Anda di halaman 1dari 19

PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)

KOTA PASURUAN TAHUN 2011

BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 KEDUDUKAN KOTA PASURUAN TERHADAP JAWA TIMUR

Struktur tata ruang wilayah Jawa Timur dikembangkan dengan menentukan


Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) sebagai upaya membuat regionalisasi
dengan menekankan kemandirian terhadap wilayah kabupaten/kota.
Berdasarkan kondisi dan potensi masing-masing wilayah dan sekaligus telah
ditentukannya hirarki seluruh kabupaten/kota tersebut maka pada akhirnya
dapat dibuat rasionalisasi SWP dan pusatnya beserta prioritas pengembangan
dan fungsi kawasan.
Dalam konteks Jawa Timur, Kota Pasuruan termasuk dalam SWP Mega Urban
Surabaya dengan pusat di Kota Surabaya yang mana SWP Mega Urban
Surabaya meliputi kota-kota lain seperti Surabaya, Tuban, Lamongan,
Bojonegoro, Gresik, Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kota Mojokerto, Jombang,
Bangkalan. Dengan demikian dalam skala regional Kota Pasuruan pada Kota
Surabaya. Pengembangan struktur ruang wilayah ini dikaji dari jumlah
penduduk, pengembangan kawasan perkotaan, penyediaan fasilitas, dan fungsi
yang harus diemban. Fungsi kawasan SWP Mega Urban Surabaya adalah
pusat pelayanan primer, jasa perdagangan dan ekspor impor, pendidikan,
industri, Pemerintahan Propinsi. Pengelolaan fungsi kawasan Kota Pasuruan di
SWP Mega Urban Surabaya tersebut diarahkan pada poin-poin sebagai
berikut:
1. Kawasan perkotaan yang dikembangkan pada dasarnya merupakan pusat
pertumbuhan wilayah kabupaten
2. Kawasan perkotaan sebagai pusat koleksi dan distribusi barang dan jasa
dalam skala SSWP
3. Sesuai dengan potensi hinterlandnya, maka diperlukan pengembangan
pusat/sentra agribis - hortikultura
4. Mengembangkan akses dari pusat pelayanan ibukota kecamatan keseluruh
titik distribusi wilayah.

LAPORAN AKHIR III - 1


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

5. Mengendalikan pertumbuhan kota secara intensif, baik dalam skala ibukota


kabupaten maupun kecamatan
6. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (persampahan,
air bersih, drainase)

3.2 FUNGSI DAN PERANAN KOTA PASURUAN

Kedudukan Kota Pasuruan dalam struktur ruang wilayah Jawa Timur adalah
merupakan bagian dari SWP Mega Urban Surabaya yang berpusat di Kota
Surabaya. Adapun peranan yang diemban oleh Kota Pasuruan dalam lingkup
regional adalah :
1. Sebagai pusat perdagangan dalam sistem perwilayahan di SWP Mega
Urban Surabaya.
2. Sebagai pusat pemerintahan propinsi dalam sistem wilayah SWP Mega
Urban Surabaya.
3. Sebagai pusat industrial proccessing dalam sistem wilayah SWP Mega
Urban Surabaya.
4. Sebagai pusat pelayanan fasilitas pendidikan dan pusat inovasi teknologi
dan adopsi untuk modernisasi dan ekonomi wilayah pengaruhnya.
5. Sebagai pusat kegiatan jasa di wilayah SWP Mega Urban Surabaya.
Kegiatan fungsi dasar yang akan dikembangkan adalah peningkatan sarana
dan prasarana perhubungan darat serta laut, peningkatan pasar induk regional,
kawasan industri serta kawasan pendidikan. Sesuai fungsi kegiatan dasar
tersebut, maka kegiatan utama penunjang perkembangan kota adalah :
1. Kegiatan transportasi darat dan laut
2. Kegiatan perindustrian/pergudangan
3. Kegiatan perdagangan/jasa
4. Kegiatan pemerintahan.

3.3 ORIENTASI WILAYAH KOTA PASURUAN

Ditinjau berdasarkan letak geografisnya, Kota Pasuruan berada di wilayah


pesisir bagian utara Propinsi Jawa Timur, tepatnya terletak antara 112.045’ –
112.055’ Bujur Timur dan 7.035’ – 7.045’ Lintang Selatan. Kota Pasuruan
berjarak sekitar 40 km di sebelah timur laut Kota Surabaya, yang merupakan
Ibukota Propinsi Jawa Timur. Wilayah hinterland dari Kota Pasuruan adalah
Kabupaten Pasuruan, kecuali di sebelah utara yang berbatasan langsung
dengan Selat Madura.

LAPORAN AKHIR III - 2


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

Secara umum, Kota Pasuruan, merupakan wilayah berdataran rendah dengan


ketinggian rata-rata 4 meter di atas permukaan laut. Sedangkan range
ketinggian keseluruhan wilayahnya antara 0-10 meter di atas permukaan laut.
Kondisi ini memberikan sedikit hambatan bagi pembuangan air ke laut,
terutama ancaman rawan banjir pada musim penghujan. Lebih jelasnya
mengenai orientasi lokasi Kota Pasuruan terhadap Propinsi Jawa Timur, dapat
dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut.

LAPORAN AKHIR III - 3


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

Gambar 3.1 Orientasi lokasi Kota Pasuruan terhadap Propinsi Jawa Timur

LAPORAN AKHIR III - 4


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

3.4 WILAYAH ADMINISTRASI KOTA PASURUAN

Wilayah administratif Kota Pasuruan, memiliki wilayah seluas 36,58 km2 atau
sebesar 3.658 Ha. Kota ini bersemboyankan “Sura Dira Satya Pati” yang
artinya Berani Teguh Hati dan Setia Kepada Pemimpin Negara dan Agama.
Adapun batas wilayah Kota Pasuruan adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Selat Madura.
 Sebelah Selatan : Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan dan
Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan.
 Sebelah Barat : Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.
 Sebelah Timur : Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.
Wilayah administrasi Kota Pasuruan terdiri dari 3 kecamatan, 34 kelurahan, 159
Rukun Wilayah (RW) dan 828 Rukun Tetangga (RT). Kecamatan-kecamatan
tersebut adalah:
 Kecamatan Gadingrejo terdiri dari 11 kelurahan, 70 RW, 274 RT.
 Kecamatan Purworejo terdiri dari 10 kelurahan, 64 RW,320 RT.
 Kecamatan Bugulkidul terdiri dari 13 kelurahan, 67 RW, 280 RT.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini.

LAPORAN AKHIR III - 5


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2010

Gambar 3.2 Peta Wilayah Administrasi Kota Pasuruan

LAPORAN AKHIR III - 6


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2010

3.5 PENGGUNAAN LAHAN

Dalam proses perencanaan suatu kota/daerah, aspek tata guna tanah


merupakan aspek penting untuk ditinjau sehingga dapat ditelaah jenis
penggunaan tanah dan pola struktur ruang yang ada. Struktur penggunaan
tanah secara umum di Kota Pasuruan adalah permukiman, perdagangan,
industri, tanah pertanian. Secara keseluruhan didominasi oleh tanah pertanian,
tegalan, permukiman, perdagangan dan jasa.
Secara umum penggunaan tanah di Kota Pasuruan tahun 2010 didominasi oleh
pemukiman dengan luas 1.909,93 Ha, kawasan sawah dengan luas 1.118,64
Ha, tanah kering 130,83 Ha dan lahan lainnya 449,80 Ha.
Secara lebih jelas mengenai penggunaan tanah di Kota Pasuruan dapat
disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Luas dan Jenis Penggunaan Lahan (Ha) di Kota Pasuruan
No Penggunaan Lahan Luas (ha)
1 Permukiman 1.909,93
2 Industri 79,44
3 Sawah 1.118,64
4 Tanah kering 130,83
5 Kebun campuran 20,54
6 Perkebunan -
7 Hutan -
8 Semak, padang rumput -
9 Lahan kosong -
10 Perairan dan lain – lain 449,80
Jumlah 3.503,53
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka 2010

Untuk lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan tahun 2010 di Kota


Pasuruan dapat dilihat pada Gambar 3.3.

LAPORAN AKHIR III - 7


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2010

Gambar 3.3 Peta Penggunaaan Lahan Kota Pasuruan Tahun 2010

LAPORAN AKHIR III - 8


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

A. Permukiman
Kawasan perumahan merupakan kawasan yang paling dominan diantara
kawasan yang terbangun, yaitu mencapai luas 1.405,47 Ha dari luas lahan
Kota Pasuruan, sebagian besar dari daerah perumahan ini juga berlokasi di
pusat kota.
B. Kawasan Pertanian
Pola persebaran kawasan pertanian dan tegalan cenderung mengikuti pola
sistem DAS yang ada. Pertanian sawah di Kota Pasuruan masih
berkembang di wilayah bagian tengah sebelah selatan dan masih tersebar di
daerah-daerah berupa tegalan. Selain dari pertanian kawasan tegalan di
Kota Pasuruan terdapat disebagian besar di bagian Selatan, dalam hal ini
sangat berpotensi bagi pengembangan konservasi lahan. Perkembangan
kawasan pertanian dan tegalan untuk areal perkotaan sangat berpotensi
terutama untuk pengembangan kebutuhan sarana dan prasarana kota juga
untuk kebutuhan konservasi, fasilitas maupun utilitas kota, dari itu bahwa
kawasan pertanian akan semakin menyusut dipergunakan oleh aktivitas
perkotaan.
C. Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan di Kota Pasuruan didominasi oleh perikanan laut dan
tambak yang berada di sebelah timur Kota Pasuruan, berkembang linier di
sepanjang pantai, dalam hal ini kawasan pantai yang bisa berpotensi dapat
dikembangkan sesuai dengan fungsinya.
D. Kawasan Industri/Pergudangan
Kawasan industri/pergudangan di Kota Pasuruan berada di sebelah utara
terletak di sekitar pelabuhan dan berkembang di sekitar pinggiran pantai
dekat pertambakan.
Secara umum, pola kawasan industri/gudang di Kota Pasuruan menyebar
tetapi orientasinya masih mengikuti pada kemudahan pencapaian, terutama
jalan. Untuk pergudangan dan industri berada di sebelah utara orientasinya
adalah Pelabuhan Pasuruan dimana untuk memudahkan pengangkutan
terutama transportasi laut selain transportasi darat.
E. Kawasan Perdagangan/Jasa
Kawasan perdagangan menyangkut perdagangan eceran, perdagangan
grosir, perdagangan berat (perdagangan barang-barang besi, toko besi dan
kaca, perbengkelan), restoran/rumah makan, hotel/penginapan dan

LAPORAN AKHIR III - 9


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

perdagangan sejenis). Dari segi pelayanannya terdiri atas pelayanan


regional, kota, distrik dan lingkungan.
Kawasan pusat perdagangan eceran (pertokoan) pada saat ini menempati
areal yang sebagian besar berlokasi di sekitar Jl. Sukarno-Hatta, Jl. Juanda,
Jl. A. Dahlan sampai dengan alun-alun, Jl. Kebun Mangga yang menjual
barang-barang kebutuhan primer, sekunder dan tersier dan mempunyai
skala pelayanan kota dan regional.
Pola perkembangan kawasan perdagangan di Kota Pasuruan terpusat di
pusat kota mengikuti jaringan jalan berbentuk linier disepanjang jalan arteri
primer, dan untuk pasar yang baru terletak di jalan lingkar dalam hal ini untuk
mengurangi kemacetan lalu-lintas.

3.6 KONDISI KEPENDUDUKAN

Dalam suatu perencanaan, data dan analisis kependudukan merupakan salah


satu faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan
obyek pembangunan suatu wilayah. Dengan mengetahui karakteristik
kependudukan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk perencanaan
sumberdaya manusia dapat dirumuskan dengan lebih cermat dan tepat.
Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi struktur sosial,
dinamika penduduk dan struktur tenaga kerja di Kota Pasuruan.

3.6.1 Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas Penduduk

Jumlah penduduk Kota Pasuruan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir
selalu mengalami pertambahan setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah
penduduk sebesar 164.406 jiwa dimana sebagian besar penduduk berada pada
Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan Purworejo, kemudian pada tahun 2010
jumlah penduduk mengalami peningkatan menjadi sebesar 186.322 jiwa.

Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2004 – 2009
Kecamatan Pertumbuhan
Tahun Total
Bugul Kidul Gadingrejo Purworejo (%)
2005 48.364 56.881 59.161 164.406 1,28
2006 48.773 57.751 59.468 165.992 0,96
2007 48.802 57.756 60.159 166.717 0,44
2008 54.157 59.991 60.052 172.892 3,70
2009 54.155 61.799 59.973 175.932 1,76
2010 57.166 62.427 66.739 186.322 5,90
Rata-rata pertumbuhan (%) 2,34

LAPORAN AKHIR III - 10


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka Tahun 2010 dan Survei Penduduk 2010 (SP2010)

Variabel-variabel yang berpengaruh langsung terhadap laju pertumbuhan


penduduk, antara lain kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi
penduduk. Pada Kota Pasuruan variabel yang cukup mempengaruhi
perkembangan penduduk adalah migrasi (Tabel 3.3).

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk di Kota Pasuruan Tahun 2010 dirinci Kelahiran,
Kematian dan Migrasi
Penduduk
Penduduk
No Kecamatan Lahir Mati Datang Pindah Akhir
Awal Tahun
Tahun
1 Gadingrejo 62.382 18 33 80 110 62.427
2. Purworejo 66.709 12 32 86 96 66.739
3 Bugul Kidul 57.140 14 24 67 83 57.166
Jumlah 186.221 44 89 233 289 186.322
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka Tahun 2010

3.6.2 Kepadatan Penduduk

Kepadatan penduduk ialah perbandingan antara jumlah penduduk dalam suatu


wilayah dengan luas wilayah administratif-nya. Pada tahun 2010 jumlah
penduduk Kota Pasuruan sebesar 186.322 jiwa, sementara luas wilayah
mencapai 3.658 Ha, sehingga tingkat kepadatan penduduk ialah 50,94 jiwa/Ha
(Tabel 3.4). Kecamatan Purworejo menjadi kecamatan dengan kepadatan
penduduk paling tinggi sementara itu Kecamatan Bugul Kidul merupakan
kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah bahkan jauh lebih rendah
daripada kepadatan penduduk Kota Pasuruan.

Tabel 3.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2010
Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk
No. Kecamatan Luas (Ha)
(jiwa) (jiwa/Ha)
1. Gadingrejo 1.053 62.427 59,28
2. Purworejo 839 66.739 79,54
3. Bugul Kidul 1.766 57.166 32,37
Jumlah 3.658 186.322 50,94
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka Tahun 2010

3.6.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Pada tahun 2010, apabila ditinjau berdasar rasio jenis kelaminnya maka
penduduk perempuan di Kota Pasuruan lebih besar daripada jumlah penduduk
laki-laki. Jumlah penduduk di Kota Pasuruan yang berjumlah 186.322 jiwa
dimana 97.263 jiwa untuk pria dan 97.962 jiwa untuk perempuan. Jumlah
penduduk Kota Pasuruan dapat dilihat pada Tabel 3.5.

