Anda di halaman 1dari 19

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan

PERLINDUNGAN KEARIFAN LOKAL


Di Ibu Kota Negara Nusantara

Disampaikan Oleh:
Dr. Ir. Mahfudz, M.P
Sekretaris Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
SEBARAN PERMUKIMAN DI
SEKITAR IKN
2
Rincian Permukiman Di Sekitar IKN
3

Identifikasi Permukiman Radius 15 Km IKN


Fungsi Kawasan Kecamatan Desa Luas
HP Sepaku Binuang 0,25
Bumi Harapan 1,04
Kelurahan Mentawir 0,16
Kelurahan Pemaluan 1,12
Kelurahan Sepaku 0,00
HP Total 2,57
HPK Sepaku Bumi Harapan 2,04
Kelurahan Pemaluan 3,46
Kelurahan Sepaku 9,01
HPK Total 14,52
APL Sepaku Argo Mulyo 41,09
Binuang 38,86
Bukit Raya 112,22
Bumi Harapan 132,99
Karang Jinawi 2,31
Kelurahan Maridan 136,09
Kelurahan Mentawir 8,01
Kelurahan Pemaluan 23,20
Kelurahan Sepaku 36,75
Suka Raja 163,31
Telemow 33,93
Tengin Baru 132,43
Wono Sari 59,12
APL Total 920,31
Jumlah 937,40
Kearifan lokal
adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam
tata kehidupan masyarakat untuk antara
lain melindungi dan mengelola lingkungan
hidup secara lestari
CIRI-CIRI PENGETAHUAN TRADISIONAL (PASAL 8 DEKLARASI
RIO)

 DIDASARKAN PADA INFORMASI MENGENAI BERBAGAI


KOMPONEN FISIK, BIOLOGIS, DAN SOSIAL DARI SUATU
LANSEKAP TERTENTU (A PARTICULAR LANDSCAPE)
 DALAM PENGGUNAANNYA DILANDASI DENGAN KAIDAH
TIDAK MERUSAK LINGKUNGAN DENGAN CARA YANG TIDAK
TERGANTIKAN
 TERLETAK PADA PERSIMPANGAN ATAU TITIK SINGUNG
ANTARA HUBUNGAN PARA PENGGUNANNYA.
 TERKAIT DENGAN TEKNOLOGI UNTUK MENDAPATKANZAT-ZAT
TERTENTU, KESEHATAN, PERDAGANGAN DAN KEBUTUHNA
RITUAL PENDUDUK LOKAL
 DIDASARKAN PADA SUATU PANDANGAN MENGENAI DUNIA
BAHWA DLAM MENGAMBIL KEPUTUSAN MAKA PANDANGAN
JANGKA PANJANG DAN MENYELURUH HARUS DILETAKKAN
DIATAS SEGALANYA
TUGAS DAN KEWENANGAN
pasal 63 uu 32/2009

PEMERINTAH

MENETAPKAN KEBIJAKAN MENGENAI TATA CARA PENGAKUAN


KEBERADAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT, KEARIFAN LOKAL, DAN
HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG TERKAIT DENGAN
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (Pasal 63
(1) huruf t UU 32/2009)

PEMERINTAH PROVINSI
MENETAPKAN KEBIJAKAN MENGENAI TATA CARA PENGAKUAN
KEBERADAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT, KEARIFAN LOKAL, DAN HAK
MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG TERKAIT DENGAN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA TINGKAT PROVINSI. (PASAL 63 (2)
huruf n “ UU 32/2009)

