Anda di halaman 1dari 12

Revitalisasi Pelabuhan Dalam Meningkatkan Pendapatan Daerah Kota

Bontang
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Pemerintah Wirausaha

MAKALAH
Dosen Pengampu : LUQMAN HAKIM, Dr., M.Sc.

Oleh :

Andri Trisna 145030500111001

PRODI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Juni
2016
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Kota bontang merupakan sebuah kota yang daratannya hanya seluas 30% sedangkan lautnya 70 % yang
terletak di provinsi kalimantan timur. Kota ini di kenal sebagai kota pembangunan kaltim sebab
memiliki 2 perusahaan besar yaitu Pupuk Kaltim dan LNG Badak. Banyak potensi yang tersimpan di
kota bontang salah satunya yaitu penghasil ikan dan rumput laut. hampir setiap hari banyak kapal-kapal
luar daerah yang datang ke kota bontang untuk membeli hasil laut wisata di kota bontang juga tidak
kalah menarik karena wisata alam yang disajikan di kota bontang berbentuk kepulauan oleh karena itu
banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata di kota bontang salah satunya seperti pulau beras
basah.dalam menunjang pendapatan daerah dengan cara menarik pajak dan retribusi. Peluang yang saat
ini tidak di manfaatkan yaitu di area pelabuhan. Di pelabuhan kota bontang untuk menarik pendapatan
sangat tinggi sebab dari penggunaan pelabuhan mayoritas masyarakat dan kapal-kapal pendatang salah
satunya di pelabuhan loktuan. Di pelabuhan loktuan merapkan retribusi parkir untuk roda dua sebesar
Rp.2000 dan roda empat di kenakan Rp. 4000 dan untuk kapal pengantar di kenai biaya Rp.4000 .
Namun , saat ini kurangnya peran pemerintah untuk menarik pelabuhan di sekitar kota bontang seperti
pelabuhan tanjung laut. pelabuhan tanjung laut kondisinya seperti pelabuhan masyarakat karena
mayoritas penduduk dan kapalnya banyak berlabuh disana. Pajak retribusi kurang di tarik disana karena
selain lahan pelabuhan yang sempit, kedalaman airnya juga dangkal sehingga kapal-kapal besar tidak
bisa masuk. Padahal, pelabuhan di tanjung laut paling sering di gunakan terutama sebagai transportasi
laut dan keluar masuk kapal dari luar sehingga memiliki potensi yang cukup baik bagi pemerintah
sebagai menambah pendapatan daerah. Kekurangan lainnya yaitu infrastrukturnya kurang mendukung
seperti pelabuhan tradisional yang fondasinya dari kayu berbeda dengan pelabuhan di loktuan yang
keseluruhannya sudah di semen. Maka dari itu perlu ada upaya pemerintah dalam merevitalisasi kondisi
pelabuhan yang ada di bontang sehingga bisa di maanfaatkan pemerintah selain meningkatkan publik
service juga menguntungkan.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah di paparkan di atas, merujuk ke beberapa pertanyaan yaitu :
1. Gambaran umum Kota Bontang
2. Potensi Alam dan Wisata Kota Bontang
3. Kondisi Pelabuhan Di Kota Bontang
4. Bagaimana Revitalisasi Pemerintah Bontang Terkait Masalah Pelabuhan Dalam Meningkatkan
Pendapatan Daerah

