Anda di halaman 1dari 153

REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (REVIEW RPLP)

DESA PANANJUNG 2018


PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 28 H Ayat 1 menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan

sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ayat tersebut menunjukkan bahwa tinggal di sebuah hunian dengan lingkungan yang layak merupakan hak dasar yang harus dijamin pemenuhannya oleh

Pemerintah sebagai penyelenggara Negara..

Situasi terkini di lapangan menunjukkan sekitar 9,12% rumah tangga dari 64,1 juta rumah tangga di Indonesia tinggal di dalam kondisi rumah yang tidak layak huni dan terdapat 38.431 Ha kawasan

permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia . Akses masyarakat terhadap pelayanan dasar perkotaan yang merupakan indikator kekumuhan, seperti jaringan air bersih, sanitasi,

persampahan, dan drainase, masih rendah. Sedangkan populasi perkotaan di Indonesia meningkat tajam antara 2000-2010, dari 7400 orang/km2 menjadi 9400 orang/km2. Diestimasikan 68% penduduk Indonesia

akan tinggal di kota pada tahun 2025 , sehingga luasan kawasan kumuh perkotaan pun diperkirakan akan terus mengalami penambahan apabila tidak ada bentuk penanganan yang inovatif dan tepat sasaran.

Penanganan permukiman kumuh menjadi tantangan yang rumit bagi pemerintah kota/kabupaten, karena selain merupakan masalah, di sisi lain ternyata merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian

kota. Berangkat dari cita-cita bangsa dan memperhatikan berbagai tantangan yang ada, Pemerintah menetapkan penanganan perumahan dan permukiman kumuh sebagai target nasional yang dituangkan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Dalam RPJMN 2015-2019 disebutkan bahwa salah satu sasaran pembangunan kawasan permukiman adalah tercapainya pengentasan

permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 Ha melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 Ha.

Untuk itu, seluruh program di Ditjen Cipta Karya (DJCK) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen. PUPR) dalam kurun waktu 5 tahun ke depan akan difokuskan untuk mewujudkan

permukiman yang layak huni hingga tercapai 0 Ha kumuh tanpa menggusur. Mengingat sifat pekerjaan dan skala pencapaian, diperlukan kolaborasi multi-pihak antara Pemerintah mulai tingkat pusat sampai dengan

tingkat kelurahan/desa, pihak swasta, masyarakat, dan pihak terkait lainnya. Pelibatan berbagai pihak secara kolaboratif diharapkan memberikan berbagai dampak positif, antara lain meningkatkan komitmen

pemerintah daerah dalam pencapaian kota layak huni; meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara hasil pembangunan; menjamin keberlanjutan; dan

meningkatkan kepercayaan masyarakat dan swasta terhadap Pemerintah.

Oleh karena itu, DJCK menginisiasi pembangunan platform kolaborasi untuk mewujudkan permukiman layak huni melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Rancangan program ini berpijak pada

pengembangan dari program nasional sebelumnya. Program tersebut telah memberikan berbagai pembelajaran penting untuk pengembangan Program KOTAKU dan investasi berharga berupa terbangunnya

kelembagaan tingkat masyarakat, kerja sama antara masyarakat dan pemerintah daerah, sistem monitoring dan kapasitas tim pendamping. Berdasarkan pembelajaran tersebut, Program KOTAKU dirancang dengan

Pemerintah Daerah sebagai nakhoda dalam mewujudkan permukiman layak huni di wilayahnya, yang mencakup: (1) pengembangan kapasitas dalam perencanaan dan pelaksanaan penanganan kumuh tingkat

kota/kab karena peran pemda menjadi sangat penting dalam penyediaan infrastruktur dan pelayanan di tingkat kota/kabupaten; (2) penyusunan rencana penanganan kumuh tingkat kota termasuk rencana investasi

dengan pembiayaan dari berbagai sumber (pusat, propinsi, kota/kabupaten, masyarakat, swasta, dll); (3) perbaikan serta pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur tingkat kota (primer atau sekunder) yang

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 1


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (REVIEW RPLP)
DESA PANANJUNG 2018
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

terkait langsung dengan penyelesaian permasalahan di kawasan kumuh; (4) penyediaan bantuan teknis untuk memperkuat sistem informasi dan monitoring penanganan kumuh, mengkaji pilihan-pilihan untuk

penyelesaian masalah tanah, dan sebagainya.

1.2 Pemaparan dan Penjelasan mengenai luasan hektar kumuh Kab. Pangandaran (SK), Desa

Peraturan mengenai penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Pangandaran diatur juga dalam SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh

dan Permukiman Kumuh di Pangandaran.

Tabel 1. 1
Peraturan Penanganan Permukiman Kumuh di Kabupaten Pangandaran

Perda/Pergub/Perbup/Peraturan Lainnya
Amanat Kebijakan Daerah
Jenis Produk Pengaturan No/ Tahun Perihal
(1) (2) (3) (4)
SK Bupati Pangandaran tentang Penetapan 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Lokasi perumahan dan permukiman kumuh di Kab. Pangandaran
Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran Permukiman Kumuh di Kabupaten melputi 12 (Dua belas) lokasi di 1 (satu) Kecamatan, dengan luas total
Pangandaran 295,3 Ha.
Sumber : Hasil Pengolahan, 2016

Upaya pendataan lokasi kawasan kumuh di Kabupaten Pangandaran baru dilakukan di satu kecamatan saja yaitu Kecamatan Pangandaran Tahun 2014 yang selanjutnya dilegalkan dalam Keputusan Bupati

Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014, Kawasan Kumuh tersebut terdapat pada wilayah seperti pada tabel ini, dengan rincian kategori :

a. Kawasan Kumuh Tinggi terdapat di 7 Desa/Kelurahan,

b. Kawasan Kumuh sedang terdapat di 5 Desa/Kelurahan,

Tabel 1. 2
Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten Pangandaran

Nama Kawasan dan Desa Permukiman Kumuh di Kecamatan


No Kelas Tipologi Pangandaran

(1) (2) (3)


1 Kawasan Permukiman Kumuh Kawasan Parapat dan Pangandaan Timur (Desa Pangandaran)
Tinggi Kawasan Bojongjati dan Cilebok (Desa Pananjung)
Kawasan Bojongsari (Desa Babakan)
Kawasan Kedungrejo (Desa Wonoharo)
Kawasan Wonoharjo (Desa Wonoharjo)
Kawasan Pondok Lombok (Desa Sidomulyo)
Kawasan Sidomulyo (Desa Sidomulyo)
Kawasan Permukiman Kumuh
2 Sedang Kawasan Sukajadi (Desa Purbahayu)
Kawasan Bengkekan (Desa Sukahurip)

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 2


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (REVIEW RPLP)
DESA PANANJUNG 2018
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

Sumber : SK Bupati Pangandaran No. Kawasan Cikulu (Desa Sukahurip) 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang
Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Kawasan Bojongaren 1 (Desa Pagergunung) Pangandaran
Kawasan Bojongaren 2 (Desa Pagergunung)
Tabel 1. 3 Kondisi Kawasan Kumuh di Kabupaten
Pangandaran

No. Nama Kawasan Kumuh Luas (Ha) RP2KPKP Desa/Kelurahan

1. Kawasan Parapat dan Pangandaan Timur 11,80 11,8 Desa Pangandaran


2. Kawasan Bojongjati dan Cilebok 27,70 27,70 Desa Pananjung
3. Kawasan Bojongsari 63,60 63,30 Desa Babakan
4. Kawasan Kedungrejo 11,50 21,31 Desa Wonoharjo
5. Kawasan Wonohajo 56,30 Desa Wonoharjo
25,1
6. Kawasan Pondok Lombok 25,00 Desa Sidomulyo
7. Kawasan Sidomulyo 2,20 2,20 Desa Sidomulyo
8. Kawasan Sukajadi 56,00 56,00 Desa Purbahayu
9. Kawasan Bengkekan 21,10 21,1 Desa Sukahurip
10. Kawasan Cikulu 19,10 19,10 Desa Sukahurip
11. Kawasan Bojongaren 1 0,30 Desa Pagergunung
6,6
12. Kawasan Bojongaren 2 0,70 Desa Pagergunung
Sumber : SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan Review RPLP untuk mencapai kondisi 0% Kumuh di dasarkan dari 7 indikator + 1 RTP ( 19 parameter kumuh ) yang dituangkan dalam serangkaian program pembangunan. Tujuan dari

penyusunan Review RPLP sebagai acuan tentang perencanaan pembangunan kawasan kumuh yang di dasarkan dari 7 indikator + 1 RTP mnjadikan sebuah kawasan kumuh yang tertata, bersih, nyaman dan

berkelanjutan. Manfaat dari penyusunan Review RPLP, yaitu :

a. Merupakan alat pengawasan bagi pembangunan yang tidak sesuai dengan aturan kesepakatan masyarakat dan menjadi pegangan bagi masyarakat, swasta, LSM dan penyandang dana yang ingin berpatisipasi

dalam pembangunan berbagai macam infrastruktur, fasilitas serta utilitas lingkungan agar terintegrasi dan terkoordinasi dengan kebutuhan masyarakat.

b. Sebagai acuan untuk pentahapan program pembangunan setiap tahun, sehingga pada akhirnya seluruh program pembangunan dapat menciptakan tata ruang dan kehidupan masyarakat yang harmonis.

1.4 Sasaran
1. Perencanaan penataan lingkungan ini direncanakan pada masing-masing Desa di kawasan kumuh berdasarakan SK Bupati Kab.Pangandaran
2. Sasaran masyarakat adalah masyarakat MBR yang melakukan aktivitas kehidupan dan prikehidupannya pada kawasan kumuh berdasarkan SK Bupati

1.5 Rujukan Peraturan 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 134);
Acuan normatif dalam mekanisme perencanaan harus mengikuti peraturan yang berlaku. Adapun acuan
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dasar peraturan dalam penyusunan Review RPLP sebagai berikut :
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104);

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 3


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (REVIEW RPLP)
DESA PANANJUNG 2018
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5188); 1.6 Sistematika Penulisan

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Laporan Akhir kegiatan “Review Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman (Review RPLP)” Desa
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Pananjung terdiri dari 8 (delapan) bab , dengan rincian isi dari masing-masing bab adalah sebagai
Nomor 5587);
berikut :
5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1 PENDAHULUAN
2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); Membahas Tentang latar belakang, Maksud, Tujuan dan Sasaran, Rujukan Peraturan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48); 2 PROFIL DESA
7. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Visi dan Misi Desa/Kelurahan ,Letak Geografis dan Batas Administratif, Kondisi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Demografi, Kondisi Ekonomi Sosial Budaya, Kondisi Fisik Dasar, Kondisi Fungsi
Indonesia Nomor 5103); Penggunaan Lahan, Kondisi Fisik Bangunan, Kondisi Jaringan Jalan, Kondisi Jaringan
8. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Drainase, Kondisi Persampahan, Kondisi Air Minum, Kondisi Limbah, Aspek
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Legalitas Lahan, Potensi dan Risiko Bencana.
Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347);
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 3 Kebijakan
Tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); Membahas tentang tinjauan kebijakan perencanaan tata ruang wilayah
10. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Kab.Pangandaran terkait Desa yang bersangkutan secara umum dan secara khusus
Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); pada kawasan kumuh maupun kebijakan-kebijakan lainnya yang bisa mengikat Desa
11. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42/M Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan atau kawasan tersebut
Pengangkatan Jabatan Struktural Eselon I di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan 4 Analisis
Perumahan Rakyat; Membahas tentang analisa situasi kondisi eksisting ke depan di dasarkan pada 7
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja indikator + 1 RTP serta ekonomi sosial budaya dari Desa dan Kawasan kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; dan tersebut
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Penyelenggaraan Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 4


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (REVIEW RPLP)
DESA PANANJUNG 2018
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

5 RENCANA PENINGKATAN KUALITAS dan PENCEGAHAN PERMUKIMAN


DESA
Berisikan Peta rencana kelurahan skala 1 : 5.000, Rencana Pencegahan : Rencana
regulasi pembangunan permukiman, rencana peningkatan pengawasan
perkembangan pembangunan permukiman, rencana pemberdayaan masyarakat
untuk membanguna perubahan sikap dan perilaku (sosialisasi dan peningkatan
kapasitas), rencana pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Rencana pengembangan penghidupan berkelanjutan berbasis masyarakat dan
Rencana Peningkatan Kualitas Permukiman ; Arahan/Rencana Pola Ruang,
Arahan/Rencana Sarana dan Prasarana (7 Indikator + Ruang Terbuka Publik dan
Fasilitas Umum Lainnya), Rencana pengembangan penghidupan berkelanjutan
berbasis masyarakat.

6 RENCANA TEKNIS PENINGKATAN KUALITAS DAN PERMUKIMAN KAWASAN


KUMUH (TERDELINIASI)
Berisikan tentang Peta rencana kawasan prioritas skala 1 : 1.000, Rencana
Teknis ini menjelaskan secara detail sesuai dengan pola penanganan terpilih
(Pemugaran, Peremajaan atau permukiman kembali), Rencana Teknis Sarana
dan Prasarana (7 Indikator + Ruang Terbuka Publik dan Fasilitas Umum
Lainnya), dan (dilengkapi dengan Peta-peta Rencana)

RENCANA INVESTASI DAN KOLABORASI


7
Berisikan rencana program, kegiatan, tahapan pelaksanaan dan sumber
pembiayaan sebagai pelengkap untuk penyepakatan memorandum
Kota/Kabupaten dan Rencana pengelolaan dampak lingkungan dan sosial,
mencantum kegiatan-kegiatan yang membutuhkan pengelolaan lingkungan,
seperti UKL-UPL atau SPPL dan rencana pengadaan tanah.

8
PENUTUP
Berisikan tentang Kesepakatan dan komitmen warga masyrakat, pemerintah
desa dan pemerintah daerah

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 5


BAB II c. Orbitasi

PROFIL DESA Berada di ibu kota kecamatan : Ya


Jarak ke ibu kota Kecamatan : 1m
Lama tempuh ke ibu kota kec : 0,5 menit
2.1 Visi dan Misi
Kendaraan umum ke ibu kota Kec : Jalan kaki
Visi Desa Pananjung Jarak ke ibu kota kabupaten : 25 KM
“Dengan Bersama Kita Wujudkan Semangat Gotong Royong Demi Suksesnya Pembangunan Lama tempuh ke ibu kota Kab : 1 jam
Desa Pananjung” Kendaraan umum ke ibu kota Kab : kendaraan roda 2 & 4

Misi Desa Pananjung


Batas-batas administratif pemerintahan Desa Pananjung Kecamatan Pananjung sebagai
a. Meningkatkan kerjasama dan disiplin Aparatur Pemerintahan Desa
berikut :
b. Menyelenggarakan kegiatan tertib administrasi pemerintahan Desa
- Sebelah Utara : Desa Purbahayu
c. Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam dan potensi desa untuk kepentingan
- Sebelah Timur : Desa Pananjung dan Desa Pananjung
masyarakat
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
d. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal atau non formal
- Sebelah Barat : Desa Wonoharjo
serta pendidikan agama yang mudah dan murah
e. Menigkatkan kerukunan Hidup Antar umat Beragama
2.2.2 Kondisi Demografi
f. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan fisik dan non fisik yang merata disetiap
bidang Tabel 2.1 Kondisi Demografi Desa Pananjung

g. Meningkatkan kerja sama antar masyarakat Desa Pananjung

Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah
No RW Penduduk Penduduk
2.2 Kondisi Geografis dan Demografi RT

2.2.1 Kondisi Geografis (Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)


1 001 19 980 51,579 7
Desa Pananjung Kecamatan Pananjung Kab Pananjung secara geografis dapat dilihat dari
2 002 23,7 1.051 44,346 6
beberapa aspek meliputi : 3 003 35 1.218 34,800 8
a. Iklim 4 004 33 1.262 38,242 6
5 005 31 2.197 70,871 7
Curah hujan rata-rata 1.000/ 4.500 mm/ tahun jumlah 6 bulan dengan suhu rata-rata 6 006 33,00 959 29,061 6
harian 20-30 c dan bentang wilayah daratan datar.
Total 175 7.667 44
40
b. Tipologi
Desa pananjung merupakan desa pantai dan berbatasan desa sekitar dan samudra
indonesia.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 6


Peta 2.1 Peta administrasi Desa Pananjung

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 7


2.3.3 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
2.3 Kependudukan Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kesempatan
2.3.1. Kondisi Kependudukan memperoleh pendidikan dengan sasaran utama menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun
Perkembangan wilayah tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan sangat berdasarkan beberapa indikator sebagaimana terlihat pada tabel 2.3
dipengaruhi oleh dinamika dari berbagai hal, terutama aktivitas yang terdapat di dalam maupun Tabel 2.3
di sekitar wilayah tersebut. Aktivitas yang beraneka ragam dapat menentukan tingkat dinamika Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pananjung
suatu wilayah. Dalam hal ini, aspek yang paling mempengaruhi aktivitas adalah penduduk NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH
karena penduduk adalah pelaku utama dari aktivitas itu sendiri, selain juga dipengaruhi oleh 1 TIDAK/BELUM SEKOLAH 1.844
aspek sumber daya alam dan aspek-aspek penting lainnya.
2 BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 1.067

3 SD/SEDERAJAT 3.157
Penduduk adalah aspek utama yang mempengaruhi perkembangan wilayah dan
4 SLTP/SEDERAJAT 1.657
penyediaan fasilitas pelayanan wilayah. Pemahaman terhadap tingkat perkembangan penduduk
5 SLTA/SEDERAJAT 2.151
dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik perkembangan jumlah penduduk sebagai salah
satu dasar dalam menentukan proyeksi penduduk 6 DIPLOMA I/II 113

7 AKADEMI/DIPLOMA III/Sarjana Muda 149


2.3.2 Jumlah dan sebaran Penduduk 8 AKADEMI/DIPLOMA IV/ STARATA 1 221
Desa Pananjung merupakan wilayah yang masih berkembang dengan pertambahan 9 STRATA II 14
penduduk masih berfluktuasi meningkat.
10 STARATA III 0
Tabel 2.2
JUMLAH 10.333
Jumlah dan Sebaran Penduduk
Sumber : Profil Desa Pananjung Tahun 2016

Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


No RW Jumlah RT 3 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 2.4
(Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)
Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Pananjung
1 001 19 980 51,579 7
2 002 23,7 1.051 44,346 6 NO STATUS /JANIS PEKERJAAN JUMLAH
3 003 35 1.218 34,800 8 1 KEPALA DESA/PERANGKAT DESA 18
4 004 33 1.262 38,242 6
2 PNS 769
5 005 31 2.197 70,871 7
6 006 33,00 959 29,061 6 3 ABRI/POLRI 21
Total 175 7.667 44 40 4 BIDAN 3
5 PEDAGANG 91
Sumber : Hasil Exersice RPLP 2017 6 PENSIUNAN 50
7 PEGAWAI SWASTA 250

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 8


8 WIRASWASTA 1.103 atau pembuangan dari area sawah yang ada, baik dari dalam Desa Pananjung maupun
9 JASA ANGKUTAN RODA 15 beberapa desa sekitar seperti Desa Pananjung.
10 NELAYAN 643
11 BURUH NELAYAN 1.141
12 PETANI 123 3) Rawan Bencana
13 BURUH TANI 192 Desa Pananjung berpotensi Bencana Alam seperti :
14 PELAKU JASA / KETERAMPILAN/TUKANG 68
1. Tsunami dikarenakan Desa Pananjung berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia hal ini
JUMLAH 4.550
terbukti dengan kejadian Bencana Tsunami pada Tanggal 17 Juli 2006, dengan korban ± 40

2.4 Kondi si Fisik Kepala Keluarga.


2. Bencana Banjir yang rutin terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi dan juga disaat
1) Curah Hujan
musim pasang air laut (musim pancaroba) sehubungan berbatasan langsung dengan samudera
Gambaran mengenai keadaan curah hujan di Desa Pananjung terlihat dari jumlah curah
indonesia dengan merendam 7 RT, dengan jumlah ± 265 Kepala Keluarga, serta ± 200 Ha area
hujan setiap bulan dan jumlah hari hujan dalam setiap tahunnya. Menurut hasil pendataan dari
pesawahan.
Stasiun Klimatologi menunjukkan perkembangan jumlah curah hujan yang meningkat dari tahun
3. Angin kencang/puting beliung
2005 sampai dengan tahun 2007. Pada tahun 2008, jumlah curah hujan setiap bulannya
bervariasi seperti yang terlihat dbawah ini
Tabel 2.6 Rawan Bencana di Desa Pananjung
Tabel 2.5
Curah Hujan Rata-rata di Desa Pananjung Luas Jumlah Kepadatan
Rawan Bencana
No RW Wilayah Penduduk Penduduk Jumlah RT

(Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)


1 001 51,579 7
19 980
2 002 44,346 6
23,7 1.051
Kawasan Rawan Tsunami,
3 003 34,800 8
35 1.218 Kawasan rawan gerakan
4 004 38,242 6
tanah sangat rendah, banjir,
33 1.262 angin kencang
5 005 70,871 7
Sumber : RTRW Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2031 31 2.197
6 006 29,061 6
33,00 959
2) Kondisi Hidrologi dan Sumber Daya Air
Total -
Desa Pananjung dialiri oleh dua sungai besar yaitu berada di sebelah timur dan Sungai 175 7.667 44 40

Cikidang berada di sebelah barat dan bermuara langsung di samudera Indonesia yang teeletak
2.5 PERMUKIMAN DAN PSU
di sebelah selatan Desa Pananjung. Sedangkan Sungai Cikidang merupakan sungai penampung
2.5.1 Kondisi Sarana Desa Pananjung

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 9


Sistem prasarana dan sarana adalah suatu fasilitas yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam sarana peribadatan dapat digunakan lebih efisien misalnya masjid lokal yang bisa digunakan
mendukung terselenggaranya aktivitas kehidupan yang baik dan berjalannya berbagai aktivitas untuk sholat jumat.
antar masyarakat. Dalam hal ini, untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup masyarakat di
suatu wilayah. Semakin lengkap dan memadai tingkat pelayanan prasarana dan sarana dari segi Tabel 2.7
kuantitas maka kebutuhan akan prasarana dan sarana oleh masyarakat semakin memadai/baik. Sarana Peribadatan di Desa Pananjung
Ketersediaan prasarana dan sarana sosial dan umum merupakan salah satu potensi yang No Jenis Tempat Ibadat Jumlah Lokasi
mendukung perkembangan kegiatan perkotaan di kawasan perencanaan. 1 Mesjid Jamie 11 Tersebar

2 Mushola 13 Tersebar
1. Kondisi Sarana Desa Pananjung
3 Gereja 3 Dusun Parapat
a. Sarana Kesehatan
Sumber : Profil Desa Pananjung
Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan
manusia, bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak
c. Sarana Pendidikan
langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu yang menjadi tolak ukur
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic needs) untuk setiap
dari kualitas masyarakat diantaranya adalah masalah kesehatan. Penyediaan sarana
manusia, karena pendidikan merupakan sasaran utama untuk meningkatkan kecerdasan
kesehatan merupakan kebutuhan pokok (dasar) dalam upaya peningkatan derajat
dan keterampilan manusia. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas sistem pendidikan.
kesehatanmasyarakat yang menjadi salah satu perhatian utama pembangunan di bidang
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber
kesehatan. Guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diperlukan sarana
daya manusia dan juga dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat.Pendidikan juga
kesehatan dan tenaga kerja kesehatan.
mampu mendongkrak masyarakat luas untuk berkompetisi di era yang penuh dengan

b. Sarana Peribadatan persaingan, baik dari derah sendiri maupun persaingan di luar. Adanya pendidikan yang

Fasilitas peribadatan di Desa Pananjung terdiri dari Masjid, Mushola dan Majelis layak maka masyarakat akan mampu mempunyai daya saing yang baik pula dan mampu

Ta’lim. Yang perlu diperhatikan adalah peningkatan kualitas secara fisik dan non fisik. berkompetisi dengan daerah lain untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Peningkatan

Peningkatan kualitas fisik dapat dilakukan melalui renovasi bagian-bagian dari pada fasilitas partisispasi bersekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan tersedianya sarana fisik

yang mengalami kerusakan dan tidak memenuhi syarat seperti penataan landscape, dan tenaga pendidik. Fasilitas pendidikan yang terdapat di kawasan perencanaan dapat

pengadaan penerangan, pemagaran, penambahan bagian ruang mesjid (untuk menambah dilihat pada tabel dibawah ini.

daya tampung) dan sebagainya. Tabel 2.8


Sebaran Sarana pendidikan dan Peserta Didik di Desa Pananjung Tahun 2016

Sedangkan peningkatan kualitas non fisik dapat dilakukan melalui pengadaan dan No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Lokasi

perlengkapan seperti : perpustakaan mesjid, organisasi kepengurusan, atau manajemen 1 Taman Kanak-Kanak 3 Tersebar
pengelolaan mesjid, sehingga dapat meningkatkan kualitas iman ataupun peningkatan 2 Raudhatul Athfal -
sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa. Begitu juga dengan memperhatikan
3 PAUD 2 Tersebar
penempatan lokasi sarana peribadatan sebaiknya mengikuti pola blok/unit perumahan agar

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 10


4 TKA/ TPA 1 Tersebar 9 Bengkel Las 3 Tersebar

5 Play Group 7 Tersebar 10 Tambal Ban 8 Tersebar

6 SD Negeri 6 Tersebar Warung Bakso/ Tersebar


11 8
Jajanan
7 MI Swasta - Dususn Parapat
12 Klinik Kesehatan 6
8 SLTP/ MTs - Tersebar
13 Rental Mobil 5
9 SLTA/ SMK/ MA - Tersebar
14 Koperasi 5
10 Paket A 1 Dusun Parapat Tersebar
15 Counter HP 9
11 Paket B 1 Dusun Parapat Loket Pembayaran
16 3 Tersebar
12 Paket C - Listrik
17 Rental Komputer 1 Dusun Parapat
13 Pondok Pesantren -
18 Meubelair 3 Dusun Parapat
Jumlah 21
19 Kontrakan 13 Tersebar
Sumber : Profil Desa Pananjung
20 Penjahit 9 Tersebar

d. Sarana Perdagangan Pengusaha/ Tersebar


21 2
Pengrajin Tempe
Sarana perdagangan dan Jasa yang berkembang di Desa Pananjung berpola memencar,
22 Photocopy 2 Dusun Parapat
kegiatan yang berkembang pada sarana perdagangan dan jasa merupakan kegiatan campuran
dimana kegiatan yang berkembang tersebut bercampur dengan kawasan perumahan atau Jumlah 180
Sumber : Profil Desa Pananjung
kawasan perkantoran seperti kantor desa. Untuk lebih jelasnya berikut Tabel 2.13 Sebaran
Perdaganagn di Desa Pananjung. e. Sarana Olah Raga
Tabel 2.9 Sarana olahraga yang dimiliki oleh Desa Pananjung masih merupakan fasilitas olahraga
Sebaran Perdagangan di Desa Pananjung
dasar seperti lapangan bola, lapangan voli dan lapangan bulutangkis. Keberadaan fasilitas pada
No Jenis Tempat Usaha Jumlah Lokasi
saat ini telah dapat melayani kebutuhan olahraga penduduk di Desa Pananjung dapat dilihat
1 Konveksi 9 Tersebar
dibawah ini.
2 Bengkel 14 Tersebar
Tabel 2.10
4 Warnet 5 Tersebar Sebaran Olah Raga di Desa Pananjung
No Sarana Olah Raga Jumlah
5 Toko 15 Tersebar
1 Lapang Sepak Bola 1
6 Waserda 5 Dusun Pananjung
2 Lapangan Volley Ball 7
7 Warung 52 Tersebar
3 Lapangan Bulu Tangkis 1
8 Pertukangan 3 Tersebar
4 Lapangan Tenis Meja 4

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 11


5 Gedung Serba Guna/GOR 1
Sumber : Profil Desa Pananjung

2.4.2 Kondisi Prasarana Desa Pananjung

1. Kondisi Aksesibilitas Jaringan jalan Lingkungan 1 2


Kondisi Jalan di Desa Pananjung sebagian sudah berupa jalan Rabat Beton dan aspal.
Kondisi jalan utama lingkungan sebagian dalam kondisi baik hanya beberapa ruas terutama
yang dekat dengan areal permukiman lebar jalan tidak dapat menampung kendaraan yang
melewatinya. Jalan-jalan utama yang terdapat di Desa Pananjung antara lain : Jaringan jalan
yang ada dilingkungan wilayah Desa Pananjung dapat di klasifikasikan sebagai berikut : Jalan
Kabupaten/kota; Jalan Desa dan Jalan Lingkungan. Berikut ini Tabel dan Gambar Jalan-jalan
yang terdapat di Desa Pananjung tahun 2015.
Tabel 2.19
Jalan-Jalan Yang Terdapat di Desa Pananjung tahun 2015

NO SETATUS JALAN PANJANG (KM) KET.

a Jalan Nasional 4 Km
b Jalan Propinsi -
c Jalan Kabupaten 600 m
4
d Jalan Desa 15.000 m 3
- diaspal 10.000 m 1
- belum diaspal 2.000 m
- beton 3.000 m 2
- jalan tanah 0
e Jalan Lingkungan 19.765
- diaspal 7.490
- belum diaspal 5.340
- jalan tanah 6.935
Sumber : Profil Desa Pananjung

3
4

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 12


2. Kondisi Jaringan Drainase
Secara umum, sistem pengaliran air hujan (drainase) di Desa Pananjung , terdiri dari 2 1

sistem drainase alam dan buatan. Drainase alam di Desa Pananjung adalah Sungai
Kondisi
Ciputrapinggan dan Sungai Cikidang yang memanjang dari arah utara menurun kearah selatan. Jaringan
Sedangkan drainase buatan berupa selokan-selokan terbuka dan tertutup yang di desain untuk Drainase
Desa
mendukung drainase alam sebelum dialirkan ke dalam sungai. Pananjung
Sistem jaringan drainase di Desa Pananjung digunakan sebagai saluran pembuangan air
hujan dan limbah bagi berbagai macam kegiatan, baik itu perdagangan dan jasa, pendidikan,
permukiman, bahkan industri juga menggunakannya. Sebagian besar digunakan sebagai saluran
pembuangan limbah rumah tangga. Secara keseluruhan sistem drainase yang ada di Desa
Pananjung belum terencana dengan baik, hal ini terlihat dari minimnya sistem jaringan drainase 2
buatan di wilayah studi. Pembangunan sistem drainase buatan yang ada pun hanya mengikuti
jaringan jalan tanpa memperhatikan fungsi inlet-inlet, sehingga limpasan air hujan yang ada di
3 1
jalan sulit masuk ke saluran.
4

3. Kondisi Jaringan Irigasi


Jaringan irigasi merupakan sarana penunjang bagi kegiatan pertanian. Kondisi saluran
3 4
irigasi di Desa Pananjung ada berbeda-beda, sebagian masih dalam keadaan baik, dan sebagaian
ada yang harus mendapatkan penanganan karena dalam keadaan rusak. Debit air sudah bisa Kondisi
Jaringan
mencukupi kebutuhan lahan pertanian yang ada. Saluran irigasi tersebut digunakan selain untuk foto foto
Irigasi
kebutuhan pertanian. Masih ada saluran irigasi yang dindingnya masih berupa tanah. Desa
Pananjung

4. Kondisi Penyediaan Air Minum/Air Bersih


Kebutuhan air bersih baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, komersial
maupun untuk kebutuhan lainnya terpenuhi melalui beberapa sumber. Berdasarkan data
terakhir yang diperoleh penduduk di Desa Pananjung dalam memperoleh air bersih tidak hanya

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 13


berasal dari satu sumber saja tetapi sumur gali, mata air dan PDAM. Adapun potensi sumber
daya air yang terdapat di Desa Pananjung disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.12 5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah


Sistem Jaringan Air Bersih di Desa Pananjung tahun 2015 Pada dasarnya air limbah terdiri dari 2 bentuk yaitu air kotor (Grey Water) dan limbah
NO SARANA MCK JUMLAH manusia (Black Water). Grey Water yaitu limbah manusia dalam bentuk cairan yang dihasilkan
a Sumur Gali 2.361 dari sisa kegiatan pemakaian air domestik, seperti air bekas mandi, mencuci dan sebagainya.
b Sumur Bor 71
Sedangkan Black Water yaitu buangan limbah padat yang berasal dari kotoran manusia.
c Sumur Pompa 12
d PDAM 100 Permasalahan yang terjadi terkait dengan prasarana air limbah di Desa Pananjung
Sumber : Profil Desa Pananjung adalah belum adanya instalasi pengolahan lumpur septic yang dapat menampung buangan air
limbah. Sehingga yang terjadi yaitu sistem pembuangan limbah baik rumah tangga atau industri
pembuangan akhirnya di selokan dan sungai-sungai dan sistem jaringan drainase digunakan
untuk saluran pembuangan limbah. Hasil pemetaan swadaya dan Transek wilayah Desa
Pananjung kebisaaan masyarakat dalam hal sanitasi/MCK sehari-hari sudah ada yang dikelola
dengan membuat pembuangan atau septictank sendiri dan sebagian masih belum mempunyai
septictank.

NO SARANA MCK JUMLAH


a Jumlah MCK umum 7
1
b Jumlah MCK pribadi 2.564

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 14


Fasilitas sampah yang ada saat ini di Desa Pananjung sangat terbatas. Kondisi tersebut
belum adanya pengelolaan sampah bersama yang dilakukan secara mandiri, menyebabkan
kesadaran akan nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengelolaan sampah tersebut. Untuk rata-rata
volume sampah yang dihasilkan tiap Kepala Keluarga berbeda-beda, dalam 1 hari masyarakat
memproduksi sampah < 2 kilo, 2-5 kilo, 5-10 kilo, bahkan ada yang > 10 kilo. Banyaknya sampah
yang dihasilkan masyarakat tidak seimbang dengan penyediaan bak penambupangan sampah dan
TPS yang ada. Dengan keterangan diatas maka tingkat kepedulian masyarakat akan sampah
masih kurang, karena saat ini belum ada pengelolaan sampah terpadu yang dilakukan oleh
masyarakat. Masyarakat masih acuh tak acuh terhadap limbah domestic rumah tangganya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan


Secara umum Sistem persampahan di Desa Pananjung masih banyak terdapat
permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh masyarakat yang sering membuang sampah
sembarangan dan menggunakan saluran drainase atau sungai-sungai terdekat sebagai tempat
pembuangan sampah atau membakarnya di kebun, sehingga lingkungan tercemar dan akibatnya
akan menimbulkan banjir atau polusi udara. Di tempat lain ada juga sampah yang sudah
2.4.3 Kondisi Transportasi
terkumpul masih dikelola oleh warga secara pribadi yaitu dengan cara dibakar atau ditimbun
dilahan terbuka.
a) Moda Transportasi

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 15


Dari sekian banyak jenis jalan yang ada di wilayah Desa Pananjung mayoritas pengguna • Menjaga kebersihan,
jalan utama tersebut adalah warga setempat, warga dari luar lingkungan (pendatang), dan • Memberikan sumbangan tenaga dan material dalam memperbaiki kerusakan,
pendatang dari luar kampung. Kegiatan dijalan tersebut digunakan untuk kepentingan sehari- • Melalukan pemeliharaan rutin,
hari dalam menunjang perekonomian. Hal ini ditunjang dengan adanya transportasi umum yang • Perlu peran Pemerintah dan masyarakat untuk dilakukannya Normalisasi sungai Cikidang
melewati beberapa wilayah di Desa Pananjung. Jenis transportasi umum yang melewati dan sehubungan kondisinya yang sudah sempit dan dangkal sehingga arus sungai kurang
dipergunakan masyarakat adalah angkutan perkotaan, Bis Antar Kota dan Antar Provinsi, tetapi berjalan lancar, dll.
untuk menunjang perekonomian masyarakat, banyak pula yang menggunakan ojeg sebagai 2.4.4 Prasarana Energi Listrik
sarana transportasi. Prasarana kelistrikan mempunyai peranan penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan
b) Kawasan terisolir dan Aksesibilitas pengembangan/pembangunan wilayah dan kota. Secara umum Desa Pananjung sebagian besar
Secara keseluruhan di wilayah Desa Pananjung sudah dilalui oleh jaringan jalan, sehingga
kebutuhan listrik dilayani oleh PT. PLN. Pelayanan listrik baik untuk rumah tangga maupun
sehingga tidak ada daerah yang terisolir. Pada umumnya untuk di Desa Pananjung jalan dapat
bukan rumah tangga telah memadai, dengan jaringan pelayanan kabel telah mencakup seluruh
dilalui kendaraan roda empat apalagi roda dua dan tiga. Khusus untuk daerah-daerah tertentu
kawasan terbangun yang ada. Untuk pengembangan pelayanan listrik di masa datang akan
maka hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki karena masih berupa jalan setapak dan jalan
mengikuti perkembangan pemanfaatan ruang. Berdasarkan informasi yang didapatkan rumah
batu. Kawasan tersebut lahan pertanian, dan lahan potensial.
dengan penerangan menggunakan aliran listrik :
Ketersediaan Sarana Penerangan
c) Kondisi Sarana Pendukung Jalan (Rambu, Halte, Trotoar dan lain-lain)
NO NAMA ALAMAT
Meskipun dilalui jaringan jalan arteri primer tetapi wilayah Desa Pananjung tidak 1 Gardu induk PLN Bojongkarekes
memiliki sarana pendukung jalan. Termasuk pendukung jalan ada berupa trotoar belum ada 2 Gardu induk PLN Ranting Bojongsari
disepanjang jalan baik jalan nasional maupun jalan desa/dusun. Seperti hal-hal lainnya
Ketersediaan Sarana Penerangan Jalan Umum
keperdulian masyarakat terhadap keberadaan pendukung jalan sangat bervariasi ada yang
NO LOKASI JUMLAH
perduli dan ikut memelihara, ada yang acuh tak acuh, dan bahkan ada yang tidak perduli untuk
1 Di Jalan Raya 55 Titik
memelihara. Selain itu belum tersedianya Zebra Cros, Jembatan Penyebrangan terutama di
area kepentingan/Pelayanan umum seperti lembaga pendidikan sehubungan hampir seluruh Ketersediaan Sarana Penerangan Rumah
lembaga pendidikan berada di pinggir jalan, belum tersedianya Halte bis sehingga naik turun KONDISI KELISTRIKAN
penumpang disembarang tempat. NO Desa Sudah Memiliki Belum Memiliki
KWH Listrik KWH Listrik
1 Pananjung 2.450 500
d) Pengelolaan Sarana Jalan, Saluran dan Jembatan
Untuk pemeliharaan rutin sarana jalan, saluran dan jembatan sudah dilakukan 2.4.5 Telekomunikasi
masyarakat. Pemeliharaan terhadap sarana-sarana tadi masih bersifat kecil dan belum Sarana komunikasi merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

signifikan. Adapun pemeliharaan rutin biasa dilakukan oleh pengelolaan pemeliharaan. Cara masyarakat. Untuk berkomunikasi yang tidak dapat dilakukan dengan tatap muka maka

pemeliharaan tersebut antara lain : dibutuhkan sarana prasarana lain, dan salah satu prasarana telekomunikasi yang paling efektif

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 16


adalah telepon. Kebutuhan prasarana telekomunikasi dengan pertimbangan tingkat Adat istiadat yang masih dilakukan oleh masyarakat yang masih dipertahankan, yaitu
kesejahteraan penduduk, kondisi perekonomian kawasan/wilayah dan kesadaran penggunaan acara khitanan dan pernikahan yang diadakan secara kecil-kecilan, karena disesuaikan dengan
telepon sebagai alat komunikasi yang lebih cepat dan murah. perekonomian masyarakatnya. kebiasaan dari masyarakat setempat di Kawasan Perencanaan
ada pagi hari ada yang bekerja di sawah ataupun di kebun dan bagi masyarakat nelayan pada
Fasilitas telekomunikasi di Desa Pananjung pada saat sekarang ini dilayani oleh PT. waktu malam dan dini hari pergi melaut, sedangkan para sebagian ibu-ibunya ada yang jualan
TELKOM, Tbk. Pada saat sekarang ini permintaan masyarakat begitu besar untuk pemasangan baik di obyek wisata maupun dipasar, rumah atau jualan keliling tetapi ada juga sebagian yang
jaringan telepon. Perkembangan teknologi saat ini menunjukan perubahan trend penggunaan diam dirumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
perangkat telepon dari fixed-wired telecommunication menjadi mobile wireless
telecommunication.Hal ini menyebabkan perubahan alat-alat pendukung dan jaringannya. Salah 2.4.7 Kondisi Ekonomi
satu yang berkembang sekarang ini adalah menara/ tower telekomunikasi yang biasa di sebut Wilayah Desa Pananjung berkembang dengan dukungan pertumbuhan berbagai sektor
Base Transce4er Station (BTS). BTS ini diperlukan untuk menyampaikan sinyal agar jangkauan yang tersebar di seluruh wilayah desa. Dimana produktivitas hasil produksi setiap sektor
lebih luas. Saat ini kondisi system telekomunikasi yang masih belum menjangkau seluruh dusun memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap desa dan mampu melakukan pemasaran
di Desa Pananjung adalah jaringan internet 3G. Kedepannya diarapkan jaringan internet 3G hingga keluar wilayah. Sektor–sektor yang telah mampu berkembang dan memberikan
dapat menjangkau Desa Pananjung agar system informasi dapat diakses semua penduduk. kontribusi nyata terhadap pembentukan perekonomian wilayah Desa Pananjung adalah sektor
home industri yang terdiri dari makanan olahan. Aktifitas ekonomi yang dominan adalah
2.4.6 Kondisi Sosial dan Budaya kegiatan perdagangan /pertokoan dan jasa. Sampai saat ini belum tersedia sarana perdagangan
1. Sosial Ekonomi Masyarakat dan pertokoan untuk Desa Pananjung. Sedangkan di sekitar daerah perumahan dan
Aspek sosial ekonomi pada umumnya membahas tentang beberapa hal, yaitu permukiman, terdiri dari warung, toko, swalayan, ruko, jasa fotocopy, perbengkelan dan
kesejahteraan masyarakat dan sistem perekonomian masyarakat. Kesejahteraan masyarakat sebagainya.
meliputi tentang pekerjaan dan kesejahteraan masyarakatnya. Sedangkan sistem perekonomian
membahas tentang bagaimana cara, masyarakat setempat memenuhi kebutuhan hidup dan 1) Pertanian
pengolahan Sumber Daya Alam yang ada di Kawasan Perencanaan. Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan pertanian yang ada di Desa Pananjung cukup luas dengan areal lahan pertanian
di perencanaan tidak hanya dari pertanian saja, Nelayan (penangkap hasil laut), terdapat home sawah sebesar 241 ha hal ini ditunjang oleh sistem pengairan atau irigasi yang baik dengan
industry, budi daya ikan, namun belum maksimal pengelolaannya. adanya DAS Ciputrapinggan, yang merupakan salahsatu potensi untuk peningkatan bidang
pertanian. Tetapi permasalahan yang timbul yaitu sebagian kecil lahan pertanian khusus
2. Agama dan Budaya persawahan kepemilikan lahan didominasi oleh masyarakat pendatang. Perkembangan yang
Penduduk di Kawasan Perencanaan, memeluk agama Islam sekitar 99% . Bahasa yang saat ini terjadi adalah banyaknya lahan pertanian telah beralih fungsi sebagai lahan terbangun.
digunakan pada umumnya berbahasa Sunda dan bahasa Jawa karena penduduk yang berada di Berdasarkan hasil pemetaan swadaya tahun 2015 diketahui bahwa jumlah petani
Kawasan Perencanaan, merupakan berasal dari suku sunda dan suku Jawa sehingga bahasa mencapai 436 jiwa dan buruh tani berjumlah 430 jiwa. Sedangkan jenis komoditas yang
sehari-hari masyarakat adalah bahasa sunda dan bahasa Jawa. dihasilkan di Desa Pananjung antara lain jenis tanaman padi dan palawija.

