Anda di halaman 1dari 27

PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PROGRAM PENYEDIAAN AIR

MINUM/AIR BERSIH DI KOTA SAMARINDA

Disusun Oleh:
Fany Arienjy Widia Simanungkalit
17/410111/TK/45468

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

DEPARTEMEN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2020
ABSTRAK

Air merupakan kompenen utama dalam kehidupan manusia. Air yang


digunakan oleh manusia harus memenuhi standar dan baku mutu agar layak
digunakan dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan. Akan tetapi, faktanya
masih banyak wilayah di Indonesia memiliki akses yang buruk terhadap air
bersih.
Permasalahan air bersih di Kota Samarinda dapat diamati dari segi kualitas
dan kuantitas distribusi. Dari segi kuantitas, penyediaan air di Kota Samarinda
saat ini baru mencapai 76% berdasarkan standar 1 SR untuk 4,3 jiwa sehingga
masih ada sekitar 34% kebutuhan air yang harus dicukupi. Pemenuhan kebutuhan
air ini berkaitan dengan permasalahan distribusi air bersih pada beberapa kawasan
dengan topografi perbukitan. Dari segi kualitas, permasalahan air bersih di Kota
Samarinda terjadi pada sumber air baku yang mengalami pencemaran logam berat
Cu yang melampaui baku mutu dan nilai besi, COD, dan nitrit tergolong tinggi.
Selain itu, permasalahan banjir yang sering terjadi di Kota Samarinda juga
mempengaruhi kualitas air. Banjir yang terjadi di Kota Samarinda dapat masuk ke
dalam air permukaan dan menyebabkan sumber air permukaan menjadi bangai.
Berdasarkan permasalahan di atas, ditetapkan rencana penanganan kualitas
air dan distribusi pada tahun awal perencanaan dengan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalahan kualitas air dan penyediaan intake untuk area
perbukitan. Perencanaan juga dilakukan untuk jangka waktu 20 tahun dengan
perhitungan proyeksi jumlah penduduk, proyeksi kebutuhan air, dan proyeksi
rencana kapasitas sistem. Berdasarkan perhitungan tersebut, direncakan intake,
unit pengolahan dalam PDAM, serta unit distribusi perpipaan yang sebagian
didukung dengan sistem perpompaan untuk perencanaan tahun awal hingga 5
tahun awal. Untuk perencanaan tahun-tahun selanjutnya diberikan penambahan
rencana unit air baku berupa embung dan bendungan.

Kata kunci: Kualitas, Pencemaran, Samarinda, Proyeksi, Kebutuhan Rencana,


Kapasitas Rencana

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper dengan judul
“Perencanaan Kebutuhan dan Program Infrastruktur Air Bersih / Air
Minum di Kota Samarinda” dengan baik dan tepat waktu. Adapun paper ini
diselesaikan sebagai bagian dari penugasan mata kuliah Perencanaan Sistem
Infrastruktur Air bersih dengan bimbingan dosen yang penulis hormati, Bapak Dr.
Ir. Budi Kamulyan, M.Eng.

Paper ini disusun dengan tujuan untuk melatih penulis dalam berpikir
kritis terhadap permasalahan air bersih yang ada di Indonesia khususnya dalam
lingkup lingkungan tempat tinggal penulis serta mampu memberi solusi.

Penulis menyadari terdapat banyaknya kekurangan dalam penulisan paper


ini. Oleh kerena itu, penulis sangat terbuka menerima kritik dan saran demi
perbaikan penulisan selanjutnya. Penulis berharap paper ini dapat bermanfaat bagi
banyak orang dan pengembangan ilmu pengetahuan.

Samarinda, 21 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan..............................................................................................2
BAB II DESKRIPSI WILAYAH....................................................................................................3
2.1 Administrasi Kota Samarinda................................................................................................3
2.2 Kependudukan.........................................................................................................................4
2.3 Curah Hujan.............................................................................................................................5
2.4 Topografi..................................................................................................................................5
2.5 Geologi......................................................................................................................................6
2.6 Sumber Daya Air.....................................................................................................................7
2.7 Identifikasi Sarana Kegiatan Kota Samarinda.....................................................................7
2.8 Sistem dan Kondisi Infrastruktur Air Minum/Air Bersih...................................................7
2.9 Identifikasi Permasalahan Ketersediaan Air Minum/Air Bersih di Kota Samarinda......9
2.9.1 Kajian Permasalahan Distribusi dan Kualitas............................................................9
2.9.2 Tingkat dan Cakupan Pelayanan Eksisting...............................................................10
2.9.3 Tingkat Kebocoran.......................................................................................................11
2.9.4 Jumlah Langganan Tunggu atau Potensial................................................................11
BAB III RENCANA KEBUTUHAN AIR BERSIH/AIR MINUM............................................12
BAB IV INDIKASI PROGRAM...................................................................................................15
4.1 Periode Perencanaan.............................................................................................................15
4.2 Sasaran dan Prioritas Penanganan......................................................................................15
4.3 Strategi Penanganan..............................................................................................................15
4.3.1 Penanganan Kualitas Air Tahun Awal Perencanaan................................................15
4.3.2 Penanganan Distribusi Daerah Berbukit Tahun Awal Perencanaan......................16
4.3.3 Penanganan Pemenuhan Kebutuhan 20 Tahun........................................................17
4.4 Rencana Kapasitas Sistem....................................................................................................19
BAB V PENUTUP..........................................................................................................................20
5.1 Kesimpulan.............................................................................................................................20
5.2 Saran.......................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kompenen utama dalam kehidupan manusia. Air dibutuhkan


oleh manusia untuk meningkatkan metabolisme dalam tubuh dan melakukan
aktivitas sehari-hari. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air,
air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dengan kualitas
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum melalui proses pemanasan.
Selain itu, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum dijelaskan
bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat dikonsumsi.
Air yang digunakan oleh manusia harus memenuhi standar dan baku mutu
agar layak digunakan dan tidak menyebabkan gangguan kesehatan. Akan tetapi,
faktanya masih banyak wilayah di Indonesia memiliki akses yang buruk terhadap
air bersih. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun 2018 hanya sekitar
74% penduduk Indonesia yang memiliki akses terhadap air bersih. Berdasarkan
hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan air bersih masih menjadi
masalah yang sepenuhnya belum tertangani di Indonesia
Permasalahan air bersih juga ditemukan di Kota Samarinda. Dari segi
kuantitas, penyediaan air di Kota Samarinda saat ini baru mencapai 76%
berdasarkan standar 1 SR untuk 4,3 jiwa sehingga masih ada sekitar 34%
kebutuhan air yang harus dicukupi. Pemenuhan kebutuhan air ini berkaitan
dengan permasalahan distribusi air bersih pada beberapa kawasan dengan
topografi perbukitan. Dari segi kualitas permasalahan air bersih di Kota
Samarinda cukup terasa. Berdasarkan uji kualitas air yang dilakukan oleh Yayasan
Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia) pada tahun 2018-2019,
terdapat logam berat Cu yang melampaui baku mutu dan nilai besi, COD, dan
nitrit tergolong tinggi. Selain itu, permasalahan banjir yang sering terjadi di Kota
Samarinda juga mempengaruhi kualitas air. Berdasarkan data dari Badan

1
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tahun 2020, terdapat 8 kelurahan dari 4
kecamatan yang tergenang banjir dengan jumlah korban terdampak sekitar 31.946
jiwa. Banjir yang terjadi di Kota Samarinda dapat masuk ke dalam air permukaan
dan menyebabkan sumber air permukaan menjadi bangai (kenaikan permukaan air
yang menyebabkan tumbuhan dan ikan mati lalu membusuk). Akibat dari
buruknya kualitas air permukaan di Kota Samarinda, maka warga sering
mengeluhkan air yang keruh dan berbau serta mengandung endapan yang cukup
banyak.
Dalam paper ini, akan dijabarkan rencana pemenuhan kebutuhan dan
program penyediaan air bersih untuk mengatasi permasalahan distribusi dan
kualitas air bersih di Kota Samarinda serta dapat memenuhi kebutuhan air
minum/air bersih masyarakat dalam 20 tahun mendatang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengkaji beberapa rumusan
masalah yaitu, sebagai berikut.

1. Bagaimana kondisi wilayah serta sistem dan kondisi infrastruktur air


bersih/air minum di Kota Samarinda?
2. Bagaimana rencana pemenuhan kebutuhan air minum/air bersih di Kota
Samarinda dalam 20 tahun mendatang?
3. Bagaimana rencana program infrastruktur air minum/air bersih yang
diterapkan dalam mengatasi permasalahan air bersih dan kebutuhan air
bersih dalam jangka waktu 20 tahun ke depan di Kota Samarinda?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Untuk mengetahui kondisi wilayah serta sistem dan kondisi kondisi
infrastruktur air bersih/air minum di Kota Samarinda.
2. Untuk mengembangkan rencana pemenuhan kebutuhan air minum/air
bersih di Kota Samarinda dalam 20 tahun mendatang.
3. Untuk mengembangkan rencana program infrastruktur air minum/air
bersih yang diterapkan dalam mengatasi permasalahan air bersih dan
kebutuhan air bersih dalam jangka waktu 20 tahun ke depan di Kota
Samarinda.

2
BAB II

DESKRIPSI WILAYAH

2.1 Administrasi Kota Samarinda


Kota Samarinda merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Timur dengan luas
wilayah 718,00 km2. Secara astronomis, Kota samarinda berada pada terletak
antara 0021’81”-10/09’16” Lintang Selatan dan 116015’16”- 117024’16” Bujur
Timur dan dilalui oleh garis ekuator atau garis khatulistiwa yang terletak pada
garis lintang 00.
Kota Samarinda terbagi menjadi 10 kecamatan yaitu, Kecamatan Palaran,
Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Sambutan,
Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kecamatan Sungai
Kunjan, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Utara, dan Kecamatan
Sungai Pinang. Adapun jumlah kelurahan di Kota Samarinda sebanyak 53 desa.

Gambar 2. 1 Peta Administrasi Kota Samarinda

Sumber: Samarinda dalam Angka, 2020

Adapun batas administrasi Kota Samarinda yaitu:


 Sebelah Utara: Kecamatan Muara Badak (Kabupaten Kutai Kartanegara)

3
 Sebelah Timur: Kecamatan Anggana dan Sanga-Sanga (Kabupaten Kutai
Kartanegara)
 Sebelah Selatan: Kecamatan Loa Janan (Kabupaten Kutai Kartanegara)
 Sebelah Barat: Kecamatan Muara Badak Tenggarong Seberang (Kabupaten
Kutai Kartanegara)

2.2 Kependudukan
Penduduk Kota Samarinda pada tahun 2019 sebanyak 872.768 jiwa yang
tersebar di 10 kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0.017%.
Kepadatan penduduk di Kota samarinda pada tahun 2019 mencapai 1.216
jiwa/km2. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak berada di
Kecamatan Samarinda Utara yaitu 129.320 jiwa dan kecamatan dengan jumlah
penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Loa Janan Ilir yaitu 34.800 jiwa.

Tabel 2. 1 Tabel Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan di Kota
Samarinda Tahun 2019
Sumber: Samarinda dalam Angka, 2020

4
Gambar 2. 2 Peta Kepadatan
Penduduk Kota Samarinda 2019

Sumber: Open Street Map, Bappeda


Kalimantan Timur, dan Olahan
Penulis, 2020

2.3 Curah Hujan


Rata-rata curah hujan di Kota Samarinda 156,8 mm. Curah hujan di Kota
Samarinda termasuk dalam kategori sedang. Curah hujan tertinggi terjadi pada
musim penghujan yaitu dari bulan Oktober – April awal.

Tabel 2. 2 Tabel Curah Hujan dan Hari Hujan Kota Samarinda Tahun 2019

Sumber: Samarinda dalam Angka, 2020

2.4 Topografi
Dominasi kelerengan di Kota Samarinda adalah kelerengan landai dengan
kelerengan <2% dan juga kelerengan sedang dengan kelerengan 2-15%.
Berdasarkan peta kelerengan Kota Samarinda, dapat diamati bahwa di area
pinggir atau batas Kota Samarinda memiliki topografi yang lebih tinggi dari
wilayah tengah sehingga tipologi kota membentuk mangkuk dan menyebabkan

5
sering terjadinya limpasan banjir ke area-area tertentu di Kota Samarinda. Selain
itu, topografi Kota Samarinda juga menyulitkan distribusi air ke wilayah-wilayah
pinggir kota.

Tabel 2. 3 Luas Kelerengan Kota Samarinda

Sumber: Samarinda dalam Angka, 2020

Gambar 2. 3 Peta Kelerengan Kota Samarinda

Sumber: Open Street Map, Bappeda Kalimantan Timur, dan Olahan Penulis, 2020

2.5 Geologi
Publikasi yang ada terkait struktur geologi di Kota Samarinda dihubungan
dengan pemaparan hasil survei yang dimuat dalam buku “Geology of Indonesia,
Volume IA” karya R.W. Van Bemmelen (1949). Struktur geologi di Kota
Samarinda berumur Praktertier hingga Kwarter. Formasi geologi yang terdapat di
Kota Samarinda diantaranya ada formasi Kampung Baru Beds, Balikpapan Beds,
Pulau Balang Beds, dan Pemaluan Beds. Formasi geologi di Kota Samarinda

6
terdiri dari Grewake, batu pasir kwarsa, batu gamping, batu lempeng, dan tufa
dasitik dengan sisipan batu bara.

2.6 Sumber Daya Air


Dalam Laporan Final Bantuan Teknis Pendampingan Penyusunan Dokumen
RPIJM Kota Samarinda tahun 2016, sumber daya air di Kota Samarinda ada
sekitar 20 Daerah Aliran Sungai (DAS). Sungai utama adalah Sungai Mahakam
dengan lebar 300-500 meter dan panjang 920 meter. Berikut adalah anak-anak
sungai yang bermuara di Sungai Mahakam:
1. Sungai Karang Mumus dengan luas DAS sekitar 218,60 km
2. Sungai Palaran dengan luas DAS 67,68 km
3. Anak sungai lainnya antara lain , Sungai Loa Bakung, Lao Bahu, Bayur,
Betepung, Muang, Pampang, Kerbau, Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa
Janan, Handil Bhakti, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan,
Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, dan Sungai Bantuas.
Sumber daya air yang digunakan di Kota Samarinda juga berasal dari danau,
waduk, mata air, dan air tanah. Penggunaan sumber daya air yang paling rendah
berdasarkan Statistik Air Bersih Provinsi Kalimantan Timur tahun 2018 adalah
mata air dan danau.

2.7 Identifikasi Sarana Kegiatan Kota Samarinda

KEGIATAN NON DOMESTIK KOTA SAMARINDA BERDASARKAN SATUAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

a. Industri Sedang(Ha) 177 Berdasarkan asumsi luas industri sedang 1 Ha dan industri besar 1,5 (Peraturan Menteri
b. Industri Besar (Ha) 633 Perindustrian Republik Indonesia No. 35/2010
c. Pasar (Ha) 12
d. Hotel (kamar) 660 Asumsi 1 unit 15 kamar
e. Hotel berbintang (kamar) 1,260 Asumsi rata-rata 1 unit hotel berbintang 70 kamar
f. Perkantoran (unit) 100
g. Sekolah (siswa) 12950
h. Perguruan Tinggi (siswa) 630000
j. Rumah sakit (pasien) 6000

Tabel 2. 4 Identifikasi Kebutuhan Non Domestik Air Bersih Kota Samarinda

Sumber: Samarinda dalam Angka 2019

2.8 Sistem dan Kondisi Infrastruktur Air Minum/Air Bersih


Berdasarkan data dari PDAM Kota Samarinda, pada tahun 2020 kebutuhan
air rata-rata di Kota Samarinda sebanyak 3.134 liter per detik yang terdiri dari

7
kebutuhan domestik sebesar 2.241 liter per detik dan kebutuhan non domestik
sebesar 207 liter per detik. Saat ini total kapasitas produksi adalah 2.517 liter per
detik dengan memanfaatkan air permukaan sungai Mahakam (13 unit SPAM),
dan waduk (2 unit SPAM).
Adapun letak dari bangunan infrastruktur unit air baku, disajikan dalam peta
infrastruktur air bersih berikut.

Gambar 2. 4 Peta Infrastruktur Air Bersih Kota Samarinda 2019


Sumber: Open Street Map, Bappeda Kalimantan Timur, dan Olahan Penulis, 2020

Unit produksi air bersih yang ada di Kota Samarinda dikelola oleh PDAM.
Jumlah PDAM di Kota Samarinda ada sebanyak tujuh buah yang tersebar di
sekitar infrastruktur unit air baku. Unit produksi ini cenderung ditempatkan pada
area dengan topografi yang tinggi untuk memudahkan distribusi air ke area yang
lebih rendah.

8
Gambar 2. 5 Peta Sebaran PDAM terhadap Unit Air Baku Kota Samarinda
Sumber: Open Street Map, Bappeda Kalimantan Timur, dan Olahan Penulis, 2020

Unit distibusi air bersih di Kota Samarinda pada umumnya menggunakan


jaringan perpipaan. Untuk daerah pinggiran Kota Samarinda yang memiliki
topografi yang berbukit, masih terdapat penggunaan sistem non perpipaan seperti
mobil tanki air, sumur bor pompa, dan air hujan walaupun pada beberapa kasus
sudah didukung oleh sistem pompa dan perpipaan.

2.9 Identifikasi Permasalahan Ketersediaan Air Minum/Air Bersih di Kota


Samarinda

2.9.1 Kajian Permasalahan Distribusi dan Kualitas


Dari segi kualitas, permasalahan yang dialami yaitu pencemaran sumber
air baku utama yaitu Sungai Mahakam. Keberadaan tambang dan perusahaan
sawit sangat mempengaruhi kualitas air di Sungai Mahakam. Kualitas air Sungai
Mahakam sebagai sumber air baku paling besar di Kota Samarinda mengalami
penurunan akibat pencemaran logam berat Cg (Kadmium) dan Pb (timbal) yang
melampau baku mutu 23 kali sehingga berbahaya bagi manusia dan juga satwa.
Sebagai akibat dari kualitas air baku yang buruk, PDAM Kota Samarinda
menggunakan strategi pengolahan dengan menurunkan debit produksi air bersih
agar air yang dihasilkan dari proses produksi menjadi lebih jernih. Hal ini tentu
mengganggu distribusi air bersih di Kota Samarinda utamanya pada area

9
perbukitan dan area yang letaknya berada di pinggir kecamatan. Banyak
masyarakat yang mengeluhkan distribusi air yang tidak 24 jam dan terkadang
aliran air yang dihasilkan juga kecil. Apabila musim kemarau, sumber air baku
Sungai Mahakam sering mengalami intrusi air laut sehingga kondisi menjadi tidak
layak akibat kandungan klorida yang melebihi ambang batas. Akibat kondisi ini,
PDAM terkadang harus menghentikan produksi air di beberapa IPA dan
berdampak pada distribusi air ke rumah-rumah penduduk.
Permasalahan topografi Kota Samarinda juga menjadi penyebab sulitnya
distribusi air secara merata. Beberapa area dengan topografi yang tinggi seperti di
Kecamatan Sambutan dan Kecamatan Samarinda Utara masih mengalami kendala
distribusi air sehingga air tidak selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat sehari-hari.
2.9.2 Tingkat dan Cakupan Pelayanan Eksisting
Pada tahun 2013, PDAM mampu melayani 70,16% dari jumlah penduduk
dan meningkat pada tahun 2019 menjadi 76% berdasarkan standar nasional 1 SR
untuk 4,3 jiwa dengan menggunakan sistem perpipaan. Saat ini masih ada sekitar
34% dari jumlah penduduk yang belum terlayani air bersih. Akan tetapi apabila
didasarkan pada standar nasional 1 SR utuk 6 jiwa, saat ini pelayanan air bersih di
Kota Samarinda sudah mencapai 93% dari total jumlah penduduk.
Berdasarkan data BPS, pada tahun 2019 PDAM Kota Samarinda telah
mampu menyalurkan 47.181.725 m3 air kepada penduduk. Hingga tahun 2019,
distribusi air sudah mencakup tujuh kecamatan di Kota Samarinda namun
terdapat tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan
Sambutan, dan Kecamatan Palaran yang masih membutuhkan penambahan
distribusi air bersih utamanya pada area-area pinggiran kecamatan.

10
Gambar 2. 6 Distribusi Air Bersih PDAM Kota Samarinda
Sumber: Open Street Map, Bappeda Kalimantan Timur, PDAM Kota Samarinda, dan Olahan
Penulis, 2020

2.9.3 Tingkat Kebocoran


Tingkat kebocoran air di Kota Samarinda dikatakan masih cukup tinggi
yaitu sebesar 39% (data Perpamsi 2020) sebagaian besar kebocoran terjadi akibat
kebocoran teknis dan adanya air tanpa rekening (ATR). Hal ini ditanggapi oleh
PDAM dengan melakukan penggantian dan penerapan water meter, penertiban
sambungan ilegal, percepatan perbaikan kebocoran, serta membentuk District
Meter Area (DMA).

2.9.4 Jumlah Langganan Tunggu atau Potensial


Total kapasitas produksi PDAM Kota Samarinda saat ini 2.500 liter per
detik yang mampu melayani 150 SR. PDAM Kota Samarinda masih
membutuhkan tambahan produksi untuk menutupi kebutuhan 159 ribu SR. Jumlah
Langganan tunggul PDAM Kota Samarinda saat ini ada sebanyak 9 ribu SR.
Wilayah yang belum teraliri layanan air bersih tersebar di Sambutan, Jalan
Damanhuri dan DI Pandjaitan. Di sebagian wilayah ini juga aliran belum
sepenuhnya 24 jam (bergilir).

11
BAB III

RENCANA KEBUTUHAN AIR BERSIH/AIR MINUM

Proyeksi kebutuhan air bersih/air minum di Kota Samarinda dilakukan


untuk mengetahui seberapa besar rencana pemenuhan kebutuhan air bersih/air
minum dengan mengidentifikasi kegiatan non domestik dan menggunakan data
jumlah penduduk tahun 2019 sebagai tahun dasar. Proyeksi dilakukan terhadap
kebutuhan air domestik dan non domestik di Kota Samarinda dalam jangka waktu
20 tahun ke depan.

Tabel 3. 1 Kegiatan Non Domestik Kota Samarinda

KEGIATAN NON DOMESTIK KOTA SAMARINDA BERDASARKAN SATUAN


PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

a. Industri Sedang(Ha) 177 Berdasarkan asumsi luas industri sedang 1 Ha dan


industri besar 1,5 (Peraturan Menteri
b. Industri Besar (Ha) 633 Perindustrian Republik Indonesia No. 35/2010
c. Pasar (Ha) 12 -
d. Hotel (kamar) 660 Asumsi 1 unit 15 kamar
e. Hotel berbintang (kamar) 1,260 Asumsi rata-rata 1 unit hotel berbintang 70 kamar

f. Perkantoran (unit) 100

g. Sekolah (siswa) 12950 -


h. Perguruan Tinggi (siswa) 630000
j. Rumah sakit (pasien) 6000

Sumber: BPS Kota Samarinda dan Asumsi Penulis, 2020

Jumlah penduduk Kota Samarinda tahun 2019 adalah sebanyak 872.777 jiwa
yang kemudian dilakukan proyeksi bertahap secara 5 tahun dalam jangka waktu
20 tahun ke depan dengan menggunakan proyeksi penduduk geometrik.

Tabel 3. 2 Analisis Kebutuhan Air Domestik Kota Samarinda

No. Uraian 2019 2020 2025 2030 2035 2040


ANALISIS KEBUTUHAN AIR DOMESTIK KOTA SAMARINDA

JUMLAH 1,243,77
1 872,777 887,615 965,725 1,050,709 1,143,171
PENDUDUK (jiwa) 0

12
CAKUPAN
2 93 97 100 100 100 100
LAYANAN (%)

PENDUDUK 1,243,77
3 811,683 860,987 965,725 1,050,709 1,143,171
TERLAYANI (jiwa) 0

PENDUDUK
TERLAYANI DG
4 80 80 80 80 80 80
SAMBUNGAN
RUMAH - SR (%)

PENDUDUK
TERLAYANI DG
5 649,346 688,789 772,580 840,567 914,537 995,016
SAMBUNGAN
RUMAH - SR (jiwa)

JUMLAH SR YANG
6 129,869 137,758 154,516 168,113 182,907 199,003
DIBUTUHKAN (unit)

JUMLAH SR YANG
7 HARUS DIBANGUN 0 7,889 24,647 38,244 53,038 69,134
(unit)
KEBUTUHAN AIR
8 3,711 3,936 4,415 4,803 5,226 5,686
LEWAT SR (L/hari)
PENDUDUK
TERLAYANI DG
9 20 20 20 20 20 20
HIDRANT UMUM
(%)
PENDUDUK
TERLAYANI DG
10 162,337 172,197 193,145 210,142 228,634 248,754
SHIDRANT UMUM
(jiwa)
JUMLAH HU YANG
11 DIBUTUHKAN (unit) 1,623 1,722 1,931 2,101 2,286 2,488
(1 HU utk 20 kk)
JUMLAH HU YANG
- 99 308 478 663 864
DIBANGUN (unit)
KEBUTUHAN AIR 6,887,89 9,950,16
12 6,493,461 7,725,801 8,405,671 9,145,371
LEWAT HU (L/hari) 2 3
TOTAL KEBUTHAN 6,891,82 9,955,84
13 6,497,171 7,730,216 8,410,475 9,150,596
DOMESTIK (L/hari) 8 9
TOTAL KEBUTUHAN 75
80 89 97 106 115
DOMESTIK (L/det)

Sumber: Analisis Penulis,2020

13
Tabel 3. 3 Analisis Kebutuhan Air Non Domestik di Kota Samarinda

TAHUN 2019 2020 2025 2030 2035 2040


ANALISIS KEBUTUHAN AIR NON DOMESTIK KOTA SAMARINDA
a. Industri Sedang(Ha) 44.3 44.3 48.7 53.5 58.9 70.7
b. Industri Besar (Ha) 316.5 316.5 348.2 383.0 383.0 421.3
c. Pasar (Ha) 12.0 12.0 13.2 14.5 16.0 17.6
d. Hotel (kamar) 3.1 3.4 3.7 4.1 4.5 5.6
Hotel berbintang
14.6 14.6 14.6 16.0 16.0 19.3
e. (kamar)
f. Perkantoran (unit) 1.00 1.10 1.21 1.33 1.46 1.76
g. Sekolah (siswa) 3.0 3.0 3.3 3.6 4.4 4.8
Perguruan Tinggi
145.83 145.83 160.42 176.46 194.10
h. (siswa) 145.83
i. Rumah sakit (pasien) 27.8 27.8 27.8 30.6 33.6 37.0
TOTAL KEBUTUHAN
568.0 568.4 606.4 667.1 694.2 772.0
NON DOMESTIK (L/det)
Sumber: Analisis Penulis,2020

Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi kebutuhan air bersih/air minum


domestik dan non domestik di Kota Samarinda, didapatkan hasil rata-rata
kebutuhan air sebagai berikut.

Tabel 3. 4 Total Kebutuhan Air Rata-Rata di Kota Samarinda

TAHUN 2019 2020 2025 2030 2035 2040

TOTAL KEBUTUHAN
643.2 648.2 695.9 764.4 800.1 887.2
AIR (L/det)

Sumber: Analisis Penulis, 2020

BAB IV

INDIKASI PROGRAM

4.1 Periode Perencanaan


Perencanaan penyediaan air bersih/air minum di Kota Samarinda akan
dilakukan dalam jangka waktu 20 tahun dengan peninjauan ulang setiap 5 tahun
sekali.

14
4.2 Sasaran dan Prioritas Penanganan
Sasaran dan prioritas penanganan pada 5 tahun pertama akan fokus pada
perbaikan kualitas air bersih melalui peningkatan infrastruktur dan pemenuhan
kebutuhan air bersih utamanya pada area dengan topografi berbukit serta
memenuhi kebutuhan air bersih sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk.
Setelah 5 tahun pertama berlangsung, prioritas perencanaan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih/air minum berdasarkan pertambahan jumlah penduduk dan
daerah pengembangan.

4.3 Strategi Penanganan

4.3.1 Penanganan Kualitas Air Tahun Awal Perencanaan


a. Evaluasi Kualitas Air Baku dan Air Bersih
Melakukan pengawasan kualitas air secara berkala selama 2
minggu sekali yang disesuaikan dengan tabel daftar persyaratan kualitas
air minum berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990 dengan parameter fisika, kimia,
mikro biologik, dan radio aktivitas berdasarkan kadar maksimum dan
kualitas yang diperbolehkan pada inlet rumah tangga.

b. Monitoring Dini Kualitas Air dengan Sistem Online Monitoring


Penerapan teknologi dalam monitoring kualitas air dengan sistem
Online Monitoring berbasis GSM. Teknologi ini telah dikembangkan oleh
BPPT dan terdiri dari 3 (tiga) komponen yaitu Remote Terminal Unit
(RTU), pusat data, dan sensor. Teknologi ini mampu memonitor kualitas
air secara real-time dan kontinyu selama 24 jam.
c. Teknologi Pengolahan Air dengan Sistem Lime Softening
Teknologi pengolahan air dalam mengatasi permasalahan kualitas
air yang buruk akibat pencemaran logam berat Cg (Kadmium) dan Pb
(timbal) serta air bangai dilakukan metode lime softening. Lime softening
merupakan proses pelunakan dengan kapur (Na2CO3) untuk meningkatkan
pH air dan mengendapkan kalsium. Pelunakan dengan kapur dapat
menghilangkan hingga 90 persen kandungan besi, arsenik, mangan,
radium, dan uranium dalam air. Endapan yang terjadi dapat dipisahkan

15
dengan air melalui pengendapan. Setelah proses pengendapan dengan lime
softening, dilakukan aerasi untuk menghilangkan CO2 yang larut dalam air.

4.3.2 Penanganan Distribusi Daerah Berbukit Tahun Awal Perencanaan


a. Pengembangan Distribusi dengan Sistem Perpompaan
Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Sambutan, dan
Kecamatan Palaran merupakan area berbukit yang saat ini masih
mengalami kesulitan akses air bersih secara kontinyu dan masih belum
semua daerah teraliri dengan baik.

Gambar 4. 1 Peta Kepadatan Penduduk per Kecamatan Kota Samarinda


Sumber: Open Street Map, Bappeda Kalimantan Timur, dan Olahan Penulis, 2020

Sistem distribusi dengan pompa ini akan diterapkan pada beberapa


daerah di kecamatan dengan kepadatan tinggi yaitu Kecamatan Samarinda
Utara dan Kecamatan Sambutan. Sistem ini digunakan agar dapat
mengalirkan air dari reservoir yang letaknya berada di daerah yang secara
topografi lebih rendah dari Kecamatan Samarinda Utara dan Kecamatan
Sambutan.

b. Pembangunan Hidran Umum


Kecamatan Palaran merupakan merupakan kecamatan dengan
kepadatan penduduk yang rendah di Kota Samarinda. Akan tetapi,
Kecamatan Palaran saat ini juga memiliki permintaan dan kebutuhan air
bersih yang belum terpenuhi. Dalam rencana penanganan masalah
distribusi air bersih pada tahun awal perencanaan penyediaan air bersih di
Kota Samarinda, Kecamatan Palaran akan dilayani dengan hidran umum.

16
Rencana ini akan direalisasikan dalam jangka waktu 2 tahun untuk
memenuhi kebutuhan air masyarakat saat ini. Berdasarkan Tabel 2.1, akan
diproyeksikan pertumbuhan penduduk hingga tahun 2021 untuk
menentukan berapa unit hidran umum yang dibutuhkan. Berdasarka
proyeksi penduduk Kecamatan Palaran tahun 2021 jumlah penduduk
adalah sebanyak 65.531 jiwa.
Berdasarkan modul pelatihan rencana teknis SPAM yang
dikeluarkan oleh Dinas Cipta Karya, 1 unit hidran umum dengan
volume 2-3 m3 dapat melayani 100 jiwa atau 20 KK. Berdasarkan
ketentuan tersebut maka penyediaan hidran umum di Kecamatan Palaran
pada tahun 2021 adalah sebanyak 65.531 jiwa : 100 jiwa, yaitu 656 hidran
umum untuk melayani 65.531 jiwa atau 13.106 KK.

4.3.3 Penanganan Pemenuhan Kebutuhan 20 Tahun


a. Periode 2020-2024
Cakupan pelayanan yang direncanakan dalam tahun 2020-2024
adalah 100% dari total jumlah penduduk dengan total kebutuhan air
sebesar 695.9 L/det. Potensi sumber air baku di Kota Samarinda saat ini
sudah termanfaatkan baik dari sungai, danau, waduk, mata air, maupun air
tanah. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada tahun
2020-2024 akan dilakukan adalah penambahan unit pengolahan berupa
intake untuk meningkatkan debit air yang diambil dari sumber baku
utamanya dari Sungai Mahakam, unit pengolahan air dalam PDAM dan
peningkatan area distribusi dengan sistem perpipaan dan beberapa
didukung dengan sistem perpompaan untuk daerah dengan topografi
berbukit.
b. Periode 2025-2029
Cakupan pelayanan yang direncanakan dalam tahun 2025-2029
adalah 100% dari total jumlah penduduk dengan total kebutuhan air
sebesar 764.4 L/det. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada tahun
2025-2029 yang akan dilakukan adalah penambahan unit air baku berupa
bendungan dan embung di Kecamatan Palaran, embung di
Kecamatan Samarinda Utara, unit pengolahan berupa intake untuk

17
meningkatkan debit air yang diambil dari sumber baku serta peningkatan
area distribusi dengan sistem perpipaan dan beberapa didukung
dengan sistem perpompaan untuk daerah dengan topografi berbukit.

c. Periode 2030-2034
Cakupan pelayanan yang direncanakan dalam tahun 2030-2034
adalah 100% dari total jumlah penduduk dengan total kebutuhan air
sebesar 800.1 L/det. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada tahun
2025-2029 yang akan dilakukan adalah penambahan unit air baku berupa
penambahan embung di beberapa kecamatan dengan kepadatan
penduduk yang tinggi, unit pengolahan berupa intake untuk meningkatkan
debit air yang diambil dari sumber baku, unit pengolahan air dalam
PDAM, dan peningkatan area distribusi dengan sistem perpipaan dan
beberapa didukung dengan sistem perpompaan untuk daerah dengan
topografi berbukit.

d. Periode 2035-2040
Cakupan pelayanan yang direncanakan dalam tahun 2035-2040
adalah 100% dari total jumlah penduduk dengan total kebutuhan air
sebesar 887.2 L/det. Untuk memenuhi kebutuhan penduduk pada tahun
2025-2029 yang akan dilakukan adalah penambahan unit air baku berupa
unit pengolahan berupa intake untuk meningkatkan debit air yang diambil
dari sumber baku serta peningkatan area distribusi dengan sistem
perpipaan dan beberapa didukung dengan sistem perpompaan untuk
daerah dengan topografi berbukit.

4.4 Rencana Kapasitas Sistem


Unit air baku rencana berdasarkan kebutuhan hari puncak berkisar 130%
dari kebutuhan rata-rata. Unit produksi rencana berdasarkan kebutuhan hari
puncak besarnya berkisat 120% dari kebutuhan rata-rata. Unit distribusi rencana
berdasarkan kebutuhan jam puncak berkisar 115%-130% dari kebutuhan rata-rata.
Untuk unit distribusi rencana penulis menggunakan angka 150% karena Kota
Samarinda termasuk kota besar dengan kegiatan yang heterogen.

18
Tabel 4. 1 Rencana Kapasitas Sistem
TAHUN 2019 2020 2025 2030 2035 2040
Kapasitas Unit Air Baku (L/det) 836 843 905 994 1,040 1,153

Kapasitas Unit Produksi (L/det) 772 778 835 917 960 1,065

Kapasitas Unit Distribusi (L/det) 965 1,296 1,392 1,529 1,600 1,774

Sumber: Analisis Penulis, 2020

19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan terkait sistem dan infrastruktur air bersih di Kota
Samarinda dan permasalahan penyediaan air bersih yang telah diuraikan, dapat
disimpulkan bahwa ketersediaan air bersih di Kota Samarinda masih terhambat
oleh kualitas air dan sistem distribusi air bersih. Dari segi kualitas, air yang
didistribusikan terkadang masih mengandung sedimen dan berwarna kecokelatan
sehingga menyulitkan masyarakat dalam mengolah dan menggunakan air untuk
keperluan sehari-hari.Permasalahan lain terkait sistem distribusi air bersih di Kota
Samarinda saat ini masih terhambat oleh kondisi fisik wilayah yang berbukit dan
sebaran penduduk yang tidak merata dan terpusat seperti di Kecamatan Palaran
sehingga tidak tersedia fasilitas penyediaan air bersih perpipaan.
Dalam mengatasi permasalahan dan memenuhi kebutuhan air bersih
penduduk Kota Samarinda untuk jangka waktu 20 tahun, dilakukan perencanaan
dan pembuatan program penyediaan air bersih. Penulis membuat indikasi program
dalam dua strategi yaitu mengatasi permasalahan dan merencanakan untuk 20
tahun. Dalam melakukan perencanaan kebutuhan untuk 20 tahun kedepan, penulis
menggunakan proyeksi jumlah penduduk yang dikalkulasikan dengan perhitungan
koefisien sesuai indikator. Perencanaan diuraikan dalam 5 tahunan dengan
penjelasan strategi yang dilakukan dalam tiap tahapan waktu.

5.2 Saran
Adapun saran yang diberikan terkait kajian penyediaan air bersih yang telah
dilakukan, adalah sebagai berikut.

1. Pemerintah dapat mengembangkan rencana dengan menggunakan teknologi


dan rencana kebutuhan untuk tahun mendatang. Pemerintah juga perlu
mempertimbangkan penyediaan biaya termasuk melalui kerja sama.
2. Masyarakat perlu menerapkan gaya hidup hemat air, menjaga kebersihan dan
kelestarian lingkungan untuk meminimalisir pencemaran air, dan memiliki

20
inisiatif untuk menampung air hujan sebagai air cadangan apabila terjadi
kendala distribusi PDAM.

21
DAFTAR PUSTAKA

(2016). Rencana Program Investasi Jangka Menengah . Samarinda: SIPPa Cipta


Karya.

(2018). Statistik Air Bersih Provinsi Kalimantan Timur tahun 2018 . Samarinda:
Badan Pusat Statistik.

(2019). Bappeda Kalimantan Timur.

(2020). Air Mahakam Bangai, Produksi IPA Menurun. Samarinda: Pro


Samarinda.

Air Keruh, Ini Alasan PDAM. (2019). Retrieved Oktober 6, 2020, from
ProKaltim: https://kaltim.prokal.co/read/news/359203-air-keruh-ini-
alasan-pdam/6

Badan Pusat Statistik. (2020). Samarinda dalam Angka 2020. Samarinda.

Febiana, C. C. (2018). Laporan Kerja Praktek PT. Semen Indonesia (Persero), Tbk 4 Juni
- 31 Juli 2018. Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Surabaya: Faculty
of Engineering.

Jumlah Pelanggan PDAM Samarinda Capai 156 Ribu Lebih. (2019). Retrieved
Oktober 6, 2020, from https://kaltim.antaranews.com/berita/51678/jumlah-
pelanggan-pdam-samarinda-capai-156-ribu-lebih

Kalensun, dkk. (2016). PERENCANAAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR


BERSIH DI KELURAHAN PANGOLOMBIAN KECAMATAN TOMOHON
SELATAN. Jurnal Sipil Statik.

Laporan Final Bantuan Teknis Pendampingan Penyusunan Dokumen RPIJM


Kota Samarinda. (2016). Samarinda: SIPPa Cipta Karya.

Jaang Berkomitmen Kebutuhan Air Bersih Tersalur 100 Persen. (2019).


Retrieved Oktober 8, 2020, from Diskominfo Samarinda:
https://diskominfo.samarindakota.go.id/berita/detail/1046/jaang-
berkomitmen-kebutuhan-air-bersih-tersalur-100-persen.html

Kandung Logam Berat, Sungai Mahakam Sudah Tak Ramah Bagi Pesut. (2020).
Retrieved Oktober 6, 2020, from
https://samarinda.kompas.com/read/2020/01/21/06100091/kandung-
logam-berat-sungai-mahakam-sudah-tak-ramah-bagi-pesut-?page=all

22
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/PER/IX/1990 tentang Syarat-
Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. (n.d.).

Yudi Yulius Maulana, dkk. (2015). Monitoring Kualitas Air Secara Real-Time
Terintegrasi (Integrated Real-Time Quality Monitoring).

Zamaruddin, N. (2017). Monitoring dan Evaluasi Kualitas Air Pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Area Aceh Besar Bulan April dan Juli. JAcPS, Vol. 7.

23

Anda mungkin juga menyukai