bagian bawah 280,jumlah tapis insang bagian atas 204 dan tidak mempunyai finlen insan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1  Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan :

1.      panjang total yang didapat 35 cm yg di ukur yang diukur dari ujung mulut bagian atas sampai dengan

ujung ekor paling belakang. Kemudian panjang garfu/cagak yang didapat 75 cm dengan ukuran pada

panjang cagak dari ujung mulut sampai pangkal ekor.

2.      jumlah sisik pada predorsal 11, jumlah sisik keliling badan berkisar 700, jumlah sisik batang ekor 30 dan

tidak mempunyai finlen insan

3.      Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung, sirip ekor, dan

sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip

berpasangan.

5.2  Saran

Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat

bekerja semua dengan maksimal.


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik perikanan

air laut maupun perikanan air tawar. Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah

satu dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat bermanfaat bagi

manusia sebab di dalamnya terdapat bermacam zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

seperti, protein, vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin B2.

Mengingat pentingnya ikan bagi manusia, maka dari itu manusia selalu berusaha

mendapatkan ikan dalam jumlah yang mencukupi, antara lain manusia harus melakukan budidaya.

Sistem Integumen merupakanbagian tubuh yang berada pada bagian terluar. Sistem integumen

terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya, yang termaksut derivat kulit adalah sisik, jari-jari sirip, skut, kil

kelenjar lendir dan kelenjar racun.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari Praktek Sistem Integumen untuk mengenal sistem yang berhubungan dengan

derivat kulit dan warna pada ikan. Diharapkan setelah praktikum ini mahasiswa dapat mendeskripsikan

ikan berdasarkan derivat kulit dan pola warna ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Klasifikasi
Menurut Effendy, (2009) ikan banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Pisces

Sub class : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Species : Chanos chanos Forsk

Gambar 1. morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)

2.2 Morfologi

Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior,

1.        Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.

2.        Tubuh (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.

3.        Ekor(cauda):dari anus sampai bagian ujung sirip ekor bentuk tubuh.
Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala,

batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang

sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan

arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang

sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang Suyanto (2009).

Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak

mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang

dengan cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur

terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip

punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus Sutoyo (2009).
2.3 Integumen

Menurut Armand (2000), Sistem integument atau kulit pada hewan vertebrata secara umum

hampir sama yaitu yaitu dari :

1.         Epidermis ( turunan dari ectoderm ), mempunyai struktur yaitu:

a.       Tipis, lunak, tidak mengendung keratin

b.      Mempunyai kelenjar mukus

c.       Beberapa ikan mempunyai kelenjar racun yang berhubungan dengan sirip.

2.      Dermis ( turunan dari mesoderm), yang terdiri dari :

a.       Terdiri dari stratum, kompaktum, dan spongiosum

b.      Mempunyai sisik yang berasal dari dermis.

Kulit dapat digunakan untuk menerima rangsangan dari lingkungan karena kulit merupakan tempat

aliran saraf dan badan sensoris. Kulit pada vertebrata mempunyai dua lapisan utama, bagian luar adalah

epidermis dan bagian dalam dermis. Dermis merupakan bagian yang lebih tebal dari pada epidermis

( sugianto, 1994)
III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ikhtiologi mengenai Sistem Integumen ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal

2Mei 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat Dan Bahan

Alat Fungsi Bahan

Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)


dilaksanankan

Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)

Camera Mengambil gambar Bandeng (Chanos-chanos)


morfolog ikan

Pisaw Memisahkan daging dengan Bandeng (Chanos-chanos)


tulang

Gunting Membantu pemisahan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dengan tulang

Pinset Digunakan membesihkan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dari tulang
3.3 Prosedur Kerja

Sebelum kita melaksanakan praktikum diwajibkan untuk melakukan kegiatan berikut:

1)      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.

2)      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.

3)      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.

4)      Melaporkan hasil praktikum.

5)      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.

4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:

Sisik kepala Sisik badan Sisik ekor

Keterangan

1.      Bagian pasterior, 2. Sirkulus, 3. Fokus, 4. Radius, 5. Kromatofor, 6. Pasterior, 7. Chiometofore

Gambar 2. Sistem integumen (sisik) Ikan bandeng ( Chanos chanos)


4.2 Pembahasan

SistemIntegumen adalah system pembalut tubuh yang terdiri dari kulit dan derivatnya-derivatnya,

yang meliputiwarna, lender, kulit, sisik, organ cahaya dan kelenjar racun. Kulit terdiri dari dua lapisan

yaitula pisan epidermis dan lapisan dermis atau corium, lapisan epidermis adalah bagian dalam,

sedangkan lapisan dermis adalah bagian luar. Kulit pada ikan selain sebagai pembalut tubuh juga

berfungsi sebagaia alat pertahanan pertama terhadap penyakit, perlindungan dan penyesuaian diri

terhadap factor lingkunganya mempengaruhi kehidupan ikan serta alat eksresi dan osmoregulasi.

Berdasarkan bentuk tipe sisik ikan bandeng (Chanoschanos) adalah cycloid yaitu sisik yang

memiliki garis-garis melingkar. Warnapadaikan banding (Chanoschanos) yaitu putih perak.Kulit ikan

terdiri dari dua lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam disebut dermis atau corium. Pola

warna pada ikan disebabkan oleh tiga hal yaitu karena konfigurasi fisik, pigmen pembaw awarna dan sel

khusus yang memberwarna pada ikan.

Berdasarkan hasil praktek bahwa Sistem Integumen ikan bandeng (Chanos-chanos) memiliki

beberapa bagian yaitu, bagian kepala, bagian badan, dan bagian ekor terdapat beberapa sisik alat

pembantu untuk melakukan gerkan, hal ini sesui pernyataan suyanto,(2000).

V. SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, penulis dapat simpulkan sebagai berikut:

1. Sistem Integument atau kulit pada hewan vertebrata secara umum hampir sama yaitu terdiri dari

epidermis (turunan dari ektoderm) dan dermis (turunan dari mesoderm)

2. Polawarna pada ikan disebabkan oleh tiga hal yaitu karena konfigurasi fisik, pigmen pembawa warna

dan sel khusus yang memberi warna pada ikan.

3. Ikan bandeng (Chanos-chanos) tidak memiliki ciri khususdan tidak memiliki sungut, bentuk ekor yaitu

berbentuk cagak, posisi mulutnya berbntuk terminal, dan tidak memiliki preoperkulum.

5.2 Saran

Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan dalam praktikum berikutnya

alat yang digunakan harus lebih lengkap lagi, agar praktikan tidak saling mengharap dalam melakukan

praktek.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anatomi ikanadalah organ-organ dalam yang terdapat padatubuhikan.Ikanmempunyai organ-

organ dalamsepertihewan vertebrata lainnya.Organ-organ dalamtersebutantara lain otak, jantung,

lambung, usus, hati, limfa, gonad, ginjal, pilorikkaeka, gelembungrenang, kantongempedu, dan lain-

lain.Perbedaanorgan-organ dalamikandengan vertebrata lainnyayaituikanmempunyai usus

yangberukuranBerbeda –

bedasesuaidenganmakananyangmerekamakan,sepertiikanherbivoramempunyaiusus yang

sangatpanjangdanikankarnivoramempunyai usus yang pendek.

Anatomi adalah berarti mencakup tentang bentuk organ tubuh bagian dalam pada suatu

organisme. Pada bentuk tubuh bagian dalam ikan dibedakan menjadi beberapa macam bagian yaitu

simetris bilateral dan non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua

bagian yang sama pada bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis.

Sedangkan non simetris bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.

Oleh sebab ituDalam pembuatan laporan hasil praktikum ini, kami memiliki landasan acuan. dan acuan

tersebut adalah penelitian serta pengamatan langsung organ-organ pada ikan bandeng (Chanos-

chanos). hal ini dikarenakan dalam pembelajaran semester 2 (dua) ini kita dituntut untuk mengetahui

systim organ-organ pada ikan bandeng (Chanos-chanos).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Praktikum Anatomi ikan ini bertujuan untuk mengenal bentuk tubuh dan bentuk organdalam

ikan, mempelajari bagian-bagian tubuh dan menghitung jumlah dari karakter tertentu bagian tubuh

ikan.

Sedangkan kegunaan dari peraktikum ini adalah peraktikan dapat mengenal bentuk dalam

tubuh ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 klasifikasi

Menurut Efendy (2009), Taksonomi ikan Banbeng dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Pisces
Sub class : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Species : Chanos chanos Forsk

Gambar 1. ikan bandeng (Chanos-chanos)

2.2 Anatomi

Pada ikan bandeng (Chanos chanos), Di dalam rongga badannya terdapat organ-organ, yaitu

ginjal, gelembung renang yang berfunfsi sebagai alat pendeteksi ikan pada posisi kedalaman air , yang

terletak disebelah ventral, gelembung renang, disampuing itu terdapat limfa (lien), organ ini sukar

terlihat karena kadang kadang terbungkus oleh lemak dan hati di antara usus. Dan terdapat saluran

pencernaan, hati dan kantomng empedu.

Pada organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) terdapat organ yang tampak memanjang yang

berfungsi untuk mengatur daya apung di dalam air selain itu organ ini juga disebut alat hidrostatik

karena dapat menyerap atau mengeluarkan gas yang dipengaruhi oleh urat syaraf. Penelitian terhadap
anatomi dalam pada ikan ditujukan juga untuk dunia pengetahuan khususnya pada ikan yang nantinya

berguna dalam rangka

Fungsi lambung ikan bandeng (Chanos chanos) adalah menyimpan makanan dalam jumlah yang

sangat besar setelah hewan selesai makan, mengaduk makanan dengan sekresi (getah lambung), dan

pengosongan lambung, dan memasukan isinya kedalam usus.Panjang usus pada ikan bandeng yang kami

peroleh yaitu 334 cm, maka dapat disimpulkan bahwa ikan tersebut menunjukan ikan herbivora atau

ikan yang sumber makannya berasal dari tumbuh-tumbuhan.

Menurut Fujiya (2004), bahwa proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata lainnya. Namun

ikan memiliki beberapa variasi,terutama dalam hubungannya dengan cara makan, pada umumnya ikan

bernafas dengan ingsang dengan cara memasukan air ke dalam mulut hingga melewati ke ingsang dan

sekaligus menyaring oksigen yang terlarut dalam air, namun tidak semua ikan bernafas dengan ingsang

ada juga bernafas dengan paru-paru misalnya ikan paus dan lumba-lumba. Bagian-bagian ikan bandeng

adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang, jantung, hati,

kantong empedu.
III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan TIempat

Praktek matakuliah Ikhtiologi mengenai Anatomi ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal

25April 2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel 1 Alat dan Fungsinya

No Nama Alat dan Bahan Kegunaan Jumlah

1 Pisau (Scalpel) Untuk memfillet ikan 1

2 Gunting Untuk Memotong bagian tubuh ikan


1

3 Pinset (forceps) Untuk menjepit bagian tubuh ikan 1

4 Baki (dissecting pan) Untuk meletakan bahan 1

5 Ikan Bandeng
Bahan Percobaan 1
(Chanos-chanos)
3.3 Prosedur Kerja

Anatomi ikan secara umum dimaksud terutama untuk melihat posisi organ-organ pada tubuh ikan

seperti hati, limpa, jantung, gonad dan sebagainya. Adapun prosedur kerja yang kita lakukan selama

praktikum yaitu :

1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.

2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.

3.      mengambil ikan bandeng (Chanos chanos) dan meletakkannya pada baki dengan posisi mlintang kepala

ikan sebelah kiri kemudian menggambar morfologi ikan pada modul yang telah disediakan

4.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.

5.      Melaporkan hasil praktikum.

6.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada anaktomi, dalam tubuh ikan bandeng

(Chanus-chanus) dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Keterangan :
1.      Otak, 2.ingsang, 3. mulut, 4.esophagus, 5. Lambung, 6. Usus, 7. Anus, 8.jantung, 9.
Hati, 10. Limpa, 11. Gelembung renang, 12. Ginjal, 13. Gonad, 14. Faring, 15. Piorik
kaeka.