3. Adat Istiadat

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 17


Ekowisata, yakni dalam hal ini Wisata Edukasi dan Konservasi Mangrove Bulak Setra, dengan
melestarikan hutan pantai/hutan mangrove di atas tanah timbul Bukaksetra dengan luas lahan
± 14 Ha.

5) Industri
Potensi perkembangan kegiatan industri di Desa Pananjung cenderung tidak mengalami
peingkatan. Home Industri yang saat ini ada adalah pengolahan keripik, Ikan Asin, Telur Itik,
termasuk ikan/ udang goreng tepung, dan tidak terlupakan industri rumahan pakaian pantai
serta assesories, dll.

2.4.8 Kelembagaan
2) Peternakan Sistem kelembagaan yang ada di Desa Pananjung meliputi lembaga pemerintahan desa
Peternakan yang ada di Desa Pananjung secara keseluruhan, masih bersifat kumpulan
dan lembaga pertahanan dan keamanan. Lembaga Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan
kelompok masyarakat, akan tetapi bernilai ekonomis tinggi. Pada umumnya sebagian hewan
Desa merupakan lembaga pemerintahan Desa yang formal struktural. Lembaga lembaga
ternak di pelihara untuk dijual ke luar Kabupaten Pananjung dan kota sekitarnya. Hasil
kemasyarakatan yang meliputi lembaga perempuan (PKK), organisasi pemuda (karang Taruna),
peternakan tersebut biasanya dijual langsung sebagai hewan yang masih hidup atau dan telor.
organisasi profesi, LPMD, dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mandiri dan Lembaga
Usaha peternakan individu di Desa Pananjung terdiri dari ternak unggas ayam kampung, ayam
Pemberdayaan Masyarakat.
ras, itik domba, kambing, kelinci dan Ikan.

3) Perikanan
Pola perkembangan kawasan perikanan di Desa Pananjung banyak dipengaruhi oleh
adanya laut dan sungai-sungai yang mengalir di Desa Pananjung aliran airnya baik tidak
tergantung pada musim, selain itu wilayah Desa Pananjung yang mempunyai ciri lahan/tanah
yang relatif landai/datar dengan kondisi tersebut peningkatan potensi sub sektor perikanan
yang diarahkan pada budidaya perikanan umum. Selain dari pengolahan hasil tangkap ikan dari
laut juga budidaya perikanan di Desa Pananjung terdiri dari budidaya ikan air tawar. Perikanan
di Desa Pananjung sampai saat ini hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
masyarakat di Desa Pananjung dan belum di perjual belikan ke luar daerah Desa Pananjung .

4) Potensi Wisata
Dalam upaya mendukung program Pemerintah Kabupaten Pananjung yang
mencanangkan Kabupaten Pananjung menjadi Balinya Jawa Barat atau jadi Kawasan Pariwisata
yang mendunia maka di desa Pananjung memprogramkan menjadi Desa Wisata yang berbasis

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 18


2.5 ISU STRATEGIS DESA PANANJUNG KECAMATAN PANANJUNG
Dari berbagai permasalahan yang telah dikemukakan dapat disusun suatu rumusan isu
strategis yang ada di Desa Pananjung seperti yang tercermin dalam tabel berikut.
Tabel 2.26
Perumusan Isu Strategis Penataan Kawasan Permukiman di Desa Pananjung
Penyebab Masalah Dampak
Sanitasi Buruk Kurangnya kesadaran akan
sering menimbulkan banjir dan
kebersihan dan kesehatan
menurunnya kualitas kesehatan
lingkungan
Rumah Tidak Layak Banyaknya KK Miskin Ketidaknyamanan keluarga
Huni
Penumpukan sampah Terbatasnya sarana dan Lingkungan yang kumuh dan kotor
prasarana pengangkut sampah
Tidak berkembangnya Minimnya pemasaran dan Tenaga kerja yang terserap tidak
UKM bahan baku yang murah bertambah
Jaringan jalan yang Kurangnya partisipasi • Kegiatan ekonomi kurang
rusak masyarakat dan sumber berkembang
pendanaan • Aksesibilitas terbatas
Minimnya Partisipasi Perubahan gaya hidup Sifat apatis dan tidak peduli
Masyarakat masyarakat dari gotong royong terhadap sesama
menjadi individualistic karena
factor perkembangan wilayah
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2015

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 19


BAB II c. Orbitasi

PROFIL DESA Berada di ibu kota kecamatan : Ya


Jarak ke ibu kota Kecamatan : 1m
Lama tempuh ke ibu kota kec : 0,5 menit
2.1 Visi dan Misi
Kendaraan umum ke ibu kota Kec : Jalan kaki
Visi Desa Pananjung Jarak ke ibu kota kabupaten : 25 KM
“Dengan Bersama Kita Wujudkan Semangat Gotong Royong Demi Suksesnya Pembangunan Lama tempuh ke ibu kota Kab : 1 jam
Desa Pananjung” Kendaraan umum ke ibu kota Kab : kendaraan roda 2 & 4

Misi Desa Pananjung


Batas-batas administratif pemerintahan Desa Pananjung Kecamatan Pananjung sebagai
a. Meningkatkan kerjasama dan disiplin Aparatur Pemerintahan Desa
berikut :
b. Menyelenggarakan kegiatan tertib administrasi pemerintahan Desa
- Sebelah Utara : Desa Purbahayu
c. Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam dan potensi desa untuk kepentingan
- Sebelah Timur : Desa Pananjung dan Desa Pananjung
masyarakat
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
d. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal atau non formal
- Sebelah Barat : Desa Wonoharjo
serta pendidikan agama yang mudah dan murah
e. Menigkatkan kerukunan Hidup Antar umat Beragama
2.2.2 Kondisi Demografi
f. Menyelenggarakan kegiatan pembangunan fisik dan non fisik yang merata disetiap
bidang Tabel 2.1 Kondisi Demografi Desa Pananjung

g. Meningkatkan kerja sama antar masyarakat Desa Pananjung

Jumlah Kepadatan
Luas Wilayah Jumlah
No RW Penduduk Penduduk
2.2 Kondisi Geografis dan Demografi RT

2.2.1 Kondisi Geografis (Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)


1 001 19 980 51,579 7
Desa Pananjung Kecamatan Pananjung Kab Pananjung secara geografis dapat dilihat dari
2 002 23,7 1.051 44,346 6
beberapa aspek meliputi : 3 003 35 1.218 34,800 8
a. Iklim 4 004 33 1.262 38,242 6
5 005 31 2.197 70,871 7
Curah hujan rata-rata 1.000/ 4.500 mm/ tahun jumlah 6 bulan dengan suhu rata-rata 6 006 33,00 959 29,061 6
harian 20-30 c dan bentang wilayah daratan datar.
Total 175 7.667 44
40
b. Tipologi
Desa pananjung merupakan desa pantai dan berbatasan desa sekitar dan samudra
indonesia.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 6


Peta 2.1 Peta administrasi Desa Pananjung

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 7


2.3.3 Struktur Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
2.3 Kependudukan Pembangunan pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas dan kesempatan
2.3.1. Kondisi Kependudukan memperoleh pendidikan dengan sasaran utama menuntaskan Wajib Belajar 9 Tahun
Perkembangan wilayah tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan sangat berdasarkan beberapa indikator sebagaimana terlihat pada tabel 2.3
dipengaruhi oleh dinamika dari berbagai hal, terutama aktivitas yang terdapat di dalam maupun Tabel 2.3
di sekitar wilayah tersebut. Aktivitas yang beraneka ragam dapat menentukan tingkat dinamika Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pananjung
suatu wilayah. Dalam hal ini, aspek yang paling mempengaruhi aktivitas adalah penduduk NO JENJANG PENDIDIKAN JUMLAH
karena penduduk adalah pelaku utama dari aktivitas itu sendiri, selain juga dipengaruhi oleh 1 TIDAK/BELUM SEKOLAH 1.844
aspek sumber daya alam dan aspek-aspek penting lainnya.
2 BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 1.067

3 SD/SEDERAJAT 3.157
Penduduk adalah aspek utama yang mempengaruhi perkembangan wilayah dan
4 SLTP/SEDERAJAT 1.657
penyediaan fasilitas pelayanan wilayah. Pemahaman terhadap tingkat perkembangan penduduk
5 SLTA/SEDERAJAT 2.151
dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik perkembangan jumlah penduduk sebagai salah
satu dasar dalam menentukan proyeksi penduduk 6 DIPLOMA I/II 113

7 AKADEMI/DIPLOMA III/Sarjana Muda 149


2.3.2 Jumlah dan sebaran Penduduk 8 AKADEMI/DIPLOMA IV/ STARATA 1 221
Desa Pananjung merupakan wilayah yang masih berkembang dengan pertambahan 9 STRATA II 14
penduduk masih berfluktuasi meningkat.
10 STARATA III 0
Tabel 2.2
JUMLAH 10.333
Jumlah dan Sebaran Penduduk
Sumber : Profil Desa Pananjung Tahun 2016

Luas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


No RW Jumlah RT 3 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 2.4
(Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)
Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian di Desa Pananjung
1 001 19 980 51,579 7
2 002 23,7 1.051 44,346 6 NO STATUS /JANIS PEKERJAAN JUMLAH
3 003 35 1.218 34,800 8 1 KEPALA DESA/PERANGKAT DESA 18
4 004 33 1.262 38,242 6
2 PNS 769
5 005 31 2.197 70,871 7
6 006 33,00 959 29,061 6 3 ABRI/POLRI 21
Total 175 7.667 44 40 4 BIDAN 3
5 PEDAGANG 91
Sumber : Hasil Exersice RPLP 2017 6 PENSIUNAN 50
7 PEGAWAI SWASTA 250

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 8


8 WIRASWASTA 1.103 atau pembuangan dari area sawah yang ada, baik dari dalam Desa Pananjung maupun
9 JASA ANGKUTAN RODA 15 beberapa desa sekitar seperti Desa Pananjung.
10 NELAYAN 643
11 BURUH NELAYAN 1.141
12 PETANI 123 3) Rawan Bencana
13 BURUH TANI 192 Desa Pananjung berpotensi Bencana Alam seperti :
14 PELAKU JASA / KETERAMPILAN/TUKANG 68
1. Tsunami dikarenakan Desa Pananjung berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia hal ini
JUMLAH 4.550
terbukti dengan kejadian Bencana Tsunami pada Tanggal 17 Juli 2006, dengan korban ± 40

2.4 Kondi si Fisik Kepala Keluarga.


2. Bencana Banjir yang rutin terjadi akibat intensitas curah hujan yang tinggi dan juga disaat
1) Curah Hujan
musim pasang air laut (musim pancaroba) sehubungan berbatasan langsung dengan samudera
Gambaran mengenai keadaan curah hujan di Desa Pananjung terlihat dari jumlah curah
indonesia dengan merendam 7 RT, dengan jumlah ± 265 Kepala Keluarga, serta ± 200 Ha area
hujan setiap bulan dan jumlah hari hujan dalam setiap tahunnya. Menurut hasil pendataan dari
pesawahan.
Stasiun Klimatologi menunjukkan perkembangan jumlah curah hujan yang meningkat dari tahun
3. Angin kencang/puting beliung
2005 sampai dengan tahun 2007. Pada tahun 2008, jumlah curah hujan setiap bulannya
bervariasi seperti yang terlihat dbawah ini
Tabel 2.6 Rawan Bencana di Desa Pananjung
Tabel 2.5
Curah Hujan Rata-rata di Desa Pananjung Luas Jumlah Kepadatan
Rawan Bencana
No RW Wilayah Penduduk Penduduk Jumlah RT

(Ha) (Jiwa) (Jiwa/Ha)


1 001 51,579 7
19 980
2 002 44,346 6
23,7 1.051
Kawasan Rawan Tsunami,
3 003 34,800 8
35 1.218 Kawasan rawan gerakan
4 004 38,242 6
tanah sangat rendah, banjir,
33 1.262 angin kencang
5 005 70,871 7
Sumber : RTRW Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2031 31 2.197
6 006 29,061 6
33,00 959
2) Kondisi Hidrologi dan Sumber Daya Air
Total -
Desa Pananjung dialiri oleh dua sungai besar yaitu berada di sebelah timur dan Sungai 175 7.667 44 40

Cikidang berada di sebelah barat dan bermuara langsung di samudera Indonesia yang teeletak
2.5 PERMUKIMAN DAN PSU
di sebelah selatan Desa Pananjung. Sedangkan Sungai Cikidang merupakan sungai penampung
2.5.1 Kondisi Sarana Desa Pananjung

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 9


Sistem prasarana dan sarana adalah suatu fasilitas yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam sarana peribadatan dapat digunakan lebih efisien misalnya masjid lokal yang bisa digunakan
mendukung terselenggaranya aktivitas kehidupan yang baik dan berjalannya berbagai aktivitas untuk sholat jumat.
antar masyarakat. Dalam hal ini, untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup masyarakat di
suatu wilayah. Semakin lengkap dan memadai tingkat pelayanan prasarana dan sarana dari segi Tabel 2.7
kuantitas maka kebutuhan akan prasarana dan sarana oleh masyarakat semakin memadai/baik. Sarana Peribadatan di Desa Pananjung
Ketersediaan prasarana dan sarana sosial dan umum merupakan salah satu potensi yang No Jenis Tempat Ibadat Jumlah Lokasi
mendukung perkembangan kegiatan perkotaan di kawasan perencanaan. 1 Mesjid Jamie 11 Tersebar

2 Mushola 13 Tersebar
1. Kondisi Sarana Desa Pananjung
3 Gereja 3 Dusun Parapat
a. Sarana Kesehatan
Sumber : Profil Desa Pananjung
Pembangunan bidang kesehatan meliputi seluruh siklus atau tahapan kehidupan
manusia, bila pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka secara langsung atau tidak
c. Sarana Pendidikan
langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu yang menjadi tolak ukur
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar (basic needs) untuk setiap
dari kualitas masyarakat diantaranya adalah masalah kesehatan. Penyediaan sarana
manusia, karena pendidikan merupakan sasaran utama untuk meningkatkan kecerdasan
kesehatan merupakan kebutuhan pokok (dasar) dalam upaya peningkatan derajat
dan keterampilan manusia. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas sistem pendidikan.
kesehatanmasyarakat yang menjadi salah satu perhatian utama pembangunan di bidang
Pendidikan merupakan salah satu bidang yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber
kesehatan. Guna meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat diperlukan sarana
daya manusia dan juga dalammeningkatkan kesejahteraan masyarakat.Pendidikan juga
kesehatan dan tenaga kerja kesehatan.
mampu mendongkrak masyarakat luas untuk berkompetisi di era yang penuh dengan

b. Sarana Peribadatan persaingan, baik dari derah sendiri maupun persaingan di luar. Adanya pendidikan yang

Fasilitas peribadatan di Desa Pananjung terdiri dari Masjid, Mushola dan Majelis layak maka masyarakat akan mampu mempunyai daya saing yang baik pula dan mampu

Ta’lim. Yang perlu diperhatikan adalah peningkatan kualitas secara fisik dan non fisik. berkompetisi dengan daerah lain untuk menciptakan kesejahteraan bersama. Peningkatan

Peningkatan kualitas fisik dapat dilakukan melalui renovasi bagian-bagian dari pada fasilitas partisispasi bersekolah penduduk tentunya harus diimbangi dengan tersedianya sarana fisik

yang mengalami kerusakan dan tidak memenuhi syarat seperti penataan landscape, dan tenaga pendidik. Fasilitas pendidikan yang terdapat di kawasan perencanaan dapat

pengadaan penerangan, pemagaran, penambahan bagian ruang mesjid (untuk menambah dilihat pada tabel dibawah ini.

daya tampung) dan sebagainya. Tabel 2.8


Sebaran Sarana pendidikan dan Peserta Didik di Desa Pananjung Tahun 2016

Sedangkan peningkatan kualitas non fisik dapat dilakukan melalui pengadaan dan No Jenis Sarana Pendidikan Jumlah Lokasi

perlengkapan seperti : perpustakaan mesjid, organisasi kepengurusan, atau manajemen 1 Taman Kanak-Kanak 3 Tersebar
pengelolaan mesjid, sehingga dapat meningkatkan kualitas iman ataupun peningkatan 2 Raudhatul Athfal -
sumber daya manusia yang beriman dan bertakwa. Begitu juga dengan memperhatikan
3 PAUD 2 Tersebar
penempatan lokasi sarana peribadatan sebaiknya mengikuti pola blok/unit perumahan agar

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 10


4 TKA/ TPA 1 Tersebar 9 Bengkel Las 3 Tersebar

5 Play Group 7 Tersebar 10 Tambal Ban 8 Tersebar

6 SD Negeri 6 Tersebar Warung Bakso/ Tersebar


11 8
Jajanan
7 MI Swasta - Dususn Parapat
12 Klinik Kesehatan 6
8 SLTP/ MTs - Tersebar
13 Rental Mobil 5
9 SLTA/ SMK/ MA - Tersebar
14 Koperasi 5
10 Paket A 1 Dusun Parapat Tersebar
15 Counter HP 9
11 Paket B 1 Dusun Parapat Loket Pembayaran
16 3 Tersebar
12 Paket C - Listrik
17 Rental Komputer 1 Dusun Parapat
13 Pondok Pesantren -
18 Meubelair 3 Dusun Parapat
Jumlah 21
19 Kontrakan 13 Tersebar
Sumber : Profil Desa Pananjung
20 Penjahit 9 Tersebar

d. Sarana Perdagangan Pengusaha/ Tersebar


21 2
Pengrajin Tempe
Sarana perdagangan dan Jasa yang berkembang di Desa Pananjung berpola memencar,
22 Photocopy 2 Dusun Parapat
kegiatan yang berkembang pada sarana perdagangan dan jasa merupakan kegiatan campuran
dimana kegiatan yang berkembang tersebut bercampur dengan kawasan perumahan atau Jumlah 180
Sumber : Profil Desa Pananjung
kawasan perkantoran seperti kantor desa. Untuk lebih jelasnya berikut Tabel 2.13 Sebaran
Perdaganagn di Desa Pananjung. e. Sarana Olah Raga
Tabel 2.9 Sarana olahraga yang dimiliki oleh Desa Pananjung masih merupakan fasilitas olahraga
Sebaran Perdagangan di Desa Pananjung
dasar seperti lapangan bola, lapangan voli dan lapangan bulutangkis. Keberadaan fasilitas pada
No Jenis Tempat Usaha Jumlah Lokasi
saat ini telah dapat melayani kebutuhan olahraga penduduk di Desa Pananjung dapat dilihat
1 Konveksi 9 Tersebar
dibawah ini.
2 Bengkel 14 Tersebar
Tabel 2.10
4 Warnet 5 Tersebar Sebaran Olah Raga di Desa Pananjung
No Sarana Olah Raga Jumlah
5 Toko 15 Tersebar
1 Lapang Sepak Bola 1
6 Waserda 5 Dusun Pananjung
2 Lapangan Volley Ball 7
7 Warung 52 Tersebar
3 Lapangan Bulu Tangkis 1
8 Pertukangan 3 Tersebar
4 Lapangan Tenis Meja 4

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 11


5 Gedung Serba Guna/GOR 1
Sumber : Profil Desa Pananjung

2.4.2 Kondisi Prasarana Desa Pananjung

1. Kondisi Aksesibilitas Jaringan jalan Lingkungan 1 2


Kondisi Jalan di Desa Pananjung sebagian sudah berupa jalan Rabat Beton dan aspal.
Kondisi jalan utama lingkungan sebagian dalam kondisi baik hanya beberapa ruas terutama
yang dekat dengan areal permukiman lebar jalan tidak dapat menampung kendaraan yang
melewatinya. Jalan-jalan utama yang terdapat di Desa Pananjung antara lain : Jaringan jalan
yang ada dilingkungan wilayah Desa Pananjung dapat di klasifikasikan sebagai berikut : Jalan
Kabupaten/kota; Jalan Desa dan Jalan Lingkungan. Berikut ini Tabel dan Gambar Jalan-jalan
yang terdapat di Desa Pananjung tahun 2015.
Tabel 2.19
Jalan-Jalan Yang Terdapat di Desa Pananjung tahun 2015

NO SETATUS JALAN PANJANG (KM) KET.

a Jalan Nasional 4 Km
b Jalan Propinsi -
c Jalan Kabupaten 600 m
4
d Jalan Desa 15.000 m 3
- diaspal 10.000 m 1
- belum diaspal 2.000 m
- beton 3.000 m 2
- jalan tanah 0
e Jalan Lingkungan 19.765
- diaspal 7.490
- belum diaspal 5.340
- jalan tanah 6.935
Sumber : Profil Desa Pananjung

3
4

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 12


2. Kondisi Jaringan Drainase
Secara umum, sistem pengaliran air hujan (drainase) di Desa Pananjung , terdiri dari 2 1

sistem drainase alam dan buatan. Drainase alam di Desa Pananjung adalah Sungai
Kondisi
Ciputrapinggan dan Sungai Cikidang yang memanjang dari arah utara menurun kearah selatan. Jaringan
Sedangkan drainase buatan berupa selokan-selokan terbuka dan tertutup yang di desain untuk Drainase
Desa
mendukung drainase alam sebelum dialirkan ke dalam sungai. Pananjung
Sistem jaringan drainase di Desa Pananjung digunakan sebagai saluran pembuangan air
hujan dan limbah bagi berbagai macam kegiatan, baik itu perdagangan dan jasa, pendidikan,
permukiman, bahkan industri juga menggunakannya. Sebagian besar digunakan sebagai saluran
pembuangan limbah rumah tangga. Secara keseluruhan sistem drainase yang ada di Desa
Pananjung belum terencana dengan baik, hal ini terlihat dari minimnya sistem jaringan drainase 2
buatan di wilayah studi. Pembangunan sistem drainase buatan yang ada pun hanya mengikuti
jaringan jalan tanpa memperhatikan fungsi inlet-inlet, sehingga limpasan air hujan yang ada di
3 1
jalan sulit masuk ke saluran.
4

3. Kondisi Jaringan Irigasi


Jaringan irigasi merupakan sarana penunjang bagi kegiatan pertanian. Kondisi saluran
3 4
irigasi di Desa Pananjung ada berbeda-beda, sebagian masih dalam keadaan baik, dan sebagaian
ada yang harus mendapatkan penanganan karena dalam keadaan rusak. Debit air sudah bisa Kondisi
Jaringan
mencukupi kebutuhan lahan pertanian yang ada. Saluran irigasi tersebut digunakan selain untuk foto foto
Irigasi
kebutuhan pertanian. Masih ada saluran irigasi yang dindingnya masih berupa tanah. Desa
Pananjung

4. Kondisi Penyediaan Air Minum/Air Bersih


Kebutuhan air bersih baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, komersial
maupun untuk kebutuhan lainnya terpenuhi melalui beberapa sumber. Berdasarkan data
terakhir yang diperoleh penduduk di Desa Pananjung dalam memperoleh air bersih tidak hanya

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 13


berasal dari satu sumber saja tetapi sumur gali, mata air dan PDAM. Adapun potensi sumber
daya air yang terdapat di Desa Pananjung disajikan pada tabel berikut:

Tabel 2.12 5. Kondisi Pengelolaan Air Limbah


Sistem Jaringan Air Bersih di Desa Pananjung tahun 2015 Pada dasarnya air limbah terdiri dari 2 bentuk yaitu air kotor (Grey Water) dan limbah
NO SARANA MCK JUMLAH manusia (Black Water). Grey Water yaitu limbah manusia dalam bentuk cairan yang dihasilkan
a Sumur Gali 2.361 dari sisa kegiatan pemakaian air domestik, seperti air bekas mandi, mencuci dan sebagainya.
b Sumur Bor 71
Sedangkan Black Water yaitu buangan limbah padat yang berasal dari kotoran manusia.
c Sumur Pompa 12
d PDAM 100 Permasalahan yang terjadi terkait dengan prasarana air limbah di Desa Pananjung
Sumber : Profil Desa Pananjung adalah belum adanya instalasi pengolahan lumpur septic yang dapat menampung buangan air
limbah. Sehingga yang terjadi yaitu sistem pembuangan limbah baik rumah tangga atau industri
pembuangan akhirnya di selokan dan sungai-sungai dan sistem jaringan drainase digunakan
untuk saluran pembuangan limbah. Hasil pemetaan swadaya dan Transek wilayah Desa
Pananjung kebisaaan masyarakat dalam hal sanitasi/MCK sehari-hari sudah ada yang dikelola
dengan membuat pembuangan atau septictank sendiri dan sebagian masih belum mempunyai
septictank.

NO SARANA MCK JUMLAH


a Jumlah MCK umum 7
1
b Jumlah MCK pribadi 2.564

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 14


Fasilitas sampah yang ada saat ini di Desa Pananjung sangat terbatas. Kondisi tersebut
belum adanya pengelolaan sampah bersama yang dilakukan secara mandiri, menyebabkan
kesadaran akan nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengelolaan sampah tersebut. Untuk rata-rata
volume sampah yang dihasilkan tiap Kepala Keluarga berbeda-beda, dalam 1 hari masyarakat
memproduksi sampah < 2 kilo, 2-5 kilo, 5-10 kilo, bahkan ada yang > 10 kilo. Banyaknya sampah
yang dihasilkan masyarakat tidak seimbang dengan penyediaan bak penambupangan sampah dan
TPS yang ada. Dengan keterangan diatas maka tingkat kepedulian masyarakat akan sampah
masih kurang, karena saat ini belum ada pengelolaan sampah terpadu yang dilakukan oleh
masyarakat. Masyarakat masih acuh tak acuh terhadap limbah domestic rumah tangganya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

6. Kondisi Pengelolaan Persampahan


Secara umum Sistem persampahan di Desa Pananjung masih banyak terdapat
permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh masyarakat yang sering membuang sampah
sembarangan dan menggunakan saluran drainase atau sungai-sungai terdekat sebagai tempat
pembuangan sampah atau membakarnya di kebun, sehingga lingkungan tercemar dan akibatnya
akan menimbulkan banjir atau polusi udara. Di tempat lain ada juga sampah yang sudah
2.4.3 Kondisi Transportasi
terkumpul masih dikelola oleh warga secara pribadi yaitu dengan cara dibakar atau ditimbun
dilahan terbuka.
a) Moda Transportasi

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 15


Dari sekian banyak jenis jalan yang ada di wilayah Desa Pananjung mayoritas pengguna • Menjaga kebersihan,
jalan utama tersebut adalah warga setempat, warga dari luar lingkungan (pendatang), dan • Memberikan sumbangan tenaga dan material dalam memperbaiki kerusakan,
pendatang dari luar kampung. Kegiatan dijalan tersebut digunakan untuk kepentingan sehari- • Melalukan pemeliharaan rutin,
hari dalam menunjang perekonomian. Hal ini ditunjang dengan adanya transportasi umum yang • Perlu peran Pemerintah dan masyarakat untuk dilakukannya Normalisasi sungai Cikidang
melewati beberapa wilayah di Desa Pananjung. Jenis transportasi umum yang melewati dan sehubungan kondisinya yang sudah sempit dan dangkal sehingga arus sungai kurang
dipergunakan masyarakat adalah angkutan perkotaan, Bis Antar Kota dan Antar Provinsi, tetapi berjalan lancar, dll.
untuk menunjang perekonomian masyarakat, banyak pula yang menggunakan ojeg sebagai 2.4.4 Prasarana Energi Listrik
sarana transportasi. Prasarana kelistrikan mempunyai peranan penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan
b) Kawasan terisolir dan Aksesibilitas pengembangan/pembangunan wilayah dan kota. Secara umum Desa Pananjung sebagian besar
Secara keseluruhan di wilayah Desa Pananjung sudah dilalui oleh jaringan jalan, sehingga
kebutuhan listrik dilayani oleh PT. PLN. Pelayanan listrik baik untuk rumah tangga maupun
sehingga tidak ada daerah yang terisolir. Pada umumnya untuk di Desa Pananjung jalan dapat
bukan rumah tangga telah memadai, dengan jaringan pelayanan kabel telah mencakup seluruh
dilalui kendaraan roda empat apalagi roda dua dan tiga. Khusus untuk daerah-daerah tertentu
kawasan terbangun yang ada. Untuk pengembangan pelayanan listrik di masa datang akan
maka hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki karena masih berupa jalan setapak dan jalan
mengikuti perkembangan pemanfaatan ruang. Berdasarkan informasi yang didapatkan rumah
batu. Kawasan tersebut lahan pertanian, dan lahan potensial.
dengan penerangan menggunakan aliran listrik :
Ketersediaan Sarana Penerangan
c) Kondisi Sarana Pendukung Jalan (Rambu, Halte, Trotoar dan lain-lain)
NO NAMA ALAMAT
Meskipun dilalui jaringan jalan arteri primer tetapi wilayah Desa Pananjung tidak 1 Gardu induk PLN Bojongkarekes
memiliki sarana pendukung jalan. Termasuk pendukung jalan ada berupa trotoar belum ada 2 Gardu induk PLN Ranting Bojongsari
disepanjang jalan baik jalan nasional maupun jalan desa/dusun. Seperti hal-hal lainnya
Ketersediaan Sarana Penerangan Jalan Umum
keperdulian masyarakat terhadap keberadaan pendukung jalan sangat bervariasi ada yang
NO LOKASI JUMLAH
perduli dan ikut memelihara, ada yang acuh tak acuh, dan bahkan ada yang tidak perduli untuk
1 Di Jalan Raya 55 Titik
memelihara. Selain itu belum tersedianya Zebra Cros, Jembatan Penyebrangan terutama di
area kepentingan/Pelayanan umum seperti lembaga pendidikan sehubungan hampir seluruh Ketersediaan Sarana Penerangan Rumah
lembaga pendidikan berada di pinggir jalan, belum tersedianya Halte bis sehingga naik turun KONDISI KELISTRIKAN
penumpang disembarang tempat. NO Desa Sudah Memiliki Belum Memiliki
KWH Listrik KWH Listrik
1 Pananjung 2.450 500
d) Pengelolaan Sarana Jalan, Saluran dan Jembatan
Untuk pemeliharaan rutin sarana jalan, saluran dan jembatan sudah dilakukan 2.4.5 Telekomunikasi
masyarakat. Pemeliharaan terhadap sarana-sarana tadi masih bersifat kecil dan belum Sarana komunikasi merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan

signifikan. Adapun pemeliharaan rutin biasa dilakukan oleh pengelolaan pemeliharaan. Cara masyarakat. Untuk berkomunikasi yang tidak dapat dilakukan dengan tatap muka maka

pemeliharaan tersebut antara lain : dibutuhkan sarana prasarana lain, dan salah satu prasarana telekomunikasi yang paling efektif

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 16


adalah telepon. Kebutuhan prasarana telekomunikasi dengan pertimbangan tingkat Adat istiadat yang masih dilakukan oleh masyarakat yang masih dipertahankan, yaitu
kesejahteraan penduduk, kondisi perekonomian kawasan/wilayah dan kesadaran penggunaan acara khitanan dan pernikahan yang diadakan secara kecil-kecilan, karena disesuaikan dengan
telepon sebagai alat komunikasi yang lebih cepat dan murah. perekonomian masyarakatnya. kebiasaan dari masyarakat setempat di Kawasan Perencanaan
ada pagi hari ada yang bekerja di sawah ataupun di kebun dan bagi masyarakat nelayan pada
Fasilitas telekomunikasi di Desa Pananjung pada saat sekarang ini dilayani oleh PT. waktu malam dan dini hari pergi melaut, sedangkan para sebagian ibu-ibunya ada yang jualan
TELKOM, Tbk. Pada saat sekarang ini permintaan masyarakat begitu besar untuk pemasangan baik di obyek wisata maupun dipasar, rumah atau jualan keliling tetapi ada juga sebagian yang
jaringan telepon. Perkembangan teknologi saat ini menunjukan perubahan trend penggunaan diam dirumah untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
perangkat telepon dari fixed-wired telecommunication menjadi mobile wireless
telecommunication.Hal ini menyebabkan perubahan alat-alat pendukung dan jaringannya. Salah 2.4.7 Kondisi Ekonomi
satu yang berkembang sekarang ini adalah menara/ tower telekomunikasi yang biasa di sebut Wilayah Desa Pananjung berkembang dengan dukungan pertumbuhan berbagai sektor
Base Transce4er Station (BTS). BTS ini diperlukan untuk menyampaikan sinyal agar jangkauan yang tersebar di seluruh wilayah desa. Dimana produktivitas hasil produksi setiap sektor
lebih luas. Saat ini kondisi system telekomunikasi yang masih belum menjangkau seluruh dusun memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap desa dan mampu melakukan pemasaran
di Desa Pananjung adalah jaringan internet 3G. Kedepannya diarapkan jaringan internet 3G hingga keluar wilayah. Sektor–sektor yang telah mampu berkembang dan memberikan
dapat menjangkau Desa Pananjung agar system informasi dapat diakses semua penduduk. kontribusi nyata terhadap pembentukan perekonomian wilayah Desa Pananjung adalah sektor
home industri yang terdiri dari makanan olahan. Aktifitas ekonomi yang dominan adalah
2.4.6 Kondisi Sosial dan Budaya kegiatan perdagangan /pertokoan dan jasa. Sampai saat ini belum tersedia sarana perdagangan
1. Sosial Ekonomi Masyarakat dan pertokoan untuk Desa Pananjung. Sedangkan di sekitar daerah perumahan dan
Aspek sosial ekonomi pada umumnya membahas tentang beberapa hal, yaitu permukiman, terdiri dari warung, toko, swalayan, ruko, jasa fotocopy, perbengkelan dan
kesejahteraan masyarakat dan sistem perekonomian masyarakat. Kesejahteraan masyarakat sebagainya.
meliputi tentang pekerjaan dan kesejahteraan masyarakatnya. Sedangkan sistem perekonomian
membahas tentang bagaimana cara, masyarakat setempat memenuhi kebutuhan hidup dan 1) Pertanian
pengolahan Sumber Daya Alam yang ada di Kawasan Perencanaan. Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan pertanian yang ada di Desa Pananjung cukup luas dengan areal lahan pertanian
di perencanaan tidak hanya dari pertanian saja, Nelayan (penangkap hasil laut), terdapat home sawah sebesar 241 ha hal ini ditunjang oleh sistem pengairan atau irigasi yang baik dengan
industry, budi daya ikan, namun belum maksimal pengelolaannya. adanya DAS Ciputrapinggan, yang merupakan salahsatu potensi untuk peningkatan bidang
pertanian. Tetapi permasalahan yang timbul yaitu sebagian kecil lahan pertanian khusus
2. Agama dan Budaya persawahan kepemilikan lahan didominasi oleh masyarakat pendatang. Perkembangan yang
Penduduk di Kawasan Perencanaan, memeluk agama Islam sekitar 99% . Bahasa yang saat ini terjadi adalah banyaknya lahan pertanian telah beralih fungsi sebagai lahan terbangun.
digunakan pada umumnya berbahasa Sunda dan bahasa Jawa karena penduduk yang berada di Berdasarkan hasil pemetaan swadaya tahun 2015 diketahui bahwa jumlah petani
Kawasan Perencanaan, merupakan berasal dari suku sunda dan suku Jawa sehingga bahasa mencapai 436 jiwa dan buruh tani berjumlah 430 jiwa. Sedangkan jenis komoditas yang
sehari-hari masyarakat adalah bahasa sunda dan bahasa Jawa. dihasilkan di Desa Pananjung antara lain jenis tanaman padi dan palawija.

3. Adat Istiadat

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 17


Ekowisata, yakni dalam hal ini Wisata Edukasi dan Konservasi Mangrove Bulak Setra, dengan
melestarikan hutan pantai/hutan mangrove di atas tanah timbul Bukaksetra dengan luas lahan
± 14 Ha.

5) Industri
Potensi perkembangan kegiatan industri di Desa Pananjung cenderung tidak mengalami
peingkatan. Home Industri yang saat ini ada adalah pengolahan keripik, Ikan Asin, Telur Itik,
termasuk ikan/ udang goreng tepung, dan tidak terlupakan industri rumahan pakaian pantai
serta assesories, dll.

2.4.8 Kelembagaan
2) Peternakan Sistem kelembagaan yang ada di Desa Pananjung meliputi lembaga pemerintahan desa
Peternakan yang ada di Desa Pananjung secara keseluruhan, masih bersifat kumpulan
dan lembaga pertahanan dan keamanan. Lembaga Pemerintah Desa dan Badan Perwakilan
kelompok masyarakat, akan tetapi bernilai ekonomis tinggi. Pada umumnya sebagian hewan
Desa merupakan lembaga pemerintahan Desa yang formal struktural. Lembaga lembaga
ternak di pelihara untuk dijual ke luar Kabupaten Pananjung dan kota sekitarnya. Hasil
kemasyarakatan yang meliputi lembaga perempuan (PKK), organisasi pemuda (karang Taruna),
peternakan tersebut biasanya dijual langsung sebagai hewan yang masih hidup atau dan telor.
organisasi profesi, LPMD, dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Mandiri dan Lembaga
Usaha peternakan individu di Desa Pananjung terdiri dari ternak unggas ayam kampung, ayam
Pemberdayaan Masyarakat.
ras, itik domba, kambing, kelinci dan Ikan.

3) Perikanan
Pola perkembangan kawasan perikanan di Desa Pananjung banyak dipengaruhi oleh
adanya laut dan sungai-sungai yang mengalir di Desa Pananjung aliran airnya baik tidak
tergantung pada musim, selain itu wilayah Desa Pananjung yang mempunyai ciri lahan/tanah
yang relatif landai/datar dengan kondisi tersebut peningkatan potensi sub sektor perikanan
yang diarahkan pada budidaya perikanan umum. Selain dari pengolahan hasil tangkap ikan dari
laut juga budidaya perikanan di Desa Pananjung terdiri dari budidaya ikan air tawar. Perikanan
di Desa Pananjung sampai saat ini hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi
masyarakat di Desa Pananjung dan belum di perjual belikan ke luar daerah Desa Pananjung .

4) Potensi Wisata
Dalam upaya mendukung program Pemerintah Kabupaten Pananjung yang
mencanangkan Kabupaten Pananjung menjadi Balinya Jawa Barat atau jadi Kawasan Pariwisata
yang mendunia maka di desa Pananjung memprogramkan menjadi Desa Wisata yang berbasis

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 18


2.5 ISU STRATEGIS DESA PANANJUNG KECAMATAN PANANJUNG
Dari berbagai permasalahan yang telah dikemukakan dapat disusun suatu rumusan isu
strategis yang ada di Desa Pananjung seperti yang tercermin dalam tabel berikut.
Tabel 2.26
Perumusan Isu Strategis Penataan Kawasan Permukiman di Desa Pananjung
Penyebab Masalah Dampak
Sanitasi Buruk Kurangnya kesadaran akan
sering menimbulkan banjir dan
kebersihan dan kesehatan
menurunnya kualitas kesehatan
lingkungan
Rumah Tidak Layak Banyaknya KK Miskin Ketidaknyamanan keluarga
Huni
Penumpukan sampah Terbatasnya sarana dan Lingkungan yang kumuh dan kotor
prasarana pengangkut sampah
Tidak berkembangnya Minimnya pemasaran dan Tenaga kerja yang terserap tidak
UKM bahan baku yang murah bertambah
Jaringan jalan yang Kurangnya partisipasi • Kegiatan ekonomi kurang
rusak masyarakat dan sumber berkembang
pendanaan • Aksesibilitas terbatas
Minimnya Partisipasi Perubahan gaya hidup Sifat apatis dan tidak peduli
Masyarakat masyarakat dari gotong royong terhadap sesama
menjadi individualistic karena
factor perkembangan wilayah
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2015

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 19


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

BAB III
TINJAUAN KEBIJAKAN

3.1 Isu Strategis Pembangunan Permukiman Perkotaan

Identifikasi terhadap isu-isu strategis pembangunan permukiman perkotaan dibagi menjadi isu-

isu yang bersifat nasional dan isu-isu pembangunan permukiman yang ada di Kabupaten

Pangandaran. Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan

permukiman saat ini adalah:

• Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi

terhadap perubahan iklim.

• Percepatan pencapaian target SDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh

perkotaan.

• Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang

tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

• Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT, Provinsi Papua, dan

Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi kesenjangan.

• Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

• Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang

bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan

kumuh.

• Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun.

• Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan

kawasan permukiman.

• Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan

permukiman. ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 21


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar

pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Isu-isu strategis nasional mengenai perumahan dan permukiman belum cukup menjabarkan

terkait dengan kondisi ataupun permasalahan-permsalahan staregis di Kabupaten

Pangandaran pada saat ini. Isu-isu strategis di Kabupaten Pangandaran menggambarkan hal-

hal yang menjadi dasar dalam perencanaan dan segera untuk diselesaikan. Isu-isu strategis di

Kabupaten Pangandaran saat ini akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Masih minimnya dokumen perencanaan sektoral terkait kawasan kumuh, dokumen yang

ada saat ini terdapat 6 dokumen yaitu RPJMD, RTRW, RPI2JM, RIPARDA, SSK dan Perda

BG.

b. Belum terintegrasinya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman dengan

pembangunan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman di kawasan

permukiman perkotaan seperti permukiman perkotaan di Langkaplancar, Cigugur dengan

jaringan utama infrastruktur di selatan.

c. Cakupan ketersediaan rumah layak huni di Kabupaten Pangandaran masih rendah yaitu

ada sebanyak 4.250 unit rumah tidak layak huni.

d. Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur permukiman diantaranya air minum

hanya sebesar 23,3%. Sementara persampahan hanya 25% serta prasarana sanitasi yang

belum memenuhi standar.

e. Belum optimalnya tata kelola pemerintahan dan peran kelembagaan masyarakat yang saat

ini berupa BKM dan hanya terdapat d Kecamatan Pangandaran.

f. Masih rendahnya penyediaan Prasarana Sarana Dasar (PSD) di kawasan rawan bencana

alam, kawasan minapolitan dan agropolitan, dan kawasan pariwisata di Kabupaten

Pangandaran.

Isu-isu strategis yang telah dijelaskan tidak sepenuhnya terjadi di setiap kecamatan di

Kabupaten Pangandaran. Hal tersebut tersebar dan menjadi karakteristik khusus pada suatu

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 22


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
kawasan untuk ditangani sesuai dengan isu strategis kawasan tersebut. Berikut pemetaan isu

strategis di Kabupaten Pangandaran.

Gambar 3. 1
Isu Strageis di Kabupaten Pangandaran

Belum
optimalnya tata
Rendahnya kelola
penyediaan

Cakupan
ketersediaan
rumah layak
huni rendah

Sumber : Hasil Pengolahan,2016

Pada uraian pemetaan isu-isu strategis di Kabupaten Pangandaran dapat dilihat bahwa setiap

kecamatan memiliki isu strategis yang berbeda. Hal tersebut menandakan bahwa

permasalahan paling strategis di kecamatan tersebut adalah menjadi fokus untama untuk

ditangani dalam perencanaan Kabupaten Pangandaran. Isu strategis terkait dengan masih

kurangnya cakupan ketersediaan rumah layak huni yaitu terdapat di Kecamatan Cimerak,

Kecamatan Cijulang, Kecamatan Parigi, Kecamatan Sidamulih, Kecamatan Padaherang dan

Kecamatan Langkaplancar. Sementara itu isu strategis lainnya yaitu rendahnya penyediaan

prasarana, sarana dasar menjadi hal utama di Kecamatan Pangandaran, Kecamatan Cimerak

dan Kecamatan Cigugur yang pada dasarnya merupakan kawasan pariwisata di Kabupaten

Pangandaran. Pada kawasan tersebut perlu difokuskan pada hal strategis sebagai dasar untuk

penanganan dalam hal perencanaan di Kabupaten Pangandaran. Masih banyaknya rumah

tidak layak huni di Kabupaten Pangandaran merupakan suatu tantangan dan target untuk

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 23


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
segera ditangani dan ditingkatkan dari segi kualitas sehingga menjadi rumah yang layak untuk

ditempati. Sebelum menangani hal tersebut berikut terdapat peta sebaran kawasan

permukiman di Kabupaten Pangandaran.

Gambar 3. 2
Peta Sebaran Kawasan Permukiman di Kabupaten Pangandaran

Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran, 2016

Sebaran permukiman saat ini tidaklah secara keseluruhan menempati lahan-lahan sesuai

dengan peruntukannya. Terdapat lahan-lahan yang digunakan permukiman, tetapi tidak

sesuai dengan peruntukannya di pola ruang. Guna lahan permukiman seluas 1.233,37 hektar

tidak sesuai dengan pola ruang Kabupaten Pangandaran. Berikut peta ketidaksesuain lahan

permukiman hasil overlay rencana pola ruang.

Gambar 3. 3
Peta Ketidaksesuain Lahan Permukiman Hasil Overlay Rencana Pola Ruang
Kabupaten Pangandaran

Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran, 2016

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 24


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
3.2 Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan

3.1.2 Draft RTRW Kabupaten Pangandaran 2014-2034

A. Rencana Sistem Perkotaan

Rencana sistem perkotaan di Kabupaten Pangandaran dibagi menjadi sistem perkotaan dan

sistem perdesaan. Penentuan fungsi kota ini didasari oleh kelengkapan fasilitas pusat

pelayanannya yang akan dikembangkan di tiap kota. Adapun fungsi yang lain didasari oleh

alasan tertentu, yaitu:

1. Fungsi pusat pelayanan sosial dan ekonomi bagi wilayah belakang dari keberadaan kota

tersebut sebagai pusat pengumpul atau simpul kegiatan perdagangan.

2. Fungsi pusat komunikasi dan hubungan dilihat dari keberadaan transportasi utama dan

akses ke jaringan transportasi utama.Rencana sistem perkotaan, meliputi:

Sistem perkotaan di Kabupaten Pangandaran meliputi:

a. PKNp Pangandaran sebagai pusat kebudayaan, pusat pelayanan rekreasi terpadu skala

nasional dan internasional;

b. PKW Pangandaran sebagai pusat koleksi dan distribusi skala regional;

c. PKL Parigi sebagai pusat pelayanan skala kabupaten;

d. PPK sebagai pusat pelayanan kawasan meliputi: Kecamatan Padaherang, Kecamatan

Kalipucang, Kecamatan Cimerak, Kecamatan Sidamulih dan Kecamatan Langkaplancar.

Sistem perdesaan di Kabupaten Pangandaran berupa PPL meliputi Desa Kertaharja, Desa

Cijulang, Desa Pagerbumi, Desa Bangunjaya, Desa Bangunkarya, Desa Cikambulan, Desa

Putrapinggan, Desa Payutran; dan Desa Mangunjaya. Dalam hal ini penekanan penanganan

permukiman kumuh yang dilakukan merupakan pada kawasan perkotaan. Oleh karena itu,

perlu mengidentifikasi kawasan permukiman di pusat-pusat perkotaan seperti di PKW

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 25


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
Pangandaran, PKL Parigi, dan PPK yang ada di Kabupaten ini. Permukiman-permukiman yang

terdelineasi tersebut merupakan permukiman perkotaan.

Gambar 3. 4
Peta Rencana Permukiman Perkotaan Kabupaten Pangandaran

Sumber : Pemda Kabupaten Pangandaran,2016

B. Rencana Peruntukan Permukiman

Kawasan permukiman tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan di Kabupaten Pangandaran seluas

kurang lebih 5.883,01 Ha. Lokasi lingkungan permukiman harus memenuhi ketentuan sebagai

berikut:

• Kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan

merupakan kawasan lindung, olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah

pabrik, daerah bebas bangunan pada area bandara, daerah di bawah jaringan listrik

tegangan tinggi;

• Kriteria kesehatan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan

daerah yang mempunyai pencemaran udara di atas ambang batas, pencemaran air

permukaan dan air tanah dalam;

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 26


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
• Kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas), kemudahan

berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan

(prasarana dan sarana lingkungan tersedia);

• Kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan penghijauan,

mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak

meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/situ/sungai/kali dan sebagainya;

• Kriteria fleksibilitas, dicapai dengan mempertimbangkan kemungkinan pertumbuhan

fisik/pemekaran lingkungan perumahan dikaitkan dengan kondisi fisik lingkungan dan

keterpaduan prasarana;

• Kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal

kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap penempatan

sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; dan

• Kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan

karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap

lingkungan tradisional/lokal setempat.

Rencana pengembangan kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan ditetapkan

berdasarkan kriteria yang secara teknis dapat digunakan untuk kawasan permukiman yang

aman dari bahaya bencana alam, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha,

yaitu sebagai berikut:

• Meningkatkan kontribusi pada pendapatan daerah dan nasional;

• Meningkatkan pendapatan masyarakat;

• Meningkatkan kesempatan kerja;

• Mendorong perkembangan masyarakat;

• Mendorong kegiatan lain yang ada di sekitarnya;

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 27


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
• Tidak mengganggu fungsi lindung;

• Tidak mengganggu upaya kelestarian sumber daya alam;

• Tidak mengkonversi lahan sawah irigasi teknis.

• Kesesuaian lahan dengan masukan teknologi yang ada.

• Merupakan permukiman yang ramah terhadap potensi bencana alam.

• Memiliki kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas pendukung.

• Menyediakan fasilitas pelayanan yang memadai sesuai kriteria yang ditentukan, termasuk

ruang terbuka hijau, taman, lapangan olah raga dan TPU.

• Pengembangan secara horizontal

• Relokasi permukiman yang tumbuh pada lokasi yang bukan peruntukannya, seperti di

jaringan kereta api.

Rencana pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran berada di lokasi sebagai

berikut:

a. Kecamatan Parigi;

b. Kecamatan Cijulang;

c. Kecamatan Cimerak;

d. Kecamatan Cigugur;

e. Kecamatan Langkaplancar;

f. Kecamatan Mangunjaya;

g. Kecamatan Padaherang;

h. Kecamatan Kalipucang;

i. Kecamatan Pangandaran; dan

j. Kecamatan Sidamulih

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 28


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
Gambar 3. 5
Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Permukiman di RTRW Kabupaten Pangandaran

Sumber : Pemda Kabupaten Pangandaran, 2016

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 29


3.1.2 RPJMD Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2021

Visi dan Misi Kabupaten Pangandaran mempertimbangkan kondisi daerah, permasalahan pembangunan, tantangan yang dihadapi serta isu-

isu strategis, dirumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah sehingga visi dan misi Kabupaten Pangandaran

2016 - 2021 yaitu:

“ Kabupaten Pangandaran sebagai tujuan wisata berkelas dunia”

Penjabaran Visi di atas adalah sebagai berikut:

“Kabupaten Pangandaran” : Mencakup wilayah Kabupaten Pangandaran sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kabupaten
Pangandaran di Provinsi Jawa Barat, beserta segenap isinya. Artinya Kabupaten
Pangandaran dan semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan
batas-batas tertentu yang berkembang sejak tahun 2012 hingga sekarang.

“Tujuan Wisata” : Adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif
yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas wisata,
aksesibilitas dan masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya
kepariwisataan. Simpul-simpul kegiatan pariwisata eksisting maupun simpul-simpul
baru yang berpotensi untuk dikembangkan akan ditata secara terpadu membentuk
suatu kawasan pariwisata dengan menonjolkan kekhasan potensinya masing-
masing.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 30


“Berkelas Dunia” : Terpenuhinya standar kualitas yang tinggi dalam penyediaan infrastruktur, fasilitas
dan penataan lingkungan alami. Standar kualitas yang tinggi juga diterapkan dalam
pembinaan pelaku wisata dan masyarakat sehingga mewujudkan pelayanan wisata
yang berkualitas (merujuk standar UNWTO dan GSTC).

Visi Jangka Menengah Kabupaten Pangandaran tersebut selaras dengan Visi Daerah Jangka Panjangnya, yaitu “Kabupaten Pangandaran

sebagai Tujuan Wisata Termaju di Pulau Jawa”. Kriteria capaian Visi Daerah Jangka Panjang sebagaimana tercantum dalam Dokumen RPJPD

Kabupaten Pangandaran tersebut telah secara jelas direfleksikan dalam Visi Jangka Menengah Kabupaten Pangandaran yang mengacu kepada

potensi sumberdaya alam yang dimiliki diantaranya pantai, laut, sungai, perbukitan, air terjun dan lain sebagainya yang tersebar di beberapa

wilayah, serta potensi sumberdaya manusia, antar lain beraneka ragam budaya dan kesenian lokal serta segenap komoditas hasil bumi

maupun budidaya masyarakat yang mempunyai ciri khas di wilayah Kabupaten Pangandaran.

Misi disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi yang telah dipaparkan di

atas. Rumusan misi merupakan penggambaran arah menuju visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan.

Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan

yang akan ditempuh untuk mencapai visi. Rumusan misi disusun dengan memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang

ada dalam pembangunan daerah serta faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang mempengaruhi. Misi disusun untuk

memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 31


Keterkaitan Visi dan Misi Kepala Daerah

Visi Misi
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, bersih dan melayani
2. Mewujudkan penataan ruang yang harmonis dan pengendalian pemanfaatan ruang yang
KABUPATEN PANGANDARAN berwawasan lingkungan
SEBAGAI TUJUAN WISATA BERKELAS 3. Menyediakan infrastruktur dan fasilitas yang berkualitas
DUNIA 4. Memperkuat ketahanan nilai-nilai kearifan lokal
5. Membangun sumberdaya manusia yang mandiri, berkualitas dan berdaya saing
6. Membangun perekonomian yang tangguh, maju, berkeadilan dan berkelanjutan
3.1.3 RTR KSP Pangandaran dan Sekitarnya Tahun 2012

Penentuan sistem perkotaan di KSP Pangandaran dan sekitarnya mempertimbangkan aspek-aspek sebagai berikut :

i. Kebijaksanaan RTRWN dan RTRWP Propinsi Jawa Barat.

ii. Jumlah penduduk, aksesibilitas dan fasilitas pelayanan yang ada dan pengembangannya.

iii. Pola pergerakan penduduk dalam pemenuhan fasilitas pelayanan.

Dari 6 kecamatan yang masuk dalam delineasi KSP Pangandaran, pusat primernya terletak pada Kecamatan Parigi, dengan ditunjang Kecamatan

Pangandaran dan Kecamatan Cimerak sebagai pusat sekunder, sertaKecamatan Kalipucang, Kecamatan Sidamulih, dan Kecamatan Cijulang

sebagai pusat tersier. Rencana sistem perkotaan pada RTR Kawasan Pangandaran dan sekitarnya dapat lebih jelas terlihat pada diagram sebagai

berikut.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 32


Gambar 3. 6
Sistem Pusat Kegiatan di KSP Pangandaran dan Sekitarnya

Arahan pengembangan permukiman di KSP Pangandaran dan Sekitarnya dapat dilihat pada rencana pola ruang dari RTR KSP ini. Pada RTR KSP

ini didapati bahwa pengembangan permukiman direncanakan seluas 23.001,00 Ha atau 9,41% dari keseluruhan dari pengembangan pola ruang

di RTR KSP Pangandaran.

Tabel 3. 1
Luasan Rencana Pola Ruang KSP Pangandaran dan Sekitarnya Tahun 2032

No. Jenis Kawasan Luas (Ha) %


A. Kawasan Lindung
1 Kawasan Resapan Air 9.182,00 3,76
2 Sempadan Pantai 9.100,00 3,72
3 Sempadan Sungai 2.500,00 1,02

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 33


No. Jenis Kawasan Luas (Ha) %
4 Sempadan Sekitar Danau/ Situ/ Embung 40,00 0,02
5 Sempadan Sekitar Mata Air 3.512,00 1,44
6 Suakamargasatwa Gunung Sawal 5.400,00 2,19
7 Cagar Alam Pananjung Pangandaran 454,62 0,19
8 Caga Alam Koorders 16,00 0,01
9 Taman Wisata Alam Pangandaran 34,32 0,01
10 Kawasan Rawan Banjir 6.250,00 2,56
11 Kawasan Rawan Gempa Bumi Tektonik 8.310,00 3,40
12 Kawasan Rawan Gerakan Tanah 27.650,00 11,31
13 Kawasan Rawan Tsunami 13.115,00 5,36
14 Kawasan Kars 16.079,00 6,58
15 Kawasan Sesuai Hutan Lindung 2.273,00 0,93
Total Kawasan Lindung 103.915,94 42,51
B. Kawasan Budidaya
1 Hutan Produksi Terbatas 10.711,15 4,38
2 Hutan Produksi Tetap 18.450,06 7,55
3 Hutan Rakyat 20.921,00 8,56
4 Pertanian Lahan Basah 31.573,85 12,91
5 Pertanian Lahan Kering 6.168,00 2,52
6 Pertanian Hortikultura 4.835,00 1,98
7 Perkebunan 20.706,00 8,47
8 Perikanan 4.197,00 1,72
9 Permukiman 23.001,00 9,41
Total Kawasan Budidaya 140.563,06 57,49
Total Luas KSP Pangandaran 244.479,00 100,00
Sumber : Hasil Pengolahan dari RTR KSP Pangandaran, 2012

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 34


Peta rencana struktur pola KSP Pangandaran yang menggambarkan kawasan lindung dan kawasan budi daya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.

Gambar 3. 8
Peta Rencana Pola Ruang KSP Pangandaran dan Sekitarmya

Sumber : Hasil Pengolahan dari RTR KSP Pangandaran, 2012

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 35


3.1.4 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPPARDA) Kabupaten Pangandaran Tahun 2015

Visi dan misi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2025 diusulkan berdasarkan pada visi dan misi pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Pangandaran yang dilaksanakan secara partisipatif mengacu kepada dokumen Perencanaan Pengelolaan Pariwisata

(Tourism Management Plan : 2011), yaitu :

“Kabupaten Pangandaran pada Tahun 2025 menjadi Daerah Tujuan Wisata Dunia, tempat tinggal yang aman dan nyaman berlandaskan norma

agama.”

Visi tersebut dikembangkan berdasarkan pemahaman bahwa pada Tahun 2025, Kabupaten Pangandaran menjadi daerah tujuan wisata dunia yang

diharapkan mampu menjadi Kabupaten yang nyaman dan aman tidak hanya bagi wisatawan ataupun pengunjung, tetapi yang utama adalah bagi

penduduk Kabupaten Pangandaran. Penekanan terhadap daerah tujuan wisata dunia juga mengarah kepada pembangunan pariwisata di Kabupaten

Pangandaran harus mampu mengacu kepada standar Internasional dan mampu mengakomodir berbagai karakteristik wisatawan dari berbagai

negara asal yang secara bersamaan pembangunan pariwisata juga mengarah kepada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat Kabupaten

Pangandaran.

Berdasarkan visi tersebut, maka misi yang dalam pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Pangandaran adalah sebagai berikut :

1. Pemanfaatan dan Pengelolaan terhadap sumber daya kepariwisataan secara berkelanjutan sehingga dapat berdaya saing dalam upaya

meningkatkan kinerja ekonomi daerah serta peningkatan taraf hidup masyarakat;

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 36


2. Optimalisasi potensi sumber daya alam, budaya, dan SDM sebagai pendukung terciptanya pariwisata Kabupaten Pangandaran yang berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan.

3. Pembangunan daerah tujuan wisata dan lingkungan masyarakat yang aman dan nyaman, dengan tujuan akhir meningkatkan kesejahteraan

masyarakat;

4. Pembangunan Pemasaran Pariwisata yang sinergis, unggul, dan berkelanjutan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun

mancanegara;

5. Pembangunan Industri Pariwisata yang berdaya saing, kredibel, mampu menggerakkan kemitraan usaha, dan berkelanjutan atas kelestarian dan

keseimbangan lingkungan alam dan sosial budaya;

6. Pembangunan sumber daya manusia, regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong terwujudnya

kepariwisataan yang berkelanjutan; dan

7. Penciptaan masyarakat yang mandiri, berlandaskan pada nilai-nilai agama/religius, dan berdayasaing untuk mendukung tercapainya pariwisata

Kabupaten Pangandaran sebagai destinasi pariwisata unggulan Indonesia.

Berdasarkan arahan pengembangan kepariwisataan tersebut, maka disusun kawasan pembangunan pariwisata daerah. Kawasan Pembangunan

Pariwisata Daerah atau yang disebut juga dengan KPPD adalah satu atau lebih daerah tujuan wisata yang terdapat pada Destinasi Pariwisata Daerah

yang memiliki sumberdaya pariwisata potensial serta mempunyai pengaruh penting dalam perumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan

sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup dan daya saing daerah. KPPD tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 37


Tabel 3. 2
Kawasan Pariwisata Kabupaten Pangandaran Beserta Sub Pembangunan Kawasan Pariwisata

Kawasan Pariwisata Kabupaten


No Kecamatan Sub Pembangunan Kawasan
Pangandaran

1 Kawasan Strategis • Kecamatan Pangandaran 1) Kawasan Wisata Pantai Pangandaran dan Sekitarnya
Pembangunan Pariwisata
• Kecamatan Sidamulih 2) Kawasan Wisata Curug Bojong dan Sekitarnya
Kabupaten Pangandaran dan
Sekitarnya • Kecamatan Parigi 3) Kawasan Wisata Karang Tirta-Cikalong dan Sekitarnya
• Kecamatan Cijulang 4) Kawasan Wisata Pantai Batu Hiu-Citumang-Santirah dan Sekitarnya
• Kecamatan Cigugur 5) Kawasan Margacinta dan Sekitarnya
6) Kawasan Green Canyon-Green Coral-Pondok Patra dan Sekitarnya
7) Kawasan Pantai Batukaras dan Sekitarnya
2 Kawasan Pembangunan • Kecamatan Padaherang 1) Kawasan Karang Nini-Majingklak dan Sekitarnya
Pariwisata Kalipucang-
• Kecamatan Kalipucang 2) Kawasan Sungai Jogjogan-Kedung Wuluh dan Sekitarnya
Mangunjaya dan Sekitarnya
• Kecamatan Mangunjaya
3 Kawasan Pembangunan • Kecamatan Langkaplancar 1) Kawasan Gunung Singkup-Parang dan Sekitarnya
Pariwisata Langkaplancar-
• Kecamatan Cigugur 2) Kawasan Pasir Bentang-Cipatahunan dan Sekitarnya
Cigugur dan Sekitarnya
4 Kawasan Pembangunan • Kecamatan Cimerak 1) Kawasan Pantai Madasari dan Sekitarnya
Pariwisata Cimerak dan
2) Kawasan Pantai Ciparanti-Keusik Luhur dan Sekitarnya
Sekitarnya
Sumber : RIPPARDA Kabupaten Pangandaran Tahun 2015

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 38


Kawasan-kawasan ini nantinya yang memiliki kemungkinan pertampalan dengan kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Pangandaran. Apabila

terdapat pertampalan, maka penanganan kekumuhannya harus mempertimbangkan pengembangan destinasi wisata yang ada di kawasan dan

mengintegrasikannya dengan rencana pengembangan destinasi kawasannya.

Tabel 3. 1
Kawasan Pariwisata dan Sebaran Daya Tarik Wisata di Kabupaten Pangandaran

No Kawasan Pariwisata Kabupaten Sub Pembangunan Kawasan Sebaran Daya Tarik Wisata
Pangandaran Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata
Budaya Buatan
I Kawasan Strategis Pembangunan 1) Kawasan Wisata Pantai 1) Pantai Barat Pangandaran 1) Desa Wisata Babakan
Pariwisata Kabupaten Pangandaran dan Sekitarnya 2) Pantai Timur Pangandaran
Pangandaran dan Sekitarnya 3) Kawasan Taman Wisata Alam
Pananjung
4) Kawasan Mangrove Bulak
Setra
5) Kawasan Pantai Cikembulan
2) Kawasan Wisata Curug 1) Air Terjun (Curug) Bojong
Bojong dan Sekitarnya 2) Air Terjun (Curug) Jambe
Enum
3) Sungai Pingit
4) Gua Bojong Lekor
5) Gua Badak Paeh
3) Kawasan Wisata Karang Tirta- 1) Pantai Karang Tirta 1) Desa Wisata
Cikalong dan Sekitarnya 2) Air Terjun (Curug) Pule Cikalong
3) Air Terjun (Curug) Luhur
4) Gua Macan
5) Gua Sodong Panjang
4) Kawasan Wisata Pantai Batu 1) Pantai Batu Hiu 1) Desa Wisata Selasari 1) Penangkaran Penyu
Hiu-Citumang-Santirah dan 2) Gua Lanang (Santirah) Batu Hiu
Sekitarnya 3) Gua Regregan
4) Sungai Citumang
5) Gua Jogjogan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 39


No Kawasan Pariwisata Kabupaten Sub Pembangunan Kawasan Sebaran Daya Tarik Wisata
Pangandaran Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata
Budaya Buatan
6) Gua Sienjang Lawang
7) Sungai Ciwayang
8) Air Terjun Curug Tonjong
5) Kawasan Margacinta dan 1) Sungai Cijulang 1) Kampung Seni 1) Sirkuit Motorcross
Sekitarnya 2) Gua Muara Bengang Badud Metro Jaya
3) Kawasan Mangrove 2) Padepokan Seni 2) Agrowisata
Margacinta Sunda Jenggala Margacinta
Manik
3) Saung Angklung
Mang Koko
6) Kawasan Cukang Taneuh- 1) Green Canyon (Cukang 1) Agrowisata Pondok
Pondok Patra dan Sekitarnya Taneuh) Patra
2) Green Coral (Curug Taringgul)
3) Pemandian Mata Air
Cikalungkung
4) Sungai Muara Cibodas
5) Gua Patra
6) Pemandian Mata Air Sodong
Gebos
7) Gua Kolor
8) Gua Bagong
7) Kawasan Pantai Batukaras dan 1) Pantai Batukaras
Sekitarnya 2) Hutan Mangrove Batukaras
3) Danau Situ Cisamping
II Kawasan Pembangunan 1) Kawasan Karang Nini- 1) Pantai Karang Nini 1) Terowongan
Pariwisata Kalipucang- Majingklak dan Sekitarnya 2) Pantai Lembah Putri Wihelmina
Mangunjaya dan Sekitarnya 3) Pantai Karapyak
4) Pantai Solok Timun
5) Pantai Palatar Agung
6) Kawasan Muara dan
Mangrove Pantai Majingklak
2) Kawasan Sungai Jogjogan- 1) Sungai Jogjogan 1) Makam Syech 1) Home Industri Jus
Kedung Wuluh dan 2) Gua Cipalungpung Muchtar Honje

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 40


No Kawasan Pariwisata Kabupaten Sub Pembangunan Kawasan Sebaran Daya Tarik Wisata
Pangandaran Daya Tarik Wisata Alam Daya Tarik Wisata Daya Tarik Wisata
Budaya Buatan
Sekitarnya 3) Air Terjun Curug Bunton 2) Situs Gedeng 2) Agrowisata Kaliki
4) Curug Leutik Tonjong Mataram Permai
5) Mata Air Panas Pemandian 3) Situs Jagapati
Kedung Wuluh 4) Situs Dayang Sumbi
5) Situs Lingga Kencana
6) Situs Astana Budha
7) Makam Eyang K.H
Santarudin
8) Makam Mbah
Layung
Mangkunagara
9) Makam Syech
Abdullah Ciayam
10) Situs Batu Majapahit
11) Tugu Pangeling-Eling
III Kawasan Pembangunan • Kawasan Gunung Singkup- 1) Gunung Singkup 1) Patilasan Syech Abdul
Pariwisata Langkaplancar- Parang dan Sekitarnya 2) Gunung Parang Hamid
Cigugur dan Sekitarnya 3) Air Terjun Curug Bilik
• Kawasan Pasir Bentang- 1) Panorama Pasir Bentang
Cipatahunan dan Sekitarnya 2) Sungai Muara Cijalu
3) Hutan Gunung Haur
4) Sungai Leuwi Kerti
5) Air Terjun Curug Leuwi Leutak
6) Air Terjun Curug Dendeng
7) Hutan Pagar Bumi
IV Kawasan Pembangunan 1) Kawasan Pantai Madasari 1) Pantai Madasari 1) Danau D’J
Pariwisata Cimerak dan dan Sekitarnya 2) Pantai Legok Jawa 2) Pacuan Kuda
Sekitarnya 3) Gua Cirawun Madasari
2) Kawasan Pantai Ciparanti- 1) Pantai Ciparanti
Keusik Luhur dan Sekitarnya 2) Pantai Cikaracak
3) Pantai Muara Gatah
4) Pantai Keusik Luhur
5) Air Terjun Curug Sawer

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 41


Sumber : RIPPARDA Kabupaten Pangandaran Tahun 2015

3.1.5 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tahun 2015-2019

Pembangunan infrastruktur permukiman sektor sanitasi mengacu pada visi dan misi pembangunan sanitasi Kabupaten Pangandaran yang tertuang

dalam dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tahun 2015-2019.

Berikut ini visi pembangunan sanitasi di Kabupaten Pangandaran yaitu :

“Terwujudnya Kabupaten Pangandaran yang Bersih dan Sehat Melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Ramah Lingkungan

Tahun 2019”.

Mengacu pada visi di atas, terdapat 9 (sembilan) pokok utama pencapaian yang terkandung dalam visi sanitasi Kabupaten Pangandaran Tahun 2015

– 2019. Kesembilan pokok utama tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. (Bersih) Mewujudkan pemerintahan yang clean government, good government;

2. (Edukatif) Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif dan berdaya saing;

3. (Religius) Meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengamalan agama sesuai dengan tuntunan Allah dan Utusan- Nya;

4. (Asri) Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam, lingkungan hidup dan penataan ruang yang asri guna mendukung

pembangunan yang berkelanjutan;

5. (Sopan) Meningkatnya perilaku masyarakat dan pemerintah yang memiliki karakter hormat, takzim, tertib menurut adat dan budaya yang baik

serta beradab;

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 42


6. (Inspiratif) Meningkatnya pengelolaan potensi pariwisata dan sumber daya alam lainnya serta lingkungan hidup secara optimal dengan

memperhatikan keserasian dan keseimbangan menjadi daya dukung sumber inspiratif peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan;

7. (Harmonis) Meningkatkan keserasian dan keselarasan kualitas penyelenggaraan pemerintahan daerah;

8. (Aman) Meningkatnya stabilitas keamanan dan ketertiban;

9. (Nyaman) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur wilayah dan perdesaan yang nyaman.;

Untuk mencapai visi di atas, ditetapkan misi pengembangan sanitasi tiap komponen sanitasi sebagai berikut :

a) Misi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik

Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang berwawasan lingkungan.

b) Misi Pengembangan Pengelolaan Persampahan

a) Meningkatkan pelayanan persampahan yang merata ke seluruh lapisan masyarakat;

b) Mengurangi jumlah timbulan sampah dari hulu sampai hilir dengan melibatkan seluruh stakeholder.

c) Misi Pengembangan Drainase Lingkungan

a) Mengoptimalkan tata kelola jaringan drainase lingkungan yang lancar dan berkelajutan;

b) Mengoptimalkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan di komponen drainase;

c) Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dan pemeliharaan prasarana drainase.

d) Misi Pengembangan PHBS Terkait Sanitasi

a) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat;

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 43


b) Meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan pemerintah untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal;

Pada tabel-tabel di bawah ini akan dipaparkan mengenai tujuan, tahapan, dan sasaran dari kegiatan SSK di Kabupaten Pangandaran.

Tabel 3. 2
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik

Sasaran
Tujuan Strategi
Uraian Sasaran Indikator Sasaran
(1) (2) (3) (4)

Menurunkan angka BABS di Berkurangnya perilaku BABS di Tidak ada penduduk yang melakukan Meningkatkan pengelolaan limbah melalui STBM
masyarakat masyarakat % di tahun 2019 BABs di tahun 2019 serta
penyertaan MCK plus plus
bagi keluarga yang tidak mempunyai jamban
peribadi

Tersedianya detail rencana Tersedianya payung hukum Adanya peraturan daerah tentang Menyusun peraturan daerah tentang pengelolaan air
pengelolaan air limbah yang tentang pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah domestik dan limbah domestik
terintegrasi industri

Tersedianya detail rencana - Adanya dokumen master plan - Menyusun dokumen master plan pengelolaan air
pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah domestic limbah domestic
- Adanya DED pengelolaan air limbah - Menyusun DED pengelolaan air limbah

Meningkatkan kualitas layanan Meningkatnya kualitas layanan Revitalisasi dan Optimalisasi IPAL
pengelolaan air limbah domestik pengelolaan air limbah domestik
pada tahun 2016-2020
Meningkatkan sarana dan Menambah jumlah truk tinja Tersedianya truck tinja 2 unit pada Menambah jumlah truk tinja untuk meningkatkan
prasarana pengelolaan air tahun 2016 layanan pengelolaan air limbah domestik
limbah domestik

Sumber : Dokumen SSK Kabupaten Pangandaran. 2014

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 44


Tabel 3. 3
Tujuan, Sasaran , dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan

Sasaran
Tujuan Strategi
Uraian Sasaran Indikator Sasaran
(1) (2) (3) (4)
Tercapainya Standar Pelayanan Minimum Meningkatkan cakupan pelayanan Meningkatnya cakupan layanan Meningkatkan jumlah sarana dan
(SPM) untuk layanan persampahan dengan persampahan dari 25% menjadi 60% pada persampahan ke seluruh wilayah prasarana persampahan (Truck
mewujudkan sistem pengelolaan tahun 2019 kecamatan Sampah, Transfer Depo, TPS, dll)
persampahan yang handal
Mendorong tersusunya regulasi tentang Tersusunnya perda tentang Membahas regulasi pengelolaan
pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan persampahan
Tersedianya detail rencana pengelolaan Tersusunnya Master Plan tentang Menyusun Master Plan
persampahan system pengelolaan persampahan (Rencana Induk) sistem pengelolaan
persampahan
Peningkatan pengelolaan sampah yang Peningkatan pengelolaan persampahan Mendorong peningkatan Melakukan sosialisasi pengelolaan
berwawasan lingkungan oleh masyarakat dengan kegiatan 3 R (Reuse, Reduse dan pengelolaan sampah pola 3 R sampah secara 3R (Reuse/
dan swasta Recycle) Secara partisipatif dari ..% menjadi Pemanfaatan, Reduse/Pemilahan,
….% pada tahun … Recycle/ Daur Ulang) kepada
masyarakat.
Meningkatkan Partisipasi dunia usahan dalam Mendorong partisipasi masyarakat Melakukan kerjasama pengelolaan
pengelolaan sampah. dan dunia usaha dalam sampah dengan pihak swasta
pengelolaan sampah
Sumber : Dokumen SSK Kabupaten Pangandaran. 2014

Tabel 3. 4
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Perkotaan

Sasaran
Tujuan Strategi
Uraian Sasaran Indikator Sasaran
(1) (2) (3) (4)
Tersedianya regulasi pengelolaan drainase Adanya regulasi yang mengatur drainase Tersusunnya regulasi yang mengatur Pembahasan penyusunan
pengelolaan drainase regulasi system drainase

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 45


Sasaran
Tujuan Strategi
Uraian Sasaran Indikator Sasaran
(1) (2) (3) (4)
Tersedianya detail rencana pengelolaan Tersedianya detail rencana pengelolaan Tersusunnya Master Plan sistem drainase Menyusun Master Plan sistem
drainase drainase drainase
Meningkatkan kualitas sarana dan Mengurangi titik-titik genangan Berkurangnya titik –titik genangan Pembangunan saluran drainase
prasarana drainase kota yang memadai
dan berwawasan lingkungan
Meningkatkan kesadaran masyarakat Berkurangnya masyarakat yang masih Meningkatnya kesadaran masyarakat Sosialisasi kepada masyarakat
tentang pengelolaan drainase membuang limbah/sampah di saluran untuk tidak membuang limbah di saluran tentang pengelolaan drainase
drainase drainase hingga tahun 2017

Pemeliharaan saluran drainase yang Perbaikan drainase sebesar yang mengalami Saluran drainase yang mengalami Melakukan normalisasi dan
sudah ada kerusakan setiap tahun kerusakan akan selesai di perbaiki pada pemeliharaan saluran drainase
tahun 2019
Sumber : Dokumen SSK Kabupaten Pangandaran. 2014
Tabel 3. 5
Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian Sanitasi Sekolah

Sasaran
Tujuan Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
(1) (2) (3) (4)
Membudayakan PHBS sejak dini PHBS masuk dalam muatan lokal /kurikulum Menambah wawasan guru-guru Melaksanakan pelatihan sanitasi
sekolah serta meningkatnya prosentase CTPS di sekolah paud/TK/SD dalam tata cara Sekolah untuk Tim Manajemen
rumah tangga di tahun 2018 Pola Hidup Bersih dan Sehat. sekolah: Kepala sekolah, guru UKS,
komite sekolah
Meningkatkan sarana dan prasarana Meningkatnya kepemilikan jamban di sekolah Menambah jumlah jamban di sekolah Membangun sarana dan prasarana
sanitasi di sekolah untuk diakses warga murid dan guru
Tersedianya saluran pembuangan air limbah Berkurangnya tingkat pencemaran air Membangun sarana dan prasarana
tertutup, kedap air dan mengalir lancar limbah

Menambah/ menyediakan tempat sampah di Bertambahnya jumlah tempat sampah Menyediakan sarana dan prasarana
sekolah di sekolah persampahan
Sumber : Dokumen SSK Kabupaten Pangandaran. 2014

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 46


3.1.6 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020

Review terkait dengan penanganan kumuh di RPI2JM diambil dari program yang terkait dengan permukiman di kabupaten pangandaran.

Arahan pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Pangandaran adalah dengan:

1) Menerapkan dua jenis pengembangan konsep arah permukiman, yaitu kawasan permukiman dengan arah vertikal dan kawasan permukiman

dengan arah horizontal;

2) Mengembangkan kawasan permukiman dengan arah vertikal pada kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga

tinggi;

3) Kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik intensitas pemanfaatan ruang menengah hingga tinggi adalah kawasan perkotaan yang menjadi

kota inti PKN;

4) Mengembangkan kawasan permukiman dengan arah horisontal dikendalikan pada kawasan perkotaan dengan intensitas pemanfaatan ruang

menengah;

5) Kawasan perkotaan yang memiliki karakteristik intensitas pemanfaatan ruang menengah adalah kawasan perkotaan di Jawa Barat selain yang

berfungsi sebagai kota inti PKN.

Strategi pengembangan untuk kawasan perumahan termasuk fasilitas pendukung perumahan berupa fasilitas sosial dan fasilitas umum adalah:

iv. Membatasi proporsi kawasan perumahan maksimum 55% dari luas lahan kota.

v. Mengembangkan perumahan secara vertikal untuk wilayah kecamatan dan atau kawasan yang padat penduduk dengan memperhatikan

ketersediaan prasarana yang ada.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 47


vi. Meremajakan dan merehabilitasi lingkungan yang menurun kualitasnya dan diupayakan dikembangkan menjadi rumah susun sederhana sewa

lengkap dengan sarana dan prasarana lingkungannya.

vii. Melestarikan lingkungan perumahan lama yang mempunyai karakter khusus (kawasan lindung cagar budaya) dari alih fungsi dan perubahan

fisik bangunan.

viii. Membatasi luas lantai bangunan perumahan yang diperbolehkan untuk kegiatan usaha dengan disertai penyediaan prasarana yang memadai

terutama parkir.

Kebijakan pemanfaatan ruang diwujudkan berdasarkan kebijakan struktur tata ruang dan pola tata ruang, yaitu mengembangkan program

perwujudan tata ruang yang dalam pelaksanaannya dapat mendorong kemitraan dan kerjasama antara swasta dan masyarakat. Strategi penerapan

kebijakan pemanfaatan ruang termasuk didalamnya untuk prasarana dan sarana kota adalah:

ix. Menjabarkan dan menyusun tahapan dan prioritas program berdasarkan persoalan mendesak yang harus ditangani, serta antisipasi dan arahan

pengembangan masa mendatang.

x. Mendorong kemitraan dan kerjasama dengan swasta dan masyarakat dalam penyediaan pelayanan kota dan pembangunan kota.

Tahapan pembangunan kawasan perumahan dan permukiman secara umum didasarkan pada dukungan ekonomi kota dan pengembangan wilayah :

xi. Menata kawasan permukiman padat dengan pola pengembangan secara vertical;

xii. Mengembangkan sarana dan prasarana perumahan dan permukiman padat;

xiii. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana perumahan dan permukiman sedang;

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 48


xiv. Mengatur kembali struktur pelayanan fasilitas sosial, dan prasarana dasar lingkungan perumahan.

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di Kabupaten Pangandaran dirinci berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspek

pembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta dan aspek lingkugan permukiman. Permasalahan dan tantangan serta solusi alternatif

pemecahannya dalam pengembangan permukiman Kabupaten Pangandaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 6
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Kabupaten Pangandaran

No Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi


(1) (2) (3) (4)
Aspek Teknis
1) Belum adanya rencana pengembangan kawasan
Segera disusun Rencana Induk Pengembangan
permukiman yang mencakup kebijakan Kab Pangandaran sebagai Pusat Pertumbuhan
Permukiman sesuai dengan arahan RTRW Provinsi
pengembangan permukiman di Kabupaten Jawa Barat serta Kawasan Strategis Nasional
Jawa Barat dan RTRW Kab Pangandaran
1 Pangandaran

Potensi Perdesaan sebagai Potensi ekonomi Segera diidentifikasi kebutuhan peningkatan


2) Belum tersedianya rencana teknis penanganan
lokal cukup besar di Pangandaran sehingga infrastruktur perdesaan dan direncanakan
kawasan kumuh perdesaan di Pangandaran
diperlukan akses infrastruktur yang layak pengembangannya secara bertahap

3) Rendahnya tingkat
Pengembangan perumahan secara horisontal. Adanya
pemenuhan kebutuhan Masih luasnya ruang dan wilayah untuk
perbaikan teknis terhadap Rumah Tidak Layak Huni
perumahan yang layak pengembangan permukiman
(RTLH) di Pangandaran
huni
Sesuai dengan tujuan dan arahan RTRW Kab Adanya Program Peningkatan Infrastruktur
4) masih rendahnya kualitas lingkungan di kawasan
Pangandaran yaitu Pangandaran Sebagai Permukiman di kawaan kumuh perdesaan, kawasan
kumuh, kawasan khusus rawan bencana alam, serta
Kawasan Pariwisata, Agropolitan, dan khusus rawan bencana alam serta agropolitan dan
agropolitan dan minapolitan
Minapolitan Berbasis Mitigasi Bencana minapolitan di Pangandaran
2 Aspek Kelembagaan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 49


No Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4)

Adanya pemetaan urusan pekerjaan umum sesuai


UU No 2/2014 tentang Pemerintahan Daerah serta
1) Belum fokusnya pemerintahan pangandaran Peraturan Pemerintah turunannya yang dirancang
yang menangani sektor PKP mengingat SKPD yang saat ini
menangani urusan PU baru ada satu Dinas di Adanya kemungkinan tambahan Instansi Pemerintah
Kabupaten Pangandaran Daerah yaitu Dinas yang menangani Urusan
Potensi pengembangan kewilayahan Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Urusan
Pangandaran yang cukup strategis di tingkat Perumahan dan Kawasan Permukiman
Provinsi maupun Nasional
Adanya program pendampingan pemberdayaan
2)Belum optimalnya tata kelola desa dan peran masyarakat untuk melakukan kegiatan
kelembagaan desa dalam perencanaan dan pembangunan desa untuk mencapai SPM Perdesaan
pembangunan desa Adanya pelibatan unsur desa dalam proses
perencanaan pembangunan diawali dengan proses
pendataan kebutuhan dan kondisi eksisting.
Aspek Pembiayaan
Adanya upaya dari Kabupaten Pangandaran untuk
meningkatkan komitmen dan usaha dalam
pembangunan keciptakaryaan khususnya PKP
sehingga posisi prioritas dari Kluster C menjadi A
1) Masih rendahnya proporsi pendanaan baik Lokasi strategis Pangandaran sebagai kawasan
3 dalam kebijakan pusat 2015-2019
APBN, APBD Provinsi dan APBD Kab terhadap pertumbuhan berbasis pariwisata, agropolitan
Adanya upaya pemanfaatan dana Bantuan Keuangan
pembangunan sektor PKP ini dan minapolitan
dari Pemprov dengan optimal
Peningkatan proporsi pendanaan APBD Kab
Pangandaran terhadap pembangunan keciptakaryaan
secara bertahap
Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta
1) Masih rendahnya kerja sama atau kolaborasi
4 pemerintah bersama dengan masyarakat dan Adanya peningkatan kapasitas dan komunikasi antara
Sektor swasta di Pangandaran cukup strategis
swasta dalam peningkatan pembangunan sektor pemerintahan dengan sektor swasta dan masyarakat
PKP

5 Aspek Lingkungan Permukiman

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 50


No Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi
(1) (2) (3) (4)

1) Keterbatasan ketersediaan pelayanan umum dan Masih luasnya pemanfaatan ruang di kawasan
Adanya Program Pengembangan Infrastruktur
pelayanan dasar minimum seperti air minum, perdesaan serta tingginya potensi ekonomi
Perdesaan
sanitasi di perdesaan desa lokal di Pangandaran

2) Pola persebaran penduduk yang cukup tinggi di


Pangandaran
Sumber : Hasil Pengolahan, 2016

Berdasarkan kebutuhan untuk menjawab tantangan yang dijabarkan di atas, maka dirumuskanlah program-program pengembangan sektor

permukiman. Usulan program investasi yang terdapat dalam RPI2-JM Kabupaten Pangandaran Tahun 2016-2020 Sektor Pengembangan

Permukiman adalah sebagai berikut.

i. Penyusunan Rencana Permukiman Perkotaan Kabupaten Pangandaran

ii. Perencanaan kawasan dan DED Kawasan Permukiman Kumuh

iii. Pembangunan Kawasan Permukiman Kumuh

iv. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan potensial

v. Pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman perdesaan berbasis masyarakat

vi. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

vii. Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 51


3.2 Kebijakan Penanganan Permukiman Perkotaan

3.2.2 SK Bupati Kabupaten Pangandaran No. 659 Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di
Pangandaran

Peraturan mengenai penanganan permukiman kumuh di Kabupaten Pangandaran diatur juga dalam SK Bupati Pangandaran No.
659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 tentang Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Pangandaran.

Tabel 3. 7
Peraturan Penanganan Permukiman Kumuh di Kabupaten Pangandaran

Perda/Pergub/Perbup/Peraturan Lainnya
Amanat Kebijakan Daerah
Jenis Produk Pengaturan No/ Tahun Perihal
(1) (2) (3) (4)

SK Bupati Pangandaran tentang 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Penetapan Lokasi Perumahan Lokasi perumahan dan permukiman kumuh di Kab.
Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh dan Permukiman Pangandaran melputi 12 (Dua belas) lokasi di 1
Kumuh di Pangandaran Kumuh di Kabupaten (satu) Kecamatan, dengan luas total 295,3 Ha.
Pangandaran
Sumber : Hasil Pengolahan, 2016

Upaya pendataan lokasi kawasan kumuh di Kabupaten Pangandaran baru dilakukan di satu kecamatan saja yaitu Kecamatan Pangandaran Tahun

2014 yang selanjutnya dilegalkan dalam Keputusan Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014, Kawasan Kumuh tersebut

terdapat pada wilayah seperti pada tabel ini, dengan rincian kategori :

a. Kawasan Kumuh Tinggi terdapat di 7 Desa/Kelurahan,

b. Kawasan Kumuh sedang terdapat di 5 Desa/Kelurahan,

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 52


Tabel 3. 8
Sebaran Kawasan Kumuh Kabupaten Pangandaran

Nama Kawasan dan Desa Permukiman Kumuh di Kecamatan


No Kelas Tipologi Pangandaran

(1) (2) (3)


1 Kawasan Permukiman Kumuh Tinggi Kawasan Parapat dan Pangandaan Timur (Desa Pangandaran)
Kawasan Bojongjati dan Cilebok (Desa Pananjung)
Kawasan Bojongsari (Desa Babakan)
Kawasan Kedungrejo (Desa Wonoharo)
Kawasan Wonoharjo (Desa Wonoharjo)
Kawasan Pondok Lombok (Desa Sidomulyo)
Kawasan Sidomulyo (Desa Sidomulyo)
Kawasan Permukiman Kumuh Sedang
2 Kawasan Sukajadi (Desa Purbahayu)
Kawasan Bengkekan (Desa Sukahurip)
Kawasan Cikulu (Desa Sukahurip)
Kawasan Bojongaren 1 (Desa Pagergunung)
Kawasan Bojongaren 2 (Desa Pagergunung)

Sumber : SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 53


Tabel 3. 9
Kondisi Kawasan Kumuh di Kabupaten Pangandaran

No. Nama Kawasan Kumuh Luas (Ha) Desa/Kelurahan

(1) (2) (3) (4)

1. Kawasan Parapat dan Pangandaan Timur 11,80 Desa Pangandaran


2. Kawasan Bojongjati dan Cilebok 27,70 Desa Pananjung
3. Kawasan Bojongsari 63,60 Desa Babakan
4. Kawasan Kedungrejo 11,50 Desa Wonoharjo
5. Kawasan Wonohajo 56,30 Desa Wonoharjo
6. Kawasan Pondok Lombok 25,00 Desa Sidomulyo
7. Kawasan Sidomulyo 2,20 Desa Sidomulyo
8. Kawasan Sukajadi 56,00 Desa Purbahayu
9. Kawasan Bengkekan 21,10 Desa Sukahurip
10. Kawasan Cikulu 19,10 Desa Sukahurip
11. Kawasan Bojongaren 1 0,30 Desa Pagergunung
12. Kawasan Bojongaren 2 0,70 Desa Pagergunung
Sumber : SK Bupati Pangandaran No. 659/Kpts.87.C-Huk.Org Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Kawasan Kumuh di Pangandaran

3.3 Overview Kebijakan

Berdasarkan kebijakan terkait dengan penanganan permukiman kumuh yang ada di Kabupaten Pangandaran, maka kebijakan-kebijakan yang ada

perlu dikompilasi dan dirumuskan arahan penanganan permukiman kumuh dari kebijakan-kebijakan tersebut. Pada tabel di bawah ini akan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 54


dipaparkan mengenai overview kebijakan yang terkait dengan penanganan kumuh di perkotaan Kabupaten Pangandaran. Di dalam overview

kebijakan ini akan dipaparkan mengenai visi dan misi, tujuan dan sasaran, stratregi dan arahan kebijakan, rencana, program, dan kegiatan. Dengan

tabel overview ini akan memudahkan dalam menyusun arahan pengembangan kawasan kumuh di perkotaan.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 55


Tabel 3. 10
Overview Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan Kabupaten Pangandaran
SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
1. DRAFT RTRW Tujuan: Kebijakan 1: RENCANA STRUKTUR RUANG Perwujudan Sistem Jaringan Sumberdaya
KABUPATEN Mewujudkan Kabupaten Pengembangan kawasan wisata Rencana sistem perkotaan, meliputi: Air • Pengembangan embung
PANGANDARAN Pangandaran Sebagai Kawasan ramah lingkungan; (1) Sistem perkotaan meliputi:
2005 – 2025 Pariwisata, Agropolitan, dan a. PKNp Pangandaran sebagai pusat • Pemanfaatan dan pengamanan Daerah
Minapolitan Berbasis Mitigasi • mengembangkan kawasan kebudayaan, pusat pelayanan rekreasi Irigasi Teknis Kabupaten
Bencana dan kegiatan ekowisata, terpadu skala nasional dan
agrowisata, wisata budaya, internasional; • Pembangunan dan peningkatan jaringan
dan wisata buatan irigasi
b. PKW Pangandaran sebagai pusat
• meningkatkan ketersediaan koleksi dan distribusi skala regional;
infrastruktur dan akomodasi c. PKL Parigi sebagai pusat pelayanan
di sekitar kawasan wisata
skala kabupaten; • Penyusunan rencana induk pengelolaan
• mengembangkan sistem
d. PPK sebagai pusat pelayanan kawasan persampahan kabupaten
informasi dan promosi wisata
meliputi: Perwujudan Sistem Jaringan Persampahan
• meningkatkan perlindungan
1. Kecamatan Padaherang; • Pengembangan teknologi komposing
alam dan lingkungan pada
kawasan wisata 2. Kecamatan Kalipucang; sampah organik dan sistem reduce
3. Kecamatan Cimerak; (mengurangi), reuse (menggunakan
Kebijakan 2: 4. Kecamatan Sidamulih; dan kembali), dan recycle (mendaur ulang)
Pengembangan kawasan 5. Kecamatan Langkaplancar. atau 3R lainnya yang sesuai pada
agropolitan; (2)Sistem perdesaan sebagaimana berupa kawasan permukiman
• mengembangkan pusat PPL meliputi:
agropolitan a. Desa Kertaharja; • Pengelolaan sampah organik, an organik
• meningkatkan produktivitas b. Desa Cijulang; dan B3 dengan sistem terpilah
komoditas pertanian tanaman c. Desa Pagerbumi;
pangan, perkebunan, d. Desa Bangunjaya; • Pengembangan penyediaan sarana
peternakan, dan kehutanan e. Desa Bangunkarya; prasarana pengolahan sampah
• mengembangkan sarana dan
f. Desa Cikambulan;
prasarana pendukung
g. Desa Putrapinggan; • Melakukan koordinasi antar lembaga
pertanian
h. Desa Payutran; dan pemerintah, masyarakt dan dunia usaha
• mengembangkan industri
pengolahan hasil pertanian, i. Desa Mangunjaya. agar terdapat keterpaduan dalam
perkebunan, peternakan, dan pengelolaan sampah
kehutanan Rencana Sistem Jaringan Prasarana
• mengendalikan lahan Lingkungan • Mengembangkan tempat Pengolahan
pertanian pangan Sistem Jaringan Persampahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS)
berkelanjutan a. Pengembangan tekonologi komposing
sampah organic dan 3 R • Menerapkan penanganan akhir sampah
Kebijakan 3: b. Tempat Penampungan Sementara di di TPPAS secara controlled landfill atau
Pengembangan kawasan seluruh PPK ditempatkan di pusat sanitary landfill
minapolitan: kegiatan masyarakat
• mengembangkan pusat c. Pengembangan TPPAS di Kecamatan
minapolitan Sidamulih
• mengoptimalkan perikanan d. d. Pengembangan penyediaan • Pengembangan sistem perpipaan
tangkap, budidaya laut, air
sarana prasarana pengolahan sampah. perkotaan
payau, dan air tawar
• Penyusunan masterplan air bersih
• mengembangkan sarana
perkotaan dan perdesaan
prasarana perikanan dan
kelautan
• mengembangkan industri
pengolahan hasil perikanan • Pengembangan dan peningkatan jalur
sesuai potensi lestari dan ruang evakuasi bencana gerakan
tanah
Kebijakan 4: • Menerapkan konstruksi bangunan
Peningkatan mitigasi bencana ramah bencana

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 56


SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
dalam pengembangan dan • Penyusunan masterplan kebencanaan
pengelolaan kawasan;

• meningkatkan jalur dan ruang


evakuasi bencana di seluruh • Penerapan sistem septic tank kawasan
wilayah kabupaten sesuai permukiman perkotaan dan perdesaan
konteks kebencanaannya
• mengembangkan penggunaan Perwujudan Sistem Sumber Air Minum • Pengembangan jamban komunal pada
teknologi mitigasi bencana kawasan permukiman padat, kumuh dan
• mengendalikan kegiatan fasilitas umum
budidaya pada kawasan
rawan bencana • Peningkatan IPLT
• memulihkan secara bertahap
seluruh kawasan rawan • Pembangunan sistem pengelolaan air
bencana menjadi kawasan Perwujudan Sistem Sarana Prasarana
limbah komunal
non-budidaya Mitigasi Bencana

Kebijakan 5: • Penyediaan sarana prsarana pengolahan


Pengembangan pusat limbah industri, limbah medis, limbah
pemerintahan dan permukiman berbahaya beracun (B3) skala
sesuai daya dukung dan daya kecamatan.
tampung;
• mengembangkan pusat • Penyusunan masterplan pengolahan
pemerintahan Kabupaten limbah
• mengembangkan pusat
pelayanan permukiman di Perwujudan Sistem Pengolahan Limbah
masing-masing kecamatan
• mendorong pemerataan • Pengembangan sistem drainase bagi
pertumbuhan permukiman di kawasan permukiman
pusat kegiatan dan pusat • Pembuatan saluran drainase sekunder
pelayanan pada setiap kawasan fungsional
• Pengelolaan saluran drainase di kawasan
Kebijakan 6:
perkotaan, baik yang terbuka maupun
Pengembangan dan peningkatan
sistem jaringan sarana prasarana tertutup
wilayah; • Penyusunan masterplan drainase
• meningkatkan kualitas • Pengembangan pola insentif dan
infrastruktur jalan kabupaten, disinsentif dalam pengelolaan kawasan
lokal, dan lingkungan di • Pengembangan partisipasi masyarakat
seluruh wilayah kabupaten dalam pengelolaan kawasan
• meningkatkan kualitas perlindungan setempat
permukiman didukung oleh • Penyusunan masterplan RTH
prasarana dan sarana yang
memadai pada skala
kecamatan dan desa
• mengembangkan dan • Mengendalikan perkembangan kawasan
meningkatkan sarana dan terbangun pada kawasan wisata alam
prasarana transportasi darat,
udara, dan laut • Peningkatan jasa lingkungan pada
kawasan wisata
Kebijakan 7:
Peningkatan penjagaan dan
• Pengembangan dan penataan kawasan
pengelolaan kawasan lindung
darat dan laut; permukiman
• mempertahankan kawasan
lindung yang sudah Perwujudan Sistem Drainase • Penyusunan masterplan pengembangan
ditetapkan permukiman
• mengendalikan kegiatan pada
kawasan lindung yang • Monitoring dan evaluasi pelaksanaan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 57


SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
berfungsi sebagai lokasi masterplan permukiman
wisata
• memulihkan secara bertahap • Pengendalian pertumbuhan
kawasan yang ditetapkan pembangunan perumahan baru
sebagai kawasan lindung yang
masih memiliki fungsi non • Peningkatan penyehatan lingkungan
lindung permukiman
Kebijakan 8:
Pengendalian kegiatan budidaya • Penyiapan Lahan KASIBA dan LISIBA
yang berpotensi mengganggu Perwujudan Pola Ruang Kawasan
keseimbangan lingkungan; Perlindungan Setempat • Penyediaan sarana listrik ke seluruh
• membatasi perkembangan wilayah permukiman
kegiatan budidaya yang
berpotensi mengganggu • Peningkatan jaringan jalan desa
keseimbangan lingkungan
• memulihkan secara bertahap • Program penyediaan air bersih secara
kawasan yang mulai sederhana
terganggu fungsinya akibat
aktivitas manusia • Pengembangan sarana angkutan orang
• mengembangkan instrumen dan barang untuk menunjang produksi
pengendalian pemanfaatan perdesaan.
ruang
• meningkatkan penerapan
insentif dan disinsentif Perwujudan Pola Ruang Kawasan
terhadap kegiatan budi daya Peruntukan Pariwisata
yang tidak sesuai

Kebijakan 9:
Peningkatan fungsi kawasan
untuk pertahanan dan keamanan
negara.
• mendukung penetapan
kawasan strategis nasional Perwujudan Pola Ruang Kawasan
dengan fungsi kawasan Peruntukan Permukiman
pertahanan dan keamanan
• mengembangkan kawasan
lindung dan/atau kawasan
budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan
dan keamanan
• mengembangkan budidaya
secara selektif di dalam dan di
sekitar kawasan pertahanan
untuk menjaga fungsi
pertahanan dan keamanan
• turut serta menjaga dan
memelihara aset-aset
pertahanan dan keamanan.
2. RPI2JM Pangandaran Sebagai Kawasan Kebijakan 1 RENCANA STRUKTUR RUANG
KABUPATEN Pariwisata, Agropolitan, dan Pengembangan Kawasan Wisata a. Sistem Pusat Kegiatan Perwujudan Sistem Jaringan Persampahan • Penyusunan rencana induk pengelolaan
PANGANDARAN Minapolitan Berbasis Mitigasi Ramah Lingkungan Pengembangan pusat kegiatan persampahan kabupaten
2016-2020 Bencana • mengembangkan kawasan meliputi:
dan kegiatan ekowisata, • PKNp Pangandaran sebagai • Pengembangan teknologi komposing
agrowisata, wisata budaya, pusat kebudayaan, pusat sampah organik dan sistem reduce
dan wisata buatan pelayanan rekreasi terpadu (mengurangi), reuse (menggunakan
• meningkatkan ketersediaan skala nasional dan kembali) dan recycl (mendaur ulang)
infrastruktur dan akomodasi internasional atau 3R lainnya yang sesuai pada
di sekitar kawasan wisata • PKW Pangandaran sebagai

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 58


SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
• mengembangkan sistem pusat koleksi dan distribusi kawasan permukiman
informasi dan promosi wisata skala regional
• meningkatkan perlindungan • PKL Parigi sebagai pusat • Pengelolaan sampah organik, anorganik
alam dan lingkungan pada pelayanan kabupaten dan B3 dengan sistem terpilah
kawasan wisata • PPK sebagai pusat pelayanan
kawasan berada di • Pengembangan penyediaan sarana
Kebijakan 2: 1. Kecamatan Padaherang prasarana pengolahan sampah
Pengembangan kawasan 2. Kecamatan Kalipucang
agropolitan; 3. Kecamatan Cimerak • Mengembangkan TPA
• mengembangkan pusat 4. Kecamatan Sidamulih, dan
agropolitan 5. Kecamatan Langkaplancar • Menerapkan penanganan akhir sampah
• meningkatkan produktivitas • PPL sebagai pusat pelayanan di TPA secara controlled landfill atau
komoditas pertanian tanaman lingkungan desa berada di: sanitary landfill
pangan, perkebunan, 1. Desa Kertaharja
peternakan, dan kehutanan 2. Desa Cijulang • Pengembangan sistem perpipaan
• mengembangkan sarana dan 3. Desa Pagerbumi perkotaan
prasarana pendukung 4. Desa Bangunkarya
pertanian 5. Desa Cikembulan • Penyusunan masterplan air bersih
• mengembangkan industri 6. Desa Putrapinggan perkotaan dan perdesaan
pengolahan hasil pertanian, 7. Desa Payutran
perkebunan, peternakan, dan 8. Desa Mangunjaya • Penerapan sistem tangki septik kawasan
kehutanan b. Sistem Jaringan Prasarana permukiman perkotaan dan perdesaaan
• mengendalikan lahan Wilayah Kabupaten
pertanian pangan • Sistem jaringan persampahan Perwujudan Sumber Air Minum • Pengembangan jamban komunal pada
berkelanjutan • Sistem sumber air minum kawasan permukiman padat, kumuh,
• Sistem jalur dan ruang evakuasi dan fasilitas umum
Kebijakan 3: bencana, dan
Pengembangan kawasan • Sistem jaringan prasarana • Peningkatan IPLT
minapolitan: Kabupaten lainnya
• mengembangkan pusat RENCANA POLA RUANG Perwujudan Pengolahan Limbah • Pembangunan sistem pengelolaan air
minapolitan a. Perwujudan kawasan limbah komunal
• mengoptimalkan perikanan resapan air
tangkap, budidaya laut, air • Penyediaan sarana prasarana
payau, dan air tawar pengolahan limbah industri, limbah
• mengembangkan sarana medis, limbah berbahaya beracun (B3)
prasarana perikanan dan skala kecamatan, dan
kelautan
• mengembangkan industri • Penyusunan masterplan pengolahan
pengolahan hasil perikanan limbah
sesuai potensi lestari
• Pengembangan sistem drainase bagi
Kebijakan 4: kawasan permukiman
Peningkatan mitigasi bencana
dalam pengembangan dan • Pembuatan saluran drainase sekunder
pengelolaan kawasan; pada setiap kawasan fungsional

• meningkatkan jalur dan ruang • Pengelolaan saluran drainase di kawasan


evakuasi bencana di seluruh perkotaan, baik yang terbuka maupun
wilayah kabupaten sesuai tertutup, dan
konteks kebencanaannya b. Perwujudan kawasan
• mengembangkan penggunaan perlindungan setempat • Penyusunan masterplan drainase
teknologi mitigasi bencana
• mengendalikan kegiatan
budidaya pada kawasan
rawan bencana Perwujudan Sistem Drainase
• memulihkan secara bertahap
seluruh kawasan rawan
bencana menjadi kawasan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 59


SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
non-budidaya

Kebijakan 5:
Pengembangan pusat
pemerintahan dan permukiman
sesuai daya dukung dan daya
tampung;
• mengembangkan pusat
pemerintahan Kabupaten
• mengembangkan pusat
pelayanan permukiman di
masing-masing kecamatan
• mendorong pemerataan
pertumbuhan permukiman di Penetapan fungsi kawasan resapan air
pusat kegiatan dan pusat
pelayanan Penjagaan terhadap penggunaan lahan
pada kawasan resapan air
Kebijakan 6:
Pengembangan dan peningkatan Pengembangan pola insentif dan
sistem jaringan sarana prasarana disinsentif dalam pengelolaan kawasan
wilayah;
• meningkatkan kualitas Pengembangan partisipasi masyarakat
infrastruktur jalan kabupaten, dalam pengelolaan kawasan resapan
lokal, dan lingkungan di air,dan
seluruh wilayah kabupaten
• meningkatkan kualitas Pengelolaan pemeliharaan, pelestarian,
permukiman didukung oleh rehabilitasi kawasan sempadan pantai,
prasarana dan sarana yang sungai, situ, embung, mata air
memadai pada skala
kecamatan dan desa Penyusunan masterplan RTH
• mengembangkan dan
meningkatkan sarana dan Pengembangan dan penataan kawasan
prasarana transportasi darat, permukiman
udara, dan laut

Kebijakan 7: Penyusunan masterplan pengembangan


Peningkatan penjagaan dan permukiman
pengelolaan kawasan lindung
darat dan laut;
• mempertahankan kawasan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
lindung yang sudah masterplan permukiman
ditetapkan
• mengendalikan kegiatan pada Pengendalian pertumbuhan
kawasan lindung yang pembangunan perumahan baru
berfungsi sebagai lokasi
wisata Peningkatan penyehatan lingkungan
• memulihkan secara bertahap permukiman
kawasan yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung yang Penyiapan Lahan kawasan siap bangun
masih memiliki fungsi non dan lingkungan siap bangun
lindung
Penyediaan sarana listrik ke seluruh
Kebijakan 8: wilayah permukiman
Pengendalian kegiatan budidaya
yang berpotensi mengganggu
keseimbangan lingkungan; Program penyediaan air bersih secara
• membatasi perkembangan sederhana, dan
kegiatan budidaya yang
berpotensi mengganggu

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 60


SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
keseimbangan lingkungan
• memulihkan secara bertahap
kawasan yang mulai
terganggu fungsinya akibat
aktivitas manusia
• mengembangkan instrumen
pengendalian pemanfaatan
ruang
• meningkatkan penerapan
insentif dan disinsentif
terhadap kegiatan budi daya
yang tidak sesuai

Kebijakan 9:
Peningkatan fungsi kawasan
untuk pertahanan dan keamanan
negara.
• mendukung penetapan
kawasan strategis nasional
dengan fungsi kawasan
pertahanan dan keamanan
• mengembangkan kawasan
lindung dan/atau kawasan
budidaya tidak terbangun di
sekitar kawasan pertahanan
dan keamanan
• mengembangkan budidaya
secara selektif di dalam dan di
sekitar kawasan pertahanan
untuk menjaga fungsi
pertahanan dan
keamananturut serta menjaga
dan memelihara aset-aset
pertahanan dan keamanan.

3 Laporan Akhir Kabupaten Pangandaran pada Tujuan Pembangunan Kebijakan 1:


RIPPARDA tahun 2025 menjadi Daerah Kepariwisataan Kabupaten Pembangunan Destinasi
Tujuan Wisata Dunia, tempat Pangandaran Pariwisata Kabupaten
tinggal yang aman dan nyaman a. Menciptakan kepariwisataan Pangandaran
berlandaskan norma agama sebagai destinasi unggulan • Pengendalian dan
Misi Pembangunan tingkat Nasional dan perlindungan sumber daya
Kepariwisataan Kabupaten Internasional wisata
Pangandaran : b. Mengembangkan daya tarik • Perwilayahan kawasan
a. Pemanfataan dan wisata pariwisata Kabupaten
Pengelolaan terhadap c. Meningkatkan pengawasan dan Pangandaran
sumber daya kepariwisataan pengendalian
secara berkelanjutan. Kebijakan 2:
d. Mewujudkan media pemasaran
b. Optimalisasi potensi sumber Pembangunan Pasar dan
yang efektif dan efisien Pemasaran Pariwisata
daya alam, budaya, dan SDM e. Mewujudkan Industri
sebagai pendukung • Pengembangan program
Pariwisata yang mampu pemasaran dengan
terciptanya pariwisata menggerakkan perekonomian memanfaatkan teknologi
Kabupaten Pangandaran Daerah informasi
yang berwawasan f. Mengembangkan lembaga • Peningkatan pengetahuan dan
lingkungan dan kepariwisataan dan sistem tata pemahaman terhadap
berkelanjutan kella karakteristik dan preferensi
c. Pembangunan daerah tujuan g. Meningkatkan peran dan pasar wisatawan.
wisata dan lingkungan • Penguatan citra pariwisata

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 61


SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
masyarakat yang aman dan kemampuan masyarakat Kabupaten Pangandaran
nyaman h. Mengoptimalkan manfaat yang • Pemanfaatan dengan optimal
d. Pemasaran Pariwisata yang diterima masyarakat. potensi pasar pariwisata
sinergis, unggul dan utama Kabupaten
berkelanjutan. Sasaran Pembangunan Pangandaran
e. Pembangunan Industri Kepariwisataan Kabupaten • Penyediaan sistem informasi
Pariwisata yang berdaya Pangandaran secara menyeluruh.
• Pembangunan destinasi pariwisata • Pembangunan jejaring
saing, kredibel, mampu
• Pembangunan Industri promosi bersama dengan
menggerakkan kemitraan
kepariwisataan destinasi lain.
usaha, dan berkelanjutan.
• Pengembangan program
f. Pembangunan sumber daya • Pembangunan pasar dan pemasaran
promosi melalui berbagai
manusia, regulasi, dan • Pembangunan kelembagaan
pilihan media dan aplikasi
mekanisme operasional yang teknologi informasi
efektif dan efisien • Pembentukan program
g. Penciptaan masyarakat yang standarisasi pengelolaan
mandiri, berlandaskan pada usaha pariwisata.
nilai-nilai agama/regilius,
dan berdaya saing. Kebijakan 3:
Kebijakan Pembangunan Industri
Kepariwisataan
• Penetapan peraturan daerah
terkait hotel dan restoran.
• Penetapan peraturan daerah
Kepariwisataan.
• Peningkatan kualitas dan
kauntitas pelayanan usaha
pariwisata dan
pendukungnya.
• Pembangunan prosedur
penerapan standar kualitas
pelayanan usaha pariwisata
serta mekanisme pemantauan
dan evaluasi terhadap
penerapan standar usaha
pariwisata.
• Peningkatan pembinaan
industri kecil dan menengah
dalam pembangunan dan
pemasaran produk pariwisata.
• Pembangunan kemitraan yang
berkinerja tinggi antar usaha
pariwisata dengan
pemerintah dan masyarakat
lokal.
• Sinkronisasi arah kebijakan

Kebijakan 4:
Kebijakan Pembangunan
Kelembagaan Pariwisata
• Mereposisi urusan pariwisata
dan kebudayaan di lingkungan
pemerintah daerah kabupaten
Pangandaran.
• Memperkuat peran lembaga
yang tekait dengan
kepariwisataan
• Menerapkan pariwisata dan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 62


SUMBER/
NO. VISI DAN MISI TUJUAN & SASARAN STRATEGI & ARAH KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM KEGIATAN
DOKUMEN
kebudayaan sebagai salah
satu kurikulum muatan lokal.
• Mempermudah dan
mensedrhankan perijinan bagi
lembaga pendidikan/kursus
terkait pariwisata.
• Program kemitraan
• Meningkatkan efektifitas
kemitraan dan koordinasi
• Mensinergikan dan
menyederhanakan regulasi
• Peningkatan kompetensi SDM
pariwisata
• Peningkatan kualitas dan
kuantitas lembaga penddikan
kepariwisataan
• Pengembangan mekanisme
insentif dan disinsentif bagi
SDM pariwisata
• Penyederhanaan prosedur
perizinan investasi
• Pengembangan mekanisme
insentif dan disinsentif bagi
investor
• Pengembangan regulasi.

Sumber : Hasil Pengolahan, 2016

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 63


BAB IV
ANALISIS

4. Analisa Permukiman Desa Pananjung

4.1 Analisa Kependudukan

Analisis kependudukan untuk memprediksi jumlah penduduk sesuai tahun rencana, (tahun 2020).
Prediksi jumlah penduduk dihitung dengan formula :
Pt = Po * (1 + r) ^ n

Pt : Prediksi Jumlah Penduduk Tahun ke n (jiwa)


Po : Jumlah Penduduk Tahun Dasar (jiwa)
R : Tingkat Pertumbuhan Penduduk
n : Tahun ke n

Tabel 1 Data Penduduk Desa Pananjung


2

Jumlah Kepala Jumlah


Jumlah Kepala Jumlah Kepala Jumlah Kepala Jumlah Penduduk
Kelurahan Alamat RT/RW Rumah Tangga Penduduk Jumlah Penduduk
Rumah Tangga Keluarga Rumah Tangga MBR Perempuan
Non MBR Laki-Laki

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 2018 2134 703 1315 4027 3642 7669

Tabel 3
Proyeksi Penduduk Desa Pananjung
2018 2019 2020 2021 2022
7670.0 7671 7672.0 7673 7674.0

Bila dilihat proyeksi penduduk Desa Pananjung sampai dengan tahun 2022 tidak akan
terjadi pemekaran Desa (menurut SNI 1 Kel./Desa jumlah penduduknya 30.000 jiwa). Termasuk
bila dilihat dari tingkatan RW tidak akan ada terjadi pemekaran RW. Namun bisa terjadi
pemekaran jumlah RT dalam 1 RW (menurut SNI 1 RW terdiri dari 8 – 10 RT) yaitu pada RW 003
dalam jangka waktu dekat. Desa Pananjung masih banyak ruang terbuka publik/lahan-lahan
kosong dan masih aman untuk meratakan pembangunan rumah.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 77


4.2 Analisa Fisik ( Daya Dukung dan Daya Tampung )

4.2.1 Analisa Bangunan Gedung

Tabel 4 Jumlah Bangunan Hunian Desa Pananjung

Keteraturan Bangunan Hunian Kepadatan Bangunan Hunian Kelayakan Bangunan Hunian

Kelurahan Alamat RT/RW Tingkat Luas area Jumlah Bangunan Persentase Jumlah Bangunan hunian Persentase Bangunan hunian
Persentase Luas Jumlah total
Jumlah Keteraturan kepadatan dengan hunian memiliki Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, memiliki kondisi Atap,
Keteraturan permukiman bangunan
Bangunan Hunian bangunan kepadatan luas lantai ≥ 7,2 m2 memiliki luas lantai Lantai, Dinding sesuai Lantai, Dinding sesuai
Bangunan Hunian ….Ha ……unit
…..unit/Ha tinggi per orang ≥ 7,2 m2 per orang persyaratan teknis persyaratan teknis

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 1034 54% 9.2941 2135 236.783482 0 1869 92% 1644 83%

Jumlah total bangunan yang ada di Desa Pananjung di bandingkan dengan jumlah bangunan
Tabel 5
hunian yang teratur sebesar 54% artinya berbanding lurus dengan bangunan hunian yang tidak teratur,
Proyeksi Kebutuhan Bangunan Hunian
hal ini bisa sampai terbalik jika tidak ada peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Desa yang diperkuat
No Kelurahan JENIS KEBUTUHAN 2018 2019 2020 2021 2022 dengan peraturan Daerah berkenaan dengan ijin membangun bangunan dan fungsi daripada bangunan
1 Pananjung Keb.luas/org 55,224.00 55,231.20 55,238.40 55,245.60 55,252.80 tersebut.
Kebutuhan Bangunan Hunian 11,044.80 11,046.24 11,047.68 11,049.12 11,050.56
Kepadatan Bangunan Hunian 1.10 1.10 1.10 1.10 1.11
Di tahun 2017 menurut data kepadatan bangunan hunian di Desa Pananjung sebenarnya sudah
Keb.luas/org 7.2 m2/org lebih dari 200 unit/Ha yaitu sebesar 236 unit/Ha, namun jika melihat dari proyeksi kebutuhan bangunan
Jmlh Penghuni rmh rata2 5 org hunian dari jumlah penduduk masih masuk dalam klasifikasi kepadatan bangunan sangat rendah yaitu
Luas 1 bangunan hunian 36 m2/unit
sebesar 1,1-2 bangunan/Ha (menurut sumber keputusan Menteri PU No.378/KPTS/1987, lampiran no.22
Kepadatan Bangunan Bgnn/Ha
yaitu kepadatan bangunan kurang dari 10 bangunan/Ha di katakana masuk dalam klasifikasi sangat
rendah), sehingga masih sangat luas dalam perkembangan bangunan hunian di Desa Pananjung secara
merata.

