Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Greenhouse (rumah kaca) didefinisikan sebagai sebuah rumah atau bangunan
yang tembus sinar matahari yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman agar
tanaman tersebut tumbuh secara optimal dan sesuai dengan harapan. Begitu juga
dengan perawatan, termasuk kondisi ruangan di dalam green house yang meliputi
faktor sinar matahari yang cukup, suhu dan kelembaban yang dibutuhkan. Suhu,
kelembaban udara, dan kelembaban tanah merupakan faktor lingkungan yang penting,
karena berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan berperan hampir pada semua
proses pertumbuhan. Suhu, kelembaban udara, dan kelembaban tanah merupakan
faktor lingkungan yang penting, karena berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan
berperan hampir pada semua proses pertumbuhan. Oleh karena itu, pengendalian
suhu, kelembaban udara, dan kelembaban tanah dengan menggunakan sensor suhu
dan kelembaban serta rangkaian pendukung lainnya, merupakan alternatif yang mampu
menanggulangi permasalahanpermasalahan tersebut.
Dunia pertanian di Indonesia telah menjadi salah satu penghasil komoditas
unggulan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini menyebabkan
semakin banyaknya teknologi budidaya pertanian untuk terus dikembangkan. Salah
satu teknologi yang banyak digunakan adalah teknologi rumah kaca (Greenhouse).
Menurut Tando (2019) perubahan iklim saat ini telah membuat para petani tanaman
pangan dan hortikultura banyak mengalami kerugian. Keadaan cuaca yang tidak
menentu menyebabkan musim tanam dan panen tak menentu. Petani sulit untuk
melalukan prediksi cuaca dalam masa tanam. Teknologi greenhouse atau rumah
tanaman merupakan sebuah alternatif solusi untuk mengendalikan kondisi iklim mikro
pada tanaman. Namun pembangunan green house belum sepenuhnya sesuai dengan
keadaan iklim yang cenderung sulit untuk diprediksi secara langsung, sehingga
harapan pemenuhan kuantitas, kualitas dan kontinyuitas produksi belum terealisasi
dengan baik atau optimal.
Rumah kaca adalah suatu bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding
bersifat tembus cahaya, sehingga cahaya yang dibutuhkan tanaman bisa masuk agar
tanaman terhindar dari kondisi Iingkungan yang tidak menguntungkan antara lain curah
hujan yang deras. tiupan angin yang kencang, keadaan suhu yang terlalu rendah/tinggi.
intensitas matahari yang berlebihan sehingga dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Nafila et al., (2018) menyatakan bahwa konstruksi bangunan greenhouse
terdiri dari bagianbagian struktur yang saling menopang dan mendukung satu dan
lainnya dalam menopang pembebanan yang terjadi untuk memberikan kekuatan dan
kekakuan pada bangunan. Struktur bangunan yang baik merupakan struktur yang layak
dalam memenuhi kebutuhan struktural bangunan sehingga dapat tercipta kondisi yang
aman dan nyaman bagi penggunanya. Keamanan struktur bangunan mutlak harus
memperhatikan sifat fisik dan mekanik bahan yang disertai pertimbangan faktor
keselamatannya. iklim memiliki pengaruh penting terhadap kondisi fungsional
greenhouse dalam menciptakan kondisi yang optimal bagi budidaya tanaman.
Parameter iklim di sekitar bangunan dapat memberikan pengaruh langsung terhadap
kondisi lingkungan di dalam bangunan pada ruang terbatas yang berbeda dengan
kondisi iklim di luar bangunan. Kondisi lingkungan disekitar greenhouse tersebut sangat
mempengaruhi kondisi kenyaman termal di dalam bangunan. Struktur greenhouse di
daerah tropis sering menggunakan sisinya untuk melindungi dan mengontrol suhu
dengan menggunakan ventilasi alamiah maupun terkontrol dengan dilapisi jala
(screens) yang mampu mengurangi serangan serangga dan hama.

1. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis greenhouse berdasarkan bahan pembuatan
2. Apa saja tipr-tipe greenhouse
3. Apa saja jenis penutup greenhouse

2. Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui jenis greenhouse berdasarkan bahan pembuatan
2. Dapat mengetahui tipe-tipe greenhouse
3. Dapat mengetahui jenis penutup greenhouse
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi digital yang serba modern ini menuntut masyarakat


untuk lebih cenderung mengikuti proses perkembangnya dan beradaptasi guna menuju
masyarakat yang kreatif, inovatif, dan mandiri serta mampu memanfaatkan iptek dan
sumber daya lokal untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Rumah kaca atau
green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari
bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan
bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan
pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk.
Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua
tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini.
Selain itu, pembuatan greenhouse haruslah penuh pertimbangan untuk
disesuaikan dengan iklim sekitar. Nafila et al., (2018) menyatakan bahwa gaya-gaya
yang terjadi pada konstruksi harus lebih kecil dari nilai yang diijinkan berdasarkan
persyaratan teknis bahan sehingga bangunan tidak mengalami kerusakan yang berarti
dan dapat dikatakan layak. Selain itu diperlukan juga analisis fungsional bangunan
greenhouse yang erat kaitanya dengan kesesuaian kondisi iklim mikro terhadap syarat
tumbuh optimal tanaman di dalam bangunan. Pada kondisi lingkungan dengan iklim
mikro yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh tanaman, greenhouse tidak dapat
menjalankan fungsinya secara optimal.
Manfaat menggunakan greenhouse yaitu
1. Pengaturan jadwal produksi
2. Meningkatkan hasil produksi
3. Meningkatkan kualitas produksi
4. Meminimalisasi pestisida
5. Aset dan performance
6. Sarana agrowisata
Jenis-jenis greenhouse berdasarkan bahan pembuatannya
1. Greenhouse bambu
Jenis ini merupakan jenis yang paling murah, biasanya digunakan oleh petani rakyat
untuk sarana produksi. Kelemahan dari greenhouse ini yaitu umurnya relative
pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media tumbuhnya hama. Greenhouse
jenis ini hanya menggunakan plastik UV sebagai material atapnya.
2. Greenhouse kayu
Greenhouse jenis ini lebih baik dan lebih tahan lama dari jenis sebelumnya,
terutama jenis kayu yang tahan terhadap air, seperti ulin dan bengkirai. Greenhouse
jenis ini bagian bawahnya menggunakan bata yang dipklester dan atapnya sudah
lebih bervariasi yaitu bisa plastik, polykarbonat, PVC atau kaca.
3. Greenhouse besi
Dari segi umur dan kualitas tentu jenis ini merupakan jenis terbaik. Terlebih yang
menggunakan struktur besi yang telah di treatment. Sruktur yang baik akan
mengurangi perawatan, walaupun dalam keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi.
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan dapat
dipasangkan pada jenis greenhouse ini, sehingga lebih optimal.

Tipe-tipe greenhouse
Tipe greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan atau desainnya.
Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada kekuatan struktur juga sangat
berpengaruh pada kondisi mikroklimat di dalam greenhouse. Secara umum desain
greenhouse uintuk daerah tropis berbeda dengan desain di daerah empat musim
maupun sub tropis. Kecuali desain greenhouse yang memang dibuat khusus seperti
untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan stek.

Desain greenhouse daerah tropis ditandai dengan banyaknya bukaan ventilasi.


Karena problem utama dari greenhouse di wilayah tropis adalah suhu udara yang
terlalu tinggi akibat radiasi sinar infra merah. Sebaliknya pada daerah sub tropis
maupun daerah empat musim desain green house lebih tertutup. Bukaan yang minimal
ini dibuituhkan karena pada saat musim dingin udara hangat akibar radiasi infra merah
dipertahankan tidak keluar.

pada dasarnya greenhouse dibagi dalam 3 tipe, yaitu:


1. Tipe Tunnel
Tipe ini dari depan terlihat seperti lorong setengah lingkaran. Kelebihan tipe
tunnel yaitu memiliki struktur sangat kuat, atapnya yang melengkung kebawah
merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin, sementara
struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah sebagai penopang bangunan
lebih kuat. Kelemahan tipe ini yaitu minimnya sistem ventilasi, jika tipe ini digunakan
pada daerah tropis dibutuhkan tambahan alat berupa exhaust fan atau cooling
system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara dalam greenhouse.
2. Tipe piggy back
Tipe ini sering digunakan pada daerah tropis. Kelebihan tipe ini yaitu memiliki
venilasi yang sangat baik, banyak memiliki struktur bukaan sehingga memberikan
lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan tanaman. Kelemahan tipe ini yaitu,
karena memiliki sistem bukaan yang banyak, jika digunakan pada daerah yang
memiliki tiupan angina yang kuat tipe ini kurang disarankan, selain itu dari segi biaya
tipe ini lebih mahal disbanding tipe lain karena penggunaan material struktur yang
banyak.
3. Tipe campuran (single span dan multispan)
Desain ini merupakan campuran antara tipe tunnel dan tipe piggy back. Oleh
karena itu, tipe ini memiliki struktur kuat namun tetap memiliki ventilasi yang
maksimal. Kelebihan lain yaitu beberapa unit green house (Single Span) dapat
disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan) dimana hal ini sulit
dilakukan pada green house tipe tunnel. Dibandingkan tipe piggy back, selain
struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada
bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas, maka type multispan adalah
type yang paling sesuai.
Bahan penutup greenhouse
Sebenarnya bentuk-bentuk green house tersebut bermacam-macam mulai dari bentuk
sederhana dengan bahan yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk
dari bahan penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat menggunakan
kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari plastik juga tidak kalah dengan kaca
dimana mempunyai kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan
dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan. Beberapa tipe plastik yang
biasa digunakan sebagai penutup green house antara lain :
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah serta sangat
transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang berasal dari matahari lebih tinggi
dibandingkan dengan bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak
dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan mengurangi kehilangan
panas sekitar 20-40% dibandingkan penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan
menguning walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun kekurangan dari
bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat mahal, dan sangat mudah
tergores/tidak tahan gores.
2. Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel, lebih tipis, serta lebih
murah dibandingkan acrylic. Penggunaan dua lapis polycarbonate mampu
menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi kehilangan panas sekitar
40% dibandingkan satu lapis. Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah
memuai, gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang transparan dalam
waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis baru yang tidak cepat menguning).
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama, penampilannya menarik,
harganya terjangkau dibandingkan kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh
perubahan cuaca. Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk
bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun demikian kekurangannya
adalah bahan ini mudah memuai.
4. Polyethylene Film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya namun sifatnya
hanya sementara (kurang tahan lama), bentuknya kurang menarik, serta
membutuhkan penanganan maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu,
bahan ini juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari, walaupun
mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan perawatan lebih intensif. Dikarenakan
bahan ini berupa lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang lebih
banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.
5. Polyvinyl Cholride Film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat besar untuk cahaya
dengan panjang gelombang yang besar, dimana bahan ini mampu menciptakan
temperatur udara yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi sebagai
penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal dibandingkan polyethylene film
dan cenderung mudah kotor, yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar
didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Greenhouse merupakan suatu bangunan yang berkerangkah atau di bentuk gelembung
diselubungi bahan bening atau tembus cahaya yang dapat meneruskan cahaya secara
optimum untuk produksi atau melindungi tanaman dari kondisi iklim yang merugikan
bagi pertumbuhan tanaman. Greenhouse memiliki beberapa jenis yaitu Greenhouse
bambu umumnya dipakai sebagai greenhouse produksi. Greenhouse ini secara umum
adalah jenis green house yang paling murah biaya pembuatannya dan banyak dipakai
oleh kalangan petani kita sebagai sarana produksi. Greenhouse kayu Lebih baik dari
green house bambu adalah greenhouse dengan material kayu, terutama jenis kayu
yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding greenhouse bambu umur pakai
greenhouse kayu biasanya lebih panjang dan kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Daftar Pustaka
Tando, E. 2019. Pemanfaatan teknologi greenhouse dan hidroponik debagai solusi
menghadapi perubahan iklim dalam budidaya tanaman holtikultura. Buana
Sains. 19(1): 91-102
Nafila, A., D. Prijatna. T. Herwanto dan Handarto. 2018. Analisis struktur dan
fungsional greenhouse (percobaan dan rumah kaca fakultas pertanian
Universitas Padjajaran). Jurnal Teknontan. 12(1): 26-49

Anda mungkin juga menyukai