Gambar 2, anatomi ikan bandeng (Chanos-chanos)

4.2 Pembahasan

Dari hasil yang diperoleh tentang anatomi yang terdapat pada ikan bandeng (Chanos-chanos)

kita dapat melihat bahwa ikan bandeng (Chanos-chanos) juga merupakan ikan yang memilikin anatomi

yang hampir seperti ikan lainnya. Pada umumnya antomi ikan bandeng hanya dikenal beberapa saja,

antomi ikan tersebut semakin dikembangkan. Secara garis besar organ yang berukuran relatif besar dan

mudah di amati adalah otak, alat pencernaan, limpa, gonad, ginjal pilorik kaeka, gelembung renang,

jantung, hati, kantong empedu (Sutoyo, 2007).

Seluruh pencernaan pada ikan berturut-turut dari awal makanan masuk ke mulut adalah sebagai

berikut: mulut-faring-asofogus-lambung-pilorus-usus-anus. Dalam baberapa hal ditemukan adaptasi

alat-alat tersebut terhadap makan dan kebiasaan makannya.pada ikan dengan seluruhpencernaan ini,

pencernaan dan makananya dibantu dengan lengkapnya hati dan pancreas. (Effendie,2002)
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah kami lakukan, kami dapat simpulkan sebagai berikut:

1. Ikan Bandeng (Chanos chanos) merupakan jenis ikan yang hidup di perairan payau, pemakan herbivora

dimana nakanan utamanya berasal dari nabati, hal ini dilihat dari mulutnya yang dapat disembulkn dan

tapis insangnya yang halus, dan tidak mempunyai gigi yang besar dan tajam.

2. Padaikan bandeng (Chanos chanos), gurat sisi (linea lateralis) merupakan garis yang terbentuk oleh

adanya pori-pori yang trsusun secara teratur pada tubuh ikan. Didalam gurat sisis (LL) terdapat ujung-

ujung saraf neromas.

3. Organ dalam ikan bandeng (Chanos chanos) adalah otak, insang, mulut, lambung, usus, anus, jantung,

hati gelembung renang, esofagus. alat pencernaan pada ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu gig,

lambung, usus. Alat pernapasannya insang. Alat peredaran darahnya yaitu jantung.

5.2 Saran

Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka penulis menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya peralatan yang digunakan lebih lengkap, Agar praktikum berjalan lancar.

I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang

Ikan pada umumnya lebih banyak dikenal dari pada hasil perikanan lainnya, karena jenis tersebut

yang paling banyak ditangkap dan dikonsumsi. Ikan memang sudah dikenal sejak waktu yang sangat

lama. Jenis ini termasuk hewan vertebrata, artinya hewan yang mempunyai tulang belakang, dan cirinya

yang has adalah hidupnya diair dan pada umumnya bernafas dengan menggunakan insang. Sebagai

bahan pangan, kedudukan ikan menjadi sangat penting, karena banyak mengandung komponen-

komponen yang diperlukan olehtubuh. Baik dinegara maju maupun dinegara-negara berkembang, ikan

banyak ditangkap dan dibudidayakan.

Ikan adalah hewan yang hidup di air, berdarah dingin, sebagian besar bernapas dengan insang,

dan ada pula ikan yang bernafas dengan paru-paru. Ikan juga memiliki alat pencernaan yang berbeda-

beda, itu disebabkan adanya jenis makanan dan adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.

Pada alat pencernaan ikan terdiri dari 2 bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Pada saluran pencernaan yaitu lambung dan usus, terdapat perbedaan antara lambung dan

usus karnivora dengan herbivora.

Pada sistem peredaran darah ikan hanya satu jalur aliran, dimana darah mengalir dari jantung ke

insang lalu keseluruh tubuh dan kembali lagi pada jantung dan peredaran darah ikan disebut peredaran

darah tunggal.

1.2 Tujuan dan kegunaan


Praktikun ini bertujuan untuk mengamati organ yang berhubungan dengan sistem pencernaan,

pernapasan, dan peredaran darah. Adapun Kegunaan praktikum ini adalah agar praktikan mengetahui

apa-apa saja alat pencernaan, pernapasan, dan peredaran darah ikan.


II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi

Menurut fujaya, (2009) Klasifikasi Ikan bandeng (Chanos-chanos) adalah sebagai berikut:

Kingdom                :           Animalia         

Phylum                  :           Chordata

Sub phylum           :           Vertebrata

Class                      :           Pisces

Sub class                :           Teleostei

Ordo                      :           Malacopterygii

Family                   :           Chanidae

Genus                    :           Chanos

Species                  :           Chanos chanos Forsk

Gambar 1 : Ikan Bandeng (Chanos chanos)

2.2 Morfologi
Morfologi adalah berarti mencakup tentang bentuk tubuh dan organ tubuh bagian luar pada

suatu organisme. Pada bentuk tubuh ikan dibedakan menjadi dau macam yaitu simetris bilateral dan

non simetris bilateral. Simetris bilateral adalah bila ikan dibelah menjadi dua bagian yang sama pada

bagian tengahnya, kedua sisi letak, bentuk maupun ukurannya sama persis. Sedangkan non simetris

bilateral adalah kedua sisi lateralnya bentuk yang berbeda atau tidak sama.

Ikan bandeng dikenal sebagai ikan petualang yang suka merantau. Ikan bandeng ini mempunyai bentuk

tubuh langsing mirip terpedo, dengan moncong agak runcing, ekor bercabang dan sisiknya

halus.Warnanya putih gemerlapan seperti perak pada tubuh bagian bawah dan agak gelap pada

punggungnya, Ciri umum ikan bandeng adalah tubuh memanjang agak gepeng, mata tertutup lapisan

lemak (adipase eyelid), pangkal sirip punggung dan dubur tertutup sisik, tipe sisik cycloid lunak, warna

hitam kehijauan dan keperakan bagian sisi, terdapat sisik tambahan yang besar pada sirip dada dan sirip

perut. Bandeng jantan memiliki ciri-ciri warna sisik tubuh cerah dan mengkilap keperakan serta memiliki

dua lubang kecil di bagian anus yang tampak jelas pada jantan dewasa (Suyanto, 1983).

2.3 Sistem Pencernaan, Pernafasan dan Peredaran Darah

2.3.1 Sistem Pencernaan


Makanan dicerna oleh ikan dan diserap sebagai sari makanan, dan yang tidak dapat dicernakan

dikeluarkan sebagai fase. Sari makanan itu diedarkan keseluruh bagian tubuh. Anus merupakan ujung

dari saluran pencernaan, sisa-sisa metabolisme dikeluarkan lewat anus, pada ikan bertulang sejati anus

terletak disebelah depan saluran genital Effendy, (1979).

