Anda di halaman 1dari 12

SANITASI BANGUNAN RUMAH

MAKALAH
Untuk memenuhi tugas kelompok matakuliah
Konstruksi Bangunan
yang dibina oleh Dr. H. Ahmad Dardiri, M.Pd.

Oleh
Muhammad Ihsan Rodzi 170251626067
Riyan Andriansyah 170521626053
Talitha Amilia Reswara 170521626025

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
SI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
MEI 2019
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................


2.1 Pengertian Sanitasi...............................................................................
2.2 Konsep Perancangan Sanitasi Bangunan Rumah ................................

BAB III PENUTUP ...........................................................................................


3.1 Simpulan ..............................................................................................

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya penyehatan lingkungan merupakan suatu usaha pencegahan


terhadap berbagai kondisi lingkungan yang mungkin dapat menimbulkan
penyakit. Dimana pada saat ini penyakit yang disebabkan oleh lingkungan
semakin bertambah. Dalam hal ini faktor utama yang harus diperhatikan adalah
keadaan sanitasi. Sanitasi mempunyai ruang lingkup yang luas, salah satunya
adalah sanitasi rumah yang merupakan bagian dari lingkungan pemukiman.

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi


sebagai tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari
gangguan iklim dan makhluk hidup lainnya, serta tempat pengembangan
kehidupan keluarga, oleh karena Ssbuah bangunan rumah tinggal selain
direncanakan kuat dan indah, juga harus memenuhi syarat-syarat kesehatan.
Sanitasi merupakan salah satu syarat wajib untuk kesehatan pada bangunan
rumah. Sanitasi adalah suatu usaha untuk memberikan fasilitas di dalam rumah
yang dapat menjamin agar keadaan di dalam rumah selalu bersih dan sehat. Untuk
menunjang syarat ini, bangunan harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi, adanya
penyediaan air bersih yang cukup dan pembuangan air kotor yang lancar. Air
bersih harus memenuhi persyaratan sebagai air minum yang berguna untuk
kebutuhan hidup manusia seperti minum, masak, cuci. Air harus jernih, bersih
dari kuman penyakit dan kotoran lain, tidak mengandung zat kimia aktif, tidak
berbau dan tidak ada rasa.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai


berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Sanitasi Bangunan Rumah


2. Bagaimana Konsep Perancangan Sanitasu Bangunan Rumah

1.3 Tujuan

Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Sanitasi Bangunan Rumah


2. Untuk mengetahui Konsep perancangan sanitasi bangunan rumah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sanitasi

Pengertian Sanitasi Rumah Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan


penyakit yang menitik beratkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia (Widyati dan Yuliarsih, 2002). Menurut WHO dalam Dalimunthe (2004),
sanitasi didefinisikan sebagai pengawasan faktor-faktor dalam lingkungan fisik
manusia yang dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap
perkembangan jasmani, maka berarti pula suatu usaha untuk menurunkan jumlah
penyakit manusia sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan yang optimal dapat
dicapai. Sanitasi rumah adalah pengendalian dari faktor-faktor lingkungan fisik
bangunan/gedung yang digunakan oleh manusia sebagai tempat berlindung,
beristirahat serta untuk melakukan kegiatan lainnya, sehingga dapat menjamin
kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial serta kelangsungan hidup bagi
penghuninya (Prayitno 1994 dalam Irawan, 2010).

Pengertian Rumah Menurut UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan


dan Permukiman dalam Irawan (2010), rumah adalah bangunan yang berfungsi
sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Rumah adalah
bangunan untuk tempat tinggal. Sebagian besar waktu kita berada di rumah, antara
lain untuk beristirahat, menyiapkan makanan, mendidik anak-anak, menerima
tamu dan lain-lain. Oleh sebab itu, kesehatan rumah perlu kita perhatikan,
perumahan yang tidak cukup dan terlalu sempit mengakibatkan pula tingginya
kejadian penyakit dalam masyarakat. Rumah adalah pusat kesehatan keluarga
karena rumah merupakan tempat dimana anggota-anggota keluarga berkumpul
dan saling berhubungan seluruh anggota keluarga serta kebiasaan hidup sehari-
harinya merupakan suatu kesatuan yang berhubungan erat. Penderitaan,
kebahagiaan ataupun salah seorang anggota keluarga akan mempengaruhi pula
pada anggota-anggota keluarga yang lainnya. Selain itu, rumah bukan sekedar
tempat istirahat melainkan juga merupakan tempat untuk mendapatkan
kesenangan, kecintaan dan mendapatkan kebahagiaan. Itulah sebabnya kesehatan
harus dimulai dari rumah, untuk ini rumah dan pengaturannya harus memenuhi
syarat-syarat kesehatan (Entjang, 2000 dalam Irawan 2010). Beberapa pengertian
rumah sehat adalah sebagai berikut :

