(Asidifikasi Samudera)
A. Penyebab
Sejak terbentuknya laut hingga beberapa puluh dekade belakangan ini, laut
memiliki stabilitas pH yang cukup sehingga mampu menyokong berbagai macam
kehidupan di dalamnya. Keadaan berubah pesat ketika peradaban manusia
memasuki era revolusi industri, dimana pembangunan di bidang industri telah
berkembang secara cepat. Dampak revolusi industri meningkatkan kesejahteraan
umat manusia secara drastis, namun di lain pihak penggunaan bahan bakar fosil
merupakan awal mula campur tangan manusia terhadap kerusakan ekosistem. Era
revolusi industri banyak menimbulkan hasil sampingan berupa limbah zat kimia
berbahaya serta polusi gas yang hingga kini masih menjadi sorotan masalah
pemanasan global yaitu emisi karbon dioksida (CO2).
Peneliti menemukan bahwa laut telah menjadi salah satu penyerap CO 2
terbesar setelah hutan sehingga memperlambat dampak polusi gas CO 2 terhadap
atsmosfer bumi. Asidifikasi atau menurunnya pH pada suatu larutan hingga
keadaan asam merupakan fenomena yang terjadi akibat adanya reaksi antara air
laut dengan gas CO2. Reaksi antara air laut dengan gas CO2 tersebut akan
membentuk asam karbonik yang akan menurunkan pH air laut terutama pada
daerah didekat permukaan.
Gambar 1.
pada tahun 2100. Pada hasil studi menunjukkan absorbsi karbon adalah kunci
yang merusak makhluk berkerangka keras di lautan.
B. Sumber
Keasaman air laut ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogen. Oleh karena
itu, peningkatan ion hidrogen dari pnyerapan karbon dioksida menurunkan pH
laut dan meningkatkan keasamannya. Selain melepaskan ion hidrogen, asam
karbonat juga membentuk ion bikarbonat (HCO3-).
Karbon dioksida (CO2) merupakan sumber utama yang menyebabkan laut
kian asam. Oksida asam yang satu ini dapat berasal dari berbagai aktifitas,
diantaranya hasil buangan industry, peternakan, kendaraan, pembukaan lahan;
dapat dikatakan bahwa sesuatu yang sifatnya menghasilkan energy sepertinya
menghasilkan gas ini. Bahkan manusia juga menyuplai CO2 melalui proses
pernapasan.
C. Proses Ocean Acidification
Secara ilmiah karbon dioksida yang memiliki rumus kimia CO2 dapat
menjadi asam ketika bereaksi dengan air (H2O) sehingga disebut oksida asam.
Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
CO2(g) + H2O(l) H2CO3(aq)
H2CO3(aq) H+(aq)+ HCO3-(aq)
Gambar 3.
H2CO3 atau biasa disebut asam karbonat merupakan suatu asam lemah dan
sedikit terionisasi menghasilkan H+ (spesi yang mengindikasikan larutan bersifat
asam menurut teori Asam Basa Arrhenius). Proses pengasaman samudera, secara
sederhana adalah karbon dioksida (CO2) dari pembakaran bahan bakar fosil yang
terkumpul dalam atmosfer, menyebabkan pemanasan global / global warming,
berpengaruh terhadap samudera atau lautan. Karbon dioksida (CO2) diserap oleh
laut dan bereaksi dengan air laut membentuk asam karbonat (H 2CO3) dan
meningkatkan keasamam (H+) air laut.
Reaksi kimianya adalah sebagai berikut :
H+(aq) + CO32-(aq) karbonat ---> HCO3-(aq) ion bikarbonat
Sebaliknya, air laut menjadi kekurangan persediaan karbonat (CO32-)
akibat pembentukan ion bikarbonat (HCO3-), dimana karbonat (CO32-)
merupakan zat yang digunakan oleh puluhan ribu spesies karang laut dan
organisme laut untuk membentuk cangkang dan tulang/kerangka. Sedangkan lama
pertumbuhan karang laut hanya 5 10 cm/tahun. Jika keasaman lautan cukup
tinggi, air laut menjadi korosif sehingga mampu melarutkan cangkang organisme
laut dan melemahkan pertumbuhan karang laut (sehingga ukuran karang laut dan
organisme laut menjadi semakin mengecil). Tingkat keasaman lautan yang tinggi
juga dapat menggangu efektifitas spesies hewan laut dalam bereproduksi sehingga
jumlahnya pun semakin berkurang, mengganggu indra penciuman beberapa
spesies hewan laut, mengganggu indra pendengaran beberapa spesies hewan laut
sehingga sulit baginya untuk mendapatkan makanan maupun menghindari
predator.
Reaksi kimia pembentukan karang dan cangkang adalah sebagai berikut:
Ca2+ + CO32- karbonat ---> CaCO3 kalsium karbonat
Jadi jika persediaan karbonat (CO32-) dalam air laut berkurang, karang
laut dan hewan laut yang bercangkang harus mengeluarkan lebih banyak energi
untuk mengumpulkan ion tersebut.
Gambar 4.
dapat diamati dalam fosil-fosil yang kepunahan mereka terjadi 55 juta dan 250
juta tahun lalu.
Seiring dengan itu, berdasarkan hasil pengamatan, suhu permukaan bumi
naik rata-rata sebesar 1oC sejak awal Revolusi Industri. Kenaikan akan mencapai
2oC pada pertengahan abad ini, dan dengan cepat suhu permukaan bumi di tahun
2100 akan mencapai 3oC jika tidak ada langkah-langkah besar yang diambil untuk
mengurangi laju pertambahan emisi gas rumah kaca di atmosfer.
Gambar 5.
Gambar 8.
DAFTAR PUSTAKA
AVERTEBRATA LAUT
(OCEAN
ACIDIFICATION)
DISUSUN OLEH
NAMA
NIM
: 26020115120011
KELAS
: ILMU KELAUTAN A