KATA PENGANTAR
Salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) adalah akses terhadap air minum yang aman dan
terjangkau bagi masyarakat (Target 6.1). Sesuai dengan komitmen Indonesia untuk mendukung SDGs,
maka penyediaan air minum yang aman bagi masyarakat merupakan prioritas yang harus ditetapkan dan
dilaksanakan. Oleh karena itu, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024, ditetapkan prioritas pembangunan infrastruktur layanan dasar, yaitu pembangunan SPAM
perpipaan dengan air yang aman dengan target sebanyak 15% jaringan perpipaan di tahun 2024.
Disebutkan pula dalam RPJMN 2020-2024 tersebut bahwa arah kebijakan dan strategi di bidang
infrastruktur pelayanan dasar untuk menyediakan air minum yang aman ini adalah meningkatkan
kapasitas penyelenggara air minum melalui penerapan rencana pengamanan air minum (RPAM).
RPAM menurut World Health Organization (WHO), merupakan cara yang efektif untuk menyediakan air
minum yang secara kualitas aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan konsumen, melalui pendekatan
analisis dan manajemen risiko sejak dari pengambilan di sumber, melalui proses pengolahan sampai
dengan keran konsumen (WHO, 2004). Untuk memudahkan penerapan RPAM di Indonesia, Petunjuk
Teknis RPAM ini disusun sebagai acuan bagi seluruh penyelenggara SPAM Jaringan Pipa Kabupaten/Kota
dalam menerapkan RPAM agar dapat menyediakan air yang secara kualitas aman dan tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi konsumen.
Proses penyusunan dan pelaksanaan RPAM terdiri dari 11 (sebelas) modul pelaksanaan, yang
diaplikasikan dalam bentuk siklus dengan prinsip dasar perbaikan berkelanjutan (continual improvement)
yang relevan dan tepat sasaran, dimana siklus penyusunan, pelaksanaan, dan perbaikan modul akan
kembali berputar. Setiap modul dibagi menjadi 7 (tujuh) bagian, yaitu (1) Deskripsi, (2) Maksud, (3) Tujuan,
(4) Keluaran, (5) Metode, (6) Alat, Bahan, Materi Pendukung, dan (7) Tahapan Pelaksanaan.
DAFTAR ISI
Format RPAM-8 Informasi yang Harus Dicantumkan pada Kolom Deskripsi .............................................34
Format RPAM-15 Kaji Ulang Risiko dengan Mempertimbangkan Tindakan Pengendalian Saat Ini ..........56
Format RPAM-17 Parameter dan Batasan Nilai dalam Pemantauan Operasional ......................................67
Format RPAM-21 Pelaksanaan Rencana Pemantauan Pemenuhan Persyaratan Air Minum .....................77
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Contoh Tugas dan Tanggung Jawab Tim RPAM .................................................................................18
Tabel 3.5 Jenis Kejadian Bahaya yang Umum terjadi pada SPAM ....................................................................43
Tabel 3.10 Petunjuk Pemantauan Kualitas Air Sistem Jaringan Perpipaan .....................................................74
Tabel 3.12 Contoh Prosedur Operasional Standar (POS) dan Instruksi Kerja (IK) ..........................................85
DAFTAR GAMBAR
FTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
1. Contoh Hasil Modul 1 Pengguna dan Penggunaan Air Minum ............................................................... 104
2. Contoh Hasil Modul 3 Jenis Kejadian Bahaya Kontaminasi Mikrobiologi ............................................... 104
3. Contoh Hasil Modul 3 Jenis Kejadian Bahaya Kontaminasi Kimia ........................................................... 108
4. Contoh Hasil Modul 3 Jenis Kejadian Bahaya Kontaminasi Fisik ............................................................. 110
5. Contoh Hasil Modul 3 dan 4 ......................................................................................................................... 113
6. Contoh Hasil Modul 5 Rencana Perbaikan ................................................................................................. 120
7. Contoh Hasil Modul 6 Batas Operasional dan Batas Kritis ...................................................................... 124
8. Contoh Hasil Modul 6 Pemantauan Operasional ...................................................................................... 125
9. Contoh Hasil Modul 6 Tindakan Koreksi ..................................................................................................... 129
10. Contoh Prosedur Operasional Standar (POS) Dan Instruksi Kerja (IK) ................................................... 131
10A. POS Kondisi Normal ............................................................................................................................. 131
10B. IK Kondisi Normal ................................................................................................................................. 134
10C. Contoh POS Kondisi Hampir Terjadi (Near Miss) ............................................................................... 137
10D. Contoh IK Hampir Terjadi (Near Miss) ................................................................................................ 140
10E. Contoh POS Kondisi Darurat ............................................................................................................... 143
10F. Contoh IK Kondisi Darurat ................................................................................................................... 146
DAFTAR SINGKATAN
BAB 1 PENDAHULUAN
RPAM merupakan suatu dokumen acuan dalam pelaksanaan pengamanan air minum.
Untuk memudahkan penyusunan dokumen RPAM, diperlukan suatu Petunjuk Teknis
Penyusunan RPAM.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan utama dari pelaksanaan RPAM adalah untuk menjamin suplai air
minum yang aman, dapat diterima dan mencukupi kebutuhan.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari Petunjuk Teknis RPAM adalah menjadi acuan bagi
penyelenggara SPAM Kabupaten/Kota dalam menyusun RPAM.
1.4 Sasaran
Sasaran yang diharapkan dengan adanya petunjuk teknis RPAM untuk SPAM jaringan
perpipaan kabupaten/kota, yaitu adanya acuan untuk pengelola SPAM jaringan
perpipaan kabupaten/kota dalam mengembangkan dan melaksanakan rencana
pengamanan air minum (RPAM).
2.1 Pengertian
parameter fisik, kimia, biologi yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan
No. 492 tahun 2010.
10. Sumber adalah sistem pengambilan dan/atau penyediaan air baku, meliputi
sarana dan prasarana bangunan penampungan air, bangunan
pengambilan/penyadapan, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, sistem
pemompaan, dan/atau bangunan pembawa, serta perlengkapannya (PP No.122
Tahun 2015 pasal 5 ayat 2).
11. Unit air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan/atau penyedia air
baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan,
alat pengukuran, dan peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau
bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.
12. Sistem transmisi adalah sistem pengaliran air baku dari sumber ke pengolahan air.
13. Unit produksi adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk mengolah air
baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimia dan/atau biologi, meliputi
bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat
pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air
minum. Reservoir merupakan bangunan penampungan air minum setelah proses
pengolahan yang dapat ditempatkan di atas permukaan tanah maupun di bawah
permukaan tanah. Reservoir harus diletakkan di dalam kawasan Instalasi
Pengolahan Air (IPA).
14. Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari outlet clearwell
sampai unit pelayanan.
15. Peralatan mekanikal adalah pompa, pipa dan aksesori, katup (valves), diesel, dan
lain-lain.
16. Peralatan elektrikal adalah generator, motor listrik, panel listrik, dan
perlengkapannya.
2.2 Ketentuan
Ketentuan yang dimuat dalam dokumen petunjuk teknis RPAM ini mengacu pada
prinsip pengamanan kualitas air yang diterima oleh konsumen. Acuan kualitas air
minum yang aman adalah memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan
No.492/Menkes/Per./IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum atau Permen
terbaru terkait standar kualitas air minum.
3. RPAM menjamin tersedianya air minum yang aman dari hulu ke hilir,
mengingat kontaminasi bisa terjadi sejak dari sumber sampai dengan
pengguna air;
4. RPAM melibatkan analisis dan pengelolaan risiko yang bersifat pencegahan
(proaktif), mulai dari sumber hingga ke titik pemakaian; dan dilakukan secara
berkelanjutan;
5. Pendekatan RPAM dapat diaplikasikan untuk seluruh jenis SPAM;
6. Komitmen dan pemahaman terhadap RPAM dari pengelola merupakan hal
mendasar untuk keberhasilan dan keefektifan pelaksanaan RPAM; dan
7. Peningkatan atau perbaikan bertahap pada sistem pasokan air dapat
dilakukan dari waktu ke waktu, dengan tujuan untuk akhirnya mencapai target
atau sasaran kualitas air aman.
Penyusunan dan penerapan RPAM meliputi 11 (sebelas) modul yang dilakukan secara
berurutan sebagaimana tercantum pada Gambar 3.1., yaitu;
1. Pendahuluan
2. Modul 1 : Pembentukan Tim RPAM
3. Modul 2 : Gambaran Sistem Penyediaan Air Minum
4. Modul 3 : Identifikasi Bahaya, Kejadian Bahaya, dan Analisis Risiko
5. Modul 4 : Tindakan Pengendalian dan Kaji Ulang Risiko
6. Modul 5 : Rencana Perbaikan
7. Modul 6 : Pemantauan Operasional
8. Modul 7 : Verifikasi
9. Modul 8 : Prosedur Manajemen
10. Modul 9 : Program Pendukung
11. Modul 10 : Pengkajian
12. Modul 11 : Revisi
3.2 Pendahuluan
A. Deskripsi
B. Maksud
C. Tujuan
Memberi penjelasan tentang maksud, tujuan, manfaat dan penerapan RPAM oleh
penyelenggara SPAM Kabupaten/Kota secara keseluruhan mulai dari unit air baku,
produksi, distribusi serta pelayanan.
D. Keluaran
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan untuk diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan
kertas plano, spidol warna, isolasi kertas, printer, dll); dan
▪ Materi paparan dan diskusi terkait RPAM dan informasi penyelenggara SPAM.
G. Tahapan Pelaksanaan
A. Deskripsi
Melibatkan sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman dalam teknis
penyediaan air minum mulai dari proses pengolahan hingga pendistribusian, sangat
diperlukan karena Tim RPAM akan bertanggung jawab terhadap penyusunan
dokumen dan program-program pendukung RPAM, pelaksanaan kegiatan, serta
penginternalisasian kegiatan pada setiap pekerjaan rutin penyelenggara SPAM.
Catatan : Tim RPAM harus mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan selama
pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 1 .
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan untuk diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan
kertas plano, spidol warna, isolasi kertas, printer, dll); dan
▪ Materi paparan dan diskusi terkait RPAM dari berbagai sumber.
G. Tahapan Pelaksanaan
Lembar Komitmen dilengkapi dengan visi, misi, dan tujuan dari penerapan
RPAM. Visi merupakan hasil akhir yang ingin dicapai, Misi merupakan cara atau
bagaimana visi akan dicapai. Sedangkan Tujuan adalah hasil akhir yang akan
dicapai sesuai dengan cara yang dijelaskan dalam Misi dalam jangka waktu
tertentu. PDAM dapat mengadopsi visi dan misi yang tertera dalam rencana
bisnis.
Sebagai upaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan air minum …..(nama
institusi penyelenggara SPAM)…… serta mewujudkan Visi “……(visi institusi penyelenggara
SPAM)….” dan Misi “……(misi institusi penyelenggara SPAM)….” melalui penerapan Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) sehingga memenuhi kualitas air minum yang aman
sesuai dengan standar kualitas air minum yang berlaku; berikut komitmen kami selaku
Pimpinan/Direktur/Direktur Utama …… (nama institusi penyelenggara SPAM)…… :
Komitmen Internal :
…tempat… tanggal/bulan/tahun…
Pimpinan/Direktur/Direktur Utama
..…(nama institusi penyelenggara SPAM)…….
Pembentukan Tim RPAM merupakan awal dari tahap pelaksanaan RPAM. Untuk
membuka wawasan terkait RPAM, maka perlu diberikan pemahaman
pentingnya RPAM dari level manajemen puncak sampai level operator melalui
sosialisasi/workshop. Jika dimungkinkan, sosialisasi kepada Kuasa Pemilik Modal
(KPM) juga perlu dilakukan. Pembentukan Tim RPAM harus mengikutsertakan
manajemen puncak (direksi) sebagai penanggung jawab dan manajemen
senior.
Secara sederhana Tim RPAM akan terdiri dari (Bartram dkk., 2009) berikut
ini:
1. Ketua Tim
Ketua tim dapat dipilih dari level manajemen senior yang memiliki
otoritas dan keahlian berorganisasi sehingga mampu mengarahkan
setiap proses pelaksanaan RPAM, memastikan ketersediaan sumber
daya manusia dan keuangan, serta menjamin ketercapaian setiap target
RPAM.
keahlian, dan unit kerjanya. Format struktur organisasi Tim RPAM seperti
terlihat pada Gambar 3.3.
Uraian pekerjaan Tim RPAM meliputi tugas dan tanggung jawab personel
sesuai dengan kedudukannya dalam Tim RPAM. Contoh tugas dan tanggung
jawab Tim RPAM seperti tercantum pada Tabel 3.1.
Sekretaris 1. Menjembatani komunikasi antara anggota tim dengan ketua Tim RPAM;
2. Melakukan pengelolaan surat, baik surat yang masuk maupun keluar;
3. Melakukan pengarsipan semua data dan dokumen;
4. Melakukan pengaturan agenda kegiatan dan rapat; dan
5. Memantau aktivitas tim.
Subtim Analisis Risiko 1. Menyusun gambaran SPAM saat ini dan melakukan verifikasi di
lapangan. Keluaran dari kegiatan ini adalah Gambar Skematik dan
Diagram Alir dengan menggunakan kode dan simbol yang telah
disepakati; dan
2. Mengidentifikasi potensi kejadian bahaya dan melakukan analisis risiko
pada setiap komponen SPAM. Aspek penyediaan air minum yang aman,
yang memenuhi standar kualitas air minum (PermenKes No. 492 Tahun
2010) menjadi acuan dalam penilaian risiko.
Subtim Pemantauan 1. Menyusun daftar alternatif tindakan-tindakan pengendalian terhadap
kejadian bahaya dan risiko; dan
2. Menentukan, dan jika perlu, melakukan tindakan validasi terhadap
setiap alternatif tindakan pengendalian.
Subtim Manajemen dan 1. Menyusun strategi komunikasi internal dan eksternal untuk
Komunikasi mendukung pelaksanaan RPAM; dan
2. Membuat perencanaan dan identifikasi kebutuhan Prosedur
Operasional Standar (POS) dan Instruksi Kerja (IK) yang diperlukan
dalam pelaksanaan tindakan pengendalian.
Anggota 1. Bertanggung jawab, berdedikasi serta profesional terhadap
keanggotaan dalam Tim RPAM;
2. Membantu tim dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam
penyusunan dan pelaksanaan RPAM; dan
3. Ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan RPAM.
Sumber: Kementerian PUPR, 2021
SURAT KEPUTUSAN
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA …(nama institusi penyelenggara SPAM)…
NO. ……………………………
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM (RPAM)
(nama institusi penyelenggara SPAM)…
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Segala biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan kegiatan RPAM dapat
diusulkan dan harus mendapat persetujuan Pimpinan/Direktur/Direktur Utama
…(nama institusi penyelenggara SPAM)….
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan segala sesuatunya
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya jika kemudian ternyata
terdapat kekeliruan di dalam penetapan ini.
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA
…(nama institusi penyelenggara SPAM)…
Lampiran I
Keputusan Pimpinan/Direktur/Direktur
Utama …(nama institusi penyelenggara
SPAM)…
Nomor : ………. ……….
Tanggal : ……….……….
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dst.
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA
…(nama institusi penyelenggara SPAM)…
SURAT TUGAS
NO. ……………………………
TENTANG
TIM RENCANA PENGAMANAN AIR MINUM (RPAM) …………………
Menugaskan
Untuk : Menjadi Tim Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) (nama institusi
penyelenggara SPAM) dengan susunan tim seperti terlampir selama …..
hari/bulan, terhitung mulai tanggal ……
Demikian surat tugas dibuat agar dapat dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : …………………………
PIMPINAN/DIREKTUR/DIREKTUR UTAMA
(nama institusi penyelenggara SPAM)…
II Subtim Pemantauan
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Nomor Urut Mulai dari Angka 1 dan Seterusnya
Kolom 2 : Isi dengan Nama Personel
Kolom 3 : Isi dengan Jabatan Personel dalam Tim RPAM
Kolom 4 : Isi dengan Keahlian Personel
Kolom 5 : isi dengan Peran Personel dalam Tim RPAM
Nov
Mar
Apr
Okt
Des
Agt
Feb
Sep
Mei
Jun
Jan
Jul
(1) (2) (3) (4)
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Nomor Urut Mulai dari Angka 1 dan Seterusnya
Kolom 2 : Isi dengan Urutan Rencana Kegiatan dari Modul 1 - Modul 11
Kolom 3 : Isi dengan Personel yang Menjadi Penanggung Jawab Utama
Kolom 4 : Isi dengan Garis Memanjang sesuai Jumlah Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Nama Lokasi
Kolom 2 : Isi dengan Jabatan Pemangku Kepentingan yang Relevan dengan RPAM
Kolom 3 : Isi dengan Relevansi Pemangku Kepentingan dengan RPAM
Kolom 4 : Isi dengan Permasalahan dari Pemangku Kepentingan
Kolom 5 : Isi dengan Informasi Kontak (Telepon dan Email) dari Tim RPAM
Kolom 6 : Isi dengan Informasi Kontak (Telepon dan Email) dari Pemangku Kepentingan
Kolom 7 : Isi dengan Mekanisme Interaksi Tim RPAM dengan Pemangku Kepentingan
Kolom 8 : Isi dengan Tanggal/Bulan/Tahun Pertemuan
A. Deskripsi
Gambaran SPAM ini dibutuhkan sebagai acuan utama Tim RPAM mengidentifikasi
bahaya, menganalisis potensi risiko, dan menentukan tindakan pengendalian, mulai
dari sumber hingga sambungan pelanggan.
