Anda di halaman 1dari 6

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perairan laut dihuni oleh berbagai jenis organisme bernilai ekonomis

penting dan dimanfaatkan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

dan memenuhi kebutuhannya. Beberapa jenis organisme laut yang bernilai

ekonomis adalah Crustacea. Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di

air laut dan air tawar. Kata Crustacea berasal dari bahasa latin yaitu kata Crusta

yang berarti cangkang yang keras. Ada beribu-ribu spesies Crustacea di seluruh

dunia, untuk itu perlunya pembelajaran mengenai sebagian kecil spesies dari

Crustacea.

Tubuh crustacea terdiri atas 2 bagian pokok, yaitu: sefalothoraks (kepala

dan dada yang menyatu) dan badan bagian belakang (abdomen atau perut). Setiap

ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki. Memiliki kulit keras (karapaks) di daerah

kepala. Di bagian anterior terdapat sepasang mata majemuk yang bertangkai.

Badan belakang pada udang melengkung diakhiri dengan ekor. Sistem

pencernaannya dimulai dari mulut ke kerongkongan ke lambung lalu usus dan

yang terakhir ke anus. Crustacea bernapas dengan insang. Sistem sarafnya

merupakan susunan saraf tangga tali. Sistem peredaran darah terbuka. Mengalami

fertilisasi internal.

Crustacea menguntungkan manusia dalam beberapa hal, antara lain

sebagai bahan makanan yang berprotein tinggi, misal udang, lobster dan kepiting.

Umumnya masyarakat yang hidup di wilayah pesisir mengumpulkan crustacean


sebagai bahan makanan, bahan hiasan dan keperluan lainnya bagi kepentingan

manusia. Udang merupakan salah satu komoditas hasil perairan yang banyak

digemari oleh setiap orang. Selain raanya yang enak, kandungan gizi yang tinggi

pun menyebabkan udang banyak digemari. Indonesia terkenal sebagai produsen

udang di tingkat dunia, terutama udang windu, sebagai identitas udang Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum ini.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana struktur

morfologi dan anatomi udang dan kepiting ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah untuk mengetahui

struktur morfologi dan anatomi udang dan kepiting.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini adalah dapat mengetahui

struktur morfologi dan anatomi udang dan kepiting.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Crustacea

Crustacea adalah fillum Arthropoda yang sebagian besar hidup di laut dan

bernapas dengan insang. Tubuhnya terbagi dalam kepala (cephalo), dada (thorax),

dan perut (abdomen). Kepala dan dada bergabung membentuk kepala-dada

(chepalothorax). Kepalanya biasanya terdiri dari lima ruas yang tergabung

menjadi satu. Mereka mempunyai dua pasang antena, sepasang mandibel

(mandible) atau rahang dan dua pasang maksila (maxilla). Beberapa diantaranya

digunakan untuk berjalan. Ruas abdomen biasanya sempit dan lebih mudah

bergerak dari padakepala dan dada. Ruas-ruas tersebut mempunyai embelan yang

ukurannya sering mengecil (Nontji, 2001).

B. Morfologi Crustacea

Permukaan tubuh crustacea dilindungi kutikula yang tersusun dari zat

kitin yang ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras.

Tubuhnya dibedakan menjadi sefalotoraks dan abdomen yang terdiri dari

segmen-segmen (kepala 5, torak 8, dan abdomen 6) masing-masing dengan satu

pasang anggota tubuh yang terdiri atas ruas-ruas. Setiap segmen tubuh

dibedakan atas tergum (bagian dorsal), sternum (bagian ventral), pleura

(lateral tubuh). Sefalotoraks terdiri atas 13 segmen yang terlindung oleh

karapak. Ujung anterior karapak merupakan rostrum. Antena dan antenula

merupakan struktur indera. Kaki jalan berfungsi untuk bergerak, memegang


makanan, dan membersihkan tubuhnya. Kaki renang sebagai alat renang,

respirasi, dan pembawa telur pada hewan betina (Kastawi, 2009).

Ciri-ciri morfologi udang mempunyai tubuh yang bilateral simetris

terdiri atas sejumlah ruas yang dibungkus oleh kintin sebagai eksoskleton. Tiga

pasang maksilliped yang terdapat dibagian dada digunakan untuk makan dan

mempunyai lima pasang kaki jalan sehingga disebut hewan berkaki sepuluh

(Decapoda). Tubuh biasanya beruas dan sistem syarafnya berupa tangga tali.

Dilihat dari luar, tubuh udang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan

bagian belakang. Bagian depan disebut bagian kepala, yang sebenarnya terdiri

dari bagian kepala dan dada yang menyatu. Bagian kepala tertutup kerapak,

bagian perut terdiri dari lima ruas yang masing-masing ruas mempunyai

pleopod dan ruas terakhir terdiri dari ruas perut, dan ruas telson serta uropod

(ekor kipas). Tubuh udang mempunyai rostrum, sepasang mata, sepasang

antena, sepasang antenula bagian dalam dan luar, tiga buah maksilipied, lima

pasang cholae (periopod), lima pasang pleopod, sepasang telson dan uropod

(Prianto, 2007).

C. Daur Hidup Udang

Setelah telur-telur menetas, larva hidup di laut lepas menjadi bagian

dari zooplankton. Saat stadium post larva bergerak ke daerah dekat pantai dan

perlahan-lahan turun ke dasar di daerah estuari dangkal. Perairan dangkal ini

memiliki kandungan nutrisi, salinitas dan suhu yang sangat bervariasi

dibandingkan dengan laut lepas. Setelah beberapa bulan hidup di daerah estuari,
udang dewasa kembali ke lingkungan laut dalam dimana kematangan sel

kelamin, perkawinan dan pemijahan terjadi. Tahapan tahapan tersebut berulang

untuk membentuk siklus hidup (Rizal, 2009).


DAFTAR PUSTAKA

Kastawi., 2009, Zoologi Avetebrata, Malang, UM Press

Nontji, A., 2001, Laut Nusantara, Djambatan, Jakarta

Prianto, E., 2007, Peran Kepiting Sebagai Species Kunci (Keystone Spesies) pada
Ekosistem Mangrove, Prosiding Forum Perairan Umum Indonesia IV, Balai
Riset Perikanan Perairan Umum, Banyuasin.

Rizal., 2009, Morfologi Udang, Malang, UM Press.

Anda mungkin juga menyukai