1. Rumah sehat adalah rumah yang di dalamnya tersedianya air bersih, ada
penampungan air bekas, ada tempat-tempat sampah, ada jamban, ada
saluran pembuangan air hujan, halaman rumah selalu dibersihkan,
pekarangan ditanami tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat, ruangan rumah
cukup luas dan tidak padat penghuninya, kamar-kamar harus berjendela,
ada lubang angin serta sinar matahari dapat masuk ruangan rumah, dinding
dan lantai harus kering dan tidak lembab, ada jalan keluar untuk asap
dapur, di manapun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus
serta kandang ayam terpisah paling tidak 10 m jaraknya dari rumah.
2. Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologi, dapat
menghindarkan penyakit dan kecelakaan.
3. Rumah yang sehat adalah rumah yang dapat memenuhi memenuhi
kebutuhan fisik dasar dan kejiwaan dasa penghuninya, dapat melindungi
penghuni dari kemungkinan penularan penyakit atau berhubungan dengan
zat-zat yang membahayakan kesehatan, dan dapat melindungi penghuni
dari kemungkinan terjadinya bahaya atau kecelakaan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa rumah sehat


bukanlah berarti rumah yang mahal. Walaupun rumah tersebut terbuat dari bahan-
bahan yang sederhana, tetapi jika dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologi
dari penghuni rumah, rumah tersebut dapat menghindarkan terjadinya penyakit,
yaitu dengan tersedianya air bersih yang cukup, ada tempat pembuangan sampah
yang memadai, terdapat ventilasi sebagai jalan masuknya cahaya dan pertukaran
udara, serta rumah tersebut dapat menghindarkan terjadinya kecelakaan misal
dengan adanya bangunan yang kokoh, maka rumah tersebut dapat dikategorikan
sebagai rumah yang sehat.
3.2. Konsep Perancangan Sanitasi Bangunan Rumah

Menurut Puspantoro dalam Maharani (2016) Air buangan dari kamar


mandi, bak cuci, talang air hujan dapat langsung dialirkan ke tempat pembuangan.
Bila ada riol kota atau sungai di dekatnya, dapat dialirkan ke sana. Tapi bila tidak
ada riol kota atau sungai, untuk tempat pembuangan dapat dibuatkan sendiri di
tanah halaman. Tempat pembuangan buatan ini disebut sumur peresapan, yaitu
menampung air buangan untuk diresapkan ke dalam tanah. Riol kota adalah
jaringan saluran pembuangan air kotor di kota, yang menghubungkan saluran riol
gedung dengan unit pengolahan air kotor kota. Di Indonesia, sistem pengaliran air
kotor dengan sistem pengaliran air hujan terpisah.

Air buangan dari WC tidak boleh langsung dibuang ke tempat


pembuangan, baik yang berupa riol kota, sungai atau yang buatan, karena
kotorannya dapat menimbulkan wabah penyaki (Puspantoro dalam Maharani,
2016).

Gambar 2.2.1. Riol Kota


(sumber: pixababy.com)

Solusinya, menurut Maharani (2016) Air buangan dari WC harus dimasukkan


dulu ke dalam sebuah bak penghancuran kotoran, yang disebut septic tank. Pada
septik tank selalu terdapat air. Hal itu bertujuan agar proses penghancuran kotoran
lancar. Oleh sebab itu, bak harus dibuat rapat air. Kotoran-kotoran di dalam septic
tank akan dimakan oleh bakteri-bakteri penghancur. Untuk menjaga kehidupan
bakteri ini bak septic tank harus cukup udara yang segar, untuk memperolehnya
bak harus dihubungkan dengan udara luar dengan sebuah pipa hawa. Septic tank
juga kerap tersumbat. Ini akan menjadi masalah apabila Anda tidak tahu
bagaimana cara menjaganya. Berikut anjuran agar septic tank Anda tidak
mengalami penyumbatan:

 Air yang mengandung sabun atau bahan pencuci lain, tidak boleh masuk
ke dalam bak septic tank. Jika air sabun dan bahan pencuci masuk ke
dalam septic tank, akan membunuh bakteri-bakteri penghancur.
 Bak septic tank dibuat sedekat mungkin dengan WC. Tujuannya agar
kotoran tidak terhambat di saluran pembuang. Sebisa mungkin jarak antara
bak septic tank dengan sumur dan sumber air bersih lainnya lima meter
atau lebih.
 Apabila ingin membersihkan WC, bisa menggunakan sikat khusus untuk
porselain dan cairan pembersih yang aman dan tidak membunuh bakteri
penghancur di dalamnya.

