Anda di halaman 1dari 1

Pengajian Rutin Sabtu 3 januari 2015

Di Mesjid Dakwah
Oleh Ustdz. Ali Nur
Judul : Memberi Syarat dalam Pernikahan (Assyurut fin-Nikah)
Yang menjadi pertanyaan disini Apakah boleh memberikan persyaratan saat
pernikahan selain akad-nikah? Memberikan syarat dalam pernikahan terbagi 2
(dua) macam; yaitu ada yang soheh (dibolehkan) dan ada yang fasik (tidak
diperbolehkan).
Adapun yang soheh atau dibolehkan adalah dimana kedua belah pihak
merelakan dengan syarat yang diberikan yang ditinjau dari kemaslahatannya
kedepan, sebagai contoh:
Sang calon istri mengajukan agar sang calon suami tidak melakukan poligami
Sang calon suami tidak diperbolehkan berhubungan dengan hamba
sahayanya.
Sang suami tidak boleh mengusir sang istri dari rumah (perceraian)
Sang calon istri mensyaratkan mahar yang berlebihan.
Sang istri tidak diperbolehkan bekerja atau berhenti dari profesinya.
Adapun yang fasik adalah mensyaratkan calon suami atau calon istri dengan
tuntutan yang tidak sesuai atau tidak dibenarkan dalam islam, sebagai contoh:
Nikah muthah (kawin kontarak), contohnya:
saya bersedia menikah dengan kamu hanya 3 bulan saja, atau saya menikah
dengan kamu selama saya bertugas di negeri ini.
Nikah sighot (nikah silang). Contohnya:
Saya bersedia menikahkan kamu dengan adikku dengan syarat kamu harus
menikahkan saya dengan kakakmu (tampa mahar).
Adapun dahulu Rasululloh bersabda mengenai nikah muthah yaitu,dahulu pernah
membolehkan mengenai itu (nikah Muthah) dan setelahnya(turun wahyu kepada
beliau) ia mengharamkannya.
Judul : aib dalam nikah
Maksudnya disini adalah cacat yang baru terlihat atau diketahui suami
ataupun istri setelah melakukan akad nikah, maka kedua belah pihak boleh
membatalkan pernikahan. Adapun hadist yang menjelaskan tentang ini, Apabila
salah seorang suami istri mengalami cacat yang disembunyikan seperti gila, tumor,
putih-putih (seperti tidak punya pigmen), maka ia boleh membatalkan
pernikannya.
Adapun jika seorang istri mendapati sang suami menderita kemandulan,
maka ia dibiarkan selam setahun dan jika tidak ada perkembangan, maka sang istri
boleh menggugat untuk membatalkan pernikahan.

Anda mungkin juga menyukai