Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

FISIKA BANGUNAN
( ANALISA KELEMBABAN GEDUNG B TEKNIK ARSITEKTUR )
OLEH :
NUR RAMADHAN FIRAS A. 1515012011
NURSELLA VILAR IVADA 1715012004
KARTIKA ROZAYANTI 1715012008

S1 ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tentang kelembaban pada Gedung
B Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalailmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Fisika Bangunan ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH………………………………………………1
KATA PENGANTAR……………………………………………..2
DAFTAR ISI……………………………………………………....3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………4
A. Latar Belakang…………………………………………….4
B. Rumusan Masalah………………………………………...4
C. Tujuan……………………………………………………..4

BAB II PEMBAHASAN……………………………………….....5
A. Pengertian Kelembapan…………………………….……..5
B. Pengaruh Kelembapan…………………………………….6
C. Kelembapan Di Gedung B Fakultas Teknik……………...7

BAB III PENUTUP……………………………………………….20


A. Kesimpulan………………………………………………..20
B. Saran……………………………………………………….20

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bangunan merupakan hal yang penting untuk menopang atau menampung segala
aktivitas manusia sehari-hari. Bangunan juga berfungsi sebagai tempat perlindungan dari
pengaruh-pengaruh luar. Dengan adanya bangunan, penghuni akan merasa aman untuk
beraktivitas tanpa adanya gangguan maupun hambatan. Bangunan terus berkembang dengan
adanya perubahan zaman dan perubahan iklim yang belakangan ini terjadi di bumi ini.
Perkembangan ini bertujuan agar bangunan tersebut dapat menjadi tempat perlindungan bagi
para manusia dalam beraktivitas sehari-hari.
Lingkungan juga memegang pengaruh besar terhadap daya tahan atau kekuatan dari bangunan
tersebut maupun juga terhadap penghuninya. Pengaruh-pengaruh lingkungan ini memiliki
dampak-dampak baik dampak positif maupun damapak negatif bagi penghuni itu sendiri atau
terhadap bangunan itu sendiri. Pengaruh-pengaruh lingkungan tersebut, antara lain adalah
kelembaban.
Kelembaban sangat berpengaruh terhadap bangunan maupun penghuninya. Pada bangunan
kelembababan bisa merusak bahan bangunan, misal : pembusukan dan kotoran Apabila
kelembaban tinggi, maka akan memudahkan bibit- bibit penyakit untuk tumbuh dan berkembang
biak. Hal ini akan merugikan bagi penghuni bangunan. Maka dari itu ventilasi merupakan cara
yang ampuh untuk mengontrol kelembaban dalam bangunan. Pengontrolan kelembaban ini juga
dipengaruhi oleh angin. Karena angin dapat membawa hawa panas atau kelembaban yang tinggi
pada sebuah ruangan untuk menyesuaikan dengan keadaan di luar ruangan.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana Kelembapan di Gedung B?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi kelembapan?
3. Bagaimana solusi untuk mengurangi kelembapan itu sendiri?

1.4 Tujuan
Untuk mengatahui apa itu kelembapan,faktor yang mempengaruhi kelembapan,solusi
kelembapan secara umum dan untuk mengetahui bagaimana kelembapan dan solusi kelembapan
di Gedung B Fakultas Teknik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kelembapan
Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan
dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur
kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur tingkat
kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap (dehumidifier). Dapat
dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan
sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada
tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F).
Kelembapan absolut mendefinisikan massa dari uap air pada volume tertentu campuran udara
atau gas, dan umumnya dilaporkan dalam gram per meter kubik (g/m3).
Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio
terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan dalam rasio kilogram uap
air, mw, per kilogram udara, ma
Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang
terkandung di dalam campuran air-udara dalam fasa gas.

2.2 Pengaruh Kelembapan

Kelembapan berpengaruh pada bangunan melalui:


• Upward Pressure: Air tanah yang naik menekan pondasi gedung. (Terutama Pondasi Plat)
• Tekanan aktif air, terjadi bila terjadi bila air banjir lebih tinggi pada satu sisi dinding terhadap
sisi yang lain.
• Penampung Air, Dimana dinding penampung tertekan keluar oleh air.
• Air Tanah,Menekan pada dinding gedung (basement) atau dinding penahan tanah.
• Air Huhan yang tersapu angina (pelting rain)
•Percikan air hujan
• Resapan air hujan dari genting,akan meningkatkan kelembapan di dalam ruang atap
• Kelembapan gedung Karena pembangunan yang tidak di keringkan teratur
• Embun,Terbentuk jika kelembapan udara naik secara cepat tanpa pergerakan udara
Pengaruh kelembapan terhadap kenyamanan termal:
Kenyamana termal dalam suatu ruangan dipengaruhi oleh suhu,iklim,kebudayaan,adat istiadat,
bau, pencemaran udara,radiasi alam dan buatan,bahan bangunan,bentuk dan struktur
bangunan,warna dan pencahayaan,dsb.

Pengaruh kelembapan di daerah beriklim tropis lembap atas kenyamanan ruang kecil,sehingga di
perlukan perencanaan terhadap pergerakan udara dalam ruang yang baik agar kelembapan dapat
di tingkatkan
2.3 Kelembapan di Gedung B Fakultas Teknik
Kelembapan Di Gedung B itu sendiri sangatlah minim akan udara. Karena,selain kebanyakan
pendingan udara di gedung B kurang memadai, juga kurangnya ventilasi dan bukaan guna untuk
menyokong udara keluar masuk dengan mudah pada tiap ruangannya. Ruangan digedung B pada
dasarnya didesain untuk menggunakan pendingan ruangan,karena banyak kaca/jendela
menggunakan kaca/jendela mati,jadi tidak bias dijadikan sebagai bukaan/ventilasi ruangan.
Namun, masalahnya adalah pendingin ruangan di gedung B,terutama di ruang kuliah sering tidak
berfungsi. Dan membuat mahasiswa dan dosen tidak nyaman melakukan kegiatan belajar
mengajar,Karena udara yang pengap dan panas.
Kelembapan Di Gedung B Fakultas Teknik
FAKTOR PEMBUANGAN AIR AC

RUANG DOSEN

RUANG KULIAH DEPAN

RUANG ADMIN RUANG DOSEN BELAKANG


Masalah : system pembuangan air dari AC ruangan di Gedung B tidaklah baik, karena
pembuangannya langsung terjatuh dilantai, yang menyebabkan lantai basah becek dan juga
dinding menjadi lembab.

Solusi : solusi dari masalah pembuangan air ini adalah dengan membuat saluran pemipaan dari
AC menuju siring pembuangan dibawah , agar air pembuangan dapat mengalir dengan baik dan
tidak menetes membasahi dinding maupun lantai.
FAKTOR BUKAAN PADA LANTAI 1

RUANG B.1.2 RUANG B.13

RUANG SG.1.A RUANG SG.1B

TOILET MAHASISWA
Masalah :Kebanyakan pada ruang di lantai 1 yang menjadi permasalahannya adalah , sirkulasi
udara yang kurang baik,kurangnya bukaan pada lantai ini membuat ruangan terlalu pengap.

Solusi : untuk permasalahan ini solusinya adalah dengan menambah atau membuat ventilasi-
ventilasi udara sehingga udara dapat dengan mudahnya keluar dan masuk ruangan, dengan
demikian maka ruangan tidak terasa panas dan pengap.
FAKTOR BUKAAN PADA LANTAI 2

RUANG B.2.1

RUANG STUDIO 2

RUANG B.2.2
Masalah : udara yang masuk pada ruangan-ruangan ini cenderung hanya satu sisi saja , sehingga
sirkulasi udara yang dihasilkan kurang baik . dan juga atap terlalu rendah sehingga ruangan lebih
terasa panas, untuk beberapa ruangan diatas juga pencahayaan hanya dari satu sisi sehingga
ruangan menjadi gelap.

