TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DESA SUGIHWARAS KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK
LAPORAN ANTARA
III - 1
PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DESA SUGIHWARAS KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK
LAPORAN ANTARA
III - 2
PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DESA SUGIHWARAS KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK
lahan kritis tahun 2012 sebesar 7.670 ha. Lahan kritis tersebut dikelompokkan
dalam empat tingkat kekritisan, yaitu potensial kritis, agak kritis, kritis dan sangat
kritis. Lahan kritis di Kabupaten Nganjuk tahun 2012 tersebar di 12 kecamatan,
terdiri dari lahan berpotensi kritis seluas 152 ha, lahan agak kritis seluas 1.281 ha,
lahan kritis seluas 5.572 ha dan berkriteria sangat kritis seluas 665 ha. Lahan kritis
terluas berada di Kecamatan Sawahan dengan luas 1.314 ha yang berada pada
ketinggian rata-rata 750 m DPL. Luas lahan kritis di Kecamatan Ngetos mencapai
926 ha yang berada pada ketinggian rata-rata 550 m DPL dan di Kecamatan lain
hanya pada rentang 200- 400 ha dengan rata-rata 60 m DPL. Dibandingkan dengan
data tahun 2010, terjadi penuruna lahan kritis yang cukup signifikan yaitu dari
9105 ha menjadi 7670 ha. Hal ini menunjukkan lahan kritis sudah dapat
difungsikan menjadi lahan yang potensial untuk lebih produktif dengan usaha
diversifikasi lahan.
Secara umum pemanfaatan lahan di Kabupaten Nganjuk, kawasan
perkotaan berpusat di sekitar Alun-Alun dan Pendopo Kabupaten Nganjuk,
kemudian berkembang kesemua arah. Penggunaan lahan berupa tegalan di
Kabupaten Nganjuk masih cukup luas. Penggunaan lahan berupa tegalan ini
berlokasi di sebelah selatan dan barat Kabupaten Nganjuk. Penggunaan lahan
berupa sawah menempati wilayah yang tidak luas, terutama terdapat di sekitar
Kali Ulo di sebelah utara kabupaten.
Untuk kawasan terbangun didominasi oleh kawasan permukiman,
perkantoran dan perdagangan; sedangkan untuk kawasan tidak terbangun
didominasi oleh kebun campuran/tegalan, ladang, sawah di pinggiran kota. Secara
lebih rind penyebaran penggunaan lahan adalah sebagai berikut :
1. Perumahan
Kawasan perumahan umumnya menyebar mengikuti pola jaringan jalan
utama kota. Pada kawasan pusat kota, kawasan perumahan ini bersifat
masif (memenuhi seluruh ruang) bersama-sama dengan penggunaan lahan
intensif lainnya (perkantoran, perdagangan, jasa, dan fasilitas kota). Pada
kawasan bukan pusat kota, penyebaran kawasan permukiman ini terlihat
jelas mengikuti jaringan jalan, sehingga membentuk kantong-kantong
kawasan tidak terbangun berupa kebun campuran, tegalan, dan ladang.
2. Kawasan Perkantoran
LAPORAN ANTARA
III - 3
PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DESA SUGIHWARAS KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK
3.1.3 Klimatologi
Secara umum, curah hujan di Kabupaten Nganjuk dibandingkan dengan
wilayah lain di Provinsi Jawa Timur tidak terlalu jauh berbeda. Kabupaten Nganjuk
pada bulan Juni sampai dengan September/Oktober terjadi musim kemarau dan
pada bulan Nopember/Desember sampai bulan Mei mengalami musim penghujan.
Pada bulun-bulan tertentu pada musim kemarau yaitu bulan Juli – September
berhembus angin kencang dari gunung Wilis menuju kota Nganjuk, karena itu pula
kota Nganjuk dikenal dengan sebutan kota angin. Berdasarkan data BPS tahun
2015 bahwa Curah hujan per bulan selama tahun 2014 tertinggi terjadi pada bulan
Maret yaitu 497 mm, terendah pada bulan Juni dengan curah hujan sebesar 13
mm. Hujan turun hampir sepanjang tahun 2014 kecuali bulan September.
