Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.500 pulau,
81.000 kilometer garis pantai, dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) seluas 5,8 juta kilometer laut
persegi. Luasan kepulauan tersebut tiga kali luas daratan yang berdampak pada Indonesia memiliki
sumber daya alam pesisir dan lautan yang sangat besar. Menurut yayasan terumbu karang Indonesian
(Terangi) wilayah laut dan pesisir beserta sumber daya alamnya memiliki makna strategis bagi
pengembangan ekonomi Indonesia karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi
nasional, yang ditunjukan melalui fakta-fakta sebagai berikut:
1. Secara sosial, wilayah pesisir dihuni tidak kurang dari 110 juta jiwa atau 60% dari penduduk
Indonesia yang bertempat tinggal dalam radius 50 km dari garis pantai. Dapat dikatakan
bahwa wilayah ini merupakan cikal bakal perkembangan urbanisasi Indonesia pada masa
yang akan datang.
2. Secara administratif, kurang lebih 42 Daerah Kota dan 181 Daerah Kabupaten berada di
kawasan pesisir, dimana dengan adanya otonomi daerah masing-masing daerah otonom
tersebut memiliki kewenangan yang lebih luas dalam hal pengelolaan dan pemanfaatan
wilayah pesisir.
3. Secara fisik, terdapat pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi yang tersebar mulai dari Sabang
hingga Jayapura, dimana didalamnya terkandung berbagai asset sosial dan ekonomi yang
memiliki nilai ekonomi dan finansial yang sangat besar.
4. Secara ekonomi, hasil sumber daya pesisir telah memberikan kontribusi terhadap
pembentukan PDB Nasional sebesar 24% pada tahun 1989. Selain itu pada wilayah ini juga
terdapat berbagai potensi yang pada saat ini belum dikembangkan secara optimal, antara lain
potensi perikanan yang saat ini baru sekitar 58,5% dari potensi lestarinya yang
termanfaatkan.
5. Wilayah pesisir di Indonesia memiliki peluang untuk menjadi produsen sekaligus sebagai
simpul transportasi laut di wilayah Asia Pasifik. Hal ini menggambarkan peluang untuk
meningkatkan pemasaran produk-produk industri Indonesia yang tumbuh cepat dengan
prosentase 4-9 %.
6. Wilayah pesisir juga kaya akan sumber daya pesisir dan lautan yang potensial dikembangkan
lebih lanjut, yaitu meliputi: pertambangan dengan diketahuinya 60% cekungan minyak;
perikanan dengan potensi 6,7 juta ton/tahun yang tersebar pada 9 dari 17 titik penangkapan
I-1

