Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KULIAH PRAKTEK/MAGANG

LAPOR
AN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EMBUNG DI
AFDELING D PADA TANAMAN TEH (Camellia
KULIA
sinensis) PADA KONDISI MINIM AIR
H
PRAKT
EK/MA
Oleh :
GANG
WARNI
1910243019

EFEKTI
VITAS
PENGGU
NAAN
EMBUN
G DI
AFDELI
NG D
PADA
TANAM
AN TEH
(Camellia
sinensis)

WAR
NI
191024
3019

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DHARMASRAYA
2021
LAPORAN KULIAH PRAKTEK/MAGANG
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EMBUNG DI AFDELING D
PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis) PADA KONDISI
MINIM AIR

Oleh :
WARNI
1910243019

DOSEN PEMBIMBING :
DEDE SUHENDRA, SP. MP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
DHARMASRAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN EMBUNG DI AFDELING D


PADA TANAMAN TEH (Camellia sinensis) PADA KONDISI
MINIM AIR

Oleh:

WARNI
1910243019

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Magang Pembimbing Lapangan

Dede Suhendra, SP.MP Saut Rade Prima Sitanggang


NIP.199203302019031010

Mengetahui

Dekan FakultasPertaian Ketua UP. Magang


Universitas Andalas Fakultas Pertanian
Universitas Andalas

Dr.Ir. Indra Dwipa, MS Dr. Yulmira Yanti, S.Si. MP


196502201989031003 197806232006042002

Tanggal Ujian :

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Kuliah Praktik/Magang ini dengan baik. Shalawat beriring salam penulis
ucapkan kepada Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa sallam yang telah
membawa umatnya dari alam jahiliah ke alam yang berilmu pengetahuan seperti
sekarang ini. Laporan ini penulis susun berdasarkan segala kegiatan beserta
berdasarkan segala nasehat yang telah penulis terima selama menjalankan magang
di PT Mitra Kerinci ini. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan
judul “Efektivitas Penggunaan Embung di Afdeling D Pada Tanaman Teh
(Camellia sinensis) Pada Kondisi Minim Air ”
Dengan selesainya laporan kuliah praktik magang ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang tidak henti -
hentinya mendoakan penulis selama menjalankan kuliah praktik magang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak Syafwan Amir
selaku Asisten GM bagian tanaman sekaligus pembimbing penulis selama
mengikuti kegiatan kuliah praktik magang di PT. Mitra Kerinci ini, selanjutnya
penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak Dede Suhendra,
SP.MP selaku pembimbing magang yang telah membimbing. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu yang berada di PT Mitra Kerinci
yang telah menjaga dan membantu penulis selama magang. Teristimewa penulis
ucapkan terimakasih kepada teman - teman yang juga menjalankan magang di PT
Mitra Kerinci ini.

Penulis sendiri menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sehingga laporan ini dapat menjadi bermanfaat dan
membantu semuanya dimasa yang akan datang khususnya dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu pertanian nanti, amin ya
robbalaalamiin.

Solok Selatan, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Magang.............................................................................................3
C. Manfaat Magang...........................................................................................3
BAB II METODE PELAKSANAAN KEGIATAN............................................4
A. Waktu dan Tempat........................................................................................4
B. Alat dan Bahan..............................................................................................4
C. Prosedur Pekerjaan........................................................................................4
BAB III PROFIL INSTANSI/PERUSAHAAN...................................................5
A. Deskripsi Instansi/Perusahaan.......................................................................5
B. Struktur Organisasi dan Tata Kelola.............................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................11
A. Deskripsi Kegiatan Pekerjaan Magang.......................................................11
B. Analisis Pembahasan Data..........................................................................12
C. Rencana Dan Realisasi Kegiatan Magang..................................................16
D. Perubahan Pola Pikir Dalam Kegiatan Magang..........................................18
BAB V PENUTUP................................................................................................19
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Keliling pabrik PT Mitra Kerinci dan diskusi dengan sdm......................22


Gambar 2. Analisa Peko.............................................................................................22
Gambar 3. Proses pengecekan mutu teh segar pada mesin petik...............................22
Gambar 4. Pengenalan pengolahan teh hijau.............................................................22
Gambar 5. Pelayuan cepat pada pengolahan teh hijau...............................................23
Gambar 6. Teh hitam..................................................................................................23
Gambar 7. Hasil dari proses sortasi teh hitam............................................................23
Gambar 8. Penyisipan pada tanaman teh (Sentring / Bending)..................................23
Gambar 9. Pemetikan dengan gunting manual..........................................................24
Gambar 10. Membersihkan gulma yang ada pada tanaman teh.................................24

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Proses Pembuatan Embung...........................................................................12


Tabel 2 Jadwal Kegiatan............................................................................................15
Tabel 3 Realisasi Magang..........................................................................................16
Tabel 4 Logbook Kegiatan Magang...........................................................................21

v
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi Kegiatan Magang.................................................................................22

