Anda di halaman 1dari 20

BAB III

ASPEK TEKNIS

Dalam aspek teknis ini akan dibahas antara lain kondisi umum lingkungan studi,
jenis tanah dan penyebarannya kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit,
jadwal realisasi teknis pembangunan tanaman kelapa sawit dan non tanaman serta
estimasi produksi kelapa sawit (TBS) PT. Aburahmi.

3.1. KONDISI UMUM LINGKUNGAN STUDI DI KABUPATEN PALI ( PENUKAL ABAD LEMATANG
ILIR)

Kebun Kelapa Sawit seluas 1.863,81 ha memiliki bentuk kepemilikan tunggal


dengan bukti kepemilikan berupa 1 (satu) Sertipikat Hak Guna Usaha (SHGU) No.
11 yang diterbitkan pada tanggal 22 Juni 2010 dan berakhir pada tanggal 21 Juni
2045, dengan surat ukur No. 110/Air Itam Timur/2010 tanggal 19-05-2010, seluas
1.863,81 hektar atas nama PT. Aburahmi. terletak di Desa Air Itam Timur,
Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abad Pematang Ilir (Pali) d/h Muara Enim,
Propinsi Sumatera Selatan

Gambar. 3.1 Peta Kabupaten Penukal Abad Lematang Ilir

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 1


3.1.1. Letak Geografis di Kabupaten Penukal Abad Lematang ilir
Nama Daerah : PT. Aburahmi
Letak : 03˚5'46.5"S 104˚05'44'3"E
Luas Daerah : 1.863,81 ha

3.1.2. Batas-Batas Perkebunan Kelapa Sawit


Sebelah Utara : Sungai Penukal
Sebelah Selatan : Tanah Masyarakat
Sebelah Timur : PT. Golden Blonsum Sumatera
Sebelah Barat : Sungai Penukal

Lalu lintas utama didaerah tersebut yaitu Jalan Desa Air Itam yang merupakan lalu
lintas dua arah dengan intensitas pemakaian sedang, dengan konstruksi
perkerasan jalan Aspal dengan lebar  6 meter dan dilengkapi drainase di kiri kanan
jalan

Komoditas sektor unggulan yang ada di Kabupaten PALI adalah kelapa sawit yang
terdapat di semua kecamatan dalam wilayah Kabupaten PALI. Posisi kedua
komoditas unggulan perkebunan adalah karet.

3.2. PRASARANA PERHUBUNGAN


Lokasi aset dapat dicapai dari Kota Palembang yang merupakan ibukota Propinsi
Sumatera Selatan melalui Jalan Lintas Palembang - Prabumulih ke Arah Barat
sejauh ± 40 km akan dijumpai Simpang Indralaya (Universitas Sriwijaya), lalu
berbelok ke kanan (Arah Barat) memasuki Jalan Muchtar Saleh (ke Arah
Prabumulih). Kemudian melewati Desa Paya Kabung dan Kecamatan Gelumbang
sampai dijumpai Desa Lembak sejauh ± 51 KM. Lalu berbelok ke kanan (Arah Barat
Laut) menuju Desa Alai. Setelah berjalan sejauh ± 10 KM maka akan dijumpai Desa
Alai. Memasuki Jalan Desa Alai menuju Desa Modong ke Arah Utara sejauh ± 5 KM
maka akan dijumpai Desa Modong. Dari Desa Modong ke Desa Air Itam ditempuh
sejauh ± 20 KM. Kemudian melalui Jalan Desa Air Itam ke Arah Utara sejauh ± 5 KM
maka akan dijumpai pintu Gerbang Kebun PT. Aburahmi.

3.3. KEADAAN IKLIM


Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) d/h Muara
Enim pada umumnya adalah tropis basah, yang ditandai oleh adanya dua musim,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan.
Lokasi yang telah ditetapkan tersebut sangat cocok untuk budidaya komoditi kelapa
sawit karena didukung oleh iklim yang sesuai. Salah satu faktor cuaca yang

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 2


menentukan untuk budidaya tanaman kelapa sawit adalah tingkat curah hujan
dengan data curah hujan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Rekapitulasi Curah Hujan PT. Aburahmi 5 tahun terakhir


Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

MM HR MM HR MM HR MM HR MM HR
Jan - - 261 17 164 15 228 8 220 11
Feb - - 106 5 218 14 314 13 178 10
Mar - - 314 12 407 19 156 10 203 12
Apr - - 370 17 274 12 191 9 220 12
May - - 126 9 132 7 234 9 188 12
Jun - - 154 12 71 3 198 7 83 2
Jul - - 92 7 42 2 116 5 102 11
Aug 176 10 89 8 123 3 123 6 162 6
Sep 435 12 9 2 10 1 130 6 137 6
Oct 400 11 127 6 - - 311 12 297 16
Nov 263 15 404 19 236 11 414 14 189 7
Des 460 17 579 21 251 13 272 9 371 20
Jumlah 1.734 65 2.628 135 1.928 100 2.687 108 2.349 124
Rata-rata 346.76 219 160.7 223,92 196,00
/Bln (mm)
Sumber : PT. Aburahmi

Dari tabel diatas dapat dilihat curah hujan tertinggi untuk tahun 2017 terjadi pada bulan desember
sebesar 371 mm selama 20 hari. Dengan total keseluruhan curah hujan pada tahun 2017 adalah
sebesar 2.349 mm selama 124 hari , sedangkan curah hujan rata – rata perbulannya adalah
sebesar 196 mm. Sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 346.76
mm/bulan.

3.4. TANAH DAN TOPOGRAFI

3.4.1. Kesuburan Tanah

Kesuburan tanah merupakan gambaran umum tentang kemampuan tanah dalam


memegang dan menyediakan hara bagi memenuhi kebutuhan hidup tanaman,
menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan sistem perakaran dan memegang
serta menyediakan oksigen dan air bagi perakaran tanaman.

Berdasarkan informasi dari PT. Aburahmi bahwa lahan milik PT. Aburahmi adalah 100%
gambut. Berdasarkan peta yang dikeluarkan Lembaga PPKS (Pusat Penelitian Kelapa
Sawit) secara umum lahan yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Pali memiliki
kesesuaian kelas S3. Dapat dilihat pada gambar berikut:

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 3


Gambar 3.2. Peta Kesesuaian Lahan Muara Enim
Keterangan:
Simbol Uraian
S1 Lahan sangat sesuai
S2 Lahan Cukup sesuai
S3 Lahan sesuai marginal
N Lahan tidak sesuai
H1 Peruntukan hutan (konservasi)
H2 Kawasan lindung (suaka alam/taman nasional)
X2 Perkotaan

Sumber: Peta Kesesuaian Lahan (Pusat Penelitian Kelapa Sawit)

3.4.2. Jenis Tanah

Hasil survey lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya kondisi morfologi lahan dan
fisika tanah lokasi areal perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi bentuk wilayah datar
sampai dengan berbukit dengan kemiringan lahan mencapai 0 – 25%, kedalaman efektif
dalam (100 cm), tekstur lapang tergolong dalam kelompok halus (liat dan lempung berliat),
tipe struktur gumpal bersudut sampai dengan perismaltik, Hasil survei dan analisis tanah di
laboratorium menunjukkan bahwa tanah dilokasi studi dapat dikelompokkan ke dalam jenis
tanah podsolik coklat dan podsolik merah kuning pada sistem klasifikasi tanah Dudal
Soepraptohardjo (1961), sedangkan dalam sistem klasifikasi tanah FAO (1974) jenis tanah
dilokasi studi dapat dikelompokkan ke dalam jenis tanah Cambisol dan Acrisol, akan tetapi

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 4


pada sistem klasifikasi tanah USDA (1992) jenis tanah dilokasi studi dapat dikelompokkan
ke dalam jenis tanah Ordo Inceptisol dan Ultisol.

3.4.3. Hidrologi
Pada areal lokasi perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi terdapat sungai kecil, dengan
adanya sungai tersebut maka kebutuhan air untuk perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi
dapat terpenuhi.

3.5. EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Kesesuaian lahan adalah tingkat kesesuaian/kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu bidang lahan atau wilayah dapat berbeda
tergantung pada jenis penggunaannya. Evaluasi lahan dilakukan sebagai usaha untuk
merencanakan penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat dicapai
produksi yang optimum tanpa merusak kualitas lahan ataupun lingkungan sekitarnya.

Klasifikasi kesesuaian lahan untuk pertanian merupakan metoda penilaian lahan secara
sistematik dengan mengadakan pengelompokan ke dalam kategori-kategori yang
didasarkan pada sifat-sifat lahan, khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor
penghambat yang membatasi pertumbuhan tanaman. Tujuan utama klasifikasi ini adalah
untuk menentukan pola penyusunan penggunaan lahan agar produktifitas lahan dapat
dicapai semaksimal mungkin dengan jangka waktu penggunaan yang relatif tidak terbatas.

Pada saat ini tersedia beberapa kriteria kesesuaian lahan bagi kelapa sawit. Dalam studi
ini digunakan kriteria penggabungan antara kriteria CSR/FAO (1983) dan kriteria Tim Biro
Perencanaan Departemen Transmigrasi (1984). Hasil penggabungan ini disajikan pada
Tabel 3-5.

Faktor pembatas yang dipertimbangkan untuk pengklasifikasian kesesuaian lahan dalam


studi ini adalah, temperatur rata-rata tahunan, ketersediaan air, kondisi perakaran, retensi
hara, toksisitas dan terrain. Adapun kriteria kesesuaian lahan sebagai berikut:

Tabel 3-5. Kriteria Penilaian Kesesuaian Lahan

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 5


Simbo Tingkat Kesesuaian Lahan
Faktor Pembatas
l S1 S2 S3 N
1. Temperatur
- Rata-rata tahunan t 24-28 29-32 33-34 >34
(C)

2. Ketersediaan Air
- Zone Agroklimat W1 B1,B2,B3 A2,C1,C2 A1,C3 Lainnya
Oldeman
- Curah hujan rata-rata W2 2000-3000 3000-4000 4000-6000 >6000

3. Kondisi Perakaran
- Kelas drainase tanah R1 agak baik buruk, agak agak sangat buruk
buruk berlebih berlebih
- Tekstur tanah R2 lempung pasir liat berdebu kerikil
(permukaan) berpasir berlempung
lempung, liat berpasir liat pasir liat
lempung
liat berpasir, masif
lempung
berdebu,
debu, lempung
ber-
liat, lempung
liat
berdebu
- Kedalaman Perakaran R3 >100 70 – 79 45 – 69 <45
(cm)

4. Retensi Hara (Lap.


Atas)
- KTK (me/100g) F1 >16 5 – 16 <5 tidak disyarat
- pH (H20) F2 5,0 – 6,0 6,0 – 7,0 7,1 – 8,5 >8,5
5,0 – 4,5 <4,5
5. Terrain
- Lereng (%) S1 0–8 8 – 15 15 – 50 >50
- Batuan Permukaan S2 <5 5 – 10 10 – 20 >25
(%)
- Batu (rock outcrops S3 0 0–5 5 – 25 >25
(%)
6. Salinitas
- Salinitas (mmhos/cm) X1 <2 2–4 4-6
- Kejenuhan X2 <20 20 – 30 30 - 60
Alumunium (%)
- Kedalaman pirit (cm) X3 >150 100 - 150 100 -50 <50

S1 – Sangat Sesuai S2 – Hampir Sesuai S3 – Sesuai Marginal N – Tidak Sesuai

Berdasarkan Gambar Peta Kesesuaian Lahan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
tersebut (Gambar 3-2), menunjukkan bahwa secara umum lahan yang direncanakan untuk
pengembangan perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi yang berada di wilayah Kabupaten
PALI mempunyai kelas kesesuaian lahan mendekati lahan kelas S3, dan untuk
memudahkan perhitungan analisis kelayakan maka dipergunakan asumsi kelas lahan S3.

3.6. REFINANCING DAN PEMBANGUNAN KEBUN


PT. Aburahmi sebagai salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang
perkebunan kelapa sawit memiliki areal HGU seluas 1.863,81 ha dimana telah
dibangun perkebunan kelapa sawit berikut infrastruktur penunjangnya dari tahun

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 6


2014 hingga tahun 2018 seluas 1.728 ha dan akan ditanam tahun tanam 2018
seluas 99,81Ha

3.6.1 TEKNIK PENGEMBANGAN LAHAN


Pembukaan Lahan
Pembukaan lahan merupakan kerja awal yang menentukan tingkat efisiensi dan frekuensi
pekerjaan selanjutnya. Pembukaan lahan mutlak dilakukan dengan sempurna agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil sesuai dengan
harapan. Pembukaan lahan yang salah tidak saja berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, tetapi juga berpengaruh terhadap tingkat serangan hama, penyakit, gulma dan
kepekaan tanaman terhadap lingkungan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan
peningkatan ongkos produksi. Direktorat Jenderal Pemukiman dan Lingkungan,
Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan telah menetapkan suatu
kegiatan dalam penyiapan lahan dengan metode Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Metode pelaksanaan pembukaan lahan yang selama ini dilakukan umumnya meliputi
kegiatan, tebas, tebang, potong, bakar, kumpul dan bakar bersih. Karena kegiatan bakar ini
sekarang tidak diperbolehkan lagi, maka kegiatan yang dilakukan diganti dengan Tebas,
Tebang, Potong, Pilih-Pilah, Kumpul, Bersih (TTP-PKB). Sehubungan dengan kondisi lahan
maka teknik pembukaan lahan yang dilakukan adalah pembukaan secara semi mekanis
menggunakan chainsaw dan traktor. Adapun kegiatan pekerjaan utama yang diperlukan
antara lain :

 Mengimas
 Menumbang
 Mencincang
 Merumpuk

Komposisi Penggunaan Areal Afdeling Total


- Tanaman Kelapa Sawit I II III
Tanaman Luas Luas Luas Luas (Ha)
(Ha) (Ha) (Ha)
OP 2014 430,00 452,00 308,00 1.190,00
OP 2015 36,00 34,00 35,00 105,00
OP 2016 87,00 66,00 280,00 433,00
Jumlah Areal Tanaman 466,00 486,00 343,00 1.728,00

- Non Tanaman
Bibitan 14,00 - - 14,00
Emplasment 12,00 - - 12,00
Hutan - - 10,00 10,00
Areal Kosong dan lain-lain 75,00 25,00 - 99,81
Jumlah Non Tanaman 101,00 25,00 10,00 135,81

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 7


Total Tanaman + Non Tanaman 567,00 511,00 453,00 1.863,81

Untuk areal kosong seluas 99, 81 Ha akan ditanami kelapa sawit pada tahun 2018.

3.6.3 JARINGAN JALAN KEBUN


Sesuai dengan pola yang telah dikembangkan di perkebunan kelapa sawit MMJ, terdapat 2
jenis jalan, yaitu; jalan utama (main road) dan jalan koleksi (collection road).

Jalan Utama
Jalan utama adalah jalan yang penghubung mulai dari jalan raya sampai emplasemen
kebun dan dari emplasemen ke pabrik dan pusat divisi. Jalan ini harus dapat dilalui dalam
segala cuaca sehingga sedapat mungkin harus dipilih jalur yang tanahnya cukup keras.
Jalan utama dibangun setiap jarak 1.000 meter dengan lebar badan jalan 6 meter, badan
jalan diperkeras dengan sirtu setebal 10 – 15 cm, umumnya dibangun memanjang arah-
utara selatan, searah barisan tanaman.

Jalan Koleksi
Jalan pengumpul merupakan cabang dari jalan utama yang berfungsi untuk memudahkan
dalam mencapai jalur pengumpulan TBS dan sekaligus berfungsi sebagai jalan kontrol.
Lebar badan jalan sekitar 4 meter tanpa pengerasan. Jalan pengumpul dibangun arah
timur barat tegak lurus terhadap barisan tanaman dan pada umumnya dibangun setiap
jarak 300 meter. Dengan demikian jarak pikul TBS ketika panen nantinya maksimum 250
meter. Jaringan jalan yang dibangun akan berfungsi sekaligus sebagai batas blok, dan
setiap blok terdiri dari 1.000 m x 300 m = 30 hektar.
PT. Aburahmi telah memiliki jalan utama sepanjang 18.972 m, jalan produksi sepanjang
55.132 m dan titi panen sepanjang 6 m. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel. 3.6 Jaringan Jalan PT. Aburahmi
No. Uraian Panjang (m) Lebar (m)

1 Main Road 18.972 6


2 Production Road 55.132 4
3 Titi Panen (Beton) 6 0,26

3.6.4 JARINGAN DRAINASE


Salah satu kunci utama pemanfaatan lahan lokasi proyek adalah pengelolaan tata air
secara tepat melalui pembangunan jaringan drainase secara tepat. Mengikuti pola
pengelolaan tata air yang telah dilakukan oleh perusahaan maka jaringan drainase kebun

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 8


terdiri dari sebagai berikut :

Uraian Lebar Atas Lebar Bawah Dalam


 Parit primer 3,7 m 1,8 m 3,0 m
 Parit sekunder 2,2 m 1,0 m 2,5 m
 Parit tersier 0,8 m 0,4 m 1,0 m

Pembangunan saluran drainase harus dilakukan secara terpadu dengan pembangunan


jalan menggunakan excavator. Dengan demikian diharapkan tanah galian drainase dapat
digunakan sebagai bahan urugan untuk membentuk badan jalan. Adapun skema tata letak
antara jalan, saluran drainase dan blok kebun adalah seperti digambarkan berikut :

1000 m 1000 m U

300 m

300 m

300 m

Jalan Utama (MR) 10m/ha Parit Primer (PD) 10m/ha

Jalan Koleksi (CR) 33m/ha Parit Sekunder (SD) 66m/ha


Parit Tersier (TD) 128m/ha - setiap 10 baris
tanaman

3.6.5 TEKNIK PENGELOLAAN TANAMAN

Bahan Tanam
PT. Aburahmi menggunakan bibit kelapa sawit Topaz yang dikeluarkan oleh PT. Asian Agri
dengan Varietas D x P

3.6.6 PEMBIBITAN
Pembibitan dilakukan dua tahap, yaitu pre nursery dan main nursery. Tahap pre nursery
bibit disusun rapat sedangkan tahap main nursery bibit disusun dengan jarak 90 x 90 x 90
cm segitiga sama sisi atau dengan populasi rata-rata berkisar 16.000 pohon per ha.
Persentase bibit afkir umumnya berkisar 30 persen dari jumlah kecambah tertanam, yaitu
12,5 persen di pembibitan pendahuluan dan 17,5 persen di pembibitan utama.
Diperhitungkan jumlah tanaman per hektar 136 pokok ditambah dengan sisipan 5-10
persen.
Seleksi bibit umumnya dilakukan 4 kali, yaitu pada umur 3 bulan (pada waktu dipindahkan
dari polybag kecil ke polybag besar), pada umur 4 bulan, 8 bulan dan pada waktu akan

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 9


ditanam di lapangan.
Beberapa bentuk bibit tidak normal yang harus dibuang adalah:
Tahap Pre Nursery
 Anak daun sempit dan memanjang.
 Anak daun bergulung.
 Anak daun kusut.
 Pertumbuhan kerdil.
 Pertumbuhan memanjang.
 Ujung daunnya membulat.

Tahap Main Nursery


 Pertumbuhan meninggi dan kaku.
 Permukaan tajuknya rata.
 Tumbuh terkulai.
 Anak daun tidak membelah sedangkan tanaman lain pada umur yang sama
telah membelah sempurna.
 Bentuk daun yang tidak sempurna, antara lain sudut anak daun sangat tajam,
anak daun sangat sempit dan anak daun tersusun sangat rapat/sangat jarang.

