Anda di halaman 1dari 4

HAND OUT

JURUSAN GEOGRAFI FIS UNP PADANG

MATA KULIAH : GEOGRAFI PESISIR


STANDAR KOMPETENSI : Menganalisis gejala fisik dan sosial di wilayah pesisir
dan lautan dengan pendekatan spasial,
lingkungan dan
kompleks wilayah
POKOK BAHASAN : Faktor yang Berpengaruh Terhadap Dinamika Pantai
Pertemuan : keempat
Waktu : 100’

I. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan faktor yang berpengaruh terhadap dinamika pantai

II. Indikator
Sebagai indikator dalam materi faktor yang berpengaruh terhadap dinamika pantai ini
adalah:
1. mendeskripsikan faktor geologi dan geomorfologi
2. mendeskripsikan faktor iklim
3. mendeskripsikan faktor biologi
4. mendeskripsikan faktor angin
5. mendripsikan faktor pasang-surut

II. Materi

3.1. Faktor yang Mempengaruhi Dinamika Pantai

perubahan atau dinamika pantai terjadi apabila proses geomorfologi yang terjadi pada
suatu segmen pantai melebihi proses yang biasa terjadi. Perubahan proses geomorfologi
tersebut terjadi sebagai akibat dari sejumlah faktor lingkungan, sepeti; faktor geologi,
geomorfologi, iklim, biotik, pasang-surut, gelombang, arus laut, salinitas. Faktor-faktor tersebut
sangat bervariasi dari suatu tempat dengan tempat lain, sehingga proses yang bekerja dan
konfigurasi pantainyapun juga sangat bervariasi (Sutikno, 1993).

1. Faktor geologi dan geomorfologi

Faktor geologi dan geomorfologi jelas pengaruhnya pada pantai yang terjal ( cliff)
ditunjukkan oleh kenampakan yang terkait dengan struktur batuan pada lahan buritan, pantai,
dan zone perairan dangkal. Pantai deposisional terpengaruh oleh faktor geologis, yaitu
berkaitan dengan sumber sedimen, keadaan daerah aliran sungai atau dasar sungai.
Pengarug faktor geologi yang sangat dominan adalah resistensi batuan, karena resistensi
batuan akan mempengaruhi sumber sedimen. Apabila batuan yang terdapat pada pantai
memiliki resistensi yang lemah maka pantai tersebut akan mudah mengalami abrasi pantai,
sehingga pantai akan mengalami kemunduran. Sedangkan pantai yang memiliki batuan yang
resistensinya kuat akan lebih tahan terhadap hempasan gelombang, arus laut, dan pasang-
surut, sehingga pantainya akan tahan terhadap erosi pantai atau abrasi.

2.Faktor iklim

Faktor iklim berpengaruh terhadap proses pelapukan pada batuan di pantai, yang
dapat menyebabkan pelapukan mekanik, pelapukan chemik, dan biologi yang bervariasi
menurut kedudukannya, apakah di atas permukaan air laut atau di bawah permukaan air laut.
Selanjutnya kondisi iklim berpengaruh terhadap proses erosi, longsorlahan, aliran lumpur, atau
rayapan, yang semuanya dapat berpengeruh terhadap pantai.

Variasi regional dari iklim akan tercermin pada kenampakan yang terdapat pada
pantai. Di daerah tropis basah, proses pelapukan khemik yang dominan, sehingga di daratan
dekat pantai banyak ditemukan hasil pelapukan yang tebal dan berbutir halus. Di daerah yang
bermusim dingin proses pelapukan mekanik yang dominan, sehingga di daerah dekat pantai
akan banyak dijumpai material yang kasar. Meskipun demikian perlu diketahui bahwa material
kasar di pantai bukan monopoli dari daerah yang beriklim dingin, tetapi juga ditemukan pada
daerah humid tropik yang bergunungapi aktif. Pada daerahgletser pantainyapun akan
ditemukan material kasar, sebagai akibat darimoraine yang masuk ke perairan pantai.

3. Faktor biologi

faktor biologi juga terpengaruh oleh kondisi iklim, karena binatang atau hewan
pertumbuhannya tergantung pada kondisi iklim. Koral hidup pada daerah intertropikal,
mangrove tumbuh pada daerah lintang rendah dan rawa payau terjadi pada daerah sedang.
Efek dari organisme di pantai dapat dibedakan menjadi:

1. erosional; misalnya tumbuhan dapat mempercepat proses pelarutan

2. proteksional; mangrove dan rumput laut dapat melindungi pantai dari abrasi

3. kontruksional; karang, koral dapat tumbuh membentuk karang penghalang atau atol.

4. Faktor angin

faktor angin mempunyai pengaruh terhadap pembentukan dan perkembangan sand


dune pantai. Selain itu angin juga sebagai penggerak utama terhadap gelombang dan arus
laut permuaan laut. Secara bersama-sama dengan pasang-surut dapat mempengaruhi proses
abrasi dan sedimentasi di pantai. Pengaruh angin akan memperbesar gelombang yang datang
ke pantai, sehingga ini akan mengikis garis pantai yang mengakaibatkan terjadinya abrasi
pantai, kemudian dengan arus laut hasil abrasi pantai tersebut dibawa pada suatu tempat
untuk diendapkan.

5. Faktor pasang-surut

pasang-surut air laut bervariasi dari suatu tempat ke tempat lain, sehingga
berpengaruh terhadap perkembangan garis pantai yang mempunyai bentuk berbeda-beda.
Ada pantai yang pengaruh pasang-surutnya kecil sehingga dapat diabaikan tetapi ada pula
yang pengaruhnya sangat kuat, karena dapat menimbulkan arus yang kuat. Faktor-faktor
tersebut di atas menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan pantai dari suatu tempat,
sehingga faktor yang dominan memncirikan morfologi pantainya. Dalam mempelajari morfologi
pantai dan perkembangannya di suatu daerah dua hal yang perlu diperhatikan, selain faktor-
faktor seperti tersebut di atas, yaitu;

a. kenampakan hasil proses pada masa lampau yang terdapat pada pantai, seperti teras
marin dan gua pantai,

b. modifikasi sistem pantai oleh aktivitas manusia selama abad terakhir, yang dapat
berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap perkembangan pantai.
Pembuatan tembok penguat tebing pantai, groin, pemecah gelombang, pengerukan
dan penimbunan pantai mempunyaipengaruh langsung terhadap proses erosi dan
sedimentasi di pantai. Perubahan penggunaan lahan di daratan mempunyai pengaruh
tidak langsung terhadap perkembangan pantai, seperti pembabatan vegetasi,
pembakaran hutan, perumputan yang berlebih, dan pencemaran.

Atas dasar uraian tersebut di atas dapat diketahui dan dimengerti bahwa untuk mempelajari
perubahan pantai perl mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya dan proses-proses
dalamsistemmorfogenetik pantai, seperti perubahan pola garis pantai, sumber sedimen, aliran
sedimen yang meliputi arah, jumlah dalam waktu tertentu. Pengaruh faktor-faktor danproses-
prosess tersebut akan tercermin pada morfologi atau bentuklahan di pantai.

III. Sumber

Bird, 1969. Coasts. Massachusetts Institute of Technology,Cambridge, London. England

Pethick, John, 1984. An introduction to Coastal Geomorphology, Edward Arnold. Australia

Sutikno, 1993. Kharakteristik Bentuk dan Geologi Pantai di Indonesia. Diklat PU WIL. III
Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, Fakultas Geografi
UGM, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai