Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

TRANSPORTASI FLUIDA DAN PADATAN


PIPA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD IRWANDI (18614073)

PROGRAM STUDI PETRO DAN OLEO KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PDD POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
RINTISAN POLITEKNIK NEGERI PASER
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya sehingga penyusunan dan
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang berjudul
“PIPA”. Salam dan doa tak lupa pula haturkan kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad
SAW.

Selama melakukan penyusunan dan penulisan makalah ini, banyak menghadapi tantangan
dan hambatan kesemuanya itu dapat teratasi berkat bantuan dari berbgai pihak dan terutama
adalah ridho Allah SWT. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan hingga selesainya
penyusunan dan penulisan karya tulis ini.

Saya sebagai penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
menampilkan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak bagi perbaikan makalah ini dan menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan
makalah berikutnya.

Dan akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memberi
sumbangsi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemaslahatan umat dan
alam.

Tana Paser,22 Januari 2020

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................... ………………. i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………….... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… 2

A. Sejarah pipa…………………………………………………………. 2
B. Sejarah produksi pipa……………………………………………….. 2
C. Material pipa………………………………………………………… 3
D. Jenis-jenis pipa ……………………………………………………… 4
E. Sambungan pipa……………………………………………………… 8
F. Katup………………………………………………………………… 9

BAB IV PENUTUP……………………………………………………. .. 11
A. Kesimpulan…………………………………………………………... 11
B. Saran………………………………………………………………….. 11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada mulanya manusia
memindahkan air dari sungai ke rumah dengan menggunakan ember. lalu berkembang dari
satu orang menjadi banyak orang yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi
lebih mudah. Melalui analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan
waktu dan tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.
Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem perpipaan yang dibuat
untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara lain melalui sistem perpipaan bawah
laut (offshore) sehingga dengan sistem ini akan dihemat waktu lebih banyak, walaupun
kendala yang akan dihadapi lebih banyak.
Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia maka semakin
banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya bagian perpipaan dan detailnya
merupakan standar dari unit, seperti ukuran diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut
dan gasket pipa, penyangga pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat
keseragaman ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat
berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti
dari bahan Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless Steel, dan lain-lain.

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana sejarah perkembangan penggunaan pipa
b. Menjelaskan jenis-jenis pipa
c. Menjelaskan karateristik dan fungsi pipa
1.3 Tujuan penulisan
a. Mengetahui sejarah penggunaan pipa
b. Mengetahui jenis-jenis pipa
c. Mengetahui karateristik dan fungsi pipa

1
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 Sejarah pipa

Pipa menurut sejarah, pertama kali digunakan oleh masyarakat china untuk
mengalirkan air ke pertanian mereka kira kira 3000 tahun sebelum masehi. Dalam sebuah
penelitian arkeologis, pipa dengan flange ditemukan sekitar tahun 2700 sebelum masehi.
Yang uniknya, antar pipa sudah di sambung dengan aspal seperti layaknya sebuah flange.
Selama ribuan tahun, pipa telah dibangun di berbagai belahan dunia untuk
menyampaikan air untuk minum dan irigasi . Ini termasuk penggunaan kuno di Cina pipa
yang terbuat dari bambu berongga dan penggunaan saluran air oleh Romawi dan
Persia.Orang Cina bahkan menggunakan pipa bambu untuk mengirimkan gas alam dari
satu tempat ketempat yang lain.
Sebuah peningkatan yang signifikan dari teknologi pipa terjadi di abad ke-18,
ketika pipa besi cor yang digunakan secara komersial. Tonggak utama lainnya adalah
munculnya di abad ke-19 pipa baja, yang sangat meningkatkan kekuatan pipa dari semua
ukuran. Pengembangan pipa baja kekuatan tinggi memungkinkan untuk mengangkut gas
alam dan minyak jarak jauh. Awalnya, semua pipa baja harus ulir bersama-sama. Ini sulit
dilakukan untuk pipa besar, dan mereka cenderung bocor di bawah tekanan tinggi.
Penerapan pengelasan untuk bergabung pipa pada tahun 1920 memungkinkan untuk
membangun anti bocor, tekanan tinggi, pipa berdiameter besar. Saat ini, sebagian besar
tekanan tinggi pipa terdiri dari pipa baja dengan sambungan las.

2.2 Sejarah produksi pipa

Penggunaan pipa besi di Inggris dan Perancis mulai umum di awal abad ke 19.
Aliran pertama pipa besi (cast-iron) untuk Philadelphia dibangun pada 1817, dan untuk
kota New York pada tahun 1832. Baru pipa digunakan untuk pengangkutan bahan bakar
(minyak & gas) dimulai di Inggris menggunakan lembaran besi yang dibentuk
menggunakan silinder kemudian sisi-sisinya di las. Lalu pada tahun 1887 di Amerika

2
dibuatlah pipa pertama berbahan baja (Betlehem steel). Pada pertengahan abad 19
barulah pipa seamless (tanpa celah / sambungan) dicoba untuk diproduksi untuk beberapa
kebutuhan. Di Jerman dikembangkan proses yang dinamakan Mannesmann process pada
tahun 1885 dan mulai digunakan di Inggris pada tahun 1887. Di Amerika dibangun
pabrik pipa seamless pada tahun 1895.

Memasuki abad ke 20 seamless tube mulai dibutuhkan di berbagai belahan dunia


menyusul revolusi industri yang melahirkan teknologi Otomotif, pengolahan minyak,
pengaliran minyak, sumur bor, serta boiler. Pada waktu itu tube yang menggunakan
welding kurang dapat diandalkan.

Produksi dan konsumsi dunia akan produk pipa besi dan baja mencakup hampir
14 persen dari penggunaan baja mentah diseluruh dunia. Dan terus akan berkembang
seiring dengan pertumbuhan industri serta meningkatnya populasi. Perbedaan tingkat
kebutuhannya tentu saja bergantung pada tingkat perkembangan kegiatan ekonomi tiap
negara seperti kegiatan eksplorasi minyak, pembangunan pembangkit listrik, atau
produksi otomotif. Sebagai contoh, pada negara dengan harga minyak yang rendah,
kegiatan investasi untuk eksplorasi minyak akan melemah. Konsekuensinya, produksi
pipa untuk kegiatan tersebut akan berkurang.

2.3 Material pipa

Material yang digunakan sebagai pipa sangat banyak diantaranya adalah: beton
cor, gelas, timbal, kuningan (brass), tembaga, plastik, aluminium, besi tuang, baja
karbon, dan baja paduan. Pemilihan material pipa akan sangat perlu pemahaman
mendalam untuk apa saluran/sistem pipa itu dibuat, mengingat setiap material memiliki
keterbatasan dalam setiap aplikasinya. Material yang paling umum digunakan adalah pipa
baja karbon.

3
2.4 Jenis-jenis pipa

1. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)

Pipa galvanis adalah semacam pipa besi yang ditutupi dengan lapisan pelindung
seng yang dapat sangat mengurangi kecenderungan pipa untuk menimbulkan korosi serta
memperpanjang harapan hidup tabung agar awet. Pipa galvanis ini terbuat dari baja
karbon rendah dengan lapisan galvanis, yang mengandung berbagai macam unsur di
dalamnya, unsur seng (Zn) 99,7%dan biasanya di aplikasikan untuk pipa pada air minum.
unsur karbon sebesar 0,091% sehingga tergolong dalam baja karbon rendah. Sehingga
bisa di jelaskan bahwa Pipa galvanis ini terbuat dari unsur utamanya adalah seng. Pipa
GIP atau pipa besi galvanis digunakan untuk intalasi air bersih dingin saja, tidak
dianjurkan untuk pipa air panas.
Baja galvanis berasal dari kata galvanized steel yaitu pelapisan bahan anti karat
pada baja dengan cara bahan baja tersebut dicelupkan ke bak cairan timah dan aluminium
panas di pabrik (produsen) khusus baja. Pembuatan lapisan galvanis tersebut berguna
agar bahan baja dapat lebih tahan dan kuat dalam jangka waktu sangat lama atau
terhindar dari terjadinya pengaruh karat.
Baja galvanis mempunyai banyak manfaat, tergantung keperluannya, misalnya
bila membahas bahan pipa, tentu bahan pipa galvanis dibuat sebagai penyalur utama
bahan gas, air, minyak, uap atau gas agar instalasinya kuat, aman dan tahan lama. Pada
beberapa keperluan lain, bahan ini juga digunakan sebagai konstruksi: misalnya
penopang/ tiang dan sebagainya, tergantung kebutuhan penggunanya.
Keuntungan pipa galvanis :
1. Tahan pecah
2. Tahan lama
3. Sambungannya menggunakan ulir
4. Permukaannya kuat

4
2. Pipa Plastik PVC
Terbuat dari gabungan material vinyl plastik yang menghasilkan pipa yang kuat,
ringan, tidak berkarat serta tahan lama. PVC diproduksi dengan cara polimerisasi
monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57% massanya adalah klor, PVC adalah
polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi terendah di antara polimer lainnya.
Berdasarkan tingkat ketebalannya, pipa peralon bisa dibagi menjadi 3 macam yaitu :
• Tipe C : Ini adalah pipa yang paling tipis. Ukuran diameter yang ada di
pasaran mulai dari yang 5/8 inci, 1/2 inci, 3/4 inci, 1 inci, 1 1/4 inci, 1 /2
inci, 2 inci, 2 1/2 inci, 3 inci, 4 inci sampai dengan 5 inci. Pipa jenis ini
biasanya digunakan saat membangun saluran pembuangan air dengan
tekanan yang lemah dan sebagai pelindung kabel listrik.
• Tipe D : Ini adalah jenis pipa dengan ketebalan yang sedang. Biasanya
dipakai di dalam saluran pembuangan air dengan tekanan yang normal.
Adapun ukuran diameter yang dijual di pasaran mulai dari 1 1/4 inci
hingga 10 inci
• Tipe AW : Ini adalah pipa PVC yang paling tebal. Ukuran diameternya
mulai dari ½ inci sampai yang 1 inci. Adapun kegunaan dari pipa AW
diperlukan saat membangun saluran air bertekanan tinggi, seperti saluran
pompa air tanah.
Pipa PVC yaitu jenis pipa plastik, umumnya digunakan sebagai bahan penyalur
air dingin dan air limbah ringan dan berat, terutama cairan kimia sebab bahan pipa ini
sangat baik untuk bahan cairan yang sifatnya menimbulkan reaksi tertentu dengan ada
tidaknya perubahan suhu. PVC memiliki banyak keuntungan, yakni:
▪ Penginstalannya mudah.
▪ Tahan terhadap bahan kimia
▪ Sangat kuat
▪ Memiliki daya tahan korosi.
▪ Daya konduksi panas yang rendah
▪ Biaya instalasinya rendah
▪ Hampir bebas pemeliharaan (virtually free maintenance)

5
3. Pipa HDPE (High Density Poly Ethylene)
Pipa HDPE (High-Density Poly Ethylene) adalah pipa yang terbuat dari bahan
polyethylene yang mempunyai kepadatan tinggi sehingga jenis pipa HDPE ini dapat
menahan daya tekan yang lebih tinggi. Adapun karakteristik pipa HDPE ini adalah kuat,
lentur atau fleksibel dan tahan terhadap bahan kimia. Pipa ini memiliki satuan ukuran
tersendiri yaitu SDR (Standard Dimension Ratio). Satuan tersebut berguna sebagai
standar pengukuran tebal dan diameter (OD) pipa. Rumusnya yaitu diameter pipa (OD)
dibagi dengan tebal pipa, yang nantinya akan menghasilkan SDR. Contohnya jika OD
300 mm, dan tebal pipa 15mm maka SDRnya yaitu 20.
Pipa HDPE dapat digunakan pada penyambungan zat cair (khususnya air bersih)
atau bahan lain yang sesuai. Keuntungan Pipa HDPE :
 Memiliki kemampuan dalam menahan benturan (Impact Strength).
 Memiliki ketahanan akan temperatur rendah bahkan temperatur air beku.
 Ringan (mengapung di air) dengan densitas = 0.94 gr/cm3, sehingga
mudah dalam penanganan dan transportasi.
 Metode penyambungan yang cepat dan mudah.
 Tahan terhadap korosi dan abrasi.
 Permukaan halus, akan meminimalisasi hilangnya tekanan.
 Sangat disarankan untuk distribusi air minum (bersahabat dengan
lingkungan).
 Jangka waktu pemakaian 50 tahun

4. Pipa Baja (Steel Pipe)


Pipa baja digunakan sebagai jalur pipa untuk pasokan energi, misalnya: air, gas,
minyak, dan cairan mudah terbakar lainnya. Dalam dunia industri, kegunaan pipa sangatlah
dominan. Antara lain sebagai sistem transportasi berbagai produk industri. Oleh karena itu
pemilihan material sangatlah penting mengingat fluida yang akan dialirkan mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda sehingga medianya (pipa) akan menyesuaikan.

