Nim : 20B505031047
Kelas : S1 MTL 3C
Matkul : Bahasa Indonesia
PAPER
transportasi laut.
Sebagai acuan transportasi laut dapat memenuhi regulasi yang berlaku
internasional ataupun yang ditetapkan didalam negeri. Menghindari terjadinya
human error dikarenakan kurangnya pengawasan juga menjadi faktor utama
dalam pemenuhan keselamatan kerja.
Harus diakui bahwa jumlah armada kapal nasional memang masih jauh dari
kebutuhan tetapi ini tidak berarti bahwa transportasi laut harus dipaksakan.
Dengan mengirim barang diatas batas muatan kapal dengan alasan mengejar
keuntungan tentu sangat dilarang. Tetapi hal ini bukan sepenuhnya menjadi
kesalahan perusahaan pelayaran. Pemerintah juga harus turut andil dalam
mengatasi hal ini.
Dengan memberikan kemudahan birokrasi dan pelayanan kredit murah kepada
perusahaan pelayaran akan mempermudah perusahaan untuk memperbaharui
armada dan juga meningkatkan perawatan dan pelayanan transportasi laut.
Pengawasan dan pemberian kemudahan birokrasi akan menjamin
meningkatkan mutu manajemen transportasi laut. Mengingat transportasi laut
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pemasukan kas negara dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ribuan pulau yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dihuni oleh penduduk
yang beragam suku, agama, ras maupun bahasa, perlu dijembatani dengan
infrastruktur konektivitas yang memadai. Transportasi laut selain menjadi
simpul konektivitas antar pulau juga merupakan penghubung serta menjadi
urat nadi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di seluruh pelosok
Indonesia. Seperti yang sudah disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia
saat pidato Sidang Tahunan dan Sidang Bersama MPR/DPR pada tanggal 14
Agustus lalu, dalam situasi krisis akibat pandemi ini pemerintah harus terus
bergerak membuat terobosan untuk menciptakan lompatan kemajuan. Begitu
juga halnya dengan sektor transportasi khususya di sub sektor Laut. Beberapa
pembangunan infrastruktur transportasi laut terus berjalan dengan tetap
mengedepankan protokol kesehatan, seperti penyelesaian pembangunan
Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, Pelabuhan Kijing yang terletak di
Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat, dan Pelabuhan Gilimas Lombok.
Transportasi laut memiliki peran yang sangat penting bagi negara kepulauan.
Indonesia yang memiliki 17.000 pulau dan disatukan lautan yang luas,
transportasi laut menjadi " Urat Nadi" bagi perekonomian Indonesia.
Mengingat sangat vitalnya transportasi bagi perekonomian, maka transpotasi
laut harus dikembangkan dengan baik dan benar untuk menunjang
pertumbuhan perekonomian. tantangan pembangunan transportasi sangat
kompleks termasuk transportasi laut sebagai dampak perkembangan ekonomi
global dalam beberapa tahun terakhir. Karena itu, pembangunan transportasi
laut tidak boleh hanya berorientasi pada skala nasional saja, namun juga harus
berorientasi pada skala regional dan internasional.
Indonesia saat ini memiliki 2.392 pelauhan resmi dan lebih banyak lagi
pelabuhan tidak resmi. " Setiap 40 kilo meter panjang terdapat satu pelabuhan.
Hal itu sah - sah saja karena memang Indonesia merupakan negara kepulauan,
Untuk mengantisipasi tantangan transportasi laut yang cukup berat,
Wamenhub berpesan kepada peserta Raker sebagai aparatur Kementerian
Perhubungan dituntut untuk mampu beradaptasi dan melakukan perubahan ke
arah yang lebih. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan
70 persen luas wilayahnya adalah lautan tentunya sangat bergantung dengan
kebijakan transportasi laut selain penghubung antar pulau di Indonesia juga
mendukung logistik dan perekonomian nasional.
Adapun arah kebijakan transportasi laut ke depan telah tertuang dalam rencana
strategi tahun 2020-2024, antara lain perwujudan logistik maritim di dalam
negeri, peningkatan konektivitas terhadap jaringan pelayaran internasional,
pengembangan pelabuhan hub internasional dan pelabuhan pendukung tol laut,
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana keselamatan, peningkatan
compliance terhadap standar/regulasi internasional, peningkatan keterpaduan
antarmoda dan antar wilayah, peningkatan teknogi informasi, pemanfaatan
pembiayaan alternatif, peningkatan kualitas keselamatan dan pelayanan publik
di pelabuhan, dan yang terakhir revitalisasi kelembagaan.
Transportasi laut bagi bangsa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting
untuk pertumbuhan ekonomi, aktivitas warga negara, interaksi perdagangan
nasional dan internasional, pendistribusian barang dan komoditi, mobilisasi
warga, pemerataan pembangunan, dan banyak lagi. Kapal Sebagai
simpul bangsa dari luas laut yang diperkirakan sekitar 5,9 juta kilometer
persegi dan sekitar 17,000 pulau. Selain daripada itu posisi Indonesia yang
secara geografis sangat strategis untuk memberdayakan transportasi laut, karena
letaknya yang diapit oleh dua benua dan samudera, membuat wilayah laut
Indonesia menjadi pelintasan kapal-kapal dagang dunia. Seratus tahun yang lalu
bangsa asing telah berdatangan, seperti protugis dan Belanda. Hingga kini
ribuan kapal tiap tahun melitasi wilayah Indonesia sepertI selat Malaka yang
lintasi sekitar 200-300 kapal setiap bulan.
Peluang dan tantangan ini belum dapat dikuasai bangsa Indonesi. Karakteristik
transportasi yang high cosh, high risk, high techno, barangkali yang menjadi
dasar permasalahan bangsa Indonesia. Ratusan kapal yang berniaga wilayah
perairan nusantara merupakan kapal carter (sewa) dari negara lain dan
kebanyakan perusahaan pelayaran tidak memiliki kapal satupun. Lebih
daripada itu kapal-kapal banyak yang sudah tua dan berusia lebih dari 15 tahun.
Keadaan ini sungguh kurang menguntung dari sisi ekonomi. Operasional kapal
dan muatan, tentu membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Ini jelas mengurangi
keuntungan perusahaan dan kemampuan bersaing dengan kapal-kapal asing
lainnya.
B. Sikap Pemerintah
Ketua ikatan perusahaan industri kapal nasional (Iperindo), yakin upaya itu
dapat meningkatkan kebutuhan pasar terhadap kapal buatan Indonesia secara
signifikan. Sementara itu, sekjen DPP Indonesia National Shipowner
Association (INSA) menyebutkan terjadi peningkatan jumlah kapal domestik
yang beroperasi, pada tahun 2005 hanya 6400 kapal dan telah terjadi
peningkatan menjadi 8387 kapal pada tahun 2009.(antaranews.com)
Pembinaan lain terhadap kapal oleh pemerintah adalah dengan melakukan audit
kapal atas keamanan dan pemerintah juga menyiapkan pusat data nasional
(server) untuk mendukung implementasi dari system informasi kapal atau Long
Range Identifikasion Tracking (LRIT) yang diwajibkan bagi kapal yang akan
berlayar ke luar negeri. Untuk hal ini pemerintah menyerahkan kepada auditor
independen yang ditetapkan oleh IMO. Sistem informasi yang menyedikan data
tentang identitas, lokasi, tanggal dan posisi kapal ini mutlak diterapkan bagi
kapal yang akan berlayar ke luar negeri.
Dari peralihan ini maka pemerintah dapat langsung melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap kegiatan pelabuhan, baik kinerja maupun pungutan jasa
yang dikenakan kepada stakeholder. Pengaturan ini jelas menguntungkan ke dua
belah pihak yakni pihak kapal dan pihak pelabuhan.