LAPORAN ANTARA
III - 4
PENYUSUNAN PERENCANAAN TEKNIS
TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) DESA SUGIHWARAS KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK
LAPORAN ANTARA
III - 5
Peta 3. 1 Penggunaan Lahan Kabupaten Nganjuk
Peta 3. 2 Topografi Kabupaten Nganjuk
3.2 Karakteristik Kependudukan
3.2.1 Jumlah Penduduk
Perkembangan penduduk suatu daerah sangat dipengaruhi oleh
perkembangan kelahiran, kematian dan migrasi. Penduduk yang terus bertambah
jumlahnya akan mempengaruhi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan sebuah
kota tiap harinya. Hal ini berdampak pada semakin tinggi kebutuhan lahan TPA
dan potensi pencemaran lingkungan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
Kabupaten Nganjuk, jumlah penduduk tercatat pada akhir tahun 2014 sebesar
1.037.723, yang terdiri dari laki-laki 515.597 dan perempuan 522.126. Dalam tiga
tahun terakhir, jumlah penduduk Kabupaten Nganjuk terus bertambah, dari
1,022,752 pada tahun 2011 menjadi 1,025,513 jiwa pada tahun 2012 dan
1,033,597 jiwa pada tahun 2013, yang berarti pertumbuhan penduduk
berdasarkan proyeksi Susenas sebesar 0.27 persen pada tahun 2012 dan 0.79
persen pada tahun 2013.
Hasil Olah Susenas tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase penduduk
terbesar ada di Kecamatan Tanjunganom sebanyak 111.540 jiwa sedangkan
kecamatan dengan penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Ngluyu dengan
jumlah penduduk sebanyak 13.806 jiwa. Distribusi penduduk masing-masing
kecamatan di Kabupaten Nganjuk dapat dilihat pada table berikut
Tabel 3. 3 Persebaran Penduduk Kabupaten Nganjuk Menurut Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa)
No Kecamatan
2011 2012 2013 2014
1. Sawahan 36 .218 36.315 36.638 36.726
2. Ngetos 34 .304 34.396 34.670 34.610
3. Berbek 54 .035 54.179 54.544 54.590
4. Loceret 69 .296 69.484 69.989 69.912
5. Pace 59 .314 59.476 59.947 59.454
6. Tanjunganom 109 .242 109.538 110.370 111.540
7. Prambon 68 .909 69.095 69.619 70.147
8. Ngronggot 75 .507 75.708 76.156 77.282
9. Kertosono 52 .700 52.843 53.209 53.029
10
Patianrowo 41.587 41.662
. 41 .120 41.231
11
Baron 48.804 48.993
. 48 .340 48.469
12
Gondang 50.893 50.678
. 50 .309 50.444
13
Sukomoro 42.194 43.000
. 41 .800 41.912
14
Nganjuk 66.960 67.615
. 66 .287 66.470
15
Bagor 57.715 58.047
. 57 .072 57.227
Jumlah Penduduk (jiwa)
No Kecamatan
2011 2012 2013 2014
16
Wilangan 27.382 27.278
. 27 .061 27.135
17
Rejoso 67.339 67.711
. 66 .539 66.720
18
Ngluyu 14.010 13.806
. 13 .765 13.801
19
Lengkong 31.788 31.800
. 31 .388 31.472
20
Jatikalen 19 .546 19.783 19.843
. 19.598
Total 1.022.752 1.025.513 1.033.597 1.037.723
Rasio jenis kelamin (sex ratio) untuk kabupaten Nganjuk pada tahun 2014
adalah 98.75 persen, ini berarti bahwa untuk 100 penduduk perempuan terdapat
99 penduduk laki-laki. Apabila dilihat dari 20 Kecamatan yang ada, ada 6 (enam)
kecamatan yang memiliki jumlah penduduk lakilaki lebih besar atau sama
dibanding penduduk perempuannya yaitu Kecamatan Berbek, Ngronggot,
Patianrowo, Baron, Gondang, dan Sukomoro. Dengan kata lain 14 kecamatan lain
memiliki jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding penduduk laki-laki.
3.2.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk di Kabupaten Nganjuk selalu meningkat dari tahun ke
tahun, yaitu dari 844 jiwa/km² pada tahun 2013 menjadi 848 jiwa/km² pada
tahun 2014. Kepadatan penduduk di kecamatan memiliki keragaman yang tinggi,
dengan variasi kepadatan antar kecamatan berkisar antara 160 sampai 2,994
jiwa/km². Dari tabel 3.1.2 dapat dilihat bahwa kecamatan yang mengalami
penambahan penduduk terbanyak adalah Tanjunganom sebanyak 1,170 jiwa dan
kecamatan dengan penambahan penduduk paling sedikit adalah kecamatan
Ngluyu sebanyak 12 jiwa.
Tabel 3. 4 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan
N Luas wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan
Kecamatan
o (km2) (jiwa) (jiwa/ km2)
1. Sawahan 115.886 36.726 317
2. Ngetos 60.212 34.610 575
3. Berbek 48.3 54.590 1130
4. Loceret 68.692 69.912 1018
5. Pace 48.457 59.454 1227
6. Tanjungano
111.540
m 70.842 1574
7. Prambon 41.158 70.147 1704
8. Ngronggot 52.985 77.282 1459
9. Kertosono 22.675 53.029 2339
10
Patianrowo 41.662
. 35.593 1171
N Luas wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan
Kecamatan
o (km2) (jiwa) (jiwa/ km2)
11
Baron 48.993
. 36.802 1331
12
Gondang 50.678
. 95.943 528
13
Sukomoro 43.000
. 35.388 1215
14
Nganjuk 67.615
. 22.586 2994
15
Bagor 58.047
. 51.153 1135
16
Wilangan 27.278
. 50.639 539
17
Rejoso 67.711
. 151.663 446
18
Ngluyu 13.806
. 86.149 160
19
Lengkong 31.800
. 87.173 365
20
Jatikalen 19.843
. 42.035 472
Total 1.224,33 1.037.723 848
Sumber : Nganjuk Dalam Angka 2015
3.3 Kondisi Persampahan Kabupaten Nganjuk
Pembahasan mengenai kondisi persampahan pada Kabupaten Nganjuk
meliputi timbulan sampah, komposisi sampah, timbulan sampah pada TPAS,
kondisi TPS hingga kondisi sarana dan prasarana persampahan eksisting.
3.3.1 Timbulan Sampah Kabupaten Nganjuk
Berdasarkan Tabel 3.5, diketahui untuk timbulan sampah tertinggi
terdapat pada Kecamatan Tanjunganom yang mencapai 223,51 m3/hari,
sedangkan untuk timbulan sampah terendah terdapat pada Kecamatan Ngluyu.
Timbulan sampah tertinggi pada Kecamatan Tanjunganom belum didukung oleh
sarana dan prasarana pendukung persampahan, salah satunya adalah Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah.
Begitupula dengan wilayah disekitarnya seperti Kecamatan Prambon dan
Kecamatan Ngronggot yang belum terlayani oleh sarana prasarana persampahan.
Tabel 3. 5 Timbulan Sampah pada Kecamatan Daerah Pelayanan TPAS Sugihwaras Tahun 2014
No. Kecamatan Timbulan Sampah (m3/hari)
1 Sawahan 76.10
2 Ngetos 72.27
3 Brebek 108.11
4 Loceret 140.69
5 Pace 126.83
6 Tanjunganom 223.51
7 Prambon 136.58
8 Ngronggot 146.04
9 Kertosono 119.14
10 Patianrowo 87.08
11 Baron 107.99
12 Gondang 110.04
13 Sukomoro 85.22
14 Nganjuk 132.58
15 Bagor 113.41
16 Wilangan 62.42
17 Rejoso 138.67
18 Ngluyu 28.67
19 Lengkong 67.34
20 Jatikalen 39.62
Jumlah 506,13
Sumber : DPU Cipta Karya Adipura 2014
3.1.3 Klimatologi.............................................................................................................................................................................................................. 4
Tabel 3. 5 Timbulan Sampah pada Kecamatan Daerah Pelayanan TPAS Sugihwaras Tahun 2014................................................................................................10