3.6.7 PENANAMAN DI LAPANGAN


Jarak tanam yang digunakan bervariasi dengan rata-rata yaitu 8 meter x 8, 1 meter dengan
kondisi areal tanaman yang ada, maka jumlah kerapatan tanaman rata-rata sebanyak 155
pokok per-hektar. (Sumber: PT. Aburahmi).

3.6.8 PENUTUP TANAH


Membangun penutup tanah sebelum penanaman merupakan usaha yang sangat
dianjurkan. Kegunaan penutup tanah selain untuk menekan pertumbuhan gulma, juga
berguna untuk mengurangi erosi, menambah bahan organik dan cadangan unsur hara,
menjaga aerasi serta menjaga kelembaban tanah.

3.6.9 PEMUPUKAN
Melaksanakan pemupukan merupakan keharusan guna menjamin kesinambungan
pertumbuhan, meningkatkan produktivitas tanaman serta sebagai kompensasi
terhadap keterbatasan kesesuaian lahan sebagaimana dijelaskan di muka. Sebagai
pedoman dasar, khususnya untuk tujuan perencanaan keuangan dipandang telah
memenuhi seperti yang digambarkan di bawah ini.

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 10


Tabel 3-7 Dosis Pemupukan Tanaman Menurut Umur di Tanah Mineral

Umur Dosis (kg tanaman)

Urea TSP MOP Kies Bo


0 bln lubang) - 0,5 - - -
1 bln 0,15 - - - -
3 bln 0,25 - 0,15 0,1 -
5 bln 0,25 0,5 0,15 0,1 -
8 bln 0,35 - 0,25 0,15 0,02
12 bln 0,5 0,75 0,5 0,25 -
Jumlah 1,5 1,75 1 0,6 0,02
Tahun 1

16 bln 0,5 0,5 0,25 0,03


-
20 bln 0,5 0,5 0,35 -
-
24 bln 0,75 1 0,75 0,5 0,05
Jumlah 1,75 1 1,75 1,1 0,08
Tahun 2
28 bln 0,75 1 0,75 0,5 -

32 bln 1 1 0,75 -
-
Jumlah 5 3,75 4,55 2,95 0,1

3.7 HAMA DAN PENYAKIT

 Hama
Hama yang menggangu di areal perkebunan ini berdasarkan informasi yang diterima dari
pihak PT. Aburahmi adalah adanya gangguan Kumbang Tanduk pada tanaman kelapa
sawit belum menghasilkan. Kumbang tanduk (oryctes rhinoceros) merupakan hama yang
merusak tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan kerusakan yang besar dan
serangan dapat meluas serta menghabiskan seluruh tanaman kelapa sawit yang ada.
Tindakan yang dilakukan di lapangan dalam mencegah kerusakan pada tanaman yang
lebih besar adalah dengan menggunakan insektisida. Namun pada saat inspeksi lapangan
dilakukan gangguan kumbang tanduk sudah dapat diatasi. Adapun penyakit yang
umumnya disebabkan oleh virus dan jamur yang menyerang tanaman kelapa sawit seperti
Penyakit Crown Desease (CD) dan lain-lain masih dibawah ambang batas di areal lokasi
ini.
3.8. PEMELIHARAAN TANAMAN
 Menyiang
Penyiangan (Weeding) terdiri dari penyiangan kacangan dan penyiangan piringan.
Sistem penyiangan terdiri atas kelas weeding dan rotasi, yaitu:

Kelas Weeding

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 11


W0 : Tidak boleh ada rumput maupun kacangan, bisa dipakai di pembibitan.
W1 : Hanya boleh tumbuh kacangan, gulma lain harus di cabut/ dibasmi.
W2 : Kacangan + gulma batang lunak yang tidak mengganggu seperti wedusan.
W3 : W2 + jenis pakis-pakisan, gulma berbatang keras seperti Eupatorium dan
lain-lain harus dibasmi.
Rotasi
 2 Minggu (2 Weeks = 2 W)
 3 Minggu (3 Weeks = 3 W)
 4 minggu (4 Weeks = 4 W)
 8 Minggu (8 Weeks = 8 W)

Untuk membangun kacangan pada masa TBM-1, sistem penyiangan pada awalnya dibuat
W1/2W. Apabila pertumbuhan kacangan sudah merata di seluruh areal dan permukaan
tanah sudah tertutupi seluruhnya, rotasi dapat diperjarang menjadi W1/3W. Apabila
kacangan sudah tebal, rotasi dapat diperjarang lagi menjadi W1/4W.
Penyiangan piringan adalah pembersihan disekitar pohon dengan radius 1 meter pada
masa TBM-1 dan 1,5 meter pada TBM-2 dan TBM-3. Rotasi penyiangan piringan adalah 4
minggu.

 Buru lalang
Pembasmian lalang secara tuntas sudah dilaksanakan sewaktu land clearing. Kalau
ada lalang yang masih tinggal sesudah kelapa sawit ditanam ini berarti bahwa land
clearing tidak benar. Buru lalang dimaksudkan adalah untuk pencegahan terhadap
infeksi baru dari lalang dan bukan terhadap sisa lalang yang ditinggalkan oleh land
clearing. Buru lalang dapat dikerjakan dengan cara wiping dengan Round Up atau
dengan mencangkul memakai garpu agar akar kacangan tidak putus.

 Kastrasi
Kastrasi adalah membuang semua bunga jantan dan betina begitu muncul, yang
tujuannya untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman.

3.9. TEKNIK PANEN


Panen awal pada tanaman yang masih rendah dilakukan dengan menggunakan dodos dan
apabila tanaman sudah meninggi tidak mungkin lagi menggunakan dodos, digunakan
galah bambu dilengkapi pisau egrek pada ujungnya.
Cara panen yang banyak diterapkan diperkebunan dewasa ini adalah sistim giring. Pada
sistim ini pemanen diberi ancak tertentu dari lahan yang akan dipanen dan setiap pemanen

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 12


mengerjakan beberapa gawang. Ancak merupakan ancak tidak tetap sehingga setelah
tanaman tersebut selesai dipanen lalu pemanen pindah ke acak berikutnya.

3.10. PERKIRAAN PRODUKSI


Dari hasil interpretasi kelas kesesuaian proyek termasuk ke dalam kelas S3. Dengan
asumsi bahwa tanaman akan dikelola dengan baik sesuai kultur teknis yang dibutuhkan,
maka diperkirakan tanaman akan dapat mencapai produksi sebagai berikut:

Tabel 3.9 Perkiraan Potensi Produksi Per Hektar(Kg TBS/Ha)

3.11. RENCANA PEMBANGUNAN NON TANAMAN


Rencana pembangunan non tanaman meliputi pembangunan infrastruktur, bangunan
perumahan, kebutuhan akan alat berat dan inventaris. Rencana pembangunan PT.
Aburahmi dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 3.10 Pembangunan Infrastruktur PT. Aburahmi

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 13


No. Uraian Panjang (m) Lebar (m)

1 Main Road 18.972 6


2 Production Road 55.132 4
3 Titi Panen (Beton) 6 0,26

Tabel 3.11 Daftar Bangunan PT. Aburahmi

Tabel 3.12 Bangunan PT. Aburahmi

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 14


Tabel 3.13 Daftar Mesin PT. Aburahmi

Tabel 3.14 Daftar Peralatan dan Inventaris PT. Aburahmi

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 15


Tabel 3.15 Daftar Peralatan dan Inventaris PT. Aburahmi

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 16


Tabel 3.16 Daftar Kendaraan PT. Aburahmi

Tabel 3.17 Daftar Alat Berat PT. Aburahmi

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 17


Jalan Masuk Menuju Lokasi Aset

Kondisi Tanaman Kelapa Sawit Tahun Tanam 2014

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 18


Kondisi Tanaman Kelapa Sawit Tahun Tanam 2015

Kondisi Tanaman Kelapa Sawit Tahun Tanam 2016

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 19

Kondisi Pembibitan Kelapa Sawit


Kondisi Bangunan PT. Aburahmi

PT. Aburahmi Professional Appraisers & Consultants Kebun  III - 20

KondisiKondisi
Mesin Jalan
dan Kendaraan

Anda mungkin juga menyukai