vi
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teh (Camellia sinensis L.) dari familia Theaceae merupakan tanaman
yang diambil pucuknya untuk bahan minuman. Indonesia memiliki ribuan hektar
perkebunan teh untuk konsumsi di dalam negeri dan luar negeri sehingga
mendatangkan devisa negara yang cukup besar. Namun demikian, tanaman teh
sering mendapat gangguan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
sehingga berpotensi menurunkan hasil hingga 30%, bahkan di beberapa lokasi
mendapat serangan berat dapat menurunkan produksi hingga 50%. Sebagai
contoh, salah satu kebun teh di Jawa Barat dengan luas 12.000 ha menghabiskan
insektisida sebanyak 32,5 ton per tahunnya, serta fungisida, nematisida, dan
herbisida sebanyak 70 ton per tahunnya akibat serangan OPT. Biaya yang
dikeluarkan untuk pestisida dapat mencapai 20% dari total biaya produksi
(Situs Hijau 2012). Ketergantungan kepada pestisida sintetis sangat tinggi,
walaupun dampak negatif dari penggunaannya terhadap kerusakan lingkungan
dan kesehatan manusia sudah banyak diketahui. Hal ini dikarenakan selain
pestisida sintetis mudah diperoleh, juga karena belum ada pestisida alternatif yang
ramah lingkungan yang tersedia di lapangan (Rukmini et al. 2004).
Pada umumnya, tanaman teh berakar dangkal, sangat peka terhadap
keadaan fisik tanah sehingga cukup sulit untuk menembus lapisan tanah.
Pertumbuhan akar ke arah lateral dan penyebarannya dibatasi oleh perdu yang ada
di dekatnya. Perakaran utama berkembang pada lapisan tanah atas sedalam 0-25
cm, dimana tempat utama berakumulasinya unsur-unsur hara. Batang tanaman teh
berdiri tegak, berkayu, bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berbulu
halus. Daun teh merupakan daun tunggal yang bertangkai pendek dan letaknya
berseling. Tiap helaian daun kaku seperti kulit tipis, bentuknya elips memanjang,
ujung, dan pangkal runcing. Bentuk tepi daun teh bergerigi halus, pertulangan
menyirip dengan panjang daun 6-18 cm dan lebar adalah 2-6 cm. Bunga teh
terletak di ketiak daun, tunggal atau beberapa bunga bergabung menjadi satu.
Perkembangan bunga mengikuti fase pertumbuhan daun. Bunga teh termasuk
kedalam bunga sempurna dengan garis tengah 3-4 cm. Warna bunga putih cerah
dengan kepala sari berwarna kuning dan baunya harum (Setyamidjaja, 2000).
Teh merupakan tanaman yang berasal dari daerah sub tropis, sehingga
sangat cocok dibudidayakan di daerah dataran tinggi. Suhu udara yang cocok bagi
tanaman teh adalah antara 13-15° dengan kelembapan relatif pada siang hari yaitu
> 70 % dan curah hujan tahunan tidak kurang dari 2000 mm. Perkebunan teh di
Indonesia berada pada keserasian elevasi yang cukup luas, yaitu sekitar 400-2000
mdpl (Syakir, 2010).

1
Embung merupakan bangunan air yang menampung, mengalirkan air
menuju hilir embung. Embung menerima sedimen yang terjadi akibat erosi lahan
dari wilayah tangkapan airnya (catchment area). Sedimen yang terkandung dalam
air sungai tangkapan embung tersebut terbawa hanyut oleh aliran air dan masuk
ke dalam embung.
Lahan kering mempunyai peluang yang besar untuk menjadi sumber
peningkatan produksi pertanian, khususnya pangan dan tanaman hortikultura.
Salah satu faktor penghambat pendayagunaan potensi lahan kering adalah
kurangnya ketersediaan sumber daya air pada musim kemarau. Salah satu usaha
yang bisa dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat tersebut adalah dengan
melakukan upaya konservasi air dengan jalan menyimpan kelebihan limpasan air
permukaan pada saat hujan dengan menggunakan embung (small farm reservoir).
Embung digunakan untuk menampung limpasan aliran permukaan pada
saat hujan dan memanfaatkannya untuk usaha tani pada saat musim kering.
Kapasitas embung di dalam menyimpan air sangat ditentukan oleh beberapa
faktor seperti lokasi dan desain pembuatan embung.
Perencanaan Hidrolis Embung oleh Karepowan, Kawet, Halim (2015)
pada perencanaan debit aliran masuk dihitung menggunakan metode Mock,
sedangkan debit banjir merupakan debit maksimum perhitungan Mock. Pada
penelitian Maizir (2016), dilakukan penghitungan produksi embung berdasarkan
ketinggian embung, luas genangan, dan volume tampungan. Dalam penelitian
Ifrayaski, Azmeri, Syamsidik (2019) mengenai pengoperasian embung pada
daerah irigasi adalah dengan membagi tiga zona rotasi tehnis, pada musim tanam
Mei-Agustus, pengoperasian embung baru dilaksanakan untuk mencukupi defisit
air, sehingga metodenya adalah dengan membagi penggunaan air berdasarkan
musim tanam.
Perencanaan Embung yang dilakukan oleh Krisnayanti, Hangge, Sir,
Mbauth, Damayanti (2020) menggunakan metode Log Pearson III dalam
menganalisis curah hujan, pendekatan rasional utuk menganalisis debit banjir,
metode FJ Mock digunakan menghitung modifikasi dan analisis debit andalan,
dan stabilitas lereng menggunakan metode Limit Equilibrium dibantu dengan
program GeoStudio Slope/W 2007. Kemudian pada penelitian Budiyanto,
Windasari, Windarto, dan Ulfiana membuat basis data dalam Sistem Informasi
Geografis (SIG) untuk sistem pendukung keputusan kelayakan pembuatan
embung dengan metode TOPSIS (Technique for Order of Preference by
Similarity to Ideal Solution).
Herbisida merupakan senyawa kimia yang digunakan pada lahan pertanian
untuk mengendalikan gulma yang menyebabkan degradasi hasil produksi tanaman
budidaya (Moenandir, 2010). Herbisida yang digunakan pada dosis yang cukup
tinggi mampu membunuh seluruh tanaman, namun penggunaan herbisida dengan
dosis yang lebih rendah akan dapat membunuh tumbuhan tertentu dan tidak
merusak tumbuhan lainnya. Faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan

2
herbisida adalah pengetahuan memilih herbisida yang tepat jenis, takaran dan
waktu penggunaannya.
Di Indonesia, H. antonii adalah yang paling banyak ditemukan menyerang
pertanaman teh. Kehilangan hasil akibat serangan hama ini mencapai 11-100%
(Muraleedharan, 1992). Menurut Widayat et al. (1996) dan Sukasman (1996)
intensitas serangan 65,50% dapat menurunkan produksi pucuk teh klon Kiara-8
sebesar 87,60% selama delapan minggu dan dapat menimbulkan kehilangan hasil
mencapai 40% sehingga prediksi kerugian yang ditimbulkan 50-100%. H.
theivora dapat menyebabkan kehilangan hasil panen 10-50% di India (Shah, et al.,
2014), sedangkan kerugian akibat H. schoutedeni mencapai 60% di Kenya
(Nyukuri, et al., 2013).
B. Tujuan Magang
Tujuan magang ini adalah untuk meneliti efektivitas penggunaan embung
di afdeling D pada tanaman teh (Camellia sinensis) pada kondisi minim air dalam
menyediakan irigasi tanaman perkebunan teh di daerah Kecamatan Sangir, Solok
Selatan.
C. Manfaat Magang
Adapun manfaat magang bagi mahasiswa adalah untuk menambah
pengalaman dan keterampilan, terutama pada tugas khusus yang diberikan
pembimbing lapangan kepada mahasiswa, dalam hal ini manfaat dari tugas khusus
sendiri adalah mengetahui dan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa dalam
melakukan inovasi bagi perusahaan.

