199606202018022001
BATCH III no. Absen : 14
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi bagi CPNS Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2018 dengan tema Penyampaian Informasi Best Practice
Sistem Penyediaan Air Minum dengan Pembuatan Buku Profil SPAM Kota Binaan sebagai
pemenuhan tugas dalam Agenda IV – Habituasi.
Secara umum makalah ini berisikan kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan oleh
penulis selama masa habituasi kurang lebih 23 (dua puluh tiga) hari di unit kerja dimana penulis
ditempatkan yaitu Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Direktorat Jenderal
Cipta Karya. Penulis berharap rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat kepada
Kementerian PUPR, khususnya Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Dengan selesainya rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
telah memberikan masukan untuk penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Ir. A. Hermanto Dardak, M.Sc., sebagai penguji
2. Bapak Darmawel Umar, M.Sc., sebagai mentor
3. Bapak Yosi Darmawan A., S.T., M.T., sebagai coach
Demikian tugas besar ini dibuat. Apabila terjadi kesalahan, kami sebagai penulis dan
penyusun mengucapkan maaf dan menerima dengan terbuka atas kritik serta saran yang
diberikan. Semoga tugas besar ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membaca.
Atas perhatiannya, kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Deskripsi Organisasi
Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) merupakan salah satu
Direktorat dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Visi dari Direktorat PSPAM yaitu Terwujudnya masyarakat hidup sehat dan sejahtera
dengan air minum berkualitas, sedangkan misinya yaitu; membangun, memperluas, dan/atau
meningkatkan sistem fisik sesuai kaidah teknis dan inovasi teknolosi; meningkatkan kapasitas
kelembagaan Penyelenggara SPAM dan mengembangkan serta menerapkan Norma, Standar,
Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di Pusat dan daerah; mengembangkan pendanaan dan kerja sama
dengan badan usaha dan masyarakat; dan memenuhi kebutuhan air baku. Direktorat PSPAM
mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan produk
pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum.
Direktorat PSPAM terdiri dari beberapa Subdirektorat, salah satunya adalah Subdirektorat
Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan atau Subdit SPAM Perkotaan. Menurut Permen PUPR
No. 15 tahun 2015, Subdirektorat Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan mempunyai tugas
melaksanakan pembinaan dan pengawasan teknis serta fasilitasi pengembangan sistem penyediaan
air minum termasuk penanggulangan paska bencana alam dan kerusuhan sosial di wilayah
Perkotaan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 577, Subdirektorat Sistem
Penyediaan Air Minum Perkotaan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sistem penyediaan air minum, dan
fasilitasi penyediaan tanah;
c. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum; dan
d. Fasilitasi serah terima aset pengembangan sistem penyediaan air minum.
Subdirektorat Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan terdiri atas 2 seksi, yaitu:
a. Seksi Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan I; mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan pembangunan, pemberian bimbingan teknis,
supervisi serta fasilitasi penyediaan tanah dan serah terima aset kegiatan pengembangan
sistem penyediaan air minum perkotaan di wilayah Pulau Sumatera dan Jawa.
5
b. Seksi Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan II; mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan pembangunan, pemberian bimbingan teknis,
supervisi serta fasilitasi penyediaan tanah dan serah terima aset kegiatan pengembangan
sistem penyediaan air minum perkotaan di wilayah pulau Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku dan Papua.
Kegiatan Subdirektorat SPAM Perkotaan terdiri dari kegiatan kontraktual dan swakelola.
