Anda di halaman 1dari 20

KEBUTUHAN SUMBER AIR BAKU BARU PADA PDAM

KOTA SALATIGA

MAKALAH
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Aset dan Properti
Program Magister Teknik Sipil

Oleh

Angelica Deasy K.

NIM 21010114420056

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahamat dan
karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul Kebutuhan Sumber
Air Baku Baru Pada PDAM Kota Salatiga. Kami juga menyampaikan rasa terima kasih kepada
Dr.Ir.Robert J Kodoatie, M.Eng. sebagai dosen pengajar mata kuliah Manajemen Aset dan Properti
pada Program Studi Manajemen Rekayasa Infrastruktur Magister Teknik Sipil, Universitas
Diponegoro Semarang, yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai mata kuliah Manajemen Aset dan Properti. Penulis menyadari bahwa dalam
menyusun tugas makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan pendapat,
saran dan kritik yang membangun demi penulisan di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya dan bagi penulis sendiri. Sebelumnya penulis juga mohon maaf apabila terdapat
kesalahan yang kurang berkenan.

Semarang,

Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2.

Perumusan Masalah...............................................................................................................4

1.3.

Tujuan Penulisan...................................................................................................................4

1.4.

Pembatasan Masalah..............................................................................................................4

1.5.

Manfaat Penelitian.................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................5


2.1.

Air Baku.................................................................................................................................5

2.3.

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.....................................................................7

2.5.

Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih........................................................................7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................................9


BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN......................................................................................10
4.1.

Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Salatiga....................................10

4.2.

Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Salatiga............................................................................11

4.3.

Ketersediaan Debit air.........................................................................................................12

4.4.

Sumber Air Baru..................................................................................................................12

BAB V PENUTUP............................................................................................................................14
5.1.

Kesimpulan..........................................................................................................................14

5.2.

Saran....................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................15

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Persentase Rumah Tangga dengan Akses Air Minum Layak dan..............................1

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Cakupan Layanan PDAM Kota Salatiga...............................................................3
Tabel 2. Kapasitas Sumber Air Yang Dimanfaatkan PDAM Kota Salatiga..............................10
Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Salatiga (per 5 tahun)...........................................11
Tabel 4. Perbandingan Antara Kebutuhan Air dan Sumber Air Baku.....................................12
Tabel 5. Kapasitas Rencana Sumber Air Baku Mata Air Kota Salatiga..................................12
Tabel 6. Kapasitas Rencana Sumber Air Baku Sumur Kota Salatiga.....................................13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas

dan keberlanjutan kehidupan manusis. Oleh karena itu air minum


mutlak harus tersedia dalam kuantitas (jumlah) dan kualitas yang
memadai (Permen PU No. 20, 2006).
Penyelenggaraan

air

minum

merupakan

tanggung

jawab

Pemerintah Daerah sehingga terciptanya pengelolaan dan pelayanan air


minum yang berkwalitas dengan harga terjangkau dapat tercapai (UU
No. 7, 2004).

Gambar 1. Persentase Rumah Tangga dengan Akses Air Minum Layak dan
Air Kemasan/Isi Ulang Di Indonesia Tahun 1995 - 2012

Sumber : Susenas 1995-2012, BPS Susenas Triwulan I 2012

Persentase rumah tangga yang dapat mengakses air minum layak dengan air
kemasan/isi ulang di Indonesia menunjukkan tren yang berlawanan. Air minum layak
dalam pembahasan ini tidak termasuk air minum kemasan/isi ulang. Hal ini dikarenakan
air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah
lain. Persentase penduduk yang mengkonsumsi air minum layak semakin menurun jika
dibandingkan dengan penduduk yang mengkonsumsi air kemasan/isi ulang. Penduduk
yang mengkonsumsi air dalam kemasan semakin meningkat. Pada tahun 2011 persentase
penggunaan air minum layak sebesar 42,76% dan persentase penggunaan air minum
kemasan/isi ulang sebesar 22,13%, sedangkan pada tahun 2012 persentase penggunaan air
minum layak sebesar 41,66% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang
sebesar 23,33% (BPS Susenas, 2012).
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa penduduk yang mengkonsumsi air layak
minum bukan dari kemasan semakin menurun. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak
masyarakat di Indonesia tidak mendapatkan akses air minum yang layak bahkan tren yang
ada semakin menurun. Masyarakat lebih banyak mendapatkan air minum yang layak
berasal dari air kemasan. Sedangkan untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah
tentunya untuk memenuhi kebutuhannya akan air minum yang layak akan sangat berat
apabila harus membeli dari air kemasan.
Masyarakat perkotaan khususnya Kota Salatiga memenuhi kebutuhan akan air
minum melalui PDAM. Namun saat ini PDAM belum mampu memenuhi kebutuhan air
minum masyarakat.

Dari segi kuantitas terutama distribusi air pada saat pemakaian

bersamaan (jam puncak) maupun kualitas air yang didistribusikan. Bahkan seringkali air
hanya mengalir pada jam jam tertentu atau tidak mengalir. Hal ini menyebabkan kebutuhan
masyarakat akan air minum tidak terpenuhi (PDAM Kota Salatiga, 2013).
Kebutuhan air minum yang memenuhi syarat baik kualitas maupun kuantitas
merupakan kebutuhan utama bagi masyarakat Kota Salatiga. Maka optimalisasi pelayanan
akan air bersih harus ditingkatkan seiring laju perkembangan jumlah penduduk.
Permintaan akan air minum yang semakin meningkat di Kota Salatiga belum tertangani
secara optimal.

Kota Salatiga terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan luas wilayah 56,78 km2
yang terdiri dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan yang mempunyai jumlah penduduk
174.648 jiwa (Salatiga Dalam Angka, 2012) dengan jumlah sambungan PDAM yaitu
24.788 sambungan. Sedangkan sambungan non PDAM 1.322 sambungan. Cakupan
layanan PDAM Kota Salatiga ditampilkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Cakupan Layanan PDAM Kota Salatiga


No

Keterangan

Kec.

Kec.

Kec.

Kec.

Sidorejo
13.286

Sidomukti
9.745

Argomulyo
10.426

Tingkir
10.207

Jumlah Sambungan (unit)

7.541

5.169

6.199

5.879

Prosentase Pelayanan (%)

56,75

53,04

59,45

57,59

Rumah

5.464

2.165

6.581

4.986

24,67

24,67

24,67

24,67

Jumlah Rumah Tangga


1.
2.
3.
4.

Tangga

Belum

Terlayani
Tingkat Kebocoran (%)

5.
Rata-rata prosentase
layanan PDAM Kota

56.70%

Salatiga
Sumber : PDAM Kota Salatiga,2013

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa cakupan layanan PDAM Kota Salatiga yaitu
56,70% dengan tingkat kebocoran sekitar 24, 67%. Sehingga masyarakat Kota Salatiga
yang belum terlayani PDAM sekitar 29,10%. Dari cakupan tersebut sambungan non
PDAM sekitar 3,02% (PDAM Kota Salatiga, 2013).
Rendahnya cakupan layanan PDAM Kota Salatiga yang hanya 56,70%
menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Kota Salatiga yang belum mendapatkan
layanan air bersih. Serta belum memenuhi target MDGs (Millenium Development Goals)
yaitu pencapaian angka cakupan pelayanan 80% untuk penduduk perkotaan dan 60% untuk
penduduk pedesaan (UNDP, 2004).

Kota Salatiga memiliki beberapa sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk
menjadi sumber air baku. Maka diperlukan pengelolaan yang baik dalam pengelolaan
sumber air tersebut sehingga pemenuhan kebutuhan air minum penduduk Kota Salatiga
dapat terpenuhi.
Perencanaan yang baik dalam pengelolaan sumber air baku ini sangat dibutuhkan
dalam pengembangan sistem penyediaan air minum. Sehingga perencanaan penyediaan air
minum sangat dibutuhkan dalam menjamin ketersediaan air minum di Kota Salatiga.
1.2.

Perumusan Masalah

1.

Bagaimana pemenuhan kebutuhan air minum di Kota Salatiga?

2.

Bagaimana PDAM Kota Salatiga memenuhi kebutuhan akan air minum yang semakin
meningkat?
1.3.

Tujuan Penulisan
Mengetahui sumber air baru yang dapat dimanfaatkan sebagai air minum dalam

usaha pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Salatiga


1.4.

Pembatasan Masalah
4

Sumber

air

baku

untuk

memenuhi

kebutuhan

air

minum

masyarakat Kota Salatiga pada PDAM di Kota Salatiga.


1.5.

