1. Sebelah Utara :
- Kecamatan Pabelan : Kelurahan Pabelan, Kelurahan Bejatan
2. Sebelah Timur :
- Kecamatan Pabelan : Kelurahan Ujung-ujung, Kelurahan Sukoharjo dan
Kelurahan Glawan
3. Sebelah Selatan :
- Kecamatan Getasan : Kelurahan Sumogawe, Kelurahan Samirono, dan
Kelurahan Jetak
- Kecamatan Tengaran : Kelurahan Patemon, Kelurahan Karang Duren
4. Sebelah Barat :
- Kecamatan Tuntang : Kelurahan Candirejo, Kelurahan Jombor,
Kelurahan Sraten, dan Kelurahan Gedongan
III-2
A. Pembagian Wilayah Administrasi
Gambar 3.2
Pembagian Wilayah Administratif Kota Salatiga
Tabel 3.1
Pembagian Wilayah Administrasi Kota Salatiga
Kecamatan Kelurahan RW RT
I. Sidorejo 1. Blotongan 15 68
2. Sidorejo Lor 14 87
3. Salatiga 12 79
4. Bugel 6 20
5. Kauman Kidul 7 22
6. Pulutan 5 19
59 295
II. Tingkir 1. Kutowinangun 14 149
2. Gendongan 5 38
3. Sidorejo Kidul 8 28
4. Kalibening 3 10
III-3
Kecamatan Kelurahan RW RT
5. Tingkir Lor 8 23
6. Tingkir Tengah 10 30
48 278
III. Argomulyo 1. Noborejo 10 33
2. Ledok 13 64
3. Tegalrejo 9 54
4. Kumpulrejo 10 42
5. Randuacir 7 31
6. Cebongan 6 22
55 246
IV. Sidomukti
1. Kecandran 6 23
2. Dukuh 9 66
3. Mangunsari 14 86
4. Kalicacing 7 41
36 216
Jumlah 2009 22 198 1.035
Sumber: Kota Salatiga dalam angka 2010
III-4
PETA 3.1 KEDUDUKAN SALATIGA DALAM PROVINSI
JAWA TENGAH
III-5
PETA 3.2 ADMINISTRASI KOTA SLATIGA
III-6
3.2. KONDISI UMUM KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO
3.2.1. Kondisi Fisik
3.2.1.1 Letak Geografis dan Administrasi
Tabel 3.2
Pembagian Wilayah Administrasi
Kecamatan Tingkir
III-7
Kecamatan Kelurahan RW RT
3. Tegalrejo 9 54
4. Kumpulrejo 10 42
5. Randuacir 7 31
6. Cebongan 6 22
36 216
Jumlah 12 84 494
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyodalam Angka, 2011
III-8
PETA 3.3 KEDUDUKAN KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN
ARGOMULYO DALAM KOTA SALATIGA
III-9
PETA 3.4 ADMINISTRASI KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN
ARGOMULYO
III-10
3.2.1.3 Topografi
Berikut ini dapat dilihat tabel topografi dan ketinggian wilayah menurut kelurahan di
Kota Salatiga.
Tabel 3.3
Topografi dan Ketinggian Wilayah tiap Kelurahan di Kota Salatiga
III-11
Sedangkan ditinjau dari kelerengan tanahnya, kelerengan tanah Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo terbagi menjadi 6 kategori, yaitu:
5. > 40%, sebagian kecil di Kelurahan Sidorejo Kidul dan keseluruhan Kutowinangun.
III-12
PETA 3.5 KELERENGAN KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN
ARGOMULYO
III-13
3.2.1.4 Geologi
Gambar 3.5
Jenis Tanah di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo
Tabel 3.4
Jenis Tanah tiap Kelurahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
III-14
No. Kelurahan Jenis Tanah
coklat kelabuan
6 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Tingkir Lor coklat kelabuan
7 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Tingkir Tengah coklat kelabuan
8 Latosol coklat dan asosiasi
andosol coklat dan latosol
Kel. Noborejo coklat kemerahan
9 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Ledok coklat kelabuan
10 Kel. Tegalrejo Latosol coklat
11 Latosol coklat dan andosol
Kel. Kumpulrejo coklat
12 Kel. Cebongan Latosol coklat
Sumber: Peta RTRW Kota Salatiga 2011
III-15
PETA 3.6 JENIS TANAH KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA
III-16
3.2.1.5 Hidrologi
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dilalui oleh 7 (tujuh) sungai utama,
yaitu Senjoyo, Jetis, Nanggulan, Sraten, Sawahan, Ngawen, dan Ngaglik dengan
lokasi wilayah yang dilalui sungai tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 3.5
Wilayah yang Dilalui Sungai di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
Kondisi hidrologi di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo pada awal tahun
1970 terbagi atas 2 (dua) sistem, yaitu kondisi hidrologi basah dan kering. Hidrologi
basah merupakan saluran yang mengalir setiap tahun dan sekaligus merupakan
saluran pembilas dalam kota, sedangkan drainase kering merupakan saluran yang
mengalirkan air pada musim penghujan. Jaringan yang berada di luar kota masih
berupa saluran tanah, sedangkan yang berada di dalam kota pada umumnya sudah
menggunakan konstruksi permanen. Di wilayah Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo terdapat 3 mata air, yaitu MA Benoyo, MA Siluwing, dan MA Kaligethek.
Tabel 3.6
Mata Air di Kota Salatiga
Arah Kapasitas
No Nama MA Lokasi Fungsi
Aliran (lt/dtk)
irigasi persawahan di wilayah
Kel Kabupaten Semarang dan Kota
1 MA Benoyo ke barat 50
Kutowinangun Salatiga serta sebagai
penggelontoran drainase Kota
sumber air bersih, irigasi
2 MA Siluwing
persawahan
sumber air bersih masyarakat di
wilayah di zona utara yang
3 MA Kaligethek Ke utara
meliputi ngebong, Soka,
Bancaan, Tegalombo, Blotongan
Sumber: RTRW Kota Salatiga, 2011
III-17
Selain mata air yang berada di dalam Kota Salatiga tersebut, Kota Salatiga juga
memanfaatkan sumber mata air dari Senjoyo yang berada di luar Kota Salatiga. Mata
air Senjoyo yang mengalir ke arah Utara dengan kapasitas ± 1.000 liter per detik,
terletak di wilayah Kota Salatiga yang dimanfaatkan untuk air minum utama Kota
Salatiga. Air tanah di wilayah Kota Salatiga rata-rata pada ketinggian 10 – 20 m. Kota
Salatiga termasuk dalam area “Ground Reservoir” atau daerah pengumpulan air
tanah, dimana asal air tanah yang mengalir dari daerah tangkapan air Gunung
Merbabu di sebelah Selatan dan Gunung Ungaran di sebelah Barat. Maka persediaan
air tanah dirasa sudah cukup termasuk air permukaan yang dapat diperoleh dari kali-
kali yang mengalir di wilayah Kota Salatiga dan sekitarnya, selain dipergunakan untuk
kepentingan irigasi, sebagian dapat diolah untuk air minum Kota Salatiga di masa
mendatang.
3.2.1.6 Klimatologi
Tabel 3.7
Keadaan Iklim Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
Curah hujan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo setiap bulannya dapat
dilihat pada tabel berikut.