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 2.
B. Maksud
Mengidentifikasi informasi penyelenggara SPAM serta penyusunan gambar SPAM
saat ini, yang merupakan suatu rangkaian rantai pasok mulai dari hulu sampai hilir.
C. Tujuan
▪ Mendeskripsikan informasi penyelenggara SPAM secara komprehensif;
▪ Menggambarkan kondisi saat ini SPAM yang meliputi skematik sistem dan
diagram alir dengan benar;
▪ Mengidentifikasi dan menghitung performa kualitas air produksi; dan
▪ Menganalisis daftar pengguna dan jenis penggunaan air.
D. Keluaran
▪ Informasi penyelenggara SPAM (Format RPAM-6);
▪ Gambar SPAM saat ini (gambar skematik dan diagram alir) mulai dari unit air
baku sampai ke unit pelayanan (Format RPAM-7 dan Format RPAM-8);
▪ Informasi performa kualitas air produksi dari setiap komponen pada diagram alir
(Format RPAM-9); dan
▪ Informasi pengguna air dan jenis penggunaannya (Format RPAM-10).
E. Metode
▪ Pengumpulan data sekunder;
▪ Diskusi kelompok terstruktur;
▪ Kajian para ahli/professional logic judgement;
▪ Kunjungan lapangan;
▪ Pembuatan diagram alir (flow chart) SPAM; dan
▪ Diskusi pleno.
G. Tahapan Pelaksanaan
1. Mengumpulkan Informasi Penyelenggara SPAM
Tim RPAM menyusun informasi penyelenggara SPAM yang dibutuhkan,
diantaranya:
(1). Jumlah populasi kota dan persentase pelayanan SPAM;
(2). Jumlah kebutuhan air yang dilayani;
(3). Kinerja pelayanan, seperti waktu pelayanan, dan tekanan air untuk tiap area;
(4). Nilai kehilangan air;
(5). Ketersediaan dan kapabilitas sumber daya pengujian kualitas air
(laboratorium internal dan/atau eksternal); dan
(6). Riwayat isu kualitas air baku dan air minum.
Membuat gambar SPAM saat ini dengan menyediakan informasi detail semua
komponen SPAM, dapat membantu:
(a). Memperkuat pemahaman terkait kompleksitas SPAM yang dikelola;
(b). Mengklarifikasi hubungan, kewajiban, dan kerentanan;
(c). Menekankan perlunya antisipasi terkait pengaruh musim;
(d). Membantu untuk identifikasi kejadian bahaya; dan
(e). Mengidentifikasi pemangku kepentingan.
Seluruh komponen dan proses kerja SPAM harus ditampilkan dengan lengkap
namun tetap ringkas. Penggunaan simbol seperti Tabel 3.3 dapat digunakan
untuk menyederhanakan dan menyeragamkan penyajian diagram alir.
Format deskripsi pada diagram alir SPAM seperti pada Format RPAM-7 juga
perlu disajikan sebagai informasi pendukung. Gambar diagram alir meliputi
seluruh input, proses, dan output pada setiap komponen SPAM meskipun
komponen/unit tersebut tidak beroperasi sepanjang waktu. Diagram alir
dapat dibuat secara tipikal untuk suatu sistem yang sejenis. Perbedaannya
akan terlihat dalam kode lokasi. Identifikasi staf utama (key person) yang
terlibat dengan diagram alir juga harus dilakukan.
Kode
Simbol Nama Lokasi Deskripsi Penanggung Jawab Referensi
Lokasi
Kode
Simbol Nama Lokasi Deskripsi Penanggung Jawab Referensi
Lokasi
Unit Flokulasi
- Nama unit Nama unit produksi
- Kapasitas (Liter/detik) Kapasitas (Liter/detik)
- Kualitas air produksi/isu kualitas air produksi/isu
- Elevasi (m) Elevasi (m)
- Peralatan Peralatan/perlengkapan unit
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan
Unit Sedimentasi
- Nama unit Nama unit produksi
- Kapasitas (Liter/detik) Kapasitas (Liter/detik)
- Kualitas air produksi/isu kualitas air produksi/isu
- Elevasi (m) Elevasi (m)
- Peralatan Peralatan/perlengkapan unit
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan
Unit Filtrasi
- Nama unit Nama unit produksi
- Kualitas air produksi/isu kualitas air produksi/isu
- Elevasi (m) Elevasi (m)
- Peralatan Peralatan/perlengkapan unit
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan
Unit Klorinasi
- Nama unit Nama unit produksi
Pompa Distribusi
- Jenis Jenis
- Elevasi letak (m) Elevasi letak (m)
- Head atau energi pompa (m) Head atau energi pompa (m)
- Kapasitas (Liter/detik) Kapasitas (Liter/detik)
- Tahun Tahun pembelian dan pemasangan pompa
- Material pipa Spesifikasi perpipaan: material, diameter
(m), panjang (m), tahun pembelian dan
pemasangan pipa
- Diameter (mm)
- Panjang (m)
- Tahun
- Spesifikasi pompa Spesifikasi seluruh aksesori (perlengkapan)
pompa: nama alat, material, diameter (mm),
tahun pembelian dan pemasangan aksesori
Unit Pelayanan Jaringan Distribusi
- Material pipa Spesifikasi perpipaan: material, diameter
- Diameter (mm) (m), panjang (m), tahun pembelian dan
- Panjang (m) pemasangan pipa
- Tahun
- Spesifikasi aksesori Spesifikasi seluruh aksesori (perlengkapan)
distribusi: nama alat, material, diameter
(mm), tahun pembelian dan pemasangan
aksesori
Sambungan Rumah (SR)
- Material Spesifikasi perpipaan: material, diameter
(m), panjang (m), tahun pembelian dan
pemasangan pipa
- Unit Jumlah unit SR
- Spesifikasi aksesori Spesifikasi seluruh aksesori (perlengkapan):
nama alat, material, diameter (mm), tahun
pembelian dan pemasangan aksesori
Performa kualitas air sangat penting karena bisa mengidentifikasi bahaya dan
kejadian bahaya di Modul 3, dan melakukan pemantauan operasional di
Modul 6.
Langkah kerja dalam menyusun inventarisasi performa kualitas air produksi
adalah sebagai berikut:
(a). Menyiapkan formulir isian mengenai inventarisasi performa kualitas air
produksi sesuai standar kualitas air baku dan produksi, dan/atau kriteria
desain;
(b). Menyiapkan tabel excel yang dilengkapi dengan nilai baku mutu dan/atau
kriteria desain, serta formula perhitungan performa kualitas air;
(c). Mencatat dengan lengkap setiap data kualitas air baku hasil analisis
laboratorium dan data kualitas air olahan;
(d). Memasukkan data kualitas air baku dan kualitas air olahan ke dalam tabel
excel sehingga didapat nilai performa kualitas;
(e). Selain performa kualitas, penyelenggara SPAM perlu menghitung kebutuhan
klor untuk disinfeksi; dan
(f). Melakukan identifikasi masalah dan kerentanan pada sistem SPAM.
Format performa kualitas air penyelenggara SPAM dibuat seperti pada Format
RPAM-9.
Minum/Kriteria
Baku Mutu Air
Baku/Kriteria
yang Keluar
Kualitas Air
Kualitas Air
yang Masuk
Kualitas air
Komponen
kualitas air
Parameter
Kode Tiap
Performa
Referensi
Realisasi
Realisasi
Standar
Target/
Target/
Desain
Desain
Lokasi
SPAM
(%)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
E-Coli
I.2 (Jumlah per 100 100.00
ml/Sampel)
Total Coli-form
(Jumlah per 100 1,000.00
ml/Sampel)
Arsen (mg/l) 0.05
Fluorida (mg/l) 1.00
Kromium (mg/l) 0.05
Intake Kadmium (mg/l) 0.01
Nitrit (NO2) (mg/l) 0.06
Nitrat (NO3) (mg/l) 10.00
Sianida (mg/l) 0.02
Selenium (mg/l) 0.01
Warna (TCU) 15.00
TDS (mg/l) 1,000.00
Kekeruhan (NTU) -
TDS (mg/l)
Unit
Kekeruhan (NTU)
IPA 1 Koagul
asi pH
Temperatur
TDS (mg/l)
Unit
Kekeruhan (NTU)
IPA 1 Flokula
si pH
Temperatur
TDS (mg/l)
Unit
Kekeruhan (NTU)
IPA 1 Sedime
ntasi pH
Temperatur
TDS (mg/l)
Minum/Kriteria
Baku Mutu Air
Baku/Kriteria
yang Keluar
Kualitas Air
Kualitas Air
yang Masuk
Kualitas air
Komponen
kualitas air
Parameter
Kode Tiap
Performa
Referensi
Realisasi
Realisasi
Standar
Target/
Target/
Desain
Desain
Lokasi
SPAM
(%)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
Dst
Petunjuk Pengisian :
Kolom 2 : Isi dengan Komponen SPAM
Kolom 3 : Isi dengan Jenis Parameter Kualitas Air
Kolom 4 : Isi dengan Nilai Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air untuk Air yang Masuk
Kolom 5 : Isi dengan Nilai Hasil Analisis Laboratorium Kualitas Air untuk Air yang Keluar
Isi dengan Nilai Baku Mutu Air Baku Sesuai PP Nomor 22 Tahun 2021, Lampiran VI; dan/atau Kriteria Desain
Kolom 6 :
Target Air Baku untuk Parameter Kekeruhan Disesuaikan dengan Kriteria Desain
Isi dengan Nilai Standar Kualitas Air Minum Permenkes Nomor 492/2010 dan/atau Nomor 736/2010; dan/atau
Kolom 7 :
Kriteria Desain
Kolom 8 : Isi dengan Hasil Perhitungan Menggunakan Rumus Perfoma Kualitas Air (%)
Kolom 9 : Isi dengan Sumber Dokumen yang Dipakai Untuk Pengisian
Catatan : pH dimasukkan sebagai parameter, akan tetapi performanya tidak usah diisi
Untuk data pengguna dan jenis penggunaan air, Tim RPAM melakukan observasi
lapangan, serta wawancara kepada konsumen/pelanggan. Format penggunaan
dan jenis penggunaan air minum disusun seperti pada Format RPAM-10.
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Pengguna Air/Jenis Konsumen
Kolom 2 : Isi dengan Jenis/Tujuan Penggunaan Air
3.5 Modul 3 (M3) : Identifikasi Bahaya, Kejadian Bahaya, dan Analisis Risiko
A. Deskripsi
Potensi bahaya yang dapat mengganggu proses produksi air aman perlu diketahui
di setiap komponen SPAM sehingga dapat diminimalisir atau dicegah dengan
tindakan pengendalian. Untuk itu, bahaya dan kejadian bahaya perlu diidentifikasi
dan diinventarisasi secara terinci. Tahap awal identifikasi dapat dilakukan melalui
gambar skematik atau diagram alir yang sudah dicek sebelumnya, untuk
memetakan bahaya dan kejadian bahaya. Kemudian, dilakukan analisis risiko. Isi
dalam modul 3 dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk tahap selanjutnya,
yaitu penentuan tindakan pengendalian (Modul 4) dan rencana perbaikan
(Modul 5).
B. Maksud
Mengetahui potensi bahaya dan kejadian bahaya yang dapat mengancam atau
mengganggu keamanan kualitas air produksi.
C. Tujuan
D. Keluaran
▪ Kejadian bahaya yang dapat timbul pada komponen SPAM, mulai dari hulu
sampai hilir (Format RPAM-11, Format RPAM-12, Format RPAM-13);
▪ Metode penilaian risiko yang disepakati; dan
▪ Hasil penilaian risiko untuk setiap kejadian bahaya (Format RPAM-14).
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer);
▪ Gambar skematik, Diagram Alir dan Tabel Deskripsi pada Diagram Alir dari hasil
pelaksanaan Modul 2 (Gambaran SPAM);
▪ Jika tersedia, data rekaman kejadian bahaya dan risiko yang telah lalu (misalnya:
data rata-rata kejadian padam listrik, pemeriksaan kualitas air baku, rekaman
kegiatan pembersihan sampah di barscreen).
G. Tahapan Pelaksanaan
(d). Identifikasi kejadian bahaya bersifat dinamis sehingga akan ada perubahan-
perubahan terkini. Untuk itu, tanda bintang asterisk (*) dapat dicantumkan
pada kejadian bahaya yang perlu ditinjau secara regular;
(e). Mendokumentasikan setiap bahaya dan kejadian bahaya yang sudah dan
berpotensi mengancam proses produksi air minum aman;
(f). Mengklasifikasikan bahaya dan kejadian bahaya berdasarkan tipe bahayanya
(fisik, kimia, biologi/mikrobiologi, dan/atau radioaktif);
(g). Membuat kode risiko untuk mempermudah dalam pencarian risiko-risiko;
dan
(h). Melengkapi data dan melakukan pengecekan di lokasi.
Tabel 3.5 Jenis Kejadian Bahaya yang Umum Terjadi pada SPAM
Komponen
Kejadian Bahaya
SPAM
Sumber Kontaminasi kimia (X) di sumber (Y) karena adanya aktivitas pertanian (Z)
Sumber Kontaminasi mikroorganisme (X) di sumur dalam (Y) karena adanya resapan limbah
sampah (leachate) akibat lokasi sumur dalam berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah akhir (Z)
Komponen
Kejadian Bahaya
SPAM
Sumber Kontaminasi kimia (X) di pipa transmisi (Y) karena korosi akibat pH air rendah di
sekitar sumber (Z)
Unit Intake Kontaminasi mikroorganisme (X) di intake (Y) karena banjir (Z)
Unit Intake Kontaminasi fisik (X) di intake (Y) karena limbah rumah tangga yang terbawa luapan
air sungai (Z)
Unit Intake Kontaminasi kimia (X) di intake (Y) karena limbah rumah tangga yang terbawa luapan
air sungai (Z)
Unit Intake Kontaminasi mikroorganisme air baku (X) di intake (Y) karena limbah rumah tangga
yang terbawa luapan air sungai (Z)
Transmisi Kontaminasi fisik (X) di sistem transmisi (Y) karena kebocoran pipa (Z)
Transmisi Kontaminasi kimia (X) di sistem transmisi (Y) karena kebocoran pipa (Z)
Pompa Air Baku Terganggunya atau kontaminasi fisik (X) pompa air baku (Y) akibat sampah yang
masuk melewati bar screen (Z)
Unit Koagulasi Kegagalan dalam proses koagulasi (X) di unit koagulasi (Y) karena kesalahan
pembubuhan koagulan (Z)
Pompa Klorinasi Kegagalan dalam proses klorinasi (X) di unit klorinasi (Y) dikarenakan terganggunya
pompa pembubuhan klor (Z)
Unit Klorinasi Timbulnya mikroorganisme (X) di sistem distribusi (Y) karena dosis rendah pada
proses klorinasi (Z)
Unit Klorinasi Sisa klor melampaui batas aman terhadap kesehatan (X) di sistem distribusi (Y)
karena kelebihan dosis pembubuhan klor pada proses klorinasi (Z)
Unit Distribusi Kontaminasi mikroorganisme (X) di sistem distribusi (Y) karena kebocoran pipa (Z)
Unit Distribusi Kontaminasi mikroorganisme (X) pada air yang dikonsumsi pelanggan (Y) karena
terjadi aliran balik dari instalasi pelanggan yang menggunakan pompa sumur (Z)
Unit Distribusi Terjadinya kontaminasi mikrobiologi (X) di pipa distribusi (Y) karena masuknya tanah
dan air dari luar pipa akibat perbaikan pipa pecah (Z)
Unit Distribusi Terjadinya kontaminasi kimia (X) di pipa distribusi (Y) karena masuknya tanah dan
air dari luar pipa akibat perbaikan pipa pecah (Z)
Unit Distribusi Terjadinya kontaminasi fisik (X) di pipa distribusi (Y) karena masuknya tanah dan air
dari luar pipa akibat perbaikan pipa pecah (Z)
Reservoir Kontaminasi mikroorganisme (X) di reservoir (Y) karena masuknya kotoran hewan
akibat atap reservoir bocor pada saat hujan (Z)
Sumber: Kementerian PUPR, 2021
Format identifikasi bahaya dan kejadian bahaya dapat dilihat pada Format
RPAM-11.
