SKRIPSI
Disusun oleh
ii
IDENTITAS PENULIS
iii
ABSTRAK
( Sari )
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Masa Kerja Terhadap Daya Dengar Pekerja
di Lingkungan Mesin Assembling PT. Kubota Indonesia”. Permasalahan yang
akan dikaji dalam penelitian ini adalah Pengaruh Masa Kerja Terhadap Daya
Dengar Pekerja di Lingkungan Mesin Assembling bagian test running dan
washing PT. Kubota Indonesia. Tujuannya untuk mengetahui Pengaruh masa
kerja terhadap daya dengar pekerja di lingkungan mesin assembling bagian test
running dan washing PT. Kubota Indonesia
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja di bagian
assembling PT. Kubota Indonesia. Sampel dalam Penelitian ini adalah pekerja di
bagian assembling yaitu test running dan washing PT. Kubota Indonesia yang
ditentukan melalui metode Purposive sampling dan dengan melihat tabel
Nomogram Harry King . Jenis penelitian dalam skripsi ini yaitu Observasi.
Penelitian ini menggunakan model pendekatan cross sectional ukuran datanya
adalah rasio dan Nominal. Analisis Data Univariat dengan Uji hipotesis
menggunakan uji-t.
Uji hipotesis dengan menggunakan taraf kepercayaan 95% (α=0.05) dengan
df = N – 2 = 20 – 2 = 18 didapatkan nilai t statistik (2,395) > t tabel (2,101) artinya
Hipotesis alternatif (H1) diterima sedangkan hipotesis nol (H0) ditolak.
Kesimpulannya adalah ada Hubungan Masa Kerja Terhadap Daya Dengar Pekerja
di Lingkungan Mesin Assembling bagian test running dan washing PT. Kubota
Indonesia.
Saran dari peneliti adalah guna mendapatkan hasil yang optimal maka untuk
penelitian selanjutnya disarankan agar sampel penelitian diberi penjelasan
sejelas-jelasnya. Komunikasi antara peneliti dengan sempel dibangun dengan
lebih baik lagi, guna menghindari terjadinya salah pengertian. Penelitian jenis ini
sebaiknya dilaksanakan pada hari libur sehingga tidak mengganggu aktifitas kerja.
iv
PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
v
PENGESAHAN
Panitia Ujian
Dewan Penguji
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
PERSEMBAHAN
menolong saya.
persatu.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Tujuan dari penyusunan dan penulisan skripsi ini adalah untuk mencapai
banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dari berbagai
pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu disampaikan terima kasih
kepada :
Penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu segala
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dari laporan ini sangat
diharapkan. Hasil yang dituangkan dalam skripsi ini semoga bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
L. Sunu Waspadha
NIM. 6450401093
viii
DAFTAR ISI
Pengesahan .............................................................................................. iv
ix
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 14
4.2 Pembahasan.............................................................................. 33
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Nilai Ambang Batas Kebisingan ....................................................... 8
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ` Halaman
1. Kuesioner ......................................................................................... 39
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Faktor-
faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan
pendengaran antara lain adalah intensitas kebisingan,
frekuensi kebisingan, dan lamanya orang tersebut berada di
tempat atau di dekat sumber bunyi, baik dari hari ke hari
atau seumur hidup (Azrul Azwar, 1990: 65).
Dari penelitian yang dilakukan oleh Balai Pengembangan
Keselamatan Kerja dan Hiperkes Propinsi Jawa Tengah
pada tahun 2004, diperoleh hasil bahwa tingkat kebisingan di
Bagian Assembling nilainya melampaui Nilai Ambang Batas
(NAB). Pada bagian ini terdiri atas 3 sub bagian dengan
tingkat kebisingan yaitu : 1) Sub Bagian Assembling Line
memiliki tingkat kebisingan 80,0 -83,0 dB A, 2) Sub Bagian
Test Running memiliki tingkat kebisingan 91,2 – 97,8 dB A, 3)
Sub Bagian Washing memiliki tingkat kebisingan 99 – 101,2
dB A.
