Anda di halaman 1dari 8

Penimbangan TBS

1. Setiap kendaraan angkutan TBS harus menyerahkan:


 Untuk TBS inti ; Form Nota Pengriman TBS inti.
 Untuk TBS Plasma ; Nota Pengiriman TBS Plasma.
 Untuk TBS Luar ; Surat Pengiriman TBS Luar.
ke security untuk diperiksa dan dimasukkan datanya ke form Mobil TBS.
2. Setiap kendaraan angkutan TBS harus menyerahkan:
 Untuk TBS inti ; Form Nota Pengiriman TBS Inti
 Untuk TBS Plasma ; Nota Pengiriman TBS Plasma
 Untuk TBS Luar ; Surat Pengiriman TBS Luar
sebelum ditimbang kepada operator Timbangan.
3. Lakukan penimbangan pertama (supir turun).
4. Masukkan data pada saat timbang pertama berupa nomor polisi, data afdeling, nama sopir
dan jumlah tandan.
5. Pada saat dimonitor menerangkan “apakah data sudah benar?” Periksa secara visual dan
pastikan tidak ada orang yang diatas kendaraan lalu tekan enter.
6. Tuliskan berat pertama pada kolom surat pengantar dengan jelas.
7. Lakukan penimbangn kedua setelah TBS dibongkar dengan memasukkan data kendaraan
dengan benar.
8. Khusus TBS Plasma dan TBS Luar masukkan jumlah potongan sortasi pada Form Sortasi
dari tim sortasi, sedangkan untuk tim sortasi data potongan dimasukkan ke Laporan
Harian Sortasi.
9. Pada saat timbangan kedua, supir juga harus turan kendaraan, sebagaimana timbangan
pertama.
10. Mencetak tiket timbangan hasil timbangan dengan rapi 1 x 3 lembar untuk:
 1 lembar tiket asli + copy NP untuk arsip.
 1 lembar tiket copy + NP asli untuk Sopir.
 1 lembar tiket copy untuk kantor kebun dikirim setiap hari.
11. Semua angkutan, truk maupun trailer diperlakukan sama.
12. Security mencatat data penimbangan pada Form mobil TBS.
13. Security memeriksa kembali form mobil TBS pada saat akan tutup timbangan.
14. Cetak summary report dan Rekapitulasi TBS Perafdeling pada saat tutup timbangan.
Kriteria TBS (Tandan Buah Segar)
PT. SUMATERA MAKMUR LESTARI POM SEKADAU
No Nama Keterangan Gambar
1. F00 Buah Sangat Buah Sangat Muda/ Hard &
Muda/ Hard & Black merupakan tandan buah
Black tidak ada fraksi yang
membrondol dan buah
berwarna hitam
2. F0 Buah Muda/ Buah Muda/ Under Ripe
Under Ripe adalah lapisan luar sudah lepas
brondolan <10 brondolan
dalam satu tandan
3. Buah Matang/ Buah Matang/ Ripe adalah
Masak tandan buah lapisan luar telah
lepas brondolan >10 Brondolan
pertandan atau 25-75% lapisan
luar telah membrondol dan
berwarna merah mengkilat
4. F5 Buah Lewat Buah Lewat Matang/ Over
Matang Ripe adalah tandan buah
lapisan luar telah lepas
brondolan 75% dan sebagian
brondolan bagian dalam juga
telah lepas
5. Tangkai Panjang/ Tangkai/ Gagang Panjang
Long Stalk adalah tangkai/ gagang TBS
yang panjangnya lebih dari 2.5
cm di ukur dari pangkal tandan
dan potongan tangkai huruf V
6. F5 Buah/ Buah busuk/ Brondolan Busuk
Brondolan Busuk adalah sebagian janjang atau
(Rotten Loose seluruhnya telah lembek/
Fruit) kering menghitam warnanya
dan berjamur
7. Sampah/ Kotoran Sampah/ Kotoran yaitu tanah,
(Trash Loose pasir, batu, sampah lainnya
Fruit) yang terikut dengan brondolan/
TBS
8. F6 Tandan Tandan Kosong/ Tankos
Kosong adalah tandan yang jumlah
berondolannya telah lepas
lebih dari 90%
9. Buah Pasir Buah Pasir atau TBS yang
diterima pabrik beratnya
minimal 3 Kg per tandan
Penimbangan CPO
1. Tangki yang akan ditimbang memuat cpo sebelum ditimbang harus menunjukkan D.O
yang sah untuk diverifikasi dengan kontrak muat yang ada dan data mobil dimasukkan
kedalam Form Mobil CPO serta dicocokkan dengan form angkutan terdaftar.
2. Security memberikan Form Izin Masuk dan Keluar.
3. Petugas SPB melakukan crosschek data D.O dan kontrak yang diberikan supir dengan
Form Kontrak muat CPO
4. Sebelum timbang pertama tangki harus diperiksa oleh petugas satpam dan staff
timbangan terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada unsur kecurangan yang akan
dilakukan supir seperti membawa air batu tanah dan lain-lain
5. Pastikan tangki CPO dalam keadaan kosong dengan cara mengorek sisi CPO oleh satpam
dan valve belakan tertutup rapat.
6. Pada saat timbangan pertama tangki harus kosong, supir turun dan matikan mesin.
7. Lakukan timbangan pertama, masukkanlah data yang dibutuhkan dengan benar No.
Polisi, Angkutan, Nomor D.O, Tanggal D.O, No. SPB, Tanggal SPB, No. Security Seal,
nama supir dan catatan ex CPO/ CPO tidak bercampur dengan air/ segel tidak dipotong.
8. Staff timbangan melakukan cross chek berat tangk kosong dengan Form Tarra CPO.
9. Lakukan security despacht CPO dengan menggunakan sidik jari eksekutif apabila terjadi
peerbedaan tarra.
10. Pihak timbangan menyerahkan form izin muat kepada supir, yang selanjutnya akan
diserahkan pada petugas labor.
11. Lakukan pengisian CPO sesuai dengan aturan kontrak.
