Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI LAUT

CEPHALOPODA

OLEH:
NAMA:
RYAN ALVINO HOLIDIN
NIM:
08051382025113
KELAS:
A

LABORATORIUM BIOEKOLOGI KELAUTAN


JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki luas laut 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang
95,181 km serta memiliki potensi sumberdaya laut yang cukup besar baik dari
segi kuantitas maupun diversitas (Rompas, et al. 2007). Daerah pantai atau daerah
pasang surut, mempunyai potensi cukup besar dalam penyediaan bahan makanan
bagi kehidupan manusia. Salah satu sumberdaya hayati laut yang melimpah
adalah Cephalopoda (Budiyanto dan Sugiarto, 1990).

Cephalopoda merupakan salah satu kelompok binatang lunak (filum


Moluska), meliputi cumi-cumi (squid), sotong (cuttlefish), gurita (octopus) dan
kerabatnya. Sekitar 700 spesies Cephalopoda telah diketahui hidup tersebar di
perairan pasang surut (intertidal), di samudera yang dalam dan di lapisan
permukaan laut, baik di perairan kutub yang dingin maupun di perairan tropis
yang hangat (Hanlon dan Messenger 1996; Vecchione et al. 2001). Beberapa jenis
Cephalopoda memiliki nilai komersial dan merupakan salah satu sumberdaya
hayati yang penting dalam sektor perikanan laut (Roper et al. 1984).

Cephalopoda merupakan moluska yang tidak memiliki cangkang kecuali


Nautilus. Anggota cephalopoda hidup di lautan, dan bernafas dengan insang.
Semuanya memiliki kepala dan kaki yang dapat dibedakan dengan jelas.
Cephalopoda adalah satu-satunya moluska dengan sirkulasi tertutup dan memiliki
organ-organ indra yang berkembang dengan baik (Campbell, 2008, h. 253).
Cephalopoda merupakan kelas yang tidak memiliki indra.

Cephalopoda yang hidup di perairan laut Indonesia dan teridentifikasi


berjumlah sekitar 100 jenis, namun yang memiliki nilai komersial berjumlah
sekitar 24 jenis (Djajasasmita dkk., 1993). Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan
salah satu genus dari Cephalopoda yang memiliki potensi sebagai
komoditaskomersil (Prakasa et al., 2014). Di Indonesia kelompok hewan cumi
inimempunyai urutan ketiga produksi di dalamdunia perikanan setelah ikan dan
udang(Sudjoko, 1988).
Cumi cumi adalah hewan dari kelas cephalopoda yang termasuk hewan
karnivora karena dalam Kebiasaannya memakan hewan hewan hewan lain seperti
udang dan juga ikan ikan pelagis yang dapat ditangkap nya kita Dengan tentakel
cumi-cumi memiliki ciri morfometrik kepala besar leher Dan Jalan mortal yang
bersatu dengan bagian-bagian proposal Ontel berbentuk lonjong membundar pada
ujung postenior( ismail et al ,2013).
Spesies Cephalopoda lainnya adalah sotong (cuttlefish).
Sotong adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut
atau danau. Hewan ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran
besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari
dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Sotong juga
merupakan makanan sejenis seafood.Sotong sering kali disalahtafsirkan
sebagai cumi-cumi. Keduanya berbeda karena sotong bertubuh pipih, sementara
cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Selain itu, cangkang dalam sotong tersusun
dari kapur yang keras, sedangkan pada cumi-cumi lunak (Ayu, 2018).
Selama ini penangkapan sotong di Indonesia masih bergantung dari alam
salah satunya karena sulit untuk dibudidayakan. Oleh karena itu dikhawatirkan
sumberdaya perikanan ini akan menurun secara kualitas dan kuantitas, sehingga
perlu dilakukan antisipasi dalam upaya konservasi secara hayati (Merta, 1993).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat mengenal secara umum tentang Cephalopoda


2. Mahasiswa dapat mengamati morfologi dari Loliga (cumi cumi) dan Sepiida
(sotong)
3. Mahasiswa dapat mengamati anatomi dari Loligo (cumi cumi) dan Sepiida
(sotong)

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu:
1. Menambah Pengetahuan tentang morfologi dan anatomi dari Loligo (cumi
cumi) dan Sepiida (sotong) yang berasal dari fillum Mollusca,kelas
Cephalopoda.
II.TINJAUAN PUSTAKA

