Anda di halaman 1dari 51

DASAR-DASAR ILMU TANAH

KULIAH-10

POTENSI DAN
MASALAH TANAH MASAM
Tabel 3.2. Penyebaran tanah masam dunia berdasarkan
Ordo Soil Taxonomy (Uexkull and Mutert, 1995)

Ordo Luas Area dan persentase


Juta ha (%)
Entisols 20,9
824
Inceptisols 561 14,2
Andisols 34 0,9
Spodosols 415 10,5
Alfisols 255 6,5
Ultisols 864 21,8
Oxisols 727 18,4
Histosols 270 6,8
Total 3.950 100
Tabel 3.5. Penyebaran Tanah masam di Indonesia berdasarkan
Ordo tanah Dudal dan Soepraptohardjo dan analog Soil Taxonomy
(Pusat Penelitian Tanah, 1981)

Pulau Ordo Tanah yang tergolong tanah masam


Aluvial Latosol Organosol Podzol Podzolik
Inceptisol Oxisol Histosol Ultisol
(juta ha)
Jawa Madura 5.201 272 - - 1.172
Sumatera 17.561 5.900 6.591 1,031 9.469
Kalimantan 14,903 4,531 4,448 4,581 21.938
Sulawesi 1,562 2,649 0,240 - 1,308
NusaTenggara 0,312 0,563 - - -
Maluku 0,488 0,331 0,525 - 2,406
Irian Jaya 2,575 0,356 10,875 - 8,706
Jumlah 18,913 17,160 27,063 5,612 38,437
Klasifikasi (Ordo) tanah di Indonesia
Ordo Kesuburan Sebaran Luas
(Ribu ha)

Histosols (rawa, pH masam, miskin Kal, Sum, Papua 13,203


gambut) hara
Entisols (Litosol) Pencucian NTT, NTB 18,006
Inceptisol (Aluvial dll) pH masam,bervariasi Indonesia 70,520
Vertisols (Grumosol) +K, +Ca Jatim, Jateng, Sul 2,119
Andisols(Andosol) Masam,Fiksasi P tg, Jabar, Sumut-bar 5,395
Mollisols +K, +Ca NTT, Sul, … 9,913
Ultisols (PMK, masam, Al tg, Sum, Kal, Pap, 45,794
Latosol) Miskin hara Sul, Jabar
Oxisols ( Latosol) masam+Al, Miskin Sum, Kal, Pap, 14,110
hara Jabar
Spodosols pH rd, miskin hara, Kalteng, Kaltim 2,155
pasir kwarsa, porous Kalbar
Complex - - 1,700
Total 188,212
MASALAH TANAH MASAM

(1) kemungkinan tingginya konsentrasi ion H sehingga


menyebabkan plasmolisis pada akar tanaman,
(2) keracunan Al karena tingginya kejenuhan Al dalam tanah,
(3) kahat unsur P karena terikat kuat paha Al ataupun Fe
hidroksida,
(4) kekurangan Ca dan Mg,
(5) kekurangan unsur Mo, sehingga mengambat proses
penambatan N udara oleh tanaman kekacangan,
(6) keracunan unsur mikro seperti Mn dan Fe yang kelarutannya
sering tinggi pada tanah masam.
Akan tetapi, dari sekian banyak masalah, yang paling
menonjol adalah masalah keracunan Al dan kahat P.
PEMBENTUKAN TANAH MASAM
CURAH HUJAN MELEBIHI
KEBUTUHAN TANAH DAN TANAMAN
EVAPORASI+TRANSPIRASI

1. Pelarutan dan Penghanyutan Basa-basa

2KAlSi3O8 + 3H2O Al2Si2O5(OH)4+4SiO2 + 2K+ + OH-


Velspat Kaolinit

3KAlSi3O8 + 2H2O KAl3Si3O10(OH)2 + 6SiO2 + 2K+ +2OH-


Velspat Illit

CaAl2Si2O8 + 2NaAlSi3O8 + KMgFeAlSi3O10(OH)2 + 7CO2 + 20H2O + 1/2O2


anortit albit biotit

Al2Si2O5(OH)4+Al2Si4O10(OH)2+Al(OH)3+2Fe(OH)3+Ca2++K++Mg2++7HCO3+5H4SiO4
kaolinit smectit gibsit ferihidrit kation basa asam silisik
2.Hidrolisis Aluminium