ikan di dunia; pariwisata bahari; keanekaragaman hayati yang sangat tinggi sebagai daya
tarik bagi pengembanagn kegiatan ecotourism.
7. Secara biofisik, wilayah pesisir di Indonesia merupakan pusat biodiversitas laut tropis dunia
karena hampir 30% hutan bakau dan terumbu karang dunia terdapat di Indonesia.
8. Secara politik dan hankam, wilayah peissir merupakan kawasan perbatasan antar negara
maupun antar daerah yang sensitif dan memiliki implikasi terhadap pertahanan dan keamanan
NKRI.
Berdasarkan keunikan dari karakteristik wilayah pesisir tersebut dapat disimpulkan bahwa
wilayah pesisir merupakan wilayah yang lebih cepat berkembang, baik dalam tingkat perekonomian
maupun tingkat populasinya. Seperti kota-kota di wilayah daratan, dengan ciri-ciri adanya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan beragam aktivitas perekonomian, tingkat populasi yang
tinggi dan heterogen, di wilayah pesisir pun juga terdapat kota pesisir.
Definisi kota pesisir sendiri yaitu kawasan perkotaan yang berada di tepi air, yang memiliki
karakteristik open access dan juga multifungsi, namun sangat rentan terhadap kerusakan dan
perusakan (Rahmat, 2011). Keberadaaanya di tepi air tersebut membuat kota pesisir memiliki
pengaruh langsung dan tidak langsung dari darat dan laut. Dengan demikian keseimbangan kota
pesisir akan sangat dipengaruhi oleh proses lingkungan pesisirnya sendiri. Sebagai kota yang berada
di tepi air, kota pesisir memiliki karakteristik unik yang berbeda dengan kota-kota yang berbasis pada
wilayah daratan. Sumber daya alam di wilayah pesisir dan lautan bersifat dinamis serta sifat
kepemilikan laut yang merupakan aset umum. Hal-hal inilah yang menyebabkan kota pesisir
dimanfaatkan untuk bergam aktivitas yang kemudian menciptakan fungsi yang beraneka ragam. Kota
pesisir juga merupakan kawasan yang strategis dengan berbagai keunggulan komparatif dan
kompetitif yang dimilikinya sehingga berpotensi menjadi penggerak pengembangan wilayah nasional.
Bahkan secara historis menunjukkan bahwa wilayah pesisir ini telah berfungsi sebagai pusat kegiatan
masyarakat karena berbagai keunggulan fisik dan geografis yang dimilikinya.
Dalam buku Pembangunan Kelautan dan Kewilayahan (Rahardja Hadi Sasmita, 2006)
menyebutkan beberapa hal terkait dengan Kota Pesisir diantarnya membahas mengenai ekologi,
ekonomi dan kegiatan usaha, pusat pelayanan dan yang terakhir membahas mengenai transportasi.
Indonesia sendiri sebagai negara kepulauan memiliki lebih dari 150 Kota Pesisir yang berada di
sepanjang garis pantainya, yang merupakan garis pantai terpanjang di dunia. Salah satu kawasan
pesisir yang ada di Indonesia adalah Bali, berdasarkan relief dan topografinya, di tengah-tengah pulau
Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut
terdapat gugusan gunung berapi. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan daerah Bali secara

I-2

geografis menjadi dua bagian yaitu Bali Utara dan Bali Selatan. Keberadaan kawasan Sarbagita yang
berada di wilayah Bali selatan sebagai kawasan strategis, menjadikan kawasan pesisir ini harus
mendapatkan perhatian lebih baik dari sisi pengembangan maupun lingkungan.
Bali selatan sebagai salah satu kawasan pesisir potensial yang ada di Bali terutama dilihat
dari sektor pariwisata, kini telah didukung dengan adanya pengembangan sistem transportasi sebagai
salah satu kemudahan aksesibilitas. Salah satu akses transportasi yang menghubungkan kawasan
pesisir ini adalah jalan tol Bali Mandara yang menghubungkan tiga titik yaitu Bandar Udara Ngurah
Rai-Pelabuhan Benoa-Nusa Dua. Jalan tol laut ini dibangun 3 m di atas permukaan laut teluk Benoa
dengan panjang 12,7 km. Jalan tol ini dibangun dengan tujuan untuk membuka akses yang lebih luas
ke bandara Ngurah Rai, menunjang peran pelabuhan Tanjung Benoa, memperkuat hubungan antara
kota Denpasar dan kota lainnya, serta meningkatkan produktivitas sektor pariwisata di Bali. Namun di
sisi lain, adanya pembangunan jalan tol dan peningkatan produktivitas sektor pariwisata yang terjadi
mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan yaitu berupa kerusakan ekosistem mangrove dan
terumbu karang di sekitar Teluk Benoa, Pantai Tanjung Benoa dan Pantai Sanur. Kontroversi ini
ditambah dengan adanya isu reklamasi yang akan dilakukan di Pulau Pudut. Hal tersebut menjadi
pertentangan antara pihak pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat sekitar, karena dampak yang
dihasilkan oleh reklamasi tidak hanya berupa peningkatan aktivitas ekonomi, tetapi juga
mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan.
Pengembangan sektor-sektor pembangunan dalam suatu kawasan akan saling memberi
pengaruh dan dampak, terutama di kawasan pesisir yang memiliki potensi yang sangat besar dengan
adanya sumberdaya pesisir dan lautan yang potensial, memiliki peluang untuk menjadi produsen
sekaligus simpul transportasi laut di wilayah Asia Pasifik, dan merupakan cikal bakal perkembangan
urbanisasi di Indonesia pada masa yang akan datang. Berdasarkan pernyataan hal tersebut dan
isu/fenomena yang terjadi di kawasan pesisir Bali Selatan, maka perlu dilakukan kajian perencanaan
kawasan pesisir terpadu, dimana terjadi keseimbangan pengembangan ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada dengan dukungan berbagai infrastruktur, dengan tetap
mempertahankan kualitas lingkungan serta mendukung kebutuhan aktivitas masayarakat di kawasan
pesisir.
1.2 TUJUAN
Tujuan dilakukannya kegiatan anjang karya ini adalah untuk mempelajari kasus nyata
pengembangan Kota Pesisir di wilayah Bali Selatan, guna memperluas ilmu, wawasan dan
pengalaman empirik serta mendukung proses pembelajaran pada program studi Perencanaan
Wilayah dan Kota.
I-3

1.3 SASARAN
Adapun sasaran yang akan dicapai dari kegiatan ini antaralain:
a) Mengetahui visi, misi dan konsep perencanaan kota pesisir di wilayah Bali Selatan
b) Mengetahui aplikasi perencanaan kota pesisir di Bali dilihat dari aspek ekologi, kegiatan
usaha, sistem transportasi, dan pusat pelayanan.
c) Mengidentifikasi kendala dan dampak yang terjadi dalam proses implementasi
pembangunan kota pesisir di Bali dari aspek ekologi, kegiatan usaha, sistem transportasi, dan
pusat pelayanan.
1.4 DASAR KEGIATAN
Dasar pelaksanaan kegiatan anjang karya adalah kurikulum dan silabus perkuliahan Kuliah
Kerja Lapangan, Program studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Sebelas Maret.
1.5 BENTUK KEGIATAN
Kegiatan yang akan dilakukan selama anjang karya, ditentukan berdasarkan lingkup
bahasan yang telah ditentukan sebelumnya, dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel Matriks Keterkaitan Topik, Obyek Kegiatan, dan Tujuan
Topik

Bahasan

Data

Potensi
kawasan
pesisir

Sumber daya
alam kawasan
pesisir
Sumber daya
buatan kawasan
pesisir

Upaya
konservasi
kawasan
pesisir

Lingkungan
pesisir yang
ditetapkan
sebagai kawasan
konservasi
Program terkait
konservasi
kawasan pesisir
Macam aktivitas
yang
dikembangkan
pemerintah,
swasta, dan
masyarakat
disekitar pesisir

Ekologi

Pemanfaatan
kawasan
pesisir

Ancaman

Kerusakan alam

Objek Kegiatan
(Lokasi)
BAPPEDA (BLH)
WALHI
Lokasi
pengamatan
(Pantai Tanjung
Benoa, Pantai
Sanur, Pulau
Serangan)
BAPPEDA (BLH)

BAPPEDA (BLH)
Lokasi
pengamatan
(Pantai Tanjung
Benoa, Pantai
Sanur, Pulau
Serangan, Pantai
Kuta)
BAPPEDA (BLH)

Outcome
Bermacam potensi
kawasan pesisir

Upaya
konservasi/perlindunga
n yang telah dilakukan
bagi kawasan pesisir

Jenis-jenis pemanfaatan
dan pengembangan
yang dilakukan di
kawasan pesisir

Penyebab dan upaya

I-4

Topik

Bahasan
kerusakan
alam

(ekosistem) yang
terjadi
Penyebab
kerusakan
Upaya
penanganan
kerusakan

Komunitas
pemerhati
lingkungan

Komunitas
pemerhati
lingkungan
Kegiatan
komunitas
Pola kegiatan
ekonomi
Produksi
perikanan
Kebijakan
insentif
pemerintah
Industri
pengolahan ikan
Distribusi
perikanan dan
hasil laut
Pengelolaan hasil
pertanian laut
Pola pengelolaan
berbasis
komunitas
Jumlah nelayan
Kuantitas ekspor
impor
(Jenis, jumlah,
tujuan, dan asal
barang)
Rencana
pengembangan
pariwisata
Jumlah dan
sebaran sarpras
penunjang
pariwisata
Jenis wisata
Jumlah
pengunjung
obyek wisata
PAD sektor
pariwisata
Latar belakang
pembangunan
sarana
transportasi

Kegiatan usaha
masyarakat

Pengelolaan
kegiatan
ekonomi

Komunitas
kegiatan usaha
Ekonomi
Kegiatan
Usaha

Perdagangan
dan jasa

Ekonomi
pariwisata

Transportasi

Data

Perencanaan
transportasi

Objek Kegiatan
(Lokasi)
WALHI
Lokasi
pengamatan
(Pantai Tanjung
Benoa, Pantai
Sanur, Pulau
Serangan, Tol
Laut, Pantai Kuta)
BAPPEDA
(BLH)
WALHI

Outcome
penanganan terhadap
kerusakan yang
sedang/akan terjadi

Peran komunitas dalam


pelestarian ekosistem
pesisir

Pantai
Kedonganan

Corak dan pola kegiatan


ekonomi masyarakat
pesisir

BAPPEDA (Dinas
kelautan dan
perikanan)

Proses pengolahan hasil


kelautan dan dukungan
kebijakan bagi
pengembangan
ekonomi pesisir

Pantai
Kedonganan

Peran komunitas dalam


pengembangan usaha

Pantai Tanjung
Benoa

Aktivitas perdagangan
dan jasa serta distribusi
produk di kawasan
pesisir

BAPPEDA
Pantai Kuta

Peran pariwisata dalam


pengembangan
ekonomi pesisir serta
perkembangan aktivitas
pariwisata

BAPPEDA
(Dishub, PT.
Jasamarga Bali
Tol)

Mengetahui peran
sistem transportasi
dalam pengembangan
kawasan pesisir

I-5

Topik

Bahasan

Pengelolaan
dan
maintanance

Aksesibilitas

Fungsi
kawasan
Permukiman
dan aktivitas
Pusat
Pelayanan

Data
(jalan tol laut dan
pelabuhan)
Master plan
pelabuhan dan
jalan tol laut
Mekanisme
pengelolaan dan
instansi
pengelola
Upaya
penanganan
dampak terhadap
lingkungan
sekitar
Jalan/jalur
menuju wisata
pantai kuta dan
wisata
disekitarnya
Sarana dan moda
transportasi
Permasalahan
transportasi dan
solusinya
Macam aktivitas
yang ada di
kawasan pesisir
Karakteristik
permukiman
Sarana prasarana
penunjang
permukiman
kawasan pesisir

Objek Kegiatan
(Lokasi)
PT. Pelindo III

Outcome

BAPPEDA
(Dishub, PT.
Jasamarga Bali
Tol)
Pelabuhan Benoa
(PT. Pelindo III)
Tol Laut Bali
Mandara

Mekanisme pengelolaan
sarana transportasi dan
upaya penanganan
dampak terhadap
lingkungan sekitar

Pantai Kuta

Aksesibilitas sebuah
kawaasan

Kawasan Sanur
(permukiman,
perdagangan jasa,
pariwisata,
kelautan)
Pulau Serangan
(permukiman,
perdagangan jasa,
pariwisata,
kelautan)
Pantai Kuta
Pantai
Kedonganan
( Perdagangan dan
Jasa, kelautan)

Peran objek sebagai


pusat pelayanan di
kawasan pesisir.

I-6

1.6 RENCANA ANGGARAN BIAYA

RENCANA ANGGARAN BIAYA


Pemasukan
No

Sumber Dana

Jumlah (Rp)

1.

Iuran Peserta

950.000

2.

Kas Peserta KKL

660.000

Banyaknya
23

Total (Rp)
21.850.000
660.000

Jumlah

22.510.000

Pengeluaran
No

Pengeluaran

Jumlah (Rp)

Banyaknya

Total (Rp)

Akomodasi
1.

Survey awal

400.000

800.000

2.

Travel + Penginapan + Konsumsi

900.000

23

20.700.000

Kesekretariatan
3.

Pembuatan Proposal dan Surat

4..

Vendel

100.000
50.000

100.000
3

150.000

Produk KKL
5.

Dokumen + Poster

400.000

400.000

Perlengkapan
6.

P3K

100.000

100.000

7.

Dana Tak Terduga

260.000

260.000
Jumlah

22.510.000

I-7

1.7 PESERTA KEGIATAN

PESERTA KEGIATAN KKL


No.