Cephalopoda
Cephalopoda merupakan salah satu kelompok binatang lunak (filum
Moluska), meliputi cumi-cumi (squid), sotong (cuttlefish), gurita (octopus) dan
kerabatnya. Sekitar 700 spesies Cephalopoda telah diketahui hidup tersebar di
perairan pasang surut (intertidal), di samudera yang dalam dan di lapisan
permukaan laut, baik di perairan kutub yang dingin maupun di perairan tropis
yang hangat (Hanlon dan Messenger 1996; Vecchione et al. 2001).
Cephalopoda merupakan moluska yang tidak memiliki cangkang kecuali
Nautilus. Anggota cephalopoda hidup di lautan, dan bernafas dengan insang.
Cephalopoda adalah satu-satunya moluska dengan sirkulasi tertutup dan memiliki
organ-organ indra yang berkembang dengan baik (Campbell, 2008, h. 253).
Cephalopoda adalah kelompok dengan tingkat evolusi tertinggi di antara
kelas lain dalam filum Moluska. Tubuhnya simetris bilateral, memiliki sebuah
kaki yang terbagi menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat penghisap atau
sucker dan sistem saraf yang berkembang baik berpusat di bagian kepala.
Kelompok hewan ini berbadan lunak dan tidak mempunyai cangkang tebal seperti
kelas yang lain. Mantelnya mengelilingi sekeliling tubuh, membentuk kerah yang
agak longgar pada bagian leher. Sebuah sifon yang menyedot air lewat insang
terletak di bawah mantel dan digunakan untuk mengeluarkan semprotan air (jet
propulsion) untuk mendorong hewan bergerak cepat. Termasuk ke dalam kelas ini
adalah cumi-cumi, sotong, gurita dan nautilus (Romimohtarto, 2009).
Cephalopoda merupakan kelas yang memiliki keunikan yaitu satu satunya
kelas yang tidak memiliki indra.

Cumi cumi
Taksonomi cumi-cumi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Sub kelas : Coleoidea
Ordo : Teuthoidea
Subordo : Myopsida
Famili : Loliginidae
Genus : Sepioteuthis
Species : Sepioteuthis sp
Cumi cumi adalah hewan dari kelas cephalopoda yang termasuk hewan
karnivora karena dalam Kebiasaannya memakan hewan hewan hewan lain seperti
udang dan juga ikan ikan pelagis yang dapat ditangkap nya kita Dengan tentakel
cumi-cumi memiliki ciri morfometrik kepala besar leher Dan Jalan mortal yang
bersatu dengan bagian-bagian proposal Ontel berbentuk lonjong membundar pada
ujung postenior( ismail et al ,2013).
Cumi-cumi merupakan salah satu jenis dari kelas Cephalopoda, yaitu
salah satu kelompok binatang lunak yang tidak bertulang belakang (Sudjoko,
1988).
Cumi-cumi (Loligo sp.) merupakan salah satu genus dari Cephalopoda
yang memiliki potensi sebagai komoditaskomersil (Prakasa et al., 2014). Di
Indonesia kelompok hewan cumi inimempunyai urutan ketiga produksi di
dalamdunia perikanan setelah ikan dan udang(Sudjoko, 1988).
Sotong
Taksonomi Sotong
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Sub kelas : Coleoidea
Ordo : Sepiida
Subordo : Decapodiformes
Famili : Sepidae
Genus : Sepia
Species : Sepia sp
Sotong adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut
atau danau. Hewan ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran
besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari
dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Sotong juga
merupakan makanan sejenis seafood.(Ayu, 2018).
Sotong sering kali disalahtafsirkan sebagai cumi-cumi. Keduanya berbeda
karena sotong bertubuh pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder.
Selain itu, cangkang dalam sotong tersusun dari kapur yang keras, sedangkan
pada cumi-cumi lunak (Ayu, 2018).
Kelas Cephalopoda (seperti cumi-cumi dan sotong) memiliki tinta sebagai
pertahanan dirinya.Melanin dari tinta sotong (Sepia sp.) dan cumi-cumi (Loligo
sp) memiliki aktivitas penghambatan terhadap E. coli. Aktivitas penghambatan
terhadap E. coli dari melanin tinta sotong lebih tinggi dibandingkan melanin dari
cumi-cumi. Tinta sotong dan cumi-cumi pada konsentrasi 0,013-0,020 g/ mL
tidak memiliki aktivitas penghambatan terhadap E. coli.,

III.METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
3.1.1 Waktu
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Febuari 2021,dimulai pukul
13.00 sampai dengan selesai.Praktikum ini dilaksanakan secara daring melalui
Zoom meeting.
3.1.2 Tempat
Praktikum ini dilaksanakan di dilaksanakan secara online.Bertempat dirumah
masing masing dengan menyiapkan sampel praktikum dan alat secara mandiri.
3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat
Berikut ini adalah alat yang perlu disiapkan :

No Nama Alat Fungsi Alat


1. Nampan/Baki Sebagai tempat atau wadah untuk meletakkan
sampel praktikum.

2. Pisau/gunting Sebagai alat untuk memotong sampel.


3. Mikroskop
Alat untuk mengamati morfologi dan anatomi
sampel (cumi-cumi dan sotong).

4 Pinset/catut Sebagai Alat bantu untuk mengamati sampel dalam


bagian yang lebih kecil.

