Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putri Adillah

Nim : 20B505031047
Kelas : S1 MTL 3C
Matkul : Bahasa Indonesia

PAPER

Manajemen transportasi laut sederhana yaitu bagaimana pengiriman barang


dapat terlaksana dengan baik dan pengangkutan barang tersebut juga diatur
dengan baik. Diatur mulai dari tempat pengiriman barang, pengangkutan dan
juga pergudangan. Pengiriman barang melalui kapal harus memperhatikan
besarnya muatan dan pemenuhan muatan agar biaya pengiriman tidak
membengkak dan menghindarai kecelakaan

transportasi laut.
Sebagai acuan transportasi laut dapat memenuhi regulasi yang berlaku
internasional ataupun yang ditetapkan didalam negeri. Menghindari terjadinya
human error dikarenakan kurangnya pengawasan juga menjadi faktor utama
dalam pemenuhan keselamatan kerja.
Harus diakui bahwa jumlah armada kapal nasional memang masih jauh dari
kebutuhan tetapi ini tidak berarti bahwa transportasi laut harus dipaksakan.
Dengan mengirim barang diatas batas muatan kapal dengan alasan mengejar
keuntungan tentu sangat dilarang. Tetapi hal ini bukan sepenuhnya menjadi
kesalahan perusahaan pelayaran. Pemerintah juga harus turut andil dalam
mengatasi hal ini.
Dengan memberikan kemudahan birokrasi dan pelayanan kredit murah kepada
perusahaan pelayaran akan mempermudah perusahaan untuk memperbaharui
armada dan juga meningkatkan perawatan dan pelayanan transportasi laut.
Pengawasan dan pemberian kemudahan birokrasi akan menjamin
meningkatkan mutu manajemen transportasi laut. Mengingat transportasi laut
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap pemasukan kas negara dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional


maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan
wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi.
Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memang amat
membutuhkan transportasi laut.
VALLEGA (2001) dalam perspektif geografis mengingatkan bahwa tantangan
globalisasi yang berkaitan dengan kelautan adalah transportasi laut, sistem
komunikasi, urbanisasi di wilayah pesisir, dan pariwisata bahari. Karena itu
diperlukan kebijakan kelautan (ocean policy) yang mengakomodasi transportasi
laut di sebuah negeri bahari.
Perkembangan transportasi laut di Indonesia sampai saat ini masih dikuasai oleh
pihak asing. Di bidang transportasi laut, Indonesia ternyata belum memiliki
armada kapal yang memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya.
Data tahun 2001 menunjukkan, kapasitas share armada nasional terhadap
angkutan luar negeri yang mencapai 345 juta ton hanya mencapai 5,6 persen.
Adapun share armada nasional terhadap angkutan dalam negeri yang mencapai
170 juta ton hanya mencapai 56,4 persen. Kondisi semacam ini tentu sangat
mengkhawatirkan terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas.
Transportasi laut memiliki peran yang strategis dalam mendukung
pembangunan nasional di segala bidang, termasuk untuk mempersatukan
Indonesia yang penuh dengan keberagaman, baik keberagaman agama, suku,
budaya, ras maupun bahasa. Selain itu transportasi laut juga menjadi
infrastruktur penting dalam rangka menggerakkan roda perekonomian
Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).

Ribuan pulau yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia dihuni oleh penduduk
yang beragam suku, agama, ras maupun bahasa, perlu dijembatani dengan
infrastruktur konektivitas yang memadai. Transportasi laut selain menjadi
simpul konektivitas antar pulau juga merupakan penghubung serta menjadi
urat nadi yang mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di seluruh pelosok
Indonesia. Seperti yang sudah disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia
saat pidato Sidang Tahunan dan Sidang Bersama MPR/DPR pada tanggal 14
Agustus lalu, dalam situasi krisis akibat pandemi ini pemerintah harus terus
bergerak membuat terobosan untuk menciptakan lompatan kemajuan. Begitu
juga halnya dengan sektor transportasi khususya di sub sektor Laut. Beberapa
pembangunan infrastruktur transportasi laut terus berjalan dengan tetap
mengedepankan protokol kesehatan, seperti penyelesaian pembangunan
Pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, Pelabuhan Kijing yang terletak di
Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat, dan Pelabuhan Gilimas Lombok.

Transportasi laut memiliki peran yang sangat penting bagi negara kepulauan.
Indonesia yang memiliki 17.000 pulau dan disatukan lautan yang luas,
transportasi laut menjadi " Urat Nadi" bagi perekonomian Indonesia.
Mengingat sangat vitalnya transportasi bagi perekonomian, maka transpotasi
laut harus dikembangkan dengan baik dan benar untuk menunjang
pertumbuhan perekonomian. tantangan pembangunan transportasi sangat
kompleks termasuk transportasi laut sebagai dampak perkembangan ekonomi
global dalam beberapa tahun terakhir. Karena itu, pembangunan transportasi
laut tidak boleh hanya berorientasi pada skala nasional saja, namun juga harus
berorientasi pada skala regional dan internasional.

Indonesia saat ini memiliki 2.392 pelauhan resmi dan lebih banyak lagi
pelabuhan tidak resmi. " Setiap 40 kilo meter panjang terdapat satu pelabuhan.
Hal itu sah - sah saja karena memang Indonesia merupakan negara kepulauan,
Untuk mengantisipasi tantangan transportasi laut yang cukup berat,
Wamenhub berpesan kepada peserta Raker sebagai aparatur Kementerian
Perhubungan dituntut untuk mampu beradaptasi dan melakukan perubahan ke
arah yang lebih. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan
70 persen luas wilayahnya adalah lautan tentunya sangat bergantung dengan
kebijakan transportasi laut selain penghubung antar pulau di Indonesia juga
mendukung logistik dan perekonomian nasional.

Adapun arah kebijakan transportasi laut ke depan telah tertuang dalam rencana
strategi tahun 2020-2024, antara lain perwujudan logistik maritim di dalam
negeri, peningkatan konektivitas terhadap jaringan pelayaran internasional,
pengembangan pelabuhan hub internasional dan pelabuhan pendukung tol laut,
pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana keselamatan, peningkatan
compliance terhadap standar/regulasi internasional, peningkatan keterpaduan
antarmoda dan antar wilayah, peningkatan teknogi informasi, pemanfaatan
pembiayaan alternatif, peningkatan kualitas keselamatan dan pelayanan publik
di pelabuhan, dan yang terakhir revitalisasi kelembagaan.

Transportasi laut bagi bangsa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting
untuk pertumbuhan ekonomi, aktivitas warga negara, interaksi perdagangan
nasional dan internasional, pendistribusian barang dan komoditi, mobilisasi
warga, pemerataan pembangunan, dan banyak lagi. Kapal Sebagai
simpul bangsa dari luas laut yang diperkirakan sekitar 5,9 juta kilometer
persegi dan sekitar 17,000 pulau. Selain daripada itu posisi Indonesia yang
secara geografis sangat strategis untuk memberdayakan transportasi laut, karena
letaknya yang diapit oleh dua benua dan samudera, membuat wilayah laut
Indonesia menjadi pelintasan kapal-kapal dagang dunia. Seratus tahun yang lalu
bangsa asing telah berdatangan, seperti protugis dan Belanda. Hingga kini
ribuan kapal tiap tahun melitasi wilayah Indonesia sepertI selat Malaka yang
lintasi sekitar 200-300 kapal setiap bulan.

Data Kementerian Perhubungan menyebutkan kebutuhan kapal baru dan bekas


untuk kepentingan angkutan batu bara di dalam negeri pada 2010 sebanyak 390
unit. Jumlah ini diproyeksikan untuk mengangkut batu bara sebesar 90 juta ton.
ke-390 unit kapal itu meliputi 10 unit tipe kapal coal carrier berukuran 60.000
ton (panamax), 13 unit tipe handymax dengan kapasitas masing-masing 45.000
ton, serta 367 unit tipe tug/barge (sea train).

Infrastruktur pelabuhan adalah elemen penting untuk mendukung kelancaran


transportasi laut. Pelabuhan bukan hanya tempat berlindung kapal dari fator
alam, lain daripada itu tempat kapal untuk mengisi bahan bakar, perbekalan,
muatan, dan lainnya. Oleh karena itu dalam memberi pelayanan tersebut
diperlukan penataan yang lebiih baik. Kapal yang singah tidak lagi kapal-kapal
ukuran kecil dan sedang, juga sudah harus dapat melayani kapal-kapal ukuran
besar.

Kebijakan pemerintah dalam mengatur dan memberi kemudahan transportasi


laut dan infrastrukturnya sangat menentukan efektif dan efisiennya pelaksanaan
transportasi laut nasional. Kebijakan yang ditetapkan oleh Kementrian
perhubungan ini terkait oleh visi pemerintah yakni menciptakan transportasi
nasional yang handal.

Peluang dan tantangan ini belum dapat dikuasai bangsa Indonesi. Karakteristik
transportasi yang high cosh, high risk, high techno, barangkali yang menjadi
dasar permasalahan bangsa Indonesia. Ratusan kapal yang berniaga wilayah
perairan nusantara merupakan kapal carter (sewa) dari negara lain dan
kebanyakan perusahaan pelayaran tidak memiliki kapal satupun. Lebih
daripada itu kapal-kapal banyak yang sudah tua dan berusia lebih dari 15 tahun.
Keadaan ini sungguh kurang menguntung dari sisi ekonomi. Operasional kapal
dan muatan, tentu membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Ini jelas mengurangi
keuntungan perusahaan dan kemampuan bersaing dengan kapal-kapal asing
lainnya.

Pemerintah memahami kondisi ini yang dapat menghambat pertumbuhan


industri pelayaran nasional dan dikhawatirkan semakin tersingkir dari pelayaran
asing. Dikeluarkannya Paket November (Paknov) yakni dengan penerapan asas
cabotage sebagaimana diamanatkan dalam Inpres No. 5 tahun 2005. Dan azas
cabotage oleh pemerintah adalah langkah untuk melindungi dan
mengembangkan industri pelayaran nasional. Namun usah ini masih belum
membuahkan hasil dan masih banyak kendala yang harus dihadapi.

B. Sikap Pemerintah

Pemerintah terus berusaha untuk memberdayakan transportasi laut seperti


dengan dikeluarkan berbagai kebijakan seperti dikeluarkannya Undang-
undang Pelayaran No 17. Di sini pemerintah lebih tegas lagi dalam
menerapkan asas cabotage dan mewajibkan setiap perusahaan pelayaran
memiliki kapal berbendera nasional pada tanggal 1 januari 2010, khususnya
untuk kapal angkutan batubara dan bahan bakar minyak. Penegasan azas
cabotage untuk angkutan laut dalam negeri adalah :
1) Angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh :
- Perusahaan angkutan laut nasional;
- Menggunakan kapal berbendera Indonesia
- Diawai oleh awak kapal Indonesia.
2) Kapal asing dilarang mengangkut penumpang dan/atau barang antar pulau
atau antar pelabuhan di wilayah perairan Indonesia.

Ketentuan di atas membuka kesempatan kepada industri pelayaran untuk


berkembang. Saat ini sejumlah perusahaan telah memesan kapal untuk
kepentingan angkutan dua komoditas tersebut. Produksi batu bara pada tahun
2006 mencapai 193 juta ton dan naik pada 2007 serta 232 juta ton pada 2008.
Sementara itu, terkait dengan penerapan asas cabotage pada 2010, Direktur
Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Pehubungan Laut Dephub menyebutkan,
perusahaan pelayaran nasional yang telah mengajukan permohonan izin
jumlahnya cukup banyak. Azas cabotange diyakini dapat meningkatkan
produksi kapal buatan Indonesia karena seluruh kapal yang berlayar di perairan
nasional harus berbendera Indonesia. Kesiapan itu, sebut dia, semisal
produktivitas PT PAL Indonesia yang tahun ini mampu membangun 18 kapal
dengan berbagai jenis kebutuhan dan nilainya mencapai US$220 juta.

Ketua ikatan perusahaan industri kapal nasional (Iperindo), yakin upaya itu
dapat meningkatkan kebutuhan pasar terhadap kapal buatan Indonesia secara
signifikan. Sementara itu, sekjen DPP Indonesia National Shipowner
Association (INSA) menyebutkan terjadi peningkatan jumlah kapal domestik
yang beroperasi, pada tahun 2005 hanya 6400 kapal dan telah terjadi
peningkatan menjadi 8387 kapal pada tahun 2009.(antaranews.com)

Pembinaan lain terhadap kapal oleh pemerintah adalah dengan melakukan audit
kapal atas keamanan dan pemerintah juga menyiapkan pusat data nasional
(server) untuk mendukung implementasi dari system informasi kapal atau Long
Range Identifikasion Tracking (LRIT) yang diwajibkan bagi kapal yang akan
berlayar ke luar negeri. Untuk hal ini pemerintah menyerahkan kepada auditor
independen yang ditetapkan oleh IMO. Sistem informasi yang menyedikan data
tentang identitas, lokasi, tanggal dan posisi kapal ini mutlak diterapkan bagi
kapal yang akan berlayar ke luar negeri.

Dalam kegiatan pengusahaan kepelabuhan, pemerintah telah menghapuskan


monopoli yang selama ini dikuasai oleh Badan usaha PT. Pelindo. Dalam
kebijakannya pemerintah memberi kebebasan kepada swasta dan pemerintah
daerah untuk mengusahakannya. Dan pemerintah juga tidak lagi memberikan
kewenangan kepada badan usaha ini untuk menguasai perairan. Badan Usaha
Pelabuhan hanya sebagai operator/pelaksana di pelabuhan. Hilangnya iklim
monopoli membuka kesempatan kepada pengusaha swasta untuk mengusahakan
pelabuhan untuk bersaing memberi pelayanan yang terbaik terhadap kapal-
kapal.

Dengan tidak berperannya dalam pengaturan pelabuhan maka dalam undang-


undang yang baru ini, Otoritas Pelabuhan menjadi regulator. Menurut undang-
undang ini pasal 83, tugas dan tanggungjawab otoritas pelabuhan adalah :
- Mengatur dan mengawasi penggunaan lahan daratan dan perairan
- Mengawasi penggunaan DLKR dan DLKP
- Mengatur lalu lintas kapal keluar/masuk pelabuhan melalui
kegiatan pemanduan.
- Menetapkan standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan
- Keamanan dan ketertiban di pelabuhan, kelestarian lingkungan serta
kelancaran arus barang,
- Penyusunan tarif,
- Pelayanan jasa kepelabuhan apabila tidak dilakukan oleh Badan Usaha
Pelabuhan,

Sedangkan kewenangan otoritas pelabuhan pada pasal 84 :

- Mengatur dan mengawasi penggunaan lahan daratan dan perairan


- Mengawasi penggunaan DLKR dan DLKP
- Mengatur lalu lintas kapal keluar/masuk pelabuhan melalui kegiatan
pemanduan,
- Menetapkan standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan,

Dari peralihan ini maka pemerintah dapat langsung melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap kegiatan pelabuhan, baik kinerja maupun pungutan jasa
yang dikenakan kepada stakeholder. Pengaturan ini jelas menguntungkan ke dua
belah pihak yakni pihak kapal dan pihak pelabuhan.

Dalam meningkatkan pelayanan di pelabuhan terhadap kapal-kapal maka


pemerintah meluncurkan penggunaan sistem INAPORTNET yang berbentuk
portal atau wadah pelayanan dari seluruh intansi terkait di pelabuhan. Dan
diharapkan sistem ini teritegrasi dalam Portal Indonesia Nasional Sigle Window
(NSWN). Penerapan ini telah dibuka oleh Presiden Sosilo Bambang Yudoyono
pada tanggal 29 Januari 2010 di JICT. (majalah infomaritim) Sistem ini
nantinya mempercepat dan mempermudah pelayananan administrasi karena
dapat dilakukan dengan melalui internet, dan tidak lagi melalui jalur birokratis
yang mengeluarkan dana cukup besar. Sistem ini mempercepat aktivitas kapal
dalam melakukan kegiatannya. Pelabuhan dapat meningkatkan kinerja dan
efisiensi pelayanan.Inaportnet telah diujicoba di pelabuhan Tanjung priok,
Pelabuhan Tanjung perak, Tanjung Emas, Pelabuhan Belawan.

Penunjang lainnya untuk melayani kapal-kapal yang melakukan ekspor-impor,


pemerintah membangun Pelabuhan internasional Bojonegara. Pembangunan
pelabuhan ini untuk menghilangkan ketergantungan terhadap pelayanan
pelabuhan Tanjung Priok. Selama ini kegiatan ekspor impor di pelabuhan
Banten sangat tergantung pada pelabuhan Tanjung Priok.
Pelabuhan Internasional Bojonegara yang kelak memiliki dermaga sepanjang
302 meter, akan dapat melayani kapal ukuran besar. Disiapkan pula akses jalur
tol dan kereta api untuk memudahkan aktivitas ke pelabuhan.

Pembangunan pelabuhan penumpang dan barang antar pulau oleh Pemkab


Kendal, jawa tengah difungsikan untuk angkutan penyeberangan. Dengan
berfungsinya pelabuhan ini maka aktivitas warga dalam perekonomian menjadi
mudah. Dan kebutuhan komuditi antara daerah yang satu dengan yang lain
dapat terpenuhi. Jelas pelabuhan ini berguna memperlancar dan mempercepat
kegiatan warga setempat.

Anda mungkin juga menyukai