Anda di halaman 1dari 4

1.

Wilayah fungsional merupakan sebuah wilayah yang dicirikan dengan adanya


kegiatan yang saling berhubungan antara beberapa pusat kegiatan secara fungsional.

 Wilayahnya heterogen: Wilayah fungsional seringkali memiliki keragaman


dalam hal sumber daya, aktivitas ekonomi, atau demografi.

 Kegiatan diatur oleh pusat: Wilayah fungsional biasanya memiliki pusat atau
titik fokus di mana kegiatan ekonomi, sosial, atau politik diatur atau
dikendalikan.

 Adanya jalur-jalur penghubung: Infrastruktur yang memfasilitasi pergerakan


dan pertukaran antara berbagai bagian wilayah fungsional.

 Wilayahnya homogen: Pernyataan ini tidak secara umum mencirikan wilayah


fungsional, karena wilayah fungsional seringkali lebih cenderung heterogen
dalam hal kegiatan dan sumber daya.

 Adanya otonomi daerah: Wilayah fungsional mungkin memiliki tingkat


otonomi atau kendali sendiri atas beberapa keputusan dan kebijakan di tingkat
lokal.

Jadi, karakteristik wilayah fungsional yang sesuai dengan pernyataan tersebut


adalah 1, 2, 3, dan 5.

2. 1. Natural Region
2. Single Feature Region
3. Generic Region

3. Pertanian
4. K3, K4, K7
5. Menurut Christaller dalam konsep Central Place Theory, mengemukakan bahwa pusat
pertumbuhan merupakan pusat segala kegiatan yang memerlukan wilayah pemasaran
untuk barang dan jasa yang dihasilkannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi
kota dalam konsep Central Place Theory adalah pusat kegiatan.
6. Kota Satelit
7. Pusat pertumbuhan adalah wilayah pada suatu kawasan yang memiliki sifat
perkembangan fisik atau sosial wilayah yang pesat, sehingga dapat memengaruhi
daerah di sekitarnya. Pengaruhnya pusat pertumbuhan meliputi beberapa aspek, dan
salah satunya pada aspek sosial budaya yang ditunjukkan pada beberapa poin sebagai
berikut:
- Membangun motivasi masyarakat untuk memilliki pengetahuan dan keterampilan;
- Menyebabkan akulturasi dan asimilasi budaya; serta
- Membuka arus informasi dan komunikasi yang meluas.

Berdasarkan poin di atas, hang termasuk pengaruh dari berkembangnya wilayah pusat
pertumbuhan ditunjukkan pada nomor 1, 4, dan 5.
8. Pengertian wilayah formal adalah suatu wilayah yang karakteristik atau ciri-ciri
khasnya ditentukan berdasarkan keseragaman (homogenitas) tertentu. Itulah mengapa
kategori ini disebut pula wilayah homogen.
Wilayah homogen dapat dikenali berdasarkan satu kriteria yang menjadi ciri khas dari
suatu kawasan. Wilayah homogen dibatasi berdasarkan keseragamannya.
Identifikasi wilayah formal berdasarkan pada karakteristik fisik bisa dilakukan dengan
mengamati kesamaan dari kondisi topografinya, jenis batuan di permukaan buminya,
iklim, vegetasi dan lain sebagainya.
1. Wilayah pegunungan kapur (karst)
2. Wilayah rawa-rawa
3. Wilayah hutan tropis
4. Wilayah beriklim tropis
5. Wilayah pegunungan
6. Wilayah vegetasi mangrove.

9. Wilayah
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, wilayah adalah ruang
yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

