Anda di halaman 1dari 31

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang system Penyuluhan Pertanian


Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan terdiri dari atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit
kerja lapangan, programa penyuluhan tingkat kecamatan atau BP3K, programa penyuluhan
kabupaten, dan programa penyuluhan tingkatan lainnya.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor :25/Permentan/OT.140/5/ 2014. Tanggal
13 Mei 2014, tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan disusun setiap tahun memuat rencana tahunberikutnya
dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing – masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, pengelolaan sumber daya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan di tingkat desa Waturempe disesuaikan dengan
kondisi, potensi dan kebutuhan desa Waturempe itu sendiri. Pencapaian pembangunan
pertanian perikanan dan kehutanan senantiasa melibatkan peran aktif dalam proses
perencanaan penyuluhan melalui musyawarah tingkat kecamatan. Dalam penyusunannya
selalu memperhatikan keterpaduan dan kesinergian Programa Penyuluhan pada setiap
tingkatan.
Agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dapat
berjalan secara strategis, produktif dan dapat menyelaraskan keterpaduan/dinas terkait,
untuk itu perlu memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas
komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai keadaan, masalah


dan alternatife pemecahan masalah untuk mencapai tujuan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan lokalita, agar mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan
untuk memberikan dukungan terhadap program Dinas/Instansi terkait.
Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggaraan penyuluhan pertanian perikanan
dan kehutanan sebagai dasar persamaan persepsi, gerak dan langkah dalam persiapan
perencanaan dalam merancang bangun kegiatan penyuluahan, maka dipandang perlu untuk
menerbitkan pedoman penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tahun 2016.

1
B. Tujuan

Maksud dan tujuan disusunnya programa penyuluhan pertanian ini adalah sebagai
berikut :
a. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhaan pertanian bagi para
penyelenggara penyuluh.

b. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana kegiatan


penyuluhan pertanian.

c. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam


forum musrembangtan tahun berikutnya.

C. Manfaat Programa Penyuluhan


Manfaat programa penyuluhan pertanian adalah untuk memberikan arah
danpedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

2
BAB II
KEADAAN UMUM

A. Deskripsi Umum Wilayah


1. Letak Geografi dan Topografi

Desa Waturempe memilikii luas wilayah 1063 ha atau 10,63 Km 2dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 234 jiwa dan perempuan sebanyak 226 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 124 KK. Desa Waturempe merupakan dataran rendah dengan
ketinggian tempat ± 10 meter dpl berbatasan dengan :

Sebalah Utara berbatasan dengan : Wilayah Desa Lasama


Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Tiworo
Sebelah Timur berbatasan dengan : Waukuni Kecamatan Sawerigadi
Sebelah Barat berbatasan dengan : Kelurahan Waumere

Desa Waturempe terletak dalam lingkar kota Laworo Ibu Kota Kab. Muna Barat
yang berjarak ±3 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke Kota Raha ± 55 km (sebagai pusat
perdagangan) dengan waktu tempuh ±60 menit dengan menggunakan sepeda motor ataupun
mobil karena sebagian jalan masih rusak.

Tabel 1. Luas Wilayah Desa Waturempe 2019

No Desa/Kel Luas(Km2) % Ket


.

1. Waturempe 10,63 13,65

2. Karakteristik Iklim dan Lahan

Iklim Desa Waturempe termasuk tropic basah dengan suhu rata-rata 25 0C-
300C.Memiliki 2 musin, hujan dan kemarau.Musin hujan jatuh pada bulan November hingga
Juli sedangkan musin kemarau pada bulan Agustus-Oktober.Pada musim hujan dikenal
dengan istilah musim Barat dan Timur Barat dimulai dari bulan Oktober hingga bulan Maret
sedangkan musim Timur mulai bulan April hingga Agustus. Iklim yang terjadi di desa
Waturempe tidak jauh berbeda dengan diwilayah lain di kabupaten Muna Barat dimana
iklim yang terjadi pada saat ini adalah iklim pancaroba dimana jika ingin bercocok tanam
harus diperhitungkan sehingga tidak terjadi kerugian.

Tabel 2. Data Curah Hujan Rata-Rata 5 Tahun Terakhir Desa Waturempe 2018

2014 2015 2016 2017 2018


Curah HH Curah HH Curah HH Curah H Curah HH
No. Tahun/Bulan
Hujan Hujan Hujan Hujan H Hujan
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1. Januari `171,2 16 `171,2 16 `171,2 16 `171,2 16 333,5 22
2. Februari 106,6 12 106,6 12 106,6 12 106,6 12 240,0 20
3. Maret 111,1 15 111,1 15 111,1 15 111,1 15 232,2 21

3
4. April 302,3 16 302,3 16 302,3 16 302,3 16 135,9 15
5. Mei 284,0 21 284,0 21 284,0 21 284,0 21 143,8 17
6. Juni 247,0 17 247,0 17 247,0 17 247,0 17 210,3 16
7. Juli 22,0 6 22,0 6 22,0 6 22,0 6 201,9 13
8. Agustus 7,00 4 7,00 4 7,00 4 7,00 4 0 0
9. September 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10. Oktober 1 1 1 1 1 1 1 1 0,1 1
11. November 49 6 49 6 49 6 49 6 792 18
12. Desember 293 22 293 22 293 22 293 22 332,4 25

3. Luas Lahan Menurut Ekosistem

Luas Desa Waturempe sebesar 10,63 Km2, atau 1063 Ha yang terdiri dari 37Ha
lahan pemukiman, pekarangan 68Hadan 365 Ha lahan usaha tani, 43ha lahan perkebunan
dan sisanya dalam bentuk tanaman kayu-kayuan.

Tabel 3. Luas Lahan Menurut Ekosistem Setiap Desa di Kecamatan Tahun 2018

Luas Lahan
Pantai Perairan Ket
Sawah Lahan Kering
No Desa/Kelurahan Umum
Irigasi Tadah Pasang Iklim Iklim
Hujan Surut Basah Kering
1. Waturempe - 25 - - 1063Ha - - -

4. Luas Lahan Menurut Penggunaannya

Tabel 4. Luas Lahan Menurut Penggunaannya Desa Waturempe Tahun 2018

No Desa/ Kel
Luas Lahan Menurut Penggunaannya (Ha)
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Waturempe - 68 365 - - 25 - - 7 - 43 - 414

Keterangan :

1. Sawah Irigasi
2. Pekarangan
3. Tegal/ladang
4. Padang Rumput
5. Tambak
6. Sawah Tadah Hujan
7. Kolam
8. Rawa
9. Tanaman kayu-kayuan
10. Hutan
11. Perkebunan
12. Tanah Bero
13. Lain-lain

4
5. Keadaan Kepemilikan Lahan dan Luas Garapan

Tabel 5. Keadaan Kepemilikan Lahan dan Luas Garapan Desa WaturempeTahun 2017

Rata2 Status Kepemilikan


Desa/ Luas
No Pemilik Buruh
Kelurahan Garap Penggarap Sekap
Penggarap Tani
(Ha)
1. Waturempe 1 Ya - - -

B. DATA PRODUKSI USAHA TANI

1.Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan

Komoditas utama yang terdapat di desa Waturempe adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Luas Tanaman, Panen dan Produksi beberapa Jenis Komoditi Pertanian Kecamatan
Tahun 2018

No Komoditi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi


(Ha) (Ha) (Kw/Ha) (Ton/Ha)
1 Padi
- Padi Gogo -
- Padi sawah -
2. Palawija -
- Jagung Lokal 15 15 27 5,4
- Jagung Hibrida 20 3 30 6
- Kacang Tanah 3 3
- Kacang hijau 0,5 0,5
- Ubi kayu 0,5 0,5
3. Sayur-sayuran
- Kacang panjang 1 1
- Cabe rawit 0,5 0,5
- Tomat - -
- Terong 0,5 0,5
- Kangkung 0.5 0.5
- Bayam 0,5 0,5
- Semangka 2 2
- Bawang daun 0,5 -
4. Buah-buahan
- Pisang 1 0,5
- Pepaya 1 0.5
5. Perkebunan
- Jambu Mete 40 40 7
- Kakao 1 - -
- Kelapa 1,5 1 95
-
Sumber : Data Desa Waturempe tahun 2018

5
2. Bidang Peternakan

Jumlah Produksi
Populasi Produktivitas
No Komoditi Pemilik Ekor * Daging
(ekor) (Kg/Ekor)
(orang) (ton)**
6. Peternakan
- Sapi 135 36 - - -
- Ayam Buras 592 55 - - -
- Ayam
Pedaging 100 1
- Itik 10 2

Catatan * Dijual/ dipotong/ ke luar daerah

** Berat daging dalam Jerohan

Tabel 7. Tingkat Penerapan Teknologi oleh Petani di Desa/ Kelurahan Kecamatan Tahun
2018

a. Tanaman Pangan

Komponen penerapan Teknologi (%)


Pengol Benih Jumlah Pengamatan Paska
No Komoditas Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
Tanah Unggul Benih H/P Panen
Tabela Legowo
1. Padi sawah - - - - - - - - -
2. Padi Gogo - - - - - - - - -

Komponen penerapan Teknologi (%)


Pengol Benih Jumlah Pengamatan Pasca
No Komoditas Tanah Unggul Benih
Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
H/P Panen

1. Jagung 50 90 80 75 40 60 10 40
2. Kedelai
3. Kacang tanah 50 50 80 80 20 80 20 80
4. Ubi Kayu 50 50 80 80 10 50 20 80

b. Buah-buahan

Komponen penerapan Teknologi (%)


Pengol Benih Jumlah Pengamatan Paska
No Komoditas Tanah Unggul Benih
Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
H/P Panen

1. Pisang 25 0 0 - - - - 25
2. Pepaya 25 50 50 10 - 10 - 60
3. Semangka 30 80 70 70 10 50 10 70

c. Sayur-sayuran dan buah-buahan

Komponen penerapan Teknologi (%)


Pengol Benih Jumlah Pengamatan Paska
No Komoditas Tanah Unggul Benih
Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
H/P Panen

1. Kacang 70 `100 80 80 20 90 15 70
panjang

6
2. Cabe rawit 80 100 90 80 75 90 50 80
3. Terong 75 90 60 70 25 75 5 60
4 Kangkung 90 90 75 65 60 85 15 65
5 Bayam 90 80 55 40 50 80 10 65

d. Perkebunan

Komponen penerapan Teknologi (%)


Pengol Benih Jumlah Pengamatan Paska
No Komoditas Tanah Unggul Benih
Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
H/P Panen

1. Jambu Mete 15 10 10 60 0 25 0 40
2. Kakao 10 90 50 50 20 25 10 50
3. Kelapa 10 30 25 65 10 15 0 30

e. Peternakan

Komponen penerapan Teknologi (%)


Benih Jumlah Pemberian Pengamatan
No Komoditas Kandang
Unggul Benih
Talinisasi
Obat Cacing H/P
Paska Panen

1. Sapi potong 0 50 80 20 15 10 -
2. Ayam Buras 5 40 65 - 10 0 -
3. Itik 30 10 70 - 5 0 -
4 Ayam 100 100 100 100 100
Pedaging

C. SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM )

1. Data Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah binaan di desa Waturempe Kecamatan Tikep sampai


dengan tahun 2018 disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Penyebaran Penduduk di Desa/ Kelurahan berdasarkan Jenis Kelamin dan KK

No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah KK Jumlah Jiwa


.

1 Waturempe 234 226 124 460

Sumber : Data Sekunder Desa 2018

Melihat tabel diatas menunjukan bahwa penduduk di desa Waturempe berjumlah 460
jiwa yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 234 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 226 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 124KK, yang dominan berjenis
kelamin wanita, hal ini menjadi salah satu aspek yang mesti diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan pertanian .

2, Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

7
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah binaan di desa Waturempe
Kecamatan Tikep sampai pada usia produktif yaitu umur 20 Tahun s/d 60 Tahun dapat
dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.

Tabel 9. Sebaran Penduuk Desa Wuturempe Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


.
1. 0-4 22 23 45
2. 5-9 20 20 40
3. 10-14 33 22 55
4. 15-19 19 16 35
5. 20-24 12 14 26
6. 25-29 17 23 40
7. 30-34 18 25 43
8. 35-39 22 22 44
9. 40-44 24 20 44
10. 45-49 20 20 40
11. 50-54 13 6 19
12. 55-59 12 6 18
13. 60-64 4 5 9
14. 65 ke atas 3 4 7
Jumlah 234 226 460
Sumber : Data Monografi Desa Waturempe Tahun 2018

3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan.

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di wilayah binaan desa
Waturempe Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 10.

Tabel 10. Keadaan Penduduk Desa Waturempe Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan (orang)


Belum/
No Desa/Kelurahan
Tidak SD SLTP SLTA D2 D3 S1/S2
Sekolah
1. Waturempe 274 95 29 41 4 - 17
2.
3.

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ada di wilayah binaan desa
Waturempe Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 11.

Tabel 11. Keadaan Penduduk Desa Waturempe 10 Tahun Ke atas Menurut Jenis Pekerjaan
Tahun 2018

Jenis Jumlah Persentase


No Desa/Kelurahan Pekerjaan/Lapangan (orang) (%)
Usaha Laki-laki
1. Waturempe Petani 221
Buruh Tani -
PNS 6
Abri 3
Polri -
Tukang Kayu 3

8
Tukang Batu 6
Perdagangan 8
Sopir Mobil 1
Ojek 1
DLL
Jumlah 249
Sumber data : Data Desa Waturempe Tahun 2018

5. Keadaan Luas Wilayah Binaan

Keadaan luas wilayah binaan yang ada di wilayah binaan desa Waturempe
Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 12.

Tabel 12. Keadaan Luas Wilayah dan Jumlah Desa Binaan

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah Desa Binaan


1. Waturempe 1063 Ha Waturempe

Jumlah 1063 Ha

6. Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani yang ada terdiri dari Gapoktan / Kelompoktani yang tersebar di
desa Waturempe 1 (Satu) Gapoktan dengan anggota 67 orang berasal dari 4 kelompok
tani. Untuk lebih jelasnya data kelembagaan petani dapat di lihat pada tabel 13
dibawah ini.

Tabel 13. Keadaan Kelembagaan Ekonomi Makro

Jenis/ Macam Kelembagaan (Buah)


Jumlah
No Desa/Kelurahan KUD KOPTA GAPOKTAN UPK KUBA SADP
Anggota
N D
1 Waturempe - 4 1 - - - 67

` 6. Keadaan Kelembagaan/Perusahaan yang Terlibat dalam Program Pertanian

Keadaan kelembagaan/perusahaan yang terlibat dalam program pertanian yang ada


di wilayah binaan desa Waturempe Kecamatan Tikep dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 14. Keadaan Kelembagaan/Perusahaan yang Terlibat dalam Program Pertanian

No Desa/Kelurahan Kegiatan
1. Desa Waturempe - Pengadaan Saprodi, Saprotan dan
Pestisida
- Pemasaran hasil Pertanian dan
perkebunan
- Pemasaran hasil peternakan
Jumlah

9
7. Keadaan Kelompok Tani

Keadaan kelompok tani desa Waturempe dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini.

Tabel 15. Keadaan Kelompok Tani Desa Waturempe Tahun 2018

No Desa/ Keadaan Kelompok Tani Jumlah total


Kelurahan Tani Dewasa Wanita tani Taruna Tani Gapoktan kelompok
Tani
Klp Anggota Klp Anggota klp Anggota Klp anggot Klp Anggota
a
1. Desa Swakarsa 18 - - - - -
Waturempe
Mekarsari 16
Swakarsa
Sadar 18 4 67
Mandiri
mandiri
Pokadulu 15
Jumlah 57

8. Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok

Wilayah binaan di Desa Waturempe dengan jumlah kelompok sebanyak 4 kelompok


tani serta klasifikasi kelas kelompok. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok Tani Desa Waturempe Tahun 2018

Desa/ Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok Tani


Jumlah total
No Keluraha Pemula Lanjut Madiya Utama
n Klp Aggota Klp Anggota Klp Anggota Klp Anggota Klp Anggota
Swakarsa 18
Mekarsari 16
Sadar mandiri 18
Pokadulu 15
Jumlah 67

10
BAB III
MASALAH PENYULUHAN

Berdasarkan hasil pembahasan data potensi dan pelaksanaan kegiatan usaha tani oleh
petani di desa Waturempe maka didapati masalah-masalah diantaranya sebagai berikut:

1. Produktifitas tanaman jagung masih rendah yakni 30kw/ha untuk jagung hibrida dan 17
kw/ha untuk tanaman jagung lokal,.disebabkan oleh baru 10% petani yang terampil
pengendalian hama dan penyakit , baru 40% petani yang terampil dalam penanganan pasca
panen, baru 40% petani yang mengetahui tentang manfaat dan kegunaan pupuk, baru
50%petani melakukan pengolahan tanah, baru 10% (jagung lokal) dan 60% (jagung
hibrida) petani melakukan penyiangan

2. Untuk tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran produktifiasnya masih rendah disebakan


petani kurang terampil dalam pengendalian hama pemyakit yakni 10% - 50 %. Olehnya itu
jika terdapat serangan maka pengendaliannya tidak mampu dilakukan oleh petani.

3.Masih rendahnya populasi tanaman pisanga yaitu 80 – 100 pohon/ha pada saat ini belum
mencapai 300 – 400 pohon/ha disebabakan karena petani belum mengetahui cara
pemeliharaan bibit, cara penanaman yang baik dan cara pengendalian penyakit.

4. Masih rendahnya produktivitas tanaman kakao, baru mencapai 4,5 kw/ha, maka untuk
mencapai 6 – 7 kw/ha petani harus melakukan pengaturan tanaman, pelindung,
pemangkasan cabang air,pengendalian hama dan penyakit dan pemupukan tepat dosis.
5. Masih rendahnya produktivitas tanaman jambu mente dengan hasil rata – rata 10 kw/ha
maka untuk mencapai 13 – 15 kw/ha, maka petani perlu melakukan pengaturan jarak
tanaman, peremajaan tanaman yang kurang produktif dan penanaman bibit yang unggul.
6. Masih rendahnya populasi ternak sapi hanya baru 135 ekor, dan masih banyak masyarakat
yang memiliki ternak di sebabkan karena petani belum melaksanakan talinisasi yang baik,
pemberian pakan ternak yang cukup, melakukan kawin suntik, penyediaan pejantan yang
cukup dan pengawasan kesehatan hewan.

7. Masih rendahnya populasi pada ayam buras baru 592 ekor belum mencapai jumlah
masimal 1000 ekor di sebabkan karena petani ternak belum melakukan vaksinisasi ND
secara rutin, pemeliharan secara ekstensif ( masih secara liar ) serta kurang memahami
carapenetasan telur dengan mesin penetas atau secara manual dan ketersediaan kandang.

11
8. Semua kelompok tani yang ada di desa binaan belum meiliki modal usaha sehingga
kesulitan/ keterbatasan dana menyebabkan petani belum optimal bertani,
9. Kelompok tani belum mampu menyusun rencana defenitif kelompok dan RDKK sendiri
baru 30% .
10. Masih rendahnya kesadaran petani akan manfaat berkelompok,
11. Pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal baru mencapai 20%, tidak ada pagar

BAB IV
TUJUAN PENYULUHAN

Tujuan penyuluhan program penyuluhan Desa Waturempe tahun 2017 adalah untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan para petani dan meningkatkan produktivitas usaha
pertanian dari semua komoditas yaitu meningkatkan produktivitas pada tanaman pangan,
meningkatkan produktivitas pada tanaman holtikultura, meningkatkan produktivitas pada
tanaman perternakan dan meningkatkan produktivitas pada tanaman perikanan juga untuk
meningkatkan pembangunan sosial ekonomi pada kelompok tani – nelayan yang ada di desa
Waturempe Kecamatan Tikep.

A. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan Pada Komoditas Unggulan Secara


Prioritas Adalah:

1. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jagung kuning yang saat ini baru
menghasilkan 35 kw/ha dengan menggunakan pupuk yang berimbang serta
populasi tanaman jagung yang optimal, serta pengendalian hama penyakit bisa
mencapai 35 kw/ha.

2. Perluasan areal tanam tanaman jagung kuning sebelumnya hanya 10ha menjadi
20ha

B. Peningkatan Produktivitas Padatanaman Holtikultura/ Tanaman Buah – Buahan


Yaitu :

1. Perluasan areal tanaman pada tanaman cabe dimana sekarang baru 0,5 ha agar
berkembang menjadi 1,5 ha.

2. Perluasan areal tanam tanaman tomat yang masih kurang di minati oleh petani baru
1,5 ha agar menjadi 2 ha.

12
3. Meningkatkan populasi tanaman pisang yang ada sekarang baru 80 – 100 pohon/ ha
dengan mengubah perilaku petani dalam ajrak tanam dan perawatan tanaman yang
baik sehingga bisa 300 – 400 pohon/ ha.

C. Meningkatkan Produktivitas Tanaman Perkebunan :

1. Meningkatkan produktivitas tanaman kakao di kecamatan tikep mencapai 4,5 kw/ha


dengan perlakuan budi daya yang baik dapat menghasilkan 6 – 7 kw/ha.

2. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jambu mente yang sekarang rata – rata
menghasilakan 10 kw/ha perlu penjarangan perawatan/ pemeliharaan yang baik
bisa menghasilkan 13 – 15 kw/ha.

D. Peningkatan / Pengembangan Populasi Padaternak Yang Ada di Desa Waturempe


Skala Prioritas Yaitu :

1. Pengembangan populasi ternak sapi talinisasi, kawin suntik dan menjaga kesehatan
hewan serta penyediaan hijauan makanan ternak hingga populasi sapi dri 135 ekor
menjadi 150 ekor

2. Pengembangan populasi pada ayam buras dengan cara pelaksanaan vaksin,


pemberian pakan, pengandangan dan penetasan telur yang nantinya dpat menambah
populasi dari 592 ekor menjadi 1000 ekor/tahun.

F. Pengembangan Dan Penumbuhan Sosial, Ekonomi Para Kelompok Tani di Desa


WaturempeYaitu :

1. Pemupukan modal kelompok tani dari tidak ada menjadi 1 kelompok tani

2. Baru 10% lembaga petani yang Membangun hubungan dengan instansi terkait
dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku
usaha

3. Masih kurangnya pemberdayaan kelompoktani dalam beragribisnis serta menunjang


kemandirian kelompok

13
BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN

Untuk mencapai tujuan penyuluh pertanian yang telah di rencanakan dan untuk
memecahkan masalah yang di hadapi oleh petani /nelayan di lapangan, merupakan pedoman
dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh dalam kegiatan penyuluh pertanian di
lapangan. Wilayah kerja penyuluh dapat dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang
berpedoman pada program penyuluhan pertanian desa Waturempe sebagai berikut :

Tabel 17. Rencana Kegiatan penyluhan pertanian Desa Waturempe Kec. Tikep Tahun 2019
(terlampir)

14
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil uraian yang telah dituliskan dari awal hingga akhir dapat ditarik
kesimpulan bahwa Program penyuluhan pertanian Desa Waturempe Kecamatan Tikep
disusun berdasarkan potensi wilayah Desa Waturempe berdasarkan tujuan, keadaan dan
masalah – masalah yang ada diwilayah binaan.

Program penyuluhan pertanian Desa Waturempe Kecamatan Tikep merupakan suatu


pedoman pelaksanaan kegiatan penyuluhan di wilayah Binaan dan juga sebagai acuan
penyusunan rencana kerja tahunan bagi para penyuluh untuk merencanakan pelaksanaan
kegiatan penyuluh di wilayah binaanya masinga – masing.

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan dalam Rencana kerja penyuluhan pertanian desa
Waturempe kecamatan tikep adalah :

Supaya program penyuluhan ini dapat digunakan untuk acuan dan pedoman dalam
peningkatan produktifitas komoditi pertanian dan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan.

15
BAB 1
PENDAHULUAN

D. Latar Belakang

Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang system Penyuluhan Pertanian


Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan terdiri dari atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit
kerja lapangan, programa penyuluhan tingkat kecamatan atau BP3K, programa penyuluhan
kabupaten, dan programa penyuluhan tingkatan lainnya.
Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor :25/Permentan/OT.140/5/ 2014. Tanggal
13 Mei 2014, tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan
pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan disusun setiap tahun memuat rencana tahunberikutnya
dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing – masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, pengelolaan sumber daya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
Penyelenggaraan penyuluhan di tingkat desa Lasama disesuaikan dengan kondisi,
potensi dan kebutuhan desa Lasama itu sendiri. Pencapaian pembangunan pertanian
perikanan dan kehutanan senantiasa melibatkan peran aktif dalam proses perencanaan
penyuluhan melalui musyawarah tingkat kecamatan. Dalam penyusunannya selalu
memperhatikan keterpaduan dan kesinergian Programa Penyuluhan pada setiap tingkatan.
Agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dapat
berjalan secara strategis, produktif dan dapat menyelaraskan keterpaduan/dinas terkait,
untuk itu perlu memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas
komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani.

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai keadaan, masalah


dan alternatife pemecahan masalah untuk mencapai tujuan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan lokalita, agar mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan
untuk memberikan dukungan terhadap program Dinas/Instansi terkait.

16
Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggaraan penyuluhan pertanian perikanan
dan kehutanan sebagai dasar persamaan persepsi, gerak dan langkah dalam persiapan
perencanaan dalam merancang bangun kegiatan penyuluhan, maka dipandang perlu untuk
menerbitkan pedoman penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tahun 2016.

E. Tujuan

Maksud dan tujuan disusunnya programa penyuluhan pertanian ini adalah sebagai
berikut :
a. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhaan pertanian bagi para
penyelenggara penyuluh.

b. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana kegiatan


penyuluhan pertanian.

c. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam


forum musrembangtan tahun berikutnya.

C. Manfaat Programa Penyuluhan


Manfaat programa penyuluhan pertanian adalah untuk memberikan arah
danpedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.

17
BAB II
KEADAAN UMUM

A. Deskripsi Umum Wilayah


1. Letak Geografi dan Topografi

Desa Lasama memilikii luas wilayah 1055 ha atau 10,55 Km 2dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 450 jiwa dan perempuan sebanyak 370 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 240 KK. Desa Waturempe merupakan dataran rendah dengan
ketinggian tempat ± 10 meter dpl berbatasan dengan :

Sebalah Utara berbatasan dengan : Wilayah Desa Lasama


Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Tiworo
Sebelah Timur berbatasan dengan : Waukuni Kecamatan Sawerigadi
Sebelah Barat berbatasan dengan : Kelurahan Waumere

Desa Waturempe terletak luar kota Laworo Ibu Kota Kab. Muna Barat yang berjarak
±3 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke Kota Raha ± 55 km (sebagai pusat perdagangan)
dengan waktu tempuh ±60 menit dengan menggunakan sepeda motor ataupun mobil karena
sebagian jalan masih rusak

Tabel 1. Luas Wilayah Desa Laworo 2019

No Desa/Kel Luas(Km2) % Ket


.

1. Waturempe 10,55 13,54

2. Karakteristik Iklim dan Lahan

Iklim Desa Lasama termasuk tropic basah dengan suhu rata-rata 25 0C-
300C.Memiliki 2 musin, hujan dan kemarau.Musin hujan jatuh pada bulan November hingga
Juli sedangkan musin kemarau pada bulan Agustus-Oktober.Pada musim hujan dikenal
dengan istilah musim Barat dan Timur Barat dimulai dari bulan Oktober hingga bulan Maret
sedangkan musim Timur mulai bulan April hingga Agustus. Iklim yang terjadi di desa
Waturempe tidak jauh berbeda dengan diwilayah lain di kabupaten Muna Barat dimana

18
iklim yang terjadi pada saat ini adalah iklim pancaroba dimana jika ingin bercocok tanam
harus diperhitungkan sehingga tidak terjadi kerugian.

Tabel 2. Data Curah Hujan Rata-Rata 5 Tahun Terakhir Desa Lasama 2018

2014 2015 2016 2017 2018


Curah HH Cura HH Curah HH Curah H Curah HH
No Hujan h Hujan Hujan H Hujan
Tahun/Bulan
. (mm) Huja (mm) (mm) (mm)
n
(mm)
1. Januari 240 12 76 7 `171,2 16 240 12 76 7
2. Februari 42 7 84 7 106,6 12 42 7 84 7
3. Maret 153 12 132 10 111,1 15 153 12 132 10
4. April 68 7 130 8 302,3 16 68 7 130 8
5. Mei 257 13 180 13 284,0 21 257 13 180 13
6. Juni 263 12 267 13 247,0 17 263 12 267 13
7. Juli 303 15 0 - 22,0 6 303 15 0 -
8. Agustus 3 1 44 3 7,00 4 3 1 44 3
9. September 0 - 0 - 18 1 0 - 0 -
10. Oktober 46 2 0 - 0 0 46 2 0 -
11. November 166 8 0 - 83 5 166 8 0 -
12. Desember 17 4 78 6 84 8 17 4 78 6
Jumlah 1899 1458 93 993 67 73 1458 93 993 67

3. Luas Lahan Menurut Ekosistem

Luas Desa Lasama sebesar 10,55 Km 2, atau 1055 Ha yang terdiri dari, pekarangan
422,5Hadan 257 Ha lahan usaha tani, 30 ha lahan perkebunan dan sisanya dalam bentuk
tanaman kayu-kayuan.

Tabel 3. Luas Lahan Menurut Ekosistem Setiap Desa di Kecamatan Tahun 2018

Luas Lahan
Pantai Perairan Ket
Sawah Lahan Kering
No Desa/Kelurahan Umum
Irigasi Tadah Pasang Iklim Iklim
Hujan Surut Basah Kering
1. Lasama - - - - 1055Ha 150 - -

4. Luas Lahan Menurut Penggunaannya

Tabel 4. Luas Lahan Menurut Penggunaannya Desa Lasama Tahun 2018

No Desa/ Kel
Luas Lahan Menurut Penggunaannya (Ha)
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Lasama - 422, 257 - 27 25 - 45 22 122 30 120 9,5
5

Keterangan :

19
14. Sawah Irigasi
15. Pekarangan
16. Tegal/ladang
17. Padang Rumput
18. Tambak
19. Sawah Tadah Hujan
20. Kolam
21. Rawa
22. Tanaman kayu-kayuan
23. Hutan
24. Perkebunan
25. Tanah Bero
26. Lain-lain

5. Keadaan Kepemilikan Lahan dan Luas Garapan

Tabel 5. Keadaan Kepemilikan Lahan dan Luas Garapan Desa LasamaTahun 2018

Rata2 Status Kepemilikan


Desa/ Luas
No Pemilik Buruh
Kelurahan Garap Penggarap Sekap
Penggarap Tani
(Ha)
1. Lasama 1 Ya - - -

B. DATA PRODUKSI USAHA TANI

1.Bidang Tanaman Pangan dan Perkebunan

Komoditas utama yang terdapat di desa Lasama adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Luas Tanaman, Panen dan Produksi beberapa Jenis Komoditi Pertanian Kecamatan
Tahun 2018

No Komoditi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi


(Ha) (Ha) (Kw/Ha) (Ton/Ha)
1 Padi
- Padi Gogo -
- Padi sawah -
2. Palawija -
- Jagung Lokal 1 1 27 6
- Jagung Hibrida - -
- Kacang Tanah - -
- Ubi jalar 0,5 0,5
- Ubi kayu 1 1
3. Sayur-sayuran
- Kacang panjang
- Cabe rawit
- Tomat
- Terong
- Kangkung
- Bayam

20
- Semangka
- Bawang daun
4. Buah-buahan
- Pisang
- Pepaya
5. Perkebunan
- Jambu Mete 10 10 5
- Kakao - - -
- Kelapa 1 1 95
-
Sumber : Data Desa Lasama tahun 2018

2. Bidang Peternakan

Jumlah Produksi
Populasi Produktivitas
No Komoditi Pemilik Ekor * Daging
(ekor) (Kg/Ekor)
(orang) (ton)**
6. Peternakan
- Sapi 230 61 - - -
- Ayam Buras 572 175 - - -
- Ayam
Pedaging 200 2
- Itik

Catatan * Dijual/ dipotong/ ke luar daerah

** Berat daging dalam Jerohan

Tabel 7. Tingkat Penerapan Teknologi oleh Petani di Desa/ Kelurahan Kecamatan Tahun
2018

f. Tanaman Pangan

Komponen penerapan Teknologi (%)


Pengol Benih Jumlah Pengamatan Paska
No Komoditas Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
Tanah Unggul Benih H/P Panen
Tabela Legowo
1. Padi sawah - - - - - - - - -
2. Padi Gogo - - - - - - - - -

Komponen penerapan Teknologi (%)


Pengol Benih Jumlah Pengamatan Pasca
No Komoditas Tanah Unggul Benih
Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
H/P Panen

1. Jagung 50 90 80 75 40 60 10 40
2. Kedelai
3. Ubi Jalar 50 50 80 80 20 80 20 80
4. Ubi Kayu 50 50 80 80 10 50 20 80

g. Perkebunan

21
Komponen penerapan Teknologi (%)
Pengol Benih Jumlah Pengamatan Paska
No Komoditas Tanah Unggul Benih
Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
H/P Panen

1. Jambu Mete 15 10 10 60 0 25 0 40
2. Kakao 10 90 50 50 20 25 10 50
3. Kelapa 10 30 25 65 10 15 0 30

h. Peternakan

Komponen penerapan Teknologi (%)


Benih Jumlah Pemberian Pengamatan
No Komoditas Kandang
Unggul Benih
Talinisasi
Obat Cacing H/P
Paska Panen

1. Sapi potong 0 50 80 20 15 10 -
2. Ayam Buras 5 40 65 - 10 0 -
3. Itik 30 10 70 - 5 0 -
4 Ayam 100 100 100 100 100
Pedaging
F. SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM )

2. Data Penduduk

Jumlah penduduk di wilayah binaan di desa Lasama Kecamatan Tikep sampai


dengan tahun 2018 disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Penyebaran Penduduk di Desa/ Kelurahan berdasarkan Jenis Kelamin dan KK

No Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah KK Jumlah Jiwa


.

1 Lasama 450 370 240 821

Sumber : Data Sekunder Desa 2018

Melihat tabel diatas menunjukan bahwa penduduk di desa Waturempe berjumlah 821
jiwa yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 450 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 370 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 240KK, yang dominan berjenis
kelamin wanita, hal ini menjadi salah satu aspek yang mesti diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan pertanian .

2, Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah binaan di desa Lasama


Kecamatan Tikep sampai pada usia produktif yaitu umur 20 Tahun s/d 60 Tahun dapat
dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.

Tabel 9. Sebaran Penduuk Desa Lasama Berdasarkan Kelompok Umur

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


.
1. 0-4 34 26 59
2. 5-9 53 39 90
3. 10-14 40 37 77
4. 15-19 40 30 70
5. 20-24 35 32 67
6. 25-29 40 30 70
7. 30-34 37 30 67

22
8. 35-39 35 27 62
9. 40-44 42 32 74
10. 45-49 46 35 81
11. 50-54 25 25 50
12. 55-59 24 15 39
13. 60-64 10 6 16
14. 65 ke atas 61 7 713
Jumlah 450 380 821
Sumber : Data Monografi Desa LasamaTahun 2018

7. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan.

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di wilayah binaan desa Lasama
Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 10.

Tabel 10. Keadaan Penduduk Desa Lasama Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan (orang)


Belum/
No Desa/Kelurahan
Tidak SD SLTP SLTA D2 D3 S1/S2
Sekolah
1. Lasama 364 315 50 62 - - 27
2.
3.

8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ada di wilayah binaan desa Lasama
Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 11.

Tabel 11. Keadaan Penduduk Desa Lasama 10 Tahun Ke atas Menurut Jenis Pekerjaan
Tahun 2018

Jenis Jumlah Persentase


No Desa/Kelurahan Pekerjaan/Lapangan (orang) (%)
Usaha Laki-laki
1. Waturempe Petani 146
Buruh Tani -
PNS 2
Abri -
Polri -
Tukang Kayu 7
Tukang Batu 6
Perdagangan 33
Sopir Mobil 1
Ojek 2
DLL 625
Jumlah 821
Sumber data : Data Desa Lasama Tahun 2018

9. Keadaan Luas Wilayah Binaan

Keadaan luas wilayah binaan yang ada di wilayah binaan desa LasamaKecamatan
Tikep dapat dilihat di Tabel 12.

23
Tabel 12. Keadaan Luas Wilayah dan Jumlah Desa Binaan

No Desa/Kelurahan Luas Wilayah Desa Binaan


1. Lasama 1055 Ha Lasama

Jumlah 1055 Ha

10. Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani yang ada terdiri dari Gapoktan / Kelompoktani yang tersebar di
desa Lasama 1 (Satu) Gapoktan dengan anggota 67 orang berasal dari 4 kelompok tani.
Untuk lebih jelasnya data kelembagaan petani dapat di lihat pada tabel 13 dibawah ini.

Tabel 13. Keadaan Kelembagaan Ekonomi Makro

Jenis/ Macam Kelembagaan (Buah)


Jumlah
No Desa/Kelurahan KUD KOPTA GAPOKTAN UPK KUBA SADP
Anggota
N D
1 Lasama - 4 1 - - -

` 6. Keadaan Kelembagaan/Perusahaan yang Terlibat dalam Program Pertanian

Keadaan kelembagaan/perusahaan yang terlibat dalam program pertanian yang ada


di wilayah binaan desa Lasama Kecamatan Tikep dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 14. Keadaan Kelembagaan/Perusahaan yang Terlibat dalam Program Pertanian

No Desa/Kelurahan Kegiatan
1. Desa Lasama - Pengadaan Saprodi, Saprotan dan
Pestisida
- Pemasaran hasil Pertanian dan
perkebunan
- Pemasaran hasil peternakan
Jumlah

9. Keadaan Kelompok Tani

Keadaan kelompok tani desa Waturempe dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini.

24
Tabel 15. Keadaan Kelompok Tani Desa Lasama Tahun 2018

No Desa/ Keadaan Kelompok Tani Jumlah total


Kelurahan Tani Dewasa Wanita tani Taruna Tani Gapoktan kelompok
Tani
Klp Anggota Klp Anggota Klp Anggota Klp anggot Klp Anggota
a
1. Desa Tunas 18 - - - - -
Lasama Baru
Mekarsari 16 Swakarsa
4 67
Mekar 18 Mandiri
Pokadulu 15
Jumlah 57

10. Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok

Wilayah binaan di Desa Lasama dengan jumlah kelompok sebanyak 4 kelompok tani
serta klasifikasi kelas kelompok. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok Tani Desa LasamaTahun 2018

Desa/ Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok Tani


Jumlah total
No Keluraha Pemula Lanjut Madiya Utama
n Klp Aggota Klp Anggota Klp Anggota Klp Anggota Klp Anggota
Swakarsa 18
Mekarsari 16
Sadar mandiri 18
Pokadulu 15
Jumlah 67

25
BAB III
MASALAH PENYULUHAN

Berdasarkan hasil pembahasan data potensi dan pelaksanaan kegiatan usaha tani oleh
petani di desa Waturempe maka didapati masalah-masalah diantaranya sebagai berikut:

1. Produktifitas tanaman jagung masih rendah yakni 30kw/ha untuk jagung hibrida dan 17
kw/ha untuk tanaman jagung lokal,.disebabkan oleh baru 10% petani yang terampil
pengendalian hama dan penyakit , baru 40% petani yang terampil dalam penanganan pasca
panen, baru 40% petani yang mengetahui tentang manfaat dan kegunaan pupuk, baru
50%petani melakukan pengolahan tanah, baru 10% (jagung lokal) dan 60% (jagung
hibrida) petani melakukan penyiangan

2. Untuk tanaman hortikultura jenis sayur-sayuran produktifiasnya masih rendah disebakan


petani kurang terampil dalam pengendalian hama pemyakit yakni 10% - 50 %. Olehnya itu
jika terdapat serangan maka pengendaliannya tidak mampu dilakukan oleh petani.

3.Masih rendahnya populasi tanaman pisanga yaitu 80 – 100 pohon/ha pada saat ini belum
mencapai 300 – 400 pohon/ha disebabakan karena petani belum mengetahui cara
pemeliharaan bibit, cara penanaman yang baik dan cara pengendalian penyakit.

6. Masih rendahnya produktivitas tanaman kakao, baru mencapai 4,5 kw/ha, maka untuk
mencapai 6 – 7 kw/ha petani harus melakukan pengaturan tanaman, pelindung,
pemangkasan cabang air,pengendalian hama dan penyakit dan pemupukan tepat dosis.
7. Masih rendahnya produktivitas tanaman jambu mente dengan hasil rata – rata 10 kw/ha
maka untuk mencapai 13 – 15 kw/ha, maka petani perlu melakukan pengaturan jarak
tanaman, peremajaan tanaman yang kurang produktif dan penanaman bibit yang unggul.
6. Masih rendahnya populasi ternak sapi hanya baru 135 ekor, dan masih banyak masyarakat
yang memiliki ternak di sebabkan karena petani belum melaksanakan talinisasi yang baik,

26
pemberian pakan ternak yang cukup, melakukan kawin suntik, penyediaan pejantan yang
cukup dan pengawasan kesehatan hewan.

