Anda di halaman 1dari 2

Dia memaparkan penggunaan alat tes cepat yang dipesan pemerintah sebenarnya relatif mudah

dilakukan dengan meneteskan sampel darah pasien pada alat tes.

Prinsip kerjanya, alat tes cepat tersebut mirip dengan alat tes kehamilan yang biasa digunakan untuk
mengetahui status kehamilan dengan menggunakan urine.

Pada alat tes cepat virus corona tersebut, terdapat tiga garis indikator yang ditandai dengan C, IgM, dan
IgG. Hasil tes bisa muncul dalam kisaran waktu 15 menit setelah sampel darah dilakukan.

"Jika setelah 15 menit tidak ada satu garis pun yang muncul dari ketiga indikator, maka tes dinyatakan
gagal dan harus diulang. Sementara bila hasilnya terdapat garis pada indikator C, berarti hasilnya
negatif," katanya, seperti dilansir Antara, Jumat (27/3/2020).

Sayangnya, hasil negatif tersebut belum tentu menyatakan bahwa seseorang itu benar-benar negatif.
Karena antibodi tubuh bisa saja belum terbentuk meskipun sudah ada infeksi.

Immunoglobulin akan muncul setelah enam atau tujuh hari tubuh terinfeksi oleh virus. Dia mengatakan
masa tersebut dalam masa window periode atau masa dimana antibodi tubuh belum terbentuk setelah
ada infeksi.

Dengan begitu, orang yang mendapatkan hasil negatif harus dites ulang dalam 10 hari mendatang untuk
memastikan apakah benar-benar negatif.

Sementara itu, apabila garis muncul pada indikator immunoglobulin M atau IgM, menunjukkan bahwa
seseorang berada dalam fase awal infeksi. Jika garis muncul pada dua indikator yaitu IgM dan IgG, maka
pasien sedang berada pada fase infeksi aktif.

Jika yang muncul hanya garis pada indikator IgG, dapat diartikan pasien berada pada fase akhir infeksi
hingga sembuh atau pernah memiliki riwayat terinfeksi Covid-19.
Ari mengatakan meskipun hasil tes cepat menunjukkan positif, namun tetap harus dilakukan konfirmasi
melalui tes molekuler di laboratorium.

Pemerintah menyatakan menyiapkan satu juta alat tes cepat untuk melakukan pemeriksaan pada
banyak orang. Kelompok yang diprioritaskan adalah tenaga kesehatan dan orang dalam pemantauan
(ODP) yang pernah melakukan riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai