Anda di halaman 1dari 54

PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN

Kabupaten Lumajang Tahun 2017

BAB I
P
P ee n
ndda
ahhu
u ll u
uaan
n

1.1. LATAR BELAKANG


Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dalam pasal 24 ayat (2)
dan Pasal 27 ayat (2) mengatur akan perlunya disusun rencana rinci tata ruang, yang salah
satu diantaranya adalah Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten (RTR KSK).
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi,
sosial, budaya, lingkungan, serta pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tinggi.
Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang Tahun 2012-2032 telah menetapkan Kawasan Strategis
Wilayah Kabupaten. Kawasan strategis di wilayah kabupaten meliputi (1) Kawasan Strategis
Provinsi (KSP), yakni Kawasan Agropolitan Regional Bromo Tengger Semeru (BTS) sebagai
kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi, yang berada di wilayah Kabupaten
Lumajang yakni Kecamatan Senduro dan Kecamatan Pasrujambe, dan (2) KSK yang salah
satunya dari sudut kepentingan ekonomi, berupa Kawasan Strategis Agropolitan Seroja
meliputi Desa Senduro, Desa Kandangtepus, Desa Kandangan, Desa Burno, dan Desa Argosari
yang berada di Kecamatan Senduro serta Desa Jambekumbu, Desa Pasrujambe, dan Desa
Jambearum berada di Kecamatan Pasrujambe. Dengan demikian maka KSK Agropolitan
Seroja berhimpit dengan KSP lintas kabupaten. Perwujudan rencana rinci tata ruang lainnya,
berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) juga telah dilaksanakan penyusunannnya,
walaupun masih dalam proses legislasi tetapi telah dapat dipastikan informasi penetapan
desa-desa yang dideliniasi sebagai Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) untuk Kecamatan
Senduro maupun Kecamatan Pasrujambe.
Latar belakang yang telah diuraikan menjadikan penyusunan RTR KSK Agropolitan
sangat diperlukan dalam menjamin terjaganya keberlanjutan nilai strategis kawasan serta
sebagai upaya konkrit dalam mewujudkan penataan dan pemanfaatan ruang yang terpadu dan
terkendali di Kabupaten Lumajang.

Laporan Akhir |I - 1
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

1.2. TUJUAN
Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersusunnya Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten (RTR KSK) dalam hal ini KSK Agropolitan Lumajang yang memiliki
fungsi:
a. sebagai acuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau
mengoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan dalam
mendukung penataan ruang wilayah kabupaten.
b. sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari
kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana diatur dalam RTRW Kabupaten.
c. sebagai dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSK.
Secara spesifik tujuan RTR KSK Agropolitan Lumajang dilihat berdasarkan
pertimbangan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, dimana potensi ekonomi, sumber
daya alam dan sektor-sektor unggulan yang ada dikembangkan dan dimanfaatkan menjadi
kawasan pusat-pusat pertumbuhan sehingga mampu mendorong perkembangan daerah
sekitar.

1.3. REFERENSI HUKUM


Perundangan dan peraturan hukum yang melandasi Penyusunan RTR KSK Agropolitan
adalah:
1. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Nasional.
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
4. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaran Penataan
Ruang.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Tata Ruang Daerah.
6. Peraturan Menteri Petanian Nomor 50/Permentan/CT. 140/8/2012 tentang
Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian.
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi (KSP) dan Rencana Tata Ruang Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK).

Laporan Akhir |I - 2
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

8. Surat Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 144/OT.210/A/V/2002


tentang Pengembangan Kawasan Agropolitan.
9. Pedoman Umum Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Operasional
Pengembangan Kawasan Agropolitan Departemen Pertanian Tahun 2002.
10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025.
11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031.
12. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 - 2019.
13. Keputusan Gubernur Nomor 188/40/KPTS/013/2015 tanggal 20 Januari 2015
tentang Kelompok Kerja (POKJA) Pengembangan Kawasan Agropolitan dan
Minapolitan Provinsi Jawa Timur 2015.
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang tahun 2012 – 2032.
15. SK Bupati No. 520/10028.6/021/2004 tentang Penetapan Kawasan Agropolitan
Kabupaten Lumajang

1.4. RUANG LINGKUP PERENCANAAN


1.4.1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 2 Tahun 2013 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lumajang tahun 2012 – 2032 (Pasal 47 ayat 4) dan
Surat Keputusan Bupati Lumajang No. 520/10028.6/021/2004 tentang Penetapan Kawasan
Agropolitan Kabupaten Lumajang telah ditetapkan bahwa wilayah Agropolitan Kabupaten
Lumajang meliputi Kecamatan Senduro dan Kecamatan Pasrujambe yang terdiri
dari 19 Desa.
Selain itu berdasarkan Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 37 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Provinsi Dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten,
wilayah perencanaan KSK agar memperhatikan ketentuan yang mengatur terhadap kondisi
berhimpitan dengan KSP ataupun sebagian wilayah perencanaan KSK yang menjadi bagian
wilayah perencanaan kawasan yang disusun rencana detail tata ruangnya.

Laporan Akhir |I - 3
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Tabel 1.1. Kawasan Perencanaan RTR KSK Agropolitan Lumajang


Luas Wilayah % terhadap Luas KSK
No. Desa
(Ha) Agropolitan Seroja
A. Kecamatan Senduro
1 Senduro 622,00 2,01
2 Sarikemuning 597,17 1,93
3 Purworejo 312,24 1,01
4 Pandansari 843,68 2,72
5 Burno 4.072,42 13,13
6 Kandang Tepus 2.001,53 6,46
7 Kandangan 1.888,32 6,09
8 Bedayu 317,58 1,02
9 Bedayu Talang 291,40 0,94
10 Wono Cepoko Ayu 2.739,46 8,83
11 Argosari 5.603,68 18,07
12 Ranupani 3.578,75 11,54
Jumlah 22.868,23 73,75
B. Kecamatan Pasrujambe
1 Pasrujambe 2.159,16 6,96
2 Jambekumbu 1.668,14 5,38
3 Sukorejo 816,06 2,63
4 Jambearum 686,00 2,21
5 Kertosari 1.269,54 4,09
6 Pagowan 552,60 1,78
7 Karanganom 987,36 3,18
Jumlah 8.138,86 26,25
Jumlah 31.007,09 100,00
Sumber : Kecamatan Senduro dan Pasrujambe Dalam Angka 2016

1.4.2. Lingkup Materi


Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten,
pada Pasal 7 menyebutkan bahwa ketentuan teknis RTR KSK meliputi (a) tipologi KSK; (b)
delineasi KSK; (c) skala peta; dan (d) muatan RTR KSK.
Untuk tipologi KSK, yakni KSK Agropolitan, telah diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Lumajang Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Lumajang Tahun 2012-2032. Ketentuan teknis selanjutnya adalah delineasi KSK, dimana :
1. harus memiliki titik koordinat yang jelas
2. ditetapkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk yang berwenang di bidang
penataan ruang di kabupaten

Laporan Akhir |I - 4
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

3. batas delineasi dapat berupa batas administrasi (berupa batas wilayah


desa/kelurahan, batas wilayah kecamatan atau batas wilayah kabupaten), batas
bentang alam (dapat berupa batas sungai, danau, dan/atau batas lainnya yang
merupakan bentang alam), dan batas buatan (dapat berupa jalan dan/atau batas
lainnya yang merupakan batas buatan)
4. mencakup kawasan inti dan kawasan penyangga, dalam hal perencanaan tata ruang
KSK tidak memerlukan adanya kawasan penyangga, delineasi KSK hanya mencakup
kawasan inti.
Ruang lingkup materi penyusunan RTR KSK ini terdiri dari :
1) tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
2) rencana struktur ruang
3) rencana pola ruang
4) ketentuan pemanfaatan ruang
5) ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang

Ruang lingkup materi/muatan RTR KSK ditentukan dengan mempertimbangkan (1)


orientasi pasar, (2) daya saing nasional dan internasional, (3) daya serap tenaga kerja, (4)
keterkaitan antara industri hulu dan industri hilir, (5) mobilitas, dan (6) kegiatan pendorong
sektor ekonomi.

1.4.2.1. Penjabaran Ruang Lingkup Materi


A. Tujuan, Kebijakan dan Strategi
1) Tujuan
Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan pengembangan kawasan yang
memiliki sektor unggulan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah.
2) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka mencapai tujuan. Perumusan
kebijakan difokuskan antara lain pada :
(1) Kebijakan penetapan sektor-sektor unggulan
(2) Kebijakan penyediaan prasarana dan sarana
(3) Kebijakan moda transportasi terpadu
(4) Kebijakan pengembangan antarsekttor ekonomi secara terpadu
(5) Kebijakan pengembangan ekonomi berbasis pengembangan ekonomi lokal dan
spesifik

Laporan Akhir |I - 5
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

(6) Kebijakan pengembangan ramah lingkungan


(7) Kebijakan pemberian kemudahan investasi dan usaha
(8) Kebijakan pembangunan kawasan berbasis mitigasi bencana.
3) Strategi
Strategi disusun sebagai penjabaran kebijakan ke dalam langkah-langkah operasional
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perumusan strategi difokuskan antara
lain pada :
(1) arahan pengembangan perekonomian;
(2) arahan sistem pusat kegiatan ekonomi;
(3) arahan penetapan jenis kegiatan yang akan dikembangkan pada kawasan
ekonomi;
(4) arahan penyediaan permukiman para pekerja;
(5) arahan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan (fasilitas olah raga, sistem
penyediaan air minum, drainase, persampahan, dan air limbah);
(6) arahan penyediaan sistem jaringan energi dan kelistrikan;
(7) arahan penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;
(8) arahan penyediaan sistem jaringan transportasi terintegrasi;
(9) arahan penyediaan sistem jaringan sumber daya air;
(10) arahan mitigasi bencana pada kawasan bencana alam; dan/atau
(11) arahan pengembangan kawasan inti dan penyangga kawasan.

B. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang terdiri atas :
1) sistem pusat kegiatan ekonomi yang terintegrasi dengan pusat-pusat kegiatan dalam
RTRW Kabupaten;
2) sistem jaringan prasarana dan sarana, terdiri atas :
(a) sistem prasarana dan sarana lingkungan ;
(b) penyediaan RTH dan taman bermain;
(c) penyediaan kolam pengendali banjir (retention pond);
(d) penyediaan sarana olah raga;
(e) penyediaan fasilitas pejalan kaki.

Laporan Akhir |I - 6
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

3) sistem jaringan energi dan kelistrikan :


(a) perlindungan, pemanfaatan, dan pengembangan jenis energi (panas, mekanika,
cahaya, kimia, dan elektromagnet) yang berseumber dari energi terbarukan,
tidak terbarukan, dan hasil dari teknologi baru; dan
(b) perlindungan, pemanfaatan, dan pengembangan fungsi pembangkit listrik,
transmisi tenaga listrik, dan distribusi listrik terintegrasi.
4) sistem jaringan telekomunikasi :
pemanfaatan dan pengembangan prasarana dan sarana infromasi telekomunikasi
terintegrasi
5) sistem jaringan transportasi :
(a) penyelenggaraan sistem lalu-lintas dan angkutan jalan dan jembatan;
(b) penyediaan sistem lalu lintas dan angkutan jalan :
 prasarana lalu lintas dan angkutan jalan (terminal, halte, dll); dan
 penyelenggaraan moda transportasi umum terintegrasi.
6) Sistem jaringan sumber daya air :
(a) Perlindungan, pelestarian, pemanfaatan wilayah sungai, daerah aliran sungai,
dan cekungan air tanah (CAT); dan
(b) Penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air,
dan pengendalian daya rusak air.
7) Sistem penyediaan air minum :
(a) Penyediaan jaringan air minum dengan sistem perpipaan terintegrasi dan/atau
jaringan bukan perpipaan;
(b) Penyediaan jaringan air minum pada kawasan permukiman dan kawasan non
permukiman; dan
(c) Perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber air minum.
8) Sistem persampahan
(a) Penyediaan prasarana dan sarana tempat penampungan sementara, tempat
pembuangan sampah terpadu, dan tempat pemrosesan akhir sampah;
(b) Perlindungan lingkungan dari bahaya tercemarnya tanah, air dan udara
(c) Penerapan teknologi pengolahan sampah ramah lingkungan; dan
(d) Perlindungan lingkungan melalui konsep 4R (reuse, reduce, recycle, replace).
9) Sistem jaringan air limbah
(a) Penyediaan jaringan air limbah dengan sistem perpipaan dan/atau jaringan
bukan perpipaan;

Laporan Akhir |I - 7
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

(b) Penyediaan prasarana dan sarana instalasi pengolahan air limbah (IPAL);
(c) Perlindungan lingkungan dari bahaya pencemaran tanah, air, dan udara; dan
(d) Perlindungan tanah melalui konsep recycle.
10)Sistem jaringan drainase :
(a) Penyediaan jaringan drainase terintegrasi; dan
(b) Penyediaan drainase dengan sistem terbuka dan/atau tertutup
11)Penyediaan prasarana lainnya
(a) Fasilitas sosial dan fasilitas umum;
(b) Fasilitas utama pada lokasi evakuasi bencana
(c) Sistem pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);
(d) Sistem pengolahan limbah rumah sakit; dan
(e) Sistem pengolahan limbah nuklir.

C. Rencana Pola Ruang


Rencana pola ruang dapat terdiri atas :
1) kawasan inti merupakan kawasan pengembangan potensi unggulan yang dapat
mendorong investasi sesuai dengan daya tampung dan daya dukung lingkungannya.
Kawasan inti ini dapat dilengkapi dengan kawasan publik yang dapat dimanfaatkan
sesuai dengan prinsip- prinsip fungsi utama kawasan inti untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi kawasan;
2) kawasan penyangga merupakan kawasan penunjang yang dapat menjadi pendorong
pengembangan kegiatan pada kawasan inti. Kawasan penyangga dapat dilengkapi
dengan kawasan publik yang berada pada kawasan diluar kawasan inti yang
diperbolehkan untuk mendukung fungsi utama kegiatan pada kawasan inti seperti
perdagangan dan jasa.
3) Pola ruang kawasan inti dan kawasan penyangga yang berada pada kawasan lindung,
mengikuti ketentuan pola ruang dalam RTRW;
4) Pola ruang kawasan inti dan kawasan penyangga yang berada pada kawasan budi
daya harus memuat pola ruang kawasan budi daya yang lebih rinci daripada pola
ruang kawasan budi daya yang termuat dalam RTRW provinsi atau RTRW
Kabupaten; dan
5) Pola ruang kawasan inti dan kawasan penyangga harus mencantumkan lokasi
relokasi akibat bencana alam serta jalur evakuasi dan tempat evakuasi sementara jika
terjadi bencana alam.

Laporan Akhir |I - 8
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

D. Arahan/Ketentuan Pemanfaatan Ruang


Ketentuan pemanfaatan ruang KSK merupakan upaya perwujudan rencana tata ruang
yang dijabarkan ke dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir
tahun perencanaan.Ketentuan pemanfaatan ruang KSK berfungsi sebagai :
a. Acuan bagi pemerintah dan masayarakat dalam pemrograman
penataan/pengembangan wilayah;
b. Arahan untuk sektor dalam program;
c. Dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan;
d. Dasar estimasi penyusunan program tahunan untuk setiap jangka 5 (lima) tahun; dan
e. Acuan bagi masyarakat untuk melakukan investasi.

Ketentuan pemanfaatan ruang KSK disusun berdasarkan :


1) rencana struktur ruang dan rencana pola ruang;
2) ketersediaan sumber daya dan sumber dana pembangunan;
3) kesepakatan para pemangku kepentingan dan kebijakan yang ditetapkan;
4) prioritas pengembangan dan pentahapan rencana pelaksanaan program sesuai
dengan RPJPD; dan
5) ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.

Ketentuan pemanfaatan ruang KSK disusun dengan kriteria :


1) realistis, objektif, terukur, dan dapat dilaksanakan dalam jangka waktu perencanaan;
2) konsistensi dan berkesinambungan terhadap program yang disusun;
3) sinkronisasi antar program harus terjaga dalam satu kerangka program terpadu;
4) memuat usulan program utama, lokasi, besaran, sumber pendanaan, instansi
pelaksana; dan
5) sekurang-kurangnya mencakup perwujudan rencana struktur ruang dan perwujudan
rencana pola ruang (kawasan inti dan kawasan penyangga) di KSK.

E. Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang KSK


Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang KSK memuat ketentuan umum peraturan
zonasi, ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, serta ketentuan pengenaan sanksi.
Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang KSK berfungsi :
a. menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang;
b. menghindari penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang;

Laporan Akhir |I - 9
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

c. menjaga keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;


d. mengendalikan pengembangan kawasan;
e. mencegah dampak pembangunan yang merugikan; dan
f. melindungi kepentingan umum.

Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang KSK disusun dengan kriteria :


1) terukur, realistis, dan dapat diterapkan; dan
2) penetapannya melalui kesepakatan antar pemangku kepentingan.

1.4.2.2. Skala Peta


Kawasan inti KSK digambarkan dengan skala ketelitian peta 1:10.000 hingga 1:5.000,
sedangkan kawasan penyangga KSK digambarkan dengan skala ketelitian peta minimal
1:25.000.

1.4.2.3. Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data


a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk keperluan pengenalan karakteristik KSK dan
penyusunan rencana pola ruang dan rencana jaringan prasarana KSK dengan cara
pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dapat
dilakukan dengan penyebaran angket, temu wicara, wawancara orang perorang, dan
lain sebagainya untuk menjaring aspirasi masyarakat serta pihak yang melaksanakan
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta observasi secara langsung
melalui peninjauan lapangan serta Metode Overlay guna memadukan data-data dasar
yang diperoleh dari hasil survey dan investigasi lapangan.
Data sekunder yang harus dikumpulkan meliputi :
a. Data terkait dengan nilai strategis dan isu strategis KSK;
b. Data kebijakan penataan ruang dan kebijakan sektor lainnya;
c. Data kondisi fisik lingkungan;
d. Data penggunaan lahan;
e. Data peruntukan lahan;
f. Data prasarana dan sarana;
g. Data kependudukan;
h. Data perekonomian, sosial dan budaya;
i. Data kelembagaan;

Laporan Akhir |I - 10
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

j. Data dan informasi pertanahan;


k. Peta dasar; dan
l. Data lainnya sesuai dengan karakteristik KSK.
Tingkat akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi
penyedia data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel
lainnya yang mungkin ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam
bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa data
tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman data
setingkat desa.
b. Pengolahan data dan analisis
Meliputi tahapan pelingkupan data, penentuan metode analisis; dan penyiapan peta
dasar.
Kegiatan analisis paling sedikit meliputi :
a. Review terhadap RTRW terkait dengan KSK;
b. Analisis penguatan nilai strategis dan isu strategis KSK;
c. Analisis delineasi kawasan;
d. Analisis konsep pengembangan kawasan
e. Analisis regional (Kawasan yang terpengaruh)
f. Analisis kebutuhan ruang
g. Analisis pembiayaan pembangunan; dan
h. Analisis lainnya sesuai dengan bentuk KSK

1.4.2.4. Pelaksana Kegiatan


Pelaksana Kegiatan penyusunan RTR KSK Agropolitan yang ditunjuk sesuai mekanisme
pengadaan barang dan jasa pemerintah berkewajiban melakukan :
1. Koordinasidengan Tim Teknis dan instansi terkait;
2. Pengumpulan data dan Survey;
3. Penyusunan dokumen; dan
4. Bertanggungjawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan kegiatan berdasarkan
ketentuan perjanjian yang ditetapkan.

