Anda di halaman 1dari 17

[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI

Kota Binjai]

BAB V
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
TERHADAP RPJMD

5.1. LATAR BELAKANG

Kajian lingkungan hidup strategis terhadap RPJM Kota Binjai dilakukan berdasarkan
pola pikir kajian dan prosedur pendekatan yang telah dibahas pada bagian bab terdahulu
seperti terlihat pada gambar 3.1 Pola Pikir Kajian dan Tabel 4.1 Prosedur KLHS menurut
pendekatan yang digunakan. Data kajian yang terkumpul, akan dianalisis dengan
pendekatan analisis deskriptif-evaluatif. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi
eksisting yang ada saat ini, kemudian dilakukan analisis dan kajian pengaruh kebijakan,
rencana, dan program terhadap keberlanjutan pembangunan dan limgkungan hidup yang
ada di Kabupaten Labuhan Selatan.

Berdasarkan pola pikir kajian akan dijelaskan berikut ini mana yang menjadi subjek, dan
subjek kajian serta metode pendekatan seperti apa yang akan digunakan.

5.1.1 Subjek Kajian


Yang menjadi subjek pada kegiatan kajian ini adalah pelaksana studi kajian dalam
hal ini pemerintah Kota Binjai dan Tim Konsultan pendamping.

5.1.2 Objek Kajian


Objek kajian adalah dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota

Binjai. RPJMD Kabupaten merupakan penjabaran darivisi, misi, dan program Kepala Daerah
LAPORAN AKHIR V-1
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

yang penyusunannya berpedoman pada RPJPD Kabupaten dan memperhatikan RPJM

Nasional dan RPJMD Propinsi, dokumen ini memuat arah kebijakan keuangan, strategi

pembangunan, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten,

lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat

indikatif dalam kurun waktu 5 tahun yakni periode 2011-2013.

Dokumen RPJM memuat 9 bab yang berisikan antara lain :

1. Bab I Pendahuluan,

Pada bagian ini dijelaskan mengenai gambaran umum penyusunan


rancangan RPJMD Kota Binjai substansi pada bab-bab berikutnya dapat
dipahami dengan baik.

1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang RPJMD Kota Binjai, proses


penyusunan RPJMD, kedudukan RPJMD tahun rencana dalam RPJPD,
keterkaitan antara dokumen RPJMD dengan dokumen RKPD dan
Renstra SKPD.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan


dalam penyusunan RPJMD Kota Binjai, baik yang berskala nasional,
maupun lokal.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Bagian ini menjelaskan hubungan RPJMD Kota Binjai dengan dokumen


perencanaan lain yang relevan beserta penjelasannya, seperti : RPJM
Nasional, RPJMD Provinsi Sumatera Utara, RTRW Nasional, RTRW
Provinsi Sumatera Utara, dan RTRW Kota Binjai.

LAPORAN AKHIR V-2


[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

1.4. Sistematika Penulisan

Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RPJMD Kota Binjai


terkait dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab
didalamnya.

1.5. Maksud dan Tujuan

Memberikan uraian ringkas tentang tujuan dan sasaran penyusunan


dokumen RPJMD Kota Binjai.

2. Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

Bagian ini menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis,


gambaran umum Kota Binjai yang meliputi aspek geografi dan demografi
serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

Bagian ini menjelaskan mengenai kondisi umum geografis daerah,


potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana, yang
dilengkapi dengan tabel, grafik, dan gambar yang mendukung setiap
potensi kawasan budaya yang dimiliki oleh Kota Binjai.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Pada bagian ini menjelaskan mengenai kondisi umum kesejahteraan


masyarakat sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara
keseluruhan, seperti kesejahteraan dan pemerataan ekonomi,
kesejahteraan sosial, seni budaya dan olah raga.

2.3. Aspek Pelayanan Umum

Bagian ini menjelaskan mengenai kondisi aspek pelayanan umum


sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan,
meliputi urusan layanan wajib dan urusan layanan pilihan.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Pada bagian ini dijelaskan kondisi umum aspek daya saing daerah
sebagai bagian dari indikator kinerja pembangunan secara keseluruhan,
khususnya indikator yang paling dapat menjelaskan kondisi dan

LAPORAN AKHIR V-3


[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

perkembangan aspek daya saing daerah Kota Binjai. Lebih lanjut


dipaparkan tentang fokus kemampuan ekonomi daerah, fokus fasilitas
wilayah/infrastuktur, fokus iklim berinvestasi, dan fokus sumber daya
manusia.

3. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

Bab ini menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap
pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah dilakukan pada tahap
perumusan ke dalam sub-bab, sebagai berikut :

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

Menjelaskan gambaran kinerja keuangan daerah yang mencakup :

Perkembangan pendapatan dan belanja tidak langsung, proporsi


sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan gambaran
realisasi belanja daerah;
Perkembangan neraca daerah, analisis rasio likuiditas, analisis rasio
solvabilitas dan analisis rasio aktivitas.

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Menjelaskan gambaran kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu


terkait proporsi penggunaan anggaran dan hasil analisis pembiayaan
yang mencakup :

Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dan proporsi


realisasi belanja sektor prioritas, seperti pendidikan dan kesehatan;

Analisis pembiayaan.

3.3. Kerangka Pendanaan

Menjelaskan mengenai gambaran kerangka pendanaan dari hasil


analisis yang mencakup :

Analisis belanja periodik yang wajib dan mengikat, serta pengeluaran


periodik prioritas utama;

LAPORAN AKHIR V-4


[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

Proyeksi data masa lalu dan asumsi yang digunakan untuk


memproyeksi serta kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi
proyeksi data;

Penghitungan kerangka pendanaan dengan tujuan untuk mengetahui


kapasitas riil kemampuan keuangan daerah dan rencana
penggunaannya.
4. Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting dari


dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama visi dan misi pembangunan
jangka menengah. Analisis ini menjelaskan butir-butir penting isu-isu
strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima)
tahun mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan
pembangunan daerah dan isu strategis.

4.1. Permasalahan Pembangunan

Permasalahan pembangunan yang disajikan adalah permasalahan


pada penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang relevan
yang berdasarkan analisis yang merujuk pada identifikasi
permasalahan pembangunan daerah dalam perumusan rancangan
RPJMD Kota Binjai.

4.2. Isu Strategis

Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan


maupun yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional
maupun regional.

5. Bab V Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran

Dalam bagian ini diuraikan antara lain:

5.1. Visi : Menguraikan mengenai visi kepala daerah terpilih;

5.2. Misi : Pernyataan Misi merupakan penjabaran dari visi dengan


bahasa yang jelas, ringkas dan mudah dipahami;

5.3. Tujuan dan Sasaran : Pernyataan tujuan dan sasaran dengan bahasa
yang jelas, ringkas dan mudah dipahami;

LAPORAN AKHIR V-5


[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

6. Bab VI Strategi Dan Arah Kebijakan

Dalam bagian ini diuraikan strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan
dan sasaran serta arah kebijakan dari setiap strategi terpilih.

7. Bab VII Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan Daerah

Dalam bagian ini diuraikan hubungan antara kebijakan umum yang berisi
arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang dipilih dengan
target capaian indikator kinerja. Perlu disajikan penjelasan tentang
hubungan antara program pembangunan daerah dengan indikator kinerja
yang dipilih.

8. Bab VIII Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran


tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah
dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini
ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program
pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat
mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada
akhir periode RPJMD dapat dicapai.

9. Bab IX Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan dirumuskan dalam bagian ini


antara lain:

1. Pedoman Transisi:

Dalam bagian ini dinyatakan bahwa RPJMD Kota Binjai menjadi


pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD Kota Binjai tahun pertama
dibawah kepemimpinan Kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih hasil pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) pada
periode berikutnya.

Hal ini penting untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan


mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD berakhir.

Pedoman transisi dimaksud antara lain bertujuan menyelesaikan


masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani

LAPORAN AKHIR V-6


[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah


pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa
pemerintahan baru.

Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan


bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Kepala daerah dan
wakil kepala daerah terpilih hasil pemilukada pada periode
berikutnya.

2. Kaidah Pelaksanaan:

RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala


daerah dan wakil kepala daerah terpilih merupakan pedoman bagi
setiap kepala SKPD menyusun Renstra SKPD dan pedoman untuk
menyusun RKPD di lingkungan Pemerintah Kota Binjai.

Sehubungan dengan hal tersebut dalam bagian ini, dirumuskan


kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

SKPD, serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban


untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD Kota Binjai
dengan sebaik-baiknya;

SKPD berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang


memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing SKPD
dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja SKPD setiap
tahun;

SKPD berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan


Renstra SKPD;

5.1.3 Metode Kajian


Metode KLHS dalam studi ini dilakukan melalui penelusuran data melalui studi
literatur dan melakukan analisi deskriptif evaluatif tentang kelemahan peraturan yang ada.
Selanjutnya metode KLHS dalam studi ini juga akan dilakukan melalui survei lapangan atau
pelaksanaan Focus Group Study (FGD) untuk memperoleh data keadaan sesungguhnya
yang terjadi, dilakukan analasis agar diketahui kondisi eksisting sebagai acuan untuk
menyusun atau perbaikan regulasi di masa yang akan datang.
LAPORAN AKHIR V-7
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

Dalam analisis pembahasan kajian lingkungan hidup ini digunakan metode


pendekatan kerangka dasar AMDAL seperti yang tertera pada tabel 4.1. yang terdiri dari
beberapa tahapan berikut :

1. Penapisan
2. Pelingkupan
3. Dokumen Lingkungan Hidup (KLHS)
4. Partisipasi Masyarakat
5. Konsultasi
6. Pengambilan Keputusan
7. Pemantauan dan Tiindak Lanjut

5.2. Tahap Penapisan

Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah KLHS memang diperlukan pada
Kebijakan Rencana dan Program dalam hal ini yang terdapat pada RPJMD kabupaten
Labuhan Selatan dengan melakukan uji cheklist dengan mengajukan beberapa pertanyaan
dasar. Untuk itu perlu dilakukan terlebih dahulu penelitian mengenai bentuk kebijakan dan
rencana program seperti apa yang sedang atau akan diterapkan pada pemerintahan Kota
Binjai
Jika berpedoman pada buku Pegangan KLHS yang diterbitkan oleh Deputi bidang
Lingkukan Hidup Kemenerin Lingkungan Hidup Indonesia tahun 2007 disebutkan wajib atau
sukarelanya sebuah KLHS dilakukan. KRP tertentu berstatus wajib KLS dan KRP aspek
lainnya berstatus sukarela dengan pengertian sebagai berikut :

a. Wajib KLHS tanpa proses penapisan dikenakan pada :


- KRP yang bertujuan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam
yang kondisinya kritis. Sebagai misal wajib KLHS dialkukan pada KRP yang
berorientasi untuk mengekploitasi hutan, air tanah dalam, dan pemanfaatan
lahan di wilayah hulu dimana kondisi DAS bersangkutan telah berada pada
taraf kritis. KRP yang berpotensi untuk mencegah atau memperlambat
degradasi sumber daya alam yang saat inin tengah berlangsung dengan
cepat. Sebagi misal KLHS untuk perencanaan ruang dan KLHS rencana
pembangunan jangka panjang atau menengah. KRP yang wajib KLHS tanpa
dilakukan penapisan adalah seperti pada Tabel 5.1 berikut ini menunjukkan
beberapa KRP yang wajiab dilakukan proses KLHS tanpa penapisan

LAPORAN AKHIR V-8


[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

Tabel 5.1 Wajib KLHS (tanpa penapisan) untuk KRP tertentu

Sumber : Buku Pegangan KLHS (2007)

b. Wajib KLHS ditetapkan setelah melalui proses penapisan. Suatu KRP ditetapkan
wajib KLHS bila memenuhi satu atau lebih kriteria berikut ini :
- Berpotensi mendorong peningkatan percepatan kerusakan sumber daya lam
(hutan, tanah, air, atau pesisir) dan pencemaran lingkungan yang tengah
berlangsung di suatu wilayah atau DAS.
- Berpotensi meningkatkan intensitas bencana banjir, longsor, atau kekeringan
di wilayah-wilayah yang saat ini tengah mengalami krisis ekologi.
- Berpotensi menurunkan mutu air dan udara termasuk ketersediaan air bersih
yang dibutuhkan oleh suatu wilayah yang berpenduduk padat.
- Berpotensi meningkatkan jumlah penduduk miskin sebagai akibat adanya
pembatasan baru atas akses dan kontrol masyarakat terhadap sumber-
sumber alam yang dibutuhkan.
- Berpotensi mengancam keberlanjutan penghidupan (livehood sustainability)
sekelompok komunitas atau masyarakat di masa mendatang.

Bila satu atau lebih potensi yang dapat timbul dari hal diatas maka KRP yang
bersangkutan tergolong wajib KLHS . Sebagai alat bantu pengambilan keputusan juga dapat
digunakan metode matriks, diagram pohon (tree diagram) dan metode lain yang serupa.
Proses ini dilakukan untuk setiap usulan atau rancangan KRP.

Pada tabel 5.1 jelas bahwasanya pada RPJMD Kabupaten Labuhan Selatan ini

LAPORAN AKHIR V-9


[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

wajib dilakukan KLHS oleh pemerintah kabupaten. Maka sebelum memasuki tahap
pelingkupan ada baiknya diuraikan sekilas mengenai apa dan bagimana isi dan KRP pada
RPJMD Kabupaten Labuhan Selatan.

Pada Bab VII dari dokumen RPMJD Kabupaten Labuhan Selatan tahun 2011-2015
dapat dilihat mengenai Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah dari
pemerintah kabupaten. Strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah dirumuskan untuk
mencapai visi-misi yang telah ditetapkan. Strategi dan arah kebijakan pembangunan
daerah tersebut akan dijabarkan kedalam kebijakan umum dan program-program
pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis kondisi daerah dan disesuaikan dengan
visi-misi dan program-program serta janji Bupati terpilih. Berikut adalah arah dan
kebijakan pemerintah kabupaten yang dijabarkan dalam bentuk visi dan misi.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata


Cara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, visi misi dalam RPJMD merupakan visi-misi Kepala Daerah. Visi dan misi kepala
daerah saat pencalonan dilandasi oleh keprihatinan calon bupati dan calon wakil bupati
terhadap kondisi permasalahan masyarakat Kota Binjai, serta memperhatikan RPJMD
Provinsi Sumatera Utara dan RPJM Nasional. Calon bupati yang sekarang terpilih menjadi
Walikota dan Wakil Wakil Walikota Binjai memandang jauh ke depan bahwa pembangunan
masyarakat di daerahnya perlu dilakukan dengan pendekatan kebersamaan dalam
pembangunan daerah Kota Binjai, dengan mengedepankan optimalisasi pengelolaan
sumber daya pembangunan daerah, pengawasan pembangunan daerah, memacu
pertumbuhan ekonomi, pemerataan partisipasi dan hasil pembangunan daerah, serta
memantapkan stabilitas daerah.

Perumusan Visi Walikota Binjai periode lima tahun ke depan adalah pengejawantahan
kehendak masyarakat Kota Binjai kedepan dalam mengelola berbagai sumberdaya alam
untuk kepentingan memajukan kehidupan masyarakat Kota Binjai. Sehingga perumusan Visi
Bupati Labuhanbatu Selatan periode lima tahun ke depan (2010 - 2015) adalah

KOTA BINJAI SEBAGAI PUSAT PERMUKIMAN, PELAYANAN JASA,


PERDAGANGAN, DAN INDUSTRI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

Untuk memperjelas sasaran yang hendak diwujudkan, maka diberikan pengertian terhadap
variabel tersebut di atas sebagai batasan operasionalnya, yaitu: pembangunan daerah
harus bisa dilaksanakan secara berencana, menyeluruh, terpadu, terarah dan berkelanjutan,
untuk memacu peningkatan kemampuan daerah dalam rangka mewujudkan kehidupan yang
LAPORAN AKHIR V - 10
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

sejajar, sederajat dengan warga masyarakat daerah lain. Sedangkan kebijakan dan program
pembangunan diuraikan dalam masing-masing misi sebagai berikut :

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Binjai tersebut ditempuh melalui 8


(delapan) misi pembangunan sebagai berikut:
1. Mewujudkan daya saing Kota Binjai dalam pelayanan pemukiman, jasa, perdagangan,
dan industri untuk mencapai masyarakat Kota Binjai yang lebih makmur dan sejahtera
melalui pertumbuhan pembangunan ekonomi daerah dengan memperkuat
perekonomian kota berbasis keunggulan masing-masing sektor andalan menuju
keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi dan
pelayanan khususnya dalam pelayanan jasa dan perdagangan; mengurangi
kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada ekonomi rakyat (UKM),
kelompok dan wilayah yang masih lemah, menanggulangi kemiskinan secara drastis,
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat kota terhadap berbagai pelayanan
sosial serta sarana dan prasarana ekonomi, dan kesempatan yang sama dalam
berusaha serta mengedepankan pembangunan SDM berkualitas dan berdaya saing.

2. Mewujudkan Kota Binjai sebagai Kota Pendidikan yaitu dengan mengupayakan


partisipasi seluruh komponen masyarakat, pemerintah daerah dan swasta agar
penyelenggaraan pendidikan di Kota Binjai mempunyai standar kualitas; menciptakan
sistem dan kebijakan pendidikan yang berkualitas; membantu penyediaan sarana dan
prasarana pendidikan.

3. Mewujudkan Kota Binjai yang memiliki good governance, berkeadilan, demokratis dan
berlandaskan hukum dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh;
memperkuat peran masyarakat sipil; meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi
dan otonomi daerah; menjamin pengembangan dan kebebasan media komunikasi untuk
kepentingan masyarakat kota; melakukan pembenahan struktur kelembagaan dan
meningkatkan budaya tertib hukum, menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban
secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif dan memihak pada rakyat kecil.

4. Mewujudkan Kota Binjai yang aman, tertib, bersatu dan damai melalui penciptaan
kondisi yang kondusif, pemeliharaan dan penjaminan situasi yang aman, tertib, nyaman
dan damai dengan memanfaatkan semua komponen masyarakat, pemerintah, dan
aparat penengak hukum sehingga mampu melindungi dan mengayomi masyarakat,

LAPORAN AKHIR V - 11
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan tindak kriminalitas; membangun stabilitas


keamanan dan penciptaan ketertiban kota;

5. Mewujudkan pembangunan prasarana dan sarana khususnya fasilitas umum yang


berkualitas dan berkeadilan melalui pembangunan infrastruktur yang maju dengan
meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan asset-aset daerah yang berkontribusi bagi
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mengembangkan sarana dan
prasarana yang tersebar di kawasan pinggiran kota.

6. Mewujudkan Kota Binjai yang aman, nyaman dan ramah lingkungan dengan
memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan dan keberlanjutan keberadaan dan kegunaan SDA
dan lingkungan hidup, dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung dan daya tamping
diharapkan dapat memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan

7. Mewujudkan masyarakat Kota Binjai yang bermoral, beretika, beradab, berbudaya dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui peningkatan integritas setiap pribadi
masyarakat kota, memperkuat jati diri dan karakter masyarakat kota yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, patuh dan taat aturan hukum, memelihara kerukunan
masyarakat dan antar umat beragama, mengembangkan semangat kekeluargaan,
menegakkan norma-norma sosial, kesopanan, kesusilaan, dan norma-norma agama,
melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan kehidupan sosial
kemasyarakatan, menerapkan nilai-nilai luhur Kota Binjai dan memiliki kebanggaan
sebagai masyarakat Kota Binjai dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral,
dan etik pembangunan kota.

8. Mewujudkan Kota Binjai Sehat melalui penyediaan pelayanan kesehatan yang memadai,
penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang baik, kebijakan dan sistem
kesehatan masyarakat kota yang mantap, penyediaan SDM pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan mempunyai kompetensi yang tinggi serta didukung oleh partisipasi
masyarakat.

LAPORAN AKHIR V - 12
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

5.3. Tahap Pelingkupan

Pelingkupan merupakan proses yang sistematis dan terbuka untuk


mengidentifikasikan isu-isu penting atau konsekuensi lingkungan hidup yang akan timbul
berkenaan dengan RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Dengan pelingkupan ini,
pokok bahasan dokumen KLHS akan lebih difokuskan pada isu-isu atau konsekuensi
lingkungan dimaksud.

Bertitik tolak kepada visi dan misi yang ada pada RPJMD maka akan dianalisis,
didentifikasi dan dipisahkan beberapa RKP yang akan berpengaruh terhadap konsekuensi
dan keberlanjutan lingkungan hidup. Sebagai pedoman untuk menganalisisi digunakan
pertanyaan dasar seperti pada tahap penapisan yaitu :

1. Apakah rancangan RPJMD berpotensi mendorong peningkatan percepatan


kerusakan sumber daya lam (hutan, tanah, air, atau pesisir) dan pencemaran
lingkungan yang tengah berlangsung di suatu wilayah atau DAS.
2. Apakah rancangan RPJMD berpotensi meningkatkan intensitas bencana
banjir, longsor, atau kekeringan di wilayah-wilayah yang saat ini tengah
mengalami krisis ekologi.
3. Apakah rancangan RPJMD berpotensi menurunkan mutu air dan udara
termasuk ketersediaan air bersih yang dibutuhkan oleh suatu wilayah yang
berpenduduk padat.
4. Apakaha rancangan RPJMD berpotensi meningkatkan jumlah penduduk
miskin sebagai akibat adanya pembatasan baru atas akses dan kontrol
masyarakat terhadap sumber-sumber alam yang dibutuhkan.
5. Apakah rancangan RPJMD berpotensi mengancam keberlanjutan
penghidupan (livehood sustainability) sekelompok komunitas atau
masyarakat di masa mendatang.
Bila salah satu jawaban dari lima pertanyaan diatas Ya, maka KRP / RPJMD
bersangkutan akan dilakukan kajian mengenai apa dan bagiamana penanganan yang harus
dilakukan agar keberlanjutan lingkungan hidup tetap tercapai.

Berikut ini adalah hasil analisa terhadap beberapa kebijakan, dan atau rencana dan
program yang terdapat pada RPJMD yang berpotensi menghasilkan jawaban Ya terhadap
salah satu atau lebih dari lima pertanyaan mendasar di atas.

LAPORAN AKHIR V - 13
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

1. Dari Misi 1 Mewujudkan daya saing Kota Binjai dalam pelayanan pemukiman, jasa,
perdagangan, dan industri untuk mencapai masyarakat Kota Binjai yang lebih
makmur dan sejahtera. Dari kebijakan ini akan memberikan jawaban Ya terhadap
pertanyaan mendasar nomor 5.
2. Dari Misi 2 Mewujudkan Kota Binjai sebagai Kota Pendidikan yaitu dengan
mengupayakan partisipasi seluruh komponen masyarakat, pemerintah daerah
dan swasta agar penyelenggaraan pendidikan di Kota Binjai mempunyai
standar kualitas; menciptakan sistem dan kebijakan pendidikan yang
berkualitas; membantu penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. . Dari
kebijakan ini akan memberikan jawaban Ya terhadap pertanyaan mendasar nomor
3 dan 5.
3. Dari Misi 3 Mewujudkan Kota Binjai yang memiliki good governance,
berkeadilan, demokratis dan berlandaskan hukum dengan memantapkan
kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh; memperkuat peran masyarakat
sipil; meningkatkan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah;
menjamin pengembangan dan kebebasan media komunikasi untuk
kepentingan masyarakat kota; melakukan pembenahan struktur kelembagaan
dan meningkatkan budaya tertib hukum, menciptakan stabilitas keamanan
dan ketertiban secara adil, konsekuen, tidak diskriminatif dan memihak pada
rakyat kecil. Dari kebijakan ini akan memberikan jawaban Ya terhadap pertanyaan
mendasar nomor 1,2,4 dan 5

Dari uraian diatas terlihat bahwasanya kebijakan, rencana dan program yang
terdapat pada RPJMD sebegian berpotensi menurunkan kualitas lingkungan dan
mengganggu proses keberlanjutan pembangunan. Analisis tersebut perlu untuk dibahas
lebih lanjut mengenai apa dan bagaimana program tersebut akan dilaksanakan dan sampai
sejauh mana aspek kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan telah
dimasukkan ke dalam kebijakan pemerintak kabupaten labuhanbatu selatan.

Pembahasan lanjutan ini tentunya harus melibatkan masyarakat, kelompok


masyarakat, stake holder, dan juga dari pemerintah dan insttansi yang terkait dari masing-
masing prgoram yang bersangkutan. Bentuk dari pembahasan lanjutan ini dapat berupa
pelaksanaan focus group discussion (FGD), seminar, wawancara, kuesioner dan lain-lain
tergantung kesepakatan antara subjek peneliti yang terlibat.

LAPORAN AKHIR V - 14
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

5.4. Tahap Analisis (Dokumen Lingkungan Hidup)

Pada dasarnya dokumen linkungan hidup ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen laporan Akhir KLHS ini. Dokumen ini sebenarnya berisikan hasil analisis mengenai
isu strategis pembangunan, kebijakan rencana dan program yang ada pada RPJMD, serta
potensi-potensi penurunan kualitas lingkungan yang terjadi akabat kebjiakan tersebut.
Kemudian analisis dilakukan juga terhadap dampak positif dan negatif dari kebijakan
tersebut serta alternatif KRP dan mitigasi seperti apa yang dapat diterapkan untuk
mengurangi bahkan menghilangkan dampak penurunan lingkungan yang berpotensi terjadi
sebagai akibat adanya kebijakan tersebut.

Selanjutnya diberikan juga rekomnedasi apa yang dapat diterapkan oleh pihak terkait
untuk agar dapat menngurangi bahkan menghilangkan potensi negatif yang ditimbulkan
sehingga tujuan dari kajian lingkungan hidup ini dapat tercapai.

Proses dan hasil analisis tersebut dapat dilihat pada BAB VI dari buku laporan Akhir
ini. Hasil tersebut terangkum dalam sebuah matriks Matrik Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) Untuk Mendukung Produk RPJMD Kota Binjai.

5.5. Tahap Partisipasi Masyarakat dan Konsultasi

Tahap ini sebenarnya sudah dilakukan pada tahap pelingkupan yaitu pada bagian kegiatan
focus group discussion (FGD), atau dengan mengadakan seminar, kueisioner dan lain-lain.
Pada intinya kegiatan kajian ini sebaiknya memberikan kesempatan juga kepada
masyarakat atau pihak-pihak yang berkepentingan sehingga mutu dari kahian yang
dilakukan dapat lebih mengena terhadap sendi-sendi kehidupan bermasyarakat yang
tentunya menjadi tujuan dari pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
kabupaten Labuhanbatu Selatan.

Tahap konsultasi sebenarnya merupakan tahap dan proses diskusi dan sharing
informasi antara pihak yang terlibat dalam subjek penelitian KLHS yang dalam hal ini adalah
pihak pemerintah Kota Binjai dengan Pihak Konsultan Swakelola. Diskusi dan sharing
informasi ini berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan sepanjang masa
waktu yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan pekerjaan KLHS ini. Namun tentunya
diskusi ini akan tetap terus berlanjut sehingga dapat tetap memastikan bahwa apa yang
dihasilkan dalam kajian ini tetap dalam dimonitoring dan dievaluasi secara bersama-sama.

LAPORAN AKHIR V - 15
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

5.6. Pengambilan Keputusan

Setelah membaca dan menganalisi dengan seksama uraian pada matriks KLHS
sebelumnya maka tahapan selanjutnya yang perlu dilakukan oleh pemerintah kabupatan
Labuhanbatu Selatan adalah pengambilan keputusan untuk menentukan arah dan langkah
apa yang harus dilakukan dalam menjamin bahwa apa yang telah dan akan dilaksanakan
dalam RPJMD akan memastikan aspek lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan.
Keputusan yang diambil harus mempertimbangkan :

- Kesimpulan-kesimpulan pokok yang termuat dalam KLHS


- Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang termuat dalam KLHS
- Pandangan dari instansi pemerintah yang bertanggungjawab di bidang
lingkungan hidup (KLH, Bapedalda atau yang setaraf), kesehatan masyarakat
(Dinas kesehatan)
- Aspirasi serta pandangan dari berbagai lapisan dan golongan masyarakat
yang berkepentingan, termasuk dari kalangan LSM jika diperlukan.
Pokok-pokok kesimpulan mengenai keputusan diuraikan dalam Bab VI pada matrik
KLHS bagian rekomendasi. Pada dasarnya keputusan yang diambil adalah beberapa
penetapan dan penerapan aturan-aturan yang jelas dan tegas untuk dilaksanakan,
kemudian mengadakan kegiatan dan program penunjang tambahan agar dampak atau
potensi negatif yang dapat ditimbulkan oleh kebijakan, rencana dan program yang ada pada
RPJMD dapat terlaksana dengan baik serta telah sungguh-sungguh memperhatikan aspek
lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan.

5.7 Pemantauan dan Tindak lanjut

Kegiatan pemantauan yang dilakukan adalah pemeriksaan dan pengamatan secara


berkesinambungan terhadap konsekuensi atau dampak dari implementasi kegiatan, rencana
dan program yang ada pada RPJMD terhadap lingkungan hidup, kesehatan, dan aspek-
aspek penting sosial ekonomi masyarakat yang terkait seperti yang telah diuraikan juga
pada matirk KLHS (Bab VI).

Kegitan pemantauan dapat dilakukan oleh berbagai pihak terutama dalam hal ini adalah
subjek penelitian yaitu pihak pemerintah Kota Binjai serta pihak Konsultan Swakelola.

Tujuan dari pemantauan adalah untuk mengidentifikasi sejak dini, dampak atau

LAPORAN AKHIR V - 16
[Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD BAPPEDA KOTA BINJAI
Kota Binjai]

konsekuensi negatif yang pada awalnya tidak tampak sehingga dapat diambil langkah-
langkah pencegahan yang memadai. Hasil pemantauan ini hendaknya dapat tersedia bagi
kalangan pembuat kebijakan (legislator), pemerintah dan masyarakat.

Denagn adanya ketersediaan hasil pemantauan ini maka tentunya harus segera
diambil tindak lanjut yang relevan terhadap penemuan-penemuan yang dianggap penting
jika terjadi potensi penurunan kualitas lingkungan sebgaia akibat diterapkannya kebijakan
rencana dan program yang ada.

LAPORAN AKHIR V - 17

Anda mungkin juga menyukai