ASPEK TEKNIS
Dalam aspek teknis ini akan dibahas antara lain kondisi umum lingkungan studi,
jenis tanah dan penyebarannya kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit,
jadwal realisasi teknis pembangunan tanaman kelapa sawit dan non tanaman serta
estimasi produksi kelapa sawit (TBS) PT. Aburahmi.
3.1. KONDISI UMUM LINGKUNGAN STUDI DI KABUPATEN PALI ( PENUKAL ABAD LEMATANG
ILIR)
Lalu lintas utama didaerah tersebut yaitu Jalan Desa Air Itam yang merupakan lalu
lintas dua arah dengan intensitas pemakaian sedang, dengan konstruksi
perkerasan jalan Aspal dengan lebar 6 meter dan dilengkapi drainase di kiri kanan
jalan
Komoditas sektor unggulan yang ada di Kabupaten PALI adalah kelapa sawit yang
terdapat di semua kecamatan dalam wilayah Kabupaten PALI. Posisi kedua
komoditas unggulan perkebunan adalah karet.
MM HR MM HR MM HR MM HR MM HR
Jan - - 261 17 164 15 228 8 220 11
Feb - - 106 5 218 14 314 13 178 10
Mar - - 314 12 407 19 156 10 203 12
Apr - - 370 17 274 12 191 9 220 12
May - - 126 9 132 7 234 9 188 12
Jun - - 154 12 71 3 198 7 83 2
Jul - - 92 7 42 2 116 5 102 11
Aug 176 10 89 8 123 3 123 6 162 6
Sep 435 12 9 2 10 1 130 6 137 6
Oct 400 11 127 6 - - 311 12 297 16
Nov 263 15 404 19 236 11 414 14 189 7
Des 460 17 579 21 251 13 272 9 371 20
Jumlah 1.734 65 2.628 135 1.928 100 2.687 108 2.349 124
Rata-rata 346.76 219 160.7 223,92 196,00
/Bln (mm)
Sumber : PT. Aburahmi
Dari tabel diatas dapat dilihat curah hujan tertinggi untuk tahun 2017 terjadi pada bulan desember
sebesar 371 mm selama 20 hari. Dengan total keseluruhan curah hujan pada tahun 2017 adalah
sebesar 2.349 mm selama 124 hari , sedangkan curah hujan rata – rata perbulannya adalah
sebesar 196 mm. Sedangkan curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 346.76
mm/bulan.
Berdasarkan informasi dari PT. Aburahmi bahwa lahan milik PT. Aburahmi adalah 100%
gambut. Berdasarkan peta yang dikeluarkan Lembaga PPKS (Pusat Penelitian Kelapa
Sawit) secara umum lahan yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Pali memiliki
kesesuaian kelas S3. Dapat dilihat pada gambar berikut:
Hasil survey lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya kondisi morfologi lahan dan
fisika tanah lokasi areal perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi bentuk wilayah datar
sampai dengan berbukit dengan kemiringan lahan mencapai 0 – 25%, kedalaman efektif
dalam (100 cm), tekstur lapang tergolong dalam kelompok halus (liat dan lempung berliat),
tipe struktur gumpal bersudut sampai dengan perismaltik, Hasil survei dan analisis tanah di
laboratorium menunjukkan bahwa tanah dilokasi studi dapat dikelompokkan ke dalam jenis
tanah podsolik coklat dan podsolik merah kuning pada sistem klasifikasi tanah Dudal
Soepraptohardjo (1961), sedangkan dalam sistem klasifikasi tanah FAO (1974) jenis tanah
dilokasi studi dapat dikelompokkan ke dalam jenis tanah Cambisol dan Acrisol, akan tetapi
3.4.3. Hidrologi
Pada areal lokasi perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi terdapat sungai kecil, dengan
adanya sungai tersebut maka kebutuhan air untuk perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi
dapat terpenuhi.
Kesesuaian lahan adalah tingkat kesesuaian/kecocokan dari sebidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian suatu bidang lahan atau wilayah dapat berbeda
tergantung pada jenis penggunaannya. Evaluasi lahan dilakukan sebagai usaha untuk
merencanakan penggunaan lahan sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat dicapai
produksi yang optimum tanpa merusak kualitas lahan ataupun lingkungan sekitarnya.
Klasifikasi kesesuaian lahan untuk pertanian merupakan metoda penilaian lahan secara
sistematik dengan mengadakan pengelompokan ke dalam kategori-kategori yang
didasarkan pada sifat-sifat lahan, khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor
penghambat yang membatasi pertumbuhan tanaman. Tujuan utama klasifikasi ini adalah
untuk menentukan pola penyusunan penggunaan lahan agar produktifitas lahan dapat
dicapai semaksimal mungkin dengan jangka waktu penggunaan yang relatif tidak terbatas.
Pada saat ini tersedia beberapa kriteria kesesuaian lahan bagi kelapa sawit. Dalam studi
ini digunakan kriteria penggabungan antara kriteria CSR/FAO (1983) dan kriteria Tim Biro
Perencanaan Departemen Transmigrasi (1984). Hasil penggabungan ini disajikan pada
Tabel 3-5.
2. Ketersediaan Air
- Zone Agroklimat W1 B1,B2,B3 A2,C1,C2 A1,C3 Lainnya
Oldeman
- Curah hujan rata-rata W2 2000-3000 3000-4000 4000-6000 >6000
3. Kondisi Perakaran
- Kelas drainase tanah R1 agak baik buruk, agak agak sangat buruk
buruk berlebih berlebih
- Tekstur tanah R2 lempung pasir liat berdebu kerikil
(permukaan) berpasir berlempung
lempung, liat berpasir liat pasir liat
lempung
liat berpasir, masif
lempung
berdebu,
debu, lempung
ber-
liat, lempung
liat
berdebu
- Kedalaman Perakaran R3 >100 70 – 79 45 – 69 <45
(cm)
Berdasarkan Gambar Peta Kesesuaian Lahan dari Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)
tersebut (Gambar 3-2), menunjukkan bahwa secara umum lahan yang direncanakan untuk
pengembangan perkebunan kelapa sawit PT. Aburahmi yang berada di wilayah Kabupaten
PALI mempunyai kelas kesesuaian lahan mendekati lahan kelas S3, dan untuk
memudahkan perhitungan analisis kelayakan maka dipergunakan asumsi kelas lahan S3.
Mengimas
Menumbang
Mencincang
Merumpuk
- Non Tanaman
Bibitan 14,00 - - 14,00
Emplasment 12,00 - - 12,00
Hutan - - 10,00 10,00
Areal Kosong dan lain-lain 75,00 25,00 - 99,81
Jumlah Non Tanaman 101,00 25,00 10,00 135,81
Untuk areal kosong seluas 99, 81 Ha akan ditanami kelapa sawit pada tahun 2018.
Jalan Utama
Jalan utama adalah jalan yang penghubung mulai dari jalan raya sampai emplasemen
kebun dan dari emplasemen ke pabrik dan pusat divisi. Jalan ini harus dapat dilalui dalam
segala cuaca sehingga sedapat mungkin harus dipilih jalur yang tanahnya cukup keras.
Jalan utama dibangun setiap jarak 1.000 meter dengan lebar badan jalan 6 meter, badan
jalan diperkeras dengan sirtu setebal 10 – 15 cm, umumnya dibangun memanjang arah-
utara selatan, searah barisan tanaman.
Jalan Koleksi
Jalan pengumpul merupakan cabang dari jalan utama yang berfungsi untuk memudahkan
dalam mencapai jalur pengumpulan TBS dan sekaligus berfungsi sebagai jalan kontrol.
Lebar badan jalan sekitar 4 meter tanpa pengerasan. Jalan pengumpul dibangun arah
timur barat tegak lurus terhadap barisan tanaman dan pada umumnya dibangun setiap
jarak 300 meter. Dengan demikian jarak pikul TBS ketika panen nantinya maksimum 250
meter. Jaringan jalan yang dibangun akan berfungsi sekaligus sebagai batas blok, dan
setiap blok terdiri dari 1.000 m x 300 m = 30 hektar.
PT. Aburahmi telah memiliki jalan utama sepanjang 18.972 m, jalan produksi sepanjang
55.132 m dan titi panen sepanjang 6 m. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel. 3.6 Jaringan Jalan PT. Aburahmi
No. Uraian Panjang (m) Lebar (m)
1000 m 1000 m U
300 m
300 m
300 m
Bahan Tanam
PT. Aburahmi menggunakan bibit kelapa sawit Topaz yang dikeluarkan oleh PT. Asian Agri
dengan Varietas D x P
3.6.6 PEMBIBITAN
Pembibitan dilakukan dua tahap, yaitu pre nursery dan main nursery. Tahap pre nursery
bibit disusun rapat sedangkan tahap main nursery bibit disusun dengan jarak 90 x 90 x 90
cm segitiga sama sisi atau dengan populasi rata-rata berkisar 16.000 pohon per ha.
Persentase bibit afkir umumnya berkisar 30 persen dari jumlah kecambah tertanam, yaitu
12,5 persen di pembibitan pendahuluan dan 17,5 persen di pembibitan utama.
Diperhitungkan jumlah tanaman per hektar 136 pokok ditambah dengan sisipan 5-10
persen.
Seleksi bibit umumnya dilakukan 4 kali, yaitu pada umur 3 bulan (pada waktu dipindahkan
dari polybag kecil ke polybag besar), pada umur 4 bulan, 8 bulan dan pada waktu akan
3.6.9 PEMUPUKAN
Melaksanakan pemupukan merupakan keharusan guna menjamin kesinambungan
pertumbuhan, meningkatkan produktivitas tanaman serta sebagai kompensasi
terhadap keterbatasan kesesuaian lahan sebagaimana dijelaskan di muka. Sebagai
pedoman dasar, khususnya untuk tujuan perencanaan keuangan dipandang telah
memenuhi seperti yang digambarkan di bawah ini.
32 bln 1 1 0,75 -
-
Jumlah 5 3,75 4,55 2,95 0,1
Hama
Hama yang menggangu di areal perkebunan ini berdasarkan informasi yang diterima dari
pihak PT. Aburahmi adalah adanya gangguan Kumbang Tanduk pada tanaman kelapa
sawit belum menghasilkan. Kumbang tanduk (oryctes rhinoceros) merupakan hama yang
merusak tanaman kelapa sawit belum menghasilkan dengan kerusakan yang besar dan
serangan dapat meluas serta menghabiskan seluruh tanaman kelapa sawit yang ada.
Tindakan yang dilakukan di lapangan dalam mencegah kerusakan pada tanaman yang
lebih besar adalah dengan menggunakan insektisida. Namun pada saat inspeksi lapangan
dilakukan gangguan kumbang tanduk sudah dapat diatasi. Adapun penyakit yang
umumnya disebabkan oleh virus dan jamur yang menyerang tanaman kelapa sawit seperti
Penyakit Crown Desease (CD) dan lain-lain masih dibawah ambang batas di areal lokasi
ini.
3.8. PEMELIHARAAN TANAMAN
Menyiang
Penyiangan (Weeding) terdiri dari penyiangan kacangan dan penyiangan piringan.
Sistem penyiangan terdiri atas kelas weeding dan rotasi, yaitu:
Kelas Weeding
Untuk membangun kacangan pada masa TBM-1, sistem penyiangan pada awalnya dibuat
W1/2W. Apabila pertumbuhan kacangan sudah merata di seluruh areal dan permukaan
tanah sudah tertutupi seluruhnya, rotasi dapat diperjarang menjadi W1/3W. Apabila
kacangan sudah tebal, rotasi dapat diperjarang lagi menjadi W1/4W.
Penyiangan piringan adalah pembersihan disekitar pohon dengan radius 1 meter pada
masa TBM-1 dan 1,5 meter pada TBM-2 dan TBM-3. Rotasi penyiangan piringan adalah 4
minggu.
Buru lalang
Pembasmian lalang secara tuntas sudah dilaksanakan sewaktu land clearing. Kalau
ada lalang yang masih tinggal sesudah kelapa sawit ditanam ini berarti bahwa land
clearing tidak benar. Buru lalang dimaksudkan adalah untuk pencegahan terhadap
infeksi baru dari lalang dan bukan terhadap sisa lalang yang ditinggalkan oleh land
clearing. Buru lalang dapat dikerjakan dengan cara wiping dengan Round Up atau
dengan mencangkul memakai garpu agar akar kacangan tidak putus.
Kastrasi
Kastrasi adalah membuang semua bunga jantan dan betina begitu muncul, yang
tujuannya untuk merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman.
KondisiKondisi
Mesin Jalan
dan Kendaraan