BAB 2
GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI
Berdasarkan Kontrak Kerja atau Permen PUPR No. 14 Tahun 2015 tentang Kriteria dan
Penetapan Status Daerah Irigasi, jumlah luasan daerah irigasi Pekerjaan SID Rehabilitasi
Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi adalah seluas ± 9.156 Ha yang terdiri dari 5 (lima)
daerah irigasi, yaitu D.I Buluh Blang Ara dengan luas areal ± 2.100 Ha dan D.I Krueng
Tuan dengan luas areal ± 2.228 Ha yang berada di Kabupaten Aceh Utara, D.I Jambo
Reuhat dengan luas areal ± 2.625 Ha yang berada di Kabupaten Aceh Timur, serta D.I
Kreung Pandrah dengan luas areal ± 1.203 Ha dan D.I Kreung Peudada dengan luas areal
± 1.000 Ha yang berada di Kabupaten Bireun.
Luas areal irigasi Kewenangan Provinsi berdasarkan kontrak dan hasil pengukuran
sementara di lapangan, diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.1. Luas Areal Irigasi Berdasarkan Kontrak dan Hasil Pengukuran Sementara
2.2 ADMINISTRASI
1
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Lokasi tersebut terletak di sebelah tenggara dari Kota Banda Aceh Ibukota Provinsi
Aceh, yang dapat ditempuh melalui jalur darat dengan menggunakan kendaraan roda
empat selama ± 4 - 10 jam perjalanan dari Kota Banda Aceh.
Berdasarkan dari “Kabupaten Bireuen Dalam Angka 2018” secara geografis Kabupaten
Bireuen terletak antara 04° 54’ - 05° 21’ Lintang Utara dan 96° 20’ - 97° 21’ Bujur Timur,
dengan luas wilayah sekitar 1.796,32 Km 2 atau 3,16 % dari luas wilayah Provinsi Aceh
yang memiliki batas wilayah administratif, sebagai berikut :
2
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Topografi Kabupaten Bireuen terdiri dari 1 lembah, 53 lereng dan 555 dataran dimana
pantai dengan dataran rendah berada di sebelah utara dan daerah pegunungan berada
di sebelah selatan, yang berada pada ketinggian 0 - 2637 meter dari permukaan laut
(DPL). Memiliki daerah yang datar dan bergelombang 0 - 8 persen, terutama pada
wilayah pesisir utara, sedangkan pada daerah bagian Selatan memiliki topografi
berbukit dengan kemiringan 15 sampai dengan 30 persen. Kondisi alam dengan
berbagai tingkat kemiringan lahan menyebabkan kabupaten Bireuen memiliki
keberagaman potensi sumber daya alam.
Geologi di Kabupaten Bireuen terdiri dari tanah Aluvial, Hidromorf Kelabu, Podsolik
Merah Kuning, Latosol, Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek Renzina dan
Litosol. Di bagian wilayah utara didominasi oleh jenis tanah Aluvial dan Hidromorf
Kelabu, sedangkan di bagian wilayah selatan didominasi oleh jenis tanah Latosol,
Komplek PMK Latosol dan Litosol serta Komplek Renzina dan Litosol. Jenis tanah ini
mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap kesesuaian tanaman yang dapat
dikembangkan. Jenis tanah Aluvial dan Latosol umumnya relatif subur dan pada tanah
tersebut sesuai untuk pengembangan pertanian, jenis tanah Podsolik Merah Kuning
sesuai untuk tanaman perkebunan atau tahunan. Sedangkan jenis tanah Litosol
3
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
mempunyai sifat yang mudah tererosi dan mempunyai kedalaman efektif yang dangkal
sehingga mempunyai resiko erosi yang tinggi.
Morfologi daerah di kabupaten Bireuen dapat di bagi menjadi tiga bagian, yaitu daerah
pesisir (Utara) kenampakan yang ada adalah di daerah pantai, struktur tanahnya berupa
pasir banyak ditumbuhi pohon kelapa, tambak-tambak rakyat, permukiman penduduk
desa pantai dan desa tambak, tempat pembenihan, di daerah muara dipakai tempat TPI
dan PPI dan beberapa kota kecamatan berada di wilayah ini. Daerah tengah
kenampakan yang ada adalah didominasi persawahan, kebun-kebun penduduk,
permukiman penduduk dan ibukota kabupaten yang juga berada di wilayah ini yang di
lewati jalan Nasional Banda Aceh - Medan. Daerah Selatan kenampakan yang ada adalah
daerah berbukit atau dataran tinggi yang umumnya merupakan kawasan hutan,
meliputi hutan lindung, konservasi dan termasuk juga kawasan budidaya.
Kabupaten Bireuen juga dilalui oleh 17 sungai, yaitu Krueng Samalanga, Krueng Inong,
Krueng Agam, Krueng Pandrah, Krueng Jeunib, Krueng Suyoh, Krueng Nalan, Krueng
Peudada, Krueng Uneun, Krueng Wie, Krueng Bugeng, Krueng Simpo, Krueng Meuh,
Krueng Gunci, Krueng Pineueng, Krueng Mane dan Krueng Peusangan yang seluruhnya
bermuara ke Selat Malaka.
4
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Secara umum, rata-rata curah hujan tertinggi di Kabupaten Bireuen selama tahun 2017
terjadi pada bulan November, yaitu sebanyak 384 mm dengan jumlah hari hujan
terbanyak di bulan Januari dan Agustus. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Bireuen
sepanjang tahun 2017 adalah 111 mm.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Bireuen tahun 2017 mencapai 252 jiwa/km 2 dengan
ratarata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk di 17
kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan
Kota Juang dengan kepadatan sebesar 3.064 jiwa/km 2 dan terendah di Kecamatan
Pandrah sebesar 78 jiwa/Km2. Sementara itu jumlah rumah tangga mengalami
pertumbuhan sebesar 2,16 persen dari tahun 2016.
5
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Berdasarkan dari “Kabupaten Aceh Utara Dalam Angka 2018” secara geografis
6
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Kabupaten Aceh Utara terletak antara 04.46.00° - 05.00.40° Lintang Utara dan 96.52.00°
- 97.31.00° Bujur Timur, dengan luas wilayah berupa daratan sekitar 3.296,86 Km 2 yang
memiliki batas wilayah administratif, sebagai berikut :
Akhir tahun 2017, wilayah administrasi Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 wilayah
Kecamatan yang terdiri dari 852 desa dan 70 kemukiman.
7
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
(150,52 Km2), Seunuddon (100,63 Km2), Baktiya (158,67 Km2), Baktiya Barat (83,08
Km2), Lhoksukon (243,00 Km2), Tanah Luas (30,64 Km2), Nibong (44,91 Km2), Samudera
(43,28 Km2) Syamtalira Aron (28,13 Km2), Tanah Pasir (20,38 Km2), Lapang (19,27
Km2), Muara Batu (33,34 Km2) dan Dewantara (39,47 Km2).
Geomorfologi wilayah Kabupaten Aceh Utara berturut-turut dari arah pantai ke arah
pegunungan, adalah :
Struktur geologi yang ada di wilayah Kabupaten Aceh Utara secara garis besar terdiri
atas batuan Quarter yang cenderung di bagian pesisir (bagian utara) dan batuan Tersier
yang cenderung di bagian pedalaman (bagian selatan). Sebaran ini selaras dengan
topografi yang menaik dari utara ke selatan dan selaras pula dengan pola hilir ke hulu
dalam DAS.
Sebaran jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Aceh Utara dapat dibedakan atas 2
kelompok besar, yaitu kelompok Hidromorf dominan di pesisir, sementara kelompok
Podsolik dominan di pedalaman. Karakter ini selaras pula dengan kedalaman efektif
tanah, dimana sejak dari yang terdalam (> 90 cm) sampai yang terdangkal (< 30 cm)
adalah mengikuti pola dari pesisir ke pedalaman.
8
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Penduduk Kabupaten Aceh Utara berdasarkan jumlah penduduk tahun 2017 sebanyak
593.492 jiwa yang terdiri atas 293.231 jiwa penduduk laki-laki dan 300.261 jiwa
penduduk perempuan. Dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2016, penduduk
Kabupaten Aceh Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,01 persen dengan masing-
masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,70 persen dan penduduk
perempuan sebesar 2,11 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin
tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 97,66.
Jumlah
Kepadatan
No. penduduk Kemukiman
Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara
Desa
2017 mencapai 180 jiwa/km 2
tahunJumlah
Kelurahan
1 Sawang 2 39 - 39
dengan rata-rata jumlah penduduk
2 Nisam 3 per
29rumah tangga
- 4 orang.
29 Kepadatan Penduduk di
3 Nisam Antara 1 6 - 6
274 kecamatan
Banda Baro cukup beragam
1 dengan
9 kepadatan
- penduduk
9 tertinggi terletak di
5 Kuta Makmur 3 39 - 39
kecamatan
6 SimpangDewantara
Kramat dengan
2 kepadatan
16 sebesar
- 16 jiwa/km 2 dan terendah di
1.245
7 Syamtalira Bayu 4 38 - 38
8 Geureudong Pase - 11 -2 11
Kecamatan Geuredong Pase sebesar 18 jiwa/Km . Sementara itu jumlah rumah tangga
9 Meurah Mulia 3 50 - 50
10 Matang Kuli 4 49 - 49
mengalami pertumbuhan sebesar 1,64 persen dari tahun 2016.
11 Paya Bakong 4 39 - 39
12 Pirak Timu 2 23 - 23
13 Cot Girek 3 24 - 24
14 Tanah Jambo Aye 4 47 - 47
15 Langkahan 3 23 - 23
Tabel 2.1. Jumlah Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara
16 Seunuddon 3 33 - 33
17 Baktiya 3 57 - 57
18 Baktiya Barat 3 26 - 26
19 Lhoksukon 4 75 - 75
20 Tanah Luas 3 57 - 57
21 Nibong 2 20 - 20
22 Samudera 3 40 - 40
23 Syamtalira Aron 4 34 - 34
24 Tanah Pasir 1 18 - 18
25 Lapang 1 11 - 11 9
26 Muara Batu
PT. Rayakonsult
2
KSO24
PT. Satyakarsa
-
Mudatama
24
27 Dewantara 2 15 - 15
Berdasarkan dari “Kabupaten Aceh Timur Dalam Angka 2018” secara geografis
Kabupaten Aceh Timur terletak antara 4° 09’ 21,08” - 5° 06’ 02,16” Lintang Utara dan
97° 15' 22,07 " - 97° 34' 47,22" Bujur Timur, dengan luas wilayah sekitar 6.040.60 Km 2
atau 10,53 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh yang memiliki batas wilayah
administratif, sebagai berikut :
Sampai dengan tahun 2017, secara administratif Kabupaten Aceh Timur memiliki 24
kecamatan, terdiri dari 513 desa dan 60 kemukiman. Luas wilayah terbesar adalah
Kecamatan Serbajadi seluas 2165,66 Km2 dan terkecil Kecamatan Darul Falah seluas
11
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
42,40 Km2. Dengan ketinggian wilayah yang cukup beragam berkisar antara 0 sampai
dengan 240 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan kemiringan antara 1 sampai
dengan 5 derajat.
Lokasi Kabupaten Aceh Timur dapat dikatakan cukup strategis karena berada di jalur
utama provinsi di pantai timur (Jalur Medan - Banda Aceh). Setidaknya ada 14
kecamatan yang terletak di jalur ini, sehingga secara posisi memiliki potensi yang cukup
besar untuk dikembangkan.
1. Lereng 0 - 2 derajat merupakan dataran rendah dan landai, daerah ini meliputi
12
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Morfologi di Kabupaten Aceh Timur dapat dibagi atas tiga wilayah, yaitu :
Kondisi geologi di Kabupaten Aceh Timur terdiri dari beberapa jenis batuan yang
sebagian besar terdiri dari batuan sedimen dengan lapisan horizontal, yang hampir
tersebar merata di beberapa wilayah kecamatan. Jenis batuan yang ada di Kabupaten
Aceh Timur, sebagai berikut :
1. Batuan endapan baru dan endapan jaman quarter yang penyebarannya hampir di
semua kecamatan di Kabupaten Aceh Timur, kecuali di Kecamatan Serbajadi dan
Kecamatan Ranto Peureulak.
2. Batuan resen hanya terdapat di Kecamatan Serbajadi.
3. Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam terdapat di Kecamatan
Serbajadi.
4. Batuan sedimen terlipat terdapat di Kecamatan Serbajadi.
Di Kabupaten Aceh Timur terdapat 7 jenis tanah dengan struktur yang berbeda-beda.
Jenis tanah Aluvium / Organosol dan Gley Humus terdapat pada bagian wilayah yang
13
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
relatif rendah (datar) merupakan jenis tanah yang dominan. Jenis tanah di Kabupaten
Aceh Timur, sebagai berikut :
1. Podsolik Merah Kuning, jenis tanah ini terbentuk pada tipe iklim basah dengan curah
hujan 2.500 - 3.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Terletak pada topografi
bergelombang sampai berbukit-bukit pada elevasi 10 - 100 m dpl, salumnya agak
tebal (1 - 2 m) dengan warna merah hingga kuning. Reaksi tanah sangat masam (pH
3,4 - 5,0) dan sangat peka terhadap erosi, mempunyai tingkat kesuburan rendah.
Tanah ini relatif luas dan terdapat hampir di semua kecamatan.
2. Mediteran, tanah ini terbentuk pada iklim dengan curah hujan 800 - 2.500 mm/
tahun. Tersebar pada elevasi 0 - 400 m dpl. Salumnya agak tebal (1 - 2 m), erosi
sedang hingga besar. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, rerumputan, tegalan
dan kebun buah-buahan.
3. Organosol / Alluvial, terbentuknya tanah ini tidak dipengaruhi iklim. Terletak pada
topografi datar sampai sedikit bergelombang di dataran rendah. Warna tanah kelabu
tua atau hitam. Reaksi tanah sangat masam (pH 3,5 - 5,0). Cocok untuk persawahan,
ladang, tambak, palawija dan kebun kelapa. Jenis tanah ini tersebar di semua
kecamatan.
4. Latosol, tanah ini terletak pada iklim basah dengan curah hujan 2.000 - 7.000 mm/
tahun, dengan bulan kering kurang dari 3 bulan. Terletak pada topografi
bergelombang. Salumnya dalam (1,5 - 10,0 m) dengan warna merah coklat hingga
kuning. Reaksi tanah masam sampai agak masam (pH 4,5 - 6,5) dan kepekaan
terhadap erosi kecil. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, tanaman palawija,
sayur-mayur dan buah-buahan, kebun karet, lada dan tegalan. Tersebar di Kecamatan
Idi Rayeuk, Kecamatan Rantau Selamat, Kecamatan Rantau Peureulak, Kecamatan
Birem Bayeun dan Kecamatan Serbajadi.
5. Podsolik Coklat Kelabu, tanah ini berkembang pada iklim dengan curah hujan di atas
1.500 mm/tahun. Tanpa bulan kering tersebar pada topografi datar, bergelombang,
landai dan berbukit pada elevasi 10 - 2.000 m dpl, berwarna kelabu, kehitaman,
coklat tua hingga kekuningan. Reaksi tanah masam hingga netral (pH 5,0 - 7,0). Jenis
tanah ini tersebar di Kecamatan Idi Rayeuk, Kecamatan Rantau Selamat, Kecamatan
Rantau Peureulak, Kecamatan Birem Bayeun dan Kecamatan Serbajadi.
14
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Timur tahun 2017 sebanyak 419.594 jiwa, terdiri
dari 209.579 jiwa penduduk laki-laki dan 210.015 jiwa penduduk perempuan,
sedangkan jumlah rumah tangga pada tahun 2017 sebanyak 94.893 rumah tangga.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Aceh Timur tahun 2017 mencapai 69 jiwa per km 2,
namun penduduk yang tersebar di 24 Kecamatan tersebut berbeda kepadatan antar
wilayahnya. Kecamatan dengan tingkat kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Idi
Rayeuk yang merupakan ibukota Kabupaten Aceh Timur, yaitu 480 jiwa per Km 2,
Jumlah
No. Kecamatan Jumlah
sedangkan wilayah yang tingkat kepadatan
Kemukiman Desa terjarang adalah Kecamatan Serbajadi yaitu
Kelurahan
1 Serbajadi 3 17 - 17
2
3 2jiwa per km
Simpang .
Jernih 2 8 - 8
3 Peunaron 1 5 - 5
4 Biren Bayeun 3 27 - 27
5 Rantau Selamat 2 14 - 14
6 Sungai Raya 1 13 - 13
7 Peureulak 5 38 - 38
8 Peureulak Timur 2 20 - 20
9 Peureulak Barat 2 15 - 15
10 Ranto Peureulak 3 23 - 23
11 Idi Rayeuk 3 35 - 35
12 Peudawa 1 17 - 17
13 Banda Alam 1 16 - 16
14 Idi Tunong 3 25 - 25
15 Darul Ihsan 2 16 - 16
16 Idi Timur 3 13 - 13
Tabel 2.1.Aman
17 Darul Jumlah Kecamatan
6 di Kabupaten
45 Aceh
- Timur45
18 Nurussalam 4 31 - 31
19 Darul Falah 1 11 - 11
20 Julok 4 37 - 37
21 Indra Makmur 2 13 - 13
22 Pante Bidari 3 25 - 25 15
23 Simpang Ulim 3
PT. Rayakonsult 23 PT. Satyakarsa
KSO - 23
Mudatama
24 Madat 4 26 - 26
Wilayah Provinsi Aceh memiliki topografi datar hingga bergunung. Wilayah dengan
topografi daerah datar dan landai sekitar 32 persen dari luas wilayah, sedangkan
berbukit hingga bergunung mencapai sekitar 68 persen dari luas wilayah. Daerah
dengan topografi bergunung terdapat di bagian tengah Aceh yang merupakan gugusan
pegunungan bukit barisan sedangkan daerah dengan topografi berbukit dan landai
terdapat di bagian utara dan timur Aceh. Berdasarkan kelas topografi wilayah, Provinsi
Aceh memiliki topografi, sebagai berikut :
Topografi Datar (0 - 2%), tersebar di sepanjang pantai barat - selatan dan pantai
utara - timur sebesar 24,83 persen dari total wilayah.
Topografi Landai (2 - 15%), tersebar di antara Pegunungan Seulawah dengan Sungai
Krueng Aceh, di bagian pantai barat - selatan dan pantai utara - timur sebesar 11,29
persen dari total wilayah.
Topografi Agak Curam (15 - 40%), sebesar 25,82 persen dari total wilayah.
Topografi Sangat Curam (> 40%), yang merupakan punggung Pegunungan Seulawah,
17
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Gunung Leuser dan bahu dari sungai-sungai yang ada sebesar 38,06 persen dari total
wilayah.
Provinsi Aceh memiliki ketinggian rata-rata 125 m di atas permukaan laut. Persentase
wilayah berdasarkan ketinggiannya, yaitu :
1. Pola Tektonik
Aktivitas geologi di wilayah Aceh dimulai pada zaman Miosen, yakni saat diendapkannya
batuan yang dikenal sebagai Formasi Woyla. Pada zaman tersebut dihasilkan struktur
geologi yang berarah selatan - utara, yang diikuti oleh permulaan subduksi Lempeng
India - Australia terhadap Lempeng Eurasia pada zaman Yura Akhir. Pada periode Yura
Akhir-Kapur diendapkan satuan batuan vulkanik. Selanjutnya, di atas satuan ini
diendapkan batu gamping (mudstone dan wreckstone) secara tak selaras berdasarkan
ditemukannya konglomerat atas.
Pada akhir Miosen, Pulau Sumatera mengalami rotasi searah jarum jam. Pada zaman
Pliopleistosen, arah struktur geologi berubah menjadi barat daya - timur laut, dimana
aktivitas tersebut terus berlanjut hingga kini. Hal ini disebabkan oleh pembentukan
letak samudera di Laut Andaman dan tumbukan antara Lempeng Mikro Sunda dan
Lempeng India - Australia terjadi pada sudut yang kurang tajam. Terjadilah kompresi
tektonik global dan lahirnya kompleks subduksi sepanjang tepi barat Pulau Sumatera
dan pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan pada zaman Pleistosen.
Pada akhir Miosen Tengah sampai Miosen Akhir, terjadi kompresi pada Laut Andaman.
Sebagai akibatnya, terbentuk tegasan yang berarah NNW-SSE menghasilkan patahan
berarah utara - selatan. Sejak Pliosen sampai kini, akibat kompresi terbentuk tegasan
yang berarah NNE-SSW yang menghasilkan sesar berarah NE-SW, yang memotong sesar
yang berarah utara - selatan.
18
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Pola tektonik wilayah Aceh dikontrol oleh pola tektonik di Samudera Hindia. Samudera
Hindia berada di atas lempeng samudera (Indian - Australian Plate), yang bergerak ke
utara dengan kecepatan 6 - 8 cm per tahun. Pergerakan ini menyebabkan Lempeng India
- Australia menabrak lempeng Benua Eropa - Asia (Eurasian Plate). Di bagian barat,
tabrakan ini menghasilkan Pegunungan Himalaya, sedangkan di bagian timur
menghasilkan penunjaman (subduction), yang ditandai dengan palung Laut Java Trench
membentang dari Teluk Benggala, Laut Andaman, selatan Pulau Sumatera, Jawa dan
Nusa Tenggara, hingga Laut Banda di Maluku.
Di samping patahan utama tersebut, terdapat beberapa patahan lainnya, yaitu Sesar
Aneuk Batee, Sesar Samalanga - Sipopok, Sesar Lhokseumawe dan Sesar Blangkejeren.
Khusus untuk Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar dihimpit oleh dua patahan
aktif, yaitu Darul Imarah dan Darussalam. Patahan ini terbentuk sebagai akibat dari
adanya pengaruh tekanan tektonik secara global dan lahirnya kompleks subduksi
sepanjang tepi barat Pulau Sumatera serta pengangkatan Pegunungan Bukit Barisan.
Daerah-daerah yang berada di sepanjang patahan tersebut merupakan wilayah yang
rawan gempa bumi dan tanah longsor, disebabkan oleh adanya aktivitas kegempaan dan
kegunungapian yang tinggi. Banda Aceh sendiri merupakan suatu dataran hasil
amblesan sejak Pliosen, hingga terbentuk sebuah graben. Dataran yang terbentuk
tersusun oleh batuan sedimen, yang berpengaruh besar jika terjadi gempa bumi di
sekitarnya.
19
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
dataran pantai yang sempit dan kadang-kadang terjal. Pada umumnya, terumbu karang
lebih berkembang dibandingkan berbagai jenis bakau. Bagian timur yang turun akan
menerima tanah hasil erosi dari bagian barat (yang bergerak naik), sehingga bagian
timur memiliki pantai yang datar lagi luas. Di bagian timur, gambut dan bakau lebih
berkembang dibandingkan terumbu karang.
Dengan gambaran tersebut di atas, maka tidak hanya wilayah Aceh, namun wilayah-
wilayah lain di pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara juga perlu
mewaspadai kemungkinan bencana serupa.
Batuan di Aceh dapat dikelompokkan menjadi batuan beku dan batuan metamorfik atau
malihan, batuan sedimen dan gunung api tua, batu gamping, batuan gunung api muda,
serta endapan aluvium. Secara rinci dijelaskan, sebagai berikut :
Kelompok batuan beku dan batuan metamorfik, terdiri dari granit, diorit, gabro, sekis
dan batu sabak, terdapat di bagian tengah Bukit Barisan. Batuan bersifat padu,
kelulusan airnya rendah, daya dukung pondasi bangunan umumnya baik, mampu
mendukung bangunan bertingkat tinggi dan jarang menjadi akuifer. Granit, diorit,
dan gabro dapat digunakan sebagai bahan bangunan, meskipun tidak sebagus
andesit. Tanah hasil pelapukannya bertekstur lempung hingga pasir. Kesuburan
potensialnya tergolong sedang karena kandungan silikanya yang tinggi.
Kelompok batuan sedimen dan gunung api tua, terdiri dari breksi, konglomerat, dan
lava, terdapat di bagian tepi Bukit Barisan dan daerah perbukitan rendah yang
membentang dari Sigli hingga Pangkalanbrandan di Sumatera Utara. Sifat batuan
umumnya padu, kelulusan airnya rendah, mampu mendukung bangunan bertingkat
dan dapat menjadi akuifer dengan produktifitas kecil hingga sedang. Tanah hasil
pelapukannya bertekstur lanau hingga pasir. Kesuburan potensialnya berkisar
rendah hingga sedang.
Batugamping, terdapat memanjang di daerah Lhok Nga, sebelah selatan Banda Aceh
dan di Lampeunerut. Bersifat padu atau berongga, kelulusannya beragam tergantung
dari banyaknya rongga. Pada batu gamping padu, daya dukung terhadap pondasi
tergolong bagus. Batu gamping dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan bahan
baku semen. Tanah hasil pelapukannya bertekstur lempung dan umumnya
mempunyai kesuburan potensial tinggi.
