Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Dipl.Hyp., S.T., M.Kes
NIP. 19780420 200501 2 002
Disusun Oleh:
Alviana Nursa’adah H1E115001 2015
Tri Lutfi Nawawi H1E115025 2015
Abdul Rasyid H1E115027 2015
2017
REKTOR UNLAM
Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, Amd. Rd. Indah Nirtha Nilawati N.P.S, ST.,
Hyp., S.T., Mkes. M.Si
NIP. 19780420 200501 2 002 NIP. 19770619 200801 2 019
Abdul Rasyid
Ucapanterimakasih
Tri Lutfi Nawawi kami ucapkankepada Alviana
: Nursa’adah
H1E115025 H1E115027
H1E115001
1. RektorUniversitasLambungMangkurat :
Prof. Dr. H. SutartoHadi, M.Si, M.Sc.
4. Wakil rektor3UniversitasLambungMangkurat
Dr. Ir. H.Abrani Sulaiman, M.Sc.
5. Wakil rektor 4 UniversitasLambungMangkurat
Prof. Dr. Ir. H. Yudi Firmanul Arifin, M.Sc
6.DekanFakultasTeknikUniversitasLambungMang
kurat :
Dr-IngYulianFirmanaArifin, ST., MT.
10. AnggotaKelompok :
Asrariyah
Raudatun Ni’mah
Syahrijal Azhar
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya makalah yang berjudul
“Perhitungan Ukuran Dan Asosiasi Penyakit Sakit Kepala Di Pt. X (Kalimantan Selatan)” ini
dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini diajukan sebagai tugas mata kuliah Epidemeologi.
Didalam makalah ini Penulis memaparkan definisi skrining serta contoh pelaksanaan skrining pada
kasus-kasus yang berkaitan dalam teknik lingkungan. Dalam penulisan makalah ini, Penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis merasa
berkewajiban dan perlu menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan, kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M. Si, M. Sc selaku rektor Universitas Lambung
Mangkurat.
2. Bapak DR. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST. MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat.
3. Bapak Chairul Irawan, ST., MT., Ph.D selaku PD I Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lambung Mangkurat. 4. Bapak Dr. Andy Mizwar, ST., M.Si selaku PD II Dekan Fakultas
Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
4. Bapak Nurhakim, ST. MT selaku PD III Dekan Fakultas Teknik Universitas Lambung
Mangkurat.
5. Bapak Rony Ridwan, ST. MT selaku Kepala Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat.
6. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah, Dipl.hyp selaku Dosen mata kuliah Epidemiologi.
7. Ibu Rd. Indah Nirta, ST., M.Si selaku Dosen mata kuliah Epidemiologi.
8. Pihak PT X yang telah memberikan bantuan serta dukungan dalam pengerjaan makalah
ini.
9. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan dalam pengerjaan
makalah ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
iii
4.2 Pembahasan 34
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai sebab akibat kesuatu proses
kejadian penyakit yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai
sifat dengan penyebab serta dengan lingkungan. Tujuan dari epidemiologi adalah
ilmiah, dari kedokteran dan statistik sampai sosiologi dan antropologi. Banyak
penanggulangannya.
1
diperlukan. Jalan tol merupakan jalan umum yang pembangunanya ditanggung
oleh pemerintah. Berbeda dengan jalan umum non tol, pengguna jalan tol wajib
membayar biaya tol atas kompensasi bebas hambatan. Biaya tol pun bervariasi,
sering terjadi di jalan tol, yaitu kecelakaan, jalan berlubang dan banjir. Ketiga hal
disebabkan oleh para pengguna dan penyedia. Karena itu, industri jalan tol adalah
Industri jalan tol menjanjikan karena tarif tol yang selalu naik setiap dua tahun
sehingga jalan tol sangat dibutuhkan sebagai akses jalan bebas hambatan.
berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh
2
kondisi lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi
memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam
perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3
keselamatan yang memadai seperti guardrail dan helm, serta pelaksaan prosedur
antara semua pekerja kontruksi di Amerika Serikat, 44% tidak memiliki standar
pengaturan kerja, sementara pekerja di sektor lainnya hanya 19%. Selain itu 55%
3
asal penyakit tersebut berasal, agar dapat ditentukan penyebab utamanya. Dalam
Beberapa ukuran asosiasi yaitu resiko relatif, rasio lajui insidensi, rasio odds, beda
4
pekerja sekitar agar mereka lebih meningkatkan kesadaran tentang
kesehatan lingkungan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam masyarakat itu didekati oleh epidemiologi secara kuantitatif. Karena itu,
Yunani, di mana epi = upon, pada atau tentangdemos = people, penduduk dan
mengenai penduduk. Penyakit yang banyak menimpa penduduk pada waktu itu
dan begitulah nama Epidemiologi tidak bisa dilepaskan dengan epidemi itu sendiri
yang berhubungan dengan peristiwa yang banyak terjadi pada rakyat, yakni
4
merupakan studi distribusi dan determinankesehatan yang terkait keadaan atau
peristiwa dalam populasi tertentu, dan aplikasi studi ini untuk mengendalikan
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari 3 kata dasar yaitu epi yang
memiliki arti pada atau tenang, demos yang memiliki arti penduduk, dan logos
yang memiliki arti ilmu pengetahuan, jadi epidemiologi merupakan sains yang
penyebaran dari jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai
tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok (herd)
5
3. Menurut Brian Mac Mahon (1970) epidemiologi adalah studi tentang
terjadi distribusi semacam itu. Dalam kutipan ini sudah mulai menentukan
penyakit menular”. Dalam kutipan ini bahwa pada waktu itu perhatian
(Kristiani, 2012).
6
beberapa karakteristik yang diyakini terkena penyakit tersebut (Kristiani,
2012).
tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari
10. Menurut Moris (1964) epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat
11. Definisi epidemiologi menurut CDC 2002, Last 2001, Gordis 2000
12. Menurut WHO “Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan
Pada saat ini dengan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu
disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit, tetapi tidak disebabkan oleh faktor
fisik. Penyakit menular termasuk penyakit yang menakutkan karena penyakit ini
masih sulit dalam pengobatannya dan bisa menyebabkan kematian jika tidak
7
segera ditangani. Hal ini yang telah banyak memberikan peluang dalam usaha
mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu
ternyata telah memberikan hasil yang cukup berarti dalam menangulangi berbagai
masalah penyakit menular dan juga penyakit tidak menular (Dinfania, 2010).
Penyakit tidak menular adalah jenis penyakit yang tidak menular seperti
cacat fisik, gangguan mental, dan kelainan-kelainan lain pada organ tubuh
Indonesia. Pada saat ini sedang berkembang pesat dalam usaha mencari berbagai
factor yang memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak
gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang industri yang banyak
3. Epidemiologi klinik
Hal ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang saat ini
8
klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu
penyebab dan cara mengatasinya terhadap kasus secara individu dan biasanya
diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng sangat berguna
bukanlah terbatas pada data dan informasi saja tetapi merupakan suatu disiplin
(Dinfania, 2010).
4. Epidemiologi kependudukan
9
berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini
dasar dalam mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan yang baik.
oleh para perencana kesehatan baik dalam bentuk analisis situasi, penentuan
prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan kesehatan yang
Hal ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari serta
lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik, kimia, biologis maupun sosial budaya,
serta kebiasaan hidup para pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis
tingkat kesehatan pekerja serta untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta
10
kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang
kesehatan jiwa, mengingat bahwa dewasa ini gangguan kesehatan jiwa tidak lagi
8. Epidemiologi gizi
Saat ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat dimana
masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola
timbulnya masalah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis dan terutama yang
masyarakat yang disertai dengan surveilans gizi yang lebih mengarah kepada
tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada sasaran individu atau
11
penyakit dan masalah kesehatan lainnya di masyarakat. Tujuan epidemiologi
(Gordis, 2004).
kesehatan yang bersifat populasi tetapi juga di klinik kedokteran yang umumnya
bersifat individual atau bersifat populasi maka populasinya terbatas dan berciri
khusus yaitu para penderita klinik tersebut. Epidemiologi juga banyak digunakan
tradisional yaitu mencari dan atau menentukan etiologi penyakit (Budiarto, 2003).
12
Studi Kohort adalah rancangan studi yang memepelajari hubungan antara
dan kelompok tidak terpapar, berdasarkan status paparan. Ciri studi ini pemilihan
tidak. Risiko Relatif digunakan untuk menghitung rasio antara dua kelompok
yang tidak terpapar. Penggunaan lain dari risiko relatif yakni dapat digunakan
dalam angka serangan untuk mengukur resiko pajanan terhadap makanan atau
pajanan terhadap zat kimia atau risiko di industri. Pada umumnya rancangan
penyakit akibat kerja berdasarkan data yang diperoleh dari International Labor
Organization (ILO) bahwa setiap hari terjadi 1.1 juta kematian yang disebakan
oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sesuai dengan
tenaga kerja akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang
bersifat fisik, kimiawi, biologis maupun sosial budaya, serta kebiasaan hidup para
pekerja. Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan pekerja serta
untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja. Dalam
13
beberapa situasi, epidemiologi K3 juga digunakan untuk menaksir kesehatan
Ukuran asosiasi termasuk salah satu dari tiga ukuran dalam epidemiologi.
Ukuran asosiasi merupakan ukuran yang didasarkan akibat pemaparan dari suatu
penyakit dan berfungsi untuk mengukur keeratan hubungan statistik antara faktor
Risiko Relatif (Relative Risk) dan Rasio Odds (Odds Ratio) (Bustan,2006).
perbandingan frekuensi penyakit antara dua atau lebih kelompok dengan berbagai
terpapar. Resiko relatif atauRelative Risk dipakai dalam studi epidemiologi untuk
dependen atau ratio antara dua proporsi. Ratio antara 2 proporsi ini adalah
proporsi faktor resiko penyakit positif (terpapar) dengan faktor resiko penyakit
negatif (tidak terpapar). Relative risk biasanya dipakai untuk penelitian kohort.
14
Risiko relatif sering disebut sebagai rasio risiko (risk ratio) adalah
terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi kesehatan. Risiko relatif adalah rasio
dapat dipertanyakan berapa peluang kelompok menjadi sakit jika mereka terpapar
dan berapa peluang mereka tidak kena sakit kalau tidak terpapar (Magnus,
disebut juga penelitian insiden atau penelitian prospektif karena dikaitkan dengan
Odds ratio (OR) atau rasio odds adalah kemungkinan paparan faktor risiko
pada kelompok kasus dengan kemungkinan paparan faktor risiko pada kelompok
15
kontrol (Kasjono dan Kristiawan, 2009). Ukuran ini menggunakan tabel 2x2
dengan notasi yang sama untuk menjelaskannya. Terdapat dua pola desain
tabulasi pada penelitian kasus-kontrol. Pola desain tersebut yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2
Notasi Tabel 2 x 2
Eksposur
Penyakit Total
(+) (-)
Tabel 2.3
Notasi Tabel 2 x 2
Penyakit
Eksposur Total
(+) (-)
kelompok yang sesuai (concordant group), dimana huruf (a) mewakili kelompok
yang terpajan dan sakit serta (d) mewakili kelompok yang tidak terpajan dan tidak
16
sakit., atau berada dalam kelompok yang tidak sesuai (discordant group), dimana
(b) mewakili kelompok yang tidak terpajan namun sakit serta (c) mewakili
kelompok yang terpajan namun tidak sakit.Baik pada pola I maupun pola II,
(𝑎)𝑥 (𝑑)
𝑂𝑅 (𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜) =
(𝑏)𝑥 (𝑐)
Pada dasarnya kedua pola tersebut menunjukkan hasil rasio odds yang sama,
hanya berbeda pada penempatan eksposur dan outcome-nya pada sistem tabulasi.
penelitian kasus-kontrol dan bukan penelitian kohort. Hal ini karena desain dan
ukuran penelitian kohort terkait secara integral, dan tidak dibenarkan untuk
mengubah salah satunya tanpa mengubah yang lain. Kita tidak mungkin
jumlah kasus dan kontrol yang tidak terpajan di dalam penelitian kasus-kontrol.
harus bersifat tetap, sedangkan pada kohort bisa bertambah. Oleh karena jumlah
sampel kasus tetap, maka harus dilihat pada peluang seseorang untuk
bukan kasus insidensi, tetapi sering berupa prevalensi (mencakup kasus baru dan
kasus lama), sedangkan untuk penelitian kohort, studi kasus yang digunakan
berupa kasus insidensi sehingga RR (risiko relatif) pada kasus-kontrol tidak dapat
dihitung langsung dengan perhitungan pada metode kohort. Karena data yang di
17
dapat pada kasus-kontrol lebih banyak prevalensi, maka RR yang digunakan
adalah RR yang disebut rasio odds (OR) (Ryadi dan Wijayanti, 2011).
Jika penyakit yang hendak diselidiki itu merupakan penyakit yang relatif
kontrol ditentukan tanpa bergantung pada pajanan, maka rasio odd akan
merepresentasikan aproksimasi RR. Ini terjadi karena a << c dan b << d sehingga
Sifat OR ini sangat berguna dan merupakan sifat yang membuat penelitian kasus-
kontrol terhadap outcome yang langka menjadi alat yang kuat dalam epidemiologi
menjadi 2 jenis yaitu insidence dan prevalens insidence sering dikatakan sebagai
kasus baru, sedangkan prevalens sering dikatakan sebagai kasus baru dan kasus
lama.
fase klinik dalam riwayat alamiah suatu penyakit. Incidens rate dari suatu
penyakit tertentu adalah dalam jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan
18
K = Konstanta ( 100%, 1000 ‰)
pasti. Lain halnya dengan penyakit dimana timbulnya tidak jelas, disini
menjadi 3 macam yaitu insidens kumulatif, secondary attack rate dan laju
insidens.
19
Insidens kumulatif adalah parameter yang menunjukkan taksiran
4) Hidup
20
2.1.3.1.2 Secondary Attack Rate
21
Person time adalah jumlah orang dalam resiko dikalikan dengan
2.2.1 Beda risiko (risk difference) atau risiko atribut (attributable risk)
Beda risiko (risk difference/RD) atau disebut juga risiko atribut (attributable
terpajan dan kelompok angka insidensi tidak terpajan dan hasilnya dianggap
sebagai pemaparan oleh faktor penyebab penyakit (atribut). Makin besar jumlah
paparan pada kelompok terpapar. Rumus Beda risiko yaitu angka insidensi
et all,2009)
22
Dewi Anggraeni, 2003). Beda risiko menunjukkan kelebihan penyakit karena
suatu factor di subkelompok populasi yang terpajan oleh suatu factor. Jika “angka
populasi” dalam rumus beda risiko, maka akan didapatkan population attribute
manfaat yang diharapkan jika pajanan di dalam populasi dapat dikurangi (Richard
F. Morton et all,2009).
Insidensi merupakan salah satu tipe ukuran yang paling penting dalam
menyatakan banyaknya kasus baru penyakit yang terjadi dalam rentan waktu
tertentu. Insidensi memungkinkan kita untuk memeriksa hal terkait kasus yang
menjadi saat ini bukan yang terjadi pada periode waktu sebelumnya. Ketika suatu
Insidensi adalah jumlah seluruh kas baru pada suatu populasi pada
suatu populasi pada suatu saat periode waktu tertentu. Indikator yang paling
23
Ʃ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢
IR = Ʃ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑎𝑡 𝑟𝑖𝑠𝑘 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎
tak terhingga. Dan ukuran ini tidak dapat diinterpretasikan kepada individu
serangan suatu penyakit dengan jelas beberapa hal yang perlu diperhatikan :
b. Waktu diagnose.
periode waktu yang sama (dalam hal ini sulit menentukan siapa dari
penduduk tersebut tersebut yang susceptible dan siapa yang bukan, sehingga
24
c. Mengetahui beban tugas yang harus diselenggarakan oleh suatu fasilitas
pelayanan kesehatan.
penyakit atau ukuran status kesehatan yang lebih sederhana. Tidak seperti
tingkat insidensi, maka yang diukur hanyalah denominator yang ada pada
1.000 populasi.
jumlah populasi yang realtif sedikit dan waktu yang relatif singkat. Proses
25
2.2.2.4 Secondary Attack Rate/SAR
suatu lingkungan setelah dating nya satu atau lebih kasus primer dari
Ʃ 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
SAR = Ʃ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑎𝑡 𝑟𝑖𝑠𝑘
dan penyakit valid atau tidak secara kausalitas. Ukuran asosiasi di gunakan untuk
Informasi untuk memutuskan bahwa hubungan paparan dan penyakit valid atau
terpajan dengan kelompok tidak terpajan. Ukuran beda : lebih bermanfaat bagi
26
2.3.2 Ukuran perbedaan (perbandingan absolut)
dan kelompok yang tidak terpajan. Cara terbaik untuk membahas bagaimana cara
menyampaikan ukuran asosiasi secara tepat dapat dilihat pada contoh berikut
ini.Suatu penelitian mengenai asosiasi antara virus dan sindrom yang baru
dikenali dan kaitannya dengan kabut asap yang menyerang suatu kota karena
sebelumnya terpajan agen infeksi pada orang yang sakit 1,64 kali lebih besar
daripada orang yang tidak sakit. Atau, peluang untuk sebelumnya terpajan agen
infeksi pada orang yang sakit 64% lebih tinggi daripada orang yang tidak sakit.
menjadi sakit 1,75 kali lebih besar daripada orang yang tidak terpajan. Atau, risiko
untuk menjadi sakit lebih besar 75% pada orang yang terpajan daripada yang tidak
terpajan. Ukuran ini membandingkan probabilitas untuk menjadi sakit pada dua
27
Sehingga dapat dikatakan, kedua kasus telah memperlihatkan asosiasi
(hubungan) antara dua variabel, yaitu agens infeksi dan penyakit yang diteliti.
Namun, kita harus hati-hati dalam menyajikan ukuran asosiasi, kesimpulan suatu
penelitian bukan melalui asumsi pribadi, namun melalui uji terkontrol acak dan
merupakan faktor risiko terjadinya eutropikasi (14 kali) dan ikan mati (1,6
2.4 Industri
Industri konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang terkait
dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana konstruksi dan juga
28
memadai, kurangnya pelatihan keselamatan kerja yang diberikan pada pekerja,
pihak pekerja, kesalahan dan pelanggaran tersebut dapat berupa tindakan tidak
keselamatan kerja, dan salah satu hasil dari tindakan tidak aman adalah timbulnya
29
thermal,etc). Kecelakaan kerja merupakan kecelakaan seseorang atau kelompok
yang tak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas
yang telah diatur. Kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor menurut
anizar (2009) secara umum penyebab kecelakaan ada dua, yaitu unsafe action
dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut, ketidakseimbangan fisik tenaga kerja,
seperti: posisi tubuh yang menyebabkan mudah lelah, cacat fisik,cacat sementara,
salah pengertian terhadap suatu perintah, kurang terampil, salah mengartikan sop
alat kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan,
tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung (Kusuma,
tenaga kerja, agar terhindar dari risiko buruk di dalam melakukan pekerjaan.
Menurut Adia (2010), jaminan keselamatan dan kesehatan dapat membuat para
tenaga kerja merasa nyaman dan aman dalam melakukan suatu pekerjaan,
dan penyakit kerja. Berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun 1996, agar suatu Sistem
Manajemen K3 dapat diterapkan dengan baik pada suatu perusahaan, maka pihak
30
perusahaan harus membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3). P2K3 adalah badan pembantu ditempat kerja yang merupakan wadah
kontrol apakah semua yang direncanakan itu telah dilaksanakan, dan apakah ada
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2.2 Sampel
a. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan random sampling,
yakni dengan mengambil sampel acak yang mewakili semua populasi.
b. Sampel berupa pekerja yang bekerja didalam ruangan dan pekerja yang berja
diluar ruangan, Perusahaan PT. X Banjarmasin.
32
Variabel bebas yang digunakan adalah sakit kepala dan perilaku pekerja di
PT. X Banjarmasin.
33
peneliti untuk mengetahui jumlah pekerja yang terkena penyakit sakit kepala
di PT. X Banjarmasin.
c. Merekap data perolehan hasil penelitian.
34
Memasukkan data ke dalam tabel yang telah disediakan, baik tabel untuk data
mentah maupun tabel untuk menghitung data tertentu secara statistik.
3.8 Cara Analisis Data
Pengolahan data untuk analisis dengan menggunakan program microsoft
exel 2013. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik deskriptif. Hasilnya
akan disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
3.9.2 Hipotesis
Salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh Pekerja adalah sakit
kepala. Sebagian besar dari pekerja yang bekerja didaerah dengan radiasi tinggi
dan ada sebagian pegawai yang tidak menggunakan APD ( Alat Pelindung Diri ).
Dan jumlah insiden penyakit sakit kepala pada pekerja diperusahaan PT. X
Banjarmasin yang terpapar ( terpapar faktor resiko bekerja didaerah radiasi tinggi
dan tanpa memakai APD) dan kelompok kontrol ( pekerja yang bekerja hanya
sebagai kontrol didalam ruangan).
35
BAB IV
Hubungan antara Pekerja yang bekerja diluar dengan paparan bahaya lebih
bekerja diluar ruangan dengan daerah berbahaya dan radiasi tinggi di PT. X
kepala parah.
+ - Relatif (RR)
Jumlah 13 7 20 RR = 1
35
Kesimpulan :
Dari data yang didapat, pekerja yang bekerja diluar ruangan di daerah
berbahaya dan radiasi tinggi dengan pekerja yang bekerja hanya sebagai kontrol
terhadap penyakit sakit kepala yang diderita oleh pekerja di PT. X baik itu diuar
4.2 Pembahasan
terpapar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapat nilai resiko relatif
sebesar 4,0. Menurut Bustan (2006), apabila nilai risiko relatif lebih besar dari 1
dapat disimpulkan bahwa pekerja yang bekerja diluar ruangan di PT. X memiliki
resiko penyakit sakit kepala 1 kali lebih besar daripada pekerja yang bekerja
diluar ruangan. Pada kasus ini besarnya resiko paparan penyakit sakit kepala pada
pekerja yang bekerja diluar ruangan dengan pekerja yang bekerja didalam ruangan
kepala (bahasa Sunda = rieut atau nyeri sirah), kepala terasa berputar/pusing
(bahasa Sunda = lieur), dan sakit kepala sebelah/migrain (bahasa Sunda = rieut
keletihan, sakit gigi, kurang tidur, perubahan cuaca, kebanyakan nonton televisi,
36
atau kurang darah. Pencegahan sakit kepala adalah dengan menghindari kerja
terlalu lelah, makan teratur, tidur teratur, olahraga cukup, menghindari terkena
sinar matahari langsung, dan jangan banyak pikiran. Pengobatan sendiri sakit
kepala dapat dilakukan dengan obat warung, yaitu Paramex atau puyer Bintang
37
BAB V
5.1 Kesimpulan
disimpulkan bahwa pekerja yang bekerja diluar dengan daerah berbahaya dan
bekerja.
tidak terpapar. Bersadarkan penelitian dan data yang diperoleh, nilai risiko
3. Insidence adalah kejadian (kasus) penyakit yang baru saja memasuki fase
klinik dalam riwayat alamiah suatu penyakit tertentu selama kurun waktu
tertentu.
selisih angka insidensi kelompok terpajan dan kelompok tidak terpajan dan
47
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu lebih ditingkatkan lagi
APD (Alat Pelindung Diri) yang digunakan unntuk pekerja yang bekerja di PT. X
Banjarmasin khususnya pada pekerja yang bekerja didaerah berbahaya dan radiasi
tinggi.
47
DAFTAR PUSTAKA
Achmad,R.2004.Kimia Lingkungan.Andi:Yogyakarta
Haryanto, S. Pengaruh Sistem Manajemen K3 Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt “Xx”. Vol.
9, No. 3. Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik – Sistem.
Arya Wardana, Wisnu. 2001. Dampak pencemaran lingkungan. Penerbit Andi: Yogyakarta.
Bonita, Beaglehole, dan Kjellström. 2006. Basic Epidemiology. World Organitation Health:
India.
Budiarto, Eko dan Dewi Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran EGC : Jakarta
60
Kasjono, Heru Subaris, Heldhi B. Kristiawan. 2009. Intisari Epidemiologi. Mitra Cendikiawan
Press: Yogyakarta.
Morton, Richard F. et all.2009. Panduan Studi Epidemiologi dan Statitiska Edisi 5. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran
Ryadi, A.L. Slamet, T. Wijayanti. 2011. Dasar-Dasar Epidemiologi. Penerbit Salemba Medika :
Jakarta.
Endroyo, B. 2006. Peranan Manajemen K3 Dalam Pencegahan Kecelakaan Kerja. Vol. III, No.
1. Jurnal Teknik Sipil: Semarang.
Sholihah, Q. 2013. Egronomi dan Keselamatan Kerja di Industri. Airlangga University Press.
Surabaya.
61
62
LAMPIRAN