3
BAB II METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat


Kegiatan magang dilaksanakan di Bagian Tanaman Teh Wilayah Afdeling
D PT Mitra Kerinci, Kabupaten Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat, yang
berlangsung dari tanggal 1 Juli 2021 sampai dengan 23 Agustus 2021.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada proses pembuatan embung embung
ini yaitu, Handphone, Cangkul, parang, plastik terpal.
C. Prosedur Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pembangunan embung terdiri dari beberapa tahapan-
tahapan yang harus dikerjakan, berikut beberapa tahapannya yaitu :
1. Survey lokasi
Penentuan tekstur tanah, kemiringan lahan, bentuk, ukuran penggalian
tanah, lapisan tanah, lapisan plastik, penembokan dan pelapisan kapur selain itu
memastikan bahwa area situasi pengukuran berada dalam wilayah kekurangan air.
2. Penentuan As (Middlepoint) Tubuh Embung
As (Middlepoint) tubuh embung digunakan sebagai acuan untuk
menentukan panjang embung, lebar mercu embung dan galian pondasi. Sebelum
menentukan As tubuh embung, terlebih dahulu ditentukan letak dua patok
benchmark yang telah disesuaikan pada koordinat berdasarkan topografi yang ada
sebagai acuan untuk membuat As tubuh embung.
3. Pembuatan Tubuh Embung
Permukaan tanah pada lokasi rencana pembuatan Embung harus
dibersihkan dan digali hingga mencapai kedalaman 60 cm, panjang 2,5m dan
lebar 1 meter. Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya digaruk sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada.

4
BAB III PROFIL INSTANSI/PERUSAHAAN

A. Deskripsi Instansi/Perusahaan

1. Data Umum Perusahaan

1. Nama Perusahaan : PT. Mitra Kerinci


2. Alamat Kantor : Jln. Manggis No. 26 Purus

No. Telepon : (0751) 27615


No. Fax : (0751) 33657
3. Nama Direktur : Zulham Suhud
4. Lokasi Usaha atau Kegiatan
- Desa : Sungai Lambai

- Nagari : Lubuk Gadang Selatan


- Kabupaten : Solok Selatan

- Provinsi : Sumatera Barat


: Pengolahan Teh Hijau & Teh
Rencana Kapasitas Produksi Pertahun :

- Perkebunan = 60 s/d 65 Ton/hari (Daun


Teh Segar)

- Pabrik Teh Hijau


= 14-15 Ton/Hari (Teh Kering)
1. Rencana Status Lahan Usaha : Hak Guna Usaha
2. Rencana Status permodalan : Non Fasilitas (Non
PMA/PMDN)
3. Rencana Program Permodalan : Modal Sendiri

5
2. Sejarah Perusahaan
Lahan Perkebunan teh PT. Mitra Kerinci terletak di Desa Sungai Lambai
Nagari Lubuk Gadang Selatan Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan
Provinsi Sumatera Barat bekas lahan perkebunan kopi perusahaan Swiss N I
Escompto My, Kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet oleh P.P.N Karet
IV dan pada tahun 1974 dialihkan menjadi PNP IV. Pada tahun 1985 tanaman
karet dikonversi menjadi tanaman teh. Pada tanggal 24 Juli 1986 berdasarkan
RUPS saham PNP VIII dialihkan pada PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI
GROUP) yang dikuatkan dengan perubahan Akta pada tanggal 1 Desember 1988.
PT Mitra Kerinci Berdomisili di Padang, Sumatera Barat merupakan anak
perusahaan dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI Group) yang mengelola
perkebunan dua pabrik teh dan pabrik teh hijau dan teh hitam. PT Mitra Kerinci
berdiri pada tanggal 17 Juli 1990 dengan nama Kerinci Perkebunan Mitra,
perusahaan patungan antara PTP VIII (Sekarang PTPN IV) dengan RNI. 1992
berubah nama menjadi PT Mitra Kerinci dan sejak 1 Desember 1998 seluruh
sahamnya.
3. Filososfi, Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan
3.1. Filosofi Perusahan
“Better – Bitter – Bigger” creating exclusive Indonesian Tea for
worldwide”
1) Bitter. Kami berkomitmen untuk menghasilkan produk teh terbaik
melalui budidaya, produksi dan pengolahan yang optimal, efisien
dan efektif dengan berbasis GAP dan GMP yang berorientasi
kepada penciptaan teh dengan kualitas terbaik.
2) Better. Kami percaya bahwa dengan nilai luhur budaya malu,
respect, integritas yang tinggi, tanggung jawab terhadap
stakeholders, kreatif, inovatif serta sikap adaptif terhadap
perubahan, perusahaan akan senantiasa mampu bertumbuh –
berkembang dan memiliki keunggulan bersaing.
3) Bigger. Capaian produksi diatas target. Kami terus berkomitment
mewujudkan capaian seluruh target yang telah ditetapkan melalui
nilai luhur yang diyakini untuk menjadikan Liki sebagai
perusahaan teh terbesar di Indonesia dengan kuantitas, kualitas dan
kinerja terbaik.

6
3.2. Visi Perusahaan
“Menjadi Icon Agroindustri Teh Terbaik di Indonesia dan Berdaya
Saing Global”
3.3. Misi Perusahaan
1) Menghasilkan teh dengan kuantitas – kualitas terbaik melalui produksi
yang efektif – efisien – ekonomis dengan memanfaatkan teknologi
produksi yang bersih dan menggunakan energi yang terbaru.
2) Selalu mengimplementasikan inovasi dan kreasi di semua lini.
3) Menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan menjadi tempat
berkinerja terbaik dengan selalu memanusiakan manusia dalam semua
aspek kegiatan perusahaan.
4) Menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) di lahan dengan
agroklimat potensial, diolah secara Good Manufacturing Practices (GMP).
5) Menjadi mitra usaha terbaik bagi semua stake holders.

4. Nilai Perusahaan
Profesional, Integrity, Teamwork, Excellence, Respect = P I N T E R

7
B. Struktur Organisasi dan Tata Kelola
1. Struktur Organisasi

2. Tata Kelola

1. Direktur
i. Merencanakan strategi perusahaan dan melaksanakannya untuk
mencapai tujuan perusahaan.
ii. Menciptakan suasana yang baik dalam perusahaan sehingga para
karyawan dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik.
iii. Memimpin, mendidik, mengarahkan, dan mengawasi pelaksanaan
rencana yang telah ditetapkan.
iv. Memberikan kekuasaan kepada para manajer dan kepala bagian yang
ditunjuk.
v. Bertanggung jawab penuh atas kondisi dan kemajuan perusahaan.

8
2. Manajer Produksi
i. Menandatangani dan mengecek dokumen formulir dan laporan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
ii. Mengelola seluruh produksi yang dikirim dari kebun sesuai dengan
kapasitas optimal pabrik dan menghasilkan produk yang berkualitas
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (nasional maupun
internasional)
iii. Menyusun program kerja di kebun dan pabrik
iv. Memberikan bimbingan /pelatihan kepada anak buah guna mencapai
tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan
mendisiplinkan anak buahnya sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku di perusahaan.

3. Asisten Manajer Tanaman


i. Menetapkan jadwal pemberian pupuk
ii. Menetapkan jadwal pangkas pada tanaman teh.
iii. Mempelajari dan berusaha meningkatkan kualitas tanaman teh agar
lebih sehat

4. Asisten Teknik
i. Melakukan replacement study terhadap fasilitas dibagian produksi.
ii. Memberikan laporan tentang batas waktu dan pergantian ataupun
perbaikan fasilitas produksi.

5. Manajer Akuntansi /Keuangan SDM dan Umum


i. Melakukan pembayaran kewajiban perusahaan terhadap pekerjaan dan
mitra kerja
ii. Mengendalikan cash flow unit pabrik
iii. Menyiapkan pengajuan permintaan barang ke kantor pusat sesuai
permintaan unit pabrik
iv. Melaksanakan pengadaan barang orderan pembelian lokasi unit pabrik
v. Menyiapkan laporan manajemen

6. Asisten Quality Control(QC) / Quality Analisis(QA)

7. Asisten Afdeling
i. Memberikan tugas terhadap Mandor
ii. Mengendalikan kegiatan operasional Afdeling
iii. Mengontrol pelaksanaan setiap kegiatan pada tanaman kebun

9
8. Asisten Quality Control
i. Memberikan pembagian tugas kepada karyawan lab
ii. Mengumpulkan semua data pengujian kualitas dari karyawan lab
iii. Membantu kepala quality control dalam membuat laporan bulanan

9. Asisten pengolahan
i. Membuat bon permintaan barang dan menerima barang sesuai dengan
permintaan
ii. Memeriksa dan menyetujui buku absen pekerja dan jurnal mandor
iii. Memeriksa dan menandatangani buku PB-20, AU 26-C, LM-62 dan
membubuhkan paraf LM-RNI
iv. Membuat buku asisten
v. Mengawasi pekerjaan penerimaan dan penurunan pucuk segar

10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kegiatan Pekerjaan Magang


Pelaksanaan magang dimulai pada tanggal 1 Juli 2021 di PT Mitra
Kerinci. Kegiatan hari pertama magang dimulai dengan pengenalan pada bagian
SDM. Di bagian SDM mahasiswa dibekali dengan informasi seputar karyawan,
permasalahan administrasi, dan surat menyurat. Di samping itu, mahasiswa juga
mendapatkan informasi mengenai sejarah dan profil PT. Mitra Kerinci.
Selanjutnya mahasiswa melakukan kegiatan pada bagian QC/QA dari
tanggal 2 -10 juli 2021. QC (Quality Control) merupakan tempat penyeleksian
pucuk, dimana disana kita akan mengetahui kualitas pucuk atau mutu pucuk dari
hasil panen pada hari itu, dalam menentukan mutu pucuk juga memiliki cara dan
rumus khusus. Pada QA (Quality Analisis) mahasiswa dibekali pengetahuan
bagaimana uji rasa dari hasil ball tea, apakah pucuk yang keluar dari ball tea
bagus atau tidak bagus. Dalam penentuan kualitas pucuk yang bagus, pucuk yang
keluar dari ball tea di seduh, di lihat warna air seduhannya, di cium aromanya, di
analisis daun yang ada di dalam sample apakah ada gulma atau ada daun merah.
Uji rasa dilakukan untuk mengetahui kualitas dari daun teh sehingga memudahkan
pengelompokan yang diinginkan oleh konsumen sebelum dipasarkan.
Kegiatan selanjutnya dilakukan pada bagian pengolahan yang dimulai
pada tanggal 12-24 Juli 2021. mahasiswa mempelajari proses pengolahan teh
hijau dan teh hitam. Pada proses pengolahan teh hijau meliputi pelayuan cepat
menggunakan mesin Rotary Panner kemudian penggulungan dengan mesin OTR
(Open Top Roller), pengeringan I menggunakan ECP drier, pengeringan II
menggunakan mesin Boll Tea. Setelah itu jadilah teh kering.
Pada pengolahan teh hitam, setelah pucuk segar datang kemudian
dilakukan proses pelayuan dengan menggunakan mesin Withering Trough,
selanjutnya masuk ke tahap penggulungan dengan menggunakan mesin
OTR(Open Top Roller), kemudian pengeringan dengan menggunakan mesin Two
Stage Drier.
Kegiatan selanjutnya dilakukan pada bagian tanaman yang dimulai pada
tanggal 28 Juli s.d 19 Agustus 2021. Pada bidang tanaman terdapat berbagai
macam bidang yaitu pembibitan, pemupukan, penyisipan, pemanenan, dan
pemangkasan. Pada bagian tanaman ini mahasiswa dibekali dengan pengetahuan
seputar proses pemilihan bibit, pemilihan tanah, isi polybag, stek kres,
pemeliharaan bibit, pengendalian hama, dan pengendalian gulma.