Solusi : untuk permasalahan ini solusinya adalah , perlu ditambah bukaan untuk udara keluar jadi
udara yang masuk dapat kembali keluar dengan baik , dengan demikian maka sirkulasi di
dalamnya pasti baik, dan untuk atap juga seharusnya jangan dibuat terlalu rendah , agar ruangan
tidak terasa panas , dan untuk fasilitas yang ada seperti AC agar dapat diganti supaya dapat
berfungsi dengan baik dalam mendinginkan ruangan.
FAKTOR TERITISAN

VOID

TALANG TERAS STUDIO 1AB

TOILET TEMBOK LANTAI 2


Masalah : teritisan pada Gedung B belum cukup baik , dikarenakan teritisan yang dibuat kurang
Panjang , sehingga air hujan dari atas langsung mengalir kebawah dan mengenai dinding,
akibatnya dinding menjadi lapuk dan jamuran , pada bagian depan gedungpun demikian ,
teritisan diatas tidak berfungsi dengan baik, air hujan cenderung mengendap ditengah , akibatnya
air hujan yang lama mengendap ditengah menyebabkan coran menjadi lapuk dan terkikis juga
jamuran, cat-catnya mengelupas.

Solusi : seharusnya teritisan dibuat lebih panjang lagi , agar air hujan yang mengalir dari atas
dapat mengalir dengan baik, dan tidak mengenai dinding, dengan demikian dinding tidaklah
mudah lembab dan berjamur , untuk dinding yang sudah berjamur sebaiknya dilapisi cat pelapis,
agar dinding tidak mudah berjamur, untuk bagian depan atas gedung yang sudah keropos ada
baiknya diperbaiki lagi agar tidak semakin lapuk dan keropos, dan tetap dilapisi cat pelapis anti
lembab dan jamur.
Adapun Penanggulangan terhadap Kelembapan,antara lain :
1.Atap
Penutup atap dimengerti sebagai lapisan kedap air.Harus tahan terhadap rembesan air
hujan,cuaca,bunga api penerbangan,berbobot ringan,dan berdaya tahan lama.
Pemilihan material penutup atap juga akan menetukan kemiringan atap minimal.
Kemiringan atap juga dipengaruhi oleh system sambungan dan celah. Semakin banyak celah
pada sambungan,maka atap harus dibuat semakin terjal sudut kemiringannya.

2. Dinding Luar (Perlindungan terhadap air hujan)


A.  Dengan Tritisan atap rendah
B.  Dengan Tritisan atap lebar
C.  Dengan dinding yang menonjol keluar pada setiap tingkatan
D.  Dengan pilihan bahan kedap air
E.  Dengan pilihan atau atap konsol
3.Lapisan Kedap Air (Trasram Horizontal)
Pencegahan naiknya kelembapan dari tanah melalui pondasi ke dalam dinding hamper ssemua
bahan bangunan memiliki sifat higroskopis. Bahan bangunan dapat menerima,meneruskan
kelembapan,berarti bisa mengisap,menyimpan dan melepaskan air dalam keadaan cair atau gas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelembapan sangatlah berpengaruh pada kenyamanan setiap pengguna ruangan itu sendiri.
Apabila ruangan tersebut mengalami kekurangan udara atau pengap,maka ruangan tersebut
seharusnya tidak bisa dipakai apalagi untuk banyak orang. Sehingga kelembapan itu sendiri
seharusnya di tanggulangi dengan sebaik-baiknya. Seperti halnya kelembapan pada ruang kelas
di Gedung B Fakultas Teknik,yang mana kurangnya bukaan atau ventilasi diruang kelas dan
dengan pendingin udara yang tidak berfungsi.

3.2 Saran
Ruangan yang memiliki kelebapan udara yang buruk(pengap) Sebaiknya segera diambil
tindakan,terlebih lagi untuk Gedung B Fakultas Teknik dengan menambah ventilasi atau bukaan
ruang kelas dan memperbaiki pendingin udara di setiap ruang kelas.
Daftar Pustaka
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kelembaban)
Power Point “FISBANG3”

Anda mungkin juga menyukai