20
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Kelompok batuan gunung api muda, terdiri dari tufa, aglomerat, breksi volkanik, dan
lava, terdapat di daerah perbukitan di sebelah selatan Lhokseumawe. Pada
umumnya batuan bersifat agak padu, kelulusan airnya sedang hingga tinggi dan daya
dukung pondasi bagus. Tanah hasil pelapukannya bertekstur lempung, lanau dan
pasir, kesuburan potensialnya tinggi.
Kelompok endapan aluvium, terdiri dari lempung dan pasir, terdapat di sepanjang
pantai dan di sepanjang DAS Krueng Aceh, termasuk Kota Banda Aceh. Endapan
masih bersifat lepas hingga agak padu, kelulusan airnya rendah hingga sedang, daya
dukung pondasinya rendah hingga sedang dan kesuburan potensial tanahnya rendah
hingga tinggi.
3. Kondisi Fisiografis
Wilayah Aceh terdiri dari pegunungan di bagian tengah dan dataran di sekitarnya, yang
terbagi kedalam lima bentuk fisiografi, sebagai berikut :
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten adalah RTRW Kabupaten yang mengatur
rencana struktur dan pola tata ruang wilayah kabupaten. RTRW Kabupaten didasarkan
atas 4 (empat) azas, yaitu :
21
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
c. Kelestarian, yaitu menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungan
yang tercermin dari pola intensitas pemanfaatan ruang.
d. Sebagai dasar pertimbangan dalam penyelarasan penataan ruang antar wilayah lain
yang berbatasan.
e. Kebijakan pemanfaatan ruang kabupaten, lintas kecamatan dan lintas ekosistem serta
Kawasan Strategis Kabupaten.
22
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
mil dari garis pangkal seluas 442.387 ha, wilayah udara di atas daratan dan
kewenangan, serta termasuk ruang di dalam bumi di bawah wilayah daratan dan
kewenangan.
23
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
A. Tujuan
24
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
25
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
e. Membangun prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk pemenuhan hak
dasar dan dalam rangka perwujudan penataan ruang yang berimbang dan berbasis
26
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Pusat seluas 8.014,16 ha, meliputi :
27
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
1. Kecamatan Juli, berada di Gampong Juli Keude Dua, Paseh, Juli Tamboe Tanjong, Juli
Meunasah Tambo, Juli Meunasah Jok, Juli Setui dan Juli Cot Meurak.
2. Kecamatan Kota Juang, berada di gampong Bireuen Meunasah Tgk. Digadong,
Bireuen Meunasah Dayah, Bireuen Meunasah Capa, Telaga Gampong, Blang
Tingkeum, Blang Reuling, Buket Teukuh, Uteun Reutoh, Geulanggang Baro,
Geulanggang Teungoh, Geulanggang Kulam, Cot Gapu, Gampong Baro, Pulo Kiton,
Lhok Awe Teungoh dan Lhok Awe Awe.
3. Kecamatan Jeumpa, berada di Gampong Teupok Baro, Teupok Teungoh, Kuala
Jeumpa, Pulo Lawang, Cot Gadong, Abeuk Tingkeum, Blang Bladeh, Blang Mee,
Blang Seupeng, Blang Gandai, Cot Iboih, Cot Ulim, Cot Usong, Blang Seunong,
Selembah, Blang Cot Tunong, Cot Tarom Tunong, Cot Keutapang, Blang Cot Tunong,
Blang Cot Baroh, Geulumpang Payong, Cot Tarom Baroh, Lipah Rayeuk, Lipah Cut,
Cot Geurundong, Beurawang, Laksamana, Mon Jambe dan Blang Dalam.
4. Kecamatan Kuala, berada di Gampong Krueng Juli Barat, Cot Trieng, Cot Uno, Kuta
Baro, Ujong Blang, Cot Batee, Cot Kuta, Cot Gleumpang, Balee Kuyuen, Lancok Pante
Ara, Cot Laga Sawa dan Cot U Sibak.
5. Kecamatan Peusangan, berada di Gampong Cot Keumude, Cor bada Baroh, Cot Bada
Tunong, Sagoe, Cot Bada Barat, Cot Girek, Tanoh Mirah, Cot Buket, Nicah, Cot Iju,
Cot Nga, Karieng, Cot Panjoe, Cot Keuranji, Gampong Baro, Paya Meuneng, Blang
Rambong, Paya Lipah, Neuheun, Matang Sagoe, Matang Glumpang Dua, Matang
Mesjid, Matang Cot Paseh, Pante Piyeu, Pante Gajah, Blang Asan, Pante Pisang,
Blang Cut, Pante Cut, Tanjong Mesjid dan Tanjong Nie.
6. Kecamatan Jangka, berada di Gampong Cot Rabo Tunong, Pulo Reudep, Pulo Seuna,
28
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Cot Rabo Baroh, Lhok Bugeng, Pulo Iboih, Lampoh Rayeuk, Meunasah Krueng, Pulo
Blang, Abeuk Jalok, Krueng Dheu, Pulo U, Pante Ara, Rusep Dayah, Rusep Ara,
Lamkuta, Barat Lanyan, Kambuek, Bada Timu, Bada Barat, Paya Bieng, Jangka Alue
U, Lampoh Rayeuk, Jangka Alue, Pante Peusangan, Bugak Krueng, Bugak Blang,
Bugak Krueng Mate, Bugak Mesjid, Bugak Punjot, Ulee Cue, Pante Ranub dan Pante
Paku.
7. Kecamatan Kuta Blang, berada di Gampong Blang Panjoe, Dayah Panjoe, Meusee,
Lhok Nga, Babah Jurong, Keude Tanjong, Im Budee, Tanjong Raya, Pulo Blang,
Jarommah Me, Pulo Siren, Pulo U Baroh, Jarommah Baroh, Dayah Mesjid,
Kerumbok, Cot Ara dan Jambo Kajeung.
1. Kecamatan Samalanga berada di Gampong Meurah, Batee Iliek, Pulo Baroh, Cot
Meurak Blang, Cot Meurak Baroh, Mesjid Baroh, Paloh, Gampong Meuluem, Lancok,
Ulee Jeumatan, Glumpang Bungkok, Lhok Seumira, Lung Keube, Mideun Geudong,
Mideun Jok, Namploh Papeun, Namploh Baro, Meuliek, Namploh Blanggarang,
Gampong Putoh, Gampong Baro, Ulee Ue, Matang Jareung, Matang, Matang Wakeuh,
Darussalam, Cot Siren, Ulee Alue dan Cot Mane.
