1. ARSITEKTUR KLASIK
1
yang ketat dan pertimbangan yang hati-hati sebagai landasan berpikiran dan
menciptakan karya. Rentang waktu zaman ini adalah dari abad pertama sampai
abad ke-14 dengan hembusan angin romantism (sebelum masyarakat Eropa
memasuki jaman Renaissance sampai dengan pesan dan gerakan Rationalisme
yang kuat).
Kata “klasik” diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara inheren
mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu dan nilainya yang
demikian merupakan suatu perwujudan karya arsitektur yang dilandasi dan
dijiwai oleh gagasan dan idealism Vitruvius. Dalam arsitektur klasik, karyanya
terpusat pada karya seni pahat dalam bentuk kolosal, dengan fungsi sebagai
visualisasi dari agama, kitab suci, dan kepercayaan lainnya, bahkan sebagai
sarana ritual keagamaan.
UTILITAS
FIRMITAS VENUSTAS
2
Fungsi Arsitektur Klasik :
Arsitektur klasik dibangun dengan tiga fungsi, pertama sebagai rumah tinggal,
kedua sebagai wadah penyembahan bagi Tuhan atau rumah peribadatan, dan yang
ketiga sebagai tempat berkumpul seperti balai kota. Untuk alasan kedua dan
ketiga inilah, bangunan dengan gaya klasik dibuat sedetail dan seindah mungkin
dengan memberi ornamen-ornamen hiasan yang rumit.
Berupa bangunan yang besar dan megah dengan waktu pengerjaan yang
cukup lama.
Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian integral dari
keseluruhan struktur yang ada sehingga peninggalannya (walau tidak
sempurna) dapat direkonstruksi menjadi suatu bangunan yang sebenarnya.
3
Parthenon adalah kuil untuk dewi Athena yang dibagun di puncak bukit
tertinggi di kota Athena, yaitu di Akropolis (Kota Tinggi). Setelah Zaman
Kegelapan (Dark Ages), kota Athena tidak lagi dipimpin oleh raja. Sebagai
gantinya mereka menerapkan sistem oligarki. Dengan demikian, Akropolis
tak lagi menjadi tempat kediaman raja, tetapi menjadi tempat suci bagi d ewi
Athena, dan orang Athena membangun kuil untuk sang dewi di sana. Dewan
kota Athena menyewa dua arsitek ternama, Kallikrates dan Iktinus, serta
seorang pemahat terkenal, Pheidias, untuk membangun Parthenon.
Keseluruhan bangunan dibuat dari marmer serta menampilkan gaya arsitektur
terbaru dengan ukuran yang lebih besar. Para arsitek Parthenon ingin
membangun kuil terbaik di Yunani. Ketika sebagian besar kuil Yunani
memiliki enam tiang di bagian depannya, Parthenon memiliki delapan tiang.
Kuil Yunani lainnya dihiasi oleh friz (bongkahan batu panjang berhias
pahatan bersambungan) saja atau metope (panel batu individual berhias) saja,
sedangkan Parthenon memiliki friz dan juga metope.
2. ARSITEKTUR GOTHIC
Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan pada akhirnya diteruskan
oleh arsitektur Renaissance. Kualitas Arsitektur Gothic ini dinyatakan sebagai
keindahan visual yang atmosferik, seperti diaphanitas (kesemrawangan), densitas
(kepekatan), obscuritas (kegelapan) atau umbria (bayangan).
4
Arsitektur Gothic sering ditemukan di katedral dan gereja-gereja Eropa. Pada
masa itu, gereja Katolik memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat. Uskup-uskup banyak yang ditunjuk menjadi tuan tanah.
Bagian depan gereja dibuat megah dan besar dengan tujuan untuk memberikan
kesan besarnya kekuatan Tuhan dan orang-orang yang menyembahnya. Bangunan
tinggi dan menjulang ke langit menggambarkan aspirasi yang tinggi dan harapan
untuk mencapai surga. Gaya arsitektur ini muncul akibat kebosanan atas
arsitektur pada masa abad pertengahan. Pada masa itu bangunan yang diciptakan
sangat terbatas dan bersifat fungsional. Beberapa bangunan Gothic, terutama
gereja dan katedral berhasil memberikan inspirasi kepada manusia dalam hal
ketaatan dan ketakwaan kepada Tuhan, karena desain yang dibuat pada era
Gothic sangat fenomenal.
1. Ujung lancip pada eksterior. Bangungan yang tinggi, megah, dan menara
dengan ujung yang lancip pada gereja identik dengan arsitektur Gotik.