Al_ _ Al _Al + Al 3+

Al3+ + H2O ﴾ Al (OH) ﴿2+ + H+


﴾ Al (OH) ﴿2+ + 2H2O ﴾ Al (OH)2 ﴿ + + 2H+
﴾ Al (OH)2 ﴿ + + 3H2O ﴾ Al (OH)3 ﴿o + 3H+
﴾ Al (OH)3 ﴿o + 4H2O ﴾ Al (OH)4 ﴿ - + 4H+
﴾ Al (OH)4 ﴿ - + 5H2O ﴾ Al (OH)5 ﴿2- + 5H+
﴾ Al (OH)5 ﴿ 2- + 6H2O ﴾ Al (OH)6 ﴿3- + 6H+
3. Oksidasi Mineral Pirit
FeS2 + 3,75O2 + 3,5 H2O Fe (OH)3 + 2H2SO4
4. Pengaruh Aktivitas Pertanian

Penggunaan pupuk ZA

(NH4)2SO4 2NH4+ + SO4 2-


2NH4 + 3O2 2HNO2 + 2H+ + 2H2O
2HNO2 + O2 2NO3- + 2H+

Penggunaan pupuk Urea

CO (NH)2 + 2H2O (NH4)2CO3


(NH4)2CO3 2NH4 + CO32-
2NH4 + 3O2 2HNO2 + 2H+ + 2H2O
2HNO2 + O2 2NO3- + 2H+

Penggunaan pupuk fosfat


Ca2+ + 2H2PO4- + Liat-2Ca2+ Ca3(PO4)2 + Liat-4H+
Ca2+ + 2H2PO4- + 2(Fe,Al)-(OH)2 (Fe,Al)-(PO4)2-Ca2+ + 4H+ + 2H2O
Tabel 2.1. Jumlah kapur CaCO3 yang dibutuhkan untuk menetralkan
kemasaman atnah akibat penggunaan pupuk yang mengandung N (Sumner, 2001)

Jenis pupuk Kemasaman yang Kebutuhan kapur


dihasilkan untuk netralisasi
kemasaman
mol H+ mol N-1 Kg kg-1
Anhidrous ammoniak 1 2,92
Urea 1 1,62
Ammonium nitrat 1 0,57
Amonium sulfat (ZA) 2 1,50
Monoammonium fosfat 2 0,78
Diammonium fosfat 2 1,29
Hubungan Iklim dan Bahan Induk dengan pH

Masam Netral Basa


sangat kuat sedang sedikit sedikit sedang kuat sangat
Kuat kuat

3 4 5 6 7 8 9 10 11

pH ekstrim rentang pH rentang pH tanah pH Ekstrim


gambut tanah mineral tanah mineral tanah mineral

wilayah basah wilayah kering

rentang pH tanah mineral

Gambar 2.1. Kisaran pH tanah gambut dan tanah mineral di wilayah


basah dan kering ( Brady, 1974 )
Tabel 2.2. Rerata nilai pH dari horizon berbagai ordo tanah*

Ordo Tanah Nilai pH H2O 1:1 Jumlah pengamatan


Aridisol 8,1 4.421
Vertisol 7,5 1.279
Mollisol 7,0 13.927
Entisol 6,9 3.747
Inceptisol 6,0 5.506
Alfisol 6,0 11.465
Oxisol 5,5 300
Spodosol 5,1 2.074
Ultisol 5,0 5.565

* Sumber. Manrique, jones, dan Dyke (1991 cit Foth dan Ellis, 1996)
. Hubungan pH dengan Ketersediaan Hara
KERACUNAN Al PENYEBAB PTBH BURUK

Tabal 4.1. Bobot kering tanaman barley yang dipengaruhi pH dan Al


(Vlamis 1953)

Perlakuan pH Al Mn B.Akar B.Tajuk


(ppm) (ppm) mg pot-1 mg pot-1
A = Ekstrak tanah 4,2 1,8 16 32 107
B = A + kapur 5,8 0,8 7 152 201
C = B + Asam Sulfat 4,2 0,3 7 125 190
D = C + Al2 (SO4)3 4,2 1,8 8 39 137
E = C + Mn SO4 4,2 0,3 16 125 216
AKIBAT KERACUNAN Al
1. Menghambat pembelahan sel
2.Menghambat ptbh akar dan bulu akar
Akar menebal dan pendek,shg menghambat serapan hara
PENGAPURAN
OBAT TANAH MASAM
Pengapuran dinyatakan sebagai teknologi yang
paling tepat dalam pemanfaatan tanah masam
didasarkan atas beberapa pertimbangan.

