1.1 Tujuan
Pada Praktikum osmoregulasi pada ikan lele bertujuan untuk mngetahui respon
biota akuatik untuk mengatasi keadaan lingkungan yang berubah (salinitas/kadar
garam).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Salinitas
Kemampuan ikan untuk bertahan pada media bersalinitas tergantung pada
kemampuan untuk mengatur cairan tubuh sehingga mampu mempertahankan tingkat
tekanan osmotik yang konstan dan perubahan kadar salinitas juga mempengaruhi
tekanan osmotik cairan tubuh ikan, oleh karena itu ikan harus melakukan penyesuaian
atau pengaturan kerja osmotik internalnya agar proses fisiologis di dalam tubuhnya
dapat bekerja secara normal kembali. Apabila salinitas semakin tinggi ikan berupaya
terus agar kondisi homeostatis dalam tubuhnya tercapai hingga pada batas toleransi
yang dimilikinya ( Sitio et al. 2017).
Salinitas diperiksa dengan hand refractometer (Retnani dan Abdulgani 2013).
Salinitas menjadi factor pembatas kehidupan hewan akuatik ( anonim 1999 dalam lantu
2010). Faktor salinitas adalah salah satu faktor yang diduga berperan cukup signifikan
dalam mempengaruhi laju metabolisme dalam tubuh kultivan (Fujaya 2004 dalam
Nugroho dan Chilmawati 2016). Perlakuan salinitas media dan pemuasaan ikan
memberikan pengaruh terhadap perbaikan kondisi kesehatan dan performa sel dalam
darah ikan lele. Salinitas media 6%o meningkatkan konsentrasi sel leukosit, eritrosit,
Hb dan hematokrit. Dikaitkan dengan konsentrasi sel eritrosit serta trombosit yang
rendah (Hastuti, 2010 dalam Hastuti dan Subandiyono 2012)
Shanbhag dan Saidapur (1996) dalam Nugroho dan Chilmawati (2016)
menyatakan bahwa salinitas berpengaruh terhadap perkembangan ovarium ikan,
dimana perkembangan ovarium akan lebih lambat pada media dengan salinitas yang
tinggi. Energi untuk perkembangan ovarium (atau testis) ditekan sedemikian rupa
secara fisiologis dan dialihkan (dikompensasikan) untuk pertumbuhan, dalam hal ini
adalah biomassa mutlak. Menurut Hastuti dan Subandiyono (2012) Pada media
bersalinitas 0 ppt, ikan cenderung minum air sehingga akan mengencerkan cairan
darahnya selanjutnya mengeluarkan urin untuk mempertahankan tekanan osmotik
cairan tubuhnya di atas Jika lingkungan media hidupnya bersalinitas dengan tekanan
osmotik melebihi tekanan osmotik tubuh ikan, maka ikan cenderung tidak minum dan
mengeluarkan cairan dalam tubuhnya untuk mempertahankan tekanan osmotik dalam
cairan tubuh. Menurut Hastuti dan Subandiyono (2012) Mekanisme ini diduga
menyebabkan penurunan konsentrasi bilirubin dalam serum darah ikan lele hingga
mencapai level normal
100
80
60
40
15
20
0
dengan perlakuan tanpa perlakuan
waktu adaptasi ikan sampai menit ke-
Gambar 2. Grafik Hubungan Waktu Pengamatan Dengan Waktu Adaptasi Ikan pada
salinitas
Pada pengamatan 120 menit ikan hanya hidup sampai menit ke 15 sehingga
tidak terlihat respon terjadi di menit ke 15 sampai 120. Pada menit ke 0 ikan merespon
aktif dengan berenang kesanan kemari Nampak tidak nyaman dengan keadaan
perairannya. Ikan kadang diam menggantung di perairan, ikan tidak mengap mengap.
Bukaan mulut dan overkulumnya sulit mengamati karna aktif sehingga di ambil rata
rata 15/menit.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ikan lele masih mampu hidup pada
salinitas 0-8 ppt sehingga diduga ikan ini mampu mentoleransi kisaran salinitas yang
cukup lebar. Kemampuan ikan untuk bertahan pada media bersalinitas tergantung pada
kemampuan untuk mengatur cairan tubuh sehingga mampu mempertahankan tingkat
tekanan osmotik yang konstan dan perubahan kadar salinitas juga mempengaruhi
tekanan osmotik cairan tubuh ikan, oleh karena itu ikan harus melakukan penyesuaian
atau pengaturan kerja osmotik internalnya agar proses fisiologis di dalam tubuhnya
dapat bekerja secara normal kembali ( Sitio et al. 2017). Berdasarkan literatur ikan lele
memang tidak mampu bertahan lama karna konsentrasi salinitas yang tinggi. Adapun
respon ikan yang sudah di paparkan tadi dikarenakan ikan merespon keadaan yang
tidak stabil dari biasanya dengan kemampuan metabolism tekanan osmotic yang tidak
dapat seimbang walaupun ikan berusaha menyeimbangkan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ikan lele masih mampu hidup pada
salinitas 0-8 ppt sehingga diduga ikan ini mampu mentoleransi kisaran salinitas yang
cukup lebar ( Sitio et al. 2017). Sehingga ikan mampu hidup sampai akhir karna air
yang di berikan memiliki salinitas rendah bahkan mungkin 0 ppt. ikan mengalami
pelambatan overculum dikarnakan pengaturan keseimbnagn oksiggen dan pernapasan
dan diam menggandung serta kadang mengambil gelembung dari atmosfer.
Berdasarkan data pengamatan tingkah laku ikan pada dua perlakuan yang
berbeda di dapat tingkah laku yang berbeda dari setiap perlakuan. Pada perlakuan
dengan diberi garam ikan aktif dan nampak tidak nyaman.. Pada perlakuan dengan air
tawar saja ikan Nampak lebih pasif. Hal ini bias terjadi karna ikan memiliki suhu
optimum. Hal ini biasa terjadi di perubahan salinitas. Hasil penelitian ini membuktikan
bahwa ikan lele masih mampu hidup pada salinitas 0-8 ppt sehingga diduga ikan ini
mampu mentoleransi kisaran salinitas yang cukup lebar. Kemampuan ikan untuk
bertahan pada media bersalinitas tergantung pada kemampuan untuk mengatur cairan
tubuh sehingga mampu mempertahankan tingkat tekanan osmotik yang konstan dan
perubahan kadar salinitas juga mempengaruhi tekanan osmotik cairan tubuh ikan( Sitio
et al. 2017)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Affandi R dan Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press, Pekanbaru.
Anonym, 1999. Canadian Council of Ministers of the Environment. 1999. Canadian
water quality guidelines for the protection of aquatic life: Salinity (marine). In:
Canadian environmental quality guidelines, 1999, Canadian Council of
Ministers of the Environment, Winnipeg.
Deputi Menegristek. 2000.Budidaya Ikan Lele (Clarias ). BAPPENAS :Jakarta
Fujaya, Yushinta. 2004. FISIOLOGI IKAN - Dasar Pengembangan Teknologi
Perikanan. Rineka Cipta. Jakarta.
Hastuti S. 20L0. Lele kuning dan eliminasi populasinya melalui aplikasi sistem
budidaya ikan higienis di Kampung lele Boyolali, Tahap l: ldentifikasi lele
kuning. Laporan Hasil Penelitian Universitas Diponegoro. Tidak
dipubikasikan.
Hastuti, S., dan Subandiyono, S. 2012. Efek osmotik dari salinitas media dan
pemuasaan terhadap proses penyembuhan ikan lele dumbo (Clarias gariepinus,
Burch) yang terserang penyakit kuning.
Hilwa, Z. 2004. Karakterisasi Genotip Ikan Lele Sangkuriang dengan Metode
PCRRFLP ADN Mitokondria. Skripsi . Institut Pertanian Bogor. Bogor
Lantu, S. 2010. Osmoregulasi pada hewan akuatik. Jurnal Perikanan dan Kelautan
Tropis. 6(1): 46-50.
Nicol, J.A.C., 1967. The biology of marine animals. 2d ed. Wiley.Interscience, New
York.
Nugroho, R. A., dan Chilmawati, D. 2016. Efisiensi Pemanfaatan Pakan Dan
Pertumbuhan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Strain Sangkuriang yang
Dipelihara Pada Media Dengan Salinitas Yang Berbeda dalam Kolam
Plastik. Pena Akuatika: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.13(1).
Nurasni, A. 2012. Pengaruh Suhu dan Lama Kejutan Panas Terhadap Triploidisasi Ikan
Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus). Indonesian Journal of Applied
Sciences. Vol 2(1):19-26.
Putra, D. A.2014. Ram Jet Ventilation, Perubahan Struktur Morfologi Dan Gambaran
Mikroanatomi Insang Ikan Lele (Clarias Batrachus) Akibat Paparan Limbah
Cair Pewarna Batik.Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Retnani, H. T., dan Abdulgani, N. 2013. Pengaruh salinitas terhadap kandungan protein
dan pertumbuhan ikan bawal bintang (Trachinotus blochii). Jurnal Sains dan
Seni ITS.2(2):177-181.
Ridwantara, D., Buwono, I. D., Suryana, A. A. H., Lili, W., dan Suryadi, I. B. B.2019.
Uji Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas Mantap (Cyprinus
carpio) Pada Rentang Suhu yang Berbeda. Jurnal Perikanan Kelautan. Vol
10(1):46-54.
Riesnawaty, C. J. 2007. Pemanfaatan Surmi Lele Dumbo (Clarias gariepinur) Dalam
Pembuatan Burger Ikan. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Shanbhag, B.A. and S.K. Saidapur, 1996. Atretic follicles and corpora lutea in the
ovaries of fish. In: J.S. DATTA MUNSHI and H.M. DUTTA (eds.) Fish
Morphology. Horizon of New Research. Science Publisher Inc. :147 – 168.
Steffens, W. 1989. Principle of Fish Nutrition. Ellis Horwood Limited, Inggris.
Sitio, M. H. F., Jubaedah, D., dan Syaifudin, M. 2017. Kelangsungan hidup dan
pertumbuhan benih ikan lele (Clarias sp.) pada salinitas media yang
berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. Vol 5(1): 83-96.
Suwandi, R., Jacoeb, A. M., dan Muhammad, V. 2011. Pengaruh cahaya terhadap
aktivitas metabolisme ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) pada simulasi
transportasi sistem tertutup. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. Vol
14(2):92-97.
LAMPIRAN
Gambar 3. Ikan di menit awal pengamatan Gambar 4. Ikan mati di menit akhir
Gambar 5. Ikan di menit awal pengamtan Gambar 6. Ikan hidup di menit akhir
Gambar 7. Pemberian air 3 liter dan perlakuan Gambar 8. Pemberian air 3 liter