Laporan Akhir |I - 11
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Dalam Laporan Akhir Penyusunan RTR Kawasan Strategis Agropolitan
Kabupaten Lumajang ini, sistematika pembahasan diatur sesuai dengan tatanan adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang, tujuan, Referensi hukum,
batasan ruang lingkup yang terdiri dari ruang lingkup wilayah, ruang lingkup
waktu dan ruang lingkup pekerjaan serta sistematika pembahasan.
BAB II KETENTUAN UMUM
Bab ini ini berisi tentang istilah dan definisi, kesusukan KSK, fungsi dan
manfaat KSK, kriteria dan lingkup wilayah perencanaan RTR KSK dan masa
berlaku RTR KSK
BAB III TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Pada bab ini diuraikan mengenai profil KSK Agropolitan Seroja, isu-isu
strategis, tujuan penataan dan pengembangan, serta kebijakan dan strategi
penataan KSK Agropolitan Seroja.
BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG
Pada bab ini akan diuraikan rencana pengembangan jaringan prasarana
sebagai bagian dari pembentukan struktur ruang, yang meliputi: jaringan
pergerakan, rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan, rencana
pengembangan jaringan telekomunikasi, rencana pengembangan jaringan air
minum, rencana pengembangan jaringan drainase, rencana pengembangan air
limbah dan rencana pengembangan prasarana lainnya.
BAB V RENCANA POLA RUANG
Pada bab ini diuraikan mengenai konsep pengembangan KSK Agropolitan
Seroja, penetapan pola ruang, kode zona dan sub zona, serta rencana pola
ruang KSK Agropolitan Seroja yang meliputi rencana zona lindung dan rencana
zona budidaya.
BAB VI KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
Bab ini berisi indikasi program dalam rangka perwujudan arahan rencana tata
ruang yang meliputi program perwujudan rencana pola ruang di KSK
Agropolitan Seroja dan program perwujudan rencana jaringan prasarana.
BAB VII KELEMBAGAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Bab ini berisi konsep pelibatan masyarakat dan keterlibatan lembaga dalam
penyelenggaraan penataan ruang.

Laporan Akhir |I - 12
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Peta 1.1. Orientasi Kabupaten Lumajang

Laporan Akhir |I - 13
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Peta 1.2. Orientasi RTR KSK Agropolitan Seroja

Laporan Akhir |I - 14
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

BAB II
K
K ee tt ee n
n tt u
uaan
n U
Ummu
umm

2.1 ISTILAH DAN DEFINISI


Berikut akan dijelaskan mengenai istilah dan definisi yang ada dalam penyusunan RTR
Kawasan Strategis Agropolitan Lumajang, adalah :
1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya;
2. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang
3. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
4. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur
ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang
5. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional
6. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budi daya
7. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola
ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan
program beserta pembiayaannya
8. Penggunaan Lahan adalah fungsi dominan dengan ketentuan khusus yang
ditetapkan pada suatu kawasan, blok peruntukan, dan/atau persil
9. Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kabupaten/kota adalah rencana tata
ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota, yang merupakan
penjabaran dari RTRW provinsi, dan yang berisi tujuan, kebijakan, strategi
penataan ruang wilayah kabupaten/kota, rencana struktur ruang wilayah
kabupaten/kota, rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota, penetapan kawasan
strategis kabupaten/kota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota, dan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota

Laporan Akhir |II - 1


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

10. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional
11. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup
kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan
12. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan
13. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan

2.2 KEDUDUKAN RTR KAWASAN STRATEGIS AGROPOLITAN LUMAJANG


RTR KSK merupakan rencana rinci sebagai tindak lanjut dari Perda RTRW Kabupaten.
Kedudukan RTR KSK terhadap sistem perencanaan tata ruang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
sebagai berikut :

Gambar 2. 1 Kedudukan RTR KSK Dalam Sistem Penataan Ruang

Laporan Akhir |II - 2


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

2.3 FUNGSI DAN MANFAAT RTR KAWASAN STRATEGIS AGROPOLITAN


LUMAJANG
Fungsi dan manfaat RTR KSK diuraikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Fungsi dan Manfaat RTR KSK


RTR KSK

1. sebagai acuan pemerintah Kabupaten


untuk memastikan penyelenggaraan
penataan ruang di kabupaten sudah
mempertimbangkan nilai-nilai strategis
Fungsi
Kabupaten yang ada di kabupaten
tersebut;
2. sebagai acuan pemerintah kabupaten
dalam penyusunan RTRW kabupaten dan
rencana rincinya;

1. terakomodasinya nilai-nilai strategis


kabupaten yang terpadu dalam rencana
Manfaat
tata ruang wilayah kabupaten dan
rencana rincinya;

2.4 KRITERIA DAN LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN RTR KAWASAN


STRATEGIS AGROPOLITAN LUMAJANG
Kawasan strategis kabupaten ditetapkan dengan kriteria:
a. Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang
memiliki kekhususan;
b. Memperhatikan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang berada di wilayah kabupaten;
c. Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis provinsi, namun harus memiliki
kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan
antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten yang jelas;
d. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu
merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:
1) Potensi ekonomi cepat tumbuh;
2) Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;
3) Potensi ekspor;
4) Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
5) Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

Laporan Akhir |II - 3


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

6) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka


mewujudkan ketahanan pangan; atau
7) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi.
e. Dapat merupakan kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal di dalam wilayah kabupaten;
f. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
sosial dan budaya antara lain kawasan yang:
1) Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;
2) Merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya;
3) Merupakan aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;
4) Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya;
5) Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau
6) Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
g. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber
daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain:
1) Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis, pengembangan
antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;
2) Memiliki sumber daya alam strategis;
3) Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;
4) Memiliki fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau
5) Memiliki fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
h. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan
fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, seperti halnya kawasan yang:
1) Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
2) Merupakan kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus
dilindungi dan/atau dilestarikan;
3) Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian;
4) Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
5) Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
6) Merupakan kawasan rawan bencana alam; atau

Laporan Akhir |II - 4


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

7) Merupakan kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan
mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
i. Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan
kepentingan pembangunan wilayah kabupaten.

2.5 MASA BERLAKU RTR – KSK


Masa berlaku RTR – KSK adalah:
a. RTR – KSK berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat ditinjau
kembali setelah 5 (lima) tahun.
b. RTR – KSK berlaku saat ditetapkan menjadi Perda.
c. Peninjauan kembali RTR – KSK dimungkinkan, bila terjadi perubahan pada saat
peninjauan kembali Perda RTRW Kabupaten sesuai peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Laporan Akhir |II - 5


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

BAB VI
KK ee tt ee n
n tt u
uaan
n
P
P ee m
maan
n ff a
aaa tt a
an n R Ru ua anng
g

6.1. PROGRAM PEMANFAATAN RUANG


Rencana program pengembangan RTR KSK Agropolitan Seroja ini merupakan rencana
pengembangan agropolitan yang lebih mengedepankan potensi-potensi komoditas yang ada di
wilayah pengkajian. Rencana ini menerapkan keterpaduan dari beberapa aspek yang antara
lain adalah sumberdaya alam yang dimiliki, teknologi yang akan digunakan, kesiapan
sumberdaya manusianya, ekonomi, social budaya, dan kelembagaan adalah suatu hubungan
sinergi yang sangatprioritas.
Pembangunan dan pengembangan RTR KSK Agropolitan Seroja bersifat komprehensif
dan melibatkan berbagai sektor kehidupan serta membutuhkan sumberdaya modal yang
besar. Di sisilain, keterbatasan modal pembangunan (baik dalam pengertian dana,
sumberdaya manusia, maupun bahan baku pembangunan merupakan masalah umum yang
dihadapi dalam proses pelaksanaan pembangunan. Dengan adanya keterbatasan tersebut
menyebabkan pengembangan RTR KSK Agropolitan Seroja tidak dapat dikerjakan sekaligus,
tetapi dilakukan secara bertahap.
Program pengembangan RTR KSK Agropolitan Seroja disamping terdapat adanya faktor
keterbatasan tersebut, pada hakekatnya merupakan pembangunan yang berlangsung terus-
menerus sejalan dengan dinamika perkembangan kawasan, baik secara fisik, ekonomi,
maupun social budaya. Pembangunan tidak hanya berarti membangun sesuatu yang baru atau
merombak yang lama dan kemudian menggantinya dengan yang baru, tetapi juga merupakan
proses memperbaiki kondisi eksisiting sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih optimal.
Berikut tahap-tahap pelaksanaan pembangunan yang ditentukan berdasarkan skala
prioritas tertentu, antara lain:
1. Pengembangan dan pemantapan sentra industri pengolahan komoditas unggulan
KSK Agropolitan Seroja sebagai penunjang agroindustri.
2. Pemantapan kawasan usaha tani hortikultura, peternakan, dan perkebunan sebagai
sentra industri primer.

Laporan Akhir |VI - 1


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

3. Pengembangan dan pemantapan prasarana agropolis yang terintegrasi dengan


prasarana wilayah.
4. Pengembangan dan pemantapan sarana agropolis.
5. Pengembangan pariwisata.
6. Pemantapan dan pelestarian kawasan lindung.
7. Pengembangan permodalan dan kelembagaan ekonomi rakyat melalui sistem
agribisnis.
8. Pengembangan kawasan permukiman.
9. Optimalisasi peranan Pasar Agropolitan Seroja.