Kegiatan kontraktual meliputi Pembinaan Teknis Pelaksanaan SPAM Perkotaan Wil. I, Pembinaan
Teknis Pelaksanaan SPAM Perkotaan Wil. II, Reviu Spesifikasi Teknis SPAM, Konsolidasi
Dokumen Perencanaan Teknis SPAM Perkotaan, serta Evaluasi SPAM Kawasan Kumuh
Perkotaan. Sedangkan kegiatan swakelola terdiri atas Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan SPAM Perkotaan, Penyusunan Profil Pengembangan SPAM Perkotaan,
Konsolidasi Kegiatan Subdit SPAM Perkotaan. Subdirektorat SPAM Perkotaan juga memiliki
beberapa suboutput, yaitu;
1. SPAM Terfasilitasi
a. Banpro PDAM
b. Peng. Jaringan Perpipaan Perkotaan Terfasilitasi
c. Pemanfaatan Idle SPAM Kws Perkotaan
2. Pembangunan SPAM Perkotaan
a. Perluasan SPAM Perkotaan
b. Penurunan Kebocoran SPAM Perkotaan
3. Pembangunan SPAM di Kawasan Khusus
a. Pembangunan SPAM Kws Kumuh
4. Pembangunan SPAM Regional
b. Pembangunan SPAM Regional
5. Pengembangan Jaringan Perpipaan di Kawasan Khusus
c. Pengembangan Jaringan Perpipaan di Kawasan Kumuh
6. SPAM Fungsionalisasi
7. SPAM Kota Binaan
6
1.3 Tujuan Aktualisasi
Menurut Perka LAN No. 25 tahun 2017, tujuan dari proses aktualisasi secara umum yaitu untuk
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS serta kedudukan dan peran PNS di unit kerja, serta
menunjukan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas. Sedangkan
tujuan khusus dari aktualisasi berjudul “Penyampaian Informasi Best Practice Sistem Penyediaan
Air Minum dengan Pembuatan Buku Profil SPAM Kota Binaan” adalah:
Meningkatkan akuntabilitas subdirektorat SPAM Perkotaan dengan pelaporan pencapaian akses
air minum SPAM Kota Binaan
Meningkatkan komitmen mutu dalam pencapaian akses air minum SPAM Kota Binaan
1. Memberikan informasi mengenai best practice SPAM Kota Binaan di Indonesia
7
BAB II
SCANNING
2.1 Isu
Menurut KBBI, isu adalah masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya)
atau kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas-
desus. Untuk menemukan isu, perlu dilakukan environmental scanning di unit kerja. Dari hasil
environmental scanning di Subdit SPAM Perkotaan, Direktorat PSPAM, ditemukan beberapa isu
yang merupakan isu saat ini, isu berkembang, dan isu potensial. Berikut adalah isu-isu yang
ditemukan di Subdit SPAM Perkotaan, Direktorat PSPAM;
1. Pengusulan SPAM Regional yang tidak sesuai dengan kriteria kesiapan
SPAM Regional merupakan salah satu suboutput dari Subdirektorat SPAM Perkotaan.
Perancangan SPAM Regional melibatkan berbagai pihak dan membutuhkan kesiapan yang
matang. Selama ini, seringkali ditemui isu dalam pengusulan SPAM Regional, yaitu
mengenai kriteria kesiapan atau readiness criteria yang belum terpenuhi. Misalnya,
Detailed Engineering Design (DED) sudah dibuat sebelum dilakukan Feasibility Study
(FS). Padahal kriteria kesiapan sangat penting dalam kegiatan perencanaan SPAM
Regional tersebut, sehingga jika tidak terpenuhi akan menghambat proses pembangunan
SPAM Regional.
2. Kurangnya informasi mengenai Kota Binaan
SPAM Kota Binaan merupakan salah satu suboutput dari Subdirektorat SPAM Perkotaan.
Kota Binaan merupakan kota yang akses aman air minumnya mendekati 100%, dan
ditargetkan untuk mencapai 100% pada tahun 2019. Akan tetapi, informasi mengenai
pencapaian program SPAM Kota Binaan ini masih minim.
3. Kurang efektifnya komunikasi Subdit SPAM Perkotaan dengan Satker.
Dalam melakukan pekerjaan, seringkali Subdit SPAM Perkotaan harus melakukan
koordinasi dengan pegawai lain, termasuk pegawai yang bekerja di Satuan Kerja (Satker).
Komunikasi antar pegawai biasanya dilakukan dengan email maupun telepon ke nomor
pribadi pegawai. Akan tetapi, seringkali terjadi perubahan pegawai maupun nomor kontak
yang harus dihubungi, terutama karena seringkali terjadi perubahan pegawai. Ketika terjadi
perubahan nomor atau PIC (person in charge), perubahan tersebut diinfokan secara manual
sehingga kurang efektif.
2.2 Core Issue
Untuk menentukan core issue, perlu dilakukan analisis dengan menggunakan alat tertentu.
Salah satu alat analisis yang dapat digunakan dalam penentuan core issue adalah analisis USG.
Dalam analisis USG, untuk menentukan suatu masalah yang prioritas, terdapat tiga faktor yang
perlu dipertimbangkan. Ketiga faktor tersebut adalah urgency, seriuosness, dan growth. Urgency
berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah
tersebut. Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut terhadap organisasi.
Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi organisasi seperti dampaknya terhadap
produktivitas, keselamatan jiwa manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak
masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut. Growth berkaitan
dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi
tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk
diatasi permasalahan tersebut.
Dari aspek urgency, isu kurangnya informasi mengenai program kota binaan mendapat nilai
tertinggi. Hal ini disebabkan karena kota binaan memiliki target untuk mencapai 100% akses air
minum pada tahun 2019, sehingga isu ini lebih mendesak atau urgent untuk diselesaikan. Dari
aspek seriousness atau keseriusan, kurangnya informasi mengenai program kota binaan dan
pengusulan SPAM Regional yang tidak sesuai kriteria kesiapan mendapat nilai tertinggi. Hal ini
disebabkan karena dampak yang disebabkan sama besarnya. Pengusulan SPAM Regional yang
tidak sesuai kriteria kesiapan dan kurangnya informasi mengenai program kota binaan akan
berdampak terhadap pembangunan sistem penyediaan air minum dan pencapaian 100% akses air
minum. Dari aspek pertumbuhan masalah, kurangnya informasi mengenai program kota binaan
9
dan pengusulan SPAM Regional yang tidak sesuai kriteria kesiapan mendapat nilai tertinggi. Hal
ini disebabkan kedua isu tersebut dapat menyebabkan permasalahan lain, yang kemudian
berdampak terhadap pencapaian 100% akses air minum. Pengusulan SPAM Regional yang tidak
sesuai dengan kriteria kesiapan akan menyebabkan pembangunan SPAM Regional terhambat,
karena perencanaan tidak matang dan sesuai dengan ketentuan. Kurangnya informasi mengenai
program kota binaan dapat menyebabkan masalahnya kurang efektifnya program pembangunan
sistem penyediaan air minum karena informasi pencapaian dan best practice tidak tersampaikan.
Dari analisis USG, ditentukan isu terpilih yaitu kurangnya informasi mengenai program kota
binaan, dengan nilai paling besar yaitu 14.
2.4 Gagasan
Dari isu yang telah ditemukan, kemudian didapatkan sebuah gagasan untuk menyelesaikan
isu tersebut. Gagasan yang diusulkan yaitu dengan pembuatan buku profil dengan menampilkan
aspek – aspek best practice nya. Pembuatan buku profil ini dimaksudkan untuk dapat memberikan
informasi mengenai best practice dalam sistem penyediaan air minum di Indonesia. Informasi ini
diharapkan dapat membantu percepatan pencapaian akses 100% air minum, sesuai dengan RPJMN
2014 – 2019.
10
BAB III
PROBLEM SOLVING
3.1 Kegiatan
Dari isu yang telah terpilih, kemudian didapat gagasan untuk penyelesaian isu yaitu
pembuatan buku profil dengan menampilkan aspek – aspek best practice nya. Gagasan ini terdiri
dari beberapa kegiatan, yaitu;
1. Telaah Profil-profil yang sudah ada dan analisis data yang dibutuhkan
2. Pembuatan rancangan outline Buku Profil Best Practice SPAM Kota Binaan
3. Pengumpulan data-data SPAM Kota Binaan
4. Penyusunan Buku Profil Best Practice SPAM Kota Binaan
5. Sosialisasi Buku Profil Best Practice SPAM Kota Binaan kepada pegawai Subdit SPAM
Perkotaan
6. Perbaikan Buku Profil Best Practice SPAM Kota Binaan
11
Kegiatan Tahapan Kegiatan
3. Pengumpulan data-data SPAM Kota 1. Membuat daftar data yang
Binaan dibutuhkan dan
mengasistensikan dengan
mentor
2. Berkoordinasi dengan
kordinator wilayah terkait
3. Pengumpulan data dan
crosscheck data
4. Menganalisis data – data yang
didapat
5. Asistensi data dengan mentor
12
Kegiatan Tahapan Kegiatan
2. Berkoordinasi dengan mentor
mengenai hasil revisi buku
profil
3.3 Output
Setiap kegiatan harus memiliki output. Berikut adalah output dari setiap kegiatan;
Kegiatan Output
1. Telaah Profil-profil yang sudah ada Wawasan dan saran dari mentor
dan analisis data yang dibutuhkan
2. Pembuatan rancangan outline Buku Outline profil
Profil Best Practice SPAM Kota
Binaan
3. Pengumpulan data-data SPAM Kota Data-data SPAM Kota Binaan
Binaan
4. Penyusunan Buku Profil Best Buku Profil Best Practice SPAM Kota
Practice SPAM Kota Binaan Binaan
5. Sosialisasi Buku Profil Best Practice Saran / feedback dari pegawai Subdit
SPAM Kota Binaan kepada pegawai SPAM Perkotaan
Subdit SPAM Perkotaan
6. Evaluasi dan revisi Buku Profil Best Hasil Buku Profil Best Practice SPAM
Practice SPAM Kota Binaan Kota Binaan yang telah direvisi
13
5.4 Jadwal Kegiatan
Berikut adalah jadwal kegiatan dari aktualisasi.
Tabel 3 Jadwal Kegiatan
September Oktober
No Kegiatan 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Telaah Profil-profil yang sudah ada dan analisa
data yang dibutuhkan
2 Pembuatan rancangan outline Buku Profil Best
Practice SPAM Kota Binaan
3 Pengumpulan data-data SPAM Kota Binaan
4 Penyusunan Buku Profil Best Practice SPAM
Kota Binaan
5 Sosialisasi Buku Profil Best Practice SPAM Kota
Binaan kepada pegawai Subdit SPAM Perkotaan
6 Evaluasi dan revisi Buku Profil Best Practice
SPAM Kota Binaan
BAB IV
ANALISIS
16
4.3 Penguatan Nilai Organisasi
Rancangan aktualisasi ini dapat memberikan penguatan terhadap nilai organisasi yaitu
terhadap kedudukan dan peran ASN serta terhadap nilai-nilai Kementerian PUPR yang sering
diakronimkan dengan “iProve”. Kedudukan dan peran ASN yang dapat dikaitkan dengan
rancangan aktualisasi ini adalah sebagai pelayan publik, yaitu dengan menyediakan pelayanan
publik berupa penyediaan air minum aman kepada masyarakat. Nilai – nilai iProve yang diperkuat
oleh rancangan aktualisasi ini adalah nilai professional, orientasi misi, dan visioner.
a. Professional: Merumuskan kebijakan, perencanaan dan program kegiatan, pengawasan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki, bersungguh-sungguh dan mandiri, memiliki
komitmen terhadap pencapaian hasil
b. Orientasi Misi: Berpijak pada visi, mencapai sasaran dan kesuksesan, melaksanakan tugas
dan fungsi organisasi
c. Visioner: Mencapai tujuan yang lebih besar, melihat jauh ke depan, berbuat untuk
kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.
17
BAB V
PENUTUP
Rancangan aktualisasi merupakan salah satu agenda dari pelatihan dasar CPNS menurut
Perka LAN nomor 25 tahun 2017. Perancangan aktualisasi bertujuan untuk mengaktualisasikan
nilai – nilai dasar CPNS, mengaktualisasikan peran dan kedududukan PNS, serta menunjukkan
penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas. Proses perancangan
aktualisasi dimulai dengan menentukan isu – isu dan kemudian menetapkan isu utama yang akan
dicari penyelesaiannya dengan gagasan berupa kegiatan – kegiatan.
Harapan yang ingin dicapai adalah terwujudnya rencana kegiatan-kegiatan aktualisasi yang
sudah dirancang. Dengan terwujudnya rencana kegiatan aktualisasi ini, maka output dari gagasan
pemecahan masalah yakni buku profil best practice SPAM kota binaan. Dengan adanya buku
profil best practice SPAM kota binaan ini, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai best
practice sistem penyediaan air minum di Indonesia, sehingga dapat memberikan gambaran
mengenai pencapaian akses aman air minum untuk mendukung RPJMN 2015 – 2019.
18
Lampiran 1. Matriks Aktualisasi
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Telaah Profil-profil yang 1. Koordinasi dengan Wawasan dan Akuntabilitas Misi Direktorat Professional:
sudah ada dan analisis mentor dan saran dari (tanggung jawab, Jenderal Cipta Kaya: Merumuskan kebijakan,
data yang dibutuhkan kordinator wilayah mentor kejelasan target), 1. Membangun, perencanaan dan
mengenai profil yang Komitmen mutu memperluas, dan/atau program kegiatan,
sudah ada (orientasi mutu) meningkatkan sistem pengawasan
2. Pengumpulan data fisik sesuai kaidah berdasarkan kompetensi
3. Analisa data-data teknis dan inovasi yang dimiliki,
yang dibutuhkan teknolosi; bersungguh-sungguh
4. Asistensi dengan 2. Meningkatkan dan mandiri, memiliki
mentor kapasitas kelembagaan komitmen terhadap
2 Pembuatan rancangan 1. Pembuatan Outline profil Komitmen mutu Penyelenggara SPAM pencapaian hasil
outline Buku Profil Best rancangan (orientasi mutu, dan mengembangkan Orientasi Misi: Berpijak
Practice SPAM Kota 2. Asistensi dengan efisiensi) serta menerapkan pada visi, mencapai
Binaan mentor Norma, Standar, sasaran dan kesuksesan,
19
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3 Pengumpulan data-data 1. Membuat daftar Data-data Akuntabilitas Prosedur, dan Kriteria melaksanakan tugas dan
SPAM Kota Binaan data yang dibutuhkan SPAM Kota (tanggung jawab, (NSPK) di Pusat dan fungsi organisasi
dan Binaan kejelasan target), daerah; Visioner: Mencapai
mengasistensikan Komitmen mutu tujuan yang lebih besar,
dengan mentor (orientasi mutu) melihat jauh ke depan,
2. Berkoordinasi berbuat untuk kemajuan
dengan kordinator masyarakat, bangsa dan
wilayah terkait negara
3. Pengumpulan data
dan crosscheck data
4. Menganalisis data
– data yang didapat
5. Asistensi data
dengan mentor
4 Penyusunan Buku Profil 1. Penyusunan data Buku Profil Komitmen mutu
Best Practice SPAM menjadi profil Best Practice (orientasi mutu,
Kota Binaan 2. Asistensi dengan SPAM Kota inovasi)
mentor Binaan
20
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5 Sosialisasi Buku Profil 1. Berkoordinasi Saran / Akuntabilitas
Best Practice SPAM dengan mentor feedback dari (transparan,
Kota Binaan kepada mengenai sosialisasi pegawai partisipatif, tanggung
pegawai Subdit SPAM dengan pegawai Subdit SPAM jawab), Nasionalisme
Perkotaan subdit. Perkotaan (musyawarah,
2. Memberitahu / menghargai pendapat)
mengundang
pegawai subdit
mengenai sosialisasi
buku profil
3. Mensosialisasikan
buku profil kepada
pegawai Subdit
SPAM perkotaan
4. Mengumpulkan
saran dari pegawai
Subdit SPAM
Perkotaan
21
Kontribusi Terhadap
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Visi dan Misi
Mata Pelatihan Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
6 Perbaikan Buku Profil 1. Memperbaiki Hasil Buku Akuntabilitas
Best Practice SPAM profil sesuai Profil Best (tanggung jawab),
Kota Binaan feedback yang Practice Komitmen mutu
didapat SPAM Kota (orientasi mutu)
2. Berkoordinasi Binaan yang
dengan mentor telah direvisi
mengenai hasil revisi
buku profil
22