Tidak ada permasalahan banyak berkenaan dengan kelayakan bangunan di Desa Pananjung
melihat dari data presentase bangunan hunian yang memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2/org sebesar 92% artinya
masyarakat memahami akan kebutuhan ruang gerak di dalam bangunan huniannya. Begitu juga dengan
jumlah bangunan hunian yang kondisinya sesuai dengan persyaratan teknis tidak ada permasalahan
Tabel 6 Klasifikasi Kepadatan Bangunan
banyak terbukti dengan persentase 83% yaitu sebesar 1644 unit bangunan hunian sesuai dengan
persyaratan teknis.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 78


4.2.2 Analisa Aksesibilitas Jalan Lingkungan

Tabel 7 Aksesibilitas Jalan Lingkungan Desa Pananjung

Aksesibilitas Lingkungan

Panjang kebutuhan Jalan baru


Panjang jalan Persentase panjang kebutuhan
Kelurahan Alamat RT/RW diluar eksisting untuk melayani Panjang total
Panjang total Panjang jalan lingkungan dgn lebar > Jalan baru diluar eksisting Jangkauan
permukiman, termasuk Jaringan Jalan
Jaringan Jalan lingkungan dgn lebar 1.5 meter yang untuk melayani permukiman, Jaringan Jalan
penghubung dengan sistem jalan Lingkungan yang
Lingkungan yg ada > 1,5 meter permukaannya termasuk penghubung dengan Lingkungan
perkotaan. (Jawaban sesuai hasil Ideal
diperkeras sistem jalan perkotaan.
perencanaan)

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 23210 13540 12370 7400 19% 30610 32.57680197

Aksesibilitas Lingkungan

Panjang jalan Panjang jalan Panjang jalan


Panjang jalan lingkungan Panjang jalan Panjang jalan Total Panjang
Kelurahan Alamat RT/RW lingkungan dgn lingkungan dgn lebar lingkungan dgn lebar
dgn lebar ≥ 1,5 meter lingkungan dgn lingkungan dgn keseluruhan jalan Jalan Sesuai
lebar ≥ 1,5 meter <1,5 meter yang <1,5 meter yang
yang permukaannya lebar ≥ 1,5 meter lebar < 1,5 meter lingkungan yang Persyaratan
yang permukaannya permukaannya permukaannya tanah
tanah (tidak diperkeras) yang dilengkapi yang dilengkapi permukaannya tidak Teknis
diperkeras dan diperkeras dan tidak (tidak diperkeras) dan
dan tidak rusak sal. samping jalan sal. samping jalan rusak
tidak rusak rusak tidak rusak

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 7720 690 9270 600 3710 200 18280 25.966845

4.2.2.1 Prasarana/Utilitas – Jaringan Jalan Tabel 8 Klasifikasi Jalan di Lingkungan Perumahan

4.2.2.2 Jenis Prasarana dan utilitas

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 79


4.2.2.3 Persyaratan, Kriteria, Kebutuhan Ruang dan Lahan Panjang total jaringan jalan lingkungan yang ada di Desa Pananjung sebesar 23.210 meter dengan
total Panjang jaringan jalan lingkungan yang ideal sebesar 30.610 meter artinya adanya perkembangan
jalan yang dibutuhkan oleh Desa Pananjung dalam melayani masyarakat melalui prasarana jalan
lingkungan dengan perkembangan penduduk terhadap luas yang di butuhkan. Dari data tersebut hamper
setengahnya atau lebih dari setengahnya adalah jalan lebar ≤ 1,5 meter dengan kondisi baik yang tidak
diperkeras maupun diperkeras namun tidak rusak, hal ini perlu dipertahankan pemeliharaannya karena
masih banyak jalan lingkungan yang perlu diperbaiki dan perlu ada peningkatan kualitas jalan lingkungan
seperti perlu adanya saluran air pada sisi badan jalan.

Menurut aturan bahwa kebutuhan jalan lingkungan antar 1,2 – 2 meter dengan bahu jalan 0,5
meter (kiri dan kanan) sehingga klo di total 2,2 – 3 meter belum termasuk drainase 0,5 meter (kiri dan
kanan), itu adalah ideal menurut standar jalan. Jika melihat hal seperti itu tidak di mungkinkan untuk jalan
dengan lebar kurang dari 1,5 meter, namun sangat dimungkinkan untuk pembangunan jalan yang baru
agar menerapkan hal seperti itu.

Aturan menyebutkan juga bahwa dengan jalan lingkungan lebar antara 1,2 – 2 meter mempunyai
aturan tentang GSB (Garis Sempadan Bangunan) sepanjang 4 meter dari as jalan lingkungan, dengan
demikian bangunan hunian akan lebih teratur. Untuk hal itu maka bagi wilayah yang memungkinkan bisa
untuk di benahi agar ke depan jalan lingkungan dan bangunan hunian tetap terjaga keteraturannya,
nyaman, aman.

Jalan lingkungan dengan lebar ≤ 1,5 meter perlu diperhatikan karena dibutuhkan ada
perencanaan terhadap saluran air agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tergenangnya
air, becek, licin dan lain-lain.

Selanjutnya jalan lingkungan baik yang lebarnya ≤ 1,5 meter sepanjang 600 meter dan lebar yang
lebih ≥ 1,5 meter sepanjang 690 meter tetapi masih dalam keadaan tanah dibutuhkan penanganan yang
tepat artinya konstruksi yang terbangun haruslah tepat guna, tepat lahan, tepat fungsi,tepat bahan dan
tepat lokasi.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 80


4.2.3 Analisa Drainase Lingkungan

Tabel 9 Drainase Lingkungan Desa Pananjung

Drainase Lingkungan

Luas Area Persentase Panjang kebutuhan drainase Persentse panjang Panjang kebutuhan drainase
Kelurahan Alamat RT/RW
permukiman Kawasan Panjang Total baru sehingga permukiman kebutuhan drainase baru baru penghubung drainase
tidak terjadi permukiman tidak Drainase terlayani jaringan drainase sehingga permukiman eksisting dengan sistem
genangan terjadi genangan Eksisting seluruhnya. Jawaban sesuai terlayani jaringan drainase kota. Jawaban
air/banjir air/banjir hasil perencanaan drainase seluruhnya. sesuai hasil perencanaan

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 9.2941 100% 12300 7900 30% 7750

Drainase Lingkungan

Persentase panjang Persentase Panjang Kondisi jaringan Persentase Kondisi


Kelurahan Alamat RT/RW Panjang
kebutuhan drainase Panjang panjang drainase pada lokasi jaringan drainase pada
drainase yang
penghubung drainase drainase drainase yang permukiman memiliki lokasi permukiman
bersih dan tidak
eksisting dengan sistem Ideal bersih dan tidak kualitas tidak memiliki kualitas
bau
drainase kota. bau rusak/berfungsi baik minimum memadai

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 29% 20200 150 1% 8060 36%

Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai dengan ketentuan dan
Tabel 10 Bagian Jaringan Drainase persyaratan teknis. Jaringan drainse adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke
badan penerima air dana tau ke bangunan resapan buatan yang harus disediakan pada lingkungan
perumahan di perkotaan. Di Desa Pananjung terlihat tidak ada daerah genangan air/Banjir, namun bila
anak sungai sudah meluap maka wilayah-wlayah bantaran sungai akan mengalami genangan air yang
tinggi terbukti ketika curah hujan yang tinggi biasanya anak sungai mengalami kenaikan debit air. Hal ini
juga membuktikan bahwa tidak adanya penanganan terhadap limpasan air hujan, dimana yang terjadi
selalu di arahkan ke sungai. Jika kita bisa melihat bahwa bagian dari jaringan drainase tersebut ada yang
berupa badan penerima air, seperti ; sumber air dibawah permukaan tanah, bisa juga air hujan yang
mengalir pada drainase di alirkan ke bak control kemudian di tampung pada pembuangan air hujan
(PAH).

Selanjutnya masih sedikit sekali drainase yang bersih dan tidak berbau terbukti hanya sepanjang
150 meter dari 12.300 meter Panjang total drainase, artinya drainase yang ada belum sesuai dengan
fungsinya maka dari itu perlu adanya pemisahan fungsi antara buangan air hujan dengan air limbah yang
berasal dari rumah tangga/pabrik/perkantoran/hotel.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 81


4.2.4 Analisa Penyediaan Air Bersih/Air MInum

Tabel 11 Pelayanan Penyediaan Air Minum

Pelayanan Air Minum

Jumlah Masyarakat terlayani Persentase Masyarakat


Jumlah Masyarakat Persentase Masyarakat
Kelurahan Alamat RT/RW Sarana Air Minum untuk terlayani Sarana Air Minum
terpenuhi kebutuhan terpenuhi kebutuhan air
minum, mandi, dan cuci untuk minum, mandi, dan
air minum, mandi, cuci minum, mandi, cuci
(perpipaan atau non cuci (perpipaan atau non
(minimal (minimal
perpipaan terlindungi yang perpipaan terlindungi yang
60liter/org/hari) 60liter/org/hari)
layak) layak)

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 60 4% 1463 68%

Tabel 12 Proyeksi Penyediaan Air Bersih/Air Minum


Proyeksi Kebutuhan Air

No Desa JENIS KEBUTUHAN 2018 (ltr) 2019 (ltr) 2020 (ltr) 2021 (ltr) 2022 (ltr)
1 Pananjung Air 165,672,000 165,693,600 165,715,200 165,736,800 165,758,400

Kebutuhan air
60 ltr/org/hr ltr/hr ltr/bln ltr/thn Air merupakan sumber dari kehidupan yang harus terjaga di alam dunia ini. Air dapat
460,200 13,806,000 4,970,160,000 diperoleh dari alam dan dari buatan manusia dari hasil pengolahan. Di Desa Pananjung jumlah
masyarakat masih dalam kategori aman dalam terpenuhinya kebutuhan air minum, mandi dan cuci (
data menunjukkan 68% sebanyak 1463 jiwa) karena hampir disetiap rumah mempunyai sumur air
4.2.4.1 Prasarana/Utilitas – Jaringan Air Bersih
yang digunakan untuk mandi dan mencuci namun untuk keperluan minum hampir masyarakat
membeli air kemasan. Sedangkan sebaliknya terdapat jumlah masyarakat yang terlayani sarana air
minum sebanyak 4% atau sebesar 60 jiwa, padahal menurut standar nasional bahwa setiap rumah
harus dapat dilayani dengan air bersih/air minum yang memenuhi persyaratan layak.

Sudah selayaknya pemerintah Kabupaten memfasilitasi jaringan air minum Kota yang bisa
sampai ke rumah. Terlebih lagi Kabupaten Pangandaran kaya akan sungai yang bisa di olah menjadi
4.2.4.2 Jenis elemen Perencanaan air layak minum dengan teknologi yang canggih pada saat sekarang ini yang lebih berkembang,
sehingga semakin cepat pelayanan air bersih/air minum ini sampai kepada masyarakat dan layak
minum.

4.2.4.3 Persyaratan, Kriteria dan Kebutuhan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 82


4.2.5 Analisa Pengelolaan Air Limbah

Tabel 13 Pengelolaan Air Limbah Data menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dengan akses jamban keluarga/jamban
Bersama karena sepertinya masyarakat Desa Pananjung telah mengetahui dan memahami tentang
Pengelolaan Air Limbah pentingnya prasarana tersebut untuk dilengkapi dalam membangun bangunan hunian. Termasuk
masyarakat Desa Pananjung tidak ada permasalahan dengan jamban keluarga/jamban Bersama
Persentase Jumlah Jamban Persentase Jamban
sesuai persyaratan teknis ( memiliki kloset leher angsa yang terhubung dengan septiktank) arti di
Jumlah Masyarakat Saluran pembuangan
Kelurahan Alamat RT/RW
memiliki akses
Masyarakat memiliki keluarga/jamban bersama keluarga/jamban bersama
air limbah rumah
semua bangunan hunian di Desa Pananjung masyarakat menggunakan kloset leher angsa yang
akses jamban sesuai persyaratan teknis sesuai persyaratan teknis
jamban keluarga /
keluarga / jamban (memiliki kloset leher (memiliki kloset leher
tangga terpisah pembuangannya langsung di arahkan ke septiktank. Hal tersebut berkenaan dengan pengelolaan
jamban bersama (5 dengan saluran
KK/jamban)
bersama (5 angsa yang terhubung angsa yang terhubung
drainase lingkungan black water atau kita sebut air kotor.
KK/jamban) dengan septic-tank) dengan septic-tank)

Selanjutnya ada juga yang dikatakan grey water atau kita sebut dengan air bekas. Jenis atau
Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 2013 100% 2018 100% 20 macam air bekas ini diantaranya ; air bekas mencuci, air bekas mandi. Permasalahan inilah yang ada
di Desa Pananjung yaitu saluran pembuangan air limbah rumah tangga yang masih bersatu dengan
drainase lingkungan karena ketika disatukan maka air akan bercampur satu dengan yang lainnya
Tabel 14 Proyeksi Pengelolaan Air Limbah selain
Proyeksi Pengelolaan Air Limbah

No Kelurahan JENIS KEBUTUHAN 2018 2019 2020 2021 2022


1 Pananjung Limbah 132,537,600 132,554,880 132,572,160 132,589,440 132,606,720

Limbah 48 lt/org/hr

4.2.5.1 Prasarana/Utilitas – jaringan Air Limbah

4.2.5.2 Jenis Elemen Perencanaan Air Limbah

4.2.5.3 Persyaratan, Kriteria dan Kebutuhan

Sumber Data : SNI 03-1733-2004

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 83


4.2.6 Analisa Pengelolaan Persampahan

Tabel 15 Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan Persampahan

Persentase Jumlah KK dengan


Jumlah Kepala Keluarga Jumlah Sampah domestik Persentase Sampah Persentase prasarana &
Kelurahan Alamat RT/RW Prasarana dan prasarana & sarana
dengan Prasarana dan rumah tangga di kawasan domestik rumah tangga di sarana persampahan
Sarana persampahan yang
Sarana Persampahan permukiman terangkut kawasan permukiman dengan kondisi
Persampahan kondisi konstruksinya
Sesuai dengan ke TPS/TPA min. dua kali terangkut ke TPS/TPA min. konstruksinya baik/tidak
Sesuai dengan baik/tidak rusak
persyaratan Teknis seminggu dua kali seminggu rusak (terpelihara)?
persyaratan Teknis (terpelihara)?

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 186 8% 1183 49% 1074 43%

Tabel 16 Proyeksi Debit Sampah


Proyeksi Debit Sampah 4.2.6.1 Prasarana/Utilitas – Jaringan Persampahan

No Kelurahan JENIS KEBUTUHAN 2018 2019 2020 2021 2022


1 Pananjung Sampah 69,030 69,039 69,048 69,057 69,066

Sampah 4.2.6.2 Jenis Elemen Perencanaan Jaringan Persampahan


0.025 m3/org/hr

4.2.6.3 Persyaratan, Kriteria dan Kebutuhan

Tabel 17 Kebutuhan Prasarana Persampahan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 84


4.2.7 Analisa Proteksi Kebakaran

Tabel 18 Pengamanan bahaya


Kebakaran
Pengamanan Bahaya Kebakaran

Jumlah Bangunan
Kelurahan Alamat RT/RW Persentase Kawasan
Jumlah Bangunan Hunian Hunian dengan
permukiman memiliki Persentase sarana
memiliki prasarana kawasan permukiman
prasarana proteksi proteksi kebakaran
proteksi kebakaran memiliki sarana
kebakaran
proteksi kebakaran

Pananjung Jumlah 40 RT dan 6 RW 925 40% 719 28%

4.1.10.1 Jenis Elemen Perencanaan Jaringan Listrik

4.1.10.2 Persyaratan, Kriteria dan Kebutuhan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 85


4.2.8 Analisa Ruang Terbuka Publik

4.2.8.1 Kebutuhan ruang dan Lahan Tabel 19 Sarana Ruang Terbuka, Taman, dan Lapangan Olahraga

Sumber Data : SNI 03-1733-2004

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 86


4.2.9 Analisa Sosial dan Budaya

1. pengertian perubahan sosial budaya :

Adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata cara kehidupan dari tradisional menjadi modern.

2. Proses Terjadinya Perubahan Sosial Budaya

Tentu ada prosesnya dan secara umum ada 3 proses yang membawa kepada perubahan sosial budaya.

a.Akulturasi
Akulturasi merupakan proses bertemunya dua budaya atau lebih dimana unsur-unsur budaya lama masih ada.
Contoh : Sunan Kalijaga menggunakan budaya Wayang untuk mengajar keagamaan

b.Asimilasi
Asimilasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur dan menghasilkan budaya yang baru. Tidak seperti Akulturasi yang masih ada unsur lamanya. Jadi bisa disimpulkan bahwa
budaya yang lama pastinya hilang. Namun proses asimilasi ini berlangsung lama namun terus menerus.

c.Difusi
Merupakan proses penyebaran unsur budaya dari seseorang ke orang lain atau kelompok masyarat ke masyarakat lain. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-
tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau
letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.

3. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya

• Kontak dengan kebudayaan lain.


• Sistem pendidikan yang maju.
• Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.
• Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
• Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.
• Keadaan masyarakat yang majemuk.
• Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
• Orientasi hidup ke masa depan.
• Senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada keadaan.

4. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya

• Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.


• Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
• Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
• Dalam masyarakat terdapat kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
• Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
• Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.
• Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
• Hambatan yang bersifat adat dan kebiasaan.
• Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 87


Tabel 20 Analisis Livelihood

Pentagonal Kajian dan Analisis


No Jawaban Tiap Hasil Sub Aspek Pentagonal
Aset Potensi Masalah Kebutuhan Kegiatan
a b C d e f g
1 Sumber Daya 1. Mata pencaharian masyarakat Desa Pananjung 1. Mayoritas mata 1. Pengelolaan 1. Penguatan 1. Pelatihan ekonomi rumah
Manusia secara umum adalah home industry/olahan pencaharian petani gula keuangan yang kapasitas petani tangga
(SDM) gula 2. Kebijakan kota untuk tidak stabil gula 2. Pelatihan untuk
2. Mayoritas pendapatan < 3,5 juta pengembangan usaha 2. Belum ada 2. Usaha yang pengembangan usaha
pertanian sangat inovasi yang jelas dijalankan sudah khusus gula
mendukung mengenai usaha berbentuk olahan. 3. Study tentang pelatihan
3. Keinginan untuk gula. 3. Kerjasama pertanian yang terencana
meningkatkan 3. Keterbatasan dengan lembaga 4. Pinjaman modal
pendapatan keluarga modal. keuangan untuk
4. Ketergantungan penambahan
terhadap bandar modal
gula. 4. Perlatan untuk
meningkatkan
produktivitas gula

2 Sosial 1. Secara umum ada pembahasan permasalahan 1. Adanya kesadaran 1. Kurangnya 1. Penguatan 1. Aturan Bersama
kritis di KSM/MBR untuk belajar pemahaman kelembagaaan
2. Bahwa secara umum anggota KSM/MBR pentingnya tentang 2. Adanya aturan
memiliki aturan kelompok memecahkan manajemen Bersama secara
permasalahan melalui organisasi tertulis
aturan bersama.
3 Infrastuktur 1. Secara umum seluruh anggota KSM/MBR 1. Punya ruang usaha 1. Tidak bisa 1. Sarana perbaikan 1. Perbaikan dan pengelolaan
memiliki tempat usaha di rumah sendiri sendiri berkembang gedung/bangunan pasar yang representative
2. Secara umum jenis alat produksi yang untuk skala yang pasar untuk 2. Pengadaan pusat bisnis.
digunakam anggota KSM/MBR adalah alat lebih besar mengembangkan yang bisa menampung dan
tradisional 2. Keterbatasan alat usaha rumah memasarkan hasil olahan.
untuk 2. Pengadaan bisnis
berkembang secara terpusat
yang menampung
hasil olahan.
4 Keuangan Secara umum keuntungan usaha per bulan anggota Adanya keunutngan yang Keuntungan yang masih Keuntungan yang 1. Pengemabangan jenis
KSM/MBR adalah <10% diperoleh oleh KSM/MBR harus ditingkatkan diperoleh perlu produk KSM/Anggota
anggota KSM dikembangkan KSM
5 Sumber Daya 1. Pola usaha anggota KSM/Anggota sangat Semua bahan baku berada pada Masih tergantung alam Kebutuhan masih 1. Perlu adanya teknologi
Alam tergantung alam daerah sendiri dan lahan yang tersedia terpenuhi namun volume olahan bahan baku
2. Secara umum sumber bahan baku anggota bahan banku yang
KSM/MBR menggunakan bahan baku local dihasilkan terbatas
25%-50 %

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 88


Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 89
BAB V
RENCANA PENINGKATAN KUALITAS DAN PENCEGAHAN PERMUKIMAN

5. 1 Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Sampai Dengan Pencapaian Kota Bebas Kumuh Dalam Skala Desa

Strategi pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh di Kabupaten Pangandaran disusun berdasarkan kebutuhan penanganan yang telah dibuat. Pada gambar di bawah ini dapat dilihat sebaran lokasinya sesuai
dengan strategi yang akan dilaksanakan. Dapat dilihat bahwa strategi penanganan permukiman banyak dilakukan pada bagian selatan kawasan yang merupakan pantai. Hal ini dikarenakan pada bagian selatan ini merupakan
permukiman yang paling banyak dan saat ini sedang berkembang.

Gambar 5. 1
Strategi Pencegahan dan Pningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Skala Desa Pananjung
REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

Tabel 5. 1
Penyusunan Strategi Penanganan Kumuh di Desa Pananjung

No. Kondisi Faktual dan Kebijakan Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
Isu Strategis Penanganan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Kota/Perkotaan Permukiman Kumuh
Hasil Overview
1. Permukiman minim Pemenuhan Menyertakan Peningkatan Perencanaan Peremajaan • Penetapan • Peningkatan
infrastruktur dengan infrastruktur penanganan kualitas kawasan kawasan kawasan kualitas
ciri perdesaan permukiman dengan permukiman infrastruktur permukiman permukiman permukiman infrastruktur
memperhatikan ciri dengan ciri permukiman sebagai perkotaan permukiman
kawasan perdesaan kawasan • Pembatasan • Pembangunan
dalam permukiman perkembangan infrastruktur
perencanaan perkotaan permukiman permukiman
permukiman agar tidak • Pengembangan
perkotaan terjadi alih RTH
fungsi lahan
2. Permukiman Penataan Mitigasi Pembangunan Mitigasi Peremajaan dan • Menyusun • Penataan
terancam akan permukiman dengan bencana di infrastruktur bencana permukiman rencana kawasan
bahaya tsunami dan menyesuaikan dalam berkualitas sebagai kembali kawasan mitigasi permukiman
gempa kebutuhan mitigasi perencanaan dengan pertimbangan permukiman bencana adaptif
bencana permukiman kemampuan utama dalam • Mengidentifika bencana
meredam pembangunan si kebutuhan • Pembangunan
bencana infrastruktur infrastruktur ruang terbuka
adaptif hijau
bencana • Pengembangan
jalur evakuasi
• Penambahan
rambu-rambu
evakuasi
3. Kawasan Penataan Peningkatan Penataan Penataan Pemugaran • Merencanakan • Menata
permukiman kumuh permukiman agar multiplierfect kawasan kawasan kawasan kawasan kawasan
yang berada di nyaman untuk dari permukiman pariwisata permukiman pariwisata permukiman
kawasan pariwisata wisatawan perkembangan agar dapat dengan sebagai sebagai

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 91


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

No. Kondisi Faktual dan Kebijakan Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
Isu Strategis Penanganan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Kota/Perkotaan Permukiman Kumuh
Hasil Overview
pariwisata menjadi mempertimban destinasi wisata kawasan
pada kawasan kawasan gakan komperhensif pariwisata
permukiman di pariwisata keberadaan • Mengembangk
sekitarnya permukiman an kawasan
permukiman
sebagai
penginapan
wisatawan
4. Percampuran Pengembangan Pembatasan Penataan Sosialiasi Penataan Melakukan • Pengembangan
kegiatan pariwisata permukiman yang permukiman kawasan kepada kawasan penyuluhan atraksi wisata
dengan kegiatan dapat memenuhi pada kawasan permukiman masyarakat pariwisata pada kawasan
permukiman kebutuhan industri pariwisata agar dapat terkait permukiman
pariwisata mendukung pentingnya • Penyediaan
kawasan peran sarana dan
pariwisata permukiman prasarana
pada kawasan permukiman
pariwisata yang memadai
sehingga dapat
memenuhi
kebutuhan
pariwisata
5. Permukiman Perencanaan Perencanaan Land Sosialisasi Peremajaan Melakukan • Penataan
bertumbuh di pusat- permukiman di pusat-pusat consolidation kepada kawasan kampanye publik kawasan
pusat kegiatan pusat-pusat kegiatan kegiatan pada kawasan masyarakat permukiman dengan land
kecamatan dengan kecamatan pusat-pusat mengenai consolidation
tidak terencana sebagai pusat kegiatan pembangunan • Penyediaan
kegiatan lokal kecamatan perumahan lahan untuk
yang baik infrastruktur
dengan bank

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 92


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

No. Kondisi Faktual dan Kebijakan Kebutuhan Penanganan Konsep Penanganan Strategi Penanganan
Isu Strategis Penanganan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan Pencegahan Peningkatan
Kota/Perkotaan Permukiman Kumuh
Hasil Overview
lahan
• Perencanaan
pusat-pusat
pelayanan di
kecamatan
6. Pengembangan Perencanaan dan Penyusunan Pengintegrasian Perencanaan Penataan Menyusun rencana • Identifikasi
infrastruktur pembangunan dokumen sistem jaringan infrastrutkur jaringan pengembangan infrastruktur
permukiman yang infrastruktur masterplan infrastrutkur permukiman infrastruktur kawasan yang tidak
tidak terintegrasi permukiman yang infrastruktur- permukiman mengantisipasi permukiman permukiman terintegrasi
dengan jaringan terintegrasi infrastrutkur perkembangan dengan mengikut • Pembangunan
utamanya permukiman kawasan sertakan jaringan-
permukiman perhitungan jaringan
kebutuhan penghubung
permukiman antar
infrastruktur
• Pengembangan
jaringan-
jaringan primer
dan sekunder
pada wilayah
yang akan
direncakan
sebagai
permukiman

5.1 Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pananjung 5.1.1 Rencana Bangunan Gedung

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 93


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

Perkembangan jumlah penduduk memungkinkan untuk berkembangnya bangunan Gedung atau


yang kita sebut adalah rumah di permukiman maupun perkembangan perumahan ( Perum ). Tentunya hal Bangunan yang di
ini dapat dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi konteks lokal yang telah dimiliki. Wilayah Desa bangun pada
Pananjung yang berada pada pusat Kecamatan Pangandaran dan Kabupaten Pangandaran sangat bantaran sungai
dimungkinkan terjadi perkembangan yang sangat cepat terhadap bangunan gedung. yang harus
menghadap ke
sungai.
5.1.1.1 Rencana Kepadatan Penduduk

Bila dilihat proyeksi penduduk Desa Pananjung sampai dengan tahun 2022 tidak akan terjadi
pemekaran Desa (menurut SNI 1 Kel./Desa jumlah penduduknya 30.000 jiwa). Termasuk bila dilihat dari
tingkatan RW tidak akan ada terjadi pemekaran RW. Namun bisa terjadi pemekaran jumlah RT dalam 1
RW (menurut SNI 1 RW terdiri dari 8 – 10 RT) yaitu pada RW 003 dalam jangka waktu dekat. Desa
Pananjung masih banyak ruang terbuka publik/lahan-lahan kosong dan masih aman untuk meratakan
pembangunan rumah.

5.1.1.2 Rencana Kepadatan Bangunan dan Ketidakteraturan Bangunan

Jumlah total bangunan yang ada di Desa Pananjung di bandingkan dengan jumlah bangunan
hunian yang teratur sebesar 54% artinya berbanding lurus dengan bangunan hunian yang tidak teratur,
hal ini bisa sampai terbalik jika tidak ada peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Desa yang diperkuat
dengan peraturan Daerah berkenaan dengan ijin membangun bangunan dan fungsi daripada bangunan
tersebut.

Di tahun 2017 menurut data kepadatan bangunan hunian di Desa Pananjung sebenarnya sudah
lebih dari 200 unit/Ha yaitu sebesar 236 unit/Ha, namun jika melihat dari proyeksi kebutuhan bangunan
hunian dari jumlah penduduk masih masuk dalam klasifikasi kepadatan bangunan sangat rendah yaitu
sebesar 1,1-2 bangunan/Ha (menurut sumber keputusan Menteri PU No.378/KPTS/1987, lampiran no.22
yaitu kepadatan bangunan kurang dari 10 bangunan/Ha di katakan masuk dalam klasifikasi sangat
rendah), sehingga masih sangat luas dalam perkembangan bangunan hunian di Desa Pananjung secara
merata.

Tidak ada permasalahan banyak berkenaan dengan kelayakan bangunan di Desa Pananjung
melihat dari data presentase bangunan hunian yang memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2/org sebesar 92% artinya
masyarakat memahami akan kebutuhan ruang gerak di dalam bangunan huniannya. Begitu juga dengan
pembangunan bangunan baru baik pembukaan
jumlah bangunan hunian yang kondisinya sesuai dengan persyaratan teknis tidak ada permasalahan Didaerah pinggiran lahan baru dan peningkatan rumah harus
banyak terbukti dengan persentase 83% yaitu sebesar 1644 unit bangunan hunian sesuai dengan pusat Kota terkadang menyangkut terhadap kelayakan hunian, seperti;
persyaratan teknis. masih mempunyai luas standar dari hunian, sirkulasi udara,
ruang dan ini harus pencahayaan dari hunian, fasilitas hunian (
dipertahankan untuk sanitasi, listrik ), konstruksi yang sesuai dengan
kenyamanan standar keamanan,bangunan yang di bangun pada
permukiman bantaran sungai yang harus menghadap ke

Kepadatan bangunan
yang tidak terkontrol
akan mengakibatkan Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 95
suatu wilayah tersebut
padat bangunan, tidak
REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.1.2 Rencana Jalan Lingkungan

Panjang total jaringan jalan lingkungan yang ada di Desa Pananjung sebesar 23.210 meter Untuk kenyamanan kendaraan dan pejalan kaki di waktu malam hari
dengan total Panjang jaringan jalan lingkungan yang ideal sebesar 30.610 meter artinya adanya maka pada jalan lokal dan jalan lingkungan memasang lampu penerangan
perkembangan jalan yang dibutuhkan oleh Desa Pananjung dalam melayani masyarakat melalui jalan umum. Lampu penerangan jalan umum selain berfungsi sebagai
prasarana jalan lingkungan dengan perkembangan penduduk terhadap luas yang di butuhkan. Dari data penerang jalan juga bisa digunakan untuk papan reklame/rambu/tulisan
tersebut hamper setengahnya atau lebih dari setengahnya adalah jalan lebar ≤ 1,5 meter dengan kondisi motivasi/dll.
baik yang tidak diperkeras maupun diperkeras namun tidak rusak, hal ini perlu dipertahankan
pemeliharaannya karena masih banyak jalan lingkungan yang perlu diperbaiki dan perlu ada peningkatan Jarak antar tiang lampu penerangan jalan disesuaikan dengan standar
kualitas jalan lingkungan seperti perlu adanya saluran air pada sisi badan jalan. penerangan yang dipakai. Sedangkan untuk jalan lingkungan 2/gang tidak
menjadi masalah bila per rumah memasang lampu untuk menerangkan
Menurut aturan bahwa kebutuhan jalan lingkungan antar 1,2 – 2 meter dengan bahu jalan 0,5 jalan
meter (kiri dan kanan) sehingga klo di total 2,2 – 3 meter belum termasuk drainase 0,5 meter (kiri dan
kanan), itu adalah ideal menurut standar jalan. Jika melihat hal seperti itu tidak di mungkinkan untuk
jalan dengan lebar kurang dari 1,5 meter, namun sangat dimungkinkan untuk pembangunan jalan yang
baru agar menerapkan hal seperti itu.

Aturan menyebutkan juga bahwa dengan jalan lingkungan lebar antara 1,2 – 2 meter
mempunyai aturan tentang GSB (Garis Sempadan Bangunan) sepanjang 4 meter dari as jalan lingkungan,
dengan demikian bangunan hunian akan lebih teratur. Untuk hal itu maka bagi wilayah yang
memungkinkan bisa untuk di benahi agar ke depan jalan lingkungan dan bangunan hunian tetap terjaga
keteraturannya, nyaman, aman. 4
3
Jalan lingkungan dengan lebar ≤ 1,5 meter perlu diperhatikan karena dibutuhkan ada 1
perencanaan terhadap saluran air agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti tergenangnya
air, becek, licin dan lain-lain. 2

Selanjutnya jalan lingkungan baik yang lebarnya ≤ 1,5 meter sepanjang 600 meter dan lebar yang
lebih ≥ 1,5 meter sepanjang 690 meter tetapi masih dalam keadaan tanah dibutuhkan penanganan yang
tepat artinya konstruksi yang terbangun haruslah tepat guna, tepat lahan, tepat fungsi,tepat bahan dan
tepat lokasi.

Jaringan jalan harus menyediakan untuk


pergerakan manusia dan kendaraan
diarahkan pada bangunan jalan baru artinya
harus sesuai dengan standar lebar jalan dan
peruntukan jalan. Perencanaan jalan yang
baik harus membangun juga saluran air baik
di sisi kiri dan kanan saja atau di kedua sisi
jalan

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 96


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.1.3 Rencana Drainase Lingkungan


Sumber air dibawah permukaan tanah, bisa juga air
Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan drainase sesuai dengan ketentuan dan hujan yang mengalir pada drainase di alirkan ke bak control
persyaratan teknis. Jaringan drainse adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke kemudian di tamping pada pembuangan air hujan (PAH).
badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan yang harus disediakan pada lingkungan
perumahan di perkotaan. Di Desa Pananjung terlihat tidak ada daerah genangan air/Banjir, namun bila Hal tersebut bisa dilakukan di rumah masing-
anak sungai sudah meluap maka wilayah-wlayah bantaran sungai akan mengalami genangan air yang masing(halaman) karena selain buangan air hujan mengalir pada
tinggi terbukti ketika curah hujan yang tinggi biasanya anak sungai mengalami kenaikan debit air. Hal ini drainase kita bisa menangkap air hujan tersebut ke dalam bak
juga membuktikan bahwa tidak adanya penanganan terhadap limpasan air hujan, dimana yang terjadi penampung air hujan (PAH).
selalu di arahkan ke sungai. Jika kita bisa melihat bahwa bagian dari jaringan drainase tersebut ada yang
berupa badan penerima air, seperti ; sumber air dibawah permukaan tanah, bisa juga air hujan yang
mengalir pada drainase di alirkan ke bak control kemudian di tamping pada pembuangan air hujan (PAH).
Tempat penyimpanan air hujan ini dapat berguna dikemudian hari untuk digunakan kembali sebagai
pengganti air mencuci, menyiram,dll terkecuali air mandi. Pembuangan air hujan ini bisa dibangun di
rumah permukiman masyarakat masing-masing bisa dilakukan secara swadaya dalam membangunnya
karena tidak ada kerugian bila membangun tempt pembuangan air hujan asalkan dalam proses
2
membangunnya sesuai dengan persyaratan teknisnya. Di Desa Pananjung hal tersebut bisa dilakukan di
rumah masing-masing (halaman) karena selain buangan air hujan mengalir pada drainase kita bisa
menangkap air hujan tersebut ke dalam bak penampung air hujan (PAH).
3 1
Selanjutnya masih sedikit sekali drainase yang bersih dan tidak berbau terbukti hanya sepanjang
150 meter dari 12.300 meter Panjang total drainase, artinya drainase yang ada belum sesuai dengan 4
fungsinya maka dari itu perlu adanya pemisahan fungsi antara buangan air hujan dengan air limbah yang
berasal dari rumah tangga/pabrik/perkantoran/hotel. maka perencanaan perlu diperhatikan dengan baik
dan terencana dari hulu sampai ke hilir serta perlu diperhatikan kemiringan daripada saluran air tersebut.

Drainase yang ada belum sesuai dengan


fungsinya maka dari itu perlu adanya
pemisahan fungsi antara buangan air
hujan dengan air limbah yang berasal
dari rumah
tangga/pabrik/perkantoran/hotel.

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 97


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.1.4 Rencana Penyediaan Air Minum

Air merupakan sumber dari kehidupan yang harus terjaga di alam dunia ini. Air dapat diperoleh Jika telah tersedia sistem penyediaan air bersih Penggunaan air bersih selain dari PDAM di
dari alam dan dari buatan manusia dari hasil pengolahan. Di Desa Pananjung jumlah masyarakat masih kota, maka setiap rumah berhak mendapatkan usahakan dilakukan pemeriksaan terhadap
dalam kategori aman dalam terpenuhinya kebutuhan air minum, mandi dan cuci ( data menunjukkan 68% sambungan rumah atau sambungan halaman kualitas sumber air tersebut sehingga aman
sebanyak 1463 jiwa) karena hampir disetiap rumah mempunyai sumur air yang digunakan untuk mandi untuk di Kelurahan Banjar tentu sangat mudah untuk digunakan oleh masyarakat.
dan mencuci namun untuk keperluan minum hampir masyarakat membeli air kemasan. Sedangkan dalam menyambungkan pipa utama kepada pipa
Penyediaan hidran kebakaran oleh Dinas Damkar
sebaliknya terdapat jumlah masyarakat yang terlayani sarana air minum sebanyak 4% atau sebesar 60 sekunder dan tersier. Pemasangan pipa
memang sangat terbatas, untuk itu dianjurkan
jiwa, padahal menurut standar nasional bahwa setiap rumah harus dapat dilayani dengan air bersih/air terpasang didalam tanah.
membuata kran dari sumur-sumur
minum yang memenuhi persyaratan layak.

Sudah selayaknya pemerintah Kabupaten memfasilitasi jaringan air minum Kota yang bisa sampai
ke rumah. Terlebih lagi Kabupaten Pangandaran kaya akan sungai yang bisa di olah menjadi air layak
minum dengan teknologi yang canggih pada saat sekarang ini yang lebih berkembang, sehingga semakin
cepat pelayanan air bersih/air minum ini sampai kepada masyarakat dan layak minum.

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 98


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.1.5 Rencana Pengelolaan Air Limbah

Data menunjukkan bahwa tidak ada permasalahan dengan akses jamban keluarga/jamban Bersama Perlu adanya bak kontrol
karena sepertinya masyarakat Desa Pananjung telah mengetahui dan memahami tentang pentingnya prasarana yang tertutup guna
tersebut untuk dilengkapi dalam membangun bangunan hunian. Termasuk masyarakat Desa Pananjung tidak ada menampung limbah rumah
permasalahan dengan jamban keluarga/jamban Bersama sesuai persyaratan teknis ( memiliki kloset leher angsa tangga yang padat sebelum
yang terhubung dengan septiktank) artinya di semua bangunan hunian di Desa Pananjung masyarakat masuk ke saluran limbah
menggunakan kloset leher angsa yang pembuangannya langsung di arahkan ke septiktank. Hal tersebut rumah tangga/drainase.
berkenaan dengan pengelolaan black water atau kita sebut air kotor.
Drainase yang ada belum
Selanjutnya ada juga yang dikatakan grey water atau kita sebut dengan air bekas. Jenis atau macam air sesuai dengan fungsinya
bekas ini diantaranya ; air bekas mencuci, air bekas mandi. Permasalahan inilah yang ada di Desa Pananjung maka dari itu perlu adanya
yaitu saluran pembuangan air limbah rumah tangga yang masih bersatu dengan drainase lingkungan karena Ilustrasi Bak Kontrol pemisahan fungsi antara
ketika disatukan maka air akan bercampur satu dengan yang lainnya. Bila air buangan dari rumah tangga dengan buangan air hujan dengan
air yang berasal dari air hujan bersatu ketika tidak mengalir dengan baik maka yang akan terjadi air akan air limbah yang berasal dari
berwarna, mengeluarkan bau serta tidak enak di lihat. rumah
tangga/pabrik/perkantoran/
Masih sedikit sekali drainase yang bersih dan tidak berbau terbukti hanya sepanjang 150 meter dari
hotel.
12.300 meter Panjang total drainase, artinya drainase yang ada belum sesuai dengan fungsinya maka dari itu Ilustrasi Drainase dan spal
perlu adanya pemisahan fungsi antara buangan air hujan dengan air limbah yang berasal dari rumah
tangga/pabrik/perkantoran/hotel termasuk perlu adanya peraturan yang mengikat terhadap pengelolaan limbah
baik itu rumah tangga, pabrik, perkantoran dan hotel.

Limbah rumah tangga minimalnya bisa tersaring dengan adanya tempat cucian piring (Zink), namun
kebanyakan masyarakat belum menggunakan hal tersebut sehingga perlu adanya bak kontrol yang tertutup guna
menampung limbah rumah tangga yang padat sebelum masuk ke saluran limbah rumah tangga/drainase.

Limbah pabrik, perkantoran dan hotel tentunya ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi sebelum
dan atau sedang berproses pembangunan. Karena limbah pabrik, perkantoran dan hotel berpengaruh besar
terhadap pencemaran lingkungan bila tidak di bangun bangunan pengelolaan limbah.

Untuk itulah maka peran masyarakat dan peran pihak Desa yang mempunyai kewenangan dalam 1
pengotrolan/pengendalian dalam setiap pembangunan yang ada di wilayahnya agar meminimalisir terjadinya
pencemaran lingkungan.
2

Ilustrasi
septiktank
konvensional

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 99


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.1.6 Rencana Pengelolaan Persampahan

Permasalahan utama yang menonjol adalah adanya tumpukan sampah di dalam saluran
air/sungai kecil di sekitar area permukiman, yang menimbulkan bau dan menciptakan lingkungan yang Sampah yang tidak dapat dikelola
kurang sehat. Sampah-sampah tersebut kemungkinan berasal dari rumah tangga dan terdiri dari sampah- dalam jangka waktu panjang/susah
sampah plastik bekas kemasan yang tidak bisa didaur ulang. untuk dikelola/membutuhkan dana
yang besar dalam pengelolaannya
Kebutuhan prasarana persampahan di setiap wilayah pasti berbeda tergantung banyaknya dapat diangkut sampai ke TPA,
jumlah penduduk, seperti contoh ; dari setiap rumah dengan 5 jiwa maka sarana pelengkapnya berupa sedangkan yang mampu untuk
tong sampah. Bila dalam kewilayahan ke RWan dengan lingkup prasarana dengan banyak nya jiwa 2500 dikelola di olah menjadi
jiwa di butuhkan prasarana dan sarana pelengkap berupa gerobak sampah dan bak sampah kecil. Beda barang/bahan yang mempunyai nilai
dengan skala Kelurahan karena lebih besar cakupan dan jumlah banyaknya penduduk sehingga jual atau nilai manfaat bagi
dibutuhkan gerobak sampah, bak sampah besar, motor sampah. masyarakat. Hal ini bisa dilakukan
ketika ada sbuah bangunan
Desa Pananjung lebih mudah dalam pendistribusian pengangkutan sampah dari perumahan- pengelolaan persampahan atau yang
perumahan di permukiman karena memang aksesibilitasnya mudah, sehingga mempermudah di sebut TPS3R.
penggangkutan sampah. Ilustrasi TPS3R

Perencanaan yang dilakukan di Desa Pananjung melihat dari situasi dan kondisi yang sudah
berjalan dan permasalahan yang ditemui, maka tentu rencananya tidak hanya di fasilitasi oleh sarana dan
prasarana namun di sisi lain perlu juga pemberdayaan persampahan kepada masyarakat dan juga perlu
kedisiplinan pengangkutan sampah oleh dinas terkait. Sarana dan prasarana yang di rencanakan berupa
pemilahan sampah menjadi 3 atau 4 jenis sampah yaitu sampah organik, sampah kertas dan plastik,
sampah pecah beling dan sampah B3. Pengangkutan sampah di Desa Pananjung melalui jalur jalan lokal
dan jalan lingkungan I yang tentunya masuk kendaraan truck sampah. Untuk lokasi yang jauh dari jalan
lokal dan jalan lingkungan I maka diangkut dengan gerobak sampah dan atau motor sampah sampai ke
tempat sampah sementara atau bisa saja langsung di buang ke TPA (tempat pembuangan akhir).

Kebutuhan prasarana persampahan di Desa Pananjung sarana pelengkap bisa berupa gerobak 2
sampah, bak sampah besar (TPS) dengan dimensi 2 m3 – 12 m3 dan jarak bebas TPS dengan lingkungan
hunian minimal 30 meter. Pengangkutan sampah dengan gerobak minimal 3x seminggu

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 100


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.1.7 Rencana Proteksi Kebakaran

Jumlah total bangunan yang ada di Desa Pananjung di bandingkan dengan jumlah bangunan
hunian yang teratur sebesar 54% artinya berbanding lurus dengan bangunan hunian yang tidak teratur,
hal ini bisa sampai terbalik jika tidak ada peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Desa yang diperkuat
dengan peraturan Daerah berkenaan dengan ijin membangun bangunan dan fungsi daripada bangunan
tersebut.
Ilustrasi Alat
Di tahun 2017 menurut data kepadatan bangunan hunian di Desa Pananjung sebenarnya sudah Pemadam
lebih dari 200 unit/Ha yaitu sebesar 236 unit/Ha, namun jika melihat dari proyeksi kebutuhan bangunan kebakaran dan
hunian dari jumlah penduduk masih masuk dalam klasifikasi kepadatan bangunan sangat rendah yaitu Jenisnya
sebesar 1,1-2 bangunan/Ha (menurut sumber keputusan Menteri PU No.378/KPTS/1987, lampiran no.22 peruntukannya
yaitu kepadatan bangunan kurang dari 10 bangunan/Ha di katakan masuk dalam klasifikasi sangat
rendah), sehingga masih sangat luas dalam perkembangan bangunan hunian di Desa Pananjung secara
merata.

Dari hal tersebut diatas ternyata Desa Pananjung hanya memiliki prasarana proteksi kebakaran
sebesar 40% atau sebanyak 925 unit dan memiliki sarana proteksi kebakaran sebesar 28% atau sebanyak
719 unit. Letak lokasi desa pananjung yang berada di pusat perekonomian, perkantoran dan pendidikan
mengharus pada lokasi tersebut memiliki alat proteksi sejak dini bisa alarm protektor, hidrant, HU.
Sebaliknya keberadaan perumahan masyarakat tidak di lengkapi hal tersebut hal inilah yang perlu juga
direncanakan oleh pihak Desa untuk memenuhi rasa kenyamanan dan sigap bila terjadi bencana
kebakaran.

Hal yang mendasar pemasangan seluruh instalasi di dalam lingkungan perumahan ataupun
dalam bangunan hunian harus direncanakan secara terintegrasi dengan berdasarakan peraturan dan
persyaratan yang berlaku artinya semua itu dierahkan kepada pihak yang berwenang terhadap jaringan
instalasi listrik yaitu pihak PLN.

Rencana berikutnya adalah sarana dan prasarana proteksi kebakaran di lingkungan perumahan
yaitu tidak seperti di perkantoran, sarana dan prasarana tersebut adalah bisa berupa ; penyediaan alat
Apar (alat pemadam api ringan), ember, selang, karung. Yang kesemuanya itu disatukan dalam satu box
yang tersimpan pada lokasi yang aman dari anak kecil, mudah diingat oleh masyarakat, mudah
digunakan oleh masyarakat. Dengan demikian bisa meminimalisir bahaya kebakaran yang semakin
meuas bila tidak tertangani sejak dini.

Titik lokasi kumpul ketika


Jika terjadi kebakaran masyarakat bisa
terjadi kebakaran atau
menyelamatan diri ke lokasi ruang terbuka
gempa bumi. Lokasi ini
beserta penyelamatan barang2nya. Untuk
berupa lapangan terbuka.
sebagai penyelamatan masyarakat dalam
membantu memadamkan air mencari Arah evakuasi bencana
sumber air terdekat

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 101


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.1.8 Rencana Ruang Terbuka Publik


Desa Pananjung terletak pada pusat
Desa Pananjung mempunyai ruang terbuka public, diantaranya berupa tanah Kelurahan Kota dari Kecamatan Pangandaran,
dengan luas 3,5 Ha, Taman dengan luas 0,49 Ha, Pesawahan dengan luas 87, 477 Ha dan maka oleh pemerintah Kabupaten
Lapangan olahraga terbuka dengan luas 2,5 Ha, belum termasuk halaman rumah penduduk. Bila sangat diperhatikan pada lokasi-okasi
di bandingkan antara luas Desa Pananjung di bandingkan dengan ruang terbuka publik maka strategis Kabupaten. Pada lokasi ini di
sebesar 37,09% artinya masih cukup luas ruang-ruang yang bersifat publik terbangun. bangun taman kota, tempat di mana
masyarakat/wisatawan domestik
Dari luas sebesar 37,09 % di Desa Pananjung terdapat ruang terbuka publik yang sifatnya atau wisatawan lokal bisa menikmati.
belum maksimal secara perencanaan, untuk itu maka perlu di rencanakan berupa ; Ilustrasi Ruang Terbuka Publik
1. Taman/Tempat bermain ; Jika jumlah penduduk di wilayah RT atau RW di Desa Pananjung Pusat Kota
sebanyak 250 Jiwa dengan kebutuhan lahan min. 250 m2 serta radius pencapaian min. 100 m
sehingga kemungkinan harus berada di tengah kelompok tetangga.
2. Taman/Tempat bermain ; Jika jumlah penduduk di wilayah RT atau RW di Desa Pananjung
sebanyak 2500 Jiwa dengan kebutuhan lahan min. 1250 m2 serta radius pencapaian min.
1000 m sehingga kemungkina harus berada di pusat kegiatan lingkungan

Memanfaatkan lahan pinggiran sungai yang digunakan untuk pembuangan sampah oleh 2
Ilustrasi
masyarakat menjadi lahan terbuka publik bantaran sungai, serta tanaman-tanaman dahon
Ruang
yang sudah tidak terpakai atau di manfaatkan oleh masyarakat untuk memperluas lahan
Terbuka foto
terbuka publik, sehingga masyarakat pinggiran bantaran sungai merasa diperhatikan oleh
Publik
pemerintah Kota. Namun Perencanaannya RTP ini harus disesuaikan dengan lebar awal
bantaran
sungai sehingga ketika ada rencana kota untuk normalisasi sungai tidak akan terkena
sungai
dampaknya..

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 102


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

• Menggalang kelompok-kelompok warga masyarakat yang mempunyai perhatian yang nantinya dapat

5.2 Rencana Pengembangan Sosial dan Budaya menyumbangkan waktu, pemikiran, dan tenaganya untuk kegiatan konsultasi / bantuan teknis
berdasarkan kompetensi keahlian masing-masing. Hubungan kerjanya dikembangkan dengan basis
Dampak yang mungkin terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara daya dukung kota
sukarelawan (volunteer).
dengan pertumbuhan penduduk seperti itu salah satunya adalah potensi berkembangnya
permukiman kumuh di perkotaan yang menimbulkan kekumuhan meliputi kondisi rumah, status
kepemilikan lahan, kepadatan bangunan menimbulkan permasalahan meliputi kondisi air bersih, Penggalangan sumberdaya kapital (modal) dilakukan dengan cara:
MCK, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah rumah tangga, drainase, dan jalan
• Menggalang dana sumbangan, dari donatur, pengusaha atau perusahaan setempat, organisai sosial
Rendahnya kualitas sistem pembuangan air limbah rumah tangga dan jaringan jalan juga
yang ada, bahkan dari sumbangan dana pemerintah daerah.
menyebabkan suatu kawasan menjadi kumuh
• Melakukan kerjasama / kemitraan dengan mitra usaha atau mitra kerja lainnya melalui upaya-upaya
bantuan modal maupun penyertaan modal,
5.2.1 Rencana Pengembangan social
• Memelihara terjadinya keberlanjutan program melalui dana diperoleh dengan berbagai sumberdaya
Faktor kondisi sosial kependudukan yang meliputi jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan
setempat yang ada, baik dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia, bantuan modal, maupun
tingkat kesehatan. Jumlah anggota keluarga yang besar dengan tingkat pendidikan dan kesehatan yang
kerjasama pembiayaan.
rendah menyebabkan rendahnya kemampuan dan pengetahuan masyarakat terhadap permasalahan
lingkungan faktor kebiasaan juga menjadi pendoroong munculnya kawasan kumuh. Faktor kebiasaan ini
juga yang menyebabkan masyarakat merasa lebih enak membuang hajat di saluran air dan kebun
sekalipun tidak sehat, dibanding membuang hajat di WC umum.

5.2.2 Rencana Pengembangan Budaya

a. Faktor budaya (terutama perilaku) yang berhubungan dengan masalah kebiasaan dan adat
istiadat.

Pembangunan lingkungan perumahan dan permukiman di kawasan kumuh sesungguhnya menjadi


tanggung jawab bersama, bukan tanggung jawab Pernerintah saja tetapi semua komponen masyarakat.
Untuk itu semua komponen masyarakat perlu didorong menjadi lebih lebih dinamis, berinisiatif, dan
mampu meningkat keswadayaan serta kemandiriannya.

Dalam penyiapan tahapan perpindahan maka Konsultan perlu mendorong terjadinya mobilisasi
sumberdaya lokal baik berupa SDM maupun mobilisasi sumberdaya kapital (modal).

Penggalangan sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan cara :

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 103


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.3 Rencana Pengembangan Ekonomi

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 104


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG 2018

5.4 Aturan Bersama

KEGIATAN YANG AKAN KONDISI SAAT INI KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI
DIATUR
A. LINGKUNGAN PERMUKIMAN
A.1 Kawasan Permukiman
Jarak antar bangunan rumah • Jarak antar rumah berdekatan terutama • Jarak antar rumah minimal 0,5 meter • Untuk rumah yang sudah terlanjur dibangun berdekatan harus
• Bangunan rumah satu dengan yang lain berdempetan mengutama-kan musyawarah bersama dalam pemecahan
masalah dengan tetangga sebelah
• Pembangunan rumah baru harus mem-perhatikan jarak antar
rumah yang satu dengan yang lain
Jarak rumah dengan jalan Masih ada rumah yang terlalu berdekatan dengan • Garis sempadan bangunan untuk jalan Negara yaitu 27 m • Untuk lokasi yang akan dibangun harus menyesuai dengan
jalan, baik jalan arteri, maupun jalan lingkungan dari as jalan peraturan yang sudah ada.
• Garis sempadan bangunan untuk jalan propinsu yaitu 17
meter dari as jalan
• Garis sempadan bangunan untuk jalan kabupaten yaitu …
m dari as jalan
Kelayakan bangunan Masih banyak bangunan hunian yang tidak sesuai • Rumah layak dan sesuai persyaratan teknis • Adanya rehab rumah baik dari swadaya maupun dana lain.
persyaratan teknis (aladin) • Kenyamanan bagi penghuninya
Jaringan jalan • Masih terdapat jalan lingkungan yang belum Jalan lingkungan maupun penghubung hendaknya sudah berupa • Pemilik rumah yang berada di tepi jalan utama/ lingkungan
diperkeras/rusak jalan perkerasan untuk kemudahan sirkulasi mengusahakan adanya jalan untuk rumah yang ada
• Terdapat jalan lingkungan yang sempit Jaringan jalan wajib dibangun dengan perkerasan, dengan ketentuan dibelakangnya
• Masih banyak rumah yang tidak mendapat : • Pemilik rumah menghibahkan tanah (0,5/1 meter) untuk
akses menuju jalan lingkungan a. untuk jalan lingkungan dengan lebar antara 3,00 m sampai digunakan jalan umum
dengan 5,00 m • Lebar jalan penghubung minimal 1 – 2 m yang terbebas dari
b. untuk jalan penghubung dengan lebar1,5 m – 2,00 m barang sehingga dapat dilewati keranda
• Untuk jalan lingkungan berupa cor blok dan aspal
• Untuk jalan penghubung berupa cor blok dan paving blok

Penerangan Jalan • Jalan lingkungan masih banyak yang gelap di • Jalan lingkungan memiliki penarangan yang cukup • Penerangan jalan lingkungan dibiayai secara swadaya/dana
malam hari dikawasan cilebok lain
• Perawatan lampu di depan rumah dibebankan kepada
pemilik rumah

Rencana Penaataan Lingkungan Pemukiman | 1


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

Saluran Drainase • Masih ada jalan yang belum memiliki saluran • Badan jalan terbebas dari genangan • Melengkapi semua ruas jalan dengan saluran drainase
drainase • Saluran drainase lancer dan bersih • Melakukan pembersihan dan perawatan saluran drainase
• Saluran drainase tertata dan terawatt secara rutin
• Dilarang membuang sampah ke saluran drainase

Persampahan • Kesadaran masyarakat mengenai sampah • Setiap bangunan memiliki tempat sampah secara terpisah • Setiap rumah mengadakan tempat sampah secara swadaya
masih rendah antara organik dan non organik • Tidak boleh membuang sampah ke sungai/ selokan atau
• Pembuangan sampah ke sungai • Sampah organik dan sampah tertentu dapat di olah kembali saluran drainase
• Pembuangan sampah di dalam lobang menjadi barang yang bernilai ekonimis • Untuk membuang sampah secara individu harus dibuatkan
(dipekarangan/kebun) kemudian dibakar lubang
• Baru sebagian wilayah mendapatkan pelayanan • Sampah organik ataupun sampah kebun dapat diolah
pengelolaan sampah secara terpusat menjadi kompos, sedangkan sampah yang dapat diolah
kembali seperti plastik/kertas dapat dibuat menjadi
kerajinan

Air Limbah • Sebagian limbah manusia yang langsung • Untuk pengelolaan air limbah harus dilengkapi dengan • Setiap rumah diharapkan memiliki septic tank individu
dibuang ke sungai /sawah septic tang yang dilengkapi dengan bidang /sumur resapan maupun komunal
• Air limbah disalurkan ke kolam penampungan • Jarak sumur resapan dengan sumber air 10-15 meter • Dibuat sumur resapan dan saluran komunal tersendiri sehingga
terbuka • Air limbah tidak langsung dibuang kesaluran pembuangan mampu mengurangi zat kimia dari pembuangan sabun,
air hujan, selokan, dan sungai

Penghijauan Lingkungan • Belum ada taman lingkungan • Terwujudnya RTH 30 % dari luas lahan • Belum ada rencana RTP
• Adanya permasalahan perizinan tanah • RTH tertata dengan baik dan asri
• Lahan pekarangan dapat dijadikan lahan produktif

A,2 Kawasan Industri

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 2


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

Home Industri • Ada limbah home industry yang belum diolah • Pengolahan limbah home industry agar tidak mencemari • Membuat bak beton yang tertutup agar tidak baud an
secara khusus lingkungan mencemari air di sekitar kegiatan dan bila telah penuh
disedot untuk dibuang ke IPAL

B. PENGEMBANGAN EKONOMI
Pertanian • Pada musim kemarau kesulitan air • Sawah dapat terairi sepanjang tahun dan rutin • Pemeliharaan jaringan irigasi untuk meminimalisasi
• Lahan pertanian masih besar • Lahan pertanian terpelihara dari alih fungsi lahan kehilangan air
• Pengembangan pertanian organik • Tidak mendirikan bangunan di atas lahan pertanian yang
beririgasi
• Mengurangi pupuk buatan dan beralih ke pupuk organic
• Diversifikasi/penganekaragaman jenis kegiatan pertanian

Peternakan • Kandang ternak terlalu dekat pemukiman • Kandang ternak jauh dari permukiman • Membuat kandang ternak yang membuat jarak minimal 10
sehingga menggangu li ngkungan sekitar • Kandang ternak dapat dibuat secara komunal meter dari kawasan permukiman
• Limbah dari kotoran ternak belum dikelola • Limbah kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai kompos • Limbah ternak dimanfaatkan atau diolah menjadi kompos
dengan baik dan menimbulkan bau • Pengembangan kelompok bersama pertanian
• Kelompok bersama peternakan
Perikanan • Pada musim kemarau kesulitan air • Pengembangan sektor perikanan dengan sistem kelompok • Kelompok bersama sector perikanan dengan menyewa
• Lahan perikanan dikuasai tuan tanah tanpa • Kolam mendapatkan air secara rutin dan sepanjang tahun kolam dan dikelola secara bersama
dimanfaatkan secara maksimal • Pompanisasi penyediaan air
• Kelompok bersama perikanan
Home Industri • Kegiatan industri yaitu berupa home industri • Ada bapak angkat untuk mengembangkan home industry • Mendaftarkan produk kerajinan ke dinas kesehatan,
dan kerajinan yang dilakukan secara individu dan kerajinan perdagangan dan MUI
• Sebagian kegiatan home industri dan kerajinan • Memproduksi jenis home industry gula semut secara • Memberi label untuk suatu produk yang berperan sebagai
hanya berproduksi saat ada pesanan kontinyu sehingga berdampak pada kesejahteraa media promosi
masyarakat • Mengadakan pelatihan kewirausahaan bagi pelaku home
• Pemasaran produk unggulan home industry di berbagai industri untuk meningkatkan kualitas produk
media • Tata cara penggunaan showroom dimusyawarakan bersama
secara mufakat
C. SOSIAL BUDAYA
Budaya Lokal • Budaya local dalam hal ini kesenian tradisional • Budaya local (kesenian tradisional) dapat dikenal dan • Masyarakat tetap menjaga kelestarian budaya dan seni yang
mulai tersisih, sehingga jarang manggung. dilestarikan dimiliki dibantu pemerintah untuk tetap ada
• Peran serta pemerintah untuk melestarikan
kesenian tradisional dirasakan masih kurang
Kegiatan Sosial (Kerja Bakti dan • Kegiatan sosial seperti gotong royong sudah • Kegiatan sosial harus tetap dipertahankan dan kontinu • Meningkatkan kerja bakti dan gotong royong Kegiatan
Gotong Royong) mulai pudar dilaksanakan kemasyarakatan
• Meningkatkan gotong royong dalam hal kegiatan
pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
umum
• Melanjutkan kegiatan rutin bersih-bersih yang dilaksanakan
masyarakat
D. MITIGASI BENCANA
Bahaya Kebakaran • Akses jangkauan mobil pemadam kebakaran • Setiap merencanakan bangunan harus menyediakan jalan • Membuat beberapa hidran air terutama di kawasan padat
sangat sulit mengingat sebagian jalan yang cukup untuk dilewati kendaraan roda penduduk dan pemukiman yang tidak dapat dilewati
lingkungan sangat sempit empat/pemadam kebakaran kendaraan pemadam kebakaran
• Seluruh bangunan terjangkau fasilitas pemadam kebakaran • Saling menjaga lingkungan dari bahaya kebakaran
(mobil kebakaran dan hidran air)

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 3


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

Endemi Penyakit • Berbagai masalah kesehatan masyarakat terjadi • Kebersihan lingkungan terjaga dan dibarengi dengan kondisi •Penyediaan sanitasi yang memadai dan sistem pengelolaan
karena kebersihan lingkungan yang kurang sanitasi yang baik serta air bersih tidak tercemar bakteri persampahan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan
terjaga, sanitasi yang kurang memadai serta lingkungan
rendahnya kualitas air bersih yang tersedia •Pengurangan area genangan disekitar pemukiman
•Masalah rendahnya kualitas air tanah untuk kebutuhan air
bersih, maka perlu adanya standar jarak antara sumur
dengan septiktank yaitu 15 meter
• Pemisahan kandang ternak dari rumah tinggal
• Kegiatan gotong royong untu membersihkan lingkungan
secara rutin
D.2. Evakuasi Bencana
Penyedian Lahan Berkumpul • Belum ada perencanaan untuk tempat/ lahan • Evakuasi cepat dan terarah • Membentuk posko bencana tingkat kelurahan
evakuasi di setiap lingkungan • Menyediakan tempat berkumpul (evakuasi) tiap lingkungan
• Penanganan bencana masih terbatas • Mengadakan latihan mitigasi bencana secara rutin

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 4


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

5.5 Lokasi Berpotensi Kumuh

5.5.1 Fenomena Kumuh


Tabel 5. 2 Fenomena Kumuh Desa Pananjung

Aspek Bangunan Gedung Aspek Jalan Lingkungan

Lokasi RT/RW Luas Ha Kumuh Kelayakan Bangunan Hunian < 7,2 Bangunan Hunian Tidak Sesuai Lokasi RT/RW Luas Ha Kumuh Tidak Terlayani Jaringan
Ketidakteraturan Bangunan Hunian Kondisi Jalan Kualitas buruk
m2/orang Persyaratan Teknis Jalan

Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik
RW001 1.0 26% 67 4% 23 8% 26 RW001 1.0 95% 2300 25% 680
RW002 1.2 41% 44 9% 55 0% 3 RW002 1.2 95% 1500 10% 600
RW003 1.6 42% 22 6% 3 0% 11 RW003 1.6 95% 1840 12% 900
RW004 1.6 57% 8 4% 23 37% 14 RW004 1.6 68% 2300 52% 300
RW005 2.8 83% 15 9% 55 25% 27 RW005 2.8 63% 1500 69% 800
RW006 1.2 91% 7 6% 3 47% 14 RW006 1.2 69% 1840 90% 650

Drainase Lingkungan Aspek Air Minum

Lokasi RT/RW Luas Ha Kumuh Lokasi RT/RW Luas Ha Kumuh Tidak Terpenuhi Kebutuhan Air
Genangan Drainase Kualitas Buruk Tidak terlayani jaringan Air Bersih
60/hari/orang

Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik


RW001 1.0 0% 1949 27% 480 RW001 1.0 97% 240 48% 123
RW002 1.2 0% 1949 32% 610 RW002 1.2 81% 241 86% 232
RW003 1.6 0% 3548 42% 1450 RW003 1.6 92% 321 61% 200
RW004 1.6 0% 1098 83% 500 RW004 1.6 100% 332 0% 0
RW005 2.8 0% 397 100% 400 RW005 2.8 100% 571 14% 103
RW006 1.2 0% 0 100% 0 RW006 1.2 100% 259 0% 0

Aspek Limbah Aspek Pengolahan Sampah Aspk Pemadam Kebakaran

Lokasi RT/RW Luas Ha Kumuh Tidak Memiliki Leher Sal. Pembuangan Air Lokasi RT/RW Luas Ha Kumuh Tidak terangkut 2x dalam Lokasi RT/RW Luas Ha Kumuh
Tidak Memiliki Akses Ke
Angsa yang Berhubungan Limbah Tercampur Tidak Memiliki Sarana Tidak Memiliki Sarana Tidak memiliki Prasarana
Jamban/MCK Komunal seminggu ke TPS/TPA
dengan Tanki Septik dengan Drainase

Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik
RW001 1.0 0% 12 0% 0 71% 0 RW001 1.0 97% 252 100% 259 RW001 1.0 100% 249 100% 249
RW002 1.2 1% 28 0% 0 100% 0 RW002 1.2 98% 274 100% 303 RW002 1.2 100% 283 100% 283
RW003 1.6 0% 24 0% 0 75% 0 RW003 1.6 98% 345 75% 261 RW003 1.6 100% 421 98% 336
RW004 1.6 0% 15 0% 0 50% 0 RW004 1.6 0% 15 50% 188 RW004 1.6 97% 189 50% 189
RW005 2.8 0% 571 0% 0 0% 0 RW005 2.8 0% 56 0% 0 RW005 2.8 29% 132 14% 97
RW006 1.2 0% 18 0% 0 0% 0 RW006 1.2 5% 18 17% 49 RW006 1.2 33% 70 17% 32
Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 5
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

5.5.2 Lokasi Potensi Kumuh

Tabel 5. 3 Lokasi Berpotensi Kumuh


Tabel 4 Kawasan Permukiman Kumuh Serta Deliniasinya

Kawasan RT/RW Luas (Ha) Kumuh


RT001/RW004 6.00
RT002/RW004 5.00
RT003/RW004 7.00
Dusun Bojongjati
RT004/RW004 4.00
RT005/RW004 5.00
RT006/RW004 6.00
Total Kawasan 33.00
RT001/RW005 6.00
RT002/RW005 4.00
RT003/RW005 5.00
Dusun
RT004/RW005 3.00
Karangsalam
RT005/RW005 4.00
RT006/RW005 5.00
RT007/RW005 4.00
Total Kawasan 22
RT001/RW006 5.00
RT002/RW006 6.00
RT003/RW006 6.00
Dusun Bojongjati
RT004/RW006 5.00
RT005/RW006 5.00
RT006/RW006 6.00
Total Kawasan 33.00

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 6


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

5.5.3 Skenario do nothing

AKAR PENYEBAB KUMUH DESA/KELURAHAN

SKENARIO "DO NOTHING" apa yang akan terjadi


NO Aspek FENOMENA NO PENYEBAB NO AKAR MASALAH NO bila perkembangan Kabupaten dibiarkan
secara organik tanpa intervensi apapun?

Faktor ekonomi ; kurangnya


1 Ketidak teraturan bangunan Membangun rumah seenaknya 1 legalitas lahan 1 1 Akan menjadi wilayah yang lebih kumuh
pendapatan rumah tangga

Faktor bencana ; rawan gerakan


2 keterbatasan dana, faktor ekonomi 2 tanah, rawan banjir, rawan 2 Permukiman menjadi tidak teratur
kekeringan

Kurangnya kesadaran
Jalan air tidak ada dan akan menyebabkan
3 Sosial 3 manusia/masyarakat terhadap 3
banjir
lingkungan

Jalan yang dibiarkan rusak akan menyebabkan


4 Sistem tata kota 4 Kondisi alam 4
terhambatnya kegiatan ekonomi

krisis air bersih dan air minum menyebabkan


5 Kondisi alam 5
berbagai penyakit
Tidak ada aksesibilitas jalan Pembiaran terhadap sampah akan
Masih banyak kondisi jalan tanah,
2 lingkungan yang memadai 1 Kondisi alam yang luas 6 menyebabkanpencemaran lingkungan dan
diperkeras
dan berkualitas penyakit
2 masih belum banyak permukiman

Tidak memiliki ketersediaan jalan tanpa ada drainase dan Sistem tata lingkungan yang tidak
3 1
Drainase jaringannya memadai

Kondisi alam yang masih luas lahannya


2 sehingga asumsinya masih mampu
menyerapkan air ke dalam tanah

Drainase tidak memiliki Tidak mementingkan


4 1 Sistem lingkungan tidak memadai
kualitas yang memadai pembangunan drainase

2 Kondisi alam yang luas

Tidak terlayani sarana air Air minum banyak digunakan dari Faktor alam, karena pengeboran
5 1
minum mata air/sumur dilakukan min.100 m

2 Sistem kota/belum masuk jalur PDAM

3 Faktor ekonomi

Belum tersedia sarana dan prasarana


Sampah domestik tidak sampah dibuang ke kebun/kolam persampahan, mulai dari tempat
6 1
terangkut ke TPA ikan/ sungai sampah semetara dan angkutan
sampah
2 Prilaku
tidak mementingkan sarana dan
Tidak memiliki sarana dan prasarana proteksi kebakaran
7 1 Kondisi alam yang luas
prasarana proteksi karena lebih ke arah evakuasi
bencana

2 masih belum banyak permukiman


Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 7
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 8


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019

BAB VI
RENCANA TEKNIS PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

6.1 Konsep Pengembangan Kawasan

"PANANJUNG BY BIOVILLAGE (DESA RAMAH LINGKUNGAN)"


Nama Kawasan Konsep Pengembangan Kawasan
Biovillage merupakan suatu konsep pedesaan yang
memanfaatkan segala aspek sumber daya alam yang
ada, dan di aplikasikan kedalam kehidupan tanpa
Kawasan Bojongjati & Kawasan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan. Persyaratan Bangunan
Karangsalam Konsep biovillage dirasa cocok diterapkan di desa Hunian Layak Huni :
Pananjung dengan sumber daya manusia yang
1. Sirkulasi Udara
mampu memanfaatkan sumber daya alam dengan
Yang Baik
sangat maksimal
2. Pencahayaan
atau Penerangan
6.2 Rencana Teknis Penataan Lingkungan Kawasan Permukiman Kumuh
yang cukup
6.2.1 Rencana Bangunan Gedung
3. Kualitas air yang
memadai
Tabel Aspek Bangunan Gedung
4. Kontruksi
Aspek Bangunan Gedung Bangunan Yang
Kepadatan Memenuhi
Lokasi Luas Ha bangunan Legalitas Bangunan Kepemilikan Lahan
Ketidakteraturan Kelayakan Bangunan
Bangunan Hunian standard
RT/RW Kumuh Tidak Sesuai Hunian
Bangunan Hunian Hunian < 7,2 m2/orang Unit/Ha) 5. Sanitasi yang
Persyaratan Teknis
baik
Presentase Numerik Presentase Numerik Presentase Numerik Presentas Numerik Presentase Numerik
RW004 1,6 57% 8 4% 23 37% 14 380 98% 33 0% 0
RW005 2,8 83% 15 9% 55 25% 27 0 97% 40 0% 0
RW006 1,2 91% 7 6% 3 47% 14 0 98% 29 0% 0

6.2.1.1 Rencana Ketidakteraturan Bangunan


1. Sosialisasi peraturan Ijin Mendirikan Bangunan
2. Sosialisasi Rencana Tata Ruang Wilayah
3. Pembuatan aturan terhadap bangunan pada bantaran sungai untuk menghadap sungai
diperkuat dengan Peraturan Kelurahan

6.2.1.2 Rencana Hunian Layak huni


1. Rehabilitasi terhadap bangunan hunian sejumlah 58 unit

Sebagian besar permasalahn yang terjadi di Desa Pananjung adalah penataan bangunan yang

tidak teratur serta terdapatnya bangunan yang disewakan sebagai guest house yang belum

memiliki standart. Pada Kawasan kumuh Desa Pananjung terdapat bangunan yang tidak sesuai

persyaratan teknis sebanyak 315 unit di 19 RT dan 3 RW.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 111


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
6.2.2 Rencana Aksesibilitas Jalan Lingkungan

Tabel Aspek Jalan Lingkungan/Aksesibilitas Jalan

Aspek Jalan Lingkungan

Lokasi Luas Ha
RT/RW Kumuh Tidak Terlayani Kondisi Jalan Kualitas
Jaringan Jalan buruk

Presentase Numerik Presentas Numerik


RW004 1,6 68% 2300 52% 300 Untuk kenyamanan kendaraan dan pejalan kaki
di waktu malam hari maka pada jalan lokal dan
RW005 2,8 63% 1500 69% 800
jalan lingkungan memasang lampu penerangan
RW006 1,2 69% 1840 90% 650
jalan umum. Jarak antar tiang lampu
penerangan jalan disesuaikan dengan standar
6.2.2.1 Rencana Peningkatan Kualitas Jalan
penerangan yang dipakai. Sedangkan untuk jalan
1. Peningkatan kualitas jalan dengan konstruksi rabat beton diutamakan jalan masih dalam
lingkungan 2/gang tidak menjadi masalah bila
keadaan tanah, kemudian jalan yang sudah rusak.
per rumah memasang lampu untuk
menerangkan jalan
Tabel Kebutuhan Jalan Lingkungan/Aksesibilitas Jalan

No Jenis Vol Sat Lokasi Keterangan


1 Jalan Tanah 200 m Rt 01 RW 06 Baru
2 Jalan Tanah 150 M Rt 02 RW 06 Baru
3 Jalan Tanah 240 M Rt 06 RW 06 Baru
4 Jalan Tanah 120 M Rt 04 Rw 04 Baru
5 Jalan Tanah 110 m Rt 05 Rw 04 Baru
6 Jalan Tanah 590 m Rt 01 Rw 05 Baru
5
7 Jalan Beton 500 m Rt 01 RW 06 Rehab

Jaringan jalan harus menyediakan untuk 3 4

pergerakan manusia dan kendaraan diarahkan


pada bangunan jalan baru artinya harus sesuai
2
dengan standar lebar jalan dan peruntukan 7
jalan. Perencanaan jalan yang baik harus
1
membangun juga saluran air baik di sisi kiri dan
kanan saja atau di kedua sisi jalan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 112


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
Intervensi kegiatan jalan lingkungan rencana tahun anggaran 2018 sepanjang 913 meter

dengan lebar 1,5 meter yang berlokasi di RT002-RW05, RT06-RW05 dan RT01-RW06

menggunakan kontruksi jalan rabat beton dengan mutu K-100..

6.2.3 Rencana Drainase Lingkungan

Tabel Aspek Drainase Lingkungan

Drainase Lingkungan

Lokasi Luas Ha Disetiap RT perlu ada sumur resapan air hujan, titik lokasi baiknya pada
RT/RW Kumuh Genangan Drainase Kualitas Buruk titik dimana terjadi genangan air paling banyak. Aliran air hujan yang
dialirkan melalui drainase tidak hanya diarahkan ke sungai secara
Presentas Numerik Presentase Numerik langsung, namun bisa di arahkan ke saluran irigasi dan saluran riol Kota.
RW004 1,6 0% 1098 83% 500 Biasanya air hujan yang diarahkan ke saluran irigasi daerah lokasinya
RW005 2,8 0% 397 100% 400 dekat dengan persaahan dan perkebunan. Sedangkan air hujan yang
RW006 1,2 0% 0 100% 0 diarahkan ke riol Kota biasanya berada pada daerah pinggiran jalan.

6.2.3.1 Rencana Peningkatan Kualitas drainase


1. Peningkatan kualitas drainase dengan konstruksi Batukali dan batu bata, untuk konstruksi
drainase Tertutup di rencanakan pada daerah jalan lokal / jalan lingkungan 2 sedangkan
konstruksi drainase Terbuka di rencanakan pada jalan lingkungan 1 dengan lebar 1,2 meter.
2. Pembangunan sumur resapan air hujan dengan jarak sesuai standar dari septiktank
Tabel Kebutuhan Drainase Lingkungan

No Jenis Vol Sat Lokasi Keterangan


1 Draenase 400 M Rt 01 Rw 06 Baru
2 Draenase 200 M Rt 01 Rw 05 Baru
3 Draenase 250 M Rt 02 Rw 05 Baru
4 Draenase 150 m Rt 03 Rw 05 Baru 4 2
12 6
5 Draenase 230 m Rt 04 Rw 04 Baru 11
10
6 Draenase 180 m Rt 01 Rw 05 Baru 0
3
5
7 Draenase 120 m Rt 02 Rw 06 Baru 9
8
8 Draenase 200 M Rt 03 Rw 06 Baru
7
9 Draenase 160 m Rt 05 Rw 06 Baru
10 Draenase 350 M Rt 04 Rw 05 Baru
1
11 Draenase 250 m Rt 05 Rw 05 Baru
12 Kirmir/TPT 200 m Rt 01 Rw 05 baru

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 113


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
Perencanaan drainase di Desa Pananjung untuk tahun 2018 telah terealisasi sepanajang 1025

m yang berlokasi di RT02-RW05, RT01-RW06, RT06-RW05

6.2.4 Rencana Penyediaan Air Minum

Tabel Aspek Penyediaan Air Minum Sumber Air minum/Air Bersih


dibangun harus multifungsi
Aspek Air Minum agar konstruksi yang di buat
3
tidak hanya menopang
Lokasi Luas Ha 2
bebannya air, tetapi juga bisa
RT/RW Kumuh Tidak terlayani Tidak Terpenuhi Kebutuhan
jaringan Air Bersih Air 60/hari/orang 1
digunakan untuk rumah
pompa, gudang, box pemadam
Presentase Numerik Presentas Numerik kebakaran yang di dalamnya
RW004 1,6 100% 332 0% 0 terdapat ala-alat
memadamkan api.
RW005 2,8 100% 571 14% 103
RW006 1,2 100% 259 0% 0 Digunakan utk rmh
1
pompa/R.jaga

6.2.4.1 Rencana Peningkatan Jaringan Air Bersih Digunakan utk box


2
pemadam api
1. Pemasangan pipa dari sumber air yang di distribusikan ke setiap rumah yang belum
terlayani air bersih sebanyak 1162 unit rumah 3 Digunaan utk gudang
2. Pembangunan Sumur Bor
3. Pembangunan Pengelolaan Air Sungai menjadi air bersih

Tabel Kebutuhan Penyediaan Air Minum

No Jenis Vol Sat Lokasi Keterangan


1 Perpipaan 90 m Rt 01 Rw 06 Baru
2 Sumur Bor 1 Unit Rt 01 Rw 06 Baru
3 Hidran umum 1 Unit Rt 02 Rw 05 Baru
4 Hidran umum 1 Unit Rt 04 Rw 06 Baru

Sumur Bor yang dibangun akan di tampung dalam torn air berkapasitas 500-1000 liter. Air ini kemudian
3
akan di salurkan secara gravitasi ke setiap rumah yang belum terlayani air minum atau air bersih serta
kepada rumah yang tidak terpenuhi kebutuhan air dengan menggunakan pipa galvanis/pvc. Masing-
masing rumah menggunakan meteran air agar bisa diketahui jumlah debit yang terpakai dan harus
4
dibayar sesuai dengan musyawarah demi pemeliharaan.

Air yang terjadi harus betul-betul bersih, tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, artinya pengeboran
haruslah orang yang ahli dalam mencari dan mengebor air. Bila perlu ada kesepakatan dengan ahli 1
pengebor air.

Air ini juga akan dijadikan sebagai salah satu sarana dalam memadamkan api kebakaran bila terjadi di Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 114
masyarakat, untuk itu pembelian pompa harus diperhatikan juga kapasitasnya.
REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
Untuk kegiatan air minum Desa Pananjung pada tahun 2018 tidak terealisasi kegiatan air minum.