6.2. INDIKASI PROGRAM


Konsep agropolitan ini mencoba mensinergikan pola kehidupan masyarakat yang
semakin tidak dapat lepas dari modernisasi dengan penyebaran pembangunan yang berbasis
pada pengembangan terpadu sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang terbarukan
secara bersamaan dalam implementasi teknis operasionalnya. Indikator keberhasilan
pembangunan KSK Agropolitan Seroja ru akan memberikan dampak teknis dan ekonomis
secara nyata terhadap pembangunan wilayah yang dapat diukur dengan adanya:
1. Harmonisasi dan keterkaitan hubungan yang saling menguntungkan antara daerah
pedesaan dan perkotaan di dalam KSK Agropolitan Seroja;
2. Peningkatan produksi, diversifikasi, dan nilai tambah pengembangan agribisnis
yang dinikmati secara bersama-sama oleh masyarakat dalam kawasan
pengembangan KSK Agropolitan Seroja;
3. Peningkatan pendapatan, pemerataan kesejahteraan, perbaikan penanganan
lingkungan, dan keberlanjutan pembangunan pertanian dan pedesaan; dan
4. Dalam konteks regional akan terjadi efisiensi pemanfaatan sumberdaya,
peningkatan keunggulan komparatif wilayah, perdagangan antar daerah, dan
pemantapan pelaksanaan desentralisasi pembangunan.
Pembangunan dan pengembangan KSK Agropolitan Seroja secara bertahap dengan
pendekatan program jangka menengah 5 (lima) tahunan, dengan memperhatikan prinsip-
prinsip:
1. Berdasarkan aspirasi masyarakat petani KSK Agropolitan Seroja (bottom up)
melalui “community action partisipatif” (CAP).
2. Bertahap sesuai kepentingan kebutuhan aktivitas agropolitan dan mendukung
terwujudnya struktur tata ruang KSK Agropolitan Seroja.

Laporan Akhir |VI - 2


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

3. Konsolidasi kemampuan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang terkait


dengan aktivitas agropolitan di KSK Agropolitan Seroja u agar memiliki sinergitas
kinerja.
4. Berdasarkan tahapan kemampuan anggaran daerah, propinsi dan nasional yang
tersedia serta bantuan dan hibah yang tidakmengikat.
Berdasarkan rencana pengembangan KSK yang terdiri dari rencana struktur ruang dan
pola ruang kawasan, dapat disusun suatu indikasi program pengembangan KSK Agropolitan
Seroja yang terdiri dari banyak program dan seluruhnya dilakukan secara bertahap dan
bersifat saling mendukung antar program yang satu dengan program lainnya untuk
mewujudkan tujuan-tujuan rencana pengembangan KSK Agropolitan Seroja. Untuk lebih jelas
mengenai indikasi program dapat dilihat pada tabel berikut:

Laporan Akhir |VI - 3


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Tabel 6.1
Indikasi Program Pengembangan Pola Ruang KSK Agropolitan Seroja
Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037

A. PERWUJUDAN KAWASAN LINDUNG


I. Taman Nasional
Pemantapan fungsi kawasan lindung
termasuk pengembangan flora fauna x x
khas Ds. Burno, Bappeda
Kadangtepus, Provinsi dan
Perencanaan pengembangan taman
Wonocepoko Kabupaten,
nasional dengan partisipasi masyarakat x x
Ayu, Argosari, Dinas
sekitar
Ranupane, Kehutanan
Pengembangan kawasan penelitian
Pasrujambe Provinsi,
terbatas untuk pengembangan fungsi x x x
dan Balai Besar
pendidikan
Jambekumbu TN NTS
Pengelolaan secara terpadu lintas
x x x
Kabupaten
II. Hutan Lindung
Penetapan sistem deliniasi persebaran
hutan lindung x x x
Ds.
Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi Kadangtepus, Bappeda x x x
hutan Wonocepoko Provinsi dan
Peningkatan kapasitas, kelembagaan, Ayu, Argosari, Kabupaten,
sarana dan prasarana rehabilitasi hutan x x x x
Ranupane, Dinas
Peningkatan teknologi konservasi Pasrujambe Kehutanan x x x x
Pengembangan kawasan hutan lindung dan Provinsi
untuk mendukung fungsi perlindungan Jambekumbu x x x x
lingkungan
III. Kawasan Perlindungan Setempat
III.1 Sempadan Sungai

Laporan Akhir |VI - 4


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Penetapan deliniasi kawasan sempadan
Bappeda x x x
sungai
Penertiban kawasan bantaran sungai Provinsi dan x x x
Kabupaten,
Perencanaan kawasan sempadan sungai KSK
untuk kegiatan yang menunjang fungsi Dinas PU x x x
Agropolitan
Sumber Daya
lingkungan hidup Seroja
Air Provinsi
Pengembangan kawasan sempadan
dan
sungai untuk kegiatan non budidaya dan x x x
Kabupaten
penelitian
III.2 Kawasan Sekitar Danau atau Embung
Penetapan deliniasi kawasan sekitar
Bappeda x x x
danau atau embung
Provinsi dan
Perencanaan pembatasan kegiatan yang Kabupaten,
tidak berkaitan dengan perlindungan KSK x x x
Dinas PU
kawasan sekitar danau atau embung Agropolitan
Sumber Daya
Seroja
Pengembangan kawasan sekitar danau Air Provinsi
atau embung untuk peningkatan nilai dan x x x x
ekonomis kawasan Kabupaten
III.3 Kawasan Sekitar Mata Air
Penetapan deliniasi kawasan sekitar Bappeda x x x
mata air KSK Provinsi dan
Perencanaan pembatasan kegiatan yang Agropolitan Kabupaten,
tidak berkaitan dengan perlindungan Seroja Dinas PU x x x
kawasan sekitar mata air Sumber Daya

Laporan Akhir |VI - 5


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pengembangan kawasan sekitar mata air Air Provinsi
untuk peningkatan nilai ekonomis dan
kawasan Kabupaten,
Dinas
Kehutanan x x x x
Provinsi,
Perhutani

IV. Kawasan Suaka Alam


Penetapan kawasan suaka alam Bappeda
Provinsi dan x x x x
Kabupaten,
Perencanaan pembatasan perubahan KSK Dinas
keaslian kawasan dengan modrenisasi Agropolitan Kebudayaan
Seroja dan x x x
ke bentuk lain
Pariwisata
Perlindungan terhadap kawasan suaka Provinsi dan
Kabupaten x x x x x
alam
V. Kawasan Rawan Bencana
V.1 Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi
Penetapan zona bahaya x x x
Bappeda
Pemantapan strategi mitigasi bencana Provinsi dan x x x
KSK
Kabupaten,
Agropolitan
BPBD, Dinas
Penanganan pasca bencana Seroja x x x
Kehutanan x
Provinsi
Peningkatan tanggap darurat x x x x
V.2 Kawasan Rawan Longsor
Penetapan zona bahaya KSK Bappeda x x x

Laporan Akhir |VI - 6


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pemantapan dan penanggulangan Agropolitan Provinsi dan
bencana longsor Seroja Kabupaten, x x x x
BPBD, Dinas
Penanganan pasca bencana longsor
Kehutanan x x x x
Provinsi
Peningkatan tanggap darurat x x x x

B. PERWUJUDAN KAWASAN BUDIDAYA


I. Hutan Produksi
Mempertahankan luasan hutan produksi x x x
Ds. Burno,
Pengelolaan dan pemanfaatan hutan Kadangtepus,
yang dapat meningkatkan Kandangan,
perekonomian masyarakat dan Bedayu, Bappeda, x x x x x
memperluas kesempatan kerja dgn Bedayutalang, Dinas PUPR,
melibatkan peran serta masyarakat Wonocepoko Dinas
sekitar Ayu, Kehutanan
Pemantauan dan pengendalian kegiatan Pasrujambe, Provinsi
pengusahaan hutan serta gangguan Jambekumbu,
keamanan hutan lainnya Jambearum x x x x
dan Kertosari

II. Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Pertanian (Hortikultura, Peternakan, dan Perkebunan)
KOMODITAS HORTIKULTURA
Penetapan sentra produksi primer Kawasan Bappeda,
Penyangga Dinas
KSK Pertanian x
Agropolitan (provinsi dan
Seroja Kabupaten)

Laporan Akhir |VI - 7


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pengembangan kawasan pertanian
Bappeda
hortikultura terpadu dan ramah Kawasan Bidang
lingkungan Penyangga Ekonomi,
KSK Dinas x x x x
Agropolitan Pertanian
Seroja (Provinsi dan
kabupaten)
Pengembangan sarana pembenihan Bappeda
bibit unggul hortikultura Bidang
Kawasan Inti
Ekonomi,
KSK
Dinas x x
Agropolitan
Pertanian
Seroja
(Provinsi dan
kabupaten)
Pengembangan prasarana pra produksi KSK
pertanian hortikultura Agropolitan Dinas x x x
Seroja Pertanian,
Pengembangan sarana prasarana usaha Dinas
tani pertanian hortikultura Pengairan,
Dinas ESDM,
KSK
Dinas PU
Agropolitan x x x
Bina Marga
Seroja
(Provinsi dan
kabupaten)

Laporan Akhir |VI - 8


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pembangunan balai informasi usaha Bappeda
tani hortikultura bidang
Kawasan Inti
ekonomi,
KSK
Dinas x x
Agropolitan
Pertanian
Seroja
(provinsi dan
Kabupaten)
KOMODITAS PERKEBUNAN
Penetapan sentra produksi primer Kawasan Bappeda,
Penyangga Dinas
KSK Perkebunan x
Agropolitan (provinsi dan
Seroja Kabupaten)
Pengembangan kawasan perkebunan Bappeda
terpadu bidang
KSK ekonomi,
Agropolitan Dinas x x x x
Seroja Perkebunan
(Provinsi dan
kabupaten)

Pengembangan sarana pembenihan Bappeda


bibit unggul tanaman perkebunan bidang
Kawasan Inti
ekonomi,
KSK
Dinas x x
Agropolitan
Perkebunan
Seroja
Provinsi dan
kabupaten

Laporan Akhir |VI - 9


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pengembangan prasarana pra produksi KSK
perkebunan Agropolitan Dinas x x x x
Seroja Perkebunan,
Dinas
Pengembangan sarana prasarana usaha Pengairan,
tani perkebunan Dinas ESDM,
KSK Dinas PU
Agropolitan Bina Marga x x x
Seroja (Provinsi dan
kabupaten)

Pembangunan balai informasi hasil Bappeda


perkebunan bidang
Kawasan Inti
ekonomi,
KSK
Dinas x x
Agropolitan
Perkebunan
Seroja
(provinsi dan
Kabupaten)
KOMODITAS PETERNAKAN
Penetapan sentra produksi primer Kawasan Bappeda,
Penyangga Dinas
KSK Peternakan x
Agropolitan (provinsi dan
Seroja Kabupaten)
Pembangunan kawasan peternakan KSK Bappeda
terpadu modern Agropolitan bidang x x x x
Seroja ekonomi,

Laporan Akhir |VI - 10


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pengembangan sarana pembenihan Kawasan Dinas
bibit unggul ternak Penyangga Peternakan
KSK (Provinsi dan x
Agropolitan kabupaten)
Seroja
Pengembangan prasarana pra produksi KSK Bappeda
ternak Agropolitan x x x
bidang
Seroja ekonomi,
Pengembangan sarana prasarana Dinas
kegiatan peternakan Peternakan,
KSK Dinas PU
Agropolitan Bina Marga, x
Seroja Dinas ESDM,
(Provinsi dan
kabupaten)
Pembangunan balai informasi hasil Bappeda
peternakan bidang
Kawasan Inti
ekonomi,
KSK
Dinas x x
Agropolitan
Peternakan
Seroja
(provinsi dan
Kabupaten)
III. Pengembangan dan Pemantapan Kawasan Peruntukan Industri (Agroindustri)

Laporan Akhir |VI - 11


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Penetapan sentra produksi sekunder
Bappeda,
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan,
Kawasan Inti
Dinas
KSK
Pertanian, x
Agropolitan
Dinas
Seroja
Perkebunan,
Dinas
Peternakan
(Provinsi dan
Kabupaten)

Pengembangan kawasan sentra industri


pengolahan hasil pertanian hortikultura Bappeda
bidang
ekonomi,
Dinas
Kawasan Inti
Perindustrian
KSK
dan x x x x
Agropolitan
Perdagangan,
Seroja
Dinas
Pertanian
(Provinsi dan
Kabupaten)

Laporan Akhir |VI - 12


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pengembangan industri pupuk kandang
Bappeda
bidang
ekonomi, x x x x
Kawasan Dinas
Penyangga Perindustrian,
KSK Dinas
Pengembangan industri pakan ternak Agropolitan Peternakan,
Seroja Dinas
Pertanian x x x x
(Provinsi dan
Kabupaten)
Pembuatan DED pengolahan limbah Kawasan
sentra industri Penyangga Bappeda, x x
Pembangunan pengolahan limbah KSK BLH
olahan hortikultura (cair dan padat) Agropolitan (Provinsi) x x
Seroja
Pembangunan kantor pengelola sentra Kawasan Inti Bappeda
industri pengolahan hortikultura KSK provinsi
bidang x
Agropolitan
Seroja ekonomi
IV. Pengembangan Kawasan Pariwisata
Pengembangan pasar wisata Desa Senduro x x
Bappeda,
Pengembangan Desa Wisata Desa Burno x x x x
Dinas
Pengembangan obyek wisata Agrowisata Kebudayaan
royal family dan x x
di Desa Pariwisata
Pasrujambe (provinsi dan
Pengembangan paket wisata KSK kabupaten) x x x
Agropolitan

Laporan Akhir |VI - 13


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Seroja
Pengembangan usaha sarana pariwisata
(penginapan/homestay, rumah makan, KSK
persewaan kendaraan, toko peralatan Agropolitan x x x x
pendakian, dan lainnya) Seroja

Pengembangan jasa pelayanan dan Bappeda,


prasarana pariwisata (pusat informasi Dinas
wisata, terminal antara/Area Pangkalan Kebudayaan
Kendaraan (APK) umum, pasar wisata, dan
KSK
dan lainnya) Pariwisata,
Agropolitan x x x x
Dinas
Seroja
Perhubungan,
Dinas DLLAJ
(Provinsi dan
Kabupaten)
V. Pengembangan Kawasan Permukiman

Kawasan Inti
Penataan ruang dan pengembangan
KSK
kawasan permukiman perkotaan x x
Agropolitan
kecamatan
Seroja Bappeda,
Dinas PUPR,
Kawasan Dinas
Penyangga Perumahan
Penataan ruang dan pengembangan dan Kawasan
KSK x x
kawasan permukiman perdesaan Pemukiman
Agropolitan
Seroja
Pengendalian pertumbuhan KSK
pembangunan permukiman pada lahan Agropolitan x x
pertanian produktif Seroja

Laporan Akhir |VI - 14


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Instansi Tahap I
No Indikasi Program Lokasi II III IV
Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Penataan dan rehabilitasi kawasan
x x x
permukiman
Peningkatan sanitasi lingkungan
x x x
permukiman
Peningkatan kualitas sarana dan
x x x x
prasarana permukiman

Sumber : Hasil Rencana, 2017


Keterangan :
I II III IV V VI
APBD APBD
APBN BUMN SWASTA MASYARAKAT
KAB PROV

Laporan Akhir |VI - 15


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Tabel 6.2
Indikasi Program Pengembangan Struktur Ruang KSK Agropolitan Seroja
Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Indikasi Instansi Tahap I
No Lokasi II III IV
Program Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037

I. Pengembangan Sistem Pusat Kegiatan


I.1 Pengembangan Pusat Permukiman
Peningkatan sarana Kawasan perkotaan Dinas PUPR
perkantoran KSK Agropolitan Kabupaten, SKPD x x
pemerintahan Seroja terkait
Pembangunan dan Kawasan perkotaan Dinas PUPR,
peningkatan KSK Agropolitan Dinas
fasilitas pelayanan Seroja Pendidikan,
x x
sosial Dinas Kesehatan
(Kabupaten),
SKPD terkait
Pengembangan Kawasan perkotaan Dinas PUPR,
sarana perdagangan KSK Agropolitan Dinas Pasar
x x
dan jasa Seroja (Kabupaten),
SKPD terkait
Perencanaan zonasi KSK Agropolitan Dinas PUPR,
KSK Agropolitan Seroja Bappeda
x x x
(Kabupaten),
SKPD terkait
I.2 Pengembangan Pusat Kegiatan
Agropolitan
Penetapan sentra Kawasan Penyangga Bappeda, Dinas
produksi primer KSK Agropolitan PUPR, Dinas
Seroja Pertanian, Dinas
Perkebunan, x x
Dinas Peternakan
(Kabupaten)

Laporan Akhir |VI - 16


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Indikasi Instansi Tahap I
No Lokasi II III IV
Program Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Penetapan sentra Kawasan Inti KSK Bappeda, Dinas
produksi sekunder Agropolitan Seroja PUPR, Dinas
Perindustrian x x
dan Perdagangan
(Kabupaten)
Penyediaan sarana KSK Agropolitan Bappeda, Dinas
dan prasarana Seroja PUPR, Dinas
sentra produksi Pertanian, Dinas
primer dan Perkebunan,
sekunder Dinas
Peternakan,
x x x x x
Dinas
Perindustrian
dan Perdagangan,
Dinas PU Sumber
daya Air (provinsi
dan kabupaten)
I.3 Pengembangan Pusat Kegiatan
Pariwisata
Penetapan desa Desa Burno Bappeda, Dinas
wisata PUPR, Dinas
Pariwisata &
Kebudayaan x x
(Provinsi dan
kabupaten)

Laporan Akhir |VI - 17


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Indikasi Instansi Tahap I
No Lokasi II III IV
Program Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Penyediaan usaha KSK Agropolitan Bappeda, Dinas
sarana dan Seroja PUPR, Dinas
prasarana wisata Pariwisata &
Kebudayaan x x x x x
(Provinsi dan
kabupaten)
II. Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Wilayah
II.1 Sistem Jaringan Transportasi
Transportasi
A
Darat
Pengembangan Ruas jalan Desa PU Bina Marga,
jalan kolektor Purwosono Dinas
primer 3 Kecamatan Perhubungan
Sumbersuko – Desa (Provinsi)
x x
Sarikemuning – Desa
Senduro – Desa
Kandangtepus
Kecamatan Senduro
Pengembangan Jaringan jalan dari PU Bina Marga,
jaringan jalan Lokal Kecamatan Tempeh Dinas
x
Primer – Perkotaan Perhubungan
Pasrujambe (kabupaten)

Laporan Akhir |VI - 18


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Indikasi Instansi Tahap I
No Lokasi II III IV
Program Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Jalan lingkar luar
bagian Barat di
Kabupaten Lumajang
yang melewati
Perkotaan Candipuro
– Perkotaan
x
Pasrujambe –
Perkotaan Senduro –
Perkotaan Gucialit –
Perkotaan
Kedungjajang.

Pengembangan Penghubung dari PU Bina Marga,


jaringan jalan Lokal Desa Jambekumbu Dinas
Sekunder Kecamatan Perhubungan
Pasrujambe ke Desa (kabupaten) x
Senduro Kecamatan
Senduro Kabupaten
Lumajang
Penghubung dari
Desa Kandangan -
Desa Bedayu - Desa
Bedayu Talang
Kecamatan Senduro
ke Desa Wonokerto -
Desa Gucialit
Kecamatan Gucialit
Kabupaten Lumajang
Pengembangan sub Desa Senduro Dinas
x
terminal Perhubungan,
Pengembangan DLLAJ
(Kabupaten) x
tempat parkir

Laporan Akhir |VI - 19


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Indikasi Instansi Tahap I
No Lokasi II III IV
Program Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Peningkatan KSK Agropolitan
x
perlengkapan jalan Seroja
II.2 Sistem Jaringan Energi
Peningkatan KSK Agropolitan PLN
x
pelayanan listrik Seroja
Pengembangan Dinas ESDM
energi alternatif Provinsi dan
x x x x
mikrohidro kabupaten, SKPD
(PLTMH) terkait
Pengembangan Dinas ESDM
energi alternatif kabupaten, SKPD
x x x x
tenaga surya untuk terkait
prasarana umum
Pengembangan PJU Dinas
pada perumahan Perindustrian,
baru dan akses SKPD terkait x x x x
menuju obyek
wisata.
II.3 Sistem Jaringan telekomunikasi
Pengembangan KSK Agropolitan Dinas Informasi
jaringan terestrial Seroja dan Komunikasi
menggunakan Provinsi dan x x
sistem kabel Kabupaten, PT.
Telkom
Pengembangan Dinas Informasi
tower dengan dan Komunikasi
x x x
sistem nirkabel atau Provinsi dan
BTS Terpadu Kabupaten
Pengembangan
x x x
Jaringan Satelit
II.4 Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Laporan Akhir |VI - 20


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Indikasi Instansi Tahap I
No Lokasi II III IV
Program Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pelestarian fungsi KSK Agropolitan Dinas Kehutanan,
hidrologis Seroja Dinas PU Sumber
sumberdaya air dan Daya Air, Badan
daerah hulu Lingkungan
x x x
Hidup Provinsi
dan Kabupaten,
Dinas ESDM
provinsi
Pemanfaatan Dinas PU Cipta
potensi sumber Karya, Dinas PU
daya air yang ada Sumber Daya Air
untuk penyediaan (Provinsi dan x x x x x x
bahan baku air Kabupaten),
bersih PDAM, Jasa Tirta
Pengembangan Dinas PU Sumber
sistem pengairan daya Air Provinsi
sesuai karakteristik dan Kabupaten,
x x x x
wilayah dan potensi Jasa Tirta
sumberdaya air
yang tersedia
II.5 Sistem Penyediaan Air Minum
Peningkatan KSK Agropolitan PDAM, HIPAM,
pelayanan jaringan Seroja Dinas PUPR x x x
distribusi yang ada Kabupaten
Pengembangan HIPAM, Dinas
upaya penyediaan PUPR Kabupaten
x x x x
air minum non
PDAM

Laporan Akhir |VI - 21


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN STR ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Waktu Pelaksanaan
Sumber Dana Tahap Tahap Tahap
Indikasi Instansi Tahap I
No Lokasi II III IV
Program Pelaksana
2023- 2028- 2033-
I II III IV V VI 2018 2019 2020 2021 2022
2027 2032 2037
Pengembangan Dinas PU Sumber
sumberdaya air Daya Air, Dinas
untuk bahan baku PUPR (Provinsi x x x
air bersih dan Kabupaten)
II.6 Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan
Perencanaan, KSK Agropolitan Dinas PUPR
pengembangan, Seroja Kabupaten, SKPD
serta peningkatan terkait
pelayanan drainase
x x
secara terintegrasi
hingga ke saluran
pembuangan
primer
Pengembangan dan Dinas PUPR
peningkatan dalam Kabupaten, SKPD
x x x
pengelolaan limbah terkait
rumah tangga
Penanganan Dinas PUPR,
persampahan BLH Kabupaten,
secara terkoordinir SKPD terkait x x x
& ramah
lingkungan
Sumber : Hasil Rencana, 2017
Keterangan :
I II III IV V VI
APBD APBD
APBN BUMN SWASTA MASYARAKAT
KAB PROV

Laporan Akhir |VI - 22


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

BAB VII
K
K ee ll ee mmb ba
agga aa ann d daan
n
P
P ee rr a
ann SS ee rr tt a
a MMaa ss yy a
a rr a
akka
a tt

7.1 KELEMBAGAAN
Sistem kelembagaan penataan ruang tingkat Nasional dikoordinasikan oleh BKPRN
(Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional), sedangkan pada tingkat provinsi
dikoordinasikan oleh BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) Provinsi, dan pada
tingkat Kabupaten/ Kota dikoordinasikan oleh BPKRD Kabupaten/ Kota. Bupati yang dibantu
oleh Bappeda Kabupaten Lumajang dan BKPRD dengan melibatkan seluruh stakeholder
dalam proses penataan ruang Kawasan Strategis Kabupaten Agropolitan Seroja, berperan
dalam level dan tanggung jawab masing-masing untuk :
1. Mengkoordinasikan proses sosialisasi dan adaptasi produk rencana tata ruang KSK
Agropolitan Seroja kepada masyarakat di setiap daerah
2. Menerima dan memperhatikan saran, pertimbangan, pendapat, tangapan,
keberatan, atau masukan yang disampaikan oleh masyarakat dalam penyelenggaraan
penataan ruang KSK Agropolitan Seroja
3. Menindaklanjuti saran, pertimbangan, pendapat, tangapan, keberatan, atau
masukan pada setiap proses penyelenggaraan penataan ruang KSK Agropolitan
Seroja
4. Meningkatkan komunikasi yang efektif dengan masyarakat dalam penyelenggaraan
penataan ruang Peran serta masyarakat dalam penataan ruang KSK Agropolitan
Seroja menjadi hal yang sangat penting dalam rangka mencipatakan wilayah yang
aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dengan dibangun berdasarkan kearifan
lokal yang mengutamakan kepentingan masyarakat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Menempatkan posisi masyarakat sesuai dengan hak dan kewajibannya sebagai
pelaku pembangunan wilayah dengan difasilitasi oleh pemerintah
2. Meningkatkan upaya-upaya untuk mendorong public awareness, public services, dan
public campaign
3. Mendorong dan meningkatkan terus fungsi kelembagaan penataan ruang KSK
Agropolitan Seroja yang efektif, yang dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat
Laporan Akhir |VII - 1
PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

dalam penyelenggaraan penataan ruang”, dan pada tingkat Kabupaten/ Kota


dikoordinasikan oleh BPKRD Kabupaten/ Kota. Pada tingkat masyarakat dapat
diwakili oleh LSM atau Forum/ Kelompok Masyarakat.

7.1.1 Lembaga Formal Pemerintah


Pada tingkat provinsi, lembaga formal pemerintahan yang menangani penataan ruang
KSK Agropolitan Seroja adalah Bappeda dan Dinas PU Cipta Karya Provinsi Jawa Timur.
Kedua lembaga ini mempunyai pembagian kewenangan untuk menangani kegiatan penataan
ruang di Provinsi Jawa Timur. Pada tingkat kabupaten, lembaga formal yang menangani
penataan ruang KSK Agropolitan Seroja adalah Bappeda dan SKPD yang terkait dengan tata
ruang masing-masing kabupaten disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan daerah.
A. Lembaga Fungsional
Selain adanya lembaga formal pemerintah, diperlukan pula suatu lembaga
fungsional untuk mengkoordinasikan penyelenggaraan penataan ruang KSK
Agropolitan Seroja dan kerjasama antar sektor/antar daerah bidang penataan
ruang, Lembaga fungsional yang dimaksud yaitu Badan Koordinasi Penataan Ruang
Daerah yang selanjutnya disebut BKPRD, yang bersifat ad hoc. Pada tingkat
kabupaten Lumajang, Tugas, susunan organisasi, dan tata kerja BKPRD diatur
dengan Peraturan Bupati dan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
No. 50 Tahun 2009 tentang Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah.
1. BKPRD Kabupaten Lumjang
Susunan keanggotaan BKPRD Kabupaten Lumajang terdiri atas:
Penanggung jawab : Bupati dan Wakil Bupati
Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten
Sekretaris : Kepala Bappeda Kabupaten
Anggota : SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan daerah.
Dalam kondisi tertentu yang berkaitan dengan penyesuaian pelaksanaan
program perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan KSK
Agropolitan Seroja, ketetapan mengenai susunan dari BKPRD dapat berubah
sesuai dengan kebutuhan program yang disesuaikan dengan peraturan
perundangan yang berlaku.

Laporan Akhir |VII - 2


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

B. Kelompok Kerja (POKJA) Pengembangan KSK Agropolitan Seroja


Mengingat pengembangan KSK Agropolitan Seroja melibatkan berbagai unsur dan
membutuhkan sinergi dan keterkaitan berbagai kegiatan dalam pengembangan
potensi yang ada, maka perlu pengelolaan dengan manajemen yang disesuaikan
dengan kondisi dan karakteristik masing-masing daerah.
Untuk hal tersebut maka diperlukan Kelompok Kerja di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/kota yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Kelompok Kerja Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur,
meliputi:
Ketua : Bappeda Provinsi Jawa Timur sebagai ketua Tim POKJA,
Anggota :
a. Dinas PU Penataan Ruang Provinsi Jawa Timur
b. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
c. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur
d. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
e. Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur
f. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur
g. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Provinsi Jawa Timur
h. Dinas Koperasi daerah UMKM Provinsi Jawa Timur
i. Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur
j. Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur
k. Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
l. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
m. Biro Administrasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Timur
n. Bidang Pengembangan Regional Bappeda Provinsi Jawa Timur
o. Bidang Praswil Bappeda Provinsi Provinsi Jawa Timur
p. Bidang Pemas Bappeda Provinsi Provinsi Jawa Timur

Dalam pelaksanaan kegiatan POKJA Pengembangan Agropolitan Provinsi Jawa


Timur dibantu olehSekretariat POKJA yang berada di Bappeda Prov dan
Konsultan Manajemen Pengembangan Kawasan Agropolitan Jawa Timur
(KM–PKA Jatim).
Tugas POKJA Pengembangan Agropolitan Provinsi Jawa Timur:
a. Merumuskan Pengembangan Kawasan Agropolitan Jawa Timur

Laporan Akhir |VII - 3


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

b. Mempersiapkan dan melaksanakan sosialisasi pengembangan kawasan


agropolitan
c. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi baik perencanaan, pelatihan
maupun pelaksanaan pengembangan kawasan agropolitan
d. Memberikan pelayanan informasi pengembangan kawasan agropolitan

2. Kelompok Kerja Kawasan Agropolitan Kabupaten, meliputi:


Ketua : BAPPEDA Kabupaten
Anggota :
a. Dinas PU Penataan Ruang Kabupaten Lumajang
b. Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang
c. Dinas Peternakan Kabupaten Lumajang
d. Dinas Perkebunan Kabupaten Lumajang
e. Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Lumajang
f. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lumajang
g. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Lumajang
h. Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lumajang
i. Dinas PU Bina Marga Kabupaten Lumajang
j. Dinas PU Sumber Daya Air Kabupaten Lumajang
k. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang
l. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lumajang
m. Bagian Perekonomian
n. Bidang Praswil Bappeda Kabupaten
o. Bidang Sosial Budaya

Dalam pelaksanaan kegiatan POKJA Pengembangan Agropolitan Kabupaten


dibantu sekretariat POKJA yang berada di Bappeda Kabupaten dan Konsultan
Manajemen Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten (KM–PKA
Kabupaten).

7.1.2 Kelembagaan dalam Sistem Usaha Tani (SUT)


Yang dimaksud dengan kelembagaan dalam sistem usaha tani adalah kelembagaan
formal dan institusi yang berkaitan dengan semua tahapan kegiatan sistem usaha tani, mulai
dari penyiapan lahan hingga pemasaran hasil pertanian.

Laporan Akhir |VII - 4


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Kelembagaan yang berkaitan dengan sistem usaha tani, antara lain:


a. Kelompok tani
b. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
c. Pedagang Pengumpul/tengkulak
d. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
e. Koperasi Tani
f. Koperasi Unit Desa
g. Kios Saprodi
h. Pasar
i. Jasa Angkutan
j. Lembaga Swadaya Masyarakat

Gambar 7.1
Skematik Pokja Pengembangan Kawasan Agropolitan Provinsi Jawa Timur

Laporan Akhir |VII - 5


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

A. Kelompok Tani
Kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam pengembangan Kawasan
Agropolitan ditindak lanjuti oleh Pemerintah Daerah Kabupaten. Pengembangan
Kawasan Agropolitan tidak lepas dari partisipasi masyarakat khususnya kelompok
tani. Proses pengembangan kawasan agropolitan merupakan suatu rangkain proses
yang panjang yang dimana peran tokoh masyarakat sangat berpengaruh dalam
pengembangan Kawasan Agropolitan. Bentuk partisipasi masyarakat dalam
perencanaan bentuk partisipasinya lebih pada kehadiran dan pemikiran dalam
penyusunan proposal perencanaan, bentuk partisipasi partisipasi masyarakat dalam
pembangunan fisik masyarakat berupa tenaga pengerjaan, biaya dan kerelaan
masyarakat dalam pembebasan lahan serta partisipasi masyarakat dalam
pemasaran.
Pengembangan Kawasan Agropolitan Seroja di Kabupaten Lumajang tidak lepas
dari partisipasi masyarakat khususnya petani pisang Mas Kirana. Kelompok tani
yang dibentuk di kawasan lereng bromo-semeru Kabupaten Lumajang, antara lain
Tani Jaya, Margomulyo, Harapan Jaya, Surojoyo, Sekarmaju, Tani Makmur, Tani
Muda, Sukamaju dan lain-lain.

B. Pedagang
Pedagang hasil pertanian sangat berperan dalam pengembangan produk pertanian
di Kawasan Agropolitan Seroja. Termasuk dalam katagori pedagang adalah
pengepul, tengkulak, pedagang pasar, eksportir. Jalur pemasaran melalui pedagang
biasanya dilakukan pada saat panen dimana pedagang yang datang ke lahan
pertanian atau lahan panenan.
Pada saat itu, pedagang melakukan tawar menawar dimana yang menentukan harga
umumnya pedagang tersebut sehingga petani biasanya menerima saja harga yang
ditentukan oleh pedagang. Hal ini tidak menjadi masalah asalkan ke dua belah
pihak sudah merasa sama-sama untung. Tempat pertemuan yang antara pedagang-
petani, pedagang-pedagang, pedagang-tengkulak dan pedagang-eksportir seringkali
memunculkan adanya pasar desa, pasar kecamatan, pasar khusus agrobis yang
keberadaannya diperhitungkan dalam rencana tata ruang KSK Agropolitan Seroja.
Di Kabupaten Lumajang, sentra produksi pertanian terdapat beberapa perusahaan
eksportir pisang dan produk olahan pisang, antara lain UD Shabrina (kripik
pisang), CV Seroja Media Kreatif (pisang mas kirana). Selain itu banyak perusahaan

Laporan Akhir |VII - 6


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

perdagangan yang mengirim pisang dari Lumajang menuju kota-kota besar di Jawa,
Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Produksi pisang mas kirana di Kecamatan
Senduro dipasarkan oleh dua distributor besar yakni CV Sewu Segar Nusantara di
Tangerang dan PT Mulya Raya di Jakarta, selanjutnya didistribusikan ke sejumlah
pasar swalayan di sejumlah daerah.

C. Pasar Agrobis
Fasilitas perdagangan dan jasa yang direncanakan dalam menunjang perencanaan
KSK Agropolitan Seroja salah satunya adalah pasar agrobis berupa pasar induk
agrobis yang merupakan pusat perdagangan komoditas agroindustri seluruh
provinsi serta sub terminal agrobis yang berada di pusat-pusat produksi pertanian
di setiap kabupaten di kawasan Agropolitan Seroja.
1. Pasar Induk Agrobis Puspa Agro, Kabupaten Sidoarjo
Pasar Induk Modern Agrobis Puspa Agro dikembangkan dengan lahan seluas
50 hektar. Diproyeksikan sebagai pasar induk agrobis wilayah Jawa Timur,
Puspa Agro dikelola dengan konsep mengintegrasikan berbagai produk agro
dalam satu kawasan yang tertata. Bahkan, untuk mengoptimalkan pengelolaan
Puspa Agro, PT Puspa Agro, selaku pengelola megaproyek ini melengkapinya
dengan berbagai fasilitas yang memadai.
Latar belakang dibangunnya Puspa Agro, setidaknya terdapat empat hal yang
mendasarinya. Pertama, melimpahnya produksi pangan dan hortikultura
Jatim. Indikasinya, Jatim mampu memasok produk pangan dan hortikultura
sekitar 35% terhadap stok nasional. Kedua, masih terbatasnya akses dan
kurangnya pasar yang representatif untuk memasarkan produksi atau hasil
panen petani di Jatim. Ketiga, belum tersedianya tempat atau pasar khusus
untuk memasarkan produk pangan dan hortilultura (agrobis) dalam skala
besar. Dan keempat, masih terbukanya peluang untuk meningkatkan
penjualan hasil pertanian, baik untuk skala regional, nasional, maupun
internasional (ekspor).
Puspa Agro juga dimaksudkan mengubah pola pikir dan pola kerja petani yang
sederhana menjadi petani modern, melalui akses pasar yang lebih luas. Selain
itu, keberadaan Puspa Agro juga bisa dijadikan sarana untuk mendidik petani
memperbaiki mutu produksinya. Pada gilirannya, hal itu akan berdampak pada
peningkatan nilai tambah dan pendapatan mereka.

Laporan Akhir |VII - 7


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Puspa Agro ke depan juga diproyeksikan memberikan dampak dan kontribusi


positif bagi peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Jatim. Selain itu, juga
bisa meningkatkan devisa dari hasil ekspor dan menciptakan lapangan kerja
baru di sektor ini.
Berbagai produk pangan dan hortikultura mengisi lapak-lapak dan kios di
Puspa Agro. Di antaranya, beras dan palawija, buah-buahan, sayur, daging,
ikan, ayam potong, dan aneka komoditas penunjang lainnya. Semuanya tertata
rapi dengan proyeksi mampu menampung sekitar 5.000 petani dan pedagang.
Puspa Agro dibangun dan dikelola oleh manajemen yang bekerja secara
profesional.
Berbagai fasilitas melengkapi pengelolaan Pasar Induk Modern Agrobis Puspa
Agro. Di antaranya, tersedianya kawasan pergudangan, cold storage dan chiller,
gedung pertemuan petani/serba guna, balai lelang, apartemen sederhana,
jembatan timbang, perkantoran, kantin/resto dan pujasera, area bermain
untuk anak-anak, area parkir yang sangat luas dengan kapasitas 1.500 truk,
500 pick up, dan 2.000 rengkek. Puspa Agro juga dilengkapi rumah potong
hewan modern yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektar, serta pusat
karantina dan uji mutu produk perikanan yang memberikan jaminan aman
untuk dikonsumsi.
Selain itu, Puspa Agro juga menyiapkan komposter yang akan mengolah
sampah dari pasar menjadi barang yang lebih bernilai. Masjid yang megah
sebagai sarana ibadah juga dibangun di area Puspa Agro. Demikian juga
Pusdiklat untuk petani dibangun di Puspa Agro. Untuk kepentingan penelitian
dan uji mutu produk agro, di pasar induk ini juga berdiri Puspa Biotech, yakni
pusat studi dan laboratorium bioteknologi, serta uji mutu produk pertanian,
termasuk perikanan dan peternakan. Kawasan tanaman hias dengan lahan 1,2
hektar juga melengkapi Puspa Agro. Berbagai fasilitas tersebut dibangun secara
integral dan menyatu di kawasan yang lapang dan nyaman.
2. Pasar Agro Senduro, Lumajang
Wilayah Kecamatan Senduro yang berada di lereng Gunung Semeru selama ini
dikenal sebagai sentra hortikultura dengan potensinya yang besar. Tidak hanya
potensi pisang saja yang dibudidayakan para petani di kawasan ini, namun
masih ada sejumlah potensi hortikultura lainnya seperti sayur-mayur dan juga
buah dengan varietas beragam.