Timbulnya risiko kerusakan pendengaran pada tingkat
kebisingan < 80 dB (A) untuk paparan harian selama 8 jam
dapat diabaikan dan tidak ada peningkatan persentase
subjek dengan gangguan pendengaran. Paparan kebisingan >
85 dB (A) ada kemungkinan bahwa setelah 5 tahun kerja, 1%
pekerja akan memperlihatkan sedikit gangguan pendengaran
, setelah 10 tahun kerja, 3% pekerja mungkin mengalami
kehilangan pendengaran, dan setelah 15 tahun meningkat
menjadi 5%. Pada tingkat bising 90 dB (A), berturut-turut
xv
persentasenya adalah 4%, 10% dan 14% dan pada tingkat
kebisingan 95 dB (A), adalah 7%, 17% dan 24% (Joko
Suyono, 1995:171).
Kemungkinan gangguan pendengaran yang muncul
akibat kebisingan seperti pada data dan keterangan diatas
oleh peneliti dijadikan dasar penelitian untuk membuktikan
apakah masa kerja mempengaruhi daya dengar tenaga kerja
yang bekerja dilingkungan mesin Assembling, dalam hal ini
akan diteliti tentang gambaran daya dengar tenaga kerja
yang bekerja < 5 tahun dan > 5 tahun yaitu pada bagian test
running dan washing karena tingkat kebisingannya lebih dari
85 dB (A) . Tempat yang diambil sebagai lokasi penelitian
adalah PT. KUBOTA INDONESIA Semarang yang
merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
industri perakitan mesin-mesin disel.
1.2 Permasalahan
xvi
Mengetahui pengaruh masa kerja terhadap daya dengar
pekerja di lingkungan mesin assembling bagian test running
dan washing PT. Kubota Indonesia Semarang
2. Mesin Assembling adalah salah satu mesin produksi yang digunakan untuk
merakit alat-alat.
4. Pekerja adalah orang yang bekerja di suatu daerah kerja tertentu, dalam hal
INDONESIA
bahwa kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin assembling bagian test running
dan washing dapat menimbulkan gangguan pendengaran bagi tenaga kerja yang
bekerja disana. Oleh sebab itu penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi
xvii
perusahaan untuk selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan tenaga
kerjanya dengan memberikan alat pelindung diri yang baik selain itu menjadi
memiliki tingkat kebisingan yang relatif kecil (dibawah nilai ambang batas
terlibat langsung dalam penanganan industri dalam hal ini seperti Departemen
Tenaga Kerja dan Balai keselamatan kerja dan HIPERKES dalam membuat
peraturan-peraturan tentang perusahaan dan ketenaga kerjaan yang baik dan ideal
BAB II
sampah yang dapat didefinisikan sebagai benda yang tidak diinginkan. Pengertian
tidak diinginkan ini tentu saja bersifat subjektif, seperti musik kaum muda
mungkin saja tidak sesuai bagi kaum yang lebih tua dan begitu pula sebaliknya
xviii
Semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu, atau berbahaya bagi
Kebisingan dalam industri adalah salah satu faktor berupa bunyi yang dapat
1) Bising interior yaitu bising yang berasal dari manusia, alat rumah tangga
5
atau mesin-mesin gedung. Dinding pemisah, lantai, pintu dan jendela harus
2) Bising Luar (out door) yaitu bising yang berasal dari lalu lintas, industri,
xix
2) Kebisingan continue dengan spektrum frekuensi yang sempit (Steady State,
Narrow Band Noise), misalnya gergaji, sirkuiler, katub gas dan lain-lain.
di lapangan udara.