I1 Intake
T1 Transmisi
C1 Klorinasi
D1 Jaringan Distribusi
P1 Pelayanan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada Kolom 3 : Isi dengan Komponen SPAM
tiap komponen diagram alir) Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 terhadap Kualitas Air
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik) Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi
Distribusi/Unit Pelayanan) Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst) Kolom 8 : Isi dengan Tipe Bahaya (Fisik, Kimia, Atau Mikrobiologi)
Tim RPAM terlebih dahulu harus menyepakati metode penilaian risiko yang akan
digunakan. Penilaian risiko dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pada
umumnya, risiko dinilai berdasarkan dua parameter, yaitu peluang kejadian dan
dampak keparahan kejadian bahaya. Pemberian nilai terhadap dua parameter
ini biasanya dilakukan dengan metode semikuantitatif yang terkadang dapat
menimbulkan subjektivitas. Oleh sebab itu, kesepakatan terkait angka yang akan
digunakan sebagai nilai kedua parameter tersebut, beserta definisi setiap nilai,
perlu dilakukan untuk meminimalisasi subyektifitas. Tim RPAM harus selalu
konsisten dalam melakukan penilaian risiko. Sebaiknya, matrik risiko disusun
berdasarkan konteks penyelenggara SPAM yang bersangkutan. Sebagai langkah
awal, untuk mempermudah dan mempercepat penyusunan dan pelaksanaan
RPAM, Tim RPAM dapat menggunakan matrik risiko yang ada di juknis ini.
Dampak
Skala Deskripsi
Keparahan
[1] [2] [3]
Terdapat parameter yang melebihi baku mutu yang dapat
berdampak langsung pada kesehatan, seperti:
• Parameter mikrobiologi pada kualitas air mengakibatkan
5 Ekstrem
dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
• Parameter kimia berpotensi secara langsung
mengakibatkan masalah kesehatan.
Parameter kimia tidak memenuhi standar kualitas air dan
4 Mayor berpotensi menyebabkan masalah kesehatan berjangka
Panjang
Parameter fisik tidak memenuhi standar kualitas air dan
3 Sedang berpotensi mengakibatkan keluhan pelanggan dalam satu
zona wilayah pelayanan.
Parameter fisik tidak memenuhi standar kualitas air dan
2 Minor berpotensi mengakibatkan keluhan pelanggan dalam satu
subzona wilayah pelayanan.
Kualitas air tidak berdampak apa pun terhadap kesehatan
1 Tidak signifikan masyarakat dan tidak ada satu pun keluhan pelanggan.
Sumber: Kementerian PUPR, 2021
Catatan : zona dan subzona merupakan kondisi untuk SPAM yang bisa diisolasi dengan pengaturan valve.
Dampak keparahan
Matrik Risiko
Tidak
Minor Sedang Mayor Ekstrem
Signifikan
Skala 1 2 3 4 5
Peluang Kejadian
Sangat jarang 1 1 2 3 4 5
Bahaya
Kemungkinan kecil 2 2 4 6 8 10
Mungkin 3 3 6 9 12 15
Kemungkinan besar 4 4 8 12 16 20
Hampir pasti 5 5 10 15 20 25
Skor Risiko 1-5 6 - 10 11 - 15 16 - 20 ≥21
Nilai-nilai yang tercantum di dalam kotak garis tebal pada Tabel 3.6,
merupakan hasil perkalian antara tingkat peluang dengan dampak keparahan
kejadian bahaya, mengikuti formula berikut:
Skor risiko = Skala Peluang Kejadian Bahaya x Skala Dampak Keparahan Kejadian
Bahaya
Dari nilai-nilai tersebut, Tim RPAM perlu menyepakati klasifikasi tingkat risiko
beserta rentang nilainya. Klasifikasi peluang, dampak keparahan kejadian
bahaya, dan tingkat risiko pada matrik risiko bersifat dinamis. Artinya,
klasifikasi ini dapat diperbarui pada saat pelaksanaan RPAM pada siklus
berikutnya. Pembaruan tersebut dapat dipertimbangkan berdasarkan
pengalaman dan poin-poin evaluasi yang didapatkan dari pelaksanaan satu
siklus RPAM. Deskripsi peluang dan dampak keparahan kejadian bahaya pun
dapat diperbarui atau dimodifikasi menjadi tidak hanya dalam bentuk
kualitatif, namun juga bisa dilengkapi dengan bentuk kuantitatif.
Format penilaian risiko (matrik) kejadian bahaya dapat dilihat pada Format RPAM-14.
Komponen SPAM
Komponen SPAM
Kontaminasi atau
terhadap kualitas
berpotensi buruk
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Tingkat Risiko
sesuatu yang
Skor Risiko
keparahan
Penyebab
Dampak
Bahaya
air (X)
(XYZ)
(Y)
(Z)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
Instalasi
IPA1
Pengolahan Air
C1 Klorinasi
RD1 Reservoir Distribusi
PD1 Pompa Distribusi
D1 Jaringan Distribusi
P1 Pelayanan
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada tiap Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
komponen diagram alir) Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik) Kolom 8 : Isi dengan Tipe Bahaya : Fisik, Kimia, Atau Mikrobiologi
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit Kolom 9 : Isi dengan Peluang Kejadian Bahaya
Distribusi/Unit Pelayanan) Kolom 10 : Isi dengan Dampak Keparahan
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst) Kolom 11 : Isi dengan Skor Risiko
Kolom 3 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 12 : Isi dengan Tingkat Risiko
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kualitas Air
A. Deskripsi
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 4.
B. Maksud
Untuk memahami seberapa jauh kejadian bahaya telah ditangani oleh tindakan
pengendalian saat ini dan mendapatkan prioritas rencana perbaikan yang
diperlukan.
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
▪ Studi empiris;
▪ Pengumpulan data sekunder; dan
▪ Diskusi kelompok terstruktur.
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Dokumen referensi dan hasil studi berupa: pengelolaan SPAM beserta satuan
operasi dan prosesnya, pedoman operasi dan pemeliharaan instalasi, baik saat
ini maupun dari referensi luar, informasi/spesifikasi alat, serta bahan kimia dari
supplier.
G. Tahapan Pelaksanaan
Alternatif Tindakan
Kejadian Bahaya Cara Validasi
Pengendalian
• Pemasangan bar-screen • Evaluasi kinerja bar screen
Kontaminasi fisik (X) di
sungai (Y) akibat kotoran/ • Pemasangan automatic • Secara logis pemasangan
sampah/gulma (Z). fine screen automatic fine screen akan
mengurangi masuknya
kotoran/sampah. Informasi
lebih lanjut didapat dari data
teknis dari supplier
Dengan mengidentifikasi dan mengkaji ulang risiko, Tim RPAM dapat melihat
kejadian bahaya yang tindakan pengendaliannya belum ada, belum efektif,
dan/atau tidak pasti tingkat keefektifannya. Hasil penilaian tingkat risiko setelah
kaji ulang ini juga akan menjadi dasar acuan penentuan tindakan pengendalian
yang perlu diprioritaskan.
Format kaji ulang risiko dengan mempertimbangkan tindakan saat ini dapat
dilihat pada Format RPAM-15.
Format RPAM-15 Kaji Ulang Risiko dengan Mempertimbangkan Tindakan Pengendalian Saat Ini
Risiko Tanpa Tindakan Risiko Dengan Tindakan
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian
Komponen SPAM
Pengendalian
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Peluang Kejadian
Peluang Kejadian
Tindakan
kualitas air (X)
Tingkat Risiko
Bahaya (XYZ)
Tingkat Risiko
Penyebab (Z)
Saat Ini
Kontaminasi/
Tidak Efektif
Skor Risiko
Tidak Pasti
Skor Risiko
Komponen
Keparahan
Keparahan
berpotensi
sesuatu yg
SPAM (Y)
buruk thd
Referensi
Dampak
Dampak
Kejadian
Bahaya
Bahaya
Efektif
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
Instalasi Pengolahan
IPA1
Air
C1 Klorinasi
RD1 Reservoir Distribusi
PD1 Pompa Distribusi
D1 Jaringan Distribusi
P1 Pelayanan
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (merujuk Modul 2)/singkatan yang telah Kolom 12 : Isi dengan Tingkat Risiko Berdasarkan Skor Risiko,
ditetapkan pada tiap komponen diagram alir) Misalnya: rendah - ekstrem
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 13 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik) Kolom 14 : Isi dengan Catatan tentang dasar validasi tindakan pengendalian
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/ yang ada saat ini
Unit Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan) Kolom 15 – 17 diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst) Kolom 15 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 16 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi atau Sesuatu yang Berpotensi Buruk Kolom 17 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya
terhadap Kualitas Air jika tidak yakin kalau tindakan pengendalian saat ini efektif atau tindakan
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM pengendalian saat ini tersebut kecil sekali keefektifannya
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 18 – 21 diisi untuk Risiko dengan Adanya Tindakan Pengendalian Saat Ini
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ Kolom 18 : Isi dengan Skala Peluang Kejadian Bahaya, Misalnya 1-5
Kolom 8 : Isi dengan Tipe Bahaya: Fisik, Kimia, Atau Mikrobiologi Kolom 19 : Isi dengan Skala Dampak Keparahan Kejadian Bahaya, Misalnya 1 - 5
Kolom 9 : Isi dengan Peluang Kejadian Bahaya, misalnya 1- 5 Kolom 20 : Isi dengan Skor Risiko = skala peluang x dampak keparahan kejadian bahaya
Kolom 10 : Isi dengan Dampak Keparahan Kejadian Bahaya, misalnya 1- 5 Kolom 21 : Isi dengan Tingkat Risiko Berdasarkan Skor Risiko misalnya rendah - ekstrem
Kolom 11 : Isi dengan Skor Risiko = skala peluang x dampak keparahan kejadian bahaya
A. Deskripsi
Kaji ulang risiko yang dihasilkan pada Modul 4 digunakan untuk menyusun rencana
perbaikan yang perlu diprioritaskan pelaksanaannya. Jika hasil kaji ulang
memperlihatkan tingkat risiko yang tinggi, atau tindakan pengendaliannya belum
ada/tidak efektif/tidak pasti, maka rencana perbaikan harus disusun.
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 5.
B. Maksud
Menyusun rencana perbaikan secara detail untuk mengatasi semua risiko yang
membutuhkan tindakan pengendalian tambahan dan memastikan perbaikan
secara bertahap.
C. Tujuan
Menyusun rencana perbaikan untuk hasil kaji ulang risiko yang memiliki skala risiko
tinggi, atau kejadian bahaya yang tindakan pengendaliannya belum ada/tidak
efektif/tidak pasti.
E. Metode
▪ Pengelompokan dan check-list untuk risiko yang mempunyai skala tinggi, atau
kejadian bahaya yang tindakan pengendaliannya belum ada/tidak efektif/tidak
pasti;
▪ Penyusunan rencana perbaikan yang dibutuhkan, termasuk penanggung jawab,
jadwal pelaksanaan, biaya, sumber biaya dan status kemajuan; dan
▪ Diskusi kelompok dan pleno.
D. Keluaran
Rencana perbaikan disusun secara lengkap, sesuai dengan prioritas untuk setiap
risiko dan meliputi program-program jangka pendek, menengah dan panjang;
dilengkapi dengan penanggung jawab, jadwal pelaksanaan, biaya, sumber biaya,
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Standar dan referensi harga barang dan pekerjaan.
G. Tahapan Pelaksanaan
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Sumber Pembiayaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Status Kemajuan
Pengendalian
Pengendalian
Komponen SPAM
pelaksanaan
terhadap kualitas
berpotensi buruk
Kode Lokasi
Kejadian Bahaya
Kode Risiko
Komponen
Saat Ini
Kontaminasi/
Sesuatu yang
Tidak Efektif
Jadwal
Biaya
SPAM
Penyebab
Referensi
Efektif
(XYZ)
Tidak
Pasti
(X)
air
(Y)
(Z)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
S1 Sumber
I1 Intake
A. Deskripsi
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 6.
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
▪ Diskusi kelompok dan pleno; dan
▪ Analisis hasil kegiatan pelaksanaan tindakan pengendalian di lapangan.
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Alat dan bahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan pengendalian.
G. Tahapan Pelaksanaan
Kode Risiko
Batas Kritis
Menerima Laporan
thd kualitas air (X)
Komponen SPAM
berpotensi buruk
Tindakan
Kejadian Bahaya
Tidak Efeketik
Kontaminasi/
Menganalisis
Tidak Pasti
Melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
sesuatu yg
Bagaimana
Penyebab
Referensi
Dimana
Efektif
(XYZ)
Kapan
apa
(Y)
(Z)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
IPA1 Instalasi Pengolahan Air
C1 Klorinasi
RD1 Reservoir Distribusi
PD Pompa Distribusi
D1 Jaringan Distribusi
P1 Pelayanan
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (merujuk Modul 2)/singkatan yang telah Kolom 10 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Efektif (=E)
ditetapkan pada tiap komponen diagram alir) Kolom 11 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Saat Ini Tidak Efektif (=TE)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 12 : Isi dengan Check-list (√) jika Tindakan Pengendalian Tidak Pasti (=TP), artinya jika
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik) tidak yakin kalau tindakan pengendalian saat ini efektif atau tindakan
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/ saat ini tersebut kecil sekali keefektifannya
Unit Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan) Kolom 13 : Isi dengan Batas kritis dari parameter terkait tindakan pengendalian yang ditetapkan
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst) Kolom 14 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Akan Dimonitor
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 15 : Isi dengan Cara Pelaksanaan Pemantauan tindakan pengendalian
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/sesuatu yang Berpotensi Buruk Kolom 16 : Isi dengan Lokasi Pelaksanaan Pemantauan tindakan pengendalian (titik
terhadap Kualitas Air kejadian bahaya)
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 17 : Isi dengan Waktu Pelaksanaan Pemantauan Tindakan pengendalian
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 18 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Melakukan Pelaksanaan Pemantauan
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ tindakan pengendalian (penyelenggara SPAM)
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan pengendalian saat ini Kolom 19 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menganalisis Hasil Pelaksanaan Pemantauan
Kolom 9 : Isi dengan Catatan tentang dasar validasi tindakan pengendalian Tindakan Pengendalian
yang ada saat ini Kolom 20 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menerima Laporan Hasil Analisis
Kolom 10 - 12 Diisi untuk Validasi Tindakan Pengendalian Saat Ini Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian dan Menindaklanjutinya
Jika hasil pemantauan menunjukkan adanya data yang melampaui batas kritis,
maka perlu segera dilakukan tindakan koreksi untuk mengendalikan kejadian
bahaya. Tindakan koreksi perlu diidentifikasi dan ditentukan oleh Tim RPAM agar
dapat segera dilaksanakan. Tindakan koreksi harus dapat dilakukan secara cepat
(saat ini juga), tepat dan simpel.
mengambil tindakan
menerima laporan
Kontaminasi atau
berpotensi buruk
Komponen SPAM
tindakan koreksi
Kejadian Bahaya
untuk tindakan
Kode Risiko
Batas Kritis
Seberapa cepat
thd kualitas air
menerima hasil
Apa tindakan
Tindakan
menganalisis
Penyebab (Z)
melakukan
Bagaimana
koreksinya
analisis dan
Siapa yang
sesuatu yg
koreksi ini
dimonitor
hasilnya
Dimana
Kapan
Siapa
(XYZ
(X)
(Y)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
S1 Sumber
I1 Intake
PA1 Pompa Air Baku
T1 Transmisi
IPA1 Instalasi Pengolahan Air
C1 Klorinasi
RD1 Reservoir Distribusi
PD Pompa Distribusi
D1 Jaringan Distribusi
P1 Pelayanan
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (merujuk Modul 2)/singkatan yang telah Kolom 10 : Isi dengan Lokasi Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
ditetapkan pada tiap komponen diagram alir) Kolom 11 : Isi dengan Waktu Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001 Kolom 12 : Isi dengan Cara Pelaksanaan Pemantauan Tindakan Pengendalian
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik) Kolom 13 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Melakukan Pelaksanaan Pemantauan Tindakan
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/ Pengendalian
Unit Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan) Kolom 14 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menganalisis Hasil Pelaksanaan Pemantauan
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst) Tindakan Pengendalian
Kolom 3 : Isi dengan Komponen Diagram Alir Kolom 15 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Menerima Laporan Hasil Analisis Pelaksanaan
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kualitas Air Pemantauan Tindakan Pengendalian dan Menindaklanjutinya
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM Kolom 16 : Isi dengan Batas Kritis dari Parameter Terkait Tindakan Pengendalian yang Ditetapkan
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X terjadi Kolom 17 : Isi dengan Apa Tindakan Koreksi Terkait Tindakan Pengendalian, yang Akan Dilakukan
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian bahaya XYZ jika Batas Kritis Terlampaui
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan Pengendalian Yang Ada Saat Ini Kolom 18 : Isi dengan Orang/pihak yang Akan Melakukan Tindakan Koreksi (penyelenggara SPAM)
Kolom 9-15 Rencana Pemantauan Operasional Kolom 19 : Isi dengan Seberapa Cepat Melakukan Tindakan Koreksi Akan Dilaksanakan
Kolom 9 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Akan Dimonitor Kolom 20 : Isi dengan Orang/pihak yang Harus Diberitahu tentang Dilakukannya Tindakan Koreksi Ini
A. Deskripsi
Oleh karena produksi air minum aman merupakan target utama penerapan RPAM,
maka Tim RPAM perlu menyusun rencana verifikasi untuk memastikan bahwa
keseluruhan proses RPAM berjalan efektif dan sesuai rencana. Verifikasi harus
memberikan bukti bahwa desain dan operasi sistem secara keseluruhan mampu
mengalirkan air secara konsisten dengan kualitas telah memenuhi standar yang
berlaku. Jika tidak, rencana perbaikan harus direvisi dan diimplementasikan.
B. Maksud
Memastikan bahwa target untuk memproduksi air minum aman dapat tercapai.
C. Tujuan
Memastikan bahwa keseluruhan proses RPAM berjalan efektif dan sesuai rencana.
D. Keluaran
E. Metode
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Alat dan bahan yang berkaitan dengan pelaksanaan pemantauan operasional.
G. Tahapan Pelaksanaan
(d). Menyusun jadwal pemantauan beserta PIC; hal ini akan menjadi acuan
institusi kesehatan untuk memverifikasi dan bahan untuk evaluasi;
(e). Melakukan pemantauan sesuai dengan jadwal yang telah tetapkan;
(f). Penyelenggara SPAM wajib untuk melaporkan hasil pengujian kualitas air
dan dokumen RPAM melalui e-Monev Pengawasan Kualitas Air Minum
(PKAM) yang merupakan fasilitas pengawasan dan pelaporan dari
Kementerian Kesehatan, melalui sistem berbasis website melalui tautan
www.kesling.kesmas.kemkes.go.id/pkam;
(g). Melakukan analisis data untuk menunjukkan kesesuaian dan keefektifan
RPAM; dan
(h). Jika ditemukan bahwa air yang disuplai ke konsumen tidak memenuhi
persyaratan yang berlaku, maka dilakukan rencana perbaikan (Modul 5),
pengkajian (Modul 10), dan revisi (Modul 11)
Petunjuk pemantauan kualitas air sistem jaringan perpipaan dapat dilihat pada
Tabel 3.10.
I. PARAMETER WAJIB
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Lokasi Pemantauan
Kolom 2 : Isi dengan Parameter yang Dipantau
Kolom 3 : Isi dengan Frekuensi Pengumpulan Data Parameter yang akan dipantau
Kolom 4 : Isi dengan Penanggungjawab Mengumpulkan dan Mendokumentasikan Data
Audit yang dilaksanakan secara intensif akan dapat memastikan bahwa RPAM
betul-betul diimplementasikan sehingga risiko dapat dikendalikan dan kualitas
air yang aman dapat dijamin. Pelaksanaan audit RPAM dilakukan melalui
pemeriksaan dan analisis kualitas air yang dipersyaratkan, dan pelaksanaan
operasional yang sesuai dengan prinsip RPAM. Audit dapat dilakukan dengan
memperhatikan bagian-bagian yang masih lemah dalam proses operasional
sehari-hari dan merupakan indikasi dimana perbaikan dibutuhkan (misalnya:
pelatihan dan pengembangan sarana laboratorium).
Langkah kerja menyusun dan melaksanakan rencana audit internal dan eksternal
adalah sebagai berikut:
(a). Menentukan rencana kegiatan audit;
(b). Menentukan frekuensi pelaksanaan audit berdasarkan ketentuan otoritas
regulator dan/atau kesepakatan pelaksana penyelenggaraan SPAM;
• Audit internal: setiap bulan; dan
• Audit eksternal: setiap 6 bulan – 3 tahun sekali.
(c). Menentukan tim pelaksana audit (tidak bergantung/bukan dari Tim RPAM);
• Audit internal dapat dilakukan oleh pegawai di institusi penyelenggara
SPAM di luar Tim RPAM;
• Audit eksternal dapat dilakukan oleh otoritas regulator, atau auditor
independen yang memenuhi syarat dalam kemampuan memahami
RPAM; dan
• Auditor harus mempunyai pengetahuan rinci tentang SPAM dan meninjau
pemantauan operasional secara langsung di lapangan, bukan sekadar
melihat dokumen ataupun rekaman/catatan.
(d). Menentukan tempat penyimpanan dokumen pelaporan; dan
(e). Menilai kelengkapan, implementasi yang memadai dan keefektifan RPAM.
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Jenis Audit (Internal/Eksternal) dan Kegiatan yang Harus Diperiksa
Kolom 2 : Isi dengan Data-Data yang Perlu Diperiksa/Dikaji pada Kegiatan Tersebut
Kolom 3 : Isi dengan Frekuensi Pelaksanaan Audit
Kolom 4 : Isi dengan Tim Pelaksana Audit
Kolom 5 : Isi dengan Tempat Penyimpanan Data-Data Audit
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Informasi Detail Lokasi Pelaksanaan Survei
Kolom 2 dan 3 : Isi dengan Tanda Ceklis (√) pada Salah Satu Kolom untuk Kepuasan Pelanggan terhadap Kualitas Air Minum
Kolom 4 : Isi dengan Indeks Kepuasan Terhadap Mutu Produk Kualitas Air yang Disuplai
Kolom 5 : Isi dengan Frekuensi Survei
Kolom 6 : Isi dengan Tim Pelaksana Survei
A. Deskripsi
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 8.
B. Maksud
Menyusun dan melaksanakan POS yang dibutuhkan untuk pelaksanaan RPAM, pada
saat kondisi normal, insiden, dan hampir terjadi serta darurat.
C. Tujuan
D. Keluaran
▪ Tabel POS dan IK yang dibutuhkan untuk menangani kejadian bahaya dan risiko
(Format RPAM-24); dan
▪ Tersedia POS dan IK untuk kondisi normal, insiden dan hampir terjadi, serta
darurat.
E. Metode
▪ Diskusi kelompok;
▪ Diskusi pleno;
▪ Pengumpulan data primer tentang kondisi normal, insiden/kecelakaan, near-
misses, atau kondisi darurat; dan
▪ Pengumpulan data primer dan sekunder terkait pembuatan POS dan IK.
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer);
▪ Diagram alir SPAM;
▪ Tabel penilaian risiko (Format RPAM-14);
▪ Tabel kaji ulang risiko (Format RPAM-15); dan
▪ POS dan IK yang telah dimiliki/dijalankan selama ini.
G. Tahapan Pelaksanaan
2. Mengkaji dan Merevisi (Bila Diperlukan) POS yang Sudah Ada Saat Ini
▪ Daftar risiko yang menjadi prioritas untuk ditangani yang merupakan hasil
dari pelaksanaan modul RPAM sebelumnya (Modul 4 dan 5);
▪ Rencana pemantauan operasional (Modul 6) dan verifikasi (Modul 7);
▪ Peraturan perundangan terkait air minum yang berlaku;
▪ Studi literatur mengenai pengolahan air minum; dan
▪ Sumber daya yang dimiliki oleh penyelenggara SPAM (sumber daya
manusia dan finansial).
4. Menyusun POS
POS disusun untuk setiap tindakan pengendalian. Prosedur manajemen yang
akan dituangkan ke dalam bentuk POS disusun secara detail pada berbagai
kondisi, seperti berikut:
Dokumen POS yang sudah selesai disusun, harus diberikan deskripsi tempat
penyimpanan dokumen (folder/rak). Tim RPAM masing-masing memiliki
salinan/rekaman POS.
Format inventarisasi POS untuk menangani kejadian bahaya dapat dilihat pada
Format RPAM-24.
Prosedur
Kejadian Bahaya Operasional
Pengendalian (Saat
Standar (POS)
Komponen SPAM
Ini/Rencana)
Kode Lokasi
Kode Risiko
Keterangan
Tindakan
Kontaminasi/sesuat
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
u yg berpotensi
Perlu disusun
Penyebab
air (X)
(XYZ)
Ada
(Y)
(Z)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9]
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada tiap komponen diagram alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit Distribusi/Unit Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Nama Komponen SPAM
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/Sesuatu yang Berpotensi Buruk terhadap Kualitas Air
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X Terjadi
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini atau Rencana Perbaikan
Kolom 9 : Isi dengan Tanda Ceklis (√) untuk POS dan IK yang Dibutuhkan Apakah Sudah Ada atau Belum Ada Sehingga
Perlu Disusun
Tabel 3.12 Contoh Prosedur Operasional Standar (POS) dan Instruksi Kerja (IK)
Kategori POS IK
Kategori POS IK
2. Ruang Lingkup
3. Definisi
4. Referensi/Dokumen Terkait
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
b. Identifikasi kebocoran
c. Identifikasi kebocoran fisik/teknis
d. Identifikasi kebocoran nonfisik/admnisitrasi
e. Penanganan kebocoran
f. Penanganan kebocoran fisik/teknis
g. Penanganan kebocoran Nonteknis/Administrasi
h. Pelaporan
7. Lampiran
A. Deskripsi
B. Maksud
C. Tujuan
▪ Menyusun program pendukung yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan RPAM;
▪ Menyusun strategi penyebaran informasi ke dalam (internal) organisasi
penyelenggara SPAM untuk memastikan seluruh informasi terkait RPAM
diketahui semua pihak terkait; dan
▪ Menyusun strategi penyampaian dan pengambilan informasi ke dan/atau dari
pihak luar (eksternal) penyelenggara SPAM.
D. Keluaran
▪ Program pendukung yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan RPAM
pada setiap modul (Format RPAM-25);
▪ Hasil kajian dan revisi (bila dibutuhkan) program yang sudah ada;
E. Metode
▪ Diskusi kelompok; dan
▪ Diskusi pleno.
▪ Ruang dan perlengkapan diskusi (komputer, LCD proyektor, papan dan kertas
plano, spidol warna, isolasi kertas, printer); dan
▪ Hasil pelaksanaan modul-modul RPAM yang telah terlaksana (terutama M5 dan
M8) dan bahan/material terkait dengan komunikasi eksternal.
G. Tahapan Pelaksanaan
2. Mengkaji dan Merevisi Program Pendukung yang Sudah Ada Saat ini
Setiap program pendukung yang saat ini sudah termuat dalam RKAP atau
Rencana Bisnis harus dikaji relevansinya dengan pelaksanaan RPAM. Jika tidak
relevan, Tim RPAM perlu merevisi program pendukung tersebut agar sejalan
dengan prinsip-prinsip RPAM.
aset dan proteksi sumber air baku); dan prosedur konstruksi untuk mencegah
bahaya terhadap keamanan air.
Pengambilan informasi dari pihak eksternal yang dilakukan oleh Tim RPAM
bertujuan untuk:
Komponen SPAM
Kontaminasi/sesautu yg
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya (XYZ
Komponen SPAM (Y)
berpotensi buruk thd
Jadwal pelaksanaan
(Saat Ini/ Rencana)
Kode Lokasi
Kode Risiko
Judul Program
Penyebab (Z)
Pendukung
Aktivitas
Tujuan
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Kode Lokasi (Merujuk Modul 2/singkatan yang telah ditetapkan pada tiap komponen diagram
alir)
Kolom 2 : Isi dengan Kode Risiko yang telah ditetapkan, misal Kode Risiko MAS001
- M yaitu Jenis Kontaminasi (Mikrobiologi/Kimia/Fisik)
- S yaitu Komponen SPAM (Sumber/Intake/Pompa/Transmisi/Unit Produksi/Unit Distribusi/Unit
Pelayanan)
- 001 yaitu Nomor Urut Kejadian Bahaya (001 dst)
Kolom 3 : Isi dengan Nama Komponen SPAM
Kolom 4 : Isi dengan Kontaminasi/Sesuatu yang Berpotensi Buruk Terhadap Kualitas Air
Kolom 5 : Isi dengan Komponen SPAM
Kolom 6 : Isi dengan Penyebab X Terjadi
Kolom 7 : Isi dengan Kejadian Bahaya XYZ
Kolom 8 : Isi dengan Tindakan Pengendalian yang Ada Saat Ini Atau Rencana Perbaikannya
Kolom 9 : Isi dengan Deskripsi Detail Jenis Kegiatan yang Dapat Mendukung Efektivitas Pelaksanaan Tindakan
Pengendalian (Pelatihan, Kalibrasi, Pemeliharaan, Dan Lain-Lain)
Kolom 10 : Isi dengan Tujuan Aktivitas Program Pendukung
Kolom 11 : Isi dengan Judul Program Pendukung
Kolom 12 : Isi dengan Jadwal Pelaksanaan (Bulan/Tahun)
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Daftar Kegiatan
Kolom 2 : Isi dengan Tujuan Masing-Masing Kegiatan
Kolom 3 : Isi dengan Program Pendukung
Petunjuk Pengisian :
Kolom 1 : Isi dengan Informasi yang Akan Disebarkan di Kalangan Internal Penyelenggara SPAM
Kolom 2 : Isi dengan Bentuk Kegiatan Penyampaian Informasi
Kolom 3 : Isi dengan Rencana Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kolom 4 : Isi dengan Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 5 : Isi dengan Penerima dan/atau Sumber Informasi
Kolom 6 : Isi dengan Media yang Akan Digunakan (rapat, mading, selebaran, lembar POS dan IK)
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Informasi yang Didapat atau Disampaikan ke Kalangan Eksternal Penyelenggara SPAM
Kolom 2 : Isi dengan Frekuensi Pembaharuan Informasi (tiap hari, tiap bulan, tiap tahun)
Kolom 3 : Isi dengan Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 4 : Isi dengan Penerima Informasi (pelanggan, media massa, LSM)
Kolom 5 : Isi dengan Media/Cara untuk Menyampaikan atau Mendapatkan Informasi dari Pihak Eksternal
(selebaran, media massa, pengumuman)
A. Deskripsi
Catatan : Tim RPAM harus selalu mencatat atau mendokumentasikan setiap perubahan
selama pelaksanaan dokumen RPAM, khususnya Modul 10.
B. Maksud
C. Tujuan
Untuk mengetahui kondisi terkini RPAM, dan tetap sesuai dengan kebutuhan
penyelenggara SPAM, serta pemangku kepentingan dalam menyediakan air minum
yang aman.
D. Keluaran
E. Metode
G. Tahapan Pelaksanaan
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Hari dan Tanggal Pertemuan
Kolom 2 : Isi dengan Catatan Diskusi Terkait dengan Perubahan-Perubahan dan/atau Kejadian Luar Biasa Yang
Teridentifikasi
Kolom 3 : Isi dengan Rencana Kegiatan untuk Menindaklanjuti Perubahan atau Kejadian Tersebut
Kolom 4 : Isi dengan Nama Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 5 : Isi dengan Rencana Hari dan Tanggal untuk Pertemuan Berikutnya
Lampiran :
Penanggung
Modul Perubahan yang Terjadi Rencana Tindak Lanjut Bukti
jawab
Pendukung
Petunjuk Pengisian:
Kolom 1 : Isi dengan Nomor Modul
Kolom 2 : Isi dengan Perubahan yang Teridentifikasi Sesuai dengan Bahasan Modulnya
Kolom 3 : Isi dengan Rencana Kegiatan yang Perlu Ditindaklanjuti untuk Menangani Perubahan Tersebut
Kolom 4 : Isi dengan Jabatan Penanggung Jawab Kegiatan
Kolom 5 : Isi dengan Daftar Bukti Pendukung Sebagai Lampiran
A. Deskripsi
B. Maksud
C. Tujuan
D. Keluaran
E. Metode
G. Tahapan Pelaksanaan
2. Pada prinsipnya, RPAM ditujukan untuk mereduksi kejadian bahaya dan dampak
risiko terhadap berbagai kondisi, termasuk kondisi insiden, hampir terjadi, serta
darurat. Oleh karena itu, RPAM diperbarui berdasarkan hasil analisis dan evaluasi
terhadap berbagai kondisi tersebut;
DAFTAR PUSTAKA
Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik.
19. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 Tentang Rancangan Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2020 (Lampiran)
20. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma Kota Malang, Dokumentasi Rencana
Pengamanan Air Minum (RPAM) PDAM Tirta Dharma Kota Malang, 2019
21. Rachmawati Sugihhartati Dj., Indonesian Water Safety Plan Manual, World Health Organization (WHO)
Indonesia, 2019.
22. Rachmawati Sugihhartati Dj., Strengthening National Initiatives on Water Safety Plan (WSP)
Implementation. World Health Organization (WHO) Indonesia, Final Report, September 2019.
23. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024
24. Rich, Linvil G. “Unit Process of Sanitary Engineering” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1963
25. Undang Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2015-2025 (Lampiran)
26. USAID IUWASH PLUS Bekerja Sama dengan WHO Indonesia (2021), Peta Jalan Perluasan Penerapan
Rencana Pengamanan Air Minum 2021-2025.
27. World Health Organization (WHO), Guidelines for Drinking-water Quality Third Edition Volume 1
Recommendations, Geneva, 2004, ISBN 92 4 154638, 1997.
28. World Health Organization (WHO), National Systems to Support Drinking-Water, Sanitation and Hygiene:
Global Status Report 2019 Un-Water Global Analysis and Assessment of Sanitation and Drinking-Water
GLAAS 2019 Report. ISBN 978-92-4-151629-7, 2019, Switzerland.
29. World Health Organization (WHO), Virtual Training, Water Safety Planning Introduction to Principles and
Steps, 29 October 2020.
30. World Health Organization (WHO), Principles and Practices of Drinking Water chlorination, A Guide to
Strenghtening Chlorination Practices in Small-to-Medium-Sizes Water Supplies, World Health.
31. World Health Organization (WHO), Capacity Training on Urban Water Safety Planning: Participant’s
Handbook. ISBN 978-92-9022-482-2, World Health Organization Regional Office for South-East Asia, India,
2016.
LAMPIRAN
8 MP008 Kegagalan proses klorinasi Mikrobiologi Unit Klorinasi Gangguan listrik (PLN)
karena matinya pompa
utama akibat tidak adanya
pasokan listrik
9 MP009 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Unit Klorinasi Pompa produksi mati
karena klorinasi terhenti
akibat matinya pompa
produksi
10 MP010 Kontaminasi mikro organisme Mikrobiologi Reservoir (Unit Masuknya kotoran burung
karena masuknya kotoran produksi) karena atap reservoir
hewan ke dalam reservoir bocor saat hujan
akibat atap reservoir bocor
pada saat hujan
11 MP011 Kontaminasi mikrobiologi Mikrobiologi Reservoir (Unit Kurangnya keamanan
karena kurangnya keamanan produksi)
di lokasi reservoir
12 MP012 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Pipa distribusi Masuknya partikel ke
karena masuknya partikel ke (Unit air baku) dalam pipa distribusi yang
dalam pipa distribusi yang bocor ketika kondisi
bocor ketika kondisi tekanan pipa transmisi
tekanan pipa distribusi distribusi rendah
rendah
13 MP013 Mikrobiologi Unit Klorinasi Terjadi pecah / bocor pada
Kontaminasi mikroorganisme pipa dosis klor
karena turunnya kadar sisa
klor akibat terjadi pecah /
bocor pada pipa dosis klor
Unit Distribusi
1 MD001 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Unit distribusi Pemasangan alat dan
saat pemasangan alat dan aksesoris pipa yang tidak
aksesoris pipa yang tidak higienis pada saat
higienis pada saat penyimpanan dan proses
penyimpanan dan proses pemasangan
pemasangan
2 MD002 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Unit distribusi Pipa bocor akibat
karena pipa bocor akibat ketidaksengajaan oleh
ketidaksengajaan oleh pihak pihak lain melakukan
lain melakukan penggalian penggalian
3 MD003 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Reservoir (Unit Pipa dalam drainase
karena pipa dalam drainase distribusi) mengalami tekanan
mengalami tekanan negatif negatif pada saat terjadi
pada saat terjadi kebocoran kebocoran.
4 MD004 Kontaminasi mikro organisme Mikrobiologi Reservoir (Unit Kotoran burung akibat
karena kotoran burung ke distribusi) ventilasi reservoir yang
dalam reservoir akibat terbuka
ventilasi reservoir yang
terbuka
5 MD005 Kontaminan mikrobiologi Mikrobiologi Pipa distribusi Pipa bocor dan sulitnya
masuk ke dalam pipa (Unit Distribusi) mendeteksi
distribusi karena pipa bocor keberadaan/kebocoran
dan sulitnya mendeteksi pipa karena pipa terkubur
keberadaan/kebocoran pipa beton/aspal
karena pipa terkubur
beton/aspal
8 MD008 Masuknya kontaminan Mikrobiologi Pipa distribusi Air valve tidak berfungsi
mikrobiologi ke dalam pipa (Unit Distribusi)
distribusi karena pipa pecah
akibat tidak terbuangnya
udara dari pipa karena air
valve tidak berfungsi
Unit Pelayanan
1 MP001 Terjadinya kontaminasi Mikrobiologi Sambungan Pemotongan pipa SR
mikroorganisme karena rumah (unit
masuknya tanah dan air dari pelayanan)
luar pipa akibat pemotongan
pipa sambungan rumah
2 MP002 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Unit pelayanan Terjadi aliran balik dari
karena terjadi aliran balik dari instalasi pelanggan yang
instalasi pelanggan yang menggunakan sumur
menggunakan sumur
3 MP003 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Unit pelayanan Masuknya air dan kotoran
karena masuknya air dan dari luar saat proses
kotoran dari luar saat proses penertiban letak meter
penertiban letak meter dan dan pindah meter
pindah meter
4 MP004 Kontaminasi mikroorganisme Mikrobiologi Unit pelayanan Masuknya air dan kotoran
karena masuknya air dan dari luar saat pemasangan
kotoran dari luar saat sambungan baru dan buka
pemasangan sambungan kembali
baru dan buka kembali
5 MP005 Kontaminan mikrobiologi ke Mikrobiologi Unit pelayanan Bocornya clamp
dalam pipa karena bocornya saddle akibat
clamp saddle akibat pemasangannya
pemasangannya kurang baik kurang baik
Catatan :
• Kejadian bahaya diatas bersifat fleksibel (disesuaikan dengan kondisi kejadian bahaya yang teridentifikasi
dilapangan)
• Penyelenggara SPAM bisa mengembangkan sendiri kejadian bahaya berdasarkan hasil identifikasi dan analisis di
lapangan
5 KAB005 Kontaminasi kimia karena Kimia Unit air baku Korosi pipa transmisi akibat
terjadi korosi pipa transmisi ph air rendah
akibat ph air rendah di sekitar
sumber
6 KAB006 Kimia Sumur Dalam Lokasi sumur dalam
Terjadinya kontaminasi kimia
(Unit air baku) berdekatan dengan tempat
(material organik) pada sumur
pembuangan sampah akhir
dalam karena adanya resapan
limbah sampah (leachate)
akibat lokasi sumur dalam
berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah akhir
8 KAB008 Kontaminasi kimia air baku di Kimia Intake (Unit Limbah rumah tangga yang
intake karena limbah rumah air baku) terbawa luapan air sungai
tangga yang terbawa luapan
air sungai
9 KAB009 Kontaminasi kimia karena Kimia Intake (Unit Kegiatan manusia/rekreasi di
adanya kegiatan air baku) lokasi intake
manusia/rekreasi di lokasi
intake
10 KAB010 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa transmisi Pengrusakan/sabotase pada
adanya kegiatan (Unit air baku) pipa transmisi
pengrusakan/sabotase pada
pipa transmisi
11 KAB011 Kontaminasi fisik karena Kimia Pipa transmisi Pengrusakan/sabotase pada
adanya kegiatan (Unit air baku) pipa transmisi
pengrusakan/sabotase pada
pipa transmisi
Unit Produksi
1 KP001 Terjadinya over dosing chlorine Kimia Unit Klorinasi Over dosing klorin
yang melampaui batas aman
terhadap Kesehatan
Unit Distribusi
1 KD001 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa distribusi Pengrusakan/sabotase pipa
adanya kegiatan (Unit
pengrusakan/sabotase pada distribusi)
pipa distribusi
2 KD002 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa distribusi Pipa bocor akibat
pipa bocor akibat (Unit ketidaksengajaan oleh pihak
ketidaksengajaan oleh pihak distribusi) lain melakukan penggalian
lain melakukan penggalian
3 KD003 Kontaminasi kimia karena Kimia Pipa distribusi Pipa di dalam drainase
pipa di dalam drainase (Unit mengalami tekanan negatif
mengalami tekanan negatif distribusi) pada saat terjadi kebocoran.
pada saat terjadi kebocoran.
4 KD004 Terjadinya kontaminasi kimia Kimia Pipa distribusi Masuknya tanah dan air dari
karena masuknya tanah dan (Unit luar pipa akibat perbaikan
air dari luar pipa akibat distribusi) pipa pecah
perbaikan pipa pecah
5 KD005 Kontaminan kimia masuk ke Kimia Pipa distribusi Pipa bocor dan sulitnya
dalam pipa distribusi karena (Unit mendeteksi
pipa bocor dan sulitnya Distribusi) keberadaan/kebocoran pipa
mendeteksi karena pipa terkubur
keberadaan/kebocoran pipa beton/aspal
karena pipa terkubur
beton/aspal
6 KD006 Masuknya kontaminan kimia Kimia Pipa distribusi Pipa pecah akibat penentuan
kedalam pipa distribusi (Unit dimensi pipa tidak sesuai
karena pipa pecah akibat Distribusi)
penentuan dimensi pipa tidak
sesuai
Catatan :
• Kejadian bahaya diatas bersifat fleksibel (disesuaikan dengan kondisi kejadian bahaya yang teridentifikasi
dilapangan)
• Penyelenggara SPAM bisa mengembangkan sendiri kejadian bahaya berdasarkan hasil identifikasi dan analisis di
lapangan
2 FAB002 Kontaminasi fisik air baku di Fisik Sungai (Unit Limbah rumah tangga
intake karena limbah rumah air baku)
tangga yang terbawa luapan
air sungai
3 FAB003 Kontaminasi fisik karena Fisik Intake (Unit Adanya kegiatan
adanya kegiatan air baku) manusia/rekreasi di lokasi
manusia/rekreasi di lokasi intake
intake
4 FAB004 Fisik Sumur Dalam Adanya resapan limbah
Terjadinya kekeruhan dan
(Unit air baku) sampah (leachate) karena
perubahan warna pada Sumur
lokasi sumur dalam
Dalam karena adanya resapan
berdekatan dengan tempat
limbah sampah (leachate)
pembuangan sampah akhir
akibat lokasi sumur dalam
berdekatan dengan tempat
pembuangan sampah akhir
5 FAB005 Meningkatnya kekeruhan Fisik Unit air baku Penambangan pasir dan batu
karena adanya penambangan
pasir dan batu di atas area
sumber
6 FAB006 Fisik Intake (Unit Banjir
Kontaminasi fisik pada intake air baku)
karena banjir
7 FAB007 Masuknya sampah ke dalam Fisik Pipa transmisi Bar screen sebelum intake
pipa transmisi karena bar (Unit air baku) rusak
screen sebelum intake rusak
8 FAB008 Terdapatnya endapan lumpur Fisik Pipa transmisi pembuangan lumpur melalui
dalam pipa karena (Unit air baku) blow off tidak dilakukan
pembuangan lumpur dengan rutin dan gate valve
melalui blow off tidak dilakukan tidak berfungsi dengan baik
dengan
rutin dan gate valve tidak
berfungsi dengan baik
9 FAB009 Terdapatnya endapan lumpur Fisik Pipa transmisi Wash out tidak berfungsi
dalam pipa transmisi karena (Unit air baku)
wash out tidak berfungsi
10 FAB010 Masuknya kontaminan fisik ke Fisik Pipa transmisi Air valve tidak berfungsi
dalam pipa transmisi karena (Unit air baku)
pipa pecah akibat tidak
terbuangnya udara dari pipa
karena air valve tidak berfungsi
Unit Produksi
1 FP001 Kontaminasi fisik pada filtrasi Fisik Filtrasi (Unit Tidak akuratnya pembubuhan
ukuran flok terlalu kecil/ringan produksi) bahan kimia (koagulan)
sehingga masuk ke unit filtrasi
akibat tidak akuratnya
pembubuhan bahan kimia
(koagulan)
4 FP004 Terjadinya endapan lumpur Fisik Reservoir Filter tidak berfungsi dengan
di reservoir karena filter (Unit baik
tidak berfungsi dengan baik produksi)
5 FP005 Media pasir filter masuk ke Fisik Reservoir Filter nozzle rusak
reservoir karena filter nozzle (Unit
rusak produksi)
Unit Distribusi
1 FD001 Kontaminasi fisik karena Fisik Unit distribusi Adanya kegiatan
karena adanya kegiatan pengrusakan/sabotase
pengrusakan/ sabotase di pipa
distribusi
2 FD002 Kontaminasi fisik karena pipa Fisik Unit distribusi Pipa di dalam drainase
di dalam drainase mengalami mengalami tekanan negatif
tekanan negatif pada saat pada saat terjadi kebocoran.
terjadi kebocoran.
3 FD003 Kontaminasi fisik karena pipa Fisik Unit distribusi Pipa bocor akibat
bocor akibat ketidaksengajaan ketidaksengajaan oleh pihak
oleh pihak lain melakukan lain melakukan penggalian
penggalian
4 FD004 Terjadinya kontaminasi fisik Fisik Pipa distribusi masuknya tanah dan air dari
karena (Unit luar pipa akibat perbaikan pipa
masuknya tanah dan air dari distribusi) pecah
luar pipa akibat perbaikan pipa
pecah
5 FD005 Masuknya kontaminan ke Fisik Pipa distribusi Pipa pecah akibat water
dalam pipa karena pipa pecah (Unit hammer (karena non return
akibat water hammer (karena distribusi) valve (NRV) dan over speed valve
non return valve (NRV) dan over (OSV) tidak berfungsi dan pipa
speed valve (OSV) tidak sudah tua)
berfungsi dan pipa sudah tua)
6 FD006 Kontaminan fisik masuk ke Fisik Pipa distribusi Pipa bocor dan sulitnya
dalam pipa distribusi karena (Unit mendeteksi
pipa bocor dan sulitnya Distribusi) keberadaan/kebocoran pipa
mendeteksi karena pipa terkubur
keberadaan/kebocoran pipa beton/aspal
karena pipa terkubur
beton/aspal
7 FD007 Masuknya kontaminan fisik ke Fisik Pipa distribusi Pipa pecah akibat penentuan
dalam pipa distribusi karena (Unit dimensi pipa tidak sesuai
pipa Distribusi)
pecah akibat penentuan
dimensi pipa tidak sesuai
8 FD008 Terdapatnya endapan lumpur Fisik Pipa distribusi Wash out tidak berfungsi
dalam pipa distribusi karena (Unit
wash out tidak berfungsi Distribusi)
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Kontaminasi
kimia (X) di
KAB Unit Air Kontaminasi Aktivitas sumber (Y)
CA1 Sungai Kimia 2 4 8 Medium Tidak ada ─ ─ ─ ─ 2 4 8 Medium
001 Baku Kimia Pertanian karena adanya
aktivitas
pertanian (Z)
Kontaminasi
mikroorganis-
me (X) pada
sumur dalam
Koordinasi
Limbah (Y) karena
dengan
sampah adanya
pihak Catatan hasil
MAB Unit Air Kontaminasi (leachate) resapan √
CA6 Sumur dalam Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrim terkait dan koordinasi dan ─ ─ 5 5 25 Ekstrim
012 Baku Mikrobiologi Tempat limbah
kunjungan kunjungan
Pembuangan sampah
lapangan ke lapangan
Akhir Sampah (leachate)
lokasi TPA
dari Tempat
Sampah
Pembuangan
Akhir Sampah
(Z)
kontaminasi
Kimia (X)
pada sumur Koordinasi
dalam (Y) dengan
Limbah
karena adanya pihak
sampah
resapan terkait dan Catatan hasil
KAB Unit Air Kontaminasi (leachate) dari Sangat √ Sangat
CA6 Sumur dalam limbah Kimia 5 4 20 kunjungan koordinasi dan ─ ─ 5 4 20
012 Baku Kimia Tempat TInggi TInggi
sampah lapangan ke kunjungan
Pembuangan
(leachate) lokasi TPA lapangan
Akhir Sampah
dari Tempat Sampah
Pembuangan
Akhir Sampah
(Z)
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
kontaminasi
Fisik (X) pada
Koordinasi
sumur dalam
dengan
(Y) karena
Limbah pihak
adanya
Sampah terkait dan
resapan Catatan hasil
FAB Unit Air Kontaminasi (leachate) kunjungan √
CA6 Sumur dalam limbah Fisik 5 3 15 Tinggi koordinasi dan ─ ─ 5 3 15 Tinggi
012 Baku Fisik Tempat lapangan ke
sampah kunjungan
Pembuangan lokasi TPA
(leachate) dari lapangan
Akhir Sampah Sampah
Tempat
Pembuangan
Akhir Sampah
(Z)
Kontaminasi
kimia karena
terjadi korosi
Pipa (X) di pipa
KAB Unit Air Kontaminasi pH Air Baku Sangat Sangat
BC1 Transmisi Air transmisi air Kimia 5 4 20 Tidak ada ─ ─ ─ ─ 5 4 20
003 Baku Kimia Rendah Tinggi Tinggi
Baku baku (Y)
akibat pH air
baku yang
rendah (Z)
Kontaminasi
fisik (X) di
intake (Y)
FAB Unit Air Kontaminasi Limbah Rumah karena limbah
I1 Intake Fisik 1 3 3 Rendah Tidak ada ─ ─ ─ ─ 2 3 6 Medium
002 Baku Fisik Tangga rumah tangga
yang terbawa
luapan air
sungai (Z)
Kontaminasi
kimiawi (X) di
intake (Y)
Kontaminasi karena limbah
KAB Unit Air Limbah Rumah -
I1 Kimia Intake rumah tangga Kimia 1 4 4 Rendah ─ ─ 2 4 8 Medium
010 Baku Tangga ─ ─
yang terbawa Tidak ada
luapan air
sungai (Z)
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Kontaminasi
mikroorganis
me (X) di
intake (Y)
MAB Unit Air Kontaminasi Limbah Rumah
I1 Intake karena limbah Mikrobiologi 1 5 5 Rendah Tidak ada ─ ─ ─ ─ 2 5 10 Medium
003 Baku Mikrobiologi Tangga
rumah tangga
yang terbawa
luapan air
sungai (Z)
Kontaminasi Melakukan
Tekanan
fisik (X) di penutupan
negatif pada
pipa transmisi valve,
pipa dalam
(Y) karena percepatan
saluran Laporan
tekanan perbaikan
drainase saat perlaksanaan
FT Unit Air Kontaminasi Pipa negatif pada kebocoran
T1 terjadi Fisik 2 3 6 Medium penutupan √ ─ ─ 1 3 3 Rendah
002 Baku Fisik Transmisi pipa dalam pipa, dan
kebocoran valve,
saluran flushing
pipa perbaikan
drainase saat setelah
kebocoran dan
terjadi melakukan
flushing
kebocoran perbaikan
pipa (Z) kebocoran
Kontaminasi Melakukan
kimia (X) di penutupan
pipa transmisi valve,
Tekanan (Y) karena percepatan
Laporan
negatif pada tekanan perbaikan
perlaksanaan
Unit Air Kontaminasi Pipa pipa dalam negatif pada kebocoran
T1 KT003 Kimia 2 4 8 Medium penutupan √ ─ ─ 1 4 4 Rendah
Baku Kimia Transmisi saluran pipa dalam pipa, dan
valve,
drainase saat saluran flushing
perbaikan
terjadi drainase saat setelah
kebocoran dan
kebocoran terjadi melakukan
flushing
pipa kebocoran perbaikan
pipa (Z) kebocoran
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Kontaminasi
Melakukan
Mikrobiologi
penutupan
(X) di pipa
valve,
transmisi (Y) ``
Tekanan percepatan
karena Laporan
negatif pada perbaikan
tekanan perlaksanaan
Unit Air Kontaminasi Pipa pipa dalam kebocoran
T1 MT003 negatif pada Mikrobiologi 2 5 10 Medium penutupan √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Baku Mikrobiologi Transmisi saluran pipa , dan
pipa dalam valve,
drainase saat flushing
saluran perbaikan
terjadi setelah
drainase saat kebocoran dan
kebocoran melakukan
terjadi flushing
pipa perbaikan
kebocoran
kebocoran
pipa (Z)
Pembubuhan
klor tidak Hasil
optimal (X) di pengukuran
unit Klorinasi memperbai sisa klor
Pompa Dosing
(Y) kidan dengan
Unit Kontaminasi Unit sering rusak/
P1 MP007 dikarenakan Mikrobiologi 2 5 10 Medium mengganti chlorine meter ─ √ ─ 2 5 10 Medium
Produksi Mikrobiologi Klorinasi macet karena
pompa dosing bearing atau
umur teknis
sering pompa instrument
rusak/macet RCA di outlet
karena umur klorianator
teknis (Z)
Adanya Hasil
mikroorganis pengukuran
me (X) di unit Melakukan sisa klor di
Unit Kontaminasi Dosis klor klorinasi (Y) pengaturan outlet
P1 MP009 Unit klorinasi Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrim √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Produksi Mikrobiologi rendah karena dosis ulang klorinator
rendah pada dosing klor telah
proses memenuhi
klorinasi (Z) syarat
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
• Hasil pengujian
Terjadinya sisa klor dari
kelebihan proses
dosis klor (X) klorinasi
Melakukan
Kesalahan di reservoir setelah
Unit Kontaminasi Unit Sangat pengaturan
KP001 pengaturan distribusi (Y) Kimia 5 4 20 dilakukan √ ─ ─ 1 4 4 Rendah
P1 Produksi Kimia Klorinasi TInggi ulang dosis
Pompa dosing karena pengaturan
klor
kesalahan ulang di outlet
pengaturan klorinator,
pompa dosing dalam batas
aman
Kegagalan
Hasil
dalam proses
pengukuran
klorinasi (X)
Memeriksa/ sisa klor
Kegagalan di proses
Unit proses pompa dosing mengganti dengan klorine
P1 MP007 dalam proses pengolahan Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrim √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Produksi pengolahan bocor seal yang meter atau
klorinasi (Y)
bocor instrument
dikarenakan
RCA di outlet
pompa dosing
klorinator
bocor (Z)
Melakukan
Kontaminasi
penutupan
mikroorganis
valve,
me (X) di
percepatan
tekanan negatif sistem Hasil
perbaikan
pada saat distribusi (Y) pengukuran
Unit Kontaminasi Sistem kebocoran
D1 MD003 terjadi karena Mikrobiologi 5 5 25 Ekstrim kualitas setelah √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Distribusi Mikrobiologi distribusi pipa, dan
kebocoran tekanan dilakukan
flushing
pipa negatif pada flushing
setelah
saat terjadi
melakukan
kebocoran
perbaikan
pipa (Z)
kebocoran
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Kontaminasi
mikroorganis
me (X) pada
sistem
Penertiban
Aliran balik distribusi (Y)
meter Hasil
dari instalasi karena terjadi
dengan pengawasan
MD Unit Kontaminasi Sistem pelanggan yang aliran balik Sangat
Z1 Mikrobiologi 4 5 20 pemasangan penertiban √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
010 Distribusi Mikrobiologi distribusi terkoneksi dari instalasi Tinggi
check valve, meter sudah
dengan pompa pelanggan
sesuai sesuai standar
sumur yang
standar
terkoneksi
dengan
pompa sumur
(Z)
Melakukan
Kontaminasi
penutupan
Kimia (X) di
valve,
pipa distribusi Hasil
percepatan
(Y) karena pengukuran
Tanah dan air perbaikan
Jaringan masuknya kualitas setelah
KD Unit Kontaminasi masuk saat kebocoran
Z1 Distribusi tanah dan air Kimia 2 4 8 Medium dilakukan √ ─ ─ 1 4 4 Rendah
004 Distribusi kimia perbaikan pipa pipa, dan
Utama dari luar pipa flushing (IK
pecah flushing
akibat flushing
setelah
perbaikan kualitas)
melakukan
pipa pecah
perbaikan
(Z)
kebocoran
Melakukan
Kontaminasi
penutupan
Fisik (X) di
valve,
pipa distribusi Hasil
percepatan
(Y) karena pengukuran
Tanah dan air perbaikan
Jaringan masuknya kualitas setelah
Unit Kontaminasi masuk saat kebocoran
Z1 FD004 Distribusi tanah dan air Fisik 2 3 6 Medium dilakukan √ ─ ─ 1 ─3 ─3 Rendah
Distribusi Fisik perbaikan pipa pipa, dan
Utama dari luar pipa flushing (ik
pecah flushing
akibat flushing
setelah
perbaikan kualitas)
melakukan
pipa pecah
perbaikan
(Z)
kebocoran
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi
Pengendalian Pengendalian Saat Ini
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Keparahan Risiko
Peluang Kejadian
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Komponen/Sub
Risiko
Tingkat Risiko
Tingkat Risiko
Tipe
Kode
Tidak Efektif
Kontaminasi
Skor Risiko
Skor Risiko
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
Bahaya
(XYZ)
(KR)
Efektif
(KR)
(P)
(X)
(Y)
(Z)
(P)
Kontaminasi Melakukan
Mikrobiologi penutupan
(X) di pipa valve,
Hasil
distribusi (Y) percepatan
pengukuran
Tanah dan air karena perbaikan
Jaringan kualitas setelah
Unit Kontaminasi masuk saat masuknya kebocoran
Z1 MD004 Distribusi Mikrobiologi 2 5 10 Medium dilakukan √ ─ ─ 1 5 5 Rendah
Distribusi Mikrobiologi perbaikan pipa tanah dan air pipa, dan
Utama flushing
pecah dari luar pipa flushing
(ik flushing
akibat setelah
kualitas)
perbaikan melakukan
pipa pecah perbaikan
(Z) kebocoran
Kontaminasi
mikroorganis-
me karena
masuknya
kotoran
Atap
Unit Kontaminasi hewan (X) ke
R14 MR009 Reservoir Reservoir Mikrobiologi 3 5 15 Tinggi Tidak ada ─ ─ ─ ─ 3 5 15 Tinggi
Distribusi Mikrobiologi dalam
bocor
reservoir (Y)
akibat atap
reservoir
bocor pada
saat hujan (Z)
Sumber Pembiayaan
Tanpa Pengendalian
Jadwal Pelaksanaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Komponen SPAM
Status Kemajuan
Tingkat Risiko
Pengendalian
Pengendalian
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Tindakan
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Biaya
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Efektif
(Y)
(Z)
( X)
Kontaminasi
Melakukan
kimia (X) di Status: Belum
Unit pengujian
KAB Komtaminasi Aktivitas sumber (Y) 01/11/2019 dilakukan
CA1 Air Sungai Kimia Medium Tidak ada ─ ─ ─ ─ Medium parameter kimia Litbang Rp 1.500.000,- PDAM
001 Kimia Pertanian karena adanya s/d 01/12/2020
Baku dari analisis
aktifitas Bukti : -
laboratorium
pertanian (Z)
Kontaminasi
mikroorganisme
(X) pada sumur
Limbah
dalam (Y)
sampah Koordinasi Melakukan
karena adanya catatan hasil Status: Belum
Unit (leachate) dengan pihak pengujian
MAB Kontaminasi resapan limbah Mikrobio- koordinasi √ 01/11/2019 dilakukan
CA6 Air Sumur dalam Tempat Ekstrim terkait dan ─ ─ Ekstrim parameter Litbang Rp 500.000,- PDAM
012 Mikrobiologi sampah logi dan s/d 01/12/2020
Baku pembuanga kunjungan mikroorganisme
(leachate) kunjungan Bukti: -
n akhir lapangan ke dari analisis
Tempat lapangan
sampah lokasi TPA laboratorium
Pembuangan
Sampah
Akhir Sampah
(Z)
Kontaminasi
Kimia (X) pada
Limbah sumur dalam
Koordinasi
Sampah (Y) karena
dengan pihak catatan hasil Melakukan Status: Belum
Unit (leachate) adanya resapan
KAB Kontaminasi Sangat terkait dan koordinasi √ Sangat pengujian 01/11/2019 dilakukan
CA6 Air Sumur dalam Tempat limbah sampah Kimia ─ ─ Litbang Rp 2.500.000,- PDAM
012 Kimia TInggi kunjungan dan Tinggi parameter Kimia s/d 01/12/2020
Baku Pembuanga (leachate)
lapangan ke kunjungan dari analisis Bukti: -
n Akhir tempat
lokasi TPA lapangan laboratorium
Sampah pembuangan
Sampah
akhir sampah
(Z)
Sumber Pembiayaan
Tanpa Pengendalian
Jadwal Pelaksanaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Komponen SPAM
Status Kemajuan
Tingkat Risiko
Pengendalian
Pengendalian
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Tindakan
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Biaya
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Efektif
(Y)
(Z)
( X)
Kontaminasi
Fisik (X) pada
Limbah sumur dalam
sampah (Y) karena Koordinasi
catatan hasil Melakukan Status: Belum
Unit (leachate) adanya resapan dengan pihak
FAB Kontaminasi koordinasi √ pengujian 01/11/2019 dilakukan
CA6 Air Sumur dalam Tempat limbah sampah Fisik TInggi terkait dan ─ ─ Tinggi Litbang Rp 200.000,- PDAM
012 Fisik dan parameter Fisik s/d 01/12/2020
Baku Pembuangan (leachate) kunjungan
kunjungan dari analisis Bukti: -
Akhir Tempat lapangan ke
lapangan laboratorium
Sampah Pembuangan lokasi TPA
Akhir Sampah Sampah
(Z)
Kontaminasi
Melakukan uji
kimia karena
coba water Asisten
terjadi korosi
Unit Pipa pH air treatment skala Manajer
KAB Kontaminasi (X) di pipa Sangat Sangat Status: Belum
BC1 Air Transmisi baku Kimia Tidak ada ─ ─ ─ ─ mini terkait Pengendalian
003 Kimia transmisi (Y) Tinggi Tinggi 01/01/2019 dilakukan
Baku Air Baku rendah proses stabilisasi Kualitas Air
akibat pH air s/d 31/12/2020 Rp 0,- PDAM
/ netralisasi ph air Baku dan
baku yang Bukti: -
baku Produksi
rendah (Z)
Kontaminasi
Membuat desain
fisik (X) di
dan spesifikasi Status:
intake (Y) Asisten
Unit Limbah teknis untuk Selesai Bukti:
FAB Kontaminasi karena limbah Manajer
I1 Air Intake Rumah Fisik Rendah Tidak ada ─ ─ ─ ─ Medium konstruksi PDAM Dokumen
002 Fisik rumah tangga Pengendalian
Baku Tangga pengamanan 01/10/2018 perancangan
yang terbawa Kualitas Air Rp. 0,-
intake dari luapan s/d 31/12/2019 dan detail
luapan air sungai Baku dan
air sungai spesifikasinya
(Z) Produksi
Kontaminasi
Membuat desain
kimiaw (X) di Status:
dan spesifikasi
intake (Y) Asisten Selesai Bukti:
Unit Limbah teknis untuk
KAB Kontaminasi karena limbah Manajer Dokumen
I1 Air Intake Rumah Kimia Rendah ─ ─ Medium konstruksi PDAM
010 Kimia rumah tangga ─ Pengendalian 01/01/2018 peranca-ngan
Baku Tangga Tidak ada ─ pengamanan Rp. 0,-
yang terbawa Kualitas Air s/d 31/12/2019 dan detail
intake dari luapan
luapan air sungai Baku & spesifikasinya
air sungai
(Z) Produksi
Sumber Pembiayaan
Tanpa Pengendalian
Jadwal Pelaksanaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Komponen SPAM
Status Kemajuan
Tingkat Risiko
Pengendalian
Pengendalian
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Tindakan
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Biaya
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Efektif
(Y)
(Z)
( X)
Kontaminasi
Membuat desain
mikroorganisme Asisten Status:
dan spesifikasi
(X) di intake (Y) Manajer Selesai Bukti:
Unit Limbah teknis untuk
MAB Kontaminasi karena limbah Mikrobio- Pengendalian Dokumen
I1 Air Intake Rumah Rendah Tidak ada ─ ─ ─ ─ Medium konstruksi Rp 180.000.000, PDAM
003 Mikrobiologi rumah tangga logi Kualitas Air 01/01/2018 perancangan
Baku Tangga pengamanan 00
yang terbawa Baku dan s/d 31/12/2019 dan detail
intake dari luapan
luapan air sungai Produksi spesifikasinya
air sungai
(Z)
Pembubuhan Hasil
pompa klor tidak pengukuran
dosing optimal (X) di sisa klor Asisten
Memperbaiki Status: Proses
sering unit Klorinasi dengan Manajer
dan Bukti:
MP Unit Kontaminasi Unit rusak/ (Y) dikarenakan Mikrobio- chlorine Penggantian Pengendalian 01/01/2019
P1 Medium mengganti ─ √ ─ Medium Rp. 50.000.000,- PDAM Dokumentasi
007 Produksi Mikrobiologi Klorinasi macet pompa dosing logi meter atau pompa dosing Kualitas Air s/d 31/12/2020
bearing kemajuan
karena sering instrument Baku dan
pompa proyek
umur rusak/macetl RCA Produksi
teknis karena umur
teknis (Z)
Adanya Hasil
mikroorganisme pengukuran
Penyesuaian Penambahan
(X) di unit sisa klor di Status: Belum
Unit dosing peralatan Supervisor
Unit Kontaminasi Dosis klor klorinasi (Y) Mikrobiol outlet 07/03/2019 dilakukan
MP Klorinasi - klorinasi √ ─ ─ Rendah automatic pengolahan PDAM
P1 Produksi Mikrobiologi rendah karena dosis ogi klorinator s/d 31/12/2020
009 sesuai hasil control dosing air Rp. 0,-
rendah pada telah Bukti: -
analisis klorinasi
proses klorinasi memenuhi
(Z) syarat)
Sumber Pembiayaan
Tanpa Pengendalian
Jadwal Pelaksanaan
Rencana Perbaikan
Penanggung Jawab
Komponen SPAM
Status Kemajuan
Tingkat Risiko
Pengendalian
Pengendalian
Tipe Bahaya
Kode Lokasi
Kode Risiko
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Tindakan
Saat Ini
Tidak Efektif
Kontaminasi
Biaya
Tidak Pasti
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Efektif
(Y)
(Z)
( X)
Kontaminasi Status:
mikroorganisme Selesai Bukti:
karena Hasil
Asisten
masuknya Perbaikan atap perbaikan
Manajer
Atap kotoran hewan reservoir, 01/10/2017 atap
MR Unit Kontaminasi Mikrobio- Pengendalian
R14 Reservoir Reservoir (X) ke dalam TInggi Tidak ada ─ ─ ─ ─ TInggi Menyempur- S/d Rp 50.000.000,- PDAM reservoir,
009 Distribusi Mikrobiologis logi Air baku dan
bocor reservoir (Y) nakan POS/IK 01/10/2018 Dokumen
produksi
akibat atap dan prosedur Instruksi
reservoir bocor pemeliharaan Kerja dan
pada saat hujan reservoir; Prosedur
(Z) Pemeliharaan
Proses Unit Parameter Batas Operasional Batas Waspada Batas Kritis Tindakan Koreksi
Outlet Kekeruhan 0.7 < NTU < 0.8 0.8 < NTU < 0.9 0.9 NTU Pengurasan tangki
Sedimentasi sedimentasi, jika
kekeruhan = 1 NTU
Outlet Filtrasi Kekeruhan 0.3 < NTU < 0.4 0.4 < NTU < 0.5 0,5 NTU Backwash
Outlet Sisa Klor 0.85 mg/L < sisa klor 0.90 mg/l < sisa klor < 0.95 mg/L Sisa klor = 0.95 mg/l Kurangi dosis pembubuhan
clearwell < 0.90 mg/l klor di unit klorinasi, jika
sisa klor > 0.95 mg/l
pH 7.0 < pH < 8.0 a. < pH < 8.5 pH pH=8.5 Injeksi CO2 pada pH > 8.5
pH=6.5 Injeksi kapur pada pH < 6.5
Kekeruhan 3 < NTU < 4 4 < NTU < 5 5 NTU Pengurasan clearwell, jika
kekeruhan > 5 NTU
Sisa klor di titik Sisa Klor 0.4 mg/L < sisa klor 0.3 mg/l < sisa klor < 0.4 mg/l Sisa klor = 0.3 mg/l Tambahkan dosis
yang < 0.5 mg/l pembubuhan klor di unit
ditentukan di klorinasi, jika sisa klor < 0.2
daerah mg/l
distribusi
Sumber: Pelatihan MOT, Bappenas - Kementerian PUPR – Kementerian Kesehatan - IUWASH PLUS – WHO Indonesia, 2021
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi Pemantauan Operasional
Komponen SPAM
menerima laporan
Kode Risiko
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Batas Kritis
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Saat Ini
Tidak Efektif
menganalisis
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
Melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
(XYZ)
Penyebab
Referensi
Dimana
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Kontaminasi
Standar
kimia (X) di
Baku
Unit sumber (Y)
KAB Komtaminasi Aktivitas mutu
CA1 Air Sungai karena Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
001 Kimia Pertanian Kualitas
Baku adanya
Air
aktifitas
Baku
pertanian (Z)
kontaminasi
mikroorganis
me (X) pada
sumur dalam Catatan
Limbah Koordinasi
(Y) karena hasil Melakukan Litbang dan
sampah dengan Kantor Instansi Standar
adanya koordinasi koordinasi Manajer Dinas
Unit (leachate) pihak Koordinasi terkait dan Dinas Baku
MAB Kontaminasi Sumur resapan dan dengan pihak Pengendalian terkait/
CA6 Air Tempat terkait dan √ eksternal dan lokasi terkait/ mutu
─ ─ terkait dan Satu kali Kualitas Air Direksi
012 Mikrobiologi dalam limbah kunjungan kunjungan TPA Sampah Ahli Kualitas
Baku pembuang kunjungan kunjungan ke setahun Baku dan pengelola
sampah lapangan ke lapangan Air
an akhir lapangan lokasi TPA Produksi SPAM
(leachate) lokasi TPA Baku
sampah ke lokasi Sampah
tempat Sampah
TPA
pembuangan
Sampah
sampah akhir
(Z)
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM Kejadian Bahaya Validasi Pemantauan Operasional
menerima laporan
Kode Risiko
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Batas Kritis
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Saat Ini
Tidak Efektif
menganalisis
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
Melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
(XYZ)
Penyebab
Referensi
Dimana
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
kontaminasi
Kimia (X)
pada sumur
Catatan
dalam (Y)
Limbah Koordinasi hasil Melakukan
karena Litbang dan
sampah dengan koordinasi koordinasi Standar
adanya Kantor Instansi Manajer Dinas
Unit (leachate) pihak dan Koordinasi dengan pihak Satu kali Dinas Baku
KAB Kontaminasi Sumur resapan terkait dan Pengendalian terkait/
eksternal dan terkait dan dalam terkait/ mutu
CA6 Air Tempat terkait dan kunjungan √ lokasi Kualitas Air Direksi
012 Kimia dalam limbah kunjungan kunjungan ke setahun Ahli Kualitas
Baku pembuang kunjungan lapangan ke TPA Sampah Baku dan pengelola
sampah lapangan ─ lokasi TPA Air
an akhir lapangan lokasi TPA Produksi SPAM
(leachate) Sampah Baku
sampah ke lokasi Sampah ─
tempat
TPA
pembuangan
Sampah
akhir sampah
(Z)
kontaminasi
Fisik (X) pada
Catatan
sumur dalam
Koordinasi hasil
Limbah (Y) karena
dengan koordinasi Melakukan Litbang dan
sampah adanya Standar
pihak dan Pengujian pengujian Kantor Instansi Manajer Dinas
Unit (leachate) resapan Satu kali Baku
FAB Kontaminasi Sumur pengelola kunjungan parameter parameter terkait dan Pengendalian Dinas terkait/
dalam mutu
CA6 Air Tempat limbah √ mikroorganis mikroorganis lokasi Kualitas Air terkait/ Direksi
012 Fisik dalam dan lapangan ke setahun Kualitas
Baku pembuangan sampah me air baku me oleh TPA Sampah Baku dan Ahli pengelola
kunjungan lokasi TPA Air
akhir (leachate) sumur dalam analis Produksi SPAM
lapangan Sampah Baku
sampah tempat laboratorium
ke lokasi
pembuangan
TPA
akhir sampah
Sampah
(Z)
Kontaminasi
Stand
kimia karena
ar
terjadi korosi
Unit Pipa pH air Baku
KAB Kontaminasi (X) di pipa
BC1 Air Transmisi baku Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ mutu
003 Kimia transmisi (Y)
Baku Air Baku rendah Kualit
akibat pH air
baku yang as Air
rendah (Z) Baku
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM Kejadian Bahaya Validasi Pemantauan Operasional
menerima laporan
Kode Risiko
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Batas Kritis
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Saat Ini
Tidak Efektif
menganalisis
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
Melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
(XYZ)
Penyebab
Referensi
Dimana
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Kontaminasi
fisik (X) di
Standar
intake (Y)
Baku
Unit Limbah karena
FAB Kontaminasi mutu
I1 Air Intake Rumah limbah rumah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
002 Fisik Kualitas
Baku Tangga tangga yang
Air
terbawa
Baku
luapan air
sungai (Z)
Kontaminasi
kimia (X) di
Sampling Hasil Standar
intake (Y)
dan pengujian Baku
Unit Limbah karena
KAB Kontaminasi pengujian parameter mutu
I1 Air Intake Rumah limbah rumah ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
010 Kimia parameter kimia dari Kualitas
Baku Tangga tangga yang
kimia air analisis Air
terbawa
baku laboratorium Baku
luapan air
sungai (Z)
Kontaminasi
mikroorganis
me (X) di Standar
intake (Y) Baku
Unit Limbah
MAB Kontaminasi karena mutu
I1 Air Intake Rumah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─
003 Mikrobiologi limbah rumah Kualitas
Baku Tangga
tangga yang Air
terbawa Baku
luapan air
sungai (Z)
Tindakan Pengendalian
Komponen SPAM Kejadian Bahaya Validasi Pemantauan Operasional
menerima laporan
Kode Risiko
Kode Lokasi
Komponen SPAM
Batas Kritis
Kejadian Bahaya
Komponen/Sub
Saat Ini
Tidak Efektif
menganalisis
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
Melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
(XYZ)
Penyebab
Referensi
Dimana
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Pembubuhan
Pompa klor tidak Hasil Asisten
Dosing optimal (X) pengukuran Manajer
Sering di unit sisa klor Pengendali
Pengukuran Hasil
Unit rusak/mac Klorinasi (Y) Memperbai dengan Setelah an Kualitas
MP Kontaminasi Unit Kondisi sisa dengan RCA Operator Supervisor analisis
P1 Produ et karena karenakan ki dan chlorine ─ √ ─ Outlet perbaikan Air Baku
007 Mikrobiologi Klorinasi chlor atau Pengolahan Pengolaha kebutuh
ksi umur pompa mengganti meter Klorinator pompa dan
chlorine Air n Air an klor
teknis dosing sering bearing atau dosing Produksi
meter
rusak/macet pompa instrument Manajer
karena umur RCA. Produksi
teknis (Z)
Hasil
Adanya Asisten analisis
mikroorganis Hasil Manajer kebutuh
Unit an klor
Unit me (X) di unit Penyesuaian pengukura Pengendali
Produ Memastikan di
Kontaminasi Klorinasi Dosis klor klorinasi (Y) dosis klor n sisa klor Kebutuhan Saat akan an Kualitas
ksi √ ─ ─ hitungan Di masing Operator Supervisor masing
P1 MP009 Mikrobiologi rendah karena dosis sesuai hasil yang telah Klor melakukan Air Baku
kebutuhan masing station Pengolahan Pengolaha masing
rendah pada analisis memenuhi seting dosis dan unit
klor klorinasi Air n Air
proses syarat chlor Produksi klorinas
klorinasi (Z) i
Kontaminasi
mikroorganis
Asisten
me karena
Manajer
masuknya
Pembersihan Pengendali POS/IK
kotoran
Unit Kontaminasi Atap Pemeliharaan /pemeliharaa an Kualitas pemelih
hewan (X) ke sebulan Operator Supervisor
R14 MR009 Distri Mikrobiologi Reservoir Reservoir Tidak ada ─ ─ ─ ─ reservoir n reservoir Reservoir Air Baku araan
dalam sekali Pengolahan Pengolaha
busi s bocor secara dan reservoi
reservoir (Y) Air n Air
berkala ─ Produksi r
akibat atap
Manajer
reservoir
Produksi
bocor pada
saat hujan (Z)
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi Pemantauan Operasional Tindakan Koreksi
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Kode Risiko
Batas Kritis
menerima laporan
menerima laporan
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Seberapa cepat
Komponen/Sub
Tidak Efektif
menganalisis
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
melakukan
Melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Dimana
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Apa
Kontaminasi kimia Penggunaan
(X) di sumber (Y) Standar Baku Pestisida yang
KAB Unit Air Komtaminasi Manajer
CA1 Sungai Pertanian karena adanya Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ mutu Kualitas ramah lingkungan, Humas 1 bulan
001 Baku Kimia Umum
aktifitas pertanian Air Baku oleh Dinas
(Z) Pertanian
Terjadinya
Koordina
kontaminasi
si dengan
mikroorganisme (X) Catatan Melakukan Litbang
pihak Kantor Supervisor
pada sumur dalam hasil koordinasi dan
Tempat terkait Instansi Dinas Laboratorium
(Y) karena adanya koordinasi koordinasi dengan Manajer Standar/ Pemantauan
pembua- dan terkait Instansi terkait dan dan Manajer
MAB Unit Air Kontaminasi Sumur resapan limbah dan eksternal pihak Satu kali pengend Baku mutu kualitas air Analis setiap
CA6 ngan kunjunga ─ ─ dan Terkait Direksi pengendalian
012 Baku Mikrobiologi dalam sampah (leachate) kunjungan dan terkait dan dalam alian Kualitas Air baku Laboratorium bulan
sampah n √ lokasi dan Ahli Pengelola kualtas air
akibat lokasi sumur lapangan ke kunjungan kunjungan setahun Kualitas Baku
akhir lapangan TPASam SPAM baku dan
dalam berdekatan lokasi TPA lapangan ke lokasi Air Baku
ke lokasi pah─ produksi
dengan tempat Sampah TPA dan
TPA
pembuangan sampah Sampah Produksi
Sampah
akhir (Z)
Koordina
si dengan
Terjadinya kontaminasi
pihak
Kimia (X) pada sumur Catatan Melakukan Litbang Supervisor
terkait Kantor
dalam (Y) karena hasil koordinasi dan Laboratorium
Tempat dan Instansi Dinas
adanya resapan limbah koordinasi koordinasi dengan Manajer Pemantauan dan Manajer
pembua- kunjunga terkait Instansi terkait dan Standar Baku
Unit Air Kontaminasi Sumur sampah (leachate) dan eksternal pihak Satu kali pengend kualitas air Analis setiap pengendalian
CA6 KAB012 ngan n ─ ─ dan Terkait Direksi mutu Kualitas
Baku Kimia dalam akibat lokasi sumur kunjungan dan terkait dan dalam alian baku Laboratorium bulan kualtas air
sampah lapangan √ lokasi dan Ahli Pengelola Air Baku
dalam berdekatan lapangan ke kunjungan kunjungan setahun Kualitas baku dan
akhir ke lokasi TPASam SPAM
dengan tempat lokasi TPA lapangan ke lokasi Air Baku produksi
TPA pah─
pembuangan sampah Sampah TPA dan
Sampah
akhir (Z) Sampah Produksi
Terjadinya
Koordina
kontaminasi Fisik
si dengan
(X) pada sumur Catatan Melakukan Litbang
pihak Kantor Supervisor
dalam (Y) karena hasil koordinasi dan
Tempat terkait Instansi Dinas Laboratorium
adanya resapan koordinasi koordinasi dengan Manajer Pemantauan
pembua- dan terkait Instansi terkait dan dan Manajer
Unit Air Kontaminasi Sumur limbah sampah dan eksternal pihak Satu kali pengend Standar Baku kualitas air Analis setiap
CA6 FAB012 ngan kunjunga ─ ─ dan Terkait Direksi pengendalian
Baku Fisik dalam (leachate) akibat kunjungan dan terkait dan dalam alian mutu Kualitas baku Laboratorium bulan
sampah n √ lokasi dan Ahli Pengelola kualtas air
lokasi sumur dalam lapangan ke kunjungan kunjungan setahun Kualitas Air Baku
akhir lapangan TPASam SPAM baku dan
berdekatan dengan lokasi TPA lapangan ke lokasi Air Baku
ke lokasi pah─ produksi
tempat Sampah TPA dan
TPA
pembuangan Sampah Produksi
Sampah
sampah akhir (Z)
Asisten
Kontaminasi kimia Uji coba
Operator Manajer
Pipa karena terjadi korosi Standar Baku Pegoperasian 1
Unit Air Kontaminasi pH air intake air Pengendali
BC1 KAB003 Transmisi (X) di pipa transmisi Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ mutu Kualitas mini water bulan
Baku Kimia rendah baku an Kualitas
Air Baku (Y) akibat pH air baku Air Baku treatment
Air Baku
yang rendah (Z) untuk
dan
stabilisasi/
Produksi
Tindakan Pengendalian
Kejadian Bahaya Validasi Pemantauan Operasional Tindakan Koreksi
Komponen SPAM
Kode Lokasi
Kode Risiko
Batas Kritis
menerima laporan
menerima laporan
Komponen SPAM
Kejadian Bahaya
Saat Ini
Seberapa cepat
Komponen/Sub
Tidak Efektif
menganalisis
Kontaminasi
Tidak Pasti
Bagaimana
melakukan
Melakukan
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
Siapa yang
Penyebab
Referensi
(XYZ)
Dimana
Efektif
Kapan
(X)
(Y)
(Z)
Apa
Apa
netralisasi pH air
baku
Pembuatan
disain intake
dan spesifikasi
Kontaminasi fisik air Manajer
teknis untuk
Limbah baku (X) di intake (Y) Standar Baku Asisten Manajer pengendalian
Unit Air Kontaminasi konstruksi
I1 FAB002 Intake Rumah karena limbah rumah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ mutu Kualitas Pengendalian dan kualitas
Baku Fisik pengamanan 3 bulan
Tangga tangga yang terbawa Air Baku kualitas Air Baku air baku dan
intake dari
luapan air sungai (Z) dan Produksi Produksi
luapan air
sungai
Pembuatan
disain intake
Kontaminsi kimiawi
Sampling dan spesifikasi Manajer
air baku (X) di
dan Hasil pengujian teknis untuk Asisten Manajer pengendalian
Kontaminasi Limbah intake (Y) karena Standar Baku
Unit Air pengujian parameter kimia konstruksi Pengendalian dan kualitas
I1 KAB010 Kimia Intake Rumah limbah rumah ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ mutu Kualitas 3 bulan
Baku paramete dari analisis ─ pengamanan kualitas Air Baku air baku dan
Tangga tangga yang Air Baku
r kimia laboratorium intake dari dan Produksi Produksi
terbawa luapan air
air baku luapan air
sungai (Z)
sungai
Pembuatan
disain intake
Kontaminsi Manajer
dan spesifikasi
mikroorganisme air Asisten Manajer pengendalian
teknis untuk
Limbah baku (X) di intake Standar Baku Pengendalian dan kualitas
Unit Air Kontaminasi konstruksi
I1 MAB003 Intake Rumah (Y) karena limbah Tidak ada ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ ─ mutu Kualitas kualitas Air Baku 3 bulan air baku dan
Baku Mikrobiologi pengamanan
Tangga rumah tangga yang Air Baku dan Produksi Produksi
intake dari
terbawa luapan air
luapan air
sungai (Z)
sungai
10. Contoh Prosedur Operasional Standar (POS) Dan Instruksi Kerja (IK)
10A. POS Kondisi Normal
1. Tujuan
Menjamin Ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengoperasian bangunan penyadap (intake) bebas, meliputi :
a). Mempersiapkan dengan pengaturan pintu air dan mengukur debit;
b). Melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pintu air, mengatur pengaliran
dengan mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c). Mengawasi dengan memonitor kualitas air baku dan ketinggian muka air sungai
di papan duga;
d). Melakukan kegiatan pelaporan.
