PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya programa penyuluhan pertanian ini adalah sebagai
berikut :
a. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhaan pertanian bagi para
penyelenggara penyuluh.
2
BAB II
KEADAAN UMUM
Desa Waturempe memilikii luas wilayah 1063 ha atau 10,63 Km 2dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 234 jiwa dan perempuan sebanyak 226 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 124 KK. Desa Waturempe merupakan dataran rendah dengan
ketinggian tempat ± 10 meter dpl berbatasan dengan :
Desa Waturempe terletak dalam lingkar kota Laworo Ibu Kota Kab. Muna Barat
yang berjarak ±3 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke Kota Raha ± 55 km (sebagai pusat
perdagangan) dengan waktu tempuh ±60 menit dengan menggunakan sepeda motor ataupun
mobil karena sebagian jalan masih rusak.
Iklim Desa Waturempe termasuk tropic basah dengan suhu rata-rata 25 0C-
300C.Memiliki 2 musin, hujan dan kemarau.Musin hujan jatuh pada bulan November hingga
Juli sedangkan musin kemarau pada bulan Agustus-Oktober.Pada musim hujan dikenal
dengan istilah musim Barat dan Timur Barat dimulai dari bulan Oktober hingga bulan Maret
sedangkan musim Timur mulai bulan April hingga Agustus. Iklim yang terjadi di desa
Waturempe tidak jauh berbeda dengan diwilayah lain di kabupaten Muna Barat dimana
iklim yang terjadi pada saat ini adalah iklim pancaroba dimana jika ingin bercocok tanam
harus diperhitungkan sehingga tidak terjadi kerugian.
Tabel 2. Data Curah Hujan Rata-Rata 5 Tahun Terakhir Desa Waturempe 2018
3
4. April 302,3 16 302,3 16 302,3 16 302,3 16 135,9 15
5. Mei 284,0 21 284,0 21 284,0 21 284,0 21 143,8 17
6. Juni 247,0 17 247,0 17 247,0 17 247,0 17 210,3 16
7. Juli 22,0 6 22,0 6 22,0 6 22,0 6 201,9 13
8. Agustus 7,00 4 7,00 4 7,00 4 7,00 4 0 0
9. September 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10. Oktober 1 1 1 1 1 1 1 1 0,1 1
11. November 49 6 49 6 49 6 49 6 792 18
12. Desember 293 22 293 22 293 22 293 22 332,4 25
Luas Desa Waturempe sebesar 10,63 Km2, atau 1063 Ha yang terdiri dari 37Ha
lahan pemukiman, pekarangan 68Hadan 365 Ha lahan usaha tani, 43ha lahan perkebunan
dan sisanya dalam bentuk tanaman kayu-kayuan.
Tabel 3. Luas Lahan Menurut Ekosistem Setiap Desa di Kecamatan Tahun 2018
Luas Lahan
Pantai Perairan Ket
Sawah Lahan Kering
No Desa/Kelurahan Umum
Irigasi Tadah Pasang Iklim Iklim
Hujan Surut Basah Kering
1. Waturempe - 25 - - 1063Ha - - -
No Desa/ Kel
Luas Lahan Menurut Penggunaannya (Ha)
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Waturempe - 68 365 - - 25 - - 7 - 43 - 414
Keterangan :
1. Sawah Irigasi
2. Pekarangan
3. Tegal/ladang
4. Padang Rumput
5. Tambak
6. Sawah Tadah Hujan
7. Kolam
8. Rawa
9. Tanaman kayu-kayuan
10. Hutan
11. Perkebunan
12. Tanah Bero
13. Lain-lain
4
5. Keadaan Kepemilikan Lahan dan Luas Garapan
Tabel 5. Keadaan Kepemilikan Lahan dan Luas Garapan Desa WaturempeTahun 2017
Tabel 6. Luas Tanaman, Panen dan Produksi beberapa Jenis Komoditi Pertanian Kecamatan
Tahun 2018
5
2. Bidang Peternakan
Jumlah Produksi
Populasi Produktivitas
No Komoditi Pemilik Ekor * Daging
(ekor) (Kg/Ekor)
(orang) (ton)**
6. Peternakan
- Sapi 135 36 - - -
- Ayam Buras 592 55 - - -
- Ayam
Pedaging 100 1
- Itik 10 2
Tabel 7. Tingkat Penerapan Teknologi oleh Petani di Desa/ Kelurahan Kecamatan Tahun
2018
a. Tanaman Pangan
1. Jagung 50 90 80 75 40 60 10 40
2. Kedelai
3. Kacang tanah 50 50 80 80 20 80 20 80
4. Ubi Kayu 50 50 80 80 10 50 20 80
b. Buah-buahan
1. Pisang 25 0 0 - - - - 25
2. Pepaya 25 50 50 10 - 10 - 60
3. Semangka 30 80 70 70 10 50 10 70
1. Kacang 70 `100 80 80 20 90 15 70
panjang
6
2. Cabe rawit 80 100 90 80 75 90 50 80
3. Terong 75 90 60 70 25 75 5 60
4 Kangkung 90 90 75 65 60 85 15 65
5 Bayam 90 80 55 40 50 80 10 65
d. Perkebunan
1. Jambu Mete 15 10 10 60 0 25 0 40
2. Kakao 10 90 50 50 20 25 10 50
3. Kelapa 10 30 25 65 10 15 0 30
e. Peternakan
1. Sapi potong 0 50 80 20 15 10 -
2. Ayam Buras 5 40 65 - 10 0 -
3. Itik 30 10 70 - 5 0 -
4 Ayam 100 100 100 100 100
Pedaging
1. Data Penduduk
Melihat tabel diatas menunjukan bahwa penduduk di desa Waturempe berjumlah 460
jiwa yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 234 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 226 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 124KK, yang dominan berjenis
kelamin wanita, hal ini menjadi salah satu aspek yang mesti diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan pertanian .
7
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah binaan di desa Waturempe
Kecamatan Tikep sampai pada usia produktif yaitu umur 20 Tahun s/d 60 Tahun dapat
dilihat pada Tabel 9 dibawah ini.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di wilayah binaan desa
Waturempe Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 10.
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ada di wilayah binaan desa
Waturempe Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 11.
Tabel 11. Keadaan Penduduk Desa Waturempe 10 Tahun Ke atas Menurut Jenis Pekerjaan
Tahun 2018
8
Tukang Batu 6
Perdagangan 8
Sopir Mobil 1
Ojek 1
DLL
Jumlah 249
Sumber data : Data Desa Waturempe Tahun 2018
Keadaan luas wilayah binaan yang ada di wilayah binaan desa Waturempe
Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 12.
Jumlah 1063 Ha
6. Kelembagaan Petani
Kelembagaan petani yang ada terdiri dari Gapoktan / Kelompoktani yang tersebar di
desa Waturempe 1 (Satu) Gapoktan dengan anggota 67 orang berasal dari 4 kelompok
tani. Untuk lebih jelasnya data kelembagaan petani dapat di lihat pada tabel 13
dibawah ini.
No Desa/Kelurahan Kegiatan
1. Desa Waturempe - Pengadaan Saprodi, Saprotan dan
Pestisida
- Pemasaran hasil Pertanian dan
perkebunan
- Pemasaran hasil peternakan
Jumlah
9
7. Keadaan Kelompok Tani
Keadaan kelompok tani desa Waturempe dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini.
Tabel 16. Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok Tani Desa Waturempe Tahun 2018
10
BAB III
MASALAH PENYULUHAN
Berdasarkan hasil pembahasan data potensi dan pelaksanaan kegiatan usaha tani oleh
petani di desa Waturempe maka didapati masalah-masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Produktifitas tanaman jagung masih rendah yakni 30kw/ha untuk jagung hibrida dan 17
kw/ha untuk tanaman jagung lokal,.disebabkan oleh baru 10% petani yang terampil
pengendalian hama dan penyakit , baru 40% petani yang terampil dalam penanganan pasca
panen, baru 40% petani yang mengetahui tentang manfaat dan kegunaan pupuk, baru
50%petani melakukan pengolahan tanah, baru 10% (jagung lokal) dan 60% (jagung
hibrida) petani melakukan penyiangan
3.Masih rendahnya populasi tanaman pisanga yaitu 80 – 100 pohon/ha pada saat ini belum
mencapai 300 – 400 pohon/ha disebabakan karena petani belum mengetahui cara
pemeliharaan bibit, cara penanaman yang baik dan cara pengendalian penyakit.
4. Masih rendahnya produktivitas tanaman kakao, baru mencapai 4,5 kw/ha, maka untuk
mencapai 6 – 7 kw/ha petani harus melakukan pengaturan tanaman, pelindung,
pemangkasan cabang air,pengendalian hama dan penyakit dan pemupukan tepat dosis.
5. Masih rendahnya produktivitas tanaman jambu mente dengan hasil rata – rata 10 kw/ha
maka untuk mencapai 13 – 15 kw/ha, maka petani perlu melakukan pengaturan jarak
tanaman, peremajaan tanaman yang kurang produktif dan penanaman bibit yang unggul.
6. Masih rendahnya populasi ternak sapi hanya baru 135 ekor, dan masih banyak masyarakat
yang memiliki ternak di sebabkan karena petani belum melaksanakan talinisasi yang baik,
pemberian pakan ternak yang cukup, melakukan kawin suntik, penyediaan pejantan yang
cukup dan pengawasan kesehatan hewan.
7. Masih rendahnya populasi pada ayam buras baru 592 ekor belum mencapai jumlah
masimal 1000 ekor di sebabkan karena petani ternak belum melakukan vaksinisasi ND
secara rutin, pemeliharan secara ekstensif ( masih secara liar ) serta kurang memahami
carapenetasan telur dengan mesin penetas atau secara manual dan ketersediaan kandang.
11
8. Semua kelompok tani yang ada di desa binaan belum meiliki modal usaha sehingga
kesulitan/ keterbatasan dana menyebabkan petani belum optimal bertani,
9. Kelompok tani belum mampu menyusun rencana defenitif kelompok dan RDKK sendiri
baru 30% .
10. Masih rendahnya kesadaran petani akan manfaat berkelompok,
11. Pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal baru mencapai 20%, tidak ada pagar
BAB IV
TUJUAN PENYULUHAN
Tujuan penyuluhan program penyuluhan Desa Waturempe tahun 2017 adalah untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan para petani dan meningkatkan produktivitas usaha
pertanian dari semua komoditas yaitu meningkatkan produktivitas pada tanaman pangan,
meningkatkan produktivitas pada tanaman holtikultura, meningkatkan produktivitas pada
tanaman perternakan dan meningkatkan produktivitas pada tanaman perikanan juga untuk
meningkatkan pembangunan sosial ekonomi pada kelompok tani – nelayan yang ada di desa
Waturempe Kecamatan Tikep.
1. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jagung kuning yang saat ini baru
menghasilkan 35 kw/ha dengan menggunakan pupuk yang berimbang serta
populasi tanaman jagung yang optimal, serta pengendalian hama penyakit bisa
mencapai 35 kw/ha.
2. Perluasan areal tanam tanaman jagung kuning sebelumnya hanya 10ha menjadi
20ha
1. Perluasan areal tanaman pada tanaman cabe dimana sekarang baru 0,5 ha agar
berkembang menjadi 1,5 ha.
2. Perluasan areal tanam tanaman tomat yang masih kurang di minati oleh petani baru
1,5 ha agar menjadi 2 ha.
12
3. Meningkatkan populasi tanaman pisang yang ada sekarang baru 80 – 100 pohon/ ha
dengan mengubah perilaku petani dalam ajrak tanam dan perawatan tanaman yang
baik sehingga bisa 300 – 400 pohon/ ha.
2. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jambu mente yang sekarang rata – rata
menghasilakan 10 kw/ha perlu penjarangan perawatan/ pemeliharaan yang baik
bisa menghasilkan 13 – 15 kw/ha.
1. Pengembangan populasi ternak sapi talinisasi, kawin suntik dan menjaga kesehatan
hewan serta penyediaan hijauan makanan ternak hingga populasi sapi dri 135 ekor
menjadi 150 ekor
1. Pemupukan modal kelompok tani dari tidak ada menjadi 1 kelompok tani
2. Baru 10% lembaga petani yang Membangun hubungan dengan instansi terkait
dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku
usaha
13
BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN
Untuk mencapai tujuan penyuluh pertanian yang telah di rencanakan dan untuk
memecahkan masalah yang di hadapi oleh petani /nelayan di lapangan, merupakan pedoman
dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh dalam kegiatan penyuluh pertanian di
lapangan. Wilayah kerja penyuluh dapat dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang
berpedoman pada program penyuluhan pertanian desa Waturempe sebagai berikut :
Tabel 17. Rencana Kegiatan penyluhan pertanian Desa Waturempe Kec. Tikep Tahun 2019
(terlampir)
14
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah dituliskan dari awal hingga akhir dapat ditarik
kesimpulan bahwa Program penyuluhan pertanian Desa Waturempe Kecamatan Tikep
disusun berdasarkan potensi wilayah Desa Waturempe berdasarkan tujuan, keadaan dan
masalah – masalah yang ada diwilayah binaan.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam Rencana kerja penyuluhan pertanian desa
Waturempe kecamatan tikep adalah :
Supaya program penyuluhan ini dapat digunakan untuk acuan dan pedoman dalam
peningkatan produktifitas komoditi pertanian dan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan.
15
BAB 1
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
16
Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggaraan penyuluhan pertanian perikanan
dan kehutanan sebagai dasar persamaan persepsi, gerak dan langkah dalam persiapan
perencanaan dalam merancang bangun kegiatan penyuluhan, maka dipandang perlu untuk
menerbitkan pedoman penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tahun 2016.
E. Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya programa penyuluhan pertanian ini adalah sebagai
berikut :
a. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhaan pertanian bagi para
penyelenggara penyuluh.
17
BAB II
KEADAAN UMUM
Desa Lasama memilikii luas wilayah 1055 ha atau 10,55 Km 2dengan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 450 jiwa dan perempuan sebanyak 370 jiwa dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 240 KK. Desa Waturempe merupakan dataran rendah dengan
ketinggian tempat ± 10 meter dpl berbatasan dengan :
Desa Waturempe terletak luar kota Laworo Ibu Kota Kab. Muna Barat yang berjarak
±3 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke Kota Raha ± 55 km (sebagai pusat perdagangan)
dengan waktu tempuh ±60 menit dengan menggunakan sepeda motor ataupun mobil karena
sebagian jalan masih rusak
Iklim Desa Lasama termasuk tropic basah dengan suhu rata-rata 25 0C-
300C.Memiliki 2 musin, hujan dan kemarau.Musin hujan jatuh pada bulan November hingga
Juli sedangkan musin kemarau pada bulan Agustus-Oktober.Pada musim hujan dikenal
dengan istilah musim Barat dan Timur Barat dimulai dari bulan Oktober hingga bulan Maret
sedangkan musim Timur mulai bulan April hingga Agustus. Iklim yang terjadi di desa
Waturempe tidak jauh berbeda dengan diwilayah lain di kabupaten Muna Barat dimana
18
iklim yang terjadi pada saat ini adalah iklim pancaroba dimana jika ingin bercocok tanam
harus diperhitungkan sehingga tidak terjadi kerugian.
Tabel 2. Data Curah Hujan Rata-Rata 5 Tahun Terakhir Desa Lasama 2018
Luas Desa Lasama sebesar 10,55 Km 2, atau 1055 Ha yang terdiri dari, pekarangan
422,5Hadan 257 Ha lahan usaha tani, 30 ha lahan perkebunan dan sisanya dalam bentuk
tanaman kayu-kayuan.
Tabel 3. Luas Lahan Menurut Ekosistem Setiap Desa di Kecamatan Tahun 2018
Luas Lahan
Pantai Perairan Ket
Sawah Lahan Kering
No Desa/Kelurahan Umum
Irigasi Tadah Pasang Iklim Iklim
Hujan Surut Basah Kering
1. Lasama - - - - 1055Ha 150 - -
No Desa/ Kel
Luas Lahan Menurut Penggunaannya (Ha)
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. Lasama - 422, 257 - 27 25 - 45 22 122 30 120 9,5
5
Keterangan :
19
14. Sawah Irigasi
15. Pekarangan
16. Tegal/ladang
17. Padang Rumput
18. Tambak
19. Sawah Tadah Hujan
20. Kolam
21. Rawa
22. Tanaman kayu-kayuan
23. Hutan
24. Perkebunan
25. Tanah Bero
26. Lain-lain
Tabel 5. Keadaan Kepemilikan Lahan dan Luas Garapan Desa LasamaTahun 2018
Tabel 6. Luas Tanaman, Panen dan Produksi beberapa Jenis Komoditi Pertanian Kecamatan
Tahun 2018
20
- Semangka
- Bawang daun
4. Buah-buahan
- Pisang
- Pepaya
5. Perkebunan
- Jambu Mete 10 10 5
- Kakao - - -
- Kelapa 1 1 95
-
Sumber : Data Desa Lasama tahun 2018
2. Bidang Peternakan
Jumlah Produksi
Populasi Produktivitas
No Komoditi Pemilik Ekor * Daging
(ekor) (Kg/Ekor)
(orang) (ton)**
6. Peternakan
- Sapi 230 61 - - -
- Ayam Buras 572 175 - - -
- Ayam
Pedaging 200 2
- Itik
Tabel 7. Tingkat Penerapan Teknologi oleh Petani di Desa/ Kelurahan Kecamatan Tahun
2018
f. Tanaman Pangan
1. Jagung 50 90 80 75 40 60 10 40
2. Kedelai
3. Ubi Jalar 50 50 80 80 20 80 20 80
4. Ubi Kayu 50 50 80 80 10 50 20 80
g. Perkebunan
21
Komponen penerapan Teknologi (%)
Pengol Benih Jumlah Pengamatan Paska
No Komoditas Tanah Unggul Benih
Jarak Tanam Pemupukan Penyiangan
H/P Panen
1. Jambu Mete 15 10 10 60 0 25 0 40
2. Kakao 10 90 50 50 20 25 10 50
3. Kelapa 10 30 25 65 10 15 0 30
h. Peternakan
1. Sapi potong 0 50 80 20 15 10 -
2. Ayam Buras 5 40 65 - 10 0 -
3. Itik 30 10 70 - 5 0 -
4 Ayam 100 100 100 100 100
Pedaging
F. SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM )
2. Data Penduduk
Melihat tabel diatas menunjukan bahwa penduduk di desa Waturempe berjumlah 821
jiwa yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 450 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 370 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 240KK, yang dominan berjenis
kelamin wanita, hal ini menjadi salah satu aspek yang mesti diperhatikan dalam pelaksanaan
kegiatan pertanian .
22
8. 35-39 35 27 62
9. 40-44 42 32 74
10. 45-49 46 35 81
11. 50-54 25 25 50
12. 55-59 24 15 39
13. 60-64 10 6 16
14. 65 ke atas 61 7 713
Jumlah 450 380 821
Sumber : Data Monografi Desa LasamaTahun 2018
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di wilayah binaan desa Lasama
Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 10.
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian yang ada di wilayah binaan desa Lasama
Kecamatan Tikepdapat dilihat di Tabel 11.
Tabel 11. Keadaan Penduduk Desa Lasama 10 Tahun Ke atas Menurut Jenis Pekerjaan
Tahun 2018
Keadaan luas wilayah binaan yang ada di wilayah binaan desa LasamaKecamatan
Tikep dapat dilihat di Tabel 12.
23
Tabel 12. Keadaan Luas Wilayah dan Jumlah Desa Binaan
Jumlah 1055 Ha
Kelembagaan petani yang ada terdiri dari Gapoktan / Kelompoktani yang tersebar di
desa Lasama 1 (Satu) Gapoktan dengan anggota 67 orang berasal dari 4 kelompok tani.
Untuk lebih jelasnya data kelembagaan petani dapat di lihat pada tabel 13 dibawah ini.
No Desa/Kelurahan Kegiatan
1. Desa Lasama - Pengadaan Saprodi, Saprotan dan
Pestisida
- Pemasaran hasil Pertanian dan
perkebunan
- Pemasaran hasil peternakan
Jumlah
Keadaan kelompok tani desa Waturempe dapat dilihat pada tabel 15 di bawah ini.
24
Tabel 15. Keadaan Kelompok Tani Desa Lasama Tahun 2018
Wilayah binaan di Desa Lasama dengan jumlah kelompok sebanyak 4 kelompok tani
serta klasifikasi kelas kelompok. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Keadaan Kelas Kemampuan Kelompok Tani Desa LasamaTahun 2018
25
BAB III
MASALAH PENYULUHAN
Berdasarkan hasil pembahasan data potensi dan pelaksanaan kegiatan usaha tani oleh
petani di desa Waturempe maka didapati masalah-masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Produktifitas tanaman jagung masih rendah yakni 30kw/ha untuk jagung hibrida dan 17
kw/ha untuk tanaman jagung lokal,.disebabkan oleh baru 10% petani yang terampil
pengendalian hama dan penyakit , baru 40% petani yang terampil dalam penanganan pasca
panen, baru 40% petani yang mengetahui tentang manfaat dan kegunaan pupuk, baru
50%petani melakukan pengolahan tanah, baru 10% (jagung lokal) dan 60% (jagung
hibrida) petani melakukan penyiangan
3.Masih rendahnya populasi tanaman pisanga yaitu 80 – 100 pohon/ha pada saat ini belum
mencapai 300 – 400 pohon/ha disebabakan karena petani belum mengetahui cara
pemeliharaan bibit, cara penanaman yang baik dan cara pengendalian penyakit.
6. Masih rendahnya produktivitas tanaman kakao, baru mencapai 4,5 kw/ha, maka untuk
mencapai 6 – 7 kw/ha petani harus melakukan pengaturan tanaman, pelindung,
pemangkasan cabang air,pengendalian hama dan penyakit dan pemupukan tepat dosis.
7. Masih rendahnya produktivitas tanaman jambu mente dengan hasil rata – rata 10 kw/ha
maka untuk mencapai 13 – 15 kw/ha, maka petani perlu melakukan pengaturan jarak
tanaman, peremajaan tanaman yang kurang produktif dan penanaman bibit yang unggul.
6. Masih rendahnya populasi ternak sapi hanya baru 135 ekor, dan masih banyak masyarakat
yang memiliki ternak di sebabkan karena petani belum melaksanakan talinisasi yang baik,
26
pemberian pakan ternak yang cukup, melakukan kawin suntik, penyediaan pejantan yang
cukup dan pengawasan kesehatan hewan.
7. Masih rendahnya populasi pada ayam buras baru 592 ekor belum mencapai jumlah
masimal 1000 ekor di sebabkan karena petani ternak belum melakukan vaksinisasi ND
secara rutin, pemeliharan secara ekstensif ( masih secara liar ) serta kurang memahami
carapenetasan telur dengan mesin penetas atau secara manual dan ketersediaan kandang.
8. Semua kelompok tani yang ada di desa binaan belum meiliki modal usaha sehingga
kesulitan/ keterbatasan dana menyebabkan petani belum optimal bertani,
9. Kelompok tani belum mampu menyusun rencana defenitif kelompok dan RDKK sendiri
baru 30% .