Keras dan intensitas kebisingan dinyatakan dalam desibel (dB). Satu desibel
adalah suara terendah yang dapat didengar seseorang dan 120 dB adalah batas
dengar maksimal yang menimbulkan rasa sakit. Alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat tekanan suara adalah Sound Level Meter (SLM). Skala Sound
Level Meter yang dipakai adalah skala A. Sound Level Meter dilengkapi dengan
memperbesar signal sampai pada tingkat tekanan suara. Bising di dalam bangunan
datang dari berbagai arah karena suara yang berasal dari mesin-mesin dan
lantai. Alat ini dapat mengukur kebisingan antara 30-130 dB dan frekuensi 20-
xx
20.000 Hz. Keras dan intensitas kebisingan dinyatakan dalam desibel (dB) (Joko
berbagai bidang, dan tidak dapat dipecahkan hanya dengan ilmu pengetahuan,
keahlian teknik dan disiplin ilmu sosial saja. Para pemilik perusahaan dan ahli
Tabel 1
Nilai Ambang Batas Kebisingan
Jika seseorang berbicara di suatu tempat yang bising, maka suara orang
tersebut tidak jarang harus berteriak atau mendekat pada lawan bicaranya.
Gangguan komunikasi ini disebabkan oleh “Masking Effect” dari Back Ground
xxii
2) Gangguan Tidur
terbangun dari tidurnya adalah 5 % pada tingkat intensitas suara 40 dBA dan
tidurnya pada tingkat intensitas suara 100 dBA – 120 dBA (Siswanto, 1991: 35).
kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil studi yang dilakukan adalah : 1)
pada kebisingan yang kontinyu dan intermittent noise yang belum dikenal
dikenal (familiar interrupted noise), 2) pekerjaan yang rumit (complex work) akan
tinggi (> 1000 Hz) adalah lebih mengganggu daripada frekuensi rendah, 4)
xxiii
berkurangnya pendengaran seiring dengan bertambahnya umur disebut dengan
dalam Usia produktif yaitu 15 – 55 tahun dapat terhindar dari presbyacusis jika
tidak ada riwayat penyakit telinga. ( J.J. Ballenger, 1997 : 322). Secara umum
Presbyacusis terjadi pada orang dengan usia lebih dari 60 tahun. Penurunan
pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada laki-laki lebih cepat
Dari landasan teori maka dapat digambarkan kerangka teori secara sistematis
sebagai berikut :
LINGKUNGAN MESIN
ASSEMBLING
1. Intensitas Kebisingan
2. Frekuensi Kebisingan
3. Lama Paparan kebisingan per
DAYA DENGAR
hari
PEKERJA
4. APD (Alat Pelindung Diri)
xxiv
GANGGUAN KESEHATAN
Gambar 1
Kerangka Teori
( Sugiyono, 2002: 6 )
Keterangan :
khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat
langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati atau diukur melalui
konstruk atau yang lebih dikenal dengan variabel. Jadi variabel adalah simbol atau
lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah
digunakan dalam penelitian ini menganut pada sistem paradigma sederhana yaitu
xxv
menunjukkan hubungan antara 1 variable independent terhadap 1 variable
Gambar 2
2.2 Hipotesis Penelitian
Kerangka Konsep
( Sugiyono, 2002: 5 )
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
atau variabel bebas mempunyai efek pada dependent variable atau variabel terikat
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pekerja di bagian assembling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi, 1998 :
117). Sampel dalam penelitian ini adalah pekerja PT. Kubota Indonesia bagian
assembling yaitu test running sejumlah 13 orang dan washing sejumlah 7 orang
yang ditentukan melalui metode Purposive sampling , adapun jumlah sampel yang
digunakan dengan melihat tabel Nomogram Harry King (Sugiyono, 2002: 34).
karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target dan populasi terjangkau
kelompok 2.
Kriteria eksklusi adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi tetapi
2. Subjek mau menjadi sampel tetapi pada kenyataanya tidak bisa datang untuk
mengikuti penelitian.
Harry King (Sugiyono, 2002: 34) dengan tingkat kesalahan 10% diperoleh jumlah
persentase populasi yang diambil sebagai sampel sebesar 60% dengan jumlah
tersebut sebanding dengan 20 orang sampel. Sampel yang bekerja lebih dari 5
tahun sebanyak 14 orang dan yang bekerja kurang dari atau sama dengan 5 tahun
adalah 6 orang.
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
ini yaitu masa kerja pekerja ( < 5 tahun dan > 5 tahun )
frekuensi kebisingan, alat pelindung diri (APD) dan lamanya tenaga kerja berada
perhari. Kebisingan yang dihasilkan > 85 db(A). Semua tenaga kerja dipastikan
Jenis penelitian dalam skripsi ini yaitu Observasi. Disebut demikian karena
sampel yang diteliti apakah setelah bekerja disana terdapat gangguan daya dengar
gambaran keadaan pendengaran orang yang bekerja < 5 tahun dengan orang yang
kebenaran hipotesis.
hanya dilakukan pada saat waktu penelitian itu saja dengan pengukuran yang
3.5.1 Data
Data yang diambil berupa hasil pengukuran dari audio meter. Menurut
Tabel 2
Katagori Tajam Pendengaran
xxxi
< 25 Normal
26 – 40 Gangguan ringan
41 – 55 Gangguan sedang
56 – 70 Gangguan agak berat
71 – 90 Gangguan berat
> 91 Gangguan sangat berat
Sumber : Balai Keselamatan kerja dan HIPERKES, 2004 : 24
Pengambilan data dilakukan sebanyak satu kali yaitu pada saat penelitian
berikut :
1. Sebelum penelitian, sampel harus terbebas dari paparan bising selama 16 jam
mendengar nada.
1000 Hz, 2000 Hz, 4000 Hz, 6000 Hz dan 8000 Hz. Frekuensi 1000 Hz
4. Pada tiap-tiap frekuensi diberikan intensitas bunyi mulai dari 40-50 dB,
kemudian dinaikkan secara bertahap dan diturunkan lagi hingga batas dimana
xxxii
6. Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar data.
Tabel 3
Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter
Telinga Kiri Sampel yang Bekerja < 5 tahun
Keterangan :
1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil
pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44
dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.
2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :
• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada
kolom yang tersedia.
• Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka diberi tanda - pada
kolom tersedia.
xxxiii
Tabel 4
Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter Telinga Kanan Sampel
yang Bekerja < 5 tahun.
dinaikkan
01
diturunkan
dinaikkan
02
diturunkan
dinaikkan
03
diturunkan
dinaikkan
04
diturunkan
Keterangan :
1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil
pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44
dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.
2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :
• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada
kolom yang tersedia.
• Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka diberi tanda - pada
kolom tersedia.
Tabel 5
xxxiv
Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter Telinga Kiri Sampel
yang Bekerja > 5 tahun.
Keterangan :
1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil
pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44
dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.
2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :
• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada
kolom yang tersedia. Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka
diberi tanda - pada kolom tersedia.
Tabel 6
Formulir Pencatatan Hasil Pengukuran Audio Meter Telinga Kanan Sampel
yang Bekerja > 5 tahun.
Kode 8000
Nama Frekuensi (Hz) 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 6000 Hz
Hz
Sam
Sampel Intensitas Bunyi
pel * * * * * *
(dB)
dinaikkan
01
diturunkan
dinaikkan
02
diturunkan
xxxv
dinaikkan
03
diturunkan
dinaikkan
04
diturunkan
Keterangan :
1) Dalam format aslinya kolom dibagi menjadi 10 kolom untuk tempat hasil
pengukuran pendengaran dengan intensitas Bunyi 41 dB, 42 dB, 43 dB, 44
dB, 45 dB, 46 dB, 47 dB, 48 dB, 49 dB, 50 dB.
2) Pengisian sampel dilakukan dengan cara :
• Jika sampel mampu mendengar bunyi maka diberi tanda cek (v) pada
kolom yang tersedia.
• Jika sampel tidak mampu mendengar bunyi maka diberi tanda - pada
kolom tersedia.
1) Waktu
(1) Menyediakan lembar kuesioner untuk mengetahui identitas pekerja dan masa
kerjanya.
pekerja, tentang :
(3) Menyediakan alat Audio meter sebagai instrumen utama, guna mengetahui
(6) Mencari dan menetapkan sampel penelitian yang sesuai dengan kriteria yaitu
pekerja merupakan tenaga kerja yang bekerja di bagian assembling yaitu test
running dan washing yang mempunyai masa kerja < 5 tahun sebagai
yang normal pada saat mendaftar sebagai pekerja dibagian assembling PT.
xxxvii
(2) Memberikan lembar kuesioner kepada sampel
meter
Audio meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya dengar
seseorang.
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
Kuesioner dalam penelitian ini yaitu kuesioner isian (kuesioner terbuka) dengan
tujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas pribadi sampel dan masa
kerja sampel.
xxxviii
Analisis data mengunakan analisis Univariat yaitu hanya ada satu
langkah-langkah berikut:
tabel 3, 4, 5 dan 6
(1) Jika nilai t-statistik (t.s) > t-tabel (t.t) maka HA (hipotesis alternatif)
diterima dan H0 (hipotesis nol) ditolak . Dalam hal ini jika HA diterima
xxxix
(2) Jika nilai t-statistik (t.s) < t-tabel (t.t) maka Ha (hipotesis alternatif)
ditolak dan H0 (hipotesis nol) diterima. Dalam hal ini jika Ha ditolak
BAB IV
Keterangan :
Masa kerja
1 = lebih dari 5 tahun ( > 5 tahun ), berjumlah 14 orang
2 = Kurang dari atau sama dengan 5 tahun ( < 5 tahun ), berjumlah 6 orang
27 8
Tabel
Rata-rata Pendengaran Telinga Kiri Sampel (dB)
Berdasarkan Hasil Pengukuran Audio Meter
Keterangan :
Masa kerja
1 = lebih dari 5 tahun ( > 5 tahun ), berjumlah 14 orang
2 = Kurang dari atau sama dengan 5 tahun ( < 5 tahun ), berjumlah 6 orang
Tabel 9
Rata-rata Total Pendengaran Telinga Kanan dan Telinga Kiri Sampel (dB)
Berdasarkan Hasil Pengukuran Audio Meter
HASIL PENGUJIAN
Kode Masa Rata-rata Pendengaran Rata-rata
Sampel Kerja Telinga Total Katagori
Kanan Kiri Pendengaran
(1) (2) (3) (4) (6) (7)
1 1 13.33 15.00 14.17 Normal
xlii
2 1 16.67 11.67 14.17 Normal
3 1 20.00 6.67 13.33 Normal
4 2 8.33 8.33 8.33 Normal
5 1 21.67 15.00 18.33 Normal
6 1 5.00 5.00 5.00 Normal
7 1 15.00 21.67 18.33 Normal
8 2 8.33 13.33 10.83 Normal
9 1 15.00 16.67 15.83 Normal
10 1 15.00 18.33 16.67 Normal
11 1 20.00 13.33 16.67 Normal
12 1 11.67 10.00 10.83 Normal
13 2 11.67 8.33 10.00 Normal
14 2 11.67 10.00 10.83 Normal
15 1 21.67 13.33 17.50 Normal
16 1 20.00 18.33 19.17 Normal
17 2 13.33 8.33 10.83 Normal
18 1 20.00 10.00 15.00 Normal
19 2 16.67 15.00 15.83 Normal
20 1 16.67 15.00 15.83 Normal
Keterangan :
Masa kerja
1 = lebih dari 5 tahun ( > 5 tahun ), berjumlah 14 orang
2 = Kurang dari atau sama dengan 5 tahun ( < 5 tahun ), berjumlah 6 orang
Tabel 10
Hasil uji Normalitas Data
Masa Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
kerja Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pekerja
Rata-rata lebih .190 14 .185 .853 14 .024
pendengaran dari 5
xliii
tenaga kerja tahun
</= 5 .377 6 .008 .812 6 .075
tahun
Sumber: hasil perhitungan dengan program komputer
(signifikansi) > 0,05, maka distribusi data adalah Normal (Singgih Santoso, 2004 :
kerja lebih dari 5 tahun adalah 0,185 > 0,05 dan untuk sampel dengan masa kerja
< 5 tahun adalah 0,008 > 0,05 keduanya mempunyai nilai lebih dari 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa data diatas adalah normal. Alat uji lain yang digunakan
dalam menguji kenormalan data adalah Shapiro-Wilk didapat baik untuk sampel
yang bekerja > 5 tahun maupun yang bekerja < 5 tahun tingkat signifikansinya
atau nilai probabilitas yang diatas 0,05 (0,024 dan 0,075 lebih besar dari 0,05),
Tabel 11
Hasil uji Homogenitas Data
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Rata-rata Based on Mean .723 1 18 .406
pendengar Based on Median .700 1 18 .414
an tenaga Based on Median and with .700 1 17.022 .414
xliv
kerja adjusted df
Based on trimmed mean .715 1 18 .409
> 0,05, maka disimpulkkan bahwa data berasal dari populasi-populasi yang
mempunyai varians sama atau data bersifat Homogen (Singgih Santoso, 2004 :
189). Pada output dengan alat uji levene statistic tersebut terlihat tingkat
signifikansi atau nilai probabilitas mean (rata-rata) yang berada diatas 0,05 (0,406
> 0,05). Demikian pula jika dasar pengukuran adalah median data, angka
signifikansi adalah 0,414 yang tetap diatas 0,05 maka bisa dikatakan data berasal
homogen.
dilakukan uji normalitas dan homogenitas data, berikut ini adalah hasil dari uji-t
Tabel 12
Hasil Statistik Kelompok (Group Statistic)
Masa kerja pekerja N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Rata-rata lebih dari
14 15.0593 3.66143 .97856
pendengaran tenaga 5 tahun
kerja </= 5
6 11.1083 2.50895 1.02427
tahun
Sumber: hasil perhitungan dengan program komputer
xlv
Tabel 13
Hasil Independent SamplesTest
Sumber: hasil perhitungan dengan program komputer
Berdasarkan uji-t diatas diperoleh hasil harga tstatistik dengan tingkat kepercayaan
Daerah
Penerimaan H0
2,101 2,395
xlvi
karena t statistik (2,395) > t tabel (2,101) maka t statistik berada pada daerah penolakan
Hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan “Ada hubungan masa kerja terhadap
Semarang” diterima.
4.2 Pembahasan
hipotesis yang berbunyi ada pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja di
semuanya menunjukkan angka kurang dari 25 dB. Hal itu berati pendengaran
sampel yang bekerja > 5 tahun dan sampel yang bekerja < 5 tahun termasuk dalam
ditunjukan oleh besarnya selisih nilai daya dengar pekerja yang bekerja > 5 tahun
dengan pekerja yang bekerja < 5 tahun. Selisih angka tersebut mengacu pada
jumlah angka rata-rata pendengaran kelompok sampel yang dalam hal ini nilai
kelompok sampel dengan masa kerja > 5 tahun lebih besar dari pada nilai rata-rata
pada kelompok yang baru bekerja < 5 tahun (15,0593 dB > 11,1083 dB) yaitu
xlvii
sebesar 15,0593 dB – 11,1083 dB = 3, 9510 dB. Semakin besar selisih nilai daya
semakin besar. Fakta lain menyatakan bahwa semakin kecil angka daya dengar
suara. Jadi jelas bahwa kelompok sampel yang bekerja < 5 tahun mempunyai daya
dengar lebih baik dari pada kelompok sampel yang bekerja > 5 tahun.
