FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Jl. Achmad Yani Km. 36 Fakultas Teknik UNLAM Banjarbaru 70714,
Telp : (0511) 4773868 Fax: (0511) 4781730,Kalimantan Selatan,
Indonesia
UCAPAN TERIMAKASIH KAMI UCAPKAN KEPADA :
Rektor ULM
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi,
M.Si., M.Sc
NIP : 1966033 199102 1 001
Dosen :
Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp. ST. Mkes
NIP. 19780420 20050 1 002
Oleh :
Tanty Puspa Sari H1E113011
Dicky Audi Rahman H1E113043
Arif Rachman Shidiq H1E113212
Mu’min H1E113215
Rifda Iklila Ananda H1E113236
Judul Skripsi: Analisis Dampak dari Paparan Zat Merkuri Terhadap Lingkungan
Perairan
Peminatan : Ekotoksikologi
Disahkan Oleh
Dosen Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang mana atas berkat dan
Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas besar ini dengan
judul “Analisis Dampak dari Paparan Zat Merkuri Terhadap Lingkungan Perairan”.
Tugas besar ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan kelulusan mata
kuliah Ekotoksikologi di Fakultas Teknik (FT) Universitas Lambung Mangkurat
(UNLAM).
Tersusunnya tugas besar ini, tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih, kepada :
1. Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Amd. Hyp. ST. Mkes selaku dosen pembimbing
mata kuliah Ekotoksikologi yang telah memberikan waktu dan bimbingan dalam
proses penulisan tugas besar ini.
2. Semua Pihak yang telah berkontribusi dalam penyeleseian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
membutuhkan banyak masukkan dan kritikan dari beebagai pihak yang sifatnya
membangun dalam memperkaya tugas besar ini.
Namun demikian, penulis berharap semoga ini menjadi sumbangan berguna bagi
ilmu pengetahuan khususnya ilmu Ekotoksikologi Lingkungan.
Penuli
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB III METODOLOGI
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 28
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 28
3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 28
3.4 Kerangka Konsep .............................................................................. 28
3.5 Pengumpulan Data ............................................................................ 29
3.5.1 Cara Pengumpulan Data ........................................................ 29
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................................... 29
3.5.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 29
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 29
3.6.1 Analisa Univariat .................................................................. 29
3.6.2 Analisa Bivariat ..................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Analisis Merkuri Dalam Air .................................................... 30
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Merkuri Dalam Air.............................................................. 32
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 34
6.2 Saran .................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA
INDEKS
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
ABSTRAK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Terpaparnya suatu zat dalam lingkungan sekarang ini dapat terjadi diberbagai
jenis lingkungan. Seperti halnya di lingkungan perairan. Salah satu zat yang dapat
terpapar dalam suatu lingkungan adalah Hg atau biasa disebut merkuri. Merkuri atau
Hg merupakan logam berat yang sangat beracun dibandingkan dengan semua logam
berat lainnya (Saputra, 2011).
Merkuri biasanya dapat berasal dari alam, industri, maupun dari alat transportasi.
Secara alami, merkuri dapat berasal dari penguapan dari air laut dan gas gunung
berapi. Sedangkan industri yang menghasilkan limbah merkuri antara lain industri
pengecoran logam dan semua industri yang menggunakan merkuri sebagai bahan
baku maupun bahan penolong. Selain itu, hasil pembakaran bahan bakar fosil juga
merupakan sumber merkuri (Hapsari,2012).
1
1.3 Batasan Masalah
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan
yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan
informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai
berikut:
1. Penjelasan mengenai Merkuri (Hg) dibatasi sampai pengertian, sifat-sifat, dan
sumber Merkuri (Hg).
2. Penjelasan mengenai dampak dari paparan zat Merkuri (Hg) terhadap
lingkungan perairan dibatasi sampai pemanfaatan Merkuri (Hg) di lingkungan
dan jenis penyakit akibat Merkuri (Hg).
3. Penjelasan mengenai penanganan dari dampak paparan zat Merkuri (Hg)
terhadap lingkungan perairan dibatasi sampai analisis zat Merkuri (Hg) dan
cara menangani dampak Merkuri (Hg).
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Unsur merkuri (Hg0)
Mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut didalam air. Pada suhu
kamar kelarutannya 60 mg/l dalam air dan antara 5-50 mg/l dalam lipida. Bila
ada oksigen merkuri diasamkan kedalam bentuk ionic.
2. Merkuri Anorganik (Hg2+ dan Hg22+)
Diantara dua tahapan pengoksidaan Hg2+ lebih reaktif.Ia dapat membentuk
kompleks dengan ligan organik, terutama golongan sulfurhidril.
3. Merkuri Organik
Senyawa merkuri yang terikat dengan satu logam karbon, contohnya metil
merkuri.Persen pengendapan dan akumulasinya adalah tinggi, kurang lebih 80%,
karena sifatnya yang larut didalam lipida.
Merkuri terdapat sebagai komponen renik dari minyak mineral, dengan bantuan
kontinental yang rata-rata mengandung sekitar 80 ppb atau lebih kecil lagi. senyawa-
senyawa alkil merkuri lebih tahan urai daripada senyawa alkil atau merkuri
anorganik, oleh karena itu senyawa alkil merkuri lebih berbahaya sebagai bahan
pencemar. Merkuri masuk ke lingkungan perairan berasal dari berbagai sumber yang
timbul dari penggunaan unsur itu oleh manusia seperti buangan laboratorium kimia,
batu baterai bekas, pecahan termometer, fungisida kebun, tambal gigi amalgam dan
buangan farmasi.
Merkuri yang terdapat dalam limbah atau waste di perairan umum diubah oleh
aktifitas mikro-organisme menjadi komponen metil-merkuri (Me-Hg) yang memiliki
sifat racun (toksik) dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi
terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut mengakibatkan merkuri terakumulasi
baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu melalui rantai
makanan (food chain) dalam jaringan tubuh hewan-hewan air, sehingga kadar
merkuri dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi kehidupan hewan air maupun
kesehatan manusia yang makan hasil tangkap hewan-hewan air tersebut. Terjadinya
proses akumulasi merkuri di dalam tubuh hewan air, karena kecepatan pengambilan
merkuri (up take rate) oleh organisme air lebih cepat dibandingkan dengan proses
4
ekresi, yaitu karena metil-merkuri memiliki paruh waktu sampai beberapa ratus hari
di tubuh hewan air, sehingga zat ini menjadi terakumulasi dan konsentrasinya beribu
kali lipat lebih besar dibanding air disekitarnya.
Keracunan merkuri pertama sekali dilaporkan terjadi di Minamata, Jepang
pada tahun 1953. Kontaminasi serius juga pernah diukur di sungai Surabaya,
Indonesia tahun 1996. Pengaruh pencemaran merkuri terhadap ekologi bersifat
jangka panjang, yaitu meliputi kerusakan struktur komunitas, keturunan, jaringan
makanan, tingkah laku hewan air, fisiologi, resistensi maupun pengaruhnya yang
bersifat sinergisme.Sedang pengaruhnya yang bersifat linier terjadi pada tumbuhan
air, yaitu semakin tinggi kadar merkuri semakin besar pengaruh racunnya. Metil-
merkuri diketahui mengganggu perkembangan janin, mengakibatkan cacat lahir pada
janin yang ibunya terpajan merkuri.
5
2.1.3 Efek Toksik
Berdasarkan sifat kimia dan fisik merkuri (Hg), tingkat daya racun logam
berat terhadap hewan air secara berurutan adalah merkuri (Hg), cadmium (Cd), seng
(Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), Nikel (Ni), dan Kobalt (Co). Toksisitas logam
berat bisa dikelompokkan menjadi 3, yaitu bersifat toksik tinggi terdiri dari unsur-
unsur Cr, Ni dan Co; dan bersifat toksik rendah, yang terdiri atas unsur Mn dan Fe.
Logam berat bersifat toksik karena tidak bisa menghancurkan (non-degradable) dan
organisme hidup yang ada di lingkungan sehingga logam-logam tersebut
terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan dan membentuk
senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik (Widowati W., Astiana S.
dan Raymond J.R., 2008).
Absorpsi etil merkuri di tubuh mencapai 95%, kontaminasi Hg pada manusia
bisa terjadi melalui makanan, minuman, dan pemafasan, serta kontak kulit. Jumlah
Hg yang diabsorpsi tergantung pada jalur masuknya, lama paparan, dan bentuk
senyawa merkuri. Apabila gas merkuri terhirup, akan mengakibatkan penyakit
bronkitis. Sebagian besar logam merkuri akan terakumulasi dalam ginjal, otak, hati,
dan janin. Dalam organ, logam Hg tersebut akan berubah menjadi senyawa
anorganik, lalu merkuri akan dibuang melalui kotoran, urin, dan pernapasan.
Keracunan akut oleh Hg uap menunjukkan gejala faringitis, sakit pada bagian perut,
mual-mual dan muntah yang disertai darah, dan shock. Apabila tidak segera diobati,
akan berlanjut dengan terjadinya pembengkakan kelenjar ludah, nefritis, dan hepatitis
(Widowati W., Astiana S. dan Raymond J.R., 2008).
6
bentuk elemen terpisah. Komponen merkuri banyak tersebar di karang, tanah, udara,
air dan organisme hidup melalui proses fisika, kima, dan biologi yang kompleks. Sifat
kimia dan fisika merkuri membuat logam ini banyak digunakan untuk keperluan
kimia dan industri (Palar, 1994).
Merkuri mempunyai sifat yang sangat beracun, maka U.S. Food and
Administrasion (FDA) menentukan pembakuan atau Nilai Ambang Batas (NAB)
kadar merkuri yang ada dalam jaringan tubuh badan air, yaitu sebesar 0,005 ppm.
Nilai ambang batas yaitu suatu keadaan dimana suatu larutan kimia, dalam hal ini
merkuri dianggap belum membahayakan bagi kesehatan manusia. Kadar merkuri jika
sudah melampaui NAB dalam air atau makanan, maka air maupun makanan yang
diperoleh dari tempat tertentu harus dinyatakan berbahaya. NAB air yang
mengandung merkuri total 0,002 ppm baik digunakan untuk perikanan (Budiono,
2003).Air raksa (Hg) atau merkuri mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mengkilap seperti logam, yang mudah membagi diri atas bola-bola kecil.
c. 1 g merkuri harus memberi larutan jernih dan tak berwarna dengan 5cm3asam
nitrat.
d. Jika diuapkan meninggalkan sisa dan pada pemanasan sangat tinggi, tidak boleh
meninggalkan sisa yang dapat ditimbang (Depkes RI, 1929).
