Anda di halaman 1dari 14

TUGAS PRAKTIKUM TANAMAN PERKEBUNAN 1 KELAPA SAWIT

PA
TUGAS

OLEH:
NAJMATUL LAIL
150301192
AGROEKOTEKNOLOGI
IV B

PRAKTIKUM TANAMAN PERKEBUNAN 1 KELAPA SAWIT


PR O G R AM S T U D I AG R O E K O T E K N O LO G I
F A K U L T A S

P E R T A N I AN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2016

Judul
: TugasPraktikumTanaman Perkebunan 1 KelapaSawit
Nama
: NajmatulLail
NIM
: 150301192
Program Studi : Agroekoteknologi
Grup
: 4B

DiperiksaOleh:
AsistenKorektor

(Muhammad Fauzi Ramadhan)


NIM. 130301046

1. Uraikan dosis perlakuan pemupukan bibit sawit main nursery pada faktor I
dan faktor II.
Jawab :
Dosis Perlakuan Pemupukan Bibit Sawit Main Nursery Pada Faktor I
Dan Faktor II
Faktor I
Dengan Pemberian NPK
Perlakuan
Dosis
P0
0 gr
P1
2.5 gr
P2
5 gr
P3
7.5gr
P4
10 gr
P5
12.5 gr
(Perangin-angin, 2006).

Faktor II
Dengan Pemberian kieserite (Mg)
Perlakuan
Dosis
K0
0 gr
K1
2.5 gr
K2
5 gr
K3
7.5 gr
K4
10 gr

2. Apa kegunaan pupuk N,P,K,Mg untuk bibit kelapa sawit.


Jawab :

Nitrogen (N), unsur hara ini diperlukan dalam jumlah banyak dan berguna bagi
pertumbuhan tanaman, kekurangan N mengakibatkan pertumbuhantanaman
menurun. Gejala kekurangan N adalah pertumbuhan terhambat dan daun tua
berwarna hijau pucat kekuningan. Sumber pupuk yang mengandung N adalah
Urea atau ZA.

Pada pembibitan kelapa sawit unsur P berfungsi memperkuat batang dan


merangsang perkembangan akar, sehingga tidak menyebabkan tanaman tumbuh
kerdil, pelepah memendek dan batang meruncing.

Kalium (K) unsur ini juga diperlukan dalam jumah banyak, penting untuk
penyusunan minyak dan mempengaruhi jumlah dan ukuran tandan. Kekurangan
unsur K akan terjadi pada daun tua karena K diangkut ke daun muda. Gejalanya

akan timbul bercak transparan, lalu megering. Sumber unsur hara K adalah pupuk

KCl.
Magnesium (Mg) diperlukan dalam jumlah cukup banyak, berfungsi dalam proses
fotosintesis. Kekurangan unsur Mg ditandai dengan gejala ujung daun tua nampak
kekuningan jika terkena sinar matahari, sedangkan daun yang terlindung tidak
terjadi

hal

tersebut.

Sumber

hara

Mg

adalah

kapur

dolomit

(Syahfitri, E. D., 2007).


3. Bagaimana membuat Media tanam yang digunakan untuk main nursery
sebelum persiapan replanting (pre-nursery) dan perlakuan yang dilakukan
dalam percobaan.
Jawab

Sebelum di pembibitan, kecambah terlebih dahulu ditanam di persemaian selama


1 - 3 bulan dengan memperhatikan :
A. Persiapan
-

Dipilih lokasi yang rata, dekat dengan sumber air


Dibuat bedengan dengan ukuran 1,2 m x 1,0 m dengan jarak antar bedengan
0,8 m Ukuran Polibag lebar 15 cm dan tinggi 20 cm warna hitam
Dibuat naungan setinggi 1,6-2,0 m, sebaiknya atap dibuat dari pelepah daun
Diberi pasir setebal 2 cm pada dasar bedengan agar air pembuangan dari polibag
dapat terserap dan tidak tergenang

Dua hari sebelum meletakkan polibag,

bedengan disemprot dengan insektisida Untuk pengisian tanah ke dalam polibag


-

dipilih tanah humus yang subur dan gembur bebas dari akar-akar halus
Diisikan tanah ke dalam polibag sampai batas 1-2 cm dari bibir atas polibag
(Sujadmiko, H., 2012)

4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada media tanam di polibeg saat
persiapan.transplanting bibit umur pre-nursery ke main nursery.
Jawab :
A. Persiapan

Dipilih lokasi yang rata, dekat dengan sumber air


Dibuat bedengan dengan ukuran 1,2 m x 1,0 m dengan jarak antar bedengan
0,8 m Ukuran Polibag lebar 15 cm dan tinggi 20 cm warna hitam
Dibuat naungan setinggi 1,6-2,0 m, sebaiknya atap dibuat dari pelepah daun
Diberi pasir setebal 2 cm pada dasar bedengan agar air pembuangan dari polibag
dapat terserap dan tidak tergenang

