Anda di halaman 1dari 10

Latar Belakang

Sektor pertanian menghadapi tantangan yang berat dalam menyediakan pangan yang memadai dan
kebutuhan lain untuk populasi dunia yang berkembang, yang diproyeksikan menjadi sembilan miliar
pada tahun 2050. Lahan pertanian semakin terbatas, perubahan iklim global yang mengakibatkan
terjadinya temperatur ekstrim, kekurangan air dan banjir merupakan tantangan masa depan yang harus
kita hadapi. Perubahan iklim akan berdampak signifikan pada pertanian, pendapatan petani,
produktivitas tanaman menurun dan ketersediaan air berkurang. Selain itu, kehadiran banyak serangga
dan tungau yang berbahaya bagi tanaman mungkin saja meningkat karena pemanasan global.

Suhu udara salah satu yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam budidaya pertanian, misalnya
untuk budidaya sayuran seperti tomat, cabai dan sejenisnya, suhu optimal adalah 24◦ hingga 27◦C pada
siang hari dan 14–17◦C pada malam hari. Temperatur yang optimal menjaga produksi gula pada
fotosintesis di atas respirasi. Sisa gula digunakan untuk pertumbuhan dan produksi. Dapat dilihat
Gambar di atas , pada suhu 27◦C tanaman mengonsumsi lebih banyak gula dan sedangkan pada suhu
35◦C stomata menutup, terjadi penurunan drastis pada proses fotosintesis dan respirasi pada tanaman.

Dengan sistem pertanian intensif yang terkontrol diharapkan kita dapat menyediakan lingkungan
budidaya sesuai dengan kebutuhan tanaman berupa suhu yang optimal, kelembaban udara relative (rh),
kelembaban tanah, ventilasi, cahaya dan radiasi matahari, karbondioksida, dan oksigen sehingga
diharapkan mampu menghasilkan tanaman yang produktif dan berkualitas.

Pengertian Greenhouse

Secara umum greenhouse atau rumah kaca atau rumah tanam dapat didefinisikan sebagai bangunan
dengan atap tembus cahaya yang berfungsi sebagai sarana budidaya tanaman, digunakan untuk
melindungi tanaman dari faktor-faktor penggangu tanaman dan juga menciptakan kondisi iklim mikro
lingkungan budidaya di dalamnya (suhu, rh, cahaya, karbondioksida dan oksigen) agar sesuai dengan
kebutuhan tanaman sehingga tanaman yang ada di dalamnya dapat tumbuh dan berkembang dengan
optimal

Manfaat Greenhouse

Manfaat apa saja yang didapat jika menggunakan greenhouse , hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Produksi sayuran dapat dilakukan sepanjang tahun

Dunia pertanian di Indonesia masih sangat bergantung pada keadaan cuaca, jika musim hujan terlalu
panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit seperti jamur, pembusukan akar yang mengakibatkan
produksi yang menurun bahkan gagal panen. Jika musim terlalu kering akan menyebabkan tanaman
kekurangan air, hama juga akan menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Hal ini mengakibatkan
terkadang kita kekuarangan komoditi tertentu pada bulan bulan tertentu yang menyebabkan harga
melambung dan bahkan harus import dari negara lain, dan ada suatu masa dimana panen kita sangat
melimpah sehingga over produksi yang akibatnya harga komoditi jatuh dan menyebabkan kerugian pada
petani. Dengan budidaya di lingkungan terkontrol di dalam greenhouse, kita dapat produksi komoditas
pertanian sepanjang tahun tanpa banyak menghadapi kendala perubahan cuaca.

b. Produksi menjadi optimal

Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di dalam greenhouse lebih tinggi dibandingkan
di luar greenhouse, hal ini karena budidaya di dalam greenhouse kondisi lingkungan dan pemberian hara
dikendalikan sesuai kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi pada areal terbuka
seperti pencucian dan fiksasi, di dalam greenhouse diminimalisir. Apalagi jika budidaya hidroponik di
lakukan di dalam green house, kondisi semakin ideal bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang bagi
tanaman, pengawasan juga bisa lebih intensif, gangguan fisiologis maupun gangguan hama dan penyakit
tanaman dapat segera di ketahui dan segera di atasi. Dengan kondisi seperti ini maka produksi sayuran
secara kuantitas akan meningkat di bandingkan budidaya yang di lakukan secara konvensional.