Ada segolongan ikan selain menghisap hawa dengan insangnya ada juga yang dapat mengambil

hawa dari udara karena mempunyai alat yang disebut ’’ Labyrint ’’ dan bekerja seperti paru-paru ikan-

ikan ini bila berada diluar air tidak segera mati, Pada kloaka adalah ruang yang bermuaranya saluran

pencernaan dan saluran urogenital ( Achjar, 1986 ).

2.3.2 Sistem Pernapasan

Alat pernapasan utama pada ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu seperti lungfish

yang menggunakan paru paru. Selain insang dan paru paru pada lungfish beberapa jenis ikan

mempunyai alat pernapasan tambahan antara lain labirin pada ikan betok ( Anabas sp), organ

arborescent (bentuk seperti bunga karang). Insang ikan terdapat beberapa lembar, masing masing

lembar terdiri dari tiga bagian yaitu tulang lengkung insang, filmen insang dan tapis insang ( Achjar, 1986

).

2.3.3 Sistem Peredaran darah

Peredaran darah ikan adalah peredaran darah tunggal, yang artinya darah hanya satu kali

mengalir melalui jantung. Darah masuk ke jantung melalui pembuluh balik yang di tampung dalam satu

smpul yang disebut sinus venosus, kemudian darah masuk kedalam serambi dan bilik selanjutnya

dipompa oleh bonggol arteri dan menuju ke lengkung insang, maka selanjutnya akan terjadi pertukaran

gas O2. Setelah itu darah mengalir kembali ke jantung malalui vena (Mahardono , 1979).
III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ikhtiologi mengenai Sistem Integumen ikan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10

Mei 2013, dimulai dari pukul 13.00 WITA sampai selesai.Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium

Perikanan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2 Alat dan Bahan

Tabel1.Alat dan Bahan

Alat Fungsi Bahan

Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)


dilaksanankan

Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)

Camera Mengambil gambar Bandeng (Chanos-chanos)


morfolog ikan

Pisaw Memisahkan daging dengan Bandeng (Chanos-chanos)


tulang

Gunting Membantu pemisahan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dengan tulang

Pinset Digunakan membesihkan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dari tulang
3.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja ikan bandeng (Chanos-chanos) yaitu sebagai berikut:

1.            Menyiapkan semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum

2.            Mengamati materi praktikum pada system pernapasan, pencernaan dan peredaran darah.

3.            Mencatat hasil pengamatan dari hasil yang telah dipraktekkan.

4.            Melaporkan hasil praktikum

5.            Membersihkan kembali hasil pengamatan


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai barikut :

Jenis ikan :

(1) lambung, (2) usus, (3) esophagus, (4) pylorus, (5) pilorus caeca, (6) saluran air empedu
(7) anus

Gambar 2. Lembar Kerja Sistem Pencernaan (lambung dan usus)


Tabel 2.Lembar Kerja Sistem Pencernaan (lambung dan usus)

Tipe organ pencernaan panjang Rasio (%)

Gigi Lambung Usus Tubuh A Tubuh B (AxB) x 100

Filoform Pendek Panjang 35 127 (35 x 127)x100

=444500

Tabel 3.lembar kerja pernafasan (insang)

Jumlah lembar insang Jumlah filamen insang

Kanan Kiri Kanan Kiri

340 340 96 96

Gambar

3.lembar

kerja

pernafasan

(insang)

Jenis ikan :

1.Tapis insang, 2.Lengkung insang, 3.Filamen insang


Jenis ikan :

1.Sinus
venosus,
2.Atrium,
3.ventrikel,
4.Cconus
anterior,
5.Balbus
anterior,
6.Aorta
ventralis

Gambar 4.Lembar kerja sistem sirjulasi (jantung)

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sistem Pencernaan

Langkah-langkah proses pencernaan makanan pada ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu :

1.            Pencernaan di mulut dan rongga mulut: makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan dibasahi oleh

saliva

2.            Disalurkan melalui faring dan esophagus


3.            Pencernaan di lambung dan usus halus: dalam usus halus diubah menjadi asaam-asam amino,

monosakarida, gliserida dan unsure-unsur dasarnya yang lain.

4.            Absorbsi air dalam usus besar: akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat (veses).

5.            Veses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke anus.

Sistem pencernaan ikan sangat dipengaruhi oleh jenis makanannya. Menurut bentuknya gigi ikan

digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical, Cannine, Maliform, Incisor, Fuse beak.

Lambung dan usus ikan biasanya memiliki variasi bentuk dan ukuran yang merupakan akibat dari

adaptasi morfologi dan struktural terhadap kebiasaan makanan. Pada ikan bandeng (Chanos chanos)

memiliki lambung yang pendek, sedangkan ususnya lebih panjang dari ukuran tubuhnya yaitu mencapai

334 cm, ini menunjukan ikan tersebut adalah jenis ikan herbivora. Pada ikan karnivora memiliki lambung

yang agak besar dan memanjang, sedangkan ususnya lebih pendek dan pada ikan omnivora memiliki

lambung yang menyerupai kantong yang besar mirip dengan lambung manusia. Pada ikan yellowfin tuna

memiliki gigi villiform dan mempunyai lambung yang besar. Jadi ikan yellowfin tuna termasuk ikan

herbivora.

4.2.2 Sistem Pernapasan

Alat pernapasan utama pada ikan adalah insang, walaupun ada jenis ikan tertentu yang bernafas

menggunakan paru-paru seperti lungfish. Selain insang dan paru-paru beberapa jenis ikan memiliki alat

pernapasan tambahan antara lain labirin.

Pada ikan ikan bandeng (Chanos chanos) alat pernapasannya berupa insang terdiri atas

beberapa 4 lembar, masing-masing lembar insang terdiri dari tiga bagian yaitu lengkung insang, filamen

insang dan tapis insang. Bagian yang berperan dalam pengikatan oksigen dari air adalah filamen insang

sehingga filamen insang dilengkapi dengan kapiler-kapiler darah. Pada ikan bandeng (Chanos chanos)
memiliki lembar insang yang halus dan rapat, ini menunjukan bahwa ikan tersebut adalah jenis ikan

pemakan tumbu-tumbuhan (herbivora)

4.2.3 Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah ikan badeng (Chanos chanos) disebut peredaran darah tunggal. Dimana

darah mengalir dari jantung ke insang kemudian keseluruh tubuh dan akhirnya kembali kejantung.