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
MELAKSANAKAN KEBIJAKAN MENGENAI TATA CARA PENGAKUAN
KEBERADAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT, KEARIFAN LOKAL, DAN
HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT YANG TERKAIT DENGAN
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PADA
TINGKAT KABUPATEN/KOTA (Pasal 63 (3) huruf k)
Kementerian/Lembaga terkait MHA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
UU 23 Pemda
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA (Hutan Adat)
UU 6 Desa
RUANG/BPN (Pedoman Pengakuan MHA)
(Pendaftaran Tanah Ulayat)
Permendagri 52 tahun 2014 • PP 23 Tentang Penyelenggaraan Kehutanan
(Permen ATR No. 18 tahun 2019) • Permen LHK No. 9/2021
• Permen LHK No. 34/2016
KEMENTERIAN SOSIAL KEMENTERIAN KELAUTAN &
(Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil) PERIKANAN
(Perlindungan Wilayah adat laut & Pesisir)
• PermenSos No. 12 tahun 2015 Permen Menteri KKP No. 8 tahun 2018
• Peraturan Presiden Nomor 186
Tahun 2014 KEMENTERIAN DESA, PDT & TRANSMIGRASI
(Desa Adat)

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL


(Pemetaan Wilayah Adat) Permendes No. 1 tahun 2015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Peraturan Kepala BIG Nomor 12 UU Pemajuan Kebudayaan
tahun 2017
Peran Pemda sesuai UU 23/2014 Tentang Pemerintahah Daerah (Lampiran huruf K)
Bagaimana peluang perlindungan
pengetahuan tradisional ?
UU NO 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGESAHAN
PROTOCOL NAGOYA TTG AKSES PADA SUMBER
DAYA GENETIK DAN PEMBAGIAN KEUNTUGAN YANG
ADIL DAN SEIMBANG YANG TIMBUL DARI
PEMANFAATANNYA ATAS KONVENSI
KEANEKARAGAMAN HAYATI
(NAGOYA PROTOCOL ON ACCESS TO GENETIC RESOURCS AND THE FAIR AND EQUITABLE
SHARING OF BENEFITS ARISING FROM THEIR UTILIZATION TO THE CONVENTION ON
BIOLOGICAL DIVERSITY)
PROTOCOL NAGOYA ?
1. Perjanjian internasional di bidang LH dlm kerangka Konvensi Keanekaragaman Hayati
(Convention on Biological Diversity) yg bertujuan utk konservasi keanekaragaman
hayati, pemanfaatan berkelanjutan komponen keanekaragaman hayati, dan pembagian
keuntungan yg adil dan seimbang dari pemanfaatan SDG
2. Protokol Nagoya mengatur akses thd SDG dan pembagian keuntungan yg adil dan
seimbang antara pemanfaat dan penyedia SDG berdasarkan persetujuan atas dasar
informasi awal dan kesepakatan bersama serta bertujuan utk mencegah pencurian
keanekaragaman hayati (biopiracy)
3. Protokol Nagoya disusun berdasarkan prinsip hukum internasional, yaitu negara
mempunyai kedaulatan dan hak berdaulat utk mengeksploitasi SDA sesuai dgn kebijakan
LH dan pembangunannya serta mempunyai tanggung jawab utk menjamin bhw kegiatan
di dlm yurisdiksi atau pengendaliannya tdk mengakibatkan kerugian bagi LH negara lain
atau wilayah di luar batas yurisdiksi negara
PENGETAHUAN TRADISIONAL

PENGETAHUAN TRADISIONAL SEBAGAI PENGETAHUAN TRADISIONAL SEBAGAI


WARISAN BUDAYA TRADISIONAL SUMBERDAYA (TRADITIONAL
KNOWLEDGE AS CULTURAL HERITAGE) KNOWLEDGE AS RESOURCES)

KONVENSI MENGENAI USAHA KONVENSI KEANEKA RAGAMAN HAYATI


PERLINDUNGAN WARISAN BUDAYA (THE (CONVENTION ON BIODIVERSITY)
CONVENTION FOR SAFEGUARDING
INTANGIBLE CULTURE HERITAGE, 2003)
1. KONSERVASI KEHATI
1. TRADISI DAN EKSPRESI LISAN 2. MEMAJUKAN PENGGUNAAN KEHATI
TERMASUK BAHASA SEBAGAI SUATU 3. MEYAKINKAN PENINGKATAN
SARANA BUDAYA UG BERSIFAT TAK KEUNTUNGAN KOMERSIAL
BENDA (INTANGIBLE) PENGGUNAAN SUMBER GENETIK
2. SENI PERTUNJUKAN YANG DIBAGI DENGAN CARA-CARA
3. KEBIASAAN-KEBIASAAN SOSIAL, YG PATUT DAN ADIL
RITUAL DAN UPACARA
4. PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN
BERKENAN DENGAN ALAM MAUPUN
JAGAT RAYA
5. KERAJINAN TANGAN TRADISIONAL
TUJUAN PENGETAHUAN TRADISIONAL

