Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


MANDIRI

Rancang Bangun Studi Perletakan Bukaan Jendela Dan Ventilasi Pada


Rumah Tinggal Sederhana Guna Memaksimalkan Aliran Sirkulasi Udara
Dan Pencahayaan di Perumahan BTN Tawang AlunVI Kelurahan Baruga
Kecamatan Baruga Kota Kendari

TIM PELAKSANA :

HAPSA RIANTY, S.T., M.Si ( NIDN:0021077105 )


SITI BELINDA AMRI, ST., MT. ( NIDN:0010068602 )
LA ODE ABDUL SYUKUR, St., M.Sc ( NIDN:0026037603 )
AINUSSALBI AL IKHSAN ,S.T., M.Sc ( NIDN:0016078806 )
DR. SITI ROSYIDAH, S.T., M.T ( NIDN:0010067306 )
TAUFIQURROHMAN AZAM ( MAHASISWA )
ASMAUL HUSNA ( MAHASISWA )

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

1
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Rancang Bangun Studi Perletakan Bukaan Jendela dan


Ventilasi Pada Rumah Tinggal sederhana Guna
Memaksimalkan Aliran Sirkulasi Udara dan Pencahayaan.
Lokasi : BTN Perumahan Tawang Alun VI Kel. Baruga, Kec.
Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara 93115

Ketua Tim Pengusul


a. Nama Lengkap : HAPSA RIANTY, S.T., M.Si
b. NIDN : 0021077105
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. Program Studi : Arsitektur
e. No. HP : 081245561971
f. E-mail : Hapsarianty71@gmail.com
Anggota Pengusul (1)
a. Nama Lengkap : SITI BELINDA AMRI, ST., MT
b. NIDN : 0010068602
Anggota Pengusul (2)
a. Nama Lengkap : LA ODE ABDUL SYUKUR, St., M.Sc
b. NIDN : 0026037603
Anggota Pengusul (3)
a. Nama Lengkap : AINUSSALBI AL IKHSAN ,S.T., M.Sc
b. NIDN : 0016078806
Anggota Pengusul (4)
a. Nama Lengkap : DR. SITI ROSYIDAH, S.T., M.T
b. NIDN : 0010067306
Anggota Pengusul (5) : TAUFIQURROHMAN AZAM
Anggota Pengusul (6) : ASMAUL HUSNA
Biaya Mandiri : Rp. 1,900,000.00

Kota Kendari, 27 Maret 2023


Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknik Ketua Tim

Dr. Edward Ngii, ST.,MT. Hapsa Rianty, S.T., M.Si


NIP. 197202121998021001 NIP. 197107211999032001

Menyetujui,
Ketua LPPM UHO

Dr. H. La Aba, S.Si., M.Si.


NIP. 196912311997031011

2
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 6
A. Latar Belakang .......................................................................................... 6
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 8
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 9
A. Pengertian Rancang Bangun ...................................................................... 9
B. Pentingnya Rancang Bangun dalam Wawasan Lingkungan ..................... 10
C. Fisika Bangunan dalam Desain Arsitektur ............................................... 13
D. Sistem Pencahayaan Alami...................................................................... 19
E. Sistem penghawaan Alami ...................................................................... 23
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN ....................................... 30
A. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................................ 30
B. Realisasi Pemecahan Masalah ................................................................. 30
C. Khalayak Sasaran .................................................................................... 31
D. Metode Kegiatan ..................................................................................... 31
E. Waktu dan Tempat dan tempat ................................................................ 32
F. Anggaran Biaya....................................................................................... 33
G. Rancangan Evaluasi ................................................................................ 34
BIODATA TIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT ....................... 35
A. Biodata Anggota 1................................................................................... 35
B. Biodata Anggota 2................................................................................... 39
C. Biodata Anggota 3................................................................................... 45
D. Biodata Anggota 4................................................................................... 48
E. Biodata Anggoa 5 .................................................................................... 49
DAFTAR PUASTAKA .................................................................................... 50

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 pengaruh lingkungan terhadap suhu ................................. 14


Gambar 2.2 Pencahayaan Alami ......................................................... 16
Gambar 2.3 Pencahayaan alami dalam ruang ...................................... 21
Gambar 2.4 Penghawaan Alami ......................................................... 23
Gambar 2.5 Ventilasi Silang ............................................................... 24
Gambar 2.6 Jendela Biasa .................................................................. 26
Gambar 2.7 Jendela Boven ................................................................. 26
Gambar 2.8 Jalusi/Krepyak................................................................. 27
Gambar 2.9 Kaca Naco ....................................................................... 27
Gambar 2.10 Macam – Macam Loster ................................................ 28
Gambar 3.1 Alamat Perumahan Tawang Alun VI Baruga .................. 31

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkat Pencahayaan yang Direkomendasikan ..................... 23


Tabel 2.2 Tingkat Indeks Ra ................................................................ 23
Tabel 2.3 kenyamanan suhu thermal terhadap ruangan ........................ 25
Tabel 3.1 Tahapan Waktu Pelaksanaan Kegiatan ................................. 32
Tabel 3.2 Bahan Habis Pakai ............................................................... 33
Tabel 3.3 Biaya Operasional, dll ......................................................... 34

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki suhu udara dan


kelembaban rata-rata yang relatif tinggi, yaitu di atas 30oC dan kelembaban
udara yang sangat tinggi yaitu sekitar 80%. Suhu yang tinggi serta
peningkatan polusi yang disebabkan oleh kendaraan menyebabkan
peningkatan penggunaan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC) di
rumah-rumah tinggal tropis untuk mendapatkan rasa nyaman secara instan.

Seiring berkembangnya teknologi, mulai bermunculan alat-alat


yang dapat memberikan penerangan dan ventilasi dengan lebih mudah dan
cepat, sehingga saat ini mulai banyak desainer interior yang kurang
mengaplikasikan teknik yang menunjang pencahayaan alami yang optimal
dalam rumah tinggal sehingga timbul beberapa kerugian akibat hal tersebut.
Gedung dan bangunan yang hanya ’mengandalkan’ AC, tidak terkena sinar
matahari dan tidak memiliki ventilasi yang cukup. Polutan udara di dalam
ruangan seperti asap rokok, asbes, gas radon, debu pada carpet, bulu,
tungau, harus selalu dibersihkan. Selain itu, beberapa jenis bakteri
berbahaya dapat berkembang di dalam ruang tertutup dan dapat merusak sel
tubuh. Oleh karena itulah, sistem pergantian udara harus dijaga dengan baik.

Cahaya alami mengandung ultra violet yang berfungsi untuk


membunuh kuman penyebab penyakit di dalam ruang. Maka sebenarnya
dalam membuat ruang hendaknya sinar matahari bisa masuk agar ruang
menjadi lebih sehat. Namun masih sangat sedikit pemilik bangunan yang
memperhatikan masalah ini karena kekurangan pemahaman terhadap
dampak yang ditimbulkan dan kekurang tahuan bagaimana mengupayakan
agar cahaya matahari dapa menyehatkan dan meningkatkan kualitas ruang.

Bangunan yang ramah lingkungan umumnya memiliki pencahayaan


alami dan udara yang optimal. Kesuksesan kedua elemen ini (udara dan

6
cahaya) dalam menciptakan rumah yang nyaman tergantung pada desain
bukaan dan sistem pendingin ruang (bila dibutuhkan). Penggunaan banyak
bukaan dalam bentuk jendela, lubang udara dan pintu adalah salah satu cara
yang efektif untuk memasukkan cahaya alami. Namun, apabila didesain
sembarangan dan diletakkan dengan tidak tepat, akan mengakibatkan ruang
menjadi panas. Hal ini akan berimbas pada peningkatan penggunaan
penghawaan buatan (Dennis, 2010: 94).

Dengan demikian, dalam implementasinya, kegiatan pembangunan


harus benar-benar memperhatikan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
Aturan dan kebijakan-kebijakan lingkungan harus ditaati dengan baik.
Kondisi kualitas lingkungan akan cenderung terus menurun jika tidak
diimbangi dengan konsep perencanaan pembangunan yang berkelanjutan
dalam upaya melestarikan fungsi lingkungan yang ada. Sebagai contoh
adalah kesehatan manusia terganggu, bencana banjir yang sering melanda
kota-kota besar saat ini, udara yang tercemar merupakan dampak dari
pembangunan yang kurang terkontrol dan tidak memperhatikan konsep
pembangunan yang berkelanjutan. sehingga dirasa perlu mencari cakupan
permasalahan yang mempertautkan lingkungan dan pembangunan.

Dengan demikian, kemampuan sumberdaya alam dan lingkungan


dalam menopang proses masa depan perlu dilestarikan. Hal ini merupakan
kesimpulan penting untuk melahirkan konsep “pembangunan
berkelanjutan”. Sehingga mendorong penulis mengajak masyarakat
khususnya …… untuk melakukan penerapan penggunaan banyak bukaan
dalam bentuk jendela dan ventilasi deengan memanfaatan pencahyaan dan
penghawaan alami karena bangunan yang ramah lingkungan adalah
bangunan yang merespon alam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana manfaat rancang bangun yang berwawasan lingkungan ?
2. Apa saja keunggulan dari penggunaan pencahyaan dan penghawaan
alami terhadap rumah tinggal ?

7
3. Bagaimana cara kerja sistem pencahayaan dan sistem penghawaan alami
terhadapa rumah tinggal ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui manfaat rancang bangun yang berwawasan
lingkungan.
2. Untuk mengetahui keunggulan dari penggunaan pencahayaan dan
penghawaan alami terhadap rumah tinggal.
3. Untuk mengetahui cara kerja sistem penchayaan terhadap rumah tinggal.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis, menambah wawasan dan pengetahuan tentang
perletakan bukaan jendela dan venilasi pada rumah tinggal sederhana
guna memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan alami.
2. Bagi masyarakat, memberikan infornasi manfaat rancang bangun
yang berwawasan lingkungan.
3. Bagi pemerintah, dapat memberikan masukan agar lebih
memperhatikan pengolahan dan pemanfaatan perletakan bukaan
jendela dan ventilasi pada rumah tinggal masyarakat yang
berwawasan lingkungan.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Rancang Bangun

Perancangan merupakan salah satu hal yang penting dalam membuat


program. Adapun tujuan dari perancangan ialah untuk memberi gambaran
yang jelas lengkap kepada pemrogram dan ahli teknik yang terlibat.
Perancangan harus berguna dan mudah dipahami sehingga mudah
digunakan. Perancangan adalah Sebuah Proses untuk mendefinisikan
sesuatu yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi
serta di dalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detail
komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses
pengerjaanya. Menurut Pressman (2009) perancangan atau rancang
merupakan serangkaian prosedur untuk menterjemahkan hasil analisa dan
sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk mendeskripsikan
dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem di implementasikan.
Menurut Pressman (2009) pengertian pembangunan atau bangun
sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau
memparbaiki sistem yang telah ada secara keseluruhan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Rancang Bangunan adalah gambaran, perencanaan, dan
pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah
kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dengan demikian
pengertian rancang bangun merupakan kegiatan menerjemahkan hasil
analisa ke dalam bentuk paket perangkat lunak kemudian menciptakan
sistem tersebut atau memperbaiki sistem yang sudah ada. Perancangan
pembangunan dalam Arsitektur harus memperhatikan kaidah dan ketentuan
yang bermanfaat bagi kehidupan sehingga dapat menciptakan lingkungan
hidup yang optimal dan efektif.
Terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam
merancang bangunan. Antara lain :
1. Fungsi, faktor terpenting yang harus dipertimbangkan adalah

fungsi bangunan tersebut. Seorang arsitek harus memahami

9
kebutuhan dan tujuan penggunaan bangunan, termasuk jumlah
penghuni, aktivitas yang akan dilakukan, dan kemampuan untuk
beradaptasi dengan kebutuhan masa depan.
2. Lokasi, lokasi bangunan merupakan faktor penting dalam desain

arsitektur. Arsitek harus mempertimbangkan kondisi lingkungan


sekitar, aksesibilitas, topografi, iklim, dan kondisi tanah.
3. Kebutuhan, Arsitek harus mempertimbangkan kebutuhan
penghuni bangunan, termasuk kenyamanan, privasi, dan
aksesibilitas.
4. Keamanan, faktor keamanan meliputi aspek struktural dan non-

struktural seperti perencanaan tata letak dan sirkulasi penghuni,


kekuatan material dan konstruksi bangunan, dan sistem
keamanan.
5. Estetika, aspek estetika meliputi pemilihan bahan bangunan,

bentuk, warna, dan tampilan keseluruhan bangunan.


6. Lingkungan, Arsitek harus mempertimbangkan dampak
bangunan terhadap lingkungan sekitar seperti penggunaan energi,
bahan, dan air.
7. Teknologi Arsitek harus memperhatikan kemajuan teknologi dan

inovasi dalam desain bangunan, termasuk teknologi terbaru untuk


energi dan efisiensi bahan.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, seorang arsitek


dapat menciptakan desain arsitektur yang baik dan fungsional serta
memenuhi kebutuhan penghuni dan lingkungan sekitar.

B. Pentingnya Rancang Bangun dalam Wawasan Lingkungan


Lingkungan hidup adalah Rancang kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan
perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Berdasarkan definisi ini terlihat bahwa terjadi hubungan timbal balik satu
dengan lainnya yang menyerupai suatu sistem sesuai fungsi ekologinya,
sehingga muncul istilah ekosistem yang merupakan tatanan unsur

10
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh-menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.
Konsep penting dalam pembangunan rumah atau hunian ramah
lingkungan, pemilihan bahan atau material ramah terhadap lingkungan
seperti mengurangi penggunaan kayu, mengurangi penggunaan energi
listrik dan air dengan cara memaksimalkan fungsi jendela serta ventilasi,
membuat dan memaksimalkan sanitasi sehingga akan meghasilkan dampak
negatif yang lebih kecil dari limbah rumah tangga, efisien untuk pemakaian
energi, sumber daya, serta penggunaan anggaran yang rendah, dan
memperhatikan kesehatan, kenyamanan penghuninya.

Dengan demikian, dalam implementasinya, kegiatan pembangunan


harus benar-benar memperhatikan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
Aturan dan kebijakan-kebijakan lingkungan harus ditaati dengan baik.
Kondisi kualitas lingkungan akan cenderung terus menurun jika tidak
diimbangi dengan konsep perencanaan pembangunan yang berkelanjutan
dalam upaya melestarikan fungsi lingkungan yang ada. Sebagai contoh
adalah kesehatan manusia terganggu, bencana banjir yang sering melanda
kota-kota besar saat ini, udara yang tercemar merupakan dampak dari
pembangunan yang kurang terkontrol dan tidak memperhatikan konsep
pembangunan yang berkelanjutan. sehingga dirasa perlu mencari cakupan
permasalahan yang mempertautkan lingkungan dan pembangunan.

Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki suhu udara dan


kelembaban ratarata yang relatif tinggi, yaitu di atas 30oC dan kelembaban
udara yang sangat tinggi yaitu sekitar 80%. Suhu yang tinggi serta
peningkatan polusi yang disebabkan oleh kendaraan menyebabkan
peningkatan penggunaan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC) di
rumah-rumah tinggal tropis untuk mendapatkan rasa nyaman secara instan.

AC merupakan suatu alat yang dapat mendinginkan dan


menyejukan udar di dalam ruangan tertutup. AC merujuk pada teknologi
modifikasi suhu ruangan baik sebagai pendingin, pemanas dan

11
ventilasi.Pada ruangan yang menguunakan AC sebagai pendingin berakibat
pada meningkatnya suhu di luar ruangan. Penguunaan AC dapat
memberikan efek negatif pada lingkungan yang diakibatkan oleh freon.
Freon merupakan nama bahan kimia klorofluorokarbon atau yang disingkat
CFC (2013). Freon dapat mempengaruhi pemnasan global karena pada saat
zat ini dilepaskan di udara maka akan merubah lapisan ozon dan bahkan
menipiskan lapisan ozon yang mana lapisan ozon ini berguna untuk
melindungi bumi dan makhluk hidup dari paparan radiasi Ultra Violet B
(UV-B) dan juga menyerap radiasi ultra violet dari matahari yang tinggi
agar tidak sampai ke bumi (Irfan, 2014).

Freon atau CFC dapat menimbulkan gejala keracunan bagi manusia


akibat menghirup udara dari gas tersebut. Efek yang biasa di timbulkan
adalah pembengkakan tenggorokan, sulit bernapas, sakit tenggorokan
parah, kehilangan penglihatan, membakar mata, hidung, bibir dan lidah,
luka bakar pada kerongkongan, muntah darah, darah dalam tinja, nyeri perut
yang parah, irama jantung abnormal dan peredaran darah. Mengurangi
penggunaan AC pada rumah tinggal dapat dilakukan dengan cara cara
alternatif seperti mempertimbangkan pemilihan material, penempatan
bukaan ruang, bentuk plafon, penggunaan tanaman hijau pada ruang,
penerapan open space dan menghadirkan teras untuk menciptakan udara
yang sejuk di dalam rumah.

Penggunaan AC sebagai alternatif pengganti ventilasi alami dapat


meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja, namun sistem AC yang
jarang dibersihkan menjadi tempat yang nyaman bagi mikroorganisme
untuk berkembang biak. Kondisi ini menyebabkan penurunan kualitas udara
dalam ruangan dan dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan yang
dikenal dengan penyakit Sick Building Syndrome (SBS) atau Tight
Building Syndrome (TBS) (Mukono, 2014; Putra, 2016).

Bangunan yang ramah lingkungan umumnya memiliki pencahayaan


alami dan udara yang optimal. Kesuksesan kedua elemen ini (udara dan
cahaya) dalam menciptakan rumah yang nyaman tergantung pada desain

12
bukaan dan sistem pendingin ruang (bila dibutuhkan). Penggunaan banyak
bukaan dalam bentuk jendela, lubang udara dan pintu adalah salah satu cara
yang efektif untuk memasukkan cahaya alami. Namun, apabila didesain
sembarangan dan diletakkan dengan tidak tepat, akan mengakibatkan ruang
menjadi panas. Hal ini akan berimbas pada peningkatan penggunaan
penghawaan buatan (Dennis, 2010: 94).

Komponen perancangan rumah yang berwawasan lingkungan


menurut Budiharjo (1993), meliputi :

1. Teknologi Hijau, dapat mengurangi penggunaan energi serta sumber


daya. Menggunakan energi lebih efektif serta efisien sesuai kebutuhan
dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
2. Lebih banyak menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
Salah satu yang dapat digunakan seperti halnya pemanfaatan sinar
matahari secara maksimal.
Bangunan yang ramah lingkungan umumnya memiliki pencahayaan
alami dan udara yang optimal. Kesuksesan kedua elemen ini (udara dan
Ilmu Fisika Bangunan Dengan demikian, kemampuan sumberdaya alam
dan lingkungan dalam menopang proses masa depan perlu dilestarikan.
Hal ini merupakan kesimpulan penting untuk melahirkan konsep
“pembangunan berkelanjutan”.
C. Fisika Bangunan dalam Desain Arsitektur
1. Aspek Thermal

Fenomena kenyamanan termal didefinisikan sebagai keadaan puas


yang dirasakan manusia dalam merespon suatu kondisi termal, baik sadar
ataupun tidak (‘American Society of Heating, Refrigerating and Air-
Conditioning Engineers’ 1979; Sugini 2004). Kenyamanan termal
bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara suhu tubuh manusia
dengan suhu lingkungan di sekitarnya (Tri Harso Karyono 2001). Karena
perbedaan suhu yang terlalu besar antara suhu tubuh manusia dan suhu
lingkungan di sekitarnya akan menyebabkan ketidaknyamanan, baik
berupa kedinginan maupun kepanasan (Latifah et al. 2013). Adapun rata-

13
rata keseimbangan suhu tubuh manusia adalah 37º C. Keadaan ini disebut
dengan daerah nyaman (comfort zone). Kenyamanan termal dapat diukur
dengan mengacu pada standar yang meliputi kecepatan udara/angin, suhu
dan kelembaban udara (Mannan 2007).
Dengan iklim di Indonesia, yaitu dengan menggunakan bukaan
yang cukup banyak dan besar. Bangunan dengan gaya tersebut tersebut
menunjukkan, bahwa gaya bangunan yang digunakan di Indonesia telah
sesuai dengankondisi iklim, sehingga memberikan kenyamanan bagi
pengguna bangunan.
Kenyamanan Termal juga dapat diartikan sebagai keseimbangan
suhu (ternal), yang dicapai sebagai hasil dari pertukaran panas dari suhu
tubuh manusia, dengan lingkungan pada tingkatan yangsesuai. Melihat
pengertian tersebut, mengandung arti bahwa kenyamanan termal
terwujud padakeseimbangan termal, antara manusia dengan kondisi yang
melingkupinya. Keseimbangan yang dimaksud yaitu tercapainya
keadaan suhu tubuh yang seimbang sebagai pada proses
metabolisme,berupa evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi.Proses
metabolisme yang terjadi di dalam tubuhmanusia, membutuhkan dan
mengeluarkan panas, sehingga kecepatam antara masuk dan keluarnya
panas dari tubuh manusia harus seimbang.
Batas nilai kenyamanan termal pada setiap wilayah berbeda – beda,
hal ini disesuaikan ataskondisi geografis dan suku bangsa (terkali warna
kulitnya). Di Indonesia, batas kenyamanan dicapaipada kisaran suhu
20oC – 26oC temperatur efektif [4]. Nilai suhu temperatur efektif
tersebut terkaitdengan kondisi geografis Indonesia pada wilayah
khatulistiwa. Pada temperatur maksimum 26oC,manusia sudah mulai
mengeluarkan keringat, sehingga pada kondisi suhu tersebut,
produktifitasmanusia menurun. Produktifitas kerja manusia dipengaruhi
oleh kondisi udara, dimana pada kondisiudara terlalu dingin atau terlalu
panas, produktifitasnya menurun, sedangkan pada kondisi suhu
yangnyaman, akan meningkat.

14
Gambar 2.1 : pengaruh lingkungan terhadap suhu
Sumber : https://bit.ly/42vXead

2. Aspek Cahaya

Cahaya adalah prasyarat untuk penglihatan manusia terutama dalam


mengenali lingkungan dan menjalankan aktifitasnya (Oktavia, 2010: 9).
Pada dasarnya objek yang kita lihat adalah pantulan cahaya dari objek
tersebut. Oleh sebab itu bagaimana kita melihat dan merespon sekeliling
kita sangat tergantung dari jenis pencahayaan yang digunakan. Terdapat
perbedaan mendasar antara pencahayaan dan penerangan. Pencahayaan
lebih menekankan sifat-sifat penyinaran yang harus dipelajari oleh
seorang perancang interior.
Penerapan pencahayaan yang baik tidak bisa lepas dari pemanfaatan
cahaya alami yang optimal dan buatan yang efisien. Sedangkan
penerangan hanya sekedar membuat ruangan menjadi terang. Karena
hanya sekedar mengejar terang dan tidak mengaplikasikan dengan
bijakana, maka bukaan besar dalam ruang menjadi dihindari karena akan
menyebabkan panas semata yang akhirnya mengacu kepada
pemborosan energi.
Di lain pihak, pencahayaan yang kurang dapat membuat kita
kesulitan merespon sekitar, sedangkan pencahayaan berlebihan dapat
mengakibatkan silau (glare) sehingga pengguna tidak nyaman. Sebuah
desain interior yang baik tidak dapat dilepaskan dari pencahayaan.
Tanpa pencahayaan yang baik, maka desain ruang itu kurang bisa
dinikmati secara maksimal, kekhasan dalam ruangan bisa jadi tidak

15
terlihat dan seseorang dalam ruang tersebut dalam jangka waktu tertentu
dapat terpengaruh secara psikologis.
Pencahayaan memiliki 3 fungsi utama (Code for Lighting 1) yaitu
menjamin keselamatan penggunan interior, memfasilitasi performa
visual, dan memperbaiki atmosfer lingkungan visual. Pencahayaan yang
baik adalah pencahayaan yang memenuhi 3 kebutuhan dasar manusia
yaitu kenyamanan visual, performa visual, dan keamanan (Code for
Lighting 28). Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (1-9), dalam
merencanakan pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus
diperhatikan, yaitu: Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat
penerangan Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution)
Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan (limitation of glare) Arah
pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality and
shadows) Kondisi dan iklim ruang Warna cahaya dan refleksi warna
(light colour and colour rendering).
Pencahayaan alami adalah salah satu sistem pencahayan dalam suatu
bangunan guna membantu manusia dalam melakukan aktivitasnya.
Pada bangunan bervolume besar dan berdenah rumit,, ruang-ruang di
bagian tengah bangunan sulit dijangkau oleh pencahayaan alami.
Memasukkan cahaya alami ke dalam bangunan dapat di optimalkan
dengan memperhatikan orientasi bangunan, bentuk bangunan, cara
memasukkan dan cara mendistribusikan cahaya. Dalam pendistribusian
cahaya alami ke dalam bangunan dikenal beberapa cara yaitu:
a. Menggunakan pipa cahaya (light pipe), atau sering juga disebut
tabung cahaya.
b. Menggunakan heliostat. Heliostat merupakan sebuah alat yang
berperan mengumpulkan dan memantulkan cahaya matahari ke bidang
lain untuk ditujukan ke suatu arah tertentu.
c. Kombinasi heliostat dan pipa cahaya. Kemampuan heliostat dalam
menerima cahaya serta pipa cahaya dalam mendistribusikan cahaya ke
dalam kerap dikombinasikan untuk mendapatkan cahaya alami yang
optimal.

16
d. Lubang atau cerobong (shaft) cahaya. Dengan permukaan modern,
sangat memantul, dan specular, yang menyerap kurang dari 5 persen
pada setiap pemantulan, dimungkinkan untuk memancarkan cahaya
sadalam satu lantai dengan lubang cahaya yang kecil.
e. Tubular Skylight. Saluran melingkar seperti tube tersedia secara
komersial dengan pemantulan permukaan dalam yang tinggi
memancarkan 50 persen cahaya ruang luar melalui lantai atas. Jumlah
cahayanya tergantung dari diameternya, dan yang tersedia dalam variasi
ukuran 8 sampai 24 inci.

Gambar 2.2 : Pencahayaan Alami


Sumber : https://t.ly/AHwEI

3. Aspek suara

Unsur akustik dalam desain pada hakekatnya merupakan perpaduan


antara seni dengan ilmu pengetahuan, situasi gedung, fungsi ruang,
kualitas material, dimensi ruang, kekerasan suara dan kejelasan
pendengaran yang semuanya ikut menentukan keberhasilan sistem
akustik. Penggunaan sistem akustik yang tepat dan benar, mampu
memberikan rasa nyaman bagi penggunan ruang atau gedung.
Pengertian Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos,
artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan pendengaran pada suatu
kondisi ruang yang dapat mempengaruhi bunyi. Akustik bertujuan
untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu:
murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti
aslinya, bebas dari cacat dan kebisingan. Permasalahan akustik

17
dianalisis berdasarkan 5 faktor, yaitu: 1) sumber suara, 2) perambatan
suara, 3) penerimaan suara, 4) intensitas suara, dan 5) frekuensi suara.
Dalam Satwiko (2009), akustik adalah ilmu yang mempelajari
tentang suara atau bunyi. Akustik dalam arsitektur sering dibagi
menjadi akustika ruang (room acoustics) yang menangani bunyi yang
dikehendaki dan kontrol kebisingan(noise control) yang menangani
bunyi yang tak dikehendaki. Menurut Ching (2009), kualitas suara
dalam suatu ruang pada hakekatnya tergantung pada sifat-sifat penutup
ruang. Sehingga penataan bunyi pada bangunan mempunyai dua tujuan,
yaitu untuk kesehatan (mutlak) dan untuk kenikmatan (diusahakan)
(Satwiko, 2009) tergantung paparan kebisingan yang diterima.
Kebisingan pesawat terbang menurut Long (2006), diakibatkan oleh
pembuangan gas dengan kecepatan tinggi dan juga karena kondisi
atmosfir yang dilalui pesawat. Intensitas bunyi pesawat terbang
menurut Satwiko (2009) mencapai 10watt/m² atau 160 dB.

Dalam Long (2006), akustik ruang arsitektur sebagai imu maupun


sebagai seni dan tidak luput dari aspek penanganan kebisingan, getaran
dan juga pengembangan bahan bangunan yang efektif. Menurut
Rossing et al. (2007), salah satu yang dapat dilakukan dalam
mengurangi kebisingan yaitu pemasangan bahan penyerap suara,
yaknidapat mereduksi kebisingan hingga 10 dB. Sedangkan dalam
referensi lainnya, menurut Cox dan D'Antonio (2009), dengan
penambahan penyerapan tingkat gema akan berkurang dan paparan
kebisingan menurun sampai 3-4 dBA. Akustik dalam desain interior
sangat tergantung pada kondisi lingkungan, hal tersebut dikarenakan
reaksi manusia terhadap suarandalam berbagai lingkungan akustik
bangunan yang lebih bersifat subyektif dan kualitatif. Faktor-faktor
eksternal yang langsung mengganggu sistem pendengaran di dalam
ruangan antara lain berasal dari laju transportasi, pesawat terbang,
bunyi petasan, ledakan, dan lain-lain. Suatu daerah lokasi perlu
mengikuti kriteria-kriteria dengan memperhatikan perhitungan kondisi
akustik sebagai daerah peruntukandengan luas yang memadai dan

18
pencapaian lingkungan yang menunjang sifat kegiatan yang terjadi di
dalam lokasi tersebut. Untuk menangkal suara bising dari frekuensi
yang ditimbulkan oleh kepadatan lalu lintas yang tinggi, bunyi pabrik
di sekitar permukiman dan lain sebagainya diatsi dengan cara :

1. Memanfaatkan elemen kehijauan pohon-pohon sebagai alternatif


pilihan untuk mengurangi kebisingan di sekitar tapak, misalnya
ditanami pohon-pohon di sepanjang bagian pinggir tapak atau sebagai
pembatas dari tiap zone.
2. Tapak disusun dalam beberapa zone (daerah) seperti daerah publik,
semi privat dan daerah privat (pengelola, penghuni, dan sebagainya).
3. Penempatan masa di bagian tengah dikelilingi dengan barier serta
peletakan area parkir di sebelah kiri dan kanan tapak, selain untuk
memudahkan sirkulasi juga untuk mempertahankan bagian yang sempit
dari tapak.

D. Sistem Pencahayaan Alami


Pencahayaan alami adalah pemanfaatan cahaya yang berasal dari
benda penerang alam seperti matahari, bulan, dan bintang sebagai penerang
ruang. Karena berasal dari alam, cahaya alami bersifat tidak menentu,
tergantung pada iklim, musim, dan cuaca. Di antara seluruh sumber cahaya
alami, matahari memiliki kuat sinar yang paling besar sehingga
keberadaanya sangat bermanfaat dalam penerangan dalam ruang. Cahaya
matahari yang digunakan untuk penerangan interior disebut dengan
daylight. (Esa D, Purnama., Firtatwentyna N, Poppy. 2011)

Faktor pencahayaan alami pada bangunan rumah tinggal Faktor


pencahayaan alami siang hari adalah perbandingan tingkat pencahayaan
pada suatu titik dari suatu bidang tertentu di dalam suatu ruangan terhadap
tingkat pencahayaan bidang datar di lapangan terbuka, yang merupakan
ukuran kinerja lubang cahaya ruangan tersebut. Faktor pencahayaan alami
siang hari terdiri dari 3 komponen meliputi:

19
a. Komponen langit (faktor langit-f1), komponen pencahayaan
yang berasal langsung dari cahaya langit.
b. Komponen refleksi luar (faktor refleksi luar-frl), komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi benda-benda yang berada
di sekitar bangunan yang bersangkutan.
c. Komponen refleksi dalam (faktor refleksi dalam-frd), komponen
pencahayaan yang berasal dari refleksi permukaan-permukaan
dalam ruangan, dari cahaya yang masuk ke dalam ruangan akibat
refleksi benda-benda di luar ruangan maupun dari cahaya langit.
(Peraturan Instalasi SNI 03-6575-2001).
Teknik pencahayaan alami pada bangunan Adapun beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk memasukkan cahaya matahari saja ke dalam
rumah dengan mengurangi panas yang masuk dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu (Esa D, Purnama., Firtatwentyna N, Poppy. 2011) :

1. Memperbesar bukaan Memperbesar dimensi bukaan (jendela dan pintu)


secara otomatis akan memperbesar area masuknya cahaya dan pertukaran
udara. Umumnya luas bukaan jendela adalah 1/6 - 1/8 luas lantai ditambah
bovenlist sedikitnya 1/3 kali luas bidang jendela. Secara keseluruhan
bukaan ideal mencapai 40 – 80% luas keseluruhan dinding atau 10 – 20%
luas keseluruhan lantai. Pada bukaan berupa jendela, intensitas
pencahayaan alami yang masuk ditentukan oleh jenis kaca yang dipakai.
Contoh kasus : Rumah di Salt Lake City milik Christi dan Trent Thorn.
“Rumah tua kami, sebuah bungalow tahun 1909, seperti lubang Hobbit
yang tak ada cahayanya,” kata Christi. “Kami bertekad untuk
menghadirkan pencahayaan dari langit dan memasang jendela besar yang
menghadap ke selatan dan timur, pusat cahaya terbaik yang sampai ke
rumah.”
2. Skylight Skylight secara umum adalah bukaan yang terdapat di langit-
langit ruangan. Bukaan ini dapat berupa jendela horizontal, roof lantern
(istilah untuk kaca yang disusun sedemikian rupa sehingga menyerupai
rumah lentera yang diletakkan di plafon), dan oculus (bukaan berbentuk

20
lingkaran yang lazim ditemui di arsitektur abad 16). Bentuk Fungsi
utamanya adalah memasukkan cahaya alami dari atas sehingga
menimbulkan kesan seperti di luar ruangan.
Penggunaan banyak bukaan dalam bentuk jendela, lubang udara dan
pintu adalah salah satu cara yang efektif untuk memasukkan cahaya alami.
Namun, apabila didesain sembarangan dan diletakkan dengan tidak tepat,
akan mengakibatkan ruang menjadi panas. Hal ini akan berimbas pada
peningkatan penggunaan penghawaan buatan (Dennis, 2010: 94).
Manfaat cahaya matahari bagi pengguna. Menurut SNI,
pencahayaan alami pada siang hari dapat dikatakan baik apabila pada pk
08.00-16.00 waktu setempat terdapat cukup banyak sinar matahari yang
masuk ke dalam ruangan. Selain itu, distribusi cahaya dalam ruangan harus
merata sehingga tidak menimbulkan kontras yang mengganggu. Cahaya
matahari/ daylight memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh cahaya
buatan.
Keunggulan pencahayaan alami antara lain:
1. Meningkatkan semangat kerja. Cahaya matahari yang masuk ke dalam
ruangan dapat memebrikan kesan hangat, meningkatkan keceriaan, dan
semangat dalam ruang (Bean, 2004:193).
2. Sebagai penanda waktu berada dalam suatu ruang yang tertutup dan tidak
mendapat cahaya matahari dapat mengacaukan orientasi waktu,
disorientasi, dan terkucil dari perubahan kondisi sekitar. Kondisi ini
berpengaruh tidak baik terhadap psikologis dan mengganggu jam
biologis manusia (Pilatowicz, 1995: 56-57).
3. Manfaat bagi kesehatan tubuh, sinar matahari berfungsi untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Sinar matahari
pagi berfungsi antara lain:
a. Mengubah pro-vitamin D menjadi vitamin D
b. Mengurangi gula darah
c. Mengurangi kolesterol darah

21
d. Penawar infeksi dan pembunuh bakteri

Gambar 2.3 : Pencahayaan alami dalam ruang


Sumber : https://bit.ly/4067Smo

e. Meningkatkan kebugaran dan kualitas pernafasan


f. Meningkatkan kekebalan tubuh
g. Membantu pembentukan dan perbaikan tulang.
Menurut Darmasetiawan dan Puspakesuma (1-9), dalam
merencanakan pencahayaan yang baik, ada 5 kriteria yang harus
diperhatikan, yaitu:

 Kuantitas cahaya (lighting level) atau tingkat kuat penerangan


 Distribusi kepadatan cahaya (luminance distribution)
 Pembatasan agar cahaya tidak menyilaukan (limitation of glare)
 Arah pencahayaan dan pembentukan bayangan (light directionality
and shadows)
 Kondisi dan iklim ruang
 Warna cahaya dan refleksi warna (light colour and colour rendering)

Berikut adalah standar penerangan ruang dalam rumah


menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) guna mendukung fungsi
ruang dan mengukur kecukupan cahaya dalam ruang:

22
Tingkat kategori
Fungsi ruang pencahyaan rendensi warna
(LUX)
Teras 60 1 atau 2
Ruang Tamu 120-150 1 atau 2
Ruang Makan 120-150 1 atau 2

Ruang kerja 120-150 1


Kamar tidur 120-150 1 atau 2

Kamar mandi 250 1 atau 2


Dapur 250 1 atau 2

Garasi 60 3 atau 4
Tabel 2.1 : Tingkat Pencahayaan yang Direkomendasikan
Sumber: SNI-03-6197-2000 Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan (2000, 4)

Ketajaman warna suatu benda dipengaruhi oleh spektrum


cahaya yang mengenainya. Semakin panjang spektrumnya, maka benda
yang dikenai cahaya ini akan semakin mendekati warna alami. Warna
alami dinyatakan dengan indeks Ra (colour rendering) 100% yang
mewakili cahaya matahari. Dan sampai saat ini, belum ada pencahayaan
buatan yang dapat mencapai Ra 100%.

kategori Indeks Ra
1 80% - 100%
2 60% - 90%
3 40% - 60%
4 < 40%
Tabel 2.2 : Tingkat Indeks Ra
Sumber: SNI-03-6197-2000 Konservasi Energi
Pada Sistem Pencahayaan (2000, 10)

E. Sistem penghawaan Alami


Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran
udara di dalam bangunan melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang

23
terbuka.Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan
kenyamanan. Aliran udara dapat mempercepat proses penguapan di
permukaan kulit sehingga dapat memberikan kesejukan bagi penghuni
bangunan.

Gambar 2.4 : Penghawaan Alami


Sumber : https://bit.ly/3Yxj1Lt

Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan


alami adalah dengan menganalisis datangnya arah angin. Secara umum angin
memiliki arah yang dipengaruhi iklim makro. Sebagai contoh di wilayah
Indonesia angin dalam iklim makro mengalir dari arah Tenggara ke Barat
Daya. Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-
bentuk di sekitar bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut.
Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada
aliran angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang
panas. Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa
udara akan mengalir dari tempat bertekanan rendah pada suhu yang dingin
menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang panas.
Dalam kasus tertentu arah angin dapat sejajar dengan dinding, oleh
karenanya perlu rancangan detail arsitektur agar membentuk bukaan yang
mampu menangkap arah angin tersebut. Sirip-sirip yang diletakkan vertikal
di samping jendela akan dengan mudah menangkap angin dan
mengalirkannya ke dalam ruang hingga tercapai kesejukan. Dalam satu
ruang minimal perlu diletakkan dua jendela dalam posisi yang berjauhan
agar terjadi ventilasi silang (cross ventilation). Sistem ini meletakkan
bukaan pada arah yang berhadapan, sehingga terjadi pertukaran udara dari

24
dalam keluar bangunan. Efektivitas tercapai dari ukuran bukaan (inlet-
outlet), hasilnya adalah adanya peningkatan kecepatan udara dan turunnya
suhu ruangan.

Gambar 2.5 : Ventilasi Silang


Sumber : uruhara69.blogspot.co.id
Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu.
Lingkungan luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup
tanah/pasir berpotensi menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam
bangunan. Untuk mengantisipasi selayaknya di sekeliling bangunan banyak
ditanam pepohonan dan rumput sebagai filter debu sekaligus pendingin suhu.
Faktor yang Mempengaruhi Kenyamanan Termal. Berdasarkan SNI 03-
6572-2001, daerah kenyamanan termal untuk daerah tropis dapat dibagi menjadi:
Sejuk nyaman 20,5°C -
22,8°C
Nyaman 22,8°C -
optimal 25,8°C
Hangat 25,8°C -
nyaman 27,1°C
Tabel 2.3 : kenyamanan suhu thermal terhadap ruangan

Adapun hal-hal yang sangat berkaitan dengan sistem penghawaan


alami adalah sebagai berikut ini.
a. Pencahayaan, yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita
buat, terutama untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena

25
berhubungan dengan pembukaan.
b. Kelembaban, yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan.
c. Luas Bukaan. Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya
pergantian udara, dan masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu,
jendela, jalusi, lubang angin atau lostos atau lupangan, dan lubang-lubang
lain yang mungkin ada pada suatu ruangan.
Hal-hal yang biasanya juga diperhatikan dalam mengoptimalkan
pengkondisianpenghawaan adalah seperti dibawah ini:
1. Orientasi Bangunan
Radiasi matahari adalah penyebab utama tingginya suhu di dalam rumah.
Sebisa mungkin hindari banyak bukaan di arah timur dan barat. Apabila
tidak bisa dihindari, bisa diupayakan adanya barrier terhadap radiasi
panas matahari, terutama matahari sore di arah barat. Barrier bisa berupa
tanaman atau vegetasi, atau elemen bangunan berupa sun shading. Sun
shading berupa elemen vertikal (sirip) atau elemen horizontal (topi-
topi/over hang).
2. Perbanyak bukaan
Bukaan atau ventilasi udara yang dianjurkan adalah paling tidak sebesar
15% dari luas lantai bangunan.
3. Atur letak bukaan
Ventilasi udara haruslah berada di kedua sisi bangunan atau ruangan.
Tidak akan banyak manfaatnya apabila bukaan hanya berada di salah satu
sisi bangunan. Udara luar tidak akan bisa masuk ke dalam rumah bila
tidak ada lubang yang lain untuk jalan keluar udara. Jadi, harus dihindari
memanfaatkan seluruh kavling hingga ke belakang. Sisakan sedikit
bagian kavling di belakang rumah yang terbuka hingga ke atas, supaya
terjadi ventilasi silang. Dalam satu ruangan pun, sebaiknya,
jendela/bukaan tidak berada pada sisi yang sama.

Menurut cara membukanya, ventilasi alami ada 2 macam. Yaitu ventilasi


alami yang terbuka permanen, ataupun ventilasi alami temporer yang
dapat dibuka dan ditutup. Sebaiknya, sebuah rumah mempunyai
keduanya. Ventilasi permanen untuk menjamin pertukaran udara

26
minimal setiap hari, sedangkan ventilasi temporer difungsikan apabila
memerlukankondisi penghawaan yang lebih baik, misalnya ketika jumlah
penghuni rumah sedang banyak, atau ketika cuaca sangat panas.

Jenis ventilasi alami yang termasuk ventilasi alami temporer, antara lain :

1. Jendela Biasa

Gambar 2.6 : Jendela Biasa


Sumber: fandicivilba89.blogspot.co.id
2. Jendela Boven
Boven biasanya berada di atas kusen, bisa menjadi satu atau
terpisah. Boven ada beberapa macam, ada boven yang mempunyai daun
seperti jendela biasa, ada boven yang diisi dengan 2 bilah kaca yang
menyisakan celah udara di antaranya seperti yang banyak dipakai di
kamar mandi, atau boven yang yang diisi denganram kayu. Ram kayu
berguna untuk faktor keamanan, yaitu supaya tidak ada orang yang bisa
menerobos masuk melalui lubang boven.

Gambar 2.7 : Jendela Boven


Sumber: fandicivilba89.blogspot.co.id

27
3. Jalusi/Krepyak
Jalusi atau kerpyak adalah bilah-bilah kayu yang terpasang
permanen di kusen. Celah-celah di antara bilah-bilah inilah yang akan
menjadi lubang untuk aliran udara alami.

Gambar 2.8 : Jalusi/Krepya


Sumber : fandicivilba89.blogspot.co.id

4. Kaca Naco
Kaca naco adalah jendela yang kacanya dibagi menjadi beberapa
segmen dan mempunyai mekanisme yang bisa digerakkan membuka dan
menutup. Kaca naco mempunyai kelemahan berupa faktor keamanan
yang tidak terlalu baik. Selain itu, kaca naco termasuk kurang ekonomis.

Gambar 2.9 : Kaca Naco


Sumber : fandicivilba89.blogspot.co.d
Jenis ventilasi alami yang termasuk ventilasi alami yang terbuka
permanen, antara lain :
1. Loster
Loster adalah sebutan untuk ornamen yang mengisi lubang
ventilasi di dinding. Kegunaan loster sama seperti ram, yaitu untuk

28
memperkecil ukuran lubang karena faktor keamanan. Loster sendiri
terbuat dari berbagai macam bahan:
a. Loster Kayu. Seperti halnya kusen, loster kayu memerlukan finishing.
Finishing loster kayu bisa mempergunakan cat kayu, politur, atau
melamin.
b. Loster Beton. Biasanya berharga paling murah. Loster beton pun
mempunyai kualitas yang bermacam-macam. Ada yang halus, ada
yang kasar. Ada yang mempunyai satu sisi, ada yang mempunyai 2
sisi. Loster beton terbuat dari campuran semen, air, dan pasir yang
dipress. Kekuatan loster beton tentu tergantung kekuatan dan
banyaknya semen yang menjadi campurannya. Finishing loster beton
biasanya hanya menggunakan cat tembok biasa.
c. Loster Keramik.Loster keramik cocok bagi rumah yang bergaya unik
dan etnik. Loster keramik tidak memerlukan finishing lagi.
d. Loster Tanpa Pengisi.Ada juga loster yang hanya merupakan lubang
di tembok saja, dan tidak diisi dengan bahan pengisi apapun.
Syaratnya adalah lubang tersebut tidak mempunyai lebar lebih dari
15 cm. Pertimbangannya adalahfaktor keamanan.

(1) Loster kayu (2) Loster Keramik (3) Loster Beton


Gambar 2.10 : Macam – Macam Loster
Sumber : fandicivilba89.blogspot.co.id

29
BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas, maka untuk


memecahkan masalah tersebut, tim pengabdian kepada masyarakat fakultas
teknik melakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Masyarakat di ajak untuk mendapatkan sosialisasi penyuluhan/
pengarahan dan bimbingan teknis tentang perilaku masyarakat terhadap
rancang bangun yang berwawasan lingkungan Di Kelurahan Baruga,
Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
2. Membimbing langsung masyarakat tentang masyarakat terhadap
perletakan bukaan jendela dan ventilasi pada rumah tinggal guna
memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan Di Kelurahan
Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara.

B. Realisasi Pemecahan Masalah


Berdasarkan kerangka pemecahan masalah yang telah

dikemukakan di atas, maka realisasi pemecahan masalah adalah sebagai

berikut:

1. Mengadakan penyuluhan / pengarahan dan bimbingan teknis tentang


perilaku terhadap perletakan bukaan jendela dan ventilasi pada rumah
tinggal guna memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan Di
Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi
Tenggara
2. Mengadakan sosialisasi prosedural teknis penerapan rancang bangun
yang berwawasan lingkungan Di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga,
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

30
C. Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan pengabdian ini, dilakukan kepada masyarakat
Tawang Alun 6 yang terletak di Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga,
Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam sosialisasi masyarakat
diberikan edukasi bersama para anggota tim dalam hal ini mahasiswa
arsitektur dan dosen pembimbing yang bertujuan untuk mendapatkan dan
mengetahui tingkat pemahaman (masyarakat) dalam memahami tentang
pentingnya rancang bangun yang berwawasan lingkungan serta memberi
pemahaman terhadap perletakan bukaan jendela dan ventilasi pada rumah
tinggal guna memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan agar
ruangan lebih sehat, hemat biaya serta mengurangi penggunaan energi
listrik yang berlebih. Alasan pemilihan khalayak sasaran adalah letak
kecamatan Baruga, Kelurahan Baruga, Kota Kendari dikarenakan
penggunaan sistem pencahayaan alami dan penhawaan alami yang belum
maksimal dan masyarakat sangat antusias mengikuti edukasi tentang
perletakan bukaan jendela dan ventilasi pada rumah tinggal guna
memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan di perumahan
Tawang Alun 6 Kecamatan Baruga Kota Kendari.

D. Metode Kegiatan
Metode yang di gunakan dalam melaksanakan kegiatan kepada
masyarakat di desa Puuroda Kecamatan Baula Kabupaten Kolaka adalah
sebagai Metode Edukasi Dan diskusi masyarakat tentang pentingnya
rancang bangun yang berwawasan lingkungan agar sirkulasi udara dan
pencahayaan lebih maksimal.

31
E. Waktu dan Tempat dan tempat
Kegiatan evaluasi rancang bangun studi perletakan bukaan jendela
dan ventilasi pada rumuh tinggal sederhana guna memaksimalkan aliran
sirkulasi udara dan pencahayaan di perumahan BTN Tawang Alun IV, Kel.
Baruga, Kec. Baruga Kota Kendari.

Gambar 3.1: Alamat Perumahan Tawang Alun VI Baruga


https://maps.app.goo.gl/FWBh9TAjGYFQtW5h7

Tabel 3.1 Tahapan Waktu Pelaksanaan Kegiatan evaluasi rancang bangun


studi perletakan bukaan jendela dan ventilasi pada rumuh tinggal sederhana guna
memaksimalkan aliran sirkulasi udara dan pencahayaan di perumahan BTN
Tawang Alun IV, Kel. Baruga, Kec. Baruga Kota Kendari.

32
TANGGAL PELASANAAN MARET-APRIL 2023
NO KEGIATAN
27 MARET 3 APRIL 10 APRIL 17 APRIL
PENYUSUNAN
PROPOSAL
1 DAN
PERSIAPAN
MATERI
PROSES
EDUKASI
2
KEPADA
MASYARAKAT
PENYUSUNAN
LAPORAN
3
HASIL
PENGAMAAN
Sulawesi Tenggara 93115

F. Anggaran Biaya
Tabel 3.2 : Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah
pemakaian Satuan Biaya
(Rp) (Rp)
Pembuatan SDA 75 Eksamp Rp. 50.000 Rp.750.000
Modul
Flesdisk 8 GB SDA 1 Buah Rp. 100.000 Rp. 150.000

Spanduk SDA 1 Buah Rp. 50.000 Rp. 300.000


Kegiatan
SUB TOTAL (Rp) Rp.
1.200.000

33
Tabel 3.3 : Biaya Operasional, dll
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah
Pemakaian (Rp) Biaya (Rp)
Fotocopy dan Laporan 10 Examp Rp.70.000 \ Rp.
Penggandaan Akhir 700.000
Laporan Akhir Pengabdian
Pengabdian
SUB TOTAL (RP) Rp.700,000

G. Rancangan Evaluasi
Tahap Monitoring dan Evaluasi. Monitoring dilakukan secara
intensif oleh tim pelaksana setiap kegiatan berlangsung untuk memastikan
agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan sesuai rencana. Evaluasi
dilakukan sejalan dengan monitoring, sehingga jika ada kendala akan
segera diselesaikan. Evaluasi dilakukan setiap tahap kegiatan, adapun
rancangan evaluasi memuat uraian bagaimana dan kapan evaluasi akan
dilakukan, kriteria, indikator pencapaian tujuan, dan tolok ukur yang
digunakan untuk menyatakan keberhasilan dari kegiatan yang dilakukan.
Memberikan bimbingan kepada mitra agar tetap terus menerapkan sistem
pencahayaan alami serta penghawaan alami secara konsisten dan
memaksimalkan yang sudah ada untuk meningkatkan kesehatan

34
BIODATA TIM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

A. Biodata Anggota 1(ketua tim)

1. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Hapsa Rianty


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP 197107211999032001
5. NIDN 0021077105
6. Tempat dan Tanggal lahir Ujung Pandang, 21 Juli 1971
7. E-mail Hapsarianty71@gmail.com
8. Nomor Telepon/HP 081245561971
9. Alamat Kantor Jl. H. E. A. Mokodompit Anduonouhou
Kendari
10. No. Telepon/Fax (0401) 3195287
11. Mata Kuliah yang a. Perancangan Ruang Dalam
diampuh b. Perancangan Tapak
c. Estetika Bentuk
d. Fisika Bangunan
e. Struktur dan Konstruksi Bangunan
f. Estetika Bentuk
g. Utilitas
h. Pengetahuan Lingkungan
i. Asas dan Metode Perancangan

2. Riwayat Pendidikan

S- S-
1 2
Nama Perguruan Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin
Tinggi
Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Teknik Arsitektur
Tahun Masuk-Lulus 1990-1996 2005-2007
Judul Skripsi/Tesis Pengembangan Tingkat Kenyamanan
Kampus Lembaga Termal Ditinjau Dari
Pendidikan Persiapan Orientasi Bangunan Pada
Yayasan Badan Wakaf Ruang Tamu Rumah
Universitas Muslim Tangga Sederhana Tipe 50
Indonesia (LPP YBW - Perumahan Nusa
UMI) Ujung Pandang Tamanlanrea Indah
Makassar

35
Nama Pembimbing Ir. H. Abd. Halim Prof. Dr. Ir. H. Ramli
Meru Ir. H. Suriana Rahim, M.Eng.
Latanrang Dr. Sri Suryani, DEA

3. Pengalaman Pengabdian Dalam Lima tahun Terakhir

No. Tahun Judul Penelitian SumberPendanaan Jumlah

1. 2011 Bimbingan Penataan Jalan Dipa BOPTN Rp.