11
B. Analisis Pembahasan Data
Tabel 1 Proses Pembuatan Embung

No Gambar Keterangan
1. Proses pembuatan embung
embung dengan ukuran Panjang
2,5 m × 1 m dan kedalaman 60cm.

2. Embung embung yang sudah


dirapikan.

3. Pemasangan plastik pada embung


embung

4. Embung embung telah siap

12
digunakan oleh pekerja untuk
CWC (Chemicals Weeding
Control) pengendalian gulma dan
hama penyakit.

13
Berdasarkan hasil kajian pembuatan embung tepat untuk dijadikan
alternatif cadangan air di daerah minim air. Sementara itu embung memiliki luas
2,5 m × 1 m dan kedalaman 60 cm yang bervolume 1,5 m³. Embung ini akan
terus dapat digunakan untuk CWC (Chemicals Weeding Control) pengendalian
gulma dengan bahan kimia dan pengendalian hama penyakit.
Pengendalian gulma merupakan upaya untuk menekan pertumbuhan dari
suatu gulma agar tidak merugikan secara ekonomi tanaman pertanian. Upaya
tersebut dapat dilakukan dengan cara penggunaan pestisida yang telah beredar
dilingkungan masyarakat. Masyarakat sangat familiar sekali dengan adanya
penggunaan pestisida untuk mengendalikan berbagai gulma. Untuk itu petani
harus selektif dalam memilih pestisida yang tepat yang dapat digunakan untuk
mengendalikan gulma. Pestisida yang digunakan merupakan herbisida yang
khusus digunakan untuk memberantas gulma.

14
Hama yang ada pada perkebunan teh ialah Helopeltis dan empuaska. Hama
Helopeltis akan menyerang pucuk teh yang menyebabkan pucuk teh memiliki
bercak- bercak kecokelatan sedangkan hama empuaska akan menyebabkan pucuk
teh menggulung. Jika pucuk teh terserang hama tersebut maka pada pengolahan
pucuk tersebut akan menjadi debu yang tidak bisa dipakai untuk produksi. Pada
bagian pengolahan tidak bisa menambah/meningkatkan kualitas teh sehingga
kualitas teh sangat tergantung dari pucuk segar yang datang dari lapangan.
Manfaat embung adalah sebagai sumber irigasi suplementer pada daerah
ketinggian yang minim air, terutama pada saat musim kemarau panjang. Embung
juga dapat digunakan untuk menahan kelebihan air pada daerah yang memiliki
kemiringan kontur lahan datar, sehingga air yang turun ke bumi, ditampung dan
bermanfaat dikemudian hari, tidak limpas begitu saja. Hal tersebut juga dapat
menahan atau memperkecil terjadinya genangan dijalan ataupun banjir.
Kolam embung akan menyimpan air di musim hujan dan kemudian air
dimanfaatkan selama musim kemarau untuk memenuhi kebutuhan dengan urutan
prioritas penduduk, ternak, dan kebun. Jumlah kebutuhan tersebut akan
mempengaruhi tinggi tubuh embung dan kapasitas embung (Kasiro, dkk., 1997
dalam Utama,2011). Selanjutnya Arsyad, 2008 dalam Utama,2011) menjelaskan
bahwa embung umumnya di bangun di sekitar lahan petani dan dimaksudkan
untuk : 1) Menurunkan volume aliran permukan sekaligus meningkatkan
cadangan air tanah, 2) Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya
kikis dan daya angkutnya menurun, dan 3) Mensuplai air pada musim kemarau.
Sehingga pembuatan embung berguna sebagai alternatif persediaan air
pada lahan perkebunan tadah hujan menjadi solusi terbaik dan harus segera
dilaksanakan oleh PT Mitra Kerinci.
Rekomendasi kepada Perusahaan PT Mitra Kerinci untuk segera
melakukan pembuatan embung di daerah minim air, berguna sebagai sumber air
cadangan dimusim kemarau untuk pertanian, menahan kelebihan air (menurunkan
limpasan air). Sehingga dengan alternative pembuatan embung embung di daerah
minim air di perkebunan teh PT Mitra Kerinci di Kecamatan Sangir dan
Kabupaten Solok Selatan.

15
C. Rencana Dan Realisasi Kegiatan Magang
Pada kegiatan magang yang dilaksanakan mahasiswa membuat jadwal kegiatan magang yang di bantu oleh pihak SDM sesuai
dengan program studi mahasiswa. Berikut jadwal kegiatan magang :
Tabel 2. Jadwal kegiatan magang bulan Juli-Agustus
No. Kegiatan Juli
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 1 15 16 1 18 1 20 21 2 23 24 2 26 27 2 29 30 31
1 4 7 9 2 5 8
1 QC/QA
2 Pengolahan
3 Tanaman
4 Evaluasi laporan
5 Jadwal laporan

No. Kegiatan Agustus


1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 1 13 1 15 1 17 18 1 20 2 22 23
0 2 4 6 9 1
1 QC/QA
2 pengolahan
3 Tanaman
4 Evaluasi laporan
5 Jadwaal laporan

Pada realisasi kegiatan magang yang kami lakukan terjadi perombakan jadwal, sehingga tidak berjalan sesuai dengan rencana
kegiatan magang sebelumnya. Berikut tabel realisasi kegiatan magang:

Tabel 3. Realisasi kegiatan magang bulan Juli-Agustus

16
No. Kegiatan Juli
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 13 1 15 1 17 18 1 20 21 2 23 2 25 26 2 28 29 3 31
1 4 6 9 2 4 7 0
QC/QA

2 Pengolahan

3 Tanaman

4 Evaluasi laporan
5 Jadwal laporan

No. Kegiatan Agustus


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 12 1 14 15 1 17 18 1 20 2 22 23
1 3 6 9 1
1 QC/QA
2 pengolahan
3 Tanaman

4 Evaluasi laporan

5 Jadwal laporan

6 Pembuatan
inovasi

Rencana

Realisasi

17
D. Perubahan Pola Pikir Dalam Kegiatan Magang
Setelah dilaksanakan kegiatan magang banyak hal baru, pengalaman dan
pengetahuan yang di dapat. Salah satunya ialah bagaimana budidaya tanaman teh
agar menghasilkan produksi tanaman teh yang berkualitas. Tanaman teh harus di
rawat mulai dari penyiangan, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit.
Gulma yang ada di tanaman teh ialah pakisan, teki-tekian dan rerumputan.
pengendalian gulma tersebut dilakukan dengan cara kimiawi dan cara mekanis. Jika
gulma terbawa saat pemanenan pucuk teh maka akan sangat berdampak terhadap
kualitas teh yang akan mengubah cita rasa dan aroma teh.
Hama yang ada pada perkebunan teh ialah Helopeltis dan empuaska. Hama
Helopeltis akan menyerang pucuk teh yang menyebabkan pucuk teh memiliki
bercak- bercak kecokelatan sedangkan hama empuaska akan menyebabkan pucuk teh
menggulung. Jika pucuk teh terserang hama tersebut maka pada pengolahan pucuk
tersebut akan menjadi debu yang tidak bisa dipakai untuk produksi. Pada bagian
pengolahan tidak bisa menambah/meningkatkan kualitas teh sehingga kualitas teh
sangat tergantung dari pucuk segar yang datang dari lapangan.

18
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan magang di PT. Mitra Kerinci yang meliputi


kegiatan pengamatan, dan sosialisasi langsung dengan pekerja pabrik, maka di
dapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Embung merupakan bangunan air yang menampung, mengalirkan air menuju
hilir embung.
2. Embung menerima sedimen yang terjadi akibat erosi lahan dari wilayah
tangkapan airnya (catchment area).
3. Sendimen yang terkandung dalam air sungai tangkapan embung tersebut
terbawa hanyut oleh aliran air dan masuk ke dalam embung.

B. Saran

1. Sebaiknya penulis menyarankan agar perusahaan dapat melakukan pembuatan


embung pada daerah minim air. agar pengendalian hama penyakit dan Cwc
(Chemicals Weeding Control) tidak kesulitan dalam mencari air di perkebunan teh.
2. Dalam pembuatan embung ini, masih perlu peningkatan dari segala aspek, seperti
yang sudah disampaikan di bagian pembahasan, yaitu belum maksimalnya
penggunaan sisa limpahan air apabila penuh, karena belum memiliki pintu air.

19
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, I. Windasari, Y. Windarto et al, “Sistem Informasi Geografis berbasis


Web untuk Penentuan Prioritas Pembangunan Embung”, Jurnal Komputer
Terapan Vol.6 No.2 pp. 169-181, 2020.
Ifrayaski, Azmeri, Syamsidik, “Optimasi Pengoperasian Embung Hutan Pantang
untuk Memenuhi Kebutuhan Air Irigasi pada Daerah Irigasi Cubo Trienggadeng
Kabupaten Pidie Jaya”, Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan (JARSP)
Vol.2 No.4 pp. 344-351, 2019.
Krisnayanti, E. Hangge, T. Sir et al, “Perencanaan Embung Wae Lerong untuk
Pemenuhan Kebutuhan Air Irigasi di Daerah Irigasi Wae Lerong Ruteng
Provinsi NTT”, Jurnal Irigasi Vol.15 No.1 pp. 15-30, 2020.
Karepowan, L. Kawet, F. Halim et al, “Perencanaan Hidrolis Embung Desa Touliang
Kecamatan Kakas Barat Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara”, Jurnal Irigasi –
Vol. 11 No.6 pp. 383-390, 2015.
Maizir, “Kajian Pembangunan Embung Irigasi Lurah Kapecong di Kabupaten
Solok”, Jurnal Teknik Sipil ITP Vol. 3 No.1, 2016.
Moenandir, J. 2010. Ilmu Gulma. Universitas Brawijaya. Press: Malang. 126 hlm.
Muraleedharan, N. 1992. Pest Control in Asia. In “Cultivation to Consumption”.
(Eds. Wilson, K.C. and Clifford M.N.), pp. 375-412. London: Chapman and
Hall, 796 pp.
Nyukuri, R.W., Kirui S.C., Wanjala, F.M.E., Ogema, V. & Cheramgoi, E. 2013.
Effect of varying population and feeding preference of Helopeltis
schoutedeniReuter (Hemiptera: Miridae) on parts of tea shoot (Camellia sinensis
Kuntze) in Kenya. Peak Journal of Food Science and Technology 1(1): 1-5.
Rukmini, W., W.R. Atmadja, S. Suriati, dan M. Iskandar. 2004. hlm 327-332. Dalam
Arifin, M., E. Karmawati, I W. Laba, I W. Winasa, Pudjianto, Dadang, T.
Santoso, U. Kusumawati,. D. Koswanudin, dan Mulyawan (Eds.).Pengaruh
CNSL terhadap Helopeltis sp. pada inang alternatif. 5 hlm. Prosiding Seminar
Nasional Entomologi dalam Perubahan Lingkungan dan Sosial. Bogor, 5
Oktober 2004.
Situs Hijau. 2012. Melawan Serangan Hama Teh Secara Alami. Media Pertanian
On-line. http://www. situshijau.co.id/tulisan.php=detail. [12 Januari 2012.]
Setyamidjaja, D. 2000. Teh : Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen. Kanisius.
Yogyakarta.

20
Syakir, M., D. Allorerung, Z. Poeloengan, Syafaruddin, W. Rumini. 2010. Budidaya
Tanaman Teh. Aska Media, Bogor.
Utama, S. B. (2011). Partisipasi petani terhadap program pembagunan embung dan
sumur resapan dalam memenuhi ketersediaan air pada musim kemarau di Desa
Mangurejo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan.
Shah, S., Yadav, R.N.S. & Borua, P.K. 2014. Biochemical defence mechanism in
Camellia sinensis against Helopeltis theivora. International Journal of Plant,
Animal and Environmental Sciences 4(3): 246-253.
Widayat, W., Rayati, D.J., & Martosupomo, M. 1996. Penggunaan jamur
Paecilomycetes funioso Roseus sebagai teknologi alternatif pengendalian hama
non kimiawi pada tanaman teh. Prosiding Seminar Alternatif Pengendalian
Hama Teh Secara Hayati. Pusat Penelitian Tehdan Kina Gambung. Hlm. 1-13.