6
a. Carbon Steel
Baja karbon adalah bahan pipa yang paling umum dalam industri power
plant, kimia, proses, hidrokarbon dan pipa industri. Spesifikasi pipa baja karbon
umum digunakan dalam steam operation, air atau udara termasuk ASTM A106 dan
ASTM A53. Baja karbon yang umum untuk apliaksi pipeline adalah pipa API 5L.
Baja ringan adalah baja karbon dengan kandungan karbon kurang dari 0,30%. Baja
karbon menengah memiliki 0,30% sampai 0,60% karbon. Baja karbon tinggi
memiliki karbon diatas 0,6%.
b. Alloy Steel (Baja Paduan)
Baja paduan adalah baja yang mengandung sejumlah elemen paduan, seperti
0,3% kromium (Cr), nikel 0,3% (Ni), molibdenum 0,08% (Mo), dll [ASTM A 941].
Baja paduan rendah adalah baja paduan yang mengandung kurang dari minimum
persentase paduan yang didefinisikan. Baja paduan umumnya dipakai dalam operasi
temperatur tinggi dan tekanan tinggi seperti di pembangkit listrik, penukar panas dan
tabung tungku, serta reaktor kimia.

5. Pipa Tembaga
Pipa tembaga merupakan jenis pipa yang kuat dan tahan lama, dan biasanya lebih
banyak digunakan untuk instalasi air panas. Pipa Tembaga bisa menjadi alternatif karena
lebih flexibel dan tidak berkarat,selain juga tahan panas dan tekanan tinggi.pemasangan
tidak perlu banyak sambungan,sehinggga lebih praktis dan cepat. Harganya lebih mahal
meskipun lebih murah ketimbang pipa besi. Bahan pipa tembaga merupakan bahan
tambang dari bumi sebagaimana layaknya bahan boksit, monel, timah maupun besi, tetapi
tembaga memiliki sifat istimewa: karena kuat, tahan karat, mudah dibentuk dan dapat
digunakan dalam berbagai keperluan seperti kebel elektrinika dan sebagainya.

6. Pipa Beton
Pipa Beton adalah adalah suatu komposisi bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen atau bahan perekat sejenisnya,air, batu koral dan agregat dengan atau
tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu pipa beton itu. Pipa beton
merupakan salah satu material beton yang tersdia dalam bentuk siap pakai yang

7
digunakan untuk kebutuhan saluran air. Pipa beton termasuk material modern untuk
pembuatan salrn air. Digunakan untuk saluran limbah, terowongan, dan irigasi.

7. Pipa Kuningan
Kuningan adalah paduan logam tembaga dan logam seng dengan kadar tembaga
antara 60-96% massa. Warna kuningan bervariasi dari coklat kemerahan gelap hingga ke
cahaya kuning keperakan tergantung pada jumlah kadar seng. Seng lebih banyak
mempengaruhi warna kuningan tersebut. Komponen utama dari kuningan adalah
Tembaga sehingga kuningan biasanya diklasifikasikan sebagai paduan tembaga
Kuningan sangat mudah untuk di bentuk ke dalam berbagai bentuk, sebuah konduktor
panas yang baik, dan umumnya tahan terhadap korosi dari air garam. Karena sifat-sifat
tersebut, kuningan kebanyakan digunakan untuk membuat pipa, assesoris plambing alat
plambing, tabung, sekrup, radiator, alat musik, aplikasi kapal laut, dan casing cartridge
untuk senjata api. Kuningan lebih kuat dan lebih keras daripada tembaga.

8. Pipa Besi Tuang (Cast Iron)


Pipa besi tuang adalah jenis pipa yang sangat keras dibanding pipa besi sejenis
karena dengan hasil cor, karbon (Ca) sehingga mempunyai sifat carbon (sifat mengeras)
dan tahan atas karat. Oleh karenanya sangat sesuai digunakan sebagai penyaluran limbah
industri pada proyek sanitasi (purification Plan). Akan tetapi cukup banyak pengusaha
menggunakan bahan pipa besi tuang ini pada proyek kecil hingga sedang di gedung
komersial.

2.5 Sambungan pipa (fittings)


Pipe fittings merupakan suatu pelengkap yang terletak pada ujung pipa yang
memberikan fleksibilitas pada sitem perpipaan. Pipe fittings umunya digunakan untuk
mengubah arah aliran, distrbusi, meningkatkan atau mengurangi kapasitas aliran dan
interkoneksi.
a. Soket Pipa Galvanize digunakan untuk menyambung pipa lurus yang satu
dengan pipa lainnya

8
b. Tee Pipa Galvanize digunakan untuk menyambung pipa lurus bercabang satu
dengan pipa lainnya
c. Reducing soket (Flock sock) digunakan untuk menyambung pipa yang
berdiameter besar ke pipa yang berdiameter kecil
d. Bareel union untuk menyambung pipa yang satu dengan pipa lainnya dan
berguna sebagai sambungan akhir pada suatu instalasi pipa besar ke pipa yang
berdiameter kecil
e. Bushes Galvanize (Pleuring) untuk menyambung pipa yang satu dengan pipa
lainnya dari pipa berdiameter besar ke pipa berdiameter kecil
f. Elbow dart luar untuk menyambung perubahan arah aliran/belokan, ujung
yang satu berulir luar dan satunya lagi berulir dalam.
g. Cros untuk menyambung pipa bercabang empat
h. Double Nipple yaitu sambungan yang berurir luar
i. Lock nut untuk menguatkan sambungan-sambungan yang longgar pada ulir
panjang
j. Plug yaitu sambungan penutup yang berulir luar
k. Cup adalah sambungan penutup yang berulir dalam

2.6 Katup (valve)


Katup atau valve, adalah sebuah alat untuk mengatur aliran suatu fluida dengan
menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya aliran. Contoh yang mudah
adalah keran air. Adalah kewajiban bagi seorang insinyur pipa untuk mengetahui
setidaknya dasar-dasar dari valve ini. Bebeberapa macam katup yang sering digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Gate Valve Bentuk penyekatnya adalah piringan, atau sering disebut wedge, yang
digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa digunakan untuk
posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk posisi sebagian
terbuka.
b. Globe Valve digunakan biasanya untuk mengatur banyaknya aliran fluida.
c. Butterfly Valve Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu
putar di tengahnya. Menurut disainnya, dapat dibagi menjadi concentric dan

9
eccentric. Eccentric memiliki disain yang lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang
lebih baik dari concentric. Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan
dibandingkan valve lainnya.
d. Ball Valve Bentuk penyekatnya berbentuk bola yang mempunyai lubang
menerobos ditengahnya.
e. Plug Valve Seperti ball valve, tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk bola,
melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka
cocok untuk fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur.
f. Check Valve atau Non-Return Valve Mempunyai fungsi untuk mengalirkan fluida
hanya ke satu arah dan mencegah aliran ke arah sebaliknya. Mempunyai beberapa
tipe lagi berdasarkan bagian dalamnya seperti doubleplate, swing, tilting, dan
axial.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pipa menurut sejarah, pertama kali digunakan oleh masyarakat china untuk
mengalirkan air ke pertanian mereka kira kira 3000 tahun sebelum masehi pipa dengan
flange ditemukan sekitar tahun 2700 sebelum masehi. Sebuah peningkatan yang
signifikan dari teknologi pipa terjadi di abad ke-18, ketika pipa besi cor yang digunakan
secara komersial. Tonggak utama lainnya adalah munculnya di abad ke-19 pipa baja,
Penggunaan pipa besi di Inggris dan Perancis mulai umum di awal abad ke 19. Aliran
pertama pipa besi (cast-iron) untuk Philadelphia dibangun pada 1817, dan untuk kota
New York pada tahun 1832.
2. Jenis-jenis pipa :
a. Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)
b. Pipa Plastik PVC
c. Pipa HDPE (High Density Poly Ethylene)
d. Pipa Baja (Steel Pipe)
e. Pipa Tembaga
f. Pipa Beton
g. Pipa Kuningan
h. Pipa Besi Tuang (Cast Iron)

3.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat lebih memahami system
pemipaan sebagai salah satu unit dalam transportasi fluida (cair dan gas) sehingga ketika
mahasiswa terjun kedalam dunia industri, mahasiswa telah memiliki pemahaman secara
konsep teoritis maupun dalam prakteknya mengenai sistem pemipaan.

11
DAFTAR PUSTAKA

 Ahmad, Imam.2009. Jenis Jenis Dan Macam Macam Pipa.


https://opik7th.wordpress.com/2009/10/23/pipa. Di akses Januari 2020
 Prijadi, Danny. 2009. Macam-macam ukuran pipa pvc dan kegunaannya.
http://dannyprijadi.wordpress.com/2009/06/01/macam-macam-ukuran-pipa-pvc-dan-
kegunaannya/. Di akses januari 2020
 Hartoyo, Ery. 2011. Jenis pipa dan ukurannya
http://eryhartoyo.wordpress.com/2011/08/14/jenis-pipa-dan-ukurannya/. Di akses januari
2020

12
MAKALAH
TRANSPORTASI FLUIDA DAN PADATAN
POMPA

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD IRWANDI (18614073)

PROGRAM STUDI PETRO DAN OLEO KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
PDD POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
RINTISAN POLITEKNIK NEGERI PASER
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya sehingga penyusunan dan
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah yang berjudul
“POMPA”. Salam dan doa tak lupa pula haturkan kepada suri tauladan kita, Nabi Muhammad
SAW.

Selama melakukan penyusunan dan penulisan makalah ini, banyak menghadapi tantangan
dan hambatan kesemuanya itu dapat teratasi berkat bantuan dari berbgai pihak dan terutama
adalah ridho Allah SWT. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan hingga selesainya
penyusunan dan penulisan karya tulis ini.

Saya sebagai penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak
menampilkan kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak bagi perbaikan makalah ini dan menjadi masukan yang sangat berguna dalam penyusunan
makalah berikutnya.

Dan akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memberi
sumbangsi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemaslahatan umat dan
alam.

Tana Paser,22 Januari 2020

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................... ………………. i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………... 1
D. Latar Belakang…………………………………………………….... 1
E. Rumusan Masalah………………………………………………….. 1
F. Tujuan Penulisan…………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………… 2

G. Sejarah pompa……………………………………………………….. 2
H. Sejarah pompa sentrifugal……………………………………..……. 2
I. Klasifikasi pompa……………………………………………..……... 4

