Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Fungsi dalam arsitektur Karya Victor
Papanek” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada  mata
kuliah Azas Perancangan Arsitektur II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Fungsi dalam arsitektur Karya Victor Papanek” bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada , selaku Dosen mata kuliah Azas Perancangan
Arsitektur II “yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, September 2019

Wa Ode Nurrizki Fitriani

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
..........................................................................................................................
i

KATA PENGANTAR
1

DAFTAR ISI
..........................................................................................................................
2

BAB I

PENDAHULUAN
..........................................................................................................................
3

1.1 Latar Belakang


..............................................................................................................
3

BAB II

PEMBAHASAN
....................................................................................................................
4

2.1 Biografi Victor Papanek


....................................................................................................................
4

2.2 Fungsi dalam arsitektur karya Victor Papanek


....................................................................................................................
6

BAB III

PENUTUP

2
....................................................................................................................
8

3.1 Kesimpulan
....................................................................................................................
8

DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................
9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar B elakang

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,
istilah ini mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari
level makro hingga ke level mikro.

Konsep pembangunan harus bisa sesuai dengan kebutuhan pengguna bangunan itu sendiri.
Mulai dari keindahan, kekuatan, keteduhan, dan keharmonisan. Dari 4 aspek itulah akan
terbentuk sebuah rumah yang nyaman, namun terkadang banyak sekali bangunan yang indah dan
punya kekuatan tapi kesehatannya kurang, diantaranya disebabkan karena kurangnya ventilasi
dan pencahayaan. Dua segi pendukung kesehatan itu haruslah diterapkan dalam setiap
pembangunan, sehingga penggunapun akan betah dan tetap sehat didalamnya.

Selain 2 hal penting tadi, juga ada aspek-aspek lain yang harus diperhatikan. Mulai dari luas
tanah, penghawaan, perencanaan ruang, perencanaan tampilan muka, sanitasi, dan perencanaan
budgeting. Semuanya akan sangat berpengaruh dalam pembangunan dan kesehatan.

3
Dalam arsitektur konsep mengungkapkan syarat-syarat suatu rencana kontektual, dan
keyakinan (keputusan) yang dipadukan (sintesa). James C. Snyder: konsep adalah pemikiran
yang spesifik bertolak dari hasil pemahaman serta penggabungan beberapa unsur yang spesifik
yang langsung berpengaruh pada desain. Penggabungan beberapa unsur termasuk kesehatan
berdasarkan konsep James tadi bisa menciptakan tatanan arsitektur rumah yang memenuhi
standart kesehatan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Victor Papanek

Victor J. Papanek (22 November 1923, Vienna – 10 January 1998, Lawrence, Kansas)


adalah seorang desainer dan guru yang menjadi pendukung kuat dari desain sosial dan ekologis
bertanggung jawab produk, peralatan, dan infrastruktur masyarakat. Dia setuju produk
manufaktur yang tidak aman, mencolok, kesalahan adaptasi, atau pada dasarnya tidak berguna.
Produknya, tulisan, dan kuliah secara kolektif dianggap sebagai contoh kepada banyak desainer.
Papanek adalah seorang filsuf dari desain dan karena itu ia adalah seorang yang tak kenal lelah,
promotor fasih tujuan desain dan pendekatan yang akan sensitif terhadap pertimbangan sosial
dan ekologi. Dia menulis bahwa "desain telah menjadi alat yang paling kuat dimana manusia
membentuk alat dan lingkungan (dan, dengan perluasan, masyarakat dan dirinya sendiri).

Kehidupan Awal

Papanek lahir di Wina, Austria, pada tahun 1923. Ia belajar di sebuah sekolah umum Inggris
dan beremigrasi ke Amerika Serikat di mana ia belajar desain dan arsitektur. Papanek bekerja
dengan Frank Lloyd Wright pada tahun 1949. Dia memperoleh gelar Sarjana di Cooper Union di

4
New York (1950) dan melakukan studi pascasarjana dalam desain di Massachusetts Institute of
Technology (MA 1955 ). Pk tertarik dalam antropologi, tinggal dan bekerja selama beberapa
tahun dengan Navajo, Inuit, dan orang Bali. Papanek merasa bahwa ketika desain hanya teknis
atau hanya gaya-orientasi akan kehilangan sentuhan dengan apa yang benar-benar dibutuhkan
oleh masyarakat

Karier

"Salah satu pekerjaan pertama saya setelah meninggalkan sekolah adalah untuk merancang
sebuah radio meja," tulis Papanek dalam Desain untuk Dunia Nyata  . "Ini adalah desain kafan:
desain penutup eksternal keberanian mekanik dan listrik Ini adalah pertama bagi saya, dan saya
berharap saya terakhir, pertemuan dengan penampilan desain, menggayakan, atau desain
'kosmetik'.." Dan selanjutnya, ia berpendapat: "Hanya sebagian kecil dari tanggung jawab kami
terletak pada bidang estetika.

" Dalam buku yang sama, Papanek menulis: "Desain baru-baru ini banyak yang puas hanya
cepat berlalu dari ingatan keinginan dan keinginan, sementara kebutuhan asli manusia sering
diabaikan oleh desainer." Victor Papanek mengajar di Ontario College of Art, Rhode Island
School of Design, Universitas Purdue, dan California Institute of the Arts, dan tempat-tempat
lain di Amerika Utara. Dia memimpin departemen desain di Institut Seni Kansas City pada 1976-
1981. Pada tahun 1981, ia menjadi Profesor JL Konstan Arsitektur dan Desain di Universitas
Kansas. Dia juga bekerja, mengajar, dan berkonsultasi
di Swedia, Inggris, Yugoslavia, Swiss, Finlandia dan Australia. Papanek menciptakan desain
produk untuk UNESCO dan Organisasi Kesehatan Dunia yang (WHO). Volvo dari Swedia
dikontrak dia untuk merancang taksi bagi penyandang cacat.

Dengan minatnya dalam semua aspek desain dan bagaimana mereka mempengaruhi
masyarakat dan lingkungan, Papanek merasa bahwa banyak dari apa yang diproduksi di Amerika
Serikat adalah nyaman, sering sembrono dan bahkan tidak aman. Dia bekerja dengan tim desain
sebuah televisi pendidikan yang dapat dimanfaatkan di negara-negara berkembang di Afrika dan
diproduksi di Jepang untuk $ 9,00 per set (biaya pada tahun 1970 dolar). Produk yang
dirancangnya juga termasuk radio transistor yang luar biasa, yang terbuat dari kaleng makanan
logam biasa dan didukung oleh sebuah lilin yang menyala, yang dirancang untuk benar-benar
diproduksi murah di negara berkembang.

Keterampilan desain juga membawanya ke proyek-proyek seperti metode inovatif untuk


penyebaran benih dan pupuk untuk penghijauan di sulit-untuk-akses lahan, serta bekerja dengan
tim desain di kendaraan bertenaga manusia mampu menyampaikan setengah beban -ton, dan tim
lain untuk merancang sebuah roda tiga, lebar lelah segala medan kendaraan sangat awal. Sebagai
Papanek berkeliling dunia, dia memberikan kuliah tentang ide-idenya untuk desain ramah
lingkungan dan desain untuk melayani orang miskin, penyandang cacat, segmen minoritas tua
dan masyarakat lainnya. Dia menulis atau co-menulis delapan buku. Bagaimana desainer, yang

5
harus (seperti orang lain) membuat hidup benar-benar melayani kebutuhan nyata 'manusia?
"Saya telah mencoba untuk menunjukkan bahwa dengan bebas memberikan 10 persen dari
waktunya, bakat, dan keterampilan perancang dapat membantu." Dengan kata lain, kesediaan
menjadi relawan. Papanek menerima berbagai penghargaan, termasuk Distinguished Designer
beasiswa dari National Endowment for the Arts pada tahun 1988. Tahun berikutnya ia
menerima IKEA International Foundation Award.

Tata Kelola Desain berkelanjutan menurut Viktor Papanek

Dalam bukunya Design for the real World, Viktor Papanek menjelaskan ada 6 tata kelola
desain. Berikut adalah daftarnya:

Metode yang dibagi 2 yaitu Episteme dan Techne. Episteme adalah pengetahuan yang
melibatkan daya serap, imajinasi, dan abstraksi. Techne adalah adalah keteknikan atau
keterampilan bertukang.

Asosiasi yang berarti kemampuan menghubungkan antara gagasan dengan kemampuan


panca-indra dengan menggunakan gambar, bagan, dan sebagainya.

Estetika yang berarti ilmu keindahan yang dapat memadukan seluruh unsur dalam
penciptaan karya.

Kebutuhan yang berarti sesuatu yang diperlukan untuk membuat karya.

Telesis yang berarti fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi sosial dan budaya pada
tempat desain tersebut dibutuhkan dan digunakan

Kegunaan yang berarti fungsi dari sebuah karya

Karya tulis dan Buku

Papanek, Victor (1971). Design for the Real World: Human Ecology and Social Change,
New York, Pantheon Books . ISBN 0-394-47036-2.

Papanek, Victor & Hennessey, Jim (1973). Nomadic furniture: how to build and where to
buy lightweight furniture that folds, collapses, stacks, knocks-down, inflates or can be thrown
away and re-cycled, New York, Pantheon Books . ISBN 0-394-70228-X.

Papanek, Victor & Hennessey, Jim (1974). Nomadic Furniture 2, New York, Pantheon
Books. ISBN 0-394-70638-2.

Papanek, Victor & Hennessey, Jim (1977). How things don’t work, New York, Pantheon
Books. ISBN 0-394-49251-X.

6
Papanek, Victor (1983). Design for Human Scale, New York, Van Nostrand Reinhold. ISBN
0-442-27616-8.

Papanek, Victor (1995). The Green Imperative: Natural Design for the Real World, New
York, Thames and Hudson. ISBN 0-500-27846-6.

2.2 Fungsi dalam Arsitektur Karya Victor Papanek

Victor Papanek dalam bukunya yang berjudul ‘Design for the Real World’ bahwa ada 6 tata
kelola desain berkelanjutan (sustainable design) yang tidak berdiri sendiri namun mempunyai
elemen-elemen lain yang merajutnya, yaitu :

1. Metode (method)

Konsep method diulas dalam 2 pandangan yaitu, episteme dan techne. Episteme adalah
pengetahuan yang melibatkan daya serap, imajinasi, dan abstraksi. Sedangkan techne adalah
keteknikan atau keterampilan bertukang. Desain sangat dipengaruhi oleh penguasaan alat,
pemahaman terhadap material, dan bagaimana keduanya berinteraksi menjalin kepekaan melalui
daya serap, imajinasi dan abstraksi agar dapat terjalin dari proses pembuatan hingga melahirkan
produk yang artistik. Hal ini dapat dihasilkan melalui kegiatan yang rutin dan intensif.

2. Asosiasi (association)

Kemampuan menghubungkan antara gagasan dengan kemampuan panca-indra dengan


menggunakan gambar, bagan, tulisan, dan sebagainya.
3. Estetika (aesthetics)

Dalam mendesain perlu memahami estetika/ilmu keindahan yang diwujudkan dalam unsur
desain; garis, warna, bentuk, volume, dan tekstur, serta prinsip desain; kesatuan, keseimbangan,
point of interest, irama, proporsi dan komposisi. Desain harus dapat memadukan kesemuanya
dalam penciptaan karya.

4. Kebutuhan (need)

Karya desain merupakan jawaban dari sebuah kebutuhan. Merumuskan kebutuhan bukanlah
sesuatu yang mudah. Desainer harus memiliki kepekaan yang tajam untuk memilah apa yang
menjadi kebutuhan konsumen dan kemungkinannya untuk menjadi tren di masanya.

5. Telesis (telesis)

Pemahaman fungsi yang mengubah desain dari sesuatu yang sifatnya personal menjadi lebih
komunal. Telesis adalah fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi sosial dan budaya pada

7
tempat desain tersebut dibutuhkan dan digunakan.

6. Kegunaan (use)

Merupakan fungsi praktis dari sebuah desain. Dalam mewujudkan fungsi ‘guna’ yang baik
tentunya seorang desainer harus mempertimbangkan siapa yang akan menggunakannya (user)
dan obyek dari kegunaan desain tersebut. Maka perlu pemahaman tentang ergonomi yaitu ilmu
tentang hubungan antara manusia, mesin yang digunakan dan lingkungan kerjanya.