21
LAMPIRAN
Dokumentasi kegiatan magang :

Gambar 1. Keliling pabrik PT Mitra Gambar 3. Proses pengecekan mutu


Kerinci dan diskusi dengan SD teh segar pada mesin petik

Gambar 2. Analisa Peko Gambar 4. Pengenalan pengolahan teh


hijau

22
Gambar 5. Pelayuan cepat pada Gambar 7. Hasil dari proses sortasi teh
pengolahan teh hijau hitam

Gambar 6. Teh hitam


Gambar 8. Penyisipan pada tanaman
teh (Sentring / Bending)

23
Gambar 9. Pemetikan dengan gunting Gambar 10. Membersihkan gulma
manual yang ada pada tanaman teh

24
LOGBOOK MAGANG

Nama Mahasiswa : Warni


Pembimbing Lapangan : Saut Rade Prima Sitanggang
Instansi/perusahaan : PT Mitra Kerinci

Tabel 4 Logbook Kegiataan Magang

Paraf
No Tanggal Deskripsi Kegiatan Dokumentasi Pembimbing
Lapangan
1 01-07-2021 Keliling pabrik dan
kebun teh PT Mitra
Kerinci dan diskusi
dengan SDM

2 02-07-2021 Analisa peko

 Memisahkan
berdasarkan
bentuk/tipe teh.
- Peko
- Jikeng
- Stalk
- Bubuk

20
3 03-07-2021  Penimbangan teh
yang akan
diseduh
sebanyak 5,6
gram

4 04-07-2021 Berjalan-jalan ditempat


wisata solok selatan

5 05-07-2021 QC & QA

 Pengamatan QC
& QA terbagi
menjad 2 fokus
yaitu mutu
pucuk segar dan
kualitas teh jadi
 QA hari pertama
melihat proses
penyeduhan teh
hijau dan teh
hitam
Proses pengecekan
mutu teh jadi
1. Pendataan tipe
seri teh

21
2. Penimbangan teh
yang akan
diseduh
sebanyak 5,6
gram
3. Penyeduhan
dengan suhu air
80-95°C untuk
teh hijau dan
100°C untuk teh
hitam dengan air
sebanyak 240 ml
4. Pembagian jenis
kategori teh
berdasarkan
bagian / bentuk •
Curly, leafing,
mix
5. Setelah 5 menit
teh di tuangkan
kecawan untuk
memisahkan
ampasnya
6. Penilaian teh
dibagi menjadi 3
•Penilaian Aroma
(dengan mencium aroma
teh yang ada dicangkir
yaitu aroma ampas teh)
•Penilaian warna
(dengan melihat warna
air hasil seduhan yang
telah ditaruh dicawan,
penilaian dilakukan
dengan meberi skor
mulai 25 - 32 semakin
berwarna hijau semakin
tinggi skornya)
•Penilaian rasa (dengan
cara mencicipi teh yang
telah diseduh dan dinilai

22
grenya dari 20-50)
7. Blanding (Proses
dimana semua
rasa the
dicampur pada 1
cawan)
8. Penilaian ampas
teh setelah
penyeduhan
• Penilaian warna dibagi
menjadi warna (merah
dan hijau)
• Penilaian adanya
tanaman ain didalam
penyeduhan (Gulma)
6 6-9 Juli QC & QA
2021
 QC
Proses pengecekan
mutu teh segar pada
petik mesin:

 Pengambilan
sampel yang
baru datang dari
lapangan
 Pengadukan oleh
mandor secara
acak untuk
mengambil
sampel sebanyak
1 keranjang
 Penimbangan
sampel sebanyak
250 gram
dikantorpengece
kan
 Pemisahan halus
kasar / tanaman
muda dan

23
tanaman tua,
yang meliputi
batang atau daun
yang getas, bila
daun atau batang
getas maka
sample
dinyatakan
masih muda
 Penghitungan
presentasi pucuk
halus / muda
dengan cara di
timbang
Skor rendah mulai 20-50
dan skor tinggi diatas 50
7 10- 07 2021 Perpisahan dengan
karyawan QC/QA

8 11–07 -2021 Minggu - -

9 12-07-2021 Pengenalan mesin-mesin


pengolahan teh yang
dipandu oleh mandor

10 13-07-2021 Pelayuan cepat :


Menurunkan kadar air
dari 72-82 menjadi

24
+65% dengan suhu 100-
135°C selama+5 menit

11 14-07-2021 Pelayuan cepat :


Menurunkan kadar air
dari 72-82 menjadi
+65% dengan suhu 100-
135°C selama+5 menit.

12 15-07-2021 Sortasi green tea

 Memisahkan teh
kering menjadi
beberapa grade
yang sesuai
standar
perdagangan teh.

13 16-07-2021 Sortasi black Tea

25
 Memisahkan teh
kering menjadi
beberapa grade
yang sesuai
standar
perdagangan teh.
 Menyeragamkan
bentuk, ukuran
dan warna pada
masing-masing
grade
Membersihkan teh dari
serat, tangkai dan bahan
lain seperti debu dan
kontaminan

14 17-07-2021 Black Tea


Pelayuan :

 Derajat layu
pada sistem
ortodox adalah
44 s.d 46%
 Pemakain udara
panas selama
pelayuan
sebaiknya
dilakukan
apabila
kelembaban
relatif diatas
75%
 Suhu yang
digunakan 280C
 Kelembaban 60
s.d 75%
 Debit udara 0,5
s.d 0.6 m
3/menit/kg

26
Pucuk segar
Waktu pelayuan 14 s.d
18 jam

15 18-07-2021 Minggu -

16 19-07-2021 Cuti bersama -

17 20-07-2021 Hari raya idul adha -

18 21-07-2021 Penggilingan :

 Mengecilkan
gulungan
menjadi partikel
sesuai yang
dikehendaki
pasar
 Memotong hasil
penggulungan
menjadi ukuran
lebih rendah
 Mengerus pucuk
segar agar cairan