12. Pada saat timbangan kedua, masukkan data Kadar air, kototran, FFA, dan PV, serta dobi
yang ada pada form analisa despach CPO.
13. Supir menandatangani tiket tiket dan SPB CPO.
14. Pastikan semua Security Seal terpasang pada tempatnya dengan baik oleh satpam dan
petugas security seal.
15. Lakukan lagi security timbangan kedua dengan memasukkan kembali sidik jari salah
seorang eksekutif.
16. Setelah timbangan kedua, tiket penimbangan diprint 1 rangkap dan SPB diprint 2 rangkap
sbb.
 1 lembar tiket asli + 2 lbr SPB untuk supir setelah ditandatangani oleh pimpinan dan
stempel CPO.
 1 lbr copy tiket + 1 lbr copy SPB untuk kantor pusat via kantor POM
 1 lbr copy tiket + 1 copy SPB + DO untuk arsip dikantor POM
17. Petugas SPB mencatat Tonase dan hasil analisa ke Form Dispatch CPO
18. Tiket dan SPB timbangan harus ditandatangani oleh Eksekutif, Supir, Petugas SPB dan
Operator Timbangan.
Sterelizer
Pada pabrik pengolahan kelapa sawit, sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang
berfungsi untuk merebus atau memasak tandan buah sawit (TBS) dengan uap (steam). Uap
yang digunakan adalah uap jenuh dengan tekanan 1,5-3 bar yang diinjeksikan dari back
pressure vessel (BPV), untuk mencapai suatu kondisi tertentu pada buah yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan proses berikutnya
Keberhasilan dalam proses perebusan akan mendukung kemudahan-kemudahan
dalam proses selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press, Digester dan lain-lain. Fungsi dari
Sterilizer untuk melakukan proses perebusan buah TBS sebelum di proses menjadi minyak,
dengan tujuan adalah:
a. Menghentikan Aktifitas Enzim
Buah yang dipanen mengandung enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja di dalam buah
sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase bertindak sebagai katalisator dalam
pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim oksidasi berperan dalam
pembentukan peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehide dan kation.
Senyawa tersebut bila teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi asam lemak bebas
yang terdapat dalam minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan oksidase. Aktifitas
enzim semakin tinggi apabila buah TBS mengalami kememaran (luka). Enzim umumnya
tidak aktif lagi bila dipanaskan sampai suhu >50 C. Maka perebusan dengan suhu >120C
sekaligus menghentikan kegiatan enzim.
b. Melepaskan Buah dari Tandannya
Minyak dan inti sawit terdapat dalam buah, dan untuk mempermudah proses ekstraksi
minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dari tandannya karena adanya
hidrolisa pektin yang terjadi dipangkal buah. Jadi Hidrolisa pektin ini telah terjadi secara
alam dilapangan yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa pektin dapat terjadi pula
didalam Sterilizer, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan. Panas dan uap
didalam sterilizer akan meresap ke dalam buah karena adanya tekanan. Hidrolisa pektin
dalam tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu perlu
dilakukan proses perontokan buah didalam mesin Tressing.
c. Menurunkan Kadar Air
Proses Sterilisasi buah dapat menyebabkan penurunan kadar air buah dan inti, yaitu dengan
cara penguapan baik dari dalam saat direbus maupun saat sebelum dimasukkan ke Tressing.
Interaksi penurunan kadar air dan panas dalam buah akan menyebabkan minyak sawit dari
antara sel dapat bersatu dan mempunyai viskositas yang rendah sehingga mudah /dikeluarkan
dalam proses pengempaan (proses ekstraksi minyak).
d. Melunakkan Buah Sawit
Perikarp (kulit buah) yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan menunjukkan
sifat, dimana serat yang mudah lepas antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan
mempermudah proses didalam Digester dan Depericarper/Polishing. Karena adanya panas
dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap lewat mata biji
sehingga proses pemecahan biji lebih mudah dalam Rippel Mill.
e. Melepaskan serat dan biji
Perebusan buah yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serat dari biji
dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih sulit dalam alat pemecah biji.
Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat perikarp dan biji, yang
dipercepat oleh proses hidrolisis.
f. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15 %. Kadar biji yang turun
hingga 15 % akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadi inti
yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu proses fermentasi didalam Nut Silo,
sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik, demikian juga pemisahan inti dan
cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang
mengandung kotoran yang lebih kecil.