10. Masih rendahnya kesadaran petani akan manfaat berkelompok,
11. Pekarangan belum dimanfaatkan secara optimal baru mencapai 20%, tidak ada pagar
BAB IV
TUJUAN PENYULUHAN
Tujuan penyuluhan program penyuluhan Desa Waturempe tahun 2017 adalah untuk
menambah pengetahuan dan keterampilan para petani dan meningkatkan produktivitas usaha
pertanian dari semua komoditas yaitu meningkatkan produktivitas pada tanaman pangan,
meningkatkan produktivitas pada tanaman holtikultura, meningkatkan produktivitas pada
tanaman perternakan dan meningkatkan produktivitas pada tanaman perikanan juga untuk
meningkatkan pembangunan sosial ekonomi pada kelompok tani – nelayan yang ada di desa
Waturempe Kecamatan Tikep.
1. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jagung kuning yang saat ini baru
menghasilkan 35 kw/ha dengan menggunakan pupuk yang berimbang serta
populasi tanaman jagung yang optimal, serta pengendalian hama penyakit bisa
mencapai 35 kw/ha.
2. Perluasan areal tanam tanaman jagung kuning sebelumnya hanya 10ha menjadi
20ha
27
B. Peningkatan Produktivitas Padatanaman Holtikultura/ Tanaman Buah – Buahan
Yaitu :
1. Perluasan areal tanaman pada tanaman cabe dimana sekarang baru 0,5 ha agar
berkembang menjadi 1,5 ha.
2. Perluasan areal tanam tanaman tomat yang masih kurang di minati oleh petani baru
1,5 ha agar menjadi 2 ha.
3. Meningkatkan populasi tanaman pisang yang ada sekarang baru 80 – 100 pohon/ ha
dengan mengubah perilaku petani dalam ajrak tanam dan perawatan tanaman yang
baik sehingga bisa 300 – 400 pohon/ ha.
2. Meningkatkan produktivitas pada tanaman jambu mente yang sekarang rata – rata
menghasilakan 10 kw/ha perlu penjarangan perawatan/ pemeliharaan yang baik
bisa menghasilkan 13 – 15 kw/ha.
1. Pengembangan populasi ternak sapi talinisasi, kawin suntik dan menjaga kesehatan
hewan serta penyediaan hijauan makanan ternak hingga populasi sapi dri 135 ekor
menjadi 150 ekor
1. Pemupukan modal kelompok tani dari tidak ada menjadi 1 kelompok tani
28
2. Baru 10% lembaga petani yang Membangun hubungan dengan instansi terkait
dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku
usaha
BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN
Untuk mencapai tujuan penyuluh pertanian yang telah di rencanakan dan untuk
memecahkan masalah yang di hadapi oleh petani /nelayan di lapangan, merupakan pedoman
dalam melaksanakan tugas sebagai penyuluh dalam kegiatan penyuluh pertanian di
lapangan. Wilayah kerja penyuluh dapat dituangkan dalam rencana kerja tahunan yang
berpedoman pada program penyuluhan pertanian desa Waturempe sebagai berikut :
Tabel 17. Rencana Kegiatan penyluhan pertanian Desa Waturempe Kec. Tikep Tahun 2019
(terlampir)
29
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian yang telah dituliskan dari awal hingga akhir dapat ditarik
kesimpulan bahwa Program penyuluhan pertanian Desa Waturempe Kecamatan Tikep
disusun berdasarkan potensi wilayah Desa Waturempe berdasarkan tujuan, keadaan dan
masalah – masalah yang ada diwilayah binaan.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam Rencana kerja penyuluhan pertanian desa
Waturempe kecamatan tikep adalah :
Supaya program penyuluhan ini dapat digunakan untuk acuan dan pedoman dalam
peningkatan produktifitas komoditi pertanian dan penyelenggaraan kegiatan penyuluhan.
30
31