Anggota :
M Bagus amirullah 141910101053
Panji hastawirata putratama 141910101058
Ilham budi erawan 141910101060
Dzaka Triputra Pramono 141910101061
Pengendalian umpan balik merupakan proses mengukur keluaran dari sistem yang
dibandingkan dengan suatu standar tertentu. Bilamana terjadi perbedaan - perbedaan atau
penyimpangan - penyimpanga akan dikoreksi untuk memperbaiki masukan sistem
selanjudnya. Study teoritis tentang sistem pengendalian umpan balik disebut dengan
cybernetisc. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu kybernettes yang berarati "orang
yang mengatur " penerapan suatu pengendalian daam suatu sistem.
Sistem pengendalian umpan balik disebut juga dengan istilah negative feedback,
karena hasil balik yang negative akan dikendalikan supaya menjadi baik untuk masukan
proses selanjudnya. Contoh yang paling umum dari sistem pengendalian umpan balik
adalah sistem themostat di dalam alat pendingin. (air conditioner). Kondisi temperatur
yang dihasilkan oleh alat pendingin akan diukur oleh suatu sensor dan dibandingkan
dengan standar temperatur yang tidak menyebabkan ruangan menjadi lembab. Bila
temperatu terlalu dingin, maka tungku pemanas sebagai pengatur unit pegnatur dalam
thermostat akan dihidupkan. Bila temperatue terlalu panas, maka tungku akan dimatikan
dan alat pendingin akan bekerja kembali. Seandainya alat pendingin tidak mempunyai
pengendali ini, maka ruangan akan menjadi lemabab dan tujuan dari alat pendingin tersebut
tidak akan tercapai. Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupaka penerapan dari
sistesm pengendalian umpan balik dalam sistem akuntansi. Sistem akuntansi
pertanggungjawaban dapat berupa pusat beaya dan pusat investai. Pada pusat beaya yang
dikendalikan bila melebihi anggaran akan dianalisis peneybabnya dan akan diperbaiki
untuk masukan selanjudnya. sehingga diharafkan beaya yang terjadi dapat diminimumkan.
Sistem pengendali feedback
1. Sensor akan memonitor dan mengukur output yang dikontrol (contoh suhu, level,
komposisi, dan sebagainya).
2. Hasil pengukuran ini kemudian dibandingkan nilainya dengan nilai set point yang
diinginkan/ditetapkan dalam komparator. Dari komparasi ini menghasilkan galat/error,
dimana besarnya error ini akan dikirimkan ke unit pengendali akhir (controller)
3. Controller akan mengubah besarnya input, sehingga nilai output akan dipertahankan
sesuai dengan set point-nya.
Tergantung dari jenis feedback, dan besarnya konstanta kontroller yang digunakan,
hasil manipulasi ini ternyata memberikan performansi yang berbeda, terutama apabila
diukur dari berapa lama nilai output dapat kembali ke kondisi set point, dan berapa nilai
total error-nya selama ada gangguan. Bahkan jika kontrolnya terlalu lemah, bisa saja nilai
set point tidak dapat dipertahankan, dan proses akan gagal dalam menolak pengaruh
gangguan. Sehingga produk yang dihasilkan tidak dapat dipakai.