Anda di halaman 1dari 10

TINJAUAN LOKASI TRANSMIGRASI DESA LAMELAY

ANALISIS KONDISI FISIK DASAR


Produk yang dihasilkan dari analisis kondisi fisik dasar untuk kepentingan
perencanaan Lokasi Transmigrasi yaitu meliputi kemampuan dan kesesuaian lahan.
Analisis-analisis tersebut pada akhirnya dapat membantu proses penentuan lokasi
sesuai dengan identifikasinya.

Faktor-faktor fisik yang akan dijadikan indikator dalam menentukan


kemampuan dan kesesuaian lahan .

A. Kondisi Topografi
Kondisi topografi ini berupa gambaran mengenai keadaan kontur permukaan
lokasi transmigrasi yang nantinya mempengaruhi proses perencanaan. Unsur
topografi dijadikan indikator dalam menentukan kesesuaian lahan kawasan karena
dapat menunjukkan kestabilan lereng, menentukan arahan buangan dari saluran
drainase, bahkan menunjukkan daerah-daerah yang rawan erosi sehingga tidak
dapat dikembangkan.
Wilayah tramsmigrasi desa Lamelay merupakan dataran dengan ketinggian
muka kontur yang bervariasi dan berada pada ketinggian antara 35 s/d 230 dpl.
Kondisi topografi yang bervariasi mengakibatkan kawasan yang potensial untuk
dikembangkan berkisar 60% sedangkan sisanya merupakan areal perbukitan yang
sangat terjal dengan beda kontur ± 10m. Sebagai kawasan permukiman dan usaha.
Adanya potensi serta kendala seperti itu menntut penataan wilayah yang optimal
dalam perkembangan kawasan seperti pengarahan bentuk dan struktur kawasan.
Kondisi topografi tersebut berarti bukan merupakan kendala maupun limitasi dalam
kaitannya dengan pengembangan kawasan seperti yang terlihat pada gambar di
bawah ini;

1
B. Klimatologi
Keadaan iklim di Desa Lamelay sangat dipengaruhi oleh faktor hujan. Kondisi
iklim Desa Lamelay pada dasarnya tidak jauh beda dengan kondisi yang termasuk
ke dalam iklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau dan penghujan.
Suhu rata-rata berkisar antara 20,60C-34,70C sehingga tergolong sedang
sampai panas. Tingkat kelembaban Desa Lamelay cukup tinggi yaitu antara 72-91%
dengan curah hujan rata-rata sebesar 2.615 mm/thn. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Schmidt Fergusson, iklim ini tergolong ke dalam iklim tipe C yaitu agak
basah dan mempunyai 3 – 4,5 bk (bulan kering).

2
C. Hidrologi/Tata Air
Perencanaan suatu kawasan juga meliputi aspek hidrologi, baik itu air
permukaan maupun air tanah (mata air). Kajian mengenai hidrologi ini bermanfaat
sebagai salah satu unsur penunjang pembangunan yang diperhitungkan seperti
pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari oleh sebagian masyarakat Desa
Lamelay seperti untuk air minum, irigasi dan perkebunan. Pengambilan air tersebut
dapat dilakukan dengan sumur-sumur bor atau sumur gali. Selain itu, kajian ini
dapat dijadikan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dalam perencanaan
kawasan sehingga dapat meminimalisasi kerusakan lingkungan atau bencana alam.
Ada beberapa sungai utama yang mengalir melalui Desa Lamelay yang
mempengaruhi sistem tata air kawasan tersebut dan daerah rawa-rawa.
Keberadaan sungai-sungai ini mempengaruhi sistem tata air dan pola jaringan jalan
di Desa Lamelay (kecuali Jalan Arteri Primer) yang secara makro sebagian besar
sejajar dengan pola jaringan sungai yang ada. Selain itu juga berpengaruh secara
tidak langsung pada ketersediaan air untuk keperluan sehari-hari oleh sebagian
masyarakat Desa Lamelay.

D. Analisis Sosial Budaya


Masyarakat Desa Lamelay yang terdiri dari satu suku yaitu suku Jawa
tersebut hidup berdampingan satu sama lain. Keadaan tersebut tentunya akan
sangat mendukung dalam proses pengembangan kegiatan sosial kawasan yang
akan banyak melibatkan penduduk dalam pelaksanaannya. Contohnya seperti
peningkatan pelayanan kesehatan melalui posyandu dan puskesmas, penerangan
kesadaran hukum dan lain sebagainya sehingga nantinya akan dapat menjadi
pendorong dalam proses perkembangan kawasan secara keseluruhan.