Dua hari sebelum meletakkan polibag,

bedengan disemprot dengan insektisida Untuk pengisian tanah ke dalam polibag


-

dipilih tanah humus yang subur dan gembur bebas dari akar-akar halus
Diisikan tanah ke dalam polibag sampai batas 1-2 cm dari bibir atas polibag

B. Penanaman dan pemeliharaan kecambah


-

Kecambah ditanam dengan akar ke bawah dan jangan sampai terbalik

Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore)

Penyiangan gulma 2 kali sebulan (membersihkan rumput kecil yang tumbuh di


dalam polibag)

Hama dan penyakit dikendalikan dengan penyemprotan pestisida sekali seminggu

C. Pemupukan pada pre-nursery


Pada masa mulai tumbuh yaitu sampai berumur 1 bulan sejak kecambah
ditanam (berdaun 2) masih belum perlu dipupuk karena masih mendapat makanan
dari endosperm biji.Bibit yang telah berdaun 2, sudah memiliki kemampuan
mengambil hara, baik dari tanah atau melalui daun. Aplikasi pemberian pupuk
melalui daun adalah cara yang dipilih karena lebih mudah dan merata.
Penyemprotan urea dengan konsentrasi 0,1 0,2 % atau 1 - 2 gram/1 liter air.
Pada bibit yang berumur 2 bulan kepekatannya dapat ditingkatkan seperti urea
menjadi 0,25 %. (Departemen Pertanian, 2008).
5. Rekomendasi pemupukan bibit kelapa sawit yang dilaksanakan oleh Pu
sat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dalam bentuk Tabel.
Jawab :

Tabel 3. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan


(TBM) di Tanah Podsolik
Umur tanaman
(bulan)
0
1
3
5
8
12
13
20
24
28
32
Jumlah
Keterangan

Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)


ZA*
0,10
0,25
0,25
0,25
0,50
0,50
0,50
0,50
0,75
0,75
4,35

RP**
0,50
0,50
0,75
1,00
1,00
3,75

MOP*** Kieseriet#
0,15
0,10
0,15
0,10
0,35
0,25
0,35
0,25
0,50
0,50
0,50
0,50
0,75
0,50
0,75
0,75
1,00
0,75
4,50
3,70

HGF-Borate
0,02
0,03
0,05
0,10

* Jika hanya tersedia Urea, maka ZA (21%N) diubah ke Urea (46% N), maka
konversinya: 21/45 = 0,47. Jika petani punya Urea, maka dosis ZA dikalikan
0,47. Contoh: umur 1 bulan perlu Urea 0,1 x 0,47 = 0,047 kg/pohon Urea atau
1/2 ons/pohon Urea. Jadi kebutuhan Urea lebih sedikit dibandingkan ZA, karena
kadar N pupuk Urea lebih tinggi dari kadar N pupuk ZA.
** Jika petani memiliki pupuk SP-36, maka dapat digunakan sesuai RP (Rock
Phospat) dengan catatan kandungan P2O5 sama-sama 36%. Namun jika yang
tersedia pupuk SP-18, maka dosis RP harus dikalikan (36/18) = 2. Jadi jika
kebutuhan RP lobang tanam 0,5 maka dikalikan 2 atau 0,5 x 2 = 1 kg. Jadi untuk
SP-18 diperlukan dosis 1 kg/pohon.
*** MOP dapat digunakan setara dengan pupuk KCl yang memiliki kadar K2O
60%.
# jika petani memiliki dolomit (MgO 18%) dan tidak ada Kieserit (MgO 25%),
maka aplikasi dolimit sebesar kiserit harus dikalikan 25/18 = 1,4. Contoh umur
sawit 8 bulan memerlukan dolomit sebesar 0,25 x 1,4 = 0,35 kg/pohon.

Tabel 4. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan


(TBM) di Tanah Aluvial (Hidromorfik)
Umur tanaman
(bulan)
0
1
3
5
8
12
13
20
24
28
32
Jumlah

Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)


ZA*
0,10
0,25
0,25
0,25
0,25
0,50
0,50
0,50
0,75
0,75
4,10

RP**
0,25
0,50
0,50
0,50
0,75
2,50

MOP*** Kieseriet#
0,15
0,10
0,15
0,10
0,25
0,25
0,25
0,25
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,75
0,75
0,75
0,75
3,80
3,70

HGF-Borate
0,02
0,03
0,05
0,10

Tabel 5. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan


(TBM) di Tanah Entisol
Umur tanaman
(bulan)
0
1
3
5
8
12
14
17
20
24
28
32
Jumlah

Jenis dan dosis pupuk (kg/pohon)


ZA*
0,15
0,25
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,75
5,15

RP**
0,25
0,75
1,50
2,00
4,50

MOP*** Kieseriet#
0,15
0,15
0,15
0,25
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,35
0,50
0,50
0,50
0,50
0,75
0,50
1,00
0,75
4,45
3,70

HGF-Borate
0,02
0,03
0,05
0,10

Tabel 6. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan (TM) di


Tanah Mineral (bukan tanah gambut)
Umur tanaman
(tahun)
38
9 13
14 20
21 - 25

Urea
2,00
2,75
2,50
1,75

Jenis dan dosis pupuk (Kg/pohon)


SP-36*
MOP
Kieseriet
1,50
1,50
1,00
2,25
2,25
1,50
2,00
2,00
1,50
1,25
1,25
1,00

Jumlah
6,00
8,75
7,75
5,25

Keterangan:
* Jika tersedia SP-18, maka dosis SP-36 harus dikali dengan 2 yang berasal dari
(36/18).
Tabel 7. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan (TM) di
Tanah Gambut
Umur tanaman
Jenis dan dosis pupuk (Kg/pohon)
(tahun)
Urea
SP-36*
MOP
Kieseriet
Jumlah
38
2,00
1,75
1,50
1,50
6,75
9 13
2,50
2,75
2,25
2,00
9,50
14 20
1,50
2,25
2,00
2,00
8,00
21 - 25
1,50
1,50
1,25
1,5
5,75
SP-18, maka dosis SP-36 harus dikali dengan 2 yang berasal dari
Keterangan:

(36/18).

(Firmansyah, 2005).
6. Ciri-ciri bibit kelapa sawit pada umur 3, 4 dan 5 bulan.
Jawab :
Pemilihan benih maupun bibit kelapa sawit yang sudah berumur 3-4 bulan yang
berkualitas memiliki tanda ciri sebagai berikut :

Memiliki beberapa helai daun muda hingga tua mengkilap.

Memiliki percabangan besar dan duri tajam yang tampak normal.

Memiliki perbatangan besar dan kuat menopang daun.

Perakaran bibit kuat, dengan kedalaman mencapi 3-4 cm bahkan lebih.

Pertumbuhan normal, dan tidak adanya kecacatan.

Tidak dalam terserang hama maupun penyakit.


(Media Perkebunan, 2014).

7. Apa yang dimaksud pembibitan single stage dan double stage.


Jawab :
Pembibitan satu tahap adalah pe nanaman kecambah langsung pada pembibitan
utama.Sedangkan pem bibitan dua tahap, menanam ke cambah dilakukan di
pembibitan pen dahuluan (pre-nursery) dan selanjut nya pada umur tertentu
dipindah ke pembibitan utama (main nursery) Kedua sistem pembibitan memiliki
keuntungan dan kerugian. (Direktorat Pembinaan SMK, 2008).
8. Ciri-ciri beberapa bentuk bibit normal & abnormal, jelaskan dengan
gambar.
Jawab

Ciri-ciri Umum bibit normal


Pada umumnya, kecambah kelapa sawit yang berkualitas tinggi mempunyai mata
tunas putih bersih, normal, dan ukuran akarnya kurang dari 2 cm. Wujud benih
tersebut

juga

cenderung

lonjong

menyerupai

biji

melinjo.

Sedangkan

tempurungnya harus berwarna hitam gelap, bebas jamur, serta bersih dari serabut.
Setiap benih pun hanya memiliki satu mata tunas dengan bentuk tunas yang lurus
serta akar yang segar dan masih bertudung.

Bibit yang tidak normal di prenursery memiliki ciri-ciri :


1. Bibit Berdaun Sempit (narrow leaves / grass leafs) yaitu perbandingan lebar dan
panjang helaian daun tidak seimbang atau lebih kecil dibanding daun normal.
Helaian daun sempit dan memanjang disebabkan faktor genetlk.
2. Daun Bergulung (rolled leaf)

yaitu daun sempit, panjang dan bergulung

sepanjang tulang daun, umumnya disebabkan faktor genetis tetapi dapat juga
disebabkan oleh kekeringan dan serangan serangga penghisap daun.
3. Tanaman Kerdil/Bantat (Stunted Plant / runt) yaitu bibit berbentuk normal tetapi
mempunyai ukuran lebih kecil. Selain faktor genetik dapat juga diakibatkan
kesalahan kultur teknis, seperti penggunaan tanah yang tidak memenuhi syarat,
aplikasi herbisida yang salah dan kekurangan nutrisi.
4. Perakaran

bibit

bantat,

dimana

akar

pada

bibit

tidak

berkembang,

jumlah secondary root tidak banyak dibanding pada bibit normal.