III-18
Tabel 3.8
Curah Hujan Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
Juni 3 95 10 - 261 1 3 4 4 8
Juli 12 21 - - 138 1 1 4 - 8
Agustus 5 4 10 - 154 - - - 4 10
September - - - - 274 2 1 11 - 14
Prosentase 13,04 15,55 33,36 13,36 24,70 16,41 14,60 30,60 14,46 23,92
Sumber: Data Dalam Angka Kota Salatiga Tahun 2010
3.2.2. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kecamatan Tingkir pada tahun 2010 sebesar 42.054 jiwa dan
jumlah penduduk di Kecamatan Argomulyo 42.638 jiwa. Kelurahan di Kecamatan
Tingkir yang memiliki jumlah penduduk paling banyak ialah Kelurahan Kutowinangun
sejumlah 20.469 jiwa dan kelurahan yang memiliki jumlah penduduk paling kecil ialah
Kelurahan Kalibening dengan jumlah penduduk 1.641 jiwa. Sedangkan kelurahan di
Kecamatan Argomulyo yang memiliki jumlah penduduk paling banyak ialah Kelurahan
Tegalrejo dengan jumlah 11.008 jiwa dan kelurahan dengan jumlah paling sedikit
ialah Kelurahan Cebongan yaitu 3.993 jiwa. Jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo pada tahun 2010 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
III-19
Tabel 3.9
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2011
0
Randuacir
Tingkir Lor
Tingkir Tengah
Gendongan
Cebongan
Tegalrejo
Ledok
Kumpulrejo
Kalibening
Noborejo
Sidorejo Kidul
Kutowinangun
Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.6
Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan Tahun 2010
III-20
Kepadatan (Jiwa/Ha)
12 Tingkir Tengah
27
58 32 16 Tingkir Lor
20 Kalibening
57
Sidorejo Kidul
70 Kutowinangun
29
Gendongan
12 77
Noborejo
16 Cebongan
Randuacir
Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.7
Kepadatan Penduduk Tiap Kelurahan Tahun 2010
Secara umum struktur penduduk Kecamatan Tingkir pada tahun 2010 hampir
seimbang antara jumlah penduduk laki – laki dan perempuan dengan jumlah
penduduk laki – laki 20.784 jiwa dan perempuan 21.270 jiwa. Sedangkan di
Kecamatan Argomulyo memiliki jumlah penduduk laki – laki sebanyak 21.278 jiwa dan
penduduk perempuan berjumlah 21.360 jiwa. Perbandingan jumlah antara penduduk
berjenis kelamin laki – laki dan perempuan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo hampir sama, selengkapanya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.10
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
III-21
No Kelurahan Laki - Laki Perempuan Jumlah
2 Cebongan 1.989 2.004 3.993
3 Randuacir 2.243 2.278 4.521
4 Ledok 5.260 5.349 10.609
5 Tegalrejo 5.622 5.386 11.008
6 Kumpulrejo 3.617 3.670 7.287
Jumlah 21.278 21.360 42.638
Jumlah Total 42.062 42.630 84.692
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
12,000 10,426
10,000
8,000
5,3495,386
6,000
3,670
4,000 2,1862,456 2,727 2,6702,673 2,278
2,004 Laki - Laki
2,000 805 Perempuan
0
Tingkir Lor
Kutowinangun
Randuacir
Tegalrejo
Gendongan
Cebongan
Tingkir Tengah
Ledok
Noborejo
Kalibening
Kumpulrejo
Sidorejo Kidul
Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.8
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
Berdasarkan data jumlah berdasarkan agama pada tahun 2010 di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan argomulyo didominasi penduduk beragama Islam, kemudian Kristen,
Khatolik, Budha dan Hindu. Jumlah penduduk berdasarkan agama dirinci tiap
kelurahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan argomulyo dapat dilihata pada tabel
berikut.
Tabel 3.11
Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2010
Kong
No Kelurahan Islam Kristen Khatolik Budha Hindu
Hu cu
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 4.492 164 74 2 6 0
III-22
Kong
No Kelurahan Islam Kristen Khatolik Budha Hindu
Hu cu
2 Tingkir Lor 3.094 27 30 0 0 0
3 Kalibening 1.645 0 0 0 0 0
4 Sidorejo Kidul 3.698 274 136 3 0 0
5 Kutowinangun 14.552 4.469 1.125 129 3 0
6 Gendongan 3.727 1.395 675 64 0 0
Jumlah 31.208 6.329 2.040 198 9 0
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 5.253 265 48 3 0 0
2 Cebongan 3.974 385 52 6 0 0
3 Randuacir 4.151 815 43 74 1 0
4 Ledok 7.700 1.717 580 49 0 0
5 Tegalrejo 8.002 2.249 785 49 20 0
6 Kumpulrejo 5.106 2.142 66 4 4 0
Jumlah 34.186 7.573 1.574 185 25 0
Jumlah Total 65.394 13.902 3.614 383 34 0
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.9
Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2010
III-23
C. Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Tabel 3.12
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010
Tabel 3.13
Banyaknya Kelahiran dan Kematian Tahun 2010
Kelahiran Kematian
No Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki - Laki Perempuan Jumlah
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 20 15 35 14 8 22
2 Tingkir Lor 23 21 44 11 17 28
3 Kalibening 7 7 14 3 2 5
4 Sidorejo Kidul 23 20 43 14 14 28
5 Kutowinangun 101 109 210 75 57 132
6 Gendongan 25 22 47 25 31 56
Jumlah 199 194 393 142 129 271
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 54 46 100 12 13 25
III-24
Kelahiran Kematian
No Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki - Laki Perempuan Jumlah
2 Cebongan 18 20 38 19 17 36
3 Randuacir 20 22 42 8 4 12
4 Ledok 29 20 49 19 26 45
5 Tegalrejo 81 93 174 33 30 63
6 Kumpulrejo 18 12 30 18 20 38
Jumlah 220 213 433 109 110 219
Jumlah Total 419 407 826 251 239 490
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Tabel 3.14
Banyaknya Mutasi Datang dan Mutasi Pergi Tahun 2010
III-25
Tabel 3.15
Penggunaan Lahan di Kecamatan Tingkir dan kecamatan Argomulyo
Tahun 2010
Lahan
No Kelurahan
Sawah Lahan Kering Jumlah
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 51.459 81.665 137.800
2 Tingkir Lor 75.992 96.685 177.300
3 Kalibening 56.893 39.432 99.601
4 Sidorejo Kidul 84.004 180.435 277.500
5 Kutowinangun 45.241 240.926 293.750
6 Gendongan 0.000 66.584 68.900
Jumlah 313.589 705.727 1,054.851
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 2.635 324.492 332.200
2 Cebongan 14.604 111.278 138.100
3 Randuacir 0.000 348.550 377.600
4 Ledok 12.472 164.561 187.330
5 Tegalrejo 0.000 178.424 188.430
6 Kumpulrejo 0.000 622.030 629.030
Jumlah 29.711 1,749.335 1,852.690
Jumlah Total 343.300 2,455.062 2,907.541
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat kelurahan yang memiliki wilayah palign luas di
Kecamatan Tingkir yaitu Kelurahan Kutowinangun (293,750 Ha) dan di Kecamatan
Argomulyo yaitu Kelurahan Kumpulreji (629,030 Ha). Sedangkan wilayah yang
memiliki luas paling sempit di Kecamatan Tingkir yaitu Kelurahan Gendongan (68,900
Ha) dan di Kecamatan Argomulyo yaitu Kelurahan Cebongan (138,100 Ha).
III-26
30.76%
69.24%
Gambar 3.10
Grafik Penggunaan Lahan di Kecamatan Tingkir Tahun 2010
1.67%
98.33%
Gambar 3.11
Grafik Penggunaan Lahan di Kecamatan Argomulyo Tahun 2010
III-27
Gambar 3.12 Potensi Lahan Sawah di Kec.
Tingkir
Kecamatan Tingkir merupakan salah satu
wilayah di Kota Salatiga yang masih terdapat
lahan sawah yang paling luas, sehingga dapat
dipertahankan sebagai lahan pangan
berkelanjutan dengan mencegah terjadinya
konversi lahan.
Penggunaan lahan sawah di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri atas
lahan sawah irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan sawah tadah
hujan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 3.16
Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
Tahun 2010
III-28
Sawah irigasi teknis di kedua kecamatan (Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo) apabila dibandingkan dengan jenis lahan sawah lainnya merupakan lahan
sawah yang memiliki luasan paling besar. Selanjutnya sawah irigasi sederhana, irigasi
setengah teknis dan sawah tadah hujan. Untuk lebih jelasnya perbedaan jenis lahan
sawah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.
2.70%
8.55%
7.58%
81.17%
Gambar 3.13
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Tingkir
Tahun 2010
19.45% 19.62%
10.10%
50.83%
Gambar 3.14
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Argomulyo
Tahun 2010
III-29
Selanjutnya, penggunaan lahan kering di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo didominasi oleh pekarangan, disusul kemudian penggunaan lahan untuk
tegalan dan penggunaan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
4.79%
23.64%
71.57%
Gambar 3.15
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Kering di Kecamatan Tingkir
Tahun 2010
4.04%
41.94%
54.02%
Gambar 3.16
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Kering di Kecamatan Argomulyo
Tahun 2010
III-30
PETA 3.7 PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN TINGKIR DAN
KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA
III-31
3.2.4. Kondisi Fasilitas
Tabel 3.17
Banyaknya Sarana Pendidikan per Kelurahan Tahun 2010
SD SMA
No. Kelurahan TK MI SMP MTS Keju- MA PT
Negeri Swasta Umum
ruan
I. Kecamatan Tingkir
1 Kutowinangun 12 10 3 1 1 0 0 0 0 0
2 Gendongan 3 3 1 0 0 0 0 0 0 0
3 Sidorejo Kidul 2 3 1 0 1 0 0 0 0 0
4 Kalibening 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
5 Tingkir Lor 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0
6 Tingkir
3 2 0 0 1 0 0 1 0 0
Tengah
Jumlah 21 21 5 3 3 0 0 2 0 0
II. Kecamatan Argomulyo
1 Randuacir 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Noborejo 2 2 0 1 0 0 0 0 0 0
3 Ledok 2 6 0 0 1 0 1 0 0 0
4 Tegalrejo 4 5 0 0 1 1 1 0 0 0
5 Kumpulrejo 1 3 0 2 0 0 0 0 0 0
6 Cebongan 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 16 22 0 3 2 1 2 0 0 1
Jumlah Total 37 43 5 6 5 1 2 2 0 1
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
III-32
Jumlah SD negeri lebih banyak daripada jumlah SD swasta. SD negeri tersebar secara
merata hampir di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo, sedangkan SD swasta hanya berada di beberapa kelurahan seperti
Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun dan Kelurahan Gendongan. Jumlah
SD swasta di beberapa kelurahan ini pun masih sedikit antara 1 sampai 3 sekolah
saja.
Jumlah SLTP yang tersedia di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo tersedia
sebanyak 5 buah, tersebar di Kecamatan Tingkir meliputi Kelurahan Kutowinangun,
Kelurahan SIdorejo Kidul dan Kelurahan Tingkir Tengah masing-masing 1 buah dan di
Kecamatan Argomulyo meliputi Kelurahan Ledok dan Kelurahan Tegalrejo masing-
msing juga 1 buah.
III-33
PETA 3.8 SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DI
KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO
III-34
3.2.4.2 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kota Salatiga terbagi menjadi banyaknya rumah sakit,
banyaknya rumah bersalin, banyaknya poliklinik, banyaknya RS Bersalin, banyaknya
puskesmas, banyaknya pustu, banyaknya balai pengobatan, banyaknya tempat
praktek dokter, banyaknya toko obat dan apotik. Berikut ini akan disajikan tabel-tabel
yang menggambarkan banyaknya jumlah sarana kesehatan yang ada di Kota Salatiga.
Tabel 3.18
Banyaknya Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur per Kelurahan
Tahun 2009
Rumah Tempat
No. Kelurahan
Sakit Tidur
I. Kecamatan Tingkir
1 Kutowinangun 1 114
2 Gendongan 1 51
3 Sidorejo Kidul 0 0
4 Kalibening 0 0
5 Tingkir Lor 0 0
6 Tingkir Tengah 0 0
Jumlah 2 165
II. Kecamatan Argomulyo
1 Randuacir 0 0
2 Noborejo 0 0
3 Ledok 0 0
4 Tegalrejo 1 65
5 Kumpulrejo 0 0
6 Cebongan 0 0
Jumlah 1 65
Jumlah Total 3 130
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
Dari data di atas rumah sakit yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo sebanyak 3 buah. Fasilitas rumah sakit tersebar di Kecamatan Tingkir
meliputi Kelurahan Kutowingun dan Kelurahan Gendongan masing-masing sebanyak 1
buah. Sedangkan di Kecamatan Argomulyo hanya 1 buah di Kelurahan Tegalrejo.
Tabel 3.19
Banyaknya Puskesmas, Pustu, dan Balai Pengobatan per Kelurahan
Tahun 2009
Balai Pengobatan
No. Kelurahan Puskesmas Pustu
Pemerintah Swasta
I. Kecamatan Tingkir
1 Kutowinangun 0 2 0 0
2 Gendongan 0 1 0 0
3 Sidorejo Kidul 1 0 0 0
4 Kalibening 0 0 0 0
III-35
Balai Pengobatan
No. Kelurahan Puskesmas Pustu
Pemerintah Swasta
5 Tingkir Lor 0 0 0 0
6 Tingkir Tengah 0 1 0 0
Jumlah 1
II. Kecamatan Argomulyo
Randuacir 0 0 0 0
Noborejo 0 1 0 0
Ledok 0 0 0 1
Tegalrejo 0 2 0 0
Kumpulrejo 0 1 0 0
Cebongan 1 0 0 0
Jumlah
Jumlah Total 2 8 0 1
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
III-36
PETA 3.9 SEBARAN FASILITAS KESEHATAN
KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO
III-37
Pusekesmas tersebut di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo tersebar di
beberapa kelurahan yaitu Kelurahan Sidorejo Kidul (Kecamatan Tingkir) dan
Kelurahan Cebongan (Kecamatan Argomulyo). Untuk Puskesmas Pembantu (Pustu)
keberadaannya tersebar hampir di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo. Sedangkan untuk balai pengobatan hanya terdapat di
Kelurahan Ledok (Kecamatan Argomulyo).
Fasilitas kesehatan lain yaitu rumah bersail terdapat di Kelurahan Noborejo
(Kecamatan Argomulyo).
Tabel 3.20
Banyaknya Tempat Praktek Dokter per Kelurahan Tahun 2009
Praktek dokter yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari
praktek dokter umum, praktek dokter spesialis, dan praktek dokter gigi. Jumlah
praktek dokter umum pada tahun 2010 mencapai 41 tempat (19 di Kecamatan Tingkir
dan 22 di Kecamatan Argomulyo) dan praktek dokter spesialis mencapai 15 tempat
(14 di Kecamatan Tingkir dan 1 di Kecamatan Argomulyo), sedangkan untuk praktek
dokter gigi hanya mencapai 4 tempat saja yang seluruhnya terdapat di Kecamatan
Tingkir. Tempat praktek dokter yang paling banyak berada di Tegalrejo (Kecamatan
Argomulyo), dokter spesialis paling banyak di Kelurahan Gendongan (Kecamatan
Tingkir) dan praktek Dokter Gigi paling banyak di Kelurahan Kutowinangun
(Kecamatan Tingkir).
III-38
Tabel 3.21
Banyaknya Toko Obat Berijin dan Apotik per Kelurahan di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2009
1 Kutowinangun 2
2 Gendongan 1
3 Sidorejo Kidul 0
4 Kalibening 0
5 Tingkir Lor 0
6 Tingkir Tengah 2
Jumlah 5
II. Kecamatan Argomulyo
1 Randuacir 0
2 Noborejo 0
3 Ledok 0
4 Tegalrejo 1
5 Kumpulrejo 0
6 Cebongan 0
Jumlah 1
Jumlah Total 6
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
III-39
Tabel 3.22
Lokasi Sarana Perdagangan di Kota Salatiga
No Jenis Lokasi
1 pasar tradisional a. Kelurahan Kutowinangun;
b. Kelurahan Tingkir Lor;
2 pusat perbelanjaan a. Kelurahan Kutowinangun;
Pasar tradisional di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari pasar
umum yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, pasar burung/ hewan, dan pasar
ikan/ unggas terdapat di Kelurahan Kutowinangun dan Kelurahan Tingkir Lor
(Kecamatan Tingkir). Sedangkan pusat perbelanjaan terdapat di Kelurahan
Kutowinangun (Kecamatan Tingkir). Selanjutnya toko modern terdapat di masing-
masing kecamatan.