27
sel keluar
semaksimal
mungkin dan
membentuk hasil
keringan lebih
keriting
Lama penggilingan 25
s.d 40 meni

19 22-07-2021
Oksidasi enzimatis

 Kelembaban
udara diatas 90%
 Suhu ruangan
tidak lebih dari
26,7oC
 Lama proses
oksidasi
enzimatis
dihitung sejak
pucuk
dimasukan
dalam OTR
sampai bubuk
dimasukan ke
pengeringan
Waktu oksidasi
enzimatis adalah 90 s.d
110 menit
20 23-07-2021 Pengeringan

28
 Tujuannya
adalah
menghentikan
Oksidasi
Enzimatis
senyawa
polifanol pada
saat komposisi
theaflavin dan
thearubigin
mencapai
keseimbangan
optimal
 Menurunkan
kadar air
menjadi tinggal
5%
Suhu yang digunakan
100 s.d 120%
21 24-07-2021 Perpisahan dengan
karyawan bagian
pengolahan

22 25-07-2021 Minggu -

23 26-07-2021 Pembuatan jadwal di


tanaman oleh SDM.

24 27-07-2021 Pembuatan jadwal di


tanaman oleh SDM.

29
25 28-07-2021 Pembibitan :

 Pembibitan di
PT mitra kerinci
biasanya
dilakukan
dengan cara
penyetekan
(Stek)
 Terdapat 4 klon
teh dipembibitan
PT Mitra Kerinci
yaitu klon
gambung, TRI,
Sinensis talang,
dan Sinensis
mawar.
 Syarat lahan
pembibitan
adalah dekat
dengan air dan
dekat dengan
jalan untuk
Transportasi
 Alat yang harus
dipersiapkan
dipembibitan
antara lain;
Bambu,
paranet,tali
raffia,paku,
gembor,polibag,
pisau, ember
 Tanah yang
digunakan yaitu
tanah top soil
dan tanah sub
soil yang diberi
pupuk basamid,
tetan dan kcl
 Takaran pupuk
Pada pembibitan

30
yaitu;basamid
150g/m²
dicampur dengan
tanah untuk
mematikan
jamur, Detan
30g/m²
mencegah layu,
Tsp 15g/m², Kcl
15 g/m², Tawas
250-300 g/m²
 Pembibitan
normal biasanya
dilakukan selama
9 bulan
Hama yang biasa
menyerang yaitu
helopeltis dan blister
black.
26 29-07-2021 Penyisipan (Sentring
blending)

 CARA
CENTERING.
Setelah bibit dibtanam
di lapangan dan telah
menujukan kegiatan
pertbuhan kira kira
berumur 4-6 bulan,
batang utama di cetering
setinggi 15-20 cm dgn
meninggalkakan
minimal 5 lembar daun
apabila pada ketinggian
tersebut tdk ada daun
maka centering di
lakukan lebih tinggi
lagi.

• kemudian setelah
cabang baru tumbuh

31
setinggi 50 - 60 cm kira
kira berumur 6-9 bulan
setelah centering dan
terdapat cabang yang
tumbuh kuat ke atas,
maka perlu di potong
( centering) pada
ketinggian 30 cm untuk
memacu pertumbuhan
kesamping / melebar.

• tiga sampai enam


bulan kemudian jika
percabangan baru telah
tumbuh mencapai
ketinggian 60-70 cm di
lakukan pemangkasan
selektif / bagi cabang
( cut cross) setinggi 45
cm . Tunas tunas yang
tumbuh setelah selektif
cut cross di biarkan
selama 3-6 bulan
kemudian di jemdang
pada ketinggian 60-65
cm atau 15-20 cm dari
bidang pangkas.
27 30-07-2021 Happen(Hama penyakit)

 Hama :
organisme yang
mengambil,
memakan dan
merusak secara
langsung bagian
tanaman the
Penyakit : pathogen
yang merusak fungsi,
bentuk dan nilai
ekonomi tanaman teh
berupa bakteri, jamur,

32
atau virus

28 31-07-2021 Diskusi diAfdeling B

29 01-08-2021 Minggu -

30 02-08-2021
Gulma :

 Gulma adalah
tumbuhan yang
kehadirannya
tidak
dikehendaki
pada waktu dan
tempat tempat
tertentu.
 Metode
pengendalian
gulma
- Manual/mek
anis
- Kultur teknis
- Kimiawi

31 03-08-2021
Pemetikan/Panen:

 Panen di PT
Mitra Kerinci
dilakukan
dengan 4
metode; manual

33
menggunakan
tangan dilakukan
untuk
pemanenan
white tea 1
orang, petik
gunting manual
1 orang, petik
mesin single 2
orang dan petik
mesin dowble 5
orang
 70-80 kg/hari
untuk manual
dengan gunting,
150/hari untuk
mesin single per
orang, 200
kg/hari mesin
dowble per
orang
Pemanenan di afdeling
E

32 Briefing bersama asisten


lapangan dan mandor
afdeling E

34
33 05-08-2021 Jamur akar

 Penyebaranya
lambat namun
sulit
dikendalikan,
cara
pengendaliannya
:
- Membuat
parit isolasi,
membongkar
dan
membakar
tanaman
sakit
- Menaman
guatemala
- Fumigasi
dengan etil
bromida
Pengendalian musuh
alami dengan parasit

34 06-08-2021 Mengunjungi TPA

35 07-08-2021 Membersihkan gulma


yang ada di
perkebunan the afdeling
E

35
36 08-08-2021 Minggu -

37 09-08-2021 Libur -

38 10-08-2021 White Tea


Memisahkan grade 1
dan grade 2 white tea

39 11-08-2021 Libur tahun baru hijriah -

36
40 12-18 Proses pembuatan
agustus 2021 inovasi

 Pengendalian
hama helopeltis
menggunakan
ekstrak bawang
putih.
Pembuatan embung-
embung untuk
penampungan air.

41 19-08-2021 Perpisahan dengan

37
mandor-mandor afdeling
E

42 20-08-2021 Evaluasi laporan -

43 21-08-2021 Evaluasi laporan -

44 22-08-2021 Minggu -

43 23-08-2021 laporan -

38

Anda mungkin juga menyukai