LAPORAN AKHIR III - 11


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk di Kota Pasuruan Tahun 2010


Jumlah Penduduk Rasio Jenis
No Kecamatan Jumlah
Laki-Laki Perempuan Kelamin
1 Gadingrejo 31.281 31.136 62.427 100,47
2 Purworejo 32.956 33.783 66.739 97,55
3 Bugul Kidul 28.157 29.005 57.166 97,06
Jumlah 92.394 93.938 186.322 98,37
Sumber : Kota Pasuruan Dalam Angka Tahun 2010

3.6.4 Karakteristik Sosial Budaya

Karakteristik sosial penduduk Kota Pasuruan dapat dilihat dari segi etnik dan
budaya masyarakatnya. Masyarakat Pasuruan dilihat dari sosial budaya
sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan berkembang
menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku, sebagian besar
merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet, lugas, terbuka, dan kuat
dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi).
Karakteristik sosial budaya dari masyarkat Kota Pasuruan ini tercermin dalam
jenis pekerjaan yang diplih oleh masyarkat dalam kehidupan sehari-hari.

3.7 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA PASURUAN

3.7.1 Visi dan Misi Kota Pasuruan

A. Visi
Visi merupakan cara pandang sekaligus kondisi akhir yang ingin diwujudkan
dalam kurun waktu tertentu, melalui pemberdayaan seluruh potensi dan
peluang yang dimiliki. Dalam kurun waktu 2006-2010, Walikota Pasuruan
mencanangkan visi sebagai berikut:
“Terwujudnya Kota Pasuruan sebagai Kota Perdagangan, Industri, dan Jasa
berlandaskan pada masyarakat yang beriman, bertakwa, berilmu, berbudi
luhur, dan sejahtera lahir dan batin yang didukung dengan suasana dan
kondisi yang damai, demokratis, sadar hukum dan lingkungan, memiliki etos
kerja yang tinggi serta berdisiplin.”
Visi dimaksud akan diterjemahkan oleh setiap satuan kerja dilingkup kerja
Pemerintah Kota Pasuruan (Bagian, Badan, Dinas dan Kantor) dalam
merumuskan visinya masing-masing. Sehingga diharapkan akan timbul
keharmonisan yang terbentuk melalui kesepahaman visi di antara satuan kerja
dalam mewujudkan kota industri, perdagangan dan jasa.

LAPORAN AKHIR III - 12


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

B. Misi
Upaya mewujudkan Kota Pasuruan sebagai kota industri, perdagangan dan
jasa, sebagaimana tetuang dalam visi Kota Pasuruan Tahun 2006-2010; harus
ditunjang dengan rumusan misi yang berperan sebagai grand objectives dalam
rangka mewujudkan visi. Misi merupakan pengejahwantahan yang bersifat
strategis dari visi yang ingin diwujudkan.
Sebagai bagian dari upaya merealisasikan visi Kota Pasuruan, maka misi Kota
Pasuruan dirumuskan sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemberdayaan dan meningkatkan kualitas aparatur
pemerintah yang bertanggung jawab serta berfungsi melayani masyarakat,
professional, berdaya guna, transparan, bebas dari korupsi, kolusi, dan
nepotisme, serta menjamin terwujudnya kondisi aman, damai, tertib dan
tentram.
2. Mewujudkan dan melaksanakan otonomi daerah yang dilandasi oleh
pembangunan Kota Pasuruan dengan memperhatikan potensi dan sumber
daya alam, serta aparatur pemerintahan yang bersih dan bertanggung
jawab (clean and good government).
3. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang bertumpu pada pengamalan
ajaran agama, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepribadian,
serta menunjang tinggi hak asasi manusia (HAM dan tegaknya supremasi
hukum.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi Kota
Pasuruan, terutama pengusaha kecil, menengah dan koperasi, melalui
pengembangan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada
mekanisme pasar yang berkeadilan dan berbasis pada sumber daya
manusia yang produktif, mandiri maju, memiliki etos kerja, berdaya saing,
dan berwawasan ramah lingkungan.
5. Mewujudkan pengelolaan potensi dan pelaksanaan pembangunan yang
berkelanjutan, berwawasan lingkungan dalam rangka peningkatan ekonomi,
masyarakat dan daerah.
6. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan hasil-hasil
pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat dengan ditandai oleh
meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan tercukupinya kebutuhan
dasar masyarakat lapisan bawah.

LAPORAN AKHIR III - 13


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

7. Mewujudkan masyarakat Kota Pasuruan sebagai manusia takwa kepada


Tuhan Yang Maha Esa dan mantapnya persaudaraan umat beragama yang
berwawasan luas, luwes, terbuka, berakhlak, toleran, rukun dan damai
dalam nuansa kebinekaaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

3.7.2 Strategi Pembangunan Kota Pasuruan

Strategi dan kebijakan pembangunan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan


(2006-2010) diarahkan pada pertumbuhan ekonomi dengan fokus industri kecil
dan menengah serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, yang pada
hakikatnya mengandung nilai-nilai pembangunan sosio-kultural. Anggapan
yang berkembang bahwa strategi pembangunan dalam bidang ekonomi yang
mengejar pertumbuhan tinggi akan selalu mengorbankan pemerataan hasil-
hasil pembangunan.
Oleh karena itu, strategi pertumbuhan Kota Pasuruan berbasis pada industri
kecil dan menengah serta perdagangan dan jasa yang mrupakan bagian
terbesar dari mata pencaharian masyarakat. Strategi pembangunan tersebut
dijabarkan menjadi:
1. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
Strategi yang digunakan adalah “redistribution of benefits with growth”
berupa perubahan pola pertumbuhan dan distribusi, yang ditujukan untuk
mempercepat pertumbuhan pendapatan golongan miskin. Fokusnya
mengarah pada penyediaan atau penciptaan lapangan pekerjaan langsung
bagi masyarakat, sebagai alat untuk mendistribusikan pertumbuhan dan
kesejahteraan. Hasil pertumbuhan ekonomi ini diharapkan tidak hanya
dinikmati oleh sekelompok orang atau pengusaha besar, tetapi justru
terdistribusi ke seluruh lapisan kelompok masyarakat terutama kelompok
kecil dan menengah. Stategi pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan
pemerataan hasil-hasilnya disebut dengan strategi pertumbuhan ekonomi
yang berkualitas.
Basis ekonomi yang bertumpu pada aktivitas industri kecil menengah serta
perdagangan dan jasa akan semakin kokoh apabila didukung dengan
investasi yang efisien sehingga mampu mendukung peningkatan
pendapatan masyarakat. Upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas bisa ditempuh melalui: revitalisai peran industri kecil dan

LAPORAN AKHIR III - 14


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

menengah, pengembangan sektor perdagangan dan jasa, dan optimalisasi


pengelolaan BUMD dan aset produktif daerah.
Dukungan lain dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dan berkesinambungan serta mewujudkan pemenuhan hak
dasar rakyat dengan pembenahan kebijakan publik dan regulasi.
Peningkatan kapasitas kelembagaan maupun aparatur pemerintah
merupakan upaya penting dalam membangun sebuah birokrasi yang
kondusif bagi pelayanan publik. Hal tersebut dapat dicapai dengan lebih
mengoptimalkan pemberdayaan kelembagaan dan aparatur pemerintah.
2. Peningkatan pemberdayaan masyarakat dan pemenuhan hak dasar dalam
pembangunan partisipatif.
Pemerintah memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembangunan demi
terpenuhinya kebutuhan dasar, yaitu:
1. Pemenuhan hak atas pangan,
2. Pemenuhan hak atas pelayanan kesehatan,
3. Pemenuhan hak atas pendidikan,
4. Pemenuhan hak atas pekerjaan dan usaha,
5. Pemenuhan hak atas pemukiman yang layak,
6. Pemenuhan hak atas perumahan,
7. Pemenuhan hak atas sumber daya dan lingkungan hidup, dan
8. Pemenuhan hak untuk berpartisipasi.
Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pembangunan daerah tersebut
dilakukan mulai dari proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan,
sampai dengan monitoring dan evaluasi hasil-hasil pembangunan. Untuk
memperkuat keterlibatan masyarakat dalam berbagai pembangunan
dibutuhkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
peran masyarakat dalam mendukung keberhasilan pembangunan daerah.
Sejalan dengan konsep dalam penyusunan indeks pembangunan manusia,
tingkat pemberdayaan masyarakat memiliki korelasi dengan tingkat
pendidikan, tingkat kesehatan dan kemapanan ekonomi. Oleh karna itu,
upaya pemberdayaan masyarakat harus diiringi dengan penyediaan
layanan dan sarana pendidikan serta kesehatan yang layak, baik dari sisi
kualitas maupun kuantitas. Perbaikan kondisi ekonomi masyarakat juga
akan memberikan peluang yang lebih besar dalam berpartisipasi secara
aktif dalam pelaksanaan pembangunan.

LAPORAN AKHIR III - 15


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

3. Pembangunan infrastruktur menuju Kota Perdagangan, Industri dan Jasa.


Agar pertumbuhan ekonomi yang diimbangi dengan pemerataan
pembangunan dapat terwujud, maka perlu ditunjang dengan percepatan
pembangunan infrastruktur, seperti jalan lingkar selatan, jalan lingkar utara,
Pasar Karangketug, Pasar Poncol, dan Rest Area Gadingrejo. Selain
pembangunan infrastruktur ekonomi, diperlukan pula pembangunan
infrastruktur yang terkait dengan pemenuhan hak dasar masyarakat, seperti
jaringan air bersih dan sanitasi, serta fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Untuk itu, strategi pembangunan Kota Pasuruan diarahkan pada:
 Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendukung
wilayah,
 Penyempuranaan tata ruang kota yang berwawasan lingkungan,
 Pengembangan sistem dan jaringan transportasi darat dan laut,
 Penambahan kapasitas jalan,
 Penambahan dan peningkatan sarana-prasarana perdagangan,
 Peningkatan pemanfaatan dan pemeliharaan sarana-prasarana
pendukung wilayah.
Berdasarkan pola dan kecenderungan perkembangan perubahan struktur
perkotaan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah penduduk,
kelengkapan fasilitas dan perkembangan ekonomi wilayah, maka struktur
perwilayahan Kota Pasuruan dibagi menjadi 4 Bagian Wilayah Kota (BWK),
yaitu:
 Bagian Wilayah Pelabuhan,
 Bagian Wilayah Perdagangan dan Jasa,
 Bagian Wilayah Industri, dan
 Bagian Wilayah Permukiman.
Memperhatikan struktur perwilayahan Kota Pasuruan, maka
kawasan/wilayah potensial yang perlu mendapatlan perhatian dalam
prioritas pembangunan adalah:
1. Kawasan Strategis yang meliputi kawasan andalan yaitu pelabuhan,
sentra kerajinan meubel Bukir, pusat perdagangan Jalan Niaga dan
Rest Area Gadingrejo. Dalam kurun waktu 2006-2010 penataan dan
pengembangan kawasan startegis ini akan difokuskan pada
pembangunan Pasar Poncol yang berada pada Jalan Niaga.
Pengembangan kawasan prospektif diarahkan pada kawasan pantai