6.2.5 Rencana Pengelolaan Air Limbah Perlu adanya bak kontrol


yang tertutup guna
Tabel Aspek Pengelolaan Air Limbah menampung limbah rumah
Aspek Limbah
tangga yang padat sebelum
masuk ke saluran limbah
Lokasi Luas Ha Tidak Memiliki Leher rumah tangga/drainase.
Tidak Memiliki Akses Sal. Pembuangan Air
RT/RW Kumuh Angsa yang
Ke Jamban/MCK Limbah Tercampur
Berhubungan dengan
Komunal dengan Drainase Drainase yang ada belum
Tanki Septik
sesuai dengan fungsinya
Presentas Numerik Presentas Numerik Presentas Numerik
RW004 1,6 0% 15 0% 0 50% 0
maka dari itu perlu adanya
RW005 2,8 0% 571 0% 0 0% 0
pemisahan fungsi antara
RW006 1,2 0% 18 0% 0 0% 0 buangan air hujan dengan
air limbah yang berasal dari
6.2.5.1 Rencana Pengelolaan Air Limbah rumah
1. Pembangunan MCK Komunal lengkap dengan septiktank tangga/pabrik/perkantoran/
2. Pembangunan IPAL
hotel.
3. Pembangunan jaringan saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan saluran
drainase
4. Sosialisasi PHBS
5. Gerakan Bersih Lingkungan
6. Adanya peraturan dari Desa/Kelurahan untuk pembangunan bangunan baru harus dengan
sanitasinya yang standar layak (memiliki MCK, adanya septiktank)

Tabel Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah

No Jenis Vol Sat Lokasi Keterangan


1 IPAL 20 M Rt 04 Rw 05 Baru
2 IPAL 20 M Rt 05 Rw 05 Baru

2
Konstruksi yang digunakan untuk saluran pembuangan air limbah adalah tertutup guna meminimalisir
bau yang diakibakan dengan limbah rumah tangga. Konstruksi air limbah ini berada di bawah jaringan 1

drainase atau di samping jaringan drainase. Disetiap 4 meter atau pengaliannya terdapat bak kontrol
yang bisa di buka dan di tutup, Saluran air limbah ini berujung di instalasi pembuangan air limbah.

Instalasi pembuangan air limbah ini fungsinya tidak hanya sebagai bak besar penampung air limbah,
namun di bagian atasnya bisa digunakan untuk area bermain anak-anak/tempat berolahraga/dll. Agar
bisa dijadikan hal demikian maka konstruksiyang digunakan harus benar-benar kuat dan kedap udara.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 115


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
Untuk kegiatan air minum Desa Pananjung pada tahun 2018 tidak terealisasi kegiatan sanitasi air

limbah.

6.2.6 Rencana Pengelolaan Persampahan

Tabel Aspek Pengelolaan Persampahan


Aspek Pengolahan Sampah

Lokasi Luas Ha
RT/RW Kumuh Tidak terangkut 2x dalam
Tidak Memiliki Sarana
seminggu ke TPS/TPA

Presentase Numerik Presentase Numerik


RW004 1,6 0% 15 50% 188
RW005 2,8 0% 56 0% 0
RW006 1,2 5% 18 17% 49

6.2.6.1 Rencana Pengelolaan Persampahan


1. Sumber sampah pada lingkungan permukiman masyarakat berasal dari rumah tangga,
sehingga harus semaksimal mungkin terpisahkan antara sampah yang satu dengan yang
lainnya. Sampah yang berasal dari rumah tangga,diantaranya ; sampah yang mudah
membusuk (nasi, buah, makanan lain), Kering (dibagi 2;kertas dan plastic), Pecah beling
(Kaca, lampu).
2. Pembangunan Bak sampah
3. Bila dibutuhkan alat pengangkut sampah (gerobak sampah;motor sampah;sepeda
sampah)masyarakat harus membentuk pengelola sampah dan di syahkan oleh Ketua RT
dan RW yang di ketahui oleh Kepala Desa/Lurah
4. Sosialisasi Pengelolaan persampahan dan Pemanfaatan Sampah
5. Gerakan Bersih Lingkungan
6. Adanya peraturan dari Desa/Kelurahan untuk pengelolaan persampahan di setiap wilayah
ke RT an maupun ke Rw an setempat.

Tabel Kebutuhan Pengelolaan Persampahan

No Jenis Vol Sat Lokasi


1 Bak sampah 3 R 20 Unit Rt 01 Rw 05
2 Bak sampah 3 R 20 Unit Rt 02 Rw 05
3 Motor sampah 2 Unit Rt 01, 05 RW 05

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 116


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
Pada dasarnya pemilahan dan pemilihan serta konsep yang matang sangat dibutuhkan oleh setiap

Desa dalam menyelesaikan pernasalahan persampahan demikian pula dengan Desa Pananjung yang

telah berinisiatif membuat bank sampah untuk mengolah sampah yang tadinya tidak berguna

menjadi suatu hal yang mendatangkan rezeki. Pada tahun 2018 Desa Pananjung telah merealisasikan

pengadaan motor sampah sebanyak 2 unit yang meliputi Kawasan RW005 dan RW006.

6.2.7 Rencana Proteksi Kebakaran

Tabel Aspek Proteksi Kebakaran

Aspk Pemadam Kebakaran

Lokasi Luas Ha
RT/RW Kumuh Tidak Memiliki Sarana Tidak memiliki Prasarana

Presentase Numerik Presentase Numerik


RW004 1,6 97% 189 50% 189
RW005 2,8 29% 132 14% 97
RW006 1,2 33% 70 17% 32

6.2.7.1 Rencana Proteksi Kebakaran


1. Pembangunan proteksi kebakaran berupa box pemadam kebakaran. Di dalam box
pemadam kebakaran tersebut terdapat alat pemadam kebakaran diantaranya ; Apar (alat
pemadam ringan, ember, karung goni). Box pemadam kebakaran di simpan pada titik
lokasi yang rentan kebakaran, atau titik lokasi yang strategis artinya masyarakat dapat
mengetahui dimana tempat penyimpanan box pemadam kebakaran tersebut.
2. Terbentuknya relawan pemadam kebakaran di wilayah RW 4, 5 dan 6
3. Adanya pelatihan relawan pemadam kebakaran oleh dinas pemadam kebakaran
4. Adanya sosialisasi tentang proteksi kebakaran secara kontinyu kepada masyarakat

Ilustrasi Alat
Pemadam
kebakaran dan
Jenisnya
peruntukannya

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 117


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019

6.2.8 Rencana Ruang Terbuka Publik

No Jenis Vol Sat Lokasi


1 PJU 20 unit Rt 01, 02 Rw 06
2 PJU 10 Unit Rt 01 Rw 04
3 RTH 1 unit Rt 01 Rw 04
4 RTH 1 Unit Rt 01 Rw 06
5 Balai pertemuan warga 1 Unit Rt 01 Rw 06
6 RTNH 1 unit Rt 01 Rw 04
7 Penambahan ruang kelas 2 Unit Rt 01 Rw 04

6.2.8.1 Rencana Ruang Terbuka Publik


1. Ruang terbuka publik yang sudah terbangun oleh pemerintah Kota Banjar dan atau
Ilustrasi Ruang Terbuka Publi di
Kelurahan menjadi tanggungjawab pemerintah tersebut dalam hal pemeliharaan.
2. Namun bila ada lahan dari masyarakat yang siap untuk di hibahkan dan atau di hak guna Bantaran sungai
pakai selama 5 – 10 tahun maka tentu perlu direncanakan terlebih dahulu. Untuk ukuran
disesuaikan dengan standar. Sifat ruang terbuka publik untuk masyarakat bisa
dibangunkan sebuah taman bermain anak-anak lengkap dengan taman berolahraga.
3. Untuk ruang terbuka yang sifatnya privat, diharap

PENARIK MINAT LAIN UNTUK HIBURAN


ANAK-ANAK ADALAH AIR MANCUR DARI
BAWAH KE ATAS SECARA VERTIKAL DENGAN
SOROT SINAR LAMPU ANEKA WARNA
MEMBUAT SEMARAK KECERIAAN ANAK –
ANAK BAHKAN ORANG DEWASA PUN
TERHIBUR.
AKAN LEBIH HIDUP LAGI BILA DILIHAT PADA
MALAM HARI SEHINGGA TAK HANYA KERLAP
KERLIPNYA AIR MANCUR NAMUN LAMPU –
LAMPU YANG BERDIRI TEGAK LAYAKNYA
LILIN BERWARNA WARNI MENGHIASI ARAH

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 118


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 119


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
6.2.9 Rencana Pengembangan Ekonomi Lokal

6.2.9.1 Rencana Pengembangan Ekonomi Lokal


1. Pembangunan Bank Sampah di karenakan sudah ada penampung barang bekas yang bisa
dijual
2. Jenis kegiatan ekonomi pada lokasi Kawasan Bojongjati memang terbilang banyak,
sehingga bila ingin dikembangkan sepertinya harus ada kesepakatan kelompok tersebut
terhadap kegiatan ekonomi yang bisa dikembangkan ke depannya
3. Penambahan modal terhadap masyarakat yang masuk dalam kategori MBR yang kegiatan
perekonomiannya sudah berjalan, sedangkan yang belum dilakukan pelatihan – pelatihan
kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 120


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019

Tabel Capaian Target Pengurangan Kumuh

BUKTI HASIL SIMULASI (TERVALIDASI) VALIDASI TIM FASILITATOR


KEKUMUHAN AWAL (DATA AWAL) ATAS DATA AWAL DAN
NO RT FLAG KEKUMUHAN AWAL KEKUMUHAN AKHIR BUKTI
LUAS BOBOT STATUS
LUAS BOBOT STATUS KUMUH LUAS BOBOT STATUS KUMUH LUAS BOBOT STATUS

1 RT001-RW004 0,33 24 KUMUH RINGAN 0,33 24 KUMUH RINGAN 0,33 18 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

2 RT001-RW005 0,49 32 KUMUH RINGAN 0,49 32 KUMUH RINGAN SESUAI SESUAI SESUAI

3 RT001-RW006 0,13 28 KUMUH RINGAN 0,13 20 KUMUH RINGAN 0,13 14 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

4 RT002-RW004 0,27 25 KUMUH RINGAN 0,27 25 KUMUH RINGAN SESUAI SESUAI SESUAI

5 RT002-RW005 0,48 28 KUMUH RINGAN 0,48 28 KUMUH RINGAN 0,48 14 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

6 RT002-RW006 0,24 27 KUMUH RINGAN 0,24 27 KUMUH RINGAN SESUAI SESUAI SESUAI

7 RT003-RW004 0,26 24 KUMUH RINGAN 0,26 24 KUMUH RINGAN SESUAI SESUAI SESUAI

8 RT003-RW005 0,38 19 KUMUH RINGAN 0,38 19 KUMUH RINGAN 0,38 14 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

9 RT003-RW006 0,25 21 KUMUH RINGAN 0,25 21 KUMUH RINGAN 0,25 17 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

10 RT004-RW004 0,22 25 KUMUH RINGAN 0,22 25 KUMUH RINGAN 0,22 15 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

11 RT004-RW005 0,43 32 KUMUH RINGAN 0,43 32 KUMUH RINGAN 0,43 18 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

12 RT004-RW006 0,41 38 KUMUH RINGAN 0,41 38 KUMUH RINGAN SESUAI SESUAI SESUAI

13 RT005-RW004 0,23 23 KUMUH RINGAN 0,23 23 KUMUH RINGAN 0,23 18 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

14 RT005-RW005 0,36 22 KUMUH RINGAN 0,36 22 KUMUH RINGAN 0,36 15 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

15 RT005-RW006 0,16 30 KUMUH RINGAN 0,16 30 KUMUH RINGAN SESUAI SESUAI SESUAI

16 RT006-RW004 0,33 26 KUMUH RINGAN 0,33 26 KUMUH RINGAN 0,33 18 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

17 RT006-RW005 0,35 26 KUMUH RINGAN 13 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

18 RT006-RW006 0,21 37 KUMUH RINGAN 0,21 32 KUMUH RINGAN 0,21 14 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

19 RT007-RW005 0,25 21 KUMUH RINGAN 0,25 20 KUMUH RINGAN 0,25 18 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI
JML 19 5,78 25 KUMUH RINGAN 5,43 25 KUMUH RINGAN 3,6 13 TIDAK KUMUH SESUAI SESUAI SESUAI

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 121


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019

Simulasi Perhitungan Kumuh 2018

PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT001-RW004 RT001-RW005


Provinsi : JAWA BARAT Luas SK Ha Luas SK Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN Luas Verifikasi 0,33 Ha Luas Verifikasi 0,49 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN Jumlah Bangunan 67 Unit Jumlah Bangunan 98,00 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK Jumlah Penduduk 268 Jiwa Jumlah Penduduk 384,00 Jiwa
KK 71 KK KK 102,00 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SATUAN PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 28,00 Unit 41,79% 1 Unit 28,00 Unit 41,79% 1 51,00 Unit 52,04% 3 Unit 51,00 Unit 52,04% 3
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 20,00 Unit 29,85% 1 Unit 20,00 Unit 29,85% 1 20,00 Unit 20,41% 0 Unit 20,00 Unit 20,41% 0
Rata-rata Kondisi
- 23,88% 23,88% 17,35% 17,35%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 200,00 Meter 14,29% 0 Meter 200,00 Meter 14,29% 0 270,00 Meter 40,91% 1 Meter 270,00 Meter 40,91% 1
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 430,00 Meter 30,71% 1 Meter 430,00 Meter 30,71% 1 70,00 Meter 10,61% 0 Meter 70,00 Meter 10,61% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
- 15,36% 15,36% - 20,45% 20,45%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 71,00 KK 100,00% 5 KK 71,00 KK 100,00% 5 96,00 KK 94,12% 5 KK 96,00 KK 94,12% 5
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 16,00 KK 15,69% 0 KK 16,00 KK 15,69% 0
Rata-rata Kondisi
- 50,00% 50,00% - 47,06% 47,06%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 0,10 Ha 20,10% 0 Ha 0,10 Ha 20,10% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 100,00 Meter 37,45% 1 Meter 100,00 Meter 37,45% 1
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 100,00 Meter 37,45% 1 Meter 100,00 Meter 37,45% 1
d. Tidak terpeliharanya Drainase 500,00 Meter 100,00% 5 Meter 500,00 Meter 100,00% 5 165,00 Meter 61,80% 3 Meter 165,00 Meter 61,80% 3
e. Kualitas Konstruksi Drainase 190,00 Meter 38,00% 1 Meter 190,00 Meter 38,00% 1 183,00 Meter 68,54% 3 Meter 183,00 Meter 68,54% 3
Rata-rata Kondisi Drainase
- 27,60% 27,60% - 41,05% 41,05%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 16,00 KK 15,69% 0 KK 16,00 KK 15,69% 0
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
- 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
71,00 KK 100,00% 5 KK 71,00 KK 100,00% 5 102,00 KK 100,00% 5 80 KK 22,00 KK 21,57% 0
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
71,00 KK 100,00% 5 KK 71,00 KK 100,00% 5 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
- 66,67% 66,67% 33,33% 0,00%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 98,00 Unit 100,00% 5 Unit 98,00 Unit 100,00% 5
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 98,00 Unit 100,00% 5 Unit 98,00 Unit 100,00% 5
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 100,00% 100,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 24 TOTAL NILAI 24 TOTAL NILAI 32 TOTAL NILAI 27
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH KUMUH KUMUH KUMUH
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN RINGAN RINGAN RINGAN
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 26,21% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 26,21% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 37,03% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 32,27%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 12,86%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 122


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT001-RW006 RT002-RW004
Provinsi : JAWA BARAT Luas SK 0,13 Ha Luas SK 0,27 Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN Luas Verifikasi 0,13 Ha Luas Verifikasi 0,27 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN Jumlah Bangunan 27,00 Unit Jumlah Bangunan 55 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK Jumlah Penduduk 104,00 Jiwa Jumlah Penduduk 213 Jiwa
KK 27,00 KK KK 57 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 14,00 Unit 51,85% 3 Unit 14,00 Unit 51,85% 3 38,00 Unit 69,09% 3 Unit 38,00 Unit 69,09% 3
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 15,00 Unit 55,56% 3 Unit 15,00 Unit 55,56% 3 20,00 Unit 36,36% 1 Unit 20,00 Unit 36,36% 1
Rata-rata Kondisi
35,80% 35,80% 35,15% 35,15%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 100,00 Meter 20,00% 0 Meter 100,00 Meter 20,00% 0 150,00 Meter 12,50% 0 Meter 150,00 Meter 12,50% 0
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 216,00 Meter 43,20% 1 Rabat Beton 328 Meter - Meter 0,00% 0 70,00 Meter 5,83% 0 Meter 70,00 Meter 5,83% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
- 21,60% 0,00% - 0,00% 0,00%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 16,00 KK 59,26% 3 Air Bersih 16 KK - KK 0,00% 0 57,00 KK 100,00% 5 KK 57,00 KK 100,00% 5
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 14,00 KK 51,85% 3 KK 14,00 KK 51,85% 3 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Rata-rata Kondisi
- 55,56% 25,93% - 50,00% 50,00%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,02 Ha 15,31% 0 Ha 0,02 Ha 15,31% 0 0,00 Ha 0,85% 0 Ha 0,00 Ha 0,85% 0

b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase 400,00 Meter 242,42% 5 Meter 400,00 Meter 242,42% 5 242,00 Meter 76,58% 5 Meter 242,00 Meter 76,58% 5
e. Kualitas Konstruksi Drainase 300,00 Meter 181,82% 5 Drainase 368 Meter - Meter 0,00% 0 100,00 Meter 31,65% 1 Meter 100,00 Meter 31,65% 1
Rata-rata Kondisi Drainase
- 84,85% 48,48% - 21,65% 21,65%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
27,00 KK 100,00% 5 Motor Sampah 7 KK 20,00 KK 74,07% 3 57,00 KK 100,00% 5 KK 57,00 KK 100,00% 5
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 57,00 KK 100,00% 5 KK 57,00 KK 100,00% 5
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
33,33% 24,69% 66,67% 66,67%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 28 TOTAL NILAI 17 TOTAL NILAI 25 TOTAL NILAI 25
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH TIDAK KUMUH KUMUH
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN KUMUH RINGAN RINGAN
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 33,02% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 19,27% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 24,78% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 24,78%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 41,64% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 123


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT002-RW005 RT002-RW006
Provinsi : JAWA BARAT 0,48 Ha 0,43 Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN 0,48 Ha 0,43 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN 99,00 Unit 90,00 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK 388,00 Jiwa 342,00 Jiwa
103,00 KK 49,00 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 52,00 Unit 52,53% 3 Unit 52,00 Unit 52,53% 3 19,00 Unit 21,11% 0 Unit 19,00 Unit 21,11% 0
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 20,00 Unit 20,20% 0 Unit 20,00 Unit 20,20% 0 15,00 Unit 16,67% 0 Unit 15,00 Unit 16,67% 0
Rata-rata Kondisi
17,51% 17,51% 0,00% 0,00%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 120,00 Meter 10,00% 0 Meter 120,00 Meter 10,00% 0 217,00 Meter 18,08% 0 Meter 217,00 Meter 18,08% 0
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 550,00 Meter 45,83% 1 Rabat Beton 192 Meter 358,00 Meter 29,83% 1 457,00 Meter 38,08% 1 Meter 457,00 Meter 38,08% 1
Rata-rata Kondisi Jalan
- 22,92% 14,92% - 19,04% 19,04%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 95,00 KK 92,23% 5 KK 95,00 KK 92,23% 5 54,00 KK 110,20% 5 Air Bersih 54 KK - KK 0% 0
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 4,00 KK 3,88% 0 KK 4,00 KK 3,88% 0 28,00 KK 57,14% 3 KK 28,00 KK 57,14% 3
Rata-rata Kondisi
- 46,12% 46,12% - 83,67% 28,57%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,07 Ha 24,59% 0 Ha 0,07 Ha 24,59% 0 0,10 Ha 0,226744186 0 Ha 0,10 Ha 22,67% 0

b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase 400,00 Meter 126,58% 5 160 Meter 240,00 Meter 75,95% 3 570,00 Meter 180,38% 5 Meter 570,00 Meter 180,38% 5
e. Kualitas Konstruksi Drainase 200,00 Meter 63,29% 3 Drainase 285 Meter - Meter 0,00% 0 270,00 Meter 85,44% 5 Drainase 125 Meter 145,00 Meter 45,89% 1
Rata-rata Kondisi Drainase
- 37,97% 15,19% - 53,16% 45,25%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 22,00 KK 44,90% 1 KK 22,00 KK 44,90% 1
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 22,00 KK 44,90% 1 KK 22,00 KK 44,90% 1
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 44,90% 44,90%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
103,00 KK 100,00% 5 Motor Sampah 103 KK - KK 0,00% 0 54,00 KK 110,20% 5 KK 54,00 KK 110,20% 5
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
103,00 KK 100,00% 5 KK 103,00 KK 100,00% 5 22,00 KK 44,90% 1 KK 22,00 KK 44,90% 1
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
66,67% 33,33% 51,70% 51,70%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 27 TOTAL NILAI 17 TOTAL NILAI 27 TOTAL NILAI 18
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH TIDAK KUMUH TIDAK
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN KUMUH RINGAN KUMUH
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 27,31% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 18,15% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 36,07% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 27,07%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 33,54% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 24,96%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 124


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT003-RW004 RT003-RW005
Provinsi : JAWA BARAT 0,26 Ha 0,38 Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN 0,26 Ha 0,38 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN 55,00 Unit 78,00 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK 197,00 Jiwa 299,00 Jiwa
57,00 KK 82,00 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 55,00 Unit 100,00% 5 Unit 55,00 Unit 100,00% 5 35,00 Unit 44,87% 1 Unit 35,00 Unit 44,87% 1
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0 Ha - Ha 0,00% 0 1,00 Ha 1,28% 0 Ha 1,00 Ha 1,28% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 20,00 Unit 36,36% 1 Unit 20,00 Unit 36,36% 1 20,00 Unit 25,64% 1 Unit 20,00 Unit 25,64% 1
Rata-rata Kondisi
45,45% 45,45% 23,50% 23,50%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 150,00 Meter 21,43% 0 Meter 150,00 Meter 21,43% 0 200,00 Meter 16,67% 0 Meter 200,00 Meter 16,67% 0
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 375,00 Meter 53,57% 3 Meter 375,00 Meter 53,57% 3 220,00 Meter 18,33% 0 Meter 220,00 Meter 18,33% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
- 26,79% 26,79% - 0,00% 0,00%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 56,00 KK 98,25% 5 KK 56,00 KK 98,25% 5 81,00 KK 98,78% 5 Sumur Bor 82 KK - KK 0,00% 0
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 28,00 KK 49,12% 1 KK 28,00 KK 49,12% 1 42,00 KK 51,22% 3 KK 42,00 KK 51,22% 3
Rata-rata Kondisi
- 73,68% 73,68% - 75,00% 25,61%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,00 Ha 0,00% 0 Ha 0,00 Ha 1,73% 0 (0,00) Ha -0,01210526 0 Ha - Ha 0,00% 0

b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota 100,00 Meter 36,36% 1 Meter 100,00 Meter 36,36% 1 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase 175,00 Meter 63,64% 3 Meter 175,00 Meter 63,64% 3 120,00 Meter 37,97% 1 Meter 120,00 Meter 37,97% 1
e. Kualitas Konstruksi Drainase 175,00 Meter 63,64% 3 Meter 175,00 Meter 63,64% 3 217,00 Meter 68,67% 3 Meter 217,00 Meter 68,67% 3
Rata-rata Kondisi Drainase
- 32,73% 32,73% - 21,33% 21,33%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
24,00 KK 42,11% 1 KK 24,00 KK 42,11% 1 17,00 KK 20,73% 0 KK 17,00 KK 20,73% 0
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
24,00 KK 42,11% 1 KK 24,00 KK 42,11% 1 17,00 KK 20,73% 0 KK 17,00 KK 20,73% 0
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
42,11% 42,11% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
1,00 KK 1,75% 0 KK 1,00 KK 1,75% 0 82,00 KK 100,00% 5 65 KK 17,00 KK 20,73% 0
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 33,33% 0,00%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 24 TOTAL NILAI 24 TOTAL NILAI 19 TOTAL NILAI 9
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH KUMUH KUMUH TIDAK
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN RINGAN RINGAN KUMUH
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 31,54% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 31,54% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 21,88% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 10,06%
0,00% 0,00% 0,00% 54,01%
KONTRIBUSI PENANGANAN KONTRIBUSI PENANGANAN KONTRIBUSI PENANGANAN KONTRIBUSI PENANGANAN
Tabel

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 125


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT003-RW006 0 RT004-RW004 0
Provinsi : JAWA BARAT 0,25 Ha 0,22 Ha - Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN 0,25 Ha 0,22 Ha - Ha
Kecamatan : PANGANDARAN 51,00 Unit 47,00 Unit - Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK 180,00 Jiwa 173,00 Jiwa - Jiwa
55,00 KK 49,00 KK - KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR NUMERIK SAT. PROSEN (%) SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR NUMERIK SAT. PROSEN (%) SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 19,00 Unit 37,25% 1 - Unit 19,00 Unit 0,372549 1 14,00 Unit 29,79% 1 - Unit 14,00 Unit 29,79% 1
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan 2,00 Ha 3,92% 0 - Ha 2,00 Ha 3,92% 0 3,00 Ha 6,38% 0 - Ha 3,00 Ha 6,38% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 15,00 Unit 29,41% 1 - Unit 15,00 Unit 29,41% 1 20,00 Unit 42,55% 1 - Unit 20,00 Unit 42,55% 1
Rata-rata Kondisi
22,22% 22,22% 24,11% 24,11%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 100,00 Meter 20,00% 0 - Meter 100,00 Meter 20,00% 0 500,00 Meter 41,67% 1 - Meter 500,00 Meter 41,67% 1
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 100,00 Meter 20,00% 0 - Meter 100,00 Meter 20,00% 0 500,00 Meter 41,67% 1 Meter 500,00 Meter 41,67% 1
Rata-rata Kondisi Jalan
- 0,00% - 0,00% - 41,67% - 41,67%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 55,00 KK 100,00% 5 - KK 55,00 KK 100,00% 5 49,00 KK 100,00% 5 KK 49,00 KK 100,00% 5
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 27,00 KK 49,09% 1 - KK 27,00 KK 49,09% 1 25,00 KK 51,02% 3 - KK 25,00 KK 51,02% 3
Rata-rata Kondisi
- 74,55% - 74,55% - 75,51% - 75,51%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,00 Ha 0,0128 0 Ha 0,00 Ha 1,28% 0 0,00 Ha 0,013181818 0 - Ha 0,00 Ha 1,32% 0
b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 - Meter - Meter 0,00% 0 100,00 Meter 31,65% 1 - Meter 100,00 Meter 31,65% 1
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 - Meter - Meter 0,00% 0 100,00 Meter 31,65% 1 - Meter 100,00 Meter 31,65% 1
d. Tidak terpeliharanya Drainase 165,00 Meter 52,22% 5 - Meter 165,00 Meter 100,00% 5 216,00 Meter 68,35% 3 - Meter 216,00 Meter 68,35% 3
e. Kualitas Konstruksi Drainase 125,00 Meter 39,56% 3 - Meter 125,00 Meter 75,76% 3 176,00 Meter 55,70% 3 Meter 176,00 Meter 55,70% 3
Rata-rata Kondisi Drainase
- 18,35% - 35,15% - 37,47% - 37,47%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
- KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
- KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
55,00 KK 100,00% 5 30,00 KK 25,00 KK 45,45% 1 49,00 KK 100,00% 5 KK 49,00 KK 100,00% 5
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
- KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
33,33% 15,15% 33,33% 33,33%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 - Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 - Unit - Unit 0,00% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 - Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 - Unit - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 21 TOTAL NILAI 17 TOTAL NILAI 25 TOTAL NILAI 25
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH TIDAK KUMUH KUMUH
TINGKAT KEKUMUHAN KUMUH BERAT TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN KUMUH RINGAN RINGAN
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 21,21% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 21,01% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 30,30% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 30,30%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,93% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 126


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT004-RW005 RT004-RW006
Provinsi : JAWA BARAT 0,43 Ha 0,26 Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN 0,43 Ha 0,26 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN 90,00 Unit 55,00 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK 342,00 Jiwa 197,00 Jiwa
49,00 KK 57,00 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 90,00 Unit 100,00% 5 Unit 90,00 Unit 100,00% 5 19,00 Unit 34,55% 1 Unit 19,00 Unit 34,55% 1
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan 4,00 Ha 4,44% 0 Ha 4,00 Ha 4,44% 0 5,00 Ha 1923,08% 5 Ha 5,00 Ha 1923,08% 5
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 20,00 Unit 22,22% 0 Unit 20,00 Unit 22,22% 0 15,00 Unit 27,27% 1 Unit 15,00 Unit 27,27% 1
Rata-rata Kondisi
33,33% 33,33% 661,63% 661,63%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 300,00 Meter 37,50% 1 Meter 300,00 Meter 37,50% 1 110,00 Meter 15,71% 0 Meter 110,00 Meter 15,71% 0
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 200,00 Meter 25,00% 1 Meter 200,00 Meter 25,00% 1 525,00 Meter 75,00% 3 Meter 525,00 Meter 75,00% 3
Rata-rata Kondisi Jalan
- 31,25% 31,25% 37,50% 37,50%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 49,00 KK 100,00% 5 #REF! 40 KK 9,00 KK 18,37% 0 52,00 KK 91,23% 5 KK 52,00 KK 91,23% 5
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 21,00 KK 42,86% 1 Pipanisasi 21 KK - KK 0,00% 0 23,00 KK 40,35% 1 KK 23,00 KK 40,35% 1
Rata-rata Kondisi
- 71,43% 0,00% 65,79% 65,79%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,00 Ha 0,004651163 0 Ha 0,00 Ha 0,47% 0 0,20 Ha 0,773076923 5 Ha 0,20 Ha 77,31% 5
b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase 300,00 Meter 100,00% 5 Meter 300,00 Meter 100,00% 5 230,00 Meter 83,64% 5 Meter 230,00 Meter 83,64% 5
e. Kualitas Konstruksi Drainase 200,00 Meter 66,67% 3 Rabat Beton 150 Meter 50,00 Meter 16,67% 0 230,00 Meter 83,64% 5 Meter 230,00 Meter 83,64% 5
Rata-rata Kondisi Drainase
- 33,33% 20,00% - 48,92% 48,92%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
34,00 KK 69,39% 3 KK 34,00 KK 69,39% 3 23,00 KK 40,35% 1 KK 23,00 KK 40,35% 1
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
34,00 KK 69,39% 3 KK 34,00 KK 69,39% 3 23,00 KK 40,35% 1 KK 23,00 KK 40,35% 1
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
69,39% 69,39% 40,35% 40,35%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
94,00 KK 191,84% 5 94 KK - KK 0,00% 0 52,00 KK 91,23% 5 KK 52,00 KK 91,23% 5
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
63,95% 0,00% 30,41% 30,41%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 32 TOTAL NILAI 18 TOTAL NILAI 38 TOTAL NILAI 38
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH TIDAK KUMUH KUMUH
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN KUMUH RINGAN RINGAN
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 43,24% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 22,00% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 126,37% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 126,37%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 49,13% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 127


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT005-RW004 RT005-RW005
Provinsi : JAWA BARAT 0,23 Ha 0,36 Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN 0,23 Ha 0,36 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN 51,00 Unit 73,00 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK 190,00 Jiwa 279,00 Jiwa
53,00 KK 77,00 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR NUMERIK SAT. PROSEN (%) SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 17,00 Unit 33,33% 1 Unit 17,00 Unit 33,33% 1 30,00 Unit 41,10% 1 - Unit 30,00 Unit 0,410959 1
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan 0,38 Ha 165,22% 5 Ha 0,38 Ha 0,75% 0 7,00 Ha 9,59% 0 - Ha 7,00 Ha 9,59% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 20,00 Unit 39,22% 1 Unit 20,00 Unit 39,22% 1 20,00 Unit 27,40% 1 - Unit 20,00 Unit 27,40% 1
Rata-rata Kondisi
79,26% 24,18% 22,83% 22,83%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 150,00 Meter 23,08% - Meter 150,00 Meter 23,08% 0 200,00 Meter 33% 1 Meter 200,00 Meter 33,33% 1
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 100,00 Meter 15,38% - Meter 100,00 Meter 15,38% 0 100,00 Meter 17% 0 - Meter 100,00 Meter 16,67% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
0,00% 0,00% 16,67% - 16,67%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 53,00 KK 100,00% 5 KK 53,00 KK 100,00% 5 77,00 KK 100,00% 5 - KK 77,00 KK 100,00% 5
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 28,00 KK 36,36% 1 - KK 28,00 KK 36,36% 1
Rata-rata Kondisi
50,00% 50,00% 68,18% - 68,18%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,00 Ha 0,010434783 0 Ha 0,00 Ha 1,04% 0 0,00 Ha 0,89% 0 Ha 0,00 Ha 0,008889 0

b. Ketidaktersediaan Drainase 100,00 Meter 0,00% 0 Meter 100,00 Meter 19,57% 0 50,00 Meter 11,21% 0 - Meter 50,00 Meter 11,21% 0
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 - Meter - Meter 0,00% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase 239,00 Meter 46,77% 1 Meter 239,00 Meter 46,77% 1 284,00 Meter 63,68% 3 - Meter 284,00 Meter 63,68% 3
e. Kualitas Konstruksi Drainase 371,00 Meter 72,60% 3 Meter 371,00 Meter 72,60% 3 296,00 Meter 66,37% 3 Meter 296,00 Meter 66,37% 3
Rata-rata Kondisi Drainase
- 22,80% 23,87% - 26,01% - 26,01%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
22,00 KK 41,51% 1 KK 22,00 KK 41,51% 1 22,00 KK 28,57% 1 - KK 22,00 KK 28,57% 1
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
22,00 KK 41,51% 1 KK 22,00 KK 41,51% 1 22,00 KK 28,57% 1 - KK 22,00 KK 28,57% 1
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
41,51% 41,51% 28,57% 28,57%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
53,00 KK 100,00% 5 KK 53,00 KK 100,00% 5 77,00 KK 100,00% 5 TPS3R 40,00 KK 37,00 KK 48,05% 1
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
33,33% 33,33% 33,33% 16,02%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 - Unit - Unit 0,00% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 - Unit - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 23 TOTAL NILAI 18 TOTAL NILAI 22 TOTAL NILAI 18
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH TIDAK KUMUH TIDAK
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN KUMUH RINGAN KUMUH
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 32,41% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 24,70% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 27,94% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 25,47%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 23,80% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 8,85%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 128


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT005-RW006 RT006-RW004
Provinsi : JAWA BARAT 0,22 Ha 0,33 Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN 0,22 Ha 0,33 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN 47,00 Unit 67,00 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK 173,00 Jiwa 223,00 Jiwa
49,00 KK 60,00 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR NUMERIK SAT. PROSEN (%) SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 28,00 Unit 59,57% 3 - Unit 28,00 Unit 59,57% 3 29,00 Unit 43,28% 1 - Unit 29,00 5 43,28% 1
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan 8,00 Ha 17,02% 0 - Ha 8,00 Ha 17,0% 0 9,00 Ha 13,43% 0 - Ha 9,00 5 13,43% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 25,00 Unit 53,19% 3 - Unit 25,00 Unit 53,19% 3 30,00 Unit 44,78% 1 - Unit 30,00 5 44,78% 1
Rata-rata Kondisi
37,59% 37,59% 29,35% 29,35%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 118,00 Meter 15,57% 0 - Meter 118,00 Meter 0,155673 0 315,00 Meter 20,79% 0 - Meter 315,00 5 20,79% 0
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 400,00 Meter 52,77% 3 - Meter 400,00 Meter 52,77% 3 83,00 Meter 5,48% 0 - Meter 83,00 5 5,48% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
26,39% - 26,39% - 0,00% - 0,00%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 40,00 KK 81,63% 5 KK 40,00 KK 81,63% 5 59,00 KK 98,33% 5 - KK 59,00 5 98,33% 5
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 23,00 KK 46,94% 1 - KK 23,00 KK 46,94% 1 22,00 KK 36,67% 1 - KK 22,00 5 36,67% 1
Rata-rata Kondisi
64,29% - 64,29% - 67,50% - 67,50%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 0,00 Ha 0,005909091 0 - Ha 0,00 Ha 0,59% 0 - Ha 0 0 - Ha - 0 0,00% 0

b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 - Meter - 0 0,00% 0
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 - Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 - Meter - 0 0,00% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase 192,00 Meter 58,54% 3 - Meter 192,00 Meter 58,54% 3 336,00 Meter 67,20% 3 - Meter 336,00 5 67,20% 3
e. Kualitas Konstruksi Drainase 298,00 Meter 90,85% 5 - Meter 298,00 Meter 90,85% 5 257,00 Meter 51,40% 3 Meter 257,00 5 51,40% 3
Rata-rata Kondisi Drainase
- 29,88% - 29,88% - 23,72% - 23,72%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
21,00 KK 42,86% 1 - KK 21,00 KK 42,86% 1 29,00 KK 48,33% 1 - KK 29,00 5 48,33% 1
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
21,00 KK 42,86% 1 - KK 21,00 KK 42,86% 1 29,00 KK 48,33% 1 - KK 29,00 5 48,33% 1
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
42,86% 42,86% 48,33% 48,33%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
40,00 KK 81,63% 5 KK 40,00 KK 81,63% 5 60,00 KK 100,00% 5 KK 60,00 5 100,00% 5
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 - KK - 0 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
- KK 0,00% 0 - KK - KK 0,00% 0 60,00 KK 100,00% 5 - KK 60,00 5 100,00% 5
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
27,21% 27,21% 66,67% 66,67%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran 10,00 Unit 21,28% 0 - Unit 10,00 Unit 21,28% 0 10,00 Unit 14,93% 0 - Unit 10,00 5 14,93% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran 10,00 Unit 21,28% 0 - Unit 10,00 Unit 21,28% 0 10,00 Unit 14,93% 0 - Unit 10,00 5 14,93% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 30 TOTAL NILAI 30 TOTAL NILAI 26 TOTAL NILAI 26
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH KUMUH KUMUH KUMUH
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN RINGAN RINGAN RINGAN
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 32,60% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 32,60% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 33,65% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 33,65%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 129


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN RT006-RW005 RT006-RW006
Provinsi : JAWA BARAT 0,35 Ha 0,21 Ha
Kab/Kota : PANGANDARAN 0,35 Ha 0,21 Ha
Kecamatan : PANGANDARAN 71,00 Unit 45,00 Unit
Kawasan : BOJONGJATI DAN CILEBOK 273,00 Jiwa 171,00 Jiwa
75,00 KK 49,00 KK
OUTPUT - OUTCOME OUTPUT - OUTCOME
KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR KONDISI AWAL (BASELINE) OUTPUT
KONDISI AKHIR
ASPEK KRITERIA
NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI NUMERIK SAT. PROSEN (%) NILAI INFRASTRUKTUR VOLUME SAT. NUMERIK SAT. PROSEN NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 71,00 Unit 100,00% 5 Unit 71,00 Unit 100,00% 5 19,00 Unit 42,22% 1 Unit 19,00 Unit 42,22% 1
1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan 10,00 Ha 14,08% 0 Ha 10,00 Ha 14,08% 0 11,00 Ha 24,44% 0 Ha 11,00 Ha 24,44% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis Bangunan 20,00 Unit 28,17% 1 Unit 20,00 Unit 28,17% 1 15,00 Unit 33,33% 1 Unit 15,00 Unit 33,33% 1
Rata-rata Kondisi
42,72% 42,72% 25,19% 25,19%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan 140,00 Meter 17,20% 0 Meter 140,00 Meter 17,50% 0 120,00 Meter 16,67% 0 Meter 120,00 Meter 17,14% 0
Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 268,00 Meter 32,92% 1 Rabat Beton 243 Meter 25,00 Meter 3,13% 0 300,00 Meter 41,67% 1 Meter 300,00 Meter 33,33% 1
Rata-rata Kondisi Jalan
- 16,46% 0,00% 20,83% 16,67%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 74,00 KK 98,67% 5 Pipanisasi 74 KK - KK 0,00% 0 49,00 KK 100,00% 5 KK 49,00 KK 100,00% 5
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 26,00 KK 34,67% 1 Sumur Bor 26 KK - KK 0,00% 0 26,00 KK 53,06% 3 KK 26,00 KK 53,06% 3
Rata-rata Kondisi
- 66,67% 0,00% 76,53% 76,53%
Penyediaan Air Minum
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air (0,00) Ha -0,012285714 0 Ha - Ha 0,00% 0 0,00 Ha 0,022380952 0 Ha 0,00 Ha 2,24% 0

b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
4. Kondisi Drainase
Lingkungan c. Ketidakterhubungan dgn Sistem Drainase Kota - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0 - Meter 0,00% 0 Meter - Meter 0,00% 0
d. Tidak terpeliharanya Drainase 391,00 Meter 130,33% 5 Meter 391,00 Meter 130,33% 5 282,00 Meter 100,00% 5 Meter 282,00 Meter 102,55% 5
e. Kualitas Konstruksi Drainase 291,00 Meter 97,00% 5 Drainase 557 Meter - Meter 0,00% 0 262,00 Meter 92,91% 5 drainase 122 Meter 140,00 Meter 50,91% 1
Rata-rata Kondisi Drainase
- 45,47% 26,07% - 38,58% 30,69%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
16,00 KK 21,33% 0 KK 16,00 KK 21,33% 0 25,00 KK 51,02% 3 KK 25,00 KK 51,02% 3
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
16,00 KK 21,33% 0 KK 16,00 KK 21,33% 0 25,00 KK 51,02% 3 KK 25,00 KK 51,02% 3
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
0,00% 0,00% 51,02% 51,02%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai
75,00 KK 100,00% 5 Motor Sampah 60 KK 15,00 KK 20,00% 0 49,00 KK 100,00% 5 KK 49,00 KK 100,00% 5
dengan persyaratan Teknis
6. Kondisi Pengelolaan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 - KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0
Persampahan sesuai Standar Teknis
c. Tidakterpeliharanya Sarana dan Prasarana
- KK 0,00% 0 KK - KK 0,00% 0 49,00 KK 100,00% 5 KK 49,00 KK 100,00% 5
Pengelolaan Persampahan
Rata-rata Kondisi
33,33% 0,00% 66,67% 66,67%
Pengelolaan

7. Kondisi Proteksi a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0 - Unit 0,00% 0 Unit - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00% 0,00% 0,00% 0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN
TOTAL NILAI 28 TOTAL NILAI 11 TOTAL NILAI 37 TOTAL NILAI 33
71 -95 : KUMUH BERAT
45 - 70 : KUMUH SEDANG KUMUH TIDAK KUMUH KUMUH
TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN TINGKAT KEKUMUHAN
19 - 44 KUMUH RINGAN RINGAN KUMUH RINGAN RINGAN
< 19, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 29,24% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 9,83% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 39,83% RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 38,11%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 66,39% KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00% KONTRIBUSI PENANGANAN 4,32%

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 130


REVIEW RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP) TAHUN 2018
PERENCANAAN KEGIATAN DESA PANANJUNG TAHUN 2019

Tabel Kebutuhan Penanganan Kawasan Pemukiman

Apa yang terjadi bila


Total
Kebijakan/Program tidak dilakukan
Nama Kawasan Aspek Kumuh Jumlah Penyebab Masalah Kebutuhan 5 tahun
Pemerintah/Pihak Lain intervensi tambahan
Numerik
apapun
Ketidak teraturan
legalitas lahan A Kegiatan Peningkatan Kualitas
bangunan
keterbatasan dana, faktor Pengembangan kawasan wisata
1 Penataan Bangunan Tepi Sungai
ekonomi ramah lingkungan;
Normalisasi Sungai ( pengerukan,
Sosial 2
pelebaran sungai s/d 20 m )
Perbaikan jalur sungai utk digunakan wisata Wilayah Sungai Dan Waduk/Embung
Sistem tata kota 3
sungai
Kondisi alam 4 Penataan RTH pada tepi Sungai
Tidak ada
aksesibilitas jalan Pengembangan dan peningkatan
Perbaikan, Peningkatan dan Pembangunan
lingkungan yang Kondisi alam yang luas 5 sistem jaringan sarana prasarana
Jalan
memadai dan wilayah;
berkualitas
Perbaikan, Peningkatan dan Pembangunan
masih belum banyak
6 Jaringan serta kualitas drainase terkoneksi Perwujudan Sistem Drainase
permukiman
Dusun dengan riol kota/sal.irigasi kota
Bojongjati & Pembangunan Jaringan PDAM/Sumber Air/
Dusun Tidak memiliki
Sistem tata lingkungan memanfaatkan sumber air Perwujudan Sistem Jaringan
Karangsalam ketersediaan 6
yang tidak memadai lokal/memanfaatkan air sungai untuk di Sumberdaya Air
Drainase
daur ulang menjadi air bersih
Kondisi alam yang masih
luas lahannya sehingga
Perwujudan Sistem Pengolahan
asumsinya masih mampu 7 Septiktank Komunal/ Pengelolaan limbah
Limbah
menyerapkan air ke dalam
tanah
Drainase tidak
Sistem lingkungan tidak Perwujudan Sistem Jaringan
memiliki kualitas 8 Pembangunan TPSS/TPST
memadai Persampahan
yang memadai
Kondisi alam yang luas B Kegiatan Pencegahan
Tidak memiliki
sarana dan
Kondisi alam yang luas 6 Pembentukan pengelolaan bantaran sungai
prasarana proteksi
Bencana
masih belum banyak
permukiman

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 131


REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019
BAB VII
RENCANA INVESTASI DAN KOLABORASI

7.1 Skenario Strategy Rencana Investasi

Rencana Investasi sebagai salah satu komponen rencana dalam Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, disusun dengan memperhitungkan

kebutuhan nyata para pemangku kepentingan dalam proses pengendali investasi dan pembiayaan dalam penataan lingkungan/kawasan. Disamping itu rencana investasi ini dimaksudkan sebagai rujukan bagi para

pemangku kepentingan untuk menghitung kelayakan investasi dan pembiayaan penataan ataupun menghitung tolak ukur keberhasilan investasi, sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan

pembangunan.