III-40
Tabel 3.23
Jumlah Pedagang dan Luasan Pasar di Kota Salatiga Tahun 2010
Jumlah Pedagang
Jenis
No Nama Pasar LOKASI Pedagang Luasan
Ruko, Kios Los Pedagang Los Dagangan
Kios, Ruko
1 Pasar Raya I Jl. Jend. Sudirman 302 2182 939 295 9840 Aneka
Dagangan
2 Pasar Raya II Jl. Jend. Sudirman 273 1425 525 247 16113 Pakaian,
Sepatu
3 Pasar Blauran Jl. Tmn Pahlawan 131 668 657 111 4736 Sayur,
Sembako
4 Pasar Sayangan Jl. Patimura 16 12 12 10 576 Sayur,
Sembako
5 Pasar Shoping Jl. Jend. Sudirman 217 577 148 217 7102 Barang Bekas
6 Pasar Jetis Jl. Imam Bonjol 43 251 148 43 2067 Sayur,
Sembako
7 Pasar Rejosari Jl. Veteran/Hasanudin 102 834 365 95 7943 Sayur,
Sembako
8 Pasar Jl. Veteran/Hasanudin 51 115 2 49 3535
Banyuputih Burung/ Hewan
9 Pasar Andong Jl. Jend. Sudirman 0 0 0 15 3868 Sayur,
Sembako
10 Pasar Ayam Jl. Ahmad Yani 21 136 71 21 992 Ikan Bsh,
Unggas
11 Cengek Randuacir 27 15 11 27 800 Sayur,
Sembako
2010 1233 6215 2353 1130 57572
2009 1140 6251 2837 1027 57572
2008 1126 3376 2624 916 50688
Jumlah
2007 0 0 3243 1101 56726
2006 895 4495 2135 888 58756
2005 0 0 2460 820 52265
Sumber : Kota Salatiga dalam Angka, 2011
III-41
Dari data di atas diketahui bahwa jumlah pasar di Kota Salatiga lebih banyak
menggunakan los daripada ruko, dimana pada tahun 2010 jumlah los mencapai 6.215
buah dan ruko hanya berjumlah 1.233 buah. Untuk pedagang jumlahnya juga lebih
banyak jumlah pedagang los daripada pedagang kios. Pada tahun 2010 jumlah
pedagang los mencapai 2.353 dan pedagang kios hanya mencapai1.130 saja.
Jumlah PKL di Kota Salatiga pada tahun 2011 adalah sebanyak 1.171 PKL. Lokasi PKl
antara lain terdapat di Jl Taman Pahlawan (PKL buah), pasar pagi, gerobok putih
(Shopping Centre), pertokoan Shopping Center, lahan parkir Pasar Raya I, Jl
Diponegoro, Jl Pancasila, Jl Jendral Sudirman, Jl A Yani, Jl Ex Luxor, Jl Kemiri, Jl
Sukowati, Terminal Pos Tingkir, Jl Kartini, Jl Kridanggo, Jl Margosari, Jl Turen,
Kemasan, Jl Muwardi dan Jl Patimura. Jumlah PKL terbanyak terdapat di Pasar Pagi,
sebanyak 590 PKL. Berikut ini dapat dilihat jumlah PKL dan persebarannya di Kota
Salatiga.
Tabel 3.24
Jumlah dan Lokasi PKL di Kota Salatiga
6 Jl Diponegoro 29 4 33
7 Jl Pancasila 52 20 72
8 Jl Jendral Sudirman 49 8 57
9 Jl A Yani 20 8 28
10 Jl Ex Luxor 21 5 26
11 Jl Kemiri 8 2 10
12 Jl Sukowati 4 2 6
13 Terminal Pos Tingkir 2 1 3
14 Jl Kartini 4 1 5
15 Jl Kridanggo 4 2 6
16 Jl Margosari 1 0 1
17 Jl Turen 1 1 2
18 Kemasan 26 4 30
19 Jl Muwardi 2 1 3
20 Jl Patimura 14 8 22
III-42
3.2.4.4 Sarana Wisata
Fasilitas rekreasi merupakan fasilitas yang dapat berupa ruang publik yang dapat
berfungsi sebagai sarana bersosialisasi dan ruang terbuka hijau. Jenis fasilitas rekreasi
yang ada di Kota Salatiga saat ini berupa kolam renang, kolam pemancingan, prasasti
(Prasasti Plumpung), pusat makanan, agrowisata, kerajinan panah, gedung bioskop
dan pusat perbelanjaan. Fasilitas rekreasi dan olah raga tersebar di Kota Salatiga.
Namun demikian beberapa aset/kegiatan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai
kegiatan wisata adalah: wisata konveksi, wisata religi dan wisata heritage (bangunan
kuno).
Jenis obyek wisata di Kota Salatiga terdiri dari obyek wisata alam, wisata budaya, dan
wisata minat khusus seperti pasar, kelurahan wisata, wisata pendidikan, wisata
kesenian dan wisata konfensi. Berikut ini dapat dilihat lokasi obyek wisata yang ada di
Kota Salatiga.
Tabel 3.25
Jenis Obyek Wisata di Kota Salatiga
Obyek Wisata
No Jenis OW Lokasi Keterangan
Fasilitas olahraga yang ada di Kota Salatiga terdiri dari stadion sepakbola, kolam
renang, gedung olahraga, fitness center, tempat bowling, tempat bilyard, dan golf.
Fasilitas olahraga terbanyak di Kota Salatiga berupa tempat bilyard (21 tempat).
Berikut ini dapat dilihat jumlah fasilitas olahraga menurut jenisnya di Kota Salatiga.
Tabel 3.26
Fasilitas Olah Raga di Kota Salatiga
III-43
Jenis Fasilitas Olah Raga Jumlah
Fitnes Center 7
Billyard 21
Jumlah 43
Sumber : RIPP Kota Salatiga
Fasilitas olahraga yang telah ada di Kota Salatiga akan dilengkapi dengan
pembangunan Sport Center. Rencana Pembangunan Sport Center berlokasi di
Kelurahan Cebongan Kota Salatiga. Area yang digunakan pada saat ini masih berupa
kebun ketela dan jagung. Luas tanah yang tersedia adalah ±1,3 Ha.
Pemakaman merupakan salah satu fasilitas yang vital yang hendaknya dapat
dipertimbangkan dengan matang. Kaitannya dengan pemakaman ini, permasalahan
yang sering timbul di perkotaan yaitu sulitnya mencari lahan sehingga kecenderungan
yang terjadi luas areal pemakaman cenderung tetap dari tahun ke tahun, sementara
kebutuhan terhadap fasilitas pemakaman terus mengalami peningkatan. Di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sendiri jumlah lahan untuk pemakaman
adalah 204.091 m2. Setiap kelurahan memiliki lahan untuk pemakaman, kecuali di
Kelurahan Kutowinangun dan Gendongan.
Tabel 3.27
Jumlah Fasilitas Pemakaman Eksisting di Kota Salatiga
III-44
3.2.4.7 Taman Kota
Ada beberapa taman yang telah dibangun di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo, antara lain tugu batas kota Jl. Soekarno-Hatta (Kelurahan Noborejo) dan
Taman depan IPHI (Kelurahan Gendongan). Luas seluruh taman yang ada di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo adalah 1.517,50 m3. Taman Kota
Salatiga tersebar di Kelurahan Noborejo, Kalicacing, Gendongan, Salatiga, dan
Blotongan. Berikut ini dapat dilihat hasil inventarisasi taman kota di Kota Salatiga.
