PENDAHULUAN
1
1.2.2 Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan hasil desain
Resort di Palu dengan penerapan konsep melalui tahapan sebagai berikut :
a. Menganalisis dan mengelompokkan pelaku aktivitas serta jenis kegiatan yang
berlangsung guna mendapatkan standar kebutuhan ruang dan besaran ruang pada
Resort.
b. Mentransformasi bentuk Resort sesuai dengan terapan ilmu arsitektur.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Subyektif
a. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam penerapan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi)
b. Menambah wawasan ilmu pengetahuan dan kontribusi bagi pengembangan ilmu
arsitektur, guna menjadi inspirasi penelitian lanjutan.
1.3.2 Manfaat Obyektif
a. Dapat mengetahui daerah wisata yang sama sekali belum dikembangkan oleh masyarakat
pengguna/umum, khususnya pemerintah.
b. Penerapan ilmu yang dipelajari selama kuliah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Pariwisata
Pengunjung
No.
Pelaku Kegiatan Utama
Berdasarkan putusan dirjen pariwisata No. 14/U/11/88 tentang pelaksanaan ketentuan usaha
dan penggolongan resort. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
Secara umum, fasilitas yang disediakan pada resort hotel terdiri dari dua kategori utama, yaitu:
a. Fasilitas umum, yaitu penyediaan kebutuhan umum seperti akomodasi, pelayanan hiburan,
relaksasi.
b. Fasilitas tambahan, yang disediakan pada lokasi khusus dengan memanfaatkan kekayaan
alam yang ada pada area sekitar untuk kegiatan rekreasi yang lebih spesifik dan dapat
menggambarkan kealamian resort.
4
2.5 Analisa Organisasi Ruang
2.5.1 Hotel
5
2.5.2 Villa
Penekanan desain dalam rancangan bangunan Resort adalah dengan Arsitektur Tropis. Arsitektur
Tropis bisa didefinisikan sebagai sebuah konsep arsitektur atau produk arsitektur (gedung, rumah, dan
sejenisnya) yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim tropis. Iklim tropis sendiri memiliki karakter
tersendiri seperti sinar matahari yang panas sepanjang tahun, kelembababan udara yang cukup tinggi,
curah hujan yang tinggi, pergerakan angin, serta kondisi udara yang berbeda.
6
2.7 Studi Banding
2.7.1 Lokasi Studi Banding
Maya Ubud Resort & Spa, berlokasi di Jl. Gn. Sari, Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten
Gianyar, Bali. Berada di ketinggian bukit dan diantara lembah sungai sisi kawasan mitologis
sungai Palarisan dan sungai Petanu yang sarat dengan aktivitas penyucian religius serta
peninggalan- peninggalan Bali. Maya Ubud Resort & Spa memiliki panjang 800m yang berdiri
pada lahan 12Ha. Site berada pada bekas padang kering alang-alang yang membujur dari arah
utara menuju ke selatan dan menukik tajam pada pertemuan kedua alur sungai.
2.7.2 Fasilitas
Fasilitas yang terdapat di Maya Ubud Resort & Spa sebagai berikut.
a. Kolam Renang
Gambar 2.5 Suasana Kolam Renang di Maya Ubud Resort & Spa
b. Restoran
7
c. Fitness Centre
8
f. Yoga
g. Meeting Room
9
2.7.3 Tampilan Bangunan
a. Guest Room
Maya Ubud Resort & Spa memiliki 60 unit villa dengan standar kemewahan hotel
berbintang 4. Tiap-tiap unit-nya disusun menjadi dua bagian, yaitu area utara dan area
selatan dengan lobby sebagai centre of point. Masing-masing area memiliki
pemandangan yang berbeda-beda. Pada area villa yang menghadap barat disajikan
pemandangan sawah dan area villa yang menghadap timur disajikan pemandangan
perbukitan. Berikut ini jenis kamar berdasarkan kelasnya:
1. Superior Room
Gambar 2.12 Denah Superior Room di Maya Ubud Resort & Spa
2. Deluxe Room
Gambar 2.13 Denah Deluxe Room di Maya Ubud Resort & Spa
10
3. Superior Garden Villa
Gambar 2.14 Denah Superior Garden Villa di Maya Ubud Resort & Spa
11
BAB III
TINJAUAN LOKASI
Lokasi Penelitian terletak di wilayah Kota Palu, yaitu pada kawasan pariwisata dan
peruntukan lainnya yang sesuai dengan RT/RW Kota Palu pada tahun 2010-2030, mengingat orientasi
Kota Palu sebagai ibu kota provinsi, yang merupakan pusat perekonomian, pariwisata, kebudayaan di
Sulawesi Tengah, lokasi tersebut akan dianalisis lebih lanjut guna menentukan tapak yang tepat untuk
bangunan Resort. Desa Silae berada di Kecamatan Ulujadi, berbatasan dengan wilayah sebagai
berikut.
Lokasi yang dipilih di Jl. Hasanuddin Toto, Desa Silae, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.
Topografi wilayah Kota Palu dapat diklasifikasikan ke dalam tiga zona ketinggian permukaan
bumi dari permukaan laut, yaitu topografi dataran rendah/pantai dengan ketinggian di atas
permukaan laut yang memanjang dari arah Utara ke Selatan dan bagian Timur ke arah Utara,
topografi perbukitan dengan ketinggian di atas permukaan laut yang terletak di bagian Barat sisi
Barat dan Selatan, kawasan bagian Timur ke arah Selatan dan bagian Utara ke arah Timur serta
pegunungan dengan ketinggian lebih dari 500 m sampai dengan 700m di atas permukaan laut.
Wilayah dengan tingkat kemiringan tanah yaitu 0-5 % hingga 5-40 % merupakan yang paling luas
yaitu 376,68 Ha (95,34%), sedangkan ketinggian diatas 500 meter dari permukaan laut yang paling
12
luas yaitu 18,38 Ha (4,66%). Kota Palu yang memiliki luas wilayah 395,06 Km2 atau Ha, terdiri dari 8
(delapan) kecamatan dan 49 kelurahan. Delapan kecamatan dan 49 kelurahan tersebut yaitu: a.
Kecamatan Palu Barat: Kelurahan Ujuna, Baru, Siranindi, Kamonji, Balaroa dan Lere. b. Kecamatan
Tatanga: Kelurahan Duyu, Pengawu, Palupi, Tawanjuka, Bayaoge dan Nunu. c. Kecamatan Ulujadi:
Kelurahan Donggala Kodi, Kabonena, Silae, Tipo, Buluri dan Watusampu. d. Kecamatan Palu Selatan:
Kelurahan Birobuli Selatan, Petobo, Birobuli Utara, Tatura Utara dan Tatura Selatan.
Dataran Kota Palu dikelilingi oleh pegunungan dan pantai. Peta ketinggian mencatatt 376,68
Km (95,34%) wilayah Kota Palu berada pada ketinggian 100-500 mdpl dan hanya 18,38 Km2 (46,66%)
2
terletak di dataran yang lebih rendah. Kota Palu terletak di bagian Utara khatulistiwa, menjadikan
Kota Palu sebagai salah satu kota tropis terkering di Indonesia dengan curah hujan kurang dari 1.000
mm per tahun.
13
JUDUL
JUDUL
DATA
ANALISIS SINTESIS
Konsep Utilitas
DESAIN
SKEMATIK PERANCANGAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin, 2016. Tugas akhir Teknik Arsitektur, Program Studi S1 Teknik Arsitektur.
15