Oleh
Diah Anggraini Wulandari1)
ABSTRACT
MORPHOLOGY, CLASIFICATION, AND DISTRIBUTION OF SQUID
FAMILY LOLINGINIDAE. Squids are one of Indonesian export commodities that is
produced in frozen, salted, dried or canned, however the information about
biology,ecology, habitat and distribution of squid are little known. Squid have ten
tentacles equipped with suction, and generates ink to defend against their enemies.
Squids are demersal or semi-pelagic animal that lives in the waters column up to a
depth of 400 m with diurnal movements. Squids reproduce sexually and by deocious.
Squids with family Lolinginidae (genus Lolious) are distributed across the Indonesian
waters with temperatures of 8 to
32 oC and salinity of 8.5 to 30 ppm. Familly Lolinginidae is grouped into several
genera included Afrololigo, Allotheuthis, Dorytheuthis, Heterololigo, Loliolus,
Lollinguncula,
Pickfordiateuthis, Sepioteuthis, dan
Urotheuthis
PENDAHULUAN
1)
Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI
Perairan Indonesia memiliki
potensi sumberdaya perairan laut yang
cukup besar, diantaranya adalah ikan
pelagis, karang, udang, lobster, dan
cumi- cumi. Kontribusi hasil tangkapan
cumi- cumi sangatlah sedikit
dibandingkan dengan produksi total
perikanan Indonesia yaitu hanya 0,8%
(Prima & Puspasari, 2011). Produksi
cumi-cumi pada tahun 2010 tercatat
mencapai
34.925.401 kg, kemudian menunjukkan
peningkatan yang cukup tajam pada
tahun 2011 sebesar 48.803.318 kg, dan
tahun 2012 sebesar 58.145.503 kg.
Produksi cumi-cumi di Indonesia
diperkirakan mencapai 58,25 ribu ton
per tahun (KKP, 2013). Peningkatan
48
ekspor ini ternyata masih jauh lebih hasil tangkapan utama selain ikan, dan
kecil dari kebutuhan pasar dunia sebagai lobster, namun disisi lain, pengetahuan
contoh negara Amerika pada tahun 2010 masyarakat mengenai kelompok cumi-
membutuhkan 640 ribu ton, Jepang 580 cumi masih sangat terbatas sehingga
ribu ton, sedangkan produksi dalam masyarakat perlu mengenal terkait
negeri hanya mampu menghasilkan morfologi, jenis dan sebaran cumi-cumi
58,25 ribu ton (KKP, 2013). Tingginya khusus nya di Indonesia.
permintaan pasar terhadap cumi-cumi Cumi-cumi merupakan salah satu
sebagai komoditas ekspor Indonesia jenis Filum Molusca, Kelas Cephalopoda
menjadikan cumi-cumi sebagai salah satu
yang tidak bertulang belakang. Molusca dibandingkan dengan tubuh sotong
merupakan hewan bertubuh lunak, maupun gurita, dengan sirip berbentuk
sebagian anggotanya dilindungi dengan belah ketupat, sedangkan sotong (Sepia
cangkang dari zat kapur dan sebagian sp) memiliki tubuh berbentuk bulat agak
lainnya tanpa cangkang (Kusnadi et al., pendek dengan panjang 30-35 cm, sirip
2008). Chepalopoda berasal dari kata melingkari seluruh badan dan bagian
cephal: kepala, poda: kaki, yang berarti belakang tubuh bulat. Warna sotong
memiliki kaki (tentakel) di bagian bervariasi tetapi umumnya coklat atau
kepala. Beberapa jenis cephalopoda kuning kecokelatan dengan garis-garis
memiliki nilai komersial dan merupakan di punggung (Hartati, 2004). Gurita
salah satu sumberdaya hayati penting umumnya berbentuk agak bulat dan
dalam sektor perikanan laut misalnya pendek, tidak memiliki sirip. Bagian
cumi-cumi (squid), sotong (cuttlefish), utama dari tubuh gurita menyerupai
dan gurita (octopus) (Roper et al., 2006). gelembung dengan lengan berjumlah
Perbedaan mendasar antara delapan dan dilengkapi dengan selaput
cumi-cumi (squid), sotong (cuttlefish) renang (Budiyanto & Sugiarto, 1997).
dan gurita (octopus) yaitu cumi- Perbedaan morfologi cumi-cumi, sotong
cumi memiliki tubuh lebih panjang dan gurita dapat dilihat pada Gambar 1.
49
MORFOLOGI DAN ANATOMI memiliki cangkang yang terbuat dari sel
CUMI-CUMI FAMILI kapur. Secara umum, biologi cumi-cumi
LOLINGINIDAE Famili Lolinginidae tidak jauh berbeda
Cumi-cumi merupakan salah satu dengan jenis chepalopoda lainya. Cumi-
jenis chepalopoda bertubuh lunak, dan cumi memiliki kepala dan kaki yang
dapat dibedakan dengan jelas. Organ
mata terdapat di kepala dengan ukuran paparan benua sampai kedalaman 700
yang besar, tentakelnya dilengkapi m. Pergerakan cumi- cumi dilakukan
dengan alat penghisap yang berfungsi secara diurnal, yaitu pada
sebagai kemudi ketika berenang. Selain
itu juga tentakel digunakan untuk
mempertahankan diri dan menangkap
mangsa (Kusnadi et al., 2008). Sistem
pergerakannya menggunakan sifon yang
mengatur sirkulasi air untuk dilewatkan
ke insang. Sifon menyeprotkan air keluar
dengan cepat sehingga memberikan daya
dorong, cumi-cumi bergerak sesuai arah
yang diinginkan dengan cara mengatur
posisi sifon. Sistem ini disebut dengan
sistem jet prepultion (Nontji, 2002).
Cumi-cumi bersifat dioecious dan
melakukan reproduksi dengan kopulasi.
Pada individu jantan terdapat modifikasi
lengan yang disebut hectocotylus, yang
berfungsi untuk menyuntikkan sperma ke
dalam mantel individu betina (Rocha et
al., 2001).
Cumi-cumi memiliki ciri-
ciri mantel memanjang, ramping,
berujung tumpul, sirip berbentuk belah
ketupat, panjang sirip dan panjang
mantel bervariasi. Panjang mantel
maksimum 400 mm, namun secara
umum panjang mantel cumi-cumi yaitu
200 mm (Chodrijah & Budiarti, 2011).
Cumi-cumi menangkap mangsanya
menggunakan tentakel, selain itu hewan
ini dapat mengelabui musuhnya dengan
menyemprotkan cairan tinta berwarna
gelap atau merubah warna kulitnya
(Roper et al., 2006). Cumi-cumi
merupakan penghuni demersal atau
semipelagik pada daerah pantai dan
50
siang hari akan berkelompok dekat dasar
perairan dan akan menyebar pada kolom
perairan ketika malam hari. Cumi-cumi
tertarik pada cahaya (fototaksis positif),
oleh karena itu sering ditangkap dengan
menggunakan bantuan cahaya (Jereb &
Roper, 2010).
Cumi-cumi Lolinginidae memiliki
lima pasang lengan, dengan satu pasang
lengan yang lebih panjang dibandingkan
lainnya dan disebut tentakel. Lengan
paling dorsal atau paling atas disebut
dengan lengan I kemudian diikuti dengan
lengan II yang terletak di latero dorsal,
lengan III yang letaknya latero-ventral
dan lengan yang terletak di bagian
paling ventral. Setiap lengan memiliki
alat peghisap (sucker) dengan diameter
kurang dari 2 mm (Roper, 1984). Setiap
alat penghisap memiliki 17 hingga 28
gigi tajam berbentuk segitiga, dengan
lengan kiri IV jantan memiliki
hectocotylus yang berfungsi untuk
memasukan spermatofora dalam tubuh
betina. Tentakel pada cumi-cumi
berfungsi untuk menangkap mangsa
terletak diantara lengan III dan IV,
panjang dan kuat. Pada bagian ujung
tentakel melebar dan menebal, terdapat
duri-duri isap yang disebut dengan gada
(tentacular club). Gada dapat dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu dactylus yang
terletak di bagian ujung yang meruncing,
manus yang terletak di bagian tengah
yang melebar, dan carpus yang terletak
pada bagian pangkal (Nateewathana,
1992). Morfologi dan bagian-bagian
tubuh cumi-cumi dapat dilihat pada
Gambar 2.
51
Gambar 2. Morfologi dan bagian-bagian lengan. a) morfologi cumi-cumi, b) dan c)
gada (tentacular club), e) hectocotylus, f) alat penghisap pada lengan 3.
(sumber: a, www.exploringnature.org, b dan c, Roper et al., 2009, d dan e ,
Nateewathana 1992).
KLASIFIKASI JENIS CUMI-CUMI mantel maksimum 937 mm, berwarna
FAMILI LOLINGINIDAE DAN coklat kemerahan, bagian punggung
SEBARANNYA gelap, dan bervariasi tergantung pada
Kelas Lolinginidae memiliki ciri- tingkah lakunya (Vecchione et al., 2005).
ciri kulit transparan, lensa mata tertutup Lolinginidae dapat ditemukan di perairan
oleh aquiferouspore. Sirip pada cumi- demersal, dekat dengan pantai, beberapa
cumi Kelas Lolinginidae menempel pada spesies terdapat di perairan yang
daerah lateral mantel dengan dua tentakel dangkal seperti teluk, muara, ekosistem
penghisap. Cumi-cumi betina memiliki lamun maupun terumbu karang hingga
saluran telur tunggal dengan kelenjar kedalaman lebih dari 700 m (Jereb &
nidamental yang melekat pada substrat. Roper, 2010). Klasifikasi taksonomi
Famili Lolinginidae berukuran kecil dari jenis cumi-cumi Lolinginidae dapat
hingga besar, dengan ukuran panjang dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi taksonomi dari jenis cumi-cumi Lolinginidae (Jereb & Roper,
2010).
Genus Sub Genus Species
Loligo forbesii, reynaudii, vulgaris
Afrololigo mercatoris
Allotheuthis africana, media, subulata
Doryteuthis Doryteuthis plei, roperi
Amerigo gahi, ocula, opalescens, pealeii, surinamensis
sanpaulensis
Heterololigo bleekeri
Loliolus Loliolus affinis, hardwickei
Nipponololigo beka, japonica, sumatrenensis, uyii
Lolliguncula Loliguncula argus, brevis, panamensis
Loliolopsis Diomedeae Pickfordiateuthis
bayeri, pulchella, vossi Sepioteuthis
australis, lessoniana, sepioidea Uroteuthis Uroteuthis
bartschi
Aestuariolus Moctiluca
Photololigo abulati, arabica, bengalensis, chinensis,
duvaucelli, edulis, machelae, robsoni, sibogae,
singhalensis, vossi, Pickfordi, reesi
Genus Loligo Lamarck, 1798 vulgaris jantan 2,3 kg dan 1,23 kg pada
Genus Loligo memiliki ciri-ciri L. vulgaris betina. Daerah distribusi L.
tentakel lebar, berukuran kecil hingga vulgaris yaitu Samudera Atlantik Timur
besar dengan panjang mantel maksimum dari 55 °LU- 0° LS di sekitar Kepulauan
937 mm. Genus Loligo ditemukan di Inggris, Laut Utara, Skagerrak, Kattegat
Samudera Atlantik Timur dan Laut dan Laut Baltik Barat, lepas pantai
Mediterania. Jenis spesies dari genus Barat daya Afrika, Perairan Mediterania.
Loligo antara lain Loligo forbesii, Loligo Loligo vulgaris dapat ditemukan di
reynaudii, Loligo vulgaris. wilayah perairan beriklim sedang di
kedalaman 200-500 m, suhu 12,5°
a. Loligo vulgaris hingga
Loligo vulgaris memiliki ciri- 20 °C, dengan kisaran salinitas 30-38
ciri mantel panjang, agak ramping, sirip psu. Loligo vulgaris umumnya memiliki
berbentuk belah ketupat, posterior sedikit habitat pelagis, namun selama musim
cekung. Cincin penghisap terdiri dari 30 bertelur berada pada perairan demersal
gigi yang tidak beraturan, panjang dan melakukan migrasi ke utara dari
mantel maksimum pada L. vulgaris bulan Mei hingga Juli (Vecchione et
jantan yaitu al.,
640 mm sedangkan pada betina yaitu 2008a). Pemijahan dilakukan sepanjang
485 mm. Berat badan maksimum L. tahun dengan dua puncak musim, dan
banyak ditemukan di Laut Utara dan di Laut Yunani. Potensi fekunditas lebih
dari 70.000 telur. Tingkat fekunditas dengan panjang spermatophore berkisar
cenderung bervariasi bergantung 7,5 hingga 18 mm (Jereb & Roper,
pada ukuran L. vulgaris betina dan 2010). Morfologi Loligo vulgaris dapat
spermatophore L. vulgaris jantan. dilihat pada Gambar 3.
Jumlah maksimum spermatopore lebih
dari 1000
Gambar 16. Morfologi a) ventral, b) tentacular club, c) daerah distribusi Loliolus Uyii.
PENUTUP Famili Lolinginidae memiliki ciri
mantel memanjang, ramping, dengan
sirip sebagian besar berbentuk belah
ketupat, panjang sirip bervariasi dan based on molecular and
terdapat pada perairan dengan kedalaman morphometric data. Journal of
hingga 700 m, bersifat diurnal dan peka Experimental Marine Biology
terhadap cahaya (fototaksis positif). and Ecology, 364: 99–109.
Famili Lolinginidae diklasifikasikan ke
dalam 10 genus, namun hanya dua genus Arkhipkin, A. I., V. V Laptikhovsky, A.
dari Famili Lolinginidae yang tersebar di M. Sirota and R. Grzebielec.
seluruh Perairan Indonesia yaitu Loliolus 2006. The role of the Falkland
dan Uretheuthis. Current in the dispersal of the
squid Loligo gahi along the
DAFTAR PUSTAKA Patagonian Shelf. Estuarine,
Coastal and Shelf Science, 67
Adam, W. 1941. Cephalopoda. In: (1–2): 198–204.
Résultats scientifiques des
Chodrijah, U. dan Budiarti T. W. 2011.
croisières du Navire-école
Beberapa aspek biologi cumi-
Belge “Mercator”. Volume
cumi jamak (Loligo duvaucelli)
III. Mémoires du Musée
yang didaratkan di Belanakan,
Royal d’Histoire Naturelle de
Subang – Jawa barat. BAWAL.
Belgique, series 2, 21: 83–162.
3(6) : 357-362
Anderson, F. E., V. Laptikhovsky, A.
Pilsits and G. Bello. 2006. Budiyanto, A. dan H. Sugiarto. 1997.
Phylogeny and population Catatan mengenai si tangan
genetics of Alloteuthis delapan (Gurita/Octopus spp).
(Loliginidae) and discovery of Oseana. 22(3): 25 – 33
criptic species. In: Cephalopod Hartati, S. 2004. Panduan Pembelajaran
Life Cycles. Cephalopod Biologi. Mediatama, Surakarta:
International Advisory Council 15-30
2006, Hobart, Tasmania: 34.
Hastie, L. C., G. J. Pierce, J. Wang,
Anderson, F. E., A. Pilsits, S. Clutts, V. I. Bruno, A. Moreno, U.
Laptikhovsky, G. Bello, E. Piatkowski and J. P. Robin.
Balguerias, M. Lipinski, C. 2009. Cephalopods in the
Nigmatulin, J. M. F. Pereira, north-eastern Atlantic: species,
U. Piatkowski, J. P. Robin, A. biogeography, ecology,
Salman and M. G. Tasende. exploitation and conservation.
2008. Systematics of Oceanography and marine
Alloteuthis biology: an annual review, 47:
(Cephalopoda: Loliginidae) 111–190.
Jereb, P. M. Vecchione, and C. F. E.
Roper.
2010. Family Loliginidae. In P.
Jereb and C. F. E. Roper, eds.
Cephalopods of the world. Bulletin, 57: 1–40.
An annotated and illustrated
catalogue of species known Natsukari, Y. 1984. Taxonomical
to date. Vol 2. Myopsid and and morphological studies
Oegopsid Squids. FAO Species on the loliginid squid. V.
Catalogue for Fishery Re-description of the type
Purposes. specimen of Loligo sumatrensis
4 (2):38–117. d’Orbigny, Japanese Journal
of Malacology, 43:260–263.
Jereb, F. and Roper, C. F. E. 2006.
Cephalopods of the Indian Nontji, A. 2002. Laut Nusantara.
Ocean. A review. Part I. Djambatan. Jakarta: 93-110
Inshore Squids (Loliginidae) Okutani, T. 2005. Cuttlefishes and
collected during the squids of the world. National
International Indian Ocean Cooperative Association of
Expedition. Journal of Fish. Squid Processors, Tokyo: 253
119(1): 91–136
Perez, J. A. A., D. C. Aguiar de and
[KKP]. Kementerian Kelautan dan U.C. Oliveira. 2002. Biology
Perikanan Republik Indonesia. and population dynamics of
2013. Statistik Ekspor long-finned squid Loligo plei
Perikanan 2013, 2012, dan (Cephalopoda: Loliginidae)
2011. Direktorat Jendral in southern Brazilian waters.
Pengolahan dan Pemasaran Fisheries Research, 58: 267–
Hasil Perikanan. http://www. 279.
kkp.go.id.
Prima, A. P. dan R. Puspasari. 2011.
[KKP]. Kementerian Kelautan dan Model Produksi dan Laju
Perikanan. 2013. Informasi Tangkap Kapal Bouke Ami
Cumi-cumi. Direktorat yang Berbasis di PPN
prasarana Perikanan Tangkap. Kejawanan, Cirebon Jawa
http://www.kkp.go.id Barat. Pusat Penelitian
Lipinski, M. R. 1990. The distribution of Pengelolaan dan Konservasi
cephalopods in South African Sumber Daya Ikan. Jakarta.
waters and world-wide. South Roper, C. E. F., M. J. Sweeney and
African Comm. Fishermen, 2: Nauen. 1984. Cephalopods of
10–11. The Word. An annotated and
Nateewathana, A. 1992. Taxonomic illustrated catalogue of interest
studies on Loliginid squids to fisheries. FAO
(Cephalopoda: Loliginidae) Fisheries Synopsis. 3:112-127
from the Andaman Sea coast Rodger, R. W. A. 1991. Fish facts
of Thailand. Phuket Marine an ikkustrated guide to
Biological Centre Research commercial
species. Van Norstrand
Reinhold. New York: 162-163.
Vecchione, M. 2008b. Alloteuthis
Rocha, F. A. Guerra dan A. F. Gonzalez. Wulker, 1920. http://tolweb.
2001. A review of reproductive org/Alloteuthis/. In: The Tree
strategies in cephalopods. of Life Web Project. Diakses
Biological Review. 76 (1): 291- pada tanggal 7 Juli 2018.
304.
Vecchione, M. 2008c. Doryteuthis
Sheri A. 2016. Squid (Giant) Naef, 1912. http://tolweb.org/
Architeuthis dux. Doryteuthis/ in:The Tree of
http://www. exploringnture.org. Life Web Project. Diakses pada
Diakses pada 22 Juli 2018. tanggal 7 Juli 2018
Vega, M. A., F. J. Rocha, A. Guerra and Vecchione, M. 2008d. Heterololigo
C. Osorio. 2002. Natsukari, 1984. Heterololigo
Morphological differences bleekeri (Keferstein, 1866).
between the Patagonian squid http://tolweb.org/Jeterp;p;ogp_
Loligo gahi populations from bleekeri/. In: The Tree of Life
the Pacific and Atlantic Web Project. Diakses pada
oceans. Bulletin of Marine tanggal 7 Juli 2018
Science, 71(2): 903–
Vecchione, M. 2008e. Loliolus
913.
Steenstrup,
Vecchione, M., E. Shea, S. Bussarawit, 1856. Version 04 March 2008
F. Anderson, D. Alexeyev, (under construction).
C. C. Lu, T. Okutani, M. http:// tolweb.org/Loliolus/. In:
Roeleveld, C. Chotiyaputta, The Tree of Life Web Project.
C. F. E. Roper, E. Jorgensen Diakses pada tanggal 7 Juli
and N. Sukramongkol. 2005. 2018
Systematics of Indo-West
Zeidberg, L. D., W. M. Hamner, N. P.
Pacific Loliginids. Phuket
Nezlin and A. Henry. 2006.
Marine Biological Center
The fishery for California
Research Bulletin. 66(1): 23–
market squid (Loligo
26.
opalescens) (Cephalopoda:
Vecchione, M. 2008a. Loligo Lamarck, Myopsida). Fishery Bulletin,
1798. Inshore squid http:// 104: 46–59
tolweb.org/Loligo/ In: The Tree
of Life Web Project. Diakses
pada tanggal 7 Juli 2018.