DISUSUN OLEH :
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum Avertebrata Air ini , yaitu untuk mengetahui
komposisi jenis phylum Mollusca di zona intertidal Pantai Gosong Desa Sungai Raya yang
merupakan salah satu Desa pesisir di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten
Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum Avertebrata Air ini, yaitu memberikan informasi ilmiah
mengenai komposisi jenis phylum Mollusca di zona intertidal Pantai Gosong Desa Sungai Raya
yang merupakan salah satu Desa pesisir di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten
Bengkayang , Provinsi Kalimantan Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Phylum Mollusca
Menurut Dharma (1988) phylum Mollusca dibagi menjadi tujuh kelas yaitu Aplacophora,
Monoplacophora ,Polyplacophora, Scaphopoda, Gastropoda , Pelecypoda dan Cephalopoda.
Sementara itu Nontji (1993) mengatakan bahwa Mollusca terdiri atas lima kelas yakni
Amphineura, Gastropoda, Scaphopoda, Pelecypoda dan Cephalopoda. Dari kedua kalsifikasi
tersebut , klasifikasi yang paling umum digunakan adalah klasifikasi menurut Nontji ( 1993).
Suhu di laut adalah factor yang amat penting bagi kehidupan orgaisme (Nybakken dalam
Armita, 2011). Selanjutnya ditambahkan Romimohtarto (2001) dalam Armita (2011) bahwa suhu
merupakan factor fisik yang sangat penting dilaut, perubahan suhu dapat member pengaruh besar
kepada sifat-sifat air laut lainnya dan kepada biota laut.
Suhu mempengaruhi daya larut gas-gas yang diperlukan untuk fotosintesis seperti CO2
dan O2, gas-gas ini mudah terlarut pada suhu rendah dari pada suhu tinggi akibatnya kecepatan
fotosintesis ditingkatkan oleh suhu rendah. Panas yang diterima permukaan laut dari sinar
matahari menyebabkan suhu di permukaan perairan bervariasi berdasarkan waktu.Perubahan
suhu ini dapat terjadi secara harian, musiman, tahunan atau dalam jangka waktu panjang
(Romimohtarto dalam Armita, 2011).
2.4.2 Salinitas
Air laut dapat dikatakan larutan garam. Kadar garam air biasanya didefenisikan sebagai
jumlah (dalam garam) dari total garam terlarut yang ada dalam 1 kilogram air laut dan biasanya
diukur dengan kondiktivitas. Semakin tinggi konduktivitas semakin tinggi kadar garamnya.
Komposisi kadar garam tersebut selalu dalam keadaan yang konstan dalam jangka waktu yang
panjang. Salinitas dapat diukur menggunakan refraktometer (Vedca, 2009).Salinitas
didefinisikan sebagai jumlah bahan padat yang terkandung dalam tiap kilogram air laut,
dinyatakan dalam gram per-kilogram atau perseribu (Sutika dalam Armita, 2011).
Salinitas penting artinya bagi kelangsungan hidup organisme, hamper semua organisme
laut hanya dapat hidup pada daerah yang mempunyai perubahan salinitas yang kecil (Hutabarat
dan Evans dalam Armita, 2011). Menurut Sutika(1989) dalam Armita (2011) bahwa salinitas air
laut pada umumnya berkisar 33o/oo sampai 37o/oo dan berubah-ubah berdasarkan waktu dan
ruang.Nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh suplai air tawar ke air laut, curah hujan, musim,
topografi, pasang surut dan evaporasi (Nybakken dalam Armita, 2011).
Sutika (1989) dalam Armita (2011) mengatakan bahwa derajat keasaman atau kadar ion
H dalam air merupakan salah satu faktor kimia yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
organisme yang hidup di suatu lingkungan perairan. Tinggi atau rendahnya nilai pH air
tergantung dalam beberapa faktor yaitu : kondisi gas-gas dalam air seperti CO2, konsentrasi
garam-garam karbonat dan bikarbonat, proses dekomposisi bahan organic di dasar perairan.
Derajat keasaman merupakan faktor lingkungan kimia air yang berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan rumput laut. Menurut pendapat Soesono(1988) dalam Armita
(2011) bahwa pengaruh bagi organisme sangat besar dan penting, kisaran pH yang kurang dari
6,5 akan menekan laju pertumbuhan bahkan tingkat keasamannya dapat mematikan dan tidak
ada laju reproduksi sedangkan pH 6,5 – 9 merupakan kisaran optimal dalam suatu perairan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum Avertebrata Air ini dilaksanakan di Pantai intertidal Pantai Gosong Desa
Sungai Raya yang merupakan salah satu Desa pesisir di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan,
Kabupaten Bengkayang, Provins Kalimntan Barat. Yang dilakukan pada hari sabtu 14 Desember
2019 pukul 06.00 WIB- Selesai.
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Avertebrat Air dapat dilihat pada table
1 berikut.
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum.
No Nama Kegunaan
.
1. Alat tulis Mencatat hasil pengukuran
2. Tali Plastik Membuat blok area
3. Kertas Label Tempat sempel
4. Botol Sample Tempat spesiemen
5. Kamera Dokumentasi kegiatan praktikum
6. Tissue Pembersih alat
7. Termometer,pH Mengukur parameter lingkungan
lakmus,Handrefraktometer
8. Roll meter Mengukur blok
Pengambilan data pada praktikum ini menggunakan metode blok area dengan cara survey
jelajah untuk mengamati komposisi dari jenis filum mollusca di Pantai Gosong Desa Sungai
Raya yang merupakan salah satu Desa pesisir di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan, Kabupaten
Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Pengambilan sampel dengan memperhatikan prosedur
kerja sebagai berikut :
Column2
Dari grafik diatas menunjukkan bahwa jenis terbanyak yan ditemukan adalah jenis
kerrang kepah (Polymesoda erosa) dari kelas Bivalvia dengan jumlah individu sebanyak 29
individu. Sementara yang terendah adalah jenis Top Shells dari kelas Gastropoda dengan jumlah
individu sebanyak 1 individu, Placuna Placenta ( kerang simping) dari kelas Bivalvia dengan
jumlah individu sebanyak 2 individu, Keyhole Limpets dari kelas Gastropoda dengan jumlah
individu sebanyak 2 individu.
Suhu 22 ˚C
pH 7 -
Salinitas 33 ppt
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum dan menyusun laporan ini yang dapat disimpulkan adalah
bahwa komposisi jenis phylum mollusca dizona intertidal pantai Gosong Desa Sungai Raya yang
merupakan salah satu Desa pesisir di Kecamatan Sungai Raya Kepulauan , Kabupaten
Bengkayang , Provinsi Kalimantan Barat. Yang ditemukan adalah phylum mollusca yang
berjenis siput dan kerang. Banyak ditemukan phylum mollusca yang berjenis siput sekitar 82%
dengan jenis jenis yang berbeda dibandingkan dengan phylum mollusca yang berjenis kerang
ditemukan sekitar 57% dengan jenis yang berbeda. Total dari keseluruhan yang ditemukan
sebanyak 139 individu phylum mollusca dengan jenis siput dan kerang yang berbeda.
5.2 Saran
Dari praktikum ini , sebaiknya untuk praktikum avertebrata air kedepannya harus
memaksimalkan waktu yang lama agar mahasiswa dapat mengenal secara detail berupa jenis
jenis hewan mollusca, oleh karena itu perlu dilakukan riset atau kajian lanjutan dari praktikum
yang dilakukan ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN