Anda di halaman 1dari 83

BAB 3

GAMBARAN UMUM KOTA


SALATIGA
3.1. LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KOTA SALATIGA
Kota Salatiga terletak di Jawa Tengah bagian tengah tepatnya di tengah-tengah
wilayah Kabupaten Semarang, berjarak ± 54 km ke arah selatan dari Kota
Semarang, tepatnya pada posisi 110 º 27’ 56,81" - 110º 32’ 4,84” Bujur Timur
dan 7º 17’ 4,14” - 7º 23’ 23,25” Lintang Selatan. Secara geografis, letak Kota
Salatiga cukup strategis karena berada pada jalur transportasi darat utama
Jakarta – Semarang – Solo – Surabaya dan terletak diantara dua kota pusat
pengembangan yaitu Kota Semarang dan Surakarta. Ditinjau dari sudut
morfologinya, letak Kota Salatiga karena berada di pedalaman kaki Gunung
Gajahmungkur, Gunung Telomoyo dan Gunung Rong mempunyai hawa sejuk.

Secara administrasi Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan dan 22


kelurahan dengan luas wilayah 5.678.109 Ha, dan berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara :
- Kecamatan Pabelan : Kelurahan Pabelan, Kelurahan Bejatan

- Kecamatan Tuntang : Kelurahan Kesongo, Kelurahan Watu Agung

2. Sebelah Timur :
- Kecamatan Pabelan : Kelurahan Ujung-ujung, Kelurahan Sukoharjo dan
Kelurahan Glawan

- Kecamatan Tengaran : Kelurahan Bener, Kelurahan Tegal Waton, dan


Kelurahan Nyamat

3. Sebelah Selatan :
- Kecamatan Getasan : Kelurahan Sumogawe, Kelurahan Samirono, dan
Kelurahan Jetak
- Kecamatan Tengaran : Kelurahan Patemon, Kelurahan Karang Duren

4. Sebelah Barat :
- Kecamatan Tuntang : Kelurahan Candirejo, Kelurahan Jombor,
Kelurahan Sraten, dan Kelurahan Gedongan

- Kecamatan Getasan : Kelurahan Polobogo

Gambar 3.1 Kedudukan Kota Salatiga dalam Provinsi Jawa Tengah


Kota Salatiga terletak di tengah-tengah Kabupaten Semarang yang dilalui jalur
transportasi darat yang menghubungkan Kota Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya dan
terletak diantara dua kota pusat pengembangan yaitu Kota Semarang dan Surakarta.

III-2
A. Pembagian Wilayah Administrasi

Secara administrasi Kota Salatiga


terbagi menjadi 4 kecamatan yaitu
Kecamatan Sidorejo yang meliputi 6
kelurahan; Kecamatan Tingkir yang
meliputi 6 kelurahan; Kecamatan
Argomulyo yang meliputi 6
kelurahan; dan Kecamatan
Sidomukti yang meliputi 4
kelurahan. Berikut ini dapat dilihat
pembagian kelurahan, RW hingga
RT di tiap kecamatan di Kota
Salatiga.

Gambar 3.2
Pembagian Wilayah Administratif Kota Salatiga

Tabel 3.1
Pembagian Wilayah Administrasi Kota Salatiga

Kecamatan Kelurahan RW RT
I. Sidorejo 1. Blotongan 15 68
2. Sidorejo Lor 14 87
3. Salatiga 12 79
4. Bugel 6 20
5. Kauman Kidul 7 22
6. Pulutan 5 19
59 295
II. Tingkir 1. Kutowinangun 14 149
2. Gendongan 5 38
3. Sidorejo Kidul 8 28
4. Kalibening 3 10

III-3
Kecamatan Kelurahan RW RT
5. Tingkir Lor 8 23
6. Tingkir Tengah 10 30
48 278
III. Argomulyo 1. Noborejo 10 33
2. Ledok 13 64
3. Tegalrejo 9 54
4. Kumpulrejo 10 42
5. Randuacir 7 31
6. Cebongan 6 22
55 246
IV. Sidomukti
1. Kecandran 6 23
2. Dukuh 9 66
3. Mangunsari 14 86
4. Kalicacing 7 41
36 216
Jumlah 2009 22 198 1.035
Sumber: Kota Salatiga dalam angka 2010

III-4
PETA 3.1 KEDUDUKAN SALATIGA DALAM PROVINSI
JAWA TENGAH

III-5
PETA 3.2 ADMINISTRASI KOTA SLATIGA

III-6
3.2. KONDISI UMUM KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO
3.2.1. Kondisi Fisik
3.2.1.1 Letak Geografis dan Administrasi

Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo merupakan wilayah yang berada di


bagian selatan Kota Salatiga, memiliki batas-batas :

 Sebelah Utara : Kecamatan Sidomukti dan Sidorejo

 Sebelah Timur : Kabupaten Semarang

 Sebelah Barat : Kabupaten Semarang

 Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

3.2.1.2 Pembagian Wilayah Administratif

Secara administrasi Kecamatan Tingir


terbagi menjadi 6 kelurahan, yaitu
Kelurahan Kutowinangun, Kelurahan
Gendongan, Kelurahan Sidorejo Kidul,
Kelurahan Kalibening, Kelurahan Tingkir
Lor dan Kelurahan Tingkir Tengah.

Kecamatan Argomulyo terbagi menjadi 6


kelurahan, yaitu Kelurahan Noborejo,
Kelurahan Ledok, Kelurahan Tegalrejo,
Kelurahan Kumpulrejo, Kelurahan
Randuacir dan Kelurahan Cebongan.
Berikut ini dapat dilihat pembagian RT
dan RW di Kecamatan Tingkir.

Tabel 3.2
Pembagian Wilayah Administrasi
Kecamatan Tingkir

Kecamatan Kelurahan RW RT Gambar 3.3


I. Tingkir 1. Kutowinangun 14 149
Pembagian Wilayah Administrasi
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
2. Gendongan 5 38
Argomulyo
3. Sidorejo Kidul 8 28
4. Kalibening 3 10
5. Tingkir Lor 8 23
6. Tingkir Tengah 10 30
48 278
II.
Argomulyo 1. Noborejo 10 33
2. Ledok 13 64

III-7
Kecamatan Kelurahan RW RT
3. Tegalrejo 9 54
4. Kumpulrejo 10 42
5. Randuacir 7 31
6. Cebongan 6 22
36 216
Jumlah 12 84 494
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyodalam Angka, 2011

III-8
PETA 3.3 KEDUDUKAN KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN
ARGOMULYO DALAM KOTA SALATIGA

III-9
PETA 3.4 ADMINISTRASI KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN
ARGOMULYO

III-10
3.2.1.3 Topografi

Kondisi topografi fi Kecamatan Tingkir dan


Kecamatan Argomulyo cukup beragam, yaitu
<2% (datar), 2-8% (landai), 8-30% (miring),
30-40% (terjal) dan >40% (sangat terjal).

Gambar 3.4 Topografi Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo


Topografi Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo cukup beragam yaitu datar,landai,
miring, terjal dan sangat terjal dengan kemiringan <2%, 2-8%, 8-30% dan 30-40%.

Berikut ini dapat dilihat tabel topografi dan ketinggian wilayah menurut kelurahan di
Kota Salatiga.

Tabel 3.3
Topografi dan Ketinggian Wilayah tiap Kelurahan di Kota Salatiga

0-2% 2-15% 15-40% 40%


No Kelurahan
(Datar) (Gelombang) (Curam) (Sangat curam)
1 Kel. Kuto Winangun 142 119.25 32.5 293.75
2 Kel. Gendongan 68.9 - - 68.9
3 Kel. Randuacir 377.6 - - 377.6
4 Kel. Sidorejo Kidul 230.25 29.75 17.5 277.5
5 Kel. Kalibening 99.6 - - 99.6
6 Kel. Tingkir Lor 177.3 - - 177.3
7 Kel. Tingkir Tengah 137.8 - - 137.8
8 Kel. Noborejo 332.2 - - 332.2
9 Kel. Ledok 187.33 - - 187.33
10 Kel. Tegalrejo 188.43 - - 188.43
11 Kel. Kumpulrejo 629.03 - - 629.03
12 Kel. Cebongan 138.1 - - 138.1
JUMLAH 2708.54 149 50 2907.54
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Kecmatan Argomulyo dalam Angka, 2011

III-11
Sedangkan ditinjau dari kelerengan tanahnya, kelerengan tanah Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo terbagi menjadi 6 kategori, yaitu:

1. 2% - 5%, sebagian besar terdapat di Kelurahan Randuacir, Kelurahan Noborejo,


Kelurahan Kalibening dan Kelurahan Tingkir Tengah.

2. 5% - 8%, sebagian besar terdapat di Kelurahan Kalicacing, Kelurahan Gendongan,


Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Kumpulrejo, Kelurahan Kecandran, Kelurahan
Tingkir Lor, Kelurahan Blotongan, Kelurahan Kauman Kidul dan Kelurahan
Kalibening.

3. 8% - 15%, sebagian besar terdapat di Kelurahan Ledok, Kelurahan Salatiga,


Kelurahan Kutowinangun, Kelurahan Kumpulrejo dan Kelurahan Sidorejo Kidul,.

4. 25% -40%, sebagian besar di Kelurahan Kutowinangun dan Kelurahan Sidorejo


Kidul.

5. > 40%, sebagian kecil di Kelurahan Sidorejo Kidul dan keseluruhan Kutowinangun.

III-12
PETA 3.5 KELERENGAN KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN
ARGOMULYO

III-13
3.2.1.4 Geologi

Kondisi geologi Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dapat digambarkan


pada kondisi jenis tanah. Sedangkan struktur tanah yang ada di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tanah Latosol Coklat latosol coklat


kemerahan
Bahan induknya terdiri dari tufa
vulkanis intermedier, tekstur remah
dan konsegtasinya gembur,
produktivitas tanah sedang sampai
tinggi. Jenis tanah ini terdapat di
sebagian besar wilayah Kota Salatiga
dan ini sangat baik ditanami padi,
palawija, sayur – sayuran, buah –
buahan, cengkih dan lain – lain.

2. Tanah alluvial coklat kelabuan


Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi
yang diendapkan di dataran rendah.
Tanah ini cocok untuk tanaman padi,
palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan
buah-buahan.

Gambar 3.5
Jenis Tanah di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo

3. Tanah andosol dan asosiasi andosol coklat


Tanah yang berasal dari abu hasil peletusan gunung berapi yang sudah
mengalami proses pelapukan. Vegetasi yang tumbuh di tanah andosol adalah
hutan hujan tropis, bambo, dan rumput.

Tabel 3.4
Jenis Tanah tiap Kelurahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo

No. Kelurahan Jenis Tanah


1 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Kuto Winangun coklat kelabuan
2 Kel. Gendongan Latosol coklat
3 Kel. Randuacir Latosol coklat
4 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Sidorejo Kidul coklat kelabuan
5 Kel. Kalibening Latosol coklat dan alluvial

III-14
No. Kelurahan Jenis Tanah
coklat kelabuan
6 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Tingkir Lor coklat kelabuan
7 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Tingkir Tengah coklat kelabuan
8 Latosol coklat dan asosiasi
andosol coklat dan latosol
Kel. Noborejo coklat kemerahan
9 Latosol coklat dan alluvial
Kel. Ledok coklat kelabuan
10 Kel. Tegalrejo Latosol coklat
11 Latosol coklat dan andosol
Kel. Kumpulrejo coklat
12 Kel. Cebongan Latosol coklat
Sumber: Peta RTRW Kota Salatiga 2011

III-15
PETA 3.6 JENIS TANAH KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA

III-16
3.2.1.5 Hidrologi

Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dilalui oleh 7 (tujuh) sungai utama,
yaitu Senjoyo, Jetis, Nanggulan, Sraten, Sawahan, Ngawen, dan Ngaglik dengan
lokasi wilayah yang dilalui sungai tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3.5
Wilayah yang Dilalui Sungai di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo

No Nama Sungai Wilayah yang Dilalui


1 Sungai Senjoyo Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan
Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun
2 Sungai Jetis Kelurahan Randuacir, Kelurahan Noborejo, Kelurahan Ledok,
Kelurahan Sidorejo Kidul, dan Kelurahan Kutowinangun
3 Sungai Ngaglik Kelurahan Kumpulrejo, Kelurahan Randuacir, Kelurahan
Tegalrejo, Kelurahan Ledok, Kelurahan Gendongan, dan
Kelurahan Kutowinangun
4 Sungai Nanggulan Kelurahan Kutowinangun
5 Sungai Ngawen Kelurahan Kumpulrejo, Kelurahan Tegalrejo
6 Sungai Sraten Kelurahan Kumpulrejo
7 Sungai Sawahan Kelurahan Kumpulrejo
Sumber: RTRW Kota Salatiga, 2011

Kondisi hidrologi di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo pada awal tahun
1970 terbagi atas 2 (dua) sistem, yaitu kondisi hidrologi basah dan kering. Hidrologi
basah merupakan saluran yang mengalir setiap tahun dan sekaligus merupakan
saluran pembilas dalam kota, sedangkan drainase kering merupakan saluran yang
mengalirkan air pada musim penghujan. Jaringan yang berada di luar kota masih
berupa saluran tanah, sedangkan yang berada di dalam kota pada umumnya sudah
menggunakan konstruksi permanen. Di wilayah Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo terdapat 3 mata air, yaitu MA Benoyo, MA Siluwing, dan MA Kaligethek.

Tabel 3.6
Mata Air di Kota Salatiga

Arah Kapasitas
No Nama MA Lokasi Fungsi
Aliran (lt/dtk)
irigasi persawahan di wilayah
Kel Kabupaten Semarang dan Kota
1 MA Benoyo ke barat 50
Kutowinangun Salatiga serta sebagai
penggelontoran drainase Kota
sumber air bersih, irigasi
2 MA Siluwing
persawahan
sumber air bersih masyarakat di
wilayah di zona utara yang
3 MA Kaligethek Ke utara
meliputi ngebong, Soka,
Bancaan, Tegalombo, Blotongan
Sumber: RTRW Kota Salatiga, 2011

III-17
Selain mata air yang berada di dalam Kota Salatiga tersebut, Kota Salatiga juga
memanfaatkan sumber mata air dari Senjoyo yang berada di luar Kota Salatiga. Mata
air Senjoyo yang mengalir ke arah Utara dengan kapasitas ± 1.000 liter per detik,
terletak di wilayah Kota Salatiga yang dimanfaatkan untuk air minum utama Kota
Salatiga. Air tanah di wilayah Kota Salatiga rata-rata pada ketinggian 10 – 20 m. Kota
Salatiga termasuk dalam area “Ground Reservoir” atau daerah pengumpulan air
tanah, dimana asal air tanah yang mengalir dari daerah tangkapan air Gunung
Merbabu di sebelah Selatan dan Gunung Ungaran di sebelah Barat. Maka persediaan
air tanah dirasa sudah cukup termasuk air permukaan yang dapat diperoleh dari kali-
kali yang mengalir di wilayah Kota Salatiga dan sekitarnya, selain dipergunakan untuk
kepentingan irigasi, sebagian dapat diolah untuk air minum Kota Salatiga di masa
mendatang.

3.2.1.6 Klimatologi

Berdasarkan letak geografis wilayah, maka Kecamatan Tingkir dan Kecamatan


Argomulyo beriklim tropis. Musim penghujan antara bulan Nopember – April
dipengaruhi oleh Musim Barat sedang musim kemarau antara bulan Mei–Oktober yang
dipengaruhi oleh angin Musim Timur. Sedangkan jumlah curah hujan pada tahun 2007
± 2.252 mm, dengan jumlah hari hujan 105 hari dan rata-rata curah hujan 21 mm/
hari. Kota Salatiga memiliki iklim tropis berhawa sejuk, dengan musim hujan dan
musim kemarau silih berganti sepanjang tahun. Suhu udara rata-rata 23,7°C-26,3°C
dan suhu tertinggi 31,8°C dan suhu terendah 18,5°C serta kelembaban udara rata-
rata 80-90%. Jumlah curah hujan pada tahun 2010 tercatat 1.886 mm dan 118 hari
hujan. Keadaan iklim Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dijelaskan pada
tabel di bawah.

Tabel 3.7
Keadaan Iklim Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo

NO Keadaan Iklim 2008 2009 2010


1 Suhu 23 0C - -
2 Kelembaban Udara 89% - -
3 Curah Hujan (mm/Th) 1.888 2.252 4.831
4 Kecepatan Angin (Knot) - - -
Sumber: Data Dalam Angka Kota Salatiga Tahun 2011

Curah hujan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo setiap bulannya dapat
dilihat pada tabel berikut.

III-18
Tabel 3.8
Curah Hujan Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo

Curah Hujan Hari Hujan


Bulan
2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010

Januari 450 194 893 446 468 24 13 27 14 19

Pebruari 275 291 670 340 480 22 13 32 16 17

Maret 249 493 1.250 625 489 14 23 42 21 15

April 271 311 476 238 321 15 19 24 12 18

Mei 152 53 212 106 340 10 2 19 10 14

Juni 3 95 10 - 261 1 3 4 4 8

Juli 12 21 - - 138 1 1 4 - 8

Agustus 5 4 10 - 154 - - - 4 10

September - - - - 274 2 1 11 - 14

Oktober 22 18 243 - 230 2 1 11 11 18

November 165 414 427 - 228 13 14 18 18 12

Desember 284 358 640 320 194 15 14 39 20 19


J u m l a h Total 1.888 2.252 4.831 1.935 3.577 118 105 220 104 172

Prosentase 13,04 15,55 33,36 13,36 24,70 16,41 14,60 30,60 14,46 23,92
Sumber: Data Dalam Angka Kota Salatiga Tahun 2010

3.2.2. Kependudukan

3.2.2.1 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Tingkir pada tahun 2010 sebesar 42.054 jiwa dan
jumlah penduduk di Kecamatan Argomulyo 42.638 jiwa. Kelurahan di Kecamatan
Tingkir yang memiliki jumlah penduduk paling banyak ialah Kelurahan Kutowinangun
sejumlah 20.469 jiwa dan kelurahan yang memiliki jumlah penduduk paling kecil ialah
Kelurahan Kalibening dengan jumlah penduduk 1.641 jiwa. Sedangkan kelurahan di
Kecamatan Argomulyo yang memiliki jumlah penduduk paling banyak ialah Kelurahan
Tegalrejo dengan jumlah 11.008 jiwa dan kelurahan dengan jumlah paling sedikit
ialah Kelurahan Cebongan yaitu 3.993 jiwa. Jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo pada tahun 2010 dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.

III-19
Tabel 3.9
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2011

Luas Kel. Jumlah Kepadatan


Kelurahan
(Ha) Penduduk Jiwa/ Ha
I.Tingkir 1,015.351 40,377 40
1. Kutowinangun 293.750 20,301 69
2. Gendongan 68.900 5,838 85
3. Sidorejo Kidul 277.500 4,261 15
4. Kalibening 99.599 1,641 16
5. Tingkir Lor 177.300 3,962 22
6. Tingkir Tengah 137.801 4,374 32
II.Argomulyo 1,852.690 43,666 31
1. Noborejo 332.200 5,589 17
2. Ledok 187.330 10,051 54
3. Tegalrejo 188.430 11,109 59
4. Kumpulrejo 629.030 7,322 12
5. Randuacir 377.600 5,178 14
6. Cebongan 138.100 4,417 32
2010 2,868.041 84,043 36
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Dalam Angka, 2011

Jumlah Penduduk Tahun 2010


25,000
20,000
15,000
10,000
5,000 Jumlah Penduduk (Jiwa)

0
Randuacir
Tingkir Lor
Tingkir Tengah

Gendongan

Cebongan

Tegalrejo
Ledok

Kumpulrejo
Kalibening

Noborejo
Sidorejo Kidul
Kutowinangun

Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.6
Jumlah Penduduk Tiap Kelurahan Tahun 2010

III-20
Kepadatan (Jiwa/Ha)
12 Tingkir Tengah
27
58 32 16 Tingkir Lor
20 Kalibening
57
Sidorejo Kidul
70 Kutowinangun
29
Gendongan
12 77
Noborejo

16 Cebongan
Randuacir

Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.7
Kepadatan Penduduk Tiap Kelurahan Tahun 2010

3.2.2.2 Struktur Penduduk

A. Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Secara umum struktur penduduk Kecamatan Tingkir pada tahun 2010 hampir
seimbang antara jumlah penduduk laki – laki dan perempuan dengan jumlah
penduduk laki – laki 20.784 jiwa dan perempuan 21.270 jiwa. Sedangkan di
Kecamatan Argomulyo memiliki jumlah penduduk laki – laki sebanyak 21.278 jiwa dan
penduduk perempuan berjumlah 21.360 jiwa. Perbandingan jumlah antara penduduk
berjenis kelamin laki – laki dan perempuan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo hampir sama, selengkapanya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.10
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

No Kelurahan Laki - Laki Perempuan Jumlah


I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 2.269 2.186 4.455
2 Tingkir Lor 2.327 2.456 4.783
3 Kalibening 836 805 1.641
4 Sidorejo Kidul 2.690 2.727 5.417
5 Kutowinangun 10.043 10.426 20.469
6 Gendongan 2.619 2.670 5.289
Jumlah 20.784 21.270 42.054
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 2.547 2.673 5.220

III-21
No Kelurahan Laki - Laki Perempuan Jumlah
2 Cebongan 1.989 2.004 3.993
3 Randuacir 2.243 2.278 4.521
4 Ledok 5.260 5.349 10.609
5 Tegalrejo 5.622 5.386 11.008
6 Kumpulrejo 3.617 3.670 7.287
Jumlah 21.278 21.360 42.638
Jumlah Total 42.062 42.630 84.692
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

12,000 10,426
10,000
8,000
5,3495,386
6,000
3,670
4,000 2,1862,456 2,727 2,6702,673 2,278
2,004 Laki - Laki
2,000 805 Perempuan
0
Tingkir Lor

Kutowinangun

Randuacir

Tegalrejo
Gendongan

Cebongan
Tingkir Tengah

Ledok
Noborejo
Kalibening

Kumpulrejo
Sidorejo Kidul

Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.8
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010

B. Penduduk Menurut Agama

Berdasarkan data jumlah berdasarkan agama pada tahun 2010 di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan argomulyo didominasi penduduk beragama Islam, kemudian Kristen,
Khatolik, Budha dan Hindu. Jumlah penduduk berdasarkan agama dirinci tiap
kelurahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan argomulyo dapat dilihata pada tabel
berikut.

Tabel 3.11
Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2010

Kong
No Kelurahan Islam Kristen Khatolik Budha Hindu
Hu cu
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 4.492 164 74 2 6 0

III-22
Kong
No Kelurahan Islam Kristen Khatolik Budha Hindu
Hu cu
2 Tingkir Lor 3.094 27 30 0 0 0
3 Kalibening 1.645 0 0 0 0 0
4 Sidorejo Kidul 3.698 274 136 3 0 0
5 Kutowinangun 14.552 4.469 1.125 129 3 0
6 Gendongan 3.727 1.395 675 64 0 0
Jumlah 31.208 6.329 2.040 198 9 0
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 5.253 265 48 3 0 0
2 Cebongan 3.974 385 52 6 0 0
3 Randuacir 4.151 815 43 74 1 0
4 Ledok 7.700 1.717 580 49 0 0
5 Tegalrejo 8.002 2.249 785 49 20 0
6 Kumpulrejo 5.106 2.142 66 4 4 0
Jumlah 34.186 7.573 1.574 185 25 0
Jumlah Total 65.394 13.902 3.614 383 34 0
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011

Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2010


Kong Hu Cu
Budha 0
Khatolik 383 Hindu
Kristen 3.614 34
13.902
Islam
Kristen
Khatolik
Islam Budha
65.394
Hindu
Kong Hu cu

Sumber: Hasil Olahan Data Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011
Gambar 3.9
Jumlah Penduduk Menurut Agama Tahun 2010

III-23
C. Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Jenis mata pencaharian penduduk di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo


sangat beragam meliputi sektor pertanian, perikanan, industri, perdagangan,
pegangkutan dan lain sebagainya. Secara rinci jumlah penduduk di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.12
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010

No Pekerjaan Argomulyo Tingkir Jumlah


1 Petani Sendiri 1.387 606 1.993
2 Buruh Tani 392 535 927
3 Nelayan 0 0 0
4 Pengusaha/wiraswasta 1.687 948 2.635
5 Buruh Industri 4.857 3.049 7.906
6 Pedagang 506 2.844 3.350
7 Buruh Bangunan/lepas 474 2.121 2.595
8 Pengangkutan 4.778 623 5.401
9 Pegawai Negeri 2.443 2.077 4.520
10 Pensiunan 642 873 1.515
11 Lain-lain 1.985 14.760 16.745
Jumlah 19.151 28.436 47.587
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011

3.2.2.3 Mutasi Penduduk

Mutasi penduduk merupakan tingkat perubahan komposisi penduduk yang dipengaruhi


oleh tinggat kelahiran, kematian, dan migrasi (keluar atau masuk). Data mengenai
perkembangan penduduk tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.13
Banyaknya Kelahiran dan Kematian Tahun 2010

Kelahiran Kematian
No Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki - Laki Perempuan Jumlah
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 20 15 35 14 8 22
2 Tingkir Lor 23 21 44 11 17 28
3 Kalibening 7 7 14 3 2 5
4 Sidorejo Kidul 23 20 43 14 14 28
5 Kutowinangun 101 109 210 75 57 132
6 Gendongan 25 22 47 25 31 56
Jumlah 199 194 393 142 129 271
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 54 46 100 12 13 25

III-24
Kelahiran Kematian
No Kelurahan
Laki-Laki Perempuan Jumlah Laki - Laki Perempuan Jumlah
2 Cebongan 18 20 38 19 17 36
3 Randuacir 20 22 42 8 4 12
4 Ledok 29 20 49 19 26 45
5 Tegalrejo 81 93 174 33 30 63
6 Kumpulrejo 18 12 30 18 20 38
Jumlah 220 213 433 109 110 219
Jumlah Total 419 407 826 251 239 490
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011

Tabel 3.14
Banyaknya Mutasi Datang dan Mutasi Pergi Tahun 2010

Mutasi Datang Mutasi Pergi


No Kelurahan
Laki - Laki Perempuan Jumlah Laki - Laki Perempuan Jumlah
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 58 68 126 54 56 110
2 Tingkir Lor 36 75 111 54 57 111
3 Kalibening 11 16 27 19 18 37
4 Sidorejo Kidul 108 126 234 30 42 72
5 Kutowinangun 198 272 470 282 303 585
6 Gendongan 52 59 111 79 108 187
Jumlah 463 616 1.079 518 584 1.102
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 69 70 139 25 37 62
2 Cebongan 39 49 88 47 51 98
3 Randuacir 32 23 55 22 25 47
4 Ledok 124 136 260 106 127 233
5 Tegalrejo 513 390 903 144 213 357
6 Kumpulrejo 67 60 127 34 36 70
Jumlah 844 728 1.572 378 489 867
Jumlah Total 1.307 1.344 2.651 896 1.073 1.969
Sumber: Kecamatan Tingkir dan Argomulyo Dalam Angka Tahun 2011

3.2.3. Penggunaan Lahan

Menurut jenisnya pengguunaan lahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo


terdiri atas lahan sawah dan lahan kering. Lahan sawah meliputi wasah irigasi teknis,
knis, irigasi setengah tirigasi sederhana dan irigasi tadah hujan. Sedangkan lahan
kering terdiri atas pekarangan, tegalan dan penggunaan lainnya. Selengkapnya
mengenai jenis penggunaan lahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

III-25
Tabel 3.15
Penggunaan Lahan di Kecamatan Tingkir dan kecamatan Argomulyo
Tahun 2010

Lahan
No Kelurahan
Sawah Lahan Kering Jumlah
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 51.459 81.665 137.800
2 Tingkir Lor 75.992 96.685 177.300
3 Kalibening 56.893 39.432 99.601
4 Sidorejo Kidul 84.004 180.435 277.500
5 Kutowinangun 45.241 240.926 293.750
6 Gendongan 0.000 66.584 68.900
Jumlah 313.589 705.727 1,054.851
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 2.635 324.492 332.200
2 Cebongan 14.604 111.278 138.100
3 Randuacir 0.000 348.550 377.600
4 Ledok 12.472 164.561 187.330
5 Tegalrejo 0.000 178.424 188.430
6 Kumpulrejo 0.000 622.030 629.030
Jumlah 29.711 1,749.335 1,852.690
Jumlah Total 343.300 2,455.062 2,907.541
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat kelurahan yang memiliki wilayah palign luas di
Kecamatan Tingkir yaitu Kelurahan Kutowinangun (293,750 Ha) dan di Kecamatan
Argomulyo yaitu Kelurahan Kumpulreji (629,030 Ha). Sedangkan wilayah yang
memiliki luas paling sempit di Kecamatan Tingkir yaitu Kelurahan Gendongan (68,900
Ha) dan di Kecamatan Argomulyo yaitu Kelurahan Cebongan (138,100 Ha).

Apabila dilihat dari jenis penggunaan lahannya, di Kecamatan Tingkir penggunaan


lahan kering lebih besar dibandingkan penggunaan lahan sawah yaitu sebesar 96,24%
dan penggunaan lahan kering sawah 30,76%. Begitu juga di Kecamatan Argomulyo,
penggunaan lahan sawah lebih kecil dibandingkan penggunaan lahan kering yaitu
1,67% dan penggunaan lahan keringnya sebesar 98,33%.

III-26
30.76%

69.24%

Lahan Sawah Lahan Kering

Gambar 3.10
Grafik Penggunaan Lahan di Kecamatan Tingkir Tahun 2010

1.67%

98.33%

Lahan Sawah Lahan Kering

Gambar 3.11
Grafik Penggunaan Lahan di Kecamatan Argomulyo Tahun 2010

III-27
Gambar 3.12 Potensi Lahan Sawah di Kec.
Tingkir
Kecamatan Tingkir merupakan salah satu
wilayah di Kota Salatiga yang masih terdapat
lahan sawah yang paling luas, sehingga dapat
dipertahankan sebagai lahan pangan
berkelanjutan dengan mencegah terjadinya
konversi lahan.

Penggunaan lahan sawah di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri atas
lahan sawah irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi sederhana dan sawah tadah
hujan. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3.16
Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
Tahun 2010

Irigasi Setengah Tadah


No Kelurahan Sederhana Jumlah
Teknis Teknis Hujan
I. Kecamatan Tingkir
1 Tingkir Tengah 51.459 0.000 0.000 0.000 51.459
2 Tingkir Lor 72.712 0.000 0.000 3.280 75.992
3 Kalibening 56.893 0.000 0.000 0.000 56.893
4 Sidorejo Kidul 28.230 23.770 26.804 5.200 84.004
5 Kutowinangun 45.241 0.000 0.000 0.000 45.241
6 Gendongan 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Jumlah 254.535 23.770 26.804 8.480 313.589
II. Kecamatan Argomulyo
1 Noborejo 0.000 0.000 1.635 1.000 2.635
2 Cebongan 2.000 3.000 4.824 4.780 14.604
3 Randuacir 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
4 Ledok 3.830 0.000 8.642 0.000 12.472
5 Tegalrejo 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
6 Kumpulrejo 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Jumlah 5.830 3.000 15.101 5.780 29.711
Jumlah Total 260.365 26.770 41.905 14.260 343.300
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Dalam Angka, 2011

III-28
Sawah irigasi teknis di kedua kecamatan (Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo) apabila dibandingkan dengan jenis lahan sawah lainnya merupakan lahan
sawah yang memiliki luasan paling besar. Selanjutnya sawah irigasi sederhana, irigasi
setengah teknis dan sawah tadah hujan. Untuk lebih jelasnya perbedaan jenis lahan
sawah tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

2.70%

8.55%
7.58%

81.17%

Irigasi Teknis Setengah Teknis Sederhana Tadah Hujan

Gambar 3.13
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Tingkir
Tahun 2010

19.45% 19.62%

10.10%

50.83%

Irigasi Teknis Setengah Teknis Sederhana Tadah Hujan

Gambar 3.14
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Sawah di Kecamatan Argomulyo
Tahun 2010

III-29
Selanjutnya, penggunaan lahan kering di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo didominasi oleh pekarangan, disusul kemudian penggunaan lahan untuk
tegalan dan penggunaan lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

4.79%

23.64%

71.57%

Pekarangan Tegalan Penggunaan Lain

Gambar 3.15
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Kering di Kecamatan Tingkir
Tahun 2010

4.04%

41.94%
54.02%

Pekarangan Tegalan Penggunaan Lain

Gambar 3.16
Grafik Prosentase Penggunaan Lahan Kering di Kecamatan Argomulyo
Tahun 2010

III-30
PETA 3.7 PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN TINGKIR DAN
KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA

III-31
3.2.4. Kondisi Fasilitas

3.2.4.1 Fasilitas Pendidikan

Secara umum sarana pendidikan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo


sudah tersebar secara merata di seluruh wilayah dari mulai Taman Kanak-kanak
sampai tingkat universitas. Kondisi dari sarana pendidikan pun sudah cukup baik,
meskipun pada tahun tertentu jumlah sekolah maupun jumlah muridnya ada yang
mengalami penurunan dan ada juga yang mengalami kenaikan. Untuk lebih jelas
berikut ini akan disajikan tabel yang berisi data-data yang berhubungan dengan
sarana pendidikan yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dari
tingkat Taman Kanak-kanak sampai tingkat universitas pada tahun 2010.

Tabel 3.17
Banyaknya Sarana Pendidikan per Kelurahan Tahun 2010

SD SMA
No. Kelurahan TK MI SMP MTS Keju- MA PT
Negeri Swasta Umum
ruan
I. Kecamatan Tingkir
1 Kutowinangun 12 10 3 1 1 0 0 0 0 0
2 Gendongan 3 3 1 0 0 0 0 0 0 0
3 Sidorejo Kidul 2 3 1 0 1 0 0 0 0 0
4 Kalibening 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
5 Tingkir Lor 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0
6 Tingkir
3 2 0 0 1 0 0 1 0 0
Tengah
Jumlah 21 21 5 3 3 0 0 2 0 0
II. Kecamatan Argomulyo
1 Randuacir 4 3 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Noborejo 2 2 0 1 0 0 0 0 0 0
3 Ledok 2 6 0 0 1 0 1 0 0 0
4 Tegalrejo 4 5 0 0 1 1 1 0 0 0
5 Kumpulrejo 1 3 0 2 0 0 0 0 0 0
6 Cebongan 3 3 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 16 22 0 3 2 1 2 0 0 1
Jumlah Total 37 43 5 6 5 1 2 2 0 1
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Taman Kanak-kanak di di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sudah


tersebar secara merata hampir di semua kelurahan yang ada di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo. Hanya Kelurahan Kalibening yang belum memiliki sarana
pendidikan yang berupa sekolah Taman Kanak-kanak.

III-32
Jumlah SD negeri lebih banyak daripada jumlah SD swasta. SD negeri tersebar secara
merata hampir di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo, sedangkan SD swasta hanya berada di beberapa kelurahan seperti
Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun dan Kelurahan Gendongan. Jumlah
SD swasta di beberapa kelurahan ini pun masih sedikit antara 1 sampai 3 sekolah
saja.

Jumlah SLTP yang tersedia di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo tersedia
sebanyak 5 buah, tersebar di Kecamatan Tingkir meliputi Kelurahan Kutowinangun,
Kelurahan SIdorejo Kidul dan Kelurahan Tingkir Tengah masing-masing 1 buah dan di
Kecamatan Argomulyo meliputi Kelurahan Ledok dan Kelurahan Tegalrejo masing-
msing juga 1 buah.

Fasilitas pendidikan setingkat SLTA/ SMK di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan


Argomulyo tersedia sebanyak masing-masing 2 buah. Fasilitas SLTA terdapat di
Kecamatan Argomulyo yaitu di Kelurahan Ledok dan Tegalrejo masing-masing 1 buah.
Dan sekolah menengah kejuruan terdapat di Kecamatan Tingkir yaitu di Kelurahan
Kalibening dan Kelurahan Tingkir Tengah masing-masing 1 buah.

Di Kecamatan Argomulyo juga terdapat 1 perguruan tinggi yang cukup populer di


wilayah Kota Semarang dan Kabupaten Semarang yaitu di Kelurahan Cebongan.

Jumlah sekolah keagamaan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo pada


tingkat Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 6 sekolah yang tersebar di Kecamatan Tingkir
meliputi Kelurahan Kutowinangun, Kelurahan Kalibening dan Kelurahan Tingkir Lor
masing-masing 1 buah dan di Kecamatan Argomulyo meliputi Kelurahan Noborejo dan
Kelurahan Kumpulrejo masing-masing 1 buah dan 2 buah.

III-33
PETA 3.8 SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DI
KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO

III-34
3.2.4.2 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Kota Salatiga terbagi menjadi banyaknya rumah sakit,
banyaknya rumah bersalin, banyaknya poliklinik, banyaknya RS Bersalin, banyaknya
puskesmas, banyaknya pustu, banyaknya balai pengobatan, banyaknya tempat
praktek dokter, banyaknya toko obat dan apotik. Berikut ini akan disajikan tabel-tabel
yang menggambarkan banyaknya jumlah sarana kesehatan yang ada di Kota Salatiga.

Tabel 3.18
Banyaknya Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur per Kelurahan
Tahun 2009

Rumah Tempat
No. Kelurahan
Sakit Tidur
I. Kecamatan Tingkir
1 Kutowinangun 1 114
2 Gendongan 1 51
3 Sidorejo Kidul 0 0
4 Kalibening 0 0
5 Tingkir Lor 0 0
6 Tingkir Tengah 0 0
Jumlah 2 165
II. Kecamatan Argomulyo
1 Randuacir 0 0
2 Noborejo 0 0
3 Ledok 0 0
4 Tegalrejo 1 65
5 Kumpulrejo 0 0
6 Cebongan 0 0
Jumlah 1 65
Jumlah Total 3 130
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Dari data di atas rumah sakit yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo sebanyak 3 buah. Fasilitas rumah sakit tersebar di Kecamatan Tingkir
meliputi Kelurahan Kutowingun dan Kelurahan Gendongan masing-masing sebanyak 1
buah. Sedangkan di Kecamatan Argomulyo hanya 1 buah di Kelurahan Tegalrejo.

Tabel 3.19
Banyaknya Puskesmas, Pustu, dan Balai Pengobatan per Kelurahan
Tahun 2009

Balai Pengobatan
No. Kelurahan Puskesmas Pustu
Pemerintah Swasta
I. Kecamatan Tingkir
1 Kutowinangun 0 2 0 0
2 Gendongan 0 1 0 0
3 Sidorejo Kidul 1 0 0 0
4 Kalibening 0 0 0 0

III-35
Balai Pengobatan
No. Kelurahan Puskesmas Pustu
Pemerintah Swasta
5 Tingkir Lor 0 0 0 0
6 Tingkir Tengah 0 1 0 0
Jumlah 1
II. Kecamatan Argomulyo
Randuacir 0 0 0 0
Noborejo 0 1 0 0
Ledok 0 0 0 1
Tegalrejo 0 2 0 0
Kumpulrejo 0 1 0 0
Cebongan 1 0 0 0
Jumlah
Jumlah Total 2 8 0 1
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

III-36
PETA 3.9 SEBARAN FASILITAS KESEHATAN
KECAMATAN TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO

III-37
Pusekesmas tersebut di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo tersebar di
beberapa kelurahan yaitu Kelurahan Sidorejo Kidul (Kecamatan Tingkir) dan
Kelurahan Cebongan (Kecamatan Argomulyo). Untuk Puskesmas Pembantu (Pustu)
keberadaannya tersebar hampir di seluruh kelurahan yang ada di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo. Sedangkan untuk balai pengobatan hanya terdapat di
Kelurahan Ledok (Kecamatan Argomulyo).
Fasilitas kesehatan lain yaitu rumah bersail terdapat di Kelurahan Noborejo
(Kecamatan Argomulyo).

Tabel 3.20
Banyaknya Tempat Praktek Dokter per Kelurahan Tahun 2009

Dokter Dokter Dokter


No. Kelurahan Umum Spesialis Gigi
I. Kecamatan Tingkir
1 Kutowinangun 5 3 2
2 Gendongan 8 10 1
3 Sidorejo Kidul 0 0 0
4 Kalibening 1 0 0
5 Tingkir Lor 2 0 0
6 Tingkir Tengah 3 1 1
Jumlah 19 14 4
II. Kecamatan Argomulyo
1 Randuacir 1 0 0
2 Noborejo 2 0 0
3 Ledok 5 0 0
4 Tegalrejo 12 0 0
5 Kumpulrejo 0 0 0
6 Cebongan 2 1 0
Jumlah 22 1 0
Jumlah Total 41 15 4
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Praktek dokter yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari
praktek dokter umum, praktek dokter spesialis, dan praktek dokter gigi. Jumlah
praktek dokter umum pada tahun 2010 mencapai 41 tempat (19 di Kecamatan Tingkir
dan 22 di Kecamatan Argomulyo) dan praktek dokter spesialis mencapai 15 tempat
(14 di Kecamatan Tingkir dan 1 di Kecamatan Argomulyo), sedangkan untuk praktek
dokter gigi hanya mencapai 4 tempat saja yang seluruhnya terdapat di Kecamatan
Tingkir. Tempat praktek dokter yang paling banyak berada di Tegalrejo (Kecamatan
Argomulyo), dokter spesialis paling banyak di Kelurahan Gendongan (Kecamatan
Tingkir) dan praktek Dokter Gigi paling banyak di Kelurahan Kutowinangun
(Kecamatan Tingkir).

III-38
Tabel 3.21
Banyaknya Toko Obat Berijin dan Apotik per Kelurahan di Kecamatan Tingkir
dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2009

No. Kelurahan Apotik


I. Kecamatan Tingkir

1 Kutowinangun 2
2 Gendongan 1
3 Sidorejo Kidul 0
4 Kalibening 0
5 Tingkir Lor 0
6 Tingkir Tengah 2
Jumlah 5
II. Kecamatan Argomulyo
1 Randuacir 0
2 Noborejo 0
3 Ledok 0
4 Tegalrejo 1
5 Kumpulrejo 0
6 Cebongan 0
Jumlah 1
Jumlah Total 6
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo hanya terdapat apotik untuk


memperoleh pelayanan kesehatan, itu pun jumlahnya masih sangat sedikit dan belum
tersebar secara merata di seluruh kelurahan yang ada. Apotik yang tersedia hanya
berada di 4 kelurahan saja, yaitu Kecamatan Tingkir meliputi Kelurahan
Kutowinangunm Kelurahan Gendongan dan Kelurahan Tingkir Tengah dan Kecamatan
Argomulyo melipuit Kelurahan Tegalrejo.

3.2.4.3 Sarana Perdagangan

Sarana perdagangan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari


pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern. Saat ini yang perlu diantisipasi
adalah perkembangan toko modern yang semakin cepat dan tersebar di seluruh
wilayah kecamatan. Berikut ini lokasi kawasan perdagangan di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo.

III-39
Tabel 3.22
Lokasi Sarana Perdagangan di Kota Salatiga

No Jenis Lokasi
1 pasar tradisional a. Kelurahan Kutowinangun;
b. Kelurahan Tingkir Lor;
2 pusat perbelanjaan a. Kelurahan Kutowinangun;

3 toko modern a. Kecamatan Tingkir;


b. Kecamatan Argomulyo,
Sumber : RTRW Kota Salatiga, 2011

Pasar tradisional di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari pasar
umum yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, pasar burung/ hewan, dan pasar
ikan/ unggas terdapat di Kelurahan Kutowinangun dan Kelurahan Tingkir Lor
(Kecamatan Tingkir). Sedangkan pusat perbelanjaan terdapat di Kelurahan
Kutowinangun (Kecamatan Tingkir). Selanjutnya toko modern terdapat di masing-
masing kecamatan.

III-40
Tabel 3.23
Jumlah Pedagang dan Luasan Pasar di Kota Salatiga Tahun 2010

Jumlah Pedagang
Jenis
No Nama Pasar LOKASI Pedagang Luasan
Ruko, Kios Los Pedagang Los Dagangan
Kios, Ruko
1 Pasar Raya I Jl. Jend. Sudirman 302 2182 939 295 9840 Aneka
Dagangan
2 Pasar Raya II Jl. Jend. Sudirman 273 1425 525 247 16113 Pakaian,
Sepatu
3 Pasar Blauran Jl. Tmn Pahlawan 131 668 657 111 4736 Sayur,
Sembako
4 Pasar Sayangan Jl. Patimura 16 12 12 10 576 Sayur,
Sembako
5 Pasar Shoping Jl. Jend. Sudirman 217 577 148 217 7102 Barang Bekas
6 Pasar Jetis Jl. Imam Bonjol 43 251 148 43 2067 Sayur,
Sembako
7 Pasar Rejosari Jl. Veteran/Hasanudin 102 834 365 95 7943 Sayur,
Sembako
8 Pasar Jl. Veteran/Hasanudin 51 115 2 49 3535
Banyuputih Burung/ Hewan
9 Pasar Andong Jl. Jend. Sudirman 0 0 0 15 3868 Sayur,
Sembako
10 Pasar Ayam Jl. Ahmad Yani 21 136 71 21 992 Ikan Bsh,
Unggas
11 Cengek Randuacir 27 15 11 27 800 Sayur,
Sembako
2010 1233 6215 2353 1130 57572
2009 1140 6251 2837 1027 57572
2008 1126 3376 2624 916 50688
Jumlah
2007 0 0 3243 1101 56726
2006 895 4495 2135 888 58756
2005 0 0 2460 820 52265
Sumber : Kota Salatiga dalam Angka, 2011

III-41
Dari data di atas diketahui bahwa jumlah pasar di Kota Salatiga lebih banyak
menggunakan los daripada ruko, dimana pada tahun 2010 jumlah los mencapai 6.215
buah dan ruko hanya berjumlah 1.233 buah. Untuk pedagang jumlahnya juga lebih
banyak jumlah pedagang los daripada pedagang kios. Pada tahun 2010 jumlah
pedagang los mencapai 2.353 dan pedagang kios hanya mencapai1.130 saja.
Jumlah PKL di Kota Salatiga pada tahun 2011 adalah sebanyak 1.171 PKL. Lokasi PKl
antara lain terdapat di Jl Taman Pahlawan (PKL buah), pasar pagi, gerobok putih
(Shopping Centre), pertokoan Shopping Center, lahan parkir Pasar Raya I, Jl
Diponegoro, Jl Pancasila, Jl Jendral Sudirman, Jl A Yani, Jl Ex Luxor, Jl Kemiri, Jl
Sukowati, Terminal Pos Tingkir, Jl Kartini, Jl Kridanggo, Jl Margosari, Jl Turen,
Kemasan, Jl Muwardi dan Jl Patimura. Jumlah PKL terbanyak terdapat di Pasar Pagi,
sebanyak 590 PKL. Berikut ini dapat dilihat jumlah PKL dan persebarannya di Kota
Salatiga.

Tabel 3.24
Jumlah dan Lokasi PKL di Kota Salatiga

Lokasi PKL DK LK JUMLAH

1 Jl Taman Pahlawan (PKL buah) 50 32 82

2 Pasar Pagi 281 309 590

3 Gerobok putih (Shopping Centre) 73 38 111

4 Pertokoan Shopping Centre 45 1 46

5 Lahan parkir Pasar Raya I 20 18 38

6 Jl Diponegoro 29 4 33

7 Jl Pancasila 52 20 72

8 Jl Jendral Sudirman 49 8 57

9 Jl A Yani 20 8 28

10 Jl Ex Luxor 21 5 26

11 Jl Kemiri 8 2 10
12 Jl Sukowati 4 2 6
13 Terminal Pos Tingkir 2 1 3

14 Jl Kartini 4 1 5

15 Jl Kridanggo 4 2 6

16 Jl Margosari 1 0 1

17 Jl Turen 1 1 2

18 Kemasan 26 4 30

19 Jl Muwardi 2 1 3

20 Jl Patimura 14 8 22

Jumlah 706 465 1171


Sumber : Disperindag dan UMKM

III-42
3.2.4.4 Sarana Wisata

Fasilitas rekreasi merupakan fasilitas yang dapat berupa ruang publik yang dapat
berfungsi sebagai sarana bersosialisasi dan ruang terbuka hijau. Jenis fasilitas rekreasi
yang ada di Kota Salatiga saat ini berupa kolam renang, kolam pemancingan, prasasti
(Prasasti Plumpung), pusat makanan, agrowisata, kerajinan panah, gedung bioskop
dan pusat perbelanjaan. Fasilitas rekreasi dan olah raga tersebar di Kota Salatiga.
Namun demikian beberapa aset/kegiatan lain yang dapat dimanfaatkan sebagai
kegiatan wisata adalah: wisata konveksi, wisata religi dan wisata heritage (bangunan
kuno).
Jenis obyek wisata di Kota Salatiga terdiri dari obyek wisata alam, wisata budaya, dan
wisata minat khusus seperti pasar, kelurahan wisata, wisata pendidikan, wisata
kesenian dan wisata konfensi. Berikut ini dapat dilihat lokasi obyek wisata yang ada di
Kota Salatiga.

Tabel 3.25
Jenis Obyek Wisata di Kota Salatiga

Obyek Wisata
No Jenis OW Lokasi Keterangan

I WISATA Wisata Alam Waduk Kelurahan Baru berupa lembah


ALAM Prambanan Kutowinangun
Wisata Taman Buah Kelurahan Noborejo Dikelola penduduk

II WISATA Sumur Wali Kelurahan Randuacir Baru ditemukan


BUDAYA
III WISATA Kelurahan Wisata Tingkir Kelurahan Tingkir Lor Dikembangkan sebagai
MINAT dan Tengah Kelurahan Wisata
KHUSUS

Sumber : RIPP Kota Salatiga

3.2.4.5 Sarana Olahraga

Fasilitas olahraga yang ada di Kota Salatiga terdiri dari stadion sepakbola, kolam
renang, gedung olahraga, fitness center, tempat bowling, tempat bilyard, dan golf.
Fasilitas olahraga terbanyak di Kota Salatiga berupa tempat bilyard (21 tempat).
Berikut ini dapat dilihat jumlah fasilitas olahraga menurut jenisnya di Kota Salatiga.

Tabel 3.26
Fasilitas Olah Raga di Kota Salatiga

Jenis Fasilitas Olah Raga Jumlah


Stadion Sepak Bola 1
Kolam Renang 10
Gedung Olah Raga 4

III-43
Jenis Fasilitas Olah Raga Jumlah
Fitnes Center 7
Billyard 21
Jumlah 43
Sumber : RIPP Kota Salatiga

Fasilitas olahraga yang telah ada di Kota Salatiga akan dilengkapi dengan
pembangunan Sport Center. Rencana Pembangunan Sport Center berlokasi di
Kelurahan Cebongan Kota Salatiga. Area yang digunakan pada saat ini masih berupa
kebun ketela dan jagung. Luas tanah yang tersedia adalah ±1,3 Ha.

3.2.4.6 Sarana Pemakaman

Pemakaman merupakan salah satu fasilitas yang vital yang hendaknya dapat
dipertimbangkan dengan matang. Kaitannya dengan pemakaman ini, permasalahan
yang sering timbul di perkotaan yaitu sulitnya mencari lahan sehingga kecenderungan
yang terjadi luas areal pemakaman cenderung tetap dari tahun ke tahun, sementara
kebutuhan terhadap fasilitas pemakaman terus mengalami peningkatan. Di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sendiri jumlah lahan untuk pemakaman
adalah 204.091 m2. Setiap kelurahan memiliki lahan untuk pemakaman, kecuali di
Kelurahan Kutowinangun dan Gendongan.

Tabel 3.27
Jumlah Fasilitas Pemakaman Eksisting di Kota Salatiga

No. Kelurahan Jumlah Luas (m²)


I Kec. Argomulyo 40 119627
1 Ledok 8 18.000
2 Tegalrejo 7 3.950
3 Cebongan 2 13.000
4 Noborejo 5 8.900
5 Randuacir 8 50.000
6 Kumpulrejo 10 25.777
II Kec. Tingkir 20 84.464
1 Tingkir Tengah 4 15.100
2 Tingkir Lor 7 14.964
3 Kalibening 2 15.000
4 Sidorejo Kidul 7 39.400
5 Kutowinangun - -
6 Gendongan - -
Total 60 204.091
Sumber : Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup

III-44
3.2.4.7 Taman Kota

Ada beberapa taman yang telah dibangun di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo, antara lain tugu batas kota Jl. Soekarno-Hatta (Kelurahan Noborejo) dan
Taman depan IPHI (Kelurahan Gendongan). Luas seluruh taman yang ada di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo adalah 1.517,50 m3. Taman Kota
Salatiga tersebar di Kelurahan Noborejo, Kalicacing, Gendongan, Salatiga, dan
Blotongan. Berikut ini dapat dilihat hasil inventarisasi taman kota di Kota Salatiga.

Tabel 3.28
Inventarisasi Taman Kota

No. Taman Kelurahan/Desa Luas (m³)

1 Tugu Batas Kota Jl. Soekarno – Hatta Noborejo 838.80


2 Depan IPHI Gendongan 678.70
Jumlah 1.517,50
Sumber: Dinas Tata Kota, 2011

Selain taman kota, Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo juga memiliki taman
pulau jalan di sekitar Tugu Atlit/Pertigaan ABC dan Pertigaan Mrican. Luas total taman
pulau jalan di Kota Salatiga adalah 56,40 m3. Berikut ini dapat dilihat hasil
inventarisasi taman kota di Kota Salatiga.

Tabel 3.29
Inventarisasi Taman Pulau Jalan

No. Taman Pulau Jalan Kelurahan/Desa Luas (m³)

5 Tugu Atlit/ Pertigaan ABC Ledok 42.00


6 Pertigaan Mrican Gendongan 14.40
Jumlah 56,40
Sumber: Dinas Tata Kota, 2011

Untuk menambah penghijauan di jalur jalan, pemerintah Kota Salatiga juga


menyediakan tanaman dalam pot yang diletakkan pada median jalan di Kecamatan
Tingkir dan Kecamatan Argomulyo. Pot taman jalan ini diletakkan di sekitar tugu batas
kota Jl Fatmawati dan Jl Jend Sudirman, dan Jl Tentara Pelajar. Luas total dari pot
taman jalan adalah 1.847,76 m3. Berikut ini dapat dilihat hasil inventarisasi taman
kota di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo.

III-45
Tabel 3.30
Inventarisasi Pot Taman Jalan

No. Pot Taman Jalan Kelurahan/ Desa Luas (m³)

Tugu Batas Kota Jl. Fatmawati Sebelah Kanan


1 - 206.03
dari arah Salatiga
2 Jl. Jend. Sudirman Gendongan 634.85
Jumlah 1.236,88
Sumber: Dinas Tata Kota, 2011

III-46
PETA 3.10 SEBARAN TAMAN KOTA/ HUTAN KOTA

III-47
3.2.4.8 Sarana Industri

Sebagian besar jenis industri di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo


termasuk dalam klasifikasi industri kecil, jika dilihat dari jumlah tenaga kerja maka
jumlah tenaga kerja di industri kecil juga paling banyak dibandingkan dengan jenis
industri lainnya. Sedangkan jika dilihat dari nilai investasinya, maka investasi terbesar
berasal dari jenis industri besar.

Banyaknya perusahaan industri, jumlah tenaga kerja, jumlah investasi, dan nilai
produksi menurut kelurahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo tahun
2007-2009 dapat dilihat pada tabel berikut :

III-48
Tabel 3.31
Banyaknya Perusahaan Industri, Tenaga Kerja dan Jumlah Investasi menurut Kelurahan di Kota Salatiga Tahun 2009

Unit Usaha Tenaga Kerja Invesatasi (Juta Rupiah) Nilai Produksi (Juta Rupiah)
No. Kelurahan
2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010
I Argomulyo 281 287 285 6380 5945 6.562 824731.00 684688.00 851794 240123.00 247369.00 8930567
1 Noborejo 34 53 54 460 811 892 24789.00 180012.00 179995 236001.00 236452.00 236850
2 Cebongan 51 53 53 336 323 342 159281.00 5058.00 2730 1919.00 1919.00 10060
3 Randuacir 45 35 36 47 47 48 135.00 405.00 160 405.00 405.00 518
4 Ledok 64 37 30 5292 4524 5.010 640233.00 498704.00 668306 1324.00 8120.00 8682000
5 Tegalrejo 35 45 47 103 100 118 105.00 321.00 165 321.00 321.00 965
6 Kumpulrejo 52 64 65 142 140 152 188.00 188.00 438 152.00 152.00 164
II Tingkir 579 583 599 2629 2134 2695 8626.00 9129.00 9311 44939.00 45420.00 90329
Tingkir 64 391 5076 1920
1 Tengah 64 64 391 391 5076.00 5076.00 655.00 683.00
2 Tingkir Lor 134 135 136 1101 765 1112 642.00 842.00 682 37850.00 37880.00 38090
3 Kalibening 54 54 89 98 98 210 369.00 369.00 455 3366.00 3366.00 1493
4 Sidorejo Kidul 88 91 54 189 188 98 415.00 615.00 870 1138.00 1493.00 45010
5 Kutowinangun 185 184 189 496 380 506 1109.00 1204.00 1183 1201.00 1268.00 2300
6 Gendongan 54 55 55 354 312 378 1015.00 1023.00 1035 730.00 730.00 1516
Jumlah 1870 1881 884 12360 12044 9257 960889.00 828018.00 861105 339438.00 349275.00 9020896
Sumber: Disperindag Kota Salatiga, 2011

III-49
Perusahaan industri kecil dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan jumlah
industri kecil terbanyak terdapat di Kecamatan Tingkir yaitu sebanyak 585 unit,
dengan jumlah tenaga kerja 2059 orang, dan nilai investasi mencapai
Rp.4.734.000.000,00.

Tabel 3.32
Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Tenaga Kerja dan Jumlah Investasi di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2010

Investasi (juta
No. Kelurahan Jumlah Usaha Tenaga Kerja
rupiah)
I Argomulyo 285 6.562 851794
1 Noborejo 54 892 179995
2 Cebongan 53 342 2730
3 Randuacir 36 48 160
4 Ledok 30 5.010 668306
5 Tegalrejo 47 118 165
6 Kumpulrejo 65 152 438
II Tingkir 599 2695 9311
Tingkir 64 391 5076
1
Tengah
2 Tingkir Lor 136 1112 682
3 Kalibening 89 210 455
4 Sidorejo Kidul 54 98 870
5 Kutowinangun 189 506 1183
6 Gendongan 55 378 1035
Jumlah 9257 861105 18623.91
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

III-50
PETA 3.11 SEBARAN INDUSTRI KECAMATAN TINGKIR
DAN KECAMATAN ARGOMULYO

III-51
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo memiliki berbagai sentra industri
seperti industri konveksi, kerajinan, makanan ringan, tahu, tempe, keranjang,
penjahitan, batu pahat, meubel, pengolahan daging dan lain-lain. Jumlah sentra
industri tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun 2008 , yaitu dari 42 sentra
menjadi 35 sentra industri. Sentra industri terbanyak adalah sentra industri meubel (5
sentra) kemudian sentra industri tahu (4 sentra).

3.2.5. Kondisi Prasarana

3.2.5.1 Jaringan Transportasi

Kondisi Jalan

Jaringan transportasi merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang aktivitas
kota terutama kegiatan ekonomi karena menghubungkan antara daerah satu ke
daerah lain. Bila dilihat secara langsung kondisi jaringan transportasi yang ada di
Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terutama jalan raya, kondisinya sudah
cukup baik karena sebagian besar sudah diaspal.

III-52
PETA 3.12 JARINGAN JALAN KECAMATAN TINGKIR
DAN KECAMATAN ARGOMULYO

III-53
Lokasi Kemacetan

Lokasi kemacetan di Kota Salatiga umumnya berada di sekitar pusat-pusat aktivitas


seperti sekitar pusat aktivitas pendidikan, sekitar pusat perdagangan dan jasa.
Beberapa lokasi / titik kemacetan di Kota Salatiga antara lain:

1. Titik kemacetan di sepanjang koridor jalan Jenderal Sudirman depan Pasar Raya I
Titik kemacetan kawasan Pasar Blauran

2. Titik kemacetan di jalan Perempatan Jetis

3. Titik kemacetan di jalan Pertigaan ABC

Pola Pergerakan Lalu Lintas

Pola pergerakan lalu lintas dibedakan menjadi dua yaitu pola pergerakan orang dan
pola pergerakan barang.

1. Pola pergerakan orang

Pola pergerakan orang yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
sebagian besar merupakan perjalanan dengan maksud, waktu dan moda tertentu
yang dimulai dan diakhiri kembali ke rumah. Pola pergerakan orang pada pagi
hari (sekitar pukul 06.00 – 08.00) dan sore hari (sekitar pukul 16.00 – 18.00)
terlihat cukup banyak di sepanjang jalan-jalan utama Kota Salatiga dengan
maksud perjalanan yang beragam mulai dari bekerja, sekolah, berbelanja dan lain
sebagainya. Adapun moda yang digunakan diantaranya dengan mengunakan
kendaraan bermotor roda dua dan atau empat, becak, sepeda dan berjalan kaki.
Di sisi lain, pola pergerakan orang di setiap jaringan jalan utama Kota Salatiga
mulai berangsur-angsur berkurang sekitar pukul 20.00.

2. Pola pergerakan barang

Pola pergerakan barang yang ada di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan


Argomulyo sangatlah beragam mulai dari barang kebutuhan primer dan sekunder
penduduk maupun kebutuhan lainnya. Namun demikian pergerakan barang yang
menonjol pada pagi hari (sekitar pukul 04.00) yang terjadi setiap hari adalah di
pasar.

Jalan Lingkar Kota

Lokasi ruas jalan lingkar Kota Salatiga yang melewati Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo adalah terletak pada daerah perbukitan, ruas jalan tersebut
melewati persawahan/ladang dan daerah pemukiman penduduk. Sebagai awal
pekerjaan dimulai dari Kelurahan Cebongan (Kecamatan Argomulyo), pertigaan Jalan
Soekarno Hatta (150 m dari terminal Tingkir) yang merupakan STA 0+000, sedangkan

III-54
titik akhir STA 11+320 adalah Pertemuan dengan jalan Salatiga – Bawen (Jalan
Fatmawati).

Kelurahan yang dilewati oleh jalan lingkar Kota Salatiga adalah Kelurahan Cebongan,
Randuacir, Kumpulrejo (Kecamatan Argomulyo).

Rencana Jalan TOL Semarang-Surakarta

Pesatnya pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan semakin berkembangnya


sektor industri, pemukiman, pemekaran wilayah kota menyebabkan semakin
meningkatnya kebutuhan kelancaran transportasi jalan utama (primer) dari sentra
bahan baku dan industri ke daerah pemasaran. Rencana Pemerintah untuk
membangun ruas Jalan Tol Baru dalam waktu lima tahun, diantaranya jaringan jalan
tol Trans Jawa yang membentang dari Merak sampai dengan Banyuwangi.

Rencana pembangunan Jalan Tol Bawen - Solo adalah bagian dari Jalan Tol Semarang
– Solo yang merupakan program pemerintah antara lain untuk mengatasi
pertumbuhan lalu-lintas di wilayah sepanjang koridor jalan tol tersebut dan wilayah
sekitarnya yang akan terkoneksi dengan Ruas Semarang – Bawen dan Jalan Tol Yogya
- Solo – Kertosono, yang seluruhnya merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa.
Pada tahun 2004 telah dilakukan Rencana Teknik Awal Jalan Tol Semarang – Solo
(panjang ruas ± 75 km) oleh Pemprov Jawa Tengah, dan tahun 2006 dilanjutkan
dengan pembuatan Rencana Teknik Akhir Ruas Semarang – Bawen. Saat ini dimulai
pembuatan Rencana Teknik Akhir Ruas Bawen – Solo yang terdiri dari, Seksi 1: Bawen
– Salatiga, Seksi 2: Salatiga – Boyolali, dan Seksi 3: Boyolali – Kartosuro,dengan
panjang total ± 52 km.

Jalan tol Semarang-Surakarta rencananya akan melewati Kelurahan Bugel dan


Kauman Kidul (Kecamatan Sidorejo) dan Kelurahan Tingkir Tengah (Kecamatan
Tingkir). Permasalahan penggunaan lahan berkaitan dengan rencana pembangunan
jalan tol adalah adanya alih fungsi lahan sawah lestari yang digunakan sebagai jalan
tol. Oleh sebab itu perlu adanya penggantian luas lahan sawah lestari ke daerah lain
sehingga luas lahan sawah lestari tidak berkurang.

Sarana Angkutan Umum

Rute angkutan penumpang umum dalam kota (angkota) di Kota Salatiga terbagi atas
16 (enam belas) jalur, hal ini sesuai dengan SK. Walikota Salatiga Nomor : 551.2/249
Tahun 2005, yaitu:

1. Tamansari-Kauman Kidul PP (4 km)

Berangkat : Tamansari – Jl. Pemuda – Jl. Pattimura – Pasar Anyar (Ds.


Kauman Kidul).

III-55
Datang : Pasar Anyar (Ds. Kauman Kidul) – Jl. Pattimura – Jl. Pemuda –
Tamansari .

Jumlah angkota : 32 unit.

2. Tamansari-Kali Bening PP. (4 km)

Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Nanggulan – Kali bening.

Datang : Kali bening - Jl. Nanggulan - Jl. Dr. Muwardi - Jl. Taman
Pahlawan – Jl. Buk Suling – Tamansari.

Jumlah angkota : 16 unit.

3. Tamansari-Isep-isep-Cengek PP. (6 km)

Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling - Jl. Taman Pahlawan - Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Jendral Sudirman – Tlogo – Joko Tingkir –
Cengek.

Datang : Cengek – Joko Tingkir - Tlogo – Jl. Jendral Sudirman – Jl. A.


Yani – Jl. Semeru – Jl. Kesambi – Jl. Pemotongan – Jl. Prof. M.
Yamin – Jl. Diponegoro – Jl. Dr. Sumardi – Jl. pattimura –Jl.
Pemuda – Tamansari.

Jumlah angkota : 50 unit.

4. Tamansari-Noborejo PP.

Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling – Jl. Taman Pahlawan - Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Jendral Sudirman – Noborejo.

Datang : Noborejo - Jl. Jendral Sudirman – Jl. Dr. Muwardi – Jl. Taman
Pahlawan – Jl. Buk Suling – Tamansari.

Jumlah angkota : 71 unit.

5. Tamansari-Tegalrejo PP. (7 km)

Berangkat : Tamansari – Jl. Pemuda – Jl. Diponegoro - Jl. Prof. M. Yamin –


Jl. Kartini – Jl Adisucipto – Jl Brigjen Sudiarto – Jl Osamaliki - Jl.
Veteran – Jl. Tegalrejo.

Datang : Tegalrejo – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl Wahid Hasyim – Jl


Diponegoro - Jl. Sumardi – Jl. pattimura – Jl. Pemuda –
Tamansari.

Jumlah angkota : 20 unit.

III-56
6. Tamansari-Randuacir PP.

Berangkat : Tamansari – Jl. Buk Suling – Jl. Taman Pahlawan – Jl. Dr.
Muwardi – Jl. Jenderal Sudirman – Jl. Argoboyo – Dukuh Tetep
Wetan – Randuacir (Dusun Salam).

Datang : Randuacir (Dusun Salam) – Dukuh Tetep Wetan – Jl. Argoboyo


- Jl. Taman Pahlawan – Jl. Buk Suling – Tamansari.

Jumlah angkota : 16 unit.

Untuk angkutan penumpang umum bus dan non bus di wilayah Kota Salatiga dan
melewati Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sesuai dengan SK Walikota
Salatiga Nomor 551.2/249 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:

I. Angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)

1. Arah dari Semarang

Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid hasyim – jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl.
Sukarno Hatta – Terminal tingkir – Surakarta.

2. Arah dari Surakarta

Surakarta – Terminal Tingkir – Jl. Sukarno Hatta – Jl. Osamaliki – Jl. Wahid
Hasyim – Jl. Diponegoro – Semarang

II. Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)

1. Jurusan Surakarta – Salatiga – Semarang PP

a. Arah dari Utara :

Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid hasyim – Jl. Osamaliki – Jl. Veteran –
Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir – Surakarta

b. Arah dari Selatan :

Surakarta – Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl.