BAB IV PENUTUP……………………………………………………. .. 16
C. Kesimpulan…………………………………………………………... 16
D. Saran………………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Transportasi Fluida merupakan disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan yang
mengkaji perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak.
Sebenarnya, apakah fluida itu? Secara sederhana fluida bisa diartikan sebagai zat cair.
Namun pada kenyataannya tidak semua zat cair bisa dikategorikan sebagai fluida. Secara
khusus, fluida diartikan sebagai zat yang berdeformasi terus-menerus selama dipengaruhi
suatu tegangan geser. Salah satu pembahasan dari mekanika fluida adalah dinamika fluida
yang akan kami bahas lebih spesifik dalam makalah ini adalah kinerja pompa.
Pompa adalah suatu mesin yang menambahkan energi ke cairan dengan tujuan untuk
meningkatkan tekanannya atau memindahkan cairan tersebut melalui pipa. Secara garis
besar, pompa dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu : Pompa Dinamik dan Pompa positive
displacement.
Pompa secara sederhana didefinisikan sebagai alat transportasi fluida cair. Jadi, jika
fluidanya tidak cair, maka belum tentu pompa bisa melakukannya. Misalnya fluida gas,
maka pompa tidak dapat melakukan operasi pemindahan tersebut. Namun, teknologi
sekarang sudah jauh berkembang di mana mulai diperkenalkan pompa yang multi-fasa, yang
dapat memompakan fluida cair dan gas.
1.2 Rumusan masalah
a. Apakah sebenarnya pompa itu
b. Bagaimanakah sejarah ditemukannya pompa
c. Apa saja jenis-jenis pompa dan fungsinya
1.3 Tujuan penulisan
a. Memahami detail tentang pompa
b. Mengetahui sejarah dan perkembangan pompa
c. Mengetahui jenis-jenis pompa dan fungsinya

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah pompa
Berdasarkan catatan sejarah, mulanya pompa air ditemukan oleh Al-Jazari. Pada tahun
1174. Al-Jazari bekerja sebagai ahli teknik untuk penguasa Mesopotamia (Irak) yakni Dinasti
Bani Artuq. Berkat keahliannya, Al-Jazari mendapatkan beberapa gelar prestisius, seperti Rais
al-A’mal. Gelar tersebut menunjukkan bahwa Al-Jazari adalah pemimpin insynyur pada masa
itu.

Pada masa itu, kondisi geografis yang kering dan tandus memicu Al-Jazari untuk
membuat pompa air. Dalam masyarakat kuno saat itu, sebenarnya sudah ada peralatan seperti
pomp air yang disebut sebagai shaduf dan shaqiya. Shaduf sudah digunakan secara luas di
peradaban Assiria dan Mesir kuno. Alat ini terdiri atas balok panjang yang ditopang dua pilar
dengan balok kayu horizontal. Sementara shaqiya berupa mesin tenaga hewan dengan
mekanisme gerak yang terdiri dari dua roda gigi.

Al-Jazari kemudian mengembangkan kedua alat tersebut menjadi mesin yang dapat
memasok air dalam jumlah banyak. Selain itu, diciptakan juga mesin yang menggunakan balok
dan tenaga binatang. Cara kerja mesin buatannya menggunakan roda gigi dan engkol yang dapat
menggerakan balok naik turun. Mesin ini merupakan mesin pertama yang menggunakan engkol
sebagai unsur penting mesin. Pembuatan mesin ini mengkombinasikan antara besi besar, baut,
dan kunci.

2.2 Pompa sentrifugal

Pompa sentrifugal merupakan pilihan utama para insinyur dalam aplikasi pompa. Hal ini
di karenakan pompa sentrifugal sangat sederhana dan serbaguna. Pompa sentrifugal
diperkenalkan oleh Denis Papin tahun 1689 di Eropa dan dikembangkan di Amerika Serikat pada
awal tahun 1800-an. Pada awalnya pompa ini dikenal sebagai baling-baling Archimedean. Pada
saat itu diproduksi untuk aplikasi head rendah yang mana fluida bercampur sampah dan benda
padat lainnya. Dan awalnya mayoritas aplikasi pompa menggunakan pompa
positive_displacement.

2
Tingkat kepopuleran pompa sentrifugal dimulai sejak adanya pengembangan motor
elektrik kecepatan tinggi (high speed electric motors), turbin uap, dan mesin pembakaran
ruangan (internal combustion engines). Pompa sentrifugal merupakan mesin berkecepatan
tinggi dan dengan adanya pengembangan penggerak kecepatan tinggi telah memungkinkan
pengembangan pompa menjadi lebih efisien.

Gambar 2.1 pompa sentrifugal pertama

Sejak tahun 1940-an, pompa sentrifugal menjadi pompa pilihan untuk berbagai aplikasi.
Riset dan pengembangan menghasilkan peningkatkan kemampuan dan dengan ditemukannya
material konstruksi yang baru membuat pompa memiliki cakupan bidang yang sangat luas
dalam penggunaannya. Sehingga tidak mengherankan jika hari ini ditemukan efisiensi 93%
lebih untuk pompa besar dan 50% lebih untuk pompa kecil.

Pompa sentrifugal modern mampu mengirimkan hingga 1,000,000 (gl/min) dengan


head hingga 300 feet yang biasanya dipakai pada industri tenaga nuklir. Dan boiler feed pump
telah dikembangkan sehingga dapat mengirimkan 300 (gl/min) dengan head lebih dari 1800
feet.

Pada fase selanjutnya pompa sentrifugal ini paling banyak digunakan di pabrik kimia.
Pompa sentrifugal biasa digunakan untuk memindahkan berbagai macam fluida, mulai dari air,
asam sampai slurry atau campuran cairan dengan katalis padat (solid). Dengan desain yang

3
cukup sederhana, pompa sentrifugal bisa disebut sebagai pompa yang paling populer di industri
kimia.

2.3 Klasifikasi pompa

Menurut prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi, pompa dibedakan menjadi :

A. Pompa Dinamik
Dynamic pump atau pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu
pompa sentrifugal, pompa aksial, dan pompa spesial-efek (special-effect pump).
Pompa-pompa ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan
mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran
fluida. Jenis pompa ini biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada
tipe positive displacement pump, tetapi memiliki biaya yang lebih rendah untuk
perawatannya. Pompa dinamik juga bisa beroperasi pada kecepatan yang tinggi dan
debit aliran yang juga tinggi.
1. Pompa sentrifugal
Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeler dan saluran inlet
di tengah-tengahnya. Dengan desain ini maka pada saat impeler berputar,
fluida mengalir menuju casing di sekitar impeler sebagai akibat dari gaya
sentrifugal. Penggunaan pompa sentrifugal di dunia mencapai angka 80%
karena penggunaannya yang cocok untuk mengatasi jumlah fluida yang besar.
Penggunaan pompa sentrifugal ini mempunyai beberapa keuntungan dan
kerugian sebagai berikut :
Keuntngan:
Dari penggunaan pompa sentrifugal yakni aliran yang halus
(smooth) di dalam pompa dan tekanan yang seragam pada discharge
pompa, biaya rendah, konstruksinya kuat, pada umumnya untuk volume
yang sama dengan pompa displacement harga pembelian pompa
sentrifugal lebih rendah, aliran zat cair tidak terputus-putus serta dapat
bekerja pada kecepatan yang tinggi sehingga pada aplikasi selanjutnya
dapat dikoneksikan langung dengan turbin uap dan motor elektrik.
Kekurangan:
4
Dalam keadaan normal pompa sentrifugal tidak dapat menghisap
sendiri (tidak dapat memompakan udara). Dan kurang cocok untuk
mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran volume yang kecil.
Kegunaan:
 Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan
dalam fasilitas, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah dan dipasarkan, adalah pompa bertipe sentrifugal.
 Pada industri perkapalan pompa sentrifugal banyak
digunakan untuk memperlancar proses kerja di kapal.
 Pompa sentrifugal WARMAN dirancang khusus untuk
memompakan lumpur, bahan kimia dan semua larutan cair yang
bercampur dengan partikel padat.

Gambar 2.2 pompa sentrifugal

Secara umum pompa sentrifugal tersusun atas bagian penting yaitu:

a. Casing

Komponen utama pertama dari pompa sentrifugal adalah casing


pompa. Casing pompa sentrifugal didesain berbentuk sebuah diffuser
yang mengelilingi impeller pompa. Diffuser ini lebih sering dikenal
sebagai volute casing. Sesuai dengan fungsi diffuser, volute casing
berfungsi untuk menurunkan kecepatan aliran (flow) fluida yang
masuk ke dalam pompa. Menuju sisi outlet pompa, volute casing
5
didesain membentuk corong yang berfungsi untuk mengkonversikan
energi kinetik menjadi tekanan dengan jalan menurunkan kecepatan
dan menaikkan tekanan, hali ini juga membantu menyeimbangkan
tekanan hidrolik pada shaft pompa.

b. Impeller

Impeller adalah bagian yang berputar dari pompa sentrifugal, yang


berfungsi untuk mentransfer energi dari putaran motor menuju fluida
yang dipompa dengan jalan mengakselerasinya dari tengah impeller ke
luar sisi impeller. Desain impeller bergantung atas kebutuhan tekanan,
kecepatan aliran, serta kesesuaian dengan sistemnya. Impeller menjadi
komponen yang paling utama berpengaruh terhadap performa pompa.

c. Shaft/Poros

Poros pompa adalah bagian yang mentransmisikan putaran dari


sumber gerak, seperti motor listrik, ke pompa. Yang perlu kita
perhatikan adalah, pada sebuah pompa sentrifugal yang bekerja di titik
efisiensi terbaiknya, maka gaya bending porosnya akan secara
sempurna terdistribusikan ke seluruh bagian impeller pompa.

d. Bearing/bantalan

Bearing pada pompa berfungsi untuk menahan (constrain) posisi


rotor relatif terhadap stator sesuai dengan jenis bearing yang
digunakan. Bearing yang digunakan pada pompa yaitu berupa journal
bearing yang berfungsi untuk menahan gaya berat dan gaya-gaya yang
searah dengan gaya berat tersebut, serta thrust bearing yang berfungsi
untuk menahan gaya aksial yang timbul pada poros pompa relatif
terhadap stator pompa.

e. Kopling

6
Pada dasarnya kopling berfungsi untuk menghubungkan dua shaft,
dimana yang satu adalah poros penggerak dan yang lainnya adalah
poros yang digerakkan. Kopling yang digunakan pada pompa,
bergantung dari desain sistem dan pompa itu sendiri. Macam-macam
kopling yang digunakan pada pompa dapat berupa kopling rigid,
kopling fleksibel, grid coupling, gear coupling, elastrometic coupling,
dan disc coupling.

f. Packing & Seal

Sistem packing pada pompa adalah untuk mengontrol kebocoran


fluida yang mungkin terjadi pada sisi perbatasan antara bagian pompa
yang berputar (poros) dengan stator. Sistem sealing yang banyak
digunakan pada pompa sentrifugal adalah mechanical seal dan gland
packing.

g. Sistem lubrikasi

Sistem lubrikasi pada pompa berfungsi untuk mengurangi


koefisien gesek antara dua permukaan yang bertemu sehingga
mengurangi resiko keausan. Lubrikasi pada pompa terutama
digunakan pada bearing. Sistemnya dapat berupa lub oil atau juga tipe
greas tergantung dari desain pompa itu sendiri.

Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal :

Cairan masuk ke impeler dengan arah aksial melalui mata impeler


(impeller eye) dan bergerak ke arah radial diantara sudu-sudu impeler
(impeller vanes) hingga cairan tersebut keluar dari diameter luar impeler.
Ketika cairan tersebut. meninggalkan impeler, cairan tersebut
dikumpulkan didalam rumah pompa (casing). Salah satu desain casing
dibentuk seperti spiral yang mengumpulkan cairan dari impeler dan
mengarahkannya ke discharge nozzle. Discharge nozzle dibentuk seperti

7
suatu kerucut sehingga kecepatan aliran yang tinggi dari impeler secara
bertahap turun. Kerucut ini disebut difuser (diffuser). Pada waktu
penurunan kecepatan di dalam diffuser, energi kecepatan pada aliran
cairan diubah menjadi energi tekanan.

2. Pompa Aksial
Pompa aksial juga disebut dengan pompa propeler. Pompa ini
menghasilkan sebagian besar tekanan dari propeler dan gaya lifting dari sudu
terhadap fluida. Pompa ini banyak digunakan di sistem drainase dan irigasi.
Pompa aksial vertikal single-stage lebih umum digunakan, akan tetapi kadang
pompa aksial two-stage (dua stage) lebih ekonomis penerapannya. Pompa
aksial horisontal digunakan untuk debit aliran fluida yang besar dengan
tekanan yang kecil dan biasanya melibatkan efek sifon dalam alirannya.
Kegunaan:
Pompa aksial digunakan pada sistem-sistem yang membutuhkan debit
aliran fluida tinggi, dengan besar head yang rendah. Pompa jenis ini
banyak digunakan pada sistem irigasi, pompa penanggulangan banjir, dan
di pembangkit listrik tenaga uap digunakan untuk mensupply air laut
sebagai media pendingin di kondensor

Prinsip Kerja Pompa Aksial

Pompa aksial merupakan salah satu jenis pompa yang masuk ke dalam
kelompok pompa dinamik. Pompa jenis ini berfungsi untuk mendorong
fluida kerja dengan arah yang sejajar terhadap sumbu/poros impellernya.
Hal ini berbeda dengan pompa jenis sentrifugal yang arah output fluidanya
tegak lurus dengan sumbu impeller.

Energi mekanik yang dihasilkan oleh sumber penggerak


ditransmisikan melalui poros impeller untuk menggerakkan impeller
pompa. Putaran impeller memberikan gaya aksial yang mendorong fluida
sehingga menghasilkan energi kinetik pada fluida kerja tersebut. Pada
beberapa desain pompa aksial, terpasang sudu-sudu tetap (diam) yang

8
membentuk difuser pada sisi keluaran pompa. Fungsinya adalah untuk
menghilangkan efek berputar dari fluida kerja dan mengkonversikan
energi kinetik yang terkandung di dalamnya menjadi tekanan kerja.

Gambar 2.3 pompa aksial

Berikut adalah bagian-bagian utama dari pompa aksial:

a. Inlet pompa

Bagian ini menjadi sisi inlet fluida untuk masuk ke pompa. Pada
pompa aksial vertikal, sisi inlet ini berbentuk corong (biasa disebut
Suction Bell) dengan tujuan untuk mengurangi kerugian hidrolik head.

b. Impeller
Impeller menjadi bagian utama dari pompa ini. Desainnya mirip
dengan baling-baling pada kapal laut. Impeller ini berfungsi untuk
menimbulkan gaya aksial yang ditransferkan ke fluida kerja.
c. Diffuser
Casing pompa aksial juga seperti pompa sentrifugal yang berbentuk
difuser. Fungsinya adalah untuk menurunkan kecepatan pompa dan
menaikkan tekanan kerjanya. Namun desainnya tidak seekstrim volute

9
casing pompa sentrifugal, karena peningkatan tekanan outlet pompa
aksial yang terlalu tinggi dapat menimbulkan vibrasi dan mengurangi
umur kerja pompa aksial.
d. Poros
Berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor listrik ke impeller.
e. Guide bearing
Berfungsi untuk menahan posisi poros agar tetap berada di garis
sumbu kerjanya. Bearing atau bantalan ini memerlukan sistem
lubrikasi yang harus selalu dijaga agar terhindar dari kenaikan
temperatur.
f. Stuffing box
Adalah sistem sealing yang berfungsi sebagai pembatas antara poros
dengan casing agar terhindar dari kebocoran.

Berikut adalah beberapa perbandingan antara pompa aksial dengan pompa


sentrifugal:

 Jika dilihat kurva efisiensinya, pompa sentrifugal dengan pompa


aksial memiliki tingkat efisiensi maksimum yang hampir sama.
 Jika debit aliran fluida turun, daya input untuk pompa sentrifugal
menjadi turun sampai dengan 180hp pada saat aliran fluida
terhenti.
 Namun pada pompa aksial daya input menjadi naik ke 520hp pada
saat aliran fluida terhenti.
 Pompa aksial dapat menyebabkan motor penggerak overload jika
debit aliran dikurangi secara drastis dari kapasitas desainnya.
 Head yang dihasilkan oleh pompa sentrifugal jauh lebih tinggi
daripada pompa aksial.

10
B. Pompa Positive Displacement
Macam-macam pompa positive displacement antara lain reciprocating, metering,
dan rotary. Pompa positive displacement bekerja dengan cara memberikan gaya
tertentu pada volume fluida tetap dari sisi inlet menuju titik outlet pompa. Kelebihan
dari penggunaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya per
satuan berat) yang lebih besar. Dan juga memberikan perpindahan fluida yang
tetap/stabil di setiap putarannya.

1. Pompa Reciprocating

Adalah pompa dimana energi mekanik dari penggerak pompa diubah


menjadi energi aliran dengan menggunakan elemen bolak‐balik
(resiprocating) yang ada di dalam silinder. Semua pompa resiprokating
memiliki bagian yang berfungsi untuk menghandle fluida yang dinamakan
liquid end, yang terdiri dari : torak/plunger, silinder, katup isap, katup buang,
sil antara silinder dan torak. Serta bagian penggerak (power end) yang terdiri
dari poros engkol, dan batang engkol.

Kegunaan:

Pompa jenis ini banyak digunakan untuk memompa endapan dan


lumpur

Prinsip kerja

Pada pompa torak kerja tunggal, dalam setiap silinder ada dua katup
yaitu katup isap dan katup buang. Pada langkah isap torak bergerak dari
TMA ke TMB, tekanan didalam silinder menjadi turun. Akibatnya ada
beda tekanan antara diluar silinder dengan didalam silinder, sehingga
katup isap terbuka, zat cair kemudian terhisap kedalam silinder. Ketika
torak berada pada TMB dan mulai bergerak menuju TMA, katup isap
menutup kembali.

11
Setelah zat cair masuk ke dalam silinder kemudian didorong torak
menuju katup buang, tekanan didalam silinder menjadi naik, sehingga
katup buang terbuka. Selanjutnya zat cair mengalir melewati katup buang
keluar silinder dengan dorongan torak yang menuju katup sampai akhir
langkah buang.

Gambar 2.4 Pompa Reciprocating

2. Rotary pump

Rotary Pump adalah pompa yang menggerakkan fluida dengan


menggunakan prinsip rotasi. Vakum terbentuk oleh rotasi dari pompa dan
selanjutnya menghisap fluida masuk. Keuntungan dari tipe ini adalah efisiensi
yang tinggi karena secara natural ia mengeluarkan udara dari pipa alirannya,
dan mengurangi kebutuhan pengguna untuk mengeluarkan udara tersebut
secara manual.

Bukan berarti pompa jenis ini tanpa kelemahan, karena sifat alaminya
maka clearence antara sudu putar dan sudu pengikutnya harus sekecil
mungkin, dan mengharuskan pompa berputar pada kecepatan yang rendah dan
stabil. Apabila pompa bekerja pada kecepatan yang terlalu tinggi, maka fluida
kerjanya justru dapat menyebabkan erosi pada sudu-sudu pompa.

Pompa rotari dapat diklasifikasikan kembali menjadi beberapa tipe yaitu:

12
a. Gear pump
Sebuah pompa rotari yang simpel dimana fluida ditekan dengan
menggunakan dua roda gigi.

Gambar 2.5 Gear pump

Cara kerja
Ketika roda gigi berputar, terjadi penurunan tekanan pada rumah
pompa sehingga cairan mengalir dan mengisi rongga gigi. Cairan yang
terperangkap dalam rongga gigi terbawa berputar kemudian dikempakan
dalam saluran pengeluaran, karena pada bagian ini terjadi pengecilan
rongga gigi

Kegunaan
Untuk mencegah terjadinya kemacetan dan aus saat pompa
digunakan maka zat cair yang dipompa tidak boleh mengandung padatan
dan tidak bersifat korosif.

b. Screw pump
Pompa ini menggunakan dua ulir yang bertemu dan berputar untuk
menghasilkan aliran fluida sesuai dengan yang diinginkan.

13
Gambar 2.6 Screw pump

Cara kerja

Oleh gerak putar poros ulir zat cair mengalir dalam arah aksial.
Pompa jenis ini hanya dapat digunakan untuk tekanan pada saluran kempa
lebih rendah dari tekanan pada saluran isap dan bila zat cair yang dipompa
mempunyai kekentalan tinggi.
Kegunaan
Sama halnya dengan pompa roda gigi, pompa ulir ini cocok untuk
memompa zat cair yang bersih dan mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Kekurangan
Pada keadaan kering pompa ini tidak dapat mengisap sendiri,
sehingga sebelum digunakan pompa ini harus terisi cairan yang akan
dipompa (dipancing).

c. Rotary vane pump

Memiliki prinsip yang sama dengan kompresor scroll, yang


menggunakan rotor silindrik yang berputar secara harmonis menghasilkan
tekanan fluida tertentu. Secara umum prinsip kerja pompa rotasi adalah
Berputarnya elemen dalam rumah pompa menyebabkan penurunan

14
tekanan pada saluran isap, sehingga terjadi aliran cairan dari sumber
masuk ke rumah pompa. Cairan tersebut akan mengisi ruang kosong yang
ditimbulkan oleh elemen-elemen yang berputar dalam rumah pompa
tersebut, cairan terperangkap dan ikut berputar. Pada saluran kempa terjadi
pengecilan rongga, sehingga cairan terkempakan ke luar.
Secara umum pompa rotary mempunyai kecepatan aliran volum
yang konstan asal kecepatan putarannya dapat dipertahankan tetap. Selain
itu alirannya lebih teratur (tidak terlalu pulsatif). Pompa rotary cocok
untuk operasi pada kisaran tekanan sedang dan untuk kisaran kapasitas
dari kecil sampai sedang (lihat gambar pemilihan jenis pompa berdasarkan
karanteristiknya)

Kegunaan

Dapat dipergunakan untuk memompa minyak bumi, minyak


pelumas, resin, polimer, alkohol, solven, aspal, bitumen, tar, cat, tinta,
produk makanan seperti sirup, coklat, selai kacang,dll.

Prinsip kerja :

1. Cairan masuk sisi isap antara rotor dan idler. Arah anak panah
menunjukkan arah aliran cairan.
2. Cairan bergerak diantara celah antar gigi, bagian berbentuk bulan
sabit berfungsi sebagai pemisah
3. Setelah rumah pompa hampir dipenuhi cairan, roda gigi
membentuk susunan sedemikian sehingga daerah isap dan buang
terpisah.
4. Setelah daerah isap dan buang sepenuhnya terpisah cairan mulai
keluar pada sisi buang.

15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh suatu sumber tenaga
yang digunakkan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat
lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan.
Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari suatu
pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi.
Selain dapat memindahkan cairan, pompa juga berfungsi untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan, dan ketinggian cairan.
2. pompa air ditemukan oleh Al-Jazari. Pada tahun 1174. Al-Jazari bekerja sebagai ahli
teknik untuk penguasa Mesopotamia (Irak) yakni Dinasti Bani Artuq. Pompa
sentrifugal diperkenalkan oleh Denis Papin tahun 1689 di Eropa dan dikembangkan
di Amerika Serikat pada awal tahun 1800-an. Sejak tahun 1940-an, pompa
sentrifugal menjadi pompa pilihan untuk berbagai aplikasi. Riset dan pengembangan
menghasilkan peningkatkan kemampuan dan dengan ditemukannya material
konstruksi yang baru membuat pompa memiliki cakupan bidang yang sangat luas
dalam penggunaannya.
3. Pompa dinamik:
 Pompa sentrifugal
 Pompa aksial
Pompa positive displacement
 Pompa reciprocating
 Pompa rotary
 Pompa vane rotary
3.2 Saran
Melalui makalah ini diharapkan agar mahasiswa dapat lebih memahami tentang sejarah
pompa, jenis-jenis pompa sebagai salah satu unit dalam transportasi fluida (cair dan gas)
sehingga ketika mahasiswa terjun kedalam dunia industri, mahasiswa telah memiliki
pemahaman secara konsep teoritis maupun dalam prakteknya mengenai sistem pemipaan.

16
DAFTAR PUSTAKA
 Oeqi. 2011. Pompa sentrifugal.
http://oeqi.wordpress.com/2011/02/15/perawatan-crane-tadano-hd785-5/. Di akses
januari 2020
 Rokhman, Taufiqur. 2013. Klasifikasi pompa.
http://taufiqurrokhman.wordpress.com/2013/10/01/klasifikasi-pompa/. Di akses
januari 2020
 Setiawaan, Iwan. 2010. Pompa
http://iwanaik.wordpress.com/2010/11/29/pompa-3/. Di akses januari 2020

17

Anda mungkin juga menyukai