 KEPATUTAN (EQUITY) MHA YG TELAH MENGEMBANGKAAN PT PATUT DAN WAJAR MENDAPAT PENGKUAN
DAN KOMPENSASI ATAS NILAI EKONOMI YG TERKANDUNG DLM PT TSB.
MENURUT MICHAEL BILLIC (1995) PT MENINGKATKAN EFISIENSI PENAPISAN TUMBUHAN YG BERPOTENSI U OBAT
SAMPAI 400 %

 MENGHINDARI BIOPIRACY  TINDAKAN EKSPLOITASI TERHADAP PT ATAU SDG DAN/ATAU MEMPATENKAN


PENEMUAN YG BERASAL DARI PT MASYARAKAT ASLI TANPA HAK

 KEKOHERENSIAN HUKUM INTERNASIONAL DAN NASIONALPengakuan internasional


terhadap PT mestinya sejalan dengan kewajiban untuk menghormati, melestarikan, memelihara
pengetahuan, inovasi dan praktik MHA (pasal 8 (j) CBD)
 MELINDUNGI DAN MENINGKATKAN SUMBER PENDAPATAN KOMUNITAS  MHA
hidup dalam kemiskinan, menyandarkan 85 % dari kebutuhan dasarnya seperti sandang, pangan,
papan, obat-obatan dari hasil sumberdaya alam lokal. Padahal 80 % penduduk dunia tgt pada obat
tradisional
 KEUNTUNGAN BAGI EKONOMI NASIONAL  Indonesia merupakan negara biodiversity
namun belum menjadi pengekspor tanaman obat terkemuka dunia. Lebih dari 150 jenis produk
hutan non kayu diperdagangkan di dunia dgn nilai US 11 miliar (1995) . China pengekspor utama
dengan nilai US 325.550.000
 KEPENTINGAN KONSERVASI LINGKUNGN  perlindungan PT memberikan keuntungan bagi
LH
Lingkup Kearifan Lokal
Lingkup Kearifan Lokal paling
sedikit mencakup: d. ekspresi budaya tradisional, tradisi
dan upacara tradisional di bidang
a. pengetahuan tradisional di bidang perlindungan dan pengelolaan
Sumber Daya Genetik, air, tanah, lingkungan hidup dan sumber daya
dan energi; alam termasuk folklor terkait Sumber
Daya Genetik;
b. pengetahuan tradisional termasuk
namun tidak terbatas pada mata e. pembelajaran tradisional di bidang
pencaharian berkelanjutan, perlindungan dan pengelolaan
kesehatan, dan lainnya, di bidang lingkungan hidup dan sumber daya
alam; dan/atau
wilayah Kearifan Lokal yang
dijaga kelestariannya; f. warisan budaya benda dan tak benda.

c. peralatan dan teknologi


tradisional di bidang
perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dan sumber
Pasal 4
daya alam;
Wilayah Kearifan Lokal

(1) Wilayah Kearifan Lokal meliputi:


a. Kearifan Lokal dalam satu wilayah
ulayat;
b. Kearifan Lokal yang ada di dalam dan
di luar wilayah ulayat; atau
c. Kearifan Lokal bersama yang tersebar
di beberapa wilayah ulayat.
Pasal 6 Ayat (1)
Materi Inventarisasi Kearifan Lokal
Inventarisasi paling sedikit memuat data atau informasi mengenai:
a. nama Masyarakat Hukum Adat dan masyarakat setempat Pengampu Kearifan Lokal;
b. sejarah perkembangan masyarakat;
c. adat-istiadatatau norma adatyang masih berlaku;
d. keberadaan dan fungsi kelembagaan adat, serta sistem kekerabatan;
e. protokol komunitas dan sistem pengambilan keputusan;
f. pengetahuan tentang Sumber Daya Genetik atau sumber daya hayati;
g. pengetahuan tentang tata ruangdan Wilayah Kearifan Lokal;
h. pengetahuan tentang tanahdan air;
i. pengetahuan tentang hal-hal tabu dan sakral dalam pengelolaan lingkungan hidup dan
sumber daya alam;
j. teknologi dan peralatan tradisional pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya
alam;
k. tradisi tentang pelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber dayaalam ;
l. pola pengawasan lingkunganhidup dan penyelesaian konflik; dan/atau
m. pengetahuan tentang suksesi, seleksi, dan adaptasi.
Pasal 13 Ayat (3)
Dokumentasi Kearifan Lokal

Dokumentasi hasil inventarisasi Dokumentasi Kearifan Lokal


sebagaimana dimaksud pada ayat yang bersifat sakral dan rahasia
(1) huruf d dilakukan setelah hanya dilakukan terhadap jenis
mendapatkan PADIA* dari Kearifan Lokal dan
kelompok masyarakat pengampunya dengan tetap
pengampunya. menjaga kesakralan dan
kerahasiaannya.
Pasal 13 Ayat (5)
Pasal 13 Ayat (4)

*PADIA = Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal


Metode Verifikasi dan Validasi
4) Verifikasi dan validasi sebagaimana
(1) Verifikasi dan validasi
dimaksud pada ayat (2) dilakukan
sebagaimana dimaksud pada melalui kajian lapangan dengan
ayat (1) dilakukan metode:
berdasarkan hasil a. menyalin manuskrip;
inventarisasi, yang dilakukan
b. diskusi dalam grup;
oleh Pemerintah atau
pemerintah daerah sesuai c. wawancara;
dengan kewenangannya d. pengamatan;
dibantu oleh Tim Independen e. pengkajian sejarah kehidupan
yang dibentuk oleh Menteri, masyarakat Pengampu Kearifan
gubernur, atau Lokal; dan
bupati/walikota sesuai f. pemetaan partisipatif Wilayah
dengan kewenangannya. Kearifan Lokal.

Pasal 16 Ayat (2) dan (4)


Hak dan Kewajiban
Hak f. mendapat perlindungan dari gangguan
kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup
a. memanfaatkan dan menggunakan pengetahuan dan sumber daya alam;
Kearifan Lokal dalam pemanfaatan Sumber
g. mengajukan keberatan terhadap rencana
Daya Genetik dan mendapat pembagian
usaha dan/atau kegiatan yang berpotensi
keuntungan baik secara moneter maupun non menimbulkan dampak negatif terhadap
moneter atas pemanfaatan Kearifan Lokal baik lingkungan hidup, sumber daya alam, religi,
pada pengetahuan generik maupun lanjutannya; politik, keamanan, ekonomi, sosial dan
budaya;
b. mengekspresikan Kearifan Lokal baik di dalam
maupun di luar Wilayah Kearifan Lokal; h. melakukan pelaporan dan pengaduan akibat
dugaan pencemaran dan/atau perusakan
c. mendapat perlakuan yang adil dan seimbang lingkungan hidup dan sumber daya alam;
dalam PADIA; i. mendapat perlindungan dan pemberdayaan
d. menolak atau menerima permohonan akses terhadap Kearifan Lokal dalam perlindungan
melalui PADIA; dan pengelolaan lingkungan hidup dan
sumber daya alam; dan/atau
e. memperoleh kesempatan dalam kegiatan j. mengajukan gugatan atas wanprestasi atau
peningkatan kapasitas dan penguatan pelanggaran terhadap kesepakatan bersama
kelembagaan masyarakat; antara Pengampu dengan Pengakses Kearifan
Lokal.
Pasal 23 Ayat (1)
HUTAN ADAT, WUJUD
RAKYAT BERDAULAT,
BANGSA BERMARTABAT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai