TIM PELAKSANA :
1
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Ketua LPPM UHO
2
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 6
A. Latar Belakang .......................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 8
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9
A. Pengertian Rancang Bangun ...................................................................... 9
B. Pentingnya Rancang Bangun dalam Wawasan Lingkungan ..................... 10
C. Fisika Bangunan dalam Desain Arsitektur ............................................... 13
D. Sistem Pencahayaan Alami...................................................................... 19
E. Sistem penghawaan Alami ...................................................................... 23
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................... 30
A. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................................ 30
B. Realisasi Pemecahan Masalah ................................................................. 30
C. Khalayak Sasaran .................................................................................... 31
D. Metode Kegiatan ..................................................................................... 31
E. Waktu dan Tempat dan tempat ................................................................ 32
F. Anggaran Biaya....................................................................................... 33
G. Rancangan Evaluasi ................................................................................ 34
BIODATA TIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ....................... 35
A. Biodata Anggota 1................................................................................... 35
B. Biodata Anggota 2................................................................................... 39
C. Biodata Anggota 3................................................................................... 45
D. Biodata Anggota 4................................................................................... 48
E. Biodata Anggoa 5 .................................................................................... 49
DAFTAR PUASTAKA .................................................................................... 50
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
6
cahaya) dalam menciptakan rumah yang nyaman tergantung pada desain
bukaan dan sistem pendingin ruang (bila dibutuhkan). Penggunaan banyak
bukaan dalam bentuk jendela, lubang udara dan pintu adalah salah satu cara
yang efektif untuk memasukkan cahaya alami. Namun, apabila didesain
sembarangan dan diletakkan dengan tidak tepat, akan mengakibatkan ruang
menjadi panas. Hal ini akan berimbas pada peningkatan penggunaan
penghawaan buatan (Dennis, 2010: 94).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manfaat rancang bangun yang berwawasan lingkungan ?
2. Apa saja keunggulan dari penggunaan pencahyaan dan penghawaan
alami terhadap rumah tinggal ?
7
3. Bagaimana cara kerja sistem pencahayaan dan sistem penghawaan alami
terhadapa rumah tinggal ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui manfaat rancang bangun yang berwawasan
lingkungan.
2. Untuk mengetahui keunggulan dari penggunaan pencahayaan dan
penghawaan alami terhadap rumah tinggal.
3. Untuk mengetahui cara kerja sistem penchayaan terhadap rumah tinggal.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang
perletakan bukaan jendela dan venilasi pada rumah tinggal sederhana
guna memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan alami.
2. Bagi masyarakat, memberikan infornasi manfaat rancang bangun
yang berwawasan lingkungan.
3. Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan agar lebih
memperhatikan pengolahan dan pemanfaatan perletakan bukaan
jendela dan ventilasi pada rumah tinggal masyarakat yang
berwawasan lingkungan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
kebutuhan dan tujuan penggunaan bangunan, termasuk jumlah
penghuni, aktivitas yang akan dilakukan, dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan kebutuhan masa depan.
2. Lokasi, lokasi bangunan merupakan faktor penting dalam desain
10
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.
Konsep penting dalam pembangunan rumah atau hunian ramah
lingkungan, pemilihan bahan atau material ramah terhadap lingkungan
seperti mengurangi penggunaan kayu, mengurangi penggunaan energi
listrik dan air dengan cara memaksimalkan fungsi jendela serta ventilasi,
membuat dan memaksimalkan sanitasi sehingga akan meghasilkan dampak
negatif yang lebih kecil dari limbah rumah tangga, efisien untuk pemakaian
energi, sumber daya, serta penggunaan anggaran yang rendah, dan
memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya.
11
ventilasi.Pada ruangan yang menguunakan AC sebagai pendingin berakibat
pada meningkatnya suhu di luar ruangan. Penguunaan AC dapat
memberikan efek negatif pada lingkungan yang diakibatkan oleh freon.
Freon merupakan nama bahan kimia klorofluorokarbon atau yang disingkat
CFC (2013). Freon dapat mempengaruhi pemnasan global karena pada saat
zat ini dilepaskan di udara maka akan merubah lapisan ozon dan bahkan
menipiskan lapisan ozon yang mana lapisan ozon ini berguna untuk
melindungi bumi dan makhluk hidup dari paparan radiasi Ultra Violet B
(UV-B) dan juga menyerap radiasi ultra violet dari matahari yang tinggi
agar tidak sampai ke bumi (Irfan, 2014).
12
bukaan dan sistem pendingin ruang (bila dibutuhkan). Penggunaan banyak
bukaan dalam bentuk jendela, lubang udara dan pintu adalah salah satu cara
yang efektif untuk memasukkan cahaya alami. Namun, apabila didesain
sembarangan dan diletakkan dengan tidak tepat, akan mengakibatkan ruang
menjadi panas. Hal ini akan berimbas pada peningkatan penggunaan
penghawaan buatan (Dennis, 2010: 94).
13
rata keseimbangan suhu tubuh manusia adalah 37º C. Keadaan ini disebut
dengan daerah nyaman (comfort zone). Kenyamanan termal dapat diukur
dengan mengacu pada standar yang meliputi kecepatan udara/angin, suhu
dan kelembaban udara (Mannan 2007).
Dengan iklim di Indonesia, yaitu dengan menggunakan bukaan
yang cukup banyak dan besar. Bangunan dengan gaya tersebut tersebut
menunjukkan, bahwa gaya bangunan yang digunakan di Indonesia telah
sesuai dengankondisi iklim, sehingga memberikan kenyamanan bagi
pengguna bangunan.
Kenyamanan Termal juga dapat diartikan sebagai keseimbangan
suhu (ternal), yang dicapai sebagai hasil dari pertukaran panas dari suhu
tubuh manusia, dengan lingkungan pada tingkatan yangsesuai. Melihat
pengertian tersebut, mengandung arti bahwa kenyamanan termal
terwujud padakeseimbangan termal, antara manusia dengan kondisi yang
melingkupinya. Keseimbangan yang dimaksud yaitu tercapainya
keadaan suhu tubuh yang seimbang sebagai pada proses
metabolisme,berupa evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi.Proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuhmanusia, membutuhkan dan
mengeluarkan panas, sehingga kecepatam antara masuk dan keluarnya
panas dari tubuh manusia harus seimbang.
Batas nilai kenyamanan termal pada setiap wilayah berbeda – beda,
hal ini disesuaikan ataskondisi geografis dan suku bangsa (terkali warna
kulitnya). Di Indonesia, batas kenyamanan dicapaipada kisaran suhu
20oC – 26oC temperatur efektif [4]. Nilai suhu temperatur efektif
tersebut terkaitdengan kondisi geografis Indonesia pada wilayah
khatulistiwa. Pada temperatur maksimum 26oC,manusia sudah mulai
mengeluarkan keringat, sehingga pada kondisi suhu tersebut,
produktifitasmanusia menurun. Produktifitas kerja manusia dipengaruhi
oleh kondisi udara, dimana pada kondisiudara terlalu dingin atau terlalu
panas, produktifitasnya menurun, sedangkan pada kondisi suhu
yangnyaman, akan meningkat.
14
Gambar 2.1 : pengaruh lingkungan terhadap suhu
Sumber : https://bit.ly/42vXead
2. Aspek Cahaya
15
terlihat dan seseorang dalam ruang tersebut dalam jangka waktu tertentu
dapat terpengaruh secara psikologis.
Pencahayaan memiliki 3 fungsi utama (Code for Lighting 1) yaitu
menjamin keselamatan penggunan interior, memfasilitasi performa
visual, dan memperbaiki atmosfer lingkungan visual. Pencahayaan yang
baik adalah pencahayaan yang memenuhi 3 kebutuhan dasar manusia
yaitu kenyamanan visual, performa visual, dan keamanan (Code for
Lighting 28). Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (1-9), dalam
merencanakan pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus
diperhatikan, yaitu: Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat
penerangan Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution)
Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan (limitation of glare) Arah
pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality and
shadows) Kondisi dan iklim ruang Warna cahaya dan refleksi warna
(light colour and colour rendering).
Pencahayaan alami adalah salah satu sistem pencahayan dalam suatu
bangunan guna membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya.
Pada bangunan bervolume besar dan berdenah rumit,, ruang-ruang di
bagian tengah bangunan sulit dijangkau oleh pencahayaan alami.
Memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan dapat di optimalkan
dengan memperhatikan orientasi bangunan, bentuk bangunan, cara
memasukkan dan cara mendistribusikan cahaya. Dalam pendistribusian
cahaya alami ke dalam bangunan dikenal beberapa cara yaitu:
a. Menggunakan pipa cahaya (light pipe), atau sering juga disebut
tabung cahaya.
b. Menggunakan heliostat. Heliostat merupakan sebuah alat yang
berperan mengumpulkan dan memantulkan cahaya matahari ke bidang
lain untuk ditujukan ke suatu arah tertentu.
c. Kombinasi heliostat dan pipa cahaya. Kemampuan heliostat dalam
menerima cahaya serta pipa cahaya dalam mendistribusikan cahaya ke
dalam kerap dikombinasikan untuk mendapatkan cahaya alami yang
optimal.
16
d. Lubang atau cerobong (shaft) cahaya. Dengan permukaan modern,
sangat memantul, dan specular, yang menyerap kurang dari 5 persen
pada setiap pemantulan, dimungkinkan untuk memancarkan cahaya
sadalam satu lantai dengan lubang cahaya yang kecil.
e. Tubular Skylight. Saluran melingkar seperti tube tersedia secara
komersial dengan pemantulan permukaan dalam yang tinggi
memancarkan 50 persen cahaya ruang luar melalui lantai atas. Jumlah
cahayanya tergantung dari diameternya, dan yang tersedia dalam variasi
ukuran 8 sampai 24 inci.
3. Aspek suara
17
dianalisis berdasarkan 5 faktor, yaitu: 1) sumber suara, 2) perambatan
suara, 3) penerimaan suara, 4) intensitas suara, dan 5) frekuensi suara.
Dalam Satwiko (2009), akustik adalah ilmu yang mempelajari
tentang suara atau bunyi. Akustik dalam arsitektur sering dibagi
menjadi akustika ruang (room acoustics) yang menangani bunyi yang
dikehendaki dan kontrol kebisingan(noise control) yang menangani
bunyi yang tak dikehendaki. Menurut Ching (2009), kualitas suara
dalam suatu ruang pada hakekatnya tergantung pada sifat-sifat penutup
ruang. Sehingga penataan bunyi pada bangunan mempunyai dua tujuan,
yaitu untuk kesehatan (mutlak) dan untuk kenikmatan (diusahakan)
(Satwiko, 2009) tergantung paparan kebisingan yang diterima.
Kebisingan pesawat terbang menurut Long (2006), diakibatkan oleh
pembuangan gas dengan kecepatan tinggi dan juga karena kondisi
atmosfir yang dilalui pesawat. Intensitas bunyi pesawat terbang
menurut Satwiko (2009) mencapai 10watt/m² atau 160 dB.
18
pencapaian lingkungan yang menunjang sifat kegiatan yang terjadi di
dalam lokasi tersebut. Untuk menangkal suara bising dari frekuensi
yang ditimbulkan oleh kepadatan lalu lintas yang tinggi, bunyi pabrik
di sekitar permukiman dan lain sebagainya diatsi dengan cara :
19
a. Komponen langit (faktor langit-f1), komponen pencahayaan
yang berasal langsung dari cahaya langit.
b. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar-frl), komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada
di sekitar bangunan yang bersangkutan.
c. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam-frd), komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan
dalam ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat
refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dari cahaya langit.
(Peraturan Instalasi SNI 03-6575-2001).
Teknik pencahayaan alami pada bangunan Adapun beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk memasukkan cahaya matahari saja ke dalam
rumah dengan mengurangi panas yang masuk dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu (Esa D, Purnama., Firtatwentyna N, Poppy. 2011) :
20
lingkaran yang lazim ditemui di arsitektur abad 16). Bentuk Fungsi
utamanya adalah memasukkan cahaya alami dari atas sehingga
menimbulkan kesan seperti di luar ruangan.
Penggunaan banyak bukaan dalam bentuk jendela, lubang udara dan
pintu adalah salah satu cara yang efektif untuk memasukkan cahaya alami.
Namun, apabila didesain sembarangan dan diletakkan dengan tidak tepat,
akan mengakibatkan ruang menjadi panas. Hal ini akan berimbas pada
peningkatan penggunaan penghawaan buatan (Dennis, 2010: 94).
Manfaat cahaya matahari bagi pengguna. Menurut SNI,
pencahayaan alami pada siang hari dapat dikatakan baik apabila pada pk
08.00-16.00 waktu setempat terdapat cukup banyak sinar matahari yang
masuk ke dalam ruangan. Selain itu, distribusi cahaya dalam ruangan harus
merata sehingga tidak menimbulkan kontras yang mengganggu. Cahaya
matahari/ daylight memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh cahaya
buatan.
Keunggulan pencahayaan alami antara lain:
1. Meningkatkan semangat kerja. Cahaya matahari yang masuk ke dalam
ruangan dapat memebrikan kesan hangat, meningkatkan keceriaan, dan
semangat dalam ruang (Bean, 2004:193).
2. Sebagai penanda waktu berada dalam suatu ruang yang tertutup dan tidak
mendapat cahaya matahari dapat mengacaukan orientasi waktu,
disorientasi, dan terkucil dari perubahan kondisi sekitar. Kondisi ini
berpengaruh tidak baik terhadap psikologis dan mengganggu jam
biologis manusia (Pilatowicz, 1995: 56-57).
3. Manfaat bagi kesehatan tubuh, sinar matahari berfungsi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Sinar matahari
pagi berfungsi antara lain:
a. Mengubah pro-vitamin D menjadi vitamin D
b. Mengurangi gula darah
c. Mengurangi kolesterol darah
21
d. Penawar infeksi dan pembunuh bakteri
22
Tingkat kategori
Fungsi ruang pencahyaan rendensi warna
(LUX)
Teras 60 1 atau 2
Ruang Tamu 120-150 1 atau 2
Ruang Makan 120-150 1 atau 2
Garasi 60 3 atau 4
Tabel 2.1 : Tingkat Pencahayaan yang Direkomendasikan
Sumber: SNI-03-6197-2000 Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan (2000, 4)
kategori Indeks Ra
1 80% - 100%
2 60% - 90%
3 40% - 60%
4 < 40%
Tabel 2.2 : Tingkat Indeks Ra
Sumber: SNI-03-6197-2000 Konservasi Energi
Pada Sistem Pencahayaan (2000, 10)
23
terbuka.Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan
kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di
permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni
bangunan.
24
dalam keluar bangunan. Efektivitas tercapai dari ukuran bukaan (inlet-
outlet), hasilnya adalah adanya peningkatan kecepatan udara dan turunnya
suhu ruangan.
25
berhubungan dengan pembukaan.
b. Kelembaban, yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.
c. Luas Bukaan. Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya
pergantian udara, dan masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu,
jendela, jalusi, lubang angin atau lostos atau lupangan, dan lubang-lubang
lain yang mungkin ada pada suatu ruangan.
Hal-hal yang biasanya juga diperhatikan dalam mengoptimalkan
pengkondisianpenghawaan adalah seperti dibawah ini:
1. Orientasi Bangunan
Radiasi matahari adalah penyebab utama tingginya suhu di dalam rumah.
Sebisa mungkin hindari banyak bukaan di arah timur dan barat. Apabila
tidak bisa dihindari, bisa diupayakan adanya barrier terhadap radiasi
panas matahari, terutama matahari sore di arah barat. Barrier bisa berupa
tanaman atau vegetasi, atau elemen bangunan berupa sun shading. Sun
shading berupa elemen vertikal (sirip) atau elemen horizontal (topi-
topi/over hang).
2. Perbanyak bukaan
Bukaan atau ventilasi udara yang dianjurkan adalah paling tidak sebesar
15% dari luas lantai bangunan.
3. Atur letak bukaan
Ventilasi udara haruslah berada di kedua sisi bangunan atau ruangan.
Tidak akan banyak manfaatnya apabila bukaan hanya berada di salah satu
sisi bangunan. Udara luar tidak akan bisa masuk ke dalam rumah bila
tidak ada lubang yang lain untuk jalan keluar udara. Jadi, harus dihindari
memanfaatkan seluruh kavling hingga ke belakang. Sisakan sedikit
bagian kavling di belakang rumah yang terbuka hingga ke atas, supaya
terjadi ventilasi silang. Dalam satu ruangan pun, sebaiknya,
jendela/bukaan tidak berada pada sisi yang sama.
26
minimal setiap hari, sedangkan ventilasi temporer difungsikan apabila
memerlukankondisi penghawaan yang lebih baik, misalnya ketika jumlah
penghuni rumah sedang banyak, atau ketika cuaca sangat panas.
Jenis ventilasi alami yang termasuk ventilasi alami temporer, antara lain :
1. Jendela Biasa
27
3. Jalusi/Krepyak
Jalusi atau kerpyak adalah bilah-bilah kayu yang terpasang
permanen di kusen. Celah-celah di antara bilah-bilah inilah yang akan
menjadi lubang untuk aliran udara alami.
4. Kaca Naco
Kaca naco adalah jendela yang kacanya dibagi menjadi beberapa
segmen dan mempunyai mekanisme yang bisa digerakkan membuka dan
menutup. Kaca naco mempunyai kelemahan berupa faktor keamanan
yang tidak terlalu baik. Selain itu, kaca naco termasuk kurang ekonomis.
28
memperkecil ukuran lubang karena faktor keamanan. Loster sendiri
terbuat dari berbagai macam bahan:
a. Loster Kayu. Seperti halnya kusen, loster kayu memerlukan finishing.
Finishing loster kayu bisa mempergunakan cat kayu, politur, atau
melamin.
b. Loster Beton. Biasanya berharga paling murah. Loster beton pun
mempunyai kualitas yang bermacam-macam. Ada yang halus, ada
yang kasar. Ada yang mempunyai satu sisi, ada yang mempunyai 2
sisi. Loster beton terbuat dari campuran semen, air, dan pasir yang
dipress. Kekuatan loster beton tentu tergantung kekuatan dan
banyaknya semen yang menjadi campurannya. Finishing loster beton
biasanya hanya menggunakan cat tembok biasa.
c. Loster Keramik.Loster keramik cocok bagi rumah yang bergaya unik
dan etnik. Loster keramik tidak memerlukan finishing lagi.
d. Loster Tanpa Pengisi.Ada juga loster yang hanya merupakan lubang
di tembok saja, dan tidak diisi dengan bahan pengisi apapun.
Syaratnya adalah lubang tersebut tidak mempunyai lebar lebih dari
15 cm. Pertimbangannya adalahfaktor keamanan.
29
BAB III
berikut:
30
C. Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan pengabdian ini, dilakukan kepada masyarakat
Tawang Alun 6 yang terletak di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga,
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam sosialisasi masyarakat
diberikan edukasi bersama para anggota tim dalam hal ini mahasiswa
arsitektur dan dosen pembimbing yang bertujuan untuk mendapatkan dan
mengetahui tingkat pemahaman (masyarakat) dalam memahami tentang
pentingnya rancang bangun yang berwawasan lingkungan serta memberi
pemahaman terhadap perletakan bukaan jendela dan ventilasi pada rumah
tinggal guna memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan agar
ruangan lebih sehat, hemat biaya serta mengurangi penggunaan energi
listrik yang berlebih. Alasan pemilihan khalayak sasaran adalah letak
kecamatan Baruga, Kelurahan Baruga, Kota Kendari dikarenakan
penggunaan sistem pencahayaan alami dan penhawaan alami yang belum
maksimal dan masyarakat sangat antusias mengikuti edukasi tentang
perletakan bukaan jendela dan ventilasi pada rumah tinggal guna
memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan di perumahan
Tawang Alun 6 Kecamatan Baruga Kota Kendari.
D. Metode Kegiatan
Metode yang di gunakan dalam melaksanakan kegiatan kepada
masyarakat di desa Puuroda Kecamatan Baula Kabupaten Kolaka adalah
sebagai Metode Edukasi Dan diskusi masyarakat tentang pentingnya
rancang bangun yang berwawasan lingkungan agar sirkulasi udara dan
pencahayaan lebih maksimal.
31
E. Waktu dan Tempat dan tempat
Kegiatan evaluasi rancang bangun studi perletakan bukaan jendela
dan ventilasi pada rumuh tinggal sederhana guna memaksimalkan aliran
sirkulasi udara dan pencahayaan di perumahan BTN Tawang Alun IV, Kel.
Baruga, Kec. Baruga Kota Kendari.
32
TANGGAL PELASANAAN MARET-APRIL 2023
NO KEGIATAN
27 MARET 3 APRIL 10 APRIL 17 APRIL
PENYUSUNAN
PROPOSAL
1 DAN
PERSIAPAN
MATERI
PROSES
EDUKASI
2
KEPADA
MASYARAKAT
PENYUSUNAN
LAPORAN
3
HASIL
PENGAMAAN
Sulawesi Tenggara 93115
F. Anggaran Biaya
Tabel 3.2 : Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
pemakaian Satuan Biaya
(Rp) (Rp)
Pembuatan SDA 75 Eksamp Rp. 50.000 Rp.750.000
Modul
Flesdisk 8 GB SDA 1 Buah Rp. 100.000 Rp. 150.000
33
Tabel 3.3 : Biaya Operasional, dll
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pemakaian (Rp) Biaya (Rp)
Fotocopy dan Laporan 10 Examp Rp.70.000 \ Rp.
Penggandaan Akhir 700.000
Laporan Akhir Pengabdian
Pengabdian
SUB TOTAL (RP) Rp.700,000
G. Rancangan Evaluasi
Tahap Monitoring dan Evaluasi. Monitoring dilakukan secara
intensif oleh tim pelaksana setiap kegiatan berlangsung untuk memastikan
agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai rencana. Evaluasi
dilakukan sejalan dengan monitoring, sehingga jika ada kendala akan
segera diselesaikan. Evaluasi dilakukan setiap tahap kegiatan, adapun
rancangan evaluasi memuat uraian bagaimana dan kapan evaluasi akan
dilakukan, kriteria, indikator pencapaian tujuan, dan tolok ukur yang
digunakan untuk menyatakan keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan.
Memberikan bimbingan kepada mitra agar tetap terus menerapkan sistem
pencahayaan alami serta penghawaan alami secara konsisten dan
memaksimalkan yang sudah ada untuk meningkatkan kesehatan
34
BIODATA TIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
1. Identitas Diri
2. Riwayat Pendidikan
S- S-
1 2
Nama Perguruan Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
Tinggi
Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Teknik Arsitektur
Tahun Masuk-Lulus 1990-1996 2005-2007
Judul Skripsi/Tesis Pengembangan Tingkat Kenyamanan
Kampus Lembaga Termal Ditinjau Dari
Pendidikan Persiapan Orientasi Bangunan Pada
Yayasan Badan Wakaf Ruang Tamu Rumah
Universitas Muslim Tangga Sederhana Tipe 50
Indonesia (LPP YBW - Perumahan Nusa
UMI) Ujung Pandang Tamanlanrea Indah
Makassar
35
Nama Pembimbing Ir. H. Abd. Halim Prof. Dr. Ir. H. Ramli
Meru Ir. H. Suriana Rahim, M.Eng.
Latanrang Dr. Sri Suryani, DEA
36
6 2021 Bantuan Desain Perluasan Mandiri Rp.
. dan Pengembangan Masjid 5.000.000,-
Islamic Center Mu`adz Bin
Jabal ( ICM )
37
6. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. Satya Lancana Karya Satya Presiden Republik 2021
XX Tahun Indonesia
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
38
B. Biodata Anggota 2
1. Identias Diri
2. Riwayat Pendidikan
39
Rahim,
M.Eng.
2. Baharuddin
Hamzah, ST.,
M.Arch.,
Ph.D.
40
7. 2018 Penyusunan Masterplan APBD 250.000,-
Kawasan Wisata Pantai Batu Kab.
Gong Kabupaten Konawe Konawe
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DRPM maupun dari
sumber lain.
41
5. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
42
7. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1. Infrastuktur Hijau 2019 217 UHO Press
Perkotaan
Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Tempat Respon
No. Sosial Lainnya yang Telah Tahun
Penerapan Masyarakat
Diterapkan
1. Dokumen RPLP program 2016 Kelurahan Benu- Sangat
KOTAKU Kelurahan Benu- Benua Kec. antusias
Benua Kec. Kendari Barat Kota Kendari Barat
Kendari Kota Kendari
Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. -
43
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Mandiri tahun
2023.
44
C. Biodata Anggota 3
1. Identitas Diri
45
2013 Arsitek PT. Graha Properti 3 Bulan
Perencana Ruko Prima
Sentra Kadia
2015 Arsitek PT. Anova 3 Bulan
Perencana
Perumahan
Anova Garden
2016 Tim Penyusun CV. Nur Saleh Abadi 3 Bulan
Masterplan Konsultan
Terminal Type B
Konawe Utara
2017 Tim Penyusun PT. Taken Arta 3 Bulan
Masterplan Pratama
Terminal Type C
di Muna Barat
2017 Tim Penyusun CV. forrmulasi 3 Bulan
Rencana Tindak Konsultan
Penanganan
Infrastruktur
Kawasan Pantai
Kabupaten Muna
Barat
2017 Tim Penyusun CV. forrmulasi 3 Bulan
Laopran Konsultan
Masterplan
Perkantoran
Kabupaten Muna
Barat
46
2017 Analisis Aliran Angin pada Jurnal Langkau
Atap Miring Melalui Simulasi Betang: Vol.4.No.2
Flow Design Tahun 2017
2017 Identifikasi Pola Aliran Artikel Prosiding
Angin dan Gaya Hambat SEMNASTEK 2017
pada Atap Miring
5. Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.
47
D. Biodata Anggota 4
1. Identitas Diri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Penugasan Program Pengabdian Masyarakat
48
E. Biodata Anggoa 5
1. Identitas Diri
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Penugasan Program Pengabdian Masyarakat
49
DAFTAR PUASTAKA
50