Lingkungan Untuk Fakultas 5.000.000,-
Meningkatkan Kualitas Teknik UHO
Lingkungan Di Desa
Lelewawo
Kecamatan Batu Putih
2. 2012 Penerapan Konsep Rumah Dipa BOPTN Rp.
Tinggal Sehat Ditinjau dari Fakultas 5.000.000,-
Kajian Arsitektur Tropis di Teknik UHO
Kelurahan Wuawua
Kecamatan Wuawua Kota
Kendari
3. 2013 Rancang Bangun Arsitektur BLU UHO Rp.
Pada Desain Rumah Tinggal 5.000.000,-
Sederhana Untuk
Meningkatkan
Kewirausahaan Masyarakat
di Kelurahan Matabubu
4. 2019 Bimbingan Teknis BLU UHO Rp.
Pembuatan Material Bata 10.000.000,
Beton Dari Bahan Tambah -
Serat Sagu Pada Para
Tukang Bangunan Di
Kelurahan Wua – Wua
Kecamatan Wua – Wua
Kota Kendari.
5 2021 Edukasi Pemberdayaan Mandiri Rp.
. Masyarakat Terhadap 7.164.000,-
Pengelolaan Lingkungan
Sampah Di Desa
Unamendaa Kecamatan
Wundulako Kabupaten
Kolaka.

36
6 2021 Bantuan Desain Perluasan Mandiri Rp.
. dan Pengembangan Masjid 5.000.000,-
Islamic Center Mu`adz Bin
Jabal ( ICM )

4. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Lima tahun Terakhir

No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tah


. un
1. Menulis Jurnal Ilmiah Jurnal Sinergi Vol. 21 No. 2 Juni
Perbandingan Antara 2017
Batako Beton Mekanik
dan Manual
2. Menulis Jurnal Ilmiah Jurnal Vol. 18 No.1
Identifikasi Iklim Arsitektur Januari 2019
Mikro dan NALARs
Kenyamanan Termal
Ruang Terbuka Hijau
di
Kendari
3. Tipologi Rumah Adat Jurnal Vol. I/02/2019
Dayak Malige

4. Vegetation American Vol. -8, Issue -10 ,


Arrangement Journal Of pp 50-57 , 2019
Evaluation of Engineering
Microclimate in Urban Research
Public Oopen Space. ( AJER )

5. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


dalam 10 Tahun Terakhir
Judul/Tema/Jenis
Tempat Respon
No. Rekayasa Sosial Lainnya Tahun
Penerapan Masyarakat
yang Telah Diterapkan
1. Penyusunan Dokumen 2018 Kota Unaaha Sangat
Masterplan Persampahan antusias
Kota Unaaha Tahun
2018 – 2038

37
6. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. Satya Lancana Karya Satya Presiden Republik 2021
XX Tahun Indonesia

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, Maret 2023

Hapsa Rianty, ST., Msi


NIP. 197107211999032001

38
B. Biodata Anggota 2

1. Identias Diri

1. Nama Lengkap Siti Belinda Amri, ST., MT.


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Jabatan Fungsional Lektor
4. NIP 198606102012122001
5. NIDN 0010068602
6. Tempat dan Tanggal Lahir Kendari, 10 Juni 1986
7. E-mail linda.amri@gmail.com
8. Nomor Telepon/HP 085241713886
9. Alamat Kantor Kampus Bumi Tridharma, Jl. H.E.A.
Mokodompit, Anduonohu, Kendari
10. Nomor Telepon/Faks (0401) 3198164
11. Lulusan yang Telah S-1= 30 orang; S-2= 0 orang; S-3= 0 orang
Dihasilkan
12 Mata Kuliah yang Diampu 1. Pengkondisian Ruang
2. Pengetahuan Bahan Material Bangunan
3. Arsitektur Hijau
4. Arsitektur Hemat Energi
5. CAAD

2. Riwayat Pendidikan

S-1 S-2 S-3


Nama Perguruan Universitas Halu Universitas
Tinggi Oleo Hasanuddin
Bidang Ilmu Teknik Arsitektur Teknik
Arsitektur
Tahun Masuk-Lulus 2004 – 2009 2009 – 2012
Judul Skripsi/Tesis/ Perencanaan Asrama Tingkat
Disertasi Mahasiswi UHO Ketersediaan
dengan Pendekatan Cahaya Ruang
Arsitektur Tropis Ibadah Masjid
Al-Kausar
Kendari
Nama Pembimbing/ Hapsa Rianty, ST., 1. Prof. Dr. Ir.
Promotor M.Si. H. Ramli

39
Rahim,
M.Eng.
2. Baharuddin
Hamzah, ST.,
M.Arch.,
Ph.D.

3. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir


(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (Rp)
1. 2016 Potensi Ekonomi APBD 297.000.000,-
Pengembangan Kawasan Kab. Buton
Hutan Mangrove Kab. Buton Utara
Utara
2. 2017 Analisis Aliran Angin pada DRPM 20.000.000,-
Beberapa Bentuk Atap Melalui Ristekdikti
Uji Wind Tunnel dan CFD

3. 2017 Optimasi Elemen Pembentuk DRPM 75.000.000,-


Lanskap Terhadap Tingkat Ristekdikti
Kenyamanan Termal dengan
Pendekatan Urban
Morphology untuk Perbaikan
Iklim Mikro RTH Perkotaan
4. 2017 Analisis Wind Flow dan Static DIPA 5.000.000,-
Pressure pada Desain Kolong UHO
Rumah Panggung Melalui Uji
Wind Tunnel
5. 2017 Optimasi Elemen Pembentuk DRPM 85.000.000,-
Lanskap Terhadap Tingkat Ristekdikti
Kenyamanan Termal dengan
Pendekatan Urban
Morphology untuk Perbaikan
Iklim Mikro RTH Perkotaan
(tahun ke 2)
6. 2018 Penyusunan Dokumen Revisi APBD 200.000,-
RP3KP Kota Kendari Kota
Kendari

40
7. 2018 Penyusunan Masterplan APBD 250.000,-
Kawasan Wisata Pantai Batu Kab.
Gong Kabupaten Konawe Konawe
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DRPM maupun dari
sumber lain.

4. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir


Pendanaan
Judul Pengabdian Kepada
No. Tahun Jml (Juta
Masyarakat Sumber
Rp)
1. 2015 Bantuan Desain Masjid Perum Mandiri 3.000.000,-
Dosen UHO Kel. Kambu Kec
Poasia Kota Kendari
2. 2016 Ibm Peningkatan Produktivitas Hibah 47.200.000,-
Kelompok Usaha Desain Interior IbM
Melalui Proses Produksi Berbasis DIKTI
Eco-Design di Kota Kendari
3. 2018 Pengabdian Terintergrasi KKN DIPA 48.000.000,-
Tematik, Pendampingan Masyarakat UHO
di Kota Kendari Dalam
Mengidentifikasi dan Merencanakan
Penanganan Infrastruktur
Permukiman Kumuh
4. 2019 Perencanaan Master Plan Pondok Mandiri 5.000.000,-
Pesantren Nurul Azizah Kelurahan
Watulondo Kecamatan Puuwatu
Kota Kendari
5. 2020 Bimbingan Teknis Penguatan Mandiri 6.000.000,-
Kelembagaan Masyarakat Dalam
Pengelolaan Infrastruktur
Permukiman Di Desa Unamendaa
Kecamatan Wundulako Kabupaten
Kolaka
6. 2022 Penataan Ruang Luar Pada Mandiri 5.000.000,-
Yayasan Pendidikan Agama Asy-
Syafi’iyah Kota Kendari Guna
Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Sekolah
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DRPM maupun dari
sumber lainnya

41
5. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir

No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun


1. The Effect of Circulating and DINAMIKA Vol. 5, No. 2, Mei
Natural Ventilation on The ISSN: 2085- 2015
Thermal Comfort Performance 8817
Building in Southeast Sulawesi
2. Analisis Aliran Angin Pada Langkau Vol. 4, No.2, Tahun
Atap Miring Melalui Uji Betang 2017
Simulasi Flow Design ISSN: 2355-
2454
3. Identifikasi Iklim Mikro Dan NALARS Vol , No 1 Tahun
Kenyaman Termal Ruang ISSN: 2019
Terbuka Hijau Di Kendari
4. Karakteristik Permukiman Jurnal Malige
Kumuh (Studi Kasus: Arsitektur
Kecamatan Semarang Utara
Kota Semarang)

6. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

Nama Temu ilmiah/ Waktu dan


No. Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat
1. International Conference Study of Staircases Design Jakarta,
on Engineering of and Visitor Perception at 2015
Tarumanagara (ICET) Commercial Building
2015 Proceeding ICET
ISBN : 978-602-71459-1-7
2. The Relationship Between International Conference on Yogyakarta,
System Arrangement of Sustainable Built 2016
Public Open Space and Environment (ICSBE) ISSN
Livability Based on User 2541-223X
Perception in Puputan
Badung Square Denpasar
3. The Development Of International Conference on Yogyakarta,
Tourism Waterfall Sustainable Built 2016
Tumburano Area Based On Environment (ICSBE) ISSN
Ecoregion Approaches In 2541-223X
Konawe Island
4. Identifikasi Pola Aliran Seminar Nasional Teknologi Jakarta,
Angin dan Gaya Hambat UMJ (Semnastek 2017) 2017
Pada Atap Miring ISSN 2407-1846

42
7. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Jumlah
No. Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
1. Infrastuktur Hijau 2019 217 UHO Press
Perkotaan

8. Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir

No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis Nomor P/ID


1. -

9. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya


dalam 10 Tahun Terakhir

Judul/Tema/Jenis Rekayasa
Tempat Respon
No. Sosial Lainnya yang Telah Tahun
Penerapan Masyarakat
Diterapkan
1. Dokumen RPLP program 2016 Kelurahan Benu- Sangat
KOTAKU Kelurahan Benu- Benua Kec. antusias
Benua Kec. Kendari Barat Kota Kendari Barat
Kendari Kota Kendari

10. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1. -

43
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Pengabdian Kepada Masyarakat Mandiri tahun
2023.