sampel sebesar 90% dengan tingkat kesalahan dalam generalisasi sebesar 10%,
Jumlah sampel yang diambil adalah sejumlah 20 orang sampel dari 33 orang
BAB V
xlviii
5.3 Simpulan
Hasil penelitian tentang pengaruh masa kerja terhadap daya dengar pekerja
kepercayaan 95% dan tingkat signifikansi 5% dengan metode cross sectional dan
berdasarkan hasil uji statistik (uji –t) diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai
berikut :
5.4 Saran
2. Komunikasi antara peneliti dengan sempel dibangun dengan lebih baik lagi,
3. Penelitian jenis ini sebaiknya dilaksanakan pada hari libur sehingga tidak
35
DAFTAR KEPUSTAKAAN
xlix
Agus Irianto. 2004. STATISTIK Konsep dasar dan Aplikasinya. Edisi 1. Jakarta :
PRENADA MEDIA.
Azrul Azwar, 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, cetakan ke lima hal
101-103. Jakarta: Mutiara sumber Widya.
Efiaty A.S., Nurbaiti Iskandar. 1997. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan. Jakarta: FKUI.
John Jacob Ballenger alih bahasa RSCM-FKUI, 1997. Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorok dan Leher. Jakarta : Bina Rupa Aksara..
Joko Suyono, 1995. Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : EGC.
Wahyuningsih, Nur endah dkk, 2002. Kebisingan di perkotaan. Hand out Mata
Kuliah Kesehatan Lingkungan Pemukiman Sementara V. FKM Universitas
Diponegoro Semarang. Semarang: FKM.
World Health Organization (WHO) alih bahasa Joko Suyono. 1995. Deteksi
Penyakit Akibat Kerja. Jakarta : ECG.
l
Siswanto. 1991. Kebisingan dan Alat Pelindung Diri. Balai Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Jawa Timur.
Zaeni Budiono. 1992. Kebisingan Sebagai Salah Satu Faktor Penyebab Penyakit
Akibat Kerja dan Cara Pengendaliannya. Buletin Keslingma No. 42 tahun
IX, April- Juni 1992.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
li
Lampiran berisi :
1. Kuesioner
6. tabel uji-t
Lampiran 1. KUESIONER
38
lii
Lampiran 2 DATA HASIL PENELITIAN
liii
Lampiran 3 DATA HASIL PERHITUNGAN STATISTIK
liv
Lampiran 4 DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN
lv
Lampiran 5 SURAT IJIN PENELITIAN DAN BUKTI PENELITIAN
lvi
Lampiran 6 TABEL UJI-T
lvii
Daftar Pertanyaan tentang Identitas Diri
Tenaga Kerja bagian Assembling PT. Kubota Indonesia
Alamat Rumah :
…………………………………………………………………….……………
……………………………………………………….
Apakah Rumah anda dekat dengan sumber bising, seperti Tepi Jalan Raya,
..... Tidak
lviii
Gangguan Kesehatan yang dirasakan setelah bekerja di Bagian Assembling PT.
Ya Tidak
Jika terjadi gangguan pendengaran, apakah juga disertai dengan keluarnya cairan
dari telinga?....
^ Ya ^ Tidak
Apakah anda mempunyai riwayat penyakit telinga atau pernah menderita penyakit
telinga? …
^ Ya ^ Tidak
^ Ya ^ Tidak
NB :
* Isi dengan angka sesuai dengan tempat bekerjanya yang sudah tersedia.
# diisi oleh peneliti, diisi sesuai dengan urutan bilangan asli 1, 2, 3, 4, 5…..dst
lix
^ berilah tanda cek ( v ) pada kotak yang tersedia
lx