Menurut Palar (1994), merkuri atau air raksa mempunyai nama kimia Hydrargyrum
yang berarti perak cair. Secara umum logam merkuri memiliki sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik beku paling rendah sekitar
39oC.
2. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-
logam yang lain.
7
3. Tahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri
sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan arus listrik.
5. Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam
bentuk unsur tunggal (logam) ataupun dalam bentuk persenyawaan.
Merkuri telah dikenal manusia sejak peradaban, logam ini dihasilkan dari bijih
sinambar, HgS yang mengandung unsur merkuri antara 0,1 – 4% melalui pembakaran
udara ( Effendi, 2003).
8
pada tahun 1953 - 1960, yang dikenal dengan kasus Minamata, dimana dilaporkan
100 orang cacat, 43 orang meninggal dan 119 Bayi lahir dengan cacat bawaan.
Penyebabnya adalah limbah merkuri dari pabrik plastik yang dibuang ke laut dan
ditemukan kadar merkuri yang tinggi pada ikan yaitu sebesar 27 – 102 ppm. Selain
itu juga kasus di Irak tahun 1961 dimana 35 orang meninggal dan 321 orang cacat.
Kasus serupa juga terjadi di Niigata, Jepang pada tahun 1965, dimana menurut
laporan 26 orang keracunan dan 5 diantaranya meninggal (Wardhana, 1994; Noviani
dan Gusarizal, 2004).
Penelitian tentang kadar merkuri sudah banyak dilakukan di Indonesia dan
hasilnya banyak sungai yang mengandung merkuri diatas nilai normal (Wardhana,
1994). Penelitian tentang kadar merkuri di sungai sudah pernah dilakukan di Sulawesi
Utara yaitu oleh Harun di Sungai Tondano di daerah Komo Luar dimana didapatkan
kadar merkuri diatas nilai normal pada dua titik dari enam titik yang dijadikan sampel
(Harun, 2008).
Merkuri di sungai ataupun daerah perairan dapat mempengaruhi keadaan biota yang
ada di perairan tersebut (Budiono, 2008).Banyak biota yang terganggu ekosistemnya,
tapi ada jenis bakteri yang ditemukan resisten terhadap merkuri, walaupun bakteri
tersebut terpapar dengan merkuri dalam waktu yang lama, bakteri ini disebut bakteri
resisten merkuri, dimana bakteri ini memiliki gen yang resisten. Umumnya terdiri
atas gen metaloregulator (MerR), Gen Transport merkuri (MerT, MerP, MerC), Gen
Merkuri reduktase (MerA) dan Organomerkuri liase (MerB) (Noviani dan Gusrizal,
2004).
Dari penelitian Noviani dan Gusrizal sudah banyak tentang bakteri resisten
merkuri. Penelitian sudah dilakukan diberbagai daerah, misalnya penelitian di Daerah
Penambangan Emas di Kalimantan Selatan (Noviani dan Gusrizal, 2004).Penelitian
serupa juga pernah dilakukan oleh Londah di daerah Teluk Manado, Sulawesi Utara
(Londah, 2009).
9
2.3 Pemanfatan Merkuri Di Alam
Pemanfaatan logam merkuri pada saat ini sudah hamper mencakup seluruh asek
kehidupan manusia dan lingkungan. Selama beberapa tahun sudah merkuri banyak
digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian dan industry. (zul alfian, 2006).
Pada umumnya merkuri berbentuk logam padat dan merupakan salah satu elemen
alami yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan. Siklus merkuri secara luas
terjadi pada lingkungan, ketika di udara, merkuri akan terangkut semuanya, maupun
daerah. Sumber utama merkuri di atmosfir adalah penguapan dari tanah dan air,
disamping itu pembakaran fossil fuels terutama batubara. Kadar merkuri di udara
akan naik dapat juga disebabkan oleh pembuangan sampah padat seperti termometer
Hg, switch listrik, baterai, juga pemakaian cat yang mengandung Hg, anti jamur dan
pestisida serta pembakaran limbah minyak. Sumber utama pada air adalah buangan
limbah industri (terutama industri tambang emas) dan proses pelapukan batuan
karena pengaruh iklim.
Merkuri banyak sekali digunakan dalam berbagai macam aktivitas manusia,
seperti pada industri klor dan soda tajam.Karena merkuri adalah sejenis logam,
merkuri dapat menghantarkan listrik, sehingga merkuri digunakan pada perangkat
elektronik. Sumber merkuri oleh aktivitas manusia yang berpotensi mencemari udara
dan air dapat berasal dari:
1. Industri khlor-alkali
2. Produksi energy
3. Pemprosesan gas dan petroleum
4. Penambangan emas
5. Penambangan dan penghasil metal
6. Pembuangan limbah dengan pembakaran
7. Sektor dental
8. Air kotoran
10
Produk-produk yang menggunakan merkuri biasanya adalah:
1. Baterai
2. Kosmetik
3. Dental Amalgam
Amalgam mengisi :
Sumber merkuri yang berasal dari alam dan yang disebabkan oleh aktivitas manusia
ini akan masuk ke laut, danau dan sungai, akan diubah menjadi metilmerkuri oleh
bakteri tertentu dan kemudian akan terakumulasi pada ikan dan hewan-hewan laut
lainnya.
11
Tabel 1. Standar Baku Mutu
12
bersifat sedikit mengembang pada saat pembentukan amalgam, sehingga mampu
mengkait secara kuat pada permukaan lubang gigi. Dental amalgam ini tidak mudah
pecah oleh benturan-benturan atau tekanan antar gigi, dan mempunyai koefisien
ekspansi termal rendah, sehingga tidak mudah pecah jika terjadi kontak dengan
makanan panas. Merkuri digunakan paling banyak di bidang pertanian sebagai
senyawa organoraksa yang digunakan untuk fungisida dan pengawet kayu (Kristian
H. Sugiyarto, 2001).
Merkuri telah digunakan pada penambangan emas sebagai pemisah dari
batubatuan selama berabad-abad karena merkuri harganya murah, mudah digunakan,
dan relative efisien. Selain itu merkuri juga berasal dari aktivitas berbagai jenis
industri dan pembakaran bahan-bahan yang mengandung merkuri. Merkuri yang
terdapat dalam udara jatuh ke bumi baik di dekat sumber penghasil merkuri sebagai
akibat kegiatan industri maupun di lokasi yang sangat jauh dari sumbernya. Bila
merkuri tertimbun dalam tanah yang berair maka oleh mikro organisme akan diubah
menjadi metal merkuri yang mana merupakan bentuk merkuri yang memiliki
toksisitas tinggi. Limbah dari semua pengguna merkuri ini akan terkumpul pada
perairan/laut.
Merkuri yang terdapat di perairan/laut di ubah menjadi metilmerkuri oleh
bakteri tertentu. Hewan laut akan terkontaminasi metilmerkuri apabila laut tersebut
tercemar oleh merkuri dengan cara meminum air tersebut atau dengan memakan
hewan lain yang mengandung merkuri. Merkuri yang terdapat dalam tubuh hewan
laut adalah dalam bentuk metil merkuri. Organisme kecil ini akan memangsa
metilmerkuri dan membawanya ke organisme lain dengan cara bila hewan
pemangsanya memakan organisme kecil ini, mereka juga membawa metil merkuri
dalam tubuh mereka. Proses ini dikenal sebagai bioakumulasi dan berlanjut terus
dengan kadar merkuri yang semakin meningkat. Hewan pemangsa seperti ikan
memiliki posisi yang tertinggi dalam mata rantai pembawa merkuri. Bila manusia
mengkonsumsi ikan ini maka akan turut terpapar oleh merkuri (Wurdiyanto, 2007).
13
Sebagai unsur, merkuri (Hg) berbentuk cair keperakan pada suhu kamar.
Merkuri membentuk berbagai persenyawaan baik anorganik (seperti oksida, klorida,
dan nitrat) maupun organik. Merkuri dapat menjadi senyawa anorganik melalui
oksidasi dan kembali menjadi unsur merkuri (Hg) melalui reduksi. Merkuri
anorganik menjadi merkuri organik melalui kerja bakteri anaerobic tertentu dan
senyawa ini secara lambat berdegredasi menjadi merkuri anorganik. Produksi air
raksa diperoleh terutama dari bijih sinabar (86,2 % air raksa).Logam ini dihasilkan
dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% - 4%. Bijih
merkuri juga ditemukan pada batu dan bercampur dengan bijih lain seperti tembaga,
emas, timah, seng dan perak. Toksisitas merkuri inorganik terjadi dalam beberapa
bentuk Merkuri metalik (Hg), merkuri merkurous (Hg1+), atau meruri merkuri
(Hg2+) (Esau, 2002).
Merkuri yang merupakan unsur alami yang dapat ditemukan di udara, air dan
tanah yang dapat didistribusikan keseluruh lingkungan baik secara alami maupun
karena adanya kegiatan manusia (antropogenik) (UNEP dan WHO, 2008). Menurut
Widowati (2008) Hg yang masuk dalam perairan berupa dalam bentuk:
a. Hg anorganik : berasal dari air hujan atau aliran air sungai, memilik sifat
stabil pada pH yang rendah.
b. Hg organik : berasal dari kegiatan pertanian yaitu penggunaan pestisida.
c. Terikat : suspended solid
d. Logam Hg berasal dari kegiatan Industri ( Subanri, 2008).
Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atau hydragyrum yang berarti “perak
cair” (liquid silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada
temperatur kamar, berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang
cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik.
Merkuri membeku pada temperatur –38.9 oC dan mendidih pada temperatur 357 oC
(Stwertka, 1998). Dengan karakteristik demikian, merkuri sering dimanfaatkan untuk
berbagai peralatan ilmiah, seperti termometer, barometer, termostat, lampu
fluorescent, obat-obatan, insektisida, dsb. Sifat penting merkuri lainnya adalah
14
kemampuannya untuk melarutkan logam lain dan membentuk logam paduan (alloy)
yang dikenal sebagai amalgam. Emas dan perak adalah logam yang dapat terlarut
dengan merkuri, sehingga merkuri dipakai untuk mengikat emas dalam proses
pengolahan bijih sulfida mengandung emas (proses amalgamasi). Amalgam merkuri-
emasdipanaskan sehingga merkuri menguap meninggalkan logam emas dan
campurannya. Merkuri adalah unsur kimia sangat beracun (toxic). Unsur ini dapat
bercampur dengan enzyme didalam tubuh manusia menyebabkan hilangnya
kemampuan enzyme untuk bertindak sebagai katalisator untuk fungsi tubuh yang
penting. Logam Hg ini dapat terserap kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan
kulit. Karena sifat beracun dan cukup volatil, maka uap merkuri sangat Kolokium
Hasil Lapangan – DIM, 2005 61-3 berbahaya jika terhisap, meskipun dalam jumlah
yang sangat kecil ( Swertka, 1988).
15
Tabel 2. Kelimpahan rata-rata unsur logam berat pada berbagai jenis batuan
Kelimpahan rata-rata (dalam ppm)
Unsur Batugampin
Basalt Granodiorit Granit Serpih
g
Au 0,004 0,004 0,004 0,004 0,005
Ag 0,1 0,04 0,04 0,05 1
Hg 0,08 0,08 0,08 0,5 0,05
As 2 2 1,5 15 2,5
Cu 100 30 10 50 15
Pb 5 15 20 20 8
Zn 100 60 40 100 2,5
(Sumber: Field Geologis’ Manual)
16
Tabel 3. Kelimpahan beberapa unsur logam berat dalam tanah, air dan sedimen
sungai
Au <10-50 0,002 -
Cu 5000-100000 8 5000-80000
Pb 5000-50000 3 5000-80000
17
sungai, sampai saat ini belum tersedia standar nilai baku mutu Hg dalam tanah
(Bambang, 2005).
18
pertanian. Merkuri dapat berada dalambentuk metal, senyawa-senyawa anorganik
maupun organik. Pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai pengaruh terhadap
okosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen,
kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudhannya diserap dan terkumpul dalam
jaringan tubuh organisme air. Nilai ambang batas merkuri dalam tanah adalah kurang
dari 2 mg/kg (2 ppm) (Macnicol dan Beckett, 1985).
Merkuri di alam dibagi dalam tiga bentuk yaitu logam merkuri, merkuri
organik, dan merkuri anorganik. Menurut Oda dan Ingle (1981) dikatakan bahwa
merkuri organik, khususnya metil merkuri lebih toksik dibandingkan dengan senyawa
merkuri yang lain. Hasil penelitian Suheryanto (1996) menyatakan bahwa konsentrasi
total merkuri di perairan Sungai Musi Palembang sebesar 1,42 ng/mL. Pengukuran
konsentrasi total merkuri yang ada di lingkungan perairan tidak dapat membedakan
merkuri yang toksik dengan merkuri yang tidak toksik, akan tetapi dengan analisis
spesiasi dapat dikualifikasikan keberadaan merkuri dengan tingkat toksisitasnya di
lingkungan (Florence, 1982).
Bermacam-macam metode analisis merkuri yaitu, antara lain adalah ICP-MS
(InductivelyCoupled Plasma Mass Spectrometry), NAA (Neutron Activation
Analysis), CV-AAS (ColdVapor Atomic Absorption Spectrometry), dan ASV (Anodic
Stripping Voltammetry). Berbagai metode analisis tersebut memerlukan instrument
yang mahal harganya dan juga biaya operasionalnya. Oleh karena itu tidak tersedia
pada setiap lembaga, meskipun lembaga tersebut sebenarnya memerlukan dalam
kaitannya dengan pemantauan limbah. Berbagai instrument tersebut hanya dimiliki
oleh institusi tertentu, dapat disebutkan, antara lain LPPTUGM, laboratorium PPNY-
BATAN. Spektrofotometer sinar tampak dalam perdagangan dijumpai sebagai
spectronic 20. Spectronic 20D adalah suatu instrument untuk analisis yang lebih
murah harga maupun biaya operasionalnya dan telah dimiliki oleh berbagai institusi
dapat pula digunakan sebagai alat untuk menguji adanya merkuri dalam sampel.
Larutan yang mengandung ion merkuri bersifat jernih dan tidak berwarna dalam
konsentrasi rendah maupun konsentrasi yang tinggi. Agar dapat dianalisis dengan
spektrofotometer sinar tampak, maka perlu ditambahkan pereaksi agar menjadi
19
larutan yang berwarna. Salah satunya adalah dengan membentuknya sebagai senyawa
dithizonat (Anonim, 1980: 232).
Pada dasarnya penentuan unsur merkuri adalah sulit dilakukan.Hal ini
disebabkan oleh volatilitas dari senyawa merkuri tersebut. Oleh karena itu perlu
dilakukan metode basah dengan perlakuan asam (acid treatment). Merkuri juga sering
berkontaminasi dengan reagent atau bahan-bahan di laboratorium. Sebaiknya merkuri
dipisahkan terlebih dahulu sebelum dianalisis, di antaranya dengan elektrolisis,
volatilisasi, dan ekstraksi ditizon. Cara terakhir ini paling sering digunakan. Dalam
penentuannya digunakan pembentukan kompleks dengan ditizon atau dengan
dinaftiltiokarbazon (Pinta, 1975).
2.7 Jenis Penyakit Akibat Merkuri
Merkuri banyak digunakan dalam kehidupan kita sehari-hari dirumah kita,
seperti penggunaannya untuk lampu penerangan, dan penggunaan alat-alat kesehatan.
Semua bentuk merkuri, bak dalam bentuk unsur, gas maupun dalam bentuk garam
merkuri bersifat racun. Ion merkrui menyebebakan pengaruh toksik, karena terjadinya
proses presipitasi protein menghambat aktifitas enzim dan bertindak sebagai bahan
yang korosif. Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, arnida,
dan amina, dimana dalam gugus tersebut. Merkuri dapat menghambat fungsi enzim.
Waktu paruh dari metil merkuri pada tubuh manusia sekitar 70 sampai dengan 90
hari, tetapi eliminasi dari jaringan sangat lambat dan tidak teratur, sedangkan
akumulasinya dapat dengan mudah menimbulkan gajala toksisitas (Alfian, 2006).
Adapun beberapa jenis penyakit yang diakibat akan merkuri dalam berbagai bidang
yaitu :
1. Merkuri dalam bidang Kesehatan
Dalam bidang kedokteran telah menggunakan merkuri sejak abad ke-15
diaman merkuri (Hg) digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin (sifilis).
Kalomel (HgCl) digunakan sebagai pembersih luka sampai diketahui bahwa
beracun tersebut beracun sehingga tidak digunakan lagi. Dan beberapa alat ukur
dibidang kesehatan seperti termometer, alat ukur tekanan darah
(sfigmomanometer), dan penggunannya amalgam dalam kedokteran gigi.
20
Digunakannya merkuri dalam kesehatan ternyata juga mengundang datangnya
bahaya keracunan merkuri. Bahaya racun merkuri pada alat kesehatan terjadi pada
saat peralatan tersebut tercecer, dan cairan atau uap dari merkuri menyebar ke
lingkungan. Merkuri bisa masuk kedalam tubuh( teurtama anak-anak) jika uapnya
terhirup jika salah seorang penghuni rumah menggunakan krim kulit yang
mengandung merkuri. Uap merkuri yang murni merupakan permasalahan
toksikologi yang unik karena elemen merkuri mempunyai dua sifat yang sangat
berbahaya. Toksisitasnya akibat masuk uap merkuri kesaluran pernapasan
(inhalasi), bisa menyerang sistem saraf pusat, sedangkan toksisitaskronik
menyebabkan gagal ginjal. (Alifan, 2006).
21
Gambar 1 Tingkat kandungan Merkuri di Samudra
22
4. Merkuri dalam Bidang Industri
Dalam bidang indsutri yang menggunakan merkuri yaitu pabrik alat-alat
listrikyang memproduksi lampu penerangan jalan raya. Lampu merkuri yang
terkenal dengan pemasangan yang murah dan arus listriknya dapat dialiri dengan
voltase yang tinggi sehingga masyarakat lebih memeilih untuk membeli karena
harga yang cukup terjangkau tapi tidak dengan dampak yang diakibatkan terhadap
lingkungan. Selain itu, merkuri juga digunakan dalam insdustri pembuatan khlor
alkali yang menghasilkan klorin(Cl2), dimana klorin digunakan untuk penjernihan
air dan pembasmi hama (proses Khlorinasi). Penggunaan merkri disini pada
dasarnya berupa larutan konduksi dan kemampuannya mengikat natrium sebagai
amalgam dan membebaskan khlor.
23
Gambar 2 Kegunaan Merkuri di Pabrik
Merkuri merupakan kandungan yang kadang ditambahkan dalam kosmetik
yang berfungsi mempercepat menghasilkan kulit wajah putih dan bersih. Merkuri
sebenarnya tidak boleh dipakaikan pada manusia karena dapat menyebakan iritasi
parah pada kulit dan terjadi kerusakan pada kulit.
24
Lampon. Akumulasi merkuri dalamsedimen muara yang wajarnya hanya 0,1 ppm
tercatat mencapai 0,45 ppm di mangrove timur. Adapun di lokasi pengolahan emas
mencapai 65,52 ppm. Di bibir muara mencapai 1,17 ppm. Akumulasi
merkuri paling tinggi terdapat di timbunan limbah yang tersisa setelah tambang
ditutup, yakni 634,19 ppm. Kandungan merkuri yang tinggi tidak hanya terdapat di
tanah dan muara sungai, tetapi juga pada hewan lunak. Pada siput bakau (Terebralia
sulcata) ditemukan kandungan merkuri hingga 3,1 ppm, dalam tubuh Nerita argus
atau sejenis siput laut ditemukan hingga 3,03 ppm. Di tubuh siput pantai atau Patella
intermedia konsentrasi merkuri mencapai 0,44 ppm. Peneliti menyarankan agar tidak
mengonsumsi siput dan kerang dari kawasan ini karena bisa berbahaya. Ikan pun
kemungkinan bisa tercemar, tetapi belum ada penelitian khusus tentang ini.
25
Akan tetapi Pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini kembali
pada soal koordinasi unsur-unsur masyarakat terkait. Khususnya untuk kasus PETI
(Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan publik, Gubernur, Bupati, dan
Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi pencemaran
sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan pada
masyarakat penambang. Tentu saja bukan perkara yang mudah, sebab penggunaan
Merkuri berkait dengan mata pencaharian serta juga pendapatan daerah. Tidak selalu
pengobatan dapat berhasil dan kecacadan yang terjadi sudah permanen, oleh karena
itu peran pemerintah untuk melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang
menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila
AMDALnya membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi pencemaran air baik
oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah dilakukan
Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih
(PROKASIH).
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya
yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara
bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari sumber-sumber lainnya.
Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran sungai dengan
melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).
Ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran, yaitu penanggulangan
secara non-teknis dan secara teknis. Penanggulangan secara non teknis yaitu suatu
usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam
bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan
perundangan ini hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya meliputi AMDAL, pengaturan
dan pengawasan kegiatan dan menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan
26
penanggulangan secara teknis bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan
buangannya, misalnya dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah
alat bantu yang dapat mengurangi pencemaran.
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection Agency
(EPA) memuat beberpa rekomedasi untuk mencegah terjadinya pencemaran merkuri
di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.
2. Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya
dibatasi untuk daerah-daerah tertentu.
3. Semua industri yang menggunkan merkuri harus membuang limbah
industri dengan terlebih dahulu mengurangi jumlah merkurinya sampai
batas normal.
Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan masalah
pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadinya pada lumpur di
dasar sungai atau danau dan menghasilkan CH3Hg+ yang dilepaskan ke badan air
sekililingnya (Lina, 2004).
27
BAB III
METODE PENELITIAN
28
3.5. Pengumpulan Data
3.5.1. Cara pengumpulan data
Data yang digunakan dalam penilitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
yaitu data yang diperoleh dari literature seperti buku, media elektronik atau internet
dan sumber-sumber yang menunjang dalam penelitian ini.
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
30
Sungai Cisoka, memiliki kadar Hg sebesar 0,0027 ppm, CBR 07A (0,0365 ppm)
berada di daerah aliran Sungai Cikuluwung dan CBR 21A (0,02679 ppm) berada di
daerah aliran Sungai Ciupih.
31
BAB V
PEMBAHASAN
Merkuri, ditulis dengan simbol kimia Hg atau hydragyrum yang berarti “perak
cair” (liquid silver) adalah jenis logam sangat berat yang berbentuk cair pada
temperatur kamar, berwarna putih-keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang
cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik.
Merkuri membeku pada temperatur –38.9oC dan mendidih pada temperatur 357oC
(Stwertka, 1998). Dengan karakteristik demikian, merkuri sering dimanfaatkan untuk
berbagai peralatan ilmiah, seperti termometer, barometer, termostat, lampu
fluorescent, obat-obatan, insektisida, dsb. Sifat penting merkuri lainnya adalah
kemampuannya untuk melarutkan logam lain dan membentuk logam paduan (alloy)
yang dikenal sebagai amalgam. Emas dan perak adalah logam yang dapat terlarut
dengan merkuri, sehingga merkuri dipakai untuk mengikat emas dalam proses
pengolahan bijih sulfida mengandung emas (proses amalgamasi). Amalgam merkuri-
emas dipanaskan sehingga merkuri menguap meninggalkan logam emas dan
campurannya (Setiabudi, 2005).
32
sehingga banyak para penambang tidak melakukan penambangan dan penambangan
tidak dilakukan setiap hari. Hal ini yang menyebabkan konsentrasi logam berat
merkuri menurun. Musim kemarau, air sungai menjadi surut sehingga memudahkan
para penambang melakukan penambangan emas. Menurut Darmono (1995), surutnya
air pada musim kemarau menyebabkan konsentrasi merkuri di sungai meningkat,
karena berkurangnya proses pengenceran dan volume air sedikit, sehingga kadar
merkuri dalam air sangat tinggi. Hasil analisis kualitas air yang dibandingkan dengan
kriteria mutu air sebagaimana termuat dalam lampiran PP nomor 82 Tahun 2001,
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, dapat dilihat
pada tabel 4.
33
(lihat Tabel 3). Menurut Palar (1994), pH air rendah akan menyebabkan merkuri yang
ada dalam perairan menjadi stabil, sedangkan apabila pH air tinggi dapat menurunkan
kelarutan logam dalam air, karena kenaikan pH dapat mengubah kestabilan dari
bentuk karbonat menjadi hidroksida yang membentuk ikatan dengan partikel pada
badan air, sehingga akan menguap membentuk lumpur
34
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Merkuri atau air raksa adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA) 80
serta mempunyai masa molekol relatif (MR = 200,59). Bentuk fisik dan
kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang
berbentuk cair dalam temperatur kamar (25OC), titik bekunya paling rendah (-
39OC), mempunyai kecenderungan yang lebih besar, mudah bercampur
dengan logam lain menjadi logam campuran menurut Amalgam/Alloi
2. Dampak dari paparan zat Merkuri terhadap lingkungan perairan adalah
Kandungan merkuri pada air dapat membuat air berubah warna menjadi keruh
dan dapat membuat lingkungan tercemar.
3. Penanggulangan merkuri pada air :
Penanggulangan (pengendalian dan pencegahan) dampak pencemaran
dilakukan dengan penataan kembali tata ruang.
Kompensansi pemulihan dan rehabilitasi daerah yang tercemar agar
tidak menyebar ke lingkungan yang lebih luas karena bahkan untuk
saat ini sangatlah susah untuk memulihkan air yang telah tercemar
oleh merkuri apalagi untuk negara Indonesia penyebabnya tentu saja
kekurangan teknologi dan biaya
6.2 Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Untuk kedepannya bagi penulis yang menggunakan makalah ini
sebagai referensi sebaiknya lebih fokus dan detail dalam menjelaskan isi dari makalah
tersebut dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
35
DAFTAR PUSTAKA
Alfian, Z. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan
Manusia dan Lingkungan. [Online]. Avaliable:
http://library.usu.ac.id/download/e-book/zul%20alfian.pdf. [7 Mei 2008]
Anonim, (1980), Standard Methods for Examination of Water and Waste Water, 15th
Ed, Washington: APHA-AWWA-WPCF.
Esau. 2002.Kadar Merkuri Emisi, Ambien dan Kadar Merkuri Urine Masyarakat
Sekitar PT.GE Lighting Indonesia, Yogjakarta. Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Florence, T.M., (1982).The Speciation of Trace Elements in Water, Talanta, 29, 345-
364.
Ginting,A.R. Perkimiaan pada ekstraksi emas dan detoksifikasi limbah. Proceeding
dan penempatan tailing di dasar laut. Kantor Wilayah Dep. Pertambangan &
Industri Prop. Sulawesi Utara Bekerja sama dengan Fakultas Perikanan & Ilmu
Kelautan UNSTRAT,1999.
Gunradi R., Sukmana, Ta’in, Z. dan Nixon, 2000. Laporan Penelitian Pemantauan
Unsur Hg (Merkuri) Akibat Penambangan Emas Tanpa Ijin (PETI) di Daerah
Pongkor, Jawa Barat dengan Pemetaan Geokimia. Koordinator Urusan
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat.
Harun, F. 2008. Tinjauan Kadar Merkuri (Hg) pada air sungai di Kelurahan Komo
Luar. [Skripsi] Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan DepKes
Manado.
Pinta, M., (1975), Detection and Determination of Trace Elements, USA: Ann Arbor
Science Publisher, Inc.
Saputra, D. 2011. Analisis Logam Merkuri (Hg). Universitas Haluoleo. Kendari.
Stwertka, A., 1998. Guide To The Elements. Oxford University Press, New York, 240
hal.
Subanri. 2008. Kajian Beban Pencemaran Merkuri (Hg) terhadap air sungai
Menyuke dan gangguan kesehatan pada penambang sebagai akibat penambang
emas tanpa izin (PETI) di Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak Kalimantan
Barat. Semarang. Proposal Tesis Universitas Diponegoro.
Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga,
dalam jurnal penelitian Marlyantina, Risda 2013. Analisis Kualitatif Logam
Berat Merkuri pada Krim Pemutih dengan Metode Reaksi Warna.Palangka
Raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Widowati, Wahyu, et.al. 2008. Efek Toksik Logam. Pencegahan dan Penanggulangan
Pencemaran. Yogyakarta
Zul Alfian : Merkuri : Antara Manfaat dan efek penggunaannya bagi Kesehatan
Manusia dan lingkungan, 2006
INDEKS
A G
Absorpsi, 7 gas klor, 4
alkil, 5, 28
alloy amalgama, 6 H
analisis, 1, 2, 20, 30, 31, 33 hepatitis, 7
aplikasi, 4 Hg, 7, 10, 11, 1, 2, 4, 5, 7, 8, 11, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 31, 33,
37, 38
B Hg(ONC)2, 4
baku mutu, 11, 1, 6, 12, 17, 18, 31 Hg2Cl2, 4
barometer, 4, 13, 15, 33 HgCl2, 4
bioakumulasi, 5, 14, HgS, 4, 9, 15, 16
biomagnifikasi, 5 Hydrargyrum, 8
biomarker, 9, 31
biomonitoring, 9
Blood-Brain, 9 I
bronkitis, 7 indikator, 9
insektisida, 13, 15, 33
ionic, 5
C
cross sectional, 11, 28
K
konduktor, 15, 33
E Kontaminasi, 6, 17
ekosistem, 23 kontinental, 5
ekspansi termal, 14
eksplosif, 4
Electric rectifier. L
electric switches. lipida, 5, 41
Elemen, 4 literature, 11, 29
logam transisi, 4, 7
F
faringitis, 7 M
fluorescent, 15, 33 merkuri, 11, 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
fosil, 1 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
fossil fuels, 11 22, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 33, 34, 35,
fungisida, 4, 5, 14, 23 40, 41
metaloregulator, 10
mikro-organisme, 5
N S
nefritis, 7 sinergisme, 6
non-degradable, 7 soda kaustik, 4
sterilisasi, 4
sulfurhidril, 5, 41
O suspended solid.
organoraksa, 14
T
terakumulasi, 5, 7, 9, 12
P terkonsentrasi, 11, 4
paradigma, 9 termometer, 4, 5, 11, 13, 15, 21, 33
Placental Barier, 9 termostat, 15, 33
toksik, 4, 7, 20, 21
R trace elemen
reaktif, 5, 41
resisten, 10
U
ultraviolet, 4
CONTOH SOAL
4. Dari mana yang bukan Sumber merkuri oleh aktivitas manusia yang
berpotensi mencemari udara dan air,?
a. Pemprosesan gas dan petroleum
b. Penambangan emas
c. Penambangan dan penghasil metal
d. Pabrik kelapa sawit
5. Apa dampak negatif yang dihasilkan dari pembuangan limbah dengan
pembakaran?
a. Zat mercury
b. kebakaran
c. banjir
d. tanah longsor