10. 1, 2 dan 4
11. Wilayah vernakular (Perseptual) merupakan wilayah yang identik dengan persepsi
masyarakat. Contohnya Bogor yang dikenal sebagai kota hujan, Surabaya yang
dikenal sebagai kota pahlawan.
12. Pola Ruang
13. 20
14. 2 dan 3
15.
16. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan
masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai
organisasi pemerintahan terendah langsung dibawah Camat dan berhak
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.
17. Daerah, Penduduk dan Tata Kehidupan
18. Suatu daerah dikatakan sebagai desa, karena memiliki beberapa ciri khas yang dapat
dibedakan dengan daerah lain di sekitaranya. Berdasarkan pengertian Dirjen
Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), ciri-ciri desa yaitu sebagai berikut :
a. Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar,
b. Lapangan kerja yang dominan ialah sektor pertanian (agraris),
c. Hubungan antarwarga desa masih sangat akrab,
d. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh tradisi yang berlaku dan
masih banyak ciri-ciri lainnya.
Perhitungan Man-Land Ratio dapat dilakukan dengan membagi jumlah
penduduk atau aktivitas manusia dengan total luas lahan yang tersedia. Ratio
ini memberikan gambaran tentang intensitas penggunaan lahan dan sejauh
mana keberlanjutan penggunaan lahan tersebut.
Semakin tinggi Man-Land Ratio, semakin padat penggunaan lahan dan
semakin tinggi tekanan terhadap sumber daya alam di wilayah tersebut.
Sebaliknya, Man-Land Ratio yang rendah menunjukkan bahwa wilayah
tersebut memiliki tingkat penghunian lahan yang lebih rendah atau lebih luas,
yang mungkin lebih berkelanjutan dari segi penggunaan sumber daya alam.
19.
20. Desa Swadaya
21. 1. Peningkatan Produktivitas Pertanian
2. Pengembangan Infrastruktur dan Akses.
3. Pendidikan dan Kesehatan.
4. Pengembangan Usaha dan Keberlanjutan Ekonomi.

22. Daerah pedesaan di perbatasan kota yang mudah dipengaruhi oleh tata kehidupan kota
disebut dengan rur-ban areas atau daerah desa- kota. Daerah ini juga merupakan
Suburban fringe, yaitu suatu area melingkari suburban dan merupakan daerah
peralihan antara daerah rural dengan daerah urban.
23. Suburban fringe Daerah peralihan antara kota ke desa. Daerah ini karakteristiknya
mirip kota, namun juga mengarah ke desa

24. Citayam Fashion Week termasuk perubahan sosial, Citayam Fashion Week sebagai
suatu fenomena sosial yang ada di kalangan remaja dalam mengekspresikan identitas
diri dalam cara berbusana.
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan, nilai
sosial dan pola prilaku.

25. Teori konsentris adalah teori mengenai perencanaan perkotaan.


teori sektoral merupakan berbagai unit kegiatan yang ada di perkotaan yang tidak
mengikuti zona teratur secara konsentris, namun membentuk berbagai sektor yang
memiliki sifat lebih bebas.

26. Pada teori konsentris, zona peralihan atau zona transisi adalah zona yang terletak
antara pusat kota dan pinggiran kota. Zona ini dianggap sebagai daerah perbatasan
antara kepadatan tinggi di pusat kota dan kepadatan lebih rendah di pinggiran kota.
Zona peralihan dapat ditandai oleh beberapa karakteristik, termasuk banyaknya kasus
kriminalitas dan tingkat kemiskinan yang tinggi.
27. Kota yang memiliki berbagai fasilitas perkotaan yang mampu melayani kebutuhan
warga kotanya disebut dengan kota mandiri. Kota mandiri biasanya dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri dan dapat berperan sebagai pusat pengembangan wilayah di
sekitarnya.
28. Pemukiman kelas pekerja atau Buruh
29. Perkembangan kota-kota di Indonesia berdasarkan sejarah perkembangannya
dibedakan menjadi empat, yaitu kota yang berawal dari pusat perkebunan,
pertambangan, pusat administrasi, dan pusat kerajaan atau pemerintahan. Kota
Bandung, Bogor, dan Subang pada awalnya merupakan wilayah perkebunan yang
kemudian berkembang menjadi kota sepeerti saat ini.
30. Urbanisasi yang terjadi di Indonesia dipicu karena berbagai faktor baik berupa faktor
pendorong yang meliputi kemiskinan, minimnya fadsilitas di pedesaan, standar hidup
yang rendah, dan terbatasnya lapangan pekerjaan, serta faktor penarik yang meliputi
fasilitas kota memadai dan standar hidup yang tinggi.
31. Pembangunan Merata, Modernisasi wilayah tertinggal dll
32. 1, 2 dan 5
33. Mengetahui persebaran sumber daya mineral
34. -
35. Bandar Udara
36.

Anda mungkin juga menyukai