Anda di halaman 1dari 6

ARSITEKTUR GOTHIC

Perkembangan Arsitektur

Nama: Merryle Merllyn Melego/ Nim: F22118027

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
1. WILAYAH DAN CARA PEYEBARAN
Gaya arsitektur Gotik muncul pada abad pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur
Romanesque dan pada akhirnya diteruskan oleh arsitektur Renaissance, merupakan
perkembangan dari arsitektur klasik yang lahir di Eropa Timur mirip dengan saudaranya
arsitektur romanesk yang lahir di Eropa Barat.
Secara umum arsitektur gotik masih mempermainkan gubahan arsitektur klasik seperti
arsitektur romanesk, namun Kerajaan Byzantium sebagai tempat berkembangnya arsitektur
ini bertetangga dengan Kehalifahan Islam dan Kekaisaran Persia sehingga banyak elemen
arsitektur islam dan arsitektur mesopotamia yang mempengaruhi dan diadaptasi pada
arsitektur gotik seperti elemen kubah dan ornamen fasad. Gaya Arsitektur Gothic dimulai
pada pertengahan abad 12 dan berakhir pada abad 16. Seni gothic diyakini juga sebagai
perwujudan seni barbarian. Di Inggris, tepatnya pada abad 17 sampai 18 seni gothic dianggap
sebagai seni yang tidak punya cita rasa atau hambar dan juga dianggap sebagai seni yang
menyimpang dari kaidah-kaidah seni yang sudah ada.
2. FUNGSI-FUNGSI BANGUNAN YANG MENGAPLIKASIKAN
Arsitektur Gotik sering diaplikasikan pada bangunan di katedral dan gereja-gereja Eropa,
yang melambangkan keMaha Tinggian. Contohnya seperti:

Reims Cathedral, France Gothic Cathedral in Palma

Peterborough Cathedral, England

3. IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK :
 Bentuk dan Peruangan (pola dan fungsi ruang)
Dalam arsitektur Gothic, kombinasi yang unik dari teknologi yang sudah ada
didirikan munculnya gaya bangunan baru. Mereka teknologi adalah ogival atau
menunjuk arch , lemari besi berusuk, dan terbang menunjang. Denah gereja gothic
seperti salib dengan dengan panjang nave membuat tubuh gereja, sebuah lengan
melintang disebut transept dan di luar itu, perluasan yang mungkin disebut paduan
suara , mimbar atau pastoran.

 Estetika dan ornament


Berikut adalah beberapa karakteristik dari arsitektur Gotik yang memberi estetika
pada bangunan:

Ujung lancip pada eksterior. Bangungan yang tinggi, megah, dan menara dengan
ujung yang lancip pada gereja identik dengan arsitektur Gotik. Dekorasi pada
tampilan façade dibuat dengan sangat detail.

Flying Buttress. Flying buttress merupakan contoh karakteristik paling penting


dalam dekorasi bagian luar bangunan Gotik. Arsitektur Gotik menerapkan solusi
untuk menyangga bangunan-bangunannya yang memiliki struktur tinggi dengan
sistem flying buttress. Flying buttress tidak hanya berfungsi sebagai penyangga
struktur bangunan tapi juga terlihat sangat dekoratif dengan desainnya yang
memberikan efek kemegahan.
Lengkungan runcing (pointed arch). Lengkungan runcing merupakan
karakteristik paling penting dalam interior bangunan gaya Gotik. Lengkungan yang
runcing berfungsi menahan beban dari desain langit-langit bangunan yang sangat
berat dan tebal. Lengkungan ini juga menjadi dekorasi tersendiri untuk interior
bangunan.

Vault. Vault merupakan istilah arsitektur untuk bagian atap melengkung yang
digunakan dalam arsitektur Gotik. Sistem vault pada atap bangunan menjadi salah
satu ciri khas dari gaya Gotik. Vault memiliki fungsi yang sama dengan lengkungan
runcing. Desain melengkung memberikan kesan tinggi dan kemegahan, sedangkan
vault memberikan kesan keagungan dan keanggunan.

Arsitektur Gotik menekankan kepada pencahayaan, jendela-jendela yang besar,


dan interior yang luas, mengubah istana dan gereja terlihat lebih megah dan
menyenangkan untuk ditempati.
Gargoyle. Gargoyle merupakan sebuah monster kecil yang biasanya diletakkan di
sepanjang atap atau benteng bangunan dan istana. Gargoyle digunakan sebagai sistem
drainase air hujan yang jatuh dari atap bangunan dan kemudian keluar dari mulut
mereka. Bentuk dari makhluk yang mengerikan ini membuat banyak orang mencari
perlindungan dan pertolongan kepada gereja atau katedral dari iblis dan hantu yang
berkeliaran. Gargoyle merupakan salah satu karakteristik dari arsitektur Gotik.

Rose window. Secara arsitektural rose window digunakan untuk pencahayaan


dan memberikan kesan estetis pada bangunan. Sedangkan dari segi religi, rose
window dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang disimbolkan sebagai cahaya yang
masuk dan menerangi isi hati para jemaat gereja.

Terdapat seni kaca patri (clear storey) di dinding bangunan gothic. Hal ini
merupakan perkembangan teknologi kaca pada masa itu yang diterapkan pada
bangunan.

 Struktur konstruksi dan material


Penebalan kolom/tiang sebagai perkuatan struktur bangunan yang juga
merupakan ciri khas dari bangunan gothic.
Jajaran kolom yang terpadu dengan rib voulting menjadi unsur utama konstruksi
bangunan.
Arsitektur gotik juga menerapkan solusi struktur bagi bangunan-bangunannya
yang menjulang tinggi, seperti halnya arsitektur romanesk yang mengandalkan sistem
triforium untuk menyangga bangunan, arsitektur gotik mengandfalkan sistem flying
buttress. Sistem flying buttress pada dasarnya adalah sistem triforium, namun
arsitektur gotik lebih bereksperimen dalam hal struktur. Bidang penyangga triforium
dicoak hingga menjadi struktur yang organik, lebih meruang. Luar biasanya, selain
flying buttress seluruh dinding dan elemen vertikal merupakan penyangga beban
bangunan, bahkan hingga tralisnya sekalipun.

Gambar struktur flaying buttres yang merupakan garapan dari struktur triforium yang
dicoak

Gambar penampang vault pada arsitektur romanesk dan arsitektur gotik yang juga
mencoak vault

Anda mungkin juga menyukai