Oleh:
A. Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan garis pantai yang
panjang, sektor maritim dan kelautan berperan penting bagi Indonesia baik dalam
aspek ekonomi dan lingkungan, social budaya, hukum dan keamanan (Forum
Rektor Indonesia, 2015). Posisi geografis Indonesia sangat strategis. Indonesia
terletak di antara persilangan dua benua dan dua samudra, hal tersebut menjadikan
wilayah laut Indonesia sebagai urat nadi perdagangan dunia. Hal itu dapat
dibuktikan dari Selat Malaka dan jalur ALKI yang secara umum merupakan jalur
perdagangan strategis yang dilalui kapal-kapal perdagangan dunia dengan volume
perdangangan mencapai 45 persen dari total nilai perdagangan seluruh dunia
(Nugroho, 2014). Özpeynirci, et. al (2012) menyatakan bahwa struktur geografis
merupakan alasan utama suatu negara atau wilayah untuk menentukan sistem
transportasi yang digunakannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep tol laut?
2. Bagaimanakah kondisi tol laut di Indonesia?
3. Bagaimanakah kebijakan tol laut di Indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep tol laut
2. Memahami kondisi tol laut di Indonesia
3. Menganalisis kebijakan tol laut di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Tol Laut yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo merupakan
suatu konsep memperkuat jalur pelayaran yang dititikberatkan pada Indonesia
bagian Timur. Konsep tersebut selain untuk mengkoneksikan jalur pelayaran dari
barat ke timur Indonesia juga akan mempermudah akses niaga dari negara-negara
Pasifik bagian selatan ke negara Asia bagian Timur. Ide dari konsep tol laut
tersebut akan membuka akses regional dengan cara membuat dua pelabuhan besar
berskala hub international yang dapat melayani kapal-kapal niaga besar diatas
3.000 TEU atau sekelas kapal panamax 6000 TEU. Melalui realisasi rencana
tersebut diharapkan Indonesia dapat memiliki peran yang signifikan dalam
mendukung distribusi logistik internasional.
Saat ini transportasi angkutan laut domestik masih terpusat melayani wilayah
yang memiliki aktifitas ekonomi tinggi yaitu di wilayah Barat Indonesia meskipun
karakteristik kepulauan di wilayah Timur Indonesia telah menjadikan transportasi
laut sebagai tulang punggung aktivitas pergerakannya saat ini. Konsep tersebut
dikenal sebagai konsep pembangunan ship follow the trade dimana konsep
tersebut memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap percepatan pertumbuhan
ekonomi nasional.
Layanan angkutan laut dalam negeri yang saat ini telah didominasi oleh
armada laut berbendera Indonesia yang menunjukkan keberhasilan implementasi
asas Cabotage. Namun untuk layanan angkutan laut luar negeri (internasional),
saat ini masih didominasi oleh armada asing, sehingga menyebabkan defisit
transaksi jasa dalam Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Di Tahun 2012 untuk
pangsa muatan 9,8% defisit sekitar USD 10 milyar. Peningkatan pangsa muatan
angkutan luar negeri menggunakan armada nasional atau implementasi asas
Beyond Cabotage perlu segera direalisasikan, diantaranya melalui perubahan
term-of-trade dan pengembangan pelabuhan Hub International.
Saat ini total jumlah pelabuhan di Indonesia baik komersial maupun non-
komersial yaitu berjumlah 1.241 pelabuhan, atau satu pelabuhan melayani 14
pulau (14,1 pulau/pelabuhan) dengan luas rerata 1548 km2/pelabuhan. Keadaan
infrastruktur tersebut masih belum berimbang jika dibandingkan negara kepulauan
lainnya di Asia, misalnya: Jepang 3,6 pulau/pelabuhan dan 340 km2/pelabuhan;
serta Filipina 10,1 pulau/pelabuhan dan 460 km2/pelabuhan. Keadaan tersebut,
disertai tingginya jumlah armada laut di Indonesia seperti telah dijelaskan,
menyebabkan tingginya antrian sandar kapal di Indonesia.
Rute pelayaran tol laut lebih panjang jika dibandingkan dengan rute
pelayaran swasta. Hal tersebut menyebabkan frekuensi pelayaran kapal tol laut
lebih sedikit jika dibandingkan dengan frekuensi pelayaran swasta, akibatnya
meskipun jumlah muatan kapal tol laut mengalami kenaikan dan memiliki garis
trend positif, tetapi volume muatan yang diangkut oleh kapal tol laut masih jauh
lebih sedikit jika dibandingkan dengan volume muatan yang diangkut pelayaran
swasta.
Berdasarkan hasil penelitian frekuensi pelayaran dan volume muatan kapal
tol laut untuk rute dari Surabaya ke Indonesia Timur jauh lebih kecil
dibandingkan dengan frekuensi pelayaran dan volume muatan kapal swasta
dikarenakan panjangnya rute yang ada. Selain itu frekuensi kota-kota tujuan yang
dikunjungi dalam rute-rute tol laut, seperti kota Fak-Fak, Kalabahi, Merauke, dan
Lewoleba memiliki garis trend negatif dengan kecenderungan mengalami
penurunan jumlah muatan.
Program tol laut selama ini telah dilaksanakan dengan rute dan frekuensi
yang konsisten sehingga dapat menjamin ketersediaan barang-barang kebutuhan
pokok dan barang-barang penting di kota-kota yang menjadi tujuan ketiga trayek
tol laut. Rute tol laut dari Surabaya ke Indonesia Timur dan sebaliknya merupakan
rute pelayaran baru yang ditetapkan oleh pemerintah dengan tujuan mengurangi
disparitas harga dan meningkatkan perekonomian daerah.
2) Dampak Kebijakan Tol Laut Terhadap Aspek Lingkungan
Analisis aspek lingkungan dilakukan untuk menjawab “apakah lingkungan
setempat sesuai dengan tol laut yang akan dijalankan dan apakah manfaat tol laut
bagi lingkungan lebih besar dibandingkan dampak negatifnya?’ Gagasan Tol laut
dinyatakan layak berdasarkan aspek lingkungan sesuai
dengan kebutuhan gagasan tersebut mampu memberikan manfaat yang lebih besar
dibandingkan dampak negatifnya bagi Indonesia. Aspek lingkungan dalam studi
kelayakan bertujuan untuk: Menganalisis dampak positif maupun negatif tol laut
terhadap lingkungan. Menganalis usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif gagasan tol laut terhadap lingkungan.
Aspek Lingkungan dalam Tol laut harus dianalisis dengan cermat. Hal ini
disebabkan lingkungan disatu sisi dapat menjadi peluang, namun disisi lain
lingkungan juga dapat menjadi ancaman bagi perkembangan industri. Keberadaan
Tol laut dapat berpengaruh terhadap lingkungan, baik lingkungan masyarakat
maupun lingkungan ekologi yang akan dijalankan. Tol laut dapat menimbulkan
berbagai aktivitas sehingga menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitarnya.
Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari adanya aktivitas Tol laut
dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi, timbulnya kerawanan
sosial, timbulnya polusi lingkungan, juga meningkatnya arus lalu lintas laut.
3) Manfaat Sosial Tol Laut
Tol laut menyediakan berbagai kemudahan, di antaranya: a. Pelayanan
untuk perorangan atau kelompok, b. Pertukaran atau penyampaian informasi, c.
Perjalanan untuk bersantai, d. Memendekkan jarak, e. Memencarkan penduduk
4) Manfaat Kewilayahan Tol Laut
Selain dapat memenuhi kebutuhan pendudduk di kota,desa dan pedalaman,
keberhasilan implementasi tol laut dapat memenuhi perkembangan wilayah.
Seiring dengan meningkatnya jumlah habitat, dan semakin majunya peradaban
komunitas manusia, selanjutnya wilayah-wilayah pusat kegiatannya mengekspansi
ke pinggiran wilayah, sedangkan kawasan-kawasan terisolir semakin berkurang
dan jarak antar kota semakin pendek dalam hal waktu. Lebih dari itu kuantitas dan
kualitas baik perkotaan besar maupun perkotaan kecil tumbuh, dimana kota kecil
ditumbuh kembangkan sementara kota besar semakin berkembang, sehingga area
perkotaan semakin meluas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya perbaikan akses jalan darat, efisiensi di pelabuhan yang masih belum
siap untuk mendukung tol laut dan poros maritim, dan adanya pembatasan
pelabuhan internasional demi melindungi ekonomi nasional.
Martono, R.V. 2016. Mengenal Konsep Tol Laut dalam Mengurangi Biaya
Logistik Indonesia. SWA Online. [diakses]
http://swa.co.id/swa/myarticle/mengenal-konsep-tol-lautdalam
mengurangi-biaya-logistikindonesia [24 Sep 2016]
Neraca. 2014. Distribusi Barang Lewat Laut, Indonesia Bisa Hemat Rp300
Triliun. Harian Ekonomi Neraca. [diakses] http://www.neraca.co.id/
article/49073/distribusi-baranglewat-laut-indonesia-bisa-hematrp300-
triliun [20 Oct 2016].
Andilas, D.D, Liana A.Y. 2017. Pelaksanaan Program Tol Laut PT Pelayaran
Nasional Indonesia. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik-Vol 4 No.
1.