Arah desain yang jelas akan menghasilkan pendekatan dan metode rancangan yang tajam,
efisien dan efektif. Setelah mengetahui keenam tata kelola desain dari Victor Papanek, akan
hadir sebuah ruang yang menjadi batas antara abstrak dan realisasi yaitu sebuah ‘jeda’. Jeda yang
berada di antara metode dan lahirnya sebuah desain yang dimaksud adalah kreatifitas. Kreatifitas
tidak akan terwujud tanpa adanya wawasan dan pengetahuan serta penyatuan tentang techne
(teknik) dan episteme (pengetahuan).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Victor Papanek dalam bukunya yang berjudul ‘Design for the Real World’ bahwa ada 6 tata
kelola desain berkelanjutan (sustainable design) yang tidak berdiri sendiri namun mempunyai
elemen-elemen lain yang merajutnya, yaitu :
1. Metode (method)
Konsep method diulas dalam 2 pandangan yaitu, episteme dan techne. Episteme adalah
pengetahuan yang melibatkan daya serap, imajinasi, dan abstraksi. Sedangkan techne adalah
keteknikan atau keterampilan bertukang. Desain sangat dipengaruhi oleh penguasaan alat,
pemahaman terhadap material, dan bagaimana keduanya berinteraksi menjalin kepekaan melalui
daya serap, imajinasi dan abstraksi agar dapat terjalin dari proses pembuatan hingga melahirkan
produk yang artistik.
2. Asosiasi (association)
Kemampuan menghubungkan antara gagasan dengan kemampuan panca-indra dengan
menggunakan gambar, bagan, tulisan, dan sebagainya.
3. Estetika (aesthetics)

8
Dalam mendesain perlu memahami estetika/ilmu keindahan yang diwujudkan dalam unsur
desain; garis, warna, bentuk, volume, dan tekstur, serta prinsip desain; kesatuan, keseimbangan,
point of interest, irama, proporsi dan komposisi. Desain harus dapat memadukan kesemuanya
dalam penciptaan karya.

4. Kebutuhan (need)
Karya desain merupakan jawaban dari sebuah kebutuhan. Merumuskan kebutuhan bukanlah
sesuatu yang mudah. Desainer harus memiliki kepekaan yang tajam untuk memilah apa yang
menjadi kebutuhan konsumen dan kemungkinannya untuk menjadi tren di masanya.
5. Telesis (telesis)
Pemahaman fungsi yang mengubah desain dari sesuatu yang sifatnya personal menjadi lebih
komunal. Telesis adalah fungsi desain yang berusaha mewadahi dimensi sosial dan budaya pada
tempat desain tersebut dibutuhkan dan digunakan.
6. Kegunaan (use)
Merupakan fungsi praktis dari sebuah desain. Dalam mewujudkan fungsi ‘guna’ yang baik
tentunya seorang desainer harus mempertimbangkan siapa yang akan menggunakannya (user)
dan obyek dari kegunaan desain tersebut. Maka perlu pemahaman tentang ergonomi yaitu ilmu
tentang hubungan antara manusia, mesin yang digunakan dan lingkungan kerjanya.
Arah desain yang jelas akan menghasilkan pendekatan dan metode rancangan yang tajam,
efisien dan efektif. Setelah mengetahui keenam tata kelola desain dari Victor Papanek, akan
hadir sebuah ruang yang menjadi batas antara abstrak dan realisasi yaitu sebuah ‘jeda’. Jeda yang
berada di antara metode dan lahirnya sebuah desain yang dimaksud adalah kreatifitas. Kreatifitas
tidak akan terwujud tanpa adanya wawasan dan pengetahuan serta penyatuan tentang techne
(teknik) dan episteme (pengetahuan).

DAFTAR PUSTAKA

https://www.casaindonesia.com/article/read/11/2018/977/Melihat-Jejak-Desainer-Victor-
Papanek-Bersama-Geberit

https://www.whiteboardjournal.com/ideas/pameran-retrospektif-pertama-untuk-victor-papanek-
akan-diselenggarakan-di-jerman/

https://id.wikipedia.org/wiki/Victor_Papanek

https://www.casaindonesia.com/article/read/11/2018/768/Perjalanan-Desain-Victor-Papanek-di-
Vitra-Design-Museum

Anda mungkin juga menyukai