5. Daun dengan strip kuning (chimera), dengan ciri pada helaian daun terdapat
bagian yang berwarna kuning, bisa berupa strip kecil atau menyerupai pita
(partial). Disebabkan faktor genetik karena tidak adanya klorofil pada jaringan
daun.
6. Daun Berkerut (Crinkle Leaf) dengan ciri permukaan daun berkerut. Pada gejala
ringan umumnya bibit akan membentuk daun baru yang normal. Selain
disebabkan faktor genetik dapat juga kekurangan boron.

7. Daun

berputar (twisted leaf) dengan

ciri

daun

melengkung

dan

tumbuh

melengkung diatas permukaan tanah sebagai akibat kesalahan sewaktu menanam


kecambah (plumula ke bawah dan radicula ke atas). Sering terjadi pada kecambah
yang punya 2-3 embryo.
8. Bibit

etiolasi (over

grown

plant), terjadi

karena

terlalu

lama

di

prenursery (kompetisi terhadap sinar matahari) sehingga bibit meninggi dan


kurus.
9. Daun tidak terbuka (colante) dengan ciri helaian daun bersatu, tidak terbuka atau
terbuka sebagian, dapat disebabkan shock bibit (kekeringan), serangan serangga,
bahan kimia atau kekurangan unsur boron (Media Perkebunan, 2014).

9. Hama yang sering mengganggu bibit di main nursery, tindakan apa yg


dilakukan, sebutkan nama insektisida serta dosis yang digunakan.
Jawab

Hama yang sering menyerang bibit di main nursery yaitu kumbang-kumbangan,


tindakan yang patut di lakukan menjaga bibtit sawit seperti pengecekan pada bibit

sawit secara berkala. Insektisida yang digunakan yaitu Sevin 85 s atau Marshal
200SC dengan dosis 0,20 % dan penyemprotan sebanyak 2 kali seminggu bila
gejala berat(Media Perkebunan, 2014).
10. Penyakit yang sering dijumpai di pembibitan main nursery, uraikan gejala
serangan tersebut dengan gambar dan tindakan apa yg dilakukan, sebutkan
fungisida yang digunakan.
Jawab

Penyakit pada pembibitan


-

Penyakit yang menyerang akar disebabkan oleh cendawan Rhizoctoniasp dan


Phythium sp, serangan dimulai dari ujung akar yang masih lunak menyebar ke
akar yang lebih tua

Penyakit yang menyerang daun cukup banyak antara lain : disebabkan cendawan
Botriodiplodia sp, Glomerlla singulata dan Melaconiem elaedis, penyakit ini
sering timbul karena kelembaban tinggi bercak daun yang terjadi berwarna hijau
pucat kemudian berubah menjadi coklat membusuk dan kering

Tindakan Pengendalian:
a) Membersihkan lahan dari sisa-sisa pelapukan tunggal kayu.
b) Menggunakan bibit yang sehat dan berkualitas.
c) Melakukan pengapuran atau pemberian dolomite untuk Ph tanah yang rendah
d) Membuang tanaman yang terinfeksi penyakit agar tidak menyebar
e) Pengapuran pada bekas tunggul yang terinfeksi
(Departemen Pertanian,2008).
11. Berapa kebutuhan air yang dibutuhkan untuk penyiraman bibit polibeg di
main nursery, dan bila kondisi kemarau atau hujan bagaimana.
Jawab :
Kebutuhan air untuk bibit di polibeg yaitu umur 1-3 bulan sekitar 1 liter, 3-6 bulan
1,5 liter, dan lebih dari 6 bulan membutuhkan 2 liter. Apabila malam sebelumnya
turun hujan dan tanah di polibag masih basah maka penyiraman hanya
dilaksanakan sore hari.Bila hujan pagi hari cukup lebat (> 10 mm) maka sampai
sore bibit tidak perlu disiram. Bila musim kemarau bibit harus tetap disiram sesuai
kebutuhannya(Departemen Pertanian, 2008).

12. Untuk mendukung keberhasilan penanaman kelapa sawit diperlukan ad


anya bibityang bermutu baik, sebutkan spesifikasi varietas bibit kelapa
sawit yang saudara tanam.
Jawab :
Varietas bibit yang digunakan pada penanaman ini yaitu D x P PPKS 540 (High
mesocarp) deskripsinya yaitu:

Rerata produksi: 28,1 ton TBS/ha/tahun

Rendemen minyak: 27,4%

Produksi CPO: 8,1 ton/ha/tahun

Rasio inti/buah: 5,3 %

Pertumbuhan meninggi: 72 cm/tahun


(Departemen Pertanian, 2008).

Anda mungkin juga menyukai