E. Analisis Kebutuhan Kawasan


Desa Lamelay sebagai sebagai ibu kawasan Desa Lamelay membutuhkan
pusat perekonomian yaitu pasar. Kebutuhan akan tersedianya pasar erat
hubungannya dengan perkembangan perekonomian kawasan, pertumbuhan

3
penduduk dan jumlah pengusaha (penjual) yang semuanya akan menyebabkan
peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Lamelay.
Apalagi dengan posisi yang strategis terutama dengan adanya jalan arteri
primer yang melewati pusat kawasan dan menjadi simpul beberapa ruas jalan yang
menuju ke kawasan pertanian di bagian selatan kawasan, maka Desa Lamelay
mempunyai potensi yang cukup besar sebagai pusat kegiatan perdagangan dan
jasa. Selain itu, keberadaan fasilitas pasar menjadi pendukung kawasan ini sebagai
pusat koleksi dan distribusi barang untuk kawasan hinterland-nya.
Kegiatan perdagangan dan jasa komersial tidak ada kaitannya sama sekali
dengan batasan administrasi, tetapi lebih kepada akses dan struktur jalan serta
lokasi permukiman. Selain itu, untuk skala tertentu juga dipengaruhi oleh pusat-
pusat/kawasan dimana penduduk bekerja untuk Desa Lamelay, kegiatan
perdagangan dengan skala pelayanan kawasan/regional akan diarahkan di kawasan
pusat kawasan yang saat ini memang sudah berkembang.

F. Analisa Vegetasi
Peruntukan lahan berdasarkan cara tanam membagi kawasan transmigrasi
menjadi dua kelompok besar yakni areal persawahan dan areal perkebunan.
Perkebunan sebagai komoditas utama warga, terutama perkebunan jambu mete
sangat potensial apabila dikembangkan menjadi tonggak pemberdayaan ekonomi
warga, apabila nantinya dikembangkan sebagai komoditas andalan warga
transmigran.

4
ANALISA TATA RUANG DAN KAWASAN
A. Analisa Zona Makro
Secara umum pembagian pola zonasi wilayah transmigrasi Lamelay dibagi
penjadi 5 Kelompok besar yang terdiri dari 4 kawasan permukiman dan 1 kawasan
zona campuran.
Zona permukiman merupakan area yang terbagi lagi dalam zona mikro yang
akan diulas dalam pembahasan selanjutnya. Selanjutnya diantara zona

5
permukiman besar tersebut terdapat sebuah titik “simpul” yang merupakan jalur
utama koneksitas antara zona yang disebut dengan zona campuran/ mix zone.

Pola distribusi kawasan dan aktivitas mengikuti pola cluster menyebar dengan
kombinasi linear pada sepanjang jaringan jalan, seperti terlihat pada gambar berikut:

Peruntukan Kawasan zona campuran secara tradisional, mengikuti pola


hubungan pusat kota/ alun alun di Jawa, mengingat daerah asal transmigran
sebagian besar dari jawa. Sehingga dalam zona campuran tersebut akan terbagi
lagi dalam zona kecil yang terdiri dari :
a. pusat kegiatan
b. Tempat Ibadah
c. Perkantoran
d. Pendidikan
e. Perdagangan
f. Pendukung

6
B. Analisa Zona Mikro
Zona mikro kawasan permukiman meliputi Lahan permukiman seluas 2500 m2,
lahan usaha I seluas 7500 m2. Serta dikelilingi oleh lahan Usaha II seluas 10.000
m2 dimana lahan-lahan tersebut diatas namakan untuk 1 (satu) KK, dengan

7
demikian asumsinya setiap kawasan dihuni oleh ± 50 KK dengan pembagian yang
telah diutarakan sebelumnya.

Unit kegiatan dalam Zona permukiman diantaranya adalah:


a. Rumah tinggal
b. Lahan Usaha
c. Fasilitas Peribadatan

8
d. Fasilitas kesehatan
e. Pendidikan dasar (bila diperlukan)

B. Analisa Sirkulasi
Mengikuti pola permukiman, maka pola sirkulasi memakai pola cluster
dengan simpul sirkulasi tepat berada di pusat kegiatan yang telah ditentukan . jalan
yang melingkupi kawasan tersebut terbagi atas sirkulasi primer selebar 10 m
sebagai akses utama yang telah ada saat ini, dengan diikuti sirkulasi sekunder yang

9
Melingkari di luarnya mendistribusikan sirkulasi ke unit-unit kegiatan usaha.

10

Anda mungkin juga menyukai