SISTEM PEREBUSAN
a. Sterilizer Single Peak
Proses perebusan yang dilakukan hanya satu tahap. Uap masuk sesuai dengan waktu yang
ditentukan, sampai tercapai tekanan konstan dan kemudian turun, dan uap dibuang dari ruang
perebusan.
b. Sterilizer Double Peak
Proses perebusan dilakukan dengan dua tahap pemasukan uap, demikian juga dengandua
tahap pembuangan kondensat (uap air).
c. Sterilizer Tripple Peak
Proses perebusan dilakukan dengan tiga tahap pemasukan uap, demikian juga dengan tiga
tahap pembuangan kondensat (uap air).

Lama Perebusan
Perebusan membutuhkan waktu penetrasi uap hingga kebagian tandan yang paling
dalam. Untuk tandan yang beratnya 3 - 6 kg dengan suhu uap 100oC membutuhkan waktu
25-30 menit untuk mencapai tempratur 100oC pada bagian dalam buah. Sedangkan untuk
tandan yang beratnya 17 kg membutuhkan waktu penetrasi 50 menit.
Hubungan waktu perebusan dengan efisiensi ekstraksi minyak adalah sebagai
berikut :
a) Semakin lama perebusan buah maka jumlah buah yang terpipih semakin tinggi, atau
persentase tandan yang tidak terpipil semakin rendah.
b) Semakin lama perebusan buah maka biji semakin masak dan menghasilkan biji yang
lebih mudah pecah dan sifat lekang.
c) Semakin lama perebusan buah maka maka kehilangan minyak dalam air kondensat
semakin tinggi.
d) Semakin lama perebusan buah maka kandungan minyak dalam tandan kosong
semakin tinggi yaitu terjadinya penyerapan minyak oleh tandan kosong akibat
terdapatnya rongga – rongga kosong.
e) Semakin lama perebusan buah maka mutu minyak sawit akan semakin menurun.

Anda mungkin juga menyukai