Makalah Paenggunaan Lahan Dan Pola Keruangan Kota
Makalah Paenggunaan Lahan Dan Pola Keruangan Kota
NAMA KELOMPOK
MUHAMMAD FITROTUN N (14040274036)
BATARA FATHIR S (14040274056)
MOH.ABDUL AZIZ (14040274096)
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................... 3
1
Pendahuluan.......................................................................................................... 3
POLA KERUANGAN KOTA..................................................................................... 3
1.2 . TUJUAN....................................................................................................... 4
- Mengetahui pola kota pasuruan....................................................................4
- struktur penggunaaan lahan kota pasuruan.................................................4
- digitasi pengklasifikasian kota pasuruan.......................................................4
- kondisi fisik kota pasuruan............................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................... 5
LANDASAN TEORI.................................................................................................. 5
STRUKTUR PANGGUNAAN LAHAN KOTA A. Menurut teori KONSENTRIK..............5
BAB III.................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN........................................................................................................ 6
2.1.1.Profil Geografis.......................................................................................... 6
2.1.2.Profil Topografi........................................................................................... 6
2.1.3.Profil Geohidrologis....................................................................................7
2.1.4.Profil Klimatologi........................................................................................ 8
2.2PROFIL ADMINISTRATIF..................................................................................8
Fungsi Kota....................................................................................................... 11
Pengembangan Fungsi Kota..............................................................................12
Delineasi Bagian Wilayah Kota dan Unit Ungkungan........................................13
Aspek Pusat-Pusat Kegiatan & Dominasi Pcmanfaatan Lahan.......................13
Pola Dan Intensitas Penggunaan Lahan Kota.................................................14
BAB IV.................................................................................................................. 15
KESIMPULAN........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 16
BAB I
Pendahuluan
POLA KERUANGAN KOTA
1 DEFINISI KOTA
A. Menurut MENTERI DALAM NEGERI RI NO. 4/1980
1.KOTA adalah suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah
2. KOTA adalah lingkungan kehidupan yang mempunayi cirri non-agraris
B. Secara GEOGRAFIS
2
KOTA adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsure-unsur alami
dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang
heterogen, sifat penduduknya individualistis dan materialistis.
2 CIRI FISIK KOTA
Ciri Fisik Kota
- Adanya sarana ekonomi, Gedung pemerintahan, Alun-alun, Tempat parker,
Sarana rekreasi, Sarana olah raga, Komplek perumahan
3 CIRI MASYARKAT KOTA
Ciri Masyarakat Kota
- Adanya keanekaragaman penduduk
- Sikap penduduk bersifat individualistik
- Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)
- Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk komplek-komplek
tertentu
- Norma agama tidak ketat
- Pandangan hidup kota lebih rasional
4 KLASIFIKASI KOTA
A. Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa
2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa
B. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan
masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa kea rah
kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih
mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya
sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke sector industri.
1.2 . TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
STRUKTUR PANGGUNAAN LAHAN KOTA
A. Menurut teori KONSENTRIK
Teori konsentrik dikemukakan oleh E. W. BURGESS.
Menurut teori ini daerah perkotaan dibagi menjadi 5 wilayah, yaitu:
4
1. Pusat Daerah Kegiatan (PDK) juga disebut CBD (Central Bussiness District)
dicirikan dengan adanya pusat pertokoan, kantor pos, bank, bioskop dan pasar.
2. Wilayah Transisi ditandai dengan industri manufaktur, pabrik dan pola
penggunaan lahan merupakan pola campuran.
3. Wilayah pemukiman masyarakat yang berpendapatan rendah.
4. Wilayah pemukiman masyarakat berpenghasilan menengah.
5. Wilayah pemulkiman penghasilan tinggi.
B. Teori SEKTORAL
Teori ini dikemukakan olehHOMER HOYT. Isi dari teori ini adalah bahwa unit-unit
kegiatan di perkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur secara konsentris, tetapi
membentuk sector-sektor yang sifatnya lebih bebas.
Dalam toeri ini HOMER, berpendapat:
1. Daerah-daerah yang memiliki harg atanah atau sewa tanah tinggi biasanya
terletak di luar kota.
2. Daerah-daerah yang memiliki sewa tanah dan harga tanah rendah merupakan
jakur-jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota ke daerah perbatasan.
3. Zona pusat adalah pusat daerah kegiatan (PDK)
C. Teori INTI GANDA
Teori ini dikemukakan oleh HARRIS dan ULLMAN.
Berdasarkan keadaan tata ruang kota dapat dikelompokkan menjadi:
1. Inti Kota (Core Of City)
Inti Kota adalah wilayah kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan, ekonomi,
pemerintahan dan kebudayaan. Wilayah ini disebut juga CBD ( Central Businness
Districs)
2. Selaput Inti Kota
Selaput Inti Kota adalah wilayah yang terletak di luar inti kota, sebagai akibat
daritidak tertampungnya kegiatan dalam kota.
3. Kota Satelit
Kota Satelit adalah suatu daerah yang memiliki sifat perkotaan dan pusat
kegiatan industri.
4. Sub Urban Daerah sekitar pusat kota yang berfungsi sebagai daerah
pemukiman.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1.1.Profil Geografis
Posisi Kota Pasuruan berada diantara garis 112 45 hingga 112 55
Bujur Timur dan 7 5 sampai 7 45 Lintang Selatan. Posisi Kota
5
2.1.2.Profil Topografi
Bentang alam Kota Pasuruan bisa dikatakan relatif datar dengan
kemiringan antara 0 1%. Seluruh wilayah kota berada di dataran rendah
khas pesisir utara Jawa dengan ketinggian rata-rata 4 meter diatas
permukaan laut.
2.1.3.Profil Geohidrologis
Kota Pasuruan terbentang diatas dataran tanah aluvial yang dibentuk dari
campuran bahan-bahan endapan bersumber dari daerah tuf vulkanis
intermedier pegunungan Tengger di sebelah selatan, bukit lipatan dan
batuan endapan berkapur Raci di bagian barat dan Grati di bagian timur.
Jenis tanah aluvial (secara harfiah berarti endapan) ini hanya mungkin
terbentuk di daerah yang sering atau baru saja mengalami banjir. Tanah
jenis ini masih muda riwayat umurnya hingga morfologinya belum
menampakkan lapisan-lapisan memanjang hasil perkembangan tanah
seturut waktu (sering disebut diferensiasi horison). Hal yang khas pada
pembentukan tanah aluvial ialah bagian terbesar bahan kasar akan
diendapkan tidak jauh dari sumbernya, makin jauh dari sumbernya makin
halus butir yang diangkut.
6
2.1.4.Profil Klimatologi
Iklim di Kota Pasuruan secara umum tidak berbeda dengan iklim di
Indonesia yang mempunyai iklim tropok basah yang dipengaruhi oleh
angin monsoon Barat dan Monsun Timur. Dari Bulan November hingga
Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut dengan membawa banyak
uap air yang menyebabkan musim penghujan dimana-mana. Sedangkan
dari bulan Juni hingga Oktober, angin bertiup dari Selatan Tenggara Kering
dengan membawa sedikit uap air yang menyebabkan musim kemarau
dimana-mana.
2.2PROFIL ADMINISTRATIF
Wilayah administrasinya dibatasi lautan Selat Madura di sisi utara kota
dan Kabupaten Pasuruan mengepung di sisi-sisi yang lain, yaitu
Kecamatan Rejoso di sebelah timur, Kecamatan Pohjentrek di selatan dan
Kecamatan Kraton di barat.
Kota seluas 36,58 Km2 ini dibagi dalam 3 kecamatan dan terbagi lagi
menjadi 34 kelurahan.:
Lahan di Kota Pasuruan banyak dimanfaatkan sebagai permukiman,
pertanian, industri, perkantoran, sekolah, pasar dan pekarangan.
(Sumber : wikimapia.org)
(Sumber : wikimapia.org)
(Sumber : wikimapia.org)
a.
(Sumber : wikimapia.org)
Wilayah Terbangun
Dari total luas wilayah Kota Pasuruan, sekitar 65.85%-nya berupa wilayah
terbangun. Kecamatan Bugul Kidul adalah wilayah terbesar. Luasnya hampir
mencapai separuh luas wilayah kota dengan wilayah terbangun hampir
mendekati 70% dari luas wilayah kecamatannya. Sedangkan Kecamatan
Purworejo adalah kecamatan dengan luas wilayah terkecil (tidak sampai
seperempat
luas
wilayah
kota)
namun
wilayah
terbangunnya
hampir
Kerapatan Bangunan
Bila dianggap dalam satu keluarga berisi 5 jiwa, maka rumah di Kecamatan
Purworejo sejumlah 1.330 per km2, Kecamatan Gadingrejo 1.046 rumah/km2,
sedangkan Kecamatan Bugul Kidul kepadatannya 541 rumah/km 2. Jadi
Kecamatan Purworejo-lah yang paling padat, terutama di Kelurahan Karanganyar
( 331 rumah/km2 ).
Fungsi Kota
Hierarki fungsional kota dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu :
Status administrasi
Ketiga aspek tersebut pada dasarnya berkaitan satu sama lain dan
menunjukkan sejauhmana hierarki kota dalam lingkup wilayah atau sistem
kotanya. Kota-kota menurut status ini hanya menunjukkan tempat kedudukan
administrasi pemerintahan pada tingkat Kota dan kecamatan yang ada
dibawahnya.
Hierarki kota yang lebih dapat diandalkan adalah dengan melihat
kelengkapan fungsi pelayanan yang ada pada tiap kota tersebut. Makin tinggi
kelengkapan fungsi pelayanan yang dimiliki, dapat menunjukkan tingkat hierarki
pelayanan yang makin tinggi. Untuk menganalisis hierarki fungsional kota-kota di
Kota Pasuruan, status administrasi ukuran jumlah penduduk akan dijadikan
acuan sebelum menganalisis kelengkapan fungsi pelayanannya.
Sebelumnya, perlu ditentukan batasan atau pengertian fungsi kota. Kota
secara umum dapat disimpulkan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai:
1. Pusat kegiatan yang membentuk wilayah pelayanan tertentu (lokal atau lebih
luas)
2. Simpul jasa perhubungan/komunikasi yang meliputi kegiatan pengumpulan,
pemasaran maupun produksi barang-barang.
3. Tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu jenis kegiatan yang
dominan.
Adanya keterbatasan data fasilitas perkotaan yang ada di tiap kota, maka
analisis
yang
dilakukan
mempergunakan
unit
pengamatan
pada
tingkat
kecamatan, hal ini didasarkan pada pertimbangan praktis. Asumsinya jika suatu
kecamatan mempunyai kelengkapan fasilitas yang besar, maka pemusatan
fasilitas tersebut dianggap berada pada ibukota kecamatan tersebut. Hasil
analisis ini dapat dijadikan dasar bagi :
1. Penentuan hierarki/orde kota berdasarkan kelengkapan fungsi pelayanan
kotanya.
2. Penelaahan
lebih
lanjut
dengan
mengaitkan
jangkauan
atau
skala
pelayanannya dalam lingkup wilayah yang lebih luas (regional/ Kota atau subregional/BWK).
3. Penafsiran perlunya peningkatan fungsi pelayanan kota tertentu untuk
'memperbaiki' hierarki kota yang ada
11
perlu
dikembangkan
agar
dapat
mendukung
kebijaksanaan
delineasi
bagian
wilayah
kota
tidak
hanya
didasarkan
pada
penetapan
Kebijaksanaan-kebijaksanaan
lain
yang
mendasari
seperti
telah
terhadap
Koefisien
Dasar
Bangunan
(KDB),
Koefisien
Lantai
Bangunan (KLB), Angka Ruang Terbuka (ART) dan Angka Intensitas Penggunaan
Lahan (AIPL). Istilah Koefisien Dasar Bangunan (KDB) atau Angka Lantai Dasar
(ALD) digunakan untuk mengganti istilah "Building Coverage" (BC) yaitu
membandingkan antara luas total lantai dasar bangunan dan luas lahannya.
Angka Lantai Dasar untuk kawasan terbangun di Kota Pasuruan umumnya
berkisar antara 40 - 100 %. Adanya Angka KDB yang tinggi pada beberapa lokasi
13
angka
KDB
(KLB=KDB)
yang
menunjukkan
bahwa
intensitas
BAB IV
KESIMPULAN
Pusat-pusat kegiatan di Kota Pasuruan saat ini terdapat pada beberapa
kutub wilayah dan dapat dipilah menurut sektor kegiatan yang diunggulkan
seperti:
Pusat kegiatan pemerintahan skala sub regional terdapat pada 2 wilayah yang
sekaligus saat ini dikembangkan sebagai wilayah pusat pengembangan BWK,
dimana dominasi kegiatannya ditujukan untuk pelayanan tingkat kecamatan
serta kecamatan lainnya yang menjadi wilayah belakang dengan ciri dan
kondisi fisik wilayah serta potensi pengembangan yang hampir serupa.
Pusat
kegiatan
industri
yang
dialokasikan
pada
kawasan
barat
serta
dilihat
dari
setiap
penggunaan
lahan,
dominasi
kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
15
- GOOGLE ERTH
- https://id.wikipedia.org/
- pasuruankota.go.id
16