3. Definisi
a). Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.
g). Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan suatu
sistem/komponen di dalam unit air baku hingga dapat berjalan/ beroperasi
dengan baik.
h). Papan duga
Alat pengamatan ketinggian muka air yang dibuat dari bahan kayu kualitas
kelas 1 atau aluminium atau enamel.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah :
a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan,
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER/04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan;
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008
Tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja;
f). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan, meliputi :
1) mengamati dan mencatat ketinggian muka air pada papanduga;
2) mengatur debit air baku yang masuk ke bangunanpenyadap
(intake) melalui pengaturan pintu air dan katup.
b. Pengoperasian
Tahap pengoperasian, meliputi :
1) mengambil sampel air baku untuk diperiksa di
laboratorium;
2) menghentikan aliran apabila kualitas air tidak bisa diolah diunit produksi;
3) mengatur debit pengambilan air baku sesuai kebutuhan;
4) mengalirkan air baku ke unit produksi;
5) apabila menggunakan sistem perpompaan, maka mengoperasikan pompa
sesuai jumlah dan kapasitasnya, sistem kontrol panel pompa dan kelistrikan
atau genset sebagaimana POS Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal.
c. Pengawasan
Tahap pengawasan, meliputi :
1) memonitor ketinggian air baku;
2) memonitor secara visual kualitas air baku (kekeruhan);
3) mengecek dan memonitor kontrol panel pompa dan genset;
4) membaca dan mencatat aliran air (debit) dan tekanan air pada alat ukur
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan, meliputi :
a. Formulir Pemantauan (FM) tentang Ketinggian Air Baku;
b. Formulir Pemantauan (FM) tentang Kualitas Air Baku SecaraVisual;
c. Formulir Isian (FI) tentang Ketinggian Air Baku;
d. Formulir Isian (FI) tentang Data Debit Air;
e. Formulir Isian (FI) tentang Data Tekanan Air;
f. POS Pengoperasian Mekanikal Dan Elektrikal;
g. IK Pengambilan Sampel Air Baku;
h. IK Pembacaan Meter Air;
i. IK Pengoperasian Katup;
j. IK Pengukuran Debit;
k. IK Pembacaan dan Pencatatan Ketinggian Muka Air;
l. IK Pengoperasian Mekanikal dan Elektrikal Pompa;
m. IK Pengoperasian Panel Kontrol;
n. IK Pembuatan Laporan;
o. IK APAR;
p. IK K3L APD;
q. Laporan Informasi Kualitas Air Baku secara Visual.
Tujuan Menjamin Ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.
Ruang a). Mempersiapkan dengan pengaturan pintu air dan mengukur debit;
Lingkup b). Melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pintu air, mengatur
pengaliran dengan mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c). Mengawasi dengan memonitor kualitas air baku dan ketinggian muka air
sungai di papan duga;
d). Melakukan kegiatan pelaporan.
Referensi a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan,
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER/04/MEN/1980
tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan;
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008
Tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja;
f). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
Peralatan a. Kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kotak yang berisi obat-obatan dan peralatan yang menunjang kegiatan
pertolongan pertama pada kecelakaan yang berisi antara lain perban, obat
merah dan lain-lain;
Instruksi
Kerja
Mulai
Tidak
Ya
Tidak
Y
a
Selesai
Keterangan :
Dibuat Disahkan
Oleh Oleh
Nama Nama
Jabatan Jabatan
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan operasional pada kejadian hamper terjadi (near miss) bangunan penyadap
(intake) bebas, meliputi :
a). Identifikasi kejadian bahaya dalam kondisi hampir terjadi (near miss):
b). Menanggulangi kejadian bahaya untuk kondisi hampir terjadi (near miss);
c). Memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana yang menyebabkan kondisi hampir terjadi (near
miss) kejadian bahaya;
d). Menyusun laporan.
3. Definisi
a). Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.
g). Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan suatu sistem/komponen
di dalam unit air baku hingga dapat berjalan/ beroperasi dengan baik.
h). Hampir terjadi (near miss)
Kejadian yang berpotensi/nyaris menyebabkan bahaya
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi atau dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini adalah :
a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan, meliputi :
1) Menginformasikan adanya kejadian yang hampir terjadi (near miss);
2) Melakukan rapat koordinasi dengan unit terkait;
3) Melakukan evaluasi terhadap timbulnya kejadian yang hampir terjadi (near miss); dan
4) Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk menanggulangi
kejadian hampir terjadi (near miss) tersebut.
d. Perbaikan
Tahap perbaikan, meliputi :
1) Memperbaiki atau mengganti instalasi atau sarana dan prasarana yang rusak
2) Membangun/mengadakan sarana dan prasarana baru jika sarana dan prasarana yang ada
sulit untuk diperbaiki/perlu disediakan.
e. Pelaporan
Tahap pelaporan, meliputi membuat laporan pelaksanaan penanggulangan kejadian
hampir terjadi di intake.
8. Lampiran
I. Lampiran yang diperlukan, meliputi :
a. Formulir Pemantauan (FM) tentang ketinggian muka air;
b. IK Pembuatan Laporan;
c. IK APAR;
d. IK K3L APD;
e. Laporan dari operator air baku (intake);
f. Laporan identifikasi kejadian hampir terjadi (Near miss);
g. Laporan kerusakan sarana dan prasarana;
h. Laporan hasil perbaikan sarana dan prasarana
Eksternal
a). Dinas PUPR Kota/Kabupaten
b). Dinas PUPR Provinsi
c). Dinas Sumber Daya Air Kota/Kabupaten
d). Dinas Sumber Daya Air Provinsi
e). Dewan Pengawas
Tujuan Menjamin Ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.
Ruang a). identifikasi kejadian bahaya dalam kondisi hampir terjadi (near miss):
Lingkup b). Menanggulangi kejadian bahaya untuk kondisi hampir terjadi (near miss);
c). Memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana yang menyebabkan kondisi hampir
terjadi (near miss) kejadian bahaya; dan
d). Menyusun laporan.
Referensi a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air
Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan,
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008
Tentang Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja; dan
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
Peralatan a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Berfungsi untuk penanganan kebakaran jika terjadi kebakaran kecil;
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat pelindung dari kotoran
yang menempel pada pakaian dinas atau pakaian kantor.
d. Rambu-rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.
Petugas Unit Air Baku
Instruksi
Kerja Mulai
Persiapan:
• Menginformasikan adanya kejadian yang hampir terjadi (near miss);
• Melakukan rapat koordinasi dengan unit terkait;
• Melakukan evaluasi terhadap timbulnya kejadian yang hampir terjadi
(near miss); dan
• Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk
menanggulangi kejadian hampir terjadi (near miss) tersebut.
Kerusakan Tidak
alat ?
Ya
A B
A B
Selesai
Keterangan :
Dibuat Disahkan
Oleh Oleh
Nama Nama
Jabatan Jabatan
TANGGAL: 15/10/2021
NO. POS JUDUL POS
REVISI KE: -
Penanggulangan Darurat Untuk Air Baku
HALAMAN:
1. Tujuan
Menanggulangi gangguan pengaliran air baku yang tidak diperkirakan untuk disalurkan ke unit
produksi atau menyiapkan alternatif pasokan air ke konsumen
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan penanggulangan darurat air baku, meliputi :
a). Persiapan penanggulangan darurat air baku;
b). Mengidentifikasi penyebab gangguan air baku;
c). Menanggulangi darurat air baku;
d). Memperbaiki kerusakan sarana dan prasarana yang menyebabkan gangguan air baku;
e). Menyusun laporan
3. Definisi
a). Unit air baku
Sarana pengambilan dan/atau penyedia Air Baku.
c). Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut Air Baku adalah air yang dapat
Berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku
mutu tertentu sebagai Air Baku untuk Air Minum.
e). Pengoperasian
Rangkaian kegiatan mulai dari persiapan hingga pelaksanaan pengoperasian suatu
sistem/komponen di dalam unit air baku hingga dapat berjalan/beroperasi dengan baik.
TANGGAL: 15/10/2021
NO. POS JUDUL POS
REVISI KE: -
Penanggulangan Darurat Untuk Air Baku
HALAMAN:
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja; dan
f). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
Pelindung Diri.
6. Uraian Prosedur
a. Persiapan
Tahap persiapan, meliputi :
1) Menginformasikan adanya gangguan air baku ke bagian terkait:
2) Melakukan rapat koordinasi baik internal maupun eksternal;
3) Menyiapkan peralatan dan bahan perlengkapan yang diperlukan untuk menanggulangi
gangguan air baku.
b. Identifikasi penyebab gangguan air baku
Tahap identifikasi penyebab gangguan air baku, meliputi :
1) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab gangguan air baku apakah karena faktor eksternal
(bencana alam, kerusuhan, politik, konflik air baku, pencemaran air baku dll), atau faktor
internal (kerusakan sistem atau perlengkapan pengambilan dan/atau penyaluran air baku,
pemogokan karyawan dll);
2) mengidentifikasi pengaruh gangguan air baku terhadap kualitas, kuantitas, dan kontinuitas
air baku; dan
3) mengidentifikasi pengaruh gangguan air baku terhadap pelayanan.
TANGGAL: 15/10/2021
NO. POS JUDUL POS
REVISI KE: -
Penanggulangan Darurat Untuk Air Baku
HALAMAN:
perbaikan selesai dilakukan; dan
9) Membuat laporan penanggulangan darurat air baku.
7. Lampiran
I. Lampiran yang diperlukan, meliputi :
a). Formulir Pemantauan (FM) tentang Ketinggian Air Baku;
b). Formulir Pemantauan (FM) tentang Debit Air Baku;
c). Instruksi Kerja K3L APD;
d). Instruksi Kerja K3L APAR;
e). Laporan dari Operator Air Baku;
f). Laporan Identifikasi Masalah;
g). Laporan Analisis Evaluasi Kerusakan;
h). Laporan Analisis Tingkat Kerusakan;
i). Laporan dari Distribusi Cadangan Air;
j). Laporan dari Manajer Keuangan Tentang Pendanaan;
k). Laporan Kerusakan Sarana dan Prasarana; dan
l). Laporan Hasil Perbaikan Sarana dan Prasarana.
Eksternal
a). Dinas PUPR Kota/Kabupaten
b). Dinas PUPR Provinsi
c). Dinas Sumber Daya Air Kota/Kabupaten
d). Dinas Sumber Daya Air Provinsi
e). Dewan Pengawas
Tujuan Menjamin Ketersediaan air baku yang akan dialirkan ke unit produksi.
Ruang a). Mempersiapkan dengan pengaturan pintu air dan mengukur debit;
Lingkup b). Melaksanakan kegiatan dengan mengoperasikan pintu air, mengatur pengaliran dengan
mengoperasikan pompa atau mengatur katup;
c). Mengawasi dengan memonitor kualitas air baku dan ketinggian muka air sungai di papan
duga;
d). Melakukan kegiatan pelaporan.
Referensi a). Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
b). Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan, Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PM PUPR) Nomor
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
d). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER/04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan;
e). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.15/MEN/VIII/2008 Tentang
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di Tempat Kerja;
f). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang
Alat Pelindung Diri.
Peralatan a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Berfungsi untuk penanganan kebakaran jika terjadi kebakaran kecil;
Adapun bentuk dari alat tersebut untuk operator atau teknisi adalah:
1) Safety helmet atau pelindung kepala berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda
yang bisa mengenai kepala secara langsung;
2) Boot shoes atau sepatu boot berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat
yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan dilapisi dengan metal untuk melindungi
kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dan sebagainya;
3) Gloves atau sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja
di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan;
4) Ear plug/ear muff atau penutup telinga berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat
bekerja di tempat yang bising;
5) Rain coat atau jas hujan berfungsi sebagai pelindung dari percikan air saat bekerja
(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat);
6) Wearpack atau pakaian pelindung berfungsi sebagai alat pelindung dari kotoran yang
menempel pada pakaian dinas atau pakaian kantor.
d. Rambu-rambu keselamatan (safety sign) disekitar area kerja.
Instruksi
Mulai
Kerja
Tidak
Ya
B
A
A B
Selesai
Keterangan :
Dibuat Disahkan
Oleh Oleh
Nama Nama
Jabatan Jabatan
Komponen SPAM
Pengendalian
Kode Lokasi
Kode Risiko
Rencana)
Tindakan
(Saat Ini/
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
Kontaminasi
pelaksanaan
Pendukung
Komponen
SPAM (Y)
Program
Aktivitas
Kejadian
Tujuan
Jadwal
Judul
[1] [2] [3] (X)
[4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
CA1 KAB001 Unit Air Kontaminasi Sungai Pertanian Kontaminasi kimia Melakukan Sosialisasi Menjaga kualitas Lokakarya 08
Baku Kimia (X) di sumber (Y) pengujian pestisida ramah air baku dari pengelolaan Januari
karena adanya parameter lingkungan kepada pencemaran kualitas air baku 2022
aktivitas pertanian kimia dari petani sekitar pestisida kimia
(Z) analisis sumber air baku
laboratorium
CA6 MAB012 Unit Air Kontaminasi Sumur dalam Tempat Terjadinya Koordinasi lintas Pengelolaan Rapat koordinasi 18
Baku Mikrobiologi pembuangan kontaminasi Melakukan instansi terkait limbah TPA pengelolaan limbah Januari
sampah akhir mikroorganisme pengujian pengelolaan TPA (leachate) yang TPA 2022
(X) pada sumur parameter sampah efektif untuk
dalam (Y) karena mikroorganisme menjaga kualitas
adanya resapan dari analisis air baku
limbah sampah laboratorium
(leachate) akibat
lokasi sumur
dalam berdekatan
dengan tempat
pembuangan
sampah akhir (Z)
Sosialisasi peduli Memberikan − Pembuatan 01 - 08
Membuat
lingkungan tanpa pengetahuan papan larangan Februari
Kontaminasi fisik desain
membuang kepada membuang 2022
air baku (X) di dan spesifikasi sampah ke sungai masyarakat sampah ke
intake (Y) karena teknis untuk
Unit Air Kontaminasi Limbah Rumah terhadap sungai
I1 FAB002 Intake limbah rumah konstruksi
Baku Fisik Tangga pencemaran − Informasi peduli
tangga yang pengamanan lingkungan lingkungan
terbawa luapan air intake dari
sungai (Z) luapan air melalui media
cetak dan
sungai
elektronik
Komponen SPAM
Pengendalian
Kode Lokasi
Kode Risiko
Rencana)
Tindakan
(Saat Ini/
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
Kontaminasi
pelaksanaan
Pendukung
Komponen
SPAM (Y)
Program
Aktivitas
Kejadian
Tujuan
Jadwal
Judul
(X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
Melakukan uji Pelatihan Meningkatkan Pelatihan operator 29 -30
coba water operator pemahaman instalasi unit Januari
Kontaminasi kimia
treatment pengelolaan netralisasi 2022
karena terjadi
Pipa skala mini instalasi
Unit Air Kontaminasi korosi (X) di pipa
BC1 KAB003 Transmisi Air PH air rendah terkait
Baku Kimia transmisi (Y)
Baku proses
akibat pH air baku
stabilisasi /
yang rendah (Z)
netralisasi ph
air baku
Kegagalan dalam Menjaga kualitas Lelang pengadaan 08
Pengadaan dan
proses klorinasi Pengadaan dan air produksi dan pemasangan Februari
pemasangan
Kegagalan (X) di proses pemasangan automatic klorinasi 2022
Unit proses terganggunya automatic
P1 MP007 dalam proses pengolahan (Y) automatic
Produksi pengolahan pompa dosing klorinasi di
klorinasi dikarenakan klorinasi di semua
semua post
terganggunya post klorinasi
klorinasi
pompa dosing (Z)
Kegagalan dalam Workshop 15 Maret
Meningkatkan
proses klorinasi operator 2022
Penambahan penguasaan
Kesalahan (X) di proses automatic control
Unit Kontaminasi Unit peralatan Pelatihan peralatan
C1 KP001 pengaturan pengolahan (Y) dosing klorinasi
Produksi Kimia Klorinasi automatic operator automatic
Pompa dosing dikarenakan
control dosing control dosing
terganggunya
klorinasi klorinasi
pompa dosing (Z)
Kontaminasi Evaluasi dan 02 April
mikroorganisme penyempurnaan 2022
karena masuknya dokumen IK dan
Pembaharuan
kotoran hewan prosedur
Menyempurnak Menyempurnak IK dan
Unit Kontaminasi Atap Reservoir (X) ke dalam pemeliharaan
R14 MR009 Reservoir an IK dan an IK dan prosedur
Distribusi Mikrobiologis bocor reservoir (Y) reservoir
prosedur prosedur pemeliharaan
akibat atap
pemeliharaan pemeliharaan reservoir
reservoir bocor
reservoir; reservoir;
pada saat hujan
(Z)
Unit Kontaminasi Sambungan Aliran balik Kontaminasi Penertiban Untuk Survey kondisi SR 10 – 20
Z1 MPL010 Pengecekan SR
Pelayanan Mikrobiologi Rumah dari sumur mikroorganisme meter dengan mengetahui dan pemasangan April
Komponen SPAM
Pengendalian
Kode Lokasi
Kode Risiko
Rencana)
Tindakan
(Saat Ini/
Penyebab (Z)
Bahaya (XYZ
Kontaminasi
pelaksanaan
Pendukung
Komponen
SPAM (Y)
Program
Aktivitas
Kejadian
Tujuan
Jadwal
Judul
(X)
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] (8) (9) [10] (11) (12)
pelanggan (X) pada air yang pemasangan potensi bahaya alat 2022
dikonsumsi check valve,
pelanggan (Y) sesuai standar
karena terjadi
aliran balik dari
instalasi pelanggan
yang menggunakan
sumur (Z)