Rencana Investasi ini diharapkan dapat menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya dalam suatu system wilayah

yang telah disepakati bersama, sehingga dapat tercapai kerjasama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/pembiayaan. Selain itu rencana investasi ini dimaksudkan untuk mengatur upaya

percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan prasarana dan sarana dari kawasan perencanaan.

Dalam rangka implementasi Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, akan direncanakan dapat selesai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ,

dengan pentahapan progress penyelesaian setiap 1 (satu) Tahun sesuai dengan target 100 – 0 – 100 dan pengurangan kawasan kumuh 0% di Tahun 2019. Dalam strategi rencana investasi ini akan diuraikan indikasi

investasi dari berbagai masam kegiatan yang meliputi tolak ukur/kuantitas pekerjaan, besaran rancana pembiayaan perkiraan waktu pelaksanaan dan potensi sumber pendanaan.

Penataan dalam pengembangan kawasan penataan bangunan dan lingkungan perlu dilakukan untuk mengatasi beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penanganan kawasan prioritas termasuk permasalahan

pendanaan, permasalahan sumber daya, karakteristik permasalahan kawasan Desa Pananjung, sehingga diharapkan dengan dilakukan pentahapan tersebut penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya sesuai

dengan sumber daya dan dana yang tersedia.

Dengan dasar pemikiran tersebut, dilakukan pemilihan terhadap beberapa program dengan menggunakan criteria dan indikator kekumuhan, sehingga diperoleh program-program yang dikelompokan berdasarkan masa

rencana hingga lima tahun yang akan datang.

7.2 Kriteria Pentahapan Rencana Penanganan

kriteria-kriteria yang digunakan dalam menetapkan pentahapan program adalah sebagai berikut:
Tabel 7.1
Tabel Kriteria Pentahapan Rencana Penanganan
No Kriteria Pentahapan Rencana Keterangan
Penanganan
1. Kemendesakan Penanganan - Besarnya gangguan terhadap lingkungan permukiman dan fungsi kawasan;
(urgenitas) - Ada tidaknya penanganan permasalahan yang telah dilakukan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 154


REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019
2. Tingkat Permasalahan - Besar pengaruh lanjut apabila penanganannya tidak segera dilakukan
- Pentingnya titik lokasi permasalahan bagi kawasan yang lebih luas
3. Dukungannya Sumber Daya - Kejelasan penguasaan lahan sehingga memungkinkan dilakukan penanganan
- Terdapatnya kontribusi berbagai pihak terkait termasuk partisipasi masyarakat dalam
penataan permukiman
- Kesesuaian (sinergis) dengan rencana program pembangunan sektoral yang ada khususnya
terkait dengan penanganan kawasan permukiman kumuh dan arahan rancana tata ruang
4. Keberlanjutan Kegiatan Penentuan program prioritas yang diperkiakan akan menjadi stimulant bagi kegiatan sejenis
atau kegiatan lanjutan oleh masyarakat atau stakeholder lain. Dalam hal ini program yang
dialokasikan dapat bersifat penanganan sebagian (mendorong masyarakat untuk melanjutkan)
dan bersifat penrcontohan (pilot project) yang bernuansa pembelajaran kepada masyarakat
dan stakeholder lainnya.
5. Aspek Manfaat Upaya untuk mengalokasikan program-program prioritas (Tahap pertama) agar memberikan
manfaat secara maksimal dan memberikan pengaruh yang mendukung bagi pelaksanaan
program RTPLP pada tahap selanjutnya.

7.3 Tahap Perencanaan Penanganan

Komponen program yang dipilih untuk dilaksanakan dalam 5 (lima) tahun perencanaan. Secara keseluruhan program jangka menengen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) dapat dilihat pada

tabel rencana investasi.

7.4 Pola Penanganan Pendanaan

Pola-pola yang dapat dilakukan oleh Tim Pemasaran dan Aparat Desa Pananjung dalam menggalang sumber-sumber pendanaan dalam rangka mewujudkan visi kawasan prioritas dan Desa Pananjung pada dasarnya

berupa kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:

1. Sosialisasi dan promosi program ke berbagai smber pendanaan potensi baik sumber pendanaan APBD, masyarakat, swasta baik di dalam desa, di kecamatan atau bahkan di luar Kabupaten Pangandaran;

2. Penyiapan/penyelenggaraan program intensif dan kemudahan dalam penyelenggaraan investasi (perizinan, dukungan program pemerintah dalam pelaksanaan investasi dan lain sebagainya). Pemerintah daerah

perlu melakukan langkah-langkah yang dapat mempercepat laku investasi sehingga penataan kawasan prioritas dapat terlaksana sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

7.5 Pola Kerjasama/Kolaborasi Investasi

Penyusunan program penanganan penataan akan terkait langsung dengan kebutuhan dan ketersediaan biaya yang diperlukan. Untuk itu diperlukan kajian mengenai sumber-sumber pembiayaan baik pembiayaan

konvensional dan non konvensional. Hal utama dalam rencana pembiayaan penataan RTPLP Desa Pananjung adalah bagaimana mengupayakan penggalangn sumber dana dan membagi bahan penadanaan kepada

setiap pelaku yang terlbat. Penggalangan sumber dana yang dilakukan secara langsung (dalam bentuk dana proyek dan dana bantuan langsung) maupun tidak langsung seperti kemudahan dalam prosedur dan perijinan

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 155


REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019
serta pelibatan program-program tertentu antara lain sertifikasi lahan/prodak dari BPN, membentuk suatu mekanisme subsidi silang yang akan memperkecil rendanya biaya pembangunan rumah susun/hunian yang arus

dipikul oleh masyarakat.

7.6 Mekanisme Pembiayaan Sarana dan Prasarana

Sumber pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah baik sumber APBD Kabupaten Pangandaran, APBD Provinsi Jawa Barat ataupun APBN, maupun pihak swasta, CSR dan

lainnya. meskipun demikian masih terbuka kemungkinan sumber pembiayaan dari masyarakat, misalnya Pemerintah memberikan bantuan/material sementara masyarakat menanggung biaya pengerjaanya. Hal tersebut

dapat dilakukan untuk komponen kegiatan pembangunan prasarana yang tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar dan memakai teknologi yang sederhana. Sedangkan untuk pembiayaan yang memerlukan dana

besar dan teknologi tinggi tetap sepenuhnya dari dana pemerintah dan diselenggarakan melalui kontraktual sesuai dengan peraturan yang berlaku.

7.7 Sumber Pembiayaan Program Penataan

Sumber-sumber pendanaan yang potensial untuk dapat digunakan dalam penataan Kawasan Prioritas Desa Pananjung adalah sebagai berikut:

Tabel 7.2
Tabel Kriteria Pentahapan Rencana
No Sumber Pendanaan Kriteria Peruntukan

1. Sumber Dana APBN Dana pembanguna yang bersumber dari APBN dialokasikan untuk proyek-proyek - Bantuan teknis perencanaan

yang memiliki criteria sebagai berikut: - pembiayaan pembangunan

- Luasan Kawasan kumuh lebih dari 15 Ha prasarana dasar

- Memerlukan biaya dan teknologi yang relative tinggi;

- Mempunyai dampak sosial dan ekonomi yang relatif besar

Merupakan program proyek percontohan yang dapat merangsang prakarsa

masyarakat untuk berpasrtisipasi didalamnya atau melakukan kegiatan serupa

2 Sumber dana APBD Kriteria pemanfaatan sumber dana APBD Provinsi Jawa Barat dengan criteria - Komponen penanganan

Provinsi Jawa Barat kegiatan/proyek yang memiliki skala pelayanan atau pengaruh bagi - Pengadaan pembangunan

pengembangan wilayah Provinsi Jawa Barat prasarana dasar

3 Sumber dana APBD Kriteria pemanfaatan sumber dana dari APBD Kabupaten Pangandaran adalah - Penyiapan lahan untuk penyediaan

Kabupaten untuk pembiayaan dengan skala pelayanan wilayah kota, termasuk pembiayaan sanitasi dan ruang terbuka hijau di

Pangandaran dalam rangka menggali berbagai potensi kawasan, dengan luasan kawasan di kawasan prioritas

bawah 5 Ha. - pengadaan infrastruktur, listrik, air

bersih, drainase, peningkatan status

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 156


REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019
No Sumber Pendanaan Kriteria Peruntukan

lahan dan lainnya

- Pengembangan SDM/pelatihan,

pengembangan kesempatan usaha.

4. Sumber Dana Swadaya Sumber dana dari masyarakat dapat berupa dana masyarakat sendiri atau dana - Pengadaan perbaikan rumah

Masyarakat tabungan khusus masyarakat adalah untuk pembiayaan perbaikan rumah/asset - Perbaikan Prasarana infrastruktur

lingkungan fisik milik perorangan ataupun kelompok. Pemanfaatan sumber dana - Perbaikan sarana RTH Publik

masyarakat ini dapat diarahkan untuk pelaksanaan pembiayaan yang secara

langsung dapat memeberikan manfaat bagi peningkatan kualitas hunian

masyarakat.

5. Sumber dana Swasta Sumber dana dari swasta diarahkan untuk pembiayaan/investasi kawasan Niaga - Pembangunan ruang terbuka hijau;

dan Perbankan dan ruang ruang terbuka hijau. Hal tersebut perlu dilakukan untuk kebutuhan - pembangunan kawasan/bangunan

pembiayaan program yang sangat besar sementara terdapat keterbatasan sumber untuk kegiatan

pendanaan yang dimiliki oleh pemerintah. perekonomian/usaha

- modal usaha dan kredit

pembangunan rumah

7.8 Rencana Indikasi Program

Rencana indikasi program di Kawasan Prioritas dan Desa Pananjung disusun dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sesuai dengan target 0% Kumuh di tahun 2019. dan uraian indikasi investasi berbagai macam kegiatan

yang meliputi tolak ukur/kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan potensi sumber pendanaan.

Pentahapan pembangunan kawasan prioritas dan Desa Pananjung perlu dilakukan untuk mengatasi beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penanganan penataan di Kawasan Prioritas dan Desa Pananjung termasuk

permasalahan, pendanaan, permasalahan sumber daya, karakteristik permasalahan kawasan perencanaan dan lain sebagainya, sehingga diharapkan dengan dilakukan penetapan tersebut penanganan dapat dilakukan

dengan sebaik-baiknya sesuai dengan sumber daya dan dana yang tersedia.

Dengan dasar pemikiran tersebut, dilakukan pemilihan terhadap beberapa program dengan menggunakan criteria, sehingga diperoleh program-program yang dikelompokan berdasarkan masa rencan pada

tahun pertama hingga tahun yang akan datang. Rencana Incestasi berisikan rencana program, kegiatan, tahapan pelaksanaan dan sumber pembiayaan sebagai pelengkap untuk penyepakatan memorandum

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 157


REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019
Kota/Kabupaten. Rencana pengelolaan dampak lingkungan dan sosial, mencantum kegiatan-kegiatan yang membutuhkan pengelolaan lingkungan, seperti UKL-UPL atau SPPL dan rencana pengadaan tanah. Secara

keseluruhan indikasi program Kawasan Prioritas dan Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran dapat dilihat pada Tabel berikut.

RENCANA INVESTASI RPLP 2018 - 2022 HASIL REVIEW 2018


STATUS : 21 JANUARI 2018
KODE STATUS
KODE KODE NAMA LOKASI (RT001- KODE SUB JENIS SUB DETAIL JENIS DETAIL SUB VOLUME BIAYA KOLABORASI / JUMLAH BIAYA KEGIATAN TAHUN
NAMA PROVINSI NAMA KOTA/KAB KODE KEC NAMA KECAMATAN KODE KEL Kontrol RT SATUAN BIAYA BDI (Rp)
PROV KOTA/KAB KELURAHAN RW001) KOMPONEN KOMPONEN SUB KOMPONEN KEGIATAN NON BDI (Rp) (Rp) (REHAB / INVESTASI
Flag 1
KOMPONE BARU)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 21
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 100 meter 25.200.000 25.200.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 270 meter 59.400.000 59.400.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW006 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 250 meter 62.500.000 62.500.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW005 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 59 meter 8.850.000 8.850.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW005 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 192,5 meter 48.125.000 48.125.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 RT Flag Sesuai L-06 Persampahan L-062 Gerobak/Motor Sampah 1 unit 37.000.000 37.000.000 BARU 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW004 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 100 meter 22.000.000 22.000.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW005 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 140 meter 10.360.000 10.360.000 BARU 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW005 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 200 meter 42.000.000 42.000.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW005 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 331,5 meter 82.875.000 82.875.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW004 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 250 meter 52.500.000 52.500.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 238 meter 123.450.000 123.450.000 REHAB 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 400 meter 32.740.000 32.740.000 BARU 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW006 RT Flag Sesuai L-06 Persampahan L-062 Gerobak/Motor Sampah 1 unit 38.000.000 38.000.000 BARU 2018
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 200 meter 10.000.000 10.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW004 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 100 meter 5.000.000 5.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 130 meter 32.500.000 32.500.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 130 meter 35.533.000 35.533.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 100 meter 5.000.000 5.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 250 meter 62.500.000 62.500.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 225 meter 63.450.000 63.450.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 100 meter 5.000.000 5.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 120 meter 30.000.000 30.000.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW005 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 200 meter 10.000.000 10.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW005 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW005 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 150 meter 37.500.000 37.500.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 100 meter 5.000.000 5.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 100 meter 25.000.000 25.000.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 150 meter 42.370.000 42.370.000 REHAB
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW004 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 100 meter 5.000.000 5.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 375 meter 105.750.000 105.750.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 100 meter 5.000.000 5.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 175 meter 43.750.000 43.750.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW004 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW004 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 250 meter 62.500.000 62.500.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW005 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 65 meter 11.805.000 11.805.000 REHAB
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 52 meter Rencana 11.508.000
Penataan Lingkungan Pemukiman | 158
11.508.000 REHAB
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 100 meter 25.000.000 25.000.000 REHAB 2019
REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

KODE STATUS
KODE KODE NAMA LOKASI (RT001- KODE SUB JENIS SUB DETAIL JENIS DETAIL SUB VOLUME BIAYA KOLABORASI / JUMLAH BIAYA KEGIATAN TAHUN
NAMA PROVINSI NAMA KOTA/KAB KODE KEC NAMA KECAMATAN KODE KEL Kontrol RT SATUAN BIAYA BDI (Rp)
PROV KOTA/KAB KELURAHAN RW001) KOMPONEN KOMPONEN SUB KOMPONEN KEGIATAN NON BDI (Rp) (Rp) (REHAB / INVESTASI
Flag 1
KOMPONE BARU)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 21
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT007-RW005 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 65 meter 17.865.000 17.865.000 REHAB
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai L-01 Jalan L-012 Jalan Beton 250 meter 70.500.000 70.500.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 300 meter 15.000.000 15.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 230 meter 57.500.000 57.500.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 200 meter 10.000.000 10.000.000 BARU 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 400 meter 20.000.000 20.000.000 REHAB 2019
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai L-06 Persampahan L-062 Gerobak/Motor Sampah 1 unit 28.000.000 28.000.000 BARU 2019
Rehab/perbaikan Rumah
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai L-04 Perumahan L-041 20 unit 100.000.000 100.000.000 REHAB 2020
Tidak Layak Huni (Aladin)
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 67 #N/A 6.700.000 6.700.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 67 #N/A 16.750.000 16.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 67 #N/A 50.250.000 50.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
Rehab/perbaikan Rumah
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai L-04 Perumahan L-041 20 unit 100.000.000 100.000.000 REHAB 2020
Tidak Layak Huni (Aladin)
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 100 meter 25.000.000 25.000.000 REHAB 2021
Penyediaan Pasokan Air
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai L-21 Proteksi Kebakaran L-211 (Kolam penampungan air, 2 Unit 50.000.000 50.000.000 BARU 2020
Sumur Dalam/Hidran)
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 98 #N/A 9.800.000 9.800.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 98 #N/A 24.500.000 24.500.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 98 #N/A 73.500.000 73.500.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW006 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-078 Sumur Bor 1 unit 60.000.000 60.000.000 BARU 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 27 #N/A 2.700.000 2.700.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 27 #N/A 6.750.000 6.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT001-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 27 #N/A 20.250.000 20.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW004 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 175 meter 40.000.000 40.000.000 REHAB 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 55 #N/A 5.500.000 5.500.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 55 #N/A 13.750.000 13.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 55 #N/A 41.250.000 41.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 99 #N/A 9.900.000 9.900.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 99 #N/A 24.750.000 24.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 99 #N/A 74.250.000 74.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 500 meter 125.000.000 125.000.000 REHAB 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 50 #N/A 5.000.000 5.000.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 50 #N/A 12.500.000 12.500.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT002-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 50 #N/A 37.500.000 37.500.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 120 meter 0 REHAB 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 55 #N/A 5.500.000 5.500.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 55 #N/A 13.750.000 13.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 55 #N/A 41.250.000 41.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 78 #N/A 7.800.000 7.800.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 78 #N/A 19.500.000 19.500.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 78 #N/A 58.500.000 58.500.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 51 #N/A 5.100.000 5.100.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 51 #N/A
RT Flag Sesuai
Penunjang sarana dan
Rencana12.750.000 12.750.000
Penataan Lingkungan Pemukiman | 2020
159
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT003-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 51 #N/A 38.250.000 38.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 47 #N/A 4.700.000 4.700.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 47 #N/A 11.750.000 11.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 47 #N/A 35.250.000 35.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

KODE STATUS
KODE KODE NAMA LOKASI (RT001- KODE SUB JENIS SUB DETAIL JENIS DETAIL SUB VOLUME BIAYA KOLABORASI / JUMLAH BIAYA KEGIATAN TAHUN
NAMA PROVINSI NAMA KOTA/KAB KODE KEC NAMA KECAMATAN KODE KEL Kontrol RT SATUAN BIAYA BDI (Rp)
PROV KOTA/KAB KELURAHAN RW001) KOMPONEN KOMPONEN SUB KOMPONEN KEGIATAN NON BDI (Rp) (Rp) (REHAB / INVESTASI
Flag 1
KOMPONE BARU)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 21
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 90 #N/A 9.000.000 9.000.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 90 #N/A 22.500.000 22.500.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 90 #N/A 67.500.000 67.500.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 175 meter 40.000.000 40.000.000 REHAB 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 48 #N/A 4.800.000 4.800.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 48 #N/A 12.000.000 12.000.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT004-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 48 #N/A 36.000.000 36.000.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 51 #N/A 5.100.000 5.100.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 51 #N/A 12.750.000 12.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 51 #N/A 38.250.000 38.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 200 meter 10.000.000 10.000.000 BARU 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 100 meter 25.000.000 25.000.000 REHAB 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 73 #N/A 7.300.000 7.300.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 73 #N/A 18.250.000 18.250.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 73 #N/A 54.750.000 54.750.000 2020
prasarana ekonomi lokal
Rehab/perbaikan Rumah
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai L-04 Perumahan L-041 15 unit 75.000.000 75.000.000 REHAB 2020
Tidak Layak Huni (Aladin)
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai L-02 Drainase L-021 Drainase Lingkungan 120 meter 35.000.000 35.000.000 REHAB 2021
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 38 #N/A 3.800.000 3.800.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 38 #N/A 9.500.000 9.500.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT005-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 38 #N/A 28.500.000 28.500.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 57 #N/A 5.700.000 5.700.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 57 #N/A 14.250.000 14.250.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW004 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 57 #N/A 42.750.000 42.750.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 71 #N/A 7.100.000 7.100.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 71 #N/A 17.750.000 17.750.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 71 #N/A 53.250.000 53.250.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 45 #N/A 4.500.000 4.500.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 45 #N/A 11.250.000 11.250.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT006-RW006 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 45 #N/A 33.750.000 33.750.000 2020
prasarana ekonomi lokal
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT007-RW005 RT Flag Sesuai L-07 Air Bersih L-075 Perpipaan 100 meter 5.000.000 5.000.000 BARU 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT007-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Sosialisasi PHBS 62 #N/A 6.200.000 6.200.000 2020
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT007-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A Peningkatan Ekonomi lokal 62 #N/A 15.500.000 15.500.000 2020
Penunjang sarana dan
32 JAWA BARAT 3218 KAB. PANGANDARAN 320701 PANGANDARAN 32070107 PANANJUNG RT007-RW005 RT Flag Sesuai #N/A #N/A #N/A 62 #N/A 46.500.000 46.500.000 2020
prasarana ekonomi lokal

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 160


REVIEW RPLP DESA PANANJUNG TAHUN 2018
RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PERENCANAAN KEGIATAN TAHUN 2019

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 161


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesepakatan Stake Holder

Komitmen stakeholders yang ikut terlibat (antara lain masyarakat Desa Pananjung,

Pemerintah Desa Pananjung dan Pemerintah Kabupaten Pangandaran tidak cukup berhenti

sampai tersusunnya dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) ini, namun

harus terus berlanjut sampai rencana yang terangkum dan tercantum dalam RPLP bisa ter-

implementasi.

8.1.1 Masyarakat Desa Pananjung

Dengan disusunnya Rencana Penataan Lingkungan Permukiman ini di Desa Pananjung

Kecamatan Pangandaran telah menunjukkan komitmen masyarakat untuk melaksanakan

seluruh tahapan Perencanaan kegiatan KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh). Seluruh tahapan

perencanaan partisipatif telah dilaksanakan oleh Tim Inti Perencanaan Partisipatif (TIPP) yang

beranggotakan dari unsur Pemerintah Desa, unsur BKM Taruna Mandiri PWD Pananjung, dari

unsur Relawan/Masyarakat dan kelompok peduli lainnya.Sebagai bentuk kesepakatan telah

dirumuskan beberapa hal sebagai berikut :

a. Masyarakat menerima hasil Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP)

Desa Pananjung dari kegiatan KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) sebagai dasar dan

acuan kegiatan pembangunan berkelanjutan di Desa Pananjung

b. Kawasan/lokasi kumuh yang telah disepakati dan tercantum dalam SK Bupati

dengan no. 659/Kpts.87.C-Huk.org/2014 yang meliputi : Kawasan Cilebok/

Karangsalam RW 5 & Kawasan bojongjati RW 4,6

c. Penanganan untuk Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman di

kawasan kumuh tersebut berupa peningkatan dan pencegahan, sesuai dengan

analisa dan kajian permasalahan yang tercantum dalam 7 indikator kumuh. Selain

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 162


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
kegiatan fisik pengembangan dilakukan pada potensi pertanian, peternakan,

home industri, perikanan serta pengembangan lahan produktif. dan

berkelanjutan.

d. Potensi sumber daya alam (pertanian, peternakan, perikanan) menjadi usulan

prioritas Desa Pananjung akan dikembangkan dengan memanfaatkan segala

kemampuan dan sumber daya lokal untuk mendukung terwujudnya Desa

Pananjung yang Mandiri, Sejahtera dan Produktif.

e. Permasalahan yang masih muncul dari masyarakat akan diselesaikan dengan

melibatkan seluruh masyarakat dalam mencari penyebab permasalahan dan

mendapatkan penyelesaian permasalahan dengan kearifan lokal dan

memanfaatkan sumber daya yang ada.

8.1.2 Pemerintah Desa Pananjung

Pemerintah Desa Pananjung memberikan apresiasi yang baik dalam melaksanakan seluruh

kegiatan Perencanaan Partisipatif. Beberapa hal yang menunjukkan komitmen Pemdes yang

diwakili oleh Kepala Desa Pananjung sebagai berikut :

a. Telah melaksanakan serta mendukung pembentukan dan perekrutan TIPP (Tim Inti

Perencana Partisipatif) di Desa Pananjung.

b. Melaksanakan dan mendukung proses/siklus kegiatan KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh),

dari mulai sosialisasi, pembentukan TIPP, Rembug kesiapan masyarakat (RKM), Refleksi

perkara kritis (RPK), Pemetaan swadaya (PS), serta kegiatan lainnya.

c. Memberikan informasi kepada TIPP mengenai hal-hal yang dibutuhkan dalam

perencanaan. Informasi ini berupa status kepemilikan lahan, Profil Desa dan RPJM Desa.

d. Bersedia menetapkan aturan bersama yang telah dituangkan dalam Rencana Penataan

Lingkungan Permukiman untuk menjadi Surat Keputusan Desa.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 163


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG

8.1.2 Pemerintah Kabupaten Pangandaran

Dalam pelaksanaan kegiatan KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) di Desa Pananjung, komitmen

Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran telah diwujudkan dalam beberapa hal sebagai

berikut :

a. Dibuatnya SK (Surat keputusan) mengenai lokasi/kawasan kumuh di Kabupaten

Pangandaran.

b. Pembentukan Tim Teknis/Pokja/Pokjanis dengan Surat Keputusan Bupati/kepala

daerah/pejabat berwenang.

c. Penyediaan Data Dasar RTRW, RPJMD Kabupaten Pangandaran yang menjadi acuan

penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman di Desa Pananjung.

d. Kesiapan pemerintah daerah/ dinas/ SKPD untuk mendiskusikan penanganan kawasan

kumuh perkotaan.

e. Tingkat kepedulian dalam kegiatan Penyusunan Perencanaan Partisipatif dan

penanganan kumuh yang dilaksanakan di Kabupaten Pangandaran cukup tinggi dan

mampu memberikan masukan maupun usulan yang diterapkan pada aspek-aspek

perencanaan di tingkat kota.

Dalam kegiatan Review Kebijakan Pemerintah Kabupaten Pangandaran, telah dirumuskan

beberapa hal yang menjadi komitmen Pemda Kabupaten Pangandaran untuk mendukung

pelaksanaan Rencana penataan lingkungan permukiman Desa Pananjung antara lain :

a. Memfasilitasi koordinasi dengan dinas/SKPD yang ada di tingkat kota (untuk kolaborasi

program)

b. Membantu dan memfasilitasi dengan investor (baik pihak swasta, pengusaha dll) sesuai

arahan penyusunan RPLP.

c. Memberikan bantuan teknis kepada masyarakat, sesuai dengan skala prioritas

pembangunan Pemda maupun prioritas kegiatan Masyarakat.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 164


RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN (RPLP)
DESA PANANJUNG
d. Memberikan pelatihan dan pengembangan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat

dan dilaksanakan di tataran instansi / dinas yang terkait.

e. Memberikan fasilitasi promosi produk Desa Pananjung terutama yang berkaitan potensi

yang akan dikembangkan dalam RPLP ini. Bentuk fasilitas promosi ini akan mengacu

pada event atau kegiatan yang sudah berjalan di lingkup Pemda Kabupaten

Pangandaran maupun event yang menjadi arahan program KOTAKU (Kota Tanpa

Kumuh) Desa Pangandaran.

f. Pengawalan perijinan/kajian lahan/konsolidasi lahan (milik Pemda) untuk dukungan

kegiatan dalam RPLP Desa Pananjung.

g. Penyediaan dana APBD terutama untuk kegiatan infrastruktur yang menjadi kebutuhan

masyarakat untuk mengembangkan potensi. Alokasi dana ini akan mengikuti prioritas

pembangunan yang dijalankan di Pemda Kabupaten Pangandaran.

8.2 Pengesahan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman

Telah disepakati bersama mengenai dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman

(RPLP) Desa Pananjung. Dokumen ini selanjutnya akan menjadi dokumen yang sah dan resmi

untuk menjadi acuan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Lingkungan Permukiman di Desa

Pananjung. Segala hal yang berkaitan dengan proses penyusunan RPLP ini menjadi dasar bagi

seluruh masyarakat Desa Pananjung untuk melaksanakan dan mewujudkan pembangunan

Desa Pananjung bebas kumuh dan lingkungan hunian yang sehat, mandiri, tertib, selaras,

sejahtera, produktif dan berkelanjutan.

Demikian dokumen RPLP dibuat untuk menjadi dasar bagi kemajuan dan kesejahteraan

Masyarakat Desa Pananjung.

Rencana Penataan Lingkungan Pemukiman | 165


RENCANA PENATAAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN
DESA PANANJUNG

KECAMATAN PANGANDARAN
KABUPATEN PANGANDARAN
JAWA BARAT
2019
KATA PENGANTAR
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran merupakan
dokumen panduan/pengandli pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di Desa Pananjung dan Kawasan
prioritas. Dalam hal sebagai suatu dokumen perencanaan dan pengendalian dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa
Pananjung merupakan dokumen implementatif dengan legal format yang jelas, menjadi acuan dasar dalam investasi penataan kawasan kumuh,
dan disusun bersama melalui perencanaan partisipatif.

Selanjutnya dalam sistem pelaporan kagiatan penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa
Pananjung terdiri dari beberapa pelaporan yaitu dokumen RPLP Desa Pananjung, Aturan Bersama Desa Pananjung dan Detail Enginering Design
Kawasan Prioritas dan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman kawasan prioritas.

Laporan ini merupakan salah satu laporan yang diserahkan dalam rangka pelaksanaan penyusunan Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) Desa Pananjung yang didalamnya memuat pendahuluan, Indentifikasi kebijakan dan gambaran umum wilayah, Analisis
kawasan, konsep pengembangan, rencana mikro dan makro dan indikasi program.

Demikian kata pengantar dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Pananjung, Kecamatan
Pangandaran, Kabupaten Pangandaran ini kami susun, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Pangandaran, ..........................20.....

Tim Penyusun

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... vii

01
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Pemaparan dan Penjelasan mengenai luas kawasan kumuh .............................................. 2
1.3 Maksud, Tujuan dan Manfaat ................................................................................................ 3
1.4.1 Maksud ......................................................................................................................... 3
1.4.2 Tujuan........................................................................................................................... 3
1.4 Sasaran ................................................................................................................................. 3
1.5 Rujukan Peraturan ................................................................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................................................... 5

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman | ii


02
2.1 Visi Misi Desa ...................................................................................................................... 6
2.2 Kondisi Geografis Dan Demografi ......................................................................................... 6
2.2.1 Kondisi Geografis ......................................................................................................... 6
2.2.2 Kondisi Demografi ........................................................................................................ 6
2.3 Kependudukan....................................................................................................................... 9
2.3.1 Kondisi Kependudukan ................................................................................................. 8
2.3.2 Jumlah dan Sebaran Penduduk ................................................................................... 8
2.3.3 Struktur penduduk menurut Pendidikan........................................................................ 8
2.4 Permukiman dan PSU ........................................................................................................... 12
2.4.1 Kondisi sarana Desa Pananjung .................................................................................. 12
2.4.2 Kondisi Prasarana Desa Pananjung ............................................................................ 17
2.4.3 Kondisi Transportasi .................................................................................................... 21
2.5 Penggunaan Lahan ................................................................................................................ 22
2.6 Kondisi sosial budaya .............................................................................................................. 24
2.7 Kondisi Ekonomi...................................................................................................................... 24
2.8 Kondisi Kelembagaan ............................................................................................................. 25
2.9 Isu Strategis Desa Pananjung ................................................................................................. 26

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman | iii


03
3.1 Tinjauan Kebijakan ................................................................................................................ 28
3.1.1 Isu Strategis pembangunan Permukiman perkotaan ................................................... 28
3.1.2 RPJMD Kabupaten Pangandaran........................................................................ 33
3.1.3 RTR KSP Pangandaran ........................................................................................ 34
3.1.4 Rencana Induk Pembangunan Kapariwisataan .................................................... 36
3.1.5 Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Tahun 2015-2019 ......................................... 39
3.2 SK Bupati Kabupaten Pangandaran No. 659 Tahun 2014 Tentang Penetapan Lokasi Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh di Pangandaran ................................................................. 43
3.3 Overview Kebijakan ............................................................................................................... 45

04
BAB IV
ANALISIS ..................................................................................................................................... 61
4.1. Analisa Kependudukan .......................................................................................................... 61
4.2. Analisa Fisik (Daya Dukung Dan Daya Tampung) ................................................................ 62
4.3 Fenomena Kekumuhan .......................................................................................................... 66
4..4 Profil Pemukiman Kumuh Lingkungan Bojongsari RT 01 – 04 RW 07 Kelurahan Pananjung 66

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman | iv


4.5 Analisis Kondisi Bangunan Permukiman (indikator 1) ........................................................... 68
4.6 AnalisisPrasarana, Sarana, danUtilitas (indikator 2 s.d 7) .................................................... 69
4.7 Analisis Ekonomi Lokal .......................................................................................................... 77
4.8 Analisis Sosial Dan Budaya ................................................................................................... 77
4.9 Analisa Mitigasi Bencana ....................................................................................................... 78

05
5.1 Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Sampai Dengan Pencapaian
Kota Bebas Kumuh Dalam Skala Desa ................................................................................. 79
5.2 Rencana Penataan Lingkungan Kumuh ................................................................................. 81
5.2.1 Struktur Peruntukan Lahan ........................................................................................... 82
5.2.2 Rencana Arahan Intensitas Pemanfaatan Lahan ......................................................... 83
5.2.3 Rencana Sistem Sirkulasi Dan Jalur Penghubung ....................................................... 87
5.2.4 Rencana Sistem Prasarana Dan Utilitas Pemukiman ................................................... 87

06
6.1 Rencana Teknis Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Prioritas .................................. 96
6.1.1 Program dan kegiatan Penanganan Kumuh ................................................................ 96

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman | v


6.1.2 Program Penanganan Kawasan Pembangunan ......................................................... 96
a. Penataan Bangunan ................................................................................................. 97
b. Jalan Lingkungan ..................................................................................................... 98
c.. Sanitasi .................................................................................................................... 100
d. Persampahan ........................................................................................................... 103
e. Drainase ................................................................................................................... 105
f. RTH ........................................................................................................................... 107

07
7.1 Skenario Strategi Rencana investasi ..................................................................................... 134
7.2 Kriteria Pentahapan rencana Penanganan ............................................................................ 134
7.3 Tahap Perencanaan Penanganan ......................................................................................... 134
7.4 Pola Penanganan Pendanaan ............................................................................................... 135
7.5 Pola Kolaborasi Investasi ...................................................................................................... 135
7.6 Mekanisme Pembiayaan Sarana & Prasarana ...................................................................... 135
7.7 Sumber Pembiayaan Program Penataan ............................................................................. 136
7.8 Rencana Indikasi Program..................................................................................................... 137

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman | vi


08
8.1 Kesepakatan Stake Holder .................................................................................................... 139
8.1.1 Masyarakat Desa Pananjung ....................................................................................... 139
8.1.2 Pemerintah Desa Pananjung ....................................................................................... 139
8.1.3 Pemerintah Kabupaten Pangandaran .......................................................................... 139
8.2 Pengesahan Rencana Penataan Lingkungan permukiman (RPLP) ...................................... 140

Rencana Penataan Lingkungan Permukiman | vii

Anda mungkin juga menyukai