Dekorasi pada tampilan façade dibuat dengan sangat detail. Karakteristik ini
sangat bertolak belakang dengan gaya arsitektur Romanesque yang datar dan
bangunan yang tidak terlalu tinggi.
5
memiliki struktur tinggi dengan sistem flying buttress. Flying
buttress tidak hanya berfungsi sebagai penyangga struktur bangunan tapi
juga terlihat sangat dekoratif dengan desainnya yang memberikan efek
kemegahan.
6
diatasnya. Desain melengkung memberikan kesan tinggi dan kemegahan,
sedangkan vault memberikan kesan keagungan dan keanggunan. Jajaran
pilar yang tergabung dengan vault menjadi unsur utama dari konstruksi
bangunan.
5. Pencahayaan dan interior
luas. Sebelum berkembangnya
arsitektur Gothic, istana dan
berbagai bangunan pada awal
abad pertengahan bukan tempat
yang menyenangkan untuk
ditinggali atau untuk beribadah.
Khususnya bangunan istana yang tidak memiliki fondasi yang kuat untuk
menopang beban dari atap batu, sehingga istana biasanya menggunakan
atap kayu yang membuat air hujan masuk ke dalam. Pencahayaan yang
digunakan juga sangat sedikit sehingga terkesan gelap dan lusuh.
Arsitektur Gothic menekankan kepada pencahayaan, jendela-jendela yang
besar, dan interior yang luas, mengubah istana dan gereja terlihat lebih
megah dan menyenangkan untuk ditempati.
6. Gargoyle. Gargoyle merupakan
sebuah monster kecil yang
biasanya diletakkan di
sepanjang atap atau benteng
bangunan dan istana. Gargoyle
digunakan sebagai sistem
drainase air hujan yang jatuh
dari atap bangunan dan kemudian keluar dari mulut mereka. Tujuan lain
dari penggunaan Gargoyle adalah menakut-nakuti petani jahat pada abad
pertengahan. Gargoyle biasanya berbentuk menyeramkan, seperti iblis
atau monster dan diletakkan menghadap ke bawah. Pada masa itu manusia
dipenuhi dengan ketakutan dan takhyul. Bentuk dari makhluk yang
7
mengerikan ini membuat banyak orang mencari perlindungan dan
pertolongan kepada gereja atau katedral dari iblis dan hantu yang
berkeliaran. Gargoyle merupakan salah satu karakteristik dari arsitektur
Gothic yang sangat membekas dalam ingatan orang sampai sekarang.
7. Penekanan pada dekorasi dan
ornamen. Arsitektur Gothic merupakan gaya
arsitektur pertama yang menggabungkan
unsur keindahan dan estetik pada desain
bangunan. Arsitektur tidak lagi hanya
bersifat fungsional, tapi juga mempunyai
makna dan arti tersendiri. Semakin
bertumbuhnya ambisi dari para arsitek pada
masa itu dalam pembuatan ornamen pada
katedral dan istana, membuat terjadinya
persaingan dan kompetisi antar kelompok untuk membuat konstruksi yang
lebih megah.
8. Rose window. Secara arsitektural rose window digunakan untuk
pencahayaan dan memberikan kesan estetis pada bangunan. Sedangkan
dari segi religi, rose window dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang
disimbolkan sebagai cahaya yang masuk dan menerangi isi hati para
jemaat gereja.
8
Contoh bangunan dengan Arsitektur Gothic :
Katedral Milano adalah salah satu bangunan paling termasyhur di seluruh Eropa.
Katedral ini sangat besar dan dibangun dengan arsitektur Gothik yang terletak di
lapangan utama pusat kota Milano, Italia. Bangunan ini adalah katedral Katolik Roma
kedua terbesar. Gereja ini panjangnya 157 meter dan total 40.000 orang dapat
ditampung di dalamnya dengan nyaman. Jendela-jendela yang besar dari bagian
paduan suaranya terkenal sebagai yang terbesar di dunia.
3. ARSITEKTUR RENAISSANCE
9
dalam cara pandang manusia dalam kehidupannya yaitu dengan cara penghargaan
terhadap akal manusia, dengan tidak lagi menggantungkan pada kepemimpinan
gereja. Konsep dasar pemikiran Renaissance yang didasari pada arsitektur klasik
yunani dan pengaruh arsitektur klasik romawi yang mengacu pada pemikiran
manusia dan alam, humanisme, liberalisme dan rasionalisme.
Pengaruh Renaissance berkembang sejak awal abad ke-14 di Florence, Italia yang
kemudian meluas ke Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugal dan juga ke
Negara jajahan Eropa di Amerika, Asia dan Afrika. Pengembangannya mengacu
pada falsafah yang dibuat oleh Plato, Pythagoras dan Aristoteles.
Penerapan konsep simetri yang kuat, pada tampak dan ruang dalam bangunan.
Mayoritas pemakaian bahan bangunan/material dari marmer pada interior dan
warna bangunan yang cenderung monochrome atau satu warna.
Bangunan kaya akan elemen dekoratif, baik pada interior maupun eksterior
bangunan. Elemen dekoratif tersebut umumnya berupa ukiran/sculpture, relief
serta lukisan-lukisan. Tema elemen dekoratif tersebut umumya
melambangkan karakter-karakter atau penginterpretasian alam dan sosok
manusia, flora, fauna serta pemandangan alam.
Pada ruang dalam, bagian dinding dan langit-langit umumnya dilapisi ukiran
(stucco) yang obyeknya seputar flora, sosok dan perilaku dari fauna dan
manusia, topeng-topeng, perahu maupun perisai.
Penggunaan patung yang dipadukan dengan detail arsitektural, baik pada
interior maupun eksterior. Pada fasad bangunan terdapat deretan kolom-kolom
dengan kepala dihiasi elemen dekoratif bermotif flora, susunan order dapat
berupa Doric, Ionic, maupun Corinthian.
10
Contoh bangunan dengan Arsitektur Renaissance :
11
4. ARSITEKTUR BAROQUE
Gaya Baroque atau arsitektur Baroque mulai berkembang pada akhir abad ke 16.
Baroque muncul akibat berkembangnya gerakan Protestanisme. Gereja katolik
pada saat itu menginginkan agar arsitektur gereja dapat menjadi media pembawa
pesan yang ingin disampaikan oleh gereja dengan cara yang lebih dramatis. Seni
pada era Baroque harus berkaitan dengan tema-tema yang religius dan penuh
emosi. Arsitektur Baroque menunjukkan kemegahan dan kekuasaan, agar
masyarakat pada saat itu tunduk dan patuh kepada morarki dan gereja.
Arsitekturnya identik dengan desain yang berlebihan, dramatis dan lepas dari
aturan. Bangunan yang dibangun pada masa Baroque memiliki penekanan pada
pilar, kubah, cahaya yang kontras, lukisan di langit-langit bangunan, dan efek 3
dimensional yang dihasilkan dari pahatan. Gaya yang paling membedakan dari
gaya arsitektur Baroque adalah dynamism atau pergerakan. Dinding-dinding
cekung dan cembung menciptakan motion atau pergerakan pada bangunan.
Berbeda dengan arsitektur
Renaissance yang menggunakan
arsitektur datar pada permukaan
bangunan, arsitektur Baroque
memberikan efek tiga dimensional
dengan banyaknya pahatan di
permukaannya.
12
Era Baroque dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu early Baroque, high Baroque,
dan late Baroque. Baroque mulai berkembang di Italia sejak early Baroque
hingga high Baroque, dan diakhiri di Perancis mulai dari late Baroque hingga
kemunculan gaya Rococo. Gaya Baroque terlihat lebih dinamis dengan sudut-
sudut bangunan yang melengkung, pilar-pilar berbentuk memutar, langit-langit
dipenuhi fresco (wall painting), pahatan-pahatan, dan penggunaan cahaya
dramatis yang langsung menyorot karya-karya seni di dalam gereja agar terlihat
lebih teatrikal. Cita rasa pergerakan yang menerus, yang terutama diciptakan oleh
permainan dinding-dinding cekung dan cembung, adalah fitur yang paling jelas pada
bangunan Baroque. Kesan pertama dalam melihat bangunan Baroque adalah seperti
melihat sebuah teater. Ada drama, ada pergerakan, ada efek pencahayaan yang jelas
(striking) dan akustik yang baik. Pada hal tertentu, arsitektur Baroque dapat dikatakan
sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissance. Keduanya mempunyai kubah
(dome), kolom, pilaster, entablature dan komponen-komponen klasik lainnya. Yang
berbeda pada arsitektur Baroque adalah kebebasan, kebebasan dalam menggabungkan
komponen-komponen tersebut, dimana saat Renaissance kebebasan ini tidak dapat
diterima (ada aturan-aturan baku).