Laporan Akhir |VII - 8


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Pasar agro Senduro menjadi sentra perdagangan hortikultura di Kota Pisang


ini. Keberadaan pasar Agro di wilayah Senduro yang notabenenya merupakan
sentra holtikultura buah diharapkan mampu membantu arus distribusi hasil
holtikultura dari wilayah Senduro dan sekitarnya kepada para pembeli yang
kebanyakan dari luar kota Lumajang.
Di pasar Agro inilah yang menjadi lokasi transaksi jual-beli antara petani dan
pedagang yang kebanyakan berasal dari luar Lumajang. Saat ini hasil dari
produk holtikultura dan wilayah Senduro ini tidak hanya memenuhi kebutuhan
pasar di Lumajang saja akan tetapi juga memenuhi kebutuhan di luar pasar
Lumajang seperti Surabaya, Bali dan beberapa wilayah di luar Pulau Jawa.

D. Lembaga Keuangan
Di kecamatan senduro adalah terdapat beberapa bank yang beroperasi, antara lain:
Bank Jatim , Bank SAA, Bank BRI, dan fasilitas loket tarik ATM dari Bank BNI.
Selain itu terdapat koperasi-koperasi, antara lain KUD, Koperasi Syariah BMT-UGT
Sidogiri, dan koperasi simpan-pinjam yang tumbuh subur di kecamatan ini.
Koperasi Unit Desa (KUD) sapi perah terbesar di wilayah Kabupaten Lumajang
yaitu di KUD.TANI MAKMUR yang ada di Kecamatan Senduro Kabupaten
Lumajang.

7.2 PERAN MASYARAKAT


Berdasarkan UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan PP No.26 Tahun
2007 tentang Tata Cara peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang, masyarakat
mempunyai peran sebagai berikut:
a. Pemanfaatan ruang baik darat, laut, maupun udara;
b. Bantuan pemikiran dan pertimbangan;
c. Menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
d. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang.

Hak masyarakat dalam penataan ruang adalah :


1. Mengetahui rencana tata ruang;
2. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
3. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian akibat pelaksanaan kegiatan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;

Laporan Akhir |VII - 9


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

4. Mengajukan keberatan terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana


tata ruang wilayah;
5. Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah;
6. Mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah dan atau pemegang izin apabila
pembangunannya tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.

Adapun kewajiban masyarakat :


1. Mentaati rencana tata ruang yang ditetapkan;
2. Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;
3. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfatan ruang;
4. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum.

7.2.1 Perguruan Tinggi


Perguruan tinggi sebagai center of excellence akan menjadi mitra pemerintah baik
ditingkat pusat maupun daerah dalam pengembangan riset dibidang tata ruang KSK
Agropolitan Seroja. Perguruan tinggi diharapkan memberikan masukan dan saran
pengembangan kawasan agropolitan dari berbagai aspek, antara lain: tata ruang, ekonomi,
pertanian, social, hokum dan lain-lain; dapat mengkaitkannya dengan teori-teori dan
perbandingan dengan kawasan agropolitan lain baik di dalam maupun luar negeri. Perguruan
tinggi juga diharapkan menjadi menjadi soko guru bagi pengembangan pendidikan dan
pelatihan agribisnis kepada masyarakat petani dan dunia usaha.
Dalam hal pengembangan SDM bidang tata ruang kawasan agropolitan, perguruan
tinggi menjadi mitra mengembangkan pelatihan yang bersifat mandiri aparatur dan non-
aparatur. Substansi pelatihan tidak hanya mencakup aspek perencanaan saja, namun juga
konteks pemanfaatan dan pengendalian, serta dapat menjawab permasalahan yang ada di
masing-masing kabupaten kawasan Agropolitan Seroja yang memiliki karakteristik berbeda
satu sama lain.

7.2.2 Lembaga Swadaya Masyarakat


Sebagai mitra pemerintah untuk mewujudkan good governance, serta pemerintahan
yang bersih, dan berwibawa akan selalu bersikap kooperatif dan kritis, sehingga diharapkan:

Laporan Akhir |VII - 10


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

a. Akan terjadi mekanisme kontrol atas program-program pemerintah khususnya tata


ruang kawasan agropolitan.
b. LSM akan memberikan masukan, kritik dan saran atas pedoman tata ruang kawasan
agropolitan yang ada dan sedang berjalan, sehingga diharapkan akan memberikan
feed back yang baik untuk perbaikan di masa yang akan datang.

7.2.3 Masyarakat dan Dunia Usaha


Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan penataan ruang perlu terus didorong
keterlibatan masyarakat dan dunia usaha dengan pendekatan community driven planning,
dengan pendekatan ini diharapkan:
a. Terciptanya kesadaran, kesepakatan dan ketaatan masyarakat dan dunia usaha
terhadap aturan tata ruang kawasan sentra produksi pangan nasional dan daerah
(agropolitan).
b. Masyarakat dan dunia usaha ikut merencanakan, menggerakkan, melaksanakan dan
juga mengontrol pelaksanaan program agropolitan dan penataan ruang kawasannya.
c. Adanya kesadaran hukum masyarakat akan pentingnya tata ruang kawasan sentra
produksi pangan (agropolitan), sehingga masyarakat dan dunia usaha selalu
berkoordinasi dan berhubungan dengan instansi pemerintah terkait jika melakukan
kegiatan yang berkaitan dan berhubungan dengan usaha agribisnis dan agroindustri.
d. Meningkatkan legitimasi program pembangunan kawasan sentra produksi pangan
(agropolitan).
e. Masyarakat dan dunia usaha menjadi pelaku langsung dan objek dari program
pengembangan kawasan sentra produksi pangan (agropolitan).
A. Peran masyarakat dan dunia usaha
Peran serta masyarakat dalam penataan ruang, tidak hanya diwujudkan dalam
kegiatan penyampaian aspirasi dan informasi pada tahap penyusunan rencana
RTR KSK Agropolitan Seroja. Namun upaya penjaringan aspirasi masyarakat
dilakukan sebelum rencana ditetapkan. Melalui Focus Group Discussion
masyarakat diminta untuk mengusulkan rencana. Sistem bottom up mulai
dibangun. Setelah Rencana Tata Ruang KSK Agropolitan Seroja ini disahkan
melalui Surat Keputusan Bupati atau Peratuaran Daerah, maka RTR KSK
Agropolitan Seroja siap diimplementasikan dan menjadi dokumen perencanaan
yang harus dijadikan pegangan atau acuan bagi masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah kabupaten dalam melakukan berbagai kegiatan pembangunan di

Laporan Akhir |VII - 11


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

Provinsi Jawa Timur. Untuk memperoleh efektivitas dalam implementasi RTR


KSK Agropolitan Seroja ini, maka dibutuhkan peran serta masyarakat, baik dalam
pelaksanaan maupun pengendaliannya. Dalam hal ini pengertian masyarakat,
adalah orang per orang (individu), keluarga, lembaga yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan hukum, perguruan tinggi dan pengusaha.Sesuai
dengan Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007, disebutkan hak,
kewajiban dan peran serta masyarakat dalam penataan ruang.
Bentuk peran serta masyarakat, sesuai pasal 65 Undang-Undang Penataan Ruang
No 26 Tahun 2007 yaitu:
1. Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang.
2. Partisipasi dalam pemanfaatan ruang.
3. Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
Dari tiga (3) poin peran masyarakat dan dunia usaha, secara implisit maupun
eksplisit juga terkandung:
1. Menyampaikan usulan rencana.
2. Menyebarluaskan hasil rencana.
3. Melakukan persiapan-persiapan untuk mendukung upaya mewujudkan
rencana penataan kawasan seperti yang termuat dalam RTR KSK Agropolitan
Seroja.
4. Memanfaatkan RTR KSK Agropolitan Seroja sebagai acuan atau pedoman
dalam melakukan kegiatan pembangunan fisik.
5. Memanfaatkan RTR KSK Agropolitan Seroja sebagai pedoman dalam
melakukan kegiatan investasi.
6. Melakukan kontrol terhadap berbagai bentuk pembangunan fisik yang
dilakukan.
7. Memenuhi ketentuan pembangunan yang termuat dalam dokumen RTR KSK
Agropolitan Seroja.
B. Hak masyarakat dan dunia usaha
Hak masyarakat dan dunia usaha dalam penataan ruang sesuai yang tertera pada
pasal 60 Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007, dalam penataan
ruang, setiap orang berhak untuk:
1. Mengetahui rencana tata ruang.
2. Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang.

Laporan Akhir |VII - 12


PENYUSUNAN RE NC ANA TATA R UANG (R TR )KAWASAN ST R ATEGIS AGROPOLI TAN
Kabupaten Lumajang Tahun 2017

3. Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yangn timbul akibat


pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.
4. Mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya.
5. Mengajukan tuntutan pembatalan ijin dan penghentian pembangunan yang
tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang.
6. Mengajukan gugatan ganti rugi kepada pemerintah dan/atau pemegang ijin
apabila suatu kegiatan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan
menimbulkan kerugian.
C. Kewajiban
Pada Pasal 61 Undang-Undang Penataan Ruang No 26 Tahun 2007, setiap orang
wajib untuk:
1. Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.
2. Memanfaatkan ruang sesuai dengan ijin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang.
3. Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan ijin pemanfaatan
ruang.
4. Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundangundangan dinyatakan sebagai milik umum.
Selain memiliki hak dan kewajiban, setiap orang yang melanggar rencana berhak
menerima segala sanksi berupa saksi administratif yang meliputi:
1. Peringatan tertulis.
2. Penghentian sementara kegiatan.
3. Penghentian sementara pelayanan umum.
4. Penutupan lokasi.
5. Pencabutan ijin.
6. Pembatalan ijin.
7. Pembongkaran bangunan.
8. Pemulihan fungsi ruang.
9. Denda administratif.

Laporan Akhir |VII - 13

Anda mungkin juga menyukai