Osamaliki – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Semarang

2. Jurusan: Salatiga – Ampel – Cepogo PP, Salatiga - Karanggede PP.


Salatiga – Simo PP. Salatiga – Suruh PP.

a. Arah dari Selatan

Dari arah Boyolali – Terminal Tingkir

b. Arah dari Utara

Terminal Tingkir – Ke Arah Boyolali

III-57
3. Jurusan Salatiga – Kopeng – Magelang PP.

a. Dari Arah Salatiga

Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Hassanudin –


Magelang.

b. Dari Arah Magelang

Magelang – Jl. Hasanuddin – Jl. Veteran - Jl. Soekarno Hatta – Terminal


Tingkir.

4. Jurusan Salatiga – Bringin – Purwodadi PP.

a. Dari Arah Salatiga.

Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Jl. Yos Sudarso – Jl. Pattimura – Bringin -
Purwodadi

b. Dari Arah Purwodadi

Purwodadi - Bringin – Jl. Pattimura - Jl. Yos Sudarso – Jl. Diponegoro – Jl.
Wahid Hasyim -Jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal
Tingkir

c. Dari Arah Salatiga

Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Tuntang – Bringin - Purwodadi

d. Dari Arah Purwodadi

Purwodadi - Bringin – Tuntang – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim - Jl.


Osamaliki – Jl. Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir

5. Jurusan Salatiga – Bringin PP.

a. Dari Arah Salatiga.

Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Jl. Yos Sudarso – Jl. Pattimura - Ke arah
Bringin

b. Dari Arah Bringin

Bringin – Jl. Pattimura – Jl. Yos Sudarso – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim
– Jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir.

6. Jurusan Salatiga – Bawen – Ungaran ( Non Bus / Micro Bus) PP

a. Dari Arah Salatiga

III-58
Terminal Tingkir - Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jetis –
Jl. Imam Bonjol – Jl. Kali Mangkak – Jl. Diponegoro – Bawen – Ungaran

b. Dari Arah Ungaran

Ungaran – Bawen – Jl. Diponegoro – Jl. Kali Mangkak – Jl. Imam Bonjol –
Jetis – Jl. Osamaliki - Jl. Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir

7. Jurusan Salatiga – Bawen – Ambarawa PP

a. Dari Arah Salatiga

Terminal Tingkir - Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl.
Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Bawen – Ambarawa

b. Dari Arah Ambarawa

Ambarawa – Bawen – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Osamaliki - Jl.
Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir

8. Jurusan Salatiga – Banyubiru – Ambarawa – Grabag PP.

a. Dari Arah Salatiga

Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl. Imam
bonjol – Ke Arah Grabag

b. Dari Arah Grabag

Dari arah Grabag – Jl. Imam bonjol – Jl. Osamaliki – Jl. Veteran – Jl.
Soekarno Hatta – Terminal Tingkir

9. Jurusan Ampel – Semarang PP.

a. Dari Arah Ampel.

Dari arah Ampel – Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl.
Osamaliki – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Diponegoro – Semarang.

b. Dari Arah Semarang

Semarang - Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Osamaliki Jl. Veteran –
Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir – Ampel

10. Jurusan Kopeng – Salatiga - Semarang PP.

a. Dari Arah Kopeng

Dari arah Kopeng – Jl. Hasanudin – Jl. Osamaliki – Jl. Wahid Hasyim – Jl.
Diponegoro – Ke arah Semarang.

b. Dari Arah Semarang.

Dari arah Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Wahid Hasyim – Jl. Osamaliki – Jl.
Hasanudin – Ke arah Kopeng.

III-59
11. Jurusan – Semarang –Salatiga – Bringin PP.

a. Dari Arah Semarang.

Dari arah Semarang – Jl. Diponegoro – Jl. Yos Sudarso – Jl. Patimura – Ke
arah Bringin.

b. Dari Arah Bringin

Dari arah Bringin – Jl. Patimura – Jl. Yos Sudarso – Jl. Diponegoro – Ke arah
Semarang.

12. Jurusan Semarang – Ambarawa – Banyubiru – Salatiga PP.

a. Dari Arah Salatiga

Terminal Tingkir – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Veteran – Jl. Osamaliki – Jl. Imam
bonjol – Ke arah Banyubiru – Semarang

b. Dari Arah Semarang

Dari arah Semarang – Banyubiru - Jl. Imam bonjol – Jl. Osamaliki – Jl.
Veteran – Jl. Soekarno Hatta – Terminal Tingkir

13. Jurusan Salatiga – Suruh PP.

a. Dari Arah Salatiga

Terminal Tingkir – Suruh

b. Arah dari Suruh

Suruh - Terminal Tingkir

3.2.5.2 Jaringan Air Minum

Air minum merupakan sumber kehidupan bagi manusia karena digunakan untuk
beraktivitas. Air minum di Kota Salatiga dikelola oleh PDAM dan disalurkan dengan
pipa-pipa kepada pelanggan. Jumlah pelanggan PDAM hingga tahun 2009 adalah
sebanyak 22.693 pelanggan yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, sosial, niaga,
industri dan instansi. Jumlah sambungan terbanyak berasal dari sambungan rumah
tangga. Dengan total jumlah pelanggan tersebut, volume air yang disalurkan
mencapai 7.602.726 m3, dengan nilai pemakaian mencapai Rp. 12.698.698.600.
Berikut ini dapat dilihat data detail mengenai volume air minum yang disalurkan dan
nilai pemakaian menurut jenis pelanggan di Kota Salatiga tahun 2009.

Sumber air yang digunakan oleh PDAM Kota Salatiga untuk memenuhi kebutuhan air
bersih di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo berasal dari mata air dan
sumur dalam. Mata air yang digunakan adalah Mata Air Senjoyo, Kaligolek,
Kalisombo, Kaligethek dan Kalitaman. Sedangkan sumur dalam yang digunakan

III-60
adalah SD Sukowati, SD Cebongan, SD Tegalsari 1, SD Tegalsari 2, SD Kradenan dan
SD Bulu.

3.2.5.3 Jaringan Listrik

Pelanggan listrik di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari rumah
tangga, sosial, bisnis, industri, pemerintah, M/PS, dan M/TS. Distribusi tenaga listrik
yang melayani wilayah Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo meliputi :

a. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV terdapat di Kelurahan


Tingkir Tengah, Kelurahan Tingkir Lor, Kelurahan Sidorejo Kidul dan Kelurahan
Kauman Kidul.

b. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KV meliputi :

- SUTT Bawen-Klaten terdapat di Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan Tingkir Lor,


Kelurahan Kalibening, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun dan
Kelurahan Kauman Kidul.

- SUTT Beringin-Mojosongo terdapat di Kelurahan Tingkir Tengah, Kelurahan


Tingkir Lor, Kelurahan Sidorejo Kidul, Kelurahan Kutowinangun dan Kelurahan
Bugel.

c. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV terdistribusi ke seluruh Kota


Salatiga.

d. Gardu induk untuk sistem jaringan distribusi tenaga listrik terdapat di Gardu Induk
Beringin di Kelurahan Bugel.

3.2.5.4 Jaringan Telekomunikasi

Di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo telah mendapatkan pelayanan


telepon.Jumlah pelanggan yang terbagi dalam berbagai produk telekomunikasi,
seperti sambungan telepon kabel, internet/ speedy, dan IP TV. Sentral Telepon
Otomat (STO) berada di Jl Tamansari Salatiga

Fenomena semakin merebaknya penggunaan telepon seluler (handphone) sebagai alat


telekomunikasi mobile yang mudah dibawa memberikan kemudahan dalam
beraktivitas maupun dampak negatif. Dampak negatif dari perkembangan fasilitas
telepon seluler ini adalah merebaknya pembangunan Base Transceiver System (BTS)
yang perlu diantisipasi perkembangannya. Base Transceiver System (BTS) adalah
perangkat dalam suatu jaringan telekomunikasi seluler yang berbentuk sebuah
Menara dengan ketinggian tertentu lengkap dengan antena pemancar dan penerima
serta perangkat telekomunikasi di dalam suatu shelter-nya. BTS memiliki beberapa
tipe antena dengan fungsi yang berbeda-beda. Secara umum dibagi menjadi dua,

III-61
antena ke arah telepon genggam pelanggan (hand-phone) dan antena ke arah BSC
(Base Switching Centre) atau BTS lain.

Tabel 3.33
Lokasi BTS di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo

Jumlah Persen
No Kecamatan Kelurahan Jumlah Bts
Operator (Jmlh Bts)
1 Tingkir 5 9 5 31 %
(Kelurahan
Sidorejo Kidul)
2 Argomulyo 2 2 2 7%
(Kelurahan
Ledok)
Jumlah 8 11 7
Sumber: Masterplan Menara Seluler Bersama Kota Salatiga, 2008

3.2.5.5 Jaringan Persampahan

Pengelolaan sampah di Kota Salatiga dilakukan dengan 2 (dua) sistem. Sistem


pertama adalah sistem tradisional dengan cara menimbun atau membakar. Sistem
yang kedua adalah dengan sistem pengelolaan melalui lembaga yang ada di Dinas
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).

Sumber sampah yang ada antara lain berasal dari sampah rumah tangga, kawasan
perkantoran, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan pendidikan, kawasan industri,
rumah sakit, fasilitas umum dan sosial seperti tempat peribadatan,ruang terbuka hijau
dan sapuan jalan.

a. Teknik Pewadahan Sampah

Sampah yang dihasilkan oleh sumber sampah dikumpulkan oleh masing-masing


sumber sampah dengan menggunakan keranjang/tong sampah atau langsung
dibuang pada TPS yang terdekat.

b. Teknik Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah yang dimaksud adalah pengumpulan sampah dari sumber


sampah ke TPS/TPA.

 Sampah rumah tangga yang telah kumpulkan di keranjang/tong sampah


diangkut menggunaan gerobak sampah ke TPS. Untuk permukiman yang
berada di koridor jalan utama biasanya diangkut oleh truk sampah untuk
langsung dibuang ke TPA.

 Sampah perkantoran, kawasan pendidikan, tempat peribadatan, dikumpulkan


di TPS terdekat dengan menggunakan gerobak sampah ataupun langsung
menggunakan kontainer dan dibuangken TPA.

III-62
 Sampah industri yang telah terkumpul dari sumber sampah diangkut dengan
gerobak sampah ke TPS atau langsung menggunakan kontainer diangkut oleh
truk sampah dan dibuang ke TPA. Untuk sampah yang berbahaya dikelola oleh
masing-masing industri.

 Sampah rumah sakit yang terkumpul di TPS diangkut oleh truk sampah
dibuang ke TPA. Untuk sampah medis dikelola sendiri oleh pihak rumah sakit.

 Sampah ruang terbuka hijau dan sapuan jalan yang terkumpul diangkut oleh
truk sampah dan dibuang langsung ke TPA.

Berikut ini lokasi TPS di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo.

Tabel 3.34
Lokasi TPS di Kota Salatiga

Kelurahan/
No. Lokasi TPS Kecamatan Jenis TPS Jumlah
Desa
1 Terminal Tingkir Tingkir Tengah Tingkir Container 1
2 Tingkir Permai Tingkir Tengah Tingkir TPS BBT 1
3 ABC Ledok Argomulyo Container 2
4 KUD Gendongan Gendongan Argomulyo Container 1
5 Pasar Blauran Kutowinangun Tingkir Container 2
6 Pasar Raya Kutowinangun Tingkir Container 2
7 Ngentak/ Taman Tani Kutowinangun Tingkir Container 1
8 Taman Sari Kutowinangun Tingkir TPS BBT 1
9 Juranggunting Ledok Argomulyo Container 1
10 Damatex Ledok Argomulyo Container 2
11 Gunungsari Sidorejo Kidul Tingkir Container 1
12 Perum Damatex Pabelan Sidorejo Kidul Tingkir Container 1
13 DKT Kutowinangun Tingkir Container 1
Sumber: Bidang Kebersihan DTK Kota Salatiga, 2011

Selain TPS juga terdapat transfer depo yang tersebar di 1 lokasi yaitu Kelurahan
Tegalrejo (Kecamatan Argomulyo).

III-63
Tabel 3.35
Lokasi Transfer Depo

No. Lokasi Transfer Depo Kelurahan/Desa Kecamatan Jumlah


3 TD Bulu Tegalrejo Argomulyo 1
Sumber: Bidang Kebersihan DTK Kota Salatiga, 2011

c. Teknik Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah di Kota Salatiga menggunakan gerobak sampah diangkut


ke TPS dan dari TPS menggunakan dan truk sampah diangkut ke TPA.

Tabel 3.36
Banyaknya Sarana Pengumpul Sampah

No. Sarana Pengumpul Sampah Jumlah 2011

1 Dump. Truk 5 buah


2 Bak Kayu -
3 Arm Roll 9 buah
4 Kontainer Gendong 39 buah
5 Kontainer Tarik 0
6 Gerobak Sampah 57 buah
7 TPS (Pembuangan Sementara) 28 buah
8 Transfer Depo 3 buah
9 Pembuangan Akhir 5,3 ha
10 Truk Tinja 1 buah
11 Bulldozer 1 buah
12 Excavator 1 buah
13 Mesin Pencacah Sampah Organik 1 unit
14 IPLT 1 unit
15 Kantor TPA 1 unit
16 Garasi Alat Berat 1 unit
17 Sumur Artetis 1 unit
18 Tempat Pencuci Alat Berat 1 unit
19 Barak Pemulung 16 ruang
20 Gerobak Motor Roda 3 5 unit
Sumber : Bidang Kebersihan DTK Kota Salatiga, 2011.

III-64
d. Pengolahan Sampah Akhir

Pengelolaan sampah yang dilakukan Kota Salatiga dilakukan di tingkat lingkungan.


Sampah organik dan anorganik dipisahkan. Pengolahan sampah organik didaur
ulang menjadi pupuk. Sampah anorganik didaur ulang menjadi barang yang dapat
dimanfaatkan kembali, seperti sampah plastik diolah menjadi kerajinan bunga.
Sedangkan sampah yang ada di TPA belum dilakukan pengolahan sampah akhir.
Sampah yang masuk dibuang ke lahan TPA kemudian diratakan dan ditimbun
dengan tanah, sehingga pengelolaannya cenderung ke controlled landfiil, yaitu
dibuang dan ditimbun.

Pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat ini mulai dilakukan oleh Kota
Salatiga dengan dibentuknya Program Keluarga Mandiri Kelola Sampah dan
Penghijauan. Sasaran dari program ini adalah rumah tangga, kelompok dasa
wisma, PKK, RT, RW yang ada di Kota Salatiga. Sasaran dari program penghijauan
adalah terselenggaranya penghijauan di sepanjang pertokoan di Jl. Jend. Sudirman
dan sepanjang koridor jalan arteri dan kolektor Kota Salatiga, sedangkan untuk
pengelolaan sampahnya diharapkan masyarakat Kota Salatiga terbiasa memilah
sampah sejak dari sumbernya.

Dalam program Keluarga Mandiri Kelola Sampah ini, masyarakat dilibatkan secara
langsung untuk mengelola sampah sejak dari sumber sampah. Program ini bersifat
anjuran secara bersama-sama belajar melakukan daur ulang sampah dan guna
ulang sampah. Penerapan program yang dilakukan antara lain:

a. Program kampaye kelola sampah

Melakukan kampanye membatasi sampah untuk meminimalkan produk


sampah, melalui penyebaran stiker, media radio, selebaran pamflet maupun
leaflet.

b. Program keluarga mandiri kelola sampah

Program ini telah dilakukan sebagai proyek percontohan di RT.03 RW 07


Karangalit. Program ini meliputi kegiatan pemberian bantuan simultan
peratalan kelola sampah terdiri dari drum plastik besar, drum plastik kecil,
kapstok, garpu tanaman serta formula untuk mempercepat proses
pengkomposan.

Kondisi Lingkungan Fisik TPA

TPA Kota Salatiga terletak di Kelurahan Kumpulrejo Kecamatan Argomulyo Kota


Salatiga. Dengan luas keseluruhan 5.3 Ha dan memiliki masa pakai selama 47 tahun.
TPA Ngronggo memulai kegiatan operasionalnya pada tahun 1994. Sistem yang
diterapkan pada awal pengoperasiannya menggunakan metode Sanitary Landfill,

III-65
tetapi seiring berjalannya waktu berubah menjadi open dumping. Volume sampah
total di TPA Ngronggo adalah sebanyak 6.042.000 m3.

Sistem Penataan Timbunan

Jumlah timbulan sampah yang masuk ke TPA Ngronggo pada tahun 2009 adalah
346,6 m3/hari. Penataan timbunan sampah di TPA Ngronggo masih dilakukan dengan
cara open dumping. TPA Ngronggo dengan luas area 5,3 Ha dengan luas area terpakai
seluas 3,2 Ha. Lahan pada zona lama TPA terbagi menjadi 5 zona. Zona yang masih
aktif adalah zona 2.

1. Zona I merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.26 Ha. Pengoperasian
dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini adalah 4 m.

2. Zona II merupakan zona yang masih aktif dengan luas zona adalah 0.53 Ha.
Pengoperasian dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini
adalah 3 m.

3. Zona III merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.14 Ha.
Pengoperasian dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini
adalah 4 m.

4. Zona IV merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.22 Ha.
Pengoperasian dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini
adalah 4 m.

5. Zona V merupakan zona pasif dengan luas zona adalah 0.31 Ha. Pengoperasian
dengan cara open dumping, ketinggian sampah di zona ini adalah 4 m.

3.2.5.6 Sistem Irigasi

Irigasi yang ada di sekitar Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo merupakan
irigasi kota, dimana permasalahan yang ada saat ini adalah belum adanya pemisahan
yang jelas antar sistem drainase dan sistem irigasi. Seringkali dilapangan terjadi dua
fungsi saluran dimana saluran berfungsi sebagai pembuang/drainase, akan tetapi
disisi lain saluran ini berfungsi sebagai saluran pembawa irigasi.

Guna mengatur pemisahan fungsi drainase ini, maka dibangun beberapa bangunan
pengatur seperti pintu air dan bendung. Pada saat saluran difungsikan sebagai
drainase, maka pintu air akan dibuka, sehingga tidak ada air balik(back water) dan
alir dapat ter-drainase secara sempurna.

Sedangkan saat diperlukan air untuk irigasi maka perlu dilakukan pengaturan pintu air
saat operasional di lapangannnya. Penumpukan sistem drainase dan irigasi pada
sistem-sistem drainase di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sifatnya
masih mikro dan tidak begitu urgen, akan tetapi hal yang sangat penting dilakukan

III-66
adalah melakukan pengaturan sistem pembuang/ drainase guna menanggulangi
genangan yang terjadi pada saat musim penghujan.

3.2.5.7 Jaringan Drainase

Sistem drainase Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo berfungsi sebagai


saluran pembuangan/drainase dan saluran irigasi. Dalam sistem jaringan pematusan,
diperlukan saluran utama kota yang dapat memanfaatkan saluran-saluran alamiah
(sungai) dan saluran irigasi yang melalui Kota Salatiga. Berdasarkan fisiknya, sistem
drainase terdiri atas saluran primer, sekunder dan tersier.

Sistem saluran primer


Yang dimaksud dengan sistem saluran primer yaitu saluran utama yang menerima
masukan aliran dari saluran sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar dan akhir
saluran primer yaitu badan penerima air.

Sistem saluran sekunder

Sistem saluran primer yaitu saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima
aliran air dari salura tersier dan limpasan air dari permukaan disekitarnya, dan
meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang
dialirkan.

Sistem saluran tersier

Sistem saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran
drainase lokal.

Pembagian fungsi dan peran saluran drainase Kota Salatiga adalah:

 Saluran Primer :

a. Saluran Tapen b. Kali Taman

c. Kali Tugu d. Kali Benoyo

e. Saluran Jaten f. Kali Bendo

g. Saluran Jurang Buntung h. Kali Ngaglik

i. Saluran Kedungringis j. Kali Ngawen

k. Kali Sraten l. Saluran Kauman

m. Kali Nongko n. Saluran Cebongan

o. Kali Senjoyo

 Saluran Sekunder

1. Saluran Cebongan 14. Saluran Gendongan

2. Saluran Tugu 15. Saluran Veteran

III-67
3. Saluran Soko 16. Saluran Tegalrejo

4. Saluran Pulutan 17. Saluran Kenteng

5. Saluran Pabelan 18. Saluran Bendosari

6. Saluran Diponegoro 19. Saluran Tingkir Lor

7. Saluran Kebonsoma 20. Saluran Isep-isep

8. Saluran Tambakboyo 21. Saluran klampean

9. Saluran Margosari 22. Saluran Brajan

10. Saluran Andong 23. Saluran Noborejo

11. Saluran Kd. Kalongan 24. Saluran Kaliondo

12. Saluran Kalisari 25. Saluran Kluwing

13. Saluran Kedawung 26. Saluran Cangek

14. Saluran Dukuh 27. Saluran Tingkir tengah

Saluran drainase di Kota Salatiga saat ini mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu sebagai
saluran pembuang/drainase kota dan saluran pembawa irigasi karena belum adanya
pemisahan yang jelas antara sistem drainase dan sistem irigasi.

Permasalahan yang terjadi pada saluran drainase di Kecamatan Tingkir dan


Kecamatan Argomulyo antara lain:

1. Kebanyakan saluran terdapat adanya penyumbatan sampah domestik yang berasal


dari bekas aktivitas penduduk dan pedagang(pasar) yang ada di sekitar saluran .

2. Terjadi penutupan saluran akibat adanya tumpukan sedimen yang berasal dari
proses penggerusan tanah dan laruran ceceran tanah terbawa oleh air hujan .

3. Terjadi kerusakan beberapa segmen saluran, sehingga runtuhan saluran tersebut


menyumbat saluran yang ada .

4. Pembagian sistem drainase belum terurus secara jelas, sehingga seringkali


menyebabkan overload pembebanan debit pada sekmen-sekmen saluran tertentu
dan hal ini terdapat kerusakan struktur bangunan sebagai pengatur debit air .

5. Bertambahnya penutupan muka tanah oleh bangunan (flour beton, aspal dll)
semakin berkurangnya ruang terbuka untuk meresapkan air hujan akibat
pembangunan berbagai prasarana yang tidak diikuti dengan KDB dan KLB serta
kurangnya perbaikan sarana drainase. Kapasitas bangunan saluran pembawa
yang tidak mencukupi, sehingga saat terjadi hujan sering menyebabkan limpasan.

6. Kebiasaaan masyarakat yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya


sebagai penyebab penyumbatan saluran pematus air hujan.

III-68
3.2.6. Daerah Rawan Bencana

Di wilayah Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo, rawan bencana yang


dimaksud adalah rawan tanah longsor. Beberapa lokasi rumah atau perumahan dan
permukiman di Kota Salatiga masih berada di daerah yang merupakan daerah rawan
longsor. Pada kawasan-kawasan seperti ini perlu dilindungi agar dapat menghindarkan
masyarakat dari ancaman yang ada tersebut.

Kawasan rawan longsor terdapat di :

a. sebagian Kelurahan Sidorejo Kidul;

b. sebagian Kelurahan Kutowinangun;

c. sebagian Kelurahan Randuacir; dan

d. sebagian Kelurahan Kumpulrejo.

III-69
PETA 3.13 RAWAN BENCANA KECAMATAN TINGKIR
DAN KECAMATAN ARGOMULYO

III-70
3.2.7. Aktivitas Perekonomian

3.2.7.1 Aktivitas Industri

Sebagian besar jenis industri di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo


termasuk dalam klasifikasi industri kecil, jika dilihat dari jumlah tenaga kerja
maka jumlah tenaga kerja di industri kecil juga paling banyak dibandingkan
dengan jenis industri lainnya. Sedangkan jika dilihat dari nilai investasinya,
maka investasi terbesar berasal dari jenis industri besar.

Nilai investasi yang diberikan oleh sektor industri di Kecamatan Tingkir pada
awalnya mengalami penurunan pada tahun 2008-2009, kemudian mengalami
kenaikan pada tahun 2008-2009. Nilai investasi pada tahun 2008 sebesar Rp.
824.731juta rupiah, kemudian pada tahun 2009 mengalami penurunan menjadi
Rp. 684.688 juta rupiah dan pada tahun 2010 meningkat kembali menjadi Rp.
851.794 juta rupiah. Sedangkan investasi industri di Kecamatan Argomulyo
cenderung mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Nilai invesatai pada tahun
2008 sebesar Rp. 8.626 juta rupiah, tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 9.129
juta rupiah dan pada tahun 2010 menjadi Rp. 9.311 juta rupiah. Utnuk melihat
perkembangan nilai invesatasi di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
dapat dilihat pada gambar berikut ini.

900000

800000

700000

600000

500000

400000

300000

200000

100000

0
2008 2009 2010

Nilai investasi

Gambar 3.17
Grafik Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri
di Kecamatan Tingkir

III-71
9400

9200

9000

8800

8600

8400

8200
2008 2009 2010

Nilai investasi

Gambar 3.18
Grafik Perkembangan Nilai Investasi Sektor Industri
di Kecamatan Argomulyo

Jumlah industri kecil banyak terdapat di Kelurahan Tingkir Lor yang mencapai
135 usaha, sedangkan yang terendah terdapat di Kelurahan Ledok sebesar 34
usaha. Untuk tenaga kerja sendiri, paling banyak diambil dari Kelurahan
Mangunsari sebanyak 1.619 orang dan yang terendah di Kelurahan Randuacir
sebesar 47 orang. Meskipun Kelurahan Argomulyo memiliki jumlah usaha dan
tenaga kerja terendah tapi kelurahan justru memiliki investasi terbesar yaitu
senilai 6.351,51 juta rupiah. Keterangan lebih lanjut mengenai jumlah usaha,
tenaga kerja, dan investasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.37
Banyaknya Perusahaan Industri Kecil, Tenaga Kerja dan Jumlah
Investasi di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2010

Investasi (juta
No. Kelurahan Jumlah Usaha Tenaga Kerja
rupiah)
I Argomulyo 285 6.562 851794
1 Noborejo 54 892 179995
2 Cebongan 53 342 2730
3 Randuacir 36 48 160
4 Ledok 30 5.010 668306
5 Tegalrejo 47 118 165
6 Kumpulrejo 65 152 438
II Tingkir 599 2695 9311
Tingkir 64 391 5076
1
Tengah
2 Tingkir Lor 136 1112 682

III-72
Investasi (juta
No. Kelurahan Jumlah Usaha Tenaga Kerja
rupiah)
3 Kalibening 89 210 455
4 Sidorejo Kidul 54 98 870
5 Kutowinangun 189 506 1183
6 Gendongan 55 378 1035
Jumlah 9257 861105 18623.91
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

3.2.7.2 Aktivitas Pertanian

Sektor pertanian di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo terdiri dari


tiga sub sektor yaitu tanaman bahan makanan, peternakan dan perikanan.

1. Tanaman Bahan Makanan

Tanaman bahan makanan terdiri dari tanaman padi, palawija, sayur-sayuran dan
buah-buahan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.38
Produksi Tanaman Bahan Makanan di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2010

Padi Sawah (Ha) Jagung (Ha) Ubi Jalar (Ha) Ubi Kayu (Ha)
No Bulan
Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo

1 Januari 5 0 0 0 1 0 0 0
2 Februari 44 0 0 0 0 0 0 0
3 Maret 0 1 15 302 0 0 0 0
4 april 65 5 15 0 0 0 0 0
5 Mei 160 0 0 0 0 0 0 0
6 Juni 24 2 0 34 0 0 0 0
7 Juli 49 0 0 0 0 0 0 0

8 Agustus 0 2 0 0 0 0 0 0
9 September 66 2 0 0 0 0 0 75
10 Oktober 152 2 0 0 0 0 60 5
11 November 32 0 0 0 0 0 0 52
12 Desember 5 4 0 0 0 3 0 0
Jumlah 602 18 30 336 1 3 60 132
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Tanaman sayur-sayuran potensial yang dihasilkan di Kecamatan Tingkir dan


Kecamatan Argomulyo terdiri dari tiga komoditas yaitu cabe besar, cabe rawit
dan kacang panjang. Produksi sayur-sayuran dan perkembangan dari produksi

III-73
masing-masing jenis sayuran di di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.39
Produksi Tanaman Sayur-Sayuran di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2010

Jumlah Produksi (Kuintal)

No Jenis Tanaman Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo


1 Bawang Merah 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Bawang Putih 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Bawang Daun 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Kentang 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Kubis 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Kembang Kol 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Petsai/ Sawi 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Wortel 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Lobak 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Kacang Merah 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Kacang Panjang 0 0 43 0 46 0 30 0
12 Cabe Besar 0 0 0 0 0 0 1 0
13 Cabe Rawit 0 0 0 1,834 0 2,096 0 0
14 Paprika 0 0 0 0 0 0 0 0

15 Jamur 0 0 0 0 0 0 0 0

16 Tomat 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Terong 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Buncis 0 0 0 0 0 0 0 0
19 ketimun 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Labu Siam 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Kangkung 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Bayam 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Melon 0 0 0 0 0 0 0 0
24 semangka 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Blewah 0 0 0 0 0 0 0 0
26 Stroberi 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Komoditas buah-buahan yang dihasilkan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan


Argomulyo sepanjang tahun 2010 antara lain alpukat, durian, mangga, nanas,
pepaya dan pisang. Produksi dari komoditas buahbuahan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

III-74
Tabel 3.40
Produksi Tanaman Sayur-Sayuran di Kecamatan Tingkir dan
Kecamatan Argomulyo Tahun 2010

Jumlah Produksi (Kuintal)

No Jenis Tanaman Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo Tingkir Argomulyo


1 Alpukat 486 3,986 0 0 0 0 486 3,410
2 Belimbing 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Duku/Langsat/ Kokosan 346 354 0 0 0 0 0 0
4 Durian 0 1,602 0 0 0 0 0 0
5 Jambu Biji 35 46 32 0 32 64 32 0
6 Jambu Air 0 0 0 0 0 0 0 0

7 Jeruk Siam/Keprok 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Jeruk Besar 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Mangga 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Manggis 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Nangka/ Cempedak 0 0 0 0 0 0 13 185
12 Nanas 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Pepaya 185 382 190 264 191 164 191 218
14 Pisang 321 1,022 325 958 326 862 326 799

15 Rambutan 230 0 0 0 0 0 0 0

16 Salak 0 0 0 0 0 0 30 8
17 Sawo 0 0 0 0 0 0 0 0
18 Markisa/ Konyal 0 0 0 0 0 0 0 0
19 Sirsak 0 41 0 0 0 0 0 0
20 sukun 0 0 0 0 0 0 0 0
21 Apel 0 0 0 0 0 0 0 0
22 Anggur 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Melinjo 13 0 2 0 40 0 13 0
24 Petai 85 85 0 0 0 0 269 269
25 Jengkol 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber : Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo dalam Angka, 2011

Lahan Sawah Lestari


Lahan sawah lestari merupakan salah satu lahan pertanian pangan yang harus
dipertahankan keberadaannya sebagai potensi untuk penyediaan bahan pangan
berkelanjutan. Setiap kecamatan di Kota Salatiga direkomendasikan untuk
memiliki lahan sawah yang dipertahankan.

III-75
Tabel 3.41
Lahan Sawah Lestari di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo

LUAS SAWAH ( Ha )

SEDERHANA
SETENGAH
KELURAHAN

IRIGASI

JUMLAH
TEKNIS

TEKNIS

TADAH
HUJAN
A. ARGOMULYO 3,8300 8,9770 3,1310 15,9380
1 Noborejo 1,8910 1,8910
2 Cebongan 1,2400 1,2400
3 Randuacir
4 Ledok 3,8300 8,9770 12,8070
5 Tegalrejo
6 Kumpulrejo
B TINGKIR 186,6350 56,4057 38,9326 281,9733
1 Tingkir Tengah 11,2600 29,8450 41,1050
2 Tingkir Lor 72,7120 3,2800 75,9920
3 Kalibening 57,0380 57,0380
4 Sidorejo Kidul 26,5607 35,6526 62,2133
5 Kutowinangun 45,6250 45,6250
6 Gendongan
Sumber: RTRW Kota Salatiga, 2010

Keterangan:
DIPERTAHANKAN

DIKONVERSI DENGAN SYARAT

DAPAT DIKONVERSI

III-76
PETA 3.14 SAWAH BERKELANJUTAN KECAMATAN
TINGKIR DAN KECAMATAN ARGOMULYO

III-77
2. Peternakan

Sub sektor peternakan merupakan penyumbang yang cukup besar dalam


pembentukan PDRB sektor pertanian di Kota Salatiga. Komoditas yang menjadi
penyumbang dalam pembentukan PDRB sub sektor ini adalah sapi, kerbau,
kuda, kambing, domba, ayam, itik, dan kelinci. Populasi ternak di Kecamatan
Tingkir dan Kecamatan Argomulyo pada tahun 2011 dijelaskan pada tabel
berikut ini.

III-78
Tabel 3.42
Populasi Ternak dan Unggas di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo Tahun 2011

Sapi Sapi
Kel Kerbau Kuda Kambing Domba Ay Brs Ar Pet Ar Ped Itik Puyuh Enthok Kelinci
Prh Ptg
TINGKIR
Sidorejo Kidul 175 25 0 0 157 82 7422 1000 0 298 0 732 74
Kutowinangun 237 9 0 0 36 5 2325 0 0 173 0 255 65
Kalibening 42 35 0 0 105 55 4015 0 0 365 0 541 63
Tingkir Lor 23 77 0 2 72 26 5235 0 10000 723 0 526 61
Tingkir Tengah 15 27 0 3 48 21 3958 0 0 982 00 535 36
Gendongan 5 2 0 2 20 0 1724 0 0 0 0 166 26
Jumlah 497 175 0 7 438 189 24679 1000 10000 2541 0 2755 325
ARGOMULYO
Kumpulrejo 1882 145 0 0 427 237 7468 0 5000 0 4000 837 198
Randuacir 1543 298 0 0 396 139 6205 30000 10000 0 0 1034 125
Noborejo 864 597 0 18 384 104 6805 0 0 71 0 507 103
Tegalrejo 196 15 0 5 154 37 1988 0 0 0 0 475 95
Cebongan 159 63 0 14 203 91 5988 120000 0 61 0 1604 93
Ledok 81 27 0 8 59 0 1092 0 0 40 0 224 82
Jumlah 4725 1125 0 45 1623 608 29546 150000 15000 162 4000 4681 696
Sumber : Dinas Pertanian Kota Salatiga, 2011

III-79
3. Perikanan

Sumbangan sub sektor perikanan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo


terhadap pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Kota Salatiga hanya berasal
dari perikanan darat karena tidak ada wilayah laut di Kota Salatiga sehingga produksi
ikan laut pun tidak kontribusinya. Jumlah petani perikanan di di Kecaamtan Tingkir
sebanyak 63 orang dan di Kecamatan Argomulyo sebanyak 95 orang. Berikut ini dapat
dilihat jumlah petani dan produksi ikan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan
Argomulyo tahun 2011.

Tabel 3.43
Jumlah Petani dan Produksi Ikan Kota Salatiga Tahun 2011

Ikan Konsumsi Benih Ikan


Jml
Luas Luas
Kelurahan Petani Lele Lainnya Lainnya
Kolam Kolam Lele (Kg)
(Org) (Kg) (Kg) (Kg)
(M2) (M2)
TINGKIR
Kutowinangun 1 598 1335 843 800 0 173000
Gendongan 0 60 0 0 0 0 0
Tingkir Tengah 13 340 1180 950 100 0 11000
Tingkir Lor 22 1640 3007 700 160 56000 4000
Kalibening 0 820 1660 3350 0 0 0
Sidorejo Kidul 27 4060 11755 6352 96 99300 0
Jumlah 63 7518 18937 12195 1156 155300 188000
ARGOMULYO
Noborejo 29 158 1226 0 8 39900 0
Randuacir 14 77 507 0 0 0 0
Cebongan 22 520 416 0 182 0 0
Tegalrejo 18 286 450 0 286 0 0
Kumpulrejo 0 172 0 0 0 0 0
Ledok 12 152 880 0 0 0 0
Jumlah 95 1365 3479 0 476 39900 0
JUMLAH TOTAL 469 29418 348053 17997 629 5181200 188000
Sumber : Dinas Pertanian kota Salatiga, 2011

3.2.8. Kondisi Tata Bangunan dan Lingkungan

3.2.8.1 Intensitas Bangunan

Banyak bangunan yang didirikan masih merapat ke jalan sehingga tidak ada area
untuk lahan parkir. Ketinggian bangunan pun masih beragam, sebagian masih berupa
bangunan 1 lantai padahal bangunan tersebut terletak pada koridor jalan utama.

III-80
Tabel 3.44
Intensitas Bangunan di Kota Salatiga

FUNGSI KDB max (%) Tinggi max (m)

Perumahan 80 3
Industri 60 2
Perdagangan dan Jasa 80 4
Fasilitas pelayanan sosial/ umum 80 4
Sumber : Survey lapangan, 2011

Perumahan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo sebagian besar berupa


perumahan dengan kepadatan tinggi dan perumahan dengan kepadatan rendah
(perumahan yang dibangun oleh developer). Perumahan yang dibangun oleh
developer cenderung lebih tertata, sedangkan perumahan dengan kepadatan tinggi
cenderung belum tertata dan padat. KDB perumahan mencapai 80%, dengan
ketinggian bangunan umumnya antara 1-2 lantai. Bangunan industri cenderung 1
lantai dengan KDB mencapai 60%, begitu pula dengan bangunan fasilitas pelayanan
umum dan sosial. Bangunan perdagangan dan jasa cenderung memiliki intensitas
bangunan paling tinggi karena bernilai ekonomis. Bangunan tinggi terutama nampak
di koridor perdagangan dan jasa Jl Jend Sudirman, terutama dengan adanya
bangunan Mall Tamansari dan Hotel Quality. Bangunan fasilitas pelayanan sosial/
umum biasanya 2 lantai, namun ada beberapa bangunan dengan ketinggian hingga 4
lantai misalnya RSUD Kota Salatiga.

3.2.8.2 Bentuk Bangunan

Hampir seluruh bangunan, baik bangunan rumah, fasilitas, industri maupun


perdagangan dan jasa di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo merupakan
bangunan permanen. Bangunan semi permanen hanya terlihat pada bangunan
perdagangan dan jasa yang bersifat informal (pedagang kaki lima). Bangunan PKL
sebagian besar terdapat di sekitar pasar, maupun kawasan perdagangan dan jasa
lainnya.

3.2.8.3 Arsitektur Bangunan

Bangunan perumahan cenderung berkembang dengan arsitektur bergaya modern,


namun untuk bangunan perumahan di perdesaan masih memiliki desain yang
sederhana (bangunan dengan karakteristik rural). Sedangkan bangunan perdagangan
dan jasa, perkantoran maupun fasilitas pelayanan umum/sosial sudah memiliki desain
yang modern sesuai dengan fungsi bangunannya.

III-81
3.2.8.4 Pemanfaatan Bangunan

Sebagian besar bangunan di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo digunakan


sebagai:

1. Bangunan rumah/ hunian. Saat ini, banyak bangunan rumah yang digunakan pula
sebagai tempat untuk berdagang maupun pelayanan jasa (sebagai accecories use),
seperti warung, toko kelontong, salon dan lain-lain.

2. Bangunan fasilitas pelayanan umum dan sosial seperti rumah sakit, perkantoran,
sekolah, tempat ibadah.

3. Bangunan perdagangan dan jasa seperti pasar, pertokoan, toko, warung, rumah
makan, hotel, dan lain-lain.

4. Bangunan industri.

3.2.8.5 Bangunan Khusus

Bangunan khusus disini antara lain adalah bangunan cagar budaya yaitu bangunan
yang memiliki nilai sejarah, budaya, dan nilai lainnya yang dianggap penting untuk
dilindungi dan dilestarikan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dokumentasi,
dan pariwisata. Bangunan cagar budaya dapat berupa peninggalan-peninggalan
sejarah, bangunan arkeologi dan monumen nasional (situs purbakala) serta
keragaman bentukan geologi yang berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia.

Bangunan bersejarah di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo antara lain


berada di Kelurahan Kutowinangun.

3.2.8.6 Daya Tarik Lingkungan

Daya tarik lingkungan dapat diwujudkan dalam bentuk landmark seperti tugu, patung
atau dapat pula berbentuk nodes kawasan, misalnya spot kawasan perdagangan dan
jasa. Di Kecamatan Tingkir dan Kecamatan Argomulyo, belum ada landmark tertentu
yang menjadi ciri khas Kota Salatiga, meskipun sebenarnya banyak potensi karakter
yang dapat dijadikan sebagai landmark kawasan.

3.2.8.7 Garis Sempadan (GSB, GSS, SUTT)

Garis sempadan adalah garis batas yang ditetapkan dengan mempertimbangkan


keselamatan, risiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan dan estetika. Garis sempadan
yang ada di Kota Salatiga berupa garis sempadan sungai, sempadan mata air,
sempadan embung/ waduk, dan sempadan jaringan listrik tegangan tinggi. Saat ini
garis sempadan yang ada belum sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pada
garis sempadan masih digunakan untuk membuat rumah atau bangunan lainnya,

III-82
padahal menurut ketentuan yang berlaku garis sempadan merupakan daerah yang
harus dikonservasi.

III-83

Anda mungkin juga menyukai