Anda di halaman 1dari 4

BUDAYA MARITIM INDONESIA

Wilayah Indonesia sebagai negara bahari atau kepulauan terbagi menjadi dua, yaitu
daratan dan lautan. Luas lautan Indonesia menurut Kemendagri yaitu 3.544.743,900 km 2 dan
luas daratan yaitu 1.910.931,320 km2 . Berdasarkan angka tersebut diketahui bahwa proporsi
wilayah perairan Indonesia terhadap luas total NKRI yaitu 64,97%. Berdasarkan Pasal 3 UU
No.6/1996 tentang Perairan Indonesia, perairan Indonesia menacakup: (1) Laut Teritorial
Indonesia adalah jalur laur selebar 12 mil laut diukur dari garis pangkal kepulauan Indonesia;
(2) Perairan Kepulauan, adalah semua perairan yang terletak pada sisi dalam garis pangkal
lurus kepulauan tanpa memperhatikan kedalaman dan harak dari pantai; dan (3) Perairan
Pedalaman, adalah semua perairan yang terletak pada sisi darat dari garis air rendah dari
pantai-pantai Indonesia, termasuk didalamnya semua bagian dari perairan yang terletak pada
sisi darat pada suatu garis penutup.
Besarnya sumber daya perairan membuat Indonesia dapat disebut juga sebagai negara
maritim. Negara maritim adalah negara yang berada dalam wilayah perairan atau laut yang
sangat luas. Indonesia sebagai negara maritim seharusnya mengedepankan pemanfaatan
sumber daya alam di wilayah laut untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat karena sumber
daya laut Indonesia sangatlah besar.
Perairan Indonesia memiliki banyak potensi yang belum dieksplorasi secara optimal,
bahkan sebagian besar belum diketahui potensi sebenarnya. Potensi-potensi tersebut
mencakup potensi pariwisata, perikanan, tambak, dan sebagainya. Eksplorasi dan
pengembangan potensi tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan ekonomi Indonesia dan
masyarakat disekitarnya, terutama didaerah pesisir dan perbatasan Indonesia yang kurang
mendapat perhatian dari pemerintah Indonesia.
Sebagian besar wilayah perbatasan di Indonesia masih merupakan derah tertinggal
dengan sarana dan prasarana yang sangat terbatas. Kurangnya fasilitas transportasi yang
memadai untuk menjangkau daerah-daerah pinggiran tersebut membuat pembangunan di
daerah tersebut minim. Sebagian besar daerah perbatasan hanya dapat diakses menggunakan
transportasi-transportasi kecil yang terbatas seperti perahu atau perlu melewati perjalanan
yang cukup jauh dengan akses jalan yang buruk.
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan di daerah perbatasan juga
mengakibatkan adanya kesenjangan sosial ekonomi antara masyarakat di daerah perbatasan

dengan negara tetangga. Meskipun telah terdapat pintu-pintu resmi dibeberapa titik, namun
karena minimnya infrastruktur dan saranan transportasi menjadi salah satu faktor pemicu
naiknya harga barang. Oleh karena itu,

masyarakat lebih memilih menggukanan jalur

tradisional sehingga mengakibatkan adanya arus perdagangan dan orang melalui pintu yang
belum resmi, tingginya kegiatan-kegiatan ilegal di sekitar garis perbatasan seperti
pembalakan liat, penyelundupan barang, tenaga kerja ilegal, dan sebagainya. Pasokan dari
sentra-sentra produksi di Indonesia juga tidak mudah masuk karena persoalan transportasi
seperti di beberapa pulau yang tidak memiliki dermaga maka proses bongkar muat dilakukan
di tengah laut menggunakan kapal-kapal barang yang lebih kecil sehingga menambah biaya.
Selain itu, lemahnya pengawasan dan regulasi di wilayah pengelolaan perikanan Republik
Indonesia juga mengakibatkan oknum-oknum mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia
tanpa adanya usaha perbaikan yang seimbang, contohnya banyaknya illegal fishing oleh
kapal-kapal asing yang memiliki nilai kerugian yang cukup besar.
Dengan dilakukannya pembangunan di wilayah perbatasan, wilayah-wilayah tersebut
dapat menjadi pusat perekonomian yang mumpuni bukan hanya dalam lingkup nasional
tetapi juga internasional karena aksesnya yang lebih dekat negara tetangga dibandingkan
dengan pusat perekonomian Indonesia saat ini seperti Jakarta. Potensi sumber daya alamnya
yang cukup besar dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi jugadapat dikembangkan
menjadi daerah wisata alam (ekowisata) yang terdiri dari hutan produksi (konversi), hutan
lindung, taman nasional, danau alam, pantai, laut, dan sumber daya perikanan serta daerah
seperti makanan khas daerah setempat yang dapat diolah dan dijadikan oleh-oleh untuk turis.
Jika sumber daya tersebut tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi eksploitasi
pemanfaatan Sumber Daya Alam yang tidak terkendali dan berkelanjutan yang dapat
berakibat pada kerusakan alam baik oleh alam maupun sebagai akibat ulah manusia.
Pembangunan wilayah perbatasan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan misi
pembangunan nasional, terutama untuk menjamin keutuhan dan kedaulatan wilayah,
pertahanan keamanan nasional, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat di wilayah
perbatasan. Peningkatan kesejahteraan di daerah-daerah perbatasan dapet menjadikan daerah
tersebut sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga.
Untuk mencapai hal tersebut perlu dilakukannya pembangunan terutama di faktor
aksesibilitas. Mudahnya akses menuju daerah tersebut maka akan memunculkan aktivitasaktivitas didaerah tersebut terutama di faktor ekonomi. Dengan berkembangnya
perekonomian maka masyarakat juga akan menjadi semakin makmur dan sejahtera.

Dalam proses pengembangan potensi perairan itu sendiri perlu adanya integrasi antara
masyarakat, pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Pemerintah pusat sebagai badan
pengawas dan fasilitator bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menggerakkan
masyarakat sebagai pembangun potensi daerah. Pengembangan potensi daerah tersebut selain
memperhitungkan aspek bisnis dan peningkatan nilai tambah juga perlu memperhitungkan
kekuatan regulasi serta prinsip-prinsip ilmu pengetahuan untuk menyeimbangkan dan
menjaga ekosistem yang ada baik ekosistem darat maupun ekosistem laut.
Oleh karena itu, kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya ini memiliki manfaat yang sangat
besar. Selain untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air para pemuda Indonesia, para pemuda
yang sebagian besar masih pelajar dapat belajar dan memiliki motivasi untuk membangun
Indonesia dikemudian hari dengan melihat realita kehidupan dan potensi-potensi di daerahdaerah perbatasan Indonesia.

Indonesia adalah negara maritim.

Negara bahari adalah...


Disebut negara bahari karena...
Potensi dari laut...

Potensi industri makanan pengolahan bahan pangan hasil laut. Sebagian besar nelayan
kurang mendapat perhatian seperti
Potensi wisata...
Potensi dalam laut..
Banyak terjadi kerusakan..

Wilayah perbatasan perlu lebih diperhatikan..


Kekurangan yg terdapat di daerah perbatasan..

Akibat tidak diperhatikan..


Apa yang bisa dikembangkan...

Anda mungkin juga menyukai