Gambar 2.2.2. Sistem Pembuangan Septic Tank


(sumber: http://randdservice.co.uk)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sanetasi rumah menurut
Maharani (2016) adalah sebagai berkut:

1. Air buangan dapur


Kehidupan sehari-hari lainnya, seperti memasak tentu akan menghasilkan
air buangan yang kerap menjadi persoalan kebersihan. Pada rumah ideal,
sisa-sisa makanan dan air buangan dapur dipisahkan. Jika sisa makanan
terbuang ke sumur peresapan akan mengakibatkan pori-pori tanah tertutup
dan memungkinkan air buangan tidak lagi dapat meresap ke dalam tanah.
Solusinya, air buangan dapur ditampung dulu pada sebuah bak penangkap
lemak.
2. Air aliran hujan
Aliran air selanjutnya yang harus dipikirkan adalah membuat aliran air
hujan agar lancar dan tidak menggenang. Untuk mengalirkan air buangan
dari alat penerima ke tempat pembuangan dapat dipakai pipa dari tanah
atau pipa beton. Sedangkan untuk air hujan dapat dipakai pipa 1/2
lingkaran yang dipasang terbuka di atas tanah. Saluran pembuangan harus
diberi bak-bak kontrol yang dipasang pada setiap jarak 3 meter. Hal itu
berfungsi untuk menampung kotoran-kotoran yang terbawa air buangan
yang dapat dilakukan pengecekan secara berkala.
3. Jarak sumur resapan
Sumur resapan harus diletakkan pada sudut halaman yang terpencil, yang
jauh dari tempat bermain anak-anak dan ditutup dengan tanah atau
rumputan. Adapun jarak sumur resapan harus lebih besar dari 10 meter
dari sumur air bersih.
4. Pembuangan sampah
Sampah jangan dibuang sembarangan, termasuk halaman rumah sekalipun.
Hal ini dapat menyebabkan penyakit. Untuk itu, setiap rumah harus
menyediakan bak sampah sebagai penampung sementara
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan isi makalah dapat disimpulkan bahwa :

1. Sanitasi rumah adalah pengendalian dari faktor-faktor lingkungan fisik


bangunan/gedung yang digunakan oleh manusia sebagai tempat
berlindung, beristirahat serta untuk melakukan kegiatan lainnya, sehingga
dapat menjamin kesehatan jasmani, rohani dan keadaan sosial serta
kelangsungan hidup bagi penghuninya. Dengan demikian sanitasi berjuan
untuk membuat rumah sehat. Rumah sehat bukanlah berarti rumah yang
mahal. Walaupun rumah tersebut terbuat dari bahan-bahan yang
sederhana, tetapi jika dapat memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologi dari
penghuni rumah, rumah tersebut dapat menghindarkan terjadinya penyakit,
yaitu dengan tersedianya air bersih yang cukup, ada tempat pembuangan
sampah yang memadai, terdapat ventilasi sebagai jalan masuknya cahaya
dan pertukaran udara, serta rumah tersebut dapat menghindarkan
terjadinya kecelakaan misal dengan adanya bangunan yang kokoh, maka
rumah tersebut dapat dikategorikan sebagai rumah yang sehat.
2. Konsep dalam membuat sanitasi perlu memperhatikan beberapa hal seperti
berikut: (1) Air buangan dapur. Pada rumah ideal, sisa-sisa makanan dan
air buangan dapur dipisahkan. Jika sisa makanan terbuang ke sumur
peresapan akan mengakibatkan pori-pori tanah tertutup dan
memungkinkan air buangan tidak lagi dapat meresap ke dalam tanah.
Solusinya, air buangan dapur ditampung dulu pada sebuah bak penangkap
lemak. (2 )Air aliran hujan. Aliran air hujan harus lancar dan tidak
menggenang. Untuk mengalirkan air air dari alat penerima ke tempat
pembuangan dapat dipakai pipa 1/2 lingkaran yang dipasang terbuka di
atas tanah. Saluran pembuangan harus diberi bak-bak kontrol yang
dipasang pada setiap jarak 3 meter. (3) Jarak sumur resapan. Jarak sumur
resapan harus lebih besar dari 10 meter dari sumur air bersih. (4)
Pembuangan sampah. Setiap rumah harus menyediakan bak sampah
sebagai penampung sementara supaya dsampah tidak dibuang
sembarangan.
DAFTAR RUJUKAN

Irawan, Nessa. 2010. Sanitasi Rumah.


http://bahanskripsimu.blogspot.com/2010/05/sanitasi-rumah.html, diakses
01 Mei 2019).
Maharani, Kantri. 2016. Mengenal Sanitasi Terbaik Untuk Rumah. (online),
(https://www.rumah.com/berita-properti/2016/2/116577/mengenal-
sanitasi-terbaik-untuk-rumah-anda, diakses 01 Mei 2019)
Widyati, dkk. 2002. Higiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Jakarta:
Grasindo

Anda mungkin juga menyukai