Pertama, reaksi kapur sangat cepat dalam


menaikkan pH tanah dan menurunkan kelarutan Al
yang meracun.
Kedua, Respons tanaman sangat tinggi terhadap
pemberian kapur pada tanah masam.
Ketiga, efek sisa kapur atau manfaat kapur dapat
dinikmati selama 3 samai 4 tahun berikutnya.
Keempat, bahan kapur cukup tersedia dan relatif
murah, termasuk di Indonesia.
Tujuan utama Pengapuran

Menaikkan pH dan menurunkan Al hingga sesuai bagi


pertumbuhan tanaman yang optimal

Manfaat kapur lainnya


1. Memperbaiki fisika tanah (memantapkan agregat, infiltrasi
besar, erosi kurang

2. Memperbaiki kimia tanah, (pH naik, Al turun, ketersediaan


hara meningkat, KTK naik, meningkatkan serapan hara

3. Memperbaiki biologi tanah ( cacing dll berkembang baik,


bakteri berkembang dan aktif)
Akhirnya pertumbuhan dan produksi meningkat
Tabel 5.7. Nilai maksimum pH tanah dimana Respons terhadap
kapur diperoleh berbagai tanaman (Adams dan Pearson, 1967).
pH maksimum diperoleh respons
Jenis Tanaman terhadap pemberian kapur
Rendah Tinggi
ubi jalar 5,5 5,5
kacang tanah 5,2 5,7
Kedele 5,0 6,0
sorgum 4,8 5,7
jagung 4,8 5,7
kentang 4,7 5,0
padi gogo 4,5 5,2
nenas 4,7 4,7
pisang 4,6 4,6
tebu 5,5 5,5
kapas 4,8 5,8
kopi 4,2 4,2
FAKTOR YG PERLU DIPERHATIKAN
SEBELUM MENGAPUR

Faktor tanah
pH tanah, kemudian jumlah Al-dd dan kejenuhan Al.
• nilah pH ≥ 6, tidak perlu diberi kapur, karena Al-dd sangat
rendah nilai pH < 6, mungkin tanah tersebut perlu dikapur,
ukur Al-dd dulu
• Jika Al-dd tanah ≥ 2 me 100g-1 tanah, maka dapat dipastikan
bahwa tanah tersebut perlu diberi kapur.
• jika kandungan Al-dd tanah < 2 me 100g-1, hitung kejenuhan
Al (me Al-dd/ me Al+H+Ca+Mg+K+Na) dahulu.
• Sekiranya kejenuhan Al ≥ 60%, tanah tersebut perlu dikapur
• bila kejenuhan Al < 60%, maka kebutuhan kapur tergantung
pada jenis tanaman yang akan diusahakan.
Jenis tanaman
1. Padi gogo dan ubi kayu relatif toleran kejenuhan Al hingga 60%.
Perlu kapur bila kejenuhan Al > 60 %.

2.Jagung menhendaki kejenuhan Al < 40 %. perlu kapur jika


kejenuhan Al > 40%.

3.Kedelai dan kapas menghendaki kejenuhan Al< 20%.. Perlu dikapur


bila kejenuhan Al > 20 %,

Apabila dari faktor tanah dan tanaman, pemberian kapur sudah


dipastikan, maka yang perlu dipertimbangkan berikutnya adalah jenis
bahan kapur yang akan digunakan.
Kejenuhan Aluminum (%)
• Merupakan persentase (%) kation
Aluminium (Al-dd) yang dapat
dipertukarkan terhadap KTK effektif tanah

• Kej (%) Al :
∑ meq (Al-dd) X 100%
KTK efektif

kuliah kestan :kemasaman dan


pengapuran Kelas C
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN Ljt….
• Jika tanah yang mau dikapur adalah
seluas 1 ha maka kita harus mencari berat
tanah 1 ha
• Volume tanah per ha ditentukan oleh
kedalaman olah tanah apakah 20 cm atau
30 cm

kuliah kestan :kemasaman dan


pengapuran Kelas C
JUMLAH KAPUR YANG DIBUTUHKAN
Ljt….
• Jika kedalam olah tanah 20 cm maka
volume tanah dan berat tanah per Ha
dapat ditentukan:
• Vol tanah = 0,2 m x 100 m x 100 m
• = 2 x 1000 m3
• = 2 x 106 dm3
• Jika BJ (berat jenis) atau BV (berat per vol
tanah) adalah 1 kg/ dm3 maka :
• Berat tanah = 2 x 106 kg
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN
• Dasar perhitungan :
• 1 me Al ˜ 1 me Ca ˜ 1 me H
• 1 me Ca = BA Ca = 40 = 20 mg/ 100 g tanah
Valensi (2) 2

• Jika Al-dd dalam tanah 1 me maka Ca


dibutuhkan juga setara 1 me, artinya ada
sebanyak 1 x 20 mg Ca = 20 mg Ca untuk 100 g
tanah

kuliah kestan :kemasaman dan


pengapuran Kelas C
JUMLAH KAPUR YANG
DIBUTUHKAN Ljt….
• Jika Al-dd dalam tanah 1 me maka Ca
dibutuhkan juga setara 1 me, artinya ada
sebanyak 1 x 20 mg Ca = 20 mg Ca untuk 100 g
tanah atau jika diberikan dalam bentuk CaCO3
(kapur Kalsit) adalah sebanyak:
• BM CaCO3/ BM Ca x 20 mg = 100/40 x 20 mg
= 50 mg CaCO3
• BA Ca = 40, C=12, O =16
• = 50 mg CaCO3 untuk setiap 100 g tanah
• = 500 mg CaCO3 untuk setiap 1 kg

kuliah kestan :kemasaman dan


pengapuran Kelas C
JUMLAH KAPUR YANG DIBUTUHKAN
Ljt….
• Berdasarkan perhitungan :
– 1 me Al ˜ 1 me Ca ˜ 1 me H
– Berat tanah per ha jika kedalaman olah 20 cm
adalah seberat 2x106 kg maka kita dapat menghitung
jumlah kapur CaCO3 yang dibutuhkan yaitu sebanyak
• = 2x 106 kg x 500 mg CaCO3/ kg tanah
• = 2.000.000 x 500 mg CaCO3
• = 2.000.000 x 0,5 g CaCO3
• = 1.000.000 g CaCO3
• = 1000 kg CaCO3 = 1 ton CaCO3

kuliah kestan :kemasaman dan


pengapuran Kelas C
Tugas
• Coba hitung jumlah kapur (CaCO3) yang
dibutuhkan per ha jika Al-dd tanah adalah
1,5 me/100 g tanah, kedalaman olah 20
cm dengan BJ 1,2 kg/ dm3 Jenis tanaman
yang akan ditanam adalah kedele (butuh
dikapur 2 x Al-dd)
• Coba hitung jumlah kapur (CaO) yang
dibutuhkan per ha jika Al-dd tanah adalah
sebanyak 2 me/100 g tanah, kedalaman
olah 20 cm dengan BJ 1,1 kg/ dm3 Jenis
tanaman yang akan ditanam adalah
jagung (butuh dikapur 1,5 x Al-dd)
kuliah kestan :kemasaman dan
pengapuran Kelas C
MENGHITUNG KEBUTUHAN KAPUR

Jumlah Kebutuhan Kapur (KK) secara matematik dihitung sebagai berikut


dengan asumsi bobot tanah dalam 1 ha sama dengan 2 juta kg.

KK = 1 x Al-dd = 1 me Ca 100g-1 tanah untuk 1 me Al-dd 100g-1 tanah

= 20 mg Ca 100g-1 tanah ( 1me Ca = 20 mg Ca)


= 200 mg Ca kg-1 tanah = 2 x 106 x 200 mg Ca ha-1= 400 kg Ca ha-1
= 100/40 x 400 kg CaCO3 ha-1 = 1 ton CaCO3 ha-1
= 56/40 x 400 kg CaO ha-1 = 0,56 ton CaO ha-1
= 74/40 x 400 kg Ca (OH)2 ha-1 = 0,74 ton Ca(OH)2 ha-1

Jika tanah mengandung 4 me Al--/100g tanah, maka diperlukan kapur


sebanyak 4 ton CaCO3/ha
Penetapan AI-dd tanah dengan 1 N KCl

10 g tanah +100 ml 1N KCl, dikocok selama 30 menit, lalu disaring.


Hasil saringan dipipet 25 ml + indikator pp 5 tetes, dititar dengan
larutan 1N NaOH sampai muncul warna pink.
Warna pink tersebut dihilangkan kembali dengan menambahkan satu
sampai dua tetes 1N HCl.
Selanjutnya + 10 ml larutan NaF 4%.
Jika tanah mengandung Al-dd, maka akan muncul warna pink,
sebaliknya jika tidak muncul warna pink.
Jika warna pink muncul, maka larutan tersebut dititar dengan larutan
1N HCl, sampai warna pink hilang.
Jumlah HCl terpakai dicatat untuk menghitung jumlah Al-dd tanah
sebagai berikut.

me Al 100 g-1 tanah = ml HCl x N HCl x 100/25 x 100/10

Angka tersebut perlu dikoreksi dengan kadar air tanah yang dianalisis.
APLIKASI KAPUR
1. Tanah diolah satu kali
2. Kapur ditabur merata diatas permukaan tanah
3. Kapur diaduk dengan tanah sedalam 10-20cm
4. Dibiarkan selama 2 minggu, baru ditanami
5. Kapur ditaburkan dalam petak-petak kecil, jika jumlah kapur 2
ton /ha = 40 karung ( 50kg/karung)
6. Lahan 1 ha dibagi 40 petak (5mx5m), taruh 1 karung/petak
7. Petak tsb dibagi 5 petak kecil (5mx1m). 1 ember 10kg/petak
kecil
Jika jumlah kapur sedikit, aplikasi boleh dalam larikan tanam
PROSES PEMBUATAN KAPTAN
Bukit
kapur

ditambang
Digiling

dipecah
disaring

dipaking
PROSES PEMBUATAN KAPUR BAKAR
Tungku
pembakaran

Pondok
pembakaran

Digiling
disaring Setelah dibakar

dipaking
CARA MENGGUNAKAN KAPUR ??
Tanah diolah 1 kali Kapur ditabur merata

Kapur diaduk dg tanah 10-20cm


dan dibiarkan 2 minggu
Reaksi kapur dalam tanah sangat cepat
dalam menaikkan pH dan mengurangi
kelarutan Al

3 CaCO3 3 Ca2+ + 3 CO32-

3 CO32- + 6 HOH 3 H2CO3 + 6 OH-

Al Al + 6 OH- + 2 Al (OH)3
koloid koloid

+ 3 Ca 2+ Ca Ca + 2 Al (OH)3

Ca
Reaksi kapur dalam tanah

2 CaCO3 2 Ca2+ + 2 CO32-

H
H H + 2 CO32- + 2 H2CO3

H koloid

+ 2 Ca 2+ Ca Ca + 2 H2CO3
Tabel 5.2. Peningkatan pH serta penurunan Al-dd dan kejenuhan Al
akibat pemberian kapur dan pupuk P pada Ultisol Jasinga Jawa Barat
(Nurhajati Hakim, 1982)

Takaran pH Al-dd Kej.Al P-Bray2


P(ppm) H2O 1:1 me 100g-1 % ppm
Tanpa pemberian kapur
0 4,05 21,27 85 4
25 4,00 20,87 84 10
50 4,00 20,70 85 15
100 4,00 21,97 85 36
Diberi kapur 1 x Al-dd
0 5,43 0,22 0,8 5
25 5,38 0,20 0,6 12
50 5,40 0,13 0,4 22
100 5,42 0,13 0,4 38
Tabel 5.4.Pengaruh takaran kapur terhadap kejenuhan kemasaman
Ultisol Sitiung (Wade, et. al., 1985)

(bulan setelah pemberian kapur)


takaran kapur
4 12 24
ton ha-1 % kejenuhan kemasaman
0,0 66 66 62
0,5 42 42 48
1,0 20 40 36
2,0 6 22 25
4,0 0 5 5
Pemberian kapur memperbaiki sistem perakaran
Tanpa kapur

Kapur + P

Kapur tanpa P
DIBERI KAPUR
TANPA KAPUR
DIBERI KAPUR
TANPA KAPUR
Tabel 5.10. Produksi Pipilan Kering Jagung Empat Kali Panen dan Satu kali
Panen Sorghum (panen III) Sebagai Pengaruh Sisa Pengapuran pada tanah masam
di Cerrado Brazil (Salinas et. al., 1978)

Panen ke Jumla
Kapur diaduk
0 – 15 cm h
I II III IV V
5 kali
(ton/ha) ( ton/ha ) panen

0 2,11 4,57 0,88 1,48 2,36 11,40


1 3,42 5,28 1,47 3,52 4,28 17,97
2 3,53 5,69 1,86 5,58 4,32 20,98
4 4,00 5,90 2,27 6,23 4,62 23,02
8 3,72 5,96 2,05 6,88 5,41 24,02
Tabel 5.12. Keragaman padi gogo yang diberi berbagai takaran kapur
di Sitiung, Sumatera Barat (Zaini, et. al.,1985)

takaran bobot gabah padi gogo


kapur G. Medan Sitiung Ia Sitiung Ib Sitiung IV
(ton/ha) (ton/ha)
0 2,2 2,0 2,0 0,4
2 3,6 3,6 3,2 1,9
4 3,6 3,4 3,3 1,9
6 3,4 2,8 - -
8 3,4 3,2 - -
Al-dd
1,1 0,9 1,6 3,8
(me Al/100 g)
Tabel 5.13. Dampak pengapuran terhadap pH, Al-dd dan kejenuhan Al pada Ultisol
di Sitiung II Sumatera Barat sampai 4 tahun setelah aplikasi (Nurhajati Hakim, 1985)

Kapur CaCO3 pH (H2O) Al-dd kejenuhan Al


(ton/ha) (me/100 g)
Before limed
4,1 4,0 67
Sebelum dikapur
Satu bulan setelah pemberian kapur
2 (0,5 x Al) 4,8 1,48 27
4 (1,0 x Al) 5,2 0,70 12
6 (1,5 x Al) 5,2 0,70 12
Empat bulan setelah pemberian kapur
2 (0,5 x Al) 5,1 0,20 2,0
4 (1,0 x Al) 6,2 0,08 0,4
6 (1,5 x Al) 5,8 0,16 1,0
Delapan bulan setelah pemberian kapur
2 (0,5 x Al) 4,9 0,57 7,0
4 (1,0 x Al) 5,3 0,06 0,3
6 (1,5 x Al) 5,7 0,00 0,0
Kapur CaCO3 pH (H2O) Al-dd kejenuhan Al
(ton/ha) (me/100 g)
Before limed
4,1 4,0 67
Sebelum dikapur

Setelah tiga tahun ditanami

2 (0,5 x Al) 4,3 2,50 45


4 (1,0 x Al) 4,4 1,60 24
6 (1,5 x Al) 4,6 0,50 5

Setelah empat tahun ditanami

2 (0,5 x Al) 4,0 3,25 47


4 (1,0 x Al) 4,3 2,15 34
6 (1,5 x Al) 4,4 1,30 20
Tabel 5.14.Produksi jagung pada tahun I, II, dan III (2 musim tanam dalam 1 tahun)
dan kedelai tahun IV setelah pemberian kapur dan TSP pada Ultisol di Sitiung II
Sumatera Barat (Nurhajati Hakim, 1985)

Tahun
TSP Tahun I Tahun II Tahun III
Kapur IV
kedelai
ton ha-1 kg ha-1 Jagung (ton ha-1)
ton ha-1
2 250 1,590 4,458 3,212 2,035 0,467 0,021 0,078
(0.5xAl) 500 1,650 4,578 3,331 3,300 0,765 0,889 0,106
750 1,705 4,703 3,847 3,486 1,027 1,277 0,142

4 250 1,674 4,813 2,941 2,151 0,670 1,589 0,462


(1.0xAl) 500 1,944 4,789 3,489 2,795 1,373 2,717 0,589
750 1,662 5,003 3,749 3,173 1,963 2,345 0,639

6 250 1,624 4,542 3,293 2,376 1,242 2.833 0,775


(1.5xAl) 500 1,490 5,276 3,856 3,424 1,670 3.893 1,020
750 1,695 5,008 3,814 3,922 2,155 4,335 0,809

Anda mungkin juga menyukai