Tabel 3.28
Inventarisasi Taman Kota
Selain taman kota, Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo juga memiliki taman
pulau jalan di sekitar Tugu Atlit/Pertigaan ABC dan Pertigaan Mrican. Luas total taman
pulau jalan di Kota Salatiga adalah 56,40 m3. Berikut ini dapat dilihat hasil
inventarisasi taman kota di Kota Salatiga.
Tabel 3.29
Inventarisasi Taman Pulau Jalan
III-45
Tabel 3.30
Inventarisasi Pot Taman Jalan
III-46
PETA 3.10 SEBARAN TAMAN KOTA/ HUTAN KOTA
III-47
3.2.4.8 Sarana Industri
Banyaknya perusahaan industri, jumlah tenaga kerja, jumlah investasi, dan nilai
produksi menurut kelurahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo tahun
2007-2009 dapat dilihat pada tabel berikut :
III-48
Tabel 3.31
Banyaknya Perusahaan Industri, Tenaga Kerja dan Jumlah Investasi menurut Kelurahan di Kota Salatiga Tahun 2009
Unit Usaha Tenaga Kerja Invesatasi (Juta Rupiah) Nilai Produksi (Juta Rupiah)
No. Kelurahan
2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010
I Argomulyo 281 287 285 6380 5945 6.562 824731.00 684688.00 851794 240123.00 247369.00 8930567
1 Noborejo 34 53 54 460 811 892 24789.00 180012.00 179995 236001.00 236452.00 236850
2 Cebongan 51 53 53 336 323 342 159281.00 5058.00 2730 1919.00 1919.00 10060
3 Randuacir 45 35 36 47 47 48 135.00 405.00 160 405.00 405.00 518
4 Ledok 64 37 30 5292 4524 5.010 640233.00 498704.00 668306 1324.00 8120.00 8682000
5 Tegalrejo 35 45 47 103 100 118 105.00 321.00 165 321.00 321.00 965
6 Kumpulrejo 52 64 65 142 140 152 188.00 188.00 438 152.00 152.00 164
II Tingkir 579 583 599 2629 2134 2695 8626.00 9129.00 9311 44939.00 45420.00 90329
Tingkir 64 391 5076 1920
1 Tengah 64 64 391 391 5076.00 5076.00 655.00 683.00
2 Tingkir Lor 134 135 136 1101 765 1112 642.00 842.00 682 37850.00 37880.00 38090
3 Kalibening 54 54 89 98 98 210 369.00 369.00 455 3366.00 3366.00 1493
4 Sidorejo Kidul 88 91 54 189 188 98 415.00 615.00 870 1138.00 1493.00 45010
5 Kutowinangun 185 184 189 496 380 506 1109.00 1204.00 1183 1201.00 1268.00 2300
6 Gendongan 54 55 55 354 312 378 1015.00 1023.00 1035 730.00 730.00 1516
Jumlah 1870 1881 884 12360 12044 9257 960889.00 828018.00 861105 339438.00 349275.00 9020896
Sumber: Disperindag Kota Salatiga, 2011
III-49
Perusahaan industri kecil dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan jumlah
industri kecil terbanyak terdapat di Kecamatan Tingkir yaitu sebanyak 585 unit,
dengan jumlah tenaga kerja 2059 orang, dan nilai investasi mencapai
Rp.4.734.000.000,00.
Tabel 3.32
Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Tenaga Kerja dan Jumlah Investasi di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2010
Investasi (juta
No. Kelurahan Jumlah Usaha Tenaga Kerja
rupiah)
I Argomulyo 285 6.562 851794
1 Noborejo 54 892 179995
2 Cebongan 53 342 2730
3 Randuacir 36 48 160
4 Ledok 30 5.010 668306
5 Tegalrejo 47 118 165
6 Kumpulrejo 65 152 438
II Tingkir 599 2695 9311
Tingkir 64 391 5076
1
Tengah
2 Tingkir Lor 136 1112 682
3 Kalibening 89 210 455
4 Sidorejo Kidul 54 98 870
5 Kutowinangun 189 506 1183
6 Gendongan 55 378 1035
Jumlah 9257 861105 18623.91
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
III-50
PETA 3.11 SEBARAN INDUSTRI KECAMATAN TINGKIR
DAN KECAMATAN ARGOMULYO
III-51
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo memiliki berbagai sentra industri
seperti industri konveksi, kerajinan, makanan ringan, tahu, tempe, keranjang,
penjahitan, batu pahat, meubel, pengolahan daging dan lain-lain. Jumlah sentra
industri tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun 2008 , yaitu dari 42 sentra
menjadi 35 sentra industri. Sentra industri terbanyak adalah sentra industri meubel (5
sentra) kemudian sentra industri tahu (4 sentra).
Kondisi Jalan
Jaringan transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang aktivitas
kota terutama kegiatan ekonomi karena menghubungkan antara daerah satu ke
daerah lain. Bila dilihat secara langsung kondisi jaringan transportasi yang ada di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terutama jalan raya, kondisinya sudah
cukup baik karena sebagian besar sudah diaspal.
III-52
PETA 3.12 JARINGAN JALAN KECAMATAN TINGKIR
DAN KECAMATAN ARGOMULYO
III-53
Lokasi Kemacetan
1. Titik kemacetan di sepanjang koridor jalan Jenderal Sudirman depan Pasar Raya I
Titik kemacetan kawasan Pasar Blauran
Pola pergerakan lalu lintas dibedakan menjadi dua yaitu pola pergerakan orang dan
pola pergerakan barang.
Pola pergerakan orang yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
sebagian besar merupakan perjalanan dengan maksud, waktu dan moda tertentu
yang dimulai dan diakhiri kembali ke rumah. Pola pergerakan orang pada pagi
hari (sekitar pukul 06.00 – 08.00) dan sore hari (sekitar pukul 16.00 – 18.00)
terlihat cukup banyak di sepanjang jalan-jalan utama Kota Salatiga dengan
maksud perjalanan yang beragam mulai dari bekerja, sekolah, berbelanja dan lain
sebagainya. Adapun moda yang digunakan diantaranya dengan mengunakan
kendaraan bermotor roda dua dan atau empat, becak, sepeda dan berjalan kaki.
Di sisi lain, pola pergerakan orang di setiap jaringan jalan utama Kota Salatiga
mulai berangsur-angsur berkurang sekitar pukul 20.00.
Lokasi ruas jalan lingkar Kota Salatiga yang melewati Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo adalah terletak pada daerah perbukitan, ruas jalan tersebut
melewati persawahan/ladang dan daerah pemukiman penduduk. Sebagai awal
pekerjaan dimulai dari Kelurahan Cebongan (Kecamatan Argomulyo), pertigaan Jalan
Soekarno Hatta (150 m dari terminal Tingkir) yang merupakan STA 0+000, sedangkan
III-54
titik akhir STA 11+320 adalah Pertemuan dengan jalan Salatiga – Bawen (Jalan
Fatmawati).
Kelurahan yang dilewati oleh jalan lingkar Kota Salatiga adalah Kelurahan Cebongan,
Randuacir, Kumpulrejo (Kecamatan Argomulyo).
Rencana pembangunan Jalan Tol Bawen - Solo adalah bagian dari Jalan Tol Semarang
– Solo yang merupakan program pemerintah antara lain untuk mengatasi
pertumbuhan lalu-lintas di wilayah sepanjang koridor jalan tol tersebut dan wilayah
sekitarnya yang akan terkoneksi dengan Ruas Semarang – Bawen dan Jalan Tol Yogya
- Solo – Kertosono, yang seluruhnya merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
Pada tahun 2004 telah dilakukan Rencana Teknik Awal Jalan Tol Semarang – Solo
(panjang ruas ± 75 km) oleh Pemprov Jawa Tengah, dan tahun 2006 dilanjutkan
dengan pembuatan Rencana Teknik Akhir Ruas Semarang – Bawen. Saat ini dimulai
pembuatan Rencana Teknik Akhir Ruas Bawen – Solo yang terdiri dari, Seksi 1: Bawen
– Salatiga, Seksi 2: Salatiga – Boyolali, dan Seksi 3: Boyolali – Kartosuro,dengan
panjang total ± 52 km.
Rute angkutan penumpang umum dalam kota (angkota) di Kota Salatiga terbagi atas
16 (enam belas) jalur, hal ini sesuai dengan SK. Walikota Salatiga Nomor : 551.2/249
Tahun 2005, yaitu:
III-55
Datang : Pasar Anyar (Ds. Kauman Kidul) – Jl. Pattimura – Jl. Pemuda –
Tamansari .
Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Nanggulan – Kali bening.
Datang : Kali bening - Jl. Nanggulan - Jl. Dr. Muwardi - Jl. Taman
Pahlawan – Jl. Buk Suling – Tamansari.
Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling - Jl. Taman Pahlawan - Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Jendral Sudirman – Tlogo – Joko Tingkir –
Cengek.
4. Tamansari-Noborejo PP.
Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling – Jl. Taman Pahlawan - Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Jendral Sudirman – Noborejo.
Datang : Noborejo - Jl. Jendral Sudirman – Jl. Dr. Muwardi – Jl. Taman
Pahlawan – Jl. Buk Suling – Tamansari.
III-56
6. Tamansari-Randuacir PP.
Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Jenderal Sudirman – Jl. Argoboyo – Dukuh Tetep
Wetan – Randuacir (Dusun Salam).
Untuk angkutan penumpang umum bus dan non bus di wilayah Kota Salatiga dan
melewati Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sesuai dengan SK Walikota
Salatiga Nomor 551.2/249 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:
Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid hasyim – jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl.
Sukarno Hatta – Terminal tingkir – Surakarta.
Surakarta – Terminal Tingkir – Jl. Sukarno Hatta – Jl. Osamaliki – Jl. Wahid
Hasyim – Jl. Diponegoro – Semarang
Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid hasyim – Jl. Osamaliki – Jl. Veteran –
Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir – Surakarta
III-57
3. Jurusan Salatiga – Kopeng – Magelang PP.
Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Jl. Yos Sudarso – Jl. Pattimura – Bringin -
Purwodadi
Purwodadi - Bringin – Jl. Pattimura - Jl. Yos Sudarso – Jl. Diponegoro – Jl.
Wahid Hasyim -Jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal
Tingkir
Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Tuntang – Bringin - Purwodadi
Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Jl. Yos Sudarso – Jl. Pattimura - Ke arah
Bringin
Bringin – Jl. Pattimura – Jl. Yos Sudarso – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim
– Jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir.
III-58
Terminal Tingkir - Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jetis –
Jl. Imam Bonjol – Jl. Kali Mangkak – Jl. Diponegoro – Bawen – Ungaran
Ungaran – Bawen – Jl. Diponegoro – Jl. Kali Mangkak – Jl. Imam Bonjol –
Jetis – Jl. Osamaliki - Jl. Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir
Terminal Tingkir - Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Bawen – Ambarawa
Ambarawa – Bawen – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Osamaliki - Jl.
Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir
Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl. Imam
bonjol – Ke Arah Grabag
Dari arah Grabag – Jl. Imam bonjol – Jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl.
Soekarno Hatta – Terminal Tingkir
Dari arah Ampel – Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl.
Osamaliki – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Semarang.
Semarang - Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Osamaliki Jl. Veteran –
Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir – Ampel
Dari arah Kopeng – Jl. Hasanudin – Jl. Osamaliki – Jl. Wahid Hasyim – Jl.
Diponegoro – Ke arah Semarang.
Dari arah Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Osamaliki – Jl.
Hasanudin – Ke arah Kopeng.
III-59
11. Jurusan – Semarang –Salatiga – Bringin PP.
Dari arah Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Yos Sudarso – Jl. Patimura – Ke
arah Bringin.
Dari arah Bringin – Jl. Patimura – Jl. Yos Sudarso – Jl. Diponegoro – Ke arah
Semarang.
Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl. Imam
bonjol – Ke arah Banyubiru – Semarang
Dari arah Semarang – Banyubiru - Jl. Imam bonjol – Jl. Osamaliki – Jl.
Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir
Air minum merupakan sumber kehidupan bagi manusia karena digunakan untuk
beraktivitas. Air minum di Kota Salatiga dikelola oleh PDAM dan disalurkan dengan
pipa-pipa kepada pelanggan. Jumlah pelanggan PDAM hingga tahun 2009 adalah
sebanyak 22.693 pelanggan yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, sosial, niaga,
industri dan instansi. Jumlah sambungan terbanyak berasal dari sambungan rumah
tangga. Dengan total jumlah pelanggan tersebut, volume air yang disalurkan
mencapai 7.602.726 m3, dengan nilai pemakaian mencapai Rp. 12.698.698.600.
Berikut ini dapat dilihat data detail mengenai volume air minum yang disalurkan dan
nilai pemakaian menurut jenis pelanggan di Kota Salatiga tahun 2009.
Sumber air yang digunakan oleh PDAM Kota Salatiga untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo berasal dari mata air dan
sumur dalam. Mata air yang digunakan adalah Mata Air Senjoyo, Kaligolek,
Kalisombo, Kaligethek dan Kalitaman. Sedangkan sumur dalam yang digunakan
III-60
adalah SD Sukowati, SD Cebongan, SD Tegalsari 1, SD Tegalsari 2, SD Kradenan dan
SD Bulu.
Pelanggan listrik di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari rumah
tangga, sosial, bisnis, industri, pemerintah, M/PS, dan M/TS. Distribusi tenaga listrik
yang melayani wilayah Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo meliputi :
d. Gardu induk untuk sistem jaringan distribusi tenaga listrik terdapat di Gardu Induk
Beringin di Kelurahan Bugel.
III-61
antena ke arah telepon genggam pelanggan (hand-phone) dan antena ke arah BSC
(Base Switching Centre) atau BTS lain.
Tabel 3.33
Lokasi BTS di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
Jumlah Persen
No Kecamatan Kelurahan Jumlah Bts
Operator (Jmlh Bts)
1 Tingkir 5 9 5 31 %
(Kelurahan
Sidorejo Kidul)
2 Argomulyo 2 2 2 7%
(Kelurahan
Ledok)
Jumlah 8 11 7
Sumber: Masterplan Menara Seluler Bersama Kota Salatiga, 2008
Sumber sampah yang ada antara lain berasal dari sampah rumah tangga, kawasan
perkantoran, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pendidikan, kawasan industri,
rumah sakit, fasilitas umum dan sosial seperti tempat peribadatan,ruang terbuka hijau
dan sapuan jalan.
III-62
Sampah industri yang telah terkumpul dari sumber sampah diangkut dengan
gerobak sampah ke TPS atau langsung menggunakan kontainer diangkut oleh
truk sampah dan dibuang ke TPA. Untuk sampah yang berbahaya dikelola oleh
masing-masing industri.
Sampah rumah sakit yang terkumpul di TPS diangkut oleh truk sampah
dibuang ke TPA. Untuk sampah medis dikelola sendiri oleh pihak rumah sakit.
Sampah ruang terbuka hijau dan sapuan jalan yang terkumpul diangkut oleh
truk sampah dan dibuang langsung ke TPA.
Tabel 3.34
Lokasi TPS di Kota Salatiga
Kelurahan/
No. Lokasi TPS Kecamatan Jenis TPS Jumlah
Desa
1 Terminal Tingkir Tingkir Tengah Tingkir Container 1
2 Tingkir Permai Tingkir Tengah Tingkir TPS BBT 1
3 ABC Ledok Argomulyo Container 2
4 KUD Gendongan Gendongan Argomulyo Container 1
5 Pasar Blauran Kutowinangun Tingkir Container 2
6 Pasar Raya Kutowinangun Tingkir Container 2
7 Ngentak/ Taman Tani Kutowinangun Tingkir Container 1
8 Taman Sari Kutowinangun Tingkir TPS BBT 1
9 Juranggunting Ledok Argomulyo Container 1
10 Damatex Ledok Argomulyo Container 2
11 Gunungsari Sidorejo Kidul Tingkir Container 1
12 Perum Damatex Pabelan Sidorejo Kidul Tingkir Container 1
13 DKT Kutowinangun Tingkir Container 1
Sumber: Bidang Kebersihan DTK Kota Salatiga, 2011
Selain TPS juga terdapat transfer depo yang tersebar di 1 lokasi yaitu Kelurahan
Tegalrejo (Kecamatan Argomulyo).
III-63
Tabel 3.35
Lokasi Transfer Depo
Tabel 3.36
Banyaknya Sarana Pengumpul Sampah
III-64
d. Pengolahan Sampah Akhir
Pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat ini mulai dilakukan oleh Kota
Salatiga dengan dibentuknya Program Keluarga Mandiri Kelola Sampah dan
Penghijauan. Sasaran dari program ini adalah rumah tangga, kelompok dasa
wisma, PKK, RT, RW yang ada di Kota Salatiga. Sasaran dari program penghijauan
adalah terselenggaranya penghijauan di sepanjang pertokoan di Jl. Jend. Sudirman
dan sepanjang koridor jalan arteri dan kolektor Kota Salatiga, sedangkan untuk
pengelolaan sampahnya diharapkan masyarakat Kota Salatiga terbiasa memilah
sampah sejak dari sumbernya.
Dalam program Keluarga Mandiri Kelola Sampah ini, masyarakat dilibatkan secara
langsung untuk mengelola sampah sejak dari sumber sampah. Program ini bersifat
anjuran secara bersama-sama belajar melakukan daur ulang sampah dan guna
ulang sampah. Penerapan program yang dilakukan antara lain:
III-65
tetapi seiring berjalannya waktu berubah menjadi open dumping. Volume sampah
total di TPA Ngronggo adalah sebanyak 6.042.000 m3.
Jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA Ngronggo pada tahun 2009 adalah
346,6 m3/hari. Penataan timbunan sampah di TPA Ngronggo masih dilakukan dengan
cara open dumping. TPA Ngronggo dengan luas area 5,3 Ha dengan luas area terpakai
seluas 3,2 Ha. Lahan pada zona lama TPA terbagi menjadi 5 zona. Zona yang masih
aktif adalah zona 2.
1. Zona I merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.26 Ha. Pengoperasian
dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini adalah 4 m.
2. Zona II merupakan zona yang masih aktif dengan luas zona adalah 0.53 Ha.
Pengoperasian dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini
adalah 3 m.
3. Zona III merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.14 Ha.
Pengoperasian dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini
adalah 4 m.
4. Zona IV merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.22 Ha.
Pengoperasian dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini
adalah 4 m.
5. Zona V merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.31 Ha. Pengoperasian
dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini adalah 4 m.
Irigasi yang ada di sekitar Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo merupakan
irigasi kota, dimana permasalahan yang ada saat ini adalah belum adanya pemisahan
yang jelas antar sistem drainase dan sistem irigasi. Seringkali dilapangan terjadi dua
fungsi saluran dimana saluran berfungsi sebagai pembuang/drainase, akan tetapi
disisi lain saluran ini berfungsi sebagai saluran pembawa irigasi.
Guna mengatur pemisahan fungsi drainase ini, maka dibangun beberapa bangunan
pengatur seperti pintu air dan bendung. Pada saat saluran difungsikan sebagai
drainase, maka pintu air akan dibuka, sehingga tidak ada air balik(back water) dan
alir dapat ter-drainase secara sempurna.
Sedangkan saat diperlukan air untuk irigasi maka perlu dilakukan pengaturan pintu air
saat operasional di lapangannnya. Penumpukan sistem drainase dan irigasi pada
sistem-sistem drainase di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sifatnya
masih mikro dan tidak begitu urgen, akan tetapi hal yang sangat penting dilakukan
III-66
adalah melakukan pengaturan sistem pembuang/ drainase guna menanggulangi
genangan yang terjadi pada saat musim penghujan.
Sistem saluran primer yaitu saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima
aliran air dari salura tersier dan limpasan air dari permukaan disekitarnya, dan
meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang
dialirkan.
Sistem saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran
drainase lokal.
Saluran Primer :
o. Kali Senjoyo
Saluran Sekunder
III-67
3. Saluran Soko 16. Saluran Tegalrejo
Saluran drainase di Kota Salatiga saat ini mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu sebagai
saluran pembuang/drainase kota dan saluran pembawa irigasi karena belum adanya
pemisahan yang jelas antara sistem drainase dan sistem irigasi.
2. Terjadi penutupan saluran akibat adanya tumpukan sedimen yang berasal dari
proses penggerusan tanah dan laruran ceceran tanah terbawa oleh air hujan .
5. Bertambahnya penutupan muka tanah oleh bangunan (flour beton, aspal dll)
semakin berkurangnya ruang terbuka untuk meresapkan air hujan akibat
pembangunan berbagai prasarana yang tidak diikuti dengan KDB dan KLB serta
kurangnya perbaikan sarana drainase. Kapasitas bangunan saluran pembawa
yang tidak mencukupi, sehingga saat terjadi hujan sering menyebabkan limpasan.
III-68
3.2.6. Daerah Rawan Bencana
III-69
PETA 3.13 RAWAN BENCANA KECAMATAN TINGKIR
DAN KECAMATAN ARGOMULYO
III-70
3.2.7. Aktivitas Perekonomian
Nilai investasi yang diberikan oleh sektor industri di Kecamatan Tingkir pada
awalnya mengalami penurunan pada tahun 2008-2009, kemudian mengalami
kenaikan pada tahun 2008-2009. Nilai investasi pada tahun 2008 sebesar Rp.
824.731juta rupiah, kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi
Rp. 684.688 juta rupiah dan pada tahun 2010 meningkat kembali menjadi Rp.