7. Masih rendahnya populasi pada ayam buras baru 592 ekor belum mencapai jumlah
masimal 1000 ekor di sebabkan karena petani ternak belum melakukan vaksinisasi ND
secara rutin, pemeliharan secara ekstensif ( masih secara liar ) serta kurang memahami
carapenetasan telur dengan mesin penetas atau secara manual dan ketersediaan kandang.
8. Semua kelompok tani yang ada di desa binaan belum meiliki modal usaha sehingga
kesulitan/ keterbatasan dana menyebabkan petani belum optimal bertani,
9. Kelompok tani belum mampu menyusun rencana defenitif kelompok dan RDKK sendiri
baru 30% .
10. Masih rendahnya kesadaran petani akan manfaat berkelompok,
11. Pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal baru mencapai 20%, tidak ada pagar

BAB IV
TUJUAN PENYULUHAN

Tujuan penyuluhan program penyuluhan Desa Waturempe tahun 2017 adalah untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan para petani dan meningkatkan produktivitas usaha
pertanian dari semua komoditas yaitu meningkatkan produktivitas pada tanaman pangan,
meningkatkan produktivitas pada tanaman holtikultura, meningkatkan produktivitas pada
tanaman perternakan dan meningkatkan produktivitas pada tanaman perikanan juga untuk
meningkatkan pembangunan sosial ekonomi pada kelompok tani – nelayan yang ada di desa
Waturempe Kecamatan Tikep.

A. Peningkatan Produktivitas Tanaman Pangan Pada Komoditas Unggulan Secara


Prioritas Adalah:

1. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jagung kuning yang saat ini baru
menghasilkan 35 kw/ha dengan menggunakan pupuk yang berimbang serta
populasi tanaman jagung yang optimal, serta pengendalian hama penyakit bisa
mencapai 35 kw/ha.

2. Perluasan areal tanam tanaman jagung kuning sebelumnya hanya 10ha menjadi
20ha

27
B. Peningkatan Produktivitas Padatanaman Holtikultura/ Tanaman Buah – Buahan
Yaitu :

1. Perluasan areal tanaman pada tanaman cabe dimana sekarang baru 0,5 ha agar
berkembang menjadi 1,5 ha.

2. Perluasan areal tanam tanaman tomat yang masih kurang di minati oleh petani baru
1,5 ha agar menjadi 2 ha.

3. Meningkatkan populasi tanaman pisang yang ada sekarang baru 80 – 100 pohon/ ha
dengan mengubah perilaku petani dalam ajrak tanam dan perawatan tanaman yang
baik sehingga bisa 300 – 400 pohon/ ha.

C. Meningkatkan Produktivitas Tanaman Perkebunan :

1. Meningkatkan produktivitas tanaman kakao di kecamatan tikep mencapai 4,5 kw/ha


dengan perlakuan budi daya yang baik dapat menghasilkan 6 – 7 kw/ha.

2. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jambu mente yang sekarang rata – rata
menghasilakan 10 kw/ha perlu penjarangan perawatan/ pemeliharaan yang baik
bisa menghasilkan 13 – 15 kw/ha.

D. Peningkatan / Pengembangan Populasi Padaternak Yang Ada di Desa Waturempe


Skala Prioritas Yaitu :

1. Pengembangan populasi ternak sapi talinisasi, kawin suntik dan menjaga kesehatan
hewan serta penyediaan hijauan makanan ternak hingga populasi sapi dri 135 ekor
menjadi 150 ekor

2. Pengembangan populasi pada ayam buras dengan cara pelaksanaan vaksin,


pemberian pakan, pengandangan dan penetasan telur yang nantinya dpat menambah
populasi dari 592 ekor menjadi 1000 ekor/tahun.

F. Pengembangan Dan Penumbuhan Sosial, Ekonomi Para Kelompok Tani di Desa


WaturempeYaitu :

1. Pemupukan modal kelompok tani dari tidak ada menjadi 1 kelompok tani

28
2. Baru 10% lembaga petani yang Membangun hubungan dengan instansi terkait
dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku
usaha

3. Masih kurangnya pemberdayaan kelompoktani dalam beragribisnis serta menunjang


kemandirian kelompok

BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN

Untuk mencapai tujuan penyuluh pertanian yang telah di rencanakan dan untuk
memecahkan masalah yang di hadapi oleh petani /nelayan di lapangan, merupakan pedoman
dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh dalam kegiatan penyuluh pertanian di
lapangan. Wilayah kerja penyuluh dapat dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang
berpedoman pada program penyuluhan pertanian desa Waturempe sebagai berikut :

Tabel 17. Rencana Kegiatan penyluhan pertanian Desa Waturempe Kec. Tikep Tahun 2019
(terlampir)

29
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil uraian yang telah dituliskan dari awal hingga akhir dapat ditarik
kesimpulan bahwa Program penyuluhan pertanian Desa Waturempe Kecamatan Tikep
disusun berdasarkan potensi wilayah Desa Waturempe berdasarkan tujuan, keadaan dan
masalah – masalah yang ada diwilayah binaan.

Program penyuluhan pertanian Desa Waturempe Kecamatan Tikep merupakan suatu


pedoman pelaksanaan kegiatan penyuluhan di wilayah Binaan dan juga sebagai acuan
penyusunan rencana kerja tahunan bagi para penyuluh untuk merencanakan pelaksanaan
kegiatan penyuluh di wilayah binaanya masinga – masing.

B. Saran

Saran yang dapat kami sampaikan dalam Rencana kerja penyuluhan pertanian desa
Waturempe kecamatan tikep adalah :

Supaya program penyuluhan ini dapat digunakan untuk acuan dan pedoman dalam
peningkatan produktifitas komoditi pertanian dan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan.

30
31

Anda mungkin juga menyukai