Nama Mahasiswa

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14..
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP


Ir.Soedwiwahjono, MT
Alfariani Pratiwi
Ardhina Kusuma W.
Avista Wahyuningtyas
Fimalananda Afriliasari
Ibnu Ahmad
Istianna Miftakhurrohmah
Larasati
Lestari Hidayati M.
Lintang Praharyaning S.
Maida Sinta M.
Muhamad Juliarachman
Muhammad Iqbal S.
Nisa Hanyfah A.
Nur Diana Widyastuti
Patrani Victorya T.
Reza Eka Putri D.
Riswandha Risang A.
Salindri Kusumawati
Sayyidah Azizah R.
Tendra Istanabi
Tia Anindya W.
Yohanita Pudyas S.
Yurdhi Mahalina F. N.

NIM
Pembimbing
Pembimbing
I0611001
I0611002
I0611003
I0611006
I0611007
I0611009
I0611010
I0611011
I0611012
I0611013
I0611014
I0611015
I0611016
I0611017
I0611018
I0611020
I0611021
I0611022
I0611023
I0611024
I0611025
I0611026
I0611027

I-8

1.8 SUSUNAN PANITIA

SUSUNAN KEPANITIAAN
Pelindung

: Dr.Ir.Mohammad Muqoffa, MT

Penanggung Jawab

: Ir. Galing Yudana, MT

Dosen Pembimbing

: Ir. Rizon Pamardhi Utomo, MURP


Ir.Soedwiwahjono, MT

PANITIA INTI :
Ketua

: Muhamad Iqbal S

(I0611015)

Sekretaris

: Nisa Hanyfah Al Latief

(I0611016)

: Lestari Hidayati M

(I0611011)

: Ardhina Kusuma W

(I0611002)

Bendahara

: Salindri Kusumawati (I0611022)


Penanggungjawab SIE :
1.

Sie Materi

: Alfariani Pratiwi

(I0611001)

: Fimalanda Afriliasari

(I0611006)

: Nur Diana Widyastuti


: Patrani Victorya

2.

Sie Acara

(I0611017)
(I0611018)

: Sayyidah Azizah Robani

(I0611023)

: Tia Anindya Wati

(I0611025)

: Avista Wahyumingtyas (I0611003)


: Riswandha Risang Aji
: Yurdhi Mahalina F. N.

3.

Sie Humas

: Istianna Miftakhurrohmah
: Maida Shinta M

4.

5.

Sie Dokumentasi

Sie Perlengkapan

(I0611021)
(I0611027)
(I0611009)
(I0611014)

: Yohanita Pudyas S.

(I0611026)

: Ibnu Ahmad

(I0611007)

: Larasati

(I0611010)

: Lintang Praharyaning S.

(I0611012)

: M. Juliarachman

(I0611013)

: Reza Eka Putri

(I0611019)

: Tendra Istanabi

(I0611024)

I-9

1.9 JADWAL ACARA


JADWAL ACARA KEGIATAN
Hari/Tanggal
Senin,
17 November
2014

Selasa,
18 November
2014
Rabu,
19 November
2014

Waktu

Kegiatan

09.00 WIB

Persiapan Pemberangkatan

10.00 WIB

Berangkat

05.00 07.00 WITA

Istirahat, Makan dan MCK disertai


briefing di Rest Area Tanah Lot

07.00 08.00 WITA


08.00 10.00 WITA

Perjalanan Objek I
Kunjungan I disertai Diskusi
Tujuan : TOL+ Pelabuhan

10.00 13.00 WITA

Kunjungan II disertai diskusi


Tujuan : Tanjung Benoa

13.00 14.00 WITA

Perjalanan Objek III

14.00 17.00 WITA

Kunjungan III disertai diskusi


Tujuan : Penangkapan Ikan Pantai
Kedonganan
Perjalanan ke Penginapan
ISHOMA
Evaluasi 1 (diskusi dosen-mahasiswa) +

17.00 -18.00 WITA


18.00 19.30 WITA
19.30 21.00 WITA

Detail kegiatan

PJ

Briefing sebelum pemberangkatan

Iqbal
Sie Acara

Perwakilan penanggungjawab lokasi Tol


dan Pelabuhan, dan tanjung benoa
menjelaskan teknis kegiatan

Sie Acara

Tol : Observasi dilakukan saat mulai


masuk gerbang tol, diskusi dilakukan
setelah kunjungan ke pelabuhan
Pelabuhan : Observasi mengenai sarana
prasarana penunjang pelabuhan tiap zona,
serta mengunjungi kantor pengelola
pelabuhan untuk diskusi
Diskusi di kantor komunitas mangrove
dilanjutkan observasi dan wawancara
masyarakat terkait abrasi ke Pulau Pudut.
Peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk
observasi
Perwakilan penanggungjawab lokasi
Penangkapan Ikan Pantai Kedonganan
menjelaskan teknis kegiatan
Observasi dan wawancara. Peserta dibagi
menjadi 3 kelompok ke tiap zona
pariwisata, perikanan, dan koperasi usaha

Tia, Avista (Tol)


Nisa, Yohanita,
Yurdhi (Pelabuhan)

Fimalananda,
Istianna, Tendra

Sie Acara

Larasati, Iqbal,
Patrani
Sie Acara

I-10

Hari/Tanggal

Waktu
21.00 WITA
05.00 06.00 WITA
06.00 07.00 WITA
07.00 07.30 WITA
07.30 11.00 WITA
11.00 12.30 WITA
12.30 13.30 WITA

Kamis,
20 November
2014

Kegiatan
briefing untuk hari berikutnya
Istirahat
Persiapan
Makan pagi disertai briefing
Perjalanan Bappeda
Kunjungan IV disertasi diskusi
Tujuan : Bappeda Provinsi Bali
ISHOMA
Perjalanan ke Sanur

13.30 15.30 WITA

Kunjungan V disertasi diskusi


Tujuan : Pantai Sanur

15.30 16.00 WITA

Perjalanan Pulau Serangan

16.00 18.00 WITA

Kunjungan VI disertai diskusi dengan


WALHI
Tujuan : Pulau Serangan

18.00 19.00 WITA


19.00 20.00 WITA
20.00 22.00 WITA
22.00 WITA
05.00 06.00 WITA

Perjalanan ke Penginapan
ISHOMA
Evaluasi 2 (diskusi dosen-mahasiswa)
Istirahat
Persiapan

06.00 07.00 WITA


07.00 08.30 WITA

Makan pagi disertai briefing


Perjalanan ke Universitas Hindu

Detail kegiatan

Persiapan segala sesuatu di Bappeda,


presentasi, instrumen survey
Paparan pihak Bappeda dan mahasiswa
dilanjutkan dengan diskusi
Perwakilan penanggungjawab lokasi
Pantai Sanur menjelaskan teknis kegiatan
Pantai Padanggalak : Observasi
Kelurahan Sanur Kaja : Wawancara
Peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk
wawancara dan observasi
Pantai Matahari Terbit : Observasi
Perwakilan penanggungjawab lokasi
Pulau Serangan menjelaskan teknis
kegiatan
Konservasi penyu : Observasi dan
wawancara terkait dengan pengembangan
penyu
Diskusi dengan WALHI terkait dengan
isu reklamasi

Persiapan segala sesuatu di Bappeda di


UNHI, presentasi, instrumen survey

PJ

Sie Acara
Seluruh peserta

Sie Acara
Maida, Reza, Diana,
Ardhina

Sie Acara

Alfa, Lestari,
Salindri, Riswan

Seluruh Peserta

I-11

Hari/Tanggal

Waktu
08.30 11.00 WITA
11.00 14.00
14.00 15.00 WITA
15.00 17.30 WITA
17.30 WITA

Kegiatan
Kunjungan VII disertai diskusi
Tujuan : Universitas Hindu
ISHOMA + Pasar Sukawati
Perjalanan ke Pantai Kuta
Kunjungan VIII disertai diskusi
Tujuan : Pantai Kuta
Perjalanan Pulang

Detail kegiatan

PJ

Paparan pihak UNHI dan diskusi+sharing

Sie Acara

Perwakilan penanggungjawab lokasi


Pantai Kuta menjelaskan teknis kegiatan
Observasi dan wawancara. Peserta dibagi
menjadi 3 kelompok dan menyebar

Rahman, Lintang,
Sayyidah, Ibnu

I-12

Anda mungkin juga menyukai