3.2.2 Bahan
Berikut ini adalah bahan yang perlu disiapkan

No Nama Bahan Fungsi


1. Sampel Loliga (cumi cumi) Bahan pengamatan
2. Sampel Sepiida (sotong) Bahan pengamatan
3.3 Cara Kerja

3.3.1 Pengamatan Loligo sp

Amati sampel Loliga sp. Klasifikasikan sampel tersebut. Pelajari dan gambar
dengan seksama morfologi dan antomi
.

Morfologi :
1. Tentukan bagian dorsal, ventral, anterior dan posterio
2 .Gambar dan berikan keterangan selengkap mungkin bagian-bagian tubuh
hewan ini.
3.Tentukan jenis kelaminnya

Anatomi :
1. Letakkan Sepia pada baki dengan sisi posterior menghadap ke atas.
2. Potong hati-hati dengan gunting berujung runcing/cutter bagian
tengah posterior mantel dari ujung ventral sampai dorsal.
3. Sibakkan kedua sisi mantel hingga terlihat struktur anatominya.
4. Cuci dengan hati-hati untuk menghilangkan tinta dan kotorannya.
5. Letakkan kembali pada baki.
6. Gambar anatominya
7. Keluarkan dan gambarlah cangkang dengan cara menyayat mantel
bagian anterior.

3.3.2 Pengamatan Sepia sp

Amati sampel sepia sp. Klasifikasikan sampel tersebut.Pelajari dan gambar


dengan seksama morfologi dan anatomi

Morfologi
1.Tentukan bagian dorsal, ventral, anterior dan posterior
2.Gambar dan berikan keterangan selengkap mungkin bagian-bagian tubuh
3.Tentukan jenis kelaminnya
Anatomi

1.Letakkan Sepia pada baki dengan sisi posterior menghadap ke atas.


2.Potong hati-hati dengan gunting berujung runcing/cutter bagian tengah posterior
mantel dari ujung ventral sampai dorsal.
3.Sibakkan kedua sisi mantel hingga terlihat struktur anatominya.
4.Cuci dengan hati-hati untuk menghilangkan tinta dan kotorannya
5.Letakkan kembali pada baki.
6.Gambar anatominya
7.Keluarkan dan gambarlah cangkang dengan cara menyayat mantel bagian
anterior
DAFTAR PUSTAKA
Ayorbaba Amida E, Nurhani Widiastuti, Arnoldus S. Ananta, dan Paulus Boli.
2019. Biological Aspects of Squids (Loligo sp.) Caught by Fishermen in
Manokwari Waters.Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik,Vol. 3(1),65-
66
Balansada, Andika R, Medy Ompi,dan Frans Lumuindong.2019.Identifikasi dan
Habitat Gurita (Cephalopoda) Dari Perairan Salibabu Kabupaten
Kepulauan Talaud Chepalopoda.E-Journal-UNSRAT,Vol. 7(3),248.
Fitrial, Yuspihana, Iin Khusnul K . 2017.Aktivitas antibakteri dari melanin tinta
sotong dan cumi-cumi.Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia.
20(2):265,266,273.
Rudiana, Esti, Delianis Pringgenies.2011.Morfologi dan Anatomi Cumi-Cumi .
2017. Aktivitas antibakteri dari melanin tinta sotong dan cumi-cumi. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia. 20(2):

Loligo duvauceli yang Memancarkan Cahaya. Ilmu Kelautan Undip,Vol.


9(2),96.
Rochman, Nur, Haeruddin,dan Norma Afiati.2013. Studi Morfometridan Faktor
Kondisi Sotong (Sepiella inermis: Orbigny, 1848) yang didaratkan di
Tembaklorong Semarang. Diponrgoro Journal of Maquares,Vol. 2(4).91-
92
Sudayana,Adi Putra.2013.Kajian Perbandingan Hewan Moluska.Jakarta:Jendela
Dunia.
Tiurisk, Helfiana Perangin-angin, Norma Afiati, dan Anhar Solichin.2015. Aspek
Biologi Perikanan Cephalopoda Pelagik yang Didaratkan di TPI
Tambaklorok Semarang.Diponegoro Journal Of Maquares Vol. 4(1).107.

Anda mungkin juga menyukai