San Carlo alle Quattro adalah suatu gereja (1638-1641) di Roma. Dirancang oleh
Fransesco Borromini (1599-1677). Kompleksitas yang geometris dalam
13
menyambungkan bujur berbentuk oval dan lingkaran menciptakan keluasan di
dalam sudut gereja yang kecil.
5. ARSITEKTUR ROCOCO
Rococo sering dianggap sebagai fase terakhir dari Baroque. Walaupun secara visual
ada kesamaan yang jelas antara Baroque dan Rococo (khususnya pada penggunaan
lengkung dan oval), inspirasi dari kedua gaya ini berbeda jauh. Baroque sangat
dipengaruhi oleh doktrin dan praktek Katolik, sementara sejak awalnya gaya Rococo
(yang dimulai pada awal abad ke-18) lebih bersumber pada ketidakseriusan
(frivolous) dan duniawi. Setelah kematian Louis XIV di Perancis, terdapat reaksi
melawan penggunaan gaya Baroque yang digunakan
lebih untuk mengagungkan seseorang. Bangunan
yang murni bergaya Rococo jarang ditemukan di
Perancis, namun bangunan dengan eksterior yang
sederhana dan interior Rococo yang brilian lebih
banyak ada. Rococo lebih banyak berkembang di
Austria dan bagian selatan Jerman. Order cenderung
dihindari ataupun dianggap tidak terlalu penting.
Gaya Rococo sangat terlihat/berpengaruh pada seni-
seni dekoratif. Dekorasi yang digunakan banyak
bernuansa floral, banyak lengkung, asimetris dan banyak lengkung bentuk S dan C.
14
Motif-motif Rococo banyak ditemukan pada jendela dan pintu, juga interior, di
sekitar cermin dan lukisan, langit-langit dan panel-panel dinding.
Warna Rococo ringan dan ceria. Warna putih banyak digunakan pada dinding dan
digabungkan dengan warna-warna emas.
15
6. ARSITEKTUR MODERN
Arsitektur Modern adalah suatu istilah yang diberikan kepada sejumlah bangunan
dengan gaya karakteristik yang mengutamakan kesederhanaan bentuk dan menghapus
segala macam ornamen. Karakter ini disinyalir pertama muncul pada sekitar tahun
1900. Pada tahun 1940 gaya ini telah diperkuat dan dikenali dengan Gaya
Internasional dan menjadi bangunan yang dominan untuk beberapa dekade dalam
abad ke-20 ini. Sejak tahun 1920, selain sangat signifikan dalam gaya bangunan
Arsitektur Modern, juga telah menetapkan reputasi bagi arsiteknya. Empat arsitek
modern terbesar saat itu adalah Le Cobusier di Perancis, Ludwig Mies van der Rohe
dan Frank Lloid Wright di Pennysilvania dan Louis Sullivan. Beberapa pendapat
tentang Arsitektur Modern :
1. Bentuk mengikuti fungsi (form follows function) yang dicetuskan oleh pemahat
Horatio Greenough atau yang lebih dikenal sebagai Louis Sullivan.
2. Kesederhanaan memiliki keindahan (Less is More) diumumkan oleh arsitek Mies
van der Rohe.
3. Sedikit adalah lebih dan lebih adalah banyak (Less is More and More only when
More is Too Much) yang diungkapkan oleh Frank Lloid Wright.
Dalam Arsitektur Modern, gaya hidup modern berimbas kepada keinginan untuk
memiliki bangunan yang simple, bersih dan fungsional, sebagai simbol dari semangat
modern. Namun, gaya hidup semacam ini hanya dimiliki oleh sebagian masyarakat
16
saja, terutama yang berada di kota besar, dimana kehidupan menuntut gaya hidup
yang lebih cepat, fungsional dan efisien.
Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah:
Menolak gaya lama;
Menolak bordiran atau ukiran dalam bangunan;
Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu;
Mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil
bangunan;
Memandang bagunan sebagai mesin.
2. Arsitektur Brutalist.
17
3. Arsitektur Constructivist.
4. Arsitektur Ekspresionist.
5. Arsitektur Futurist.
18
6. Arsitektur Fungsional.
7. Arsitektur Internasional.
8. Arsitektur Organic.
19
9. Arsitektur Post modern.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/12509025/SEJARAH_PERKEMBANGAN_ARSITEKTU
R_KLASIK. Diakses pada tanggal 14 April 2018
http://www.desainhuniansederhana.com/desain-interior-gereja-vatikan-yang-megah-
dan-agung/. Diakses pada tanggal 14 April 2018
21