Peredaran darah berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa metabolisme.

Jantung ikan terdapat suatu ruang tambahan yang disebut sinus venosus, yang berfungsi sebagai

penampung darah dari vena hapaticusserta mengirimkannya keatrium terdapat katub sinatrial. Darah

kemudian dikirim kembali ke ventrikel untuk mencegah darah tersebut kembali ke atrium.
V. SIMPULAN DAN SARAN

5.3 

Simpulan

Dari hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.            Pada alat pencernaan ikan terdiri dari dua bagian yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.

2.            Insang ikan terdapat beberapa lembar, masing masing lembar terdiri dari tiga bagian yaitu tulang

lengkung insang, filmen insang dan tapis insang.

3.            Menurut bentuknya gigi ikan digolongkan pada beberapa bentuk yaitu Villiform, Conical, Cannine,

Maliform, Incisor, Fuse beak.

4.            Peredaran darah berfungsi dalam pengangkutan oksigen hasil respirasi, pengangkutan sisa metabolisme.

5.4  Saran

Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat

bekerja semua dengan maksimal.


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik perikanan

air laut maupun perikanan air tawar. Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah

satu dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat bermanfaat bagi

manusia sebab di dalamnya terdapat bermacam zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

seperti, protein, vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin B2.

Mengingat pentingnya ikan bagi manusia, maka dari itu manusia selalu berusaha mendapatkan

ikan dalam jumlah yang mencukupi, antara lain manusia harus melakukan budidaya.

Berdasarkan strukturnya otot terbagi atas otot Lurik,otot polos, dan otot Jantung, selain itu

berdasarkan pergerakannya otot terbagi atas otot sadar atau voluntary (otot Lurik) dan otot taksadar

atau involuntary (otot polos dan otot jantung) dan otot bukan rangka atau Non skeletal muscle (otot

polos dan otot Jantung).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum sistem otot untuk mengenal dan melihat bentuk otot pada beberapa

bagian tubuh, jenis dan susunan otot yang lebih sederhana jik dibandingkan dengan vertebrata yang

lain. Walaupun susunannya lebih sederhana juga pada ikan didapatkan tiga jenis otot yaitu oto polos

(lincip), otot bergaris dan otot jantung. Guna untuk melindungi bagian tubuh ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Klasifikasi

Menurut fujaya, (2009) ikan Bandeng (Chanos-chanos) dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Pisces

Sub class : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Species : Chanos chanos Forsk

Gambar 1. morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)

2.2 Morfologi

Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior yaitu:

1.            Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.

2.            Tubuh (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.
3.            Ekor(cauda):dari anus sampai bagian ujung sirip ekor bentuk tubuh.

Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala,

batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang

sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan

arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang

sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang Suyanto (2009).

Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung

kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.

Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada

sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip

belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus Suyanto (2009)


2.3 Sistem Otot

Roharjo ( 1980 ) Mengemukakan system otot disebut juga dengan system urat daging yang

berfungsi sebagai bentuk tubuh dan penghasil daya gerak terhadap ikan.urat daging yang terhadap di

kedua sisi tubuh Ikan dapat di bedakan menjadi dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua

bagiantersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang di namakan horizontal akletogeneous septum.

Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya yaitu musculus Lateralis

superficialitas yang banyak mengandung Lemak karena warna merah kehitaman.

Pada garis besarnya ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat

daging licin, dan urat daging jantung. Otot Jantung adalah otot yang cara kerjanya tidak di pengaruhi

oleh rangsang, sedangkan otot polos dan otot lurik di pengaruhi oleh rangsangan Otot merupakan

pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot

untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil ( Mahardono,1979).


III. MATERI DAN METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem otot ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2Mei

2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum ini bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

3.2     Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan praktikum

Alat Fungsi Bahan

Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)


dilaksanankan

Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)

Camera Mengambil gambar Bandeng (Chanos-chanos)


morfolog ikan

Pisaw Memisahkan daging dengan Bandeng (Chanos-chanos)


tulang

Gunting Membantu pemisahan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dengan tulang

Pinset Digunakan membesihkan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dari tulang
3.3        Prosedur Kerja

Metode atau tahapan-tahapan dalam praktikum ikhtiologi dengan judul sistem otot ikan yaitu:

1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.

2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.

3.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.

4.      Melaporkan hasil praktikum.

5.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka diemperoleh hasil sebagai berikut:

Gambar 2. Sistem otot pada ikan bandeng (Chanos-chanos)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil praktek bahwa Sistem otot ikan bandeng (Chanos-chanos) Sistem Otot

merupakan pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ tubuh atau bagian tubuh.

Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh adanya serabut kontraktil.

Otot pada ikan dibagi oleh suatu sekat horizontal menjadi otot epaksial yaitu otot yang terletak di

atas sekat horizontal, dan otot hipaksialis yang terletak di bawah sekat horizontal (Fujaya, 2004).

Menurut Sjafei (1989) urat daging yang terdapat di kedua sisi tubuh ikan dapat dibedakan menjadi

dua bagian, yaitu epaksial dan hipaksial. Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh suatu selaput yang

dinamakan horizontal akletogeneous septum. Dibagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang
menutupinya “musculus lateralis superficialis“ yang banyak mengandung lemak karena warna yang

merah kehitaman.

Pada garis besar ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat daging

licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional tipe urat daging, yaitu yang di bawah rangsangan otak

(voluntary) ialah urat daging jantung. Dari penempelnya juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu urat

daging yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin dan urat daging jantung ( Hardanto, 1979).

Otot jantung adalah otot yang cara kerjanya tidak dipengaruhi oleh rangsang sedankan otot

polos dan otot lurik dipengaruhi oleh rangsang, pada otot polos tidak memperlihatkan adanya garis-garis

melintang dan terdapat pada sistem-sistem yang menjalankan fungsinya secara otomatis (Soewasono,

1960).

Dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot yaitu otot polos yang tidak dipengaruhi oleh

rangsang, otot serat lintang involunter (tidak dipengaruhi kehendak) dan otot serat lintang volunter

(dipengaruhi oleh kehendak) ( Frandson, 1983).

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum dan pembahasan yang telah kami lakukan maka kami dapat

menyimpulkan :
1. Susunan otot ikan lebih sederhana jika dibandingkan dengan vertebrata lain.

2. Tiap blok urat daging terdiri dari hipaksial, epaksial, miotom, mioseptum,

septum horizontal, septum vertical.

5.2 Saran

Dengan melihat praktikum yang dilakukan maka saya menyarankan agar dalam praktikum

berikutnya pembagian kelompok harus lebih diperbanyak lagi, sehingga semua peraktikam dapat

bekerja semua dengan maksimal.


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara yang memiliki potensi perikanan yang melimpah, baik perikanan

air laut maupun perikanan air tawar. Ikan merupakan hewan yang hidup di air yang menjadi salah

satu dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia, ikan sangat bermanfaat bagi

manusia sebab di dalamnya terdapat bermacam zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia

seperti, protein, vitamin A, Vitamin B1 dan Vitamin B2.

Mengingat pentingnya ikan bagi manusia, maka dari itu manusia selalu berusaha

mendapatkan ikan dalam jumlah yang mencukupi, antara lain manusia harus melakukan budidaya.

Integumen adalah berarti mencakup tentang bentuk sisik pada suatu organisme. Pada bentuk sisik ikan

dibedakan menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, badan, ekor.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum integumen untuk mengenal bentuk Sisik dari organisme. diharapkan

setelah praktikum ini mahasiswa dapat mendeskripsikan ikan berdasarkan integumen sisik tubuh ikan.

Selain itu berguna untuk mempermudah praktikan dalam mempelajari dan mengamati spesies

ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

Menurut fujaya, (2009) ikan bandeng (Chano-chanos) dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Pisces

Sub class : Teleostei

Ordo : Malacopterygii

Family : Chanidae

Genus : Chanos

Species : Chanos chanos Forsk

Gambar 1. morfologi ikan bandeng (Chanos-chanos)

2.2 Morfologi

Morfologi adalah bagian luar tubuh ikan mulai dari anterior sampai posterior, berikut adalah

Morfologi ikan :
1.            Kepala: bagian tubuh mulai dari ujung mulut sampai bagian belakang operculum.

2.            Tubuh (trancus): bagian tubuh mulai dari batas akhir operculum sampai anus.

3.            Ekor(cauda):dari anus sampai bagian ujung sirip ekor bentuk tubuh.

Secara garis besar tubuh ikan bandeng (Chanos-chanos) tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala,

batang tubuh dan ekor. Pada tubuh ikan yaitu berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang

sama, apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan

arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung yang

sebelah-menyeblah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata, tutup insang Suyanto (2009).

Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung

kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat.

Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju mundur terdapat pada

sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan, misalnya sirip punggung dan sirip

belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus Suyanto (2009).


2.3 Sitem Rangka

Menurut Buchar (1991), tulang rangka ikan terdiri dari dua macam, yaitu rangka chondrichthyes

(tulang rawan) dan osteicthyes (tulang sejati). Rangka berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang

atau menyokong organ-organ tubuh dan berfungsi pula dalam pembentukan buti-butir darah merah.

Berdasarkan letaknya tulang sebagai penyusun rangka dikelompokan dalam tiga bagian, yaitu tulang

aksial (tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk), veskeral (lengkung insang, tulang-tulang pada bagian

kepala yang tidak termasuk dalam tulang tengkorak), apendikular (rangka anggota badan seperti jari-jari

sirip dan tulang sirip).

Skeleton hewan yang dibentuk oleh tulang merupakan struktur yang hidup. Tulang mempunyai

vasa darah, vasa limfatik, dan nerius dan dapat menjadi sasaran penyakit, mampu memperbaiki diri dan

menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan dengan adanya suatu stress (Pratigyo, 1984).

Kerangka tubuh ikan disebut skeleton. Sisik ikan yang mengandung zat tulang disebut pula rangka

luar, rangka dari tulang-tulang disebut rajum dalam, jadi pada ikan susunan rangkanya dapat dibagi

rangka luar dan rangka dalam (Mahardono, 1979).


III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ikhtiologi mengenai sistem rangka ikan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 2Mei

2013, praktikum ini dimulai pada pukul 13.00 WITA sampai selesai. Praktikum bertempat di

Laboratorium Budidaya Perairan, Fakultas Peternakan dan perikanan, Universitas Tadulako, Palu.

1.2  Alat dan Bahan

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan praktikum bandeng (Chanos-chanos)

Alat Fungsi Bahan

Alat tulis menulis Mencatat kegiayang Bandeng (Chanos-chanos)


dilaksanankan

Baki preparat Tempat penyimpanan ikan Bandeng (Chanos-chanos)

Camera Mengambil gambar Bandeng (Chanos-chanos)


morfolog ikan

Pisaw Memisahkan daging dengan Bandeng (Chanos-chanos)


tulang

Gunting Membantu pemisahan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dengan tulang

Pinset Digunakan membesihkan Bandeng (Chanos-chanos)


daging dari tulang
1.3  Prosedur Kerja

Sebelum kita melaksanakan praktikum diwajibkan untuk melakukan kegiatan berikut:

1.      Menyiapkam semua peralatan yang akan digunakan dalam praktikum.

2.      Mengamati materi praktikum baik langsung atau melalui pembedahan terlebih dahulu.

3.      Mencatat hasil-hasil pengamatan baik dalam bentuk deskripsi maupun gambar.

4.      Melaporkan hasil praktikum.

5.      Membersihkan kembali semua peralatan yang digunakan serta menyimpannya.


IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1    Hasil

Berdasarkan pengamatan tentang tulang pada ikan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Keterangan :

A.    Tulang belakang bagian perut, B. Tulang ekor pertama,


C. Tulang belakang bagian ekor.

Gambar 9. Tulang pada ikan bandeng (Chanos-chanos)

1.2     Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa rangka pada ikan Bandeng (Chanos-chanos)

merupakan tempat melekatnya otot. Adanya tulang maka tubuh ikan mujair memiliki bentuk yang tetap,
hal ini merupakan beberapa fungsi dari tulang ikan bahwa tulang-tulang dalam tubuh vertebrata

membentuk rangka. Fungsi rangka antara lain memberi bentuk tubuh, sebagai alat gerak, melindungi

alat-alat tubuh yang lemah, sebagai tempat melakatnya otot, untuk menegakkan tubuh, dan tempat

pembentukan sel-sel darah. Tulang pada ikan mujair memiliki perberdaan antara tulang bagian ekor,

tulang bagian perut, dan tulang ekor pertama. Dari gambar terlihat bahwa pada tulang bagian perut

terdapat sepasng rusuk yang berfungsi untuk melindungi organ-organ yang berada pada bagian perut

atau rongga badan. Tulang punggung pada daerah badan berbeda dengan yang terdapat pada daerah

ekor. Tiap-tiap ruas didaerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk

melindungi organ-organ didalam rongga badan. Batang ekor tiap-tiap ruasnya dibagian bawah hanya

terdapat satu cucuk hermal dan bagian atas ruas tulang punggung terdapat cucuk neural.

Secara tidak langsung, bentuk rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka ragam.

Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta evolusi dalam

adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang menjadi penegak tubuh ikan

terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati. Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar

tulang Osteichthyes pada permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya

menjadi tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan proses

perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras (Fujaya, 2004).
V.                SIMPULAN DAN SARAN

a.        Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1.        Tulang belakang bagian badan, tulang pertama bagian ekor, dan tulang belakang bagian ekor memiliki

perbedaan dari segi bagian-bagiannya.

2.        Pada bagian tulang badan terdapat sepasang tulang rawan yang berfungsi untuk melindungi organ-

organ yang berada pada rongga badan.

3.        Tulang pada ikan mujair berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan member bentuk tubuh pada

ikan.

b.         Saran

Saran saya agar pada praktikum berikutnya, waktu untuk pengamatan sistem rangka diperpanjang

dikarenakan pengamatannya lebih rumit dibandingkan dengan pengamatan yang sebelumnya dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, M., 1968. Perikanan darat.Sinar baru. Bandung.

Armand. 2000. Sistem Integumen pada Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta

Arifudin, R. 1983. “Bandeng duri lunak dalam Kumpulan Hasil Penelitian Firman dkk, 2009. Mengklasifikasikan
ikan bandeng. Swadaya. Jakarta

Buchar. 1991. Tulang Rangka Terdiri Dari Tulang Rawan Dan Tulang Sejati.  Penebar Swadaya, Jakarta

Cahyono. 2000. Morfologi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta

Effendy, (2009), Ihktiologi. IPB Fakultas Periknan, Bogor

Effendy, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta.

Effendy, 2007. Pengelompokan organ-organ pada ikan. Penebar swadaya. Jakarta

Fujaya. 2009. Klasifikasi Ikan Bandeng. Penebar Swadaya, Jakarta

Fujaya, 2004. Proses pencernaan pada ikan. Yogyakarta

Hardanto, 1979. Perikanan Indonesia, PT Cipta Sari Grafika, Bandung

Khairuman Kk. 2008. Klasifikasi Ikan Mujair. Penebar Swadaya, Jakarta

Mahardono. 1979. Kerangka Ikan Disebut Skelenton. PT. Gramedia, Jakarta

Mahardono. 1979. Otot Merupakan Pergerakan Tubuh Ikan. Penebar Swadaya,          Jakarta

Neall, 1959, bentuk organ pada tubuh ikan. Penebar swadaya. Jakarta
Raharjo. 1980. Otot Pembentuk Tubuh Ikan. P.T Gramedia, Jakarta

Raharjo. 1980. Otot Pembentuk Tubuh Ikan. P.T Gramedia, Jakarta

Suyanto, 2009. Garis besar tstruktur tubuh ikan. Sinar baru Algesindo. Jakarta

Sutoyo, 2009, Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni, Bandung.

Sjafei, 1989. Ihktiologi. IPB Fakultas Periknan, Bogor.

Sugianto. 1994. Epaksial Dan Hipaksial. P.T Gramedia, Jakarta

Sutoyo, 2007,Anatomi Komparativa. Penerbit Alumni, Bandung

Suyanto. 2009. Morfologi Ikan Bandeng. Penebar Swadaya, Jakarta

Sjafei. 1989. Epaksial Dan Hipaksial. P.T Gramedia, Jakarta

Sjafei. 1989. Epaksial Dan Hipaksial. P.T Gramedia, Jakarta

Soewasono. 1960. Cara Kerja Otot Pada Tubuh Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta

Soewasono. 1960. Rangka Luar Ikan Mengandung Zat Tulang. PT. Gramedia,         Jakarta

Teknologi Pasca Panen Perikanan”. BPTP. Jakarta.

Pratigiyo. 1984. Skeleton Dibentuk Oleh Tulang. PT. Gramedia, Jakarta


Ikan gabus merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang berasal dari daerah tropis. Ikan gabus
ini banyak ditemukan di perairan umum, yang dapat tumbuh dan berkembang dimuara – muara
sungai, daun dan dapat juga berkembangbiak di perairan kotor rendah kadar oksigen bahkan juga
tahan terhadap kekurangan air.

Ikan ini biasanya memiliki ciri – ciri fisik umum yaitu memiliki bentuk tubuh memanjang, dan
bagian belakang berbentuk pipih ( compressed ). Bagian depan cembung, perut rata dan bagian
kepala pipih atau hampir menyerupai kepala ular ( head snake ). Warna punggung ikan ini
berwarna kehijauan kehitaman dan bagian perut berwarna putih atau krim.

Berdasarkan hasil penelitian dari Anonim, 2012 ikan gabus ini dapat diklasifikasi dan morfologi
berdasarkan taksonomi diantarnya yaitu :

Klasifikasi ikan gabus

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actionopterygii

Ordo : Percformes

Famili : Channidae
Genus : Ophiocephalus

Spesies : Ophiocephalus striatus ( Channa striata )

Ada dua spesies ikan gabus yang dapat di temukan yaitu :

 Channa micropeltes
 Channa pleuropthalmus

Morfologi ikan gabus

Ikan gabus pada umumnya memiliki bentuk tubuh bulat memanjang dengan panjang mencapai ½
– 1 meter bahkan lebih, ikan ini memiliki berat rata – rata 2-5 kg. Bagian kepala berbentuk
gepeng dan agak pipih yang hampir menyerupai kepala ular ( Head snake ). Memiliki sisik yang
besar dan kasar di bagian kepala, perut, punggung, dan bagian ekornya.

Bagian sirip punggung memanjang dan juga sirip ekor bebentuk bulat pada bagian ujungnya,
bagian sisi atas tubuh hingga bagian ekor memiliki warna kegal, kehitaman maupun kehijauan,
sedangkan warna bagian perut berwarna krim atau putih. Bagian sisi samping terdapat garis
maupun coret tebar ( striata ), warna ini biasanya tergantung dengan habitat dan lingkungannya.

Bagian mulut terdapat gigi yang besar dan tajam, yang berguna untuk mencabik atau mengunyah
makanannya. Secara umum, ikan gabus ini memiliki bau amis, hal ini disebabkan karena bagian
otot ikan terbuat dari protein yang bervariasi. Bau amis ini berasal dari penguraian ( dekomposisi
), zat amonia dari senyawa belerang dan bahan kimia amina yang berasal dari penguraian asam
amino.

Kandungan gizi ikan gabus berdasarkan penelitian

No Unsur Gizi Jumlah Satuan

1 Energi 116 Kal

2 Air 69,6 G

3 Protein 25,2 G

4 Lemak 1,7 G

5 Karbohidrat 0 G

6 Lemak jenuh 3.6 G

7 Kalisium 62 Mg

8 Fosfor 176 Mg

9 Besi 0,9 Mg
10 Vitamin A 45 Mcg

11 Vitamin B 0,04 Mg

12 Vitamin C 0 Mg

Sumber data : saftar Analisis Bahan Makanan, Fakultas KedokteranUI Jakarta 1966.

Baca juga :

 Cara Pemijahan Ikan gabusPanduan


 Cara Budidaya Ikan Gabus Hasil Berlimpah
 Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit

Tambahan :

Ikan gabus ini dapat bermanfaat untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan tubuh, bahkan juga
dapat di gunakan sebagai bahan alternatif untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta
memberikan asupuan kandungan gizi dan nutrisi yang maksimal

Artikel Terkait

 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Betutu

 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cakalang ( Katsuwonus pelamis )

 Klasifikasi dan Morfologi Keong Mas

 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tuna

 Klasifikasi dan Morfologi Belut

 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila


Share this:

 Twitter
 Facebook
 Google
 Reddit
 Pinterest

Related

Klasifikasi dan Morfologi Ikan ManyungIn "Morfologi Ikan"

Klasifikasi dan Morfologi Ikan BetutuIn "Morfologi Ikan"

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tongkol ( Euthynnus affinis )In "Morfologi Hewan"

Updated: —

Tags: ciri - ciri morfologi ikan gabus, Klasifikasi ikan gabus, morfologi ikan gabus, taksonomi dan anatomi
ikan gabus

← Previous Post

Next Post →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment

Name *

Email *

Website

 
Notify me of follow-up comments by email.

Notify me of new posts by email.

Artikel TOP

 Tips Membuat Pakan Alternatif Lele Dengan Dedak Bekatul201 views | by


fredikurniawan | posted on June 21, 2015 | under perikanan

 Cara Budidaya Semangka di Dalam Pot ( Polibag )146 views | by fredikurniawan |


posted on August 22, 2015 | under Pertanian

 Kunci Sukses Ternak Kambing Secara Modern135 views | by fredikurniawan | posted


on February 5, 2015 | under Peternakan

 Cara Sukses Budidaya Entok Dengan Mudah132 views | by fredikurniawan | posted


on July 2, 2015 | under Peternakan

 Cara Budidaya Ikan Nila Yang sukses dan Cepat Panen120 views | by fredikurniawan
| posted on March 8, 2015 | under perikanan

 Cara Membuat Pakan Alternatif Bebek dan Entok116 views | by fredikurniawan |


posted on August 25, 2015 | under Peternakan

 Ciri Kambing Bunting107 views | by fredikurniawan | posted on January 3, 2016 |


under Peternakan
 Cara Mudah Membedakan Itik Jantan & Betina88 views | by fredikurniawan |
posted on August 24, 2015 | under Peternakan

 Cara Mudah Membuat Kandang Ternak Itik Modern86 views | by fredikurniawan |


posted on August 24, 2015 | under Peternakan

 Macam – Macam Tanaman Hias Bunga83 views | by fredikurniawan | posted on


August 15, 2015 | under Pertanian

Cara termudah menurunkan berat badan! 15 kg dalam 2 minggu, jika minum 2


sendok

Saya makan SEMUA & masih turun 27 kg! Anda ingin tahu caranya?! Baca di sini
>>>

Inilah produk pembakar lemak perut! Turun 8 kg dalam 3 hari, pada saat tidur

Makanan ini musuh terburuk lemak! Turun 23 kg dalam satu bulan! Di pagi hari

Saya turun 26 kg dalam 7 HARI! Sangat mudah! Lihat panduannya DI SINI >>>

Artikel Terbaru

 Cara Mengatasi dan Mengobati Berak Kapur Ayam


 Cara Mengatasi dan Mengobati Berak Kapur Pada Burung
 Jenis Umpan dan Cara Mancing Udang Galah
 Cara Membuat Silase Untuk Pakan Ternak
 Cara Mengatasi Kembung Pada Kambing
 Cara Menanam dan Budidaya Bawang Bombay
 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Bawang Bombay
 Tanda dan Ciri Kucing Bunting
 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Selada
 Klasifikasi dan Morfologi Bunga Anggrek Bulan
Forum Diskusi

 fredikurniawan on Panduan Dasar Budidaya Cabai Rawit


 cara menanam cabe on Panduan Dasar Budidaya Cabai Rawit
 Randa on Cara Budidaya Burung Puyuh
 fredikurniawan on Cara Budidaya Burung Puyuh
 Randa on Cara Budidaya Burung Puyuh

Silakan Berlangganan Melalui Via Email

Dapatkan semua informasi Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Dengan Via Email

Join 7 other subscribers

Masukan Email Anda

Anda mungkin juga menyukai