5. Tujuan Penulisan

1.1 untuk mengetahui gambaran umum tentang kota bontang


1.2 untuk mengidentifikasi potensi alam dan wisata di kota bontang
1.3 untuk mengetahui kondisi pelabuhan di bontang
1.4 untuk mengetahui upaya pemerintah dalam merevitalisasi pelabuhan
Bab II
Kajian Teori
A. Revitalisasi Pelabuhan
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya
pernah hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Skala revitalisasi ada tingkatan
makro dan mikro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi
dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan
(sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat). (Danisworo, 2002). Revitalisasi sendiri bukan sesuatu
yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan
peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Dalam tulisannya, Danisworo
menyatakan bahwa revitalisasi adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks. Revitalisasi terjadi melalui
beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu serta meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Intervensi fisik
Intervensi fisik merupakan kegiatan fisik revitalisasi pada tahap awal seperti perbaikan dan peningkatan
kualitas dan kondisi fisik bangunan, tata hijau, sistem penghubung, sistem tanda/reklame dan ruang
terbuka kawasan (urban realm).Hal ini terkait dengan citra kawasan yang sangat erat kaitannya dengan
kondisi visual kawasan, khususnya dalam menarik kegiatan dan pengunjung.
2. Rehabilitasi ekonomi
Proses revitalisasi pada tahap selanjutnya harus berpengaruh pada kegiatan perekonomian masyarakat.
Peningkatan kualitas lingkungan fisik harus dapat memberikan nilai tambah secara ekonomi seiring
dengan meningkatnya kegiatan dan aksesibilitas dalam kawasan.
3. Revitalisasi sosial
Revitalisasi sosial merupakan hakekat pokok dari kegiatan revitalisasi, yaitu peningkatan kualitas
kehidupan sosial masyarakat.Peningkatan kualitas fisik serta keuntungan ekonomi diharapkan menjadi
pembentuk kualitas kehidupan masyarkat yang madani.
Sedangkan Pengertian Pelabuhan, Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang
Kepelabuhanan yang dimaksud dengan pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan
yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan
antarmoda transportasi.
Di kota bontang sendiri, pelabuhan paling sering digunakan untuk tempat bersandar kapal-kapal,
tempat manaikan/ menurunkan penumpang dan pengangkutan terumatama ikan-ikan.
Revitalisasi akan semakin kuat dan penting untuk dilakukan manakala kawasan/kota tersebut
merupakan kota yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi. di kota Bontang, memiliki banyak sekali
potensi yang tersimpan seperti hasil perikanan dan rumput laut, sehingga banyak sekali kapal-kapal dari
luar bontang seperti samarinda, balikpapan, bahkan dari sulawesi tengah (Donggala) pun berkunjung ke
kota bontang untuk membeli hasil laut. hal ini akan sangat berdampak pada pendapatan daerah dengan
menarik pajak retribusi kepada kapal-kapal yang masuk ke kota bontang. namun kendala saat ini karena
kondisi pelabuhan di kota bontang yang saat ini susah di masuki oleh kapal-kapal karena pelabuhan di
bangun pada perairan dangkal jadi apabila terjadi pasang surut air laut kapal tidak bisa keluar dari
pelabuhan. Belum di tambah lagi karena pelabuhan pelabuhan di kota bontang yang terbilang kurang ada
pengawasan dari pemerintah hal ini akan berdampak pada seringnya kapal-kapal keluar masuk dengan
bebas tanpa ada menarik retribusi sehingga merupakan kerugian yang cukup besar. Potensi kawasan yang
tinggi yang belum dapat dioptimalkan maka akan terjadi stagnasi perkembangan kota. Oleh karena itu
sangatlah penting dalam melakukan revitalisasi pelabuhan karena akan berdampak yang cukup besar
pada pendapatan asli daerah terutama kota bontang.
Bab III
Pembahasan
A. Gambaran Umum Kota Bontang

Kota Bontang merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur yang terletak sekitar
120 km dari Kota Samarinda Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Kota Bontang terletak diantara 0001
Lintang Utara 0012 Lintang Utara dan 117023 Bujur Timur 117038 Bujur Timur dengan luas
wilayah seluas 49.757 Ha yang didominasi oleh lautan, yaitu seluas 34.977 Ha (70,30%) sedangkan
wilayah daratannya hanya seluas 14.780 Ha (29,70%). Wilayah Kota Bontang terletak di bagian tengah
wilayah Provinsi Kalimantan Timur, berada di pesisir pantai timur. Batas wilayah Kota Bontang yaitu
sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur,
sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Marang Kayu Kabupaten Kutai Kartanegara dan
sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur.
Kota Bontang merupakan kota pesisir yang terlihat dari luasan wilayah lautnya yang dominan sekitar
70,30%. Namun demikian dengan melihat karakteristik fisik laut dan banyaknya kegiatan yang sudah
ada di wilayah tersebut menjadikan potensi pengembangan wilayah laut sangat sempit. Potensi untuk
kegiatan perikanan sekitar 9.384 ha atau sekitar 26,83% dari luas wilayah laut Kota Bontang, sedangkan
pengunaan lahan terbesar di wilayah laut Kota Bontang adalah untuk alur pelayaran, baik alur pelayaran
swasta, rakyat maupun alur pelayaran nasional.
Tabel Penggunaan Wilayah Laut Kota Bontang

Wilayah Kota Bontang memiliki iklim tropis mempunyai seperti iklim di wilayah Indonesia lainnya,
yaitu kemarau dan penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada Mei sampai dengan Oktober,
sedangkan musim penghujan terjadi pada November sampai dengan April. Selain itu, iklim Kota
Bontang yang terletak di daerah khatulistiwa dipengaruhi oleh angin Muson Barat (November April)
dan angin Muson Timur (Mei Oktober). Namun, beberapa tahun terakhir ini perubahan dari kemarau
ke musim hujan tidak jelas sehingga curah hujan di Kota Bontang cenderung rata sepanjang tahun.
Suhu udara di Kota Bontang berkisar antara 23,00 34,00 oC. Sedangkan kelembaban udara di Kota
Bontang rata-rata 55,00 97,00 persen dengan kecepatan angin berkisar antara 10,00 18,30 knot.
Rata-rata catatan curah hujan pada kisaran 176,00 200,00 mm/th. Kondisi ini menggambarkan curah
hujan di Kota Bontang cukup besar.
Tabel Keadaan Iklim Kota Bontang Tahun 2012-2014

Kota Bontang memiliki beberapa pulau-pulau baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Pulau-
pulau yang berpenghuni antara lain Beras Basah dengan jumlah penduduk sebanyak 7 orang; TihikTihik
dengan jumlah penduduk 247 orang; Melahing dengan jumlah penduduk 148 orang dan Gusung dengan
jumlah penduduk 84 orang.
Tabel Daftar Pulau-pulau di Kota Bontang

Penyelenggaraan pelayanan pemerintah daerah secara intensif kepada masyarakat dengan


memanfaatkan dan mendayagunakan segala kemampuan sumber-sumber daya yang ada supaya tujuan
negara dapat tertata dengan baik. Pemberlakuan otonomi daerah tersebut menjadi momen penting
terbentuknya Kota Bontang yang sebelumnya berstatus kota administratif berubah menjadi satu
daerah otonom. Kota Bontang merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Kutai sesuai yang tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 47 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten
Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang. Daerah otonom Kota
Bontang terdiri dari 3 kecamatan dan 15 kelurahan. Pembagian wilayah menjadi 3 Kecamatan yaitu
Kecamatan Bontang Selatan, Bontang Utara dan Bontang Barat.
Tabel Daftar Nama Kecamatan/Kelurahan di Kota Bontang

B. Potensi Alam Dan Wisata Kota Bontang

Wilayah Kota Bontang 70,30% didominasi oleh lautan. Oleh karena itu Sektor Perikanan diharapkan
menjadi sektor unggulan bagi pertumbuhan ekonomi Kota Bontang. Sektor Perikanan dikelompokkan
menjadi 2 jenis, yaitu perikanan air laut dan perikanan darat. Perikanan laut yaitu semua jenis perikanan
yang diambil dari laut, seperti ikan, udang, kepiting dan kerang-kerangan. Perikanan darat dibedakan
menjadi perikanan umum, tambak, kolam, dan keramba. Jumlah tangkapan perikanan laut pada tahun
2014 sebesar 4.784 ton. Adapun Sarana pendukung yaitu tempat pelelangan ikan (TPI) dan Pelabuhan
Pendaratan Ikan (PPI) terletak di Tanjung Limau. Hasil laut dari Kota Bontang antara lain ikan kerapu
sebanyak 35,6 ton, teripang 25,2 ton dan kakap merah 115,5 ton. Hasil perikanan laut ini rata-rata masih
digunakan untuk konsumsi sendiri. Untuk perikanan darat dihasilkan dari tambak, kolam air deras, kolam
air tenang, keramba/siring, dan jaring apung. Hasil produksi perikanan darat setiap tahun mengalami
peningkatan. Produksi ikan tambak yang dihasilkan di Kota Bontang antara lain ikan lele, ikan nila ikan
kerapu lumpur dll.

Selain sebagai daerah penghasil ikan, Bontang merupakan tempat pemasaran hasil tangkapan para
nelayan dari luar daerah sehingga di Bontang berdiri sejumlah usaha pengolahan, di antaranya
pengolahan kepiting rajungan, pembuatan terasi, rumput laut, dan pengeringan ikan laut. Sekarang
berbagai produk yang berbahan dasar ikan terus dikembangkan antara lain pengolahan ikan menjadi
amplang, ikan asap, dendeng, abon dan krupuk. Oleh karena itu, kota bontang sendiri memiliki daya tarik
tersendiri karena banyak kapal kapal dari luar daerah seperti samarinda, balikpapan dan sekitarnya datang
ke bontang untuk membeli ikan karena potensi lautnya cukup besar.

Begitu juga potensi wisata alam, di kota bontang memiliki 3 potensi alam diantaranya :

A. Pulau Beras Basah


Pulau beras basah merupakan bagian dari kota bontang yang berbentuk kepulauan, memiliki karekteristik
pasir putih. Sering kali, ketika acara adat di adakan setiap satu tahun sekali rame di kunjungi oleh
wisatawan. Fasilitas di pulau ini juga sudah mencukupi seperti air bersih, lampu penerangan yang
menggunakan solar cell. Dan juga wisata air seperti banana boat dan spot snorkling
B. Pulau Segajah
Pulau segajah merupakan objek wisata alam yang berbentuk pulau, pulau ini memiliki keunikan yaitu
hanya dapat terlihat pada siang hari dan akan hilang pada malam hari. Hal ini disebabkan karena pasang
surut air laut sehingga pulau ini seolah-olah menghilang. Hal ini menjadi daya tarik wisatawan untuk
mengujungi pulau ini dan tidak hanya itu juga pulau ini memiliki keindahan terumbu karang yang indah
sehingga cocok untuk di jadikan spot snorkling.
C. Pulau Malahing (Kampung Nelayan)
Sebuah pulau yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan, walaupun penduduk di pulau ini
terpisah jauh dari daratan karena tinggal di tengah laut. penduduk tidak merasa kesusahan karena
penduduk mencari makan dari laut. oleh karena itu, pulau ini memiliki nilai sejarah sehingga memiliki
ciri khas tersendiri.
Untuk mengunjungi ketiga lokasi tersebut , maka perlu menggunakan fasilitas pelabuhan yang
seharusnya pemerintah kota bontang membenahi setiap pengunjung maupun wisata untuk menarik pajak
namun, fasilitas kapal masih di kelola oleh masyarakat sehingga menjadi keuntungan masyarakat.

C. Kondisi Pelabuhan Di Kota Bontang

Sebagai daerah pesisir, Kota Bontang memiliki potensi jasa kelautan yang dapat dikembangkan berupa
jasa transportasi laut. Tujuannya adalah untuk memperlancar kegiatan perdagangan lokal, regional dan
internasional. Dengan kedalaman alur yang berkisar antara 17 20 m, perairan Kota Bontang dapat
dilayari kapal-kapal besar dengan kapasitas 20.000 - 40.000 DWT serta dapat melakukan bongkar muat.
Saat ini, Kota Bontang memiliki beberapa pelabuhan untuk mendukung aktivitas industri dan masyarakat
umum, antara lain pelabuhan khusus yang berjumlah 3 buah (PT. Pupuk Kaltim, PT. Badak NGL, dan
PT. Indominco Mandiri), pelabuhan Umum di Loktuan, Pelabuhan Rakyat di Tanjung Laut Indah
dan Pelabuhan Pendaratan Ikan di Tanjung Limau. Pelabuhan umum yang paling besar berada di lokhtuan
sedangkan sisanya pelabuhan dengan skala ukuran kecil namun masih dapat di manfaatkan oleh
masyarakat terutama transportasi khususnya untuk mengunjungi pulau wisata alam seperti pulau beras
basah dengan melewati pelabuhan tanjung laut. dari ketiga pelabuhan di bontang. belum terlihat aktivitas
dari pemerintah terhadap penarikan pajak kepada masyarakat pengguna jasa transportasi laut sehingga
penarikan pajak dan retribusi memiliki peluang yang besar karena seringnya wisatawan maupun
masyarakat menggunakan transportasi laut dan skala yang cukup besar.

D. Revitalisasi Pemerintah Bontang Terkait Masalah Pelabuhan

Dalam merevitalisasi pelabuhan perlu menghadapi 3 permasalahan, yaitu

Pasang surut air laut


Dan memperbaiki infrastruktur pelabuhan

Mengenai pasang surut air laut, di pelabuhan tanjung laut merupakan pelabuhan cukup besar namun
dalam kondisi laut pasang surut, tidak banyak kapal yang singgah ke pelabuhan ini terutama kapal besar
karena nantinya akan terdampar di pelabuhan ini dan tidak bisa keluar. Oleh karena itu, pemerintah 2015
berencana ingin melakukan pengerukan , Pengerukan (bahasa Inggris : Dredging) berasal dari kata dasar
keruk (dredge), menurut kamus berarti proses, cara, perbuatan mengeruk. Sedangkan definisi
pengerukan menurut Asosiasi Internasional Perusahaan Pengerukan adalah mengambil tanah atau
material dari lokasi di dasar air, biasanya perairan dangkal seperti danau, sungai, muara ataupun laut
dangkal, dan memindahkan atau membuangnya ke lokasi lain. Untuk melakukan pengerukan biasanya
digunakan kapal keruk yang memiliki alat-alat khusus sesuai dengan kondisi di areal yang akan dikeruk,
seperti :
Kondisi dasar air (berbatu, pasir, dll)
Areal yang akan dikeruk (sungai, danau, muara, laut dangkal, dll.)
Peraturan atau hal hal yang diminta oleh pemerintah lokal ataupun oleh pihak yang meminta
dilakukan pengerukan
Tahapan pengerukan,
Pengerukan utamanya terdiri dari 3 tahap, yaitu :
1. Memisahkan dan mengambil material dari dasar air dengan menggunakan :

Pengikisan (erosion)
Memancarkan air tekanan tinggi (jetting)
Memotong (cutting)
Menghisap (suction)
Memecah (breaking)
Mengambil dengan menggunakan bucket (grabbing)
2. Mengangkut material dengan menggunakan :

Tongkang (barges)
Tongkang atau kapal yang didesain secara khusus memiliki wadah penampung (hoppers)
pipa terapung / floating pipeline
conveyor-belt
Truk
3. Pembuangan material tersebut dengan menggunakan :

Pembuangan pipa (pipeline discharge)


Alat angkat seperti crane
Membuka pintu di bawah pada beberapa kapal atau tongkang yang didesain secara khusus
(hopper barges)
Pengerukan ini dilakukan untuk membuat :

Pelabuhan baru, termasuk alur pelayarannya. Melebarkan dan atau mendalami pelabuhan
/ terusan / sungai yang sudah ada.
Proyek reklamasi.
Hal-hal lainnya yang terkait dengan pertambangan.
Tahapan pengerukan pemerintah yaitu menggunakan alat berat seperti crane untuk mengambil material
tanah yang ada di pelabuhan untuk memperdalam air laut dan melalui kapal juga untuk pengerukan
bagian luar pelabuhan karena kondisi pelabuhan yang dangkal maka perlu juga dari sisi luar. Oleh
karena itu, pengerukan dilkakukan dari dalam dan luar. Dengan pengerukan ini akan sangat berdampak
baik karena tidak hanya memperluas pelabuhan tetapi juga mendatangkan sumber pendapatan sepeti
pajak parkir kapal yang singgah di pelabuhan terutama kapal-kapal luar daerah. Tetapi pengerukan ini
juga harus memikirkan kondisi masyarakat sekitar pelabuhan karena mayoritas penduduk tanjung laut
adalah nelayan yang tinggal dekat pelabuhan sehingga banyak rumah yang di bangun disekitar
pelabuhan. Sehingga hal ini mempersempit lahan pelabuhan untuk kapal singgah dan apabila
pengerukan tetap dilakukan maka banyak rumah yang akan roboh karena tanah yang diambil dari laut
karena fondasi rumah masyarakat dari atas laut. Oleh karena itu, perlu adanya relokasi tempat tinggal
terhadap masyarakat yang ada di pelabuhan tujuannya untuk memberikan kenyamanan dan keamanan
terhadap pengguna jasa transportasi laut. oleh karena itu revitalisasi ini termasuk kedalam intervensi
fisik yaitu perbaikan terhadap infrastruktur yang seharausnya di katakan sebagai pelabuhan memiliki
pelayanan yang baik , baik dari segi infrastruktur maupun wisatawan yang akan berkunjung. Maka dari
itu dalam pengerjaan akan dilaksanakan di tahun 2016.

Bab IV
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan

Dalam meningkatkan pendapatan daerah kota bontang, kota ini memiliki potensi yaitu pada
pelabuhannya. Saat ini kota bontang tidak menarik pajak retribusi di pelabuhan karena banyak
masyarakat lokal yang tinggal di sekitar pelabuhan sehingga susah untuk menarik pajak retribusi. Oleh
karena itu, pemerintah melakukan revitalisasi dengan cara memperbaiki pelabuhan dengan pengerukan
tujuannya agar memperluar lahan pelabuhan dan menambah kedalaman laut karena pelabuhan di kota
bontang terutama pelabuhan tanjung laut kedalamannya dangkal. Apabila terjadi pasang surut air laut
kapal-kapal tidak bisa keluar dari pelabuhan. Dan juga kapal-kapal besar tidak bisa masuk karena
dangkal. Memperluas lahan pelabuhan juga penting mengingat kota bontang penghasil ikan. Dengan
potensi alamnya banyak kapal-kapal dari luar daerah datang ke bontang untuk membeli ikan oleh karena
itu penarikan retribusi kapal juga sangat berdampak pada pendapatan daerah. Juga tidak lupa
memperbaiki infrastruktur pelabuhan juga penting. Kota bontang memiliki kawasan wisata alam yang
berbentuk kepulauan. Maka demi kenyamanan wisatawan, perlu di perbaiki infrastruktur pelabuhan
setidaknya ada tenaga pemerintah untuk mengelola pelabuhan terutama penyedia transportasi laut. jika
di wisatawan di tarik retribusinya maka akan membawa keuntungan bagi pemerintah. Hal inilah yang
menjadi potensi tersembunyi karena setelah di bangun pelabuhan tanjung laut penarikan retribusi macet
dan karena kondisi laut yang tidak memungkinkan. Dan pada pemerintahan dulu belum ada solusi yang
tepat untuk mengembangkan pelabuhan tanjung laut.

B. Saran
Seharusnya dalam menyikapi infrastruktur seperti pelabuhan. Pemerintah seharusnya lebih mengevaluasi
kembali terkait proyek pembangunan dari segi tempat, kondisi sekitar dan kelayakan. Sebab pembangunan
kurang berjalan terjadi di pelabuhan tanjung laut karena di bangun pada perairan yang dangkal terlebih
kurang maksimal karena selain sempit juga kapal-kapal besar tidak bisa masuk. Dan lagi penarikan
retribusi yang seharusnya sebagai pendapatan pemerintah tidak dapat berjalan karena kondisi masyarakat
yang tinggal di pelabuhan sangat padat oleh karena itu hal dalam menganalisa proyek pembangunan
selanjutnya evaluasi sangatlah penting karena sangat berpengaruh terutama masyarakat yang sebagai
pengguna pelayanan
Daftar Pustaka
Danisworo, M, Martokusumo, W, Revitalisasi Kawasan Kota : Sebuah Catatan Dalam
Herbich JB, Coastal & Deep Ocean Dredping (PDF)
Holland IHC, Ports and Dredging & Oil Report (PDF)
Hubert R, Cooper, Practical Dredging (PDF)
Pengembangan dan Pemanfaatan Kawasan Kota, Info URDI Vol.13, 2002.
Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan
Profil Daerah kota Bontang (Data Internet PDF)
http://bontang.prokal.co/read/news/5562-kapal-besar-tak-bisa-sandar-di-pelabuhan-tanjung-laut-ini-
alasannya.html diakses pada tanggal 05 juni 2016
http://www.korankaltim.com/sektor-kelautan-bontang-punya-potensi-besar.html diakses pada tanggal
05 juni 2016
http://kaltim.antaranews.com/berita/28756/pemkot-bontang-ditantang-gali-potensi-pad-lebih-
banyak.html diakses pada tanggal 10 juni 2016

Anda mungkin juga menyukai