2. Kecamatan Simpang Mamplam berada di Gampong Arongan, Balee, Meunasah
Barat, Ceurucok, Blang Mane Dua Meunasah, Blang Mane Barat, Ie Rhob Glumpang,
Ie Rhob Barat, Pulo Drien, Meunasah Dayah, Meunasah Mamplam, Meunasah
Mesjid, Jurong Binjee, Blang Teumulek, Blang Kuta Dua Meunasah dan Tambue
Barat.
29
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
1. Kecamatan Jeunieb berada di Gampong Alue Setui, Blang Neubok, Ulee Blang, Uteun
Peupaleh, Darul Aman, Sampo Ajad, Lhok Kulam, Pulo Rangkileh, Ulee Gajah,
Lampoh Oe, Tufah, Lueng Teungoh, Dayah Baro, Ulee Rabo dan Blang Me Timu.
2. Kecamatan Plimbang berada di Gampong Balee Daka, Matang Kulee, Lancok Bungo,
Teupin Panah, Paloh Pupu, Uteun Rumkom, Seuneubok Punti, Uteuen Sikumbang,
Seuneubok Nalan, Krueng Baroh, Cot Glumpang, Keude Plimbang, Seuneubok
Seumawe, Padang Kasab dan Kuta Trieng.
3. Kecamatan Peudada berada di Gampong Blang Beururu, Gampong Mulia, Ara
Bungong, Jabet dan Sawang.
d. Daerah Irigasi (DI) Peudada seluas 1.010,40 ha, meliputi Kecamatan Peudada berada
di Gampong Hagu, Meunasah Krueng, Cot Keutapang, Meunasah Rabo, Meunasah
Tambo, Meunasah Baroh, Meunasah Pulo, Calok, Matang Reuleut, Kukue, Blang
Matang, Meunasah Teungoh, Mesjid, Meunasah Blang dan Gampong Baro.
Daerah Irigasi kewenangan kabupaten sebanyak 30 Daerah Irigasi (DI) seluas 2.878,22
ha, meliputi :
1. Daerah Irigasi (DI) Tanjongan seluas 26,45 ha, Kecamatan Samalanga Gampong
Meunasah Lancok.
2. Daerah Irigasi (DI) Glee Meundong seluas 44,25 ha, Kecamatan Simpang Mamplam
Gampong Glee Meundong.
3. Daerah Irigasi (DI) Krueng Meuseugob seluas 35,39 ha, Kecamatan Simpang
Mamplam Gampong Krueng Meuseugob.
4. Daerah Irigasi (DI) Kolam Sapi seluas 112,19 ha, Kecamatan Simpang Mamplam
Gampong Peuneleut Baroh dan Peuneleut Tunong.
5. Daerah Irigasi (DI) Peuneuleut Tunong seluas 5,87 ha, Kecamatan Simpang Mamplam
Gampong Cure Baroh dan Cure Tunong.
6. Daerah Irigasi (DI) Alue Rayeuk Mamplam seluas 96,90 ha, Kecamatan Simpang
Mamplam Gampong Ie Rhob Timu, Ie Rhob Babah Lueng, Cot Trieng dan Meunasah
Dayah.
7. Daerah Irigasi (DI) Paya Geulungku seluas 221,37 ha, Kecamatan Simpang Mamplam
30
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
20. Daerah Irigasi (DI) Alue Udeung seluas 63,62 ha, Kecamatan Peusangan Gampong
Alue Udeung, Blang Dalam, Seunebok Paya dan Paloh.
21. Daerah Irigasi (DI) Uteuen Bunta seluas 135,74 ha, Kecamatan Peusangan Gampong
Uteun Bunta, Blang Geulinggang dan Paya Reuhat.
22. Daerah Irigasi (DI) Mata Ie seluas 94,64 ha, Kecamatan Peusangan Selatan Gampong
Mata Ie, Blang Cut, Lueng Baro dan Lueng Kuli.
31
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
23. Daerah Irigasi (DI) Mee Rayeuk seluas 215,71 ha, Kecamatan Peusangan Selatan
Gampong Mee Rayeuk, Uteun Gathom dan Uteun Raya.
24. Daerah Irigasi (DI) Alue Tok Ben seluas 97,52 ha, Kecamatan Peusangan Selatan
Gampong Darul Aman.
25. Daerah Irigasi (DI) Paya Crot seluas 18,28 ha, Kecamatan Peusangan Selatan
Gampong Paya Crot dan Pulo Panyang.
26. Daerah Irigasi (DI) Tanjong Beuridi seluas 8,59 ha, Kecamatan Peusangan Selatan
Gampong Tanjong Beuridi.
27. Daerah Irigasi (DI) Darussalam seluas 63,86 ha, Kecamatan Peusangan Selatan
Gampong Darussalam.
28. Daerah Irigasi (DI) Blang Mane seluas 55,14 ha, Kecamatan Peusangan Selatan
Gampong Blang Mane.
29. Daerah Irigasi (DI) Leubok Seutui seluas 49,04 ha, Kecamatan Peusangan Siblah
Krueng Gampong Pante Karya.
30. Daerah Irigasi (DI) Bintahsa seluas 159,34 ha, Kecamatan Makmur Gampong
Sukarame, Panton Mesjid, Blang Perlak dan Meurebo.
32
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Mamplam, Meunasah Dayah, Elang Tambue, Keude Tambuee, Meunasah Asan, Cure
Tunong, Peuneulet Tunong, Cure Baroh dan Alue Leuhop.
c. Kecamatan Pandrah seluas 614,42 ha, berada di Gampong Lancok Ulim, Pandrah
Kandeh, Naseme, Cot Geulumpang Baroh, Panton, Pandrah Kandeh, Alue Igeuh,
Meunasah Reuduep, Meunasah Teungoh, Garot dan Kuta Rusep.
d. Kecamatan Jeunieb seluas 1.435,60 ha, berada di Gampong Lancang, Blang Lancang,
Matang Nibong, Meunasah Kota, Dayah Blang Baleu, Geulumpang Baroh, Janggot
Seungko, Geulumpang Tunong, Meunasah Tambo, Tufah, Lampoh Ue, Lueng Teungoh,
Lhue Simpang, Ulee Gajah, Meunasah Alue, Alue Seutui dan Lhok Kulam.
e. Kecamatan Peulimbang seluas 729,82 ha, berada di Gampong Seuneubok Teungoh,
Padang Kasab, Cot Geulumpang, Rambong Payong, Keude Peulimbang, Seuneubok
Nalan, Seuneubok Aceh, Uteuen Sikumbang, Seuneubok Punti, Teupin Panah, Matang
Kulee, Uteuen Rungkom, Lancok Bungo, Paloh Pupu dan Jambo Dalam.
f. Kecamatan Peudada seluas 1.277,97 ha, berada di Gampong Mulia, Jabet, Calok,
Meunasah Pulo, Meunasah Baroh, Meunasah Tambo, Meunasah Rabo, Meunasah
Krueng, Cot Keutapang, Matang Pasi, Matang Reuleut, Kukue, Blang Matang,
Meunasah Blang, Mesjid, Meunasah Tengoh, Meunasah Tunong, Blang Matang,
Meunasah Alue, Paya Bunot, Pulo ara, Karieng, Pulo Lawang, Paya Barat, Gampong
Baro, Blang Bati, Cot Laot, Alue Sijuek, Blang Rangkuluh, Tanjong Seulamat dan
Tengku Di Bathon.
g. Kecamatan Jeumpa seluas 1.158,90 ha, berada di Gampong Teupok Tunong, Cot Bada,
Kuala Jeumpa, Abeuk Usong, Mon Mane, Blang Seupeung, Blang Dalam, Blang Bladeh,
Abeuk Tingkeum, Blang Mee, Cot Ulim, Cot leusong, Seuleumbah, Geudong Tampu,
Lipah Cut, Lipah Rayeuk, Cot Geureundong, Beurawang, Cot Keutapang, Blang Rheum,
Blang Seunom dan Paloh Panyang.
h. Kecamatan Juli seluas 889,33 ha, berada di Gampong Juli Seutui, Juli Meunasah Jok,
Juli Tambo Tanjong, Juli Keude Dua, Paseh, Juli Seupeng, Juli Meunasah Teungoh, Ulue
Unoe, Batee Raya, Seuneubok Peuraden, Abeuk Budi dan Juli Payaru.
i. Kecamatan Kota Juang seluas 616,03 ha, berada di Gampong Lhok Awe Teungoh, Pulo
Kiton, Gampng Baro, Geudong Alue, Geulanggang Kulam, Geulanggang Teungoh,
Geulanggang Gampong, Bandar Kota, Gampong Baro, Bireuen Meunasah Capa,
33
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
a. Kecamatan Samalanga seluas 1.515,50 ha, berada di Gampong Meurah, Batee Iliek, Cot
34
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
35
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
a. Daerah irigasi kewenangan pusat utuh kabupaten lintas kabupaten strategis nasional
berupa Daerah Irigasi Jambo Aye seluas kurang lebih 15.880 hektar dengan wilayah
pelayanan Kecamatan Langkahan, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kecamatan
Seunuddon, Kecamatan Baktiya, Kecamatan Lhoksukon, Kecamatan Baktiya Barat,
dan Kecamatan Lapang.
b. Daerah irigasi kewenangan pusat utuh kabupaten lintas kabupaten berupa Daerah
Irigasi Krueng Pase seluas 9.034 hektar dengan wilayah pelayanan Kecamatan
Nibong, Kecamatan Tanah Luas, Kecamatan Matangkuli, Kecamatan Syamtalira Aron,
Kecamatan Tanah Pasir, Kecamatan Meurah Mulia, Kecamatan Syamtalira Bayu dan
Kecamatan Samudera.
c. Daerah irigasi kewenangan pusat utuh kabupaten berupa Daerah Irigasi Alue Ubay
seluas 4.144 hektar dengan wilayah pelayanan Kecamatan Paya Bakong, Kecamatan
Matangkuli, Kecamatan Lhoksukon, dan Kecamatan Pirak Timu.
d. Daerah irigasi kewenangan provinsi utuh kabupaten berupa Daerah Irigasi Jamuan
seluas 1.200 hektar dengan wilayah pelayanan Kecamatan Sawang dan Kecamatan
Banda Baro dan untuk pemanfaatan air baku Kecamatan Muara Batu dan Kecamatan
36
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Dewantara.
e. Daerah irigasi kewenangan provinsi utuh kabupaten berupa Daerah Irigasi Krueng
Tuan seluas 2.226 hektar dengan wilayah pelayanan Kecamatan Sawang, Kecamatan
Muara Batu, dan Kecamatan Dewantara.
f. Daerah irigasi kewenangan Kabupaten, meliputi :
1. Daerah Irigasi Alue Ie Mirah seluas 300 Ha.
2. Daerah Irigasi Alue Sijeungkai I seluas 100 Ha.
3. Daerah Irigasi Alue sijeungkai II seluas 100 Ha.
4. Daerah Irigasi Alue Jungo I seluas 200 Ha.
5. Daerah Irigasi Alue Jungo II seluas 100 Ha.
6. Daerah Irigasi Alue Kareung seluas 120 Ha.
7. Daerah Irigasi Alue Kereunyai seluas 150 Ha.
8. Daerah Irigasi Alue Meuh seluas 120 Ha.
9. Daerah Irigasi Alue Meuria seluas 150 Ha.
10. Daerah Irigasi Alue Ngom seluas 180 Ha.
11. Daerah Irigasi Alue Panah seluas 200 Ha.
12. Daerah Irigasi Alue Putro Mano seluas 350 Ha.
13. Daerah Irigasi Alue Sapi seluas 75 Ha.
14. Daerah Irigasi Alue Tungo seluas 200 Ha.
15. Daerah Irigasi Alue Lim (Kota Lhokseumawe) seluas 483 Ha.
16. Daerah Irigasi Babah Lueng seluas 153 Ha.
17. Daerah Irigasi Bendungan Blang Manyak seluas 210 Ha.
18. Daerah Irigasi Bereughang seluas 268 Ha.
19. Daerah Irigasi Bini Kasah seluas 200 Ha.
20. Daerah Irigasi Binjee I seluas 250 Ha.
21. Daerah Irigasi Binjee II seluas 168 Ha.
22. Daerah Irigasi Binjee III seluas 100 Ha.
23. Daerah Irigasi Bajee Kuneng seluas 158 Ha.
24. Daerah Irigasi Blang Ara seluas 175 Ha.
25. Daerah Irigasi Blang Cirih seluas 200 Ha.
26. Daerah Irigasi Blang Cut seluas 140 Ha.
27. Daerah Irigasi Blang Hagu seluas 80 Ha.
37
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
38
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
39
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
40
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian pangan lahan basah (sawah),
yaitu :
1. Pemanfaatan ruang sebagai lahan sawah yang didukung oleh prasarana irigasi dan
atau tadah hujan.