Manfaat Penelitian
1.

Mendapatkan data kondisi terkini dari cakupan pelayanan PDAM di Kota


Salatiga.

2.

Mengetahui kebutuhan air minum masyarakat Kota Salatiga.

3.

Mengetahui sumber air baku yang dapat dimanfaatkan PDAM Kota Salatiga
untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Kota Salatiga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Air Baku
Berdasar SNI 6773:2008 tentang Spesifikasi unit paket Instalasi pengolahan air dan

SNI 6774:2008 tentang Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air pada
bagian Istilah dan Definisi yang disebut dengan Air Baku adalah : Air yang berasal dari
sumber air pemukaan, cekungan air tanah dan atau air hujan yang memenuhi ketentuan
baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum Sumber air baku bisa berasal dari
sungai, danau, sumur air dalam, mata air dan bisa juga dibuat dengan cara membendung air
buangan atau air laut.

2.1.1 Air Permukaan


Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi, terdiri dari:
a. Air Sungai, adalah air yang mengalir di permukaan bumi, meliputi aliran air, alur sungai
termasuk bantaran, tanggul dan areal yang dinyatakan sebagai sungai. Air sungai
5

merupakan alternatif sumber air yang paling mudah diperoleh karena terletak dekat
dengan permukiman masyarakat. Dari segi kuantitas fluktuasinya tinggi, sedangkan dari
segi kualitas banyak yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air bersih
tanpa proses pengolahan.
b. Air Rawa/Danau/Waduk, merupakan bentuk cekungan permukaan tanah baik alamiah
maupun buatan dan didalamnya terdapat genangan air dengan volume relatif besar.
2.1.2 Air Hujan
Pemanfaatannya adalah untuk daerah dengan curah hujan yang tinggi. Pada
umumnya digunakan sebagai suplemen, ketika terdapat masalah fasilitas dari lain sumber
mengingat hujan fluktuasinya sangat tinggi. Dapat pula diterapkan sebagai sumber air baku
utama, jika sumber air lain kurang menguntungkan. Dengan mempertimbangkan
ketersediaan tempat, penangkapan air hujan dapat dilaksanakan di atas atap rumah maupun
di atas tanah.

2.1.3

Air Tanah
Air tanah adalah air yang tertampung pada lapisan tanah. Lapisan tanah ini dapat

menampung air dalam jumlah besar dan disebut aquifer. Aquifer terbagi menjadi 3 bagian
yaitu aquifer tertekan, aquifer semi tertekan dan aquifer tidak tertekan.
1. Aquifer tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana kedua lapisan ini sama
sekali tidak dapat mengalirkan air.
2. Aquifer semi tertekan
Aquifer yang berada diantara lapisan kedap air dimana lapisan kedap air diatasnya
sedikit mengalirkan air.
3. Aquifer tidak tertekan
Aquifer yang berada diatas lapisan kedap air
Kuantitas dan kontinuitas air tanah dipengaruhi luasan daerah resapan, semakin
berkurang luasnya maka kuantitas dan kontinuitasnya juga berkurang.
Air tanah terdiri dari :
1. Air tanah dangkal
6

Terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Terdapat pada
kedalaman kurang lebih 15 meter dari permukaan. Sebagai sumur untuk sumber air
bersih cukup baik dari segi kualitas tetapi kuantitas sangat tergantung pada musim.
2. Air tanah dalam
Berada di bawah lapisan kedap air. Pengambilan dilakukan dengan pengeboran.
Umumnya terdapat pada kedalaman 80-300 meter dibawah permukaan tanah. Dapat
terjadi artesis (semburan ke permukan) jika tekanan besar.
3. Mata Air
Mata air adalah air tanah dalam yang merupakan sumber air yang sangat potensial
karena pada umumnya berkualitas baik, terlebih dapat dialirkan ke sistem
penampung secara gravitasi.

2.3.

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau
meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non-fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan,
peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan
air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
Sistem penyediaan air bersih: satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari
prasarana dan sarana air bersih yang mencakup unit air baku, unit produksi, unit distribusi,
unit pelayanan, dan unit pengelolaan (PP No. 16 Tahun 2005)
Lingkup Pengembangan :
1.
2.

Ujung tombak pengembangan : Unit Pelayanan


Pengembangan dapat berarti:
Penambahan coverage area
Penambahan jumlah pelanggan tanpa menambah coverage area
Rehabilitasi/revitalisasi jaringan perpipaan
Uprating unit produksi
7

Tersedianya air dalam jumlah cukup dan kualitas memenuhi standar dan
tersedianya air berkesinambungan dengan harga terjangkau.
Dengan strategi sebagai berikut :
1. Pemanfaatan idle capacity
2. Pengurangan air tak berekening
3.
Pengembangan baru (peningkatan produksi atau perluasan sistem)
2.5.

Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih terdiri dari dua sistem penyediaan air bersih, yaitu
Sistem Penyediaan Air Bersih individual dan komunal. Dengan pertimbangan jumlah
penduduk, distribusi/sebaran penduduk, dan aktifitas dominan yang dilakukan penduduk,
dapat diketahui bahwa perbedaan antara kedua sistem tersebut terletak pada; penerapan
teknologi fisik, tingkat kapasitas pelayanan, tingkat jenis sambungan pelayanan, dan
tingkat institusi pengelolaan sistem.
Air Bersih Domestik Kebutuhan domestik ditentukan oleh adanya konsumen
domestik, yang berasal dari data penduduk, pola kebiasaan dan tingkat hidup yang
didukung adanya perkembangan sosial ekonomi yang memberikan kecenderungan
peningkatan kebutuhan air bersih. Fasilitas penyediaan air bersih yang sering dikenal,
yaitu: Fasilitas perpipaan (sambungan rumah, sambungan halaman, sambungan umum),
Fasilitas non perpipaan (sumur, mobil air, mata air). Kebutuhan air bersih suatu kawasan
dipengaruhi oleh jumlah penduduk kawasan tersebut. Jumlah penduduk suatu kawasan
sangat mempengaruhi jumlah air bersih yang dibutuhkan kawasan tersebut (Puspitorini dan
Masduqi, 2011)
Air Bersih Non Domestik Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh adanya
konsumen non domestik, yang memanfaatkan fasilitas - fasilitas antara lain : Perkantoran,
tempat ibadah, Prasarana pendidikan, prasarana kesehatan, komersial (pasar, pertokoan,
penginapan, bioskop, rumah makan dll) dan Industri.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Sifat penelitian ini adalah deskriptif, (Groat & Wang, 2002). metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Metode pengumpulan data primer
yang digunakan adalah observasi langsung (direct observation) sebagai outsider. Tujuan
penelitian menggambarkan penelitian yang akan dikerjakan bersifat deskriptif (naratif,
fenomenologi, etnografi), (Creswell, 2007, Groat & Wang, 2002).
Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah penting sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui
metode deskriptif.
2. Membatasi dan merumuskan permasalahn secara jelas.
3. Menetukan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
8. Membuat laporan penelitian.
Sedangkan data sekunder menggunakan studi literatur atau data arsip : Buku,
dokumen Peraturan Perundang-undangan, Surat Kabar, Internet (Sugiyono, 2011).

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1.

Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Salatiga


Sistem Penyediaan Air Minum di Kota Salatiga salah satunya terlayani oleh

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Salatiga. Sebagai perusahaan air minum
yang melayani kebutuhan air penduduk Kota Salatiga diwajibkan selalu tanggap terhadap
perkembangan Kota Salatiga dalam menjaga kualitas pelayanan kebutuhan air minum serta
pemenuhan kebutuhan air minum untuk masyarakat Kota Salatiga.
Sumber air yang dimanfaatkan oleh PDAM di Kota Salatiga berasal dari mata air
dan sumur artesisi yang terdapat di Kota Salatiga maupun dari wilayah Kab. Semarang.
Lebih jelasnya mengenai sumber air dan kapasitasnya yang dimanfaatkan oleh PDAM
Kota Saltiga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Kapasitas Sumber Air Yang Dimanfaatkan PDAM Kota Salatiga

No

Bangunan Produksi

Kapasitas Produksi
Terpasang Rata - Rata
(L/Detik)

(L/Detik)

Tahun

Lokasi

Dibangun

.
1
2
3
4
5

Bronkaptering Senjoyo I
Bronkaptering Senjoyo II
Bronkaptering Senjoyo III
Bronkaptering Senjoyo IV
Bronkaptering Kalisombo

10
10
60
65
35

10
10
60
65
35

1921
1959
1972
1989
1982

Kab. Semarang
Kab. Semarang
Kab. Semarang
Kab. Semarang
Kota Salatiga

atas (utara)
Bronkaptering Kalisombo

15

15

1985

Kota Salatiga

7
8
9
10

atas (selatan)
Bronkaptering Kaligojek
Bronkaptering Kaligethek
Bronkaptering Kalitaman
Sumur Artesisi Jl.

20
20
30
12

20
20
25
15

1998
2002
2002
2007

Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga

Sukowati
10

11
12
13
14
15
16

Sumur Artesisi Cebongan


8
Sumur Artesis Tegalsari I
7
Sumur Artesis Tegalsari II
15
Sumur Artesis Kradenan
7
Sumur Artesisi Bulu
2
Sumur Artesisi Dukuh
7
Jumlah
323
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
4.2.

6
7
12
7
2
7
316

2009
-

Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga
Kota Salatiga
-

Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Salatiga


Kebutuhan akan air minum dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini

dikarenakan karena jumlah penduduk dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan.
Proyeksi kebutuhan air di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air di Kota Salatiga (per 5 tahun)
Kecamatan

Tahun
2013
2018
2023
Sidorejo
96.600 l/dt
101.902 l/dt
108.680 l/dt
Argomulyo
72.138 l/dt
76.331 l/dt
81.786 l/dt
Tingkir
74.575 l/dt
78.588 l/dt
83.719 l/dt
Sidomukti
71.417 l/dt
73.129 l/dt
75.640 l/dt
Jumlah
314.730 l/dt
329.950 l/dt
349.824 l/dt
Sumber : Master Plan Air Minum Kota Salatiga, 2013

4.3.

2018
115.518 l/dt
87.341 l/dt
88.898 l/dt
78.636 l/dt
370.392 l/dt

2033
122.378 l/dt
92.944 l/dt
94.102 l/dt
83.743 l/dt
393.167 l/dt

Ketersediaan Debit air


Pasokan air baku yang dimiliki PDAM Kota Salatiga adalah 316 l/dt sedangkan

kebutuhan air baku Kota Salatiga sampai tahun 2033 sebesar 393.167 l/dt. Sehingga
diperlukan potensi air baku yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan air minum di

11

Kota Salatiga. Perbandingan antara potensi pasokan air serta proyeksi kebutuhan air bersih
di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4. Perbandingan Antara Kebutuhan Air dan Sumber Air Baku
Tahun

Kebutuhan Air

Sumber Air Baku

Idle Capacity

Eksisting
316 l/dt
316 l/dt
316 l/dt
316 l/dt
316 l/dt

1.27
- 13.95
-33,824
-54.392
-77.167

2013
314.730 l/dt
2018
329.950 l/dt
2023
349.824 l/dt
2028
370.392 l/dt
2033
393.167 l/dt
Sumber : Hasil Analisa, 2016
4.4.

Sumber Air Baru


Dari data di atas Kota Salatiga harus mencari sumber air baku yang baru dalam

pemenuhan kebuthan akan air minum di Koat Salatiga. Saat ini PDAM Kota Salatiga
sudah mulai mengidentifikasi sumber air bakubaru di Kota Salatiga.
Pemilihan sumber air baku untuk air minum harus memperhatikan aspek kualitas,
kuantitas dan kontinuitas (Permenkes No. 492, 2010). Kota Salatiga memiliki potensi air
permukaan yang cukup besar seperti sungai/waduk atau mata air. Sumber air baru yang
telah teridentifikasi oleh PDAM Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5. Kapasitas Rencana Sumber Air Baku Mata Air Kota Salatiga
No
A.
1
2
3
4
5

Nama Sumber
Dalam Kota
Mata Air Kaliputri
Mata Air Kaligedangan
Mata Air Prambanan
Mata Air Benoyo
Mata Air Kalitaman
Jumlah
B.
Luar Kota
1
Mata air Kaligojek
2
Mata Air Muncul
3
Kali Tuntang
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013

Lokasi

Satuan

Debit

Kel. Salatiga
Kel. Gedangan
Kel. Kutowinangun
Kel.Kutowinangun
Kel. Salatiga

l/dt
l/dt
l/dt
l/dt
l/dt
l/dt

80
60
20
30
50
240

Desa Bener
Desa Sraten
Tuntang

l/dt
l/dt
l/dt

20
2000
100

Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa di Kota Salatiga terdapat sumber air yang
bisa dimanfaatkan sebagai sumber air baku yang baru. Sumber air yang baru tersebut

12

diharapkan dapat menambah kebutuhan sumber air minum di Kota Salatiga. Selain di
Kota Salatiga Sumber air yang bisa dimafaatkan juga dapat berasal dari Kabupaten
Semarang.
Selain mata air, PDAM Kota Salatiga dapat memanfaatkan sumber air baru yang
memanfaatkan sumur bor. Kapasitas rencana sumber air baku sumur Kota Salatiga dapat
dilihat pada table berikut ini :
Tabel 6. Kapasitas Rencana Sumber Air Baku Sumur Kota Salatiga
No.

Sumber Air
Sumur Ngemplak
Sumur Noborejo I
Sumur Noborejo II
Sumur Noborejo III
Jumlah
Sumber : PDAM Kota Salatiga, 2013
1
2
3
4

Kapasitas (l/dt)
10
10
10
10
40

BAB V
PENUTUP
5.1.

Kesimpulan
Masyarakat Kota Salatiga mengandalkan PDAM Kota Salatiga dalam pemenuhan

kebutuhan air minum.Namun saat ini PDAM Kota Salatiga mengalami kekurangan sumber
air baku untuk memenuhi permintaan masyarakat akan air minum.Sehingga saangat sulit
jika PDAM Kota Salatiga menambah cakupan layanan sesuai dengan MDGs yaitu 80%
pada tahun 2015. Identifikasi sumber airbaku yang baru jugasangat diperlukan, Saat ini
PDAM Kota salatiga telah mengidentifikasi beberapa mata air serta sumur bor yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kekurangan sumber air baku di Kota Salatiga. Untuk mata

13

air di Kota Salatiga memiliki debit air 240 l/dt sedangkan untuk sumur bor memiliki
kapasitas 40 l/dt.
PDAM Kota Salatiga diharapkan dapat menyediakan air minum yang terjamin baik
dari segi kualitas, kuantitas serta kontinyuitasnya. Sumber air baku yang baru sangat
dibutuhkan dalam penyediaan air minumdi Kota Salatiga. Dengan adanya sumber air baku
yang baru PDAM Kota Salatiga dapat meningkatkan cakupan layanannya serta dapat
memenuhi kebutuhan akan air minum yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
5.2.

Saran
Dengan meningkatnya kebutuhan air minum di KOTA salatiga dari tahun ke tahun,

PDAM Kota Salatiga sebagai satu-satunya Perusahaan Daerah yang memberikan


pelayanan air minum di Kota Salatiga seharusnya segera mengambil langkah-langkah
untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat Kota Salatiga.Langkah-langkah yang
bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Segera memperbaiki cakupan layanan air minum untuk masyarakat KotaSalatiga baik
dari segi pelayanan air bersih serta kuantitas air bersih.
2. Segera melakukan studi kelayakan akan pembangunan sumber air baku yang baru.
3. Realisasi pembangunan fasilitas untuk pengadaan sumber air baku yang baru

DAFTAR PUSTAKA

_______.

2006. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(KSNP-SPAM)

_______.

2004. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang


Sumber Daya Air

_______.

2012. BPS Susenas Triwulan I, Tentang Persentase Rumah Tangga dengan


Akses Air Minum Layak dan Air Kemasan/Isi Ulang Di Indonesia
14

2004.

_______.

United

Nations

Development

Programme,

Tentang

Laporan

Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Indonesia

_______.

2008. Standar Nasional Indonesia, Tentang Sumber Air Baku

_______.

2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang


Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Puspitorini, Masduqi. 2011. Strategi Penyediaan Air Bersih Di Desa Rawan Air Bersih
Di Kabupaten Ponorogo Propinsi Jawa Timur. Jurnal air bersih.

Groat, Wang. 2002. Architectural Research Methods. New York: John Wiley& Sons. Inc.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis CV.Alfabeta. Bandung.

Creswell. 2007. Qualitative Inquiry and Research Design Choosing among Five
Approaches. 2nd edition. Thousand Oaks: Sage Publications Inc.

_______.

2013. Master Plan Air Minum Kota Salatiga Tahun 2013 Tentang Proyeksi
Kebutuhan Air Bersih di Kota Salatiga. Bapeda. Salatiga.

_______.

2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492 Tahun 2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum

15

Anda mungkin juga menyukai