851.794 juta rupiah. Sedangkan investasi industri di Kecamatan Argomulyo
cenderung mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Nilai invesatai pada tahun
2008 sebesar Rp. 8.626 juta rupiah, tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 9.129
juta rupiah dan pada tahun 2010 menjadi Rp. 9.311 juta rupiah. Utnuk melihat
perkembangan nilai invesatasi di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
900000
800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
2008 2009 2010
Nilai investasi
Gambar 3.17
Grafik Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri
di Kecamatan Tingkir
III-71
9400
9200
9000
8800
8600
8400
8200
2008 2009 2010
Nilai investasi
Gambar 3.18
Grafik Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri
di Kecamatan Argomulyo
Jumlah industri kecil banyak terdapat di Kelurahan Tingkir Lor yang mencapai
135 usaha, sedangkan yang terendah terdapat di Kelurahan Ledok sebesar 34
usaha. Untuk tenaga kerja sendiri, paling banyak diambil dari Kelurahan
Mangunsari sebanyak 1.619 orang dan yang terendah di Kelurahan Randuacir
sebesar 47 orang. Meskipun Kelurahan Argomulyo memiliki jumlah usaha dan
tenaga kerja terendah tapi kelurahan justru memiliki investasi terbesar yaitu
senilai 6.351,51 juta rupiah. Keterangan lebih lanjut mengenai jumlah usaha,
tenaga kerja, dan investasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.37
Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Tenaga Kerja dan Jumlah
Investasi di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2010
Investasi (juta
No. Kelurahan Jumlah Usaha Tenaga Kerja
rupiah)
I Argomulyo 285 6.562 851794
1 Noborejo 54 892 179995
2 Cebongan 53 342 2730
3 Randuacir 36 48 160
4 Ledok 30 5.010 668306
5 Tegalrejo 47 118 165
6 Kumpulrejo 65 152 438
II Tingkir 599 2695 9311
Tingkir 64 391 5076
1
Tengah
2 Tingkir Lor 136 1112 682
III-72
Investasi (juta
No. Kelurahan Jumlah Usaha Tenaga Kerja
rupiah)
3 Kalibening 89 210 455
4 Sidorejo Kidul 54 98 870
5 Kutowinangun 189 506 1183
6 Gendongan 55 378 1035
Jumlah 9257 861105 18623.91
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
Tanaman bahan makanan terdiri dari tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan
buah-buahan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.38
Produksi Tanaman Bahan Makanan di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2010
Padi Sawah (Ha) Jagung (Ha) Ubi Jalar (Ha) Ubi Kayu (Ha)
No Bulan
Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo
1 Januari 5 0 0 0 1 0 0 0
2 Februari 44 0 0 0 0 0 0 0
3 Maret 0 1 15 302 0 0 0 0
4 april 65 5 15 0 0 0 0 0
5 Mei 160 0 0 0 0 0 0 0
6 Juni 24 2 0 34 0 0 0 0
7 Juli 49 0 0 0 0 0 0 0
8 Agustus 0 2 0 0 0 0 0 0
9 September 66 2 0 0 0 0 0 75
10 Oktober 152 2 0 0 0 0 60 5
11 November 32 0 0 0 0 0 0 52
12 Desember 5 4 0 0 0 3 0 0
Jumlah 602 18 30 336 1 3 60 132
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
III-73
masing-masing jenis sayuran di di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.39
Produksi Tanaman Sayur-Sayuran di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2010
7 Petsai/ Sawi 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Wortel 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Lobak 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kacang Merah 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kacang Panjang 0 0 43 0 46 0 30 0
12 Cabe Besar 0 0 0 0 0 0 1 0
13 Cabe Rawit 0 0 0 1,834 0 2,096 0 0
14 Paprika 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Jamur 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Tomat 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Terong 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Buncis 0 0 0 0 0 0 0 0
19 ketimun 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Labu Siam 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Kangkung 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Bayam 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Melon 0 0 0 0 0 0 0 0
24 semangka 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Blewah 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Stroberi 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
III-74
Tabel 3.40
Produksi Tanaman Sayur-Sayuran di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2010
7 Jeruk Siam/Keprok 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Jeruk Besar 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Mangga 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Manggis 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Nangka/ Cempedak 0 0 0 0 0 0 13 185
12 Nanas 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Pepaya 185 382 190 264 191 164 191 218
14 Pisang 321 1,022 325 958 326 862 326 799
15 Rambutan 230 0 0 0 0 0 0 0
16 Salak 0 0 0 0 0 0 30 8
17 Sawo 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Markisa/ Konyal 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Sirsak 0 41 0 0 0 0 0 0
20 sukun 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Apel 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Anggur 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Melinjo 13 0 2 0 40 0 13 0
24 Petai 85 85 0 0 0 0 269 269
25 Jengkol 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011
III-75
Tabel 3.41
Lahan Sawah Lestari di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
LUAS SAWAH ( Ha )
SEDERHANA
SETENGAH
KELURAHAN
IRIGASI
JUMLAH
TEKNIS
TEKNIS
TADAH
HUJAN
A. ARGOMULYO 3,8300 8,9770 3,1310 15,9380
1 Noborejo 1,8910 1,8910
2 Cebongan 1,2400 1,2400
3 Randuacir
4 Ledok 3,8300 8,9770 12,8070
5 Tegalrejo
6 Kumpulrejo
B TINGKIR 186,6350 56,4057 38,9326 281,9733
1 Tingkir Tengah 11,2600 29,8450 41,1050
2 Tingkir Lor 72,7120 3,2800 75,9920
3 Kalibening 57,0380 57,0380
4 Sidorejo Kidul 26,5607 35,6526 62,2133
5 Kutowinangun 45,6250 45,6250
6 Gendongan
Sumber: RTRW Kota Salatiga, 2010
Keterangan:
DIPERTAHANKAN
DAPAT DIKONVERSI
III-76
PETA 3.14 SAWAH BERKELANJUTAN KECAMATAN
TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO
III-77
2. Peternakan
III-78
Tabel 3.42
Populasi Ternak dan Unggas di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2011
Sapi Sapi
Kel Kerbau Kuda Kambing Domba Ay Brs Ar Pet Ar Ped Itik Puyuh Enthok Kelinci
Prh Ptg
TINGKIR
Sidorejo Kidul 175 25 0 0 157 82 7422 1000 0 298 0 732 74
Kutowinangun 237 9 0 0 36 5 2325 0 0 173 0 255 65
Kalibening 42 35 0 0 105 55 4015 0 0 365 0 541 63
Tingkir Lor 23 77 0 2 72 26 5235 0 10000 723 0 526 61
Tingkir Tengah 15 27 0 3 48 21 3958 0 0 982 00 535 36
Gendongan 5 2 0 2 20 0 1724 0 0 0 0 166 26
Jumlah 497 175 0 7 438 189 24679 1000 10000 2541 0 2755 325
ARGOMULYO
Kumpulrejo 1882 145 0 0 427 237 7468 0 5000 0 4000 837 198
Randuacir 1543 298 0 0 396 139 6205 30000 10000 0 0 1034 125
Noborejo 864 597 0 18 384 104 6805 0 0 71 0 507 103
Tegalrejo 196 15 0 5 154 37 1988 0 0 0 0 475 95
Cebongan 159 63 0 14 203 91 5988 120000 0 61 0 1604 93
Ledok 81 27 0 8 59 0 1092 0 0 40 0 224 82
Jumlah 4725 1125 0 45 1623 608 29546 150000 15000 162 4000 4681 696
Sumber : Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2011
III-79
3. Perikanan
Tabel 3.43
Jumlah Petani dan Produksi Ikan Kota Salatiga Tahun 2011
Banyak bangunan yang didirikan masih merapat ke jalan sehingga tidak ada area
untuk lahan parkir. Ketinggian bangunan pun masih beragam, sebagian masih berupa
bangunan 1 lantai padahal bangunan tersebut terletak pada koridor jalan utama.
III-80
Tabel 3.44
Intensitas Bangunan di Kota Salatiga
Perumahan 80 3
Industri 60 2
Perdagangan dan Jasa 80 4
Fasilitas pelayanan sosial/ umum 80 4
Sumber : Survey lapangan, 2011
III-81
3.2.8.4 Pemanfaatan Bangunan
1. Bangunan rumah/ hunian. Saat ini, banyak bangunan rumah yang digunakan pula
sebagai tempat untuk berdagang maupun pelayanan jasa (sebagai accecories use),
seperti warung, toko kelontong, salon dan lain-lain.
2. Bangunan fasilitas pelayanan umum dan sosial seperti rumah sakit, perkantoran,
sekolah, tempat ibadah.
3. Bangunan perdagangan dan jasa seperti pasar, pertokoan, toko, warung, rumah
makan, hotel, dan lain-lain.
4. Bangunan industri.
Bangunan khusus disini antara lain adalah bangunan cagar budaya yaitu bangunan
yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan nilai lainnya yang dianggap penting untuk
dilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dokumentasi,
dan pariwisata. Bangunan cagar budaya dapat berupa peninggalan-peninggalan
sejarah, bangunan arkeologi dan monumen nasional (situs purbakala) serta
keragaman bentukan geologi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia.
Daya tarik lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk landmark seperti tugu, patung
atau dapat pula berbentuk nodes kawasan, misalnya spot kawasan perdagangan dan
jasa. Di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo, belum ada landmark tertentu
yang menjadi ciri khas Kota Salatiga, meskipun sebenarnya banyak potensi karakter
yang dapat dijadikan sebagai landmark kawasan.
III-82
padahal menurut ketentuan yang berlaku garis sempadan merupakan daerah yang
harus dikonservasi.
III-83