2. Pemanfaatan ruang secara terbatas untuk permukiman petani dengan kepadatan
rendah.
3. Membatasi konversi atau alih fungsi lahan pertanian pangan lahan basah (sawah)
beririgasi, sebagai bagian dari lahan pertanian pangan berkelanjutan.
4. Pengendalian secara ketat konversi atau alih fungsi lahan pertanian pangan lahan
basah (sawah) tidak beririgasi untuk keperluan prasarana strategis dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
5. Pelarangan melakukan kegiatan yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan
lingkungan pada lahan pertanian.
41
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
Dari luas Kabupaten Aceh Timur seluas 131.598 Ha, merupakan lahan pertanian
tanaman pangan dan hortikultura yang terdiri dari 35,643 Ha lahan sawah dan
98.191,32 Ha lahan kering.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, luas baku sawah
seluas 34.048 Ha yang terdiri dari sawah berpengairan irigasi teknis seluas 4.580 Ha,
irigasi semi teknis 2.895 Ha, irigasi peGampongan 3.197 Ha, irigasi sederhana dan
pompanisasi 4.395 Ha, sedangkan tadah hujan 18.981 Ha. Luas lahan kering seluas
98.588 Ha yang terdiri dari lahan tegalan / kebun 39.972 Ha, pekarangan 22.703 Ha dan
ladang / huma 35.913 Ha.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum irigasi teknis di Kabupaten Aceh Timur
mencapai 3.400 Ha, berada di Kecamatan Pante Bidari, Madat dan Simpang Ulim, Irigasi
semi teknis berada di Kecamatan DI Jambo Rehat ± 1.000 Ha dan di Peunaron ± 700 Ha
(dalam tahap pelaksanaan).
a. Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertanian lahan basah disusun dengan
ketentuan :
42
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
10. Dilarang aktivitas budidaya yang mengurangi atau merusak fungsi lahan dan
kualitas tanah.
b. Ketentuan umum peraturan zonasi untuk pertanian lahan kering disusun dengan
ketentuan :
4. Diperbolehkan alih fungsi lahan pertanian lahan kering yang tidak produktif
menjadi peruntukan lain secara selektif.
43
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
10. Boleh melakukan kegiatan wisata alam secara terbatas, penelitian dan pendidikan.
a. Daerah irigasi kewenangan pusat lintas provinsi berupa Daerah Irigasi Jambo Aye
Langkahan seluas 3.705,19 Ha mengairi Kecamatan Pante Bidari, Kecamatan Madat,
Simpang Ulim.
b. Daerah irigasi kewenangan provinsi lintas kabupaten berupa Daerah Irigasi Paya
Ketengga atau Alue Merbo seluas kurang lebih 9.117 Ha, meliputi :
1. Daerah Irigasi Jambo Reuhat seluas kurang lebih 1.230,06 Ha, di Kecamatan Banda
Alam, Kecamatan Idi Tunong dan Kecamatan Idi Rayeuk.
2. Daerah Irigasi Peunaron seluas kurang lebih 217,30 Ha, di Kecamatan Peunaron.
3. Daerah Irigasi Ulee Gajah Seluas kurang lebih 1.024,87 Ha, di Kecamatan Darul
Falah dan Kecamatan Nurussalam.
c. Daerah Irigasi Kewenangan Kabupaten seluas kurang lebih 5.074 Ha, meliputi :
44
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama
FINAL LAPORAN PENDAHULUAN
SID Rehabilitasi D.I Kewenangan Provinsi (9.156 Ha)
18. Daerah Irigasi Alue Nibong seluas kurang lebih 328 Ha.
19. Daerah Irigasi Blang Kumahang seluas kurang lebih 135,06 Ha.
20. Daerah Irigasi Leles seluas kurang lebih 150 Ha.
21. Daerah Irigasi Peudawa Puntong seluas kurang lebih 215,9 Ha.
22. Daerah Irigasi Sembuang seluas kurang lebih 138 Ha.
23. Daerah Irigasi Alue Cantek seluas kurang lebih 89,71 Ha.
24. Daerah Irigasi Alue Dua seluas kurang lebih 22,68 Ha.
25. Daerah Irigasi Alue Grong-grong seluas kurang lebih 532 Ha.
26. Daerah Irigasi Alue Ludin seluas kurang lebih 38,72 Ha.
27. Daerah Irigasi Blang Barom seluas kurang lebih 195,31 Ha.
28. Daerah Irigasi Bukit Hitam seluas kurang lebih 113,09 Ha.
29. Daerah Irigasi Bukit Kuta seluas kurang lebih 96,04 Ha.
30. Daerah Irigasi Bukit Siraja seluas kurang lebih 8,87 Ha.
31. Daerah Irigasi Julok Cut seluas kurang lebih 380,47 Ha.
32. Daerah Irigasi Julok Tunong seluas kurang lebih 137,54 Ha.
33. Daerah Irigasi Lhok Rambong seluas kurang lebih 176,33 Ha.
34. Daerah Irigasi Mon Jiem-Jiem seluas kurang lebih 77,66 Ha.
35. Daerah Irigasi Paya Pasi seluas kurang lebih 7,69 Ha.
36. Daerah Irigasi Paya Uno seluas kurang lebih 182,85 Ha.
37. Daerah Irigasi Peudawa Rayeu seluas kurang lebih 97,14 Ha.
38. Daerah Irigasi Seuneubok Jalan seluas kurang lebih 52,34 Ha.
39. Daerah Irigasi Seuneubok Merdu seluas kurang lebih 47,49 Ha.
40. Daerah Irigasi Keumuning seluas kurang lebih 58,03 Ha.
d. Rencana Pengembangan Daerah Irigasi Uteun Dama seluas kurang lebih 1.300 Ha di
Kecamatan Peureulak.
45
PT. Rayakonsult KSO PT. Satyakarsa Mudatama