LAPORAN AKHIR III - 16


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

sebagai kawasan lindung dan wisata serta wilayah selatan Kota


Pasuruan yang dipersiapkan infrastrukturnya untuk menunjang rencana
keberadaaan ruas Tol Gempol-Pasuruan. Sedangkan untuk
pengembangan wilayah tertinggal diarahkan pada wilayah timur dan
utara Kota Pasuruan. Pengembangan wilayah perdagangan akan
dilakukan secara menyebar ke kawasan timur, barat, dan selatan kota
agar terjadi pemerataan perkembangan aktivitas perkotaan.
2. Pembangunan infrastruktur ekonomi dan infrastruktur dasar diarahkan
pada:
a. Pembangunan jalan lingkar utara,
b. Pembangunan Rest Area Gadingrejo, dan
c. Pembangunan Pasar Poncol.
3. Wilayah pembangunan industri terutama diarahkan pada bagian barat
Kota Pasuruan (Gadingrejo, Bukir, Petahunan, dan Randusari).
4. Wilayah permukiman baru, diarahkan pada wilayah Selatan dan Timur
dengan konsekuensi lahan pertanian akan semakin berkurang.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi Kota Pasuruan, diperlukan
ketersediaan infrastruktur yang memadai untuk mendukung
penyelenggaraan pembangunan daerah. Ketersediaan infrastruktur tersebut
memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan efektifitas pola distribusi serta pemerataan
hasil-hasil pembangunan.
5. Peningkatan sumber pendanaan dan pemanfaatannya secara efektif,
efisien, dan transparan.
Guna menunjang strategi pembangunan Kota Pasuruan dalam mencapai
kinerja agregat 2006-2010, maka diperlukan alternatif pembiayaan dalam
mengatasi keterbatasan dana PAD maupun APBD. Alternatif yang dapat
ditempuh meliputi pengoptimalan pengelolaan aset produktif daerah,
sharing pembiayaan antara pemerintah pusat dan pemerintah propinsi serta
pengembangan kemitraan antara pemerintah dengan swasta dan
masyarakat. Dukungan pendanaan yang bersumber dari pendanaan utama
dan alternatif sangat dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan Kota
Pasuruan secara berkelanjutan. Sumber-sumber pendanaan pembangunan
tersebut dapat diperoleh dari pemerintah, swasta, ataupun masyarakat

LAPORAN AKHIR III - 17


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

untuk dimanfaatkan sebagai sumber pendanaan berbagai kegiatan


pembangunan secara efektif dan efisien.
Rasionalitas dan objektifitas pemanfaatan dana harus dilakukan atas dasar
program-program dan kegiatan-kegiatan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. Stategi peningkatan sumber pendanaan dan
pemanfaatannya secara efektif diarahkan pada peningkatan sumber-
sumber penerimaan daerah, peningkatan, pengawasan dan akuntabilitas
aparatur pemerintah, serta pengembangan sistem informasi keuangan
daerah.

LAPORAN AKHIR III - 18


PENYUSUNAN INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT (INKESRA)
KOTA PASURUAN TAHUN 2011

Table of Contents
3.1 KEDUDUKAN KOTA PASURUAN TERHADAP JAWA TIMUR........................1

3.2 FUNGSI DAN PERANAN KOTA PASURUAN..................................................2

3.3 ORIENTASI WILAYAH KOTA PASURUAN......................................................2

3.4 WILAYAH ADMINISTRASI KOTA PASURUAN................................................5

3.5 PENGGUNAAN LAHAN....................................................................................7

3.6 KONDISI KEPENDUDUKAN...........................................................................10

3.6.1 Pertumbuhan Penduduk dan Mobilitas Penduduk......................................10

3.6.2 Kepadatan Penduduk..................................................................................11

3.6.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin...............................................................11

3.6.4 Karakteristik Sosial Budaya.........................................................................12

3.7 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA PASURUAN.......................................12

3.7.1 Visi dan Misi Kota Pasuruan........................................................................12

3.7.2 Strategi Pembangunan Kota Pasuruan.......................................................14

Tabel 3.1 Luas dan Jenis Penggunaan Lahan (Ha) di Kota Pasuruan...........................7

Tabel 3.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2004 – 2009.......10

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk di Kota Pasuruan Tahun 2009 dirinci Kelahiran,
Kematian dan Migrasi....................................................................................................11

Tabel 3.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kota Pasuruan Tahun 2009..............11

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk di Kota Pasuruan Tahun 2009...................................12

Gambar 3.1 Orientasi lokasi Kota Pasuruan terhadap Propinsi Jawa Timur..................4

Gambar 3.2 Peta Wilayah Administrasi Kota Pasuruan..................................................6

Gambar 3.3 Peta Penggunaaan Lahan Kota Pasuruan Tahun 2005..............................8

LAPORAN AKHIR III - 19

Anda mungkin juga menyukai