Kendari, Maret 2023


Anggota Pengusul,

Siti Belinda Amri, ST., MT

44
C. Biodata Anggota 3

1. Identitas Diri

a. Nama Lengkap : La Ode Abdul Syukur,St.,Msc


b. Tempat dan Tanggal Lahir : Kendari, 26 Maret 1976
c. NIP/NIDN : 0026037603
d. Pangkat/Golongan : III. b
e. Jabatan Fungsional : Lektor
f. Jabatan Struktural : Dosen Tetap Teknik Arsitektur
g. Fakultas/Program Studi : Teknik/S1 Arsitektur
h. Perguruan Tinggi : Universitas Halu Oleo
i. Bidang keahlian : Arsitektur / Permukiman
j. Pekerjaan : Dosen Pegawai Negri Sipi
Universitas Halu Oleo
k. Alamat : Jl. Flamboyan No.6, Kendari-
Sulawesi Tenggara
l. Telp./Faks : 081524837744
m. Alamat e-mail : Laodeabd@gmail.com

2. Riwayat Perguruan Tinggi


TAHUN Program Perguruan Jurusan/Program
LULUS Pemdidikan(diploma, Tinggi Studi
sarjana, mmagister,
spesialis, dan doktor
2000 Sarjana Teknik Universias Arsitektur
Arsitektur Islam
Indonesia
Yogyakarta
2009 Master Teknik Universitas Arsitektur
Arsitektur di Bidang Gadjah
Research Arsitektur Mada
(Bahan Material Yogyakarta
Bangunan

3. Penghalaman Profesional 5 Tahun Terakhir

TAHUN PENGALAMAN PENYELENGGARA JANGKA


PROFESIONAL WAKTU
2012 Arsitek PT. Graha Properti 3 Bulan
Perencana Prima
Perumahan The
Villas Kendari

45
2013 Arsitek PT. Graha Properti 3 Bulan
Perencana Ruko Prima
Sentra Kadia
2015 Arsitek PT. Anova 3 Bulan
Perencana
Perumahan
Anova Garden
2016 Tim Penyusun CV. Nur Saleh Abadi 3 Bulan
Masterplan Konsultan
Terminal Type B
Konawe Utara
2017 Tim Penyusun PT. Taken Arta 3 Bulan
Masterplan Pratama
Terminal Type C
di Muna Barat
2017 Tim Penyusun CV. forrmulasi 3 Bulan
Rencana Tindak Konsultan
Penanganan
Infrastruktur
Kawasan Pantai
Kabupaten Muna
Barat
2017 Tim Penyusun CV. forrmulasi 3 Bulan
Laopran Konsultan
Masterplan
Perkantoran
Kabupaten Muna
Barat

4. Pengalaman Karya Tulis Ilmiah

TAHUN JUDUL PENERBIT/JURNAL


2009 Kajian Penerapan Reuse Jurnal Ilmiah
Material Pasca Gempa. Studi Metropilar Fakultas
Kasus di Dusun Gunung Teknik Unhalu ISSN:
Kelir Kab. Bantul Yogyakarta 1639-6205
2010 Adaptasi Arsitektur Jurnal Ilmiah Jurusan
Tradisional Bali Pada Rumah Arsitektur Unhalu
masyarakat Suku Bali di Luar UNITY ISSN: 2086-
Pulau Bali (Studi Kasus: 5961, Volume.1,
Pemukiman Suku Bali Jati Nomor 1, September
Bali Kab.Konsel Sultra 2010
2013 Model Penataan Kawasan Jurnal Ilmiah
Kota Lama Kendari Metropilar Fakultas
Berdasarkan Budaya dan Teknik Unhalu ISSN:
Aktivitas Masyarakat 1639-6205, Volume.11
Setempat No.1, Januari 2013

46
2017 Analisis Aliran Angin pada Jurnal Langkau
Atap Miring Melalui Simulasi Betang: Vol.4.No.2
Flow Design Tahun 2017
2017 Identifikasi Pola Aliran Artikel Prosiding
Angin dan Gaya Hambat SEMNASTEK 2017
pada Atap Miring

5. Penghargaan

TAHUN BENTUK PENGHARGAAN PEMBERI


2007 100 Desain Fasade Terbaik, di PT Gramedia
Publikasikan Majalah Rumah Ide Pustaka Utama
September 2007
2011 Winner The Best Landscape, Release
Lomba Foto 1001 Macam Wajah Photography
Teluk Kendar Kendari & NS-
Valley

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kendari, Maret 2023

La Ode Abdul Syukur, ST.,Msc

47
D. Biodata Anggota 4

1. Identitas Diri

a. Nama Lengkap : Ainusalbi Al Iksan, ST.,M.Sc


b. NIP/NIDK : 0016078806
c. Pangkat/Golongan : Penata muda /IIIb
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Dosen Tetap Teknik Arsitektur
f. Fakultas/Program Studi : Teknik/ S1 Arsirtektur
g. Perguruan Tinggi : Universitas Halu Oleo
h. Bidang Keahlian : Arsitektur/ Landscape

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini
adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Penugasan Program Pengabdian Masyarakat

Kendari, Maret 2023


Anggota Pengusul,

Ainusalbi Al Iksan, ST.,M.Sc

48
E. Biodata Anggoa 5

1. Identitas Diri

a. Nama Lengkap : Dr. Sitti Rosydah, ST.,MT


b. NIP/NIDN : 0010067303
c. Pangkat/Golongan : Penata TK.1/ III.c
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Jabatan Struktural : Dosen Tetap Teknik Arsitektur
f. Fakultas/Program Studi : Teknik/S1 Arsitektur
g. Perguruan Tinggi : Universitas Halu Oleo
h. Bidang Keahlian : Arsitektur / Permukiman

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di
kemudian hari ternyata dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya
sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan
sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan
Penugasan Program Pengabdian Masyarakat

Kendari, Maret 2023


Anggota Pengusul,

Dr. Sitti Rosydah, ST.,MT

49
DAFTAR PUASTAKA

Bean, R. (2004), Lighting Interior And Exterior. Massachusets: Architectural Press


Budihardjo, Eko; Hardjohubojo, Sudanti (1993). Kota
Ching, F.D.K. 2007. Form, Space, and Order. John
Dennis, Lori. 2010. Green Interior Design. New York: Allworth Press
Esa D, Purnama., Firtatwentyna N, Poppy. (2011), Pemanfaatan Pencahayaan
Alami pada Rumah Tinggal Tipe Townhouse di Surabaya. Prodi Desain
Interior Universitas Kristen Petra
Julius Irfan, 2004, Pengaruh Freon atau CFC (Mesin pendingin) dalam Pemanasan
global dan Tubuh, [online],
(https://sainsforhuman.blogspot.co.id/2014/01/pengaruh-freon-atau-cfc
mesin-pendingin.html, diakses tanggal 21 Januari 2018)
Karyono, T.H. (2001), Teori dan Acuan Kenyamanan Termis dalam Arsitektur,
Penerbit Catur Libra Optima, Percetakan Olta Printings, Maret 2001, Jakarta
Long, M. 2006. Architectural Acoustics. Elsevier.Oxford UK.
Latifah, Nur Laela, Harry Perdana, Agung Prasetya, and Oswald P M Siahaan.
2013. ‘Kajian Kenyamanan Termal Pada Bangunan Student Center ITENAS
Bandung’. Reka Karsa 1 (1): 1–12 https://doi.org/10.26760/rekakarsa.v1i1.43.
Mannan, Abdul. 2007. ‘Faktor Kenyamanan Dalam Perancangan Bangunan
(Kenyamanan Suhu-Termal Pada Bangunan)’. Jurnal Ichsan Gorontalo.
Mukono, H, J., 2014. Pencemaran Udara Dalam Ruangan Berorientasi Kesehatan
Masyarakat. Surabaya : Airlangga University Press
Oktavia, Tantri. (2010). Fisika Bangunan. Malang: Bayumedia Publishing.
R. S. Pressman, Software Engineering A Practitioner’s Approach 7th Ed - Roger S.
Pressman. 2009.
Putra, I. P. W. (2016). Implementasi Teorema Bayes Untuk Menganalisa Kerusakan
Pada Air Conditioner Ruangan Berbasis Android. SEMNASTEKNOMEDIA
ONLINE, 4(1), 3-6. Berwawasan Lingkungan. Bandung. Penerbit Alumni
Pilatowicz, G. (1995), Eco-Interiors, A Guide to Enviromentally Conscious Interior
Design. Canada: John Wiley & Sons, Inc
Rossing. (2007). Handbook of Acoustics. Springer.
Sugini. 2014. Kenyamanan Termal Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu
Satwiko, P. 2004. Fisika Bangunan, Edisi 1. Yogya-karta: ANDI Wiley and Sons.
New York.
https://maps.app.goo.gl/FWBh9TAjGYFQtW5h7

50

Anda mungkin juga menyukai