c. Meningkatkan kualitas produksi

Dengan lingkungan budidaya yang terkontrol, mikro klimate terkontrol, nutrisi yang terkontrol, sistem
yang terkontrol pada akhirnya akan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas, dari sisi tekstur,
rasa maupun tampilan dari sayur yang di budidayakan di dalam greenhouse.

d. Meminimalisir penggunaan pestisida

Greenhouse yang baik selain dirancang untuk memberikan kondisi mikro klimate yang ideal bagi
tanaman, juga memberikan perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit. Perlindungan yang
umum dilakukan adalah dengan memasang insectnet pada dinding dan bukaan ventilasi di bagian atap.
Insect screen yang baik tidak dapat dilewati oleh hama seperti kutu daun, selain itu teknologi yang ada
dalam additiv plastik UV berupa AB (Anti Bacerial) Additive Mencegah lalat putih,kutu daun, thrips dan
parasit yang dapat merusak tanaman, Mencegah penyebaran bakteri, Mengurangi jamur yang
menyebabkan penyakit pada tanaman.

JENIS GREENHOUSE

Yang dimaksud dengan jenis greenhouse adalah pembedaan ragam greenhouse berdasarkan material
dominan yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada perbedaan biaya pembangunan dan
umur pakai greenhouse. Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin besar biayanya
tetapi umur greenhouse akan lebih lama.

Di Indonesia, greenhouse yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu greenhouse
bambu, greenhouse kayu, greenhouse baja ringan, greenhouse besi hollow

a. Greenhouse bambu.

Greenhouse bambu yang ada di Bandung, Jawa Barat

Greenhouse jenis ini umumnya dipakai sebagai greenhouse produksi, di Pulau Jawa greenhouse ini
populer karena bahan baku untuk pembuatannya mudah didapatkan. Greenhouse ini secara umum
adalah jenis greenhouse yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan
petani kita sebagai sarana produksi. Di Pulau Jawa greenhouse ini populer karena bahan baku untuk
pembuatannya mudah didapatkan. Greenhouse ini secara umum adalah jenis greenhouse yang paling
murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi.
Kelebihannya kuat menahan angin dan gempa bumi, namun kelemahan dari material bambu ini umur
relatif pendek jika tidak di lakukan treatment atas bambu yang digunakan dan membutuhkan
maintenance yang lebih sering, hal inilah yang pada akhirnya malah akan mengganggu jalannya produksi
sayuran yang di budidayakan.terial bambu ini umur relatif pendek jika tidak di lakukan treatment atas
bambu yang digunakan dan membutuhkan maintenance yang lebih sering, hal inilah yang pada akhirnya
malah akan mengganggu jalannya produksi sayuran yang di budidayakan.
b. Greenhouse Kayu

Greenhouse Kayu yang berada di Fak-Fak, Papua Barat

Lebih baik dari greenhouse bambu adalah greenhouse dengan material kayu, banyak di gunakan di
Indonesia Tengah dan Indonesia Timur yang masih melimpah kayu berkualitas, terutama jenis kayu yang
tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding greenhouse bambu umur pakai greenhouse kayu
biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

c. Greenhouse Baja Ringan

Greenhouse Baja Ringan di Sleman

Di Indonesia mulai banyak yang menggunakan Baja Ringan sebagai material untuk membangun
greenhouse, proses pemasangan yang cepat dan bahan mudah di dapatkan menjadi salah satu alasan
mengapa material ini banyak digunakan, namun kami tidak merekomendasikan baja ringan digunakan
sebagai material pembuatan greenhouse untuk kebun produksi yang profesional.

d. Greenhouse Besi Hollow

Greenhouse menggunakan besi hollow

Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah greenhouse yang menggunakan struktur
besi, terlebih besi galvanis maupun besi yang telah di treatment “hot dipped galvanis” . Struktur yang
baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak terjadi stagnan kegiatan, walaupun pada
keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal.

Greenhouse dengan menggunakan besi hollow lebih kami rekomendasikan di banding dengan baja
ringan, alasannya dengan besi hollow terutama yang berbahan galvanis atau di treatment “hot dipped
galvanis” memiliki ketahanan sampai dengan 15 tahun serta struktur yang bisa lebih renggang (jarak
kuda-kuda atap) bisa sampai 3 meter, dibandingkan dengan menggunakan baja ringan yang lebih rapat
(1,5 meter), Struktur besi hollow untuk kuda-kuda lebih renggang artinya jumlah sinar matahari yang
masuk kedalam greenhouse lebih banyak di bandingkan dengan menggunakan baja ringan. Selain itu
sistem knockdown dapat di aplikasikan jika menggunakan besi hollow, sehingga jika terpaksa
dipindahkan lokasinya akan lebih mudah dan efisien.

Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan / optional dapat dipasangkan pada
jenis greenhouse besi hollow , seperti sistem pengkabutan, shading net. Selain itu greenhouse dengan
besi hollow dapat di buat sistem knockdown sehingga dapat dengan mudah di pindahkan ke lokasi lain
jika dalam keadaan terpaksa (sewa lahan sudah habis).

TIPE GREENHOUSE

Type greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya. Bentuk atau desain ini
selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi mikro klimat di dalam
greenhouse.

Secara umum desain greenhouse uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah empat musim
maupun sub tropis. Desain greenhouse di daerah tropis di tandai dengan adanya ventilasi udara, karena
kendala utama di daerah tropis adalah suhu udara yang cenderung tinggi.

Jadi desain sebuah greenhouse sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Bagaimana sebuah
greenhouse dapat memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman terletak pada
desainnya.

Pada dasarnya greenhouse dapat dibagi ke dalam 3 tipe, yaitu :


Tipe Tunnel

Tipe Piggy back

Tipe Multispan

Masing – masing type dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Tipe Tunnel

Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihannya adalah memiliki struktur
sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam
menghadapi terpaan angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah
memegang bangunan lebih kuat.

Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika digunakan pada daerah tropis dibutuhkan
alat tambahan berupa exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara
di dalam greenhouse.

b. Tipe Piggy back

Greenhouse tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe ini adalah tropical
greenhouse. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Banyak memiliki struktur bukaan,
sehingga memberikan lingkungan mikro klimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman.

Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga merupakan kelemahan dari tipe ini. Pada
daerah dengan tiupan angin yang kuat greenhouse tipe piggy back kurang disarankan. Karena dengan
banyaknya struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain itu dari segi
biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house type ini relatif lebih mahal dibanding type
lain karena penggunaan material struktur lebih banyak
c. Tipe Campuran

Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Dari
desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe
piggy back. Karena itu, maka tipe greenhouse ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy
back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.

Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit greenhouse (Single Span) dapat disatukan menjadi satu
blok greenhouse besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada greenhouse tipe tunnel.

Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih hemat.
Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan greenhouse luas, maka tipe multispan adalah tipe
yang paling sesuai

BAHAN ATAP GREENHOUSE

Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang dibudidayakan pada greenhouse
membutuhkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer (Photosynthetically
Active Radiation). Hampir semua bahan penutup greenhouse mampu menampung cahaya tersebut
sesuai dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman.

Sebenarnya bentuk-bentuk greenhouse tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana


dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari bahan penutup yang
mahal. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari
plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya
bisa disesuaikan dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang
biasa digunakan sebagai penutup greenhouse antara lain :

a. Kaca
Kaca dapat digunakan sebagai atap greenhouse, ketebalan kaca yang di gunakan antara 2 mm s.d 6 mm,
keuntungan menggunakan kaca adalah secara fisik menarik, transparan dan kuat (kekuatan tarik) namun
memiliki kelamahan harga yang mahal dan membutuhkan struktur yang kokoh dan mudah rapuh seiring
usia.

b. Polycarbonate

Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih murah dibandingkan
kaca. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai, gampang menguning, dan akan
membuat lapisan kurang transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak
cepat menguning).

c. Plastik UV

Bahan ini paling banyak digunankan sebagai penutup atap greenhouse, Plastik UV merupakan plastik
bening HDPE yang dalam proses produksinya ditambahkan zat aditif UV protektor, dan beberapa
additive lainnya yang memiliki fungsi masing-masing yaitu :

UV (Ultraviolet ) Additive, Bahan tersebut dapat meningkatkan ketahanan plastik pada matahari dan
cuaca.

AB (Anti Bacerial) Additive Mencegah lalat putih,kutu daun, thrips dan parasit yang dapat merusak
tanaman, Mencegah penyebaran bakteri, Mengurangi jamur yang menyebabkan penyakit pada tanaman

EVA (Ethylene Vinyl Acetate) Additive, Bahan ini membuat plastik lebih elastis ,sehingga meningkatkan
daya tahan terhadap angin

IR (Infra Red) Additive, Bahan tersebut digunakan untuk mengontrol temperature didalam
greenhouse,sehingga suhu didalam greenhouse lebih stabil, tidak terdapat perbedaan yang mencolok
antara siang dan malam

LD (Light Diffused) Additive, Additive ini yang bertugas untuk meratakan cahaya matahari keseluruh
permukaan greenhouse, dan mencegah kerusakan tanaman akibat cahaya yang berlebih
Dengan adanya tambahan additive diatas plastik UV bukan sekedar sebagai naungan agar tidak terkena
hujan, tetapi juga menjadikan Greenhouse sebagai tempat yang nyaman untuk tanaman, sehingga
membantu meningkatkan produktifitas kebun. Plastik UV import secara spesifikasi memiliki daya tahan 4
s.d 5 tahun pemakaian, namun garansi additive hanya sampai 3 tahun, artinya walaupun secara fisik
masih bagus dan dapat digunakan namun additivenya sudah berkurang maupun tidak optimal lagi,
sehingga fungsi additive sudah tidak ada lagi, maka sebaiknya perlu di lakukan penggantian pada umur
3-4 tahun sesuai garansi yang di berikan produsen.

Greenhouse Tropis

Indonesia merupakan negara yang terletak di garis katulistiwa, yang memiliki iklim tropis dengan
karakteristik : sinar matahari melimpah, suhu udara yang tinggi, kelembaban udara yang tinggi, curah
hujan tinggi di musim hujan, angin kencang, kekurangan air di musim kemarau dan serangan hama dan
penyakit. Data BMKG menyebutkan bahwa di Indonesia setiap tahun terjadi kenaikan suhu sebesar 0,03
derajat Celcius, artinya dalam 30 tahun kedepan di prediksi akan terjadi kenaikan suhu sebesar 0,9
derajat Celsius. Sinar matahari yang melimpah merupakan anugerah buat kita yang berada di negara
tropis, namun suhu yang cenderung meninggkat merupakan tantangan yang harus kita hadapi.
Sebagaimana ulasan di atas, bahwa tanaman memerlukan kondisi ideal untuk tumbuh optimal, yaitu
sebaiknya suhu udara tidak boleh lebih dari 35 derajat celcius, dengan menggunakan greenhouse,
diharapkan iklim mikro di dalamnya sebaiknya seideal mungkin. Untuk itu perlu di perhatikan mengenai
desain greenhouse, material yang digunakan, cover yang digunakan agar sesuai dengan kebutuhan
tanaman atau yang sesuai dengan kondisi iklim tropis, antara lain sebagai berikut :

Terdapat ventilasi udara di samping dan dibagian atas dengan minimal 40% dari total luas greenhouse

Atap menggunakan plastik UV yang memiliki additive minimal Infra Red dan Light Diffused

Menggunakan talang air hujan

Tinggi tiang s.d talang minimal 4 meter

Dinding samping menggunakan insectnet (mesh 50)


Dari uraian diatas, dapat kami simpulkan bahwa budidaya pertanian terkontrol dengan menggunakan
greenhouse adalah jawaban atas tantangan yang akan kita hadapi di masa yang akan datang.
Greenhouse dapat memberikan solusi mikro klimat, solusi meminimalisir hama dan penyakit, efisiensi di
dalam penggunaan pupuk, optimalisasi hasil panen baik secara kuantitas maupun kualitas serta dapat
memproduksi komoditas sayuran secara berkelanjutan. Pemilihan desain yang tepat, bahan yang tepat,
instalasi yang tepat akan memberikan hasil yang optimal dan berkelanjutan untuk jangka panjang.

Sumber literasi :

Pedro Ponce,Arturo Molina, Paul Cepeda, Esther Lugo & Brian MacCleery, 2015, Greenhouse Design dan
Control

https://www.academia.edu/6340421/Manfaat_dan_tujuan_Green_house

Christian von Zabeltitz, 2011, Integrated Greenhouse Systems for Mild Climates Climate Conditions,
Design, Construction, Maintenance, Climate Control

Impron, 2011, A Greenhouse Crop Production System for Tropical Lowland Conditions, PhD Thesis,
Wageningen University

Ir. M., Eng. Harmanto, 2006, Evaluation of net greenhouses for tomato production in the tropic,
Dissertation, Der Naturwissenschaftlichen

Anda mungkin juga menyukai